tinjauan pustaka -...

38
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Definisi Sanitasi Kesehatan lingkungan merupakan ilmu kesehatan masyarakat yang menitik beratkan usaha preventif dengan usaha perbaikan semua faktor lingkungan agar manusia terhindar dari penyakit dan gangguan kesehatan. Kesehatan lingkungan adalah karakteristik dari kondisi lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan. Untuk itu kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Istilah kesehatan lingkungan seringkali dikaitkan dengan istilah sanitasi atau sanitasi lingkungan. Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai pemelihara kesehatan. Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia. Sedangkan menurut Chandra (2007), sanitasi adalah bagian dari ilmu kesehatan lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat untuk mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. (Widyawati dan yuliarsih, 2002:14).

Upload: lekiet

Post on 04-Jun-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori 2.1.1 Definisi Sanitasi

Kesehatan lingkungan merupakan ilmu kesehatan masyarakat yang

menitik beratkan usaha preventif dengan usaha perbaikan semua faktor

lingkungan agar manusia terhindar dari penyakit dan gangguan kesehatan.

Kesehatan lingkungan adalah karakteristik dari kondisi lingkungan yang

mempengaruhi derajat kesehatan. Untuk itu kesehatan lingkungan merupakan

salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat.

Istilah kesehatan lingkungan seringkali dikaitkan dengan istilah sanitasi

atau sanitasi lingkungan. Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia diartikan

sebagai pemelihara kesehatan. Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian

semua faktor lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat

menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan

daya tahan hidup manusia.

Sedangkan menurut Chandra (2007), sanitasi adalah bagian dari ilmu

kesehatan lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat

untuk mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya

bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia.

Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan

kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. (Widyawati dan

yuliarsih, 2002:14).

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

12

Menurut WHO Sanitasi merupakan suatu usaha untuk mengawasi

beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama

terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan,

dan kelangsungan hidup.

Sedangkan pengertian sanitasi terminal adalah suatu usaha untuk

mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya terminal tersebut

yang mengakibatkan adanya penularan berbagai jenis penyakit, atau

Sanitasi terminal merupakan suatu usaha atau upaya yang dilakukan untuk

menjaga kebersihan tempat-tempat yang sering digunakan untuk menjalankan

aktivitas hidup sehari-hari agar terhindar dari ancaman penyakit yang merugikan

kesehatan (Juli Soemirat, 2005:151).

Fasilitas lingkungan dapat menimbulkan bahaya, tidak saja kecelakaan lalu

lintas tetapi juga penularan penyakit orang yang berada bersama dalam satu

kendaraan. Karena itu kepadatan, ventilasi, kebersihan, perilaku penumpang

selama berada dalam kendaraan (misalnya, tidak merokok), perlu diperhatikan.

Dengan demikian, angkutan dapat pula menyebarkan penyakit dari satu daerah

kedaerah yang lain. Juga serangga dapat ikut serta dan ikut menyebarkan penyakit

lebih jauh lagi. Hal ini dapat berbahaya karena angkutan jaman sekarang sudah

sangat canggih dan dapat mencapai jarak jauh dalam waktu yang singkat. Sebagai

contoh adalah kasus malaria di Eropa yang meningkat jumlahnya, dari 6.400

orang pada tahun 1985 menjadi 7.300 orang pada tahun 1987. Penderita tersebut

tidak pernah mengunjungi daerah yang endemis malaria. Karenanya, dianggap

bahwa vector malaria yang infektiflah yang ikut dengan kendaraan. Oleh karena

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

13

itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

perawat atau angkutan apa saja yang datang dari negara endemis malaria.

Penularan penyakit selama perjalanan telah lama dikonstatir orang, yakni

dimulai sejak jaman caravan yang berjalan dari Eropa Barat ke Eropa Timur dan

sebaliknya. Penyakit pest adalah satu penyakit yang terkenal ikut menjalar sesuai

dengan jalannya caravan. Demikian pula dengan penularan Cholera dari Asia ke

Timur Tengah, yang berjalan sesuai dengan perjalan Jemaah haji. Juga kendaraan

dapat membawa serta insekta penyebar penyakit. Misalnya, pinjal pada tikus,

yang banyak ikut dengan perahu dan kapal laut.

pencegahan penularan tadi, setiap kendaraan perlu diperiksa sanitasinya.

Baik itu angkutan darat, laut, maupun udara. Apabila diketahui membawa orang

sakit menular atau vector penyakit, maka kendaraan tadi akan terkena peraturan

karantina. Kualitas lingkungan pelabuhan ataupun tempat pemberhentiaan

kendaraan juga harus memenuhi persayaratan kebersihan. Penyediaan air minum

dan sanitasi, udara, persampahan, dan insidensi penyakit bawaan lingkungan

seperti malaria, harus memenuhi standar internasional, apabila kendaraan

internasional dikehendaki singgah disitu (Soemirat, 2005:152-153).

2.1.2 Manfaat Sanitasi

Beberapa manfaat dapat kita rasakan apabila kita menjaga sanitasi di

lingkungan kita, misalnya:

1. Mencegah penyakit menular

2. Mencegah kecelakaan

3. Mencegah timbulnya bau yang tidak sedap

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

14

4. Menghindari pencemaran

5. Mengurangi jumlah (persentase) sakit

6. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman. (Widyawati dan yuliarsih,

2002:16).

2.1.3 Sanitasi Terminal

Terminal angkutan darat sangat penting keberadaannya bagi masyarakat.

Karena termasuk tempat umum yang banyak didatangi masyarakat, walau

hanya untuk transit, sanitasi dan kebersihannya harus dijaga. Terminal bus

adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya yang didatangi oleh masyarakat

untuk menunggu, naik, dan turun bus.

Persyaratan yang harus dipenuhi berkaitan dengan sanitasi terminal

angkatan darat , antara lain:

1. Bagian eksterior (luar)

a. Tempat parkir

1) Terdapat tempat parkir kendaraan umum yang bersih

2) Tidak terdapat sampah berserakan, genangan air, dan lain-lain

b. Pembuangan sampah

1) Tersedianya tempat pengumpulan sampah sementara sebelum

dibuang

2) Tempat pengumpulan sampah harus tertutup dan kedap air.

b. Penerangan

Ditempat parkir, pintu masuk dan pintu keluar harus diberi

penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

15

2. Bagian interior (dalam)

a. Ruang tunggu

1) Ruangan bersih

2) Tempat duduk bersih dan bebas dari kutu busuk

3) Penerangan minimal 10 fc

4) Tersedia bak sampah dan terbuat dari benda yang kedap air

5) Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak licin dan mudah

dibersihkan

b. Jamban dan urinoir

1) Digunakan jamban tipe leger angsa

2) Jamban untuk pria harus terpisah dengan jamban untuk wanita

3) Jumlah jamban 1 buah untuk setiap 1-250 pengunjung pada

suatu saat dengan jumlah minimal 2 buah

4) Urinior bersih, tidak berbau dan memiliki air pembersih yang

memadai

5) Terminal dengan kapasitas minimal 250 pengunjung harus

memiliki 1 urinoir

6) Jika pengunjung meningkat menjadi 500 orang, urinoir

ditambah 1.

c. Tempat cuci tangan

Tersedia minimal 1 buah tempat cuci tangan untuk umum yang

dilengkapi dengan sabun dan serbet.

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

16

d. Pembuangan air hujan dan air kotor

Memiliki sistem pembungan yang baik, terhubung dengan saluran

umum atau dengan septic tank sendiri (untuk pembuangan air

kotor)

e. Pemadam kebakaran

Tersedia alat pemadam kebakaran yang dapat dilihat dan dicapai

dengan mudah oleh umum. Pada saat ini harus terdapat cara

penggunaannya.

f. Kotak P3K

Tersedia kotak P3K minimal 1 buah yang berisi obat-obatan

lengkap untuk P3K.

g. Sirkulasi udara

Sirkulasi dalam bus harus baik dan tidak terdapat sudut-sudut

ruangan yang mengakibatkan udara berhenti.

h. Pengeras suara

Terdapat alat pengeras suara yang dapat dipergunakan untuk

memberikan keterangan kebersihan (Candra, 2007:182-184)

2.1.4 Definisi Terminal

Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk dan

keluar dari sistem yang merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem

transportasi. Penanganan terhadap operasional terminal harus dilakukan secara

menyeluruh karena terminal ini merupakan prasarana yang memerlukan biaya

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

17

yang cukup tinggi serta merupakan titik dimana congestion (kemacetan) mungkin

terjadi (Morlok, 1978).

Terminal bus adalah tempat umum terdiri dari pelataran/landasan terbuka

dan sejumlah bangunan permanen,semi permanen di mana terdapet perpaduan

kegiatan usaha jasa pelayanan penumpang dan atau barang dengan kendaraan bus

atau angkutan umum (Persilia, 2011).

Peningkatan kualitas dan penyediaan sarana transportasi yang memadai

merupakan faktor yang perlu diperhatikan guna mengatakan peningkatan

kebutuhan masyarakat akan masalah transportasi. Masalah angkutan umum tidak

terlepas juga dari masalah prasarana pendukungnya, yaitu terminal. Menurut UU

Nomor 14 Tahun 1992 tetang Lalu Lintas Angkutan jalan yang dikuatkan dengan

Keputusan Menteri perhubungan Nomor KM 68 Tahun 1993 tentag

Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum pengertian

terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan

menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan

pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul

jaringan transportasi.

Sedangkan menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia no 41 tahun

1993, terminal adalah sarana transportasi untuk keperluan memuat dan

menurunkan orang atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan

kendaraan umum yang merupakan satu simpul jaringan transportasi (Pramono dan

Suprapto, 2006).

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

18

Terminal Bis adalah tempat sekumpulan bis mengakhiri dan mengawali

lintasan operasionalnya. Dengan mengacu pada definisi tersebut, maka pada

bangunan terminal penumpang dapat mengakhiri perjalanannya, atau memulai

perjalananya atau juga dapat menyambung perjalanannya dengan mengganti

(transfer) lintasan bis lainnya. Di lain pihak, bagi pengemudi bis, maka bangunan

terminal adalah tempat untuk memulai perjalanannya, mengakhiri perjalannya dan

juga sebagai tempat bagi kendaraan beristirahat sejenak, yang selanjutnya dapat

digunakan juga kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun pengecekan

mesin (Fauzi, 2012).

Ditinjau dari sistem jaringan rute secara keseluruhan, maka terminal bis

merupakan simpul utama dalam jaringan, yang dalam jaringan ini sekumpulan

lintasan rute bertemu. Dengan demikian, terminal bis merupakan komponen

utama dari jaringan yang mempunyai peran yang cukup signifikan. Karena

kelancaran yang ada pada terminal akan mempengaruhi efisiensi dan efektifitas

sistem angkutan umum secara keseluruhan.

Walaupun terminal ini mempunyai fungsi yang penting pada semua

teknologi transportasi, tingkat pengetahuan dari karakteristik-karakteristik operasi

dan petunjuk desain berbeda-beda pada terminal yang berlainan jenis (Fauzi,

2012).

2.1.5 Analisa Terminal

Terminal dapat dianggap sebagai alat untuk memproses muatan dan

penumpang dan lain-lain dari system transportasi yang akan mengangkut lalu

lintas. Dalam proses tersebut, terminal melakukan berbagai fungsi seperti memuat

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

19

penumpang atau barang ke dalam kendaraan dan sebagainya. Proses ini

memerlukan prosedur untuk mengatur operasi dan untuk menjamin bahwa semua

fungsi dilakukan dengan cara yang sesuai dan urutan yang benar (Morlok, 1978).

Suatu cara untuk menerangkan dan mengerti mengenai terminal yaitu

melalui bagan alir proses. Bagan yang paling sederhana hanya menunjukkan

terminal sebagai satu-satunya pusat kegiatan.

Gambar 2.1 Bagan Alir Proses Sederhana Sistem Transportasi (Morlok, 1978)

Disamping berguna untuk menerangkan karakteristik terminal, bagan alir proses

juga merupakan alat yang sangat membantu untuk mengevaluasi alternatif-

alternatif desain dan rencana operasional.

2.1.6 Fungsi Terminal

Secara umum, fungsi dari terminal sebagaimana dijelaskan oleh Morlok

(1978) adalah sebagai berikut :

1. Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan transpor (atau pita

transpor, rangkaian pipa, dan sebagainya) serta

membongkar/menurunkannya. Memindahkan dari satu kendaraan ke

kendaraan lain.

Masukan Alat Proses Keluaran

Penumpang/ Barang

Terminal

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

20

2. Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu

berangkat. Kemungkinan untuk memproses barang, membungkus

untuk diangkut. Menyediakan kenyamanan penumpang (misalnya

pelayanan makan dan sebagainya).

3. Menyiapkan dokumentasi perjalanan. Menimbang muatan,

menyiapkan rekening dan memilih rute. Menjual tiket penumpang,

memeriksa pesanan tempat.

4. Menyimpan kendaraan (dan komponen lainnya), memelihara dan

menentukan tugas selanjutnya.

5. Mengumpulkan penumpang dan barang di dalam grup-grup berukuran

ekonomis untuk diangkut (misalnya untuk memenuhi kereta api atau

pesawat udara) dan menurunkan mereka sesudah tiba di tempat tujuan

(Morlok, 1978).

Fungsi terminal adalah sebagai pelayanan umum antara lain berupa tempat

untuk naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang, untuk mengendalikan

lalu lintas dan angkutan kendaraan umum, serta sebagai tempat perpindahan intra

dan antar moda transportasi (Budi D.Sinulingga, 2005:182).

2.1.7 Fungsi Angkutan jalan

Fungsi angkutan jalan dapat ditinjau dari tiga unsur, yaitu:

1. Fungsi terminal bagi penumpang

adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari

satu moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas informasi dan fasilitas

pribadi.

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

21

2. Fungsi terminal bagi pemerintah

adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas dan angkutan

serta menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan

sebagai pengendali kendaraan umum.

3. Fungsi terminal bagi operator / pengusaha

adalah untuk pengaturan operasi bus dan sebagai fasilitas pangkalan

(Pramono dan Suprapto, 2006:12-13).

2.1.8 Fungsi Terminal Berdasarkan Komponen - komponen Yang

Berinteraksi Didalamnya

Fungsi terminal berdasarkan komponen-komponen yang berinteraksi

didalamnya, adalah sebagai berikut :

1. Moda Angkutan Umum

Dilihat dari lintasan rutenya, moda angkutan umum (misal bus) datang di

terminal, kemudian menurunkan penumpang-penumpangnya. Setelah

menunggu beberapa lama (tergantung pada jadwal), selanjutnya bus

menaikkan penumpangnya untuk selanjutnya pergi kembali menelusuri

lintasan rutenya. Terkadang dengan alasan tertentu, bus terpaksa harus

memperbaiki atau dilakukan perawatan kecil, seperti penggantian ban,

mengganti busi ataupun penyetelan mesin. Untuk bus-bus yang harus

berangkat dari terminal dipagi hari, maka bus harus menginap ditempat

penyimpanan khusus. Dengan demikian, bagi bus fungsi terminal adalah:

a. Sebagai tempat bus menurunkan penumpang,

b. Sebagai tempat bus menaikkan penumpang,

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

22

c. Sebagai tempat bus mendapatkan perawatan kecil, dan

d. Sebagai tempat bus dapat disimpan untuk sementara

2. Penumpang

Kegiatan di terminal dimulai dengan datangnya penumpang, baik datang

dengan bus ataupun datang dengan sarana lainnya. Sesampainya di terminal,

maka penumpang turun dari bus. Jika ingin meneruskan perjalanannya maka

penumpang tersebut harus berganti bus dengan lintasan rute yang sesuai

dengan arah perjalanannya. Sedangkan jika penumpang ingin berpindah pada

lintasan rute yang lain, maka harus membeli tiket dan menunggu kedatangan

bus yang diperlukan terlebih dulu.

Setelah bus yang dinanti datang, calon penumpang dapat naik bus dan

meninggalkan terminal. Dengan demikian fungsi terminal bagi seorang

penumpang adalah:

a. Sebagai tempat penumpang turun dan mengakhiri perjalanan,

b. Sebagai tempat penumpang dapat berganti lintasan rute (transfer),

c. Sebagai tempat penumpang menunggu bus yang akan dinaikinya,

d. Sebagai tempat penumpang naik bus, dan

e. Sebagai tempat penumpang berganti dengan moda lainnya menuju tujuan

akhir perjalanannya.

3. Kiss & Ride

Bagi calon penumpang yang diantar (kiss & ride) dengan kendaraan oleh

orang lain, maka ketika sampai di terminal, calon penumpang segera turun

untuk segera membeli tiket sesuai dengan lintasan rute dan arah yang dituju.

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

23

Selanjutnya calon penumpang menuju ke platform dimana bus yang dimaksud

berada, dan menunggu beberapa saat sampai bus dimaksud datang. kemudian

naik bus dan bersama bus meninggalkan terminal. Dengan demikian, bagi

calon penumpang tipe kiss & ride, fungsi terminal adalah:

a. Sebagai tempat calon penumpang turun dari kendaraan pengantar,

b. Sebagai tempat kendaraan pengantar datang dan langsung pergi,

c. Sebagai tempat beli tiket,

d. Sebagai tempat dia harus menunggu, dan

e. Sebagai tempat dia naik bus dan memenuhi perjalanannya

4. Park & Ride

Bagi calon penumpang yang membawa kendaraan sendiri ke terminal (park &

ride), maka pada saat di terminal dia memarkir kendaraannya dan masuk ke

terminal untuk membeli tiket, sesuai dengan lintasan rute dan tujuannya.

Selanjutnya menuju ke platform yakni tempat dimana bus yang dimaksud

berada, dan menunggu beberapa saat sampai bus yang dimaksud datang.

Kemudian naik bus dan bersama bus pergi dari teminal.

Dengan demikian, bagi calon penumpang tipe park & ride, fungsi terminal

adalah:

a. Sebagai tempat kendaraannya dapat diparkir selama melakukan

perjalanan,

b. Sebagai tempat beli tiket,

c. Sebagai tempat dia harus menunggu,

d. Sebagai tempat naik bus dan memulai perjalannya , dan

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

24

e. Sebagai tempat dia turun dan mengakhiri perjalannya dengan bus untuk

kemudian menggunakan kendaraan yang diparkir untuk pulang ke rumah.

5. Pejalan Kaki

Bagi seorang pejalan kaki yang ingin menggunakan bus untuk perjalanannya,

dia harus datang ke terminal dengan berjalan kaki. sesampainya di terminal

kemudian membeli tiket, sesuai dengan lintasan rute dan tujuannya.

Selanjutnya menuju ke platform yakni tempat dimana bus yang dimaksud

berada, dan menunggu beberapa saat sampai bus yang dimaksud. Kemudian

naik bus dan bersama bus pergi dari terminal. Dengan demikian, bagi calon

penumpang pejalan kaki, fungsi terminal adalah:

a. Sebagai tempat beli tiket,

b. Sebagai tempat untuk menunggu,

c. Sebagai tempat untuk naik bus dan memulai perjalanannya, dan

d. Sebagai tempat untuk mengakhiri perjalannya dengan bus (Pramono dan

Suprapto, 2006:13-15).

2.1.9 Klasifikasi Terminal

Terminal pada dasarnya dapat digolongkan atau diklasifikasikan menjadi

beberapa bagian, diantaranya:

1. Berdasarkan Banyaknya Lintasan Rute Yang Dilayani

Terminal bus dapat dibedakan menjadi tiga (3) kelompok, yaitu:

1) Terminal Primer

Terminal bus primer didefinisikan sebagai terminal bus utama yang

mampu melayani lebih dari lima belas (15) lintasan rute ditinjau dari

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

25

sistem jaringan rute secara keseluruhan, maka lokasi primer ini akan

terletak di daerah pusat kota kegiatan. Kalaupun terminal bis primer ini

terletak dipinggir kota, maka terminal yang bersangkutan tidak hanya

melayani lintasan bus dalam kota tetapi juga lintasan bus antar kota.

2) Terminal Sekunder

Terminal sekunder bisanya merupakan simpul jaringan rute angkutan

umum yang menghubungkan beberapa lintasan utama (truk routers atau

principle routes) dengan beberapa lintasan rute sekunder atau lokal.

Selanjutnya ditinjau dari jumlah lintasan rute yang dilayani adalah sekitar

lima sampai lima belas lintasan rute.

3) Terminal Bus Tersier

Terminal bus tersier merupakan terminal bus terkecil yang ada. Bisanya

jumlah lintasan rute yang dilayani di bawah lima, yaitu satu lintasan utama

dan dua atau lebih lintasan rute. Lintasan rute utama yang dilayani bisanya

merupakan lintasan rute yang menghubungkan terminal dengan kota

(Pramono dan Suprapto, 2006:17).

2. Berdasarkan Kapasitasnya

Terminal berdasarkan kapasitasnya dapat dibedakan menjadi :

1) Terminal Utama

Yaitu tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa angkut)

dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

26

Berfungsi sebagai alat pengatur dan penyalur angkutan yang bersifat

melayani angkutan barang dan penumpang jarak jauh dengan volume

tinggi.

2) Terminal Madya

Yaitu tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa angkut)

dengan ciri sebagai berikut:

Berfungsi sebagai pengatur dan penyalur angkutan yang bersifat melayani

arus barang atau penumpang untuk jarak sedang dan volume sedang pula.

3) Terminal Cabang

Yaitu terputusnya arus penumpang dan barang dengan ciri sebagai berikut:

Berfungsi sebagai pengatur dan penyalur angkutan yang bersifat melayani

arus barang dan penumpang jarak pendek dengan volume kecil atau sedikit

(Pramono dan Suprapto, 2006:17-18).

3. Berdasarkan Jenis Angkutan`

Terminal berdasarkan jenis angkutannya dibedakan menjadi

1) Terminal Penumpang

Yaitu terminal yang digunakan untuk menurunkan dan menaikkan

penumpang. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Jumlah kendaraan persatuan unit,

b. Lama waktu masing-masing kendaraan boleh berada di terminal, dan

c. Fasilitas pelayanan yang ada.

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

27

2) Terminal Barang

Yaitu terminal untuk bongkar muat barang atau pemindahan barang dari

moda transportasi satu ke moda transportasi lainnya. Faktor-faktor yang

perlu diperhatikan, adalah sebagai berikut:

a. Jenis barang yang menggunakan jasa fasilitas terminal, dan

b. Jenis kendaraan yang masuk terminal untuk bongkar muat barang.

3) Terminal Khusus

Yaitu suatu terminal yang dipengaruhi oleh sifat-sifat barang yang

diangkut.

4) Terminal Truk

Terminal untuk kendaraan truk yang dinyatakan dalam jumlah truk yang

dapat di parkir dalam satuan waktu dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Sebagai tempat istirahat pengemudi truk setelah arus menerus

mengemudi dan berkapasitas 25 kendaraan perjam, dan

b. Sebagai tempat menunggu sebelum kendaraan truk diperbolehkan

masuk ke jalan-jalan kota (Pramono dan Suprapto, 2006:18-19).

4. Berdasarkan Tipenya

Terminal berdasarkan tipenya dibedakan menjadi:

1) Terminal Tipe A

Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar propinsi atau

angkutan lintas batas Negara, angkutan kota dalam propinsi, angkutan kota

dan angkutan pedesaan.

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

28

2) Terminal Tipe B

Berfungsi melayani kendaraan untuk angkutan antar kota dalam propinsi

dan angkutan pedesaan.

3) Terminal Tipe C

Berfungsi untuk melayani angkutan umum desa (Persilia, 2012)

2.1.10 Persyaratan Lokasi Terminal

Penentuan lokasi terminal penumpang harus memperhatikan :

a. Rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari rencana

umum jaringan transportasi jalan,

b. Rencana umum tata ruang transportasi darat, kondisi topografi

terminal, dan kelestarian terminal,

c. Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan disekitar terminal, dan

d. Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda.

Persyaratan lokasi terminal tipe A (pasal 11 keputusan Menteri

Perhubungan no. 31 tahun 1995) adalah sebagai berikut:

1. Terletak di ibu kota propinsi, kotamadya, atau kabupaten dalam

jaringan trayek antar propinsi dan atau lalu lintas batas negara,

2. Terletak pada jalan alteri sekurang-kurangnya kelas IIIA,

3. Jarak antar dua terminal penumpang tipe A minimal 20 kilometer di

pulau Jawa, 30 kilometer di pulau Sumatra, dan 50 kilometer di pulau

lainnya,

4. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 (lima) hektar untuk

pulau jawa dan Sumatra, dan 3 (tiga) hektar di pulau lainnya, dan

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

29

5. Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal,

100 meter di pulau jawa, dan 50 meter di pulau lainnya, dihitung dari

jalan ke pintu keluar atau masuk terminal (Pramono dan Suprapto,

2006).

2.1.11 Pelayanan Terminal Terhadap Bus

Pelayanan suatu terminal terhadap bus merupakan pelaksanaan sistem

pengelolaan dari pihak pengelola terminal dalam menjalankan aktifitas sehari-hari

yang mana berhubungan langsung dengan angkutan umum khususnya bus.

Pelayanan suatu terminal terhadap bus rnulai dan bus masuk ke terminal sampai

dengan bus keluar dari terminal disebut waktu pelayanan. Dimana dalam

pelayanan terhadap bus tersebut , dibutuhkan fasilitas-fasilitas yang menunjang

aktifitas bus didalam terminal.

Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain :

a. Areal kedatangan untuk menurunkan penumpang,

b. Areal parkir untuk menunggu giliran atau untuk istirahat, dan

c. Areal keberangkatan untuk menaikkan penumpang.

Waktu pelayanan didalam area tersebut ditentukan oleh pihak pengelola

terminal.

2.1.12 Fasilitas Terminal Penumpang

1. Fasilitas Utama Terminal

Fasilitas utama adalah fasilitas yang mutlak harus dimiliki setiap terminal

penumpang. Fasilitas-fasilitas yang dimaksud yaitu :

1) Jalur pemberangkatan kendaraan umum,

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

30

2) Jalur kedatangan kendaraan umum,

3) Bangunan kantor terminal,

4) Tempat tunggu penumpang dan atau pengantar,

5) Pelataran parkir kendaraan pengantar dan atau taksi.

6) Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan,

termasuk didalamnya tempat tunggu dan istirahat kendaraan umum,

Keterangan :

1) Areal Keberangkatan, yaitu pelataran yang disediakan bagi

kendaraan angkutan penumpang umum untuk menaikkan dan

memulai perjalanan.

2) Areal Kedatangan, yaitu pelataran yang disediakan bagi kendaraan

angkutan penumpang umum untuk menurunkan penumpang yang

dapat pula merupakan akhir perjalanan.

3) Areal Sirkulasi, yaitu pelataran yang disediakan bagi kendaraan

angkutan penumpang umum maupun bagi orang yang

menggunakan fasilitas terminal untuk melakukan pergerakan atau

sirkulasi sehingga kendaraan ataupun orang dalam terminal dapat

bergerak tanpa halangan yang tidak perlu.

4) Areal Tunggu Bis, yaitu pelataran yang disediakan bagi kendaraan

angkutan penumpang umum untuk beristirahat dan siap menuju

jalur pemberangkatan. Perhitungan luas areal yang dibutuhkan

dapat menggunakan pendekatan areal pemberangkatan.

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

31

5) Loket Penjualan Karcis, yaitu suatu ruangan yang digunakan oleh

masing-masing perusahaan untuk keperluan penjualan tiket bus

yang melayani perjalanan dari terminal yang bersangkutan. Loket

penjualan karcis bisanya hanya tersedia pada terminal dengan tipe

A dan B.

6) Areal Tunggu Penumpang, yaitu pelataran tempat menunggu yang

disediakan bagi orang yang akan melakukan perjalanan dengan

kendaraan angkutan penumpang umum (Pramono dan Suprapto,

2006).

2.1.13 Fasilitas Penunjang Terminal

Fasilitas penunjang terminal terdiri dari:

1. Gedung perkantoran

2. Ruang tunggu

3. Jamban dan urinoir

4. Pembuangan air hujan dan air kotor

5. Tempat penjualan makanan/minuman (buffet)

6. Pemadam kebakaran

7. Kotak P3K

8. Pengeras suara

9. Mushola (Pedoman Pengelolaan Terminal, 2010)

2.1.14 Persyaratan Sanitasi Secara Konstruksi

Dari pengertian terminal bus seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

maka jelas bahwa terminal bus adalah merupakan tempat-tempat umum, sehingga

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

32

perlu memenuhi syarat-syarat sanitasi tempat-tempat umum. Persyaratan minimal

sanitasi terminal bus yang perlu ditetapkan adalah sebagai berikut :

1. Letak Terminal

Dalam menentukan letak untuk membangun terminal harus disesuaikan

dengan perencanaan tata kota

2. Bangunan Terminal

1) Tempat Parkir

Persyaratan minimal hygiene sanitasi yang berlaku adalah sebagai berikut :

a. Bersih dari sampah dan genangan – genangan air

Tempat parkir yang bersih dari sampah dan genangan-genangan air

akan menguntungkan dari segi estetik dan kesehatan. Apabila tempat

parkir kotor dengan sampah-sampah dan genangan air, akan dapat

menimbulkan kecelakaan dan juga dapat menjadi sarang berbagai

serangga dan tikus. Adanya genangan air tersebut akan menciptakan

tempat hidup dan berkembangnya nyamuk. Sedangkan kita ketahui

bahwa nyamuk merupakan serangga yang dapat menyebarkan berbagai

macam penyakit pada manusia seperti : malaria, demam berdarah,

penyakit kaki gajah dan sebagainya.

b. Berlantai aspal atau beton.

Hal ini dimaksudkan agar tempat tersebut tidak lekas rusak sehingga

tidak menimbulkan lubang-lubang yang dapat menjadi tempat

genangan-genangan air, juga agar menyenangkan bagi penumpang

karena tidak terjadi goncangan-goncangan kendaraan. Disamping itu,

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

33

tempat parkir tidak akan menjadi becek bila turun hujan, dan juga

mudah dibersihkan dari sampah-sampah yang mengotori tempat

tersebut.

c. Tersedia tanda- tanda yang jelas

Adanya tanda-tanda akan memudahkan dalam pengaturan parkir

kendaraan, sehingga tidak terjadi kesemrawutan parkir kendaraan (Lili

Persilia, 2011).

2) Ruang tunggu

Yang penting diperhatikan mengenai ruang tunggu terminal agar tidak

meninggalkan masalah-masalah kesehatan adalah :

a. Lantai dibuat dari bahan kedap air dan tidak licin, agar kotoran yang

ada mudah dibersihkan juga agar tidak membahayakan bagi orang

karena kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat licin permukaan

lantai.

b. Tempat duduk bersih dan bebas dari kutu busuk, tempat duduk yang

bersih akan membuat orang senang mendudukinya karena orang tidak

perlu cemas pakaiannya akan kotor. Tempat duduk tersebut jadi harus

bebas dari kutu busuk sebab orang akan merasa terganggu dengan

adanya gigitan kutu busuk.

c. Ruang tunggu harus dan tersedia tempat-tempat sampah yang tertutup

dan kedap air.Ruang tunggu yang bersih akan menyenangkan orang

dan membuat orang betah di tempat tersebut untuk menunggu

keberangkatan dan kedatangan dari terminal bus. Untuk itu perlu

Page 24: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

34

dijaga kebersihan dan perlu tersedia tempat pengumpul sampah yang

tertutup dan kedap air. Bila tempat tersebut tidak bersih dan

menimbulkan bau yang tidak sedap dapat menimbulkan rangsangan

pada penumpang untuk meludah/berdahak sembarangan di lantai. Hal

ini akan menyebabkan ruang tunggu tersebut akan menjadi kotor lagi.

Diantara mereka ini mungkin ada yang berpenyakit menular misalnya

TBC yang digilirannya akan dapat menular kepada orang lain.

Disamping itu bau tersebut bisa mengundang kedatangan serangga dan

tikus sebagai vektor penyakit menular.

d. Penerangan yang cukup

Di ruang tunggu terminal bus perlu diberi penerangan secukupnya agar

menerangi semua sudut ruang bagi orang-orang di tempat itu, sehingga

hal-hal yang tidak diinginkan seperti saling tabrakan/bersenggolan,

barang-barang tertukar, pencurian dan sebagainya tidak terjadi.

Adapun penerangan minimal yang disyaratkan adalah 10 foot candles.

Dilengkapi dengan sarana pembuangan sampah, pembuangan tinja

yang memenuhi syarat.

e. Sekeliling bangunan harus ada saluran pembuangan air kotor.

f. Ventilasi yang cukup

g. Selalu dijaga kebersihannya (Lili Persilia, 2011).

3) Kantor dan Loket

Kantor merupakan tempat bekerja karyawan yang melakukan pekerjaan

ketata usahaan untuk pengelolaan terminal yang bersangkutan. Untuk itu

Page 25: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

35

perlu dipenuhi syarat-syarat sanitasi yang berlaku. Adapun persyaratan

minimal hygiene sanitasi yang berlaku untuk kantor dan loket diterminal

adalah :

a. Keadaan bersih dan teratur

Karena kantor merupakan tempat bekerja, maka kantor perlu dijaga

kebersihannya serta barang-barang seperti meja, kursi, lemari dan

sebagainya. Diatur dengan rapi. Hal ini disamping memberikan

pemandangan yang menyenangkan, juga dapat menambah kegairahan

kerja bagi karyawan.

b. Tersedia kotak-kotak sampah

Adanya kotak-kotak sampah dimaksudkan untuk menampung semua

sampah kantor berupa kertas-kertas dan sebagainya. Agar kertas-kertas

tersebut tidak berserakan di dalam kantor. Di samping itu selain

berserakan juga dapat menimbulkan kesan tersebut kelihatan jorok.

Sampah tersebut dapat pula menimbulkan beberapa masalah seperti

tempat persembunyian serangga dan tikus serta bahaya kebakaran.

c. Ventilasi udara baik dimaksudkan untuk mengadakan pertukaran

cahaya dalam ruang kantor sehingga udara di dalam ruangan tetap

bersih. Apabila ventilasi tidak baik, maka pertukaran udara dalam

ruangan tidak baik sehingga dapat kekurangan udara segar. Hal ini

dapat mengakibatkan menurunnya kegairahan kerja bahkan lebih parah

lagi dapat mengakibatkan “heat strook” dan pingsan. Untuk itu maka

Page 26: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

36

ventilasi harus diatur dengan baik sehingga pertukaran udara dalam

ruangan kantor tersebut dapat berjalan baik pula.

d. Loket berbatas kaca dengan lubang sempit.

Adanya kaca pada loket yang membatasi antara penjual dan pembeli

karcis dimaksudkan agar disamping memberikan cahaya yang cukup

ke dalam loket, juga untuk mencegah kemungkinan terjadinya

penularan penyakit secara langsung antara penjual dan pembeli karcis.

Bila tidak dibatasi kaca, maka dapat terjadi penularan penyakit melalui

tetesan ludah halus (droples infection) seperti penyakit Tuberculosa,

Diptheri, Pertussis.

e. Penerangan

Penerangan secukupnya di dalam kantor dan loket dimaksudkan agar

karyawan yang bekerja di lokasi dapat penerangan dengan baik,

sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik pula. Apabila

penerangan kurang, akan dapat menyebabkan kerusakan/penyakit mata

karyawan. Penerangan minimal yang di ijinkan dalam kantor dan loket

adalah 10-20 food candles.

Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit secara langsung

dari karyawan terminal terhadap masyarakat pengunjung, maka karyawan

terminal terutama karyawan loket harus dalam keadaan sehat, mempunyai

sertifikat kesehatan, yang menunjukkan tidak menderita penyakit jalan

pernafasan yang menular dan tidak berpenyakit kulit atau mata (Lili

Persilia, 2011).

Page 27: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

37

4) Fasilitas P3K

Tempat umum seperti terminal kemungkinan terjadi kecelakaan adalah

besar sekali. Untuk itu di terminal perlu tersedia fasilitas P3K

(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), minimal tersedia kotak. Penting

disediakan fasilitas tersebut adalah untuk menolong orang sekiranya

kecelakaan di terminal. Adapun tujuan dari pertolongan ini adalah :

a. Mencegah bahaya maut

b. Mencegah kecelakaan

c. Mencegah terjadinya infeksi

Agar dapat memberikan pertolongan yang layak kepada orang yang

mendapat kecelakan tersebut sebelum si korban di bawah ke Rumah Sakit,

perlu diperhatikan :

a. Adanya petugas yang terlatih dalam memberikan pertolongan pertama.

b. Adanya peralatan dan obat-obatan P3K yang baik dan cukup.

c. Adanya pengeras suara

Untuk terminal pengeras suara perlu tersedia guna memberikan

pengumuman-pengumuman atau perintah kepada karyawan

terminal,pengemudi,juga dapat digunakan untuk memberikan

pengumuman dan penerangan kepada masyarakat pengunjung stasiun.

5) Pagar Terminal

Sekeliling terminal perlu diberi pagar yang cukup tinggi dan kuat.pagar

terminal dimaksudkan selain untuk menunjukkan batas-batas terminal,juga

perlu untuk menjaga keamanan. Adanya pagar akan memperkecil

Page 28: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

38

kemungkunan terjadinya kecelakaan seperti ditabrak kendaraan

disebabkan orang masuk terminal melalui sembarangan tempat dan ia akan

menyeberangi jalan raya ditempat yang bukan semestinya. Pagar itu juga

perlu untuk mencegah masuknya hewan peliharaan seperti

anjing,kambing,ayam dan sebagainya kedalam terminal.

6) Pemadam Kebakaran

Untuk mencegah kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran

diterminal,maka di tempat tersebut perlu tersedia alat pemadam kebakaran

yang selalu siap digunakan. Pada alat tersebut perlu dilengkapi dengan

cara penggunaannya. Penempatan alat tersebut harus sedemikian rupa

sehingga mudah dilihat dan dicapai agar segera cepat digunakan apabila

terjadi suatu kebakaran.

7) Pencahayaan

Di terminal terutama di tempat parkir,pintu masuk dan pintu keluar

terminal perlu diberi pencahayaan yang cukup,untuk tempat ini

penerangan minimal yang dianjurkan adalah 10 foot candles.

8) Bangunan Tempat Ibadah

Persyaratan sanitasi bagi rumah ibadah hampir sama dengan bangunan lain

akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah penyediaan air yang cukup

serta pemeliharaan kebersihan bangunan.

Page 29: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

39

3. Fasilitas/Sarana Transportasi

a. Penyediaan Air Bersih

Air merupakan kebutuhan pokok manusia,karena dapat digunakan untuk

minum,mandi dan keperluan lainnya.tetapi air dapat pula merupakan

media untuk hidup dan berkembang biaknya bakteri yang dapat

menimbulkan penyakit.oleh karena itu air bersih dalam terminal sangat

penting sekali untuk keperluan warung-warung,cuci dan pembersih

kakus/wc umum, yang dimaksud dengan penyediaan air bersih disini

adalah : usaha penyediaan air yang bebas dari kotoran-kotoran serta bebas

bibit penyakit yang mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan

terhadap manusia. Keburuhan akan air bersih ini sebaiknya dipenuhi dari

sumber air PAM. Karena air dari sumber ini kebersihannya terjamin.

Apabila hal ini tidak mungkin, dapat pula diperoleh dari sumur pompa

atau sumur galian asal memenuhi syarat kesehatan.

b. Sarana pembuangan tinja/urinoir dan kamar mandi umum.

Yang dimaksud dengan kakus umum adalah kakus yang diperuntukan bagi

umum dan jumlahnya lebih banyak dan bentuknya lebih besar, disesuaikan

dengan kapasitas yang tampung orinoir adalah suatu bangunan yang

khusus sebagai tempat kencing untuk pria. Diterminal wc umum penting

peranannya guna melayani para pengunjung yang ingin membuang

kotorannya tetapi apabila fasilitas ini tidak memenuhi syarat kesehatan

akan mudah menyebabkan terjadinnya penyebaran penyakit menular,

terutama penyakit-penyakit yang menularnya melalui makanan/minuman

Page 30: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

40

(Food Born Infection). Disamping bahaya pencemaran penyakit,wc yang

tidak memenuhi syarat kesehatan juga dapat menimbulkan bahaya

kecelakaan, misannya tergelincir. Agar bahaya kesehatan itu dapat

dihindarkan, maka yang penting diperhatikan mengenai wc umum

diterminal adalaah :

1) Wc harus memakai leher angsa

Wc umum di terminal perlu memakai leher angsa karena dengan

menggunakan leher angsa tersebut, maka bau tidak bisa keluar karena

ditahan oleh air yang tetatap ada disitu. Dengan demikian tidak akan

mengundang kedatangan lalat dan binatang lainnya, lagi pula kotoran

tidak bisa dicapai oleh binatang-binatang penyebar penyakit.

2) Tersedia air bersih yang cukup

Untuk membersihkan harus tersedia air pembersih yang cukup. Bila air

pembersih tidak cukup maka kotoran tidak akan tergelontor sehingga

wc akan bau, hal ini mengundang kedatangan lalat dan binatang lain

yang kemudian binatang tersebut dapat menghinggapi kotoran.

Keadaan ini akan berbahaya seperti kolera, typhus perut dan

sebagainya. Penyakit ini dapat dipindahkan lalat keorang lain melalui

makanan atau minuman serta alat-alat yang dihinggapi.

3) Tersedia tempat cuci tangan dan sabun

Adanya perlengkapan ini dimaksudkan untuk mencuci dan

membersihkan tangan bagi orang-orang yang baru selesai

menggunakan wc. Hal ini penting terutama demikian bagi para

Page 31: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

41

penjamah makanan untuk umum. Dengan demikian tangan tidak

mencemari makanan. Makanan yang tercemar akan berbahaya bagi

masyarakat konsumen makanan tersebut.

4) Tersedia tempat khusus untuk memelihara dan merawatnya

Untuk menjagah kebesihan wc tersebut maka perlu ada petugas khusus

untuk menjaga kebersihannya. Ini dimaksudkan agar wc umum itu

tetap terpelihara kebersihannya dan tidak menjadi licin atau mampet.

Bila latainnya licin akan dapat menyebabkan terjadinnya kecelakaan

karena tergelincir. Sedangkan bila lubag wc mampet, maka fasilitas

tersebut tidak akan berfungsi lagi.

5) Ada pemisah antara wc wanita dan wc pria

Pemisah ini perlu, karena bila tidak ada pemisah adalalah kurang baik

dari segi tatasusila/kesopanan.

6) Jumlah wc disesuaikan dengan jumlah pengunjung

Untuk tempat umum, pembangunan wc umum perlu disesuaikan

dengan jumlah pengunjung yang datang. Jumlah wc yang ideal tempat

umum adalah 1 wc untuk 40 pengunjung wanita dan satu wc urinoir

untuk 60 pria. Untuk sebuah terminal, syarat ini tentang wc umum

yang harus dipenuhi menurut direktorat higiene sanitasi departement

kesehatan. Yaitu :

a) Jamban memakai leher angsa

b) Jumlah jamban minimal 2 buah, 1 buah untuk pria dan 1 buah lagi

untuk wanita

Page 32: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

42

c) Urinoir bersih

d) Jumlah urinoir minimal 1 buah untuk setiap 25 pengunjung pria

rata-rata/hr

e) Pencahanyaan jamban dan urinoir dianjurkan minimal 1 foot

candles

7) Terlindung dari pandangan orang lain

Wc umum perlu diberi atap dan dinding agar orang yang

menggunakannya merasa aman karena bebas dari pandangan orang

lain. Disamping itu hal ini perlu dari sesuai kesopanan.

Perlu diperhatikan bahwa jamban tersebut harus mempunyai ventilasi

yang baik agar udara dalam jamban dapat berganti. Disamping itu

jamban/wc perlu diberi penerangan yang cukup agar tidak

menimbulkan kecelakaan bagi orang yag menggunakannya pada

malam hari pencahayaan untuk jamban dan urinoir diajurkan minimal

10 food candles.

c. Pembuangan air kotor

Air kotor dalam terminal umumnya berasal dari air hujan dan air warung-

warung, rumah makan, air kakus/urinoir. Agar terminal tidak becek maka

sebaiknya diberi saluran air disekeliling bangunan. Beberapa hal yang

bersifat umum pada saluran kotor diterminal yang perlu diperhatikan:

1) Jangan menimbulkan genangan air terutama untuk air hujan dihalaman

2) Saluran air pembuangan kotor harus diusahakan sedemikian rupa

sehingga air kotor dapat mengalir dengan baik dan lancar

Page 33: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

43

3) Saluran-saluran air kotor harus tertutup dan rapat serangga dan tikus

4) Disamping ruji-ruji atau gawang-gawang pada pangkal dan ujung

saluran untuk mencegah masuknya kotoran dan sampah dari halaman,

kamar mandi, tempat cuci yang dapat berupa daun-daun dan kertas,

plastik dan lain-lain sehingga dapat menyebabkan tersumbatnya

saluran tersebut.

d. Sarana pembungan sampah

Sampah diterminal umunya berasal dari warung-warung, rumah makan

atau kios-kios, penjual keliling, penumpang dan para karyawan. Untuk

menghindari pengotoran oleh sampah sebaiknya disediakan tong-tong atau

bak sampah untuk penyimpanan sementara yang dibuat dari bahan tahan

karat dan memenuhi syarat sebagai tempat sampah yang saniter, dengan

jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan. Penempatannya hendaknya

didekat sumber sampah. Dan sebaiknya juga harus ada tempat

pengumpulan sementara untuk menampung sampah yang belum terangkut

dalam sehari. Kebersihan terminal hendaknya diperhatikan dengan

menyapu dua sampai tiga kali sehari.

Pembuangan sampah diterminal yang baik hendaknya dipenuhi dengan

memperhatikan tiga segi yaitu:

a) Segi Estetika

Cara pembuangan sampah harus dapat mengurangi dan menghilangkan

pemaandangan yang tidak enak serta bau-bauan yang tidak sedap.

Page 34: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

44

b) Segi Ekonomi

Pembuangan sampah harus mengurangi kerusakan yang

mengakibatkan perlunya tambahan pengeluaran/biaya untuk perbaikan

dan pengeluaran yang lain sehubungan dengan akibat tidak baiknya

pembuangan sampah (misalnya kerusakan jaringan pipa air, karyawan

yang sakit).

c) Segi Hygiene dan Sanitasi

Pembuangan sampah harus dapat dicegah terjadinya perkembang

biaknya serangga dan tikus di terminal, serta tidak mengotori

persediaan air minum seperti pada umunya pembungan sampah pada

tempat-tempat umu lainnya. Cara pembuangan sampah selanjutnya

diterminal 3 tahap/fase pembuangan sampah yaitu: tempat

sampah/penampungan sampah, pengumpulan sampah, pembungan

sampah ketempat parkir.

e. Tempat Sampah/Penampungan Sampah

Jenis sampah yang berasal dari terminal dapat dibedakan menjadi dua jenis

sampah yaitu sampah kering dan sampah basah. Oleh karena itu tempat

penampungannya harus disesuaikan dengan jenis sampah tersebut. Untuk

sampah kering bisa dari papan bisa, sedangkan dari logam yang tidak

mudah berkarat untuk tempat penampungan sampah basah. Selain itu

syarat-syarat untuk tempat sampah ini adalah sebagai berikut :

a. Mempunyai konstruksi yang kuat

Page 35: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

45

b. Mudah dibersihkan, pengisian dan pengosongan sampah. Untuk ini

agar dihilangkan adanya sudut lancip.

c. Tidak menyulitkan dalam pengangkutan selanjutnya

d. Mempunyai tutup, murah dan tidak sulit untuk mendapatkannya.

f. Pengumpulan sampah

Tempat sampah ini bisanya diletakkan dibagian-bagian tertentu yang

sesuai dengan keadaannya dengan ini berguna untuk menampung

sementara sampah yang berasal dari tempat penyimpanan sampah

sementara yang untuk selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan

sampah yang telah disediakan oleh pemerintah.

Untuk pembuangan sampah di terminal bis, yang penting diperhatikan

adalah disamping tempat sampah yang perlu memenuhi syarat , juga

diperhatikan agar tempat sampah itu tersedia dalam jumlah yang cukup

untuk menampung volume sampah yang ada. Penempatannya juga harus

sedemikian rupa, sehingga memudahkan bagi orang untuk

menggunakannya dan mudah juga bagi petugas sampah mengangkutnya

(Kompasiana, 2010).

g. Pembuangan sampah ke tempat akhir.

Dalam tahap ini fasilitas yang digunakan oleh pemerintah dengan

menggunakan kendaraan pengangkutan sampah (truk) yang

pengangkutannya dilakukan 1-2 hari sekali dimana sampah tersebut

selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan sampah resmi yang telah

ditentukan oleh dinas kebersihan (Lili Persia, 2010).

Page 36: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

46

h. Fasilitas lainnya

1) Tempat cuci tangan

Harus tersedia tempat cuci tangan yang baik minimal 1 buah yang

dilengkapi dengan sabun dan serbet kain.

2) Telepon Umum

Telepon umum dalam stasiun perlu sekali untuk pengunjung dan

sewaktu-waktu digunakan dalam keadaan bahaya misalnya kebakaran.

Penempatannya sebaiknya di dekat ruang tunggu.

3) Alat pemadam kebakaran

Alat pemadam kebakaran hendaknya disediakan sesuai dengan

kebutuhan dan selalu dalam keadaan siap pakai serta mudah dijangkau

oleh umum (Lili Persilia, 2011).

Page 37: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

47

2.2 Kerangka Berfikir

2.2.1 Kerangka Teori

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Teori

Kep Menkes

1405/Menkes/SK/XI/2002

- Tempat parkir

- Pembuangan

sampah

- Penerangan

- Drainase

- Ruang tunggu

- Jamban dan Urinoir

- Tempat cuci tangan

- Tempat ibadah

- Pembuangan air hujan

- Pemadam kebakaran

- Kotak P3K

- Pengeras suara

Bagian Eksterior Bagian Interior

Sanitasi Memenuhi Syarat

Penumpang Tipe A Penumpang Tipe C Penumpang Tipe B

Tempat ibadah Sekolah Panti pijat Tempat wisata Terminal

angkutan

Pasar Salon Kecantikan Kolam Renang Hotel

Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Page 38: TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3637/6/2013-1-13201-811409045-bab2-29072013052439.pdf13 itu WHO telah menganjurkan untuk melakukan penyemprotan residual bagi

2.2.2 Kerangka Konsep

SANITASI EKSTERIOR TERMINAL:

• Tempat parkir • Persampahan

• Penerangan

SANITASI INTERIOR TERMINAL: • Ruang tunggu

• Jamban dan urinoir • Tempat cuci tangan • Pembuangan air hujan dan air

kotor • Pemadam kebakaran

• P3K • Sirkulasi Udara

• Pengeras suara

Kerangka Konsep

Gambar 2.3 kerangka konsep

SANITASI EKSTERIOR TERMINAL:

TERIOR TERMINAL:

Tempat cuci tangan Pembuangan air hujan dan air

Pemadam kebakaran

SANITASI TERMINAL

48

SANITASI TERMINAL