bab ii iii dapus

20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum Laboratorium merupakan unit fungsional kecil pada Departemen sebagai wadah untuk pengembangan suatu bidang ilmu dan pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi melalui pengembangan pendidikan, penelitian, dan pembinaan atau kemampuan atau keahlian sumber daya manusia serta pemberdayaan masyarakat. Suatu lembaga pendidikan yang berbasis sains tidak dapat maju dan menjadi pionir dibidangnya bila mengabaikan keberadaan laboratorium di dalam sisstem pembelajarannya. Keberadaan laboratorium kimia sangatlah penting didalam di dalam suatu lembaga pendidikan terutama di perguruan tinggi untuk dapat mewujudkan pengembangan dan pemanfaatan ilmu kimia secara sinambung. Laboratorium kimia, seperti layaknya tempat bekerja, harus dapat memberikan kenyamanan, kesehatan, dan keamanan kepada semua orang yang bekerja di dalamnya, termasuk pengelola laboratorium itu sendiri. Untuk itu, perlu studi kelayakan mengenai perencanaan dalam merancang laboratorium kimia yang meliputi adanya prosedur dalam pengoperasian baku yang memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di laboratorium. Adanya ventilasi dan perlengkapan pelindung yang berfungsi baik, penataan dan pengelolaan bahan kimia

Upload: putrianggre

Post on 23-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian UmumLaboratorium merupakan unit fungsional kecil pada Departemen sebagai wadah untuk pengembangan suatu bidang ilmu dan pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi melalui pengembangan pendidikan, penelitian, dan pembinaan atau kemampuan atau keahlian sumber daya manusia serta pemberdayaan masyarakat. Suatu lembaga pendidikan yang berbasis sains tidak dapat maju dan menjadi pionir dibidangnya bila mengabaikan keberadaan laboratorium di dalam sisstem pembelajarannya. Keberadaan laboratorium kimia sangatlah penting didalam di dalam suatu lembaga pendidikan terutama di perguruan tinggi untuk dapat mewujudkan pengembangan dan pemanfaatan ilmu kimia secara sinambung. Laboratorium kimia, seperti layaknya tempat bekerja, harus dapat memberikan kenyamanan, kesehatan, dan keamanan kepada semua orang yang bekerja di dalamnya, termasuk pengelola laboratorium itu sendiri. Untuk itu, perlu studi kelayakan mengenai perencanaan dalam merancang laboratorium kimia yang meliputi adanya prosedur dalam pengoperasian baku yang memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di laboratorium. Adanya ventilasi dan perlengkapan pelindung yang berfungsi baik, penataan dan pengelolaan bahan kimia dan peralatan laboratorium serta adanya prosedur pengolahan limbah laboratorium ( Sugiwati, 2007).Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dan sangat penting dalam memelihara keseimbangan ekologi dan ekosistem di bumi. Beberapa mikroorganisme bersifat menguntungkan dan ada pula yang merugikan, baik terhadap manusia maupun hewan. Sebagai contoh, mikroorganisme yang menguntungkan dapat untuk dimanfaatkan dalam pembuatan makanan yang dapat dikonsumsi oleh manusia maupun hewan. Akan tetapi, tidak sedikit mikroorganisme yang dapat merugikan manusia karena dapat merugikan atau menimbulkan penyakit yang berbahaya bagi tubuh manusia. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengetahui segala sesuatu mengenai mikroorganisme, baik jenis, bentuk, sifat, peranan, maupun patogenisitas mikroorganisme untuk menghindari infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme ataupun untuk mengobati penyakit yang ditimbulkannya. Selain itu, pengetahuan tentang mikroorganisme sangat bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari dalam rangka menjalani hidup yang bersih dan sehat (Radji, 2009).Secara sederhana metode-metode yang seringkali digunakan untuk menentukan jumlah biomassa mikroorganisme tanah dapat dikelompokkan menjadi metode-metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung dengan menggunakan mikroskop, diantaranya yakni pengamatan langsung tanah pewarnaan (keadan tanah tidak terganggu) menggunakan teknik irisan tipis, pewarnaan tanah dan pengamatan langsung bisa dengan mikroskop cahaya maupun dengan mikroskop fluoresen, metode slide kontak, metode rasio-usapan, Scanning Electron Microscope (SEM), dan Transmission Electron Microscope (TEM). Adapun metode tidak langsung, diantaranya yakni metode Most Probable Number (MPN) dan juga metode pengkayaan tanah (Djajakirana, 2003).Mikrobiologi ialah telaah mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organism yakni bakteri, protozoa, virus, serta algae, dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi mempelajari banyak segi mengenai jasad renik (juga dinamakan microbe atau protista) dimana adanya ciri-cirinya kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya, pengendaliannya, dan peranannya dalam kesehatan serta kesejahteraan. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan, beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Banyak diantaranya menjadi penghuni dalam tubuh manusia. Beberapa mikroorganisme menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam kegiatan manusia sehari-hari seperti pembuatan anggur, keju, yogurt, produksi penisilin, serta proses-proses perlakuan yang berkaitan dengan pembuangan limbah. Mikrobiologi merupakan ilmu yang masih muda. Dunia jasad renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu, dan makna yang sesungguhnya mengenai mikroorganisme itu barulah dipahami dan dihargai 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir, mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang sangat berarti. Kini mikroorganisme digunakan oleh para peneliti dalam penelaahan hampir semua gejala biologis yang utama (Hadioetomo, 2007).Sejak ditemukan mikroskop oleh Antony van Leeuwenhoek pada tahun 1683, dapat diketahui ternyata kuman ada di mana-mana, di air, tanah, udara, benda-benda, bahkan di tubuh setiap orang. Keberadaan kuman-kuman yang tidak kasat mata tersebut seringkali membuat kita tidak sadar akan bahaya yang dapat ditimbulkan. Secara kontinyu kuman-kuman tersebut diteliti atau dipelajari di laboratorium mikrobiologi. Salah satu cara untuk menjaga agar hasil pekerjaan di laboratorium mikrobiologi tidak terkontaminasi, serta dapat melindungi pemeriksa adalah dengan cara cuci tangan. Cuci tangan merupakan suatu hal yang sederhana yang biasa kita lakukan tapi sangat besar manfaatnya. Penelitian yang dilakukan oleh membuktikan bahwa cuci tangan dapat menurunkan jumlah kuman di tangan hingga 58%. Secara individu cuci tangan dapat meningkatkan higienitas yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh (Rachmawati, 2008).Sterilisasi atau suci hama yaitu suatu proses membunuh segala bentuk kehidupan mikroorganisme yang ada dalam contoh, alat-alat atau lingkungan tertentu. Dalam bidang bakteriologi, kata sterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar mencapai tujuan meniadakan atau mebunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme. Teknik sterilisasi pada dasarnya dapat ditempuh melalui dua cara yakni secara fisis dan secara kimia. Sterilisasi merupakan proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan. Suatu benda yang steril dipandang dari sudut mikrobiologi artinya bebas dari mikroorganisme hidup (Gabriel, 1996). Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora. Fungsi sterilisasi di antaranya pada bidang mikrobiologi untuk mencegah pencemaran organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan asepsis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan desinfeksi yaitu proses mematikan semua mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan infeksi. Di laboratorium mikrobiologi, sterilisasi merupakan bagian yang sangat penting atau merupakan keharusan, baik pada alat maupun media.Hal ini penting karena jika alat atau media tidak steril, kita akan sulit menentukan apakah isolat kuman berasal dari spesimen pasien yang diperiksa atau kontaminan. Bekerja di laboratorium mikrobiologi mengandung risiko yang tidak kecil. Setiap saat harus selalu berasumsi bahwa setiap mikroorganisme adalah potensial patogen dan kita harus berhati-hati agar tidak terinfeksi oleh kuman yang akan diperiksa.Cuci tangan adalah suatu hal yang sederhana untuk menghilangkan kotoran dan meminimalisir kuman yang ada di tangan dengan mengguyur air dan dapat dilakukan dengan menambah bahan tertentu. Penelitian intervensi yang berpengaruh 150 tahun yang lalu, Semmelweis meminta dengan tegas agar para dokter yang melakukan autopsi mencuci tangannya sebelum membantu persalinan, sehingga mengurangi kematian bayi karena sepsis puerperal Streptoccocus dari 22% menjadi 3%. Dengan cuci tangan diharapkan akan mencegah penyebaran kuman patogen melalui tangan. Peran tangan sebagai sarana transmisi kuman patogen telah disadari sejak tahun 1840-an. Dengan cuci tangan diharapkan akan mencegah penyebaran kuman patogen melalui tangan. Sejak itu banyak penelitian yang memastikan bahwa dokter yang membersihkan tangannya dari kuman sebelum dan sesudah memeriksa pasien dapat mengurangi angka infeksi di rumah sakit. Cuci tangan dapat mencegah lebih dari 1 juta kematian pertahun akibat penyakit diare, sedangkan mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan diare hingga 47%. Dengan higiene tangan (hand hygiene) yang tepat dapat mencegah infeksi dan penyebaran resistensi anti mikroba. Higiene tangan sangat diperlukan di bidang mikrobiologi maupun di tempat perawatan atau tempat-tempat yang rawan terjadi penyebaran mikroorganisme melalui media tangan kita. Di rumah sakit, hygiene tangan yang tepat dapat menurunkan atau mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Terdapat dua konsep dasar higiene tangan yang berbeda yaitu mencuci tangan (hand washing) dan menggosok tangan dengan alkohol (hand rubbing). Cuci tangan adalah mencuci tangan dengan menggunakan sabun plain (tidak mengandung anti mikroba) atau sabun antiseptik (mengandung anti mikroba), menggosok-gosok kedua tangan meliputi seluruh permukaan tangan dan jari-jari selama 1 menit, mencucinya dengan air dan mengeringkannya secara keseluruhan dengan menggunakan handuk sekali pakai. Meski sama-sama untuk membersihkan tangan, keampuhannya membunuh bakteri berbeda-beda. Sabun antibakteri memiliki bahan khusus yang dapat mengontrol bakteri di tangan. Ketika mencuci tangan dengan sabun antibakteri, sejumlah kecil bahan antibakteri turut bekerja. Triclosan ialah zat antibakteri yang paling sering ditambahkan. Bahan inilah yang mengurangi jumlah bakteri berbahaya hingga beberapa waktu kemudian. Sementara itu, efek dari mencuci tangan dengan sabun biasa tidak sehebat bila memakai sabun antibakteri. Sabun biasa memang dapat menghilangkan bakteri tetapi cuma sebentar. Dalam waktu singkat bakteri akan berkembang lagi di tangan. Sabun pencuci tangan harus memenuhi standar khusus. Pertama, ia mesti efektif menyingkirkan kotoran. Kedua, ia tidak merusak kesehatan kulit mengingat kulit yang sehat adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh. Ketiga, ia harus nyaman untuk dipakai. Dalam hal ini, aromanya pegang peranan. Ia semestinya tidak menebarkan wangi yang menusuk hidung. Cara kedua untuk menciptakan higiene tangan adalah dengan menggosok tangan menggunakan alkohol. Berbeda dari cuci tangan, pada teknik ini tidak memerlukan penggosokan yang amat kuat, mencuci dengan air dan juga mengeringkannya dengan menggunakan handuk (Rachmawati, 2008)Peralatan dan bahan untuk diproduksi biofungsida, sifatnya umum artinya tidak memerlukan peralatan atau bahan yang sifatnya spesifik, karena tidak memerlukan tingkat sterilisasi tinggi. Bahan yang digunakan pun mudah untuk didapatkan di pasar bebas. Dengan demikian peralatan ataupun bahan bantu yang diperlukan, tidak menjadi kendala untuk menginisiasi industri biopestisida baik skala kecil dan menengah. Alat-alat laboratorium memproduksi biofungsida dengan bahan aktif jamur atau bakteri memerlukan peralatan yang sama, yaitu gelas tabung reaksi, tabung Erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri, alat penggojok (sharker), alat pencampur, pengering, bioreaktor, dan alat pemisah biomassa sel.a. Tabung reaksi Tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan biakan jamur atau bakteri dan pengenceran biakan dalam media cair. Ukuran tabung reaksi bermacam-macam, mulai dari diameter 1 cm dan panjang 10 cm sampai diameter 2,5 cm dan panjang 25 cm. Namun, yang sering digunakan adalah tabung reaksi dengan diameter 1,5 cm dan panjang 25 cm. b. Cawan petriCawan petri berfungsi untuk menumbuhkan biakan pada media agar-agar. Selain itu, cawan petri juga digunakan untuk peremajaan isolat jamur.c. Tabung ErlenmeyerTabung Erlenmeyer digunakan untuk perbanyakan biomassa spora pada saat peremajaan isolat bakteri atau jamur, serta pembuatan biang atau induk biakan pada volume yang tidak terlalu besar. Ukuran tabung Erlenmeyer juga bervariasi mulai dari volume 50 mL-10 Liter. Namun yang sering digunakan adalah tabung yang bervolume 100 mL dan 1000 mL. d. Gelas ukur Gelas ukur berupa tabung berbentuk silinder yang terdapat suatu penanda ukuran volume atau isi yang berfungsi untuk menakar dari volume bahan cair. Ukurannya pun sangat bervariasi, mulai itu dari volume takaran 50 mL sampai 1 Liter.e. Alat pencampur Ukuran alat pencampur atau mixer sangat bervariasi, tergantung dari volume bahan yang akan dicampur. Namun, yang umum yang digunakan adalah alat pencampur dengan volume 10-100 kg, akan dapat berbentuk vertikal atau horizontal.f. Alat pengeringAlat ini berfungsi untuk mengeringkan produk pada suhu sekitar dari 35-60 C dan beraliran udara kering. Besar kecilnya alat pengering ini tergantung pada kebutuhan volume bahan yang akan dikeringkan.

g. Alat penggojokUkuran alat penggojok bervariasi, mulai dari ukuran kecil hingga besar, tergantung volume bahan yang akan digojok. Fungsi alat ini untuk menumbuhkan isolat pada media cair dan memberikan kebutuhan oksigen yang baik bagi isolate. Untuk produksi kapasitas kecil (100-300 kg), biasanya digunakan alat penggojok dengan beban 5-50 kg.h. BioreaktorFungsinya untuk perbanyakan biomassa sel, spora, konidia bakteri atau jamur dalam kondisi yang terkendali. Bioreaktor juga bertujuan untuk keperluan produksi dalam skala besar dan produk tidak memerlukan kondisi yang terukur ketat (presisi). Untuk produksi biomassa jamur, dapat menggunakan boireaktor yang sederhana, bahkan cukup dengan alat penggojok ukuran besar.i. Alat pemisah biomassaAlat ini berfungsi untuk memanen biomassa spora/konidia jamur atau spora bakteri jika diberbanyak pada medium pertumbuhan cair.(Suwahyono,2009)j. Autoklaf Autoklaf adalah suatu bejana yang dapat ditutup, yang diisi dengan uap panas dengan tekanan tinggi. Suhu di dalamnya dapat mencapai 115 C hingga 125 C dan tekanan uapnya mencapai 2 hingga atm. Alat tersebut merupakan ruang uap berdinding rangkap yang diisi dengan dengan uap jernih/jenuh bebas udara dan dipertahankan pada suhu serta tekanan yang ditentukan selama periode waktu ysng ditentukan selama periode waktu yang dikehendaki. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi tergantung pada sifat bahan yang disterilkan, tipe wadah dan volume bahan dan kondisi yang baik digunakan untuk sterilisasi adalah pada 15 psi dan temperatur 121 C selama 15 menit. Agar penggunaan autoklaf efektif uap air harus dapat menembus setiap alat yang disterilkan. Oleh karena itu, autoklaf tidak boleh terlalu penuh, agar uap air yang benar-benar menembus semua area (Adji, 2007).

Sterilisasi atau suci hama yaitu suatu proses membunuh segala bentuk kehidupan mikroorganisme yang ada dalam sampel/contoh, alat-alat atau lingkungan tertentu. Dalam bidang bakteriologi, kata sterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar mencapai tujuan meniadakan atau membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme. Teknik sterilisasi pada dasarnya dapat ditempuh melalui dua cara yaitu secara fisis dan secara kimia.1. Sterilisasi Fisisa. Metode RadiasiRadiasi gelombang elektromagnetik yang banyak digunakan adalah radiasi sinar ultraviolet, radiasi sinar gamma atau sinar X dan sinar matahari. Sinar ultraviolet yang diserap oleh sel organism yang hidup, khususnya oleh nukleotida maka electron-elektron dari molekul sel hidp akan mendapat tambahan energi. Tambahan energy ini kadang-kadang cukup kuat untuk mengganggu bahkan merusak ikatan intramolekuler, yang menyebabkan kematian pada sel.b. Metode Pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan (auto clave)Benda yang akan disuci hamakan diletakkan di atas lempengan saringan dan tidak langsung mengenai air di bawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih (diperkirakan pada suhu 100 C), pada tekanan 15 Ib temperature mencapai 121 C.c. Metode pemanasan secara keringPemanasan kering ini dipergunakan untuk mensterilkan alat-alat pipet, tabung reaksi, jarum operasi, jarum suntik dan syringe. Untuk mencapai efektifitas diperlukan pemanasan mencapai temperatur antara 160 C sampai 180 C.d. Metode pemanasan secara intermittent/terputus-putusTemperature didih 100 C selama 1 jam tidak dapat membunuh semua mikroorganisme tetapi apabila dididihkan berulang-ulang sampai lima kali dan setiap air mendidih istirahat berlangsung 1 menit akan sangat berhasil untuk membunuh kuman.

e. Metode incineration (pembakaran langsung)Alat-alat platina, khrome yang akan disteril dapat dilakukan melalui pembakaran secara langsung pada nyala lampu bunsen hingga mencapai merah padam.f. Metode penyaringan (filtration)Metode ini hanya dipakai untuk sterilisasi larutan gula, cairan lain seperti serum atau sterilisasi hasil produksi mikroorganisme seperti enzim dan exotoxin dan untuk memisahkan fitrable virus dari bakteri dan organisme lain.2. Sterilisasi KimiaPada sterilisasi kimia lazim digunakan adalah alkohol 96%, aseton tab formalin, sulfur dioxide dan chlorine. Bahan yang akan disuci hamakan dibersihkan terlebih dahulu kemudian direndam dalam alkohol atau aseton atau tab formalin selama kurang lebih 24 jam (Gabriel,1996).

DAFTAR PUSTAKA

Adji, Dhirgo, dkk. 2007. Perbandingan Efektivitas Sterilisasi Alkohol 70% Inframerah, otoklaf dan ozon terhadap Pertumbuhan bakteri Bacilus Subtilis. Jurnal Sains Vet 25.(1).17-23.

Djajakirana, G. 2003. Metode-metode Penentuan Biomassa Mikroorganisme Tanah Secara Langsung dan Tidak Langsung: Kelemahan dan Keunggulan. Jurnal Tanah dan Lingkungan 5.(1).29-31.

Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta.

Hadioetomo, Ratna Siri, dkk. 2007. Dasar-dasar Mikrobiologi I. UI-Press. Jakarta.

Radji, Maksum. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi. Penerbit Panduan mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. EGC . Jakarta.

Rachmawati,F. 2008. Perbandingan Angka Kuman pada Cuci Tangan dengan Beberapa Bahan Sebagai Standarisasi Kerja di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Jurnal LOGIKA 5.(1). 26-31.

Suwahyono, Untung. 2009. Biopestisida. Penebar Swadaya. Jakarta.

BAB IIIMETODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alata. Alat Sterilisasi1) Autoclave 2) Laminar Air Flow3) Pembakan spiritus4) Oven5) Ozon sterilizerb. Alat Perhitungan Mikroorganisme1) Colony counter2) Micrometer sekrupc. Alat Gelas1) Alat Gelas Skalaa) Erlenmeyer b) Gelas kimiac) Gelas ukurd) Labu ukure) Pipet ukurf) Pipet gondokg) Termometer2) Alat Gelas Tidak Berskalaa) Batang pengadukb) Botol cokelat berpipetc) Botol pengencerd) Botol viale) Cawan petrif) Chamberg) Corongh) Cover glassi) Drigleskyj) Kaca arlojik) Object glassl) Pipet tetesm) Tabung durhamn) Tabung reaksid. Alat Bukan Gelas1) Botol aquades2) Botol semprot alkohol3) Cawan porselin4) Mortir dan stemper5) Ose bulat6) Ose lurus7) Paper disk8) Pencadang9) Penjepit tabung10) Pinset11) Plat tetes12) Propipet13) Rak tabung14) Sendok tanduk15) Sikat tabung16) Spatula17) Spoide. Alat Instrumen1) Hot Plate2) Inkubator3) Mikropipet 4) Mikroskop cahaya5) Mikroskop elektrik6) Neraca Ohaus 3117) Neraca Ohaus 21608) Refrigerator9) Sentrifuge10) Shaker11) Spektrofotometer UV VIS12) Timbangan analitik13) Vortexf. Alat Bantu1) Alumunium foil2) Benang godam3) Gunting4) Kapas

3.2 Prosedur Kerjaa. Disiapkan semua alat-alat yang digunakan di laboratorium mikrobiologib. Diamati alat-alat tersebutc. Dipahami bentuk, fungsi dan cara kerja alat-alat tersebutd. Dikelompokkan alat-alat tersebut ke dalam kelompok alat-alat penunjang, alat instrument, alat perhitungan mikroorganisme, dan alat sterilisasie. Digambar alat-alat tersebut dan diberi keterangan.