bab ii & iii auditing kelompok 3

16
BAB II PEMBAHASAN PEMERIKSAAN KAS DAN BANK A. Sifat dan Contoh Kas, Bank dan Setara Kas Kas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk diselewengkan. Menurut SAK 1994 : Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai kas dari bank adalah : 1. Kas kecil. 2. Saldo rekening giro di bank. 3. Bon sementara. 4. Bon-bon kas kecil yang belum di reimbursed. 5. Check tunai yang akan di depositokan. Yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas & bank dalam neraca adalah : 1. Deposito berjangka yang jatuh tempo lebih dari 3 bulan. 2. Check kosong dan check mundur. 3. Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund). 4. Rekening giro yg tidak dapat segera digunakan baik di dalam maupun di luar negeri, misalnya karena dibekukan. 1

Upload: andri

Post on 16-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

j

TRANSCRIPT

BAB II

PEMBAHASANPEMERIKSAAN KAS DAN BANKA. Sifat dan Contoh Kas, Bank dan Setara Kas

Kas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk diselewengkan. Menurut SAK 1994 : Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai kas dari bank adalah :

1. Kas kecil.2. Saldo rekening giro di bank.3. Bon sementara.4. Bon-bon kas kecil yang belum di reimbursed.5. Check tunai yang akan di depositokan.Yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas & bank dalam neraca adalah :1. Deposito berjangka yang jatuh tempo lebih dari 3 bulan.2. Check kosong dan check mundur.3. Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund).4. Rekening giro yg tidak dapat segera digunakan baik di dalam maupun di luar negeri, misalnya karena dibekukan.Menurut PSAK no.2 kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) : Investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang sangat signifikan.

Cerukan ( bank overdraft) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan kas perusahaan

B. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectivities) Kas, Bank dan Setara KasBerikut tujuan pemeriksaan kas, bank dan setara kas:

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.Beberapa ciri internal control:

Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang menerima dan yang mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otoritas atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bank. Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus ditelaah oleh kepala bagian akuntansi. Digunakannya impress fund system untuk mengelola kas kecil. Penerimaan kas, cek & giro harus di setor ke bank dalam jumlah seutuhnya. Uang kas disimpan di tempat yang aman. Uang kas harus dikelola dengan baik.2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca pertanggal neraca benar-benar ada dan dimiliki oleh perusahaan. Maksudnya, auditor harus meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan betul-betul ada dan dimiliki perusahaan dan bukan milik pribadi direksi atau pemegang saham. Karena itu auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi ke bank.3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan kas dan setara kas. Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan pelunasan obligasi berikut bunganya, maka dana tersebut tidak dapat dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lain. Begitu juga jika ada saldo rekening giro yang dibekukan karena perusahaan tersangkut suatu masalah hukum, maka saldo tersebut tidak boleh dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lancar.4. Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo tersebut sudah dikonversikan terhadap rupiah dengan menggunakan kurs dengan Bank Indonesia pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau di kreditkan ke laba rugi tahun berjalan.5. Untuk memeriksa apakah penyajiannya neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Menurut SAK, Kas dan setara kas disajikan di neraca sebagai harta lancar. Kas dan setara kas yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukan dalam aktiva lancar hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu tahun. Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek.

C. Prosedur Pemeriksaan Kas, Bank dan Setara Kas

1. Pahami dan evaluasi pengendalian internal atas kas dan setara kas.2. Membuat Top Scedule kas dan setara kas per tanggal neraca.3. Melakukan perhitungan fisik uang kas per tanggal neraca.4. Lakukan konfirmasi atau dapat juga dengan dengan pernyataan saldo dari kasir apabila tidak dilakukan perhitungan fisik.5. Meminta rekonsiliasi bank per tanggal neraca dan lakukan pemeriksaan.6. Review jawaban konfirmasi bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan.7. Periksa transaksi interbank kira-kira 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan widow dressing atau tidak.8. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca untuk mengetahui subsequent payment dan subsequent collection sampai tanggal selesainya pemeriksaan.9. Periksa apakah perusahaan jika menggunakan mata uang asing sudah dikurs kan dengan menggunakan kurs tengah BI dan telah di catat di laba-rugi tahun berjalan.10. Cek apakah penyajiannya telah sesuai prinsip akuntansi berlaku umum.11. Terakhir simpulkan di top schedule atau di memo tersendiri mengenai kewajaran kas dan setara kas setelah melakukan prosedur di atas.D. Kertas Kerja PemeriksaanKertas kerja periksaan adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan, yang berasal dari pihak klien, analisa yang dibuat oleh auditor, dan dari pihak ketiga. Kertas kerja pemeriksaan merupakan dokumentasi auditor atas prosedur-prosedur audit yang dilakukannya, tes-tes yang diadakan, informasi yang di dapat dan kesimpulan yang dibuat atas pemeriksaan, analisa, memorandum, surat-surat konfirmasi dan representasi, ikhtisar dokumen-dokumen perusahaan, rincian-rincian pos neraca dan laba rugi serta komentar-komentar yang dibuat atau diperoleh oleh auditor.

Kertas kerja pemeriksaan mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

1. Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan. Opini yang diberikan harus sesuai dengan pemeriksaan yang dicantumkan dalam kertas kerja di perusahaan.2. Sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanaan pemeriksaan sesuai dengan standar professor akuntan public. Dalam kertas kerja pemeriksaan harus terlihat bahwa apa yang diatur dalam SPAP sudah diikuti dengan baik oleh auditor.3. Sebagai referesi dalam hal ada pertanyaan dari: a. pihak pajak b. pihak bank

c. pihak klien4. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten sehingga dapat dibuat evaluasi mengenai kemampuan asisten sampai dengan partner sesudah selesai suatu penugasan.

5. Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya. Untuk persiapan audit tahun berikutnya kertas kerja tersebut dapat dimanfaatkan antara lain : a. Untuk mencek saldo awal.b. Untuk dipelajari oleh audit staf yang baru ditugaskan untuk memeriksa klien tersebut.c. Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi di tahun lalu.d. Berguna untuk penyusunan audit plan tahun berikutnya.E. Sistem Pengendalian InternStandar pengerjaan lapangan yang kedua menyebutkan pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. IAI mendefinisikan Sistem Pengendalian Intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian 3 golongan dengan tujuan berikut ini :

a. Keandalan pelaporan keuangan.b. Efektifitas dan efisiensi operasi.c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian intern terdiri dari 5 komponen :

1. Lingkungan Pengendalian.Menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur lingkungan pengendalian yang mencakup : a. integritas dan nilai etika,b. komitmen terhadap kompetensi, c. partisipasi dewan komisaris atau komite audit, d. struktur organisasi, e. pemberian wewenang dan tanggung jawab,

f. kebijakan dan praktek SDM2. Penaksiran Resiko.Identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan unutk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola. Resiko dapat timbul / berubah karena keadaan berikut: a. perubahan dalam lingkungan operasi,b. personel bru,c. system informasi yang baru/yang diperbaiki,d. teknologi baru,e. lini produk, f. produk atau aktivitas baru,g. restrukturisasi korporasi,h. operasi luar negeri,i. standar akuntansi baru.3. Aktivitas Pengendalian.Kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menangulangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas sudah dilaksanakan. Umumya aktivitas pengendalian berkaitan dengan: a. Review terhadap kinerja, b. pengolahan informasi,c. pengendalian fisik, d. pemisahan tugas.4. Informasi dan Komunikasi.Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang di bangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melapokan transaksi entitas. Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami

Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi Laporan keuangan,

Bagaimana transaksi tersebut dimulai, Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan dimasukkan kedalam laporan keuangan termasuk alat elektronik yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara dan mengakses informasi.5. PemantauanProses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya.Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas laporan keuangan dapat digolongkan kedalam berbagai kelompok. Salah satu cara penggolongan adalah pengendalian pengolahan informasi, banyak perusahaan sekarang menggunakan komponen untuk pengolahan infomasi umum dan terutama informasi akuntansi.

Pengendalian pengolahan informasi dibagi menjadi dua:

a. Pengendalian Umum.Organisasi pusat pengelolaan data, prosedur dan standar untuk perubahan program, pengembangan system dan pengoperasian fasilitas pengolahan data.b. Pengendalian aplikasi.Dirancang untuk memenuhi persyaratan pengendalian khusus setiap aplikasi. Tujuan pengendalian aplikasi:

Menjamin bahwa semua transaksi yang telah ditorisasi telah diproses sekali saja secara lengkap. Menjamin bahwa data transaksi lengkap dan teliti. Menjamin bahwa pengelolaan transaksi benar dan sesuai dengan keadaan. Menjamin bahwa hasil pengolahan data dimanfaatkan untuk tujuan yang telah ditetapkan. Menjamin bahwa aplikasi dapat terus berfungsi.Pengendalian aplikasi terhadap pengolahan transaksi tertentu dikelompokan menjadi :

Prosedur otorisasi yang memadai. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup. Pengecekan secara independent.Ciri Intern Control ( Pengendalian Internal ) yang baik atas kas dan setara kas :

Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang menerima dan yang mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otoritas atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bank.

Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus ditelaah oleh kepala bagian akuntansi.

Digunakannya impress fund system untuk mengelola kas kecil.

Penerimaan kas, cek & giro harus di setor ke bank dalam jumlah seutuhnya.

Uang kas disimpan di tempat yang aman misalnya di brankas. Uang kas harus dikelola dengan baik yaitu jangan terjadi kas yang menganggur. Giro harus ditempatkan pada tempat yang aman supaya tidak disalahgunakan. Giro sebaiknya ditandatangani oleh minimal oleh 2 orang supaya ada kontrol dan tidak disalahgunakan. Kuitansi bernomor urut. Bukti pendukung dari pengeluaran kas yang sudah dibayar distempel lunas supaya tidak terjadi double pembayaran.Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas L/K, dapat digolongkan kedalam berbagai kelompok . Salah satu cara penggolongan adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian Pengolahan InformasiBanyak perusahaan sekarang menggunakan komponen untuk pengolahan infomasi umm dan tertama informasi akuntansi . pengendalian pengolahan informasi dibagi menjadi dua: Pengendalian Umum. Organisasi pusat pengelolaan data , prosedur dan standar untuk perubahan program, pengembangan system dan pengoprasian fasilitas pengolahan data. Pengendalain aplikasi. Dirancang untuk memenuhi persyaratan pengendalian khsus setiap aplikasi. Tujuan pengendalian aplikasi:

Menjamin bahwa semua transaksi yang telah ditorisasi telah diproses sekali saja secara lengkap Menjamin bahwa data transaksi lengkap dan teliti Menjamin bahwa pengelolaan transaksi benar dan sesuai dengan keadaan Menjamin bahwa hasil pengolahan data dimanfaatkan untuk tujuan yang telah ditetapkan Menjamin bahwa aplikasi dapat terus berfungsiPengendalian aplikasi terhadap pengolahan transaksi tertentu dikelompokan menjadi :

1. Prosedur otorisasi yang memadai

2. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup

3. Pengecekan secara independent

2. Pemisahaan Fungsi Kertas Kerja Yang Memadai Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tugas kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tugas didalam organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:

Pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi akuntansi. Pemisahan fungsi otorisasi transaksi dan fungsi penyimpanan aktiva yang bersangkutan. Pemisahan fungsi otorisasi dari fungsi organisasi.Tujuan pokok pemisahan fungsi ini adalah untuk mencegah dan untuk dapat dilakukannya deteksi segera atas kesalahan dan ketidakberesan dalam pelaksanaan tugas yang dibebanan kepada seseorang.3. Pengendalian Fisik Atas Kekayaan dan CatatanCara yang paling baik dalam perlindungan kekayaan dan catatan adalah dengan menyediakan perlindungan secara fisik. Perlindungan fisik juga diperlukan untuk catatan dan dokumen. Penggunaan alat mekanik dapat juga digunakan untuk menambah jaminan bahwa informasi akuntansi dicatat secara teliti dan tepat waktu.4. Review Atas KinerjaLaporan yang meringkas rincian jumlah tercantum dalam akun buku pembantu, seperti daftar umum piutang usaha, laporan penjualan menurut daerah pemasaran, wiraniaga, produk dan kostumer. Kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan jumlah menurut anggaran , perkiraan , atau jumlah tahun lalu.Auditor perlun memperoleh pemahaman tentang SPI klien: Kemungkinan dapat atau tidaknya audit dilaksanakan. Salah menyajikan material yang potensial dapat terjadi resiko deteksi. Perancangan pengujian substantive.Dokumen informasi tentang SPI yang berlaku:

Kuesioner pengendalian intern baku. Uraian tertentu. Bagan alir system.F. Fungsi Audit InternFungsi audit intern hanya terdapat dalam perusahaan yang relatif besar. Fungsi audit intern merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain. Tugas fungsi audit intern adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efesiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi.Untuk mencapai hal diatas, audit intern melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut ini:

1. Pemeriksaan dan penilaian terhadap efektifitas pengendalaian intern dan mendorong penggunaan pengendalian intern yang efektif dengan biaya minimum.

2. Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen puncak dipatuhi.3. Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari segala macam kerugian.

G. Program Pemeriksaan

1. Kas KecilKas kecil harus sesuai dengan kasus dan siapkan kertas kerja,

1. Lakka perhitungan secara mendadak terhadap semua dana kas pada hari kerja pertama tahun buku 199C dengan disaksikan oleh kasir. Buatkan berita acara perhitungannya dan minta tanda tangan kasir yang bersangkutan (perhatikan bahwa sebelum perhitungan dilakukan, semua dana kas harus berada di bawah pengawasan anda).

2. Bandingkan hasil perhitungan dengan saldo buku besarnya . yakini suat perbedaan yang timbul telah diselesaikan dengan memuaskan.3. Siapkan daftar rincian bukti kas yang belum reimbursed (diisi kembali0, yakin approval dan ketepatan pembebanannya.2. Bank Kirim permintaan konfirmasi positif bank per 31 desember 199B dan cut off rekening Koran bank minggu pertama bulan januari 199C kepada bank yang bersangkutan. Dapatkan rekonsiliasi bank per 31 desember 199B dari klien dan lakukan prosedur-prosedur berikut:

1. Periksa kecermatan penjumlahannya.2. Telusuri saldo per klien ke buku besar yang bersangkutan.3. Bandingkan saldo per bank dengan rekening Koran bank-nya dan jawaban konfirmasi bank.4. Telusuri undeposit collections ke rekening Koran cut off dan jurnal penerimaan kas bulan desember 199B.5. Telusuri cek yang masih beredar (outstanding checks) ke rekening Koran cut off dan jurnal pengeluaran bulan desember 199B.

6. Periksa reconciling items lainnya ( jasa giro, bunga materai, buku ceck, koreksi kesalahan bank dan sebagainya), jika ada dengan menggungakan dokumen pendukungnya.

Telusuri cek yang dibayarkan oleh bank dalam 3 hari sebelum dan sesudah tanggal neraca ke jurnal pengeluaran kas , dan yakini bahwa cek tersebut telah dicatat dalam periode yang benar. Review semua nota debit yang muncul dalam rekening Koran cut off dan tentukan pengaruhnya terhadap saldo akhir tahun. Pahami dan evaluasi pengendalian internal atas kas dan setara kas. Membuat Top Scedule kas dan setara kas per tanggal neraca. Melakukan perhitungan fisik uang kas per tanggal neraca. Lakukan konfirmasi atau dapat juga dengan dengan pernyataan saldo dari kasir apabila tidak dilakukan perhitungan fisik. Meminta rekonsiliasi bank per tanggal neraca dan lakukan pemeriksaan. Review jawaban konfirmasi bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan. Periksa transaksi interbank kira-kira 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan widow dressing atau tidak. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca untuk mengetahui subsequent payment dan subsequent collection sampai tanggal selesainya pemeriksaan. Periksa apakah perusahaan jika menggunakan mata uang asing sudah dikurs kan dengan menggunakan kurs tengah BI dan telah di catat di laba-rugi tahuin berjalan. Cek apakah penyajiannya telah sesuai prinsip akuntansi berlaku umum. Terakhir simpulkan di top schedule atau di memo tersendiri mengenai kewajaran kas dan setara kas setelah melakukan prosedur di atas.

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.2. Tujuan pemeriksaan kas, bank dan setara kas adalah untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank, untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca pertanggal neraca benar-benar ada dan dimiliki oleh perusahaan, untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan kas dan setara kas, untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing dan untuk memeriksa apakah penyajiannya neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.3. Beberapa prosedur pemeriksaan kas, bank dan setara kas yaitu Pahami dan evaluasi pengendalian internal atas kas dan setara kas, Membuat Top Scedule kas dan setara kas per tanggal neraca, Melakukan perhitungan fisik uang kas per tanggal neraca dsb.DAFTAR PUSTAKA

Situs WEB

Mesin Pencari http://www.google.comSitus untuk melakukan pencarian lewat internet

Randol J. ELDER. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGAhttp://memebali.blogspot.com/2013/05/auditing-dan-atestasi-prosedur-audit.htmlhttp://mulyadiibnuyusuf.blogspot.com/2013/03/pemeriksaan-kas-dan-bank-dalam auditing.html12