bab ii tinjauan pustaka a. perananeprints.unpam.ac.id/352/2/file 2.pdfmaupun ketaatan terhadap...

29
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peranan Menurut Soekanto (2002:243) peranan adalah aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Sedangkan pengertian peranan (role) menurut komaruddin dalam Divianto (2012:204) adalah: 1. Bagian dari tugas manajemen yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen. 2. Pola penilaian yang diharapkan dapat menyertai suatu status. 3. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata. 4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya. 5. Fungsi dari setiap variabel dalam hubungan sebab akibat. Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa peranan yaitu penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat. B. Auditing Pada umumnya audit merupakan proses pengumpulan bahan bukti serta pengawasan dengan membandingkan kondisi yang ada dengan kriteria yang

Upload: others

Post on 27-Oct-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peranan

Menurut Soekanto (2002:243) peranan adalah aspek dinamis

kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai

dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Sedangkan

pengertian peranan (role) menurut komaruddin dalam Divianto (2012:204)

adalah:

1. Bagian dari tugas manajemen yang harus dilaksanakan seseorang dalam

manajemen.

2. Pola penilaian yang diharapkan dapat menyertai suatu status.

3. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.

4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada

padanya.

5. Fungsi dari setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.

Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa peranan

yaitu penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang

usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai fungsi setiap

variabel dalam hubungan sebab akibat.

B. Auditing

Pada umumnya audit merupakan proses pengumpulan bahan bukti serta

pengawasan dengan membandingkan kondisi yang ada dengan kriteria yang

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

16

sudah ditetapkan. kriteria-kriteria yang telah ditetepkan tersebut digunakan

oleh seorang auditor untuk mengevaluasi informasi yang telah di dapatkan.

1. Pengertian Auditing

Auditing pada prinsipnya merupakan kegiatan yang sangat penting

dalam perusahaan, serta membandingkan kondisi yang ada dengan kriteria

yang telah ditetapkan. melalui kegiatan inilah dapat digunakan oleh auditor

sebagai pedoman untuk melihat performa, kepatuhan dan apabila terjadi

penyimpangan dalam perusahaan tersebut. Menurut Stamp dan Moonitz

yang di terjemahkan oleh Agoes (2009:42) “Audit merupakan pengujian

yang independen, objektif, dan mahir atas seperangkat laporan keuangan

dari suatu perusahaan beserta semua bukti penting yang mendukung. Hal ini

dimaksudkan untuk menyatakan pendapat yang dapat dipercaya dalam

laporan tertulis mengenai apakah laporan keuangan menggambarkan posisi

keuangan perusahaan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum.”

Menurut konrath yang dikutip Agoes (2009:42) “Auditing is a

sistemetic process objectively obtaining and evaluating evidence regarding

assertions about economic actions and events to a certain the degree of

correspondence between those assertions and established criteria and

comunicating the result to interest users.” Berdasarkan definisi diatas, dapat

diartikan bahwa dalam melakukan audit dilakukan tindakan-tindakan

menggumpulkan, mengevaluasi, menentukan, dan melaporkan informasi

yang disajikan oleh perusahaan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

17

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa auditing

merupakan cara yang tepat dan akurat dalam menilai suatu perusahaan

dengan menggunakan indikator-indikator yang tercipta berdasarkan

pemeriksaan yang dilakukan.

2. Jenis-jenis Audit

Menurut Mulyadi (2002:30-32) menyebutkan bahwa, secara umum

audit dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Audit Laporan keuangan (Financial Statement Audit)

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor

independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya

untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan

tersebut.

b. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan

apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu.

c. Audit Operasional (Operational Audit)

Mengevaluasi efesiensi dan efektifitas setiap bagian dari prosedur

operasi organisasi dan metode-metodenya.

Menurut Agoes (2012:11) jenis-jenis audit adalah management

audit, pemeriksaan ketaatan, dan pemeriksaan intern:

a. Manajemen Audit (Operational Audit)

Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,

termasuk kebijakan akuntansi operasional yang telah ditentukan oleh

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

18

manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut

dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.

b. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan

sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang

berlaku, baik yang ditetapkan oleh piahk perusahaan (manajemen, dewan

komisaris) maupun pihak ekstern (pemerintah, Bapepam-LK, Bank

Indonesia, Direktorat Jendral Pajak, dan lain-lain). Pemeriksaan biasa

dilakukan, baik oleh kantor akuntan public maupun bagian internal audit.

c. Pemeriksaan Intern (Internal Audit)

Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan,

baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan,

maupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

berkaitan dengan efisien, efektifitas, dan ekonomis termasuk kedalam

manajemen audit.

B. Audit Kinerja

1. Pengertian Audit Kinerja

Menurut Bastian (2006:274) kinerja adalah gambaran pencapaian

pelaksanaan kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

19

Menurut Robbins dalam Rai (2008:40) kinerja merupakan hasil

evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan

kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Menurut Malan, Fountain, Arrowsmith, dan Lockridge dalam Rai

(2008:41) audit kinerja merupakan suatu proses sistematis dalam

mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif atas kinerja suatu

organisasi, program, fungsi, atau kegiatan. Evaluasi dilakukan beradasarkan

aspek ekonomi dan efisiensi operasi, efektivitas dalam mencapai hasil yang

diinginkan, serta kepatuhan terhadap peraturan, hukum, dan kebijakan yang

terkait. Tujuan evaluasi adalah untk mengetahui tingkat keterkaitan antara

kinerja dan kriteria yang ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya

kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Fungsi audit kinerja adalah

memberikan review independen dari pihak ketiga atas kinerja manajemen

dan menilai apakah kinerja organisasi dapat memenuhi harapan.

Audit kinerja adalah sebuah audit dalam rangkan mendapatkan

gambaran mengenai kinerja sebuah organisasi/perusahan secara

keseluruhan. Audit kinerja adalah pengujian yang obyektif dan sistematis

yang berkaitan dengan program, aktivitas, fungsi, sistem manajemen dan

prosedur melalui assessmen dalam rangka pencapaian target yang ada untuk

mendapatkan keuntungan secara ekonomi, efisiensi dan efektifitas

penggunaan sumber daya yang ada.

Berdasarkan UU No. 15 tahun 2004 dan Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara (SPKN) Audit kinerja adalah audit yang dilakukan secara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

20

objektif dan sistematis terhadap berbagai macam bukti untuk menilai kinerja

entitas yang di audit dalam hal ekonomi, efisien dan efektivitas, dengan

tujaun memperbaiki kinerja dan entitas yang diaudit dan meningkatkan

akuntabilitas publik.

Berdasarkan definisi diatas, audit kinerja merupakan proses yang

sistematis dari evaluasi efektivitas, efisiensi, dan keekonomisan operasi

perusahaan yang dijalankan manajemen dan melaporkan hasilnya terhadap

orang yang tepat dengan rekomendasi untuk perbaikan dalam melakukan

kegiataan operasinnya sesuai dengan tujuannya.

Pengertian efektivitas, ekonomis, dan efisiensi tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Efektivitas dimaksudkan bahwa produk akhir suatu kegiatan operasi

telah mencapai tunjuannya baik ditinjau dari segi kualitas hasil kerja,

kuantitas hasil kerja maupun batas waktu yang ditargetkan.

b. Ekonomis berarti cara penggunaan sesuatu hal secara berhati-hati dan

bijak agar diperoleh hasil yang terbaik.

c. Efisiensi berarti bertindak dengan cara yang dapat meminimalisir

kerugian atau pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau

menghasilkan sesuatu.

2. Tujuan Audit Kinerja

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) menyatakan bahwa

audit kinerja mencangkup tujuan yang luas dan bervariasi, termasuk tujuan

yang berkaitan dengan penilaina hasil dan efektivitas program, ekonomi

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

21

dan efisiensi, pengendalian internal, ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku, serta bagaimana cara untuk

meningkatkan efektivitasnya diantaranya:

a. Kecukupan pengendalian manajemen guna memperoleh keyakinan

yang memadai bahwa pelaksanaan kegiatan pokok akan dilaksanakan

secara ekonomis, dan efisien serta kecukupan prosedur yang digunakan

untuk mengukur dan melaporkan efektivitas pelaksanaa kegiatan/tugas

pokok dan fungsi.

b. Efektivitas pelaksanaan kegiatan serta efisiensi maupun kehematan

penggunaan sumber dana dan sumber daya untuk pelaksanaan kegitan

tersebut.

c. Ketaatan pelaksanaan kegiatan terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

d. Memberikan saran-saran perbaikan atas kelemahan manajemen agar

pengelolaan kegiatan/tugas pokok dan fungsi unit kerja pada tahap

berikutnya dapat dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif.

3. Manfaat Audit Kinerja

Menurut Rai (2008:46) manfaat audit kinerja sebagai berikut:

a. Peningkatan kinerja dapat meningkatkan kinerja suatu entitas yang

diaudit dengan cara sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi permasalahan dan alternatif penyelesaiannya.

Auditor sebagai pihak independen dapat membantu memberikan

suatu pandangan kepada manajemen untuk melihat permasalahan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

22

secara lebih tajam dari sisi operasional. Untuk mendefinisikan

permasalahan permasalahan, auditor dapat melakukan diskusi

dengan orang-orang yang berkecimpung di bidang operasional dan

menginformasikan hal tersebut kepada manajemen.

2) Mengidentifikasi sebab-sebab aktual dari suatu permasalahan yang

dapat diatasi oleh kebijakan manajemen atau tindakan lainnya.

Auditor harus dapat dilakukan untuk mengatasi permaslahan

tersebut. Auditor sebaiknya tidak memberikan rekomendasi atau

usulan perbaikan jika auditor tidak dapat membantu dalam

pelaksanaan rekomendasi tersebut.

3) Mengidentifikasi peluang atau kemungkinan untuk mengatasi

keborosan atau ketidakefisienan. Perlu kita ingat bahwa

pengurangan setiap rupiah jangan sampai mengurangi efisiensi dan

efektivitas dalam pencapaian tujuan. Pengurangan biaya

merupakan elemen yang penting dalam audit kinerja. Namun

demikian, penghematan biaya dapat menyebabkan maslah yang

lebih besar dalam jangka panjang. Biaya harus berada pada suatu

tingkat yang tepat dan jika perlu dilakukan pemotongan biaya.

Keputusan untuk mengurangi biaya ahrus mempertimbangkan

dampaknya terhadap keseluruhan operasi.

4) Mengidentifikasi kriteria untuk menilai pencapaian tujaun

organisasi. Pada beberapa situasi, kriteria yang terkait mungkin

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

23

tidak tersedia, oleh karena itu, auditor dapat membantu manajemen

dalam membangun kriteria tersebut.

5) Melakukan evaluasi atas sistem pengendalian internal. Auditor

harus menentukan apakah mekanisme pelaporan telah menyediakan

informasi tentang efektivitas operasional. Ada beberapa hal yang

harus dipertimabngkan antara lain:

a) Apakah ada perbedaan tingkat detail laporan.

b) Apakah ada informasi yang belum disajikan dalam laporan

c) Apakah indikator kinerja sudah dipertimbangkan dalam

menyusun laporan.

6) Menyediakan jalur komunikasi antar tataran operasional dan

manajemen. Di beberapa organisasi, terdapat perbedaan yang jelas

antara tataran operasional dan manjemen, tetapi ada juga organisasi

yang membedakan secara jelas membedakan secara jelas antara

keduanya.

7) Melaporkan ketidakberesan. Audit kinerja dapat menjadi sarana

untuk menyampaikan kepada manajemen setiap penyimpangan dan

kerugian sehingga dampak yang lebih besar tidak terjadi.

b. Peningkatan akuntabilitas publik

Pada sektor publik, audit kinerja dilakukan untuk meningkatkan

akuntabilitas, berupa perbaikan pertanggungjawaban manajemen kepada

lembaga perwakilan pengembangan bentuk-bentuk laporan akuntabilitas,

perbaikan indikator kinerja. Perbaikan perbandingan kinerja antara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

24

oragnisasi sejenis yang diperiksa serta penyajian informasi yang lebih jelas

dan informatif.

Tanggung jawab pengelolaan program, kegiatan, fungsi, atau

organisa secara ekonomis, efisein, dan efektif terletak pada

manajemen/eksekutif. Selajutnya manajemen, dalam hal ini pemerintah,

bertanggung jawab untuk memberikan laporan kinerja atas pelaksanaan

program, kegiatan, fungsi, atau oraganisasi kegiatan publik.

4. Ruang Lingkup Audit Kinerja

Menurut Rai (2008:107) ruang lingkup audit diantaranya:

a. Penelahaan terhadap sistem pengendalian intern/manajemen kegiatan

satuan kerja apakah telah memenuhi prinsip efektif, efisien, ekonomis

dan tertib.

b. Penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan unit kerja apakah telah

memenuhi prinsip efektif, efisien, ekonomis, dantertib.

c. Penilaian efektivitas dan atau manfaat dari kegiatan tersebut.

d. Audit ketertiban terhadap peraturan perundang-undangan atas

pengelolaan keuangan, prosedur, pengadaan sarana,/prasarana, metode

kerja dan pengelolaan SDM.

e. Monitoring terhadap tindak lanjut hasil hasil audit aparat pengawas

fungsional sebelumnya.

5. Tahap-tahap Audit Kinerja

Struktur audit kinerja terdiri atas tahap pengenalan dan

perencanaan, tahap pengauditan, tahap pelaporan dan tahap

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

25

penindaklanjutan. Pada tahap pengenalan dilakukan survei pendahuluan dan

review sistem pengendalian manajemen. Pekerjaan yang dilakukan pada

survei pendahuluan dan review sistem pengendalian manajemen bertujuan

untuk menghasilkan rencana penelitian yang detail yang dapat membantu

auditor dalam mengukur kinerja dan mengembangkan temuan berdasarkan

perbandingan antara kinerja dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Mardiasmo (2005:197), tahap-tahapan audit terdiri atas :

“1. Tahap pengenalan dan perencanaan (familiarization and planning

phase).

2. Tahap pengauditan (audit phase).

3. Tahap pelaporan (reporting phase).

4. Tahap penindak lanjutan (fllow-up phase).”

Tahap-tahap audit tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap pengenalan dan perencanaan

Tahap pengenalan dan perencanaan terdiri dari dua elemen yaitu

survei pendahuluan dan review sistem pengendalian intern/manajemen.

Pekerjaan yang dilakukan pada masing-masing elemen bertujuan untuk

menghasilkan rencana penelitian (research plan) yang detail yang dapat

membantu auditor dalam mengukur kinerja dan mengembangkan temuan

berdasarkan perbandingan antara kinerja dan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya.

a) Survei Pendahuluan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

26

Pada tahap survei pendahuluan, auditor akan berupaya untuk

memperoleh gambaran yang akurat tentang lingkungan organisasi

yang diaudit, terutama berkaitan dengan struktur dan operasi

organisasi, lingkungan manajemen, kebijakan, standar dan prosedur

kinerja. Deskripsi yang akurat tentang lingkungan organisasi yang

diaudit akan membantu auditor untuk menentukan tujuan audit dan

rencana audit secara detail, memanfaatkan sumber daya yang ada

untuk hal-hal yang sifatnya material, mendesain tugas secara efisien

dan menghindari kesalahan.

b) Review Sistem Pengendalian

Pada tahap review sistem pengendalian, auditor menelaah sistem

pengendalian intern/manajemen dengan tujuan untuk menemukan

kelemahan pengendalian yang signifikan agar menjadi perhatian

manajemen untuk menentukan luas, sifat, dan waktu pekerjaan

pemeriksaan berikutnya.

Prosedur audit yang dilakukan pada tahap review sistem

pengendalian terdiri dari tiga langkah, yaitu:

a) Menganalisis sistem manajemen organisasi.

b) Membandingkannya dengan model yang ada.

c) Mencatat dugaan terhadap ketidakcocokkan/ketidaksesuaian.

b. Tahap Audit

Tahapan dalam audit operasional terdiri dari tiga elemen yaitu :

1) Talaah hasil-hasil program (program results review).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

27

2) Telaah ekonomi dan efisiensi (economy and efficiency review).

3) Telaah kepatuhan (compliance review).

Secara rinci, komponen audit terdiri dari:

a) Identifikasi Lingkungan Manajemen

Auditor harus familiar dengan lingkungan manajemen untuk

memahami keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi organisasi.

Untuk itu, auditor harus mengetahui dengan seksama dan akurat

gambaran menyeluruh organisasi dari perspektif hukum, organisasi,

dan karyawan. Auditor mengumpulkan informasi sehubungan

dengan persyaratan hukum dan kinerja, gambaran organisasi,

sistem informasi dan pengendalian, pemahaman karyawan atas

kebutuhan dan harapan.

b) Perencanaan dan Tujuan

Komponen ini berkaitan dengan review atas proses penetapan

rencana dan tujuan organisasi. Auditor menguji keberadaan tujuan

yang ditetapkan secara jelas dan rencana-rencana untuk mencapai

tujuan tersebut, serta keterkaitan antara aktivitas-aktivitas yang

dilakukan dengan kebutuhan dan organisasi.

c) Struktur Organisasi

Komponen ini berkaitan dengan bagaimana sebuah unit

diatur dan sumber daya dialokasikan untuk mencapai tujuan

organisasi. Struktur organisasi menunjuk pada otoritas formal

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

28

maupun informal dan tanggung jawab yang terkait dengan

organisasi.

d) Kebijakan dan Praktik

Komponen ini mengacu pada kebijakan yang berlaku umum

(kebijakan publik) yang merupakan kesepakatan yang telah

dirumuskan dan diformalkan dalam peraturan atau petunjuk

administratif yang mengacu pada sejumlah aktivitas yang harus

dilaksanakan.

e) Sistem dan Prosedur

Sistem dan prosedur merupakan rangkaian kegiatan atau

aktivitas untuk menelaah struktur pengendalian, efektivitas,

ketepatan, logika dan kebutuhan suatu organisasi. Salah satu contoh

sistem dan prosedur yang biasa digunakan adalah Standard

Operating Procedures yang menjelaskan bagaimana sebuah fungsi

atau tanggung jawab dilaksanakan.

f) Pengendalian dan Metode Pengendalian

Komponen ini berhubungan dengan pengendalian intern

terutama pengendalian akuntansi (accounting control) dan

pengendalian administratif (administrative control). Pengendalian

akuntansi diperlukan untuk menyusun rencana, metode, dan

prosedur organisasi untuk menjaga kekayaan perusahaan dan

reliabilitas data keuangan. Pengendalian administratif terdiri dari

rencana, metode, dan prosedur organisasi yang berfokus pada

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

29

efisiensi operasional, efektivitas organisasi, dan kepatuhan terhadap

kebijakan manajemen serta ketentuan yang berlaku.

g) Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Fisik

Komponen sumber daya manusia dan lingkungan fisik

berkaitan dengan sikap karyawan, dokumentasi tentang berbagai

aktivitas, dan kondisi fisik pekerjaan.

h) Praktik Pengelolaan Staf (staffing practices)

Komponen ini mengacu pada metode dan prosedur yang

digunakan untuk melindungi sumber daya manusia yang digunakan

untuk mencapai tujuan organisasi, metode dan prosedur yang

digunakan untuk mengtur administrasi penggajian, metode dan

prosedur yang digunakan untuk menilai kinerja karyawan,

kebijakan dan prosedur pelatihan karyawan, dan affirmative action

plans, yaitu rencana-rencana tindakan yang disetujui oleh pihak-

pihak tertentu.

i) Analisis fiskal

Analisis fiskal diperlukan untuk menganalisis informasi

keuangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat

digunakan untuk mengindikasikan efisiensi operasi, ekonomis dan

efektivitas unit organisasi yang dievaluasi.

j) Area Khusus Investigasi (special areas of investigation)

Investigasi ini lebih diarahkan pada usaha untuk

mengevaluasi solusi alternatif yang didesain untuk meningkatkan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

30

efektivitas dan efisiensi atau peningkatan nilai ekonomis sebuah

fungsi organisasi.

c. Tahap Pelaporan

Pengorganisasian dan pelaporan temuan-temuan audit secara

tertulis akan membuat hasil pekerjaan yang telah dilakukan menjadi lebih

permanen. Selain itu, laporan tertulis juga sangat penting untuk

akuntabilitas publik. Laporan secara tertulis merupakan sebuah ukuran

yang nyata atas nilai sebuah pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor.

Tanpa memandang sejauh mana profesionalisme dan kemampuan

pemeriksaan yang dimiliki oleh auditor, laporan yang disajikan oleh

auditor merupakan kriteria yang penting bagi kesuksesan atau kegagalan

pekerjaannya.

Ada tiga langkah utama yang penting dalam mengembangkan

laporan audit secara tertulis, yaitu:

1) Persiapan (preparation).

Pada tahap persiapan, auditor mulai mengembangkan temuan-

temuan audit, menggabungkan temuan-temuan tersebut menjadi

sebuah laporan yang koheren dan logis, serta menyiapkan bukti-

bukti pendukung dokumentasi yang diperlukan.

2) Penelaahan (review)

Penelaahan merupakan tahap analisis kritis terhadap laporan

tertulis yang dilakukan oleh staf audit, review dan komentar atas

laporan diberikan oleh pihak manajemen atau auditee.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

31

3) Pengiriman (transmission)

Tahap pengiriman meliputi persiapan tertulis sebuah laporan

yang permanen agar dapat dikirim ke lembaga yang memberi tugas

untuk mengaudit dan kepada auditee.

Hal terpenting dalam sebuah laporan adalah bahwa laporan

tersebut dapat dipahami oleh pihak-pihak yang menerima dan

membutuhkan laporan. Agar dapat menyampaikan hasil audit dengan

baik, auditor harus memastikan siapa yang kompeten untuk menulis

laporan dan siapa para pengguna laporan audit tersebut. Beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam penulisan audit operasional.

1) Laporan audit harus ditulis secara objektif.

2) Auditor tidak boleh terlalu overstate.

3) Informasi yang disajikan harus disertai suatu bukti yang kompeten.

4) Auditor hendaknya menulis laporan secara konstruktif, memberikan

pengakuan terhadap kinerja yang baik maupun kinerja yang buruk.

5) Auditor hendaknya mengakomodasi usaha-usaha yang dilakukan

oleh manajemen untuk memperbaiki kinerjanya.

d. Tahap Penindaklanjutan

Setelah melaksanakan aktivitas-aktivitas utama audit, masih terdapat

aktivitas lain yang perlu dilakukan yaitu tahap penindaklanjutan. Dalam

tahap penindaklanjutan akan melibatkan auditor, auditee, dan pihak lain

yang berkompeten. Tahap penindaklanjutan didesain untuk

memastikan/memberikan pendapat apakah rekomendasi yang diusulkan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

32

auditor sudah diimplementasikan. Prosedur review follow-up dimulai

dengan tahap perencanaan melalui pertemuan dengan pihak manajemen

untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi organisasi dalam

mengimplementasikan rekomendasi auditor. Kemudian auditor

mengumpulkan data-data yang ada dan melakukan analisis terhadap data-

data tersebut untuk kemudian disusun dalam sebuah laporan. Dari sisi

auditor, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap penindaklanjutan

antara lain:

1) Dasar pelaksanaan follow-up.

2) Pelaksanaan review follow-up.

3) Batasan follow-up.

4) Implementasi rekomendasi.

5) Pemeriksaan kembali secara periodik.

C. Tindak Lanjut

1. Pengertian Tindak Lanjut

Menurut Tugiman (2006:72) “Tindak lanjut adalah suatu proses untuk

menentukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari berbagai

tindakan yang dilakukan oleh manajemen terhadap berbagai temuan

pemeriksaan audit yang dilaporkan.” Tindak lanjut berarti sautu aksi atau

tindakan koreksi sebagia lanjutan langkah dalam mencapai perbaikan dan

atau mengemabalikan segalakegiatan pada tujuan yang seharusnya.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

33

2. Tindak Lanjut Hasil Audit

Menurut Akmal (2006:76) “Tindak lanjut hasil pemeriksaan

didefinisikan sebagai suatu proses untuk menentukan kecukupan,

kefektifan dan ketepatan waktu tindakan koreksi yang dilakukan oleh

manajemen (auditee) terhadap rekomendasi dari temuan pemeriksaan yang

dilaporkan, termasuk temuan,-temuan yang berkaitan, yang didapat oleh

pemeriksaan baik intern maupun ekstern.”

Tindak lanjut hasil audit merupakan bagian dari proses pengawasan

yang dimulai dari tahap perencanaan, pengawasan, pelaporan yang

diakhiri dengan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan.

3. Prosedur Tindak Lanjut

Menurut Tugiman (2006:76) prosedur untuk melaksanakan tindak

lanjut adalah sebagai berikut:

a. Memberikan batas waktu yang disediakan bagi manajemen untuk

melaksanakan tindak koreksi.

b. Melakukan evaluasi terhdap laporan tindakan koreksi yang dilakukan

manajemen

c. Melakukan verifikasi terhadap tindakan koreksi.

d. Melakukan pemeriksaan terhdap tindak lanjut jika diperlukan.

e. Untuk tindakan koreksi yang kurang memuaskan dapat melaporkan

pada tingkatan manajemen yang sesuai termasuk risiko yang masih ada

untuk memberikan tambahan sehingga tindakan koreksi menjadi

memuaskan.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

34

4. Tujuan dan Manfaat Tindak Lanjut

Menurut Tugiman (2006:44) tujuan tindak lanjut audit sebagai

berikut:

a. Memastikan bahwa saran/rekomendasi auditor yang dimuat dalam

laporan hasil audit telah dilaksanakan secara memadai, dan tepat waktu

oleh entitas yang diperiksa.

b. Mengetahui perkembangan tindak lanjut/rekomendasi dalam laporan

hasil audit lalu yang masih belum selesai.

c. Memonitor koreksi yang sudah dilakukan manajemen, serta hasil dan

pengaruhnya bagi entitas yang diperiksa.

d. Memastikan bahwa temuan yang diperoleh dalam audit sebelumya

tidak dijumpai lagi dalam audit yang sedang dilaksanakan.

Sedangkan manfaat tindak lanjut rekomendasi audit manajemen

adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar apabila terjadi

ketidakhematan, ketidakefesienan, dan ketidakefektifan dalam

melaksanakan kegiatan operasional dapat segera diperbaiki, sehingga

kegiatan operasional perusahaan tetap mendukung perusahaan dalam

mencapai tujuan utamanya.

D. Sistem Pengendalian Internal

1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2008:319) pengendalian

internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris,

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

35

Manajemen, dan Personil lain entitas yang didesain untuk memberikan

keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan berikut

ini:

a. Keandalan laporan keuangan.

b. Efektivitas dan efisiensi operasi.

c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Sedangkan menurut Mulyadi (2002:180) Pengendalian intern adalah

suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan

personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang

pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (1) Keandalan pelaporan

keuangan, (2) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, (3)

Efektivitas dan efisiensi operasi.

2. Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Sebuah sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan

prosedur yang dirancang agar manajemen mendapatkan keyakinan yang

memadai bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. Seperti yang

telah disinggung pada point 1 diatas, manajemen memiliki tujuan umum

dalam merancang sistem pengendalian internal, sebagai berikut:

a. Keandalan dalam Laporan Keuangan.

Manajemen bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan

bagi para investor, kreditor, dan pengguna lainnya. Manajemen memiliki

tanggung jawab hukum maupun profesional untuk meyakinkan bahwa

informasi disajikan dengan wajar sesuai dengan ketentuan dalam

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

36

pelaporan. Tujuan pengendalian internal yang efektif terhadap laporan

keuangan adalah untuk memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan

ini.

b. Efektivitas dan Efisiensi Operasional Perusahaan.

Pengendalian dalam suatu perusahaan akan mendorong

penggunaan sumber daya perusahaan secara efisien dan efektif untuk

mengoptimalkan sasaran yang dituju perusahaan. Sebuah tujuan penting

atas pengendalian tersebut adalah akurasi informasi keuangan dan

nonkeuangan mengenai kegiatan operasi perusahaan yang akan

digunakan dalam pengambilan keputusan oleh para pengguna laporan.

c. Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan

Perusahaan publik, perusahaan nonpublik, maupun organisasi

nirlaba diharuskan untuk mematuhi beragam ketentuan hukum dan

peraturan. Beberapa peraturan ada yang terkait dengan akuntansi secara

tidak langsung, misalnya perlindungan terhadap lingkungan dan hukum

hak-hak sipil. Sedangkan yang terkait erat dengan akuntansi, misalnya

peraturan pajak penghasilan dan kecurangan.

Manajemen merancang sistem pengendalian internal agar mencapai

ketiga tujuan diatas. Fokus auditor dalam pengauditan atas laporan

keuangan maupun audit atas pengendalian internal terletak pada

pengendalian terhadap keandalan laporan keuangan ditambah beberapa

pengendalian terhadap kegiatan operasional dan kepatuhan terhadap hukum

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

37

dan peraturan yang dapat berdampak secara signifikan pada laporan

keuangan.

3. Komponen Sistem Pengendalian Internal

Committee of Sponsoring Organizations (COSO) mendefinisikan lima

komponen (unsur-unsur) yang saling berhubungan yang akan saling

menunjang pencapaian tujuan perusahaan, komponen tersebut meliputi:

a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian berfungsi sebagai payung bagi keempat

komponen pengendalian internal lainnya. Lingkungan pengendalian

terdiri atas tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap

manajemen puncak, para direktur, dan para pemilik entitas secara

keseluruhan mengenai pengendalian internal serta arti pentingnya bagi

entitas tersebut. Untuk memahami dan menilai lingkungan pengendalian,

auditor perlu mempertimbangkan subkomponen dari lingkungan

pengendalian itu sendiri, yaitu:

1) Integritas dan Nilai-Nilai Etis

Subkomponen ini meliputi tindakan manajemen untuk

mencegah karyawan melakukan tindakan yang tidak jujur, ilegal, atau

tidak etis. Integritas dan nilai-nilai etis ini dituangkan dalam sebuah

standar etika atau kode perilaku.

2) Komitmen pada Kompetensi

Meliputi pertimbangan manajemen tentang persyaratan

kompetensi yang harus dipenuhi bagi pekerjaan tertentu.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

38

3) Partisipasi Dewan Komisaris dan Komite Audit

Dewan komisaris berperan penting dalam memastikan bahwa

manajemen telah mengimplementasikan pengendalian internal dan

proses pelaporan keuangan secara layak. Komite audit juga

bertanggung jawab untuk melakukan komunikasi secara berkelanjutan

dengan auditor internal maupun auditor eksternal, termasuk

menyetujui jasa audit dan nonaudit yang dilakukan para auditor

eksternal.

4) Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen

Manajemen, melalui prinsip dan sikapnyam memberikan isyarat

tertentu bagi para karyawannya mengenai arti penting pengendalian

internal.

5) Struktur Organisasi

Struktur organisasi menunjukkan tingkatan tanggung jawab dan

kewenangan yang ada dalam setiap divisi atau bagian. Dengan

memahami struktur organisasi klien, auditor dapat mempelajari

perihal pengelolaan entitas dan unsur-unsur fungsional bisnis serta

melihat bagaimana pengendalian atas pengelolaan tersebut diterapkan.

6) Kebijakan perihal Sumber Daya Manusia (Karyawan Entitas)

Karena pentingnya sumber daya manusia bagi keberhasilan

sebuah entitas, metode atau kebijakan untuk mengangkat,

mengevaluasi, melatih, mempromosikan, dan memberi kompensasi

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

39

kepada karyawan merupakan bagian yang penting dari pengendalian

internal.

b. Penilaian Risiko

Merupakan proses identifikasi dan analisis resiko yang dapat

menghambat atau berhubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan,

serta menentukan cara bagaimana risiko tersebut ditangani. COSO

mengarahkan kita melakukan identifikasi terhadap risiko internal maupun

eksternal dari aktivitas suatu entity atau individu. Penilaian risiko oleh

manajemen juga harus mencangkup pertimbangan khusus atas risiko

yang dapat muncul dari perubahan kondisi seperti perubahan dalam

lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi yang baru,

restrukturisasi perusahaan, operasi di luar negeri, dan pernyataan

akuntansi.

Tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan

menganalisis risiko-risiko terkait penyusunan laporan keuangan yang

sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor

dapat mengetahui proses penilaian risiko yang dilakukan manajemen

melalui penggunaan kuesioner atau diskusi dengan manajemen terkait

untuk menentukan bagaimana manajemen klien mengidentifikasi risiko-

risiko yang terkait dengan pelaporan keuangan, mengevaluasi signifikan

dan kemungkinan terjadinya risiko tersebut, serta untuk memutuskan

tindakan apa yang harus diambil untuk mengatasi risiko yang muncul.

c. Aktivitas Pengendalian

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

40

Merupakan kebijakan dan prosedur untuk membantu memastikan

bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko telah diambil

guna mencapai tujuan entitas. Kebijakan dan prosedur tersebut terdiri

atas:

1) Pemisahan Tugas.

2) Otorisasi yang Tepat atas Transaksi.

3) Dokumen dan Catatan yang Memadai.

4) Pengendalian Fisik atas Aktiva dan Catatan.

5) Pemeriksaan Independen atau Verifikasi Internal.

d. Informasi dan Komunikasi Akuntansi

Tujuan dari sistem informasi dan komunikasi akuntansi adalah agar

transaksi yang dicatat, diproses, dan dilaporkan telah memenuhi keenam

tujuan audit umum atas transaksi, yaitu:

1) Transaksi yang dicatat memang ada.

2) Transaksi yang ada sudah dicatat.

3) Transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar.

4) Transaksi yang dicatat, diposting dan diikhtisarkan dengan benar.

5) Transaksi diklasifikasi dengan benar.

e. Pemantauan

Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian atas mutu

pengendalian internal secara berkesinambungan (berkala) oleh

manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian telah berjalan

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

41

sebagaimana yang diharapkan, dan dimodifikasi sesuai dengan

perkembangan kondisi yang ada dalam perusahaan.

4. Keterbatasan Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal perusahaan pada umumnya dirancang

untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa aktiva perusahaan telah

diamankan secara tepat dan bahwa catatan akuntansi dapat diandalkan. Pada

dasarnya, konsep jaminan yang memadai ini sangat terkait langsung dengan

asumsi yang mengatakan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membentuk

atau menerapkan prosedur pengendalian seharusnya jangan sampai melebihi

manfaat yang diperkirakan akan timbul atau dihasilkan dari pelaksanaan

prosedur pengendalian tersebut.

E. Piutang

1. Pengertian Piutang

Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang

dan jasa, dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan

dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli. Mengingat piutang merupakan

harta perusahaan yang sangat likuid maka harus dilakukan prosedur yang

wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para debitur sehingga perlu

disusun suatu prosedur yang baik dei memajukan perusahaan.

Menurut Mulyadi (2002:87) piutang merupakan klaim kepada pihak

lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu

satu tahun, atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

42

Menurut Akbar (2004:199) yang dikutip dalam

http://vangaliputra.blogspot.com/2011/05/definisi-piutang.html menyatakan

bahwa “Piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi

lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang kan

datang sebagai akibat kejadian masa lalu.”

Dari uraian definisi diatas dapat disimpulkan bahwa piutang

merupakan hak klaim terhadap perusahaan lain maupun individu, dengan

adanya hakl klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk

uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia

berutang. Piutang usaha menunjukan klaim yang akan dilunasi dengan uang

yang didukung dengan janji tertulis yang timbul dari penjualan barang atau

jasa yang dihasilkan perusahaan.

2. Pengakuan Piutang Usaha

Piutang usaha didukung oleh faktur penjualan atau dokumen lainnya

selain jaminan tertulis formal, dan di dalamnya dimuat jumlah yang

diharapkan dapat tertagih pada tahun setelah tanggal neraca atau dalam

siklus operasi perusahaan.

Piutang usaha hanya diakui ketika kriteria atas pengakuan telah

dipenuhi. Piutang usaha dinilai pada harga pertukaran awal antara

perusahaan dengan pihak ketiga, dikurangi penyesuaian untuk diskon tunai,

retur penjualan, serta penyisihan dan piutang tak tertagih yang mengahsilkan

nilai realisasi bersih, yaitu jumlah kas yang diharapkan akan tertagih.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perananeprints.unpam.ac.id/352/2/File 2.pdfmaupun ketaatan terhadap manajemen yang ditentukan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan audit kinerja yang

43

3. Prosedur Penagihan Piutang

Setelah terjadi piutang maka akan dilakukan penagihan terhadap para

debitur. Penagihannya dilakukan oleh petugas khusus yang ditunjuk untuk

melakukan penagihan piutang yang sering disebut kolektor. Adapun proses

penagihan piutang diantaranya:

a. Bagian piutang menyusun daftar tagihan piutang yang jatuh tempo.

Daftar tersebut akan diserahkan kepada penagih beserta kuitansi

penjualan asli.

b. Kasir melakukan konfirmasi via telepon kepada pelanggan dan

menanyakan kapan proses pembayaran dilakukan. Jika pelunasan

dilakukan maka akan diberikan kuitansi penjualan yang asli yang dicap

lunas.

c. Uang hasil penagihan yang diperoleh akan diserahkan kepada kasir

serta daftar tagihannya.

d. Kasir menghitung uang tagihan dan apabila sudah cocok dengan daftar

tagihan maka daftar tagihan tersebut akan diberikan cap dimana tagihan

tersebut telah diterima oleh kasir.

e. Selanjunya kasir akan menyerahkan daftar tagihan ke bagian piutang

dan akuntansi, penagihan piutang yang diterima pada buku tambahan

dan bagian akuntansi mencatat ke buku kasir dan buku besar.