tinjauan pustaka -...
TRANSCRIPT
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori 2.1.1 Definisi Sanitasi
Kesehatan lingkungan merupakan ilmu kesehatan masyarakat yang
menitik beratkan usaha preventif dengan usaha perbaikan semua faktor
lingkungan agar manusia terhindar dari penyakit dan gangguan kesehatan.
Kesehatan lingkungan adalah karakteristik dari kondisi lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan. Untuk itu kesehatan lingkungan merupakan
salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat.
Istilah kesehatan lingkungan seringkali dikaitkan dengan istilah sanitasi
atau sanitasi lingkungan. Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia diartikan
sebagai pemelihara kesehatan. Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian
semua faktor lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat
menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan
daya tahan hidup manusia.
Sedangkan menurut Chandra (2007), sanitasi adalah bagian dari ilmu
kesehatan lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat
untuk mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya
bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia.
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. (Widyawati dan
yuliarsih, 2002:14).
12
Menurut WHO Sanitasi merupakan suatu usaha untuk mengawasi
beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama
terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan,
dan kelangsungan hidup.
Sedangkan pengertian sanitasi terminal adalah suatu usaha untuk
mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya terminal tersebut
yang mengakibatkan adanya penularan berbagai jenis penyakit, atau
Sanitasi terminal merupakan suatu usaha atau upaya yang dilakukan untuk
menjaga kebersihan tempat-tempat yang sering digunakan untuk menjalankan
aktivitas hidup sehari-hari agar terhindar dari ancaman penyakit yang merugikan
kesehatan (Juli Soemirat, 2005:151).
Fasilitas lingkungan dapat menimbulkan bahaya, tidak saja kecelakaan lalu
lintas tetapi juga penularan penyakit orang yang berada bersama dalam satu
kendaraan. Karena itu kepadatan, ventilasi, kebersihan, perilaku penumpang
selama berada dalam kendaraan (misalnya, tidak merokok), perlu diperhatikan.
Dengan demikian, angkutan dapat pula menyebarkan penyakit dari satu daerah
kedaerah yang lain. Juga serangga dapat ikut serta dan ikut menyebarkan penyakit
lebih jauh lagi. Hal ini dapat berbahaya karena angkutan jaman sekarang sudah
sangat canggih dan dapat mencapai jarak jauh dalam waktu yang singkat. Sebagai
contoh adalah kasus malaria di Eropa yang meningkat jumlahnya, dari 6.400
orang pada tahun 1985 menjadi 7.300 orang pada tahun 1987. Penderita tersebut
tidak pernah mengunjungi daerah yang endemis malaria. Karenanya, dianggap
bahwa vector malaria yang infektiflah yang ikut dengan kendaraan. Oleh karena
13
itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi
perawat atau angkutan apa saja yang datang dari negara endemis malaria.
Penularan penyakit selama perjalanan telah lama dikonstatir orang, yakni
dimulai sejak jaman caravan yang berjalan dari Eropa Barat ke Eropa Timur dan
sebaliknya. Penyakit pest adalah satu penyakit yang terkenal ikut menjalar sesuai
dengan jalannya caravan. Demikian pula dengan penularan Cholera dari Asia ke
Timur Tengah, yang berjalan sesuai dengan perjalan Jemaah haji. Juga kendaraan
dapat membawa serta insekta penyebar penyakit. Misalnya, pinjal pada tikus,
yang banyak ikut dengan perahu dan kapal laut.
pencegahan penularan tadi, setiap kendaraan perlu diperiksa sanitasinya.
Baik itu angkutan darat, laut, maupun udara. Apabila diketahui membawa orang
sakit menular atau vector penyakit, maka kendaraan tadi akan terkena peraturan
karantina. Kualitas lingkungan pelabuhan ataupun tempat pemberhentiaan
kendaraan juga harus memenuhi persayaratan kebersihan. Penyediaan air minum
dan sanitasi, udara, persampahan, dan insidensi penyakit bawaan lingkungan
seperti malaria, harus memenuhi standar internasional, apabila kendaraan
internasional dikehendaki singgah disitu (Soemirat, 2005:152-153).
2.1.2 Manfaat Sanitasi
Beberapa manfaat dapat kita rasakan apabila kita menjaga sanitasi di
lingkungan kita, misalnya:
1. Mencegah penyakit menular
2. Mencegah kecelakaan
3. Mencegah timbulnya bau yang tidak sedap
14
4. Menghindari pencemaran
5. Mengurangi jumlah (persentase) sakit
6. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman. (Widyawati dan yuliarsih,
2002:16).
2.1.3 Sanitasi Terminal
Terminal angkutan darat sangat penting keberadaannya bagi masyarakat.
Karena termasuk tempat umum yang banyak didatangi masyarakat, walau
hanya untuk transit, sanitasi dan kebersihannya harus dijaga. Terminal bus
adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya yang didatangi oleh masyarakat
untuk menunggu, naik, dan turun bus.
Persyaratan yang harus dipenuhi berkaitan dengan sanitasi terminal
angkatan darat , antara lain:
1. Bagian eksterior (luar)
a. Tempat parkir
1) Terdapat tempat parkir kendaraan umum yang bersih
2) Tidak terdapat sampah berserakan, genangan air, dan lain-lain
b. Pembuangan sampah
1) Tersedianya tempat pengumpulan sampah sementara sebelum
dibuang
2) Tempat pengumpulan sampah harus tertutup dan kedap air.
b. Penerangan
Ditempat parkir, pintu masuk dan pintu keluar harus diberi
penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan
15
2. Bagian interior (dalam)
a. Ruang tunggu
1) Ruangan bersih
2) Tempat duduk bersih dan bebas dari kutu busuk
3) Penerangan minimal 10 fc
4) Tersedia bak sampah dan terbuat dari benda yang kedap air
5) Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak licin dan mudah
dibersihkan
b. Jamban dan urinoir
1) Digunakan jamban tipe leger angsa
2) Jamban untuk pria harus terpisah dengan jamban untuk wanita
3) Jumlah jamban 1 buah untuk setiap 1-250 pengunjung pada
suatu saat dengan jumlah minimal 2 buah
4) Urinior bersih, tidak berbau dan memiliki air pembersih yang
memadai
5) Terminal dengan kapasitas minimal 250 pengunjung harus
memiliki 1 urinoir
6) Jika pengunjung meningkat menjadi 500 orang, urinoir
ditambah 1.
c. Tempat cuci tangan
Tersedia minimal 1 buah tempat cuci tangan untuk umum yang
dilengkapi dengan sabun dan serbet.
16
d. Pembuangan air hujan dan air kotor
Memiliki sistem pembungan yang baik, terhubung dengan saluran
umum atau dengan septic tank sendiri (untuk pembuangan air
kotor)
e. Pemadam kebakaran
Tersedia alat pemadam kebakaran yang dapat dilihat dan dicapai
dengan mudah oleh umum. Pada saat ini harus terdapat cara
penggunaannya.
f. Kotak P3K
Tersedia kotak P3K minimal 1 buah yang berisi obat-obatan
lengkap untuk P3K.
g. Sirkulasi udara
Sirkulasi dalam bus harus baik dan tidak terdapat sudut-sudut
ruangan yang mengakibatkan udara berhenti.
h. Pengeras suara
Terdapat alat pengeras suara yang dapat dipergunakan untuk
memberikan keterangan kebersihan (Candra, 2007:182-184)
2.1.4 Definisi Terminal
Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk dan
keluar dari sistem yang merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem
transportasi. Penanganan terhadap operasional terminal harus dilakukan secara
menyeluruh karena terminal ini merupakan prasarana yang memerlukan biaya
17
yang cukup tinggi serta merupakan titik dimana congestion (kemacetan) mungkin
terjadi (Morlok, 1978).
Terminal bus adalah tempat umum terdiri dari pelataran/landasan terbuka
dan sejumlah bangunan permanen,semi permanen di mana terdapet perpaduan
kegiatan usaha jasa pelayanan penumpang dan atau barang dengan kendaraan bus
atau angkutan umum (Persilia, 2011).
Peningkatan kualitas dan penyediaan sarana transportasi yang memadai
merupakan faktor yang perlu diperhatikan guna mengatakan peningkatan
kebutuhan masyarakat akan masalah transportasi. Masalah angkutan umum tidak
terlepas juga dari masalah prasarana pendukungnya, yaitu terminal. Menurut UU
Nomor 14 Tahun 1992 tetang Lalu Lintas Angkutan jalan yang dikuatkan dengan
Keputusan Menteri perhubungan Nomor KM 68 Tahun 1993 tentag
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum pengertian
terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan
menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul
jaringan transportasi.
Sedangkan menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia no 41 tahun
1993, terminal adalah sarana transportasi untuk keperluan memuat dan
menurunkan orang atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan
kendaraan umum yang merupakan satu simpul jaringan transportasi (Pramono dan
Suprapto, 2006).
18
Terminal Bis adalah tempat sekumpulan bis mengakhiri dan mengawali
lintasan operasionalnya. Dengan mengacu pada definisi tersebut, maka pada
bangunan terminal penumpang dapat mengakhiri perjalanannya, atau memulai
perjalananya atau juga dapat menyambung perjalanannya dengan mengganti
(transfer) lintasan bis lainnya. Di lain pihak, bagi pengemudi bis, maka bangunan
terminal adalah tempat untuk memulai perjalanannya, mengakhiri perjalannya dan
juga sebagai tempat bagi kendaraan beristirahat sejenak, yang selanjutnya dapat
digunakan juga kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun pengecekan
mesin (Fauzi, 2012).
Ditinjau dari sistem jaringan rute secara keseluruhan, maka terminal bis
merupakan simpul utama dalam jaringan, yang dalam jaringan ini sekumpulan
lintasan rute bertemu. Dengan demikian, terminal bis merupakan komponen
utama dari jaringan yang mempunyai peran yang cukup signifikan. Karena
kelancaran yang ada pada terminal akan mempengaruhi efisiensi dan efektifitas
sistem angkutan umum secara keseluruhan.
Walaupun terminal ini mempunyai fungsi yang penting pada semua
teknologi transportasi, tingkat pengetahuan dari karakteristik-karakteristik operasi
dan petunjuk desain berbeda-beda pada terminal yang berlainan jenis (Fauzi,
2012).
2.1.5 Analisa Terminal
Terminal dapat dianggap sebagai alat untuk memproses muatan dan
penumpang dan lain-lain dari system transportasi yang akan mengangkut lalu
lintas. Dalam proses tersebut, terminal melakukan berbagai fungsi seperti memuat
19
penumpang atau barang ke dalam kendaraan dan sebagainya. Proses ini
memerlukan prosedur untuk mengatur operasi dan untuk menjamin bahwa semua
fungsi dilakukan dengan cara yang sesuai dan urutan yang benar (Morlok, 1978).
Suatu cara untuk menerangkan dan mengerti mengenai terminal yaitu
melalui bagan alir proses. Bagan yang paling sederhana hanya menunjukkan
terminal sebagai satu-satunya pusat kegiatan.
Gambar 2.1 Bagan Alir Proses Sederhana Sistem Transportasi (Morlok, 1978)
Disamping berguna untuk menerangkan karakteristik terminal, bagan alir proses
juga merupakan alat yang sangat membantu untuk mengevaluasi alternatif-
alternatif desain dan rencana operasional.
2.1.6 Fungsi Terminal
Secara umum, fungsi dari terminal sebagaimana dijelaskan oleh Morlok
(1978) adalah sebagai berikut :
1. Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan transpor (atau pita
transpor, rangkaian pipa, dan sebagainya) serta
membongkar/menurunkannya. Memindahkan dari satu kendaraan ke
kendaraan lain.
Masukan Alat Proses Keluaran
Penumpang/ Barang
Terminal
20
2. Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu
berangkat. Kemungkinan untuk memproses barang, membungkus
untuk diangkut. Menyediakan kenyamanan penumpang (misalnya
pelayanan makan dan sebagainya).
3. Menyiapkan dokumentasi perjalanan. Menimbang muatan,
menyiapkan rekening dan memilih rute. Menjual tiket penumpang,
memeriksa pesanan tempat.
4. Menyimpan kendaraan (dan komponen lainnya), memelihara dan
menentukan tugas selanjutnya.
5. Mengumpulkan penumpang dan barang di dalam grup-grup berukuran
ekonomis untuk diangkut (misalnya untuk memenuhi kereta api atau
pesawat udara) dan menurunkan mereka sesudah tiba di tempat tujuan
(Morlok, 1978).
Fungsi terminal adalah sebagai pelayanan umum antara lain berupa tempat
untuk naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang, untuk mengendalikan
lalu lintas dan angkutan kendaraan umum, serta sebagai tempat perpindahan intra
dan antar moda transportasi (Budi D.Sinulingga, 2005:182).
2.1.7 Fungsi Angkutan jalan
Fungsi angkutan jalan dapat ditinjau dari tiga unsur, yaitu:
1. Fungsi terminal bagi penumpang
adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari
satu moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas informasi dan fasilitas
pribadi.
21
2. Fungsi terminal bagi pemerintah
adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas dan angkutan
serta menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan
sebagai pengendali kendaraan umum.
3. Fungsi terminal bagi operator / pengusaha
adalah untuk pengaturan operasi bus dan sebagai fasilitas pangkalan
(Pramono dan Suprapto, 2006:12-13).
2.1.8 Fungsi Terminal Berdasarkan Komponen - komponen Yang
Berinteraksi Didalamnya
Fungsi terminal berdasarkan komponen-komponen yang berinteraksi
didalamnya, adalah sebagai berikut :
1. Moda Angkutan Umum
Dilihat dari lintasan rutenya, moda angkutan umum (misal bus) datang di
terminal, kemudian menurunkan penumpang-penumpangnya. Setelah
menunggu beberapa lama (tergantung pada jadwal), selanjutnya bus
menaikkan penumpangnya untuk selanjutnya pergi kembali menelusuri
lintasan rutenya. Terkadang dengan alasan tertentu, bus terpaksa harus
memperbaiki atau dilakukan perawatan kecil, seperti penggantian ban,
mengganti busi ataupun penyetelan mesin. Untuk bus-bus yang harus
berangkat dari terminal dipagi hari, maka bus harus menginap ditempat
penyimpanan khusus. Dengan demikian, bagi bus fungsi terminal adalah:
a. Sebagai tempat bus menurunkan penumpang,
b. Sebagai tempat bus menaikkan penumpang,
22
c. Sebagai tempat bus mendapatkan perawatan kecil, dan
d. Sebagai tempat bus dapat disimpan untuk sementara
2. Penumpang
Kegiatan di terminal dimulai dengan datangnya penumpang, baik datang
dengan bus ataupun datang dengan sarana lainnya. Sesampainya di terminal,
maka penumpang turun dari bus. Jika ingin meneruskan perjalanannya maka
penumpang tersebut harus berganti bus dengan lintasan rute yang sesuai
dengan arah perjalanannya. Sedangkan jika penumpang ingin berpindah pada
lintasan rute yang lain, maka harus membeli tiket dan menunggu kedatangan
bus yang diperlukan terlebih dulu.
Setelah bus yang dinanti datang, calon penumpang dapat naik bus dan
meninggalkan terminal. Dengan demikian fungsi terminal bagi seorang
penumpang adalah:
a. Sebagai tempat penumpang turun dan mengakhiri perjalanan,
b. Sebagai tempat penumpang dapat berganti lintasan rute (transfer),
c. Sebagai tempat penumpang menunggu bus yang akan dinaikinya,
d. Sebagai tempat penumpang naik bus, dan
e. Sebagai tempat penumpang berganti dengan moda lainnya menuju tujuan
akhir perjalanannya.
3. Kiss & Ride
Bagi calon penumpang yang diantar (kiss & ride) dengan kendaraan oleh
orang lain, maka ketika sampai di terminal, calon penumpang segera turun
untuk segera membeli tiket sesuai dengan lintasan rute dan arah yang dituju.
23
Selanjutnya calon penumpang menuju ke platform dimana bus yang dimaksud
berada, dan menunggu beberapa saat sampai bus dimaksud datang. kemudian
naik bus dan bersama bus meninggalkan terminal. Dengan demikian, bagi
calon penumpang tipe kiss & ride, fungsi terminal adalah:
a. Sebagai tempat calon penumpang turun dari kendaraan pengantar,
b. Sebagai tempat kendaraan pengantar datang dan langsung pergi,
c. Sebagai tempat beli tiket,
d. Sebagai tempat dia harus menunggu, dan
e. Sebagai tempat dia naik bus dan memenuhi perjalanannya
4. Park & Ride
Bagi calon penumpang yang membawa kendaraan sendiri ke terminal (park &
ride), maka pada saat di terminal dia memarkir kendaraannya dan masuk ke
terminal untuk membeli tiket, sesuai dengan lintasan rute dan tujuannya.
Selanjutnya menuju ke platform yakni tempat dimana bus yang dimaksud
berada, dan menunggu beberapa saat sampai bus yang dimaksud datang.
Kemudian naik bus dan bersama bus pergi dari teminal.
Dengan demikian, bagi calon penumpang tipe park & ride, fungsi terminal
adalah:
a. Sebagai tempat kendaraannya dapat diparkir selama melakukan
perjalanan,
b. Sebagai tempat beli tiket,
c. Sebagai tempat dia harus menunggu,
d. Sebagai tempat naik bus dan memulai perjalannya , dan
24
e. Sebagai tempat dia turun dan mengakhiri perjalannya dengan bus untuk
kemudian menggunakan kendaraan yang diparkir untuk pulang ke rumah.
5. Pejalan Kaki
Bagi seorang pejalan kaki yang ingin menggunakan bus untuk perjalanannya,
dia harus datang ke terminal dengan berjalan kaki. sesampainya di terminal
kemudian membeli tiket, sesuai dengan lintasan rute dan tujuannya.
Selanjutnya menuju ke platform yakni tempat dimana bus yang dimaksud
berada, dan menunggu beberapa saat sampai bus yang dimaksud. Kemudian
naik bus dan bersama bus pergi dari terminal. Dengan demikian, bagi calon
penumpang pejalan kaki, fungsi terminal adalah:
a. Sebagai tempat beli tiket,
b. Sebagai tempat untuk menunggu,
c. Sebagai tempat untuk naik bus dan memulai perjalanannya, dan
d. Sebagai tempat untuk mengakhiri perjalannya dengan bus (Pramono dan
Suprapto, 2006:13-15).
2.1.9 Klasifikasi Terminal
Terminal pada dasarnya dapat digolongkan atau diklasifikasikan menjadi
beberapa bagian, diantaranya:
1. Berdasarkan Banyaknya Lintasan Rute Yang Dilayani
Terminal bus dapat dibedakan menjadi tiga (3) kelompok, yaitu:
1) Terminal Primer
Terminal bus primer didefinisikan sebagai terminal bus utama yang
mampu melayani lebih dari lima belas (15) lintasan rute ditinjau dari
25
sistem jaringan rute secara keseluruhan, maka lokasi primer ini akan
terletak di daerah pusat kota kegiatan. Kalaupun terminal bis primer ini
terletak dipinggir kota, maka terminal yang bersangkutan tidak hanya
melayani lintasan bus dalam kota tetapi juga lintasan bus antar kota.
2) Terminal Sekunder
Terminal sekunder bisanya merupakan simpul jaringan rute angkutan
umum yang menghubungkan beberapa lintasan utama (truk routers atau
principle routes) dengan beberapa lintasan rute sekunder atau lokal.
Selanjutnya ditinjau dari jumlah lintasan rute yang dilayani adalah sekitar
lima sampai lima belas lintasan rute.
3) Terminal Bus Tersier
Terminal bus tersier merupakan terminal bus terkecil yang ada. Bisanya
jumlah lintasan rute yang dilayani di bawah lima, yaitu satu lintasan utama
dan dua atau lebih lintasan rute. Lintasan rute utama yang dilayani bisanya
merupakan lintasan rute yang menghubungkan terminal dengan kota
(Pramono dan Suprapto, 2006:17).
2. Berdasarkan Kapasitasnya
Terminal berdasarkan kapasitasnya dapat dibedakan menjadi :
1) Terminal Utama
Yaitu tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa angkut)
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
26
Berfungsi sebagai alat pengatur dan penyalur angkutan yang bersifat
melayani angkutan barang dan penumpang jarak jauh dengan volume
tinggi.
2) Terminal Madya
Yaitu tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa angkut)
dengan ciri sebagai berikut:
Berfungsi sebagai pengatur dan penyalur angkutan yang bersifat melayani
arus barang atau penumpang untuk jarak sedang dan volume sedang pula.
3) Terminal Cabang
Yaitu terputusnya arus penumpang dan barang dengan ciri sebagai berikut:
Berfungsi sebagai pengatur dan penyalur angkutan yang bersifat melayani
arus barang dan penumpang jarak pendek dengan volume kecil atau sedikit
(Pramono dan Suprapto, 2006:17-18).
3. Berdasarkan Jenis Angkutan`
Terminal berdasarkan jenis angkutannya dibedakan menjadi
1) Terminal Penumpang
Yaitu terminal yang digunakan untuk menurunkan dan menaikkan
penumpang. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Jumlah kendaraan persatuan unit,
b. Lama waktu masing-masing kendaraan boleh berada di terminal, dan
c. Fasilitas pelayanan yang ada.
27
2) Terminal Barang
Yaitu terminal untuk bongkar muat barang atau pemindahan barang dari
moda transportasi satu ke moda transportasi lainnya. Faktor-faktor yang
perlu diperhatikan, adalah sebagai berikut:
a. Jenis barang yang menggunakan jasa fasilitas terminal, dan
b. Jenis kendaraan yang masuk terminal untuk bongkar muat barang.
3) Terminal Khusus
Yaitu suatu terminal yang dipengaruhi oleh sifat-sifat barang yang
diangkut.
4) Terminal Truk
Terminal untuk kendaraan truk yang dinyatakan dalam jumlah truk yang
dapat di parkir dalam satuan waktu dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sebagai tempat istirahat pengemudi truk setelah arus menerus
mengemudi dan berkapasitas 25 kendaraan perjam, dan
b. Sebagai tempat menunggu sebelum kendaraan truk diperbolehkan
masuk ke jalan-jalan kota (Pramono dan Suprapto, 2006:18-19).
4. Berdasarkan Tipenya
Terminal berdasarkan tipenya dibedakan menjadi:
1) Terminal Tipe A
Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar propinsi atau
angkutan lintas batas Negara, angkutan kota dalam propinsi, angkutan kota
dan angkutan pedesaan.
28
2) Terminal Tipe B
Berfungsi melayani kendaraan untuk angkutan antar kota dalam propinsi
dan angkutan pedesaan.
3) Terminal Tipe C
Berfungsi untuk melayani angkutan umum desa (Persilia, 2012)
2.1.10 Persyaratan Lokasi Terminal
Penentuan lokasi terminal penumpang harus memperhatikan :
a. Rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari rencana
umum jaringan transportasi jalan,
b. Rencana umum tata ruang transportasi darat, kondisi topografi
terminal, dan kelestarian terminal,
c. Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan disekitar terminal, dan
d. Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda.
Persyaratan lokasi terminal tipe A (pasal 11 keputusan Menteri
Perhubungan no. 31 tahun 1995) adalah sebagai berikut:
1. Terletak di ibu kota propinsi, kotamadya, atau kabupaten dalam
jaringan trayek antar propinsi dan atau lalu lintas batas negara,
2. Terletak pada jalan alteri sekurang-kurangnya kelas IIIA,
3. Jarak antar dua terminal penumpang tipe A minimal 20 kilometer di
pulau Jawa, 30 kilometer di pulau Sumatra, dan 50 kilometer di pulau
lainnya,
4. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 (lima) hektar untuk
pulau jawa dan Sumatra, dan 3 (tiga) hektar di pulau lainnya, dan
29
5. Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal,
100 meter di pulau jawa, dan 50 meter di pulau lainnya, dihitung dari
jalan ke pintu keluar atau masuk terminal (Pramono dan Suprapto,
2006).
2.1.11 Pelayanan Terminal Terhadap Bus
Pelayanan suatu terminal terhadap bus merupakan pelaksanaan sistem
pengelolaan dari pihak pengelola terminal dalam menjalankan aktifitas sehari-hari
yang mana berhubungan langsung dengan angkutan umum khususnya bus.
Pelayanan suatu terminal terhadap bus rnulai dan bus masuk ke terminal sampai
dengan bus keluar dari terminal disebut waktu pelayanan. Dimana dalam
pelayanan terhadap bus tersebut , dibutuhkan fasilitas-fasilitas yang menunjang
aktifitas bus didalam terminal.
Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain :
a. Areal kedatangan untuk menurunkan penumpang,
b. Areal parkir untuk menunggu giliran atau untuk istirahat, dan
c. Areal keberangkatan untuk menaikkan penumpang.
Waktu pelayanan didalam area tersebut ditentukan oleh pihak pengelola
terminal.
2.1.12 Fasilitas Terminal Penumpang
1. Fasilitas Utama Terminal
Fasilitas utama adalah fasilitas yang mutlak harus dimiliki setiap terminal
penumpang. Fasilitas-fasilitas yang dimaksud yaitu :
1) Jalur pemberangkatan kendaraan umum,
30
2) Jalur kedatangan kendaraan umum,
3) Bangunan kantor terminal,
4) Tempat tunggu penumpang dan atau pengantar,
5) Pelataran parkir kendaraan pengantar dan atau taksi.
6) Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan,
termasuk didalamnya tempat tunggu dan istirahat kendaraan umum,
Keterangan :
1) Areal Keberangkatan, yaitu pelataran yang disediakan bagi
kendaraan angkutan penumpang umum untuk menaikkan dan
memulai perjalanan.
2) Areal Kedatangan, yaitu pelataran yang disediakan bagi kendaraan
angkutan penumpang umum untuk menurunkan penumpang yang
dapat pula merupakan akhir perjalanan.
3) Areal Sirkulasi, yaitu pelataran yang disediakan bagi kendaraan
angkutan penumpang umum maupun bagi orang yang
menggunakan fasilitas terminal untuk melakukan pergerakan atau
sirkulasi sehingga kendaraan ataupun orang dalam terminal dapat
bergerak tanpa halangan yang tidak perlu.
4) Areal Tunggu Bis, yaitu pelataran yang disediakan bagi kendaraan
angkutan penumpang umum untuk beristirahat dan siap menuju
jalur pemberangkatan. Perhitungan luas areal yang dibutuhkan
dapat menggunakan pendekatan areal pemberangkatan.
31
5) Loket Penjualan Karcis, yaitu suatu ruangan yang digunakan oleh
masing-masing perusahaan untuk keperluan penjualan tiket bus
yang melayani perjalanan dari terminal yang bersangkutan. Loket
penjualan karcis bisanya hanya tersedia pada terminal dengan tipe
A dan B.
6) Areal Tunggu Penumpang, yaitu pelataran tempat menunggu yang
disediakan bagi orang yang akan melakukan perjalanan dengan
kendaraan angkutan penumpang umum (Pramono dan Suprapto,
2006).
2.1.13 Fasilitas Penunjang Terminal
Fasilitas penunjang terminal terdiri dari:
1. Gedung perkantoran
2. Ruang tunggu
3. Jamban dan urinoir
4. Pembuangan air hujan dan air kotor
5. Tempat penjualan makanan/minuman (buffet)
6. Pemadam kebakaran
7. Kotak P3K
8. Pengeras suara
9. Mushola (Pedoman Pengelolaan Terminal, 2010)
2.1.14 Persyaratan Sanitasi Secara Konstruksi
Dari pengertian terminal bus seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka jelas bahwa terminal bus adalah merupakan tempat-tempat umum, sehingga
32
perlu memenuhi syarat-syarat sanitasi tempat-tempat umum. Persyaratan minimal
sanitasi terminal bus yang perlu ditetapkan adalah sebagai berikut :
1. Letak Terminal
Dalam menentukan letak untuk membangun terminal harus disesuaikan
dengan perencanaan tata kota
2. Bangunan Terminal
1) Tempat Parkir
Persyaratan minimal hygiene sanitasi yang berlaku adalah sebagai berikut :
a. Bersih dari sampah dan genangan – genangan air
Tempat parkir yang bersih dari sampah dan genangan-genangan air
akan menguntungkan dari segi estetik dan kesehatan. Apabila tempat
parkir kotor dengan sampah-sampah dan genangan air, akan dapat
menimbulkan kecelakaan dan juga dapat menjadi sarang berbagai
serangga dan tikus. Adanya genangan air tersebut akan menciptakan
tempat hidup dan berkembangnya nyamuk. Sedangkan kita ketahui
bahwa nyamuk merupakan serangga yang dapat menyebarkan berbagai
macam penyakit pada manusia seperti : malaria, demam berdarah,
penyakit kaki gajah dan sebagainya.
b. Berlantai aspal atau beton.
Hal ini dimaksudkan agar tempat tersebut tidak lekas rusak sehingga
tidak menimbulkan lubang-lubang yang dapat menjadi tempat
genangan-genangan air, juga agar menyenangkan bagi penumpang
karena tidak terjadi goncangan-goncangan kendaraan. Disamping itu,
33
tempat parkir tidak akan menjadi becek bila turun hujan, dan juga
mudah dibersihkan dari sampah-sampah yang mengotori tempat
tersebut.
c. Tersedia tanda- tanda yang jelas
Adanya tanda-tanda akan memudahkan dalam pengaturan parkir
kendaraan, sehingga tidak terjadi kesemrawutan parkir kendaraan (Lili
Persilia, 2011).
2) Ruang tunggu
Yang penting diperhatikan mengenai ruang tunggu terminal agar tidak
meninggalkan masalah-masalah kesehatan adalah :
a. Lantai dibuat dari bahan kedap air dan tidak licin, agar kotoran yang
ada mudah dibersihkan juga agar tidak membahayakan bagi orang
karena kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat licin permukaan
lantai.
b. Tempat duduk bersih dan bebas dari kutu busuk, tempat duduk yang
bersih akan membuat orang senang mendudukinya karena orang tidak
perlu cemas pakaiannya akan kotor. Tempat duduk tersebut jadi harus
bebas dari kutu busuk sebab orang akan merasa terganggu dengan
adanya gigitan kutu busuk.
c. Ruang tunggu harus dan tersedia tempat-tempat sampah yang tertutup
dan kedap air.Ruang tunggu yang bersih akan menyenangkan orang
dan membuat orang betah di tempat tersebut untuk menunggu
keberangkatan dan kedatangan dari terminal bus. Untuk itu perlu
34
dijaga kebersihan dan perlu tersedia tempat pengumpul sampah yang
tertutup dan kedap air. Bila tempat tersebut tidak bersih dan
menimbulkan bau yang tidak sedap dapat menimbulkan rangsangan
pada penumpang untuk meludah/berdahak sembarangan di lantai. Hal
ini akan menyebabkan ruang tunggu tersebut akan menjadi kotor lagi.
Diantara mereka ini mungkin ada yang berpenyakit menular misalnya
TBC yang digilirannya akan dapat menular kepada orang lain.
Disamping itu bau tersebut bisa mengundang kedatangan serangga dan
tikus sebagai vektor penyakit menular.
d. Penerangan yang cukup
Di ruang tunggu terminal bus perlu diberi penerangan secukupnya agar
menerangi semua sudut ruang bagi orang-orang di tempat itu, sehingga
hal-hal yang tidak diinginkan seperti saling tabrakan/bersenggolan,
barang-barang tertukar, pencurian dan sebagainya tidak terjadi.
Adapun penerangan minimal yang disyaratkan adalah 10 foot candles.
Dilengkapi dengan sarana pembuangan sampah, pembuangan tinja
yang memenuhi syarat.
e. Sekeliling bangunan harus ada saluran pembuangan air kotor.
f. Ventilasi yang cukup
g. Selalu dijaga kebersihannya (Lili Persilia, 2011).
3) Kantor dan Loket
Kantor merupakan tempat bekerja karyawan yang melakukan pekerjaan
ketata usahaan untuk pengelolaan terminal yang bersangkutan. Untuk itu
35
perlu dipenuhi syarat-syarat sanitasi yang berlaku. Adapun persyaratan
minimal hygiene sanitasi yang berlaku untuk kantor dan loket diterminal
adalah :
a. Keadaan bersih dan teratur
Karena kantor merupakan tempat bekerja, maka kantor perlu dijaga
kebersihannya serta barang-barang seperti meja, kursi, lemari dan
sebagainya. Diatur dengan rapi. Hal ini disamping memberikan
pemandangan yang menyenangkan, juga dapat menambah kegairahan
kerja bagi karyawan.
b. Tersedia kotak-kotak sampah
Adanya kotak-kotak sampah dimaksudkan untuk menampung semua
sampah kantor berupa kertas-kertas dan sebagainya. Agar kertas-kertas
tersebut tidak berserakan di dalam kantor. Di samping itu selain
berserakan juga dapat menimbulkan kesan tersebut kelihatan jorok.
Sampah tersebut dapat pula menimbulkan beberapa masalah seperti
tempat persembunyian serangga dan tikus serta bahaya kebakaran.
c. Ventilasi udara baik dimaksudkan untuk mengadakan pertukaran
cahaya dalam ruang kantor sehingga udara di dalam ruangan tetap
bersih. Apabila ventilasi tidak baik, maka pertukaran udara dalam
ruangan tidak baik sehingga dapat kekurangan udara segar. Hal ini
dapat mengakibatkan menurunnya kegairahan kerja bahkan lebih parah
lagi dapat mengakibatkan “heat strook” dan pingsan. Untuk itu maka
36
ventilasi harus diatur dengan baik sehingga pertukaran udara dalam
ruangan kantor tersebut dapat berjalan baik pula.
d. Loket berbatas kaca dengan lubang sempit.
Adanya kaca pada loket yang membatasi antara penjual dan pembeli
karcis dimaksudkan agar disamping memberikan cahaya yang cukup
ke dalam loket, juga untuk mencegah kemungkinan terjadinya
penularan penyakit secara langsung antara penjual dan pembeli karcis.
Bila tidak dibatasi kaca, maka dapat terjadi penularan penyakit melalui
tetesan ludah halus (droples infection) seperti penyakit Tuberculosa,
Diptheri, Pertussis.
e. Penerangan
Penerangan secukupnya di dalam kantor dan loket dimaksudkan agar
karyawan yang bekerja di lokasi dapat penerangan dengan baik,
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik pula. Apabila
penerangan kurang, akan dapat menyebabkan kerusakan/penyakit mata
karyawan. Penerangan minimal yang di ijinkan dalam kantor dan loket
adalah 10-20 food candles.
Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit secara langsung
dari karyawan terminal terhadap masyarakat pengunjung, maka karyawan
terminal terutama karyawan loket harus dalam keadaan sehat, mempunyai
sertifikat kesehatan, yang menunjukkan tidak menderita penyakit jalan
pernafasan yang menular dan tidak berpenyakit kulit atau mata (Lili
Persilia, 2011).
37
4) Fasilitas P3K
Tempat umum seperti terminal kemungkinan terjadi kecelakaan adalah
besar sekali. Untuk itu di terminal perlu tersedia fasilitas P3K
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), minimal tersedia kotak. Penting
disediakan fasilitas tersebut adalah untuk menolong orang sekiranya
kecelakaan di terminal. Adapun tujuan dari pertolongan ini adalah :
a. Mencegah bahaya maut
b. Mencegah kecelakaan
c. Mencegah terjadinya infeksi
Agar dapat memberikan pertolongan yang layak kepada orang yang
mendapat kecelakan tersebut sebelum si korban di bawah ke Rumah Sakit,
perlu diperhatikan :
a. Adanya petugas yang terlatih dalam memberikan pertolongan pertama.
b. Adanya peralatan dan obat-obatan P3K yang baik dan cukup.
c. Adanya pengeras suara
Untuk terminal pengeras suara perlu tersedia guna memberikan
pengumuman-pengumuman atau perintah kepada karyawan
terminal,pengemudi,juga dapat digunakan untuk memberikan
pengumuman dan penerangan kepada masyarakat pengunjung stasiun.
5) Pagar Terminal
Sekeliling terminal perlu diberi pagar yang cukup tinggi dan kuat.pagar
terminal dimaksudkan selain untuk menunjukkan batas-batas terminal,juga
perlu untuk menjaga keamanan. Adanya pagar akan memperkecil
38
kemungkunan terjadinya kecelakaan seperti ditabrak kendaraan
disebabkan orang masuk terminal melalui sembarangan tempat dan ia akan
menyeberangi jalan raya ditempat yang bukan semestinya. Pagar itu juga
perlu untuk mencegah masuknya hewan peliharaan seperti
anjing,kambing,ayam dan sebagainya kedalam terminal.
6) Pemadam Kebakaran
Untuk mencegah kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran
diterminal,maka di tempat tersebut perlu tersedia alat pemadam kebakaran
yang selalu siap digunakan. Pada alat tersebut perlu dilengkapi dengan
cara penggunaannya. Penempatan alat tersebut harus sedemikian rupa
sehingga mudah dilihat dan dicapai agar segera cepat digunakan apabila
terjadi suatu kebakaran.
7) Pencahayaan
Di terminal terutama di tempat parkir,pintu masuk dan pintu keluar
terminal perlu diberi pencahayaan yang cukup,untuk tempat ini
penerangan minimal yang dianjurkan adalah 10 foot candles.
8) Bangunan Tempat Ibadah
Persyaratan sanitasi bagi rumah ibadah hampir sama dengan bangunan lain
akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah penyediaan air yang cukup
serta pemeliharaan kebersihan bangunan.
39
3. Fasilitas/Sarana Transportasi
a. Penyediaan Air Bersih
Air merupakan kebutuhan pokok manusia,karena dapat digunakan untuk
minum,mandi dan keperluan lainnya.tetapi air dapat pula merupakan
media untuk hidup dan berkembang biaknya bakteri yang dapat
menimbulkan penyakit.oleh karena itu air bersih dalam terminal sangat
penting sekali untuk keperluan warung-warung,cuci dan pembersih
kakus/wc umum, yang dimaksud dengan penyediaan air bersih disini
adalah : usaha penyediaan air yang bebas dari kotoran-kotoran serta bebas
bibit penyakit yang mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan
terhadap manusia. Keburuhan akan air bersih ini sebaiknya dipenuhi dari
sumber air PAM. Karena air dari sumber ini kebersihannya terjamin.
Apabila hal ini tidak mungkin, dapat pula diperoleh dari sumur pompa
atau sumur galian asal memenuhi syarat kesehatan.
b. Sarana pembuangan tinja/urinoir dan kamar mandi umum.
Yang dimaksud dengan kakus umum adalah kakus yang diperuntukan bagi
umum dan jumlahnya lebih banyak dan bentuknya lebih besar, disesuaikan
dengan kapasitas yang tampung orinoir adalah suatu bangunan yang
khusus sebagai tempat kencing untuk pria. Diterminal wc umum penting
peranannya guna melayani para pengunjung yang ingin membuang
kotorannya tetapi apabila fasilitas ini tidak memenuhi syarat kesehatan
akan mudah menyebabkan terjadinnya penyebaran penyakit menular,
terutama penyakit-penyakit yang menularnya melalui makanan/minuman
40
(Food Born Infection). Disamping bahaya pencemaran penyakit,wc yang
tidak memenuhi syarat kesehatan juga dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan, misannya tergelincir. Agar bahaya kesehatan itu dapat
dihindarkan, maka yang penting diperhatikan mengenai wc umum
diterminal adalaah :
1) Wc harus memakai leher angsa
Wc umum di terminal perlu memakai leher angsa karena dengan
menggunakan leher angsa tersebut, maka bau tidak bisa keluar karena
ditahan oleh air yang tetatap ada disitu. Dengan demikian tidak akan
mengundang kedatangan lalat dan binatang lainnya, lagi pula kotoran
tidak bisa dicapai oleh binatang-binatang penyebar penyakit.
2) Tersedia air bersih yang cukup
Untuk membersihkan harus tersedia air pembersih yang cukup. Bila air
pembersih tidak cukup maka kotoran tidak akan tergelontor sehingga
wc akan bau, hal ini mengundang kedatangan lalat dan binatang lain
yang kemudian binatang tersebut dapat menghinggapi kotoran.
Keadaan ini akan berbahaya seperti kolera, typhus perut dan
sebagainya. Penyakit ini dapat dipindahkan lalat keorang lain melalui
makanan atau minuman serta alat-alat yang dihinggapi.
3) Tersedia tempat cuci tangan dan sabun
Adanya perlengkapan ini dimaksudkan untuk mencuci dan
membersihkan tangan bagi orang-orang yang baru selesai
menggunakan wc. Hal ini penting terutama demikian bagi para
41
penjamah makanan untuk umum. Dengan demikian tangan tidak
mencemari makanan. Makanan yang tercemar akan berbahaya bagi
masyarakat konsumen makanan tersebut.
4) Tersedia tempat khusus untuk memelihara dan merawatnya
Untuk menjagah kebesihan wc tersebut maka perlu ada petugas khusus
untuk menjaga kebersihannya. Ini dimaksudkan agar wc umum itu
tetap terpelihara kebersihannya dan tidak menjadi licin atau mampet.
Bila latainnya licin akan dapat menyebabkan terjadinnya kecelakaan
karena tergelincir. Sedangkan bila lubag wc mampet, maka fasilitas
tersebut tidak akan berfungsi lagi.
5) Ada pemisah antara wc wanita dan wc pria
Pemisah ini perlu, karena bila tidak ada pemisah adalalah kurang baik
dari segi tatasusila/kesopanan.
6) Jumlah wc disesuaikan dengan jumlah pengunjung
Untuk tempat umum, pembangunan wc umum perlu disesuaikan
dengan jumlah pengunjung yang datang. Jumlah wc yang ideal tempat
umum adalah 1 wc untuk 40 pengunjung wanita dan satu wc urinoir
untuk 60 pria. Untuk sebuah terminal, syarat ini tentang wc umum
yang harus dipenuhi menurut direktorat higiene sanitasi departement
kesehatan. Yaitu :
a) Jamban memakai leher angsa
b) Jumlah jamban minimal 2 buah, 1 buah untuk pria dan 1 buah lagi
untuk wanita
42
c) Urinoir bersih
d) Jumlah urinoir minimal 1 buah untuk setiap 25 pengunjung pria
rata-rata/hr
e) Pencahanyaan jamban dan urinoir dianjurkan minimal 1 foot
candles
7) Terlindung dari pandangan orang lain
Wc umum perlu diberi atap dan dinding agar orang yang
menggunakannya merasa aman karena bebas dari pandangan orang
lain. Disamping itu hal ini perlu dari sesuai kesopanan.
Perlu diperhatikan bahwa jamban tersebut harus mempunyai ventilasi
yang baik agar udara dalam jamban dapat berganti. Disamping itu
jamban/wc perlu diberi penerangan yang cukup agar tidak
menimbulkan kecelakaan bagi orang yag menggunakannya pada
malam hari pencahayaan untuk jamban dan urinoir diajurkan minimal
10 food candles.
c. Pembuangan air kotor
Air kotor dalam terminal umumnya berasal dari air hujan dan air warung-
warung, rumah makan, air kakus/urinoir. Agar terminal tidak becek maka
sebaiknya diberi saluran air disekeliling bangunan. Beberapa hal yang
bersifat umum pada saluran kotor diterminal yang perlu diperhatikan:
1) Jangan menimbulkan genangan air terutama untuk air hujan dihalaman
2) Saluran air pembuangan kotor harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga air kotor dapat mengalir dengan baik dan lancar
43
3) Saluran-saluran air kotor harus tertutup dan rapat serangga dan tikus
4) Disamping ruji-ruji atau gawang-gawang pada pangkal dan ujung
saluran untuk mencegah masuknya kotoran dan sampah dari halaman,
kamar mandi, tempat cuci yang dapat berupa daun-daun dan kertas,
plastik dan lain-lain sehingga dapat menyebabkan tersumbatnya
saluran tersebut.
d. Sarana pembungan sampah
Sampah diterminal umunya berasal dari warung-warung, rumah makan
atau kios-kios, penjual keliling, penumpang dan para karyawan. Untuk
menghindari pengotoran oleh sampah sebaiknya disediakan tong-tong atau
bak sampah untuk penyimpanan sementara yang dibuat dari bahan tahan
karat dan memenuhi syarat sebagai tempat sampah yang saniter, dengan
jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan. Penempatannya hendaknya
didekat sumber sampah. Dan sebaiknya juga harus ada tempat
pengumpulan sementara untuk menampung sampah yang belum terangkut
dalam sehari. Kebersihan terminal hendaknya diperhatikan dengan
menyapu dua sampai tiga kali sehari.
Pembuangan sampah diterminal yang baik hendaknya dipenuhi dengan
memperhatikan tiga segi yaitu:
a) Segi Estetika
Cara pembuangan sampah harus dapat mengurangi dan menghilangkan
pemaandangan yang tidak enak serta bau-bauan yang tidak sedap.
44
b) Segi Ekonomi
Pembuangan sampah harus mengurangi kerusakan yang
mengakibatkan perlunya tambahan pengeluaran/biaya untuk perbaikan
dan pengeluaran yang lain sehubungan dengan akibat tidak baiknya
pembuangan sampah (misalnya kerusakan jaringan pipa air, karyawan
yang sakit).
c) Segi Hygiene dan Sanitasi
Pembuangan sampah harus dapat dicegah terjadinya perkembang
biaknya serangga dan tikus di terminal, serta tidak mengotori
persediaan air minum seperti pada umunya pembungan sampah pada
tempat-tempat umu lainnya. Cara pembuangan sampah selanjutnya
diterminal 3 tahap/fase pembuangan sampah yaitu: tempat
sampah/penampungan sampah, pengumpulan sampah, pembungan
sampah ketempat parkir.
e. Tempat Sampah/Penampungan Sampah
Jenis sampah yang berasal dari terminal dapat dibedakan menjadi dua jenis
sampah yaitu sampah kering dan sampah basah. Oleh karena itu tempat
penampungannya harus disesuaikan dengan jenis sampah tersebut. Untuk
sampah kering bisa dari papan bisa, sedangkan dari logam yang tidak
mudah berkarat untuk tempat penampungan sampah basah. Selain itu
syarat-syarat untuk tempat sampah ini adalah sebagai berikut :
a. Mempunyai konstruksi yang kuat
45
b. Mudah dibersihkan, pengisian dan pengosongan sampah. Untuk ini
agar dihilangkan adanya sudut lancip.
c. Tidak menyulitkan dalam pengangkutan selanjutnya
d. Mempunyai tutup, murah dan tidak sulit untuk mendapatkannya.
f. Pengumpulan sampah
Tempat sampah ini bisanya diletakkan dibagian-bagian tertentu yang
sesuai dengan keadaannya dengan ini berguna untuk menampung
sementara sampah yang berasal dari tempat penyimpanan sampah
sementara yang untuk selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan
sampah yang telah disediakan oleh pemerintah.
Untuk pembuangan sampah di terminal bis, yang penting diperhatikan
adalah disamping tempat sampah yang perlu memenuhi syarat , juga
diperhatikan agar tempat sampah itu tersedia dalam jumlah yang cukup
untuk menampung volume sampah yang ada. Penempatannya juga harus
sedemikian rupa, sehingga memudahkan bagi orang untuk
menggunakannya dan mudah juga bagi petugas sampah mengangkutnya
(Kompasiana, 2010).
g. Pembuangan sampah ke tempat akhir.
Dalam tahap ini fasilitas yang digunakan oleh pemerintah dengan
menggunakan kendaraan pengangkutan sampah (truk) yang
pengangkutannya dilakukan 1-2 hari sekali dimana sampah tersebut
selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan sampah resmi yang telah
ditentukan oleh dinas kebersihan (Lili Persia, 2010).
46
h. Fasilitas lainnya
1) Tempat cuci tangan
Harus tersedia tempat cuci tangan yang baik minimal 1 buah yang
dilengkapi dengan sabun dan serbet kain.
2) Telepon Umum
Telepon umum dalam stasiun perlu sekali untuk pengunjung dan
sewaktu-waktu digunakan dalam keadaan bahaya misalnya kebakaran.
Penempatannya sebaiknya di dekat ruang tunggu.
3) Alat pemadam kebakaran
Alat pemadam kebakaran hendaknya disediakan sesuai dengan
kebutuhan dan selalu dalam keadaan siap pakai serta mudah dijangkau
oleh umum (Lili Persilia, 2011).
47
2.2 Kerangka Berfikir
2.2.1 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Teori
Kep Menkes
1405/Menkes/SK/XI/2002
- Tempat parkir
- Pembuangan
sampah
- Penerangan
- Drainase
- Ruang tunggu
- Jamban dan Urinoir
- Tempat cuci tangan
- Tempat ibadah
- Pembuangan air hujan
- Pemadam kebakaran
- Kotak P3K
- Pengeras suara
Bagian Eksterior Bagian Interior
Sanitasi Memenuhi Syarat
Penumpang Tipe A Penumpang Tipe C Penumpang Tipe B
Tempat ibadah Sekolah Panti pijat Tempat wisata Terminal
angkutan
Pasar Salon Kecantikan Kolam Renang Hotel
Sanitasi Tempat-Tempat Umum
2.2.2 Kerangka Konsep
SANITASI EKSTERIOR TERMINAL:
• Tempat parkir • Persampahan
• Penerangan
SANITASI INTERIOR TERMINAL: • Ruang tunggu
• Jamban dan urinoir • Tempat cuci tangan • Pembuangan air hujan dan air
kotor • Pemadam kebakaran
• P3K • Sirkulasi Udara
• Pengeras suara
Kerangka Konsep
Gambar 2.3 kerangka konsep
SANITASI EKSTERIOR TERMINAL:
TERIOR TERMINAL:
Tempat cuci tangan Pembuangan air hujan dan air
Pemadam kebakaran
SANITASI TERMINAL
48
SANITASI TERMINAL