model pembelajaran ipa berbasismultiple …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5222/1/ely umi...
TRANSCRIPT
MODEL PEMBELAJARAN IPA
BERBASISMULTIPLE INTELLIGENCES
PADA SISWA KELAS IVMADRASAH IBTIDAIYAH
MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KARTASURA
TAHUN 2018
Oleh
ELY UMI NURHAYATI
NIM: 12020160020
Tesisdiajukansebagaipelengkappersyaratan
untukgelarMagister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
i
MODEL PEMBELAJARAN IPA
BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH
MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KARTASURA
TAHUN 2018
Oleh
ELY UMI NURHAYATI
NIM: 12020160020
Tesisdiajukansebagaipelengkappersyaratan
Untukgelar Magister Pendidikan
Salatiga, 15 Agustus 2018
Dr. BudiyonoSaputro, M.Pd.
PEMBIMBING
ii
i
i
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jln. TentaraPelajar No 2 Telp:(0298)323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawahini,
Nama : ELY UMI NURHAYATI
NIM : 12020160020
Program studi : PascasarjanaPendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakandengansesungguhnyabahwatesisinimerupakanhasilkaryasendiridansepanj
angpengetahuandankeyakinansayatidakmencantumkantanpapengakuanbahan-bahan
yang telahdipublikasikansebelumnyaatauditulisoleh orang lain, atausebagianbahan
yang pernahdiajukanuntukgelarijazahpada Institute Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatigaatauperguruantinggilainnya.
Salatiga, 15 Agustus 2018
Yang Menyatakan
Ely UmiNurhayati
ii
MOTTO
“ Takhallaqu bi Akhlaqillah”
( Berakhlaqlahsebagaimanaakhlaq Allah SWT)
Al- Hadist
iii
ABSTRAK
Nurhayati, Ely Umi. 2018. Model Pembelajaran IPA BerbasisMultiple
IntelligencespadaSiswaKelas IV MIM PK KartasuraTahun 2018.
Salah satumasalahdalampembelajaran IPA padatingkat SD/MI
adalahkegiatanpembelajaran IPA kurangbervariasi,
yaknilebihdidominasidengankegiatan yang berorientasipadakecerdasanlogis-
matematissaja.Padahal, padahakikatnyasetiapsiswamemilikikecerdasan yang berbeda,
sehinggaperludikembangkanpembelajaran IPA dengankegiatanpembelajaran yang
bervariasisertaberorientasipadakecerdasanmajemuk siswa Berdasarkanpermasalahan
yang terjadi, penelitimelakukanpenelitian yang bertujuanuntukmengembangkan
model pembelajaran IPA berbasisMultiple Intelligences yang
lebihvariatifdalammetodedan media pembelajaran.
Metodepenelitianiniadalahmetode survey. Pengumpulan data
menggunakanteknihangket, wawancara, dandokumentasi.Subjekpenelitianiniadalah
guru MIM PK Kartasura. Tahapan dalam penelitian ini adalah 1) merumuskan
masalah penelitian dan menentukan tujuan survei 2) menentukan konsep dan hipotesa
serta menggali kepustakaan 3) pengambilan sampel 4) pembuatan kueisoner 5)
pekerjaan lapangan 6) pengolahan data 7) analisa dan pelaporan. Hasildariskorneed
need assessmenttingkatkebutuhannya 3,54, tahappengembanganproduk, FGD,
validasiahlidanpraktisisertatahapujicobalapangan. Kelayakan model
inidiujiberdasarkan: 1) Penilaianahlipsikologidinilaiberdasarkantigaaspekyaitu
unsurteoripendukung yang dipakai, unsurtahapanpembelajarandan
unsurteknikpelaksanaanpembelajaranmendapatkanskor 4, 77 atautermasuk
“sangatlayak” digunakan. 2)
Penilaianpraktisipendidikanjugadinilaiberdasarkantigaaspekmendapatkanskor 4, 33
atautermasuk “sangatlayak” digunakan.3)
Penilaianujicobalapanganberdasarkanempataspekyaitu, deteksi Multiple Intelligences,
metodepembelajarandan media pembelajaran.
Ujicobalapangandilakukandengantahapujicobaperoranganmendapatkanskor 3.56
termasuk “sangatlayak”, ujicobalapangankelompokmenghasilkanskor 3,59 termasuk
“sangatlayak” danujicobalapanganterbatasmemperoleh skor 3,8 termasuk
”sangatlayak” untukdigunakan.
Berdasarkanhasilpenelitian di lapangandidapathasilsebagaiberikut: kondisi
faktualbahwa Guru membutuhkanpembelajaranberbasismultiple intelligences,
sertamenghasilkanbagan model pembelajaran IPA berbasismultiple intelligences yang
memuat: 1) potensi MI 2) pelaksanaanpembelajaran IPA berbasis MI, 3)
signifikansipembelajaran IPA berbasis MI 4) Output daripenerapanpembelajaran IPA
berbasisMI. Efektivitas model pembelajaran IPA berbasismultiple intelligences
berdasarkanpeningkatanrata-rata padaujiperorangan 3,56, ujicobakelompok 3,59
danujicobaterbatasdengan rata-rata 3,8. Dengandemikiandapatdisimpulkanbahwa
iv
model pembelajaran IPA berbasismultiple intelligences iniefektifbagi Guru
dansiswadalam proses pembelajaran.
Kata kunci: Multiple Intelligences,Pembelajaran IPA ABSTRACT
Nurhayati, Ely Umi. 2018. Learning Model in Sciences Based on Multiple
Intelligences for Students of Grade IV at MIM PK Kartasura 2018 Period.
One of the problems in learning Sciences at primary schools(SD/MI) is that
lack of variety in the learning activities, which arelikely moreconcern to logical-
mathematical intelligence. Meanwhile, each student has a varied intelligence, thus it
is a necessity to develop a learning in Sciences usingvarious learning activities and
focus on students' multiple intelligences. Concerning tothose problems,the
researcherhas conducted a study that aims to develop a learning model in Sciences
based on Multiple Intelligences that more varied on the method and media of
learning.
This study is survey method. The researcher collected Data by usingseveral
techniques such as questionnaire, interview, and documentation. The subject of this
study was the teachers of Islamic Primary School (MIM PK) Kartasura in Central
Java. The stages in this research are 1) formulating research problems and
determining survey objectives 2) determining concepts and hypotheses as well as
digging literature 3) sampling 4) making quesioner 5) field work 6) data processing
7) analysis and reporting.the score showed that the need assessment levelis 3.54 and
interviews of factual condition, product development stage, FGD, validation of expert
and practitioner, andfield trial. The feasibility of this model is assessed according to:
1) Assessment of psychologists that assessed three aspects, including the supporting
theory used, elements of the learning stage and techniquescored 4, 77 which means
"very feasible" to be used. 2) Assessment of educational practitioners is also assessed
according to three aspects which scored of 4, 33 means "very feasible" to be used.3)
Assessment of field trialsaccording to four aspects such as detection of Multiple
Intelligences, method and media of learning. Field trials wereconducted with an
individual trial scored 3.56 which means "very feasible", the group trial on the field
resulted 3.59 means "very feasible" and limited field trials scored 3.8 also means
"very feasible" to be used.
Based on the findings of research on the field showed: factual condition and
need assessment that teachers require a learning model based on multiple
intelligencesas well as the need to produce a chart of the learning in Sciences that
contains: 1) potency of the Islamic Primary School (MI), 2) implementation of the
learning in Science of MI-based, 3) significance of learning in Sciences of MI-based,
4) Output of the learning implementationin Sciences of MI-based. The effectiveness
of learning model in Sciences based on multiple intelligencesin accordance with an
increased average of the individual tests resulted 3.56, group trials 3.59 and limited
trials with an average of 3.8. Thus, it could be summed up that a learning model
v
inSciences based on multiple intelligences is effective for both teachers and students
in the learning activity.
Kata kunci: Multiple Intelligences,Learning in Sciences
KATA PENGANTAR
SegalapujidansyukursenantiasadipanjatkankehadiratAllah SWT,
karenadenganizindanRidho-Nya, penulisdapatmenyelesaikanTesisinidenganjudul
“MODEL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
PADA SISWA KELAS IV MIM PK KARTASURA TAHUN 2018”
Shalawatdan SalamselalukitalimpahkankepadajunjungankitaNabi Muhammad
SAW besertakeluarganyadanparasahabatnya yang
telahmembawakedamaiandanrahmatbagisemestaalam.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin
penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis ini dengan lancar. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis inginmenyampaikanterima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pdselaku Rektor IAIN Salatiga
2. Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.AgselakuDirektur Program Pascasarjana IAIN
Salatiga
3. Ibu Dr. Hj. Maslikhah,S.Ag,M.Si., selaku Ketua Program
studiPascasarjanaPGMI IAIN Salatiga yang selalumembantu,
memberikanmotivasi, arahan, bimbingan agar
tesisinisegeradapatterselesaikandenganbaik.
4. Bapak Dr. BudiyonoSaputro, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang
dengan keikhlasan dan kesabarannya selalu memberikan arahan,
bimbingandanmotivasi yang luarbiasa sampai terselesaikannya tesis ini
vi
5. Ibu Dr. MunaErawati, S.Psi, M.Siselakuahlipsikologiyang telah
memberikan penilaiandanmasukan demi tercapainyahasil yang
maksimalpadaTesisini.
6. Bapak Sutomo, M.Agselakupraktisipendidikan yang telah memberikan
penilaiandanmasukan demi tercapainyahasil yang maksimal.
7. Seluruh Dosen Pengajar , karyawandanKaryawatiInstitut Agama Islam
Negeri Salatiga.
8. Ayah dan Ibu tersayang yang telah mengasuh, mendidik, membimbing
dan memotivasi kepada penulis secara moral maupun spiritual.
9. Suamitercintayang selalumemberikanmotivasi dan dorongan penuh dalam
menyelesaikan tesis ini.
10. RekankerjasegenappendampingdanseluruhwargabelajarQaryahThayyibah
yang telahmendukungpendidikan S2 ini.
11. MahasiswaPascasarjanaPendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Institut
Agama Islam Negeri Salatiga yang selalu menginspirasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis penelitian ini masih jauh dari
sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun masih sangat kami
harapkan demi kesempurnaan Tesis penelitian ini.
Salatiga, 15 Agustus 2018
Penulis
Ely UmiNurhayati
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................................ iii
MOTTO................................................................................................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................................... v
PRAKATA ........................................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ x
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 6
C. Signifikansi Penelitian .............................................................................................. 6
D. Kajian Pustaka ........................................................................................................... 7
E. Metode Penelitian...................................................................................................... 15
F. Sistem Penulisan ....................................................................................................... 18
BAB II PEMBELAJARAN IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES ................... 19
A. Diskripsi Teoritik ..................................................................................................... 19
B. Konsep Dasar Pembelajaran IPA Berbasis Multiple Intelligences ........................... 23
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................................... 25
viii
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................ 27
A. Model yang Dikembangkan ..................................................................................... 27
B. Prosedur Pengembangan .......................................................................................... 27
C. Uji Coba Produk ....................................................................................................... 29
D. Subjek Uji Coba ........................................................................................................ 30
E. Jenis Data ................................................................................................................. .30
F. Instrument Pengumpulan Data ................................................................................. .30
G. Teknik Analisis Data ................................................................................................ .31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. .33
A. Hasil Penelitian ........................................................................................................ 33
B. Pembahasan Produk Akhir ....................................................................................... .45
C. Keunggulan Hasil Penelitian Pembelajaran IPA Berbasis Multiple
Intelligences ............................................................................................................. .49
D. Kelemahan Hasil Penelitian Pembelajaran IPA Berbasis Multiple
Intelligences .............................................................................................................. 50
BAB V PENUTUP ................................................................................................................ 52
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 52
B. Saran ......................................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………...........55
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………………………....58
BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………………………...64
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1TabelHasilNeed Assesment………………………………………... 35
Tabel 4.2 RerataSkorPenilaianPeserta (ujiperorangan, ujikelompok,
ujiterbatas
………………………………………………………………………. 48
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian…………………………………………. 25
Gambar 4.1 Model Pembelajaran IPA Berbasis Multiple Intelligences…………… 36
xi
DAFTAR SINGKATAN
MIM PK Madrasah IbtidaiyahMuhammadiyah Program Khusus
IPA IlmuPengetahuanAlam
MI Multiple Intelligences
MIR Multiple Intelligences Research
IQ Intelligence Quotient
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angketneed assessment
Lampiran 2 Pedomanwawancarakondisifaktual
Lampiran 3. Analisishasilneed assessment
Lampiran 4 Lembarvalidasiolehpakarpsikologidanpraktisipendidikan
Lampiran 5 Analisishasilujivaliditaspakarpsikologidanpraktisipendidikan
Lampiran 6 Lembarobservasiefektivitasperorangan, kelompokdanterbatas
Lampiran 7
Analisislembarobservasiefektivitasperorangan,
kelompokdanterbatas
Lampiran 8 BiografiPenulis
Lampiran 9 Foto kegiatan pembelajaran pada siswa MIM PK Kartasura
Lampiran 10 Foto FGD
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan tombak kehidupan, untuk itu baik dari pemerintah
maupun agama menganjurkan bagi setiap manusia untuk menuntut ilmu. Anjuran
itu jelas dalam hadits Rasul yang artinya ”menuntut ilmu itu wajib bagi setiap
muslim laki-laki dan muslim perempuan”.1 Berdasarkan Undang-Undang No. 20
tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) disebutkan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan juga merupakan kerja
budaya yang menuntut peserta didik untuk selalu mengembangkan potensi dan
daya kreativitas yang dimilikinya agar tetap bertahan dalam kehidupannya.2
Pendidikan memiliki dua prinsip dasar Pertama, memfokuskan pada peran
pembelajaran dalam menumbuhkan ketrampilan dan pengetahuan siswa; Kedua,
lebih memfokuskan pada hasil afektif, belajar bagaimana belajar, dan
1Hadist shahih: diriwayatkan oleh Ibnu Majah Rahimahullah dalam sunannya. Hadits no.214.
dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 2Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta:
Wacana Intelektual Pres, 2006, 58.
2
menumbuhkan kreativitas dan potensi manusia.3Berdasarkan dua prinsip dasar
ini tampak jelas bahwa dalam pembelajaran sangat dituntut tercapainya tujuan
besar dari pendidikan yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.Selain itu,
dalam pendidikan dituntut pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh
potensi siswa.
Salah satu mata pelajaran yang berperan penting dalam pendidikan
wawasan, keterampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi anak adalah mata
pelajaran IPA. Selama melakukan kegiatan-kegiatan dalam proses sains anak
yang sedang belajar sains pada hakikatnya merupakan "ilmuwan kecil". namun
perlu dipertimbangkan apakah kegiatan-kegiatan tersebut mampu dilakukan oleh
anak pada usia tertentu. Hubungan dengan tingkat usia, belajar sains dipandang
dapat mengembangkan pribadi secara integral bagi anak apabila proses belajar
itu lebih menekankan proses keilmuannya daripada penekanan pada
pengetahuannya. Proses keilmuannya adalah suatu proses yang memungkinkan
terjadinya rangsangan mental untuk perkembangan anak selanjutnya. Pada
kenyataannya tidak semua siswa belajar dan berpikir dengan cara yang sama.
Memperlakukan siswa dengan cara yang sama, tentu akan merugikan siswa,
sehingga tidak tercapai efektivitas belajar yang tinggi.
Metode mengajar hendaknya disesuaikan dengan gaya belajar siswa.
Sebagian siswa masih merasa kesulitan dalam memahami konsep dan
3 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,Yogyakarta: ar Ruzz
Media Group, 2007, 141.
3
pembelajaran IPA, selain itu kegiatan pembelajaran IPA kurang bervariasi, yakni
lebih didominasi dengan kegiatan yang berorientasi pada kecerdasan logis-
matematis saja, seperti eksperimen dan latihan soal.Padahal, pada hakikatnya
setiap siswa memiliki kecerdasan yang berbeda, sehingga perlu dikembangkan
pembelajaran IPA dengan kegiatan pembelajaran yang bervariasi serta
berorientasi pada kecerdasan majemuk siswa.Praktek pembelajaran di kelas,
pembelajaran sains (IPA) di SD/MI hanya menekankan satu aspek saja yakni
aspek kognitif, aspek lainnya kurang diperhatikan.Desain pembelajaran sains
(IPA) memungkinkan dapat menumbuhkan kecerdasan majemuk anak, sehingga
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat diaktualisasikan.
Delapan kecerdasan dasar dan adanya kecerdasan yang kesembilan.
Delapan kecerdasan itu dikenal dengan Multiple Intelligences (MI) meliputi 1)
kecerdasan linguistik, 2) kecerdasan matematis-logis, 3) kecerdasan spasial, 4)
kecerdasan kinestetis-jasmani, 5) kecerdasan musikal, 6) kecerdasan
interpersonal, 7) kecerdasan intrapersonal dan 8) kecerdasan naturalis.4
Pengembangan pendidikan melalui pendekatan multiple intelligences adalah
suatu kesadaran yang dilakukan para pendidik dalam mengembangkan
pendidikan dengan cara memperlakukan semua peserta didik dengan perlakuan
yang sama dan istimewa. Peserta didik tidak ada yang bodoh, hal ini karena
semua peserta didik mempunyai kecerdasan dan tidak bersifat tunggal, artinya
4 Amstrong T, Kinds of Smart: Identifying and Developing Your Multiple Intelligences,
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2004, 26.
4
setiap peserta didik mempunyai potensi kecerdasan majemuk. Kecerdasan
peserta didik lebih dititikberatkan pada proses untuk mencapai kondisi akhir
yang baik.Kedelapan jenis kecerdasan (kecerdasan majemuk) tersebut sangat
mungkin dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran jika mengenal
berbagai macam gaya belajar anak.5
Peneliti dalam hal ini tertarik melakukan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah Program Khusus (MIM PK) Kartasura yang
mengimplementasikan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences demi
memenuhi kebutuhan dan mengembangkan potensi peserta didik.Hal ini di
dasarkan atas keterpurukan prestasi siswa, sehingga waktu itu sekolah kurang
diminati dan bahkan hampir tutup, dikarenakan satu kelas rata-rata hanya ada 5
sampai 10 siswa. Faktor lain adalah mengenai kesejahteraan guru yang kurang
diperhatikan, serta bangunan sekolah yang tidak terawat kala itu. 6
Hal tersebut mendorong kepala sekolah untuk mengimplementasikan
sekolah berbasis multiple intelligences. Pada sekolah ini sudah diterapkan
pendekatan multiple intelligences sejak tahun 2008. Di MIM PK Kartasura dalam
menerima siswanya tidak berdasarkan atas tingginya angka kecerdasan yang
dimiliki, tetapi dengan melihat kuota yang dimiliki MIM PK Kartasura. Setelah
siswa masuk pada sekolah tersebut dilakukan tes MIR (multiple intelligences
research) yakni tes untuk mengetahui bagaimana kecenderungan kecerdasan
5 Gardner Howard, Multiple Intelligences, Batam: Interaksa, 2003, 97.
6 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah MIM PK Kartasura (Nasrul Harahap), Selasa 09
Mei 2017, pukul 08.00-11.00 di kantor Kepala Sekolah MIM PK Kartasura.
5
siswa dalam belajar. Dengan adanya tes tersebut maka sekolah dapat
mengklasifikasikan peserta didik sesuai dengan gaya belajarnya, pun dengan
media, metode dan strategi yang tepat dalam proses belajar mengajar. Hal-hal
yang membedakan sekolah ini dengan sekolah lain yaitu adanya pelatihan guru
dalam aplikasi metode pembelajaran berbasis multiple intelligences, yaitu dalam
sekali pembelajaran, guru bisa mengimplementasikan lebih dari satu metode
yang disesuaikan dengan materi dan gaya belajar anak. Selain itu dengan
menggunakan pendekatan multiple intelligences guru juga diharapkan dapat
mudah untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar.
Model pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam juga disesuaikan dengan
gaya belajar anak. Ketika anak memiliki cerdas naturalis maka informasi akan
mudah diterima jika guru memberikan strategi yang berkaitan dengan alam saat
pembelajaran, jadi gaya belajar anak bersama alam. Jika anak cenderung
kinestetik bisa diaplikasikan strategi berburu harta karun, outing class atau
applied learning. Anak yang kecenderungan mat log bisa diajak eksperimen.
Anak spavis make a product. Oleh karena itu, pembelajaran IPA tersebut secara
tidak langsung mudah diserap dan dipahami oleh peserta didik.7 Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berbasis
multiple intelligences yang disesuaikan dengan gaya belajar anak bisa lebih
7 Hasil wawancara dengan Guru kelas IV MIM PK Kartasura (Dewi Maya), Selasa 09 Mei
2017, pukul 08.00-11.00 di kantor Kepala Sekolah MIM PK Kartasura.
6
mengena dan bermakna, karena hal ini bisa bersifat fleksibel dan menyenangkan
sesuai dengan dunia anak.
Berdasarkan, fenomena tersebut peneliti tertarik mengkaji lebih lanjut
tentang implementasi pembelajaran berbasis multiple intelligences pada siswa
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura, terutama
dalam ilmu pengetahuan alam (IPA) kelas IV yang sangatlah berbeda dengan
sekolah-sekolah lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi nyata pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences
pada siswa kelas IV MIM PK Kartasura tahun 2018?
2. Bagaimana konsep pengembangan model pembelajaran IPA berbasis
multiple intelligences pada siswa kelas IV MIM PK Kartasura tahun 2018?
3. Bagaimana kelayakan dan efektivitas model pembelajaran IPA berbasis
multiple intelligences pada siswa kelas IV MIM PK Kartasura tahun 2018?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian untuk:
a. Mengetahui kondisi nyata pembelajaran IPA berbasis multiple
intelligencespada siswa kelas IV MIM PK Kartasura tahun 2018;
b. Menghasilkan model pembelajarn IPA berbasis multiple intelligences
pada siswa kelas IV MIM PK Kartasura tahun 2018; dan
c. Mengetahui kelayakan dan efektivitas model pembelajaran IPA berbasis
multiple intelliences pada siswa kelas IV MIM PK Kartasura tahun 2018
7
2. Manfaat Penelitian
a. Kegunaan secara Teoretis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai
sekolah berbasis multiple intelligences terutama dalam model
pembelajaran IPA pada tingkat SD/MI, dan juga dapat menjadi pijakan
dan referensi bagi pengembangan penelitian yang lebih lanjut mengenai
model pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences.
b. Kegunaan secara Praksis
Penelitian ini bagi pendidik dapat dijadikan sebagaialternatif
pembelajaran IPA di lapangan, sehingga diharapkan dapat membuka
kesadaran para pendidik dalam menggunakan dan mengembangkan
model pembelajaran serta inovasi-inovasi baru yang disesuaikan dengan
gaya belajar anak.
D. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Meinani Dwi Setyowati dan Achmad A. Hinduan (2009), melakukan
penelitian dengan memfokuskan pada penerapan pembelajaran berbasis
kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik di
Sekolah Menengah Atas didasarkan pada pemikiran untuk memenuhi tiga
visi yaitu: 1) mencocokkan pembelajaran dengan cara belajar peserta didik,
2) mendorong peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dan
8
membangun seluruh potensi kecerdasan yang dimiliki semaksimal mungkin,
dan 3) menghargai keragaman.8
Andea Nurellah, Regina Lichteria Panjaitan, Maulana (2016) dalam
penelitiannya membahas tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan
tidak berdasarkan gaya belajar anak sehingga hasil belajar siswa rendah.
Penerapan pendekatan visual, auditorial, dan kinestetik (VAK) dipilih untuk
mengatasi permasalahan tersebut, menggunakan metode penelitian tindakan
kelas, rancangan penelitian model Spiral Kemmis dan Taggart, dengan
tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.9
Isni Murdiyani (2012) fokus penelitian ini adalah tentang
pengembangan perangkat pembelajaran berbasis Multiple Intelligences
dengan memanfaatkan MOODLE sebagai sarana untuk menerapkan e-
learning, yaitu pada SMA N 1 Ungaran yang merupakan Rintisan Sekolah
Berstandar Internasional di Kabupaten Semarang.10
Siti Fatonah (2009) penelitiannya menyatakan bahwa untuk dapat
menumbuhkan kecerdasan majemuk anak, diperlukan pola pembelajaran
yang bermacam-macam. Guru juga perlu mengetahui gaya belajar anak,
8 Meinani Dwi Setyowati dan Achmad A. Hinduan,”Penerapan Kecerdasaan Majemuk Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik di SMAN 2 Magelang”Jurnal Berkala Fisika
Indonesia Vol.1, No.2 (Januari 2009), 28-31. 9 Andea Nurellah, Regina Lichteria Panjaitan, Maulana, “Penerapan Model Pembelajaran
Visual, Auditorial, dan Kinestetik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal
Pena Ilmiah: Vol.1, No. 1 (2016), 431-440. 10
Isni Murdiyani, “Pembelajaran Biologi Menggunakan Metode E-learning Berbasis Multiple
Intelligences pada Materi Sistem Gerak Manusia”, Innovative Journal of Curriculum and Educational
Technology Vol.1 No.1 (Juni 2012) 46-52.
9
belajar dengan cara mereka sendiri, serta orang tuapun perlu memberikan di
rumah, apa yang mungkin tidak didapat anak di sekolah untuk
menumbuhkan kecerdasan anak.11
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa penelitian yang penulis lakukan memiliki
perbedaan dengan penelitian yang telah ada. Letak perbedaannya, yaitu
peneliti mengungkapkan model pembelajaran IPA berbasis multiple
intelligences pada siswa kelas IV MIM PK Kartasura dengan menekankan
analisis tentang konsep pembelajaran multiple intelligences, implementasi
pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences yang disesuaikan dengan
gaya belajar siswa, media, metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar di MIM PK Kartasura pada kelas IV secara lebih terbuka dan
mendalam. Sehingga penelitian yang dilakukan dapat dijadikan gambaran
dan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar di SD/MI yang
disesuaikan dengan kecerdasan yang dimiliki anak.
2. Kerangka Teori
a. Multiple Intelligences
Howard Gardner adalah seorang Guru Besar yang menggagas
tentang teori multiple intelligence (kecerdasan majemuk). Teori tersebut
mencoba memperbaiki pandangan umum di dunia psikologi dan dunia
11
Siti Fatonah,” Menumbuhkan Kecerdasaan Majemuk (Multiple Intelligences) Anak dengan
Mengenal Gaya Belajarnya dalam Pembelajaran IPA SD”, Al-Bidayah Vol.1 No.2 (Desember 2009),
229-245.
10
pendidikan yang mengatakan bahwa semua anak adalah sama, sehingga
semua anak harus dididik dengan cara yang sama, mata pelajaran yang
sama dan harus memiliki cita-cita yang sama.
HowardGardner mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan
untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk yang
bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. arti dari multiple
intelligence di siniadalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah,
untuk mendapatkanjawaban yang spesifik dan untuk belajar materi baru
dengan cepat danefisien. Intelligence has the ability to solve problems,
to find theanswers to specific questions, and to learn new material
quickly andefficiently.12
Manusia sangatlah sempurna dibanding dengan makhluk ciptaan
Allah lainnya, karena kesempurnaan yang dimiliki manusia itulah,
dengan berbagai potensi yang melekat padanya, Allah Swt menjadikan
manusia sebagai khalifah (penguasa) di muka bumi. Kekuatan fisik,
kematangan hati, serta kecerdasan dalam berpikir, adalah bekal yang
Allah berikan agar manusia bisa menjalankan amanahnya sebagai
khalifah di muka bumi ini. Hal ini sebagaimana telah disampaikan Allah
dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 30:
12
Munif Chatib, Sekolahnya Manusia Sekolah Berbasis Multiple Intelligences, Bandung: Kaifa,
2015, 65.
11
Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah
Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui”.
Berdasarkan ayat tersebut dijelaskan bahwa setiap manusia
memiliki fitrah yang sudah ditentukan oleh Allah, maka melalui
kecerdasan yang dimiliki masing-masing individu diharapkan dalam
pendidikan ini bisa memandang manusia sebagai subyek yang bebas
merdeka untuk menentukan arah hidupnya dengan penuh rasa
tanggungjawab. Manusia bertanggungjawab penuh atas hidupnya sendiri
dan atas hidup orang lain. Oleh karena itu, di dalam pendidikan tidak
boleh memaksakan kehendak kepada anak.Para pendidik membantu
siswa untukmengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing
individu mengenali dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan
mewujudkan segala potensi yang ada pada diri mereka sesuai dengan
fitrah yang dimiliki oleh setiap anak.
Kecerdasan majemuk mempunyai karakteristik konsep sebagai
berikut: Semua intelligensi itu berbeda-beda, Semua kecerdasan dalam
manusia dalam kadar yang berbeda, Adanya indikator kecerdasan dalam
12
tiap-tiap kecerdasan, dengan latihan, seseorang dapat membangun
kekuatan kecerdasan yang dimiliki, semua kecerdasan dapat
dieksplorasi, ditumbuhkan, dan dikembangkan secara optimal, semua
kecerdasan-kecerdasan tersebut bekerjasama mewujudkan aktivitas yang
dilakukan individu, Semua jenis kecerdasan ditemukan di semua lintas
kebudayaan di dunia dan kelompok usia, Kecerdasan dapat
diekspresikan melalui profesi dan hobi.13
b. Pembelajaran IPA
Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan berdasarkan pada
suatu perencanaan yang difikirkan secara matang, rasional, logis dan
bertujuan serta bermakna.14
Hal ini didasarkan agar siswa mampu
melaksanakan peran nya sebagai diri sendiri, warga masyarakat, warga
negara serta pembentuk negara pada masa yang akan datang.pendidikan
identik dengan belajar mengajar belajar mengajar atau pembelajaran
berarti proses belajar mengajar dimana proses situ dilaksanakan dua
pelaku yaitu subjek sebagai penerima pelajaran dan apasaja yang
dilakukan, guru sebagai pengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.15
13
Suparno Paul, Teori intelegensi Ganda dan aplikasinya di sekolah, Yogyakart: Kanisius,
2013, 56. 14
Komalasari kokom, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung: PT.Refika
Aditama, 2013, 3. 15
Arifin Zainal, Evaluasi Pembelajaran cetakan ke-3. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011,
10.
13
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
mengajar berarti suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan dengan
sengaja oleh penerima dan guru dengan tujuan untuk mengadakan
perubahan berupa pengetahuan yang lebih berkualitas.Ilmu Pengetahuan
Alam merupakan bagian ilmu pengetahuan atau sains berasal dari kata
natural science yang berarti alamiah atau sesuatu yang berhubungan
dengan alam. Dengan kata lain, secara harfiah sains merupakan suatu
ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang berada di
alam.16
Ilmu Pengetahuan Alam mempelajari alam semesta, benda-benda
yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan diluar angkasa
baik yang dapat diamati oleh indera maupun yang tidak dapat diamati
oleh indera.
Pembelajaran IPA di SD/MI memiliki tujuan utama sebagai: 1)
memahami konsep-konsep sains dan keterkaitannya dengan kehidupan
sehari hari; 2)memiliki keterampilan proses sains untuk
mengembangkan pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar; 3)
bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung
jawab, bekerjasama, dan mandiri; 4) mempunyai minat untuk mengenal
dan mernpelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar; 5)
mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjeiaskan gejala-
gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; 6)
16
Sujana A, Pendidikan IPA Teori dan Praktek, Bandung: Rizki Press, 2014, 80.
14
mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk
memecahkan masalah-masalah yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari; dan 7) mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam
sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang
Maha Esa.17
Berdasarkan tujuan tersebut tampak bahwa tujuan pembelajaran
sains di SD/MI mencakup tiga ranah pendidikan sebagaimana tercantum
dalam Taksonomi Bloom yakni ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.18
Namun demikian, tujuan pembelajaran tersebut belum
dapat dimanifestasikan di sekolah-sekolah. Tujuan-tujuan seperti
pentingnya bekerjasama, bertanggung jawab, kritis serta memupuk rasa
cinta alam sekitar masih terabaikan.
Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu
kumpulan teori yang sistematis, penerapan nya secara umum terbatas
pada gejala-gejala alam.Lahir dan berkembang melalui metode-metode
ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah.
17
DepdikbudKurikulum Pendidikan Dasar: IPA-SD. Jakarta: Depdiknas, 2006, 98. 18
Saifuddin Azwar, Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000, 9.
15
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yang
diarahkan untuk mengembangkan model pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam berbasis multiple intelligences yang meliputi gaya belajar siswa,
metode, dan media pembelajaran di MIM PK Kartasura tahun 2018. Tahapan
dalam penelitian ini adalah 1) merumuskan masalah penelitian dan
menentukan tujuan survei 2) menentukan konsep dan hipotesa serta menggali
kepustakaan 3) pengambilan sampel 4) pembuatan kueisoner 5) pekerjaan
lapangan 6) pengolahan data 7) analisa dan pelaporan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi atau
gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat, serta
hubungan antara fenomena yang diselidiki. Ada dua instrument yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan wawancara, dan angket
terbuka. Indikatorindikator untuk kedua variabel tersebut kemudian dijabarkan
oleh penulis menjadi sejumlah pertanyan-pertanyaan sehingga diperoleh data
primer. Data ini akan dianalisis dengan menggunakan uji statistika yang
relevan untuk mengujihipotesis. Sedangkan teknik ukuran yang digunakan
yaitu teknik Skala Likert.
16
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Guru Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah Program Khusus Kartasura Tahun 2018, sebanyak 52
guru.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian ini yaitu pembelajaran IPA berbasis multiple
intelligences dan MIM PK Kartasura.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: 1) teknik angket skala
Likert untuk data validitas model pembelajaran IPA berbasis multiple
intelligences; 2) teknik angket terbuka digunakan untuk mengumpulkan data
tentang analisis penguasaan siswa terhadap konsep pembelajaran IPA berbasis
multiple intelligences dan kritik serta saran dari ahli dan praktisi. Instrumen
penilaian validitas model terdiri atas lembar validasi isi model, lembar
validasi konstruk model, lembar validasi perangkat pembelajaran;
4. TeknikAnalisis Data
Teknik analisis data hasil validasi model pembelajaran IPA berbasis
multiple intelligences menggunakan analisis diskriptif dan analitik. Analisis
data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, penyajian data baik dengan
tabel, bagan, atau grafik. Kedua, data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan
komponen produk yang dikembangkan. Ketiga data dianalisis secara
17
deskriptif maupun perhitungan kuantitatif.Keempat, penyajian hasil analisis
dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, dengan tanpa interpretasi
pengembang. Kelima, dalam analisis data penggunaan perhitungan dan
analisis statistik sejalan dengan produk yang akan dikembangkan. Keenam,
laporan atau sajian harus diformat dengan tepat yang disesuaikan dengan
konsumen, atau calon pemakai produk.19
5. Sistematika Penulisan
Tesis ini terdiri dari lima bab, dalam Bab I berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka,
metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II mengemukakan konsep
pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA ) berbasis multiple intelligences.
Bab III, berisi tentang implementasi pembelajaran IPA berbasis multiple
intelligences yang mencakup gaya belajar siswa, mediadan
metodepembelajaran yang digunakan oleh Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah Program Khusus Kartasura. Bab IV berisi tentang efektivitas
model pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences. Bab V Kesimpulan
dan Saran.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009,
111.
18
BAB II
PEMBELAJARAN IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
A. Diskripsi Teoritik
1. Konsep Multiple Intelligences
Teori multiple intelligence diperkenalkan pada tahun 1983 oleh Dr.
Howard Gardner.Ia merupakan guru besar di dibidang Psikologi dan
Pendidikan dari Harverd University, yang lahir pada tanggal 11 juni
1943.20
Menurutnya kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan
persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-
macam dan dalam situasi nyata. Lebih lanjut Howard Gadner menyebutkan
bahwa intelligence bukanlah suatu kecerdasan tunggal yang bisa diukur
secara sederhana dengan tes IQ. Intelligence dapat ditingkatkan dan
berkembang sepanjang sejarah hidup seseorang.21
Menurut teori multiple intelligence Setidaknya terdapat sembilan
kecerdasan, dan hal ini pun bisa kemungkinan untuk bertambah.Sembilan
kecerdasan inilah yang kemudian disebutnya sebagai multiple intelligence
(kecerdasan ganda).22
Multiple intelligence itu sendiri yaitu berbagai
20
Muhammad Alwi, Belajar Menjadi Bahagia dan Sukses Sejati: Bimbingan Praktis
Penerapan Multiple Inteligen di Keluarga, Lembaga Pendidikan, dan Bisnis, Jakarta: Kompas
Gramedia, 2011, 183-184. 21
J.J Reza Prasetyo, Multiple Your Multiple Intelligences, Yogayakarta: ANDI, 2009, 1. 22
Rose Mini, Panduan Mengenal dan Mengasah Kecerdasan Majemuk Anak, Jakarta:
Indocamp, 2007, 4.
19
ketrampilan dan bakat yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan berbagai
persoalan dan pembelajaran23
Teori multiple intelligence tersebut merupakan
validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting.
Pemakaiannya dalam pendidikan sangat tergantung pada pengenalan,
pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa belajar.
disamping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan
bakat masing-masing pembelajar, Multiple intelligence juga mengakui
perbedaan individual ini untuk tujuan-tujuan praktis, seperti pengajaran dan
penilaian, tetapi juga menganggap serta menerimanya sebagai suatu yang
normal, wajar, bahkan menarik dan sangat berharga.24
Dalam hal ini teori multiple intelligence menetapkan syarat khusus yang
harus dipenuhi oleh setiap kecerdasan agar dapat dimasukkan dalam teorinya.
Syarat tersebut yaitu: 1) Setiap kecerdasan dapat dilambangkan, misalnya
musik dengan lambang not, birama, kinestik dengan lambang lambaian
tangan, untuk mengucapkan selamat tidur, atau selamat tinggal. 2) Setiap
kecerdasan mempunyai riwayat perkembangan, artinya tidak seperti IQ yang
meyakini bahwa kecerdasan itu mutlak tetap dan sudah ditetapkan sejak lahir
atau tidak berubah-rubah. Sedangkan menurut teori MI percaya bahwa
kecerdasan itu muncul pada titik kanak-kanak, mempunyai periode yang
23
Muhammad Yamin, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak, (Multiple Intelligences),
Jakarta: Kencana, 2013, 11. 24
Julia Jasmine, Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk, Bandung: Nuansa, 2007, 11-
12.
20
berpotensi untuk berkembang selama rentang hidup. 3) Setiap kecerdasan
rawan terhadap cacat akibat kerusakan atau cidera pada wilayah otak tertentu.
4) Setiap kecerdasan mempunyai keadaan akhir berdasarkan nilai budaya.
Artinya tidak harus matematika-logis atau spasial tetapi bergantung pada
budaya masing-masing.
Dari berbagai pengertian tentang kecerdasan yang telah disampaikan
dapat diartikan bahwa kecerdasan adalah segala kemampuan yang dimiliki
seorang anak seperti kemampuannya berinteraksi, memahami dan
menganalisis lingkungan, menerapkan ide-ide, kemampuan untuk berfikir
maupun kemampuan untuk belajar dari pengalaman.Kecerdasan bukanlah
hanya bisa diukur dengan IQnya saja, yang mana hal itu hanya semata-mata
ditentukan oleh faktor genetik atau keturunan.Tetapi kecerdasan memiliki
banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan serta pertumbuhannya.
Diantara faktor yang mempengaruhi perkembangan serta pertumbuhan
kecerdasan yaitu: lingkungan, kemauan dan keputusan, pengalaman hidup,
genetika, serta gaya hidup.
2. Jenis-Jenis Kecerdasan Multiple Intelligences
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwasanya dalam teori multiple
intelligence setidaknya terdapat delapan jenis kecerdasan yang pasti dimiliki
oleh setiap manusia, dan hal ini pun besar kemungkinan akan bertambah.
Diantara kecerdasannya yaitu: (1) linguistik: kemampuan dalam bidang
bahasa, (2) matematika: suka ketepatan dan menyukai berfikir abstrak, (3)
21
visual dan spasial: berpikir dengan menggunakan gambar, termasuk gambaran
mental, cakap bekerja dengan peta, grafik dan diagram. (4) musik: sensitif
terhadap mood dan emosi, menyukai dan mengerti musik, (5) intrapersonal:
mengerti perasaan sendiri, dapat memotivasi diri sendiri, mengerti siapa
dirinya, mengerti dan sangat memperhatikan nilai dan etika hidup, (6)
interpersonal: mudah bergaul, mediator, pintar berkomunikasi, (7) kinestik:
kemampuan mengendalikan pengendalian fisik yang sangat baik, ahli dalam
pekerjaan tangan, suka menyentuh, dan memanipulasi obyek, dan (8) naturalis
: mencintai lingkungan/alam, mengenali, berinteraksi dengan hewan dan
tumbuhan.25
Kunci utama dalam menerapkan kecerdasan multiple
intelligences yaitu:
1) Setiap orang memiliki semua kecerdasan.
Teori kecerdasan multiple bukanlah sebuah teori tipe untuk
menentukan satu kecerdasan yang paling sesuai.Tetapi multiple
intelligences adalah teori fungsi kognitif, dan menyatakan bahwa setiap
orang memiliki kemampuan dan kapasitas dalam delapan jenis
kecerdasan. Tentu saja delapan kecerdasan tersebut berfungsi sama-sama
dengan cara yang unik bagi setiap orang.
2) Banyak orang bisa mengembangkan masing-masing kecerdasan hingga
ke tingkat kompetensi yang memadai Tidak dapat dipungkiri banyak
orang yang memiliki kekurangan, bahkan tidak jarang dari mereka
25
Adi W Gunawan, Genius Learning Strategy, Jakarta: Gramedia pustaka, 2004, 231.
22
meratapi apa yang menjadi kekurangannya tersebut. tetapi menurut
Gardner bahwa semua orang tetap bisa mengembangkan setiap jenis
kecerdasan asalkan mereka diberi dorongan, pengayaan, dan pengajaran
yang sesuai.
3) Kecerdasan-kecerdasan biasanya bekerja sama dalam cara yang
kompleks Gardner menunjukkan bahwa setiap kecerdasan tidak ada yang
muncul dengan sendirinya, karena kecerdasan selalu berinteraksi satu
sama lain.
4) Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori. Tidak ada
standar, atribut-atribut yang harus dimiliki seseorang untuk bisa dianggap
sebagai cerdas dalam suatu bidang tertentu.26
Contohnya ketika ada anak
yang tidak mendapat juara di kelas atau mendapat nilai matematika yang
biasa aja, tetapi ia bisa saja lebih mahir menggambar, menyanyi, menari,
ataupun membaca puisi maka ia tetap dikatakan sebagai anak cerdas.27
B. Konsep Dasar Pembelajaran IPA Berbasis Multiple Intelligences
Pembahasan mengenai pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences
memang seharusnya bermula pada pemahaman secara konseptual untuk dijadikan
landasan dalam analisa pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah.Manusia
sejak awal penciptaannya merupakan makhluk yang sempurna. Manusia diberi
26
Thomas Amstrong, Kecerdasan Multiple di dalam Kelas, Jakarta: Indeks, 2013, 15-16. 27
Rose, Mini, Panduan Mengenal dan Mengasah Kecerdasan Majemuk Anak, Jakarta:
Indocamp, 2007, 5.
23
kelebihan akal dan pikiran yang tidak dimiliki makhluk lain.28
Bahkan manusia
sebagai makhluk individu juga diciptakan dengan ciri khas yang berbeda-beda
antara yang satu dengan yang lainnya. Ia dibekali potensi maupun bakatnya
masing-masing. Sehingga dari sinilah manusia sering pula dikatakan sebagai
orang yang unik, karena setiap darinya memiliki berbagai keberagaman.
Setiap manusia tanpa terkecuali diberikan otak untuk berfikir dan pusat
aktifitas belajar.Salah satu mata pelajaran yang berperan penting dalam
pendidikan wawasan, ketrampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi anak adalah
mata pelajaran IPA. Pengertian IPA dalam Permendiknas No 22 tahun 2006
tentang standar Isi, Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.29
Kegiatan belajar IPA tersebut, dapat menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri siswa,
sehingga IPA meliputi beberapa aspek faktual, yaitu: 1) keseimbangan antara
proses dan produk, 2) keaktifan dalam proses penemuan, 3) berfikir induktif dan
deduktif, dan 4) pengembangan sikap ilmiah. Desain pembelajaran sains (IPA)
memungkinkan dapat menumbuhkan kecerdasan majemuk anak.
28
Khalidy Yusuf, Tentang Kejadian Manusia Menurut Agama Islam, Bandung: M2S, 1993,
71. 29
Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,Jakarta:
Wacana Intelektual Press, 2006.
24
Sedangkan untuk konsep penerapannya, multiple intelligences
menitikberatkan pada ranah keunikan yang selalu menemukan kelebihan setiap
anak. Lebih jauh konsep ini percaya bahwa tidak ada anak yang bodoh sebab
setiap anak pasti memiliki satu kelebihan. Apabila kelebihan tersebut dapat
dideteksi sedari awal, otomatis kelebihan itu adalah potensi kepandaian sang anak
Dalam hal ini teori multiple intelligence yang dicetuskan oleh Howard
Gardner banyak menjadi referensi untuk bagaimana menciptakan suasana kelas
yang menyenangkan serta melakukan proses pendidikan yang manusiawi dengan
memperhatikan seluruh kecerdasan yang dimiliki siswa.
C. Kerangka Berfikir
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian
Keterangan:
Input(siswa)
(
Tes MIR
(Multiple
Intelligences
research)
Parenting
Penerapan
strategi MI
Pembagian
hasil MIR
Pemetaan
kelas
Pembelajaran
IPA berbasis
MI
Output
Siswa unggul
dan
berprestasi
25
Pembelajaran dengan pendekatan multiple intelligence adalah
sekolah tidak menggunakan standar tes pada penerimaan siswanya tetapi
menggunakan sistem kuota. Adapun adanya tes pada sekolah tersebut
yaitu dengan menggunakan tes MIR (multiple intelligence research) yang
dilakukan pada saat anak sudah resmi menjadi siswa MIM PK
Kartasura.Tes MIR ini tujuannya untuk mengetahui kecenderungan
kecerdasan siswanya melalui wawancara orangtua, identifikasi gaya
belajar anak. Parenting adalah sosialisasi hasil MIR dan pengenalan
program sekolah.Pembagian hasil MIR yaitu hasil MIR yang sudah
diidentifikasi diberikan kepada wali murid. Pemertaan kelas berdasarkan
hasil MIR dan gaya belajar siswa, pengelompokan berdasarkan gaya
belajar yang lebih dominan. Pembelajaran IPA berbasis multiple
intelligences merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan
berorientasi pada siswa dengan menggunakan strategi berbasis multiple
intelligences sesuai dengan gaya belajar di kelas. Penerapan strategi
multiple intelligences yaitu strategi yang dipilih disesuaikan dengan
media, materi dan gaya belajar siswa, sehingga potensi dan bakat siswa
dapat muncul yang kemudian dapat menghasilkan siswa yang unggul dan
berprestasi tidak hanya pada score nilai namun juga life skill.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis, penelitian yang relevan dan kerangka berfikir
di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian yaitu: “ pengembangan model
26
pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences efektif dapat meningkatkan
prestasi dan life skill siswa MIM PK Kartasura tahun 2018”.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model yang Dikembangkan
Penelitian ini menggunakan metode survey, model penelitian ini
merupakan abstraksi dari fenomena-fenomena yang sedang diteliti, yaitu pada
pengembangan model pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences yang
mengacu pada 1) tidak semua siswa belajar dan berpikir dengan cara yang sama,
memperlakukan mereka dengan cara yang sama, tentu akan merugikan mereka,
sehingga tidak tercapai efektivitas belajar yang tinggi, 2) sebagian siswa merasa
kesulitan dalam memahami konsep IPA dan 3) metode pembelajaran IPA kurang
bervariasi atau belum disesuaikan dengan gaya belajar siswa, 4) siswa memiliki
kecerdasan yang berbeda, sehingga perlu dikembangkan pembelajaran IPA yang
berorientasi pada kecerdasan majemuk siswa. Dengan demikian fokus
pengembangan model pembelajaran IPA adalah tersebut di atas.
B. Prosedur Pengembangan
Langkah-langkahdalam penelitian ini adalah 1) merumuskan masalah
penelitian dan menentukan tujuan survey 2) menentukan konsep dan hipotesa
serta menggali kepustakaan 3) pengambilan sampel 4) pembuatan kuesioner 5)
pekerjaan lapangan 6) pengolahan data 7) analisa dan pelaporan.30
Tujuan
30
Singarimbun, Masri dan Effendi Sofian (Editor), Metode Penelitian Survey, Jakarta: PT
Pustaka LP3ES Indonesia, 2011, 12-13.
28
penelitian survey adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang
latar belakang, sifat-sifat, serta karakter-karakter yang khas darikasus atau
kejadian suatu hal yang bersifat umum. Adapun penelitian yang peneliti lakukan
mengenai Model Pembelajaran IPA Berbasis Multiple Intelligences pada Siswa
kelas IV MIM PK Kartasura. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka
peneliti menggunakan teknik observasi.
Observasi dilakukan karena untuk mengetahui kondisi awal tempat penelitian,
untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilaksanakan, mulai dari
perencanaan, evaluasi dan penyusunan nilai.Pelaksanaan observasi yang peneliti
lakukan diantaranya melihat kondisi awal tempat penelitian, melihat hal yang
menarik untuk dijadikan judul penelitian, melaksanakan observasi lanjutan,
menyebarkan instrument penelitian berupa kuesioner.
C. Uji Coba Produk
Desain uji coba tahap pengembangan model pembelajaran IPA
berbasismultiple intelligences dilakukan dalam empat tahap uji coba. Adapun
empat tahap tersebut adalah sebagai berikut: uji ahli dan praktisi (2 pakar), uji
coba perorangan, uji coba kelompok, dan uji coba lapangan terbatas.
1. Uji Ahli dan Praktisi
Pada tahap uji ahli ini adalah bertujuan untuk mengetahui kelayakan
pengembangan model pembelajaran IPA berbasis MI dapat digunakan oleh
Guru dan Siswa. Ahli yang dimaksud adalah ahli psikologi dan praktisi
pendidikan.
29
2. Uji Coba Perorangan
Pengembangan model pembelajaran IPA berbasis MI hasil revisi FGD
dan uji ahli serta praktisi diujicobakan perorangan (enam orang).Uji coba
perorangan bertujuan mempraktekkan pengembangan model pembelajaran
IPA berbasis MI yang telah dievalusi dalam FGD dan ahli.
3. Uji Coba Kelompok
Uji coba kelompok (12 orang) bertujuan mempraktekkan pengembangan
model pembelajaran IPA berbasis MI yang telah dievalusi dari perorangan.
4. Uji Coba Lapangan Terbatas
Pengembangan model hasil dari revisi uji coba perorangan dan
kelompok diujicobakan lapangan terbatas dengan peserta 25 orang
menggunakan pendekatan penelitian eksperimen.Hasil uji coba lapangan
terbatas direvisi dan menjadi model final pembelajaran IPA berbasis MI yang
siap diaplikasikan uji coba lapangan luas.
D. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba model pembelajaran IPA berbasis Multiple Intelligences
adalah Guru MIM PK Kartasura sebanyak
E. Jenis Data
Jenis data adalah berupa data kualitatif dan kuantitatif.Data kuantitatif
diperoleh dari hasil persentase kuesioner analisis kebutuhan dan penilaian draf
model (angket skala likert) berupa skor angka.Data kualitatif diperoleh dari
jawaban angket terbuka mengenai minat guru terhadap pembelajaran IPA
30
berbasis Multiple Intelligences yang diinginkan dan tanggapan para ahli dan guru
terhadap produk berupa hasil uraian deskriftif kritik dan saran evaluator.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket skala likert,
angket terbuka, format catatan diskusi, lembar pengamatan observasi
kemampuan professional pembelajaran IPA berbasis MI.
1. Angket skala Likert digunakan untuk mengumpulkan data tentang evaluasi
isi ahli, ahli psikologi, guru setelah mencermati produk yang dikembangkan.
2. Angket terbuka digunakan untuk mengumpulkan data tentang: 1) analisis
kebutuhan pembelajaran IPA berbasis MI. 2) kritik dan saran-saran ahli dan
praktisi.
3. Ahli manajemen, dan praktisi pendidikan, guru setelah mencermati produk
yang dikembangkan.
4. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data faktual di MIM PK
Kartasura.
5. Focus Group Discussion (FGD) pengembangan model pembelajaran IPA
berbasis MI dan materi pembelajaran IPA berbasis MI.
6. Angket tanggapan Guru terhadap penerapan model pembelajaran IPA
berbasis MI.
7. Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan
Guru dalam pembelajaran IPA berbasis MI.
31
G. Teknih Analisis Data
a. Analisis Diskriptif
Data analisis kebutuhan pembelajaran IPA berupa skor skala likert
dianalisis menggunakan teknik persentase, menurut Miles& Huberman
analisis data kualitatif dengan menggunakan model interaktif.31
Dalam
model interaktif dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1) Data reduction (Reduksi
Data) yaitu pencatatan secara teliti dan rinci dari data yang diperoleh dari
lapangan cukup banyak. Sehingga dengan kata lain, mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. 2) Data display (penyajian data) yaitu
menyajikan data dari proses reduksi yang berbentuk table, grafik, dan
sejenisnya agar terorganisasi sehingga mudah dipahami. 3) Conclution
drawing atau verification adalah penarikan kesimpulan data verifikasi dari
kesimpulan awal yang bersifat sementara kemudian diperkuat dengan bukti
berikutnya.32
31
Miles, Mathew B and Michael Huberman, Qualitative Data Analysis (terjemahan), Jakarta:
UI Press,2007, 106.
32
Ibid., hlm 338.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Nyata Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences
Konsep MI (Multiple Intelligence) adalah suatu konsep yang
menitikberatkan pada ranah keunikan dan selalu menemukan kelebihan
anak.Atas dasar itulah sekolah dengan berbasis multiple intelligence adalah
sekolah yang dapat menerima siswanya dalam kondisi apapun.Penerimaan
sekolah yang menerapkan Multiple Intelligences tidak menerapkan tes-tes
formal untuk menyaring siswa. Menurut Munif Chatib dalam buku
sekolahnya manusia, bahwa dalam teori multiple intelligences sekolah
unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses pembelajaran, bukan
pada kualitas input siswanya. Sekolah unggul menurut teori MI adalah juga
sekolah yang para gurunya mampu menjamin semua siswa akan dibimbing
ke arah perubahan yang lebih baik, bagaimanapun kualitas akademis dan
moral yang mereka miliki.33
Jadi sekolah dengan berbasis multiple
intelligences bukanlah sekolah yang membuat anak didiknya justru merasa
takut, dan bukan pula sekolah yang gurunya berperan seakan-akan dia raja
yang harus dituruti serta pernyataannya pasti benar.Tetapi guru adalah
sebagai fasilitator pembimbing bagi anak didiknya dalam menemukan serta
33
Munif Chatib, Sekolahnya Manusia,Bandung: Mizan Pustaka, 2012, 93.
34
mengembangkan potensinya.Yang harus seringkali menjadi perenungan bagi
para guru adalah ketika seorang guru mendapati seorang anak yang kurang
paham atau tidak bisa mengikuti pelajaran. Seorang guru harus introspeksi
terlebih dahulu apakah ia sudah menyampaikan materi dengan baik?
Ataukah ada kesalahan dalam menyampaikan materi pelajaran?. Sehingga
dari perenungan tersebut seorang guru dapat membuat semua siswa
mendapatkan kenyamanan yang sama dalam memperoleh pelajaran secara
maksimal.34
Menurut teori multiple intelligences sekolah dengan pembelajaran
berbasis multiple intelligence, ialah mereka yang gurunya mengajar dengan
kreatif, menggunakan berbagai gaya dan metode yang variatif. Guru dengan
pembelajaran kecerdasan multiple juga mengajar dengan berbagai variasi
strategi seperti mengilustrasikan ide memberikan pengalaman menggunakan
ketrampilan membangkitkan minat siswa pada materi dan melibatkan siswa
dalam pembelajaran serta memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengungkapkan pemahaman mereka. Guru dengan kecerdasan multiple juga
memberikan ruang untuk siswa berinteraksi satu sama lain dengan berbagai
cara, serta melibatkan pengalaman pribadi siswa kedalam materi agar proses
pembelajaran terjadi seperti makhluk hidup.35
Selanjutnya aktivitas di dalam
pembelajaran berbasis kecerdasan jamak yaitu berbagai bentuk aktivitas
34
Muhammad Maksum, Menjadi Guru Idola, Yogyakarta: Cable Book, 2014, 22. 35
Thomas Amstrong, Kecerdasan Multiple di dalam Kelas, Jakarta: Indeks, 2013, 61-62.
35
yang didesain untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
dengan memfasilitasi berkembangnya kecerdasan jamak (multiple
intelligences) peserta didik.
2. Hasil Need Assesment
Analisis kebutuhan pembelajaran IPA berbasis Multiple Intelligences,
diawali dengan studi pendahuluan melaui angket skala likert. Kriteria
analisis diadaptasi dari skor kategori skala likert skala 4. Gambaran
kebutuhan pembelajaran IPA berbasis Multiple Intelligences diperoleh dari
30 responden guru MIM PK Kartasura seperti terlihat pada tabel 4.1 berikut
ini:
No. Indikator yang dibutuhkan N Rerata Keterangan
A. Indikatormultiple
intelligences
30 3,72 Sangat butuh
B. Metode pembelajaran 30 3, 57 Sangat Butuh
C. Media pembelajaran 30 3, 50 Sangat Butuh
D. Waktu pembelajaran 30 3,40 Sangat Butuh
Rerata 3, 54 Sangat butuh
Sumber: Data Penelitian Penulis ( Maret 2018)
36
3. Model Pembelajaran IPA Berbasis Multiple Intelligences
Berdasarkan kondisi nyata dan need assessment, maka model pembelajaran
IPA berbasis multiple Intelligences dapat digambarkan seperti pada gambar
4.1 berikut ini :
37
Model Pembelajaran IPA Berbasis Multiple Intelligences
Multiple Intelligences Research (MIR)
Deteksi Multiple Intelligences
Sosialisasi Hasil MIR dan Parenting
Penentuan/ Pengelompokan kelas/ Placement
Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences
Mapel Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Instrumen
A. Kinestetik,
Visual-
Spasial,
Naturalis
B.Linguistik,
Interpersonal,
Musikal
C.Matematis-
Logis,
Intrapersonal
I
Kinestetik
Metode:
Games
berburu
harta karun,
outing class,
applied
learning
Media:
Amplop
harta
karun,,
benda-
benda
disekitar
sekolah,
puzzle.
Linguistik
Metode:
problem
based
learning,
interview,
praktikum
Media:
gambar-
gambar
sesuai
materi,
audio
recorder,
puppet
Matematis
-Logis
Metode:
eksperimen,
card short,
solving a
problem
Media:
benda
disekitar
sekolah,
question
card,
tabel
masalah
Visual-
Spasial
Metode:
Make
a product,
analogi,
observasi
Media:
LCD,
film-film
edukasi,
observasi
benda
disekitar
sekolah
Musikal
Metode:
sing
a lesson,
quantum
learning,
part
and whole
Media:
lagu,
kertas
berlagu,
CD/kaset
Naturalis
Metode:
natural
learning,
kontekstual
based
learning,
flash card
Media:
area-area
outbond,
alam,
tumbuhan,
hewan,
buku
gambar
Metode:
kerja
kelompok,
role
playing,
diskusi
Media:
teman,k
artu
soal,
APE
Metode:
bermain
kuis,
presentasi,
Exsercise
Media:
kartu
soal,
lembar
kerja
mandiri,
LKS,
Inter
personal
Intra
personal
Perubahan paradigma guru dalam mengajar , guru lebih jelas dalam
merancang dan memilih strategi pembelajaran.
Siswa selalu enjoy dan senang belajar,
Materi mudah diterima dan dipahami,
Anak lbih kritis, kreatif dan percaya diri.
II
III
INPUT(SISWA)
Siswa Unggul dan Berprestasi IV
38
1. Potensi multiple intelligences (Tahap I)
Setiap anak memiliki keunikan dan kecerdasaan yang berbeda-
beda; Sekolah dapat menerima siswanya dalam kondisi apapun (semua
kecerdasaan anak) dengan sistem MIR (Multiple Intelligences
Research) yang digunakan untuk mengetahui kecenderungan
kecerdasaan siswa yaitu melalui wawancara orangtua- identifikasi gaya
belajar anak- pengenalan program sekolah-parenting- pembagian hasil
MIR kepada wali murid- pemetaan kelas berdasarkan hasil MIR dan
gaya belajar yang lebih dominan; Pembelajaran berbasis multiple
intelligences menekankan pada pembelajaran yang menyenangkan dan
berorientasi pada siswa.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis MI (Tahap II)
Menurut teori MI (multiple intelligences) sekolah dengan
pembelajaran berbasis multiple intelligences, ialah mereka yang gurunya
mengajar dengan kreatif, menggunakan berbagai metode dan media
yang variatif, seperti digambarkan pada pembelajaran IPA pada materi
gaya kelas IV semester 2 dibawah ini:
1) Kinestetik
Kecerdasan kinestik merupakan kecerdasan fisik.Kecerdasan ini
mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan ketrampilan
39
dalam menangani benda.36
Orang dengan kecerdasan kinestik juga
memiliki keahlian mengendalikan seluruh tubuh untuk
mengekspresikan ide dan perasaan, ketrampilan menggunakan tangan
untuk menciptakan suatu kemampuan fisik yang spesifik.37
Strategi
pengembangan kecerdasan jasmaniah adalah dengan cara: studi
lapangan, bermain peran, berpantomim, menggunakan bahasa tubuh,
demonstrasi, melakukan improvisasi, bermain tebak-tebakan,
bermain teater di ruang kelas, serta dengan bertukar kunjungan
(dalam kelompok kelas lain).38
Media yang dapat mendukung kecerdasan ini adalah produk yang
dibuat anak, amplop harta karun, Bola, LCD, Benda-benda di lingkup
sekitar sekolah, APE, Puzzle, Kartu, Matras, Corong, Stop watch,
Bola, Peluit.
2) Linguistik
Kecerdasan Linguistikadalah kemampuan untuk menggunakan
bahasa baik lisan maupun tulisan secara tepat dan akurat.
Kecerdasan linguistik seringkali mewujudkan dirinya dalam kata-
kata, baik dalam tulisan maupun lisan. Strategi untuk
mengembangkan kecerdasan linguistik adalah dengan memberi
36
Thomas Amstrong, 7 Kind Of SmartAmstrong, Jakarta: IKAPI, 2002, 43. 37
Muhammad Maksum, Menjadi Guru Idola, Yogyakarta: Cable Book, 2014, 32. 38
Muhamad Yamin, Pembelajarn Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences),
Jakarta: Kencana, 2013, 102-103.
40
sumbang pendapat (brainstorming), mendongeng/bercerita,
menulis jurnal, dan membaca biografi.39
Jenis kecerdasan seperti
ini biasanya dimiliki oleh para jurnalis, juru cerita, penyair dan
pengacara.40
Metode : Bercerita, story telling, Make a product;
membuat cerpen cerita sendiri, Interview, Problem based learning,
Gerak panggung, Quantum learning, Dialog/diskusi, Lomba
pidato/ceramah, Praktikum, Presentasi, Movie learning, Drama,
Bisik berantai/ pesan berantai, Flash card, Video, Dongeng,
Praktek percakapan, Role playing.
Media: puisi, kertas berwarna-warni, koran, gambar-gambar
sesuai materi, Mikrofon, buku- buku cerita, kelas teater, puppet,
audio recorder, kartu dongeng, LCD, Buku, kertas.
3) Matematis- Logis
Kecerdasan matematis-logis adalah jenis kecerdasan yang sering
dicirikan sebagai pemikir kritis dan digunakan sebagai bagian dari
metode ilmiah. Orang dengan kecerdasan ini gemar bekerja dengan
data, mengumpulkan dan mengorganisasi, menganalisis serta
menginterpretasikan, menyimpulkan kemudian meramalkan.41
Strategi pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan
39
Muhamad Yamin, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences),
Jakarta: Kencana, 2013, 47-48. 40
Thomas Amstrong, 7 Kind of Smart, Jakarta: IKAPI, 2002, 3. 41
Julia Jasmine, Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk, Bandung: Nuansa, 2007,
19-31.
41
kecerdasan matematik adalah dengan berpikir kritis,
bereksperimen, penyelesaian masalah, membuat simbol-simbol
abstrak, pola-pola dan kategorisasi, membuat silogisme,
mengembangkan cara berpikir analitis dan sintesis, membuat
graphic organizer. 42
Media : soal dalam bentuk angka, daun, lidi, question card, picture
card, APE, Benda disekitar sekolah, Tabel masalah, Plastisin.
4) Visual- spasial
Kecerdasan Visual- spasial adalah kecerdasan yang mencakup
berpikir dalam gambar. Orang dengan kecerdasan ini biasanya
memiliki kemampuan untuk menyerap, mengubah, dan
menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-
spasial.43
Strategi dalam menangani orang dengan kecerdasan
spasial adalah dengan cara memberikan pelajaran melalui
pembuatan sketsa, gambar, simbol, grafik, mengadakan tour keluar
kelas, mengadakan eksperimen di laboratorium.44
Munif Chatib
dalam bukunya sekolah anak-anak juara berbasis kecerdasan jamak
dan pendidikan keadilan, menyampaikan juga bahwa anak dengan
42
Muhamad Yamin, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences),
Jakarta: Kencana, 2013, 65-66. 43
Thomas Amstrong,7 Kind of Smart, Jakarta: IKAPI, 2002, 3-4. 44
Muhammad Alwi, BelajarMenjadi Bahagia dan Sukses Sejati: Bimbingan Praktis
Penerapan Multiple Intelligences di Keluarga, Lembaga Pendidikan dan Bisnis, Jakarta: Kompas
Gramedia, 206.
42
strategi desain, penggunaan warna, gambar atau lukisan, serta
membuat dekorasi ruangan sehingga menarik anak.45
Media : gambar-gambar, TV, LED, LCD, Film-film edukasi, PPT,
APE, Puzzle, Buku, Kertas, Speaker, Observasi terhadap benda
yang ada disekitar sekolah.
5) Musikal
Kecerdasan musikal adalah kapasitas untuk berpikir tentang musik
seperti mampu mendengar, mengenal, mengingat, dan bahkan
memanipulasi pola-pola musik. Orang yang mempunyai
kecerdasan ini sangat peka terhadap suara atau bunyi, lingkungan
juga musik. Mereka sering bersiul, atau bersenandung melakukan
aktivitas lain.46
Strategi untuk mengembangkan kecerdasan ini
yaitu dengan cara diografi, musik instrumen, diajarkan bentuk
bunyi, memainkan musik supermemory, musik sedih, menciptakan
dan menyusun musik, membuat konsep lagu, memilih daftar musik
yang sesuai dengan kurikulum.47
Metode: Sing a lesson;
menyanyikan materi-materi yang dibahas saat mata pelajaran,
Parody, Mengubah lagu, Role playing, Show to show, Menghafal
45
Munif Chatib, Sekolah Anak-Anak Juara Berbasis Kecerdasan Jamak dan Pendidikan
Berkeadilan, Bandung: KAIFA, 2012, 88. 46
Julia Jasmine,Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk, Bandung: Nuansa, 2007, 21. 47
Muhamad Yamin, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences),
Jakarta: Kencana, 2013, 119-120.
43
lewat lagu, Tepuk bernyanyi, Menciptakan yel-yel, Quantum
learning, Praktikum, Part and whole, Listening.
Media: alat music (Gitar,Keyboard, Piano, lagu, TV,LCD,Benda-
benda yang menghasilkan bunyi, Kertas berlagu, Speaker,
Cd/kaset.
6) Naturalis
Menurut Carvi (2011) kecerdasan naturalis adalah kemampuan
seseorang untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi pola-pola
alam. Orang yang memiliki kecerdasan naturalistik yang kuat
biasanya mempunyai ketertarikan pada dunia luar atau dunia
binatang dan ketertarikan ini mulai muncul sejak usia dini. Mereka
menyukai subjek, cerita-cerita dan pertunjukan yang berhubungan
dengan binatang dan fenomena alam. Strategi untuk
mengembangkan kecerdasan ini yaitu dengan belajar melalui alam,
menggunakan alat peraga tanaman, belajar ekologi, observasi
jurnal, mencatat cuaca, mengumpulkan jenis bebatuan, jendela
belajar, mengobservasi flora dan fauna, mengumpulkan gambar
binatang, belajar berbagai jenis binatang seta berkemah, memanjat
gunung dan memancing48
. Metode : Kontekstual, eksperimen,
looking around, natural learning, observasi tentang jenis-jenis
48
Muihamad Yamin, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences),
Jakarta: Kencana, 2013, 182.
44
flora dan fauna, quantum learning, memelihara hewan di rumah,
belajar di alam terbuka/ outdoor class, flash card, penugasan,
melihat gejala alam.
Media: bahan percobaan, daun, lidi, alam, hewan, tumbuhan, area-
area, outbond, pembelajaran-pembelajaran tentang alam, LCD,
PPT, Buku gambar, Buku.
7) Interpersonal
Kecerdasan interpersonal ditampakkan pada kegembiraan
berteman dan kesenangan dalam berbagai macam aktivitas sosial.
Orang yang memiliki kecerdasan ini menyukai dan menikmati
bekerja secara berkelompok, belajar sambil berinteraksi dan bekerja
sama.49
Strategi untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal
yaitu: jigsaw, mengajar teman sebaya, bekerja tim, mengidentifikasi
kerja kelompok, diskusi kelompok, praktik empati, memberi umpan
balik, simulasi, membuat dan melakukan wawancara, membuat dan
melakukan observasi. 50
Metode: mengajar/teach,role playing, TGT,
STAD, Diskusi, Kerja kelompok, Flash card, Quantum learning,
Group investigation, Praktik, Presentasi, Grouping class, Sosio
drama, wawancara.
49Julia Jasmine, Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk, Bandung: Nuansa, 2007, 26. 50
Muhamad Yamin, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences),
Jakarta: Kencana, 2013, 134.
45
Media: Teman, maket, kartu soal, flash card, berkelompok dengan
LKS, APE Lembar kerja portofolio, Lembar diskusi, LCD, Speaker,
Kertas, lat-alat permainan tradisional.
8) Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal tercermin dalam kesadaran
mendalam akan perasaan batin. Orang dengan kecerdasan ini pada
umumnya mandiri, tidak bergantung pada orang lain, dan yakin
dengan pendapat diri yang kuat tentang hal-hal yang kontroversial.
Mereka memiliki rasa percaya diri yang besar serta senang bekerja
berdasarkan program sendiri dan dilakukan sendiri.51
Strategi untuk
pengembangan kecerdasan interpersonal yaitu: dengan tugas mandiri,
refleksi, menetapkan tujuan, mengungkapkan perasaan, membuat
identifikasi diri, membuat autobiografi, membuat proyek dan belajar,
mengembangkan cara berfikir strategik, mengaitkan pelajaran dengan
dunia nyata, Metode: gerakan kreatif, exercise,problem based
learning, question a start learning, bercerita pengalaman pribadi di
depan kelas, tugas mandiri, quantum learning, membuat target,
presentasi mandiri, bermain kuis, praktik, presentasi,menulis buku
harian, make a product. Media: suasana nyaman, kartu soal, LKS,
APE, Lembar kerja mandiri, LCD, Alat olahraga.
51
Julia Jasmine, Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk, Bandung: Nuansa, 2007,
27-28.
46
3. Signifikansi pembelajaran IPA berbasis Multiple Intelligences
(Tahap III)
1) Adanya perubahan paradigm guru dalam mengajar, guru lebih jelas
dalam merancang dan memilih strategi pembelajaran;
2) Siswa selalu enjoy dan senang belajar;
3) Materi mudah diterima dan dipahami;
4) Anak lebih kritis, kreatif dan percaya diri.
4. Output (Tahap IV)
Siswa unggul dan berprestasi, dalam pembelajaran berbasis
Multiple intelligences, pembelajaran tidak sekedar bertujuan untuk
meningkatkan skor/ nilai akademis tetapi untuk menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan, memanusiakan siswa peagar bakat
minatnya siswa muncul dan menyiapkan life skill.
B. Pembahasan Produk Akhir
1. Kajian kenyataan, kendala, minat dan kebutuhan pembelajaran IPA
berbasis Multiple intelligences bagi guru MIM PK Kartasura.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada Guru MIM PK
Kartasura tentang kenyataan pembelajaran berbasis MI adalah pada dasarnya
Guru MIM PK Kartasura sangat butuh pembelajaran berbasis multiple
intelligences. Dari hasil observasi melalui angket pada 30 Guru MIM PK
Kartasura didapatkan hasil 90% guru MIM PK kartasura sudah
melaksanakan pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences.Berdasarkan
47
analisis tersebut di atas, guru MIM PK Kartasura sangat butuh pembelajaran
berbasis multiple intelligences.Potensi multiple intelligences juga
mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis MI.
Kendala dalam melaksanakan pembelajaran berbasis multiple
intelligences di sekolah adalah kekurangan variasi dalam mendesain strategi
pembelajaran yang meliputi media dan metode pembelajaran serta orang tua/
wali murid yang belum memahami pembelajaran berbasis multiple
intelligences.Hal tersebut teridentifikasi pada saat FGD pada tahap
pelaksanaan pembelajaran berbasis multiple intelligences. Kendala
pembelajaran berbasis MI juga teridentifikasi pada studi pendahuluan, dari
30 responden didapatkan hasil 60% guru MIM PK Kartasura kesulitan
melaksanakan menerapkan variasi metode dan media pembelajaran berbasis
MI.
Kendala bukan merupakan hambatan dalam melaksanakan
pembelajaran berbasis MI. hal tersebut dapat dilihat pada temuan hasil
angket tentang minat Guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis MI.
dari 30 responden menyatakan berminat dalam mengaplikasikan
pembelajaran berbasis MI adalah 90%. Rerata yang diperoleh adalah 3,46
hal tersebut mengandung arti bahwa responden sangat butuh pembelajaran
IPA berbasis multiple intelligences. Kebutuhan yang diperlukan dalam
pembelajaran tersebut adalah: strategi pembelajaran, metode dan media
pembelajaran.
48
Berdasarkan hasil observasi dan studi pendahuluan penulis serta hasil
penelitian yang relevan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pembelajaran berbasis multiple intelligences merupakan kebutuhan guru
untuk meningkatkan prestasi dan bakat minat siswa.
2. Pengembangan Model Pembelajaran IPA Berbasis Multiple
Intelligences
Pengembangan model pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences
yang penulis susun telah melalui proses FGD dan validasi pakar dan praktisi.
Hasil penelian dari pakar dan praktisi pendidikan adalah sebagai berikut,
rerata penilaian dari pakar psikologi 4,77 dan praktisi pendidikan 4, 33 hal
tersebut dapat dilihat dalam lampiran.
Dari rerata secara keseluruhan pengembangan model pembelajaran IPA
berbasis multiple intelligences penilaian dari ahli dan praktisi sebesar 4, 55.
Hal tersebut menunjukkkan bahwa hasil pengembangan model pembelajaran
IPA berbasis multiple intelligences yang penulis kembangkan dapat
digunakan dalam pembelajaran pada MIM PK Kartasura.
3. Kajian penilaian peserta terhadap hasil penelitian pengembangan
model pembelajaran IPA berbasis multiple intelligencespada siswa
MIM PK Kartasura.
Tabel berikut merupakan penilaian peserta pada uji perorangan,
kelompok dan uji terbatas. Rerata dari penilaian peserta dalam uji coba
secara keseluruhan adalah 3,65. Aspek yang dinilai oleh peserta dalam
49
pembelajaran IPA berbasis MI adalah: deteksi multiple intelligences rerata
3,61, indicator multiple intelligences rerata 3,68, metode pembelajaran rerata
3,62 dan media pembelajaran rerata 3,69
Tabel 4.2 Rerata Skor Penilaian Peserta (Uji Perorangan, Uji Kelompok dan
Uji Terbatas) terhadap Pengembangan Model Pembelajaran IPA Berbasis
Multiple Intelligences
Aspek yang dinilai Rerata Skor
Uji coba
perorangan (6)
Uji coba
kelompok (12)
Uji coba
terbatas (25)
Rata-rata
Deteksi multiple intelligences 3,5 3,54 3,8 3,61
Indikator multiple intelligence 3,5 3,68 3,86 3,68
Metode pembelajaran 3,58 3,54 3,74 3,62
Media pembelajaran 3,66 3,62 3,8 3,69
Rerata Skor 3,65
Sumber: Data penelitian penulis (Mei 2018)
Berdasarkan rerata tersebut di atas bahwa aspek deteksi multiple intelligences,
indicator multiple intelligences, metode pembelajaran dan media pembelajaran dalam
pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences sangat baik. Dengan demikian
pengembangan model pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences mudah
dilaksanakan oleh guru MIM PK Kartasura. Hasil penilaian responden terhadap
model pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences pada uji perorangan,
50
kelompok dan terbatas dapat dilihat perbandingan nya pada tabel tersebut dia atas.
Secara umum dari hasil uji coba terdapat peningkatan penilaian responden terhadap
model pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences. Hal tersebut menunjukkan
bahwa model pembelajaran IPA berbasis multiple intelligencesefektif digunakan
dalam proses pembelajaran di MIM PK Kartasura. Efektif dapat dilihat berdasarkan
penilaian responden terhadap pembuatan model pembelajaran.
C. Keunggulan hasil penelitian pengembangan model pembelajaran IPA
berbasis multiple intelligences.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengembangan model pembelajaran IPA
berbasis multiple intelligences dapat efektif meningkatkan prestasi dan
memunculkan bakat minat siswa di MIM PK Kartasura. Berdasarkan analisis
peneliti, pengembangan model pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences
ini memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Mempermudah guru dalam merancang dan mengemas pembelajaran dengan
strategi yang sesuai dengan kecenderungan gaya belajar siswa; sehingga guru
menyesuaikan gaya belajar siswa bukan siswa yang menyesuaikan gaya
mengajar guru;
2. Guru lebih kreatif dalam merencanakan dan menerapkan metode
pembelajaran yang tepat dan lebih variatif untuk mengembangkan kecerdasan
majemuk siswa;
3. Memberikan sudut pandang untuk pengembangan potensi manusia;
51
4. Menarik minat siswa dan mengoptimalkan kemampuan siswa;
5. Siswa terlihat lebih aktif, kreatif, mandiri dan percaya diri.
D. Kelemahan hasil penelitian pengembangan model pembelajaran IPA
berbasis multiple intelligences
Berdasarkan keunggulan dari pengembangan model pembelajaran IPA ini,
peneliti dapat menemukan kelemahan sebagai berikut:
1. Pada pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences masih
terkendala pada keterbatasan biaya, media/ alat peraga IPA yang belum
sebanding dengan banyaknya jumlah siswa yang ada.
2. Metode dan media pembelajaran masih perlu dikembangkan agar Guru tidak
kekurangan variasi strategi dalam mendesain pembelajaran, karena tidak
semua siswa suka dan nyaman dengan metode pembelajaran yang digunakan
sebab kemampuan anak belum seutuhnya dapat menerima kecerdasaan yang
berbeda-beda.
3. Penentuan letak siswa yang secara personal condong siswa kinestetik
membuat suasana dikelas yang sepenuhnya bukan siswa kinestetik menjadi
terganggu dan kurangnya pemahaman orangtua tentang MI sehingga ketika
terjadi peningkatan maupun perubahan kecenderungan kecerdasaan siswa,
orang tua kurang bisa menerima sepenuhnya.
4. Model pembelajaran IPA berbasis MI hasil pengembangan ini masih
memerlukan pengujian luas bagi Guru di luar MIM PK Kartasura. Hal
tersebut dikarenakan keterbatasan dana dan waktu.
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan data hasil penelitian dan
pembahasan pengembangan model pembelajaran IPA berbasis Multiple
intelligences adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan pembelajaran IPA berbasis Multiple Intelligences, diawali
dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak berdasarkan gaya
belajar anak sehingga hasil belajar siswa rendah. Adapun konsep penerapan
Multiple Intelligences adalah suatu konsep yang menitikberatkan pada ranah
keunikan dan selalu menemukan kelebihan anak. Lebih jauh konsep ini
percaya bahwa tidak ada anak yang bodoh sebab setiap anak pasti memiliki
satu kelebihan. Apabila kelebihan tersebut dapat dideteksi sedari awal,
otomatis kelebihan itu adalah potensi kepandaian sang anak. Atas dasar
itulah sekolah dengan berbasis multiple intelligences adalah sekolah yang
dapat menerima siswanya dalam kondisi apapun.Terbukti hasil dari skor
need assessment tingkat kebutuhannya 3,54.
2. Pengembangan model pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences
menghasilkan bagan model pembelajaran yang meliputi 1) potensi multiple
intelligences (deteksi dan indikator multiple intelligences) melalui tes MIR,
2) pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis MI yang mencakup
kecenderungan kecerdasaan siswa, metode pembelajaran dan media
53
pembelajaran yang dapat digunakan pada proses KBM, 3) signifikansi
pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences, 4) Output dari penerapan
pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences.
3. Kelayakan model pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences
berdasarkan:
a. Penilaian ahli psikologi dinilai berdasarkan tiga aspek yaitu unsur teori
pendukung yang dipakai, unsur tahapan pembelajaran dan unsur teknih
pelaksanaan pembelajaran mendapatkan skor 4, 77 atau termasuk
“sangat layak” digunakan.
b. Penilaian praktisi pendidikan dinilai berdasarkan tiga aspek yaitu unsur
teori pendukung yang dipakai, unsurtahapan pembelajaran dan unsur
teknik pelaksanaan pembelajaran mendapatkan skor 4, 33 atau termasuk
“sangat layak” digunakan.
c. Penilaian uji coba lapangan berdasarkan empat aspek yaitu, deteksi
multiple intelligences, indikatorMI, metode pembelajaran dan media
pembelajaran pada uji coba lapangan perorangan, uji coba lapangan
kelompok dan uji coba lapangan terbatas memperoleh rerata skor 3,65
termasuk” sangat layak” untuk digunakan.
4. Efektivitas model pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences
berdasarkan perbandingan dan kenaikan rata-rata pada uji perorangan
dengan rata-rata 3,56, uji coba kelompok 3,59 dan uji coba terbatas dengan
rata-rata 3,8. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model
54
pembelajaran IPA berbasis Multiple intelligences ini efektif bagi Guru dan
siswa dalam proses pembelajaran berdasarkan perbandingan dan kenaikan
rata-rata dari uji perorangan, kelompok dan terbatas.
B. Saran
1. Model pembelajaran IPA berbasis multiple intelligences ini dapat
dikembangkan pada sekolah dasar yang lain yang belum mengaplikasikan
pembelajaran berbasis MI.
2. Hasil pengembangan model pembelajaran IPA berbasis multiple
intelligences ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam pelaksanaan
pembelajaran pada tingakat sekolah dasar.
3. Hasil pengembangan model pembelajaran IPA berbasis multiple
intelligences ini, dapat dijadikan sebagai acuan bahwa dalam pembelajaran
tidak sekedar bertujuan untuk meningkatkan skor/nilai akademik tetapi
untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, memanusiakan anak
didik dan menyiapkan life skill.
55
DAFTAR PUSTAKA
A, Sujana. Pendidikan IPA Teori dan Praktek. Bandung: Rizki Press, 2014.
Akker, J. van den. Principles and Methods of Development ResearchDalam
Plomp, T; Nieveen, N; Gustafson, K; Branch, R.M; dan van den
Akker, J (eds). Design Approaches and Tools in Education and
Training. London: Kluwer Academic Publisher, 1999.
Alwi, Muhammad.Belajar Menjadi Bahagia dan Sukses Sejati: Bimbingan
Praktis Penerapan Multiple Inteligen di Keluarga, Lembaga
Pendidikan, dan Bisnis.Jakarta: Kompas Gramedia, 2011.
Amstrong, T.Kinds of Smart: Identifying and Developing Your Multiple
Intelligencesi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2004.
Amstrong, Thomas. Kecerdasan Multiple di dalam Kelas. Jakarta: Indeks,
2013.
Amstrong, Thomas.7 Kind of Smart. Jakarta: IKAPI, 2002.
Amstrong, T. Kinds of Smart: Identifying and Developing Your Multiple
Intelligences. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2004.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran cetakan ke-3. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013.
Azwar, Saifuddin.Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran
Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.
Baharuddin &Esa Nur Wahyuni.Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: ar Ruzz Media Group, 2007.
Chatib, Munif.Sekolah Anak-Anak Juara Berbasis Kecerdasan Jamak dan
Pendidikan Berkeadilan. Bandung: KAIFA, 2012.
Chatib, Munif.Sekolahnya Manusia Sekolah Berbasis Multiple
Intelligences.Bandung: Kaifa, 2015.
Chatib, Munif.Sekolahnya Manusi. Bandung: Mizan Pustaka, 2012.
56
Depdikbud Kurikulum Pendidikan Dasar: IPA-SD. Jakarta: Depdiknas, 2006.
Fatonah, Siti,“Menumbuhkan Kecerdasaan Majemuk (multiple intelligences)
Anak dengan Mengenal Gaya Belajarnya dalam Pembelajaran IPA
SD”, Al-Bidayah Vol.1 No.2 (2009): 229-245.
Gardner, Howard.Multiple Intelligences. Batam: Interaksa, 2003.
Gardner, Howard. Multiple Intelligences: The Theory in Practice. New York :
John Wiley, 1983 (Terjemahan Alexander Sindoro), 2003.
Gunawan, Adi W.Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia pustaka, 2004.
Harahap, Nasrul.Sejarah dan Konsep Pembelajaran Berbasis
MultipleIintelligences di MIM PK Kartasura. wawancara pada Selasa
09 Mei 2017, pukul 08.00-11.00 di kantor Kepala Sekolah MIM PK
Kartasura.
Jasmine, Julia.Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk. Bandung:
Nuansa, 2007.
Kokom, Komalasari.Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Bandung: PT.Refika Aditama, 2013.
Maksum, Muhammad.Menjadi Guru Idola. Yogyakarta: Cable Book, 2014.
Mathew, B Miles and Michael Huberman.Qualitative Data Analysis
(terjemahan). Jakarta: UI Press, 2007.
Maya, Dewi. Implementasi Pembelajaran IPA Berbasis Multiple Intelligences
di MIM PK Kartasura. wawancara pada hari Selasa 09 Mei 2017,
pukul 08.00-11.00 di kantor Kepala Sekolah MIM PK Kartasura.
Mini, Rose.Panduan Mengenal dan Mengasah Kecerdasan Majemuk Anak.
Jakarta: Indocamp, 2007.
Murdiyani, Isni, “Pembelajaran Biologi Menggunakan Metode E-learning
Berbasis Multiple Intelligences pada Materi Sistem Gerak Manusia”,
Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology Vol.1
No.1, (2012): 46-52.
57
Nurellah, Andea,“Penerapan Model Pembelajaran Visual, Auditorial, dan
Kinestetik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar”,
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1, (2016): 431-440.
Paul, Suparno.Teori intelegensi Ganda dan aplikasinya di sekolah.Yogyakart:
Kanisius, 2013.
Prasetyo, J.J Reza.Multiple Your Multiple Intelligences. Yogayakarta: ANDI,
2009.
Saifuddin, Azwar. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran
Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.
Saputro, Budiyono.Manajemen Penelitian Pengembangan. Yogyakarta:
Aswaja Pressindo, 2017.
Setyowati, Meinani Dwi dan Achmad, A. Hinduan,“Penerapan Kecerdasaan
Majemuk Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik di
SMAN 2 Magelang”, Jurnal Berkala Fisika Indonesia Vol.1 No.2,
(2009): 28-31.
ShahihHadist, Ibnu Majah Rahimahullah dalam sunannya.Hadits
no.214.dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani.
Singarimbun, Masri dan Effendi Sofian (Editor).Metode Penelitian Survey.
Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia, 2011.
Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2009.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta: Wacana Intelektual Press, 2006.
Yamin, Muhammad.Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple
Intelligences). Jakarta: Kencana, 2013.
Yusuf,Khalidy.Tentang Kejadian Manusia Menurut Agama Islam. Bandung:
M2S, 1993.
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN MULTIPLE INTELLIGEN
(LESSON PLAN)
IDENTITAS :
Nama guru : Dewi Maya Ayu Septiana, S.Pd.
Sekolah : MI Muhammadiyah PK Kartasura
Bidang Studi : IPA
Bab : Gaya
Kelas/Semester : IV/ 2
Tanggal pembuatan : 9 Februari 2018
Tanggal pelaksanaan :
SILABUS
Judul : Pengrajin tanah liat yang hebat!
Standar Kompetensi : 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/ atau bentuk
suatu benda
Kompetensi Dasar : 7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan
dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda
Indikator Hasil Belajar:
1. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan contoh penggunaan gaya dengan
rasa percaya diri.
2. Melalui strategi make a product siswa dapat mengidentifikasi penggunaan gaya
tarik dan gaya dorong dengan kerja keras, kreatif dan teliti.
3. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan pengaruh gaya terhadap bentuk benda
dengan kerja keras dan kerja sama.
4. Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
keadaan benda jika dimasukkan ke dalam air dengan kerja keras.
5. Melalui percobaan siswa dapat memperagakan benda tenggelam menjadi terapung
dan sebaliknya dengan kerja keras dan cermat.
Alokasi Waktu : 3 pertemuan (6 jam pelajaran)
AKTIVITAS / KEGIATAN PEMBELAJARAN
TATAP MUKA 1
A. KEGIATAN PENDAHULUAN
1. Salam
2. Guru bertanya tentang kabar siswa
3. Alpha Zone : marina menari
B. KEGIATAN INTI
1. Eksplorasi
1) Scene setting : Guru menunjukkan pada siswa sebuah guci dari tanah
liat. Guru bertanya pada siswa “ adakah yang tahu bagaimana cara
membuat guci tanah liat ini? Apakah dalam membuat guci juga
melibatkann penggunaan gaya? Sekarang mari kita menjadi pengrajin guci
untuk mengetahuinya!
2. Elaborasi
Strategi Pembelajaran : Make a Product, Diskusi
Prosedur Aktivitas :
1) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai penggunaan gaya dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
3) Setiap kelompok diminta bekerja sama membuat product dari tanah liat
dan plastisin,
4) Setiap kelompok diminta untuk mengidentifikasi penggunaan gaya tarik
dan gaya dorong dan pengaruhnya dalam pembuatan product dari tanah
liat.
5) Setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
6) Guru meminta siswa mengumpulkan hasil kerja kelompoknya.
3. Konfirmasi
1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang pengaruh gaya terhadap bentuk
benda.
2) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari hasil belajar.
C. KEGIATAN PENUTUP
1. Guru menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya.
2. Guru dan siswa mengakhiri pembelajaran dengan bacaan hamdalah.
3. Guru mengucapkan salam.
D. MIA
Linguis, Inter personal, kinestik
TATAP MUKA 2
A. KEGIATAN PENDAHULUAN
1. Salam
2. Guru bertanya tentang kabar siswa
3. Alpha Zone : tebak gambar
B. KEGIATAN INTI
1. Eksplorasi
Warmer : Guru bertanya pada siswa tentang pengaruh gaya terhadap
bentuk benda yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
2. Elaborasi
Strategi Pembelajaran: Experiment
Prosedur Aktivitas :
1) Guru dan siswa bertanya jawab tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
keadaan benda jika dimasukkan ke dalam air.
2) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok secara heterogen.
3) Setiap kelompok diminta melakukan percobaan dengan memasukkan
beberapa benda ke air secara bergantian.
4) Setiap kelompok diminta untuk mengidentifikasi benda yang dapat
mengapung dan tenggelam.
5) Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil percobaannya dan
menjelaskan faktor yang mempengaruhi keadaan benda jika dimasukkan
di air.
6) Guru meminta siswa mengumpulkan hasil kerjanya.
3. Konfirmasi
1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang benda mengapung dan
tenggelam dan faktor yang mempengaruhi keadaan benda yang
dimasukkan di air.
2) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari hasil belajar.
C. KEGIATAN PENUTUP
1. Guru dan siswa mengakhiri pembelajaran dengan bacaan hamdalah.
2. Guru mengucapkan salam.
D. MIA
Naturalis, mat-log, kinestetik
TATAP MUKA 3
A. KEGIATAN PENDAHULUAN
1. Salam
2. Guru bertanya tentang kabar siswa
3. Alpha Zone : brain gym
B. KEGIATAN INTI
1. Eksplorasi
Warmer : guru bertanya pada siswa tentang benda mengapung dan
tenggelam dan faktor yang mempengaruhi keadaan benda
yang dimasukkan di air yang dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.
2. Elaborasi
Strategi Pembelajaran : exercise
Prosedur Aktivitas :
1) Guru menjelaskan tentang penggunaan gaya dalam kehidupan sehari-hari.
2) Guru membagikan lembar soal latihan pada siswa.
3) Siswa mengerjakan soal secara individu.
4) Guru mengawasi proses pengerjaan siswa.
5) Guru memberikan penilaian.
3. Konfirmasi
1) Guru melakukan tanya jawab mengenai kesulitan siswa mengerjakan soal.
C. KEGIATAN PENUTUP
1. Guru dan siswa mengakhiri pembelajaran dengan bacaan hamdalah.
2. Guru mengucapkan salam.
D. MIA
Linguistik, intra personal.
E. PENILAIAN
No Aktivitas Ranah Keterangan
1 Membuat Product tanah
liat
Psikomotorik Dinilai
2 Diskusi kelompok Kognitif Dinilai
3 Eksperimen Kognitif dan
psikomotorik
Dinilai
4. Exercise Kognitif Dinilai
Kartasura , 9 Februari 2018
Konsultan GuruKelas
Rohmah, S. Pd Dewi Maya Ayu Septiana, S. Pd
NBM. 1129 9014 1193993 NBM. 1129 9214 1194004
Mengetahui,
Kepala sekolah
Nasrul Harahab, S. PdI
NBM. 1129 8510 1080946
Dokumentasi Wawancara Kegiatan Pembelajaran Di MIM PK KartasuraTahun
2018
Gb.1Kondisi Kantor
KepalaSekolah MIM PK
Kartasura
Gb.2 Wawancara dengan Ibu
Maya Guru Kelas 4 MIM
PKKartasura
Gb.3 Wawancara
denganKepalaSekolahpadasaat
KBM
Gb.4
PemberianHasilKaryaTulisKel
as 1 MIM PK Kartasura
olehBapakKepalaSekolah usai
wawancara
Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Di MIM PK KartasuraTahun 2018
Gb.5 KBM MIM PK
Kartasura dengan gaya belajar
linguistik
Gb.6 KBM KBM MIM PK Kartasura dengan gaya belajar
kinestetik
Gb.7 Kegiatan Market Day Siswi peraih juara 1 OSN
Matematika Tingkat Kec.
Kartasura Tahun 2018
Gb.9 KegiatanEkstrakulikuler
Gb. 10 Dokumentasi Piala
MIM PK Kartasura
Dokumentasi FGD ( Focus Group Discussion)
Gb. 11 Persiapan Presentasi
Gb. 12 PresentasiolehPeneliti
Gb.13 DiskusiPascaPresentasi Gb. 14 Kritik Saran
olehPakarPendidikan
Gb. 16 Foto bersama usai
FGD
Gb.15 Kritik saran oleh
Ka.Prodi
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Ely Umi Nurhayati
Tempat Tanggal Lahir : Boyolali, 18 Januari 1985
Agama : Islam
Golongan darah : AB
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Gambir, Kedungpilang, Wonosegoro, Boyolali
Nomor HP : 085641203152
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 1 Kedungpilang : Tahun 1991-1997
2. MTsN Wonosegoro : Tahun 1997-2000
3. MAN Tempel, Sleman : Tahun 2000-2003
4. S1 STAIN Salatiga : Tahun 2003-2007
5. S2 IAIN Salatiga : Tahun 2016-2018