bab ii gambaran umum wilayah
TRANSCRIPT
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1. Geografis, Administrasi dan Kondisi Fisik
2.1.1. Geografis
Menurut letak geografis Kota Denpasar berada antara 08⁰ 35’ 31”- 08⁰ 44’
49” Lintang Selatan, 115⁰ 10’ 23” - 115⁰ 16’ 27” Bujur Timur. Luas wilayah
Kota Denpasar adalah 12.778 Ha atau 2,18 persen dari luas wilayah Propinsi Bali.
Tabel 2.2 yang menunjukkan jumlah luas wilayah Kota Denpasar per kecamatan.
Batas wilayah Kota Denpasar adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Badung
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Gianyar
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Klungkung
Sebalah Timur : Berbatasan dengan Selat Lombok
Tabel 2.1. Luas Wilayah Kota Denpasar per Kecamatan
No
KecamatanLuas Wilayah
(km2)(1) (2) (3)
1Denpasar Selatan
49.99
2Denpasar Timur
22.31
3 Denpasar Barat 24.06
4Denpasar Utara
31.42
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2012 Gambar 2.1. Grafik pembagian/ luas wilayah di Denpasar Per Kecamatan (km2)
2.1.2. Administrasi
Denpasar secara administratif wilayah memiliki 4 kecamatan, 43
desa/kelurahan yaitu Kecamatan Denpasar Selatan yang terdiri dari 10
Desa, Kecamatan Denpasar Timur 11 Desa/Kelurahan, Kecamatan
Denpasar Barat 11 desa/kelurahan, dan Kecamatan Denpasar Utara 11
desa/kelurahan.
II - 1
49.99
22.31
24.06
31.42Denpasar Sela-tanDenpasar TimurDenpasar BaratDenpasar Utara
Luas Wilayah (Km2)
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
Tabel 2.2
Luas Wilayah Administrasi Kota Denpasar Per Desa/Kelurahan
NO KECAMATAN LUAS (HA) % Ls Wil.
I DENPASAR 1 Kelurahan Dangin Puri Kaja 142,00 1,11 UTARA 2 Desa Dangin Puri Kangin 75,00 0,59 3 Kelurahan Tonja 230,00 1,80 4 Desa Dangin Puri Kauh 72,00 0,56
5 Desa Pemecutan Kaja 385,00 3,01 6 Desa Ubung 103,00 0,81 7 Desa Ubung Kaja 400,00 3,13 8 Desa Dauh Puri Kaja 109,00 0,85 9 Kelurahan Peguyangan 644,00 5,04 10 Desa Peguyangan Kaja 536,00 4,19 11 Desa Peguyangan Kangin 416,00 3,26
Sub Jumlah 3.112,00 24,35II DENPASAR 1 Desa Padang Sambian Klod 412,00 3,22
BARAT 2 Desa Pemecutan Klod 450,00 3,52 3 Desa Dauh Puri Kauh 190,00 1,49 4 Desa Dauh Puri Klod 188,00 1,47 5 Desa Dauh Puri 60,00 0,47 6 Desa Dauh Puri Kangin 59,00 0,46 7 Desa Pemecutan 186,00 1,46 8 Desa Tegal Harum 50,00 0,39 9 Desa Tegal Kertha 35,00 0,27 10 Desa Padang Sambian 374,00 2,93 11 Desa Padang Sambian Kaja 409,00 3,20
Sub Jumlah 2.413,00 18,88III DENPASAR 1 Desa Dangin Puri Klod 142,00 1,11
TIMUR 2 Desa Sumerta Klod 271,00 2,123 Kelurahan Kesiman 266,00 2,084 Desa Kesiman Petilan 290,00 2,275 Desa Kesiman Kertalangu 405,00 3,176 Kelurahan Sumerta 52,00 0,417 Desa Sumerta Kaja 73,00 0,578 Desa Sumerta Kauh 89,00 0,709 Kelurahan Dangin Puri 65,00 0,51
10 Kelurahan Penatih 281,00 2,2011 Desa Penatih Dangin Puri 320,00 2,50
Sub Jumlah 2.254,00 17,64IV DENPASAR 1 Desa Pemogan 971,00 7,60
SELATAN 2 Kelurahan Pedungan 749,00 5,863 Kelurahan Sesetan 739,00 5,784 Kelurahan Serangan 481,00 3,765 Desa Sidakarya 389,00 3,046 Kelurahan Panjer 359,00 2,817 Kelurahan Renon 254,00 1,998 Desa Sanur Kauh 386,00 3,029 Kelurahan Sanur 402,00 3,15
10 Desa Sanur Kaja 269,00 2,11Sub Jumlah 4.999,00 39,12
KOTA DENPASAR TOTAL JUMLAH (HA) 12.778,00 100,00
DESA/KELURAHAN
II - 2
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
Gambar 2.2. Peta Batas Wilayah Adminsitratif Kota Denpasar
2.1.3. Kondisi Fisik
1. Topografi
Wilayah Kota Denpasar 59,1 % berada pada ketinggian antara 0 – 25 m
dpl, dan sisanya sampai 75 m dpl. Topografi Kota Denpasar sebagian besar
(82,2%) berupa dataran dengan kemiringan lereng secara umum berkisar 0 – 2
% ke arah selatan, sebagian lagi kemiringan lerengnya antara 2 – 8 %.
Kemiringan lereng di beberapa tempat terutama di tebing sungai dapat
mencapai 2 – 15 %. Luas wilayah berdasarkan kemiringan dapat dilihat pada
Tabel 2.3. dan Gambar 2.3.
Landform wilayah Kota Denasar pada bagian utara relief melandai, di
beberapa tempat mempunyai relief berombak, kemudian ke selatan merupakan
dataran fluvial.
Tabel 2.3.
Luas Wilayah Kota Denpasar Berdasarkan Ketinggian Tempat
dan Kemiringan Tanah (Ha)
KECAMATANKETINGGIAN TEMPAT (DPL)
KEMIRINGAN LERENG
0 – 25 m 25 – 50 m 50 – 75 m 0 – 2 % 2 – 8 %
Denpasar Selatan 4.999 - - 4.999 -
Denpasar Timur 1.110,5 1.200 462,5 1.797 976
Denpasar Barat 1.600 1.025 2.384 4.218 788
Kota Denpasar 7.709,5 2.225 2.83,5 11.014 1.764
Sumber : Kantor Wilayah BPN Provinsi Bali, dengan modifikasi
II - 4
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
Gambar 2.3.Peta Topgrafi Kota Denpasar
2. Iklim
Selama tahun 2011 curah hujan yang terjadi berdasarkan pemantauan
Stasiun Geofisika Sanglah, Denpasar berada pada keadaan rata-rata. Curah
Hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Januari dan Desember. Tabel 2.3
dibawah ini menunjukkan angka curah hujan setiap bulan di kota Denpasar.
Tabel 2.4. Angka Perbandingan Keadaan Curah Hujan Dengan Angka
Normal Setiap Bulan di Kota Denpasar (mm) 2011
No. BulanCurah Hujan
Realisasi Normal Perbedaan Persentase1 Januari 412,0 364 48,0 113,22 Februari 277,0 280 -3,0 98,93 Maret 246,0 223 23,0 110,34 April 304,0 148 156,0 205,45 Mei 141,0 85 56,0 165,96 Juni 9,0 33 -24,0 27,37 Juli 29,0 22 7,0 131,88 Agustus 0,0 18 -18,0 0,09 September 2,0 48 -46,0 4,210 Oktober 72,0 86 -14,0 4,211 Nopember 277,0 219 58,0 126,512 Desember 393,0 334 59,0 117,7
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2012
3. Geologi, Litologi dan Jenis Tanah
Dataran Pulau Bali secara umum terbentuk pada zaman geologi kuarter,
kwarter bawah, tersier, pliosen dan meosin. Berdasarkan Peta Geologi
Lembar Bali skala 1 : 25.000 (Direktorat Geologi, 1971) wilayah Kota
Denpasar terdiri dari beberapa batuan. Susunan formasi batuannya adalah
sebagai berikut :
Batuan volkanik kuater menutupi sekitar 70 % wilayah Kota Denpasar,
yaitu batuan gunung api hasil dari gunung api Buyan – Bratan dan gunung api
Batur. Diantara kelompok batuan ini, batuan volkanik Buyan – Bratan
merupakan yang tertua dengan materi penyusunnya terdiri dari tufa dan lahar.
Batuan lainnya adalah lava, breksi, kerikil, pasir dan debu volkanik.
II - 6
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
Ketebalannya bervariasi yaitu bagian utara agak tebal (>200 m) dan menipis
ke arah selatan.
Endapan aluvial yang terdiri dari material lepas seperti pasir dan kerikil
menempati daerah sepanjang pantai Sanur, sedangkan endapan aluvial yang
terdiri dari material liat dan lempung menempati daerah sepanjang pantai
Suwung. Berdasarkan aspek geologi dan tata lingkungan, wilayah Kota
Denpasar tergolong relatif aman dari bencana lahan, seperti gunung berapi.
Demikian pula ancaman dari bahaya erosi relatif kecil karena wilayahnya
relatif datar.
Jenis tanah Kota Denpasar berdasarkan Peta Tanah skala 1 : 250.000
(Yunus Dai, 1971), jenis tanahnya terdiri dari Latosol Coklat Kekuningan
yang penyebarannya menempati hampir seluruh wilayah Kota Denpasar,
kecuali daerah dekat pantai merupakan tanah Aluvial. Menurut hasil
penelitian Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (1994) berdasarkan
taksonomi tanah ditemukan 15 seri tanah di wilayah Kota Denpasar.
4. Hidrologi
Di wilayah Kota Denpasar, terdapatan potensi sumber daya air dapat
disebutkan lengkap meliputi: air hujan (sudah diuraikan pada sub-bab 3.1.3)
air permukaan, air tanah maupun air laut.
a. Air Permukaan
Air Sungai
Sistem Sungai di Bali dengan kode SWS 03.01 terdiri dari 20 sub-SWS
dan Kota Denpasar berada pada sub-SWS 03.01.01. Pada Sub-SWS
03.01.01, air sungai mengalir memanjang dari Utara ke Selatan (parallel)
dengan sungai-sungai utama yaitu : Tukad Ayung, Tukad Mati, Tukad
Badung, Tukad Buaji dan Tukad Ngenjung. Sungai-sungai ini merupakan
drainase utama Kota Denpasar, dan gambaran umumnya dapat dilihat pada
Tabel 3.8, dengan karakteristik sebagai berikut :.
Hulu Tukad Ayung berada di Kabupaten Bangli dengan DAS meliputi
wilayah Kabupaten Bangli, Badung dan Gianyar dan Denpasar dan
digunakan untuk irigasi, air minum, dan industri-pariwisata. Pada dua
II - 7
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
lokasi alur sungai yaitu di Peraupan dan Waribang, terdapat dua intake
dan pengolahan air minum yang dikelola oleh PDAM Kabupaten
Badung, dan PDAM Denpasar.
DAS Sungai Tukad Mati adalah wilayah Kabupaten Badung tanpa
adanya hutan penyangga. dengan cara keseluruhan berupa lahan
budidaya, permukiman dan perkotaan,
Tukad Badung adalah sungai yang membentang di tengah-tengah Kota
Denpasar yang system DAS-nya menempati wilayah Kota Denpasar di
bagian hulu dan tengahnya, dan di bagian hilir ditampung dalam
Waduk Estuary yang mempunyai kemampuan untuk melayani pasokan
air bersih sebesar 300 lt/det yang selama ini dimanfaatkan untuk
melayani kebutuhan di wilayah Badung Selatan.
Tukad Buaji dan Tukad Ngenjung adalah sungai-sungai kecil di
bagian Selatan Kota Denpasar dengan panjang sungai masing-masing
4 dan 8 km, yang berfungsi sebagai drainase lahan irigasi di bagian
hulu sekaligus sumber air irigasi di bagian hilir.
Gambaran umum kondisi sungai-sungai di Kota Denpasar dapat dilihat
dari Tabel 2.5 berikut:
Tabel 2.5 Karakteristik Sungai-sungai di Kota Denpasar
No Nama Sungai
Pjg
(Km)
DAS Muara Cathment Area (Km2)
Anak Sungai
1 Tukad Mati 12,00 Wil Kab. Badung
Perbtasan Wil Kota Dps dan Kab. Badung (Teluk Benoa)
25,40 Tk. Tebe, Pangkung Kedompang, Tk. Lebak Muding, Pangkung Subak Srogsogan, Pangkung Danu
2 Tukad Badung 17,00 Batas Kab Bdg dan Kota Dps
Waduk Estuary
22,55 Tk. Jurang, Tk. Langon, Tk. Medih, Tk. Rarangan)
3 Tukad Buaji 4,00 Wil Dpsr Selatan
Teluk Benoa 8,23 Tk. Punggawa, Tk. Guming
4 Tukad Ngenjung
8,00 Wil Dps Selatan
Teluk Benoa 6,13 Tk. Loloan, Tk. Abian Base
5 Tukad Ayung 62,50 Wil Kab. Bangli,
Pantai 109,30 Tersebar di wilayah Kab. Badung,
II - 8
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
No Nama Sungai
Pjg
(Km)
DAS Muara Cathment Area (Km2)
Anak Sungai
Gianyar, Badung & Denpasar
Padanggalak Gianyar dan Bangli
Sumber: Proyek Perbaikan dan Pemeliharaan Sungai Bali
Debit andalan pada tiga sungai utama yaitu Tukad Mati, Tukad Badung
dan Tukad Ayung menurut data pada PKSA Bali menyebutkan sebagai
berikut:
SUNGAI
DEBIT ANDALAN (M3/DET)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
T. Badung 4.300 3.977 7.846 1.891 2.722 3.081 3.153 1.678 3.327 3.712 9.551 11.193
T. Ayung 28.049 49.834 22.950 20.166 16.133 15.529 15.411 15.386 15.381 15.667 16.349 25.788
T. Mati 3.,222 3.223 0,565 0,401 0,321 0,518 0,300 0,116 0,228 0,440 0,575 4.799
Total 35.571 57.034 30.796 22.057 18.855 18.610 18.564 17.064 18.708 19.379 25.900 41.780
Air Danau/ Waduk
Kota Denpasar tidak memiliki satupun danau alam sebagai sumber air,
namun terdapat danau buatan atau waduk yang dinamakan Waduk Muara
Nusa Dua yang secara administrative berada pada batas wilayah Kota
Denpasar dengan Kabupaten Badung. Waduk Muara Nusa Dua memiliki
luas 35 ha dengan volume tampungan bruto 510.000 m3 dan volume
tampungan efektif 420.000 m3. Sedangkan kapasitas terpasang air bersih
yang dapat dihasilkan adalah 300 ltr/det. Air baku di waduk muara diolah
oleh PT. Trita Buana untuk melayani kebutuhan air minum wilayah
Kabupaten Badung bagian Selatan yang meliputi Kuta dan Nusa Dua.
b. Air tanah dan Mata Air
Air Tanah
Akifer air tanah di Kota Denpasar mengikuti pola Bali Selatan secara
umum, terdiri dari dua kelompok yaitu akifer dangkal yang mengandung
air tanah bebas dan akifer dalam yang mengandung air tanah tertekan atau
II - 9
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
semi tertekan. Akifer dangkal ditemukan pada kedalaman 30 – 50 m
dengan formasi miring ke arah selatan. Sedangkan akifer tertekan atau air
tanah dalam ditemukan pada kedalaman 50-150 m.
Berdasarkan peta hidrogeologi Bali, pemetaan atas kandungan air tanah di
Kota Denpasar dapat dilihat pada lampiran Gambar 2.4. Kandungan air
tanah Kota Denpasar sesuai Peta Hidrogeologi Bali, terdiri atas : 1) daerah
yang terpengaruh oleh air laut (air payau) meliputi wilayah Sanur,
Sidakarya dan Suwung Kangin, 2) setempat kandungan air besar 10 lt/det
terdapat hampir pada seluruh wilayah Kota Denpasar kecuali pada desa-
desa pantai tersebut sebelumnya. Kedudukan muka air tanah akifer bebas
pada wilayah Denpasar bagian Selatan mencapai 2 hingga 4 meter dari
permukaan tanah, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai sumur dangkal
oleh rumahtangga masyarakat.
Konstruksi sumurbor di daerah Denpasar kedalamannya antara 150 sampai
200 m. Litologi batuan umumnya berupa material volkanik dengan ukuran
pasir halus sampai kasar, breksi volkanik. Data keadaan muka air tanah
pada sumur bor yang dimanfaatkan oleh PDAM Kota Denpasar dapat
dilihat pada Tabel 2.6.
Gambar 2.4. Tinjauan Hidrogeologi Provinsi Bali
Sumber: Peta Peninjauan Hidrologikal Bali (Survei Geologikal Indonesia, 1972
Tabel 2.6. Kondisi Muka Air tanah pada Sumur Bor PDAM Denpasar
II - 10
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
NO LOKASI SUMUR KEDALAMAN (M DPL)
1 E-1 17,3
2 E-2 10,3
3 E-4 48,7
4 SB-2 47,1
5 SB-3 66,5
6 SB-4 9,5
7 TPW-4 26,0
8 SB-6 10,0
9 SB-Tonja 41,0
10 SB-Ubung 41,0
11 SB-Sedap Malam I 18,5
12 SB-Sedap Malam II 38,4
13 SB-Penatih 44,6
14 SB-Badak Agung 28,5
Sumber PDAM Kota Denpasar, 2006
Mata Air
Keterdapatan mata air di Kota Denpasar ditemukan di daerah aliran sungai
pada bagian hulu dan \tengah Tukad Badung, bagian hulu Tukad Mati,
serta bagian hilir Tukad Ayung dengan debit yang relative kecil namun
mempunyai kontribusi yang nyata terhadap kontinyuitas aliran sungai
yang mewadahi. Kemanfaatan mata air tersebut terutama adalah untuk
fungsi sebagai pebejian, dan pemasok air minum yang langsung
dimanfaatkan oleh lingkungan pemukiman.
Air Laut
Air laut yang berada di darat atau pantai merupakan zone peralihan
wilayah daratan dan lautan. Zone pantai atau pesisir ini mempunyai arti
penting sebagai lokasi, media dan atau obyek berbagai aktivitas kehidupan
seperti usaha perikanan, pertanian, perhubungan maupun pariwisata. Kota
II - 11
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
Denpasar memiliki garis pantai di bagian Selatan dan Timur mulai dari
Serangan hingga Padanggalak sepanjang 36,6 km.
2.2. Demografi
2.2.1. Jumlah Penduduk
Berdasarkan hasil proyeksi sensus penduduk tahun 2000, penduduk kota
Denpasar pada tahun 2011 berjumlah 804.905 jiwa yang terdiri dari 413.355
penduduk laki-laki (51,35%) dan 391.570 penduduk perempuan (48,65%).
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah kecamatan Denpasar
Barat dengan penduduk sebesar 242.622 jiwa atau sebesar 30,14% dari seluruh
penduduk Denpasar yang diikuti oleh Kecamatan Denpasar Selatan 222.315 jiwa
(27,62%), Kecamatan Denpasar Utara 187.914 jiwa (23,35%) dan Kecamatan
Denpasar Timur (18,89%).
Kepadatan penduduk di kota Denpasar pada tahun 2011 telah mencapai
6.304 jiwa per km2. Angka ini merupakan angka tertinggi di Propinsi Bali. Dari 4
kecamatan, yang memiliki kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Denpasar Barat
(10.084 jiwa per km2). Kemudian Kecamatan Denpasar Timur (6.815 jiwa per
km2), Kecamatan Denpasar Utara (5.981 jiwa per km2) dan Kecamatan Denpasar
Selatan (4.447 jiwa per km2). Sedangkan untul sex rationya secara umum
penduduk laki-laki di kota Denpasar lebih banyak dari penduduk perempuan. Hal
ini terlihat dari angka sex ratio kota Denpasar sebesar 106.
Secara keseluruhan, kependudukan kota Denpasar dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 2.7. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Kota Denpasar
Tahun 2011
No KecamatanJumlah
PendudukJumlah KK
Kepadatan Penduduk (per Km2)
1 Denpasar Selatan 249917 80127 49992 Denpasar Timur 141268 38771 63323 Denpasar Barat 234182 69050 97334 Denpasar Utara 179538 52433 5714
Jumlah Total2011 804905 240382 6304
II - 12
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
No KecamatanJumlah
PendudukJumlah KK
Kepadatan Penduduk (per Km2)
2010 788589 235509 62102009 649762 161245 50852008 628909 174109 49222007 608595 155232 4567
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2012
2.2.2. Proyeksi Penduduk
Data perkembangan jumlah dan pertumbuhan penduduk di Kota Denpasar
tahun 2007-2011 disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 2.8. Pertumbuhan Penduduk Kota Denpasar Tahun 2007 - 2011
TahunJumlah
Penduduk
Pertumbuhan Penduduk
(%)
2007 466,670 -
2008 475,080 1.77
2009 508,357 6.55
2010 629,588 19.26
2011 804,905 21.78
Jumlah 49.35
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2012
Dari data jumlah penduduk diatas maka akan dilakukan proyeksi
penduduk untuk 5 tahun ke depan yaitu tahun 2011 sampai 2016 menggunakan
metode geometri. Pemilihan metode ditentukan berdasarkan hasil uji korelasi.
Berikut ini merupakan perhitungan proyeksi jumlah penduduk Kota Denpasar
tahun 2011 sampai 2016 per kecamatan di Kota Denpasar dengan tahun dasar
tahun 2011.
Tabel 2.9. Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Denpasar Sampai Tahun 2016
II - 13
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
No KecamatanTahun Proyeksi
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1Denpasar
Selatan249,917 276,172 302,427 328,682 354,936 381,191
2Denpasar
Timur141,268 156,109 170,950 185,790 200,631 215,472
3 Denpasar Barat 234,182 258,784 283,386 307,987 332,589 357,191
4 Denpasar Utara 179,538 198,399 217,260 236,122 254,983 273,844
Jumlah 804,905 889,464 974,023 1,058,581 1,143,140 1,227,699
Sumber : Hasil Analisa
2.3. Keuangan dan Perokonomian Daerah
Realisasi Anggaran pendapatan pemerintah Kota Denpasar tahun 2011
sebesar 1.150,75 milyar rupiah. Nilai terbesar yang disumbangkan adalah dari
pajak daerah sebesar 326,282 milyar rupiah, disusul sumbangan dari retribusi
daerah sebesar 23,939 milyar rupiah. Pos penerimaan lain – lain sebesar 64,223
milyar rupiah. Dana perimbangan pada tahun 2011 sebesar 491,014 milyar rupiah.
Dari semua realisasi yang ada di Kota Denpasar kontribusi terbesar berasal dari
pajak hotel yang mencapai 92,20 milyar rupiah.
Tabel 2.10. Realisasi Anggaran Belanja dan Pendapatan Pemerintah Kota
Denpasar (rupiah) 2011
No Jenis Penerimaan Jumlah
1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 424,962,652,927.23
1.1. Pajak Daerah 326,282,402,524.07
a. Pajak Hotel 92,200,155,236.47
b. Pajak Restaurant 39,327,568,960.74
c. Pajak Hiburan 6,963,962,844.81
d. Pajak Reklame 14,663,282,949.05
e. Pajak Penerangan Jalan 39,963,905,608.00
II - 14
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
No Jenis Penerimaan Jumlah
f. Pajak Air Bawah Tanah 6,597,768,215.00
g. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 126,565,758,710.00
1.2. Retribusi Daerah 23,938,974,520.00
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan 2,559,876,750.00
b. Retribusi Pelayanan Persampahan 2,803,761,500.00
c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Cap 1,504,561,000.00
d. Retribusi Parkir 5,224,756,000.00
e. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 2,819,153,900.00
f. Retribusi Usaha Jasa Terminal 1,779,202,000.00
g. Retribusi Jasa Usaha Rumah Potong Hewan 541,036,175.00
h. Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan 5,311,287,969.00
i. Retribusi Ijin Gangguan 1,335,444,338.00
j. Retribusi Ijin Trayek 2,640,000.00
k. Retribusi Usaha Perikanan 32,254,888.00
l. Retribusi Pemindahan Kendaraan Bermotor 1,750,000.00
m. Retribusi Ijin Mendirikan Lembaga Pelatihan Kerja 3,250,000.00
2 BELANJA DAERAH 1,100,132,289,500.00
2.1. Belanja Tidak Langsung 680,578,625,867.00
a. Belanja Pegawai 562,671,946,294.00
b. Belanja Subsidi -
c. Belanja Hibah 40,769,624,211.00
d. Belanja Bantuan Sosial 15,383,363,999.00
e. Belanja Hasil Kepada Prov/Kab/Kota/Desa 18,987,618,065.00
f. Belanja Bantuan Keuangan Kdp
II - 15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
No Jenis Penerimaan Jumlah
Prov/Kab/Kota/Desa 41,893,801,298.00
g. Belanja Tidak Terduga 872,272,000.00
2.2. Belanja Langsung 419,553,663,633.00
a. Belanja Pegawai 35,505,711,050.00
b. Belanja Barang dan Jasa Pemeliharaan 295,276,291,327.00
c. Belanja Modal 88,771,661,256.00
2.4. Tata Ruang Wilayah
2.4.1. Rencana Struktur Ruang Kota Denpasar
Dalam lingkup makro, Rencana Struktur Tata Ruang Kota Denpasar
diarahkan untuk meningkatkan integrasi dan keterkaitan Kota Denpasar dengan
wilayah yang lebih luas yaitu :
(1) Keterkaitan dalam lingkup Wilayah Nasional
Bahwa Kota Denpasar merupakan Kota Inti dari PKN (Pusat Kegiatan
Nasiona) yaitu Kawasan Perkotaan Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan yang
sekaligus KSN (Kawasan Stratgis Nasional) yaitu Kawasan Metropolitan
Sarbagita, berfungsi sebagai pusat pengembangan perekonomian nasional
(2) Keterkaitan dalam lingkup Wilayah Provinsi Bali
Bahwa Kota Denpasar merupakan Ibukota Provins Bali, pusat system
perkotaan Bali dan Bali Bagian Selatan, sehingga perlu dikembangkan
aksesibilitas yang tinggi ke masing-masing kota-kota fungsi PKW (Pusat
Kegiatan Wilayah) seperti Kota Singaraja, Kota Semarapura dan Kota Negara
serta kota-kota fungsi PKL (Pusat Kegiatan Lokal) seperti Kota Bangli, Kota
Amlapura, Kota Seririt.
(3) Keterkaitan dalam lingkup Kawasan Metropolitan Sarbagita
II - 16
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
Bahwa Kota Denpasar sebagai Kota Inti Kawasan Metropolitan Sarbagita
membutuhkan koordinasi dan integrasi pengembangan sistem prasarana kota
yang terpadu dengan Kota-Kota Satelit di sekitarnya (Kawasan Perkotaan
Badung/Mangupura, Gianyar, Tabanan, Jimbaran) beserta pusat-pusat
kegiatan lainnya seperti ibukota kecamatan (Kediri, Blahkiuh, Kerobokan,
Sukawati, Blahbatuh) dan pusat-pusat kegiatan pariwisata (Kawasan
Pariwisata Nusa Dua, Tuban, Kuta, Sanur, Lebih, Ubud, dan Kawasan Daya
Tarik Wisata Khusus Tanah Lot).
Dalam lingkup mikro, Rencana Struktur Tata Ruang Kota Denpasar diarahkan
untuk meningkatkan pemerataan dan hirarki pusat-pusat pelayanan kota, Bagian
Wilayah Kota, lingkungan Permukiman yang didukung sistam prasarana kota
yang efisein dan efektif.
Dengan demikian Rencana Struktur Ruang Kota Denpasar pada dasarnya
merupakan RENCANA STRUKTUR SISTEM PUSAT PELAYANAN
PERKOTAAN Kota Denpasar. Rencana ini merupakan kerangka dasar
pembentuk wujud tata ruang wilayah Kota Denpasar yang terdiri atas :
1. sistem pusat pelayanan kota;
2. pengembangan distribusi kependudukan; dan
3. sistem prasarana wilayah kota.
Sistem pusat pelayanan kota, sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas,
mencakup :
a. sistem perwilayahan pengembangan kota;
b. sistem pusat-pusat pelayanan kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
ekonomi, sosial, budaya dan atau pemerintahan; dan
c. sistem hirarki pelayanan kegiatan kota.
Sedangkan pengembangan sistem prasarana wilayah kota sebagaimana dimaksud
pada huruf c diatas, mencakup :
a. sistem jaringan transportasi sebagai jaringan prasarana utama;
b. sistem jaringan energi ;
II - 17
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
c. sistem jaringan telekomunikasi;
d. sistem jaringan sumber daya air;
e. sistem jaringan air minum;
f. sistem jaringan air limbah;
g. sistem persampahan;
h. sistem jaringan drainase;
i. sistem penanggulangan bencana.
Peta rencana struktur ruang wilayah Kota Denpasar, dapat dilihat pada Gambar
2.5.
II - 18
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
Gambar 2.5. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Denpasar
2.4.2. Sistem Pusat Pelayanan Kota
II - 19
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
Sistem pusat pelayanan kota merupakan gabungan dari fungsi kota yang diemban
Kota Denpasar sebagai Kota Inti dari PKN (Pusat Kegiatan Nasiona) yang
sekaligus KSN (Kawasan Stratgis Nasional) yaitu Kawasan Metropolitan
Sarbagita. Konsekuensi dari fungsi tersebut, maka sistem pusat pelayanan kota
merupakan gabungan dari system pelayanan pada skala yang lebih luas (wilayah,
nasional dan internasional) dan skala pelayanan kota (skala kota, bagian wilayah
kota, unit lingkungan).
Telah diuraikan pada bahasan sebelumnya bahwa Sistem pelayanan Kota terdiri
dari :
a. sistem perwilayahan pengembangan kota;
b. sistem pusat-pusat pelayanan kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
ekonomi, sosial, budaya dan atau pemerintahan; dan
c. sistem hirarki pelayanan kegiatan kota.
2.4.3. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota
Rencana pola ruang wilayah merupakan rencana distribusi peruntukan ruang
dalam wilayah Kota Denpasar yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk
fungsi lindung dan fungsi budidaya. Ukuran atau luasan fungsi fungsi lindung dan
fungsi budidaya ditentukan berdasarkan kebutuhan ruang untuk berbagai kegiatan
serta target proporsi pemanfaatan ruang terbangun yang diharapkan. Berdasarkan
misi penataan ruang Kota Denpasar yaitu untuk mencapai kebutuhan ruang
terbuka yang ingin dituju adalah 35% yang terdiri dari RTH Publik dan RTH
Private, maka komposisi pemanfaatan uang harus dikelola sedemikian rupa untuk
dapat mewujudkannya.
Rencana pola ruang wilayah kota berfungsi:
a. sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan
kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota;
b. mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
c. sebagai dasar penyusunan indikasi program pembangunan; dan
d. sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kota.
Rencana pola ruang wilayah dirumuskan berdasarkan:
II - 20
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
a. kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota;
b. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kota;
c. kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan
lingkungan; dan
d. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Rencana pola ruang wilayah Kota Denpasar merujuk pada rencana pola ruang
yang ditetapkan dalam RTRWN, RTRWP Bali, serta diserasikan dengan RTRW
Kabupaten yang berbatasan yang terdiri dari Kawasan Lindung dan Kawasan
Budidaya.
Hirarki fungsi ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya di Kota Denpasar
terdiri dari :
(1) Kawasan lindung, mencakup :
a. kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya;
b. kawasan perlindungan setempat:
c. kawasan pelestarian alam, cagar budaya dan ilmu pengetahuan;
d. kawasan rawan bencana; dan
e. ruang terbuka hijau kota;
(2) Kawasan budidaya, mencakup :
a. kawasan peruntukan perumahan dan permukiman;
b. kawasan peruntukan perdagangan dan jasa;
c. kawasan peruntukan perkantoran pemerintahan;
d. kawasan peruntukkan fasilitas pendidikan;
e. kawasan peruntukkan fasilitas kesehatan;
f. kawasan peruntukkan fasilitas rekreasi, taman dan olah raga;
g. kawasan peruntukkan fasilitas peribadatan;
h. kawasan peruntukan pariwisata;
i. kawasan peruntukkan industri dan pergudangan;
j. kawasan peruntukkan kegiatan pertahanan dan keamanan;
k. kawasan peruntukkan prasarana transportasi
l. kawasan peruntukan prasarana infrastruktur kota;
m. kawasan peruntukan setra dan kuburan;
II - 21
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
n. kawasan ruang terbuka non hijau
o. kawasan peruntukan pertanian;
p. kawasan peruntukan perikanan; dan
q. peruntukan kawasan pesisir dan laut
Rencana pengembangan kawasan lindung wilayah kota diarahkan seluas 1.200,1
Ha atau 8,39% dari luas wilayah Kota. Rencana pengembangan kawasan budidaya
diarahkan seluas 11.577,9 Ha atau 90,61% dari total luas wilayah kota.
Peta rencana pola ruang wilayah kota dapat dilihat pada Gambar 2.6 dan Rincian
luas tiap komponen kawasan lindung dan kawasan budidaya, dapat dilihat pada
Tabel 2.12.
Tabel 2.11.
II - 22
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
Rincian Rencana Pola Ruang Kota Denpasar Tahun 2030
NO FUNGSI RUANG DENPASAR % Dps Utara Dps Timur Dps Barat Dps Selatan (Ha) LUAS
I KAWASAN LINDUNG
1 Tahura Ngurah Rai - - 690.57 690.57 5.40
2 Sempadan Pantai - 16.00 - 152.60 168.60 1.32
3 Sempadan Sungai 64.56 87.63 68.07 77.64 297.90 2.33
4 RTHK Hutan Kota 2.47 9.25 7.13 24.18 43.03 0.34
SUB TOTAL I 67.03 112.88 75.20 944.99 1,200.10 9.39
II KAWASAN BUDIDAYA
1 Permukiman 1,800.55 851.10 1,461.68 1,794.93 5,908.26 46.24
2 Perdagangan dan Jasa 354.15 248.70 507.65 506.44 1,616.94 12.65
3 Perkantoran Pemerintahan 31.24 75.33 13.13 9.91 129.61 1.01
4 Kawasan Efektif Pariwisata - 45.71 - 661.91 707.62 5.54
5 Perindustrian dan Pergudangan - 9.26 - 22.20 31.46 0.25
6 Fasilitas Pendidikan 18.19 20.08 14.92 22.61 75.80 0.59
7 Fasilitas Kesehatan 8.39 3.30 28.30 10.20 50.19 0.39
8 Pertahanan dan Keamanan 11.00 17.00 9.90 12.90 50.80 0.40
9 Fasilitas Peribadatan 8.32 26.09 5.47 41.71 81.59 0.64
10 Fas.Rekreasi dan Olah Raga 48.65 59.81 36.23 77.95 222.64 1.74
11 Kaw. Bddy T. Pangan (sawah) 536.35 548.03 24.29 452.29 1,560.96 12.22
12 Kuburan dan Setra 3.80 2.59 10.96 2.89 20.24 0.16 13 TPA Suwung - - - 10.00 10.00 0.08
14 IPAL Suwung - - - 20.00 20.00 0.16
15 Estuary Dam - - - 35.00 35.00 0.27
16 Jaringan Jalan 218.61 234.12 222.75 315.17 990.65 7.75
17 Pelabuhan - - - 55.32 55.32 0.43
18 Terminal 5.72 - 2.52 2.58 10.82 0.08
SUB TOTAL II 3,044.97 2,141.12 2,337.80 4,054.01 11,577.90 90.61
III TOTAL I + II 3,112.00 2,254.00 2,413.00 4,999.00 12,778.00 100.00
IV RUANG TERBUKA (%) 6.89 7.57 2.91 14.74 32.10
V RUANG TERBANGUN (%) 93.11 92.43 97.09 85.26 67.90
Sumber : Hasil Perencanaan Tim Penyusun RTRWK Denpasar 2010-2030
KECAMATAN (Ha)
II - 23
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
Gambar 2.6. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Denpasar
2.4.4. Kawasan Rawan Bencana
II - 24
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
Dari sejumlah kawasan rawan bencana, yang disampaikan dalam klasifikasi
kawasan lindung, yang terdapat di Kota Denpasar adalah :
Kawasan rawan bencana banjr
Kawasan rawan bencana abrasi pantai
Kawasan rawan bencana intrusi air laut
Kawasan rawan bencana tsunami
(1) Kawasan Rawan Genangan Banjir
Beberapa tempat di kawasan permukiman yang telah tumbuh seperti : Tukad
Teba disekitar jalan Gunung Agung, Perumnas Monang-maning, Pemecutan dan
Dauh Puri memang dulu sering mengalami banjir saat musim hujan, tetapi kini
mengingat kondisi seluruh drainasenya sebagian besar sudah
diperbaiki/dinormalisasi, maka daerah genangan sudah berkurang dan hanya di
Perumnas Monang-maning yang masih sering terjadi banjir di musim hujan.
Lain halnya dengan daerah genangan banjir di hilir Tukad Teba – Pemecutan
Klod (± 200 ha), dihilir Tukad Badung – Pemogan (± 210 ha), Panjer dan Sanur
Kauh (± 85 ha) memang masih sering mengalami genangan banjir yang bersifst
lebih permanent pada saat musim hujan. Mengingat daerah-daerah ini secara fisik
geologis, jenis tanahnya terdiri atas alluvial yang kedap air dan susah meresapkan
air ke bawah tanah, namun mengingat sebagian daerah-daerah ini relatif
berkembang menjadi kawasan terbangun, maka kawasan ini perlu diwaspadai.
Kawasan genangan banjir memerlukan biaya lebih untuk mengadakan pengrugan
agar terhindam dari rendaman banjir. Dilain pihak pembangunan di daerah
genangan akan menjadi semacam bendungan bagi air yang berada di hulunya.
Kawasan genangan ini di daerah hilir yang masih merupakan sawah, mengalami
kerugianpanen karena padinya terendam air.
(2) Kawasan Rawan Abrasi Pantai
Sebagian besar dari pantai berpasir sepanjang pantai Padanggalak – Mertasari
rawan terhadap abrasi. Abrasi pada segmen pantai Padanggalak – Matahari Terbit
belum mendapatkan Proyek Pengamanan Pantai. Selebihnya dari Pantai matahari
II - 25
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
terbit, Sanur, Semawang, Mertesari, dan Pulau Serangan telah mendapatkan
Proyek Pengamanan Pantai.
Konstruksi pengamanan pantai tidak dapat dipungkiri mengganggu keindahan
alami pantai dan juga menganggu kenyamanan rekreasi pantai.
(3) Kawasan Pesisir Rawan Terintutrusi Air Laut
Kawasan Rawan Pesisir Terintutrusi Air Laut untuk wilayah Kota Denpasar
terdapat di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan antara lain ; Suwung, Renon,
Panjer, Sesetan Sidakarya, yang telah menjangkau daratan sejauh ± 1000 m. Pada
kawasan ini telah tumbuh permukiman yang relatif padat dan untuk kebutuhan
supplai air bersih disarankan untuk tidak menggunakan air bawah tanah.
(4) Kawasan Rawan Gelombang Tsunami
Telah diuraikan pada data analisis bahwa Kawasan Teluk, termasuk Teluk Benoa
merupakan tempat yang paling potensial terjadi tsunami, karena tempat-tempat ini
topografi garis pantai cenderung menyempit sehingga mengakibatkan akumulasi
dan terkonsentrasinya energi gelombang tsunami. Kawasan Teluk Benoa terdiri
dari Kelurahan Serangan, Renon, Sesetan, Sidakarya, Pedungan dan Pemogan
Hasil analisis menunjukkan bahwa memperhatikan faktor topografi lahan dan
bentuk garis pantai maka jangkauan rambatan gelombang bervariasi dengan tinggi
genangan air di darat maksimum 5 m dan lokasi-lokasi dengan resiko tinggi
genangannya di Kota Denpasar disajikan pada Gambar 5 dan seluruh desa-desa
pantai di Kota Denpasar (Kelurahan Serangan, Pemogan, Pedungan, Sesetan,
Sidakarya, Sanur Kauh, Sanur, Sanur Kaja, Kesiman Petilan dan Kesiman
Kertalangu) ditambah Kelurahan Pemecutan Kelod, Panjer dan Renon merupakan
daerah rawan terkena bencana tsunami, akan tetapi tingkat bahayanya berbeda-
beda. Pulau Serangan sebagian besar beresiko tergenang dengan tinggi bervariasi
1 sampai 5 m. Di Kelurahan Pemogan, gelombang tsunami merangsek ke daratan
masuk hingga sejauh lebih kurang 2 km dari Jalan By Pass Ngurah Rai, dimana
daerah yang mempunyai resiko tergenang air adalah Gelogor Carik, Kajeng,
Rangkansari, Tempelasjuwet, Sakah, Terunabhineka, dan Tangkas. Penjalaran
II - 26
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
gelombang tsunami di Kelurahan Pedungan juga mencapai jarak 2 km dari Jalan
By Pass Ngurah Rai, lokasi yang berisiko tergenang adalah Pesanggaran,
Ambengan, dan Batankendal. Di Kelurahan Sesetan, gelombang dapat masuk ke
daratan hingga mencapai lebih kurang 1 km dari Jalan By Pass Ngurah Rai, lokasi
yang beresiko tergenang adalah Bugis, Suwung Batankendal, Pegok dan Graha
Kerthi. Di Kelurahan Sidakarya hampir seluruhnya beresiko tergenang hingga ke
Kelurahan Panjer. Wilayah Sanur yang mempunyai resiko paling luas tergenang
adalah Sanur Kauh.
Kelurahan Sanur, Sanur Kaja, Kesiman Petilan dan Kesiman Kertalangu hanya
beresiko tergenang pada daerah pantai sejauh lebih kurang 100 – 200 m dari garis
pantai, selain karena sebagian besar daratannya bertopografi lebih tinggi dari 5 m,
lokasinya juga bukan merupakan daerah teluk.
2.5. Sosial dan Budaya
2.5.1. Pendidikan
Pembangunan bidang pendidikan menjadi prioritas dalam upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pada bidang pendidikan dapat
kita lihat jumlah sekolah, guru dan murid Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di Kota Denpasar pada
tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.12. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kota Denpasar
Jenis SekolahBanyaknya
Sekolah/Universitas
Guru/Dosen
Murid/Mahasiswa
Taman Kanak-kanak 214 1129 14418Sekolah Dasr/MI 223 3815 86777SLTP/MTs 54 2301 32978SMU/K 62 1119 47803Perguruan Tinggi 24 1343 20187
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2012
II - 27
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
2.6. Kelembagaan Pemerintah Derah
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah, Kota Denpasar Terdiri Dari beberapa Satuan Kerja
Perangkat Daerah diantaranya :
1. SEKRETARIAT DAERAH
Asisten Administrasi Pemerintahan
Asisten Administrasi Pembangunan
Asisten Administrasi Umum
2. SEKRETARIAT DPRD
3. LEMBAGA TEKNIS DAERAH
Inspektorat
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
RSUD Wangaya
Badan Kepegawaian Daerah
Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi
Badan Lingkungan Hidup
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Badan Penanggulangan Bencana
4. DINAS DAERAH
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Tata Kota dan Perumahan
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Dinas Kesehatan
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura
Dinas Perhubungan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Komunikasi dan Informatika
Dinas Kebudayaan
II - 28
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA DENPASAR
Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Dinas Pariwisata
Dinas Pendapatan
Dinas Kependudukan dan Capil
Dinas Trantib dan Satpol PP
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial
Dinas Perijinan
Tugas Pokok dan Fungsi masing – masing SKPD yang berkaitan dengan
bidang sanitasi dan struktur pemerintah daerah dapat dilihat pada gambar berikut :
II - 29