bab ii hasil belajar bu ainal

Upload: muhazirsyah-persigul

Post on 19-Oct-2015

124 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mhkh

TRANSCRIPT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS DALAM ASPEK BERBICARA MELALUI METODE PENUGASAN SISWA KELAS XI IA1 SMA NEGERI 1 SUSOH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

PENELITIAN TINDAKAN KELAS(CLASSROOM ACTION RESEARCH)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kenaikan Pangkat/Golongan Melalui Angka Kredit

Oleh

AINAL MARDLIAH NIP.19660605 199512 2 001

Guru SMA Negeri 1 Susoh

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYADINAS PENDIDIKANSMA NEGERI 1 SUSOH2011PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : AINAL MARDLIAH, S.PdNIP : 196606051995122001Mata Pelajaran : Bahasa InggrisUnit Kerja : SMA Negeri 1 Susoh, Kabupaten Aceh Barat DayaKeterangan : Telah menulis Penelitian Tindakan Kelas dengan judul:Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Dalam Aspek berbicara Melalui Metode Penugasan Siswa Kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2011/ 2012

Peneliti

Ainal Mardliah, S.Pd NIP 196606051995122001

Disahkan oleh:

Nama Tanda Tangan

1. Pengurus PGRI Jauhari, S.Pd.......................AbdyaNIP 196304181989011001

2. Kepala Sekolah SMADrs. Bakhtiar...................... Negeri 1 SusohNIP 196104011995021001

3. Pengawas SMA Negeri 1Elmiaty ...................... SusohNIP 195812201983032002

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas berkat rahmat-Nya sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Adapun penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk Kenaikan Pangkat/Golongan Melalui Angka Kredit. Penulis mengambil judul Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Dalam Aspek berbicara Melalui Metode Penugasan Siswa Kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan PTK ini. Penulis juga berharap dengan adanya PTK ini dapat menjadi salah satu sumber literature atau sumber informasi pengetahuan bagi penulis sendiri dan kepada semua pihak yang telah membaca PTK ini.Namun penulis menyadari PTK ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan. Penulis sangat mengharapkan bantuan, kritik dan bimbingan yang sifatnya membangun untuk menjadikan PTK ini lebih sempurna dimasa yang akan datang. Dengan memohon taufiq dan hidayah dari Allah SWT, penulis menyajikan PTK ini kepada seluruh pembaca, semoga dapat memberi manfaat terutama kepada penulis sendiri dan juga kepada seluruh pembaca.Amin Ya Rabbal alamin..! Susoh, April 2012

AINAL MARDLIAH, S.Pd NIP.19660605 199512 2 001

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHANKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiABSTRAKiiiBABIPENDAHULUAN1A. Latar Belakang Masalah1B. Rumusan Masalah4C. Tujuan Pembahasan4D. Manfaat Pembahasan5BAB IIKAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN7A. Landasan Teori71. Pembelajaran Bahasa Inggris72. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris83.Karakteristik Pembelajaran Bahasa Inggris104.Pendekatan Pembelajaran125.Materi Pembelajaran Bahasa Inggris15B. Macam-macam Metode Pembelajaran16C. Kerangka Berfikir17D. Hipotesis Tindakan18BABIIIMETODE PENELITIAN19A. Setting Penelitian 19B. Subyek Penelitian20C. Data dan Sumber Data20D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data20E. Validasi Data23F. Indikator Kinerja23G. Prosedur Penelitian24BABIVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN26A. Hasil Penelitian261. Deskripsi Kondisi Awal262. Deskripsi Hasil Siklus 1283. Deskripsi Hasil Siklus 232B. Pembahasan Siklus 1 dan Siklus 236BABVKESIMPULAN DAN SARAN37A. Kesimpulan37B. Saran-saran37DAFTAR PUSTAKA39LAMPIRAN-LAMPIRAN

ABSTRAK

AINAL MARDLIAH, S.Pd, 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Dalam Aspek berbicara Melalui Metode Penugasan Siswa Kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2011/ 2012.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Penugasan Siswa

Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu mengerjakannya, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah mereka dapatkan. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris dalam aspek berbicara dengan diterapkannya metode penugasan siswa kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2011/ 2012? (b) Bagaimanakah pengaruh metode penugasan siswa terhadap hasil belajar Bahasa Inggris dalam aspek berbicara pada siswa Kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2011/ 2012?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris setelah diterapkannya metode penugasan siswa kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2011/ 2012, (b) untuk mengetahui pengaruh metode penugasan siswa terhadap hasil belajar Bahasa Inggris dalam aspek berbicara di kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan (Planning), pelaksanan (Action), Pengamatan (Observation), dan refleksi (Refflection). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2011/ 2012 dengan jumlah 28 orang, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 19 siswi perempuan. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analis didapatkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 sampai siklus 2 yaitu, siklus 1 persentase ketuntasan belajar siswa (42,30 %), sedangkan pada siklus 2 persentase ketuntasan belajar siswa menjadi (78,57 %). Target persentase ketuntasan belajar yang dikehendaki adalah 80 %. Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode penugasan siswa dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2011/ 2012, serta dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara.

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah Pendidikan formal saat ini ditandai dengan adanya perubahan yang berkali-kali dalam beberapa tahun terakhir ini ditandani dengan adanya suatu perubahan (inovasi). Perubahan pada hakekatnya adalah sesuatu hal yang wajar karena perubahan itu adalah sesuatu yang bersifat kodrati dan manusiawi. Hanya ada dua alternatif pilihan yaitu menghadapi tantangan yang ada di dalamnya atau mencoba menghindarinya jika perubahan direspon positif akan menjadi peluang dan jika perubahan direspon negatif akan menjadi arus kuat yang menghempaskan dan mengalahkan kita.Dalam proses pembelajaran yang menyangkut materi, metode, media alat peraga dan sebagainya harus juga mengalami perubahan kearah pembaharuan (inonvasi). Dengan adanya inovasi tersebut di atas dituntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif, terutama dalam menentukan model dan metode yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan siswa terutama pembentukan kecakapan hidup (life skill) siswa yang berpijak pada lingkungan sekitarnya. Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan mengetahui-nya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangkan panjang. Dan, itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita. Pendekatan metode penugasan adalah suatu cara pemberian kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung, masalah, kejadian, atau situasi tertentu yang telah dipersiapkan guru. Sekarang ini pengajaran metode penugasan menjadi tumpuan harapan para ahli pendidikan dan pengajaran dalam upaya menghidupkan kelas secara maksimal. Kelas yang hidup diharapkan dapat mengimbangi perubahan yang terjadi di luar sekolah yang sedemikian cepat. Menurut Slameto (2003:2) mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Hamalik (2003:16) belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Jadi belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Siswa akan mendapat pengalaman dengan menempuh langkah-langkah atau prosedur yang disebut belajar. Jadi, belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif. Apa yang menjadikan belajar aktif? Agar belajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud). Sedangkan untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu mengerjakannya, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan. Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non formal apalagi pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia seutuhnya.Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran struktural dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda. Khususnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembelajaran penugasan, guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka penulis mengambil judul Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Dalam Aspek Berbicara Melalui Metode Penugasan Siswa Kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2011/ 2012 B. Rumusan MasalahBerlatar belakang masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:1. Apakah dengan diterapkannya metode penugasan siswa dapat meningkatan hasil belajar Bahasa Inggris di kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Tahun Pelajaran 2011/ 2012?.2. Apakah dengan Metode penugasan siswa dapat berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Inggris dalam aspek berbicara pada siswa kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Tahun Pelajaran 2011/ 2012?.C. Tujuan PenelitianAdapun yang menjadi tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Untuk mengetahui dengan diterapkannya metode penugasan siswa dapat meningkatan hasil belajar Bahasa Inggris di kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Tahun Pelajaran 2011/ 2012.2. Untuk mengetahui Metode penugasan siswa dapat berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Inggris dalam aspek berbicara pada siswa kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Tahun Pelajaran 2011/ 2012. D. Manfaat PenelitianBerdasarkan pada rumusan dan tujuan penelitan tindakan tersebut, maka penelitian tindakan kelas ini, diharapkan bermanfaat bagi :1. Siswa SMA Negeri 1 Susoha) Hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kebupaten Aceh Barat Daya dalam aspek berbicara melalui metode penugasan siswa meningkat.b) Aktivitas belajar Bahasa Inggris siswa kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kebupaten Aceh Barat Daya dalam aspek berbicara melalui metode penugasan siswa meningkat.c) Siswa mendapatkan pengalaman dengan model pembelajaran metode penugasan.2. Guru SMA Negeri 1 Susoha) Pemahaman guru Bahasa Inggris dalam aspek berbicara melalui Metode penugasan siswa meningkat.b) Dengan kegiatan penelitian tindakan kelas ini diharapakan guru Bahasa Inggris mampu meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa melalui metode penugasan.c) Memberikan peluang dan kesempatan bagi guru Bahasa Inggris untuk melakukan kreasi dan inovasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di kelas, sehingga dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas.3. SMA Negeri 1 Susoha) Membangun sekolah dalam suasana kerja sama.b) Penelitian tindakan kelas yang diadakan merupakan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pelajaran Bahasa Inggris, yang selanjutnya model pembelajaran metode penugasan siswa dapat diterapkan di kelas-kelas lainnya.c) Keberhasilan sekolah meningkat karena nilai Ujian Nasional (UN) siswa meningkat, khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Inggris.

BAB IIKAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKANA. Landasan Teori1. Pembelajaran Bahasa Inggris Di dalam istilah hasil pembelajaran bahasa Inggris, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur pembelajaran. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pembelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1995:787). Dari pengertian ini, maka hasil pembelajaran adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.Pembelajaran itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang hasil pembelajaran, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pebelajar. Istilah hasil pembelajaran mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian prestasi belajar dengan hasil pembelajaran. Ada yang berpendapat bahwa pengertian hasil pembelajaran yang dianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil pembelajaran berbeda secara prinsipil dengan prestasi belajar. Hasil pembelajaran menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan sebagainya. Sedangkan prestasi belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya.Nawawi (1981: 100) mengemukakan pengertian hasil pembelajaran adalah sebagai berikut: Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Pendapat lain dikemukakan oleh Sadly (1977: 904), yang memberikan penjelasan tentang hasil pembelajaran sebagai berikut, Hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu, sedangkan Marimba (1978: 143) mengatakan bahwa hasil adalah kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat diukur.Menurut Nawawi (1981:127), berdasarkan tujuannya, hasil pembelajaran dibagi menjadi tiga macam, yaitu:a. Hasil pembelajaran yang berupa kemampuan keterampilan atau kecapakan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat.b. Hasil pembelajaran yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.c. Hasil pembelajaran yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.2. Hakikat Pembelajaran Bahasa InggrisPembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran bahasa Inggris tidak bisa dipisahkan dari istilah kurikulum dan pengertiannya. Hubungan keduanya dapat dipahami sebagai berikut: pengajaran merupakan wujud pelaksanaan (implementasi) kurikulum, atau pengajaran ialah kurikulum dalam kenyataan implementasinya (Munandir, 2001:255). Mengenai peristilahan dan makna dari sudut bahasa, pengajaran berarti perihal mengajarkan sesuatu. Kata pengajaran menyiratkan adanya orang yang tugasnya mengajar, di sekolah umumnya disebut guru. Pengajaran lebih luas pengertiannya dari pada mengajar (teaching). Pengajaran sebagai suatu proses, buah atau hasilnya adalah belajar (learning), yaitu terjadinya peristiwa belajar di dalam diri siswa. Peristiwa belajar pada siswa ini menunjukkan adanya sikap, seperti minat, perhatian, perasaan, percaya diri dan sikap lainnya. Istilah pembelajaran terkandung makna: perbuatan membelajarkan, artinya menurut Munandir (2001:255) adalah mengacu ke segala daya upaya bagaimana membuat seseorang belajar, bagaimana menghasilkan terjadinya peristiwa belajar di dalam diri orang tersebut. Lebih lanjut dijelaskan, istilah pembelajaran diperkenalkan sebagai ganti istilah pengajaran, meskipun kedua istilah itu sering digunakan bergantian dengan arti yang sama dalam wacana pendidikan dan perkurikuluman; dalam bahasa Inggris hanya satu istilah untuk keduanya, yaitu instruction. Menurut Degeng (1997:1) bahwa pembelajaran mengandung makna kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pembelajaran pada hakikatnya ialah pelaksanaan dari kurikulum sekolah untuk menyampaikan isi atau materi mata pelajaran tertentu kepada siswa dengan segala daya upaya, sehingga siswa dapat menunjukkan aktivitas belajar. Jadi jelas bahwa dalam menyusun perangkat pembelajaran seorang guru harus berlandaskan kurikulum yang berlaku nasional. Pada tahun 2004 yang diberlakukan adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan kemudian pada tahun 2006 dirubah menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maka agar pelaksanaannya tidak mengalami kesulitan yang terlalu besar, maka perlu persiapan semua komponen pelaksana pendidikan khususnya guru pengajar.3. Karakteristik Pembelajaran Bahasa InggrisMenurut Bannet (1991) dan Jacobs (1996) karakteristik pembelajaran Bahasa Inggris adalah sebagai berikut :1. Saling Ketergantungan secara PositifSaling ketergantungan secara Positif adalah perasaaan antar kelompok siswa untuk membantu setiap orang dalam kelompok tersebut. Saling ketergntungan secra positif berarti bahwa anggota-anggota kelompok merasakan bahwa mereka tenggelam atau berenang bersama (Bennet, 1991; Jacob, 1999; Jacob, 1996). Cara-cara mempromosikan saling lketergantungan secara positif dalam kelompok meliputi: tujuan, penghargaan, peranan, sumber, dan identitas. 2. Tanggung Jawab IndividuSatu hal yang sering terjadi pada saat siswa bekerja dalam kelompok ialah adanya beberapa anggota kelompok yang mengakhiri semua pekerjaannya, hal ini dapat terjadi karena beberapa siswa mencoba menghindari bekerja atau karena yang lain ingin mengerjakan semua pekerjaan kelompok. Jadi mendorong setiap orang dalam kelompok untuk berpartisipasi dan belajar adalh suatu unsur yang sangat real dalam pembelajaran bahasa Inggris.3. Pengelompokkan secara HeterogenBeberapa pakar pembelajaran merekomedasikan bahwa pengelompokkan para siswa secara heterogen menurut prestasi, kecerdaasan, etnik, dan jenis kelamin dapat dilakukan oleh guru. Mencampurkan siswa berdasarkan prestasi didorong untuk mempromosikan sistem tutur teman sebaya, mengelompokkan siswa yang berprestasi rendah dengan model kebiasaan yang baik, dan memperbaiki hubungan antar para siswa.4. Ketrampilan-ketrampilan KolaboratifKetrampilan-keterampilan kolaboratif sangat penting dimiliki oleh siswa tidak hanya untuk memperoleh kesuksesan mencapai prestasi maksimal di sekolah, tetapi juga untuk mencapai sukses dalam karir di lusr sekolah bersama teman dan keluarga mereka maupun dengan orang lain.5. Pemrosesan Interaksi KelompokMerupakan waktu yang diberikan sebagai kesempatan bagi siswa mendiskusikan bahgaimana kelompok mereka bekerjasama. Pemrosesan innteraksi kelompok ini membantu kelompok belajar untuk berkolaborasi dengan lebih efektif. Hal ini dapat ditetapkan selama atau di akhir kegiatan, Pemrosesan interaksi kelompok memiliki dua aspek (Jacob, 1996). Pertama, menjelaskan tentang keberfundian kelompok. Kedua, kelompok akan mendiskusikan apakah interaksi mereka perlu diperbaiki.6. Interaksi Tatap Muka (face-to-face interaction)Para siswa akan berinteraksi secara langsung antara satu dengan yang lain sementara mereka bekerja. Mereka mungkin berkomunikasi secara verbal dan/ atau nonverbal. Interaksi akan terjadi antar siswa. Ketika para siswa ditanyakan untuk bekerja secara independen untuk seperangkat masalah, mereka secara real mencari dan menemukan jawaban sendiri-sendiri dan kemudian berjumpa dalam kelompok untuk mendiskusikan jawaban-jaawaban tersebut. Teknik ini mencirikan interaksi tatap muka, yang sekaligus membedakannya dengan iklim pembelajaran individualistik.4. Pendekatan PembelajaranAda beberapa macam pendekatan pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar mengajar, antara lain :1. Pendekatan KontekstualPendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip membelajarkan memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa.2. Pendekatan KonstruktivismeKontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual. Yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba (Suwarna, 2005). Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur kognitif seorang akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat pengetahuan atau pengalaman baru. Rumelhart dan Norman (1978) menjelaskan seseorang akan dapat membina konsep dalam struktur kognitifnya dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sedia ada padanya dan proses ini dikenali sebagai accretion. Selain itu, konsep-konsep yang ada pada seseorang boleh berubah selaras dengan pengalaman baru yang dialaminya dan ini dikenali sebagai penalaan atau tuning. Seseorang juga boleh membina konsep-konsep dalam struktur kognitifnya dengan menggunakan analogi, iaitu berdasarkan pengetahuan yang ada padanya. Menurut Gagne, Yekovich, dan Yekovich (1993) konsep baru juga boleh dibina dengan menggabungkan konsep-konsep yang sedia ada pada seseorang dan ini dikenali sebagai parcing. Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran kerana belajar digalakkan membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan perkara yang dipelajari dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka. Dalam proses ini, pelajar dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu perkara. 3. Pendekatan Deduktif Induktifa. Pendekatan DeduktifPendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya (Suwarna, 2005).b. Pendekatan InduktifCiri uatama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan. Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan. 4. Pendekatan Konsep dan Prosesa. Pendekatan KonsepPembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi fokus. Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk memahami konsep.b. Pendekatan ProsesPada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar.5. Pendekatan Sains, Tekhnologi dan MasyarakatNational Science Teachers Association (NSTA) (1990 :1)memandang STM sebagai the teaching and learning of science in thecontext of human experience. STM dipandang sebagai proses pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia. Dalam pendekatan ini siswa diajak untuk meningkatakan kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan konsep dan proses sains dalam kehidupan sehari-hari.Definisi lain tentang STM dikemukakan oleh PENN STATE(2006:1) bahwa STM merupakan an interdisciplinary approach whichreflects the widespread realization that in order to meet the increasingdemands of a technical society, education must integrate acrossdisciplines. Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan STM haruslah diselenggarakan dengan cara mengintegrasikan berbagaidisiplin (ilmu) dalam rangka memahami berbagai hubungan yangterjadi di antara sains, teknologi dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa pemahaman kita terhadap hubungan antara sistem politik, tradisi masyarakat dan bagaimana pengaruh sains dan teknologi terhadap hubungan-hubungan tersebut menjadi bagian yang penting dalampengembangan pembelajaran di era sekarang ini.5. Materi Pembelajaran Bahasa InggrisReport TextPiranha fish are the fiercest animals in the world. They live in the fresh water irvers of South America, from Venuzuela to Northern Argentina. These fish hunt in groups, called school. They usually eat other fish smaller than themselves. Sometimes Piranha will attack and eat each other.There are about 18 kinds of Piranha fish. Only four kinds attack man. Piranha have large head and short thick bodies. They are usually about 20 cm (9 inches long) but one kind can be as much as 60 cm (two feet). It lives in the Sao Francisco river from Easterm Brazil. It is one of the most dangerous fish.The most noticeable thing about Piranha fish is the large mouth. The mouth has a lot of triangular teeth with sharp point. The points pierce the skin og the prey. The razor sharp edges of the teeth chop cut pieces of flesh. The teeth of the upper and lower jaws fit together like scissors. The muscles moving the jaws are big and very powerfull.On the back of the Piranha fish there is a fidge called a keel. There is another keel running along it belly. The tail is slender and musculer. Its tail fins are broad. All these features held the Piranha to swim fast through the water. The Piranha fish cat a lorge South America rat-like animal, called a capy-bara, weighing 50 kilos (100 ponds) to a skeleton in less than 60 seconds.B. Macam-macam Metode Pembelajaran1. Metode Ceramah2. Metode Tanya jawab 3. Metode Diskusi4. Metode Resitasi dan Driil5. Metode Kerja kelompok6. Metode Bermain Peran (Role Playing)7. Metode Karya Wisata8. Metode Problem Solving9. Metode Inquairi10. Value Clarification Technique (VCT)11. Metode Penugasan siswaMetode Penugasan siswa adalah suatu cara pemberian kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung, masalah, kejadian, atau situasi tertentu yang telah dipersiapkan guru. Kemudian siswa ditugasi untuk mencari alternatif pemecahanan. Dalam melaksanakan tugas ini siswa dapat memperoleh pengalaman secara langsung dan nyata. Tugas dapat diberikan secara berkelompok atau perorangan. Melalui metode ini siswa dapat mengembangkan berbagai keterampilan dan pembiasaan untuk mandiri, jujur, mengembangkan pola fikir kritis dan menemukan solusi baru dari suatu tugas yang harus dipecahkan. Metode ini sangat sesuai dengan mata pelajaran Bahasa Inggris karena metode ini lebih cenderung atau dominan tentang ilmu perngetahuan dan keterampilan siswa sedangkan mata pelajaran Bahasa Inggris lebih cenderung pada penugasan dimana, di sekolah siswa yang belum mengerti pelajaran yang diberikan guru, siswa dapat bertanya kepada siapapun dan tugas tersebut dapat dikerjakan di rumah.C. Kerangka Berfikir

KONDISI AWALDiduga melalui metode penugasan siswa dapat meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris bagi siswa kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Tahun Pelajaran 2011/2012Menerapkan aspek berbicara melalui metode penugasan siswaGURU:Pembelajaran Secara konvensionalSISWA :Nilai Bahasa Inggris rendahSIKLUS I:Penggunaan aspek berbicara melalui metode penugasan siswa dengan bantuan LKSSIKLUS II:Penggunaan aspek berbicara melalui metode penugasan siswa dengan bantuan LKS dan kuisTINDAKANKONDISI AKHIRSecara skematis uraian digambarkan kerangka pemikirannya sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram alur Penelitian Tindakan KelasD. Hipotesis TindakanBerdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis membuat suatu hipotesis tindakan sebagai berikut: Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Dalam Aspek Berbicara Melalui Metode Penugasan Siswa Kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2011/ 2012 dapat ditingkatkan.

BAB IIIMETODE PENELITIANA. Setting Penelitian1. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan September sampai dengan bulan November 2011. Adapun pembagian waktu penelitian dapat diperinci seperti pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Pembagian Waktu PenelitianNoKegiatan Waktu

September 2011Oktober 2011November 2011

123451234512345

1Pengajuan proposal

2Penyusunan rancangan penelitian

3Pelaksanaan siklus I

4Analisis hasil siklus I

5Pelaksanaan siklus II

6Analisis hasil siklus II

7Penulisan hasil penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran.2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2011/ 2012, selain itu salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses hasil belajar bahasa Inggris dalam aspek berbicara melalui metode penugasan siswa khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya.B. Subjek PenelitianBerdasarkan judul penelitian tindakan kelas adalah Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Dalam Aspek Berbicara Melalui Metode Penugasan Siswa Kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2011/ 2012, maka subyek penelitiannya adalah siswa kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2011/ 2012, yang berjumlah 28 siswa, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.C. Data dan sumber dataData yang diperoleh data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari: a. Data hasil LKS dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan makhluk hidup.b. Data observasi terhadap proses belajar.c. Data observasi terhadap proses mengajar.Sedangkan Sumber data penelitian tindakan kelas ini berupa soal latihan, tes formatif I, dan II serta ulangan harian. Soal latihan diberikan setelah guru dan siswa membahas LKS. Tes formatif diberikan setelah pendalaman materi. Ulangan harian diberikan setelah guru mengajarkan seluruh sub pokok bahasan pada pokok bahasan makhluk hidup.D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah suatu cara untuk mendapatkan data dari proyek yang diteliti. Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes meliputi teknik angket sedangkan teknik non tes meliputi observasi. Angket dan observasi digunakan pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dengan memahami mata pelajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara melalui metode penugasan pada siklus 1 dan siklus 2. 2. Alat Pengumpulan Dataa. Angket (kuisioner)Angket merupakan teknik pengumpulan data yang berisikan daftar isian yang harus diisi atau dijawab oleh sejumlah subjek, dari angket tersebut dapat diambil kesimpulan-kesimpulan tentang subjek yang diselidiki. Sedangkan jenis pertanyaan ada yang tertutup ada pula yang terbuka. Jenis pertanyaan dikatakan tertutup apabila penjawab yang telah tersedia dalam angket. Sebagaimana dikemukakan oleh Bimo Walgito tentang angket yaitu sebagai berikut:Jenis pertanyan tertutup adalah pertanyaan-pertanyaan yang terbentuk, dimana orang yang menjadi questiore tinggal milih jawaban yang telah disediakan dalam questionaire. Dalam hal ini penulis laksanakan agar dapat mendeteksi sejauh mana tanggapan dan fungsi metode penugasan terhadap hasil belajarnya. Sebab ternyata walaupun metode penugasan sudah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Susoh masih ada siswa yang enggan datang mengemukakan masalahnya atau kesulitannya yang dihadapi terhadap guru wali- wali kelas bahkan terhadap petugas bimbingan dan penyuluhan sendiri. Untuk itu maka penulis memandang perlu untuk mendapatkan informasi dari siswa melalui angket.b. Observasi (Pengamatan)Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung, menggunakan teknik yang disebut dengan pengamatan atau observasi. Teknik ini banyak digunakan, baik dalam penelitian dapat diamati dari dekat untuk melaksanakan pengamatan ada 3 cara antara lain :a. Pengamatan langsung (direct observation) yakni: pengamatan yang dilakukan tanpa perantara atau secara langsung terhadap objek yang diteliti seperti mengadakan pengamatan langsung terhadap proses belajar mengajar di kelas.b. Pengamatan tak langsung (direct observation) yaitu : Pengamatan yang dilakukan terhadap suatu objek melalui perantara suatu alat, cara, baik dilaksanakan dalam situasi sebenarnya maupun bantuan. Contoh mengadakan pengamatan terhadap pengaruh hukuman terhadap suasana kejiwaan, atau mengadakan pengamatan melalui alat yang disengaja untuk keperluan tersebut.c. Partisipasi yaitu: Pengamatan yang dilaksanakan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti. Cara ini biasanya banyak digunakan terutama dalam penelitian psikologi, sosiologi maupun antropologi, namun demikian dalam lapangan pendidikan pun banyak pula yang digunakan teknik ini, seperti mengadakanpengamatan terhadap mekanisme proses hubungan siswa antara guru, kepala sekolah, dilakukan dengan cara ikut ambil bagian sebagian guru dan mengamati setiap gejala yang menjadi objek penelitian.Setelah semua data terkumpul, data observasi yang dilakukan oleh 2 (dua) observer yaitu guru (teman sejawat) pada SMA Negeri 1 Susoh. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui secara detail keaktifan, kerjasama, kecepatan dan ketepatan siswa dalam memahami mata pelajaran bahasa Inggris dalam aspek berbicara melalui metode penugasan. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan rencana tindakan pada siklus II. Sedangkan data angket penulis olah kedalam bentuk tabulasi kemudian menghitung frekuensi dan persentase dari setiap jawaban angket serta menarik kesimpulan dari jawaban tersebut. E. Validasi Data

Validasi data adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2002:144). Uji validitas dalam penelitian diperoleh dan diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P Keterangan :P= Persentasef = Frekwensin= Jumlah Sampel100 %= Bilangan TetapData yang diperoleh dari angket dianalisis secara deduktif dan induktif dengan langkah-langkah mengumpulkan sejumlah data untuk di anaslisis, mengoreksi data yang relevan, kemudian mepaparkan hasil analisisnya.F. Indikator kinerjaIndikator kinerja Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu secara klasikal, 80 % siswa mencapai ketuntasan belajar minimal 65 (Mulyasa, 2004:99).

G. Prosedur PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Siklus 1a. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:1) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); 2) Penyiapan skenario pembelajaran.b. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan; 1) Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,2) Proses pembelajaran dengan menerapkan aspek berbicara melalui metode penugasan pada kompetensi dasar.3) Secara klasikal menjelaskan strategi dalam pembelajaran melalui metode penugasan dilengkapi lembar kerja siswa.4) Memodelkan strategi dan langkah-langkah metode penugasan.5) Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran.6) Mengadakan tes tertulis.7) Penilaian hasil tes tertulis.c. Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebut digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.d. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada siklus 1.

Siklus 2Pada dasarnya siklus 2 memiliki prosedur yang sama dengan siklus 1, hanya saja diadakan perbaikan pada hal-hal yang dilihat ada kelemahan serta memperhatikan hal-hal yang sudah berjalan dengan baik. Tidak menutup kemungkinan juga dilakukan modifikasi terhadap hal-hal sudah baik supaya tindakan yang diberikan tidak membosankan.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi AwalSebelum mengadakan penelitian, penulis melakukan observasi dan survei awal untuk mengetahui proses pembelajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara yang dilakukan di kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya. Observasi yang dilakukan berupa analisis keadaan siswa, minat dan hasil belajar siswa. Dalam kegiatan survei deskripsi kondisi awal ini diketahui kondisi riil siswa dan ruang kelas yang ditempati. Jumlah siswa kelas XI IA1 yang merupakan objek tindakan adalah berjumlah 28 orang, yang terdiri atas 9 orang laki-laki dan 19 orang perempuan. Jumlah 28 orang tersebut sudah melebihi bila mengingat kapasitas KTSP adalah 24 orang. Dengan jumlah siswa tersebut sangat menguntungkan karena perhatian guru akan lebih menyeluruh kepada semua siswa. Kondisi ruang kelas XI IA1 yang tertata rapi dan beberapa sarana penunjang yang masih tampak baru sedikit banyak membantu jalannya proses pembelajaran. Dengan kondisi kelas yang agak sedikit kurang mendukung dalam penelitian ini karena akan membantu meningkatkan kreativitas dan inovasinya dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Proses survei deskripsi kondisi awal dilakukan di dalam kelas mengingat materi pembelajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara belum dilaksanakan. Permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara antara lain:

1. Siswa kurang tertarik dengan materi pembelajaran Bahasa Inggris.Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa serta pengisisan angket yang dilakukan oleh siswa diketahui bahwa siswa kurang tertarik dengan pembelajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara. Menurut beberapa orang siswa, hal ini dipicu karena konsep pembelajaran yang diterapkan guru ternyata kurang mampu memotivasi siswa untuk pelajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara. Siswa menganggap pembelajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara merupakan materi yang paling sulit di antara materi lainnya. Hal tersebut yang menjadikan pembelajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara tampak begitu sulit bagi siswa sehingga mereka menjadi tampak kurang tertarik.2. Guru kesulitan dalam membangkitkan motivasi siswa.Guru kurang bisa memotivasi siswa untuk pelajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara. Kurangnya sarana penunjang dan alat-alat labotarium bahasa yang ada di sekolah menyebabkan siswa kurang begitu antusias dengan proses pembelajaran yang dilakukan.3. Guru kesulitan menemukan teknik yang tepat dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Selama ini guru menganggap bahwa Bahasa Inggris dalam aspek berbicara hanya sebatas mendengarkan pembicaraan orang saja, akan tetapi Bahasa Inggris dalam aspek berbicara harus mempu mempraktekannya dalam kesehariannya. Hal ini guru kurang mampu memotivasi siswa yang memiliki kecenderungan lemah dalam pelajarannya. Cara guru seperti ini kurang bisa memberi ruang bagi siswa untuk berkembang, sementara siswa yang sudah memiliki ketertarikan dengan Bahasa Inggris tidak begitu bermasalah.

2. Deskripsi Hasil Siklus 1a. Perencanaan (Planning) Pada tahap perencanaan tindakan ini dilakukan penyusunan rencana pembelajaran yang mencakup rumusan tujuan pembelajaran sampai dengan alat penilaian untuk mengukur keberhasilan pembelajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara. Selain itu, peneliti juga membuat berbagai instrumen baik tes soal maupun non-tes yang akan digunakan sebagai alat dalam pelaksanaan suatu tindakan.b. Pelaksanaan (Action)Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2011, pada jam pelajaran ke-3 dan ke-4 di Kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh dengan jumlah siswa yang hadir 26 orang dari 28 orang. Dalam hal ini penulis bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberikan tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris dalam aspek berbicara yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:Tabel. 4.1 Hasil Nilai Tes Formatif Siklus 1NoNama SiswaSkorKeterangan

TuntasTidak Tuntas

1.Ainul Fajria50-

2.Ari Suriadi65-

3.Asmah65-

4.Baili 40-

5.Desi Asrida70-

6.Diski Arianto65-

7.Eva Erisa60-

8.Fazliansyah60-

9.Hari Isvandi55-

10.Herniati30-

11.Hilda Maisarah---

12.Iin Saputra60-

13.Ira Lestari Tanjung70-

14.Julinur Firdaus65-

15.Marisa60-

16.Murni35-

17.Nova Rina40-

18.Osita70-

19.Rahma Erisa65-

20.Raisah55-

21.Riska Adriana50-

22.Siti Rahma---

23.Sri Rahayu40-

24.Suhardi65-

25.Tri Intan Purnama Selian75-

26.Ulandari45-

27. Yandi Wisra50-

28.zahara65-

Jumlah1115

Jumlah skor maksimal ideal : 2600Jumlah skor tercapai : 1470Rata-rata skor tertinggi : 56,53

Keterangan: T : Tuntas TT: Tidak TuntasJumlah siswa yang tuntas : 11 orangJumlah siswa yang belum tuntas : 15 orangKlasikal : Belum tuntas

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus INoUraianHasil Siklus I

123Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar56,5311 orang42,30 %

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode penugasan diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 56,53 dan ketuntasan belajar mencapai 42,30 % atau ada 11 siswa dari 26 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 42,30 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80 %. Hal ini disebabkan karena siswa sering tidak mengerjakan tugas ketika guru memberikan tugas dan banyak dijumpai siswa mengerjakan tugasnya di sekolah.c. Pengamatan (Observation)1. Hasil observasi kinerja guru Kehadiran guru sangat baik, sebelum jam pelajaran dimulai guru sudah datang Penampilan guru di depan kelas baik, ini terlihat dari penampilan guru yang rapi dan tenang Kemampuan guru dalam menyampaikan appersepsi cukup Kemampuan guru dalam memberikan motivasi kepada siswa masih kurang, ini terlihat dari kurang semangatnya siswa dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran cukup, tetapi perlu ditingkatkan lagi Ketrampilan guru dalam cara pengelolaan kelas masih kurang, banyak siswa yang bicara sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan dari guru Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan siswa cukup Guru dalam menyampaikan refleksi pembelajaran kurang baik, guru menyimpulkan sendiri tentang materi yang baru saja dijelaskan.2. Hasil observasi kinerja siswa Siswa yang hadir sebanyak 26 siswa Siswa yang siap dalam mengikuti pelajaran sebanyak 21 siswa Siswa yang antusias dalam mengerjakan tugas sebanyak 17 siswa Siswa yang berani mengerjakan tugas di depan kelas sebanyak 8 siswa Siswa yang berani bertanya pada saat pembelajaran sebanya 12 siswab. Refleksi (Refflection)Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Guru kurang baik dan perlu lebih terampil lagi dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa tidak diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu dan kelas sehingga banyak siswa yang bicara sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan dari guru.3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung sehingga berdampak pada semangat siswa dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajarnya.

3. Deskripsi Hasil Siklus 2a. Perencanaan (Planning) Perencanaan tindakan ini dilakukan penyusunan Rencana Pembelajaran 2 yang mencakup rumusan tujuan pembelajaran sampai dengan alat penilaian untuk mengukur keberhasilan pembelajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara. Selain itu, peneliti juga membuat berbagai instrumen baik tes soal maupun non-tes yang akan digunakan sebagai alat dalam pelaksanaan suatu tindakan.b. Pelaksanaan (Action)Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2011, pada jam pelajaran ke-3 dan ke-4 di Kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh dengan jumlah siswa hadir semua 28 orang. Dalam hal ini penulis bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan dengan memperhatikan refleksi pada siklus 1, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus 1 tidak terulang lagi pada siklus 2. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberikan tes formatif 2 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris dalam aspek berbicara yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus 2 adalah sebagai berikut:Tabel. 4.3 Hasil Nilai Tes Formatif Siklus 2NoNama SiswaSkorKeterangan

TuntasTidak Tuntas

1.Ainul Fajria70-

2.Ari Suriadi90-

3.Asmah90-

4.Baili 60-

5.Desi Asrida100-

6.Diski Arianto85-

7.Eva Erisa80-

8.Fazliansyah85-

9.Hari Isvandi75-

10.Herniati55-

11.Hilda Maisarah90-

12.Iin Saputra80-

13.Ira Lestari Tanjung100-

14.Julinur Firdaus90-

15.Marisa85-

16.Murni60--

17.Nova Rina65

18.Osita95-

19.Rahma Erisa90-

20.Raisah75-

21.Riska Adriana75-

22.Siti Rahma60-

23.Sri Rahayu60-

24.Suhardi85-

25.Tri Intan Purnama Selian100-

26.Ulandari60-

27. Yandi Wisra70-

28.zahara85-

Jumlah226

Jumlah skor maksimal ideal : 2800Jumlah skor tercapai : 2.215Rata-rata skor tertinggi : 79,10

Keterangan: T : Tuntas TT: Tidak TuntasJumlah siswa yang tuntas : 22 orangJumlah siswa yang belum tuntas : 6 orangKlasikal : Tuntas

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus 2NoUraianHasil Siklus 2

123Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar79,1522 orang78,57 %

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode penugasan diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 79,15 dan ketuntasan belajar mencapai 78,57 % atau ada 22 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus 2 secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 78,57 % hampir mencapai dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80 %. Hal ini disebabkan karena siswa sudah mengerjakan tugas ketika guru memberikan tugas dan banyak yang mendengarkan penjelasan guru ketika proses pembelajaran berlangsung.c. Pengamatan (Observation)1. Hasil observasi kinerja guru Kehadiran guru sudah sangat baik, sebelum jam pelajaran dimulai guru sudah datang Penampilan guru di depan kelas baik, ini terlihat dari penampilan guru yang rapi dan tenang Kemampuan guru dalam menyampaikan appersepsi baik Kemampuan guru dalam memberikan motivasi kepada siswa masih baik, ini terlihat dari bersemangatnya siswa dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran baik, tetapi ditingkatkan lebih baik lagi Ketrampilan guru dalam cara pengelolaan kelas masih cukup, siswa yang bicara sendiri berkurang dan sudah mendengar penjelasan dari guru Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan siswa baik Guru dalam menyampaikan refleksi pembelajaran cukup, guru melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi yang baru saja dijelaskan.2. Hasil observasi kinerja siswa Siswa yang hadir sebanyak 28 siswa Siswa yang siap dalam mengikuti pelajaran sebanyak 25 siswa Siswa yang antusias dalam mengerjakan tugas sebanyak 22 siswa Siswa yang berani mengerjakan tugas di depan kelas sebanyak 17 siswa Siswa yang berani bertanya pada saat pembelajaran sebanya 16 siswad. Refleksi (Refflection)Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: a. Guru cukup baik dan perlu ditingkatkan lagi dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.b. Guru sangat baik dalam pengelolaan waktu dan kelas sehingga siswa tidak ada yang bicara sendiri dan mendengarkan penjelasan dari guru.c. Siswa cukup begitu antusias selama pembelajaran berlangsung sehingga semangat siswa dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajarnya meningkat.

B. Pembahasan Siklus 1 dan siklus 21. Ketuntasan Hasil belajar SiswaMelalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode penugasan memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, dan II) yaitu masing-masing pada siklus 42,30 %, dan siklus 2 menjadi 78,57 %. Pada siklus 2 ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara melalui metode penugasan yang paling dominan adalah mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan dilanjutkan penugasan bagi siswa yang belum mengerti. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah belajar aktif dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS, menjelaskan, memberi umpan balik/ evaluasi/ tanya jawab dimana persentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

BAB VKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanDari seluruh kegiatan penelitian tindakan kelas di kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya dapat disimpulkan sebagai berikut:1. Hasil belajar siswa kelas XI IA1 SMA Negeri 1 Susoh pada pelajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara dapat ditingkatkan. Hal ini di tunjukkan dari perolehan nilai rata-rata tes akhir siklus I adalah 56,53, dan siklus II adalah menjadi 79,15, juga ditunjukkan dari ketuntasan belajar siswa siklus I yaitu 42,30 % dan siklus II menjadi 78,57 %.2. Melalui metode penugasan aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan. Hal ini ditunjukkan dari kegiatan siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara siswa yang hadir adalah 26 orang pada siklus I, yang aktif dalam belajar 21 orang, dan pada siklus II siswa yang hadir menjadi 28 orang, yang aktif dalam belajar hanya 25 orang.3. Penerapan metode penugasan mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa hasil wawancara yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode penugasan sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.B. Saran-saranDari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar Bahasa Inggris dalam aspek berbicara lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka yang saran adalah sebagai berikut:1. Guru Bahasa Inggris dalam aspek berbicara yang mengajar di SMA Negeri 1 Susoh sebaiknya menggunakan metode penugasan yang efektif dalam pengajaran Bahasa Inggris dalam aspek berbicara untuk meningkatkan hasil belajar yang maksimal.2. Pengaruh positif penerapan metode penugasan oleh guru Bahasa Inggris dalam aspek berbicara terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Susoh, diantaranya minat belajar siswa bertambah, prestasi meningkat dan aktif dalam mengerjakan tugas pada mata pelajaran Bahasa Inggris.3. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang berbeda sesuai dengan pokok bahasan, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.

--------------- 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Depdikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Engkoswara. 1984. Dasar-dasar Metodologi Pengajaran. Penerbit: PT. Bina Aksara, Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Henny. 2003. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP 12 Magelang Pokok Bahasan Persamaan Garis Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Skripsi. Semarang: UNNES.

Marimba, Ahmad D. 1974. Pengantar Filsafat Pendidikan. Penerbit: Alumni Bandung.

Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristi, Implementasi dan Inovasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Munandar, Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta:PT Gramedia Widiasarana.

Sulaiman, Darwis A. 1979. Pengantar kepada Teori dan Praktek Pengajaran. Penerbit: IKIP Semarang.

Suryabrata, Sumadi. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.

Surakhmad, Winarno. 1986. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Penerbit: Tarsito, Bandung.

Suyitno, Amin. 2006. Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi PGSM IBRD Loan No.3979 Ind

Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya. 1976. Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM. Penerbit: CV. Rajawali, Jakarta.

http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metodepembelajaran/ diakses pada tanggal 10 April 2012.

http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode pembelajaran/ diakses pada tanggal 10 April 2012.

http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metodepembelajaran/ diakses pada tanggal 15 April 2012

http://rochmad-unnes.blogspot.com/2008/01/penggunaan-pola-pikir-induktif-deduktif.html/ diakses pada tanggal 15 April 2012

http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode- pembelajaran/ diakses pada tanggal 15 April 2012

SOAL KUISIONERMENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRISDI SMA NEGERI 1 SUSOH KABUPATEN ACEH BARAT DAYAText 1Piranha fish are the fiercest animals in the world. They live in the fresh water irvers of South America, from Venuzuela to Northern Argentina. These fish hunt in groups, called school. They usually eat other fish smaller than themselves. Sometimes Piranha will attack and eat each other.There are about 18 kinds of Piranha fish. Only four kinds attack man. Piranha have large head and short thick bodies. They are usually about 20 cm (9 inches long) but one kind can be as much as 60 cm (two feet). It lives in the Sao Francisco river from Easterm Brazil. It is one of the most dangerous fish.The most noticeable thing about Piranha fish is the large mouth. The mouth has a lot of triangular teeth with sharp point. The points pierce the skin og the prey. The razor sharp edges of the teeth chop cut pieces of flesh. The teeth of the upper and lower jaws fit together like scissors. The muscles moving the jaws are big and very powerfull.On the back of the Piranha fish there is a fidge called a keel. There is another keel running along it belly. The tail is slender and musculer. Its tail fins are broad. All these features held the Piranha to swim fast through the water. The Piranha fish cat a lorge South America rat-like animal, called a capy-bara, weighing 50 kilos (100 ponds) to a skeleton in less than 60 seconds.

1. What is the social function of the text above?a. To explaind. To amuse the readersb. To retell eventse. To describe c. To persuade the readers

2. What are schools in the text mean........a. Piranha fish are the fiercest animals in the worldb. Piranhas will attack and eat each otherc. The Piranha fish eat capybarad. Piranha fish has a large mouthe. Piranhas fish hunt in groups

3. These are the characteristics og Piranha, except........a. They live in the fresh water riversb. They usually eat other fish smaller than themselvesc. Piranhas have large head and short thick bodiesd. Piranha fish has large mouth with of triangular teeth with sharp pointe. The muscles moving the jaws are small and very weak

4. The razor sharp edges of the teeth chop out pieces of flesh.a. Give upd. Cutb. Throw awaye. Bendc. Run out

5. Why can Piranha swim fast through the watera. Its tail fins are not broadb. Piranha fish has a ridgec. There is another keel running along its bellyd. They live in the fresh water rivers of South Americae. The tail is slender and muscular

Text 2This text is for questions 6 to 10The sense of taste is one of a persons five senses. We taste with the help of taste-buds in the tongue.There are four main kinds of taste: sweet, sour, salty and bitter. All other tasles are just mixtures of two or more of these main type.The surface og the tongue has more than fifteen thousand taste-buds (or cells). These are connected to the brain by spesial nerves which send the so called taste messages.When the tongue comes into contact with food of asny kind, the taste-buds will pick up the taste. The nerves then send a message to the brain. This will make as aware of the taste. All this happens in just a few seconds.There are four kinds of tastebuds, each of which in sensitive to only a particular taste. These four groups are located in different parts of the tongue. The taste-buds for salty and sweet tastes are found round the tip of the tongue and along its side. Sour taste can be picked up only at sides of the tongue. The taste-buds fos bitter taste are found at the inner-most edge of the tongue. There are taste-buds at the centre of the tongue.The senses of smell and sight can affect taste. The good smell of food increases its taste. Similarly, attractive colours can make food appear taste and more delicious. If food does not smell good or is dull-coloured, it will look tasty and may not taste good at all.Very hot or cold sensations can make the taste-buds insensitive. Food that is too hot or cold, when placed in the mouth, will have no taste at all.

6. We can taste any kind of food because of.........a. The good smell of foodd. The senses of smell and sightb. The four main kinds of tastee. The taste-buds round the tip of the tonguec. The taste-buds in the tongue

7. When we eat very hot or cold food........a. The food will lose its tasted. The taste-buds will be sensitiveb. The food wont smell goode. The taste buds will be very responsec. The taste of the food indreases8. The sense of smell and sght........a. Increase the taste of the foodd. Make the food look goodb. Affect the taste of the foode. Make the food attractivec. Make taste more delicious

9. The purpose of the text is...........a. To explain how we can taste any food in the mouthb. To give a report about the sense of tastec. To inform how important the tongue isd. To discribe the use of the tonguee. To tell the taste of the food

10. The following sentences are correct, except.......a. There are four main kinds of taste: sweet, sour, salty and bitterb. The taste-buds will pick up the tastec. The taste-buds for bitter taste are found round the tip of the tongued. The senses of smell and sight can affect tastee. Sour taste can be picked up only at the sides of the tongue

Text for number 11 16 Do you know if you are too fat, you may have serious problems with tour health? A group of doctors wrote a report about some of the effect of too much fat.One important effect is in heart, if you are fat, your heart has to work harder. This may lead to heart attack or it may lead to other heart problem.In eddition, extra fat can also change the amount of sugar in your blood. This can cause serious disease such as diabetes.Furthermore, high blood pressure in an other result of being fat. More studies are needed about all these problems but one thing is clear, axtra fat may make your life shorter.

11. The above passage in the form of.............a. Narratived. Hortatory expositionb. Descriptivee. Analytical exposition c. Report

12. What does the writer want with the story?a. To describe the effect of too much fat to the readersb. To explain the effect of too much fat to the readers dan listenersc. To identify the effect of too much fat to the readers and listenersd. To persuade the readers and listeners that the effect of too much fat is the casee. To persuade the readers and listeners that the effect of too much fat should not to be the case.

13. What are the text organization of the first paragraph?a. Thesisd. Orientationb. Argumente. Reorientation c. Reiteration

14. What tense mostly used in the text?a. Simple past tensed. Simple present tenseb. Present perfect tensee. Past continous tensec. Past continuous tense

15. These are the effect of too much fat, except..........a. Cause serious diseased. High blood pressureb. Heart has to work hardere. Cause heart problemsc. Change the blood amount

16. What does This in the third paragraph refer to?a. Amount of sugard. Effect of too much fatb. Axtra fate. Serious diseasec. Blood pressure

17. Bayu ................ (buy) pencil while Rina ................. (talk) to the cashier.a. Buys talkedd. Is buying are talkingb. Was buying talkede. Buy was talking c. Bought was talking

18. Andri: Is this your reler?Indra: No, it isnt. That one is mineAndri: may I borrow?Indra: Certainly.The underlined utterance expresses.........a. Sympathyd. Surprisedb. Approvale. Granting requestc. Compliment

19. Seto: what can you say about our new friend?Rahma: ........... she is okay.a. She saysd. Dont sayb. To my minde. She feelc. I see

20. Do you hear something?Yes, somebody ............ at the door.a. Knocksd. Has knockedb. Knocked e. Was knockingc. Is knocking

= SELAMAT BEKERJA =

KUNCI JAWABAN SOAL KUISIONERMENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRISDI SMA NEGERI 1 SUSOH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

1. 2. E3. A4. E5. D6. C7. C8. B9. A10. D11. E12. C13. A14. D15. D16. C17. A18. D19. E20. C21. A

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah: SMA Negeri 1 SusohMata pelajaran: Bahasa InggrisKelas/ Semester: XI/ 1Alokasi Waktu: 8 x 45 menit (4 x pertemuan)Topik Pembelajaran: Esei berbentuk ReportPertemuan Ke:

A. Standar KompetensiMembaca5. Memahami makna teks fungsional pendek dan esei berbentuk report, narrative dan analytical esposition dalam konteks kehidupan sehari-hari dan untuk mengakses ilmu pengetahuan.

B. Kompetensi Dasar5.1 Merespon makna dan langkah retorika dalam esei yang menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari dan untuk mengakses ilmu pengetahuan dalam teks berbentuk: report, narrative dan analytical exposition.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pencapaian KompetensiNilai Budaya dan Karakter Bangsa

Merespon wacana monolog reportReligius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air.

Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif: Percaya diri (keteguhan hati, optimis). Berorientasi pada tugas (bermotivasi, tekun/ tabah, bertekad, enerjik). Pengambil resiko (suka tantangan, mampu memimpin). Orientasi ke masa depan (punya perspektif untuk masa depan).

D. Tujuan PembelajaranPada akhir pembelajaran siswa dapat:1. Merespon wacana informasi rinci berbentuk report2. Melakukan teks berbentuk report

E. Materi PokokReportSocial FunctionTo describe the way things are, with reference to a range of natural, man-made and social phenomena in our environment

Generic (Schematic) Structure:1. General Classification : tells what the phenomena under discussion is2. Description : tells what the phenomena, under discussion is like in terms of parts (and their function) qualities habits/ behaviour or uses if non-natural

Significant Lexicogrammatical Features:Focus on Generaic Participants (group of things)Use of simple present tenseNo temporal sequenceUse of Relational Processes to state what is and that which it isUse of linking verbs and behavioural verbUse of technical term

F. Metode Pembelajaran/ Teknik:Three phase technique Pre listening Whilst listening Post listening

G. Strategi PembelajaranTatap MukaTerstrukturMandiri

Bertanya jawab tentang isi cerita (karakter, setting, plot) yang sudah dibaca, ditonton, dan/ atau didengar Membahas nilai-nilai yang terkandung dalam cerita, sikap dan prilaku para tokoh Membahas unsur dan langkah retorika dalam teks naratif Membahas ciri-ciri leksikogramatika Nonton film Mendengar cerita (secara langsung atau dengan media elektronik) Membaca cerita kepada kelompok atau kelas (monolog) Mencerita kembali cerita kepada kelompok atau kelas (monolog) Membahas kesulitan yang dihadapi siswa dalam melakukan kegiatan terstruktur dan mandiri Dengan kelompok belajarnya, siswa diberi tugas untuk melakukan hal-hal berikut, dan melaporkan setiap kegiatan kepada guru tentang tempat, siapa saja yang datang, kesulitan yang dihadapi Bertanya jawab tentang isi cerita (karakter, setting, plot) yang sudah dibaca, ditonton, dan/atau didengar dengan kelompok belajarnya Membahas nilai-nilai yang terkandung dalam cerita, sikap dan prilaku para tokoh Membahas unsur dan langkah retorika dalam teks naratif Membahas ciri-ciri leksikogramatika Nonton film Mendengarkan cerita (secara langsung atau dengan media elektronik) Membaca cerita kepada kelompok (monolog) Menceritakan kembali cerita kepada kelompok (monolog) Siswa melakukan berbagai kegiatan terkait dengan wacana berbentuk naratif di luar tugas tatap muka dan terstruktur yang diberikan guru Siswa mengumpulkan setiap hasil kerja dalam portopolio dan melaporkan hal-hal yang sudah diperoleh serta kesulitan yang dihadapi secara rutin kepada guru

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan awal (10) Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas (nilai yang ditanamkan: santun, peduli) Mengecek kehadiran siswa (nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin) Mengaitkan materi/ kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter Dengan merujuk pada silabus, RPP dan bahan ajar, menyampaikan butir karakter yang hendak dikembangkan selain yang terkait dengan SK/ KD Siswa berdiskusi mengenai pertanyaan yang tertera di buku teks

Kegiatan Inti (70)Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi guru: Memberikan stimulus berupa pemberian materi choise berbentuk report Mendiskusikan materi bersama siswa (buku: bahan ajar bahasa Inggris mengenai choise berbentuk report) Memberikan kesempatan pada peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempersentasikan mengenai choise berbentuk report Siswa diminta membahas contoh soal dalam buku: bahan ajar bahasa Inggris mengenai choise berbentuk report

ElaborasiDalam kegiatan elaborasi guru: Membiasakan siswa mencari informasi berbentuk report Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas mengerjakan latihan soal yang ada pada buku ajar Bahasa Inggris untuk dikerjakan secara individu atau kelompok

KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi guru: Memberikan umpan balik pada siswa dengan memberi penguatan dalam benntuk tulisan paa siswa yang telah dapat menyelesaikan tugasnya Memberikan konfirmasi pada hasil pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh siswa melalui sumber buku lain Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang sudah dilakukan Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang dan belum bisa mengikuti dalam materi berbentuk report

Kegiatan Akhir (10) Siswa diminta membuat rangkuman dari materi mengenai informasi rinci berbentuk report Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan materi berbentuk report Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

H. Sumber/ Bahan/ Alat Buku teks yang relevan: English texts in use jilid XI, English for Better Life XI Transkrip percakapan atau rekaman percakapan/ kaset Gambar yang relevan Script monolog berbentuk banner, poster atau pamplet

I. Penilaian

I. Indikator, Teknik, Bentuk, dan ContohNoIndikatorTeknikBentukContoh

1Merespon wacana monolog reportTes tulisPilihan gandaListen to the monolog and choose the best answer

II. Instrumen Penilaian

Tesk 1Choose the correct answer!Text 1Piranha fish are the fiercest animals in the world. They live in the fresh water irvers of South America, from Venuzuela to Northern Argentina. These fish hunt in groups, called school. They usually eat other fish smaller than themselves. Sometimes Piranha will attack and eat each other.There are about 18 kinds of Piranha fish. Only four kinds attack man. Piranha have large head and short thick bodies. They are usually about 20 cm (9 inches long) but one kind can be as much as 60 cm (two feet). It lives in the Sao Francisco river from Easterm Brazil. It is one of the most dangerous fish.The most noticeable thing about Piranha fish is the large mouth. The mouth has a lot of triangular teeth with sharp point. The points pierce the skin og the prey. The razor sharp edges of the teeth chop cut pieces of flesh. The teeth of the upper and lower jaws fit together like scissors. The muscles moving the jaws are big and very powerfull.On the back of the Piranha fish there is a fidge called a keel. There is another keel running along it belly. The tail is slender and musculer. Its tail fins are broad. All these features held the Piranha to swim fast through the water. The Piranha fish cat a lorge South America rat-like animal, called a capy-bara, weighing 50 kilos (100 ponds) to a skeleton in less than 60 seconds.

21. What is the social function of the text above?d. To explaind. To amuse the readerse. To retell eventse. To describe f. To persuade the readers

22. What are schools in the text mean........f. Piranha fish are the fiercest animals in the worldg. Piranhas will attack and eat each otherh. The Piranha fish eat capybarai. Piranha fish has a large mouthj. Piranhas fish hunt in groups

23. These are the characteristics og Piranha, except........f. They live in the fresh water riversg. They usually eat other fish smaller than themselvesh. Piranhas have large head and short thick bodiesi. Piranha fish has large mouth with of triangular teeth with sharp pointj. The muscles moving the jaws are small and very weak

24. The razor sharp edges of the teeth chop out pieces of flesh.d. Give upd. Cute. Throw awaye. Bendf. Run out

25. Why can Piranha swim fast through the waterf. Its tail fins are not broadg. Piranha fish has a ridgeh. There is another keel running along its bellyi. They live in the fresh water rivers of South Americaj. The tail is slender and muscular

Text 2This text is for questions 6 to 10The sense of taste is one of a persons five senses. We taste with the help of taste-buds in the tongue.There are four main kinds of taste: sweet, sour, salty and bitter. All other tasles are just mixtures of two or more of these main type.The surface og the tongue has more than fifteen thousand taste-buds (or cells). These are connected to the brain by spesial nerves which send the so called taste messages.When the tongue comes into contact with food of asny kind, the taste-buds will pick up the taste. The nerves then send a message to the brain. This will make as aware of the taste. All this happens in just a few seconds.There are four kinds of tastebuds, each of which in sensitive to only a particular taste. These four groups are located in different parts of the tongue. The taste-buds for salty and sweet tastes are found round the tip of the tongue and along its side. Sour taste can be picked up only at sides of the tongue. The taste-buds fos bitter taste are found at the inner-most edge of the tongue. There are taste-buds at the centre of the tongue.The senses of smell and sight can affect taste. The good smell of food increases its taste. Similarly, attractive colours can make food appear taste and more delicious. If food does not smell good or is dull-coloured, it will look tasty and may not taste good at all.Very hot or cold sensations can make the taste-buds insensitive. Food that is too hot or cold, when placed in the mouth, will have no taste at all.

26. We can taste any kind of food because of.........d. The good smell of foodd. The senses of smell and sighte. The four main kinds of tastee. The taste-buds round the tip of the tonguef. The taste-buds in the tongue

27. When we eat very hot or cold food........d. The food will lose its tasted. The taste-buds will be sensitivee. The food wont smell goode. The taste buds will be very responsef. The taste of the food indreases28. The sense of smell and sght........d. Increase the taste of the foodd. Make the food look goode. Affect the taste of the foode. Make the food attractivef. Make taste more delicious

29. The purpose of the text is...........f. To explain how we can taste any food in the mouthg. To give a report about the sense of tasteh. To inform how important the tongue isi. To discribe the use of the tonguej. To tell the taste of the food

30. The following sentences are correct, except.......f. There are four main kinds of taste: sweet, sour, salty and bitterg. The taste-buds will pick up the tasteh. The taste-buds for bitter taste are found round the tip of the tonguei. The senses of smell and sight can affect tastej. Sour taste can be picked up only at the sides of the tongue

III. Pedoman Penilaian Untuk Task 1, soal membaca berbentuk pilihan ganda: betul skor 1, salah skor 0.

NoAspek yang dinilaiSkor

1.Ketepatan isi dan tema0 20

2.Struktur kalimat0 20

3. Koherensi antar kalimat0 10

4.Kompleksitas (ketepatan penggunaan kata dan istilah0 20

5.Tanda baca0 15

6.Ejean kata0 15

Skor maksimum100

Mengetahui,Susoh, 12 Juli 2011 Kepala SekolahGuru Mata Pelajaran

DRS. BAKHTIAR AINAL MARDHIAH, S.PdNIP.19610401 199502 1 001 NIP.19660605 199512 2 001

58