bab ii pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/t1_312014007_bab ii... ·...

98
25 BAB II PEMBAHASAN Dalam pembahasan mengenai isu hukum yang dipilih yaitu tanggung jawab perdata induk perusahaan (holding company) di dalam suatu perusahaan grup, pertama-tama perlu dipaparkan terlebih dahulu kajian mengenai perusahaan dan sistem pertanggungjawaban. Kajian-kajian tersebut digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui bagaimana pertanggungjawaban di dalam sebuah perusahaan grup, khususnya tanggung jawab induk perusahaan terhadap anak perusahaan. Seperti yang diketahui bahwa di Indonesia belum terdapat peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur mengenai tanggung jawab di dalam perusahaan grup, sehingga di Indonesia masih digunakan pendekatan perseroan tunggal dan menggunakan pengaturan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Di dalam UU PT terdapat pengaturan bahwa pemegang saham diberikan perlindungan berupa tanggung jawab terbatas ( limited liability) apabila perusahaan mengalami kerugian ataupun tidak mampu memenuhi kewajibannya terhadap pihak ketiga. Perlindungan tersebut juga diterapkan untuk induk perusahaan di dalam suatu perusahaan grup sebagai pemegang saham dari anak perusahaan. Meskipun di dalam UU PT terdapat pengecualian terhadap asas limited liability yaitu diberlakukannya doktrin piercing the corporate veil, namun limited liability tetap dirasa kurang tepat apabila diterapkan di dalam perusahaan grup. Bila dilihat dari kewenangannya induk perusahaan berbeda dengan pemegang saham pada perusahaan tunggal. Sehingga diperlukan prinsip pertanggungjawaban

Upload: dangliem

Post on 23-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

25

BAB II

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan mengenai isu hukum yang dipilih yaitu tanggung

jawab perdata induk perusahaan (holding company) di dalam suatu perusahaan

grup, pertama-tama perlu dipaparkan terlebih dahulu kajian mengenai perusahaan

dan sistem pertanggungjawaban. Kajian-kajian tersebut digunakan sebagai tolak

ukur untuk mengetahui bagaimana pertanggungjawaban di dalam sebuah

perusahaan grup, khususnya tanggung jawab induk perusahaan terhadap anak

perusahaan. Seperti yang diketahui bahwa di Indonesia belum terdapat peraturan

perundang-undangan yang secara khusus mengatur mengenai tanggung jawab di

dalam perusahaan grup, sehingga di Indonesia masih digunakan pendekatan

perseroan tunggal dan menggunakan pengaturan Undang-Undang No. 40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas. Di dalam UU PT terdapat pengaturan bahwa

pemegang saham diberikan perlindungan berupa tanggung jawab terbatas (limited

liability) apabila perusahaan mengalami kerugian ataupun tidak mampu

memenuhi kewajibannya terhadap pihak ketiga. Perlindungan tersebut juga

diterapkan untuk induk perusahaan di dalam suatu perusahaan grup sebagai

pemegang saham dari anak perusahaan.

Meskipun di dalam UU PT terdapat pengecualian terhadap asas limited

liability yaitu diberlakukannya doktrin piercing the corporate veil, namun limited

liability tetap dirasa kurang tepat apabila diterapkan di dalam perusahaan grup.

Bila dilihat dari kewenangannya induk perusahaan berbeda dengan pemegang

saham pada perusahaan tunggal. Sehingga diperlukan prinsip pertanggungjawaban

Page 2: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

26

lain yang dapat diterapkan dalam perusahaan grup khususnya untuk induk

perusahaan. Dan oleh sebab itu, dirasa perlu untuk melihat pada sistem

pertanggungjawaban perusahaan grup di negara lain, dalam hal ini dipilih negara

Belanda dan Jerman. Alasan dipilihnya dua negara tersebut karena hukum di

Indonesia pada dasarnya berkiblat pada hukum negara Belanda. Kemudian hukum

negara Jerman akan dijadikan sebagai batu pijakan untuk sistem

pertanggungjawaban perusahaan grup seperti apa yang sebaiknya diterapkan di

Indonesia. Karena Jerman merupakan negara yang pertama kali memiliki

pengaturan yang secara khusus mengatur mengenai perusahaan grup.

Sistematika penulisan dalam bab pembahasan ini dibagi ke dalam dua

bagian besar. Pertama, membahas mengenai kajian pustaka. Dalam bagian

pertama ini akan dibahas kajian mengenai perusahaan dan perusahaan grup pada

sub bab pertama, selanjutnya terdapat sub bab mengenai sistem

pertanggungjawaban, yang di dalamnya memuat pengertian tanggung jawab,

pengertian tanggung jawab hukum, perkembangan sistem pertanggungjawaban,

sistem pertanggungjawaban dalam PT, perluasan tanggung jawab pemegang

saham, dan pertanggungjawaban di dalam perusahaan grup, dan sub bab yang

ketiga membahas sistem pertanggungjawaban perusahaan grup di Belanda dan

Jerman. Pada bagian Kedua, penulis akan menguraikan hasil penelitian dan

pembahasan. Di dalamnya memuat tiga sub bab yang masing-masing merupakan

jawaban dari research question yang didapat dari analisis terhadap kajian pustaka

yang telah diuraikan pada bagian pertama.

Page 3: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

27

A. Kajian Pustaka

1. Perusahaan dan Perusahaan Grup

a. Perusahaan

Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang-

Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan yang

menyatakan, Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang

menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus

didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia

dengan tujuan memperoleh keuntungan/laba.

Pada prinsipnya perusahaan sebagai wahana/pilar pembangunan

perekonomian yang diatur dalam KUHPerdata, KUHDagang, dan

peraturan perundangan lainnya terdiri dari tiga jenis, yaitu sebagai

berikut1:

1) Perusahaan perseorangan, atau disebut dengan perusahaan individu,

adalah badan usaha yang kepemilikannya dimiliki oleh satu orang.

Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan

tata cara tertentu. Pada umumnya perusahaan perseorangan

bermodal kecil, jenis serta jumlah produksi terbatas, memiliki

pekerja/buruh yang sedikit, dan penggunaan alat produksi dengan

teknologi sederhana. Perusahaan perseorangan dapat berbentuk

perusahaan dagang/jasa (toko swalayan atau biro konsultan) dan

perusahaan industri (toko kelontong, tukang bakso keliling,

pedagang asongan,dll)

2) Perusahaan persekutuan badan hukum yang dapat berbentuk

Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, dan BUMN. Perseroan terbatas

adalah organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang

dimiliki oleh minimal dua orang, dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau

perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam perseroan terbatas,

1 H. Zaeni Ashadie dan Budi Sutrisno, Hukum Perusahaan & Kepailitan, Erlangga,

Jakarta, 2012, h. 37.

Page 4: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

28

pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan karena dapat

menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi

pimpinan. Untuk mendirikan perseroan terbatas dibutuhkan

sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai

persyaratan lainnya.

3) Perusahaan persekutuan bukan badan hukum atau disebut juga

perusahaan persekutuan, yang artinya badan usaha yang dimiliki

oleh dua orang atau lebih yang secara bersama-sama bekerja sama

untuk mencapai tujuan bisnis. Badan usaha yang termasuk dalam

badan usaha persekutuan adalah persekutuan perdata, persekutuan

firma, dan perseroan komanditer (CV). Untuk mendirikan badan

usaha persekutuan dibutuhkan izin khusus pada instansi pemerintah

yang terkait.

Dalam penelitian ini, penulis akan lebih khusus membahas

mengenai perusahaan persekutuan badan hukum yang berbentuk

Peseroan Terbatas (PT). Perseroan terbatas adalah suatu bentuk usaha

yang berbadan hukum, yang pada awalnya dikenal dengan nama

naamloze vennotschap (NV). Kata “perseroan” menunjuk kepada

modalnya yang terdiri atas sero (saham). Sedangkan kata “terbatas”

menunjuk kepada tanggung jawab pemegang saham yang tidak

melebihi nilai nominal saham yang diambil bagian dan dimilikinya.2

Semula eksistensi Perseroan Terbatas diatur dalam Pasal 36-56

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Dalam

perkembangannya, oleh karena aturan-aturan yang terdapat dalam

KUHD tersebut dianggap sudah tidak dapat menampung dinamika dan

perkembangan dunia bisnis, maka pemerintah memberlakukan

Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

2 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Perseroan Terbatas, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2000, h. 1.

Page 5: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

29

Beberapa prinsip hukum baru diberlakukan melalui Undang-Undang

No. 1 Tahun 1995, antara lain:3

a) pemberlakuan doktrin-doktrin baru yang apabila dilacak

perkembangan dan pengembangannya berakar dari tradisi common

law, misalnya doktrin piercing the corporate veil, doktrin

derivative action, doktrin business judgement (rule), doktrin ultra

vires, doktrin corporate oppotunity,

b) pengaturan terhadap perlindungan pemegang saham minoritas,

utamanya ketika mereka harus berhadapan dengan demokrasi

kapitalisme yang mendasarkan pada kekuatan modal,

c) pengaturan terhadap kombinasi perusahaan, yang dapat mengambil

bentuk penggabungan (merger), pengambilalihan (akuisisi) atau

peleburan (konsolidasi).

Setelah diberlakukan kurang lebih selama dua belas tahun,

Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 dirasakan harus dilakukan

berbagai perbaikan, khususnya untuk mengakomodir perkembangan

yang terjadi di masyarakat. Dalam perkembangannya ketentuan-

ketentuan dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 dipandang tidak

lagi memenuhi perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat

karena keadaan ekonomi serta kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi

dan informasi yang sudah berkembang pesat, khususnya pada era

globalisasi. Disamping itu, meningkatnya tuntutan masyarakat akan

layanan yang cepat, kepastian hukum, serta tuntutan akan

pengembangan dunia usaha sesuai dengan prinsip pengelolaan

perusahaan yang baik (good corporate governance)4.

Melalui Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas, telah dilakukan pengakomodasian terhadap berbagai

ketentuan mengenai Perseroan Terbatas, baik berupa penambahan

3 Tri Budiyono, Hukum Perusahaan Telaah Yuridis terhadap Undang-Undang No. 40

tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Griya Media, Salatiga, 2011, h. 7. 4 Ibid.

Page 6: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

30

ketentuan baru, perbaikan, penyempurnaan, maupun mempertahankan

ketentuan lama yang dianggap relevan.5

Berikut beberapa asas, prinsip atau doktrin yang telah dipergunakan

dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 masih tetap dipergunakan

dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tetapi pengaturannya

mendapat penegasan. Penegasan tersebut antara lain terjadi dalam hal-

hal sebagai berikut : (a) Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang

merupakan persekutuan modal. (b) dianutnya teori perjanjian dalam

pendirian PT dan setelah PT memperoleh status sebagai badan hukum,

(c) kuasa untuk mengurus pendirian Perseroan Terbatas yang hanya

dapat diberikan kepada notaris, (d) tanggung jawab Direksi dan Dewan

Komisaris dan juga diatur mengenai Dewan Komisaris Independent

dan Dewan Komisaris utusan, (e) penegasan terhadap pengaturan

pembelian kembali saham (buy back), (f) penegasan terhadap

penggunaan laba perseroan, (g) mempertegas ketentuan mengenai

pembubaran, likuidasi dan berakhirnya status badan hukum perseroan.6

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 40 Tahun

2007 menyatakan bahwa,

Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan

hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan

perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang

seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

Dari batasan pengertian tersebut, maka unsur penting dari suatu

Perseroan Terbatas dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Badan hukum yang merupakan persekutuan modal

Menurut Chaidir Ali, badan hukum pada pokoknya adalah

suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan

melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki

kekayaan sendiri, dapat menggugat dan digugat di depan hakim.7

5 Ibid., h. 7.

6 Ibid., h. 9.

7 Zaeni Ashadie dan Budi Sutrisno, Hukum Perusahaan & Kepailitan, Erlangga, Jakarta,

2012, h. 79.

Page 7: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

31

PT merupakan suatu badan hukum namun bersifat artificial. Untuk

dapat mengaktualisasikan tindakan badan hukum memerlukan

suatu organ untuk mewujudkan fungsi tersebut. Organ yang

mewujudkan tindakan subjek hukum tersebut dikatakan memiliki

fungsi representasi8.

b) Didirikan berdasarkan perjanjian

Setiap perseroan didirikan berdasarkan perjanjian (kontrak).

Artinya harus dilakukan oleh minimal dua orang atau lebih sebagai

pemegang saham, yang sepakat bersama-sama mendirikan suatu

perseroan terbatas yang dibuktikan secara tertulis dalam bahasa

Indonesia, tersusun dalam bentuk anggaran dasar, kemudian

dimuat dalam akta pendirian yang dibuat di depan notaris.

Ketentuan perseroan yang harus didirikan berdasarkan perjanjian

dan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam KUHPerdata,

khususnya yang bersangkutan dengan syarat sahnya suatu

perjanjian yang terdapat dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Syarat

sahnya perjanjian ini harus terus berlaku selama perseroan masih

berdiri9. Hal tersebut dikarenakan teori yang dianut dalam

pembentukan PT adalah teori perjanjian. Teori perjanjian dianut

secara konsisten baik pada saat pendirian Perseroan Terbatas

maupun setelah Perseroan Terbatas di sahkan dan beroperasi.10

c) Melakukan kegiatan usaha

8 Tri Budiyono, Op.Cit., h. 33.

9 Zaeni Ashadie dan Budi Sutrisno, Op.Cit., h. 73.

10 Tri Budiyono, Loc.Cit.

Page 8: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

32

Perseroan terbatas melakukan kegiatan usaha, untuk dapat

dikatakan melakukan kegiatan usaha, suatu aktivitas harus

memiliki ciri-ciri dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar

(berhubungan dengan pihak ketiga), bersifat terang-terangan,

mengadakan pembukuan dan melakukan perhitungan rugi-laba.11

Setiap perseroan melakukan kegiatan usaha, yaitu kegiatan dalam

bidang bisnis yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan

dan/atau laba. Supaya kegiatan usaha itu sah, harus memperoleh

izin dari pihak yang berwenang. Melakukan kegiatan usaha artinya

menjalankan perusahaan, yang sudah tentu memerlukan modal12

.

Perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan perjanjian

tentunya harus mempunyai objek tertentu, yaitu modal dari

perseroan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan perseroan,

yaitu untuk melakukan kegiatan usaha guna memperoleh

keuntungan atau laba. Perseroan terbatas tidak bisa didirikan dan

dijalankan tanpa adanya tujuan yang jelas, yaitu untuk menjalankan

kegiatan usaha13

.

d) Seluruh modalnya terbagi dalam bentuk saham

Setiap perseroan terbatas harus mempunyai modal. Modal

dasar disebut juga modal statuter, yang dalam bahasa inggris

disebut authorized capital. Modal dasar merupakan harta kekayaan

11

Ibid., h. 34. 12

Zaeni Ashadie dan Budi Sutrisno, Op.Cit., h. 74. 13

Ibid.

Page 9: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

33

perseroan terbatas (badan hukum) yang terpisah dari harta

kekayaan pribadi pendiri, organ perseroan, atau pemegang

saham.14

Modal dasar suatu Perseroan Terbatas habis terbagi dalam

bentuk saham. Bagi suatu Perseroan Terbatas, modal dasar adalah

modal yang bersarnya ditentukan oleh anggaran dasar. Untuk

merubah besarnya modal dasar, Perseroan Terbatas harus

melakukan perubahan anggaran dasar. Modal ini juga merupakan

modal yang harus dibagi sepenuhnya dalam mominal saham yang

diterbitkan oleh Perseroan Terbatas.15

Sebagai suatu badan hukum dengan hak dan kewajiban

yang mandiri, perseroan terbatas terlepas dari hak dan kewajiban

pemegang saham yang mencakup juga pengurusnya; artinya,

perseroan terbatas harus memiliki harta dan kekayaan tersendiri

dalam menjalankan kegiatan usahanya. Untuk itu, pada saat

perseroan terbatas didirikan, para pendiri harus menyetorkan

sekurang-kurangnya 25% dari modal yang ditempatkan atau

dikeluarkan16

.

e) Memenuhi persyaratan Undang-Undang dan peraturan

pelaksananya.

Setiap perseroan terbatas harus memenuhi persyaratan

Undang-Undang Perseroan Terbatas yaitu Undang-Undang No.40

14

Ibid. 15

Tri Budiyono, Loc.Cit. 16

Ibid., h. 75.

Page 10: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

34

Tahun 2007 dan peraturan pelaksananya. Ketentuan ini

menunjukkan bahwa undang-undang tersebut menganut sistem

tertutup. Persyaratan yang wajib dipenuhi mulai dari pendirinya,

beroperasinya, dan berakhirnya. Di antara syarat mutlak yang

wajib dipenuhi oleh pendiri adalah adanya akta pendiri harus

dibuat di depan notaris dan harus memperoleh pengesahan dari

Menteri kehakiman.17

Hal tersebut merupakan syarat untuk dapat

mengajukan ijin memperoleh status badan hukum, selain itu organ

perseroan harus ada, kuorum dalam persidangan dan kuorum

pengambilan keputusan, dll. Beberapa persyaratan tersebut

pengaturannya dilakukan dalam bentuk peraturan perundang-

undangan yang lebih rendah dari UU.

Perseroan Terbatas yang berhasil didirikan sebagai hasil

serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh pendiri, tidak secara otomatis

akan menjadi pihak dari setiap perjanjian yang dibuat oleh pendiri. Dua

dasar pemikiran untuk mendukung argumen tersebut adalah18

:

1) Pendiri ketika menutup suatu perjanjian tidak bertindak untuk dan

atas nama kepentingan dari PT yang didirikan tersebut, sebab PT

sebagai badan hukum belum ada ketika perjanjian ditutup dan

karenanya PT tidak dapat bertindak sebagai principal.

2) PT yang kemudian berhasil didirikan merupakan badan hukum

tersendiri yang terpisah dari pendiri, dengan hak-hak dan

kewajiban-kewajiban tersendiri.

b. Perusahaan Grup atau Perusahaan Kelompok

17

Ibid. 18

Tri Budiyono, Op.Cit., h. 41.

Page 11: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

35

Pada awal pembahasan mengenai kajian perusahaan grup, akan

di paparkan beberapa pengertian dari perusahaan grup. Dalam Pasal 1

angka 3 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan

Nasional No. 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi menyatakan bahwa

Group perusahaan adalah dua atau lebih badan usaha yang sebagian

sahamnya dimiliki oleh seorang atau oleh badan hukum yang sama

baik secara langsung maupun melalui badan hukum lain, dengan

jumlah atau sifat pemilikan sedemikian rupa, sehingga melalui

pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung

menentukan penyelenggaraan atau jalannya badan usaha.

Emmy Pangaribuan mendefinisikan, perusahaan kelompok

sebagai suatu gabungan atau susunan dari perusahaan-perusahaan yang

secara yuridis mandiri, yang terkait satu dengan yang lain begitu erat

sehingga membentuk suatu kesatuan ekonomi yang tunduk pada suatu

pimpinan yaitu suatu perusahaan induk sebagai pimpinan sentral.19

Pengertian lain menyatakan Perusahaan grup merupakan suatu

kesatuan ekonomi yang tersusun dari perusahaan-perusahaan berbadan

hukum mandiri yang dipandang sebagai induk dan anak perusahaan.20

Dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal memuat pengertian perusahaan grup tetapi di sebut

sebagai afiliasi yang dalam huruf c, d, dan e menyatakan sebagai

berikut:

a. hubungan antara 2 (dua) perusahaan di mana terdapat satu atau lebih

anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;

b. hubungan antara perusahaan dengan Pihak, baik langsung maupun tidak

langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;

c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung

maupun tidak langsung, oleh Pihak yang sama

19

Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Perusahaan kelompok, Seksi Hukum Dagang

Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1996, h. 1. 20

Sulistiowati, Op.Cit., h. 5.

Page 12: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

36

Dari beberapa pengertian perusahaan grup di atas maka dapat

dikatakan bahwa perusahaan grup adalah gabungan dari beberapa

perusahaan mandiri biasa disebut induk perusahaan dan anak

perusahaan yang memiliki keterkaitan akibat sebagian besar saham

dari anak perusahaan dimiliki oleh induk perusahaan, sehingga

membentuk kesatuan ekonomi dengan induk perusahaan sebagai

pimpinan sentral, dan keduanya menjalankan kegiatan untuk mencapai

tujuan strategis dari perusahaan grup.

Di Indonesia perusahaan grup juga biasa disebut sebagai

perusahaan konglomerasi. Terdapat beberapa perusahaan grup besar di

Indonesia antara lain Grup Astra, Grup Salim, Lippo Grup, Sinar Mas

Grup, dll.

Grup Astra merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi

otomotif yang berkedudukan di Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada

tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated

pendirinya adalah Tjia Kian Tie dan William Soerjadjaja. Ruang

lingkup kegiatan Perseroan seperti yang tertuang dalam anggaran

dasarnya adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa

pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa

konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi

perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor dengan suku

cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dll.

Beberapa contoh anak perusahaan dari Grup Astra di bidang otomotif

adalah PT Toyota Astra Motor, PT Astra Daihatsu Motor, PT Isuzu

Astra Motor Indonesia dan masih banyak lagi pada bidang lainnya.21

Contoh perusahaan grup lainnya adalah Grup salim yang merupakan

perusahaan yang didirikan oleh Sudono Salim. Perusahaan ini

memiliki beberapa anak perusahaan, termasuk Indofood, produsen mi

instan terbesar dunia dan Bogasari, perusahaan operasi tepung terbesar.

Beberapa anak perusahaan lain dari Grup Salim adalah Central Asia

Raya, Salim Palm Plantation, Indomobil, Indomilk, Lion Corporation,

21

Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas, “Astra Internasional”,

https://id.wikipedia.org/wiki/Astra_International, dikunjungi pada tanggal 23 September 2017

pukul 20.00.

Page 13: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

37

Indomaret, Intikom Berlian Mustika, Indocement, Nestlé Indonesia

dan masih banyak lagi22

.

Apabila dilihat dari variasi usahanya, suatu perusahaan grup

dapat digolongkan ke dalam kategori sebagai berikut:23

1) Grup usaha vertikal

Dalam grup usaha seperti ini, jenis-jenis usaha masing-masing

perusahaan satu lain masih tergolong serupa. Hanya mata rantainya

saja yang berbeda. Misalnya ada anak perusahaan yang

menyediakan bahan baku, ada yang yang memproduksi bahan

setengah jadi, bahan jadi, bahkan ada pula yang bergerak di bidang

ekspor-impor. Jadi, suatu kelompok usaha menguasai satu jenis

produksi dari hulu ke hilir.

2) Grup usaha horisontal

Dalam grup usaha horisontal, bisnis dari masing-masing anak-anak

perusahaan tidak ada kaitannya satu sama lain.

3) Grup usaha kombinasi

Terdapat pula grup usaha, di mana jika dilihat dari segi bisnis anak

perusahaanya, ternyata ada yang terkait dalam suatu mata rantai

produksi (hulu ke hilir), di samping ada juga anak perusahaan yang

bidang bisnisnya lepas satu sama lain. Sehingga dalam grup

22

Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas, “Salim Grup”,

https://id.wikipedia.org/wiki/Salim_Group, dikunjungi pada tanggal 23 September 2017 pukul

20.00. 23

Munir Fuady, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, Citra Aditya

Bakti, Bandung, 1999, h. 89.

Page 14: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

38

tersebut terdapat kombinasi antara grup vertikal dan grup

horisontal.

Dalam suatu perusahaan grup terdiri dari induk perusahaan dan

anak perusahaan, keduanya memiliki hubungan khusus antar badan

hukum dan merupakan suatu kesatuan ekonomi. Berikut pembahasan

mengenai induk perusahaan dan anak perusahaan:

1) Induk Perusahaan

Induk perusahaan atau yang biasa disebut holding company

adalah suatu perusahaan yang kegiatan utamanya adalah

melaksanakan investasi pada anak-anak perusahaan dan

selanjutnya melakukan pengawasan atas kegiatan manajemen

anak-anak perusahaan.24

Dalam Black’s Law Dictionary dikatakan bahwa Holding

Company adalah “A company that ussually confines its activities to

owning stock in, and supervising management of other companies.

A holding company ussualy owns a controlling interest in

companies whose stock it holds”.25

Induk perusahaan memiliki kewenangan untuk menjadi

pimpinan sentral yang mengendalikan dan mengoordinasikan anak-

anak perusahaan dalam suatu kesatuan ekonomi. Pimpinan sentral

ini menggambarkan suatu kemungkinan melaksanakan hak atau

pengaruh yang bersifat menentukan. Pelaksanaan pengaruh dalam

perusahaan grup dapat bersifat mengurangi dan atau mendominasi

hak perusahaan lain.26

24

Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Perseroan Terbatas, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2000, h. 153. 25

Ibid. 26

Sulistiowati, Tanggung Jawab Hukum Pada Perusahaan Grup Di Indonesia, Erlangga,

Jakarta, 2013, h. 23.

Page 15: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

39

Terminologi yang digunakan pada Public Utility Holding

Company Act di Amerika Serikat, definisi holding company adalah:

A corporation formed for the express purpose of controlling other

corporations by the ownership of a majority of their voting capital

stock. In common usage, the term is applied to any corporation

which does in fact control other corporation commonly referred to

as subsidiaries.

Menurut Garner perusahaan holding adalah suatu

perusahaan yang dibentuk untuk mengontrol perusahaan lainnya,

biasanya dalam membatasi perannya untuk menguasai saham dan

mengelola manajerial.27

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan maka

dapat disimpulkan bahwa holding company atau induk perusahaan

adalah suatu perusahaan dalam perusahaan grup yang merupakan

pemegang saham mayoritas dari anak perusahaan sehingga dapat

dikatakan kegiatan utamanya adalah investasi dan pengawasan

terhadap anak perusahaan dan hal tersebut ditujukan untuk

mendukung operasional dan tujuan strategis dari kepentingan bisnis

perusahaan grup.

Pada umumnya holding company dapat merupakan

perusahaan dengan berbagai macam bentuk dari persekutuan

perdata, persekutuan firma, persekutuan komanditer sampai dengan

suatu Perseroan Terbatas. Dalam hal ini penulis akan lebih

membahas pada induk perusahaan atau holding company yang

berbentuk Perseroan Terbatas.

27

Ibid.

Page 16: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

40

Jika kita lihat holding company, sebagai suatu induk

perusahaan yang kegiatan utamanya adalah melaksanakan investasi

dan pengawasan pada anak-anak perusahaan, maka ada beberapa

ketentuan dalam UU PT yang perlu mendapat perhatian, baik dari

induk perusahaan maupun anak-anak perusahaan yang berada di

bawah pengawasannya. Ketentuan-ketentuan yang memerlukan

perhatian khusus tersebut adalah hal-hal sebagai berikut28

:

a) Ketentuan mengenai batas-batas kewenangan dan tanggung

jawab Direksi, Komisaris dan pemegang saham;

b) Ketentuan mengenai merger, konsolidasi dan akuisisi;

c) Ketentuan mengenai kepemilikan saham;

d) Ketentuan mengenai treasury stock;

e) Ketentuan mengenai penjaminan saham dan jual beli saham.

Kepemilikan induk perusahaan atas saham anak perusahaan

menjadi salah satu alasan bagi lahirnya keterkaitan induk dan anak

perusahaan. Keterkaitan induk dan anak perusahaan ini memberikan

kewenangan kepada Induk perusahaan untuk bertindak sebagai

pimpinan sentral dalam perusahaan grup.29

Induk perusahaan

berhak melakukan pengawasan dan memberikan instruksi terhadap

anak perusahaan. Keterkaitan induk dan anak perusahaan dalam

konstruksi perusahaan grup juga dapat disebabkan oleh beberapa

hal lain yaitu, rapat umum pemegang saham (RUPS), penempatan

direksi atau komisaris pada anak perusahaan, keterkaitan melalui

perjanjian hak bersuara, dan keterkaitan melalui kontrak.

28

Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Op.Cit., h. 20. 29

Sulistiowati, Op.Cit. h. 5.

Page 17: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

41

Keberadaan dari holding company mempunyai keuntungan

dan kerugian. Di antara keuntungan dari holding company dalam

suatu perusahaan grup adalah sebagai berikut:30

a) Kemandirian resiko

b) Hak pengawasan yang lebih besar

c) Pengontrolan yang lebih mudah dan efektif

d) Operasional yang lebih efisien

e) Kemudahan sumber modal

f) Keakuratan keputusan yang diambil

Di samping keuntungan-keuntungan dari eksistensi holding

company dalam suatu perusahaan grup, terdapat pula kerugian-

kerugian, antara lain:31

a) Pajak ganda

b) Management one man show

c) Conglomerate game

d) Penutupan usaha

e) Resiko usaha

Variasi hubungan hukum antara holding company dengan

anak perusahaan juga terlihat dari klasifikasi holding company

dengan menggunakan berbagai kriteria berupa tinjauan dari

keterlibatannya dalam berbisnis, keterlibatannya dalam hal

pengambilan keputusan, dan keterlibatan dalam equity, sebagai

berikut:32

a) Ditinjau dari segi keterlibatan holding company dalam berbisnis

(1) Perusahaan holding semata-mata, jenis perusahaan holding

ini tidak melakukan bisnis sendiri dalam praktek,

dimaksudkan hanya untuk memegang saham dan

mengontrol anak perusahaannya, tidak lebih dari itu.

30

Munir Fuady, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, Citra Aditya

Bakti, Bandung, 1999, h. 91. 31

Ibid., h. 93. 32

Ibid., h. 95.

Page 18: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

42

(2) Perusahaan holding beroperasi, jenis perusahaan holding ini

di samping bertugas memegang saham dan mengontrol

anak perusahaan, juga melakukan bisnis sendiri.

b) Ditinjau dari keterlibatan dalam pengambilan keputusan

(1) Perusahaan holding investasi, memiliki saham pada anak

perusahaan semata-mata hanya untuk investasi, tanpa perlu

mencampuri soal manajemen anak perusahaan.

(2) Perusahaan holding manajemen, tidak hanya pemegang

saham pasif, tetapi ikut mencampuri atau setidaknya

memonitor terhadap pengambilan keputusan bisnis dari

anak perusahaan.

c) Ditinjau dari segi keterlibatan equity

(1) Perusahaan holding afiliasi, adalah perusahaan holding

yang memiliki saham pada anak perusahaan tidak sampai

51% dari saham anak perusahaan.

(2) Perusahaan holding subsidiary adalah perusahaan holding

yang memiliki saham pada anak perusahaan sampai 51%

atau lebih.

(3) Perusahaan holding non kompetitif adalah setiap

perusahaan holding yang memiliki saham tidak sampai

51%, tetapi tidak kompetitif dibandingkan dengan

pemegang saham lainnya.

(4) Perusahaan holding kombinasi adalah suatu perusahaan

holding yang memiliki saham pada beberapa anak

Page 19: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

43

perusahaan sekaligus, di mana ada yang memegang saham

sampi 51% atau lebih, dan ada yang kurang dari 51%

kompetitif atau non kompetitif.

2) Anak Perusahaan

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tidak memuat

pengertian perusahaan grup ataupun sebab lahirnya anak

perusahaan. Berbeda dengan UU PT yang sebelumnya yaitu

Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 telah memuat mengenai kuasa

lahirnya keterkaitan induk dan anak perusahaan. Ketentuan ini

terdapat pada Penjelasan Pasal 29 UU No. 1 Tahun 1995

Anak perusahaan adalah perseroan yang mempunyai hubungan

khusus dengan perseroan lainnya yang terjadi karena:

1) Lebih dari 50% (lima puluh persen) sahamnya dimiliki oleh

induk perusahaan;

2) lebih dari 50% (lima puluh persen) suara dalam RUPS dikuasai

oleh induk perusahaannya;

3) kontrol atas jalannya perseroan, pengangkatan dan

pemberhentian direksi dan komisaris sangat dipengaruhi oleh

induk perusahaannya.

Anak perusahaan di dalam suatu perusahaan grup

merupakan perusahaan yang berada di bawah kendali induk

perusahaan karena mayoritas saham anak perusahaan dimiliki oleh

induk perusahaan, sehingga dalam menjalankan kegiatannya anak

perusahaan melaksanakan instruksi dari induk perusahaan. Direksi

dan Komisaris dari anak perusahaan pada beberapa perusahaan

grup sama dengan Direksi dan Komisaris dari induk perusahaan

atau dengan kata lain Direksi dan Komisaris merangkap. Tetapi

Page 20: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

44

terdapat pula Direksi dan Komisaris anak perusahaan yang berbeda

dengan induk perusahaan. Hal tersebut terjadi karena pengangkatan

dan pemberhentian direksi dan komisaris sangat dipengaruhi oleh

induk perusahaan. Dan induk perusahaan sebagai pemegang saham

dari anak perusahaan memperoleh perlindungan berupa limited

liability karena di Indonesia masih digunakan pendekatan

perseroan tunggal yaitu diterapkannya Undang-Undang No 40

Tahun 2007.

3) Keterkaitan Induk dan Anak Perusahaan dalam Perusahaan

Grup

Susunan induk dan anak perusahaan yang terikat secara erat

sehingga membentuk perusahaan grup. Keterkaitan induk terhadap

anak perusahaan dalam konstruksi perusahaan grup disebabkan oleh

adanya33

:

a) Kepemilikan induk perusahaan atas saham anak perusahaan

b) Rapat umum pemegang saham (RUPS)

c) Penempatan direksi atau komisaris pada anak perusahaan

d) Keterkaitan melalui perjanjian hak bersuara

e) Keterkaitan melalui kontrak

Keterkaitan antara dua perseroan melalui kepemilikan

saham menjadi alasan utama bagi lahirnya keterkaitan-keterkaitan

antara induk dan anak perusahaan, baik melalui pendirian

perseroan, pengambilalihan saham, pemisahan usaha, maupun joint

venture. Keterkaitan induk dan anak perusahaan juga dapat terjadi

33

Sulistiowati, “Doktrin-Doktrin Hukum Mengenai Tanggung Jawab Hukum dalam

Perusahaan Grup”, Jurnal Hukum Bisnis, Volumen 31, 2012, h. 11.

Page 21: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

45

karena aset tak berwujud (intengible aset) yang dimiliki induk

perusahaan. Berbagai perbuatan hukum dalam pembentukan atau

pengembangan perusahaan grup di atas berimplikasi kepada induk

perusahaan memiliki kewenangan untuk bertindak sebagai

pimpinan sentral yang mengendalikan dan mengoordinasikan

keseluruhan anggota perusahaan grup berdasarkan kesamaan tujuan

dan tatanan yang sama.34

Apabila menggunakan pngertian anak perusahaan yang

terdapat pada Memori Penjelasan Pasal 29 ayat (1) UU No. 1 Tahun

1995, kausa lahirnya keterkaiatan antara induk terhadap anak

perusahaan dalam konstruksi perusahaan grup adalah sebagai

berikut35

:

a) Kepemilikan induk perusahaan atas saham anak perusahaan

Kepemilikan induk atas saham anak perusahaan dalam jumlah

signifikan memberikan kewenangan kepada induk perusahaan

untuk bertindak sebagai pimpinan sentral yang mengendalikan

anak-anak perusahaan sebagai kesatuan manajemen. Induk

perusahaan akan mengonsilidasikan anak-anak perusahaan

dalam laporan keuangan konsolidasi induk dan anak

perusahaan, apabila kepemilikan saham induk perusahaan baik

langsung atau tidak langsung pada anak-anak perusahaannya

adalah di atas 50% jumlah saham anak perusahaan.

Pengendalian induk terhadap anak perusahaan dapat

ditimbulkan dari keterkaitan saham, atau kepemilikan saham

dari anak, sehingga induk perusahaan sebagai pimpinan sentral

dapat mengendalikan dan mengkoordinasikan anak

perusahaan36

.

b) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Induk perusahaan memiliki kewenangan untuk mengendalikan

anak perusahaan melalui mekanisme RUPS anak perusahaan.

Dalam RUPS anak perusahaan, induk perusahaan dapat

menetapkan hal-hal strategis yang dapat mendukung pencapaian

tujuan perusahaan grup sebagai kesatuan ekonomi, antara lain

34

Sulistiowati, Op.Cit., h. 20. 35

Ibid., h. 21. 36

Ibid.

Page 22: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

46

melalui penetapan sasaran jangka panjang perusahaan dalam

bentuk business plan selama lima tahun yang dikenal dengan

rencana strategis37

.

c) Penempatan Direksi/Komisaris pada Anak Perusahaan

Melalui kepemilikan atas saham anak perusahaan, induk

perusahaan memiliki kewenangan untuk menempatkan anggota

direksi dan/atau dewan komisaris induk perusahaan untuk

merangkap menjadi direksi atau komisaris anak perusahaan.

Penempatan orang-orang induk perusahaan pada anak-anak

perusahaan merupakan bentuk pengendalian operasional secara

tidak langsung. Dengan fungsi pengendalian tersebut, induk

perusahaan dapat mengetahui perkembangan kegiatan usaha

dari masing-masing anak perusahaan. Pengendalian induk

terhadap anak anak perusahaan dapat lebih efektif, karena

direksi/komisaris yang ditempatkan dianggap memahami

kepentingan bisnis perusahaan grup, sehingga pengurusan anak

perusahaan sehari-hari tidak melenceng dari kepentingan

perusahaan sebagai kesatuan ekonomi38

.

Di samping itu, keterkaitan induk dan anak perusahaan

dalam konstruksi perusahaan grup dapat disebabkan oleh

keterkaitan melalui perjanjian hak bersuara dan keterkaitan melalui

kontrak. Keterkaitan induk dan anak perusahaan dapat terjadi

karena perjanjian hak bersuara yang dilakukan antara pemegang

saham pendiri yang menyepakati bahwa penunjukan direksi dan

dewan komisaris ditentukan oleh salah satu pemegang saham

pendiri. Sementara itu, keterkaitan melalui kontrak dapat dilakukan

ketika suatu perseroan menyerahkan kendali atas manajemen

kepada perseroan lain melalui Perjanjian Pengelolaan Perusahaan39

.

4) Perusahaan Grup Sebagai Kesatuan Ekonomi

Keterkaitan induk dan anak perusahaan tidaklah menghapus

status badan hukum anak perusahaan sebagai subjek hukum

37

Ibid. 38

Ibid., h. 22. 39

Ibid.

Page 23: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

47

mandiri. Pengakuan yuridis terhadap induk dan anak perusahaan

yang berbadan hukum mandiri menjadikan perusahaan grup

sebagai bentuk jamak secara yuridis. Sebaliknya, pengendalian

induk terhadap anak perusahaan dan realitas bisnis perusahaan

grup diarahkan untuk mendukung kepentingan bisnis perusahaan

grup sebagai kesatuan ekonomi40

.

Prinsip hukum mengenai kemandirian induk dan anak

perusahaan dengan fakta pengendalian induk terhadap anak

perusahaan dari realitas bisnis perusahaan grup menimbulkan

kontradiksi karena penggabungan keduanya dalam ranah hukum

perseroan. Prinsip hukum mengenai kemandirian dari badan hukum

induk dan anak perusahaan berada dalam ranah hukum perseroan,

sebaliknya pengendalian induk terhadap anak perusahaan

merupakan fakta dari realitas bisnis yang diorganisasikan dalam

suatu perusahaan grup sebagai kesatuan ekonomi41

. Bentuk jamak

secara yuridis dan kesatuan ekonomi dalam konstruksi perusahaan

grup menjadi keniscayaan, ketika kerangka pengaturan perusahaan

grup masih menggunakan pendekatan perseroan tunggal.42

Pengaturan perusahaan grup pada ranah hukum perseroan

akan berimplikasi kepada ketegangan yang terjadi antara fakta

pengendalian induk terhadap anak perusahaan dengan kemandirian

dari badan hukum induk dan anak perusahaan sebagai berikut43

:

40

Ibid., h. 46. 41

Ibid. 42

Ibid., h. 47. 43

Ibid.

Page 24: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

48

a) Pengendalian induk terhadap anak perusahaan menjadi alasan

keberadaan dari integrasi perusahaan grup sebagai kesatuan

ekonomi. Pengendalian induk terhadap anak perusahaan

menimbulkan ketidakmandirian secara ekonomi anak

perusahaan. Sebaliknya, bentuk jamak secara yuridis dari

anggota perusahaan grup memiliki korelasi dengan struktur tata

kelola perusahaan grup yang menyangkut keberadaan

perusahaan grup, yang ditunjukkan oleh adanya perbedaan

alokasi kekuasaan dalam suatu perusahaan grup. Pengabaian

terhadap konteks realitas bisnis perusahaan grup akan

memberikan peluang kepada anak perusahaan untuk mengelola

dirinya sendiri, sebagai badan hukum mandiri yang mengelola

kegiatan bisnis sesuai kepentingan ekonomi dari perseroan yang

bersangkutan.

b) Implikasinya, perusahaan grup sebagai bentuk baru dari

organisasi perusahaan, merupakan bentuk jamak secara yuridis

yang berada di bawah kesatuan ekonomi. Keterkaitan antara

induk dan anak perusahaan dalam konstruksi perusahaan grup,

merupakan relasi di antara berbagai badan hukum mandiri.

Hubungan ini terjadi apabila pimpinan kegiatan ekonomi, dua

atau lebih perusahaan, dikonstruksikan sedemikian rupa

sehingga antara sesama perusahaan itu terdapat susunan yang

erat dalam aspek ekonomi, keuangan, dan organisasi.

Apabila dicari benang merah yang menghubungkan satu

anak perusahaan dengan anak perusahaannya lainnya, ataupun

dengan induk perusahaan, hanya dapat ditemukan melalui

kedudukan dan peran yang dimainkan oleh para pemegang

sahamnya. Yakni melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS), yang secara yuridis memang mempunyai

kedudukan tertinggi dan menentukan dalam suatu perusahaan. Atau

dapat juga benang merah tersebut diciptakan melalui ikatan-ikatan

kontraktual yang bersifat temporer, sejauh tidak bertentangan

dengan anggaran dasar perusahaan44

.

44

Bambang Hariyanto, “Grup Perusahaan Sebagai Kesatuan Ekonomi”,

http://www.bambanghariyanto.com/2013/10/grup-perusahaan-sebagai-kesatuan-ekonomi.html,

dikunjungi pada tanggal 30 September 2017 pukul 20.45.

Page 25: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

49

Maka pendekatan ekonomi terhadap hubungan antara

perusahaan-perusahaan dalam suatu grup perusahaan konglomerat

ternyata berbeda dengan pendekatan dari segi hukum. Di satu pihak,

pendekatan ekonomi lebih dilatarbelakangi dan di dadasari oleh

kebutuhan-kebutuhan dalam praktek bisnis, jadi lebih praktis dan

pragmatis, sementara pendekatan yuridis lebih bersifat

konvensional, sehingga lebih teoritis. Tentu saja perbedaan

pandangan dari sektor ekonomi dan sektor hukum ini tidak

reasonable untuk dipertahankan terus. Titik temu di antara

keduanya tentu harus dicari45

.

Secara yuridis anak perusahaan merupakan badan hukum

mandiri sehingga induk perusahaan sebagai pemegang saham anak

perusahaan mendapatkan perlindungan berupa limited liability.

Kontradiksi antara bentuk jamak secara yuridis dan kesatuan

ekonomi menimbulkan celah hukum atau loopholes dalam

perusahaan grup. Celah hukum ini dapat mendorong munculnya

sikap oportunistik induk perusahaan yang menyalahgunakan

konstruksi perusahaan grup.

Konstruksi perusahaan grup dapat pula mendorong

munculnya moral hazard. Dan Moral hazard ini muncul apabila

limited liability berlaku secara mutlak.46

Sehingga menurut penulis

dalam kontruksi perusahaan grup sebaiknya bentuk jamak secara

yiridis dikesampingkan atau diterobos, sehingga induk perusahaan

45

Ibid. 46

Ibid.

Page 26: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

50

dan anak perusahaan merupakan kesatuan ekonomi bukan sebagai

badan hukum mandiri. Oleh karena itu induk perusahaan tidak

mendapatkan perlindungan berupa limited liability atas kepemilikan

saham dari anak perusahaan. Agar tidak menimbulkan dominasi

tanpa tanggung jawab dari induk perusahaan. Apabila dalam

kesatuan ekonomi induk perusahaan tidak memperoleh limited

liability maka harus ditentukan bentuk tanggang jawab yang lebih

tepat diterapkan untuk induk perusahaan.

2. Sistem Pertanggungjawaban

a. Pengertian Tanggung Jawab

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

Tanggung jawab adalah kewajiban wewenang dan hal yang melekat

pada suatu kedudukan.47

Dalam kamus hukum, tanggung jawab adalah

suatu keseharusan bagi seseorang untuk melaksanakan apa yang telah

diwajibkan kepadanya.48

Menurut hukum, tanggung jawab adalah

suatu akibat atas konsekuensi kebebasan seorang tentang perbuatannya

yang berkaitan dengan etika atau moral dalam melakukan suatu

perbuatan.49

Berdasarkan beberapa pengertian tanggung jawab diatas dapat

dikatakan bahwa tanggung jawab adalah suatu keharusan atau dapat

47

Muhammad Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pustaka Ilmu, Jakarta, 2001, h. 619. 48

Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, 2005. 49

Soekidjo Notoatmojo, Etika dan Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, h. 55.

Page 27: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

51

juga disebut sebagai suatu kewajiban untuk melaksanakan suatu

perbuatan dan keharusan tersebut berkaitan dengan etika atau moral.

Pertanggungjawaban harus mempunyai dasar, yaitu hal yang

menyebabkan timbulnya hak bagi seorang untuk menuntut orang lain

sekaligus berupa hal yang melahirkan kewajiban orang lain untuk

memberi pertanggungjawaban.50

b. Tanggung Jawab Hukum

Secara etimologis, tanggung jawab hukum atau liability sering

kali dipertukarkan dengan responsibility. Dalam Black Law Dictionary

menyatakan bahwa terminologi liability memiliki makna yang luas.

Pengertian legal liability adalah a liability which courts recognize and

enforce as between parties51

.

Konsep tanggung jawab hukum berhubungan dengan konsep

kewajiban hukum, bahwa seseorang bertanggung jawab secara hukum

atas perbuatan tertentu atau bahwa dia memikul tanggung jawab

hukum berarti bahwa dia bertanggung jawab atas suatu sanksi bila

perbuatannya bertentangan.52

Tanggung jawab hukum dapat dibedakan

atas pertanggungjawaban individu dan pertanggujawaban kolektif.

Pertanggungjawaban individu adalah tanggung jawab seseorang atas

pelanggaran yang dilakukannya sendiri, sedangkan

pertanggungjawaban kolektif adalah tanggung jawab seorang individu

atas suatu pelanggaran yang dilakukan oleh orang lain53

.

Konsep pertanggungjawaban hukum pada dasarnya terkait,

namun tidak identik, dengan konsep kewajiban hukum. Seorang

50

Titik Triwulan dan Shinta Febrina, Perlindungan Hukum Bagi Pasien, Pretasi Pustaka,

Jakarta, 2010, h. 48. 51

Sulistiowati, Tanggung Jawab Hukum Pada Perusahaan Grup Di Indonesia, Erlangga,

Jakarta, 2013, h. 118. 52

Hans Kelsen, Toeri Umum Tentang Hukum dan Negara, Nusamedia, Bandung, 2014,

h. 95. 53

Ibid.

Page 28: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

52

individu secara hukum diwajibkan untuk berperilaku dengan cara

tertentu, jika perilakunya yang sebaliknya merupakan syarat

diberlakukannya tindakan paksa. Namun tindakan paksa ini tidak mesti

ditujukan terhadap individu yang diwajibkan “pelaku pelanggaran”

namun dapat ditujukan kepada individu lain yang terkait dengan

individu pertama dengan cara yang ditetapkan oleh tatanan hukum.

Individu yang dikenai sanksi dikatakan “bertanggung jawab” atau

secara hukum bertanggung jawab atas pelanggaran54

.

Terdapat pula apa yang disebut sebagai tanggung gugat

(liability/aansprakelijkheid) yang merupakan bentuk spesifik dari

tanggung jawab. Pengertian tanggung gugat merujuk kepada posisi

seseorang atau badan hukum yang dipandang harus membayar suatu

bentuk kompensasi atau ganti rugi setelah adanya peristiwa hukum

atau tindakan hukum. Istilah tanggung gugat berada dalam ruang

lingkup hukum privat55

. Kesalahan bukan merupakan unsur yang harus

dipenuhi pada setiap kasus agar seseorang bertanggung gugat. Di

samping itu, seseorang atau badan hukum dimungkinkan bertanggung

gugat atas tindakan orang atau badan hukum lainnnya.56

c. Perkembangan Teori Pertanggungjawaban

Dalam hukum terdapat beberapa teori mengenai

pertanggungjawaban. Namun teori yang pertama dikenal dalam hukum

54

Hans Kelsen, Teori Hukum Murni, Nusamedia, Bandung, 2008, h. 136. 55

Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008, h. 258. 56

Ibid., h. 259.

Page 29: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

53

adalah tanggung jawab berdasarkan atas unsur kesalahan (liability

based on fault). Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan

adalah prinsip yang cukup umum berlaku dalam hukum pidana dan

perdata. Prinsip ini menyatakan seseorang baru dapat dimintakan

pertanggungjawaban secara hukum jika ada unsur kesalahan yang

dilakukannya. Diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata yang dikenal

sebagai pasal tentang Perbuatan Melawan Hukum (PMH)

mengharuskan terpenuhinya empat unsur pokok, yaitu a) adanya

perbuatan; b) adanya unsur kesalahan; c) adanya kerugian yang

diderita; d) adanya hubungan kausalitas antara kesalahan dan

kerugian57

.

Menurut konsep tersebut, setiap perbuatan melawan hukum

yang menimbulkan kerugian kepada orang lain, mewajibkan kepada

orang yang karena perbuatannya menimbulkan kerugian untuk

mengganti kerugian yang telah ditimbulkan58

. Menurut teori ini unsur

kesalahan harus dibuktikan terlebih dahulu sehingga dapat

memunculkan tanggung jawab. Dalam hal ini beban pembuktian ada

pada pihak yang mendalilkannya, sehingga dalam sistem ini dikenal

presumtion of innocent (praduga tidak bersalah).

Seiring dengan perkembangan jaman, teori tanggung jawab

berdasarkan kesalahan tidak lagi dirasa sebagai teori

57

Sukarmi, “Prinsip Tanggung Jawab”,

https://www.google.co.id/amp/s/vanbanjarechts.wordpress.com/2013/01/01/prinsip-tanggung-

jawab/amp/, dikunjungi pada tanggal 12 September 2017, Pukul 08.15. 58

Ibid.

Page 30: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

54

pertanggungjawaban yang paling adil. Sehingga muncul beberapa teori

pertanggungjawaban lain, sebagai berikut :

1. Praduga Selalu Bertanggung Jawab (Presumtion of liability)

Praduga selalu bertanggung jawab adalah prinsip praduga

selalu bertanggung jawab sampai ia dapat membuktikan ia tidak

bersalah. Dasar dari teori pembalikan beban pembuktian adalah

seseorang dianggap bersalah, sampai yang bersangkutan dapat

membuktikan sebaliknya59

.

2. Praduga Selalu Tidak Bertanggung Jawab (Presumtion of non-

liability)

Prinsip praduga untuk selalu tidak bertanggung jawab

hanya dikenal dalam lingkup transaksi konsumen yang sangat

terbatas, dan pembatasan demikian biasanya common sense dapat

dibenarkan. Contoh dari penerapan prinsip ini adalah pada hukum

pengangkutan. Kehilangan atau kerusakan pada bagasi

kabin/bagasi tangan yang biasanya dibawa dan diawasi si

penumpang (konsumen) adalah tanggung jawab dari penumpang.

Dalam hal ini, pengangkut (pelaku usaha) tidak dapat diminta

pertanggungjawabannya60

.

3. Tanggung Jawab Mutlak (Strict liability)

Dalam Black’s Law Dictionary, strict liability diartikan

“liability that does not depend on actual negligence or intent to

harm, but that is based on the breach of an absolute duty to make

59

Ibid. 60

Ibid.

Page 31: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

55

something safe. Strict liability most often applies either to

ultrahazardous activities or in products liability cases”61

.

Tanggung jawab mutlak adalah suatu tanggung jawab

hukum yang dibebankan kepada pelaku perbuatan melawan

hukum tanpa melihat apakah yang bersangkutan dalam

melakukan perbuatannya itu mempunyai unsur kesalahan ataupun

tidak. Dalam hal ini pelakunya dapat dimintakan tanggung jawab

secara hukum, meskipun dalam melakukan perbuatannya itu dia

tidak melakukannya dengan sengaja, dan tidak pula mengandurng

unsur kelalaian, kekurang kehati-hatian, atau ketidakpatutan62

.

Karena itu, terhadap tanggung jawab mutlak sering juga

disebut sebagai tanggung jawab tanpa kesalahan. Kesalahan

disini dimaksudkan sebagai kesalahan dalam artian hukum. Bila

saja perbuatan tersebut masih merupakan kesalahan secara moral.

Tetapi banyak juga tanggung jawab terhadap perbuatan, baik

yang disengaja maupun kelalaian, yang menggerogoti

kepentingan orang lain, kepentingan mana dilindungi oleh

hukum, merupakan tanggung jawab tanpa kesalahan secara

hukum maupun moral63

.

Selain prinsip umum perbuatan melawan hukum dengan

unsur kesalahan seperti yang terdapat dalam Pasal 1365

KUHPerdata, maka KUHPerdata juga mengenal semacam prinsip

tanggung jawab tanpa kesalahan (tanggung jawab mutlak) dalam

arti yang terbatas, sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 1367,

61

Ibid. 62

Munir Fuady, Perbandingan Hukum Perdata, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005, h.

96. 63

Munir Fuady, Konsep Hukum Perdata, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, h. 274.

Page 32: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

56

1368, dan 1369 KUHPerdata, yakni model-model tanggung

jawab sebagai berikut64

:

a. Tanggung jawab guru terhadap tindakan muridnya.

b. Vis Maior, yakni tanggung jawab orang tua atas perbuatan

anaknya.

c. Tanggung jawab kepala tukang/mandor terhadap para tukang

di bawah pengawasannya.

d. Tanggung jawab majikan atas perbuatan yang dilakukan oleh

buruh, atau tanggung jawab atas kerugian yang disebabkan

oleh binatang miliknya/peliharaannya.

e. Res Ruinosa, yakni tanggung jawab pemilik gedung atas

robohnya gedung tersebut. Dalam hal ini, pemilik gedung

tidak dapat mengelak dari tanggung jawabnya dengan

mengatakan bahwa dia tidak mengetahui/patut menduga

tentang adanya kerusakan pada gedung/konstruksi gedung

tersebut, atau tidak kuasa untuk mencegah gedung tersebut

dari kehancurannya.

Teori hukum adat dan kebiasaan pada prinsipnya

menerapkan semacam tanggungjawab mutlak, yaitu dengan

menerapkan teori “kantong tebal” (deep pocket theory), artinya

yang harus bertanggung jawab adalah yang paling mungkin

membayar, yaitu pihak yang uangnya lebih banyak.65

Dalam ilmu

hukum tentang tanggung jawab perdata dikenal pula deep pocket

theory yang mengajarkan bahwa sesuatu pihak dalam hal-hal

tertentu dapat dimintakan tanggung jawabnya atas perbuatan

yang dilakukan oleh orang lain66

. Dalam deep pocket theory,

orang yang dirugikan dapat meminta pertanggungjawaban kepada

pihak yang paling mungkin untuk memberikan

pertanggungjawaban (dalam hal ini yang berkantong tebal).

64

Ibid. 65

Ibid., h. 282. 66

Munir Fuady, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, Citra Aditya

Bakti, Bandung, 1999, h. 121.

Page 33: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

57

4. Absolute Liability

Seseorang yang melakukan pelanggaran maka harus

dikenai sanksi. Jika sanksi tidak ditujukan terhadap pelaku

pelanggaran namun terhadap individu lain, maka

pertanggungjawaban itu bersifat absolut. Karena tidak terdapat

kaitan dalam antara individu yang bertanggungjawab dan

kejadian yang tidak dikehendaki yang dimunculkan atau yang

dibiarkan oleh perilaku dari orang lain. Subjek yang bertanggung

jawab harusnya tidak mengirakan atau menyengajakan

berlangsungnya kejadian itu. Dalam hal ini pertanggungjawaban

tersebut memiliki karakter pertanggungjawaban berdasarkan

kesalahan yang berhubungan dengan si pelanggar, dan

pertanggungjawaban absolut yang berkenaan dengan objek

pertanggungjawaban67

.

Pertanggungjawaban absolut dapat disamakan dengan

pertanggungjawaban mutlak (strict liability) karena dalam bahasa

inggris absolute berarti mutlak. Dalam kedua

pertanggungjawaban tersebut orang yang bertanggung jawab

tidak identik dengan pelakunya. Namun dalam

pertanggungjawaban hukum terdapat perbedaan antara

petanggungjawaban absolute dan pertanggungjawaban mutlak.

Perbedaan tersebut terletak pada subjek yang bertanggungjawab.

Dalam pertanggungjawaban mutlak subjek yang

67

Hans Kelsen, Teori Hukum Murni, Nusamedia, Bandung, 2008, h. 142.

Page 34: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

58

bertanggungjawab masih memiliki celah untuk membuktikan

bahwa dirinya tidak seharusnya bertanggungjawab seperti apa

yang telah dibebankan terhadapnya. Sedangkan dalam

pertanggungjawaban absolute subjek yang bertanggung jawab

sudah tidak memiliki celah untuk dapat membuktikan lagi

sehingga mau tidak mau harus bertanggungjawab.

5. Pembatasan Tanggung Jawab (Limitation of lliability)

Limitation of lliability adalah prinsip tanggung jawab

dengan pembatasan. Pertanggungjawaban ini sangat disenangi

oleh pelaku usaha untuk dicantumkan sebagai klausula eksonerasi

dalam perjanjian standar yang dibuatnya. Misalnya dalam

perjanjian cuci cetak film, ditentukan, bila film yang ingin di

cuci/ dicetak itu hilang atau rusak (termasuk akibat kesalahan

petugas) maka si konsumen hanya dibatasi ganti kerugian sebesar

sepuluh kali harga satu roll film baru. Prinsip tanggung jawab ini

sangat merugikan konsumen bila diterapkan secara sepihak oleh

pelaku usaha. Ketentuan dalam Undang-Undang Perlindungan

konsumen seharusnya pelaku usaha tidak boleh secara sepihak

menentukan klausula yang merugikan konsumen, termasuk

membatasi maksimal tanggung jawabnya, jika ada pembatasan,

mutlak harus berdasarkan pada peraturan perundang-undangan

yang jelas68

.

68

Sukarmi, “Prinsip Tanggung Jawab”,

https://www.google.co.id/amp/s/vanbanjarechts.wordpress.com/2013/01/01/prinsip-tanggung-

jawab/amp/, dikunjungi pada tanggal 12 September 2017 pukul 08.15.

Page 35: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

59

Dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas terdapat

pembatasan tanggung jawab bagi pemegang saham. Pemegang

saham bertanggungjawab atas kerugian yang dialami perseroan

tidak melebihi jumlah saham yang dimilikinya. Asas ini dalam

perseroan terbatas disebut sebagai tanggung jawab terbatas atau

limited liability.

6. Tanggung Renteng

Tanggung renteng berarti menanggung secara bersama-

sama (tentang biaya yang harus dibayar dan sebagainya).

Tanggung renteng diterapkan dalam PT yang merupakan

tanggung jawab anggota direksi. Tanggung renteng diterapkan

apabila dalam suatu PT terdapat lebih dari satu anggota direksi.

Dalam Pasal 97 ayat (4) UU PT menyatakan bahwa dalam

hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih,

tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku

secara tanggung renteng bagi setiap anggota Direksi. Apabila

salah seorang anggota direksi lalai atau melanggar kewajiban

pengurusan secara itikad baik dan penuh tanggung jawab sesuai

lingkup aspek-aspek itikad baik dan penuh pertanggungjawaban,

maka setiap anggota direksi sama-sama ikut memikul tanggung

jawab secara tanggung renteng terhadap kerugian yang dialami

perseroan.69

69

M.Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, h. 384.

Page 36: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

60

d. Sistem Pertanggungjawaban Pada Perseroan Terbatas (PT)

Sistem pertanggungjawaban dalam perseroan terbatas melekat

pada diri perseroan sebagai badan hukum terpisah dan berbeda dari

pemegang saham dan pengurus perseroan. Pada dasarnya tanggung

jawab bidang hukum perdata, tidak menimbulkan problema hukum,

diakui memiliki kapasitas melakukan perbuatan hukum seperti

membuat kontrak atau transaksi dengan pihak ketiga sepanjang hal itu

sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang ditentukan

dalam anggaran dasar70

.

Selain daripada mempunyai kapasitas membuat kontrak atau

transaksi dengan pihak ketiga berdasar persetujuan yang digariskan

Pasal 1315 jo. Pasal 1320 KUHPerdata, Perseroan dapat juga

melakukan perikatan yang timbul dari undang-undang atau sebagai

akibat perbuatan perseroan berdasar Pasal 1352 KUHPerdata. Bisa

berupa perbuatan yang halal sesuai ketentuan Paal 1354 KUHPerdata

seperti mewakili urusan orang lain tanpa perintah dan persetujuan

orang tersebut. Bisa juga merupakan perbuatan melawan hukum

(onrechtmatige daad, wrongful act) yang merugikan orang lain, seperti

yang ditentukan pada Pasal 1365 KUHPerdata. Kedua jenis tanggung

jawab perdata adalah sebagai berikut71

:

1) Tanggung Jawab Kontraktual Perseroan

70

Ibid., h. 116. 71

Ibid.

Page 37: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

61

Pada diri perseroan sebagai subjek hukum yang independen

terpisah dan berbeda dari pemegang saham dan pengurus, melekat

tanggung jawab kontraktual atas perjanjian yang atau transaksi

yang diperbuatnya untuk dan atas nama perseroan. Tanggung

jawab kontraktual lahir dan melekat pada diri perseroan dari

perjanjian yang dibuatnya dengan pihak lain.

Perseroan dapat melakukan segala bentuk hukum perjanjain

yang dibenarkan undang-undang sepanjang hal itu sesuai dengan

kapasitas yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Perseroan tidak

ada bedanya dengan subjek hukum perseorangan, mempunyai hak

dan kewajiban dalam hukum perorangan, juga mempunyai hak dan

kewajiban dalam hukum. Perseroan berhak mencari bantuan dan

perlindungan hukum di depan pengadilan seperti halnya hukum

perorangan, dapat mencari bantuan dan perlindungan hukum di

depan pengadilan.

Perseroan dapat melakukan hubungan hukum dan tindakan

hukum dengan pihak lain baik dengan perseorangan maupun

dengan badan hukum lain, yang diwakili oleh Direksi. Dengan

demikian menurut Pasal 1338 KHUPerdata, perseroan telah

mengikat dirinya kepada orang atau pihak lain. Apabila perikatan

dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata,

menurut Pasal 1338 KUHPerdata, perjanjian itu mengikat sebagai

undang-undang kepada perseroan, dan harus dilaksanakan

pemenuhannya dengan itikad baik. Sejak perjanjian berlaku, pada

Page 38: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

62

diri perseroan telah timbul kewajiban hukum untuk memenuhi isi

perjanjian serta sekaligus pada dirinya melekat tanggung jawab

kontraktual kepada pihak lain tersebut.

Apabila perseroan cidera janji atau wanprestasi

dikualifikasikan melakukan pelanggaran perjanjian/kontrak atau

dikatakan tidak memenuhi kewajiban, sehingga dapat dituntut

memenuhi perjanjian serta membayar penggantian biaya, ganti

kerugian, dan bunga berdasar Pasal 1243 jo. Pasal 1267

KUHPerdata. Sehubungan dengan tanggung jawab kontraktual,

perseroan dapat juga dituntut tanggung jawab secara renteng

dengan pihak lain.

2) Tanggung Jawab Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Perseroan

a) Tanggung Jawab PMH Berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata

Kehendak perseroan dibentuk dalam pikiran para

anggotanya. Pada saat para anggota membentuk dan

memformulasi kehendak tersebut, mereka bertindak sebagai

organ perseroan, yakni sebagai bagian dari organisme yang

berwujud orang. Dengan demikian, kehendak dimaksud

merupakan kehendak dari perseroan itu sebagai badan hukum.

Organ perseroan adalah orang yang melakukan fungsi

perseroan. Apabila tindakan perseroan dilakukan oleh orang

yang mempunyai wewenang dan kapisitas untuk bertindak

melakukan perbuatan hukum sesuai dengan fungsi yang

diberikan kepadanya, dan ternyata kegiatan itu salah karena

Page 39: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

63

melanggar hukum atau hak orang lain, perseroan dianggap

memenuhi unsur kesalahan berdasarkan Pasal 1365

KUHPerdata.

Dalam UU PT organ yang esensial posisinya adalah

Direksi dan Dewan Komisaris. Dengan demikian, segala

tindakan PMH yang dilakukan Direksi dapat dituntut

pertanggungjawaban perdatanya berdasarkan Pasal 1365

KUHPerdata apabila hal itu dilakukannya untuk dan atas nama

perseroan serta sepanjang tindakan itu masih dalam kapasitas

melaksanakan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha

perseroan (tugas direksi adalah menjalankan pengurusan untuk

kepentingan perseroan).

b) Tanggung Jawab PMH Berdasarkan Pasal 1367 KUHPerdata

Tanggung jawab PMH yang dikonstruksikan dari Pasal

1367 KUHPerdata disebut “tanggung jawab orang yang

mewakili”. Maknanya, tanggung jawab perdata yang

dipaksakan hukum kepada seseorang atas PMH yang dilakukan

orang lain. Sebab perbuatan atau kelakuan pelaku dianggap

berlaku atau dikonstruksikan berhubungan dengan orang lain

itu.

Sistem pertanggungjawaaban yang demikian,

dikonstruksi berdasar asas the liability of a principal for the

tort of his agent. Doktrin ini dibakukan dalam terminus:

respondeat superior. Yang berarti yang lebih tinggi atau yang

Page 40: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

64

lebih superior bertanggung jawab atas PMH yang dilakukan

bawahannya. Doktrin ini sejalan dengan ketentuan Pasal 1367

KUHPerdata. Dapat diterapkan dalam kerangka hubungan

hukum antara majikan atau principal dengan karyawan atau

agen asal dapat dibuktikan perbuatan yang dilakukan itu dalam

ruang lingkup pelaksanaan tugas.

Terkait dengan sistem pertanggungjawaban perdata yang telah

diuraikan pada poin sebelumnya terdapat tanggung jawab berdasarkan

kesalahan, praduga selalu bertanggungjawab, praduga selalu tidak

bertanggungjawab, tanggung jawab mutlak, tanggung jawab absolut,

pembatasan tanggung jawab, dan tanggung renteng. Dari beberapa

teori pertanggungjawaban tersebut dalam Perseroan Terbatas (PT)

menerapkan limited liability yang merupakan pembatasan tanggung

jawab pemegang saham dan tanggung renteng untuk anggota Direksi.

Berikut akan dibahas mengenai limited liability dan doktrin yang

mengesampingkan asas limited liability yaitu piercing the corporate

veil. Keduanya berhubungan dengan sistem pertanggungjawaban

dalam PT yang juga diterapkan pada konstruksi perusahaan grup,

sebagai berikut:

1. Asas Limited Liability

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

Pasal 40 ayat (2) dinyatakan bahwa pemegang saham tidak

bertanggung jawab lebih dari pada jumlah penuh dari saham-

saham. Di dalam suatu perseroan terbatas, pemegang saham

Page 41: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

65

memiliki tanggung jawab terbatas atau biasa disebut limited

liability. Bagi seorang pemegang saham, asasnya mereka memikul

tanggung gugat terbatas.72

Tanggung gugat ini secara jelas dapat

dibaca dari ketentuan Pasal 3 ayat (1) UU PT yang menyatakan:

Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara

pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak

bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang

dimiliki.

Digunakannya pendekatan perseroan tunggal menyebabkan

induk perusahaan memperoleh limited liability. Dari ketentuan

tersebut dapat dikatakan bahwa induk perusahaan sebagai

pemegang saham dari anak perusahaan tidak bertanggung jawab

melebihi jumlah saham yang dimilikinya atas kerugian yang

dialami anak perusahaan atau atas tidak mampunya anak

perusahaan memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga (kreditor).

Namun demikian limited liability adalah asas yang dalam keadaan

dan kondisi tertentu dapat disimpangi. Karena dalam penerapannya

sering ditemukan penyalahgunaan terhadap asas limited liability

khususnya oleh induk perusahaan.

Para ahli mengajukan kritik terkait penerapan prinsip

hukum limited liability pada relasi antara induk dan anak

perusahaan. Prinsip hukum limited liability dipandang sebagai

insentif pengambilan resiko yang mengizinkan suatu korporasi

72

Tri Budiyono, Hukum Perusahaan Telaah Yuridis terhadap Undang-Undang No. 40

tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Griya Media, Salatiga, 2011, h. 104.

Page 42: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

66

untuk menghindari biaya penuh dari kegiatan usahanya. Penerapan

limited liability dari pemegang saham dalam kasus perbuatan

melawan hukum menjadi prinsip hukum yang berlaku untuk

perseroan atau korporasi. Berlakunya limited liability menciptakan

insentif bagi perbuatan hukum beresiko tinggi yang memungkinkan

perseroan untuk menghindarkan biaya yang timbul dari tindakan

mereka73

.

Prinsip hukum limited liability dianggap dapat menciptakan

moral hazard bagi induk perusahaan untuk mengeksternalisasikan

kegiatan usaha yang beresiko kepada anak perusahaan.74

Apabila

resiko yang dimaksud terjadi, anak perusahaan dibebani tanggung

jawab hukum atas kerugian dari kegiatan usaha tersebut, sementara

itu, induk perusahaan sebagai pemegang saham anak perusahaan

memperoleh limited liability75

.

Penerapan limited liability dalam perusahaan grup dapat

disalahgunakan oleh induk perusahaan. Induk perusahaan secara

rutin mengeksternalisasikan resiko dari lahirnya tanggung jawab

atas suatu perbuatan melawan hukum kepada anak perusahaan,

meskipun mereka memperoleh keuntungan dari kegiatan yang

sangat beresiko. Bahkan, sebagian anak perusahaan dibentuk oleh

induk perusahaan yang bergerak pada industri yang beresiko untuk

membatasi gugatan tanggung jawab atas adanya perbuatan

melawan hukum76

.

Selain dengan mengeksternalisasi kegiatan usaha yang

beresiko kepada anak perusahaan, terdapat bentuk penyalahgunaan

lain, induk perusahaan dapat mengalihkan sebagian aset dari anak

73

Ibid., h. 107. 74

Ibid., h. 108. 75

Sulistiowati, “Doktrin-Doktrin Hukum Mengenai Tanggung Jawab Hukum dalam

Perusahaan Grup”, Jurnal Hukum Bisnis, Volumen 31, 2012, h. 9. 76

Sulistiowati, Op.Cit., h. 108.

Page 43: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

67

perusahaan yang hampir bangkrut kepada anak perusahaan yang

lain, tanpa sepengetahuan dari pemegang saham minoritas atau

kreditor dari anak perusahaan yang hampir bangkrut.77

Sehingga

apabila anak perusahaan tidak mampu memenuhi tanggung jawab

kepada kreditor, induk perusahaan hanya bertanggungjawab tidak

melebihi sebesar saham yang dimiliki pada anak perusahaan.

Dengan cara itu apabila anak perusahaan mengalami kebangkrutan,

aset anak perusahaan tersebut sudah dialihkan pada anak

perusahaan lain sehingga induk perusahaan maupun perusahaan

grup tidak kehilangan aset. Dalam hal ini tentunya yang dirugikan

adalah kreditor, pemegang saham minoritas, dan karyawan dari

anak perusahaan yang mengalami kebangkrutan karena mengalami

kesulitan untuk mnuntut aset yang telah dialihkan kepada anak

perusahaan lain.

Hansman & Kraakman mengajukan kritik terhadap

penerapan prinsip hukum limited liability dari pemegang saham

perusahaan, terutama dalam kaitan tanggung jawab hukum induk

perusahaan sebagai pemegang saham anak perusahaan. Mereka

berpendapat bahwa para pemegang saham seharusnya bertanggung

jawab secara pribadi atas klaim gugatan terhadap perseroan, ketika

kekayaan perseroan tidak cukup untuk memenuhi klaim kepada

pihak ketiga78

.

Penyalahgunaan yang dilakukan oleh induk perusahaan

dilakukan dengan itikad buruk dan dapat masuk ke dalam

pengecualian dari asas limited libility yaitu dengan adanya doktrin

piercing the corporate veil.

77

Ibid. 78

Ibid., h. 107.

Page 44: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

68

2. Doktrin Piercing The Corporate Veil

a. Pengertian Piercing The Corporate Veil

Kata “piercing the corporate veil” terdiri dari kata

pierce yang bisa di artikan menembus atau menyingkapi, veil

yang bisa diartikan tirai atau kerudung dan corporation yang

berarti perusahaan. Karena itu secara harafiah istilah “piercing

the corporate veil” berarti menembus/menyingkapi

tirai/kerudung perusahaan.79

Sedangkan dalam Black’s Law

Dictionary, corporate veil diartikan sebagai:

“the legal assumtion that the acts of a corporation are not the

actions of its shareholders, so that the shareholders are exempt

from liability for the corporation’s actions”. Sedang piercing

the corporate veil diartikan sebagai: “the judicial act of

imposing personal liability on otherwise immune corporate

officers, directorsand shareholders for the corporation’s

wrongful acts.” 80

Teori dalam hukum perusahaan yang disebut dengan

teori penyingkapan tirai perusahaan (piercing the corporate

veil) merupakan topik yang sangat populer dalam hukum

perusahaan, bukan saja dalam tata hukum Indonesia, melainkan

juga dalam tata hukum (modern) di kebanyakan negara lain.

Penerapan teori ini mempunyai misi utama, yaitu untuk

mencapai “keadilan” khususnya bagi pihak ketiga dengan pihak

perusahaan mempunyai hubungan hukum tertentu.81

79

Munir Fuady, Doktrin-Doktrin Modern dalam Corporate Law dan Eksistensinya dalam

Hukum Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014, h. 7. 80

Tri Budiyono, Transplantasi Hukum Harmonisasi dan Potensi Benturan, Griya Media,

Salatiga 2009, h. 150. 81

Munir Fuady, Op.Cit., h. 7.

Page 45: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

69

Secara teoritik, terma piercing the corporate veil

merupakan payung terhadap terma-terma lain yang memiliki

pengertian dan maksud yang hampir sama dengan terma

tersebut. Beberapa terma lain yang memiliki makna yang

hampir sama dengan terma ini, yaitu: alter ego, mere

instrumentality, shell, dummy, fiction, lifting the corporate veil,

going behind the corporate veil atau disregarding the

corporate entity.

Doktrin piercing the corporate veil mempunyai tujuan

untuk mencapai keadilan dengan cara sebagai berikut :82

a) suatu proses untuk membebani tanggung jawab ke pundak

orang atau perusahaan lain, atas suatu perbuatan yang

dilakukan oleh suatu perusahaan pelaku (badan hukum),

tanpa melihat fakta bahwa perbuatan tersebut sebenarnya

dilakukan oleh perseroan.

b) A doctrine that say that if a shareholder dominates a

corporation and misues it for improper purposes, a court of

equity can disregard the corporate entity and hold the

shareholder personally liable for the corporation’s debt

and obligation.

Doktrin piercing the corporate veil ini muncul oleh

karena doktrin tanggung jawab terbatas yang diterapkan dalam

PT seringkali justru menjadi sumber ketidak-adilan bagi

kelompok-kelompok tertentu. Keuntungan yang diterima oleh

pemegang saham menimbulkan kerugian pada pihak-pihak lain,

yang juga memiliki kepentingan terhadap perseroan. Untuk

mengimbanginya, tanggung jawab pemegang saham yang

82

Tri Budiyono, Op.Cit., h. 151.

Page 46: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

70

semula bersifat terbatas kemudian diabaikan dan kepadanya

diberlakukan tanggung jawab secara pribadi.83

Adapun yang merupakan kriteria dasar dan universal

agar suatu piercing the corporate veil secara hukum dapat

dijatuhkan adalah sebagai berikut:84

1. Terjadinya penipuan.

2. Didapatkan suatu ketidakadilan.

3. Terjadinya suatu penindasan (oppression).

4. Tidak memenuhi unsur hukum (illegality).

5. Dominasi pemegang saham yang berlebihan.

6. Perusahaan merupakan alter ego dari pemegang saham

mayoritasnya.

Selanjutnya terdapat beberapa contoh fakta yang secara

universal mestinya teori piercing the corporate veil dapat

diterapkan, antara lain, sebagai berikut:85

1. Permodalan yang tidak layak (terlalu kecil). Modal yang

tidak layak ini (capital adequacy) menjadi faktor yang

krusial, apalagi terhadap perusahaan publik atau perusahaan

finansial, seperti bank, asuransi, dan lain-lain.

2. Penggunaan dana perusahaan secara pribadi.

3. Ketidakadaan formalitas eksistensi perseroan.

4. Terdapatnya elemen-elemen penipuan dengan cara

menyalahgunakan badan hukum perseroan.

5. Terjadi tansfer modal/aset perseroan kepada pemegang

saham.

6. Keputusan diambil tanpa memenuhi formalitas tertentu.

Misalnya, tidak dilakukannya RUPS untuk kegiatan yang

memerlukan RUPS.

7. Sangat dominannya pemegang saham dalam kegiatan

perseroan.

8. Tidak diikutinya ketentuan perundang-undangan mengenai

kelayakan permodalan dan asuransi.

9. Tidak dipenuhinya formalitas tentang pembukuan dan

record keeping. Misalnya, terjadi percampuradukan antara

dana milik perseroan dan dana milik pribadi pemegnag

saham.

83

Ibid. 84

Munir Fuady, Op.Cit., h. 9. 85

Ibid., h. 9.

Page 47: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

71

10. Pemilahan badan hukum. Misalnya, untuk menghindari

tanggung jawab yang lebih besar karena kemungkinan

gugatan dari pihak korban tabrakan, pengusaha taxi

membuat perusahaan sendiri-sendiri yang terpisah-pisah

untuk setiap taxi yang dimilikinya.

11. Misrepresentasi. Misalnya, dibuat kesan kepada kreditor

bahwa seolah-olah perusahaan memiliki permodalan yang

besar dengan aset yang banyak; mengingat pemegang

sahamnya memang memiliki aset yang besar.

12. Perusahaan holding dalam kelompok usaha lebih besar,

kecenderungan untuk dimintakan tanggung jawab hukum

atas kegiatan anak perusahannya ketimbang pemegang

saham individu dari perusahaan tunggal.

13. Perseroan tersebut hanya sebagai alter ego (kadang-kadang

di sebut juga sebagai instrumentality, dummy, atau agent)

dari pemegang saham yang bersangkutan.

14. Teori piercing the corporate veil dterapkan untuk alasan

ketertiban umum (openbare order). Misalnya,

menggunakan perusahaan untuk melaksanakan hal-hal yang

tidak pantas (improper conduct).

15. Teori piercing the corporate veil diterapkan terhadap

kasus-kasus kuasi kriminal (quasi-criminal). Misalnya, jika

perusahaan dipergunakan sebagai sarana untuk menjual

minuman keras atau untuk perjudian/lotre.

b. Piercing The Corporate Veil dalam Tatanan Hukum

Perusahaan

Sejak Indonesia memberlakukan Undang-Undang No. 1

tahun 1995 dan juga setelah diganti dengan Undang-Undang

No. 40 tahun 2007, telah mentransplantasikan doktrin piercing

the corporate veil. Doktrin ini mengasumsikan tanggung jawab

terbatas diibaratkan seperti cadar yang berpotensi untuk disalah

gunakan oleh pemegang saham (khususnya pemegang saham

mayoritas atau pengendali) untuk mencari keuntungan bagi

Page 48: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

72

dirinya sendiri. Dengan memposisikan PT sebagai alter ego

atau dummy (boneka) dari pemegang saham mayoritas atau

pengendali. PT dijadikan instrumen untuk kepentingan

pemegang saham tersebut. Dengan demikian, sangat mungkin

terjadi percampuran kepentingan PT dengan kepentingan

pemegang saham secara pribadi. Atau dengan kata lain, secara

substansial, tidak ada pemisahan harta lagi PT dengan harta

pribadi pemegang saham.86

Transplantasi doktrin piercing the corporate veil ini

dapat dicermati dari rumusan Pasal 3 ayat (2) UU No. 40 tahun

2007, yang menyatakan

Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku

apabila:

a. persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau

tidak terpenuhi;

b. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung

maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan

Perseroan untuk kepentingan pribadi;

c. pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam

perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Perseroan;

atau

d. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung

maupun tidak langsung secara melawan hukum

menggunakan kekayaan Perseroan, yang mengakibatkan

kekayaan Perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi

utang Perseroan.

Dengan ditransplantasikannya doktrin piercing the

corporate veil ini, maka dalam keadaan normal seorang

pemagang saham memikul tanggung gugat secara terbatas,

yaitu sampai dengan jumlah saham yang dimilikinya pada

suatu Perseroan. Namun demikian dalam keadaan tidak normal,

yaitu dalam hal 4 (empat) hal yang dimaksud pada Pasal 3 ayat

(2) tersebut terpenuhi, maka tanggung gugat terbatas seorang

86

Tri Budiyono, Hukum Perusahaan Telaah Yuridis terhadap Undang-Undang No. 40

tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Griya Media, Salatiga, 2011, h. 104.

Page 49: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

73

pemegang saham menjadi gugur dan kepadanya dipikulkan

tanggung gugat pribadi.87

Transplantasi doktrin piercing the corporate veil

dimaksudkan untuk memberikan perlindungan terhadap pihak

ketiga, utamanya kreditur peseroan. Beban pembuktian yang

dipikulkan kepada pemegang saham atau induk perusahaan

merupakan konsekwensi logis karena pemegang saham

merupakan pihak yang memiliki keterdekatan yang tinggi

terhadap perseroan. Lagi pula, akses untuk melakukan

pembuktian bagi pemegang saham akan jauh lebih mudah

dibandingkan apabila pembuktian dibebankan kepada pihak

ketiga yang memiliki kepentingan untuk digugurkannya

tanggung gugat terbatas. Pendekatan ini dianggap lebih

fungsional.88

e. Perluasan Tanggung Jawab Pemegang Saham

Secara prinsip tanggung jawab hukum induk perusahaan

(holding company) sebagai pemegang saham hanya terbatas pada nilai

saham setornya, namun dalam hal-hal tertentu hukum

memperkenalkan atau setidak-tidaknya memperkenankan tanggung

jawab hukum pemegang saham melebihi dari tanggung jawab sebatas

saham setornya, yang dalam hal ini dapat dikategorikan ke dalam dua

keompok, yaitu89

:

87

Ibid., h. 105. 88

Ibid., h. 106. 89

Munir Fuady, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, Citra Aditya

Bakti, Bandung, 1999, h. 126.

Page 50: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

74

1) Perluasan tanggung jawab pemegang saham/induk perusahaan

berdasarkan peraturan perundang-undangan

a) Tanggung jawab induk perusahaan dalam proses pendirian

Perseroan terbatas

Transaksi yang dilakukan sebelum pengesahan

anggaran dasar oleh Menteri, maka masing-masing para pendiri

melakukan perbuatan yang bersangkutan akan bertanggung

jawab secara pribadi. Kecuali jika perseroan secara tegas

melakukan “ratifikasi”. Tetapi apabila pemegang saham

merangkap pula sebagai pengurus, maka sebagai pengurus,

meskipun sudah ada pengesahan anggaran dasar oleh Menteri,

para pengurus tersebut masih saja bertanggung jawab secara

tanggung-renteng sampai dengan adanya pendaftaran dalam

Daftar Perusahaan dan pengumumannya dalam Tambahan

Berita Negara RI.

b) Tanggung jawab induk perusahaan karena doktrin piercing the

corporate veil

Doktrin piercing the corporate veil tidak terdapat dalam

KUHD, tetapi secara sangat simple diatur dalam UU PT.

Doktrin ini mengajarkan bahwa suatu badan hukum

bertangggung jawab secara hukum hanya terbatas saham yang

dimilikinya, tetapi dalam hal-hal tertentu batas tanggung jawab

tersebut dapat ditembus.

Page 51: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

75

2) Perluasan tanggung jawab pemegang saham/induk perusahaan

berdasarkan ikatan kontraktual

Prinsip tanggung jawab badan hukum yang mandiri juga

dapat diterobos dengan adanya ikatan-ikatan kontrak, yang

memang di maksudkan sebagai terobosan. Kontrak-kontrak

tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut :

a) Tanggung jawab induk perusahaan karena adanya kontrak yang

bersifat kebendaan

Induk perusahaan dapat melakukan kontrak-kontrak

yang bersifat kebendaan dalam hubungan dengan kegiatan anak

perusahaan. Sehingga, tanggung jawab yuridis dari perbuatan-

perbuatan yang dilakukan oleh anak perusahaan sampai batas-

batas tertentu dapat dibebankan kepada induk perusahaan. Hal

ini dapat terjadi misalnya dalam hal aset-aset dari induk

perusahaan ikut menjadi collateral terhadap hutang-hutang

yang dibuat oleh anak perusahaan.

Ikatan kontraktual yang bersifat kebendaan yang

dilakukan oleh induk perusahaan terhadap bisnis anak

perusahaan, dapat dilakukan dalam bentuk-bentuk sebagai

berikut:

(1) Saham-saham anak perusahaan yang dipegang oleh induk

perusahaan digadaikan atau difidusiakan untuk menjamin

hutang-hutang yang dibuat oleh anak perusahaan dengan

pihak ketiga;

Page 52: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

76

(2) Saham-saham perusahaan lain tetapi masih dalam satu grup

usaha yang sama, saham-saham mana dimiliki oleh induk

perusahaan, kemudian digadaikan atau difidusiakan untuk

menjamin hutang anak perusahaan;

(3) Aset-aset dari induk perusahaan yang dijaminkan ke

kreditur karena hutang yang diambil oleh anak perusahaan,

lewat bentuk-bentuk jaminan hutang seperti gadai, hipoteik

ataupun fidusia.

b) Tanggung jawab induk perusahaan karena adanya kontrak yang

bersifat personal

(1) Dengan membuat corporate guarantee

Dalam hal ini, induk perusahaan membuat corporate

guarantee untuk menjamin hutang-hutang anak perusahaan

terhadap pihak ketiga.

(2) Dengan membuat personal guarantee

Bahkan pemilik grup konglomerat, yang pada lazimnya

merupakan pemegang saham pada induk perusahaan dapat

memberikan personal guarantee untuk menjamin hutang-

hutang anak perusahaan terhadap pihak ketiga.

(3) Dengan membuat garansi terbatas

Sering juga terjadi dalam praktek bahwa induk perusahaan

maupun pemilik grup usaha konglomerat tidak mau

Page 53: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

77

mengambil resiko dengan mempertaruhkan seluruh harta

bendanya yang dimiliki oleh grup usaha konglomerat

maupun oleh pribadi dari pemilik grup konglomerat

tersebut. Sebaliknya dengan mendapatkan dana dari

kreditur, pihak anak perusahaan sangat berharap adanya

jaminan dari pihak induk perusahaan ataupun pribadi

pemilik grup konglomerat tersebut. Dalam kondisi yang

demikian, dapat ditempuh jalan kompromi, di mana induk

perusahaan tidak membuat corporate guarantee secara

tidak terbatas seperti biasanya. Demikian juga pihak pribadi

pemilik grup konglomerat tersebut tidak pula membuat

personal guarantee secara tidak terbatas. Apa yang mereka

lakukan sebagai jalan kompromi adalah garansi dalam

bentuk terbatas.

Garansi dalam bentuk-bentuk terbatas tersebut dapat

dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

(a) Coporate guarantee dengan ceiling

(b) Personal guarantee dengan ceiling

(c) Coporate guarantee dari sister company

Dengan penerapan bentuk-bentuk garansi terbatas

seperti tersebut di atas, maka dapat diminimalkan ancaman

terhadap eksistensi grup usaha konglomerat, akibat salah

satu atau lebih anak perusahaan dalam keadaan tidak

mampu membayar hutang.

Page 54: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

78

f. Tanggung Jawab Induk Perusahaan Terhadap Anak Perusahaan

Pembebanan tanggung jawab induk perusahaan terhadap

perbuatan anak-anak perusahaan diperlukan untuk menghindari adanya

dominasi tanpa tanggung jawab. Tanggung jawab hukum terhadap

kerugian pihak ketiga sebagai akibat anak perusahaan menjalankan

kebijakan/instruksi induk perusahaan perlu mempertimbangkan tujuan

hukum untuk memenuhi prinsip keadilan dari kerugian yang

ditanggung oleh pemegang saham minoritas, kreditor, atau karyawan90

.

Alasan mengapa diperlukan kejelasan dari tanggung jawab induk

perusahaan terhadap anak perusahaan dalam suatu perusahaan grup:

1) Mengenai perlindungan kepentingan karyawan dari anak

perusahaan. Perlindungan ini misalnya menyangkut hak-hak

karyawan dalam hal terjadinya kepailitan atas suatu anak

perusahaan dan akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).

Untuk hal-hal seperti itu perlu ada kejelasan (disclosure) agar

semuanya menjadi jelas dan transparan misalnya kemungkinan

karyawan yang bersangkutan “ditampung” anak perusahaan lain

atau holdingnya91

.

2) Menyangkut perlindungan pihak kreditur. Karena masing-masing

perusahaan dalam suatu perusahaan grup merupakan badan hukum

yang terpisah pihak kreditur dapat mengantisipasi dengan

mengatur secara tegas dalam kontrak mengenai perluasan tanggung

jawab terhadap pihak lain. Misalnya, ditegaskan dalam kontrak

bahwa anak perusahaan lain dalam grup yang sama atau bahkan

pengurusnya dapat menjadi corporate guarantor atau personal

guarantor yang akan ikut bertanggung jawab jika terjadi

wanprestasi. Hal lain yang kiranya perlu diatur lebih lanjut dalam

peraturan perundang-undangan untuk melindungi kreditur adalah

dalam hal suatu holding company yang menerapkan sistem

sentralisasi secara ketat. Jika ini terjadi akan adil jika holding

company juga dapat diminta tanggung jawab atas perbuatan anak

90

Sulistiowati, “Doktrin-Doktrin Hukum Mengenai Tanggung Jawab Hukum dalam

Perusahaan Grup”, Jurnal Hukum Bisnis, Volumen 31, 2012, h. 24. 91

Rudhi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, Citra Aditya Bakti, Bandung,

1996, h. 156.

Page 55: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

79

perusahaannya yang merugikan pihak lain. Hal seperti ini di

Jerman disebut sebagai tanggung jawab untuk seluruhnya dan

tanggung jawab bersama (joint and several). Demikian pula jika

anak perusahaan “terpaksa” melakukan suatu perbuatan karena

“dorongan” holding company atau holding company memperoleh

“manfaat secara langsung” dari perbuatan tersebut. Tentu dalam

hal seperti ini tidak adil jika anak perusahaan tersebut bertanggung

jawab sendiri92

.

3) Perluanya perlindungan kepentingan pemegang saham minoritas

yang tentu posisinya lemah dari kesewenangan pemegang saham

mayoritas. Misalnya adanya upaya transfer keuntungan dari satu

anak perusahaan ke anak perusahaan lain yang merugikan

pemegang saham minoritas93

Berdasarkan apa yang telah diuraikan dan beberapa alasan di

atas, maka dapat dikatakan bahwa sebenarnya asas limited liability

tidak tepat apabila diterapkan untuk konstruksi perusahaan grup.

Karena pada dasarnya induk perusahaan sebagai pemegang saham

mayoritas dari anak perusahaan berbeda dengan pemegang saham

perseorangan pada perseroan tunggal. Meskipun terdapat pengecualian

dari asas limited liability yaitu adanya doktrin piercing the corporate

veil, yang apabila memenuhi syarat tertentu maka limited liability yang

diberikan pada induk perusahaan dapat disimpangi dengan piercing the

corporate veil. Tujuan dari doktrin piercing the corporate veil adalah

memberikan keadilan dengan membebani tanggung jawab ke pundak

orang atau perusahaan lain, atas suatu perbuatan yang dilakukan oleh

suatu perusahaan pelaku (badan hukum), tanpa melihat fakta bahwa

perbuatan tersebut sebenarnya dilakukan oleh perseroan. Tanggung

jawab pemegang saham yang semula bersifat terbatas kemudian

diabaikan dan kepadanya diberlakukan tanggung jawab secara pribadi.

92

Ibid. 93

Ibid., h. 158.

Page 56: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

80

Namun piercing the corporate veil hanya dapat diterapkan

apabila memenuhi unsur-unsur tertentu. Sehingga apabila limited

liability tidak tepat diterapkan dalam konstruksi. Yang menjadi

pertanyaan, apakah ada tanggung jawab lain yang lebih tepat

diberlakukan untuk induk perusahaan dalam konstrusi perusahaan grup

?.

Pasal 1367 KUHPerdata menyatakan bahwa seseorang tidak

hanya bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan perbuatannya

sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan

orang-orang yang menjadi tanggungannya, atau disebabkan barang-

barang yang berada di bawah pengawasannya. Dalam konstruksi

perusahaan grup induk perusahaan merupakan pinpinan sentral.

Sebagai pimpinan sentral, induk perusahaan berhak melakukan

pengawasan ataupun memberikan instruksi kepada anak perusahaan.

Dengan kata lain, bahwa anak perusahaan berada dibawah pengawasan

dan dikendalikan oleh induk perusahaan serta berada dibawah

tanggungan dari induk perusahaan karena melaksanakan instruksi dari

induk perusahaan.

3. Sistem Pertanggungjawaban Perusahaan Grup Belanda dan Jerman

a. Sistem Pertanggungjawaban Perusahaan Grup di Belanda

Belanda tidak mengatur secara khusus perusahaan grup dalam

suatu peraturan perundang-undangan. Kerangka pengaturan

Page 57: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

81

perusahaan grup di Belanda dibangun atas konsepsi perusahaan

tunggal. Sebagai badan hukum mandiri, public company (NV) dan

private company (BV) memiliki kepentingan ekonomi yang mandiri

untuk memenuhi tujuan perseroan yang dijalankan oleh broad of

management. Kerangka pengaturan ini berlaku bagi perusahaan yang

dijalankan sebagai badan hukum yang terpisah maupun perusahaan

grup94

.

Di Belanda yang dimaksud dengan perusahaan grup atau

concern adalah suatu susunan dari perusahaan-perusahaan yang secara

yuridis mandiri, yang terkait satu dengan yang lain secara organisatoris

sehingga membentuk suatu kesatuan ekonomis yang tunduk pada suatu

pimpinan dari suatu perusahaan induk sebagai pimpinan sentral. Semua

anggota perusahaan grup merupakan badan hukum yang mandiri atau

saparate legal entity, walaupun concern merupakan suatu kesatuan

ekonomi95

.

Perusahaan-perusahaan di dalam suatu concern terkait satu

sama lain melalui penyertan modal atau melalui cara lain seperti

melalui perjanjian atau melalui suatu fakta. Perusahaan-perusahaan

yang tergabung di dalam perusahaan grup dianggap sebagai kesatuan

ekonomi, implikasinya ke dalam sektor hukum antara lain berupa

diterobosnya batas-batas kemandirian badan hukum dari anak

perusahaan maupun perusahaan induk96

.

94

Sulistiowati, Tanggung Jawab Hukum Pada Perusahaan Grup Di Indonesia, Erlangga,

Jakarta, 2013, h. 81. 95

Ibid., h. 82. 96

Ibid.

Page 58: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

82

Sebagai konsekuensi logis, berkembangnya teori-teori hukum

tentang ikut ditariknya induk perusahaan atau holding company maupun

anak perusahaan lain dalam satu grup dalam hal-hal tertentu

mempertanggungjawabkan perbuatan hukum yang dilakukan oleh salah

satu atau lebih anak perusahaan. Pihak perusahaan induk atau

perusahaan holding dalam batas-batas tertentu berwenang untuk

mencampuri urusan bisnis anak perusahaan97

.

Sejauh mana hak, kewajiban, dan kewenangan perusahaan

induk terhadap anak perusaahaan sangat bervariasi. Dalam perusahaan

grup yang di dalamnya berlaku prinsip sentralisasi, perusahaan induk

sangat jauh terlibat langsung sehingga anak perusahaan hanya

menjalankan tugas-tugas rutin saja (day to day operation) tanpa bisa

menentukan keputusan. Akan tetapi dalam perusahaan grup yang

menerapkan desentralisasi, anak perusahaan diberi kewenangan sangat

besar. Oleh karena ikut campur tangan perusahaan induk atau holding

company tersebut akan terkait dengan kepentingan berbagai pihak,

maka berbagai benturan kepentingan baik antara perusahaan-

perusahaan yang tergabung di dalam perusahaan grup maupun antara

perusahaan-perusahaan dalam perusahaan grup dengan pihak ketiga

seperti kreditur dan pemegang saham minoritas sangat mungkin

terjadi98

.

Konsepsi pengaturan perusahaan di Belanda telah mengalami

perubahan. Perubahan ini diarahkan untuk mengadopsi kepentingan

97

Ibid., h. 83. 98

Ibid.

Page 59: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

83

yang lebih luas dengan melakukan pemisahan kepemilikan dan kontrol

pada suatu perseroan dibandingkan kerangka pengaturan sebelumnya,

ketika perseroan dipandang sebagai kongsi yang dikualifikasikan

menjadi instrumen dari pemegang saham. Kerangka pengaturan

Belanda mengakui bahwa korporasi sering kali tidak menjalankan

kegiatan bisnis sebagai perusahaan tunggal. Sejumlah organisasi bisnis

terdiri dari holding company, berupa subholding company, dan

beberapa anak perusahaan99

.

Setiap perusahaan di dalam suatu grup atau concern harus

dipandang sebagai pemegang hak dan kewajiban mandiri. Asas ini

berlaku juga dalam hubungan antara perusahaan grup dengan pihak

ketiga terhadap siapa perusahaan itu betanggung jawab berdasarkan

kewajibannya. Pada prinsipnya perusahaan-perusahaan dalam

perusahaan grup tidak ada urusannya dengan hak dan kewajiban keluar

dari perusahaan satu sama lain. Mereka tidak dapat

dipertanggungjawabkan terhadap pihak ketiga dan juga tidak

memperoleh hak mereka berdasarkan hubungan hukum antara salah

satu perusahaan di dalam concern dengan pihak luar atau pihak

ketiga100

.

Kedudukan pihak ketiga yang berhubungan dengan suatu

perusahaan, seperti kreditur dan pemegang saham minoritas, dapat

dengan mudah dipengaruhi oleh fakta keterikatan debitur mereka atau

perusahaan mereka dengan perusahaan lain dalam perusahaan grup atau

99

Ibid. 100

Ibid., h. 85.

Page 60: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

84

menjadi salah satu mata rantai dari susunan suatu concern. Peristiwa

tertentu yang sedang dihadapi suatu concern dapat berpengaruh

terhadap kedudukan pihak ketiga101

.

Dari segi hukum pihak ketiga tidak dapat dirugikan hanya

karena perusahaan-perusahaan diorganisasikan sebagai suatu kelompok,

tetapi secara faktual mereka dapat menderita rugi sebagai akibat dari

perusahaan terikat dari aspek ekonomi dalam suatu grup. Yang perlu

dipikirkan adalah perlindungan hukum bagi mereka untuk menuntut

ganti kerugian, apakah sarana hukum untuk menuntut ganti kerugian

yang tersedia di dalam hukum telah mencukupi untuk tujuan ini ataukah

harus dibuat suatu peraturan khusus102

.

Di Belanda, induk perusahaan dapat bertanggungjawab tetapi

harus ada bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh

perusahaan induk, misalnya dengan memberikan modal yang tidak

mencukupi untuk anak perusahaan sehingga menimbulkan kerugian

jangka panjang, dan banyak penyalahgunaan lainnya sehingga induk

perusahaan yang memberikan instruksi harus beratanggungjawab.

What the different national provisions have in common is that

for liability to exist there must be a form of abuse of power by the

parent company, for example because it has provided insufficient

capital for the subsidiary, has failed to intervene in loss-making

activities over a long period or has engineered transactions within the

101

Ibid. 102

Ibid.

Page 61: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

85

group designed to work to the detriment of creditors.103

Basically,

under this scheme a parent company that issues instructions to a

subsidiary must guarantee any debts of that subsidiary.104

Sehingga

walaupun masih menggunakan pendekatan perseroan tunggal dan

masih mengakui bahwa induk dan anak perusahaan sebagai badan

hukum mandiri tetapi dalam hal-hal tertentu yang secara faktual

menimbulkan dampak yang buruk bagi anak perusahaan, induk

perusahaan harus ikut bertanggung jawab.

Di Belanda juga terdapat undang-undang yang disebut Wet Op

Misbruik van Rechtpersonen. Menurut undang-undang ini, apabila

suatu perusahaan jatuh pailit di mana penyebab utama dari jatuhnya

pailit tersebut adalah karena direksinya tidak bertindak secara pantas,

maka direksi yang bersangkutan secara pribadi atau secara bersama-

sama yang harus bertanggung jawab secara hukum kepada pihak

ketiga. Dalam hal ini, yang harus bertanggung jawab tidak hanya

direksi semata-mata. Melainkan juga termasuk pihak-pihak lain yang

dalam kenyataanya menentukan dalam mengambil keputusan

perusahaan. Misalnya, para pemegang saham/pemilik

perusahaan/holding company.

b. Sistem Pertanggungjawaban Perusahaan Grup di Jerman

103

A.G. Castermans, J.A. van der Weide dan Leiden, “The legal liability of Dutch parent

companies for subsidiaries’ involvement in violations of fundamental, internationally recognised

rights”, Business Journal, 2009, h. 36. 104

Ibid., h. 37.

Page 62: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

86

Jerman merupakan negara yang pertama kali mengatur secara

khusus hukum perusahaan grup (Konzernrecht) melalui Stock

Corporation Act atau Aktiengesetz (AktG) pada tahun 1965.

Konzernrecht menjadi standar atas pembebanan tanggung jawab induk

perusahaan dalam kerangka perusahaan grup yang mengatur secara

khusus dan menyeluruh perusahaan grup dan afiliasi, yang meliputi

peraturan perundang-undangan yang kontekstual dengan tanggung

jawab dalam relasi induk-anak perusahaan105

.

Konzernrecht menggunakan pendekatan atas realitas yang

terjadi pada perusahaan grup, berupa batasan kritis atas pemisahan dua

jenis perusahaan grup berbeda yang berkorespondensi dengan kerangka

regulasi berbeda pula, meliputi perusahaan grup kontraktual dan

perusahaan grup faktual atau de facto group. Berbeda dengan hukum

perseroan yang menekankan keterkaitan antara perseroan dengan

pemegang saham perseorangan, maka kerangka pengaturan perusahaan

grup di Jerman merupakan artikulasi dari tanggung jawab induk

perusahaan berdasarkan perbedaan skema tanggung jawab dari masing-

masing kategori106

.

Kerangka pengaturan korporasi Jerman merupakan wujud dari

tanggung jawab induk perusahaan, sebagai kebalikan dari investor

individu-pemegang saham. Pemerintah Federal Jerman merumuskan

versi terbaru Stock Corporation Act, berupa provisi UU yang

membedakan secara khusus dua kategori perusahaan grup berdasarkan

105

Sulistiowati, Tanggung Jawab Hukum Pada Perusahaan Grup Di Indonesia,

Erlangga, Jakarta, 2013, h. 86. 106

Ibid., h. 87.

Page 63: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

87

perbedaan skema tanggung jawab dari masing-masing kategori.

Kerangka pengaturan perusahaan grup di Jerman dibedakan atas

perusahaan grup kontraktual dan faktual sebagai berikut107

:

1) Perusahaan Grup Kontraktual

Alasan keberadaan dari perusahaan grup kontraktual adalah

sifat sukarela dari induk perusahaan yang mengendalikan dan anak

perusahaan yang dikendalikan. Selanjutnya, induk dan anak

perusahaan menjalankan perjanjian pengendalian atau

beherrschungsvertrag. Induk perusahaan menjalankan kesatuan

ekonomi dan memiliki kekuasaan untuk mengarahkan anak

perusahaan. Kekuasaan ini dilegitimasi oleh kontrak khusus dengan

anak perusahaan108

.

Ketentuan ini memberikan manfaat berupa terbukanya

deviasi dari hukum perusahaan klasik yang hanya mengatur

mengenai perseroan tunggal. Hukum memberikan justifikasi berupa

hak yang lebih luas kepada induk perusahaan untuk memberikan

instruksi kepada anak perusahaan dan menjalankan kegiatan bisnis

dengan lebih mengutamakan kepentingan kelompok. Syaratnya,

induk perusahaan dibebani terlebih dahulu dengan suatu kewajiban

untuk menutup seluruh kerugian yang timbul atau tanggung jawab

kolektif atas penyelesaian pinjaman109

.

Perjanjian pengendalian memberikan legitimasi kepada

induk perusahaan untuk menjalankan kuasa manajerial pada anak

107

Ibid., h. 88. 108

Ibid. 109

Ibid., h. 89.

Page 64: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

88

perusahaan. Anggaran dasar mengizinkan induk perusahaan untuk

mengarahkan dan mempengaruhi korporasi, bahkan ketika anak

perusahaan harus mengalami kerugian atau detrimental, sepanjang

arahan induk perusahaan dapat memenuhi dua persyaratan. Pertama,

induk perusahaan mengutamakan kepentingan bisnis keseluruhan

perusahaan grup secara konsisten. Kedua, induk perusahaan tidak

membahayakan eksistensi yuridis dari anak perusahaan. Dengan

kata lain, pengendalian induk terhadap anak perusahaan pada

perusahaan grup kontraktual, bertujuan untuk kepentingan

perusahaan grup dan induk perusahaan tidak membiarkan anak

perusahaan berada dalam insolvency110

.

Aktiengesetz menerapkan respon kontraktual melalui bentuk

campuran dari statutory contractual yang menjadi quid pro quo dari

hapusnya limited liability induk perusahaan sebagai pihak yang

berhadapan dengan anak perusahaan yang dikontrol. Dengan

berlakunya ketentuan ini, induk perusahaan melakukan perjanjian

kontrol dengan anak perusahaan dengan membentuk kelompok

kontraktual yang menggunakann asumsi berupa statutory obligation

yang diciptakan bagi kepentingan jalannnya perjanjian kontrol

sebagai kompensasi yang diberikan kepada anak perusahaan

terhadap kerugian yang diakibatkan oleh kontrol yang dijalankan

induk perusahaan selama periode perjanjian kontrol berlangsung.

Hal yang perlu dicatat bahwa tanggung jawab dari induk perusahaan

110

Ibid.

Page 65: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

89

terhadap kompensasi anak perusahaan di seluruh dunia dijalankan

tidaklah mengacu kepada relasi faktual, ataupun hubungan

kausalitas antara kerugian anak perusahaan dan fakta pengendalian

yang dijalankan oleh induk perusahaan. Jika induk perusahaan

menolak untuk membayar kewajiban anak perusahaan terhadap

kreditor, kreditor dari anak perusahaan dapat memaksa anak

perusahaan menuntut kompensasi dari induk perusahaan sesuai

dengan pengaturan German bankcruptcy111

.

2) Perusahaan Grup Faktual

Kategori kedua perusahaan grup di Jerman adalah

perusahaan grup faktual atau de facto concern. Karakteristik

perusahaan grup faktual tidak didasarkan pada perjanjian

pengendalian antara induk dan anak perusahaan terhadap

pengelolaan jalannya perusahaan grup. Sebaliknya, de facto group

merupakan persilangan murni dalam penyusunan anggaran dasar

yang menjadi eksistensi dari isi pengaturan kelompok faktual yang

memenuhi dua persyaratan berikut112

:

a) Melalui kepemilikan saham mayoritas induk terhadap anak

perusahaan, ada praduga yang berimplikasi kepada

ketidakmandirian anak perusahaan untuk menjalankan instruksi

induk perusahaan.

b) Keberadaan kesatuan ekonomi atau einheitliche leitung yang

diterapkan oleh induk perusahaan yang menjadi pemegang

111

Ibid., h. 90. 112

Ibid.

Page 66: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

90

saham mayoritas dan memegang seluruh kepemilikan saham

anak perusahaan, sebagaimana yang terjadi pada kedua

perusahaan jika dijalankan sebagai perusahaan tunggal.

Kepemimpinan kegiatan bisnis terkait dengan manajemen

korporasi dan kontrol.

Konsekuensi dari kelompok faktual adalah induk perusahaan

harus bertanggung jawab terhadap pinjaman dari anak perusahaan,

dengan megikuti skema anggaran dasar yang berbeda dengan

penerapan kelompok kontraktual. Di samping munculnya tanggung

jawab terhadap seluruh pinjaman anak perusahaan, sebagaimana

penerapan contractual concern di Jerman berdasarkan aktualisasi

dari kerugian yang disebabkan oleh kontrol induk perusahaan,

tanggung jawab diantara anggota kelompok dalam kelompok

faktual menekankan kepada upaya untuk mengisolasi terhadap

adanya kasus campur tangan induk perusahaan yang mengakibatkan

kerugian saja. Hal ini sebagaimana terjadi pada pengabaian

kemandirian anak perusahaan yang diekspresikan secara seragam,

struktur manajemen yang terpusat ada pada kelompok faktual, dan

beberapa tambahan dari wrongful conduct oleh induk perusahaan

yang merugikan anak perusahaan113

.

Tanggung jawab diantara anggota kelompok juga

membutuhkan keterkaitan sebab untuk mengukur kerugian yang

disebabkan oleh induk perusahaan dan kerusakan atau kerugian

113

Ibid., h. 91.

Page 67: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

91

yang dialami anak perusahaan. Hal ini membatasi upaya perbaikan

terhadap anak perusahaan, hanya terbatas pada kerugian yang secara

langsung disebabkan oleh pihak tertentu, berupa campur tangan

yang menyebabkan kerugian terkait ketidakmandirian yuridis anak

perusahaan. Realitas korporasi pada perusahaan grup faktual kadang

ditandai oleh keterkaitan antarperusahaan yang erat dengan

multitude dari campur tangan induk perusahaan, bahkan

dimungkinkan menggunakan dasar kegiatan sehari-hari. Secara

prosedural, tidak dimungkinkan suatu anak perusahaan dikontrol

secara ketat oleh induk perusahaan secara khusus, yang ketika

menjalankan fungsi kontrol menyebabkan kerugian yang berdiri

sendiri dan dapat dikuantifikasikan secara tepat untuk kepentingan

perbaikan anak perusahaan114

.

Pada perusahaan grup faktual, induk perusahaan tidak

dijamin dengan hak untuk memberikan instruksi, diizinkan untuk

menggunakan pengaruh dominasi hanya untuk kepentingan dari

anak perusahaan dan bertanggung jawab untuk memberikan

kompensasi kepada setiap kerugian yang dialami oleh subsidiary

atas kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh penggunaan

pengaruh induk perusahaan115

.

Keseluruhan sistem hukum Jerman yang mengatur mengenai

perusahaan grup berdasarkan pada model tradisional dari perusahaan

tunggal yang otonom. Model ideal, yang menjadi dasar pengembangan

114

Ibid. 115

Ibid.

Page 68: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

92

model, menggunakan asumsi bahwa perusahaan merupakan unit

ekonomi dan entitas hukum mandiri, dari akumulasi ekuitas modal

sejumlah pemegang saham perseorangan yang berkepentingan atas

tingkat pengembalian investasi dan manajemen yang mempunyai

komitmen untuk menjadi badan independen yang menjalankan fungsi

sebagai agen dengan ketrampilan untuk memenuhi kepentingan bisnis

dari para pemegang saham. Pada model ini, pemegang saham memiliki

hak suara yang menjamin keseimbangan di antara pemegang saham

lainnya dan homogeitas, untuk menjaga stabilitas antara berbagai

kepentingan pemegang saham individu dengan kepentingan

perusahaan secara keseluruhan. Secara tidak langsung, keselarasan di

antara para pemegang saham ini akan menjaga kepentingan pihak

ketiga, seperti kreditur dan karyawan116

.

Tabel 1

Tabulasi Perbandingan Sistem Pertanggungjawaban Dalam Perusahaan

Grup antara Indonesia, Belanda, dan Jerman

Indikator Indonesia Belanda Jerman

Pengaturan

sistem

pertanggungj

awaban

perusahaan

grup

Di Indonesia terdapat

beberapa peraturan

perundang-undangan

yang mengatur

mengenai konsep

perusahaan grup tetapi

belum terdapat

peraturan perundang-

undangan yang secara

khusus mengatur

Kerangka pengaturan

perusahaan grup di

Belanda dibangun atas

konsepsi perusahaan

tunggal.

Pengaturan

mengenai

perusahaan grup di

Jerman terdapat

dalam konzernrecht.

yang mengatur

secara khusus dan

menyeluruh

perusahaan grup dan

afiliasi.

116

Ibid., h. 92.

Page 69: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

93

mengenai tanggung

jawab di dalam

perusahaan grup

sehingga masih

digunakan pendekatan

pengaturan dari

perseroan tunggal.

Sistem

pertanggungj

awaban

dasar

Sistem

pertanggungjawaban

yang diterapkan untuk

perusahaan grup di

Indonesia khususnya

untuk induk

perusahaan adalah

tanggung jawab

terbatas atau limited

liability, karena induk

perusahaan merupakan

pemegang saham dari

anak perusahaan.

Setiap perusahaan di

dalam suatu grup atau

concern harus

dipandang sebagai

badan hukum mandiri.

Perusahaan-

perusahaan dalam

perusahaan grup tidak

ada urusannya dengan

hak dan kewajiban

keluar dari perusahaan

satu sama lain. Mereka

tidak dapat

dipertanggungjawabka

n terhadap pihak

ketiga dan juga tidak

mereka berdasar

hubungan hukum

antara salah satu

perusshaan di dalam

concern dengan pihak

luar atau pihak ketiga.

Konzernrecht

menjadi standar atas

pembebanan

tanggung jawab

induk perusahaan

dalam kerangka

perusahaan grup.

Dalam Konzernrecht

membedakan

perusahaan grup

menjadi kelompok

kontraktual dan

faktual. Dalam

perusahaan grup

kontraktual,

tanggung jawab

induk perusahaan

diatur dalam

perjanjian

pengendalian.

Sedangkan dalam

kelompok faktual,

tanggung jawab

induk perusahaan

diatur dalam

anggaran dasar dari

anak perusahaan.

Pengecualian

atau syarat

dari sistem

pertanggungj

awaban yang

berlaku

Ada kemungkinan

limited liability

disimpangi dan

diterapkan Doktrin

Piercing The

Corporate Veil pada

perusahaan grup

apabila memenuhi

salah satu dari 4

ketentuan yang

terdapat dalam Pasal 3

ayat (2) UU No. 40

Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas.

Di Belanda

berkembangnya teori-

teori hukum tentang

ikut ditariknya induk

perusahaan atau

holding company

maupun anak

perusahaan lain dalam

satu grup dalam hal-

hal tertentu

mempertanggungjawa

bkan perbuatan hukum

yang dilakukan oleh

salah satu atau lebih

anak perusahaan. Di

Belanda terdapat

Undang-undang yang

Dua persyaratan bagi

perjanjian

pengendalian adalah

sebagai berikut:

pertama, induk

perusahaan

mengutamakan

secara konsisten

kepentingan bisnis

keseluruhan

perusahaan grup.

Kedua, induk

perusahaan tidak

membahayakan

eksistensi yuridis

dari anak

perusahaan.

Page 70: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

94

disebut Wet Op

Misbruik van

Rechtpersonen,

apabila suatu

perusahaan pailit

karena direksi tidak

bertindak secara

pantas, maka yang

bertanggung jawab

tidak hanya direksi

tetapi pihak-pihak lain

yang dalam

kenyataanya

menentukan dalam

mengambil keputusan

termasuk holding

company.

Derajat

pengendalian

induk

perusahaan

terhadap

anak

perusahaan

Derajat pengendalian

induk terhadap anak

perusahaan

dipengaruhi oleh

sejauh mana anak

perusahaan dapat

mendukung

pencapaian tujuan

kolektif perusahaan

grup, sehingga

ketidakmampuan

direksi anak

perusahaan untuk

menjalankan

pengurusan anak

perusahaan dapat

menjadi alasan bagi

induk perusahaan

untuk meningkatkan

derajat pengendalian

induk terhadap anak

perusahaan.

Dalam perusahaan

grup di Belanda

berlaku prinsip

sentralisasi dan

desentralisasi untuk

derajat pengendalian

induk perusahaan

terhadap anak

perusahaan.

Untuk perusahaan

grup kontraktual

sejauh mana

pengendalian induk

perusahaan diatur

dan disepakati dalam

perjanjian

pengendalian.

Sedangkan Untuk

perusahaan grup

faktual, derajat

pengendalian dapat

di lihat dalam skema

pertanggungjawaban

yang terdapat dalam

anggaran dasar dari

anak perusahaan.

Berdasarkan tabulasi perbandingan diatas, antara sistem

pertanggungjawaban perusahaan grup di Indonesia dan Belanda terdapat

beberapa kemiripan, seperti pada pengaturan sistem pertanggungjawaban pada

perusahaan grup. Baik Indonesia maupun Belanda masih menggunakan

pendekatan perseroan tunggal. Kemiripan lain pada pengecualian dari sistem

Page 71: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

95

pertanggungjawaban yang berlaku, di Indonesia terdapat doktrin piercing the

corporate veil yang menyebabkan induk perusahaan tidak mendapatkan

perlindungan berupa limited liability apabila memenuhi ketentuan tertentu,

untuk di Belanda terdapat undang-undang yang disebut Wet Op Misbruik van

Rechtpersonen yang membuka kemungkinan induk perusahaan ikut

mempertanggungjawabkan perbuatan hukum yang dilakukan oleh anak

perusahaan. Berbeda dengan sistem pertanggungjawaban perusahaan grup di

Jerman yang sudah diatur dalam konzernrecht. Jerman merupakan negara

yang pertama kali mengatur secara khusus mengenai perusahaan grup. Di

Jerman perusahaan grup dibedakan menjadi perusahaan grup kontraktual dan

perusahaan grup faktual. Kedua perusahaan grup tersebut mengatur tanggung

jawab induk perusahaan dalam perusahaan grup di dalam suatu perjanjian

pengendalian untuk perusahaan grup kontraktual dan diatur dalam anggaran

dasar anak perusahaan untuk perusahaan grup faktual. Dalam perjanjian

pengendalian dan anggaran dasar anak perusahaan diatur pula derajat

pengendalian dari induk perusahaan.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hubungan Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan di Dalam Suatu

Perusahaan Grup

Di dalam suatu perusahaan grup terdapat satu induk perusahaan

dan satu atau beberapa anak perusahaan. Keterkaitan induk dan anak

perusahaan dalam konstruksi perusahaan grup dapat disebabkan oleh

beberapa hal antara lain kepemilikan induk perusahaan atas saham anak

Page 72: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

96

perusahaan, rapat umum pemegang saham (RUPS), penempatan direksi

atau komisaris pada anak perusahaan, keterkaitan melalui perjanjian hak

bersuara, dan keterkaitan melalui kontrak. Suatu perusahaan grup juga

dapat terbentuk dari proses penggabungan, peleburan, pengambilalihan,

dan pemisahan perusahaan seperti yang diatur dalam Pasal 122 sampai

dengan Pasal 137 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007.

Keterkaitan tersebut menyebabkan induk perusahaan berperan

sebagai pimpinan sentral dalam perusahaan grup. Induk perusahaan dapat

melakukan pengawasan dan pengurusan terhadap anak perusahaan. Induk

perusahaan juga dapat melakukan pengendalian dengan memberikan

instruksi kepada anak perusahaan dalam melakukan kegiatan sehari-

harinya. Keterkaitan induk dan anak perusahaan tidaklah menghapuskan

status badan hukum induk perusahaan dan anak perusahaan sebagai subjek

hukum mandiri. Pengakuan yuridis terhadap induk dan anak perusahaan

yang berbadan hukum mandiri menjadikan perusahaan grup sebagai

bentuk jamak secara yuridis. Sebaliknya, pengendalian induk terhadap

anak perusahaan dan realitas bisnis perusahaan grup diarahkan untuk

mendukung kepentingan bisnis perusahaan grup sebagai kesatuan

ekonomi.117

Sehingga menyebabkan ketidakmandirian yuridis dari anak

prusahaan.

Tergabungnya anak perusahaan dalam perusahaan grup

menciptakan kontradiksi antara aspek yuridis dan realitas bisnis.118

Secara

yuridis anak perusahaan merupakan badan hukum mandiri sehingga induk

117

Ibid., h. 46. 118

Sulistiowati, “Doktrin-Doktrin Hukum Mengenai Tanggung Jawab Hukum dalam

Perusahaan Grup”, Jurnal Hukum Bisnis, Volumen 31, 2012, h. 8.

Page 73: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

97

perusahaan sebagai pemegang saham anak perusahaan mendapatkan

perlindungan berupa tanggung jawab terbatas limited liability (diatur

dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007). Sedangkan

pengendalian induk perusahaan terhadap anak perusahaan mengakibatkan

ketidakmandirian anak perusahaan karena perusahaan grup dipandang

sebagai kesatuan ekonomi. Kontradiksi tersebut juga menimbulkan celah

hukum dalam perusahaan grup. Celah hukum ini dapat mendorong

munculnya sikap oportunistik induk perusahaan yang menyalahgunakan

konstruksi perusahaan grup. Sikap opportunistik dalam hal ini berarti

induk perusahaan memiliki kesempatan menghindari tanggung jawab yang

seharusnya ada pada induk perusahaan. Konstruksi dalam perusahaan grup

dapat pula mendorong munculnya moral hazard apabila limited liability

berlaku secara mutlak119

.

Ketegangan antara bentuk jamak secara yuridis dengan kesatuan

ekonomi tidaklah bersifat mutually exclusive120

, sehingga pengabaian

terhadap salah satu dari bentuk jamak secara yuridis dan kesatuan ekonomi

berimplikasi kepada ketidakmandirian yuridis anak perusahaan atau

hilangnya realitas kelembagaan perusahaan grup, sebagaimana penjabaran

sebagai berikut:121

a. Pengabaian terhadap bentuk jamak secara yuridis dalam konstruksi

perusahaan grup berimplikasi kepada ketidakmandirian yuridis anak

119

Ibid. 120

mutually exclusive dalam hal ini berarti perusahaan grup sebagai bentuk jamak secara

yuridis dan kesatuan ekonomi tidak dapat berganti-ganti dengan sendirinya (tidak otomatis),

karena apabila salah satu diabaikan akan menimbulkan dampak bagi perusahaan grup. 121

Sulistiowati, Tanggung Jawab Hukum Pada Perusahaan Grup Di Indonesia,

Erlangga, Jakarta, 2013, h. 122.

Page 74: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

98

perusahaan karena kewajiban anak perusahaan untuk menjalankan

instruksi induk perusahaan. Ketidakmandirian yuridis anak perusahaan

merupakan implikasi dari fakta pengendalian induk perusahaan yang

mendominasi pengurusan anak perusahaan yang menyebabkan

ketidakmandirian ekonomi anak perusahaan. Hal ini disebabkan

orientasi kegiatan usaha anak perusahaan ditujukan untuk menjalankan

instruksi induk perusahaan, bukan untuk kepentingan anak perusahaan

yang bersangkutan sesuai dengan maksud dan tujuan badan hukum

perseroan anak perusahaan.

b. Sebaliknya, pengabaian terhadap perusahaan grup sebagai kesatuan

ekonomi berimplikasi kepada kemandirian yuridis anak perusahaan

sebagai subjek hukum mandiri yang berhak melakukan perbuatan

hukum sendiri. Pengurusan anak perusahaan semata-mata untuk

kepentingan ekonomi anak perusahaan sesuai maksud dan tujuan anak

perusahaan. Pengabaian ini menyebabkan hilangnya realitas

kelembagaan perusahaan grup, karena induk perusahaan sebagai

pimpinan sentral tidak lagi memiliki kewenangan untuk

mengandalikan anak perusahaan.

Page 75: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

99

Bagan 1

Bagan Dualitas Perusahaan Grup sebagai Bentuk Jamak Secara

Yuridis dan Kesatuan Ekonomi122

Dalam bukunya, Munir Fuady menyatakan, perbedaan pandangan

dari sektor ekonomi dan sektor hukum ini tidak reasonable untuk

dipertahankan terus. Titik temu diantara keduanya tentu harus di cari,

karena hal tersebut merupakan kebutuhan manusia dalam berbisnis. Sektor

hukumlah yang banyak harus mengalah ke sektor ekonomi, mengingat

merupakan salah satu tugas hukum, yang secara prinsip, regulatoris

maupun aplikatif, menciptakan keadaan yang kondusif bagi lancarnya

perkembangan hidup manusia, termasuk perkembangannya di sektor

bisnis. Karena itu, tentang kewenangan induk perusahaan dalam suatu

perusahaan grup, dalam banyak hal sektor hukumlah yang harus

menyesuaikan diri dengan kenyataan dan perkembangan ekonomi123

.

122

Ibid. 123

Munir Fuady, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, Citra Aditya

Bakti, Bandung, 1999, h. 135.

Perusahaan Grup

Aspek

Yuridis

Realitas

Bisnis Struktur

Grup

Tidak Mutually

Exclusive

Cucu

Anak

Induk

Anak

Cucu

Bentuk Jamak

Secara Yuridis

Kesatuan

Ekonomi

Page 76: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

100

Jadi sektor hukum memang harus mengikuti laju perkembangan

sektor ekonomi. Sungguhpun ini tidak berarti bahwa sektor hukum harus

menari menuruti suling dan gendangan para ekonom. Sebab, sektor hukum

harus juga tetap berfungsi sebagai palang pintu penjaga nilai-nilai

keadilan, kesebandingan, kepastian dan prediktif, demokrasi, keteraturan,

ketertiban, perlindungan pihak lemah, dan sebagainya. Dengan demikian,

sektor ekonomipun harus bersedia berkorban demi menjaga kelestarian

nilai-nilai dipelihara oleh hukum tersebut124

.

Dalam perusahaan grup di Indonesia pengaruh induk perusahaan

(bisa disebut sebagai pemilik/owner dari anak perusahaan) masih sangat

besar. Dalam Pasal 94 ayat (2) UU PT dikatakan untuk pertama kali

pengangkatan anggota direksi dilakukan oleh pendiri dalam akta

pendirian. Pasal tersebut dikatakan hanya untuk pertama kali waktu akta

pendirian atau dapat dikatakan waktu pendirian perseroan, dan untuk

selanjutnya anggota direksi diangkat oleh RUPS. Tetapi yang masih sering

terjadi dalam perusahaan grup untuk pengangkatan direksi masih langsung

dipilih oleh pemilik perusahaan dan direktur tersebut ditempatkan

diperusahaan yang dianggap sesuai dengan keahliannya125

.

Dalam tesis yang disusun oleh Rita Dyah menyatakan bahwa,

apabila direktur dipilih langsung oleh pemilik perusahaan, secara tidak

langsung direktur hanya merupakan boneka dari pemilik perusahaan dalam

arti direktur dalam menjalankan perusahaan hanya menuruti keinginan dari

pemilik perusahaan tersebut. Jadi sebagai anak perusahaan yang berbadan

hukum Perseroan Terbatas dapat dikatakan kemandiriannya sudah hilang

karena kewenangan untuk membuat perjanjian dengan pihak ketiga

(kreditor) untuk mendapatkan kredit guna kepentingan perusahaan

124

Ibid. 125

Rita Dyah Widawati, Tanggung Jawab Induk Perusahaan Terhadap Perikatan Yang

Dilakukan Oleh Anak Perusahaan, Tesis, Universitas Sumatra Utara, Medan, 2009, h. 92.

Page 77: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

101

dipengaruhi atau didikte oleh induk perusahaannya atau pemilik

perusahaan126

.

Walaupun masih terdapat kontradiksi dalam hubungan induk

perusahaan dan anak perusahaan, yaitu antar realitas bisnis dan kesatuan

ekonomi. Tetapi di dalam perusahaan grup dibutuhkan keadilan khususnya

untuk anak perusahaan sekaligus menghindari terjadinya penyalahgunaan

kewenangan yang dilakukan oleh induk perusahaan. Dalam UU PT telah

terdapat pengaturan mengenai tanggung jawab terbatas (limited liability)

dan doktrin piercing the corporate veil yang seharusnya dapat diterapkan

pada induk perusahaan apabila memenuhi salah satu dari 4 ketentuan yang

terdapat dalam Pasal 3 ayat (2) UU PT. Diberlakukannya dokrin tersebut

bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada kreditor dari anak

perusahaan.

Dengan diterapkannya doktrin piercing the corporate veil maka

induk perusahaan tidak mendapatkan perlindungan berupa limited liability

dan pada induk perusahaan dibebankan tanggung jawab pribadi. Oleh

karena itu piercing the corporate veil dapat dijadikan dasar untuk ikut

ditariknya induk perusahaan terhadap kerugian yang dialami anak

perusahaan, tetapi hanya bisa diterapkan apabila memenuhi salah satu dari

4 ketentuan yang terdapat dalam Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang No. 40

Tahun 2007. Dan jika induk perusahaan tidak memenuhi salah satu dari 4

ketentuan tersebut induk perusahaan tetap mendapat perlindungan berupa

limited liability. Pada dasarnya limited liability merupakan aturan

mengenai distribusi resiko dan biaya yang ditanggung oleh perseroan,

126

Ibid.

Page 78: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

102

yang di desain dan diciptakan untuk perseroan tunggal. Sehingga menurut

Sulistiowati, limited liability seharusnya tidak ditujukan untuk perusahaan

grup.127

Berdasarkan uraian di atas, menurut penulis dalam kontruksi

perusahaan grup sebaiknya bentuk jamak secara yuridis diterobos atau

dikesampingkan, sehingga induk perusahaan dan anak perusahaan dalam

suatu perusahaan grup dipandang sebagai kesatuan ekonomi bukan sebagai

badan hukum mandiri atau bentuk jamak secara yuridis. Karena seperti

yang dikemukakan oleh Munir Fuady bahwa dalam hal ini hukum harus

menyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi. Dengan diterobosnya

kedudukan mandiri dari induk perusahaan dan anak perusahaan maka

induk perusahaan tidak mendapatkan perlindungan berupa limited liability

atas kepemilikan saham dari anak perusahaan. Hal ini sesuai dengan

pendapat dari Sulistiowati bahwa sebenarnya limited liability di tujukan

dalam konstruksi perusahaan tunggal bukan di tujukan untuk perusahaan

grup.

Diterobosnya aspek yuridis mengakibatkan ketidakmandirian

yuridis anak perusahaan. Memang pada dasarnya dalam perusahaan grup

kewajiban anak perusahaan adalah menjalankan instruksi induk

perusahaan dan orientasi kegiatan usaha anak perusahaan dalam

perusahaan grup ditujukan untuk menjalankan instruksi induk perusahaan,

bukan untuk kepentingan anak perusahaan yang bersangkutan sesuai

dengan maksud dan tujuan badan hukum perseroan anak perusahaan.

127

Sulistiowati, “Limited Liability Dalam Limited Liability Pada Konstruksi Perusahaan

Kelompok Piramida”, Mimbar Hukum, Volumen 23, 2011, h. 254.

Page 79: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

103

Karena dipandang sebagai kesatuan ekonomi, suatu perusahaan

grup seharusnya membentuk kontrak/perjanjian diantara induk dan anak

perusahaan dapat berupa perjanjian pengendalian maupun dengan

mengaturnya pada anggaran dasar dari anak perusahaan sebagai landasan

yuridis hubungan keduanya. Dapat di buat kontrak khusus oleh induk

perusahaan dan anak perusahaan yang berisikan hak dan kewajiban dari

induk dan anak perusahaan yang tergabung dalam perusahaan grup, diatur

pula mengenai pertanggungjawaban dari induk perusahaan. Atau membuat

perjanjian yang bersifat personal, misalnya apabila anak perusahaan

membuat perjanjian kredit dengan pihak ketiga, induk perusahaan dapat

bertindak sebagai corporate guarantee atas hutang anak perusahaan

tersebut. Perjanjian diantara induk dan anak perusahaan mengikat kedua

belah pihak. Sehingga kembali lagi pada pendapat dari Munir Fuady

bahwa hukum harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi

tetapi dengan di susunnya kontrak khusus dalam suatu perusahaan grup

tetap mencerminkan nilai-nilai keadilan dan kepastian yang dipelihara oleh

hukum.

Perusahaan grup sebagai kesatuan ekonomi ditunjukkan melalui

penyajian laporan keuangan konsolidasi perusahaan grup, ketika induk

perusahaan mengonsolidasikan laporan keuangan anak-anak perusahaan

menjadi laporan keuangan konsolidasi induk dan anak perusahaan.128

Dalam Paragraf 4 PSAK No. 4 menyatakan bahwa Laporan keuangan

konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang

128

Sulistiowati, Tanggung Jawab Hukum Pada Perusahaan Grup Di Indonesia,

Erlangga, Jakarta, 2013, h. 44.

Page 80: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

104

disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Sedangkan dalam

paragraf 3 PSAK No. 15 menyatakan, Laporan keuangan konsolidasian

adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang di dalamnya aset,

liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan

entitas anak disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.

Tujuan dari diterobosnya kedudukan mandiri anak perusahaan

sehingga perusahaan grup dipandang sebagai kesatuan ekonomi adalah

untuk melindungi anak perusahaan khususnya kreditor, pemegang saham

minoritas, dan karyawan anak perusahaan dari penyalahgunaan yang

dilakukan oleh induk perusahaan. Karena pada dasarnya limited liability

melindungi induk perusahaan dari tanggung jawabnya sebagai pimpinan

sentral dalam perusahaan grup. Selain itu bertujuan agar tidak

menimbulkan dominasi tanpa tanggung jawab dari induk perusahaan.

2. Sistem Pertanggungjawaban yang Sebaiknya Diterapkan Untuk

Perusahaan Grup Di Indonesia

Pada dasarnya hukum di Indonesia berkiblat pada hukum negara

Belanda. Karena Belanda merupakan salah satu negara yang pernah

menjajah Indonesia. Pada awal kemerdakaan, Indonesia belum memiliki

peraturan perundang-undangan yang memadai, agar tidak terjadi

kekosongan hukum maka pada saat itu hukum Belanda diterapkan di

Indonesia. Salah satunya adalah Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(KUHPerdata). Pada saat ini baik di Indonesia maupun di Belanda sama-

sama belum memiliki peraturan perundang-undangan yang mengatur

Page 81: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

105

secara khusus mengenai tanggung jawab di dalam perusahaan grup.

Terdapat persamaan antara Indonesia dan Belanda, antara lain :

a. Baik Indonesia maupun Belanda belum terdapat pengaturan yang

secara khusus mengatur sistem pertanggungjawaban di dalam

perusahaan grup sehingga masih menggunakan pendekatan perseroan

tunggal.

b. Baik di Indonesia maupun Belanda masih terdapat dualitas bentuk

perusahaan grup antara bentuk jamak secara yuridis dan kesatuan

ekonomi.

c. Di Indonesia dan Belanda sama-sama terdapat doktrin maupun teori-

teori hukum yang dapat membuat induk perusahaan ikut

mempertanggungjawabkan perbuatan hukum yang dilakukan anak

perusahaan

d. Di Belanda dikenal prinsip sentralisasi dan desentralisasi yang

menunjukkan sejauh mana hak, kewajiban, dan kewenangan

perusahaan induk terhadap anak perusaahaan. Di Indonesia derajat

pengendalian induk terhadap anak perusahaan dipengaruhi oleh sejauh

mana anak perusahaan dapat mendukung pencapaian tujuan kolektif

perusahaan grup, sehingga ketidakmampuan direksi anak perusahaan

untuk menjalankan pengurusan anak perusahaan dapat menjadi alasan

bagi induk perusahaan untuk meningkatkan derajat pengendalian induk

terhadap anak perusahaan.

Secara garis besar sistem hukum Indonesia dan sistem hukum Belanda

mengenai pengaturan megenai tanggung jawab di dalam perusahaan grup

Page 82: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

106

sebagian besar sama atau terdapat kemiripan, hanya terdapat istilah yang

berbeda yang digunakan di Indonesia dan di Belanda.

Dengan masih digunakannya pendekatan perseroan tunggal untuk

perusahaan grup di Indonesia, maka induk perusahaan mendapatkan

perlindungan berupa Limited liability sesuai dengan Pasal 3 ayat (1) UU

No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Sedangkan Limited

liability yang diterapkan dalam konstruksi perusahaan grup di Indonesia

dirasa kurang tepat karena tidak memenuhi unsur keadilan bagi anak

perusahaan khususnya bagi pihak ketiga dari anak perusahaan, pemegang

saham mayoritas, maupun karyawan dari anak perusahaan.

Diterapkannya limited liability untuk induk perusahaan yang

merupakan pemegang saham mayoritas dari anak perusahaan berarti

menyamakan antara induk perusahaan dengan pemegang saham

perseorangan pada perseroan tunggal. Kedudukan induk perusahaan

sebagai pemegang saham dan pimpinan sentral perusahaan grup

menunjukkan bahwa induk perusahaan memiliki peran ekonomi yang

berbeda dengan pemegang saham perseorangan pada perseroan terbatas.129

Melalui Rapat Umum Pemegang Saham, holding company, sebagai

pemegang saham dapat130

:

a. menentukan anggota Direksi perseroan;

b. menentukan Komisaris perusahaan;

129

Sulistiowati, “Doktrin-Doktrin Hukum Mengenai Tanggung Jawab Hukum dalam

Perusahaan Grup”, Jurnal Hukum Bisnis, Volumen 31, 2012, h. 10. 130

Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Perseroan Terbatas, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2000, h. 187.

Page 83: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

107

c. melakukan pengawasan terhadap jalannya perseroan dan juga hal-hal

lain yang diwajibkan oleh Undang-Undang.

Berdasarkan kewenangan yang berbeda dari induk perusahaan

apabila dibandingkan dengan pemegang saham perseorangan pada

perseroan tunggal, menurut penulis limited liability tidak tepat apabila

diterapkan untuk induk perusahaan. Hal tersebut di dukung oleh pendapat

dari Sulistiowati yang menyatakan, limited liability seharusnya tidak

ditujukan untuk perusahaan grup. Pada dasarnya induk perusahaan sangat

di untungkan dengan adanya limited liability.131

Blumberg juga

menyatakan sebuah silogisme, “limited liability protected shareholders, a

parent corporation was a shareholder of the subsidiary, ergo, limited

liability protected parent corporation”.132

Pada perseroan tunggal limited liability merupakan perlindungan

yang diberikan untuk pemegang saham sehingga apabila suatu perseroan

mengalami kerugian maka pemegang saham hanya bertanggung jawab

yang besarnya tidak melebihi dari jumlah saham yang dimilikinya pada

perseroan. Diterapkannya limited liability pada perusahaan grup sama saja

memberikan perlindungan bagi induk perusahaan. Apabila anak

perusahaan mengalami kerugian maka induk perusahaan hanya

bertanggung jawab sebesar saham yang dimiliki pada anak perusahaan.

Penerapan limited liability pada induk perusahaan secara mutlak akan

menimbulkan moral hazard ataupun penyalahgunaan yang dilakukan oleh

131

Phillip I.Blumberg, “Limited Liability and Corporate Group”, Unconn Library Faculty

Article and Paper, 1986, h. 607. 132

Sulistiowati, “Limited Liability Dalam Limited Liability Pada Konstruksi Perusahaan

Kelompok Piramida”, Mimbar Hukum, Volumen 23, 2011, h. 253.

Page 84: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

108

induk perusahaan dan pada akhirnya merugikan anak perusahaan ataupun

membahayakan eksistensi dari anak perusahaan.

Sebenarnya dalam suatu perusahaan grup yang perlu dilindungi

adalah anak perusahaan dari sikap induk perusahaan yang kemungkinan

besar akan memanfaatkan ataupun menyalahgunakan adanya limited

liability. Posisi dari anak perusahaan yang berada di bawah pengawasan

dan di bawah kendali dari induk perusahaan membahayakan eksistensi dari

anak perusahaan dan anak rentan mengalami kerugian. Untuk mencapai

tujuan strategis dari perusahaan grup terkadang induk perusahaan

melakukan hal-hal yang membahayakan eksistensi dari anak perusahaan

dalam memberikan instruksi yang harus dilaksanakan oleh anak

perusahaan. Terkadang induk perusahaan telah mengetahui bahwa

instruksi yang diberikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan

grup tetapi membahayakan anak perusahaan. Di kemudian hari apabila

anak perusahaan mengalami kerugian maka induk perusahaan hanya akan

bertanggungjawab yang besarnya tidak melebihi dari jumlah nilai saham

yang dimiliki pada anak perusahaan.

Penyalahgunaan lain yang dilakukan induk perusahaan adalah

dengan memindahkan aset satu anak perusahaan yang sudah hampir

bangkrut kepada anak perusahaan lain tanpa sepengetahuan dari kreditor

anak perusahaan. Sehingga apabila anak perusahaan tersebut bangkrut,

asetnya sudah berpindah ke perusahaan lain. Dalam hal ini yang dirugikan

adalah kreditor, pemegang saham minoritas maupun karyawan dari anak

perusahaan yang mengalami kebangkrutan.

Page 85: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

109

Karena diperlukannya perlindungan untuk anak perusahaan, maka

menurut penulis dalam perusahaan grup bentuk induk perusahaan dan anak

perusahaan sebagai saparate legal entity atau bentuk jamak secara yuridis

harus dikesampingkan. Seperti yang telah diuraikan pada bagian

sebelumnya induk perusahaan dan anak perusahaan dalam suatu

perusahaan grup sebaiknya dipandang sebagai suatu kesatuan ekonomi.

Dengan dikesampingkannya bentuk jamak secara yuridis maka

dapat dikatakan induk perusahaan tidak mendapat perlindungan berupa

limited liability. Sehingga harus ditentukan bentuk tanggung jawab yang

lebih tepat diterapkan untuk induk perusahaan. Menurut Sulistiowati,

ketentuan Pasal 1367 KUHPerdata secara mutatis mutandis dapat

diterapkan pada relasi induk dan anak perushaan dalam perusahaan grup.

Induk perusahaan sebagai pimpinan sentral perusahaan grup, memiliki

kewenangan untuk mengendalikan dan mengoordinasikan kegiatan usaha

anak-anak perusahaan bagi terpenuhinya tujuan kolektif perusahaan grup

sebagai kesatuan ekonomi. Dalam konstruksi perusahaan grup ini,

pengurus anak-anak perusahaan lebih ditujukan untuk mendukung

kepentingan ekonomi induk atau perusahaan grup yang berimplikasi

kepada ketidakmandirian secara ekonomi anak perusahaan.

ketidakmandirian secara ekonomi anak perusahaan ini seharusnya menjadi

alasan bagi lahirnya tanggung jawab hukum induk perusahaan terhadap

ketidakmampuan anak perusahaan untuk menyelesaikan tanggung jawab

hukum kepada pihak ketiga133

.

133

Sulistiowati, “Doktrin-Doktrin Hukum Mengenai Tanggung Jawab Hukum dalam

Perusahaan Grup”, Jurnal Hukum Bisnis, Volumen 31, 2012, h. 24.

Page 86: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

110

Sistem pertanggungjawaban yang terdapat dalam Pasal 1367

KUHPerdata berdasarkan pada the liability of a principle for the tort of his

agent. Doktrin ini dibakukan dalam terminus respondeat superior, yang

berarti bahwa yang lebih tinggi atau yang lebih superior bertanggung

jawab atas perbuatan melawan hukum (PMH) yang dilakukan oleh

bawahannya (a master liable for the wrong of aservant).134

Terdapat pula

teori “keuntungan” (profit theori, profit of benefit theory), yang

mengajarkan seseorang yang memperoleh keuntungan dari perbuatan

pihak ketiga, harus berani menanggung kerugian yang timbul karena

perbuatan tersebut.135

Dalam hal ini dapat di posisikan seseorang yang

memperoleh keuntungan adalah induk perusahaan dan pihak ketiga adalah

anak perusahaan. karena dalam konstruksi perusahaan grup induk

perusahaan juga memperoleh keuntungan dari perbuatan yang dilakukan

oleh anak perusahaan yang berada di bawah pengawasannya.

Berdasarkan uraian dan beberapa pendapat ahli diatas, menurut

penulis dalam konstruksi perusahaan grup yang sebaiknya diterapkan asas

praduga selalu bertanggung jawab (presumtion of liability) untuk induk

perusahaan. sehingga apabila anak perusahaan mengalami kerugian, induk

perusahaan dianggap selalu bertanggung jawab. Karena itu dapat

diterapkan Pasal 1367 KUHPerdata pada induk perusahaan. Dalam

perusahaan grup anak perusahaan berada di bawah pengawasan dari induk

perusahaan. Sehingga apabila anak perusahaan mengalami kerugian maka

induk perusahaan harus ikut bertanggung jawab, dalam hal anak

134

M.Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, h. 128. 135

Ibid., h. 130.

Page 87: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

111

perusahaan melaksanakan instruksi dari induk perusahaan. Pasal 1367

KUHPerdata dan praduga selalu bertanggungjawab sama-sama terdapat

ketentuan bahwa pihak yang bertanggungjawab masih memiliki

kesempatan untuk membuktikan bahwa pertanggungjawaban tersebut

tidak seharusnya dilimpahkan kepadanya.

Hubungan antara induk perusahaan dan anak perusahaan sebagai

kesatuan ekonomi pada dasarnya dapat diatur dalam perjanjian

pengendalian antara induk perusahaan dan anak perusahaan ataupun dapat

diatur dalam anggaran dasar anak perusahaan. Di dalam perjanjian tersebut

disepakati klausula-klausula yang tentunya menguntungkan baik anak

maupun induk perusahaan. Sehingga menjadi jelas apa yang menjadi

kewenangan induk perusahaan dan bagaimana pertanggungjawabannya

sebagai pimpinan sentral. Hubungan antara induk perusahaan dan anak

perusahaan yang diatur dalam kontrak khusus, perjanjian pengendalian

atau dalam anggaran dasar anak perusahaan, menjadikan hubungan antara

induk dan anak perusahaan sebagai kesatuan ekonomi memiliki landasan

yuridis berupa perjanjian yang mengikat kedua belah pihak. Karena

memang pada dasarnya suatu perusahaan harus didirikan berdasarkan

perjanjian termasuk perusahaan grup. Sehingga diharapkan dapat

mengurangi adanya dominasi tanpa tanggung jawab oleh induk perusahaan

dan tentunya melindungi pihak ketiga, pemegang saham mayoritas,

ataupun karyawan dari anak perusahaan.

Dalam hal ini sebaiknya Indonesia dapat menjadikan pengaturan

mengenai perusahaan grup di Jerman sebagai batu pijakan. Jerman

Page 88: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

112

merupakan negara yang pertama kali mengatur mengenai perusahaan grup,

khususnya mengatur mengenai hubungan antara induk dan anak

perusahaan. Peraturan perundang-undangan yang mengatur secara khusus

hubungan antara induk dan anak perusahaan dalam perusahaan grup di

Jerman adalah konzernrecht. Kerangka pengaturan perusahaan grup di

Jerman dibedakan atas perusahaan grup kontraktual dan perusahaan grup

faktual. Pada perusahaan grup kontraktual, hubungan antara induk dan

anak perusahaan diatur dalam suatu perjanjian pengendalian. Sedangkan

dalam perusahaan grup faktual, hubungan antara induk dan anak

perusahaan di atur dalam anggaran dasar dari anak perusahaan dan

mengikuti skema pertanggungjawaban yang terdapat dalam anggaran

dasar tersebut.

Konsekuensi dari perusahaan grup kontraktual dan faktual di

Jerman adalah induk perusahaan harus bertanggung jawab atas pinjaman

dari anak perusahaan. Termasuk ketika anak perusahaan harus mengalami

kerugian, sepanjang pengendalian induk terhadap anak perusahaan

memenuhi dua persyaratan. Dua persyaratan bagi perjanjian pengendalian

adalah sebagai berikut: pertama, induk perusahaan mengutamakan secara

konsisten kepentingan bisnis keseluruhan perusahaan grup. Kedua, induk

perusahaan tidak membahayakan eksistensi yuridis dari anak

perusahaan.136

Sehingga dengan adanya pengaturan tersebut anak

perusahaan dalam perusahaan grup mendapat perlindungan dalam

menjalankan instruksi dari perusahaan grup. Selain itu dengan adanya

136

Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Op.Cit., h. 48.

Page 89: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

113

pengaturan tersebut menghindarkan dari dominasi tanpa tanggung jawab

oleh induk perusahaan. Akan sangat lebih baik juga apabila di Indonesia

dapat menyusun peraturan perundang-undangan yang secara khusus

mengatur mengenai perusahaan grup seperti pengaturan perusahaan grup

di Jerman.

Sehingga sistem pertanggungjawaban seperti apa yang sebaiknya

diterapkan di Indonesia ?. Indonesia dapat menjadikan sistem

pertanggungjawaban perusahaan grup di Jerman sebagai batu pijakan bagi

pengaturan mengenai sistem pertanggungjawaban perusahaan grup di

Indonesia. Salah satunya dengan mengatur hubungan antara induk dan

anak perusahaan di dalam suatu perjanjian pengendalian atau dapat pula

diatur dalam anggaran dasar anak perusahaan. Dengan adanya suatu

perjanjian maka dapat disepakati klausula-klausula yang membuat

hubungan antara induk dan anak perusahaan memiliki landasan yuridis

sehingga tanggung jawab induk perusahaan terhadap anak perusahaan

menjadi lebih jelas. Menurut penulis, dikarenakan saat ini belum terdapat

pengaturan yang secara khusus mengenai tanggung jawab di dalam

perusahaan grup dan masih banyak perusahaan grup yang belum memiliki

landasan yuriridis yang jelas, maka untuk perusahaan grup di Indonesia

sebaiknya digunakan pendekatan kesatuan ekonomi dengan induk

perusahaan sebagai pimpinan sentral. Untuk itu bentuk jamak secara

yuridis perusahaan grup diterobos atau dikesampingkan. Sedangkan untuk

tanggung jawab dalam perusahaan grup khususnya tanggung jawab induk

perusahaan terhadap kerugian yang dialami anak perusahaan dapat

Page 90: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

114

diterapkan asas praduga selalu bertanggung jawab (presumtion of liability)

pada induk perusahaan dengan diterapkan Pasal 1367 KUHPerdata. Dalam

suatu perusahaan grup apabila anak perusahaan mengalami kerugian atau

tidak mampu memenuhi kewajiban terhadap pihak ketiga maka induk

perusahaan harus turut bertanggung jawab dan dianggap selalu

bertanggung jawab karena dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari anak

perusahaan melaksanakan instruksi dari induk perusahaan dan berada di

bawah pengendalian dari induk perusahaan. Dapat dikatakan pula bahwa

anak perusahaan berada di bawah tanggungan dari induk perusahaan.

3. Pertanggungjawaban Induk Perusahaan Terhadap Anak Perusahaan

yang Tidak Mampu Melaksanakan Kewajiban Terhadap Pihak

Ketiga Akibat Melaksanakan Instruksi Dari Induk Perusahaan

Induk perusahaan merupakan pemegang saham mayoritas dari

anak perusahaan sekaligus sebagai pimpinan sentral di dalam konstruksi

perusahaan grup. Sebagai pemegang saham mayoritas dari anak

perusahaan, induk perusahaan mendapatkan perlindungan berupa limited

liability atau tanggung jawab terbatas. Apabila anak perusahaan

mengalami kerugian ataupun tidak mampu memenuhi kewajiban terhadap

pihak ketiga (kreditor) maka induk perusahaan bertanggung jawab tidak

melebihi jumlah saham yang dimilikinya pada anak perusahaan.

Sedangkan sebagai pimpinan sentral dalam perusahaan grup induk

perusahaan dapat mengatur, mengawasi, ataupun melakukan pengendalian

terhadap anak perusahaan dengan memberikan instruksi kepada anak

Page 91: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

115

perusahaan dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya, hal tersebut

bertujuan untuk mencapai tujuan kolektif perusahaan grup.

Karena masih digunakan pendekatan perseroan tunggal untuk

sistem pertanggungjawaban perusahaan grup di Indonesia, maka induk

perusahaan mendapatkan perlindungan berupa tanggung jawab terbatas

sebagai pemegang saham dari anak perusahan. Tanggung jawab terbatas

atau Limited liability yang diberikan pada induk perusahaan dalam

konstruksi perusahaan grup terkadang disalahgunakan oleh induk

perusahaan.

Sebagai pimpinan sentral yang sekaligus mendapat perlindungan

berupa limited liability, induk perusahaan dalam memberikan instruksi

kepada anak perusahaan, dengan sengaja menyalahgunakan limited

liability untuk mencapai tujuan strategis dari perusahaan grup tetapi di sisi

lain merugikan anak perusahaan. Karena dengan mendapatkan limited

liability induk perusahaan dapat menghindari tanggung jawab yang

seharusnya dibebabkan kepadanya. Sehingga pada pembahasan

sebelumnya bentuk jamak secara yuridis dari perusahaan grup diterobos

atau dikesampingkan dan perusahaan grup dipandang sebagai kesatuan

ekonomi, oleh karena itu induk perusahaan tidak mendapatkan

perlindungan berupa limited liability..

Peran induk perusahaan sebagai pimpinan sentral yang

mengendalikan dan mengkoordinasikan anak-anak perusahaan dalam

kesatuan ekonomi dapat menjadi alasan keberadaan bagi hapusnya limited

liability induk perusahaan terhadap ketidakmampuan anak perusahaan

Page 92: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

116

menyelesaikan semua tanggung jawab hukum anak perusahaan atas

kerugian pihak ketiga, apabila terbukti perbuatan hukum anak perusahaan

semata-mata menjalankan instruksi induk perusahaan137

.

Limited liability dirasa kurang tepat dan kurang adil apabila

diterapkan dalam konstruksi perusahaan grup karena cenderung

menguntungkan induk perusahaan. Walaupun tidak semua pengendalian

dari induk perusahaan dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi

anak perusahaan. Namun Sulistiowati juga menyatakan bahwa peran induk

perusahaan sebagai pimpinan sentral yang mengendalikan dan

mengkoordinasikan anak perusahaan dapat menjadi alasan hapusnya

limited liability.138

Hal-hal yang menjadi pertimbangan perusahaan dipandang sebagai

kesatuan ekonomi dan diterobosnya bentuk jamak secara yuridis adalah

eksistensi dari anak perusahaan serta perlunya perlindungan untuk pihak

ketiga, pemegang saham minoritas, dan karyawan dari anak perusahaan.

Selain itu untuk menghindari adanya dominasi tanpa tanggung jawab oleh

induk perusahaan dalam konstruksi perusahaan grup. Apabila perusahaan

grup dipandang sebagai kesatuan ekonomi maka dapat dikatakan induk

perusahaan tidak mendapat perlindungan berupa limited liability dan

orientasi kegiatan anak perusahaan khusus untuk mencapai tujuan kolektif

perusahaan grup. Namun hubungan induk dan anak perusahaan dalam

perusahaan grup sebagai kesatuan ekonomi sebaiknya diatur dalam suatu

137

Sulistiowati, “Doktrin-Doktrin Hukum Mengenai Tanggung Jawab Hukum dalam

Perusahaan Grup”, Jurnal Hukum Bisnis, Volumen 31, 2012, h. 15. 138

Ibid.

Page 93: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

117

perjanjian pengendalian antara induk perusahaan dan anak perushaaan

ataupun diatur dalam anggaran dasar anak perusahaan.

Menurut Munir Fuady, secara lebih faktual dapat dikatakan bahwa

sungguhpun dalam banyak hal hukum harus mentolelir ikut campurnya

induk perusahaan ke dalam manajemen anak perusahaan, tetapi sampai

batas-batas tertentu, prinsip kemandirian anak perusahaan pun harus tetap

dipertahankan. Batas-batas tersebut adalah sejauh nilai-nilai yang harus

dipelihara oleh hukum tersebut tidak dilanggar. Misalnya, jika dengan

campur tangan induk perusahaan tersebut, akan ada pihak-pihak yang

dirugikan, katakanlah kreditur dari anak perusahaan, maka prinsip

kemandirian anak perusahaan sebagai badan hukum semestinya

dipertahankan. Artinya, campur tangan induk perusahaan tidak dapat

dibenarkan oleh hukum139

.

Menurut Rita Dyah, dalam perusahaan grup, campur tangan induk

perusahaan terhadap kegiatan anak perusahaan akan terkait dengan

kepentingan berbagai pihak seperti misalnya pemegang saham minoritas,

karyawan, dan pihak ketiga dari anak perusahaan. Dengan demikian

merupakan salah satu tapal batas bagi induk perusahaan dalam

mencampuri urusan bisnis anak perusahaan adalah jika dengan

perbuatannya itu tidak merugikan pihak-pihak seperti pemegang saham

minoritas, karyawan, pihak ketiga anak perusahaan dan lain-lain.140

Berdasarkan dua pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa

tindakan induk perusahaan sebagai pimpinan sentral (mengatur dan

mengendalikan kegiatan anak perusahaan) dibenarkan apabila dalam

menjalankan kedudukannya sebagai pimpinan sentral induk perusahaan

tidak merugikan pihak-pihak lain seperti karyawan, pemegang saham

minoritas, dan pihak ketiga atau kreditor dari anak perusahaan. Apabila

perusahaan grup dipandang sebagai kesatuan ekonomi dan anak

perusahaan tidak mampu melaksanakan kewajiban terhadap pihak ketiga

akibat melaksanakan instruksi dari induk perusahaan lalu

139

Munir Fuady, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, Citra Aditya

Bakti, Bandung, 1999, h. 135. 140

Rita Dyah Widawati, Tanggung Jawab Induk Perusahaan Terhadap Perikatan Yang

Dilakukan Oleh Anak Perusahaan, Tesis, Universitas Sumatra Utara, Medan, 2009, h. 89.

Page 94: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

118

pertanggungjawaban seperti apa yang tepat diterapkan untuk induk

perusahaan?.

Konsep pertanggungjawaban terkait tetapi tidak indentik dengan

kewajiban. Tanggung jawab merupakan konsekuensi yang muncul

berkaitan dengan perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang. Induk

perusahaan memberikan instruksi kepada anak perusahaan merupakan

suatu perbuatan. Apabila anak perusahaan menjadi tidak mampu

memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga dikarenakan asetnya tidak

mencukupi atau hal-hal lain dan tidak mampunya anak perusahaan

merupakan akibat dari perbuatan hukum induk perusahaan yang

memberikan instruksi kepada anak perusahaan. Walaupun tidak secara

langsung dilakukan oleh induk perusahaan namun sebagai pimpinan

sentral, anak perusahaan berada di bawah kendali dari induk perusahaan.

Seperti yang telah penulis uraikan pada bagian sebelumnya,

hubungan induk dan anak perusahaan sebaiknya diatur dalam suatu

perjanjian pengendalian ataupun anggaran dasar dari anak perusahaan

(menggunakan pengaturan di Jerman sebagai batu pijakan). Dengan diatur

dalam perjanjian ataupun anggaran dasar, dapat disepakati klausula-

klausula yang menyangkut mengenai tanggung jawab induk perusahaan

terhadap anak perusahaan.

Dapat pula disepakati tanggung jawab kontraktual yang bersifat

pelengkap, seperti misalnya atas permintaan kreditor, dalam suatu

perjanjian kredit induk perusahaan dapat menyetujui untuk bertindak

sebagai penjamin (borg) atau mengikatkan diri ikut bertanggung jawab.

Page 95: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

119

Hal ini terjadi dalam aset-aset induk perusahaan ikut menjadi collateral

terhadap hutang-hutang yang di buat oleh anak perusahaan. Dalam kontrak

tersebut induk perusahaan bertindak sebagai corporate guarantee (jaminan

perusahaan)141

.

Namun apabila tidak terdapat perjanjian yang mengatur secara

jelas hubungan induk dan anak perusahhan serta belum terdapat corporate

guarantee dari induk perusahaan, maka dapat diterapkan asas praduga

selalu bertanggung jawab (presumtion of liability) pada induk perusahaan.

Praduga selau bertanggung jawab adalah prinsip praduga selalu

bertanggung jawab sampai ia dapat membuktikan bahwa ia tidak bersalah.

Dasar dari teori pembalikan beban pembuktian adalah seseorang dianggap

bersalah, sampai yang bersangkutan dapat membuktikan sebaliknya.

Dengan kata lain dalam suatu perusahaan grup apabila anak perusahaan

tidak mampu melaksanakan instruksi kepada pihak ketiga akibat

melaksanakan instruksi dari induk perusahaan maka induk perusahaan

harus dianggap selalu bertanggung jawab. Selain itu terdapat Pasal 1367

KUHPerdata menyatakan bahwa seseorang tidak hanya bertanggung

jawab atas kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan

juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang menjadi

tanggungannya, atau disebabkan barang-barang yang berada di bawah

pengawasannya. Dan tanggung jawab tersebut berakhir apabila seseorang

tersebut membuktikan bahwa ia tidak dapat mencegah perbuatan atas

mana mereka seharusnya bertanggung jawab.

141

Ibid., h. 89.

Page 96: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

120

Dalam konstruksi perusahaan grup induk perusahaan merupakan

pimpinan sentral. Sebagai pimpinan sentral, induk perusahaan berhak

melakukan pengawasan ataupun memberikan instruksi kepada anak

perusahaan. Dengan kata lain, bahwa anak perusahaan berada dibawah

pengawasan dan dikendalikan oleh induk perusahaan dan berada dibawah

tanggungan dari induk perusahaan karena melaksanakan instruksi dari

induk perusahaan. Sehingga dalam hal anak perusahaan yang tidak mampu

memenuhi kewajibannya terhadap pihak ketiga akibat melaksanakan

instruksi dari induk perusahaan maka induk perusahaan dapat ikut

dimintakan pertanggungjawabannya.

Induk perusahaan tidak secara langsung menyebabkan anak

perusahaan tidak mampu melaksanakan kewajibannya terhadap pihak

ketiga, namun hal tersebut terjadi karena anak perusahaan melaksanakan

instruksi dari induk perusahaan yang merupakan pimpinan sentral. Selain

itu dikenal teori kantong tebal (deep pocket theory), artinya yang harus

bertanggung jawab adalah yang paling mungkin membayar, yaitu pihak

yang uangnya lebih banyak. Teori kantong tebal mengajarkan bahwa suatu

pihak dalam hal-hal tertentu dapat dimintakan tanggungjawabnya atas

perbuatan yang dilakukan oleh orang lain.142

Sehingga berdasarkan deep

pocket theory, induk perusahaan (sebagai pihak yang paling mungkin

membayar) ikut bertanggungjawab atas tidak mampunya anak perusahaan

melaksanakan kewajiban terhadap pihak ketiga sebagai akibat dari

hubungan induk perusahaan dan anak perusahaan sebagai kesatuan

142

Munir Fuady, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, Citra Aditya

Bakti, Bandung, 1999, h. 122.

Page 97: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

121

ekonomi. Dapat juga diterapkan teori “keuntungan” (profit theory, profit

of benefit theory), yang mengajarkan seseorang yang memperoleh

keuntungan dari perbuatan pihak ketiga, harus berani menanggung

kerugian yang timbul karena perbuatan tersebut.143

Dalam hal ini dapat di

posisikan seseorang yang memperoleh keuntungan adalah induk

perusahaan dan pihak ketiga adalah anak perusahaan. karena dalam

konstruksi perusahaan grup induk perusahaan juga memperoleh

keuntungan dari perbuatan yang dilakukan oleh anak perusahaan yang

berada di bawah pengawasannya

Sehingga dalam membuat suatu perjanjian kredit anak perusahaan

dengan kreditor dapat menyertakan induk perusahaan sebagai penjamin

(corporate guarantee). Namun apabila anak perusahaan tidak mampu

melaksanakan kewajiban terhadap pihak ketiga (kreditor) akibat

melaksanakan instruksi dari induk perusahaan dan belum terdapat

penjaminan dari induk perusahaan (corporate guarantee) dan belum

terdapat landasan yuridis yang mengatur hubungan antara induk dan anak

perusahaan, maka dapat diterapkan asas praduga selalu bertanggung jawab

(presumtion of liability). Tanggung jawab induk perusahaan terhadap anak

perusahaan juga dapat di dasarkan pada Pasal 1367 KUHPerdata karena

anak perusahaan dapat dikatakan berada di bawah tanggungan dari induk

perusahaan. Selain itu dikenal pula teori kantong tebal (deep pocket

theory) dan teori keuntungan (profit theory). Sehingga induk perusahaan

harus ikut bertanggung jawab atas tidak mampunya anak perusahaan

143

Ibid., h. 130.

Page 98: BAB II PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15909/2/T1_312014007_BAB II... · Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 Undang- ... Perusahaan persekutuan badan

122

melaksanakan kewajiban terhadap pihak ketiga akibat melaksanakan

instruksi dari induk perusahaan. Dan dalam konstruksi perusahaan grup

dapat dikatakan bahwa induk perusahaan merupakan pihak yang paling

mungkin membayar dan mendapatkan keuntungan dari hal tersebut.