bab 2 gambaran umum wilayah studi2
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
2.1 Gambaran Umum Kota Medan
Secara internal ada 3 (tiga) aspek pokok yang mempengaruhi penyelenggaraan
pemerintahan daerah Kota Medan selama tahun 2009, yaitu (1) Kondisi Geografis,
(2) Kondisi Demografis, dan (3) Kondisi Sosial Ekonomi Daerah. Ketiga aspek
tersebut merupakan potensi yang dimiliki Pemerintah Kota Medan sehingga dapat
menjadi modal dasar pembangunan Kota Medan dan sekaligus dapat menjadi
tantangan bagi keberlangsungan pembangunan Kota Medan di masa mendatang.
Berikut ini uraian dari ketiga aspek yang menjadi modal dasar bagi penyelenggaraan
pemerintahan Kota Medan.
2.1.1. Kondisi Geografis
Sebagai salah satu daerah otonom dengan status kota, maka kedudukan, fungsi dan
peranan Kota Medan cukup penting dan strategis baik secara regional maupun
nasional. Bahkan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering
digunakan sebagai barometer dan tolak ukur dalam pembangunan dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
maka secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan
langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara sehingga relatif dekat dengan kota-
kota/negara yang lebih maju seperti Pulau Penang, Kuala Lumpur Malaysia dan
Singapura.
Berdasarkan pertimbangan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi
Kota Medan telah melalui beberapa kali perubahan. Pada tahun 1951, Walikota
Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 Tanggal 29 September 1951 yang
14
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha yang meliputi 4 kecamatan dengan
59 kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya
Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951
agar daerah Kota Medan diperluas menjadi 3 (tiga) kali lipat.
Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973, Kota
Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri
dari 11 kecamatan dengan 116 kelurahan. Kemudian, berdasarkan luas administrasi
yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor
140/2271/PUOD tanggal 5 Mei 1986 ditetapkan pemekaran kelurahan menjadi 144
kelurahan.
Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara
Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefinitipan 7
kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1992 tentang Pembentukan
Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan dimekarkan kembali
menjadi 21 kecamatan dengan 151 kelurahan dan 2.001 lingkungan.
15
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Gambar 2.1. Peta Pembagian Kecamatan di Kota Medan
16
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING Secara astronomis Kota Medan terletak pada posisi 330 - 343 Lintang Utara dan
9835 - 9844 Bujur Timur dengan luas wilayah 265,10 km2. Sebagian besar
wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah dengan topografi yang cenderung
miring ke Utara dan menjadi tempat pertemuan 2 sungai penting, yaitu sungai
Babura dan sungai Deli. Di samping itu, Kota Medan berada pada ketinggian 2,5
37,5 meter di atas permukaan laut dan secara administratif mempunyai batas
wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka
- Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang
- Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang
- Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang
2.1.2. Gambaran Umum Demografis
Masyarakat Kota Medan merupakan masyarakat yang memiliki kemajemukan
meliputi unsur agama, suku, etnis budaya dan adat istiadat. Kehidupan yang penuh
kemajemukan tersebut dapat berjalan cukup baik dan harmonis yang dilandasi rasa
kebersamaan dan saling toleransi serta memiliki rasa kekeluargaan yang cukup
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa karakter masyarakat Kota Medan memiliki sifat
keterbukaan dan siap menerima perubahan konstruktif dalam rangka peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
A. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Pada tahun 2012 penduduk Kota Medan dari 21 Kecamatan adalah sebanyak
2.122.804 jiwa, dengan jumlah penduduk terbesar berada pada Kecamatan Medan
Deli sebesar 170.931 jiwa, dengan persentase 50,6% penduduk didominasi laki-laki
dan sisanya 49,4% merupakan penduduk perempuan. Jumlah penduduk terbesar
kedua adalah Medan Marelan dengan jumlah penduduk 147.318 jiwa, didominasi
oleh penduduk laki-laki sebesar 50,7%, dan 49,3% penduduk perempuan. Begitu
17
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING juga pada tahun 2013 dimana Kecamatan Medan Deli juga masih mendominasi
sebagai kecamatan dengan penduduk 171. 951 jiwa, dengan penduduk laki-laki
sebesar 50,6%. Kenaikan penduduk pada tahun dari tahun 2012 ke tahun 2013
adalah sebesar 12.712 jiwa atau sekitar 1 %. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel 2.1 dibawah ini :
Tabel 2.1
Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin
Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Districts Male Female Total
1 2 3 4 1. Medan Tuntungan 40 097 42 437 82 534 2. Medan Johor 62 331 64 336 126 667 3. Medan Amplas 57 918 59 004 116 922 4. Medan Denai 71 750 71 100 142 850 5. Medan Area 48 054 49 200 97 254 6.Medan Kota 35 442 37 700 73 122 7. Medan Maimun 19 524 20 379 39 903 8. Medan Polonia 26 460 27 413 53 873 9. Medan Baru 17 667 22 150 39 817 10. Medan Selayang 49 525 51 532 101 057 11. Medan Sunggal 55 717 57 927 113 644 12. Medan Helvetia 71 586 74 805 146 391 13. Medan Petisah 29 526 32 701 62 227 14. Medan Barat 34 931 36 406 71 337 15. Medan Timur 52 906 56 539 109 445 16. Medan Perjuangan 45 405 48 638 94 088 17. Medan Tembung 65 761 68 882 134 643 18. Medan Deli 86 937 85 014 171 951 19. Medan Labuhan 57 635 55 679 113 314 20. Medan Marelan 75 066 73 131 148 197 21. Medan Belawan 49 175 47 105 96 280
Kota Medan (2013) 1 053 393 1 082 123 2 135 516 (2012) 1 047 875 1 074 929 2 122 804
Sumber : BPS Kota Medan, Data Penduduk Desember 2013
18
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING B. Rasio Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk per km2 menurut kecamatan pada tahun 2008 sampai
dengan 2013 terus mengalami kenaikan pada tahun 2008 kepadatan penduduk
Kota Medan dari 21 Kecamatan adalah sebesar 7.929.50 kemudian mengalami
kenaikan pada tahun 2009 sebesar 7.150 sehingga kepadatan penduduk menjadi
800.100 dari jumlah populasi penduduk sebesar 2.121.053 jiwa, namun pada tahun
2010 mengalami penurunan kepadatan sebesar 8.800 per km2 dari jumlah populasi
penduduk sebesar 2.097.610 jiwa, dan mengalami kenaikan kepadatan kembali
pada tahun 2011 yakni sebesar 7.400 per km2 dari jumlah populasi penduduk
2.117.224 jiwa, dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan kepadatan 2.056 per km2
dari jumlah populasi penduduk 2.122.804. dan menurut data BPS dalam angka 2014
pada tahun 2013 penduduk Kota Medan adalah sebanyak 2.135.516 jiwa. untuk
lebih jelas dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 2.2
Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2008 2013 Luas Wilayah Kepadatan
Kecamatan Area Penduduk Penduduk per Km2
Districts (Km2) Population Density
1. Medan Tuntungan 20.68 82 534 3 991, 01
2. Medan Johor 14.58 126 667 8 687, 72
3. Medan Amplas 11.19 116 922 10 448, 79
4. Medan Denai 9.05 142 850 15 784, 53
5. Medan Area 5.52 97 254 17 618, 48
6.Medan Kota 5.27 73 122 13 875, 14
7. Medan Maimun 2.98 39 903 13 390, 27
8. Medan Polonia 9.01 53 873 5 979, 25
9. Medan Baru 5.84 39 817 6 817, 98
10. Medan Selayang 12.81 101 057 7 888, 91
11. Medan Sunggal 15.44 113 644 7 360, 36
12. Medan Helvetia 13.16 146 391 11 123, 94
13. Medan Petisah 6.82 62 227 9 124,19
14. Medan Barat 5.33 71 337 13 384, 05
15. Medan Timur 7.76 109 445 14 103, 74
19
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Luas Wilayah Kepadatan
16. Medan Perjuangan 4.09 94 088 23 004, 40
17. Medan Tembung 7.99 134 643 16 851, 44
18. Medan Deli 20.84 171 951 8 251, 01
19. Medan Labuhan 36.67 113 314 3 090, 10
20. Medan Marelan 23.82 148 197 6 221, 54
21. Medan Belawan 26.25 96 280 3 667, 81
Kota Medan
Medan City
2013 265,1 2 135 516 8 055,51
2012 265.1 2 122 804 8 007,56
2011 265.1 2 117 224 7 987,00
2010 265.1 2 097 610 7 913,00
2009 265.1 2 121 053 8 001,00
Sumber : Proyeksi Penduduk,BPS Kota Medan Source : Population Projection,BPS Medan City
C. Penduduk Kota Medan Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Termasuk Angkatan
Kerja Menurut Kelompok Umur
Penduduk Kota Medan berumur 15 tahun ke atas yang termasuk angkatan kerja
menurut kelompok umur dan jenis kelamin pada tahun 2012 dapat diketahui
pendidikan SMA masih mendominasi untuk angkatan kerja yakni sebesar 32,14%
dari jumlah total penduduk Kota Medan yang termasuk angkatan kerja menurut
pendidikan tertinggi yang ditamatkan, sedangkan penduduk yang bekerja dengan
tidak bersekolah sebesar 13,52%, SMP sebesar 19,34% SMK 15,06%, Diploma 4,98
dan lulusan akademi/universitas yang bekerja adalah sebesar 14,97%. Sedangkan
pada tahun 2013 masih tetap didominasi angkatan kerja dengan pendidikan
terakhir SMA yakni sebesar 36,04%, SD atau tidak bersekolah adalah sebesar
14,30%, SMP 14,81%, SMK 16,42%, Diploma 2,7% dan lulusan Universitas 15,68%.
Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui tabel 2.3 dibawah ini.
20
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Tabel 2.3 Penduduk Kota Medan Berumur 15 Tahun Keatas Yang Termasuk Angkatan
Kerja Menurut Kelompok Umur Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin
Pendidikan Tinggi Yang Ditamatkan Laki-Laki Perempuan Jumlah
Educational Attainment Male Female Total
1. Tidak/Belum Pernah Sekolah/ 80 443 63 267 143 710
Tidak/Belum Tamat SD/Sekolah
Dasar/No Schooling/Not Yet
Copmpleted Primary School/Primary
School
2. SMP/Junior High School 100 395 48 530 148 925
3. SMA/Senior High School 240 568 121 647 362 215
4. SMK/School Based Management 106 569 58 509 165 078
5. Diploma I/II/III/Diploma I/II/III 11 033 16 403 27 436
6. Akademi/Universitas/ 92 136 65 399 157 535
Academy/University
Jumlah/Total 2013 631 144 373 755 1004 899
2012 597 315 338 828 936 143
Sumber : BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional,Agustus 2013 Source : National Labour Force Survey,August 2013
D. Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Menurut Kelompok Umur Tahun 2009
2013
Jumlah pencari kerja yang terdaftar menurut kelompok umur pada tahun 2008
sampai dengan tahun 2012 mengalami kenaikan, yakni dari 15.993 pada tahun
2008 menjadi 17.027 pada tahun 2009, pada tahun 2010 mengalami penurunan
menjadi 15.993, dan pada tahun 2011 mengalami penurunan yang drastis menjadi
4.742 orang dan data terakhir pada tahun 2012 mengalami kenaikan kembali
menjadi 7.985 orang, namun pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi
5.480 orang Sedangkan untuk jumlah tenaga kerja yang belum terdaftar pada tahun
2008 yakni 8.817 orang, namun pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi
20.048 orang, namun hal tersebut mengalami kenaikan kembali pada tahun 2010
menjadi 17.024 orang. Kemudian pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi
21
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 15.993 orang, dan data terakhir yakni pada tahun 2012 menjadi 5.106 orang, dan
pada tahun 2013 mengalami kenaikan drastis sebanyak 16.551 orang yang terdaftar
sebagai pencari kerja. hal tersebut berarti pencari kerja yang belum mendaftarkan
diri mereka pada tahun 2013 telah mendaftarkan diri sehingga jumlah pencari kerja
yang belum terdaftar menjadi berkurang.
Tabel 2.4
Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Menurut Kelompok Umur Tahun 2009 2013
Tahun/ Yang Belum
Yang Terdaftar
Tingkat Pendidikan
Pada Tahun Yang Lalu Tahun Ini Not Yet been Placed in Registered in Current Year
Previous Year Year/Education Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
Male Female Male Female 1 2 3 4 5
SD - - - - Elementary School
SLTP 15 19 79 234 Junior High School
SLTA 786 579 961 846 Senior High School
Sarjana 1 845 2 236 6 568 7 863 Jumlah/Total 2013
2 646 2 834 7 608 8 943
2012 2 391 2 715 3 421 4 564 2011 5 077 10 916 2 011 2 731 2010 6 493 10 531 5 077 10 916 2009 9 913 10 135 6 493 10 534 2008 3 275 5 542 4 540 12 015
Sumber : BPS Dalam Angka 2013
22
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING E. Upah Minimum Regional Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2013
Upah minimum regional menurut lapanang usaha tahun 2010 dengan range upah
terendah/tertinggi yakni sektor pertanian dengan Rp. 1.100.000, begitu juga
dengan pertambangan, sedangkan Bank dan lembaga keuangan range upah
terendah/tertinggi yakni Rp. 1.091.400 dan Rp.1.210.000. sedangkan untuk range
upah terendah/tertinggi ada pada sektor ankutan yakni Rp. 1.155.000 dan Ro.
1.210.000. pada tahun 2011 sektor bangunan dan konstruksi serta perdagangan,
hotel, restoran memiliki range upah yang sama yakni Rp. 1.316.700. Pada tahun
2012 bank lembaga keuangan serta jasa lainnya dan jasa kesehatan manusia
memiliki range upah yang sama yakni Rp. 1.413.500, sedangkan pada tahun 2013
angkutan, bank, serta jasa lainnya dan jasa kesehatan manusia memiliki range upah
yang sama yakni Rp.1.815.000 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.5
berikut ini :
Tabel 2.5
Upah Minimum Regional Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2013
Sektor/ Sektor Terendah/ Terendah
Tahun/ Year
2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 6
1. Pertanian Terendah 1 100 000 1 197 000
Tertinggi 1 100 000 1 197 000
2. Pertambangan/ Penggalian
Terendah 1 100 000 1 197 000
Tertinggi 1 100 000 1 197 000
3. Industry Terendah 1 133 000 1 292 920 1349250 1732500
Tertinggi 1 210 000 1 316 700 1413500
4. Listrik,Gas & Air Minum
Terendah 1 100 000 1 197 000
Tertinggi 1 100 000 1 197 000
5. Bangunan/ Konstruksi
Terendah 1 071 000 1 316 700 1374950
Tertinggi 1 210 000 1 316 700 1413500
6. Perdagangan, Hotel, restoran
Terendah 1 155 000 1 316 700 1374950
Tertinggi 1 210 000 1 316 700 1413500
7. Angkutan Terendah 1 155 000 1 280 790 1374950
Tertinggi 1 210 000 1 316 700 1413500
23
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Sektor/ Sektor Terendah/ Terendah
Tahun/ Year
2010 2011 2012 2013
8. Bank & Lembaga Keuangan
Terendah 1 091 400 1 210 000 1413500
Tertinggi 1 210 000 1 316 000 1413500
9. Jasa Lainnya Terendah 1 100 000 1 197 000 1413500
Tertinggi 1 100 000 1 197 000 1413500
10. Jasa kesehatan Manusia
Terendah 1 060 800 1 210 000 1413500
Tertinggi 1 210 000 1 316 000 1413500
Upah Minimum Kota (UMK)
1 100 000 1 197 000 1285000
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan Source : Department Social and Man Power,Medan City
F. Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, Nilai Investasi, Produksi dan Bahan
Baku Perusahaan Industri Kecil, Sektor Industri Logam, Mesin, Elektronika,
Dan Aneka Kota Medan
Pada tahun 2010 dapat diketahui bahwa banyaknya perusahaan di Kota Medan
adalah 80 perusahaan, dengan jumlah perusahaan terbanyak ada pada Medan Kota
yakni 11 perusahaan, jumlah tenaga kerja pada tahun 2010 tercatat sebanyak 938
dengan tenaga kerja yang jumlahnya > 100 ada pada Kecamatan Medan Johor, nilai
investasi keseluruhan pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 20.582 Million, investasi
terbesar ada pada Kecamatan Medan Deli Rp. 3.061 milliar. Untuk lebih jelas dapat
dilihat melalui tabel 2.6 dibawah ini
24
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Tabel 2.6
Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, Nilai Investasi, Produksi dan Bahan Baku
Perusahaan Industri Kecil, Sektor Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka
Kota Medan Menurut Tahun 2010
Jumlah /Total Nilai Investasi Tahun/Kecamatan Perusahaan Tenaga Kerja Value Of
Year/District Establishment Persons Engaged
Investment (Juta
Rp./Million Rp.) 1. Medan Tuntungan 2 20 455 2. Medan Johor 5 145 3 705 3. Medan Amplas 3 25 511 4. Medan Denai 3 35 665 5. Medan Area 6 85 1 336 6.Medan Kota 11 94 2 545 7. Medan Maimun 4 33 536 8. Medan Polonia - - - 9. Medan Baru 1 10 210 10. Medan Selayang 4 79 1 161 11. Medan Sunggal - - - 12. Medan Helvetia 2 25 500 13. Medan Petisah 2 18 475 14. Medan Barat 6 65 982 15. Medan Timur 8 43 930 16. Medan Perjuangan 5 29 685 17. Medan Tembung 2 20 420 18. Medan Deli 8 115 3 061 19. Medan Labuhan 1 37 1 000 20. Medan Marelan 5 45 1 120 21. Medan Belawan 2 15 285
Kota Medan 80 938 20 582 Medan City
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan
25
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 2.1.3 Keadaan Perekonomian
A. Perkembangan Inflasi Di Kota Medan Tahun 2009 2013
Berdasarkan BPS Provinsi Sumatera Utara perkembangan inflasi di Kota Medan
tahun 2009 2012 berfluktuasi dari tahun 2009 inflasi di Kota Medan sebesar
2,69%, kemudian naik menjadi 7,65% pada tahun 2010, dan menurun kembali pada
tahun 2011 yakin 3,54%, namun naik sebesar 0,25% menjadi 3,79% pada tahun
2012, dan pada tahun 2013 turun menjadi 3.85. Untuk lebih jelas dapat dilihat
melalui tabel 2.7 di bawah ini
Tabel 2.7
Perkembangan Inflasi di Kota Medan Tahun 2009-2013
Kelompok/Sub kelompok Tahun/Year Group/Sub Group 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 UMUM / General 2.69 7.65 3.54 3.79 1.10
I. Bahan Makanan / Food -0.22 13.5 0.91 1.79 3.85 a. Padi-padian,Umbi-umbian & Hasilnya
6.01 15.83 2.57 4.45 0.63
b. Daging dan Hasilnya -0.77 12.04 -0.31 16.77 5.24 c. Ikan Segar -3.4 10.67 7.48 4.72 5.63 d. Ikan Diawetkan 4.19 0.47 18.13 1.21 0.54 e. Telur,susu,dan Hasil-hasilnya -0.14 9.95 4.89 0.21 1.93 f. Sayur-sayuran -2.68 7.74 1.99 3.96 9.41 g. Kacang-kacangan 11.17 7.4 21.7 0.79 0.35 h. Buah-Buahan 13.53 0.66 2.72 6.92 2.10 i. Bumbu-Bumbuan -10.08 44.14 -21.69 -26.49 7.12 j. Lemak dan Minyak -9.44 4.47 -1.08 -0.96 0.92 k. Bahan Makanan Lainnya -1.24 5.92 5.34 5.94 0.41
Sumber : BPS Provinsi SUMUT
B. Indeks Perkembangan Pdrb Atas Harga Berlaku Tahun 2010-2012
Indeks PDRB atas harga berlaku adalah indeks harga yang sudah memiliki nilai
inflasi didalamnya. Share terbesar dari indeks perkembangan PDRB atas harga
berlaku dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 adalah dari sektor
26
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2010 share pengangkutan dan
komunikasi adalah sebesar 577.16, 650.91 pada tahun 2011, dan 615.39 pada
tahun 2012 dari total rata-rata PDRB atas harga berlaku yakni sebesar 439.5 pada
tahun 2010, menjadi 493.82 pada tahun 2011 dan naik pada tahun 2012 yakni
566.01. untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel 2.8 dibawah ini.
Tabel 2.8
Indeks Perkembangan PDRB Atas Harga Berlaku Tahun 2010-2012
Lapangan Usaha / 2010 2011 2012 2013 Industrial Origin
1. Pertanian 374.45 393.88 431.21 Agriculture 2. Pertambangan dan Penggalian 505.79 499.74 503.48 Quarrying 3. Industri pengolahan 387.2 417.9 452.12 Manufacturing Industry 4. Listrik,Gas Dan Air Minum 450.51 502.6 515.14 Electricity, Gas and water 5. Bangunan 411.59 496.46 573.47 Construction 6. Perdagangan,Hotel dan restoran 418.98 453.19 508.95 Trade,Hotel and Restaurant 7. Pengangkutan dan Komunikasi 577.16 650.91 740.46 Transportation and Communication
8. Keuangan, Asuransi,Usaha 448.06 527.2 602.46 Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa
Perusahaan Finance Intermdiaries, Insurance, Building rental and Corporate Services 9. Jasa-Jas / 425.06 484.48 547.62 Services Produk Domestik Regional Bruto 439.5 493.02 554.48 Gross Regional Domestic Product
Sumber / Source : BPS Kota Medan / BPS-Statistic of Medan City Keterangan/ Note r) Angka perbaikan / revised figures
27
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING C. Indeks Perkembangan Pdrb Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010
Sampai Dengan Tahun 2012, Dan 2013
Indeks harga konstan adalah indeks yang merupakan nilai PDRB konstan dengan
tahun dasar tahun 2000 dengan tidak ada unsur inflasi didalamnya . dari
kesembilan sektor tersebut sektor pengangkutan dan komunikasi adalah sektor
yang memiliki share terbesar yakni 268.57 dari nilai rata-rata total PDRB atas harga
konstan 188.96 pada tahun 2010, kemudian pada tahun 2011 pengangkutan dan
komunikasi memberikan share 289.35 dari rata-rata total PDRB 203.5, begitu juga
pada tahun 2012 pengangkutan dan komunikasi memberikan share sebesar 315.12
dari total PDRB 219.02. Dan menurut data terakhir tahun 2013 pengangkutan
memberikan sghare sebesar 250,25 dari total PDRB 228,44, untuk lebih jelas dapat
dilihat dari tabel 2.9 dibawah ini.
Tabel 2.9
Indeks Perkembangan PDRB Atas Harga Konstan 2000 Tahun 2010-2013
Lapngan Usaha / 2010 2011 2012 2013*) Industrial Origin
1 2 3 4 5 1. Pertanian 129.79 133.42 135.87 140.41 Agriculture 2. Pertambangan dan Penggalian 95.04 94.47 93.69 91.82 Quarrying 3. Industri pengolahan 148.73 153.95 159.65 165.51 Manufacturing Industry 4. Listrik,Gas Dan Air Minum 158.39 165.25 169.62 176.73 Electricity, Gas and water 5. Bangunan 202.28 217.6 232.95 250.11 Construction 6. Perdagangan,Hotel dan restoran 178.99 195.54 211.43 231.32 Trade,Hotel and Restaurant 7. Pengangkutan dan Komunikasi 268.57 289.35 313.46 286.92 Transportation and Communication 8. Keuangan, Asuransi,Usaha 193.41 210.95 229.24 250.25
28
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Lapngan Usaha / 2010 2011 2012 2013*) Industrial Origin
1 2 3 4 5 Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa
Perusahaan Finance Intermdiaries, Insurance, Building rental and Corporate Services 9. Jasa-Jas / 175.6 193.41 211.38 226.15 Services Produk Domestik Regional Bruto 188.96 203.5 219.02 228.44
Gross Regional Domestic Product
Sumber / Source : BPS Kota Medan / BPS-Statistic Of Medan City
Keterangan / Note r) Angka Perbaikan/Revised Figures
2.2 Gambaran Umum Kecamatan Medan Johor
Kecamatan Medan Johor berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di
sebelah selatan, kecamatan Medan Polonia di sebelah utara, kecamatan Medan
Selayang di sebelah barat, dan kecamatan Medan Amplas di sebelah timur.
Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang
mempunyai luas sekitar 16,96 km. Jarak kantor kecamatan ke kantor walikota
Medan yaitu sekitar 10 km.
Kecamatan Medan Johor terdiri dari 6 (enam) kelurahan, dari enam kelurahan,
Kelurahan Kwala Bekala memiliki luas wilayah yang terluas yaitu sebesar 5,50 km
sedangkan kelurahan Kedai Durian mempunyai luas terkecil yakni 0,98 km.
29
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
14
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 2.2.1 Kependudukan
Kecamatan Medan Johor dihuni oleh 126 667 jiwa penduduk. Jumlah penduduk
terbanyak berada di kelurahan Kwala Bekala yakni sebanyak 32.862 orang. Jumlah
penduduk terkecil di Kelurahan Kedai Durian yakni sebanyak 6.618 orang.
Kelurahan Titi Kuning merupakan kelurahan terpadat yaitu 9,128 jiwa tiap km2.
Tabel 2.10. Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan dan Kepadatan Penduduk per KM Dirinci
Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Johor Tahun 2013
No Kelurahan Jumlah Pddk Luas wilayah Kepadatan Penduduk
(jiwa) (km2) Per km2 1 Kwala Bekala 32,862 5.50 5,975 2 Gedung Johor 25,248 3.15 8,015 3 Kedai Durian 6,618 0.96 6,894 4 Suka Maju 13,684 1.52 9,003 5 Titi Kuning 16,521 1.81 9,128 6 Pangkalan Masyhur 31,733 4.00 7,933 Total 126,667 16.94 7,825 Sumber: Kecamatan Medan Johor Dalam Angka, 2014
2.2.2 Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Medan Johor umumnya pedagang dan
pegawai swasta. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.11. Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Johor Tahun 2013
No Kelurahan Pegawai Petani
(Jiwa) Negeri (Jiwa) Swasta (Jiwa) ABRI (Jiwa) 1 Kwala Bekala 879 6.543 496 1.298 2 Gedung Johor 361 2.036 42 21 3 Kedai Durian 85 1.070 25 3 4 Suka Maju 2.275 4.506 29 4 5 Titi Kuning 127 7.356 17 3 6 Pangkalan Masyhur 1.685 4.679 185 34
JUMLAH 5.412 26.190 794 1.363 Sumber: Kecamatan Medan Johor Dalam Angka, 2014
31
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 2.2.3 Perekonomian
Kegiatan perekonomian di Kecamatan Medan Johor didukung oleh sejumlah pasar
dan pertokoan. Diantaranya terdapat 5 (lima) pasar, 38 pertokoan dan 9 mini
market. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.12 di bawah ini. Pada bagian pasar
di Kecamatan Medan Johor ada 2 pasar yang dikelola oleh pemerintah Kota Medan,
salah satu pasar yang dikelola oleh pemerintah Kota Medan adalah Pasar Titi
Kuning yang berada di Jalan Brigjen Zein Hamid.
Tabel 2.12. Banyaknya Pasar dan Pertokoan per Kelurahan di Kecamatan Medan Johor Tahun 2013
No Kelurahan Pasar Kelompok Pertokoan Swalayan/Mini
Market Mall/Plaza
1 Kwala Bekala 1 8 1 0 2 Gedung Johor 1 6 2 0 3 Kedai Durian 1 0 0 0 4 Suka Maju 0 4 0 0 5 Titi Kuning 2 10 2 0 6 Pangkalan
Masyhur 0 10 4 0
JUMLAH 5 38 9 0 Sumber: Kecamatan Medan Johor Dalam Angka, 2014
Tabel 2.13. Jumlah Pasar Yang Dikelola Pemerintah, Swasta, dan Tanpa Pengelola di Kecamatan Medan Johor Tahun 2013
No Kelurahan Pasar dikelola Pemerintah Pasar dikelola
Swasta Pasar Tanpa
Pengelola 1 Kwala Bekala 1 0 0 2 Gedung Johor 0 1 0 3 Kedai Durian 0 0 1 4 Suka Maju 0 0 0 5 Titi Kuning 1 0 1 6 Pangkalan Masyhur 0 0 0 JUMLAH 2 1 2
Sumber: Kecamatan Medan Johor Dalam Angka, 2014
32
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 2.3 Hasil Studi Kawasan Pasar Titi Kuning
Pasar Titi Kuning adalah salah satu pasar dari 55 pasar yang dikelola oleh PD Pasar.
Pasar Titi Kuning terletak di Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor. Pasar
ini digolongkan ke dalam Pasar kelas II dan berdiri di atas lahan seluas 4.700m.
Menurut data tahun 2015, terdapat 389 unit dagangan di pasar ini yang terdiri dari
169 kios, 124 stand terbuka, 1 surket, 24 stand meja ikan, 16 unit meja untuk
makanan, 49 pedagang informal, dan 6 meja pedagang daging babi.
Pada tahun 2015, PD Pasar berencana membuat kebijakan untuk merevitalisasi
Pasar Titi Kuning ini. Alasan peremajaannya adalah:
- Kondisi bangunan pasar sudah tidak layak huni
- Daya tampung sudah tidak mencukupi
- Sarana dan Prasarana pasar yang telah rusak
- Sarana dan prasarana sudah sulit untuk mendukung kegiatan pasar
- Meningkatkan pendapatan perusahaan
Gambar Pasar Titi Kuning dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Jalan masuk menuju Pasar Titi Kuning Suasana kios penjualan sayur dan buah-
buahan Gambar 2.2. Suasana Pasar Titi Kuning
33
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
Gambar 2.3. Layout Kondisi Eksisting Pasar Titi Kuning
14
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 2.3.1 Kajian Konsep Pasar
Berjalannya perekonomian masyarakat tidak dapat dilepaskan dari keberadaan dan
perkembangan pasar di daerahnya. Dengan adanya pasar, maka terjadi distribusi
barang dan jasa dari produsen dan konsumen, terbentuk harga, aliran uang atau
kapital terjadi, sehingga memunculkan kegiatan ekonomi seperti timbulnya
lapangan kerja baru, timbulnya kegiatan produksi barang, dst.
Dalam ilmu ekonomi, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan
pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Di pasar,
terjadi transaksi yaitu pertukaran barang atau jasa untuk uang.
Secara umum, pengertian pasar tidak dikaitkan dengan masalah tempat tetapi lebih
dititikberatkan pada kegiatan. Jika ada kegiatan jual beli, maka disebut pasar. Pasar
dapat terbentuk dimana saja dan kapan saja. Transaksi jual beli dapat terjadi di
terminal, halte atau lewat surat, tv, internet, dll.
Pasar, sebagai tempat terjadinya transaksi dapat terbentuk dengan syarat-syarat
sebagai berikut:
1. ada penjual
2. ada pembeli
3. tersedia barang yang diperjualbelikan
4. terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Pasar memiliki arti penting dalam perkembangan perekonomian suatu daerah.
Fungsi pasar antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pasar menetapkan nilai. Fungsi ini memecahkan masalah penentuan apa yang
harus dihasilkan oleh suatu perekonomian. Hal ini menunjukan bahwa
produsen cenderung menghasilkan barang-barang yang lebih diinginkan
masyarakat dibanding dengan yang tidak diinginkan sehingga pergerakan
kekuatan permintaan dan penawaran dapat menentukan tingkat harga di
pasar.
35
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 2. Pasar mengorganisir produksi. Fungsi ini memecahkan masalah bagaimana
cara menghasilkan barang. Produen di dalam memproduksi barang selalu
berusaha menggunakan faktor produksi seefisien mungkin, sehingga bila
terjadi kenaikan harga faktor produksi di pasar, maka produsen akan
melakukan berbagai tindakan agar biaya produksi yang dikeluarkan tidak
membengkak dengan cara melakukan penghematan atau mungkin mengganti
faktor produksi yang mahal dengan faktor produksi lain yang lebih hemat.
3. Pasar mendistribusikan barang. Fungsi ini memecahkan masalah untuk siapa
barang tersebut dihasilkan. Pola distribusi penghasilan bersama-sama dengan
tingkat harga barang di pasar akan menentukan pola distribusi barang dalam
suatu masyarakat.
4. Pasar mempertahankan dan mempersiapkan keperluan di masa yang akan
datang. Tabungan dan invetasi semuanya dapat terjadi di pasar, dan keduanya
usaha untuk mempertahankan dan mencapai kemajuan perekonomian yang
bersangkutan.
2.3.2 Persaingan Pasar Tradisional dengan Pasar Modern
Dalam perkembangannya, terbentuk beberapa jenis pasar seperti pasar abstrak,
pasar nyata, dll. Perkembangan jenis pasar ini tidak lepas dari masalah historis
dimana pasar berkembang dari pasar fisik yang berada di satu tempat tertentu yang
berkembang dari komunitas kecil menjadi komunitas besar atau dari desa kecil
berkembang menjadi besar.
Pengertian pasar menurut fisik bangunannya :
a. Pasar Kelas IA, yaitu pasar yang bangunannya permanen dan mempunyai
fasilitas yang baik seperti escalator, tempat parkir, kamar mandi / WC dan aliran
listrik.
36
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING b. Pasar Kelas I, yaitu pasar yang bangunannya permanen maupun semi permanen
dan mempunyai fasilitas yang cukup seperti tempat parkir, kamar mandi / WC
dan aliran listrik.
c. Pasar Kelas II, yaitu pasar yang bangunannya semi permanen dan memiliki
fasilitas yang belum memadai.
d. Pasar Kelas III, yaitu pasar yang bangunannya merupakan bangunan darurat
yang belum mempunyai fasilitas yang layak.
e. Pasar Kelas IV, yaitu pasar yang mempergunakan lapangan sebagai tempat
berjualan tanpa bangunan.
Sedangkan pasar penampungan sementara adalah akibat rencana pembangunan
ditentukan menjadi pasar kelas IV.
Pasar ditinjau dari sistem pelayanannya adalah sebagai berikut:
a. Pasar tradisional. Yang dimaksud dengan pasar tradisional adalah pasar yang
ada pada masa kini, yang masih memiliki karakter atau ciri-ciri pada masa lalu
dimana salah satu adalah adanya interaksi sosial langsung antara penjual dan
pembeli yang sifatnya tawar menawar harga barang dan jasa.
b. Pasar khusus. Produk yang ditawarkan berupa satu atau beberapa produk
barang tertentu saja. Pasar yang ditawarkan tetap dalam keadaan khusus,
misalnya pasar souvenir walaupun kemudian pasar berkembang produk yang
dipasarkan adalah penunjang dari produk utama. Sistem pembagian perlu
diperhatikan agar penyeberan keuntungan sedapat mungkin merata.
c. Pasar Grosir. Pasar grosir adalah pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan
partai besar.
d. Pasar Eceran. Pasar eceran adalah pasar tempat dilakukannya usaha
perdagangan dalam partai kecil.
37
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING e. Pasar modern. Pasar modern adalah suatu kompleks toko eceran dan
dihubungkan dengan fasilitas yang terencana sebagai suatu kesatuan kelompok,
untuk memberikan pelayanan perbelanjaan yang maksimal.
f. Pasar wisata. Pasar wisata umumnya berkembang pada kawasan objek wisata
dan tercipta dari perkembangan aktivitas wisata itu sendiri yang didukung oleh
faktor-faktor lingkungan yang mendukung terhadap market tersebut, yaitu :
- Potensi wisata pada kawasan wisata
- Interest publik terhadap potensi wisata kawasan tersebut
- Adanya sarana yang mendukung terhadap potensi wisata
- Perkembangan jumalah wisata yang mengunjungi kawasan wisata
Perkembangan diferensiasi pasar yang berkaitan dengan studi ini adalah pasar
tradisional dan pasar modern. Pada masa ini, pasar tradisional dan pasar modern
telah bersaing dalam merebut konsumen karena pasar modern telah dapat juga
memenuhi kebutuhan masyarakat yang selama ini didapat di pasar tradisional yaitu
harga yang murah, akses yang mudah, dst. Justru pasar tradisional dianggap tidak
mampu memenuhi kebutuhan konsumen akan kenyamanan.
Karakteristik pasar tradisional adalah sebagai berikut:
1. Transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-
menawar yang terjadi.
2. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan
berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang
elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan
barang-barang lainnya.
3. Umumnya terletak dekat kawasan perumahan dan perkampungan agar
memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.
38
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 4. Keadaannya yang cenderung kotor dan kumuh sehingga banyak orang yang
segan berbelanja disana.
Karakteristik pasar modern adalah sebagai berikut:
1. Penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli
melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode),
2. Berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan)
atau dilayani oleh pramuniaga.
3. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah,
sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang
dapat bertahan lama, seperti piring, gelas, pisau, kipas, dan lain-lain.
4. Pasar modern identik dengan bersih, nyaman, dsb
5. Barang yang dijual disini memiliki variasi jenis yang beragam. Selain
menyediakan barang-barang lokal, pasar modern juga menyediakan barang
impor.
6. Barang yang dijual mempunyai kualitas yang terjamin karena melalui
penyeleksian terlebih dahulu secara ketat sehingga barang yang rijek/tidak
memenuhi persyaratan klasifikasi akan ditolak.
7. Secara kuantitas, pasar modern umumnya mempunyai persediaan barang di
gudang yang terukur.
Definisi Pasar Tradisional dapat juga dilihat pada Peraturan Presiden No 122 Tahun
2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional , Pusat Perbelanjaan dan
Toko Modern.
Pada Perpres tersebut, didefinisikan pasar tradisional adalah adalah pasar yang
dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha
Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta
dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh
pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala
39
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar
menawar;
Tidak disebutkan pasar modern pada Perpres tersebut, melainkan istilah Toko
Modern yang diartikan sebagai toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual
berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket,
Department Store, Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan.
2.3.3 Strategi Pasar Tradisional Bersaing dengan Pasar Modern
Beberapa tahun belakangan ini, pasar modern terus berkembang dengan pesat
hingga sampai ke perumahan dan jalan lingkungan. Persaingan dengan pasar
tradisional pun tidak dapat dielakkan. Berdasarkan data AC Nielsen per tahun 2010,
pertumbuhan gerai Alfamart mencapai 4.000 gerai, sedangkan Indomart berjumlah
4.110 gerai. Dengan pesatnya pertumbuhan pasar modern, maka AC Nielsen
memprediksi bahwa di tahun 2010, terjadi penurunan pangsa pasar tradisional
menjadi 70% - 67%, sedangkan pasar modern meningkat 30% - 37%.
Pasar tradisional tidak mampu bersaing dengan pasar modern. Hal ini disebabkan
karena pasar modern memang memiliki keunggulan yang tidak didapatkan di pasar
tradisional.
Keunggulan dari pasar tradisional adalah:
o harga yang relatif murah o harga yang bisa ditawar o barang yang dijual beraneka ragam
Namun pasar tradisional memiliki kelemahan, yaitu:
a. Tampilan pasar yang tidak indah
b. Suasana pengap dan berbau
c. Becek dan genangan yang diakibatkan saluran drainase yang tidak
berfungsi baik
40
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
d. kualitas barang biasanya rendah
e. penataan kios yang tidak teratur
f. Jam operasional biasanya terbatas
g. ruang gerak yang sempit
h. tidak adanya tempat parkir
Pasar modern semula hanya menjual barang-barang yang tahan lama artinya tidak
menjual barang yang mudah busuk seperti ikan segar, ayam segar, sayur, dll,
namun seiring meningkatnya teknologi, pasar modern sudah bisa menjual daging,
ikan dan sayuran segar. Hal ini mempertajam persaingan dengan pasar tradisional.
Konsumen yang semula memilih belanja di pasar tradisional bersedia beralih ke
pasar modern untuk mendapatkan suasana belanja yang lebih bersih dan dianggap
higienis.
Pasar tradisional adalah bagian dari budaya Indonesia. Terpuruknya pasar
tradisional akan mengganggu sistem perekonomian di Indonesia. Terpuruknya
pasar tradisional Indonesia akan menimbulkan permasalahan sebagai berikut:
1. Para pedagang kecil tidak akan mampu bersaing dengan pemodal besar yang
memiliki pasar modern sehingga keuntungan pedagang kecil lama kelamaan
akan semakin kecil hingga akhirnya gulung tikar. Ini berarti pengangguran akan
bertambah.
2. Para produsen barang yang berkualitas rendah dan harga rendah tidak memiliki
tempat untuk menjual barang dagangannya atau bertemu dengan calon
pembeli sehingga produsen dengan modal kecil tidak bisa bertahan atau gulung
tikar.
3. Para produsen barang segar seperti sayuran, ikan, daging, tidak mampu
bersaing dengan produsen barang lebih berkualitas yang mampu masuk sebagai
41
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
pemasok ke pasar modern sehingga mereka pun sulit memiliki tempat untuk
berjualan.
4. Masyarakat yang hanya mampu membeli dengan harga murah harus tunduk
pada harga barang yang ditentukan oleh para pemodal besar di pasar
modernnya.
Oleh sebab itu, harus disiapkan strategi agar pasar tradisional mampu bersaing
dengan pasar modern. Strategi tersebut antara lain:
1. Pembatasan lokasi bagi pasar modern. Pada 5 tahun belakangan ini, pasar
modern berkembang dengan pesat dan dapat ditemukan di perumahan dan
jalan lingkungan di perkotaan. Sedangkan pasar tradisional hanya ada 1 untuk 2
kecamatan. Oleh sebab itu, pasar modern harus dibatasi. Perpres no No 122
Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern telah memberikan pembatasan, namun
pembatasan ini dinilai masih mematikan pasar tradisional. Pada Perpres
tersebut pasar atau toko modern diijinkan berlokasi hingga ke jalan lingkungan
di perkotaan namun tidak di jalan lingkungan kabupaten, sementara pasar
tradisional boleh hingga ke jalan lingkungan kabupaten.
2. Revitalisasi atau modernisasi pasar tradisional meliputi:
Pembenahan infrastruktur seperti saluran drainase, saluran air bersih,
sistem penampungan sampah, sistem pengangkutan sampah, penyediaan
listrik dan lampu penerangan, dsb.
Revitalisasi bangunan atau kios. Kios semi permanen diubah menjadi
permanen, dsb.
Pembangunan pasar lebih dari 1 lantai sehingga menampung semua
pedagang.
Tata letak dan pengaturan kios yang diatur dengan rapi dengan cara
dikelompokkan barang-barang dagangan yang basah dan kering, atau
42
-
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING
dikelompokkan berdasarkan jenis barang dagangan seperti kebutuhan
dapur, perabotan rumah tangga, alat kecantikan, alat elektronik, makanan
atau snack, mainan anak-anak, alat keperluan sekolah, dll.
Pengaturan jarak kios yang memberikan keleluasaan bagi para pembeli
untuk lalu lalang mencari kebutuhannya.
Penyediaan tempat parkir bagi kendaraan roda empat dan roda dua yang
memadai dan aman.
Penyediaan lokasi input dan output barang agar pedagang memiliki akses
khusus untuk memasukkan dan mengeluarkan barang dagangannya.
Manajemen pasar yang baik sehingga perawatan dan pemeliharaan
bangunan dapat terlaksana dengan baik. Pengawasan juga perlu dilakukan,
salah satunya adalah pengawasan agar barang dagangan tidak diletakkan
melebihi lokasi kios yang disewakan sehingga tidak mengambil jalur
sirkulasi pembeli.
43