bab 2 gambaran umum wilayah studi2

30
PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 2.1 Gambaran Umum Kota Medan Secara internal ada 3 (tiga) aspek pokok yang mempengaruhi penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Medan selama tahun 2009, yaitu (1) Kondisi Geografis, (2) Kondisi Demografis, dan (3) Kondisi Sosial Ekonomi Daerah. Ketiga aspek tersebut merupakan potensi yang dimiliki Pemerintah Kota Medan sehingga dapat menjadi modal dasar pembangunan Kota Medan dan sekaligus dapat menjadi tantangan bagi keberlangsungan pembangunan Kota Medan di masa mendatang. Berikut ini uraian dari ketiga aspek yang menjadi modal dasar bagi penyelenggaraan pemerintahan Kota Medan. 2.1.1. Kondisi Geografis Sebagai salah satu daerah otonom dengan status kota, maka kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis baik secara regional maupun nasional. Bahkan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dan tolak ukur dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa maka secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara sehingga relatif dekat dengan kota- kota/negara yang lebih maju seperti Pulau Penang, Kuala Lumpur Malaysia dan Singapura. Berdasarkan pertimbangan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perubahan. Pada tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 Tanggal 29 September 1951 yang 14

Upload: boyke-p-sirait

Post on 12-Sep-2015

54 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    BAB II

    GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

    2.1 Gambaran Umum Kota Medan

    Secara internal ada 3 (tiga) aspek pokok yang mempengaruhi penyelenggaraan

    pemerintahan daerah Kota Medan selama tahun 2009, yaitu (1) Kondisi Geografis,

    (2) Kondisi Demografis, dan (3) Kondisi Sosial Ekonomi Daerah. Ketiga aspek

    tersebut merupakan potensi yang dimiliki Pemerintah Kota Medan sehingga dapat

    menjadi modal dasar pembangunan Kota Medan dan sekaligus dapat menjadi

    tantangan bagi keberlangsungan pembangunan Kota Medan di masa mendatang.

    Berikut ini uraian dari ketiga aspek yang menjadi modal dasar bagi penyelenggaraan

    pemerintahan Kota Medan.

    2.1.1. Kondisi Geografis

    Sebagai salah satu daerah otonom dengan status kota, maka kedudukan, fungsi dan

    peranan Kota Medan cukup penting dan strategis baik secara regional maupun

    nasional. Bahkan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering

    digunakan sebagai barometer dan tolak ukur dalam pembangunan dan

    penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa

    maka secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan

    langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara sehingga relatif dekat dengan kota-

    kota/negara yang lebih maju seperti Pulau Penang, Kuala Lumpur Malaysia dan

    Singapura.

    Berdasarkan pertimbangan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi

    Kota Medan telah melalui beberapa kali perubahan. Pada tahun 1951, Walikota

    Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 Tanggal 29 September 1951 yang

    14

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha yang meliputi 4 kecamatan dengan

    59 kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya

    Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951

    agar daerah Kota Medan diperluas menjadi 3 (tiga) kali lipat.

    Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973, Kota

    Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri

    dari 11 kecamatan dengan 116 kelurahan. Kemudian, berdasarkan luas administrasi

    yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor

    140/2271/PUOD tanggal 5 Mei 1986 ditetapkan pemekaran kelurahan menjadi 144

    kelurahan.

    Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara

    Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefinitipan 7

    kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan

    Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1992 tentang Pembentukan

    Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan dimekarkan kembali

    menjadi 21 kecamatan dengan 151 kelurahan dan 2.001 lingkungan.

    15

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Gambar 2.1. Peta Pembagian Kecamatan di Kota Medan

    16

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING Secara astronomis Kota Medan terletak pada posisi 330 - 343 Lintang Utara dan

    9835 - 9844 Bujur Timur dengan luas wilayah 265,10 km2. Sebagian besar

    wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah dengan topografi yang cenderung

    miring ke Utara dan menjadi tempat pertemuan 2 sungai penting, yaitu sungai

    Babura dan sungai Deli. Di samping itu, Kota Medan berada pada ketinggian 2,5

    37,5 meter di atas permukaan laut dan secara administratif mempunyai batas

    wilayah sebagai berikut :

    - Sebelah Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka

    - Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang

    - Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang

    - Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang

    2.1.2. Gambaran Umum Demografis

    Masyarakat Kota Medan merupakan masyarakat yang memiliki kemajemukan

    meliputi unsur agama, suku, etnis budaya dan adat istiadat. Kehidupan yang penuh

    kemajemukan tersebut dapat berjalan cukup baik dan harmonis yang dilandasi rasa

    kebersamaan dan saling toleransi serta memiliki rasa kekeluargaan yang cukup

    tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa karakter masyarakat Kota Medan memiliki sifat

    keterbukaan dan siap menerima perubahan konstruktif dalam rangka peningkatan

    kesejahteraan masyarakat.

    A. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

    Pada tahun 2012 penduduk Kota Medan dari 21 Kecamatan adalah sebanyak

    2.122.804 jiwa, dengan jumlah penduduk terbesar berada pada Kecamatan Medan

    Deli sebesar 170.931 jiwa, dengan persentase 50,6% penduduk didominasi laki-laki

    dan sisanya 49,4% merupakan penduduk perempuan. Jumlah penduduk terbesar

    kedua adalah Medan Marelan dengan jumlah penduduk 147.318 jiwa, didominasi

    oleh penduduk laki-laki sebesar 50,7%, dan 49,3% penduduk perempuan. Begitu

    17

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING juga pada tahun 2013 dimana Kecamatan Medan Deli juga masih mendominasi

    sebagai kecamatan dengan penduduk 171. 951 jiwa, dengan penduduk laki-laki

    sebesar 50,6%. Kenaikan penduduk pada tahun dari tahun 2012 ke tahun 2013

    adalah sebesar 12.712 jiwa atau sekitar 1 %. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

    tabel 2.1 dibawah ini :

    Tabel 2.1

    Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

    Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Districts Male Female Total

    1 2 3 4 1. Medan Tuntungan 40 097 42 437 82 534 2. Medan Johor 62 331 64 336 126 667 3. Medan Amplas 57 918 59 004 116 922 4. Medan Denai 71 750 71 100 142 850 5. Medan Area 48 054 49 200 97 254 6.Medan Kota 35 442 37 700 73 122 7. Medan Maimun 19 524 20 379 39 903 8. Medan Polonia 26 460 27 413 53 873 9. Medan Baru 17 667 22 150 39 817 10. Medan Selayang 49 525 51 532 101 057 11. Medan Sunggal 55 717 57 927 113 644 12. Medan Helvetia 71 586 74 805 146 391 13. Medan Petisah 29 526 32 701 62 227 14. Medan Barat 34 931 36 406 71 337 15. Medan Timur 52 906 56 539 109 445 16. Medan Perjuangan 45 405 48 638 94 088 17. Medan Tembung 65 761 68 882 134 643 18. Medan Deli 86 937 85 014 171 951 19. Medan Labuhan 57 635 55 679 113 314 20. Medan Marelan 75 066 73 131 148 197 21. Medan Belawan 49 175 47 105 96 280

    Kota Medan (2013) 1 053 393 1 082 123 2 135 516 (2012) 1 047 875 1 074 929 2 122 804

    Sumber : BPS Kota Medan, Data Penduduk Desember 2013

    18

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING B. Rasio Kepadatan Penduduk

    Kepadatan penduduk per km2 menurut kecamatan pada tahun 2008 sampai

    dengan 2013 terus mengalami kenaikan pada tahun 2008 kepadatan penduduk

    Kota Medan dari 21 Kecamatan adalah sebesar 7.929.50 kemudian mengalami

    kenaikan pada tahun 2009 sebesar 7.150 sehingga kepadatan penduduk menjadi

    800.100 dari jumlah populasi penduduk sebesar 2.121.053 jiwa, namun pada tahun

    2010 mengalami penurunan kepadatan sebesar 8.800 per km2 dari jumlah populasi

    penduduk sebesar 2.097.610 jiwa, dan mengalami kenaikan kepadatan kembali

    pada tahun 2011 yakni sebesar 7.400 per km2 dari jumlah populasi penduduk

    2.117.224 jiwa, dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan kepadatan 2.056 per km2

    dari jumlah populasi penduduk 2.122.804. dan menurut data BPS dalam angka 2014

    pada tahun 2013 penduduk Kota Medan adalah sebanyak 2.135.516 jiwa. untuk

    lebih jelas dapat dilihat dari tabel berikut ini.

    Tabel 2.2

    Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2008 2013 Luas Wilayah Kepadatan

    Kecamatan Area Penduduk Penduduk per Km2

    Districts (Km2) Population Density

    1. Medan Tuntungan 20.68 82 534 3 991, 01

    2. Medan Johor 14.58 126 667 8 687, 72

    3. Medan Amplas 11.19 116 922 10 448, 79

    4. Medan Denai 9.05 142 850 15 784, 53

    5. Medan Area 5.52 97 254 17 618, 48

    6.Medan Kota 5.27 73 122 13 875, 14

    7. Medan Maimun 2.98 39 903 13 390, 27

    8. Medan Polonia 9.01 53 873 5 979, 25

    9. Medan Baru 5.84 39 817 6 817, 98

    10. Medan Selayang 12.81 101 057 7 888, 91

    11. Medan Sunggal 15.44 113 644 7 360, 36

    12. Medan Helvetia 13.16 146 391 11 123, 94

    13. Medan Petisah 6.82 62 227 9 124,19

    14. Medan Barat 5.33 71 337 13 384, 05

    15. Medan Timur 7.76 109 445 14 103, 74

    19

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Luas Wilayah Kepadatan

    16. Medan Perjuangan 4.09 94 088 23 004, 40

    17. Medan Tembung 7.99 134 643 16 851, 44

    18. Medan Deli 20.84 171 951 8 251, 01

    19. Medan Labuhan 36.67 113 314 3 090, 10

    20. Medan Marelan 23.82 148 197 6 221, 54

    21. Medan Belawan 26.25 96 280 3 667, 81

    Kota Medan

    Medan City

    2013 265,1 2 135 516 8 055,51

    2012 265.1 2 122 804 8 007,56

    2011 265.1 2 117 224 7 987,00

    2010 265.1 2 097 610 7 913,00

    2009 265.1 2 121 053 8 001,00

    Sumber : Proyeksi Penduduk,BPS Kota Medan Source : Population Projection,BPS Medan City

    C. Penduduk Kota Medan Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Termasuk Angkatan

    Kerja Menurut Kelompok Umur

    Penduduk Kota Medan berumur 15 tahun ke atas yang termasuk angkatan kerja

    menurut kelompok umur dan jenis kelamin pada tahun 2012 dapat diketahui

    pendidikan SMA masih mendominasi untuk angkatan kerja yakni sebesar 32,14%

    dari jumlah total penduduk Kota Medan yang termasuk angkatan kerja menurut

    pendidikan tertinggi yang ditamatkan, sedangkan penduduk yang bekerja dengan

    tidak bersekolah sebesar 13,52%, SMP sebesar 19,34% SMK 15,06%, Diploma 4,98

    dan lulusan akademi/universitas yang bekerja adalah sebesar 14,97%. Sedangkan

    pada tahun 2013 masih tetap didominasi angkatan kerja dengan pendidikan

    terakhir SMA yakni sebesar 36,04%, SD atau tidak bersekolah adalah sebesar

    14,30%, SMP 14,81%, SMK 16,42%, Diploma 2,7% dan lulusan Universitas 15,68%.

    Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui tabel 2.3 dibawah ini.

    20

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Tabel 2.3 Penduduk Kota Medan Berumur 15 Tahun Keatas Yang Termasuk Angkatan

    Kerja Menurut Kelompok Umur Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin

    Pendidikan Tinggi Yang Ditamatkan Laki-Laki Perempuan Jumlah

    Educational Attainment Male Female Total

    1. Tidak/Belum Pernah Sekolah/ 80 443 63 267 143 710

    Tidak/Belum Tamat SD/Sekolah

    Dasar/No Schooling/Not Yet

    Copmpleted Primary School/Primary

    School

    2. SMP/Junior High School 100 395 48 530 148 925

    3. SMA/Senior High School 240 568 121 647 362 215

    4. SMK/School Based Management 106 569 58 509 165 078

    5. Diploma I/II/III/Diploma I/II/III 11 033 16 403 27 436

    6. Akademi/Universitas/ 92 136 65 399 157 535

    Academy/University

    Jumlah/Total 2013 631 144 373 755 1004 899

    2012 597 315 338 828 936 143

    Sumber : BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional,Agustus 2013 Source : National Labour Force Survey,August 2013

    D. Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Menurut Kelompok Umur Tahun 2009

    2013

    Jumlah pencari kerja yang terdaftar menurut kelompok umur pada tahun 2008

    sampai dengan tahun 2012 mengalami kenaikan, yakni dari 15.993 pada tahun

    2008 menjadi 17.027 pada tahun 2009, pada tahun 2010 mengalami penurunan

    menjadi 15.993, dan pada tahun 2011 mengalami penurunan yang drastis menjadi

    4.742 orang dan data terakhir pada tahun 2012 mengalami kenaikan kembali

    menjadi 7.985 orang, namun pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi

    5.480 orang Sedangkan untuk jumlah tenaga kerja yang belum terdaftar pada tahun

    2008 yakni 8.817 orang, namun pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi

    20.048 orang, namun hal tersebut mengalami kenaikan kembali pada tahun 2010

    menjadi 17.024 orang. Kemudian pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi

    21

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 15.993 orang, dan data terakhir yakni pada tahun 2012 menjadi 5.106 orang, dan

    pada tahun 2013 mengalami kenaikan drastis sebanyak 16.551 orang yang terdaftar

    sebagai pencari kerja. hal tersebut berarti pencari kerja yang belum mendaftarkan

    diri mereka pada tahun 2013 telah mendaftarkan diri sehingga jumlah pencari kerja

    yang belum terdaftar menjadi berkurang.

    Tabel 2.4

    Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Menurut Kelompok Umur Tahun 2009 2013

    Tahun/ Yang Belum

    Yang Terdaftar

    Tingkat Pendidikan

    Pada Tahun Yang Lalu Tahun Ini Not Yet been Placed in Registered in Current Year

    Previous Year Year/Education Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

    Male Female Male Female 1 2 3 4 5

    SD - - - - Elementary School

    SLTP 15 19 79 234 Junior High School

    SLTA 786 579 961 846 Senior High School

    Sarjana 1 845 2 236 6 568 7 863 Jumlah/Total 2013

    2 646 2 834 7 608 8 943

    2012 2 391 2 715 3 421 4 564 2011 5 077 10 916 2 011 2 731 2010 6 493 10 531 5 077 10 916 2009 9 913 10 135 6 493 10 534 2008 3 275 5 542 4 540 12 015

    Sumber : BPS Dalam Angka 2013

    22

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING E. Upah Minimum Regional Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2013

    Upah minimum regional menurut lapanang usaha tahun 2010 dengan range upah

    terendah/tertinggi yakni sektor pertanian dengan Rp. 1.100.000, begitu juga

    dengan pertambangan, sedangkan Bank dan lembaga keuangan range upah

    terendah/tertinggi yakni Rp. 1.091.400 dan Rp.1.210.000. sedangkan untuk range

    upah terendah/tertinggi ada pada sektor ankutan yakni Rp. 1.155.000 dan Ro.

    1.210.000. pada tahun 2011 sektor bangunan dan konstruksi serta perdagangan,

    hotel, restoran memiliki range upah yang sama yakni Rp. 1.316.700. Pada tahun

    2012 bank lembaga keuangan serta jasa lainnya dan jasa kesehatan manusia

    memiliki range upah yang sama yakni Rp. 1.413.500, sedangkan pada tahun 2013

    angkutan, bank, serta jasa lainnya dan jasa kesehatan manusia memiliki range upah

    yang sama yakni Rp.1.815.000 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.5

    berikut ini :

    Tabel 2.5

    Upah Minimum Regional Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2013

    Sektor/ Sektor Terendah/ Terendah

    Tahun/ Year

    2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 6

    1. Pertanian Terendah 1 100 000 1 197 000

    Tertinggi 1 100 000 1 197 000

    2. Pertambangan/ Penggalian

    Terendah 1 100 000 1 197 000

    Tertinggi 1 100 000 1 197 000

    3. Industry Terendah 1 133 000 1 292 920 1349250 1732500

    Tertinggi 1 210 000 1 316 700 1413500

    4. Listrik,Gas & Air Minum

    Terendah 1 100 000 1 197 000

    Tertinggi 1 100 000 1 197 000

    5. Bangunan/ Konstruksi

    Terendah 1 071 000 1 316 700 1374950

    Tertinggi 1 210 000 1 316 700 1413500

    6. Perdagangan, Hotel, restoran

    Terendah 1 155 000 1 316 700 1374950

    Tertinggi 1 210 000 1 316 700 1413500

    7. Angkutan Terendah 1 155 000 1 280 790 1374950

    Tertinggi 1 210 000 1 316 700 1413500

    23

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Sektor/ Sektor Terendah/ Terendah

    Tahun/ Year

    2010 2011 2012 2013

    8. Bank & Lembaga Keuangan

    Terendah 1 091 400 1 210 000 1413500

    Tertinggi 1 210 000 1 316 000 1413500

    9. Jasa Lainnya Terendah 1 100 000 1 197 000 1413500

    Tertinggi 1 100 000 1 197 000 1413500

    10. Jasa kesehatan Manusia

    Terendah 1 060 800 1 210 000 1413500

    Tertinggi 1 210 000 1 316 000 1413500

    Upah Minimum Kota (UMK)

    1 100 000 1 197 000 1285000

    Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan Source : Department Social and Man Power,Medan City

    F. Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, Nilai Investasi, Produksi dan Bahan

    Baku Perusahaan Industri Kecil, Sektor Industri Logam, Mesin, Elektronika,

    Dan Aneka Kota Medan

    Pada tahun 2010 dapat diketahui bahwa banyaknya perusahaan di Kota Medan

    adalah 80 perusahaan, dengan jumlah perusahaan terbanyak ada pada Medan Kota

    yakni 11 perusahaan, jumlah tenaga kerja pada tahun 2010 tercatat sebanyak 938

    dengan tenaga kerja yang jumlahnya > 100 ada pada Kecamatan Medan Johor, nilai

    investasi keseluruhan pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 20.582 Million, investasi

    terbesar ada pada Kecamatan Medan Deli Rp. 3.061 milliar. Untuk lebih jelas dapat

    dilihat melalui tabel 2.6 dibawah ini

    24

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Tabel 2.6

    Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, Nilai Investasi, Produksi dan Bahan Baku

    Perusahaan Industri Kecil, Sektor Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka

    Kota Medan Menurut Tahun 2010

    Jumlah /Total Nilai Investasi Tahun/Kecamatan Perusahaan Tenaga Kerja Value Of

    Year/District Establishment Persons Engaged

    Investment (Juta

    Rp./Million Rp.) 1. Medan Tuntungan 2 20 455 2. Medan Johor 5 145 3 705 3. Medan Amplas 3 25 511 4. Medan Denai 3 35 665 5. Medan Area 6 85 1 336 6.Medan Kota 11 94 2 545 7. Medan Maimun 4 33 536 8. Medan Polonia - - - 9. Medan Baru 1 10 210 10. Medan Selayang 4 79 1 161 11. Medan Sunggal - - - 12. Medan Helvetia 2 25 500 13. Medan Petisah 2 18 475 14. Medan Barat 6 65 982 15. Medan Timur 8 43 930 16. Medan Perjuangan 5 29 685 17. Medan Tembung 2 20 420 18. Medan Deli 8 115 3 061 19. Medan Labuhan 1 37 1 000 20. Medan Marelan 5 45 1 120 21. Medan Belawan 2 15 285

    Kota Medan 80 938 20 582 Medan City

    Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

    25

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 2.1.3 Keadaan Perekonomian

    A. Perkembangan Inflasi Di Kota Medan Tahun 2009 2013

    Berdasarkan BPS Provinsi Sumatera Utara perkembangan inflasi di Kota Medan

    tahun 2009 2012 berfluktuasi dari tahun 2009 inflasi di Kota Medan sebesar

    2,69%, kemudian naik menjadi 7,65% pada tahun 2010, dan menurun kembali pada

    tahun 2011 yakin 3,54%, namun naik sebesar 0,25% menjadi 3,79% pada tahun

    2012, dan pada tahun 2013 turun menjadi 3.85. Untuk lebih jelas dapat dilihat

    melalui tabel 2.7 di bawah ini

    Tabel 2.7

    Perkembangan Inflasi di Kota Medan Tahun 2009-2013

    Kelompok/Sub kelompok Tahun/Year Group/Sub Group 2009 2010 2011 2012 2013

    1 2 3 4 5 6 UMUM / General 2.69 7.65 3.54 3.79 1.10

    I. Bahan Makanan / Food -0.22 13.5 0.91 1.79 3.85 a. Padi-padian,Umbi-umbian & Hasilnya

    6.01 15.83 2.57 4.45 0.63

    b. Daging dan Hasilnya -0.77 12.04 -0.31 16.77 5.24 c. Ikan Segar -3.4 10.67 7.48 4.72 5.63 d. Ikan Diawetkan 4.19 0.47 18.13 1.21 0.54 e. Telur,susu,dan Hasil-hasilnya -0.14 9.95 4.89 0.21 1.93 f. Sayur-sayuran -2.68 7.74 1.99 3.96 9.41 g. Kacang-kacangan 11.17 7.4 21.7 0.79 0.35 h. Buah-Buahan 13.53 0.66 2.72 6.92 2.10 i. Bumbu-Bumbuan -10.08 44.14 -21.69 -26.49 7.12 j. Lemak dan Minyak -9.44 4.47 -1.08 -0.96 0.92 k. Bahan Makanan Lainnya -1.24 5.92 5.34 5.94 0.41

    Sumber : BPS Provinsi SUMUT

    B. Indeks Perkembangan Pdrb Atas Harga Berlaku Tahun 2010-2012

    Indeks PDRB atas harga berlaku adalah indeks harga yang sudah memiliki nilai

    inflasi didalamnya. Share terbesar dari indeks perkembangan PDRB atas harga

    berlaku dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 adalah dari sektor

    26

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2010 share pengangkutan dan

    komunikasi adalah sebesar 577.16, 650.91 pada tahun 2011, dan 615.39 pada

    tahun 2012 dari total rata-rata PDRB atas harga berlaku yakni sebesar 439.5 pada

    tahun 2010, menjadi 493.82 pada tahun 2011 dan naik pada tahun 2012 yakni

    566.01. untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel 2.8 dibawah ini.

    Tabel 2.8

    Indeks Perkembangan PDRB Atas Harga Berlaku Tahun 2010-2012

    Lapangan Usaha / 2010 2011 2012 2013 Industrial Origin

    1. Pertanian 374.45 393.88 431.21 Agriculture 2. Pertambangan dan Penggalian 505.79 499.74 503.48 Quarrying 3. Industri pengolahan 387.2 417.9 452.12 Manufacturing Industry 4. Listrik,Gas Dan Air Minum 450.51 502.6 515.14 Electricity, Gas and water 5. Bangunan 411.59 496.46 573.47 Construction 6. Perdagangan,Hotel dan restoran 418.98 453.19 508.95 Trade,Hotel and Restaurant 7. Pengangkutan dan Komunikasi 577.16 650.91 740.46 Transportation and Communication

    8. Keuangan, Asuransi,Usaha 448.06 527.2 602.46 Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa

    Perusahaan Finance Intermdiaries, Insurance, Building rental and Corporate Services 9. Jasa-Jas / 425.06 484.48 547.62 Services Produk Domestik Regional Bruto 439.5 493.02 554.48 Gross Regional Domestic Product

    Sumber / Source : BPS Kota Medan / BPS-Statistic of Medan City Keterangan/ Note r) Angka perbaikan / revised figures

    27

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING C. Indeks Perkembangan Pdrb Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010

    Sampai Dengan Tahun 2012, Dan 2013

    Indeks harga konstan adalah indeks yang merupakan nilai PDRB konstan dengan

    tahun dasar tahun 2000 dengan tidak ada unsur inflasi didalamnya . dari

    kesembilan sektor tersebut sektor pengangkutan dan komunikasi adalah sektor

    yang memiliki share terbesar yakni 268.57 dari nilai rata-rata total PDRB atas harga

    konstan 188.96 pada tahun 2010, kemudian pada tahun 2011 pengangkutan dan

    komunikasi memberikan share 289.35 dari rata-rata total PDRB 203.5, begitu juga

    pada tahun 2012 pengangkutan dan komunikasi memberikan share sebesar 315.12

    dari total PDRB 219.02. Dan menurut data terakhir tahun 2013 pengangkutan

    memberikan sghare sebesar 250,25 dari total PDRB 228,44, untuk lebih jelas dapat

    dilihat dari tabel 2.9 dibawah ini.

    Tabel 2.9

    Indeks Perkembangan PDRB Atas Harga Konstan 2000 Tahun 2010-2013

    Lapngan Usaha / 2010 2011 2012 2013*) Industrial Origin

    1 2 3 4 5 1. Pertanian 129.79 133.42 135.87 140.41 Agriculture 2. Pertambangan dan Penggalian 95.04 94.47 93.69 91.82 Quarrying 3. Industri pengolahan 148.73 153.95 159.65 165.51 Manufacturing Industry 4. Listrik,Gas Dan Air Minum 158.39 165.25 169.62 176.73 Electricity, Gas and water 5. Bangunan 202.28 217.6 232.95 250.11 Construction 6. Perdagangan,Hotel dan restoran 178.99 195.54 211.43 231.32 Trade,Hotel and Restaurant 7. Pengangkutan dan Komunikasi 268.57 289.35 313.46 286.92 Transportation and Communication 8. Keuangan, Asuransi,Usaha 193.41 210.95 229.24 250.25

    28

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Lapngan Usaha / 2010 2011 2012 2013*) Industrial Origin

    1 2 3 4 5 Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa

    Perusahaan Finance Intermdiaries, Insurance, Building rental and Corporate Services 9. Jasa-Jas / 175.6 193.41 211.38 226.15 Services Produk Domestik Regional Bruto 188.96 203.5 219.02 228.44

    Gross Regional Domestic Product

    Sumber / Source : BPS Kota Medan / BPS-Statistic Of Medan City

    Keterangan / Note r) Angka Perbaikan/Revised Figures

    2.2 Gambaran Umum Kecamatan Medan Johor

    Kecamatan Medan Johor berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di

    sebelah selatan, kecamatan Medan Polonia di sebelah utara, kecamatan Medan

    Selayang di sebelah barat, dan kecamatan Medan Amplas di sebelah timur.

    Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang

    mempunyai luas sekitar 16,96 km. Jarak kantor kecamatan ke kantor walikota

    Medan yaitu sekitar 10 km.

    Kecamatan Medan Johor terdiri dari 6 (enam) kelurahan, dari enam kelurahan,

    Kelurahan Kwala Bekala memiliki luas wilayah yang terluas yaitu sebesar 5,50 km

    sedangkan kelurahan Kedai Durian mempunyai luas terkecil yakni 0,98 km.

    29

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    14

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 2.2.1 Kependudukan

    Kecamatan Medan Johor dihuni oleh 126 667 jiwa penduduk. Jumlah penduduk

    terbanyak berada di kelurahan Kwala Bekala yakni sebanyak 32.862 orang. Jumlah

    penduduk terkecil di Kelurahan Kedai Durian yakni sebanyak 6.618 orang.

    Kelurahan Titi Kuning merupakan kelurahan terpadat yaitu 9,128 jiwa tiap km2.

    Tabel 2.10. Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan dan Kepadatan Penduduk per KM Dirinci

    Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Johor Tahun 2013

    No Kelurahan Jumlah Pddk Luas wilayah Kepadatan Penduduk

    (jiwa) (km2) Per km2 1 Kwala Bekala 32,862 5.50 5,975 2 Gedung Johor 25,248 3.15 8,015 3 Kedai Durian 6,618 0.96 6,894 4 Suka Maju 13,684 1.52 9,003 5 Titi Kuning 16,521 1.81 9,128 6 Pangkalan Masyhur 31,733 4.00 7,933 Total 126,667 16.94 7,825 Sumber: Kecamatan Medan Johor Dalam Angka, 2014

    2.2.2 Mata Pencaharian

    Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Medan Johor umumnya pedagang dan

    pegawai swasta. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 2.11. Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Johor Tahun 2013

    No Kelurahan Pegawai Petani

    (Jiwa) Negeri (Jiwa) Swasta (Jiwa) ABRI (Jiwa) 1 Kwala Bekala 879 6.543 496 1.298 2 Gedung Johor 361 2.036 42 21 3 Kedai Durian 85 1.070 25 3 4 Suka Maju 2.275 4.506 29 4 5 Titi Kuning 127 7.356 17 3 6 Pangkalan Masyhur 1.685 4.679 185 34

    JUMLAH 5.412 26.190 794 1.363 Sumber: Kecamatan Medan Johor Dalam Angka, 2014

    31

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 2.2.3 Perekonomian

    Kegiatan perekonomian di Kecamatan Medan Johor didukung oleh sejumlah pasar

    dan pertokoan. Diantaranya terdapat 5 (lima) pasar, 38 pertokoan dan 9 mini

    market. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.12 di bawah ini. Pada bagian pasar

    di Kecamatan Medan Johor ada 2 pasar yang dikelola oleh pemerintah Kota Medan,

    salah satu pasar yang dikelola oleh pemerintah Kota Medan adalah Pasar Titi

    Kuning yang berada di Jalan Brigjen Zein Hamid.

    Tabel 2.12. Banyaknya Pasar dan Pertokoan per Kelurahan di Kecamatan Medan Johor Tahun 2013

    No Kelurahan Pasar Kelompok Pertokoan Swalayan/Mini

    Market Mall/Plaza

    1 Kwala Bekala 1 8 1 0 2 Gedung Johor 1 6 2 0 3 Kedai Durian 1 0 0 0 4 Suka Maju 0 4 0 0 5 Titi Kuning 2 10 2 0 6 Pangkalan

    Masyhur 0 10 4 0

    JUMLAH 5 38 9 0 Sumber: Kecamatan Medan Johor Dalam Angka, 2014

    Tabel 2.13. Jumlah Pasar Yang Dikelola Pemerintah, Swasta, dan Tanpa Pengelola di Kecamatan Medan Johor Tahun 2013

    No Kelurahan Pasar dikelola Pemerintah Pasar dikelola

    Swasta Pasar Tanpa

    Pengelola 1 Kwala Bekala 1 0 0 2 Gedung Johor 0 1 0 3 Kedai Durian 0 0 1 4 Suka Maju 0 0 0 5 Titi Kuning 1 0 1 6 Pangkalan Masyhur 0 0 0 JUMLAH 2 1 2

    Sumber: Kecamatan Medan Johor Dalam Angka, 2014

    32

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 2.3 Hasil Studi Kawasan Pasar Titi Kuning

    Pasar Titi Kuning adalah salah satu pasar dari 55 pasar yang dikelola oleh PD Pasar.

    Pasar Titi Kuning terletak di Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor. Pasar

    ini digolongkan ke dalam Pasar kelas II dan berdiri di atas lahan seluas 4.700m.

    Menurut data tahun 2015, terdapat 389 unit dagangan di pasar ini yang terdiri dari

    169 kios, 124 stand terbuka, 1 surket, 24 stand meja ikan, 16 unit meja untuk

    makanan, 49 pedagang informal, dan 6 meja pedagang daging babi.

    Pada tahun 2015, PD Pasar berencana membuat kebijakan untuk merevitalisasi

    Pasar Titi Kuning ini. Alasan peremajaannya adalah:

    - Kondisi bangunan pasar sudah tidak layak huni

    - Daya tampung sudah tidak mencukupi

    - Sarana dan Prasarana pasar yang telah rusak

    - Sarana dan prasarana sudah sulit untuk mendukung kegiatan pasar

    - Meningkatkan pendapatan perusahaan

    Gambar Pasar Titi Kuning dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

    Jalan masuk menuju Pasar Titi Kuning Suasana kios penjualan sayur dan buah-

    buahan Gambar 2.2. Suasana Pasar Titi Kuning

    33

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    Gambar 2.3. Layout Kondisi Eksisting Pasar Titi Kuning

    14

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 2.3.1 Kajian Konsep Pasar

    Berjalannya perekonomian masyarakat tidak dapat dilepaskan dari keberadaan dan

    perkembangan pasar di daerahnya. Dengan adanya pasar, maka terjadi distribusi

    barang dan jasa dari produsen dan konsumen, terbentuk harga, aliran uang atau

    kapital terjadi, sehingga memunculkan kegiatan ekonomi seperti timbulnya

    lapangan kerja baru, timbulnya kegiatan produksi barang, dst.

    Dalam ilmu ekonomi, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan

    pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Di pasar,

    terjadi transaksi yaitu pertukaran barang atau jasa untuk uang.

    Secara umum, pengertian pasar tidak dikaitkan dengan masalah tempat tetapi lebih

    dititikberatkan pada kegiatan. Jika ada kegiatan jual beli, maka disebut pasar. Pasar

    dapat terbentuk dimana saja dan kapan saja. Transaksi jual beli dapat terjadi di

    terminal, halte atau lewat surat, tv, internet, dll.

    Pasar, sebagai tempat terjadinya transaksi dapat terbentuk dengan syarat-syarat

    sebagai berikut:

    1. ada penjual

    2. ada pembeli

    3. tersedia barang yang diperjualbelikan

    4. terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli.

    Pasar memiliki arti penting dalam perkembangan perekonomian suatu daerah.

    Fungsi pasar antara lain adalah sebagai berikut:

    1. Pasar menetapkan nilai. Fungsi ini memecahkan masalah penentuan apa yang

    harus dihasilkan oleh suatu perekonomian. Hal ini menunjukan bahwa

    produsen cenderung menghasilkan barang-barang yang lebih diinginkan

    masyarakat dibanding dengan yang tidak diinginkan sehingga pergerakan

    kekuatan permintaan dan penawaran dapat menentukan tingkat harga di

    pasar.

    35

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 2. Pasar mengorganisir produksi. Fungsi ini memecahkan masalah bagaimana

    cara menghasilkan barang. Produen di dalam memproduksi barang selalu

    berusaha menggunakan faktor produksi seefisien mungkin, sehingga bila

    terjadi kenaikan harga faktor produksi di pasar, maka produsen akan

    melakukan berbagai tindakan agar biaya produksi yang dikeluarkan tidak

    membengkak dengan cara melakukan penghematan atau mungkin mengganti

    faktor produksi yang mahal dengan faktor produksi lain yang lebih hemat.

    3. Pasar mendistribusikan barang. Fungsi ini memecahkan masalah untuk siapa

    barang tersebut dihasilkan. Pola distribusi penghasilan bersama-sama dengan

    tingkat harga barang di pasar akan menentukan pola distribusi barang dalam

    suatu masyarakat.

    4. Pasar mempertahankan dan mempersiapkan keperluan di masa yang akan

    datang. Tabungan dan invetasi semuanya dapat terjadi di pasar, dan keduanya

    usaha untuk mempertahankan dan mencapai kemajuan perekonomian yang

    bersangkutan.

    2.3.2 Persaingan Pasar Tradisional dengan Pasar Modern

    Dalam perkembangannya, terbentuk beberapa jenis pasar seperti pasar abstrak,

    pasar nyata, dll. Perkembangan jenis pasar ini tidak lepas dari masalah historis

    dimana pasar berkembang dari pasar fisik yang berada di satu tempat tertentu yang

    berkembang dari komunitas kecil menjadi komunitas besar atau dari desa kecil

    berkembang menjadi besar.

    Pengertian pasar menurut fisik bangunannya :

    a. Pasar Kelas IA, yaitu pasar yang bangunannya permanen dan mempunyai

    fasilitas yang baik seperti escalator, tempat parkir, kamar mandi / WC dan aliran

    listrik.

    36

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING b. Pasar Kelas I, yaitu pasar yang bangunannya permanen maupun semi permanen

    dan mempunyai fasilitas yang cukup seperti tempat parkir, kamar mandi / WC

    dan aliran listrik.

    c. Pasar Kelas II, yaitu pasar yang bangunannya semi permanen dan memiliki

    fasilitas yang belum memadai.

    d. Pasar Kelas III, yaitu pasar yang bangunannya merupakan bangunan darurat

    yang belum mempunyai fasilitas yang layak.

    e. Pasar Kelas IV, yaitu pasar yang mempergunakan lapangan sebagai tempat

    berjualan tanpa bangunan.

    Sedangkan pasar penampungan sementara adalah akibat rencana pembangunan

    ditentukan menjadi pasar kelas IV.

    Pasar ditinjau dari sistem pelayanannya adalah sebagai berikut:

    a. Pasar tradisional. Yang dimaksud dengan pasar tradisional adalah pasar yang

    ada pada masa kini, yang masih memiliki karakter atau ciri-ciri pada masa lalu

    dimana salah satu adalah adanya interaksi sosial langsung antara penjual dan

    pembeli yang sifatnya tawar menawar harga barang dan jasa.

    b. Pasar khusus. Produk yang ditawarkan berupa satu atau beberapa produk

    barang tertentu saja. Pasar yang ditawarkan tetap dalam keadaan khusus,

    misalnya pasar souvenir walaupun kemudian pasar berkembang produk yang

    dipasarkan adalah penunjang dari produk utama. Sistem pembagian perlu

    diperhatikan agar penyeberan keuntungan sedapat mungkin merata.

    c. Pasar Grosir. Pasar grosir adalah pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan

    partai besar.

    d. Pasar Eceran. Pasar eceran adalah pasar tempat dilakukannya usaha

    perdagangan dalam partai kecil.

    37

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING e. Pasar modern. Pasar modern adalah suatu kompleks toko eceran dan

    dihubungkan dengan fasilitas yang terencana sebagai suatu kesatuan kelompok,

    untuk memberikan pelayanan perbelanjaan yang maksimal.

    f. Pasar wisata. Pasar wisata umumnya berkembang pada kawasan objek wisata

    dan tercipta dari perkembangan aktivitas wisata itu sendiri yang didukung oleh

    faktor-faktor lingkungan yang mendukung terhadap market tersebut, yaitu :

    - Potensi wisata pada kawasan wisata

    - Interest publik terhadap potensi wisata kawasan tersebut

    - Adanya sarana yang mendukung terhadap potensi wisata

    - Perkembangan jumalah wisata yang mengunjungi kawasan wisata

    Perkembangan diferensiasi pasar yang berkaitan dengan studi ini adalah pasar

    tradisional dan pasar modern. Pada masa ini, pasar tradisional dan pasar modern

    telah bersaing dalam merebut konsumen karena pasar modern telah dapat juga

    memenuhi kebutuhan masyarakat yang selama ini didapat di pasar tradisional yaitu

    harga yang murah, akses yang mudah, dst. Justru pasar tradisional dianggap tidak

    mampu memenuhi kebutuhan konsumen akan kenyamanan.

    Karakteristik pasar tradisional adalah sebagai berikut:

    1. Transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-

    menawar yang terjadi.

    2. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan

    berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang

    elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan

    barang-barang lainnya.

    3. Umumnya terletak dekat kawasan perumahan dan perkampungan agar

    memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.

    38

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING 4. Keadaannya yang cenderung kotor dan kumuh sehingga banyak orang yang

    segan berbelanja disana.

    Karakteristik pasar modern adalah sebagai berikut:

    1. Penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli

    melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode),

    2. Berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan)

    atau dilayani oleh pramuniaga.

    3. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah,

    sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang

    dapat bertahan lama, seperti piring, gelas, pisau, kipas, dan lain-lain.

    4. Pasar modern identik dengan bersih, nyaman, dsb

    5. Barang yang dijual disini memiliki variasi jenis yang beragam. Selain

    menyediakan barang-barang lokal, pasar modern juga menyediakan barang

    impor.

    6. Barang yang dijual mempunyai kualitas yang terjamin karena melalui

    penyeleksian terlebih dahulu secara ketat sehingga barang yang rijek/tidak

    memenuhi persyaratan klasifikasi akan ditolak.

    7. Secara kuantitas, pasar modern umumnya mempunyai persediaan barang di

    gudang yang terukur.

    Definisi Pasar Tradisional dapat juga dilihat pada Peraturan Presiden No 122 Tahun

    2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional , Pusat Perbelanjaan dan

    Toko Modern.

    Pada Perpres tersebut, didefinisikan pasar tradisional adalah adalah pasar yang

    dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha

    Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta

    dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh

    pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala

    39

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar

    menawar;

    Tidak disebutkan pasar modern pada Perpres tersebut, melainkan istilah Toko

    Modern yang diartikan sebagai toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual

    berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket,

    Department Store, Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan.

    2.3.3 Strategi Pasar Tradisional Bersaing dengan Pasar Modern

    Beberapa tahun belakangan ini, pasar modern terus berkembang dengan pesat

    hingga sampai ke perumahan dan jalan lingkungan. Persaingan dengan pasar

    tradisional pun tidak dapat dielakkan. Berdasarkan data AC Nielsen per tahun 2010,

    pertumbuhan gerai Alfamart mencapai 4.000 gerai, sedangkan Indomart berjumlah

    4.110 gerai. Dengan pesatnya pertumbuhan pasar modern, maka AC Nielsen

    memprediksi bahwa di tahun 2010, terjadi penurunan pangsa pasar tradisional

    menjadi 70% - 67%, sedangkan pasar modern meningkat 30% - 37%.

    Pasar tradisional tidak mampu bersaing dengan pasar modern. Hal ini disebabkan

    karena pasar modern memang memiliki keunggulan yang tidak didapatkan di pasar

    tradisional.

    Keunggulan dari pasar tradisional adalah:

    o harga yang relatif murah o harga yang bisa ditawar o barang yang dijual beraneka ragam

    Namun pasar tradisional memiliki kelemahan, yaitu:

    a. Tampilan pasar yang tidak indah

    b. Suasana pengap dan berbau

    c. Becek dan genangan yang diakibatkan saluran drainase yang tidak

    berfungsi baik

    40

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    d. kualitas barang biasanya rendah

    e. penataan kios yang tidak teratur

    f. Jam operasional biasanya terbatas

    g. ruang gerak yang sempit

    h. tidak adanya tempat parkir

    Pasar modern semula hanya menjual barang-barang yang tahan lama artinya tidak

    menjual barang yang mudah busuk seperti ikan segar, ayam segar, sayur, dll,

    namun seiring meningkatnya teknologi, pasar modern sudah bisa menjual daging,

    ikan dan sayuran segar. Hal ini mempertajam persaingan dengan pasar tradisional.

    Konsumen yang semula memilih belanja di pasar tradisional bersedia beralih ke

    pasar modern untuk mendapatkan suasana belanja yang lebih bersih dan dianggap

    higienis.

    Pasar tradisional adalah bagian dari budaya Indonesia. Terpuruknya pasar

    tradisional akan mengganggu sistem perekonomian di Indonesia. Terpuruknya

    pasar tradisional Indonesia akan menimbulkan permasalahan sebagai berikut:

    1. Para pedagang kecil tidak akan mampu bersaing dengan pemodal besar yang

    memiliki pasar modern sehingga keuntungan pedagang kecil lama kelamaan

    akan semakin kecil hingga akhirnya gulung tikar. Ini berarti pengangguran akan

    bertambah.

    2. Para produsen barang yang berkualitas rendah dan harga rendah tidak memiliki

    tempat untuk menjual barang dagangannya atau bertemu dengan calon

    pembeli sehingga produsen dengan modal kecil tidak bisa bertahan atau gulung

    tikar.

    3. Para produsen barang segar seperti sayuran, ikan, daging, tidak mampu

    bersaing dengan produsen barang lebih berkualitas yang mampu masuk sebagai

    41

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    pemasok ke pasar modern sehingga mereka pun sulit memiliki tempat untuk

    berjualan.

    4. Masyarakat yang hanya mampu membeli dengan harga murah harus tunduk

    pada harga barang yang ditentukan oleh para pemodal besar di pasar

    modernnya.

    Oleh sebab itu, harus disiapkan strategi agar pasar tradisional mampu bersaing

    dengan pasar modern. Strategi tersebut antara lain:

    1. Pembatasan lokasi bagi pasar modern. Pada 5 tahun belakangan ini, pasar

    modern berkembang dengan pesat dan dapat ditemukan di perumahan dan

    jalan lingkungan di perkotaan. Sedangkan pasar tradisional hanya ada 1 untuk 2

    kecamatan. Oleh sebab itu, pasar modern harus dibatasi. Perpres no No 122

    Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat

    Perbelanjaan dan Toko Modern telah memberikan pembatasan, namun

    pembatasan ini dinilai masih mematikan pasar tradisional. Pada Perpres

    tersebut pasar atau toko modern diijinkan berlokasi hingga ke jalan lingkungan

    di perkotaan namun tidak di jalan lingkungan kabupaten, sementara pasar

    tradisional boleh hingga ke jalan lingkungan kabupaten.

    2. Revitalisasi atau modernisasi pasar tradisional meliputi:

    Pembenahan infrastruktur seperti saluran drainase, saluran air bersih,

    sistem penampungan sampah, sistem pengangkutan sampah, penyediaan

    listrik dan lampu penerangan, dsb.

    Revitalisasi bangunan atau kios. Kios semi permanen diubah menjadi

    permanen, dsb.

    Pembangunan pasar lebih dari 1 lantai sehingga menampung semua

    pedagang.

    Tata letak dan pengaturan kios yang diatur dengan rapi dengan cara

    dikelompokkan barang-barang dagangan yang basah dan kering, atau

    42

  • PROPOSAL REVITALISASI PASAR TITI KUNING

    dikelompokkan berdasarkan jenis barang dagangan seperti kebutuhan

    dapur, perabotan rumah tangga, alat kecantikan, alat elektronik, makanan

    atau snack, mainan anak-anak, alat keperluan sekolah, dll.

    Pengaturan jarak kios yang memberikan keleluasaan bagi para pembeli

    untuk lalu lalang mencari kebutuhannya.

    Penyediaan tempat parkir bagi kendaraan roda empat dan roda dua yang

    memadai dan aman.

    Penyediaan lokasi input dan output barang agar pedagang memiliki akses

    khusus untuk memasukkan dan mengeluarkan barang dagangannya.

    Manajemen pasar yang baik sehingga perawatan dan pemeliharaan

    bangunan dapat terlaksana dengan baik. Pengawasan juga perlu dilakukan,

    salah satunya adalah pengawasan agar barang dagangan tidak diletakkan

    melebihi lokasi kios yang disewakan sehingga tidak mengambil jalur

    sirkulasi pembeli.

    43