bab 2 gambaran umum wilayah

52
Laporan Pendahul uan MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Kabupaten Lampung Tengah dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Lampung Tengah tanggal 20 April 1999. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 maka Kabupaten Lampung Tengah yang semula mencakup Wilayah Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro maka Kabupaten Lampung Tengah secara resmi dimekarkan menjadi 3 (tiga) Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Lampung Timur, Kota Metro dan Kabupaten Lampung Tengah sendiri. Kemudian pada tahun itu juga terjadi perpindahan Ibu Kota dari Metro ke Gunung Sugih. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebelum pemekaran adalah 8.208,52 ha. Setelah pemekaran berdasarkan UU No. 12 tahun 1999 luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah adalah 4.789,82 Km². , yang merupakan bagian dari Propinsi Lampung. Gambaran umum kondisi Kabupaten Lampung Tengah sebagaimana tersaji dalam sub bab-sub bab berikut : 2.1. Geografis, Administrasi, dan Kondisi Fisik. 2.1.1. Kondisi Geografis 2.1.1.1. Posisi Geografis Secara geografis Kabupaten Lampung Tengah terletak di tengah Propinsi Lampung yaitu antara 104035’ – 105050’ Bujur Timur dan 4030’ – 4015’ Lintang Selatan, dengan ibukota Kabupaten adalah Gunung Sugih. Kabupaten yang terdekat dari berbagai arah dapat dirinci sebagai berikut : Hal 2-1 B A B 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

Upload: ira-triakencana-wulan

Post on 20-Feb-2016

237 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Gambaran Umum Wilayah Lampung Tengah

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Kabupaten Lampung Tengah dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Lampung Tengah tanggal 20 April 1999. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 maka Kabupaten Lampung Tengah yang semula mencakup Wilayah Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro maka Kabupaten Lampung Tengah secara resmi dimekarkan menjadi 3 (tiga) Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Lampung Timur, Kota Metro dan Kabupaten Lampung Tengah sendiri. Kemudian pada tahun itu juga terjadi perpindahan Ibu Kota dari Metro ke Gunung Sugih. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebelum pemekaran adalah 8.208,52 ha. Setelah pemekaran berdasarkan UU No. 12 tahun 1999 luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah adalah 4.789,82 Km². , yang merupakan bagian dari Propinsi Lampung. Gambaran umum kondisi Kabupaten Lampung Tengah sebagaimana tersaji dalam sub bab-sub bab berikut :

2.1. Geografis, Administrasi, dan Kondisi Fisik. 2.1.1. Kondisi Geografis 2.1.1.1. Posisi Geografis Secara geografis Kabupaten Lampung Tengah terletak di tengah Propinsi Lampung yaitu antara 104035’ – 105050’ Bujur Timur dan 4030’ – 4015’ Lintang Selatan, dengan ibukota Kabupaten adalah Gunung Sugih. Kabupaten yang terdekat dari berbagai arah dapat dirinci sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara, Tulang

Barang dan Tulang Bawang Barat. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu, Tanggamus,

Pesawaran, dan Lampung Selatan c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur dan Kota

Metro. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten

Lampung Barat.

Hal 2-1

B A B 2GAMBARAN UMUM WILAYAH

Page 2: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Hal 2-2

Page 3: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2.1.2. Topografi dan Kemiringan Lereng Berdasarkan topografinya Kabupaten Lampung Tengah dapat dibagi menjadi 5 (lima) bagian yaitu :

Daerah Topografi Berbukit sampai Bergunung Daerah ini terdapat di Kecamatan Selagai Lingga dengan ketinggian rata-rata 1.600 m.

Daerah Topografi Berombak sampai Bergelombang Ciri khusus daerah ini adalah terdapatnya bukit-bukit rendah yang dikelilingi dataran-dataran sempit, dengan kemiringan antara 8%-15% dan ketinggian antara 300 m-500 m dpl.

Daerah Dataran Aluvial Dataran ini sangat luas, meliputi Lampung Tengah sampai mendekati pantai timur, juga merupakan bagian hilir dari sungai-sungai besar seperti Way Seputih dan Way Pengubuan. Ketinggian daerah ini berkisar antara 25 m – 75 m dpl dengan kemiringan 0% - 3%.

Daerah Rawa Pasang Surut Daerah ini terletak di sebelah timur Kabupaten Lampung Tengah, mempunyai ketinggian antara 0,5 m – 1 m dpl.

Daerah River Basin Kabupaten Lampung Tengah memiliki 2 dari 5 DAS di Provinsi Lampung yaitu sebagian besar adalah DAS Way Seputih dan sebagian kecil adalah DAS Way Sekampung di Kecamatan Selanggai Lingga

Keadaan lereng bervariasi, mulai datar, landai, miring, dan terjal, dengan penggelompokkan sebagai berikut : Lereng 0-2%, terletak pada ketinggian 50 meter dpl yang hampir tersebar di

seluruh wilayah (92,16%). Lereng 2-15%, terletak pada ketinggian 50-100 meter dpl yang tersebar

antara lain di Kecamatan Padang Ratu, dan Kalirejo. Lereng 15-40%, terletak pada ketinggian 100-500 meter dpl yang tersebar

antara lain di Kecamatan Padang Ratu, dan Kalirejo. Lereng diatas 40%, terletak pada ketinggian lebih dari 500 meter dpl yang

tersebar hanya di Kecamatan Padang Ratu, dan Kalirejo.

Hal 2-3

Page 4: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Berdasarkan karakteristik topografi tersebut, maka wilayah tanah usaha di Kabupaten Lampung Tengah dapat dikelompokkan menjadi 5 golongan yaitu : a. Tanah Usaha Khusus I

Tanah usaha ini terletak pada ketinggian 0 – 7 m dpl yang tersebar di daerah-daerah pertemuan air.Sebagian besar daerah ini tergenang air secara periodik atau terus-menerus tergantung pada besar kecilnya volume air yang tertampung di tempat tersebut.

b. Tanah Usaha Utama IA dan B Terletak pada ketinggian 7-40 m dpl yang dipergunakan untuk bendungan-bendungan besar dan pada ketinggian ini sebagian besar digunakan untuk usaha pertanian sawah.

c. Tanah Usaha Utama IC Terletak pada ketinggian 50-100 m dpl, yang merupakan daerah persawahan yang relatif baik, akan tetapi biasanya daerah yang bisa diairi relatif berkurang.

d. Tanah Usaha Utama ID Terletak pada ketinggian 100-500 m dpl dengan permukaan yang sudah agak bergelombang.

e. Tanah Usaha Utama II Terletak pada ketinggian 500-1000 m dpl yang merupakan daerah peralihan antara daerah yang beriklim panas dengan yang beriklim sedang.

2.1.2.1. Posisi GeostrategisKabupaten Lampung Tengah berada pada jalur Lintas Tengah pada Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah sebagai kawasan lintas tengah penghubung provinsi-provinsi di Pulau Sumatera memiliki posisi yang strategis dalam konteks pembangunan wilayah di Provinsi Lampung. Beberapa sarana dan prasarana strategis nasional maupun provinsi terletak di wilayah Kabupaten Lampung Tengah sehingga menyebabkan perkembangan pembangunan wilayah dan investasi pembangunan di Kabupaten Lampung Tengah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir telah mengubah wajah Kabupaten Lampung Tengah sebagai Kabupaten yang mengalami perkembangan yang cukup pesat khususnya Kawasan Ibukota Kabupaten Lampung Tengah dan Koridor Trans sumatera.

2.1.3. Geologi

Hal 2-4

Page 5: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Di Kabupaten Lampung Tengah terdapat aliran asam batuan gunung berapi yaitu Luffa Lampung yang hampir meliputi seluruh daerah Lampung Tengah dengan tanah Latosol dan Podsolik. Pada ketinggian 50 – 500 meter terdapat bahan Luffa Lampung yang semakin kebarat semakin tinggi letaknya, terdiri dari endapan Gunung Api (Plistosen). Di bagian utara wilayah ini terdapat formasi Palembang yang lebih didominasi oleh morfologi dataran rendah, sedangkan bagian barat daya fisiografinya menjadi daerah berbukit dan pegunungan karena masuk jalur Bukit Barisan.Di daerah Kecamatan Kalirejo dan Bangunrejo terdapat batuan Tasobosan, Granit Kapen dan batuan Metamorf Sakis (Pratersier). Di daerah ini mempunyai potensi sumber bahan galian batu Gamping. Di Kabupaten Lampung Tengah, endapan batuan didominasi oleh tuffs with purniceous dan Coarse grained clastic tuffaceous.

Bagian utara Kabupaten Lampung Tengah lebih didominasi oleh endapan tuffs dengan purniceous sedangkan bagian selatan lebih didominasi oleh Coarse grained clastic tuffaceous. Namun begitu formasi-formasi batuan lainnya tetap ada diantaranya yaitu : 1. Endapan pasir kwarsa, rawa dan alluivium 2. Batuan Gunung Api Kuarter Muda dengan komposisi batuan breksi, lava dan

andesit-basaltis 3. Formasi Lampung. Formasi ini terdiri atas batautan tuff berbatuapung, batuan

pasir tufan dan sisipan tufit yang berumur Plestocin. 4. Formasi Terbanggi yang menjadi dengan formasi Kasai. Komposisi batuan ini

meliputi batuan pasir dengan sisipan batu lempung. 5. Formasi Kasai merupakan perselingan batu pasir tufaan dengan tuf batu

apung, strukturnya yaitu silang siur, sisipan tipis lignis dan kayu terkesikan. 6. Formasi Gumai yang bermumur Miosen Awal-Tengah. Formasi ini tersusun

oleh batuan serpih gamping, napal, batu lempung dan batu lanau. 7. Formasi Hulu Simpang. Susunan batuan ini terdiri atas batuan breksi gunung

api, lava, tuf bersusunan andesitik basaltik terubah, berurat kuarsa dan mineral sulfida.

8. Formasi Talangakar yang berumur Oligosen dengan susunan breksi konglomerat, batupasir kuarsa, batupasir sisipan lignit/batubara dan batu gamping.

Hal 2-5

Page 6: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

9. Formasi Komplek Gunung Asih dengan susunan batuan malihan seperti Sekis, Kuarsit, marmer, gneis dan perlit.

10. Batuan terobosan Mesoizoikum akhir.

2.1.4. Hidrologi 2.1.4.1. Air Permukaan dan Wilayah Sungai Secara Hidrologi sungai-sungai di Kabupaten Lampung Tengah masuk dalam Wilayah Sungai (WS) Way Seputih dan Way Sekampung Keadaan hidrologi di Kabupaten Lampung Tengah dipengaruhi oleh beberapa sungai baik sungai besar maupun sungai kecil. Salah satu sungai yang menjadi perhatian di Kabupaten Lampung Tengah adalah sungai Way Seputih yang membentang sejauh 193 Km dan melintasi 12 kecamatan. Sungai Way Seputih ini dikategorikan sebagai salah satu dari 7 (tujuh) Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdapat di Provinsi Lampung. Luas wilayah DAS Way Seputih sendiri adalah 749.299,201 Ha yang meliputi 6 (enam) kabupaten dan 1 (satu) kota. Wilayah DAS Way Seputih terbesar adalah di Kabupaten Lampung Tengah dengan luas 461.922,201 Ha atau 61,65% dari luas DAS Way Seputih.

Selain terdapatnya DAS Way Seputih, Kabupaten Lampung Tengah juga menjadi bagian dari wilayah DAS lainnya seperti DAS Sekampung di bagian selatan dan DAS Tulang Bawang di bagian utara. Dengan demikian Wilayah Kabupaten Lampung Tengah menjadi jalur wilayah bagi 3 (tiga) DAS di Propinsi Lampung yaitu : 1. DAS Way Seputih. 2. DAS Way Sekampung. 3. DAS Way Tulang Bawang.

Tidak kurang dari 19 (delapan belas) sungai dan anak sungainya terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Sungai – sungai tersebut membelah dan membentang wilayah Kabupaten Lampung Tengah dengan total panjang sungai – sungai secara keseluruhan adalah 813 Km melebihi panjang garis keliling Kabupaten Lampung Tengah (517,077 Km). Beberapa sungai yang mengalir di Kabupaten Lampung Tengah, adalah : 1. Way Waya

Hal 2-6

Page 7: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2. Way Ketaya 3. Kali Pasir 4. Way Besi 5. Kali Macas 6. Way Tipo 7. Way Seputih 8. Way Pengakuan 9. Way Tatayan 10. Way Pubian 11. Kali Punggur 12. Way Sekampung

13. Way Raman 14. Way Bening 15. Way Keliwang 16. Way Buring 17. Way Pengubuan 18. Way Pengandungan

Dilihat dari kerapatan air, sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Tengah memiliki kerapatan air antara 0,5 – 7,5 KM/KM2, wilayah dengan kerapatan air kurang dari 0,5KM/KM2 hanya berada di sebagian kecil Kecamatan Rumbia, Putra Rumbia, dan Bandar Surabaya.

2.1.4.2. Air Tanah Air Tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah ditemukan pada akuifer, kecepatan arus air tanah sangat lambat 10-10 – 10-3 , dipengaruhi porositas, permaebilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali (recharge). Perbedaan air tanah dan air permukaan adalah alirannya yang lambat, waktu tinggal yang sangat lama, sehingga apabila air tanah tercemar sangat sulit untuk kembali ke semula. Daerah di bawah air tanah yang terisi air disebut daerah saturasi (zone of saturation), setiap pori tanah dan batuan terisi oleh air yang merupakan air tanah (ground water). Kemampuan tanah dan batuan dalam menahan air tergantung pada sifat porositas dan permaebilitas tanah. Lapisan tanah yang bersifat porous (mampu

Hal 2-7

Page 8: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

menahan air) dan permaeble (mampu melakukan dan memindahkan air) disebut akuifer. Air tanah dapat berasal dari air hujan (presipitasi) yang terinfiltrasi secara langsung maupun infiltrasi dari air sungai, danau, rawa, dan lainnya. Daerah yang merupakan tempat masuknya air permukaan ke dalam tanah adalah recharge area, sedangkan tempat keluarnya air tanah atau tempat pengambilan disebut discharge area. Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan recharge area yang dapat menahan laju limpasan air di permukaan tanah, sehingga air akan mudah terinfiltrasi dari tanah. Berdasarkan peta Cekungan Air Tanah Provinsi Lampung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi 2009 – 2029, Kabupaten Lampung Tengah sebagian besarnya merupakan bagian dari cekungan air tanah (CAT) Metro – Kotabumi yang ,meliputi wilayah utara, selatan, dan timur, sedangkan sebagian kecil wilayah baratnya masuk dalam kategori bukan cekungan air tanah atau cekungan air tanah tidak potensial. Air tanah di Lampung Tengah saat ini banyak dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi PDAM, masyarakat, dan bagi kegiatan industri.

2.1.4.3. Kimatologi Sebagaimana daerah tropis lainnya, Kabupaten Lampung Tengah hanya mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Iklim di Kabupaten Lampung Tengah berdasarkan Smith dan Ferguson termasuk dalam kategori iklim A. Sebagian besar wilayah bagian timur dan utara Kabupaten Lampung Tengah merupakan daratan rendah yang mempunyai ketinggian berkisar antara 0 – 50 meter di atas permukaan laut (dpl), sedangkan pada wilayah bagian barat merupakan pegunungan dengan Kecamatan Pubian (Kampung Kota Batu) dengan ketinggian berkisar 1.000 meter di atas permukaan laut (dpl) dan titik terendah berada di Kecamatan Bandar Surabaya (Kampung Cabang/Sadewa) yang ketinggiannya hanya 7 meter di atas permukaan laut. Wilayah dengan jumlah curah hujan tertinggi berada di wiayah utara sekitar Kecamatan Bandar Mataram dan Terusan Nunyai dengan curah hujan diatas rata-rata curah hujan tahunan, yaitu antara 180 – 260 mm/tahun. Curah hujan rendah atau dibawah rata-rata berada di sekitar Kecamatan Bekri, Padang Ratu, Bangunrejo, Kalirejo, dan Anak Tuha yang merupakan kawasan sentra perkebunan sawit di Kabupaten Lampung Tengah. Kawasan TERBAGUS

Hal 2-8

Page 9: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

(Terbanggi, Bandar Jaya, Gunung Sugih) yang saat ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi juga memiliki jumlah hujan dibawah rata-rata, yaitu sekitar 80 – 100mm.Kabupaten Lampung Tengah termasuk beriklim tropis basah yang mendapat pengaruh dari angin musim (Monsoon Asia). Data Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Provinsi Lampung menunjukan bahwa temperatur Kabupaten Lampung Tengah dalam kurun waktu lima tahun terakhir berada pada kisaran 20 – 280C dengan suhu rata-rata pertahun 26,30C. Temperatur udara di Kabupaten Lampung Tengah relatif stabil dan tidak pernah menunjukan perubahan yang ekstrim, hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa kualitas lingkungan di Kabupaten Lampung Tengah masih cukup baik. Kelembapan udara rata-rata di wilayah ini bekisar 80 – 88 persen. Kabupaten Lampung Tengah yang terletak di bawah garis khatulistiwa 5° Lintang Selatan beriklim Tropis-Humid dengan angin laut bertiup dari samudra Indonesia dengan kecepatan angin rata-rata 5,83 Km/Jam, memiki temperatur rata-rata berkisar antara 26° C - 28° C pada daerah dataran dengan ketinggian 30- 60 meter. Temperatur maksimum yang sangat jarang dialami adalah 33° C dan juga temperatur minimum 22° C.

2.1.5. AdministrasiKabupaten Lampung Tengah dengan luas wilayah sebesar 4.789,82 Km² yang terdiri dari 28 kecamatan, 294 Kampung dan 10 kelurahan. Kabupaten Lampung Tengah merupakan kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Lampung (13,57 persen dari total luas wilayah Provinsi Lampung). Kecamatan yang memiliki wilayah terluas di Kabupaten Lampung Tengah adalah Kecamatan Bandar Mataram dengan luas sebesar 1.055,28 Km2 sedangkan kecamatan yang memiliki wilayah terkecil adalah Kecamatan Bumi Ratu Nuban seluas 65,14 Km2. Untuk lebih jelasnya mengenai luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Lampung Tengah

Hal 2-9

Page 10: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Hal 2-10

Page 11: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Lampung Tengah

Hal 2-1

Page 12: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2.2. Demografi. 2.2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Pada tahun 2010 berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik maka jumlah penduduk Kabupaten Lampung Tengah adalah sebesar 1.170.048 jiwa dengan tingkat kepadatan 244 jiwa/km2 yang terdiri dari 597.867 laki-laki atau 51,10% dari total penduduk dan 572.181 perempuan atau 48,90% dari total penduduk. Kecamatan dengan jumlah penduduk yang terbesar adalah Kecamatan Terbanggi Besar dengan jumlah penduduk sebesar 107.389 jiwa (9,17%) sedangkan kecamatan yang terkecil adalah kecamatan Anak Ratu Aji dengan jumlah penduduk 15.370 jiwa (1,31%). Jika dibandingkan sepuluh tahun yang lalu, maka jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 123.866 jiwa. Artinya pertumbuhan penduduk rata-rata adalah sebesar 1,13% pertahun. Sehingga jika di proyeksikan hingga tahun 2031 maka jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Tengah menjadi 1.432.458 jiwa.

Tabel 2.2Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Tengah

Hal 2-9

Page 13: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Dari tahun ke tahun akibat adanya penambahan jumlah penduduk maka berakibat semakin padatnya wilayah tersebut. Hal ini terjadinya dikarenakan dengan adanya penambahan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan adanya penambahan pada luas wilayah (tetap) yang di didiami oleh penduduk. Kecamatan Trimurjo mempunyai tingkat kepadatan/density yang paling tinggi yaitu 714 jiwa/Km2. Hal ini dikarenakan luas wilayah di Kecamatan Trimurjo kecil sedangkan jumlah penduduknya banyak sehingga menyebabkan kepadatan menjadi tinggi. Dengan wilayah yang berbatasan dengan Kota Metro menjadikan Kecamatan Trimurjo dipenuhi dengan penduduk yang mencari penghidupan pada sektor pertanian.

Hal 2-10

Page 14: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Tabel 2.3Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Tengah

Distribusi (sebaran) penduduk terdapat pada kecamatan-kecamatan potensial sebagai simpul pertumbuhan penduduk terhadap keseluruhan jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Tengah hanya terkonstrasi pada kecamatan-kecamatan tertentu. Sehingga terjadi ketimerataan jumlah penduduk antara kecamatan yang satu dengan yang lainnya.

Hal 2-11

Page 15: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Kecamatan yang memiliki konsentrasi penduduk tertinggi terdapat pada Kecamatan Terbanggi Besar, diikuti oleh Kecamatan Bandar Mataram dan Kecamatan Kalirejo serta Kecamatan Gunung Sugih. Melihat dari pola distribusinya terlihat bahwa konsentrasi penduduk tersebut berada pada jalur lintas penting yang melalui Kabupaten Lampung Tengah yaitu Jalur Lintas Tengah (Kecamatan Terbanggi Besar dan Kecamatan Gunung Sugih) dan Jalur Lintas Pantai Timur (Kecamatan Bandar Mataram). Sedangkan untuk penduduk yang bermukim di Kecamatan Kalirejo dikarenakan wilayah ini berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu dengan Kecamatan Pringsewu sebagai pusat perekonomian wilayah, dimana aktivitas perekonomian di Kabupaten ini sangat tinggi sehingga banyak penduduk di Kecamatan Kalirejo banyak melakukan transaksi dan memenuhi kebutuhan mereka ke Kecamatan Pringsewu yang aksesnya lebih dekat dibandingkan bila harus ke Kecamatan Terbanggi Besar.

Di masa mendatang terdapat beberapa kecamatan yang semakin berkembang jumlah penduduknya seiring dengan perkembangan wilayah dimasa mendatang. Beberapa kecamatan tersebut adalah Kecamatan Padang Ratu, Kalirejo, Gunung Sugih, Bumi Ratu Nuban, Kota Gajah, Terbanggi Besar, Seputih Banyak, dan Seputih Surabaya. Pertumbuhan penduduk pada kecamatan-kecamatan ini merupakan gambaran dari keterwakilan dari setiap bagian wilayah pada Kabupaten Lampung Tengah, yaitu bagian barat, tengah dan timur dan dapat diartikan pula sebagai simpul dari pertumbuhan penduduk dan perekenomian dimasa mendatang.

2.2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Tengah (hasil survey sosial ekonomi tahun 2009) berjumlah 1.195.623 jiwa, atau meningkat sebesar 1,49 persen jika dibandingkan dengan tahun 2008 yang berjumlah 1.177.967 jiwa. Sedangkan berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik maka jumlah penduduk Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2010 adalah sebesar 1.170.048 jiwa. Penduduk Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2009 didominasi oleh penduduk laki-laki yang berjumlah 611.799 jiwa dan penduduk perempuan 583.828 jiwa. Banyaknya penduduk laki-laki tercermin dari rasio jenis kelamin. Pada tahun 2009 rasio jenis kelamin 105, yang mengandung arti bahwa di dalam

Hal 2-12

Page 16: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

setiap 100 penduduk perempuan terdapat 105 penduduk laki-laki. Sedangkan pada tahun 2010 rasio jenis kelamin adalah 104 yang artinya bahwa setiap penduduk perempuan terdapat 104 penduduk laki-laki. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.4Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut

Jenis Kelamin Tahun 2006 – 2010

2.2.3. Struktur Umur Penduduk Struktur umur penduduk biasanya dibedakan menurut kelompok umur yaitu anak-anak umur 0-14 tahun, kelompok umur produktif umur 15-64 tahun dan kelompok umur tua berumur 65 tahun k eatas. Persentase jumlah penduduk Kabupaten Lampung Tengah menurut kelompok umur pada tahun 2009 adalah kelompok umur (0-14) sebesar 30,2 persen, kelompok umur (15-64) sebesar 63,7 persen dan kelompok 65 ke atas sebesar 6 persen. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah penduduk menurut kelompok umur adalah kelompok umur (0-14) sebesar 28,60 persen, kelompok umur (15-64) sebesar 65,48 persen dan kelompok umur 65 ke atas adalah sebesar 5,92 persen.

Hal 2-13

Page 17: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Tabel 2.5Persentase penduduk menurutkelompok umur Tahun 2006 – 2010

2.2.4. Migrasi Meskipun tingkat pertumbuhan relatif stabil, namun apabila jumlah penduduk selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dibandingkan maka trendnya relatif mengalami kenaikan. Hal ini dimungkinkan karena adanya faktor migrasi baik itu migrasi masuk maupun keluar. Migrasi penduduk biasanya ditentukan oleh

Hal 2-14

Page 18: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

faktor – faktor penarik (pull factors) daerah tujuan dan faktor pendorong (push factors) daerah asal.

Kabupaten Lampung Tengah dijadikan sebagai salah satu daerah tujuan migran dimungkinkan oleh beberapa faktor seperti jarak geografis DFAFF BUKU PUTIH SANITASI Kabupaten Lampung Tengah yang dekat dengan Pulau Jawa, adanya hubungan famili dengan masyarakat yang sudah lebih dahulu berada di Kabupaten Lampung Tengah, adat istiadat yang terdapat di daerah tujuan sama dengan daerah asal dan adanya satu kepercayaan yang sama.

Hal 2-15

Page 19: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Kabupaten Lampung Tengah yang dekat dengan Pulau Jawa, adanya hubungan famili dengan masyarakat yang sudah lebih dahulu berada di Kabupaten Lampung Tengah, adat istiadat yang terdapat di daerah tujuan sama dengan daerah asal dan adanya satu kepercayaan yang sama. Berikut adalah grafik jumlah penduduk di Kabupaten Lampung selama kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir.

Gambar 2.2Jumlah Penduduk di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2000-

2010

Meskipun belum ada data secara kuantitatif mengenai banyaknya jumlah migran yang ada di Kabupaten Lampung Tengah, namun dari hasil pengamatan banyaknya penduduk dengan suku Jawa maka dapat diindikasikan bahwa sebagian besar migran berasal dari Pulau Jawa. Di sisi lain, di Kabupaten Lampung Tengah sendiri juga diindikasikan terjadi fenomena migrasi keluar dimana banyak penduduk yang bekerja di Pulau Jawa, khususnya di Jakarta dan Jawa Barat. Berdasarkan pengamatan, sebagian besar tenaga kerja tersebut bekerja pada sektor industri, pembantu rumah tangga, dan sebagian lainnya bekerja pada sektor informasi. Dari gambar diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk tertinggi di Kabupaten Lampung Tengah berada pada tahun 2008 sebesar 1.177.968 jiwa. Setelah dilaksanakannya sensus penduduk pada oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, maka jumlah penduduk Kabupaten Lampung Tengah terkoreksi dan

Hal 2-16

Page 20: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

mengalami penurunan sebesar 7.920 jiwa. Sehingga jumlah terakhir jumlah penduduk Kabupaten Lampung Tengah sebesar 1.170.048 jiwa. 2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah. 2.3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lampung Tengah merupakan gambaran potensi wilayah Kabupaten Lampung Tengah sekaligus kemampuan pemerintah Kabupaten Lampung Tengah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dalam suatu proses produksi.

Berdasarkan harga konstan PDRB Kabupaten Lampung Tengah mengalami peningkatan, pada tahun 2010 PDRB Kabupaten Lampung Tengah sebesar Rp. 6.228.793 juta atau meningkat sebesar 12,13 persen dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp 5.553.010 juta.

Hal 2-17

Page 21: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Hal 2-18

Tabel 2.6.

Page 22: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Hal 2-19

Tabel 2.7.

Page 23: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Berdasarkan harga berlaku PDRB Kabupaten Lampung Tengah mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan. Pada tahun 2010 PDRB Kabupaten Lampung Tengah sebesar Rp.16.639.376 juta atau meningkat sebesar 19,38 persen dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp 13.635.155 juta.

Berdasarkan data dari Tabel diatas ternyata struktur ekonomi Kabupaten Lampung Tengah dibentuk oleh sektor pertanian sebagai basis perekonomian wilayahnya. Sektor ini memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Lampung Tengah, terbukti dari tahun 2006-2010 sektor ini cukup dominan dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian wilayah dibanding sektor lain. Tahun 2010 kontribusi sektor pertanian mencapai 49,79% (adh berlaku) dan 47,72% (adh konstan 2000). Walaupun perkembangan / kontribusi sektor pertanian ini cenderung semakin menurun seiring dengan Teori Ekonomi Wilayah, “ The Law Deminishing Of Return” yang menyatakan bahwa sektor pertanian memiliki ambang batas dalam pertumbuhannya sehingga jika telah melewati / mendekati ambang batas pertumbuhan maka sektor tersebut cenderung mengalami penurunan, akan tetapi perkembangan sektor pertanian masih dominan dalam perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Lampung Tengah. Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Lampung Tengah masih merupakan daerah agraris (berbasis sektor primer).

Hal 2-19

Page 24: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Hal 2-20

Tabel 2.8.

Page 25: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2.3.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Tingkat perkembangan riil ekonomi makro Kabupaten Lampung Tengah dapat dilihat dari pencapaian indikator Laju pertumbuhan Ekonomi (LPE), atas dasar harga konstan maka laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2009 sebesar 5,94 persen, dan pada tahun 2010 mencapai pertumbuhan sebesar 5,88 persen. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lampung Tengah dalam kurun waktu 2006 – 2010 rata – rata sebesar 5,86% (adh konstan 2000) per tahun atau berada diatas rata – rata LPE Provinsi Lampung dalam kurun waktu yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi wilayah di Kabupaten Lampung Tengah berjalan cukup pesat terutama pada sektor industri pengolahan yang perkembangannya dalam kurun waktu tersebut telah menyamai sektor pertanian sehingga akan memberikan sinyalemen positif dalam rangka transformasi struktur perekonomian Kabupaten menuju pengembangan sektor sekunder.

Kondisi tersebut juga didukung dengan perangkat kebijakan pembangunan wilayah yang sangat mendukung pengembangan sektor industri pengolahan seperti pengembangan infrastruktur wilayah (Jalan Trans ASEAN) maupun infrastruktur industri serta pengalokasian pengembangan kegiatan industri pengolahan skala wilayah yang tertuang dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung.

Hal 2-21

Page 26: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Hal 2-22

Tabel 2.9.

Page 27: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2.3.3. Laju Inflasi Perkembangan ekonomi di Kabupaten Lampung Tengah tidak bisa dilepaskan dari pergerakan laju inflasi. Inflasi di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2010 sebesar 5,0 persen, jika dibandingkan dengan inflasi yang terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 4,42 persen. Untuk lebih jelasnya mengenai pertumbuhan inflasi di Kabupaten Lampung Tengah dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.10Nilai Inflasi Rata-rata Tahun 2006 - 2010

Kabupaten Lampung Tengah

Inflasi di Kabupaten Lampung Tengah mengalami fluktuasi dalam pertumbuhannya. Hal ini menunjukkan bahwa roda perekonomian di Kabupaten Lampung Tengah berjalan dengan baik. Dengan adanya perubahan harga-harga barang / jasa telah mempengaruhi daya beli masyarakat namun dapat diatasi dan dikendalikan oleh pemerintah Kabupaten Lampung Tengah sehingga dapat terkendali dengan baik.

2.3.4. Pendapatan Perkapita

Indikator tingkat kesejahteraan masyarakat dilihat dari tingkat pendapatan per kapita penduduk pada setiap tahunnya. Pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku penduduk kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2010 sebesar Rp 12.679.173 atau meningkat 24,62 persen dibanding tahun 2009 sebesar Rp. 10.173.513.

Hal 2-23

Page 28: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Pendapatan per kapita atas dasar harga konstan 2000 penduduk Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2010 sebesar Rp. 4.746.329 atau meningkat sebesar 3,38 persen jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp. 4.590.793.

2.4. Tata Ruang Wilayah. 2.4.1. Penataan Ruang Pembangunan bidang penataan ruang dalam hasil pelaksanaannya meliputi Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berupa penyusunan HSB, Bidang Keciptakaryaan, serta Fasilitasi Penyusunan RTRW Kabupaten Lampung Tengah tahun 2011-2031.

Secara umum pembangunan bidang penataan ruang dapat dilihat dari jumlah penerbitan Izin Penggunaan Peruntukan Tanah (IPPT) dan jumlah penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Pada tahun 2010 dalam upaya mengendalikan tata ruang dan tata guna tanah telah diterbitkan sebanyak 98 IPPT dan 427 IMB. Penerbitan Izin Penggunaan Peruntukan Tanah (IPPT) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada dasarnya untuk pengendalian pemanfaatan Tata Guna Tanah dan Lahan sesuai dengan

Hal 2-24

Tabel 2.11.

Page 29: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Penerbitan IPPT dan IMB hanya dilaksanakan sekali untuk setiap objeknya, kecuali terjadi perubahan peruntukan tanah dan bangunannya. Secara rinci perkembangan penerbitan IPPT dan IMB sebagaimana terurai pada tabel berikut.

Tabel 2.12Perkembangan Penerbitan Izin Penggunaan

Peruntukan Tanah (IPPT)Tahun 2006-2010

2.4.2. Perencanaan Pembangnan Secara umum keberhasilan pencapaian sasaran meningkatnya kualitas perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah dapat dilihat dari pencapaian indikator penyusunan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum APBD dan Prioritas dan Platfon Anggaran, Penetapan Kinerja, Laporan Pelaksanaan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati.

Keberhasilan pencapaian indikator penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dapat dilihat dari dikeluarkannya Peraturan Bupati Lampung Tengah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2011 merupakan penjabaran dari RPJM Daerah Tahun 2007-2010, yang

Hal 2-25

Tabel 2.13.

Page 30: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

memuat rancangan kerangka Ekonomi Daerah, Prioritas Pembangunan Daerah, Rencana Kerja, dan Pendanaannya untuk Tahun 2011. Keberhasilan pencapaian indikator penyusunan KUA dan PPA dapat dilihat dari disepakatinya Nota Kesepahaman antara Bupati dengan DPRD Kabupaten Lampung Tengah tentang Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 dan Prioritas dan Platfon Anggaran Tahun 2011 sebagai acuan dalam penyusunan RAPBD Tahun Anggaran 2011. Keberhasilan pencapaian indikator penyusunan Penetapan Kinerja dapat dilihat dari ditetapkannya Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Tahun 2011 oleh Bupati sebagai dasar evaluasi pencapaian kinerja selama tahun 2011, yang selanjutnya akan dituangkan dalam LAKIP Tahun 2011.

Keberhasilan pencapaian indikator penyusunan laporan kemajuan pelaksanaan program dan kegiatan dapat dilihat dari tersusunnya dokumen laporan kemajuan pelaksanaan program kegiatan tahun anggaran 2010 yang dibiayai dari APBD, Dana Alokasi Khusus dan Dana Tugas Pembantuan (APBN). Laporan tersebut meliputi Laporan Triwulanan dan Laporan Akhit Tahun, yang harus dikirim kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Keberhasilan pencapaian indikator penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) dapat dilihat dari tersusunnya LAKIP tahun 2010 yang disampaikan kepada Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi secara tepat waktu. LAKIP tersebut selanjutnya dievaluasi oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Keberhasilan pencapaian indikator penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati atas pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2009 dan LKPJ Akhir Masa Jabatan Bupati Lampung Tengah Periode 2005-2010, dapat dilihat dari disampaikannya LKPj Tahun Anggaran 2009 dan LKPJ AMJ 2010 kepada DPRD. Baik LKPj 2009 maupun LKPJ AMJ 2010 tersebut telah dibahas dan diparipurnakan oleh DPRD dengan beberapa catatan dan rekomendasi. Khusus LKPJ 2009, diberikan catatan dan rekomendasi dengan tujuan untuk dilakukannya perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan APBD pada tahun-tahun berikutnya dimasa yang akan datang.

Hal 2-26

Page 31: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2.4.3. Lingkungan hidup Keberhasilan pelaksanaan pembangunan di bidang lingkungan hidup dapat dilihat dari tingkat pencemaran air sungai, kesadaran perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan hidup dan jumlah kasus lingkungan hidup. Berdasarkan hasil sampling analisa kandungan PH, TDS, dan BOD pada 4 (empat) lokasi sungai, pada tahun 2010 kondisi air sungai di Kabupaten Lampung Tengah dapat digambarkan sebagai berikut :

Kondisi PH rata-rata sebesar 6,45 yang mengandung arti bahwa kandungan pH tersebut masih dibawah ambang batas toleransi yang telah ditetapkan yaitu sebesar 6-9. Adapun kandungan TDS rata-rata sebesar 124,46 dimana kandungan TDS ini masih dibawah ambang batas toleransi yang telah ditetapkan yaitu sebesar 1.000. Kandungan COD rata-rata sebesar 25,92 yang merupakan kandungan COD dibawah ambang batas toleransi yang telah ditetapkan yaitu sebesar 50 sedangkan kandungan BOD rata-rata sebesar 5,10 merupakan kandungan BOD dibawah ambang batas toleransi yang telah ditetapkan yaitu sebesar 6. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi air sungai yang ada di Kabupaten Lampung Tengah dapat dilihat pada tabel berikut.

Hal 2-27

Page 32: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Hal 2-28

Tabel 2.14.

Page 33: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Keberhasilan pencapaian indikator kesadaran perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan hidup dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang memiliki AMDAL, IPAL dan UKL/UPL. Sampai dengan tahun 2010 jumlah perusahaan yang memiliki AMDAL berjumlah 13 perusahaan atau 100 persen dari jumlah perusahaan wajib memiliki AMDAL. Sedangkan jumlah perusahaan yang memiliki IPAL berjumlah 58 perusahaan atau 100 persen dari jumlah perusahaan wajib memiliki IPAL dan jumlah perusahaan yang memiliki UKL/UPL berjumlah 87 perusahaan atau 100 persen dari jumlah perusahaan yang wajib memiliki UKL/UPL. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesadaran pihak perusahaan untuk memenuhi persyaratan perusahaan dalam pengelolaan limbah, serta analisis dampak lingkungan semakin meningkat. Secara rinci perkembangan perusahaan yang memiliki AMDAL, IPAL dan UKL/UPL sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2.15Perkembangan Perusahaan Yang Memiliki AMDAL

Tahun 2006-2010

Hal 2-29

Tabel 2.16.

Page 34: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Selain itu keberhasilan pencapaian indikator ini juga dapat dilihat dari jumlah kasus pelanggaran lingkungan yang terjadi. Pada tahun 2010 jumlah kasus pelanggaran berjumlah 1 (satu) kasus yaitu kasus pencemaran lingkungan oleh PT. Budi Sanwa Starch. Kasus tersebut telah dapat diselesaikan diluar persidangan dengan pemberian peringatan keras terhadap pihak perusahaan.

Jumlah kasus tersebut apabila dibandingkan dengan jumlah kasus pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebanyak 1 (satu) kasus. Kasus pelanggaran yang sering terjadi di Kabupaten Lampung Tengah adalah pencemaran lingkungan oleh industri, hal ini disebabkan ketidaktaatan industri dalam mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara rinci perkembangan kasus pelanggaran lingkungan yang terjadi di Kabupaten Lampung Tengah dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.18Perkembangan Jumlah Kasus Pelanggaran Lingkungan

Di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2006-2010

Hal 2-30

Tabel 2.17.

Page 35: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2.4.4. Wilayah Rawan Bencana Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang membuat terobosan dengan menyatakan bahwa kegiatan penataan ruang harus berbasis mitigasi bencana. Mitigasi bencana merupakan titik tolak utama dari manajemen penanggulangan bencana. Dengan mitigasi, dilakukan usaha – usaha untuk menurunkan dan / atau meringankan dampak/ korban yang disebabkan oleh suatu bencana pada jiwa manusia, harta benda dan lingkungan. Mitigasi pada prinsipnya harus dilakukan untuk segala jenis bencana, baik yang termasuk kedalam bencana alam (natural disasters) maupun bencana non-alam sebagai akibat atau ulah manusia (man-made disasters).

Berdasarkan data Sekretariat Penanggulangan Bencana Kabupaten Lampung Tengah, jenis bencana alam yang terjadi dalam tahun 2009 berupa banjir dan angin puting beliung. Banjir di wilayah ini mengakibatkatkan terendamnya lahan pertanian sehingga menyebabkan gagal panen. Luas lahan pertanian yang gagal panen akibat banjir pada tahun 2009 sekitar 4.484,90 Ha. Gagal panen akibat banjir ini melanda beberapa kecamatan diantaranya yaitu Bumi Ratu Nuban, Seputih Mataram, Gunung Sugih, Putra Rumbia, Bandar Surabaya, dan Seputih Surabaya

Laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesi mengidentifikasi bahwa Kabupaten Lampung Tengah juga memiliki potensi gerakan tanah pada lokasi Kecamatan Selagai Lingga dan Pubian.

Hal 2-31

Page 36: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2.5. Sosial dan Budaya. 2.5.1. Pendidikan 2.5.1.1. Sarana Prasarana Sekolah Pembangunan bidang pendidikan harus didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan (jumlah sekolah) dan jumlah tenaga pendidik yang tersedia. Sebagai gambaran berikut kondisi jumlah sarana dan prasarana dan jumlah tenaga pendidik (guru) di Kabupaten Lampung Tengah.

Hal 2-32

Tabel 2.19.

Tabel 2.20.

Page 37: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Perkembangan guru secara keseluruhan dari jenjang pendidikan PAUD/TK hingga SMA/SMK/MA mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2009 jumlah guru adalah sebesar 20.776 orang dan mengalami peningkatan menjadi 23.465 orang atau sebesar meningkat sebesar 11,46 persen. Sedangkan sarana penunjang proses belajar mengajar berupa sekolah dari jenjang pendidikan PAUD/TK hingga SMA/SMK/MA mengalami peningkatan pula. Pada tahun 2010 jumlah sekolah adalah sebanyak 1.839 buah yang mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2009 sebesar 1.799 buah atau meningkat sebesar 2,18 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa perkembangan jumlah guru dan sekolah di Kabupaten Lampung Tengah berjalan dengan sangat baik walaupun belum sepenuhnya dapat memenuhi kualitas pendidkan yang memadai.

Tabel 2.21Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2006 – 2010

Kabupaten Lampung Tengah

Hal 2-33

Page 38: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2.5.1.2. Rasio Guru/Murid Untuk melihat perbandingan antara ketersediaan tenaga pendidik (guru) dengan jumlah murid yang ada sebagai gambaran antara pemenuhan jumlah guru terhadap ketersediaan jumlah anak didik sehingga terlihat apakan sudah memenuhi atau kah masih kekurangan. Untuk lebih jelasnya mengenai rasio guru/murid untuk jenjang pendidikan dasar dapat dlihat pada tabel berikut.

Hal 2-34

Tabel 2.22.

Tabel 2.23.

Page 39: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2.5.2. Keluarga Prasejahtera Sampai dengan tahun 2010 jumlah keluarga pra sejahtera sebesar 84.735 KK. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 0,28% dibanding tahun 2009 yang berjumlah 84.972 KK.

Secara rinci perkembangan hasil pentahapan keluarga sebagaimana tebel berikut.

Hal 2-35

Page 40: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Hal 2-36

Tabel 2.24.

Page 41: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah. Pencapaian pelaksanaan pemerintahan umum sejalan dengan meningkatnya peran dan fungsi lembaga legislatif, yang tidak terlepas dari keberhasilan pelaksanaan program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat melalui peningkatan kapasita sumber daya manusia (SDM) seperti bimbingan teknis, workshop maupun diklat peraturan perundang-undangan; pembahasan rancangan peraturan daerah; reses dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat; studi banding dalam rangka mendapatkan informasi dan menggali potensi yang dapat dikembangkan dan dilaksanakan untuk kemajuan Kabupaten Lampung Tengah, serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi lembaga perwakilan rakyat. Selama tahun 2010 DPRD sebagai lembaga legislatif telah membahas dan menetapkan peraturan daerah sebanyak 7 (tujuh) peraturan daerah. Adapaun peraturan daerah yang telah ditetapkan selama tahun 2010 sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.25Daftar Peraturan Daerah yang Disetujui DPRD

Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2010

Hal 2-37

Page 42: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Selama periode 2006-2010 telah ditetapkan perda sebanyak 68 buah. Dalam upaya mendukung pelaksanaan dibidang pemerintahan dan pembangunan pada tahun 2010 maka telah dikeluarkan sebanyak 32 peraturan Bupati Kabupaten Lampung Tengah. Secara rinci jumlah perda dan peraturan Bupati Kabupaten Lampung Tengah yang ditetapkan selama tahun 2006 – 2010 adalah sebagai berikut :

Hal 2-38

Tabel 2.26.

Page 43: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Selain itu dalam upaya efektivtas pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan dilakukan pengawasan Internal secara berkala, pencapaian sasaran indikator meningkatnya pengawasan pelaksanaan program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH yang dilaksanakan melalui pemeriksaan rutin, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan kasus pada objek pemeriksaan.

Selama tahun 2010 telah dilakukan pemeriksaan dalam rangka peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH diantaranya pelaksanaan pengawasan internal secara berkala kepada 45 obyek pemeriksaan; melaksanakan pemeriksaan khusus terhadap kepala dinas/unit kerja yang mengakhiri masa jabatannya sebanyak 73 kali; dan pemeriksaan kasus sebanyak 52 kali. Selain itu telah dilaksanakan kegiatan monitoring dan pengendalian kegiatan pembangunan melalui laporan realisasi kegiatan setiap triwulan rutin. Sebagai gambaran mengenai perkembangan pelaksanaan pemeriksaan dalam rangka meningkatkan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.27Jumlah pemeriksaan internal tahun 2006 – 2010

Hal 2-39

Page 44: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Secara umum keberhasilan pelaksanaan pembinaan bidang kepegawaian tahun 2006-2010 dapat dilihat dari diantaranya ditunjukkan meningkatnya kualitas aparatur pemerintah daerah, yang ditandai dengan meningkatnya jumlah pegawai yang telah mengikuti pendidikan penjenjangan, meningkatnya jumlah pegawai yang berpendidikan S1 dan S2, serta meningkatkan sistem administrasi kepegawaian.

Sebagai gambaran berikut disajikan tabel perkembangan jumlah pegawai yang berkualifikasi pendidikan S1 dan S2, Jumlah pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan dan perkembangan jumlah pegawai yang mengikuti pendidikan penjejangan.

Pada tahun 2010 jumlah pegawai yang memiliki pendidikan S1 berjumlah 3.308 orang atau 22,30 persen dari jumlah seluruh pegawai yaitu 14.832 orang. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 0,24 persen dibanding dengan tahun 2009 yang berjumlah 3.377 orang. Hal ini disebabkan adanya peningkatan jenjang pendidikan pegawai berkualifikasi pendidikan S2 dan komitmen pemerintah daerah untuk senantiasa memberikan kesempatan kepada PNS

Hal 2-40

Tabel 2.28.

Page 45: BAB 2 Gambaran Umum Wilayah

Laporan Pendahuluan

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

untuk meningkatkan pendidikan baik melalui tugas belajar maupun memberikan izin belajar kepada PNS diluar jam dinas.

Selain itu dalam upaya meningkatkan kompetensi dan pemahaman tugas pokok dan fungsi sebagai PNS pada tahun 2010 telah dilaksanakan Diklat Prajabatan kepada 305 CPNS. Jumlah tersebut merupakan CPNS hasil pengangkatan tenaga honorer maupun hasil test seleksi CPNS.

Hal 2-41