gambaran umum wilayah kabupaten buru

62

Click here to load reader

Upload: agustintitind

Post on 12-Jul-2016

75 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

artikel ini berisi tentang GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru, Provinsi Maluku

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

BAB 2GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik

2.1.1 GeografisKabupaten Buru sebelum pemekaran memiliki luas wilayah 12.655,58 km², telah disahkannya

Undang Undang Nomor 32 Tahun 2008 tentang Kabupaten Buru Selatan, maka luas wilayah Kabupaten

Buru telah berkurang menjadi 7.911,88 Km² yang terdiri dari luas daratan 5.577,48 Km² dan luas lautan

1.972,5 Km² serta luas perairan 57,4 Km² dengan panjang garis pantai 232,18 Km². Sedangkan

berdasarkan letak astronomi, Kabupaten Buru berada pada titik koordinat :

Bujur Timur :125070’ – 127021’ BT

Lintang Selatan :2025’ – 3055’ LS

Secara fisiografi (makro relief), bentuk wilayah Kabupaten Buru dikelompokan berdasarkan

dataran, pantai dan perbukitan termasuk dataran tinggi (plateau/pedmont) dengan bentuk kelerengan

variatif. Kabupaten Buru didominasi oleh kawasan pegunungan dengan elevasi rendah berlereng agak

curam dengan kemiringan lereng kurang dari 40 % yang meliputi luas15,43 % dari keseluruhan luas

wilayah daerah ini. Jenis kelerengan lain yang mendominasi adalah elevasi rendah berlereng

bergelombang serta agak curam dan elevasi sedang berlereng bergelombang dan agak curam dengan

penyebaran lereng di bagian utara dan barat rata-rata berlereng curam.Sedangkan di bagian timur

terutama di sekitar Sungai Waeapo merupakan daerah elevasi rendah dengan jenis lereng landai sampai

agak curam.

Sedangkan secara geomorfologis, bentang alam di Kabupaten Buru dapat dikelompokan menjadi

4 (empat), yaitu ;bentang alam asal vulkanik yang dicirikan dengan adanya topografi bergunung-gunung

dan lereng terjal, bentang alam asal denudasional yang membentuk rangkaian pegunungan dan

perbukitan berbentuk kubah, bentang alam asal solusial dan bentang alam asal fluvial yang cenderung

membentuk topografi datar pada lembah-lembah sungai.

2.1.2 Geologi dan Jenis Tanah

Kabupaten Buru merupakan salah satu kawasan di luar busur banda (jalur gunung api) dengan

formasi geologi bervariasi antara batuan sedimen dan metamorfik. Dalam Peta sketsa geologi Pulau Buru

dan Pulau Seram, ditemukan 3 (tiga) material utama penyusun Pulau Buru. Ketiga formasi dimaksud

berada pada bagian selatan, utara dan formasi deposisi di bagian timur laut, yang masing-masing dapat

diuraikan sebagai berikut ;

12

Page 2: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Batuan Sedimen di bagian selatan yang kebanyakan dijumpai pada tempat-tempat dengan

permukaan air yang dangkal,

Batuan Metamorfik yang mirip dengan tipe batuan benua yang meliputi filit, batu sabak, sekis, arkose

serta greywacke meta yang dominan berada pada bagian utara Pulau Buru,

Endapan Batuan sedimen berumur neogen bagian atas ditemukan pada bagian timur laut sekitar

Kawasan Waeapo tersusun dari endapan Aluvium dan Kolovium berupa bongkahan, kerikil, lanau,

konglomerat, lumpur dan gambut. Sedangkan di sepanjang pantai utara terdapat jalur endapan pantai

dan aluvio-kolovium yang diselingi dengan terumbu karang angkatan (uplifed coral reef).

Sebagian besar tanah di Pulau Buru adalah jenis tanah kompleks, dimana persebaran jenis

tanah ini meliputi ; alluvial, podsolik merah kuning, organosol, grumasol dan tanah-tanah kompleks.

Peralihan antara formasi batuan sedimen dan metamorfik terdapat di Tanjung Bebek sekitar Waesabak

dan Waenekat di bagian utara barat menuju Danau Rana bagian tengah ke arah Waeapo bagian hulu dan

terus menyebar sampai ke Waeula dan Waenani di sekitar Tanjung Wamsaba bagian timur.

2.1.3 Klimatologi

Iklim yang berlaku di Kabupaten Buru, yaitu low tropis yang dipengaruhi oleh angin musim serta

berhubungan erat dengan lautan yang mengelilinginya. Selain itu, luas daratan yang berbeda-beda

memungkinkan berlakunya iklim musim. Ciri umum dari curah hujan tahunan rata-rata dibagi dalam empat

kelas untuk tiga wilayah, antara lain :

Buru Bagian Utara : 1400 - 1800 mm / tahun,

Buru Bagian Tengah : 1800 - 2000 mm / tahun,

Buru Bagian Selatan : 2000 - 2500 mm / tahun,

Pada kawasan yang berelevasi lebih dari 500 m dpl dengan rata-rata 3000 – 4000 mm / tahun

berkaitan erat dengan perubahan ketinggian yang dimulai dari zona pesisir, yang selanjutnya dapat diikuti

pada bagian berikut. Sedangkan kondisi suhu rata-rata 260 C.

2.1.4 Hidrologi

Secara umum, ditemukan dua pola drainase permukaan yaitu Pola Anastomatik pada bentang

alam dataran termasuk kawasan dekat pantai dan Pola Dendritik pada bentang alam perbukitan dan

pegunungan. Sungai-sungai besar dan kecil umumnya merupakan sungai hujan, hanya beberapa sungai

13

Page 3: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

besar yang mengalir sepanjang tahun dimana debit airnya dapat menurun drastis pada saat musim

kemarau. Sedangkan untuk kebutuhan air bagi konsumsi, diusahakan dengan pemanfaatan air sumur dan

pelayanan air bersih yang dipasok Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Sungai yang ada di Kabupaten Buru terdiri dari sungai yang mengalir sepanjang tahun dan

sungai periodik, yang cukup banyak dan relatif cukup panjang. Sungai besar yang mengalir sepanjang

tahun diantaranya; Sungai Waeapo, Sungai Waegeren dan Sungai Waenibe. Keadaan sungai-sungai

tersebut sering juga mengalami penurunan debit air secara drastis pada saat terjadinya musim kemarau.

Daerah Aliran Sungai (DAS)/ Daerah Pengairan Sungai (DSP) atau drainage basin adalah suatu

daerah yang terhampar di sisis kiri dan kanan suatu aliran sungai, dimana semua anak sungai yang

terdapat di sebelah kanan dan kiri sungai bermuara kedalam suatu sungai induk. Seluruh hujan yang

terjadi di suatu drainage basin, semua airnya akan mengisi sungai yang terdapat di dalam DAS tersebut

oleh sebab itu, areal DAS juga merupakan daerah tangkapan hujan atau di sebut catcment area. Semua

air yang mengalir melalui sungai bergerak meninggalkan daerah-daerah tangkapan sungai (DAS) dengan

atau tampa memperhitungkan jalan yang di tempuh sebelum mencapai limpasan (run off).

Tabel 2.1Daerah Aliran Sungai (DAS)di Kabupaten Buru

No. Nama DAS Luas (ha)

1. DAS Apu 281.657

2. DAS Nibe 161.823Sumber : Buru dalam Angka Tahun 2013

2.1.5 Administrasi Pemerintahan

Kabupaten Buru dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang

Pembentukan Propinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat, yang telah

diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2000. Dengan memperhatikan kepentingan

pelayanan publik dan tuntutan rentang kendali pemerintahan, sampai dengan awal tahun 2008 wilayah

pemerintahan kecamatan di Kabupaten Buru mencakup 10 kecamatan. Selanjutnya, dengan telah

diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Buru Selatan,

maka 5 wilayah kecamatan yang secara geografis berada di bagian selatan Kabupaten Buru terpisah

menjadi wilayah otonom, yakni Kabupaten Buru Selatan. Khusus untuk wilayah pemerintahan Kabupaten

Buru, Secara administratif, Kabupaten Buru memiliki luas wilayah 7.911,88 Km² dengan 10 Kecamatan

dan 82 desa yang terdiri dari :

Kecamatan Namlea : Ibukota Namlea

Kecamatan Airbuaya : Ibukota Airbuaya

14

Page 4: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Kecamatan Waeapo : Ibukota Waeapo

Kecamatan Waplau : Ibukota Waplau

Kecamatan Batabual : Ibukota Ilath

Kecamatan Lolong Guba : Ibukota Kubalahin

Kecamatan Waelata : Ibukota Basalale

Kecamatan Fena Leisela : Ibukota Wamlana

Kecamatan Teluk Kaiely : Ibukota Kaiely

Kecamatan Lilialy : Ibukota Sawa

Batasan wilayah Kabupaten Buru secara administratif, antara lain ;

Sebelah Barat : Kabupaten Buru Selatan dan Laut Banda

Sebelah Timur : Selat Manipa

Sebelah Utara : Laut Seram

Sebelah Selatan : Kabupaten Buru selatan dan Laut Banda

Tabel 2.2: Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan

Nama KecamatanJumlah

Kelurahan/Desa

Luas WilayahAdministrasi Terbangun

(Ha) (%) thd total (Ha) (%) thd totalKec. Namlea 7 469,65 5,94 39,32 23,70Kec. Waplau 10 585,23 7,40 13,19 7,95Kec. Airbuaya 10 1.702,35 21,52 14,70 8,86Kec. Waeapo 7 102,50 1,30 18,98 11,44Kec. Batabual 5 249 3,15 6,97 4,20Kec. Lolong Guba 10 703,50 8,89 19,94 12,02Kec. Waelata 10 234,50 2,96 21,33 12,86Kec. Fena Leisela 13 2.851,65 36,04 14,45 8,71Kec. Teluk Kaiely 5 532,00 6,72 3,33 2,01Kec. Lilialy 5 481,50 6,09 13,64 8,23

Jumlah 82 7911,88 100 165,91 100Sumber:Simrenda Kab. Buru Tahun 2013

Dari 82 (delapan puluh dua) Desa yang tersebar di Kabupaten buru adalah sebagai berikut,

Kecamatan Namlea dengan luas daratan 469,65Ha dengan luas terbangun 39,32Ha terdiri dari 7 Desa

dan 9 Dusun , Kecamatan Waplau dengan luas Administrasi 585,23Hadengan luas terbangun 13,19 Ha

terdiri dari 10 Desa dan 3 Dusun, Kecamatan Airbuaya dengan luas Administrasi 1.702,35Ha dengan

luas terbangun 14,70Haterdiri dari 19 Desa dan 9 Dusun, Kecamatan Waeapo dengan luas Administrasi

102,50Ha dengan luas terbangun 18,98Ha terdiri dari 7 desa dan 8 Dusun, Kecamatan Batabual dengan

luas Administrasi 249Ha dengan luas terbangun 697 terdiri dari 5 Desa dan 4 Dusun, Kecamatan Lolong

Gube dengan luas Administrasi703,50Hadengan luas terbangun 19,94Ha terdiri dari 10 Desa dan 24

15

Page 5: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Dusun, Kecamatan Waelata dengan luas Administrasi234,50Ha dengan luas terbangun 21,33Ha terdiri

dari 10 Desa dan 21 Dusun, Kecamatan Fena Leisela dengan luas Administrasi 2.851,65Hadengan luas

terbangun 14,45Ha terdiri dari 13 Desa dan 22 Dusun, Kecamatan Teluk Kaiely dengan luas Administrasi

532,00Ha dengan luas terbangun 3,33Ha terdiri dari 5 Desa dan 3 Dusun, Kecamatan Liliali dengan luas

Administrasi 481,50Ha dengan luas terbangun 13,64Ha terdiri dari 5 Desa dan tidak memiliki Dusun.

Kabupaten Buru selain memiliki wilayah administrasi pemerintahan yang secara administrasi

terdiri 10 (sepuluh) Kecamatan, 82 (delapan puluh dua) Desa dan Dusun sebanyak 103 (seratus

duapuluh) Dusun,dengantotal luas Administrasi adalah 7.911,88Ha, total luas Terbangun 165,91Ha.

16

Page 6: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

2.1 Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Buru

17

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Buru

Page 7: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Peta 2.2 Administasi Kabupaten Buru

Peta 2.2.1. Orientasi Wilayah Kabupaten Buru

19

Sumber : RTRW Kabupaten Buru Thn 2008-2028

Page 8: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

20

Sumber : RTRW Kabupaten Buru Thn 2008-2028

Page 9: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

2.2 Demografi

Selain sebagai sumber dayapembangunan,penduduk juga merupakan sasaran dari

pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu, tak salah kiranya jika disebutkan bahwa penduduk

merupakan subjeksekaligus objek pembangunan.

Penduduk Kabupaten Buru pada tahun 2012, terhitung jumlah penduduk sebesar 115.004

jiwa, dimana 58.036 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 56.968 jiwa perempuan. Dengan luas

wilayah sebesar 7.595,58 km² , kabupaten Buru memiliki tingkat kepadatan penduduk sebesar

15,14 jiwa/km² .

Penyebaran penduduk Kabupaten Buru kurang merata. Hal ini terlihat dari angka kepadatan

penduduk yang berbeda secara signifikan antara daerah satu dengan daerah lainnya. Daerah yang

terpadat penduduknya adalah kecamatan Namlea.

Sebagai Ibukota kabupaten Buru, tidak mengherankan apabila jumlah penduduk kecamatan

Namlea merupakan yang terbesardibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya (29.957 jiwa).

Selanjutnya diikuti oleh kecamatan Waelata (12.515 jiwa), Waeapo (11.111 jiwa), Fena Leisela (10.765

jiwa), Waplau (10.326 jiwa), Lolong Guba (10.192 jiwa). Sedangkan empat kecamatan lainnya yakni

Batabual, Teluk Kaiely , Lilialy dan Air Buaya memiliki jumlah peduduk dibawah (10.000 jiwa), yaitu secara

berturut-turut (7.803 jiwa) dikecamatan Bata Bual(3.275 jiwa) di kecamatanTeluk Kaiely (9.554 jiwa) di

kecamatan Air Buayadan (9.506 jiwa) di kecamatan Lilialy.

Secara keseluruhan, penduduk kabupaten Buru masih didominasi penduduk usia produktif.

Namun demikian, rasio ketergantungan usia di kabupaten Buru mencapai 65,40 persen. Angka ini

menyatakan jumlah orang yang secara ekonomi tidak aktif per seratus penduduk yang aktif

secara ekonomi.

Secara umum jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk

perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex ratio yang nilainya lebih besar dari 100. Pada

tahun 2012, untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 102 orang penduduk laki- laki.

Untuk mengatasi masalahpersebaran penduduk yang tidak merata, diperlukan usaha dari

Pemerintah Daerah KabupatenBuru untuk memberikan dorongan dalam distribusi pembangunan di

bidang ekonomi dan sosial di wilayah-wilayah yang memiliki kepadatan penduduk rendah sehingga

dapat menarik minat penduduk untuk menetap di wilayah tersebut. Namun perlu disadari bahwa

semakin padatnya penduduk di suatu wilayah akan meningkatkan permintaan akan kebutuhan

penduduk itu sendiri. Apabila hal ini tidak seimbang, bukan tidak mungkin akan menimbulkan

masalah baru yaitu ketimpangan sosial ekonomi dalam masyarakat. Jumlah penduduk dan

kepadatannya 3- 5 tahun terakhir di Kabupaten Buru dapat dilihat pada tabel di bawa ini :

20

Page 10: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Tabel 2.3: Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 - 5 tahun terakhir

Nama KecamatanJumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KK (KK) Tingkat

Pertumbuhan (%) Kepadatan pddk (jiwa/km2)

Tahun Tahun Tahun Tahun2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

Kec. Namlea 30,434 37,218 38,201 29,957 30.407 7.776 8.129 9.501 11.149 9.134 18,33 22,3 2,60 -21,6 1,50 32,00 39,13 40,16 34,28 64,74

Kec. Waplau 9,563 9,738 10,036 10,326 10.403 2.379 2.573 2.597 2.639 2.763 1,62 1,83 3,10 2,9 0,75 16,34 33,28 34,30 9,00 17,87

Kec. Airbuaya 17,103 19,189 19,705 9,554 9.614 4.511 4.864 5.634 5.714 2.318 11,01 12,20 2,70 -51,5 0,63 3,77 4,23 4,35 17,68 5,65

Kec. Waeapo 31,137 34,153 35,112 11,111 11.285 9.836 10.093 10.527 10.960 2.993 5,88 9,69 2,86 -68,4 1,57 25,26 27,71 28,49 31,51 110,10

Kec. Batabual 7,735 8,147 8,393 7,803 7.864 1.710 1.762 1.670 1.773 1.982 5,22 5,33 3,03 -7,0 0,78 26,44 13,92 14,34 7,53 31,58

Kec. Lolong Guba - - - 10,192 10.298 - - - 2.059 3.135 - - - - 1,04 - - - 14,49 14,64

Kec. Waelata - - - 12,515 12.700 - - - 2.540 3.476 - - - - 1,48 - - - 53,37 54,16

Kec. Fena Leisela - - - 10,765 10.842 - - - 2.168 3.228 - - - - 0,72 - - - 3,78 3,80

Kec. Teluk Keiely - - - 3,275 3.309 - - - 661 805 - - - - 1,04 - - - 6,16 6,22

Kec. Lilialy - - - 9,506 9.614 - - - 1.922 2.371 - - - - 1,14 - - - 17,87 18.07

Sumber: Buru Dalam Angka & Dinas Pencatatan Sipil Kab. Buru

Ket: dari tabel di atas 5 Kecamatan , Kec. Lolong Guba, Kec.Waelata, Kec.Fena Leisela,Kec.Teluk Keieli dan Kec. Liliali di mekarkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Buru Tahun 2012.

21

Page 11: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Untuk menghitung jumlah penduduk di masa terlebih dahulu harus ditentukan tahun

dasar proyeksi dan angka laju pertumbuhannya. Berdasarkan tahun proyeksi dan angka laju

pertumbuhan penduduk tersebut, dilakukan proyeksi penduduk dimasa yang akan datang.

Proyeksi penduduk di hitung berdasarkan pada asumsi bahwa pertumbuhan penduduk bersifat

linier dari tahun ke tahun. Dengan demikian, proyeksi penduduk tersebut mengunakan rumus

proyeksi penduduk linier yaitu:

Dimana :

Pt =Jumlah penduduk tahun terakhir

Po =Jumlah penduduk tahun awal

1 = Konstante (angka tetap)

r = Pertumbuhan penduduk (dlm %)

n = Selisih tahun antara Pt dan Po

Jumlah penduduk awal yang dijadikan dasar perhitungan adalah penduduk pada tahun awal

data. Sedangkan untuk tingkat pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah tingkat

pertumbuhan penduduk rata-rata utuk kabupaten Buru peroide tahun 2013 - 2017 Seiring

dengan berjalannya waktu, jumlah penduduk di Kabupaten Buru menunjukkan peningkatan

setiap tahunnya. Jumlah penduduk pada tahun 2012 mencapai 115.004 jiwa atau naik

dibandingkan jumlah penduduk pada tahun-tahun sebelumnya.Pertumbuhan jumlah penduduk

di Kabupaten Buru dalam beberapa tahun terakhir cukup tinggi, yaitu di atas 1,5% setiap

tahunnya.

Untuk menikuti tren pertumbuhan jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya 5 tahun

telah di sediakan tabel seperti terlihat dibawa ini :

22

Pt = Po (1 + r)n

Page 12: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Nama Kecamatan

Jumlah Penduduk Jumlah KK TingkatPertumbuhan (%) Kepadatan Pddk

Tahun Tahun Tahun Tahun2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

Kec. Namlea 30.407 30.945 31.576 32.306 33.139 9.314 7.736 7.894 8.076 8.285 1.50 1.77 2.04 2.31 2.58 64.74 65.89 67.23 68.79 70.56

Kec. Waplau 10.403 10.521 10.679 10.881 11.128 2.763 2.630 2.670 2.720 2.782 0.75 1.13 1.51 1.89 2.27 17.87 18.07 18.34 18.69 19.11

Kec. Airbuaya 9.614 9.709 9.840 10.009 10.216 2.318 2.427 2.460 2.502 2.554 0.63 0.99 1.35 1.71 2.07 5.65 5.70 5.78 5.88 6.00Kec. Waeapo 11.285 11.524 11.832 12.213 12.673 2.993 2.881 2.958 3.053 3.168 1.57 2.12 2.67 3.22 3.77 110.10 112.43 115.43 119.15 123.64Kec. Batabual 7.864 7.951 8.063 8.204 8.373 1.982 1.988 2.016 2.051 2.093 0.78 1.10 1.42 1.74 2.06 31.58 31.93 32.38 32.95 33.63Kec. Lolong Guba 10.298 10.445 10.635 10.870 11.153 3.135 2.611 2.659 2.718 2.788 1.04 1.43 1.82 2.21 2.60 14.64 14.85 15.12 15.45 15.85Kec. Waelata 12.700 12.951 13.273 13.668 14.144 3.476 3.238 3.318 3.417 3.536 1.48 1.98 2.48 2.98 3.48 54.16 55.23 56.60 58.29 60.31Kec. Fena Leisela 10.842 11.040 11.365 11.825 12.435 3.228 2.760 2.841 2.956 3.109 0.72 1.83 2.94 4.05 5.16 3.80 3.87 3.99 4.15 4.36Kec. Teluk Keiely 3.309 3.349 3.396 3.450 3.511 805 837 849 862 878 1.04 1.22 1.40 1.58 1.76 6.22 6.30 6.38 6.48 6.60Kec. Lilialy 9.614 9.753 9.925 10.131 10.372 2.371 2.438 2.481 2.533 2.593 1.14 1.45 1.76 2.07 2.38 18.07 18.33 18.66 19.04 19.50

Sumber:: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Buru

23

Page 13: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

Hasil survey keuangan di Kabupaten Buru yang dilakukan pada beberapa SKPD terkait

pembangunan sanitasi yaitu; Badan Perencanaan pembangunan Daerah, Dinas Pekerjaan Umum,

Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Tata Kota dan Kebersihan, Badan Pemberdayaan

Masyarakat, Badan Lingkungan Hidup dan Dinas BPKKD Kabupaten Buru.

Aspek-aspek yang dibahas dalam survey dan studi APBD Kabupaten Buru adalah; Aspek

Kelembagaan, Aspek prioritas pendanaan, pekembangan pendapatan dan belanja daerah, besaran

pendanaan sanitasi pertahun,besaran pendapatan dari layanan sanitasi dan besaran pendanaan

sanitasi per kapita.

Darihasil survey tersebut dapat disajikan Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Buru pada

kurun waktu 2010- 2014 dan Belanja Modal Sanitasi dapat dilihat pada tabel berikut:

24

Page 14: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Buru Tahun 2010 – 2014

No Realisasi Anggaran Tahun Rata2 pertumbuhan2010 2011 2012 2013 2014

A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 402.717.385.988 467.441.143.311 449.517.930.083 510.018.063.225 531.326.434.254 5,97%a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 10.380.952.200 8.433.350.500 8.901.210.700 22.096.653.806 15.373.783.993 20,92%a.1.1 Pajak daerah 1.668.300.000 1.668.300.000 1.649.913.200 5.500.000.000 3.620.000.000 39,61%a.1.2 Retribusi daerah 4.922.658.000 4.083.950.500 4.215.473.500 12.988.854.000 8.266.341.500 31,59%a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan 380.952.200 330.000.000 365.700.000 435.153.216 435.153.216 3,29%a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 3.409.042.000 2.351.100.000 2.670.124.000 3.172.646.590 3.052.289.277 -0,49%a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 315.648.622.721 368.906.120.691 407.876.924.843 453.800.172.984 479.165.736.045 8,86%a.2.1 Dana bagi hasil 33.124.134.721 39.038.199.691 36.914.084.843 45.448.721.984 30.059.377.045 0,33%a.2.2 Dana alokasi umum 239.984.788.000 274.741.321.000 329.533.510.000 356.075.091.000 392.051.369.000 10,52%a.2.3 Dana alokasi khusus 42.539.700.000 55.126.600.000 41.429.330.000 52.276.360.000 56.054.990.000 7,63%a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 76.687.811.066 90.101.672.120 32.739.74.540 34.121.236.435 37.786.914.216 174,81%a.3.1 Hibah - - - - - -a.3.2 Dana darurat - - - - - -a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota 3.452.286.874 5.451.000.000 9.548.980.190 10.464.629.219 9.464.307.000 26,62%a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 73.235.524.192 84.650.672.120 19.995.946.000 22.982.607.216 28.322.607.216 -4,52%a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah

lainnya- - 3.194.868.350 674.000.000 -

-39,45%-

B Belanja (b1 + b.2) 405.621.075.410 490.510.705.205 474.667.939.863 548.667.864.514 510.107.750.088 5,25%b.1 Belanja Tidak Langsung 162.240.708.922 211.442.122.750 220.487.746.761 244.549.085.927 261.489.500.878 10,49%b.1.1 Belanja pegawai 144.023.535.050 177.133.169.557 195.643.733.986 213.392.307.994 230.053.547.945 10,06%b.1.2 Bunga 1.393.557.866 650.212.193 7.388.775 173.008.333 1.002.083.333 513,70%b.1.3 Subsidi 1.820.116.006 - - - - -b.1.4 Hibah 2.315.000.000 16.727.991.000 8.494.000.000 3.946.500.000 7.853.000.000 123,76%b.1.5 Bantuan sosial 6.928.500.000 7.596.000.000 4.670.224.000 7.000.500.000 4.537.500.000 -2,83%b.1.6 Belanja bagi hasil - - - - - -b.1.7 Bantuan keuangan 5.060.000.000 8.584.750.000 8.872.400.000 15.036.769.600 13.043.369.600 25,85%b.1.8 Belanja tidak terduga 700.000.000 750.000.000 2.800.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 71,81%b.2 Belanja Langsung 243.380.366.487 279.068.582.455 254.180.193.102 304.118.778.586 248.618.249.210b.2.1 Belanja pegawai 26.119.809.200 31.372.965.020 32.868.051.700 37.307.465.210 20.470.562.100 -1,35%b.2.2 Belanja barang dan jasa 91.100.321.967 111.986.067.786 126.118.606.811 137.248.264.396 132.687.269.608 8,21%b.2.3 Belanja modal 126.160.235.320 135.709.546.648 95.193.534.590 129.563.048.980 95.460.417.502 -2,50%

24

Page 15: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

No Realisasi Anggaran Tahun Rata2 pertumbuhan2010 2011 2012 2013 2014

C Pembiayaan 808.338.461.396 957.951.845.515 924.185.869.945 1.058.685.927.738 1.041.434.184.341 5,58%Surplus/Defisit Anggaran (2.903.689.422) (23.069.561.894) (25.150.009.779) (38.649.801.289) 21.218.684.164 -

Sumber : Realisasi APBD Kabupaten Buru tahun 2010 - 2014, Keterangan : n = tahun penyusunan buku putih sanitasi

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan Kabupaten Buru dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, bersama dana perimbangan sedangkan untuk Dana

lain-lain yang sah mengalami penurunan. Peningkatan dana perimbangan ini menunjukkan bahwa Kabupaten Buru masih membutuhkan dana bantuan dari pusat (APBN)

untuk membiayai pembangunannya.

Sedangkan dari sisi pembelanjaan mengalami peningkatan secara signifikan baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung. Sementara itu, dari sisi Realisasi

Belanja Sanitasi SKPD di Kabupaten Buru dalam 5 tahun terakhir adalah sbb :

25

Page 16: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Buru Tahun 2010 - 2014

No SKPD Tahun Rata2 pertumbuhan2010 2011 2012 2013 2014

1 Dinas Pekerjaan Umum 1.136.360.000 652.149.000 739.608.000 303.715.000 151.350.000 -27,66%

1.a Investasi 858.530.000 652.149.000 739.608.000 209.715.000 - -16,45%

1.b operasional/pemeliharaan (OM) 277.830.000 - - 94.000.000 151.350.000 12,20%2 Badan Lingkungan Hidup 133.794.087 1.337.166.750 1.065.940.124 681.255.752 168,61%

2.a Investasi - 46.126.787 521.035.000 730.496.824 644.227952 211,59%

2.b operasional/pemeliharaan (OM) - 87.667.300 816.131.750 335.443.300 37.027.800136,62%

3 Dinas Tata Kota 911.834.900 1.750.082.000 1.624.579.650 2.442.234.702 2.532.669.700 27,76%3.a Investasi 275.576.000 132.727.650 740.552.702 275.207.100 68,66%

3.b operasional/pemeliharaan (OM) 911.834.900 1.474.506.000 1.491.852.000 1.701.682.000 2.257.462.600 21,92%4 Dinas Kesehatan 20.000.000 50.000.000 30.000.000.000 60.000.000 11990,04%

4.a Investasi - - - - - -

4.b operasional/pemeliharaan (OM) 20.000.000 50.000.000 30.000.000.000 60.000.000 11990,04%

5 Bappeda

5.a Investasi - - - - - -

5.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - -N SKPD lainnya (sebutkan)n.a Investasi - - - - - -

n.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - -

8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) - - - - - -

26

Page 17: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

9 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na)

- - - - - -

10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) - - - - - -

11 Belanja Langsung - - - - - -

12 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11)

- - - - - -

13 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8)

- - - - - -

14 Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8)

- - - - - -

Sumber :Realisasi APBD tahun 2010-2014 dan hasil olah dataKet : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi

Realisasi Belanja Sanitasi Kabupaten Buru dari Tahun 2010-2014 mengalami perkembangan yang fluktuatif. Hal ini terlihat pada beberapa SKPD yang mengalami peningkatan investasi, tetapi mengalami penurunan pada biaya operasional/pemeliharaan. Ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Buru belum menetapkan program sanitasi sebagai prioritas pembangunan.

Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kab/Kota Tahun 2010 – 2014

27

No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata Pertumbuhan2010 2011 2012 2013 2014

1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 752.282.587 2.126.774.800 1.251.785.300 922.605.752 2.104.400.249 3,781.1 Air Limbah Domestik 732.282.587 1.337.166.800 918.070.300 681.255.752 1.959.930.949 4,361.2 Sampah rumah tangga - - - - - -1.3 Drainase perkotaan - 739.608.000 303.715.000 151.350.000 975.000.000 0,871.4 PHBS 20.000.000 50.000.000 30.000.000 90.000.000 144.469.300 7,442 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) 425.429.273 1.148.638.208 664.088.022 585.661.774 1.626.030.046 5,402.1 DAK Sanitasi 983.359.000 766.274.000 1.650.796.000 1.005.446.000 1.746.257.000 0,262.2 DAK Lingkungan Hidup 43.930.273 1.148.638.208 664.088.022 585.661.774 1.626.030.046 -7,782.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - - - -3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi - - - - - -4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk

Sanitasi- - - - - -

Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) 326.853.314 1.148.638.208 664.088.022 585.661.774 1.626.030.046 5,97Total Belanja Langsung 26.119.809.200 31.372.965.020 32.868.051.700 37.307.465.210 20.470.562.100 -0,76% APBD murni terhadap Belanja Langsung 1,25 3,66 2,02 1,57 7,94 2,5

Page 18: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Sumber : APBD tahun 2010 – 2014., dan hasil olah data

Berdasarkan Tabel diatas, terlihat bahwa untuk perhitungan belanja sanitasi oleh APBD di Kabupaten Buru untuk sampah rumah tangga belum dianggarkan, serta DAK Perumahan dan Permukiman juga belum terakomodir.

Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2014

Sumber : APBD dan BPS, diolah

28

No D e s k r i p s iTahun

Rata-rata2010 2011 2012 2013 2014

1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota 326.853.314 1.148.638.208 664.088.022 585.661.774 1.626.030.046 870.254.273

2 Jumlah Penduduk 108.445 111.447 115.004 116.336 118.188 113.884

Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) 3.014 10.307 5.774 5.034 13.758 7.577

Page 19: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

. Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita

Sumber:Dinas Tata Kota, Kebersihan dan Pemadam Kebakaran Kab. Buru

Untuk sector pendapatan dari pos retribusi di Kabupaten Buru, pos retribusi yang telah tergarap sampai dengan tahun 2014 masih berada pada pos retribusi persampahan, ini pun masih berada dalam lingkup ibukota Kabupaten yaitu Kota Namlea, sedangkan untuk wilayah lain belum tergarap. Begitupun dengan sector retribusi air limbah dan drainase. Hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran amsyarakat akan pentingnya kebersihan dan tingkat kepeduliannya yang masih rendah. Namun demikian sector retribusi sampah menampakkan pertumbuhan positif, kedepan perlu dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi untuk pos retribusi sanitasi ini untuk meningkatkan pendapatan daerah.

29

No SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertumbuhan (%)2010 2011 2012 2013 2014

1 Retribusi Air Limbah1.a Realisasi retribusi - - - - - -1.b Potensi retribusi - - - - - -2 Retribusi Sampah2.a Realisasi retribusi - 85.753.000 128.496.000 172.812.000 254.229.000 0,262.b Potensi retribusi - - - - - -3 Retribusi Drainase3.a Realisasi retribusi - - - - - -3.b Potensi retribusi - - - - - -4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) - - - - - -5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) - - - - - -6 Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) - - - - - -

Page 20: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Pendapatan yang timbul karena adanya kegiatan produksi merupakan pendapatan domestic, yang

dimaksud dengan produk regional adalah produk domestic ditambah dengan pendapatan yang diterima

dari luar daearah/negeri dikurangi dengan pendapatan yang dibayar ke luar daearah/negeri.

Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator ekonomi untuk mengukur tingkat kemakmuran

suatu negara atau daerah. Sesuai dengan konsep dan definisi, pengertian Pendapatan Perkapita

suatu daerah adalah pendapatan regional daerah tersebut dibagi dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sulitnya memperoleh data

pendapatan neto yang mengalir dari luar region/daerah menyebabkan penyajian dalam

publikasi ini hanya terbatas pada Pendapatan/Produk Domestik saja. Kesulitan dalam penghitungan

Pendapatan Regional ini tidak hanya dialami oleh Kabupaten Buru, namun juga seluruh kabupaten/kota di

Indonesia. Oleh karena itu, angka Pendapatan Perkapita yang disajikan dalam publikasi ini

merupakan angka Pendapatan Domestik Regional Perkapita. Indeks Harga Implisit PDRB

merupakan salah satu indikator harga yang dapat dipergunakan untuk melihat tingkat inflasi dan deflasi

yang terjadi di suatu daerah/region. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa angka indeks implisit pada

tahun 2011 mencapai 232,47 persen. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan,

harga barang dan jasa yang dihasilkan di Kabupaten Buru mengalami kenaikan sebesar

132,47 persen dari harga yang terjadi pada tahun 2000. Apabila dilihat menurut sektor, kenaikan

harga tertinggi yang terjadi pada tahun 2012 terdapat pada sektor pertambangan dan penggalian,

yaitu sebesar 249,52 persen dibandingkan harga pada tahun 2000. Sedangkan kenaikan harga

yang terendah terdapat pada sector keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, yaitu sebesar 187,41

persen dibandingkan harga pada tahun 2000.

Data perekonomian di Kabupaten Buru dapat dilihat pada tabel 2.10. dibawah ini :

Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2014

No D e s k r i p s iTahun

2010 2011 2012 2013 2014 (*)1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 166.709,08 175.380,83 187.572,56 199.407,52 211.989,2

2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 2.808.085 2.707.621 3.136.066 3.214.421 3.294.733.716

3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,71 5,20 5,92 6,31 6,8

Sumber : Simrenda Tahun 2012-2013*) : Angka Estimasi

2.4 Tata Ruang Wilayah

Strategi terhadap pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Buru akan meliputi :

30

Page 21: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

(1). Strategi untuk pengembangan sistem kota-kota meliputi:

(a). memperkuat keterkaitan ekonomi dan spasial di dalam wilayah daratan;

(b). pengembangan wilayah daratan agar dapat membentuk suatu kesatuan ekonomi

spasial yang solid serta efesien dalam hal penyediaan prasarana wilayah;

(c). memperkuat fungsi-fungsi yang sudah ada di kota-kota yang terpilih sebagai pusat-

pusat pertumbuhan, agar terbentuk kesatuan sistem yang mempunyai hierarki dan

fungsi ruang saling mengisi yaitu Namlea, Waplau, Ilath, Airbuaya dan Waeapo;

(d). mengembangkan keterkaitan antar kota secara fungsional yang dilakukan dengan

pengembangan fungsi pelayanan kota yang terintegrasi antara ibukota Provinsi,

ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan.

(e). mengembangkan keterkaitan secara tata ruang yang dilakukan dengan meningkatkan

aksesibilitasnya terutama dengan pengembangan jaringan jalan.

(f). mengembangkan dan meningkatkan fungsi ibukota kecamatan terutama sebagai

pusat wilayah belakangnya.

(g). mengarahkan kota-kota menjadi pusat kegiatan koleksi dan distribusi bagi wilayah

belakang, berdasarkan kondisi potensi-potensi sumberdaya alam yang khas sehingga

dapat menjadi suatu keunggulan komperatif yang dapat meningkatkan kemampuan

ekonomi masyarakatnya.

(h). mengembangkan kota-kota sebagai pusat pelayanan yang berhierarki agar tercapai

efisiensi dalam pembiayaan pembangunan fasilitas, dan dengan memperhatikan

faktor kedekatan gugus pulau sehingga dapat lebih memperluas cakupan pelayanan

kota-kota tersebut.

(2). Strategi untuk pengembangan sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan meliputi:

(a). mengembangkan pusat-pusat permukiman sesuai dengan fungsi dan peran masing-

masing kota;

(b). menyediakan prasarana dan sarana pendukung pusat permukiman perkotaan dan

perdesaan sesuai fungsi masing-masing;

(c). mengembangkan interaksi desa-kota yang saling menguntungkan.

(3). Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi

wilayah yang merata dan berhierarki meliputi:

31

Page 22: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

(a). menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan

kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah sekitarnya;

(b). mengembangkan pusat pertumbuhan baru di Teluk Bara dan Danau Rana;

(c). menjaga kota-kota pantai dari bencana tsunami melalui manajemen resiko bencana;

(d). mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan

lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.

(4). Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana

transportasi meliputi:

(a). meningkatkan kualitas jaringan prasarana transportasi dan mewujudkan

keterpaduanpelayanan transportasi darat, laut dan udara agar dicapai pemerataan

pembangunan, dengan melihat tingkatan kepentingan dan potensi kota-kota yang

bersangkutan;

(b). mengembangkan sistem jaringan prasarana transportasi wilayah agar dicapai

keterkaitan antar pusat-pusat permukiman di kabupaten;

(c). mengembangkan sistem jaringan prasarana transportasi wilayah untuk membuka

wilayah terisolir;

(d). mengembangkan sistem jaringan transportasi wilayah untuk mendukung kegiatan

evakuasi bila terjadi bencana alam;

(e). mengembangkan prasarana perhubungan laut dengan meningkatkan keterkaitan

intra-regional yaitu hubungan antar-pelabuhan dalam provinsi serta keterkaitan inter-

regional yaitu hubungan antara pelabuhan dalam kabupaten dengan pelabuhan yang

ada di luar kabupaten;

(f). mengembangkan fungsi pelabuhan-pelabuhan laut untuk mendukung pengembangan

wilayah terutama yang erat kaitannya dengan pusat-pusat pengembangan;

(g). mengembangkan prasarana perhubungan darat untuk meningkatkan keterkaitan intra

pulau besar maupun pulau kecil;

(h). pengembangan jaringan jalan untuk meningkatkan aksesibilitas antara pusat-pusat

produksi dengan daerah pemasaran; mendukung pengembangan daerah pedalaman;

memperlancar perhubungan antar kota serta mendukung pengembangan sektor

lainnya;

32

Page 23: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

(i). pengembangan prasarana perhubungan udara untuk menciptakan hubungan dan

keterkaitan antara pusat-pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan kabupaten

dengan daerah di luar kabupaten seperti ibukota provinsi;

(j). optimalisasi fungsi bandar udara yang ada di kabupaten serta pengembangan

bandara yang melayani penerbangan perintis.

(5). Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana energi

meliputi:

(a). pengembangannya prasarana energi untuk mendukung pengembangan kawasan-

kawasan yang potensial bagi pengembangan perindustrian dan pertambangan serta

kawasan permukiman penduduk;

(b). mengembangkan jaringan prasarana energi listrik di pusat-pusat permukiman, pusat-

pusat produksi, dan pusat-pusat distribusi sesuai dengan kebutuhan dan tingkat

perkembangannya;

(c). meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak

terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga

listrik;

(6). Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana telematika

meliputi:

(a). mengarahkan pengembangan untuk mendukung kawasan-kawasan yang sulit

dijangkau oleh prasarana perhubungan/transportasi, terisolir, dan rawan bencana

alam, serta kawasan-kawasan yang akan menjadi pusat-pusat pengembangan

wilayah (industri dan pariwisata).

(b). mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi di kawasan perkotaan dan

kawasan perdesaan, serta pada kawasan terisolasi dan kawasan strategis;

(7). Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana

sumberdaya air meliputi:

(a). mengarahkan pengembangan sumberdaya air untuk mendukung pengembangan

usaha pertanian tanaman pangan, terutama persawahan lahan basah di dataran

Waeapo dan mendukung perkebunan pada wilayah-wilayah potensial bagi kegiatan

pertanian di Kecamatan Airbuaya dan Batabual;

33

Page 24: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

(b). meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem

jaringan sumberdaya air;

(c). mengembangkan sistem jaringan sumberdaya air pada kawasan potensial untuk

kegiatan pertanian tanaman pangan yang dapat mendukung swasembada pangan;

(d). memenuhi kebutuhan air baku bagi penyediaan air untuk keperluan pengairan, air

minum dan air industri.

Penentuan Zona Kawasan Rawan Bencana yang terdapat di kabupaten Buru dapat dijelaskan

sebagai berikut :

Penentuan Zonasi Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi

Aktivitas Sesar Lokal

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa ada dua periode sesar yang

terdapat di Kabupaten Buru yaitu :

(1). Periode Pra Tersier menghasilkan perlipatan ("big folfding") yang mengarah Timur Laut

Barat Daya, yang disebabkan oleh gaya tektonik kompressional Barat Laut – Tenggara;

(2). Pada periode Tersier gaya tersebut berubah atau berotasi menjadi Utara – Selatan,

sehingga membentuk struktur geologi berupa patahan/sesar berpasangan "Shear Lateral

Fault zone") yang saling berpotongan dan memotong seluruh struktur batuan yang

perlipatan dan struktur sesar/patahan Turun Normal Tersional yang menghasilkan "pull

apart zone" berupa zona depresi tektonik membentuk danau (Danau Rana dan Danau

Namniwel)

Mengingat sifat gempa sangat aktif dan padat keberadaannya, baik :

(1). Di sebelah Timur Pulau Buru (Selat Manipa);

(2). Disebelah Utara Pulau Buru (Laut Seram);

(3). Di sebelah Selatan dan Barat Daya (Laut Banda).

Pusat-pusat (episentrum dan hiposentrum) gempa tersebut bila terjadi gempa akan

memacu pergerakan kerak / kulit bumi (kerak samudera dan kerak benua /pulau). Oleh aktivitas

gempa tektonik sebelumnya tela terbnetuk sesar / patahan dan rekahan yang akan terus

diaktifkan kembali. Demikian dapat dipastikan bahwa semua sesar di Pulau Buru ini dapat

dikategorikan sebagai sesar aktif. Salah satu indikasi adanya sesar aktif tersebut adalah

keberadaan Danau Rana sebagai bentukan dari sesar aktif yang akan menjadi medium rambat

gelombang gempa.

34

Page 25: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Seismitas

Provinsi Maluku dimana Kabupaten Buru di dalamnya merupakan salah satu daerah

dengan tingkat seismitas paling tinggi di wilayah Indonesia. Sejak periode 1600 – 2005 di

Indonesia telah terjadi 460 kali gempa dengan magnetude >4 SR, dimana 108 kali diikuti dengan

tsunami .

Titik-titik seismitas (kegempaan) tersebar merata di Kabupaten Buru. Berdasarkan

peta seismitas (Gambar 4.3) dapat dijumpai di :

(1). Kecamatan Namlea, terdapat di perairan laut;

(2). Kecamatan Air Buaya 5 titik gempa di darat dan sebelahnya terdapat di perairan Laut Seram

di utara;

(3). Kecamatan Waepo terdapat 5 titik gempa didarat;

(4). Kecamatan Batabual 6 titik gempa di darat, dan 4 titik gempa di laut (selat Manipa);

Melihat persebaran titik kegempan tersebut diatas, maka Kabupaten Buru potensial

terjadi bencana gempa, tsunami dan gerakan tanah.

Percepatan Tanah Puncak (Peak Ground Acceeration)

Besarnya percepatan gempa terhadap percepatan tanah puncak di Kabupaten Buru

tedapat 3 (tiga) kawasan (lihat Gambar 4.4) yang terdiri atas ;

(1). Percepatan tanah puncak tinggi mencakup Kawasan Namlea dan Timur laut;

(2). Percepatan Tanah puncak sedang meliputi Kecamatan Namlea, Kecamatan Waplau Timur,

Kecamatan Waepo Timur laut, dan Kecamatan Batabual secara keseluruhan;

(3). Percepatan Tanah Puncak Rendah meliputi Kecamatan Air Buaya, Kecamatan Waplau

bagian Barat, dan Kecamatan Waeapo bagian Barat Daya.

Zonasi Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi

Berdasarkan Interaksi seismitas, struktur patahan / sesar geologi dan Kondisi tanah

dan batuan,maka dapat disusn Peta Zonasi Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi. Aktivitas

patahan / sesar menjadi medium rambat gelombang gempa yang dapat memicu terjadinya

getaran gempa ke seluruh wilayah Kabupaten Buru. Adapun persebaran kerawanan gempa di

wilayah ini dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut.

Kerawanan gempa bumi di Kabupaten Buru dapat di bagi menjadi :

35

Page 26: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

(1). Rawan bencana gempa bumi tinggi bersifat tersebar di pantai Utara Pulau Buru (Kecamatan

Air Buaya, Kecamatan Waplau, Kecamatan Namlea, Kecamatan Waeapo, membentang

Timur Laut – Barat Daya, dan Danau Rana);

(2). Kerawanan gempa rendah terletak memanjang Barat Laut – Tenggara di wilayah Tengah

Pulau Buru yang melibatkan Kecamatan Waplau, Kecamatan Air Buaya, dan Kecamatan

Waeapo.

Zonasi Kawasan Rentan Gempa Bumi

Pengembangan Zonasi kawasan rentan bencana gempa bumi merupakan kombinasi zonasi

kawasan rawan bencana dengan kondisi topografi,tanah, dan batuan pada wilayah tersebut,

sehingga dapat dihasilkan peta kawasan rentan gempa bumi .

Dari peta tersebut tampak bahwa rentan bencana gempa bumi menjadi luas dari Kawasan rawan

bencana gempa, dimana Kecamatan Namlea, Kecamatan Waeapo, dan Seluruhnya

dikategorikan memilki kerawanan tinggi terhadap bencana gempa bumi.

Zonasi Kawasan Resiko Gempa Bumi

Zonasi Kawasan resiko gempa bumi adalah sama seperti perwilayahan kawasan rentan bencana

diatas. Demikian wilayah-wilayah telah diindikasikan beresiko bencana gempa bumi ini harus

mendapat perhatian khusus dalam pelatihan kegiatan diatasnya.

Demikian kawasan beresiko bencana gempa bumi (tinggi) dapat mencapai sekitar 40% wilayah

studi, dan sekitar 55 % kawasan beresiko bencana gempa bumi sedang, dan sisanya beresiko

rendah hanya terdapat di Kecamatan Air Buaya bagian Timur Laut.

Penentuan Zonasi Rawan Tsunami

Zonasi Kawasan Rawan Bencana Tsunami

Seperti telah terlihat diatas bahwa Pulau Buru dan Pulau Ambalau di kelilingi oleh titik

gempa yang berada di laut, sehingga kemungkinan terjadinya tsunami perlu diantisipasi.

Demikian maka sekeliling Kabupaten Buru pada bagian pesisir pantainya rawan terhadap bahaya

bencana tsunami.

Intensitas tsunami baik tinggi, sedang, maupun rendah mengelilingi pesisir pantai

Kabupaten Buru. Adapun kerawanan tsunami tinggi terkonsentrasi di pantai Kecamatan Batabual

bagian Utara, seluruh Pantai Namlea, seluruh Pantai Kecamatan Waeapo, Timur laut Kecamatan

Waplau, dan Pantai Utara –Timur Laut Kecamatan Air Buaya.

36

Page 27: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

37

Page 28: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Peta 2.3 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Buru

Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Buru

40Sumber : RTRW Kabupaten Buru

Page 29: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

41

Sumber : RTRW Kabupaten Buru

Page 30: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

2.5 Sosial dan Budaya

Pendidikan

Di Pulau Buru secara umum baik di Buru Utara maupun Buru Selatan, sebagian besr gerak dan

interaksi social yang berlaku didalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh budaya local yang diturunkan

secara turun temurun dari zaman dulu hingga saat ini. Pengaruh budaya ini ada dalam berbagai bidang

kehidupan masyarakat mulai dari bidang politik dan hukum di pemerintahan, agama dan pendidikan di

sekolah, hingga di rumah tangga dalam begbagai budaya perkawinan, pembagian kerja antara suami

isteri dan berbagai keputusan lainnya dikeluarga.Budaya Buru menjadi symbol hidup yang sacral dan

yang mengatur serta menata hidup seluruh masyarakat dipulau buru baik itu laki-laki maupun perempuan,

mulai dari orang tua sampai anak-anak. Dapat dikatakann bahwa orang buru tidak dapat hidup terpisah

dari nilai-nilai budaya buru yang telah membentuk jati diri mereka sebagai makhluk social.

Salah satu konsep pengembangan social adalah dengan konsep pemberdayaan masyarakat

dalam berbagai aspek baik social, budaya dan ekonomi. Pemberdayaan merupakan bagian dari

pembangunan social, karena pada dasarnya pembangunan social merupakan pembangunan manusia,

maka arahan dalam menunjang pengembangan kawasan di Kabupaten Buru perlu diperhatikan tentang

pembangunan yang berorientasi manusia.

Proses pemberdayaan memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat sasaran, oleh karena itu

tujuan pemberdayaan akan sulit dicapai apabila yang bersangkutan tidak menyadari keberadaannya.

Dalam konteks ini, pemberdayaan setidaknya mencakup dua hal antara lain :

1). Adanya masyarakat miskin (powerless) yang tidak berdaya dan mencukupi kebutuhan sendiri;

2). Adanya keinginan untuk mengatasi ketidak berdayaan itu dengan cara membangkitkan dan

meningkatkan keberdayaan melalui program pengembangan Kecamatan.

Pendidikan adalah salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan,

pendidikan yang bermutu merupakan jaminan terbentuknya kualitas generasi mendatang yang handal

untuk mensukseskan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan Kabupaten Burupada

khususnya.Jumlah sarana pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD/Sederajat), Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP/Sederajat) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMA/Sederajat) yang ada di Kabupaten

Burusebanyak 217sekolah yang tersebar di 10(sepuluh) kecamatan, untuk tingkat Sekolah Dasar

(SD/MI/sederajat) sebanyak 143, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP/MTs/Sederajat) sebanyak 53,

dantingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA/MA/Sederajat) sebanyak 21.

Gambaran umum mengenai fasilitas pendidikan di Kabupaten Burudapat dilihat pada tabel di

bawah ini .

Tabel 2.11: Jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Buru Tahun 2013No. Nama Kecamatan Jumlah Fasilitas Pendidikan

Umum Agama

40

Page 31: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

SD SLTP SMA SMK MI MTs MA1. Kec. Namlea 16 5 2 1 1 2 2

2. Kec. Waplau 16 5 2 - - - -

3. Kec. Airbuaya 14 7 2 1 - - -

4. Kec. Waeapo 10 4 1 1 2 1 1

5. Kec. Batabual 9 4 1 - - 2 1

6. Kec. Lolong Guba 20 4 1 - 3 1 -

7. Kec. Waelata 13 4 1 - 3 1 -

8. Kec. Fena Leisela 21 7 - 1 - - -

9. Kec. Teluk Keiely 6 2 - 1 - - -

10. Kec. Lilialy 8 3 1 1 1 1 -Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Buru

Penduduk Miskin

Menurut hasil dari Survei Sosial Ekonomi Nasional yang rutin dilakukan oleh

BPS, perkembangan persentase penduduk miskin di Kabupaten Buru cenderung mengalami

penurunan. Pada tahun 2011, persentase penduduk miskin di Kabupaten Buru sebesar 22

persen, sedangkan pada tahun 2012, persentase ini berkurang menjadi 19,8 persen.

Adapun yang dimaksud dengan persentase penduduk miskin ini adalah persentase penduduk yang

pengeluarannya berada di bawah garis kemiskinan, dimana garis kemiskinan untuk Kabupaten Buru

pada tahun 2012 ini sebesar 296.538 rupiah. Tidak hanya persentase, jumlah penduduk miskin di

Kabupaten Buru pun menunjukkan penurunan. Jika pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin

berjumlah 24,7 ribu orang, maka pada tahun 2012 jumlahnya turun menjadi 23,5 ribu orang.

ukuran ini tetap tidak berubah jika seseorang yang miskin menjadi bertambah miskin. Indeks

Kedalaman Kemiskinan atau Poverty Gap Index (P1) adalah rata-rata kesenjangan pengeluaran

masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin

dalam tingkat kemiskinan karena semakin jauh rata-ratapengeluaran penduduk miskin terhadap

garis kemiskinan. Adapun Indeks Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Buru pada tahun 2012

sebesar 4,81.

Indeks Keparahan Kemiskinan atau Poverty Severity Index (P2) adalah sebaran

pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi indeks ini, semakin parah tingkat kemiskinan

karena semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Adapun Indeks Keparahan

Kemiskinan Kabupaten Buru pada tahun 2012 sebesar 1,55.

Jumlah keluarga miskin di sajikan dalam tabel sebagai berikut :

41

Page 32: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Tabel 2.12: Jumlah penduduk miskin per kecamatan

Sumber:: Dinas Pencatatan Sipil Kab. Buru

Fasilitas Rumah Tinggal

Aspek kesehatan dan kenyamanan dan bahkan estetika bagi sekelompok masyarakat

tentu sangat menentukan dalam pemilihan rumah tinggal. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

kualitas bangunan adalah luas lantai karena semakin kecil luas lantai maka kenyamanan rumah tersebut

akan terganggu.

Menurut Badan Kesehatan Dunia, kriteria rumah sehat adalah rumah tinggal yang memiliki luas

lantai per orang minimal 10 m² . Apabila rata-rata jumlah anggota rumah tangga dalam satu rumah

tangga adalah 5 orang, maka pada tahun 2012, persentase rumah tangga yang memiliki luas lantai

kurang dari 50 m² masih cukup besar, yaitu 49,35 persen. Kualitas rumah tinggal juga sangat

ditentukan oleh kualitas bahan bangunan yang digunakan, yang secara nyata mencerminkan tingkat

kesejahteraan penghuninya. Kualitas bahan bangunan yang digunakan dapat dilihat dari jenis atap,

dinding, dan lantai yang digunakan. Jenis lantai yang dilihat adalah apakah lantai yang digunakan.

Tidak berbeda dengan sebagian besar rumah tangga di Provinsi Maluku, sebagian besar

rumah tangga di Kabupaten Buru menggunakan atap terluas berupaseng, bahkan persentasenya

mencapai 75,08 persen. Seng dipilih karena selain mudah diperoleh, harganyapun masih terjangkau dan

memiliki masa pakai cukup lama. Adapun untuk persentase rumah tangga yang memiliki atap laya k di

Kabupaten Buru sebesar 83,40 persen.Penggunaan dinding permanen di Kabupaten Buru pada tahun

2012 mencapai 62,16 persen atau lebih besar dibandingkan pada tahun 2011 (57,16 persen)

dan 2010 (52,39 persen).

Dari paparan di atas, perlu diperhatikan bahwa penentuan atap dan dinding

rumah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi saja, namun juga faktor budaya dan

ketersediaan bahan baku. Oleh karena itu pemerintah hendaknya membantu dalam hal penyediaan

bahan baku dalam upaya pembuatan rumah tinggal yang sehat bagi masyarakat.

42

No. Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)

1. Kec. Namlea 202

2. Kec. Waplau 469

3. Kec. Airbuaya 1.440

4. Kec. Waeapo 457

5. Kec. Batabual 491

6. Kec. Lolong Guba 1.509

7. Kec. Waelata 1.436

8. Kec. Fena Leisela 2.184

9. Kec. Teluk Keiely 259

10. Kec. Lilialy 450

Jumlah 0

Page 33: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Jumlah rumah di kabupaten buru tersedia di tabel :

Tabel 2.13: Jumlah rumah per kecamatan

Sumber :Bappeda Kab.Buru

2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Buru Nomor 05 Tahun 2012 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten Buru .

Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Buru terdiri dari 15 Dinas Daerah, 14 Lembaga Teknis

Daerah, Satpol PP dan Linmas, 10 Kecamatan dan 82 Desa yang bertanggung jawab kepada

Bupati Buru melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Buru

Dalam bidang sanitasi, terutama dalam rangka pelaksanaan Program Percepatan Sanitasi

Permukiman, telah dibentuk Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Buru dengan Surat KeputusanBupati

Buru Nomor 050.13.05/151 Tahun 2014 Tanggal 22 Maret 2014 tentang Pembentukan Kelompok Kerja

Sanitasi Kabupaten Buru.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Buru Tahun

2014, dimana anggota-anggotanya terdiri dari lintas SKPD, dan stakeholder sektor sanitasi di Kabupaten

Buru.

43

No. Nama Kecamatan Jumlah Rumah

1. Kec. Namlea 6.034

2. Kec. Waplau 1.954

3. Kec. Airbuaya 2.187

4. Kec. Waeapo 2.921

5. Kec. Batabual 1.000

6. Kec. Lolong Guba 3.048

7. Kec. Waelata 3.273

8. Kec. Fena Leisela 2.210

9. Kec. Teluk Keiely 516

10. Kec. Lilialy 2.044

Jumlah 0

Page 34: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

STRUKTUR ORGANISASIPEMERINTAH KABUPATEN BURU

DPRD

SEKRETARIAT DAERAH

KECAMATAN

DESA

SATPOL. PP & LINMAS

BUPATI

WAKIL BUPATI

SEKRETARIAT DPRD

Bagian Persidangan& RisalahBagian Keuangan

Bagian Umum

Asisten Administrasi Umum

- Bag. Hukum- Bag. Organisasi Tata Laksana- Bag. Umum & Perlengkapan

Asisten Ekonomi Pembangunan

- Bag. Ekonomi Pembangunan- Bag. Humas & Protokoler

- Bag. Pemberdayaan Perempuan

DINAS DAERAHDinas PendidikanDinas KesehatanDinas PendapatanDinas Perindustrian & PerdaganganDinas Koperasi & UKMDinas Tenaga Kerja & TransmigrasiDinas Kependudukan & Pencatatan SipilDinas Perhubungan & PariwisataDinas SosialDinas Pekerjaan UmumDinas Tata Kota, Kebersihan & Pemadam KebakaranDinas PertanianDinas Pertambangan & ESDMDinas Kelautan & PerikananDinas Kehutanan

STAF AHLI

- Hukum dan HAM- Pemerintahan- Ekonomi Pembangunan- Sumber Daya Manusia- Kesejahteraan Rakyat

LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Badan Perencanaan Pembangunan DaerahBadan Kepegawaian DaerahBadan Pemberdayaan Masyarakat DesaBadan KesbangpolBadan Ketahanan PanganBadan Lingkungan HidupBadan Penanggulangan Bencana DaerahBadan Pengelolaan Keuangan & Kekayaan DaerahInspektoratRSUDSekretariat DPRDSekretariat KORPRIKantor Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal DaerahKantor Perpustakaan & Arsip Daerah

Asisten Pemerintahan & Kesra

- Bag.Tata Pemerintahan- Bag.Pemerintahan Desa- Bag.Kesejahteraan Sosial

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Buru

44

Page 35: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Bidang Sumber Daya Alam dan Infrastruktur

BAPPEDABADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

Bidang Sosial Budaya dan Ketahanan Masyarakat

DINAS PEKERJAAN UMUM

Bidang Cipta Karya

DINAS TATA KOTA DAN KEBERSIHAN

Bidang Kebersihan

BUPATI

DINAS KESEHATAN

Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit & Penyehatan Lingkungan

BADAN LINGKUNGAN HIDUP

Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan

Mandat Tupoksi Langsung(Stakeholder Utama)

Mandat TupoksiTidak Langsung(Stakeholder Mitra)

Gambar 2.2: Struktur SKPD yang terkait dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Buru

BeberapaSatuan Kerja Perangkat Daerah terlibat di dalam melaksanakan pembangunan sanitasidan yang memiliki keterkaitan tugas pokok dan

fungsinya, baik langsung atau tidak langsung. Secara ringkas, digambarkan dalam Bagan 2.2 berikut ini.

Keterangan :

45

Page 36: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

2.7 Komunikasi dan Media

Dalam Pembangunan sanitasi di Kabupaten Buru, peran media memang dirasakan sangat penting.

Namun sampai dengan saat ini peran tersebut belum terlalu terwujud, mengingat media yang terdapat di

Kabupaten masih sangat terbatas. Untuk kegiatan terkait dengan prohisan lebih banyak diintensifkan

melalui kegiatan tatap muka yang dilakukan masyarakat dengan tokoh-tokoh yang ada, seperti melalui

sarana ibadah, pertemuan rutin masyarakat serta beberapa kunjungan oleh Pemerintah Daerah. Hal ini

disebabkan keterbatasan jangkauan media yang terdapat di kabupaten Buru.

Media cetak yang ada di kabupaten Buru merupakan media yang berasal dari ibukota Provinsi (Ambon)

dan jangkauan pelayanan hanya sampai di ibukota Kabupaten, sedangkan media elektronik hanya

terdapat RPD (Radio Pemerintah Daerah) Kabupaten Buru yang jangkauannya hanya di seputaran

ibukota Kabupaten.

Hal ini yang menjadi kendala dalam memaksimalkan peran media dalam pembangunan sanitasi.langkah

strategis yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Buru adalah merangkul media tersebut dalam

berbagai kegiatan Pemerintah Daerah, sehingga kegiatan-kegiatan yang terkait dengan sanitasi dapat

diliput ddan diberitakan dalam berbagai media dengan dukungan dana APBD II.

Selain itu kegiatan dalam pembangunan sanitasi masih dilaksanakan secara parsial dan belum berada

dalam koridor acuan yang jelas, selama ini peran aktif hanya dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, Dinas

Pekerjaan Umum dan Bappeda, itupun belum terjalin koordinasi dan bekerja tanpa cetak biru

pembangunan sanitasi yang jelas, sehingga hasil yang didapatkan juga belum maksimal.

Tabel 2.14: Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi

No Kegiatan Tahun Dinas Pelaksana

Tujuan Kegiatan

Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajara

n

1. Pemicuan, Penyuluhan Tata Cara Cuci Tangan Pakai Sabun (Pemicuan CLTS) Pedesaan

2009 -2010

Bappeda & Dinas Kesehatan, Puskesmas

Merubah Perilaku

5 Puskesmas, yang berada 12 Desa di 3 Kecamatan

Sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak bersih dan tidak sehat itu menjijikan dan memalukan dan membuat sakit karenanya perlu kita perbaiki sanitasi dan biasakan PHBS

Masih ditemukan masyarakat BABS di sembarangan tempat(Pantai,Sungai,Kebun)belum adanya kesadarn Masyarakat untuk stop BABS

2. Sosialisasi melalui Media Publikasi

2012 Kantor Lingkungan Hidup

Mengajak masyarakat untuk membuan

Masyarakat umum. 1. Air Bersih

Lingkungan kita capai

Mengajak masyarakat untuk bersama-

46

Page 37: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

No Kegiatan Tahun Dinas Pelaksana

Tujuan Kegiatan

Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajara

n

(bentuk Baliho)

g sampah di tempat yang telah disediakan

peradaban berakhlak bersih

2. Jagalah Kebersihan Lingkungan, Bersih Ciri Masyarakat Beradab

3. Buanglah Sampah pada tempatnya, Lautku bukan Keranjang Sampah

sama menjaga lingkunganbersih dan sehat

3. Pemicuan dan Pelatihan STBM

2014 Dinas Kesehatan, BPMD, BAPPEDA, dan PU.

Terjadinya perubahan perilaku BABS menjadi Stop BABS

Masyarakat perdesaan.

1. Stop BABS2. CTPS di lima

waktu penting

3. Pengolahan air minum dan makana di Rumah Tangga yang baik dan benar.

4. Mengolah sampah rumah tangga.

Masih ditemukan masyarakat BABS di sembarangan tempat(Pantai,Sungai,Kebun)belum adanya kesadarn Masyarakat untuk stop BABS

47

Page 38: GAMBARAN UMUM WILAYAH Kabupaten Buru

Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi

NoJenis

Media(a)

Khalayak(b)

Pendanaan(c)

Isu yang Diangkat

(d)

Pesan Kunci

(e)Efektivitas

(f)1. Radio

Pemerintah Daerah . (Mrimu fm)

Masyarakat Umum terutama masyarakat Kota Namlea

Dana Alokasi Umum (DAU)

Keterlibatan Masyarakat dalam rangka membuang sampah pada tempat yang disediakan

Menjaga kebersihan dan keindahan kota namlea

Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang budaya buang sampah yang baik dan benar.

48