bab ii gambaran umum wilayah

47
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik 2.1.1. Kondisi Geografis Kabupaten Muna merupakan daerah kepulauan yang terletak di jazirah Sulawesi Tenggara meliputi bagian utara Pulau Buton dan Pulau Muna serta pulau-pulau kecil yang tersebar disekitarnya yang berjumlah 237 buah dengan kategori 22 buah pulau berpenghuni, 10 buah pulau berpenghuni sementara dan 205 buah pulau tidak berpenghuni. Secara geografis Kabupaten Muna terletak di bagian Selatan Khatulistiwa pada garis lintang 4 0 06’ sampai 5 0 15’ Lintang Selatan dan 122 0 8’ Bujur Timur sampai dengan 123 0 15’ Bujur Timur. Kabupaten Muna berbatasan pada sebelah utara dengan Selat Tiworo dan Kabupaten Konawe Selatan, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Buton dan sebelah Barat berbatasan dengan Selat Spelman. Luas daratan Kabupaten Muna adalah sebesar 2.963,97 km 2 atau 296.397 Ha. Luas tersebut dibagi menjadi 33 kecamatan, yang terdiri dari 205 desa, 31 kelurahan, dan 3 (tiga) Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT). Wilayah Kabupaten Muna memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : Bagian Utara Kabupaten Muna berbatasan dengan Selat Spelman, Bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara, Bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Buton, dan Bagian Barat berbatasan dengan Selat Tiworo. 2.1.2. Kondisi Administrasi Buku Putih Sanitasi Kab Muna 1

Upload: noeing

Post on 11-Nov-2015

71 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Kab.Muna

TRANSCRIPT

BAB IIGAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik

2.1.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Muna merupakan daerah kepulauan yang terletak di jazirah Sulawesi Tenggara meliputi bagian utara Pulau Buton dan Pulau Muna serta pulau-pulau kecil yang tersebar disekitarnya yang berjumlah 237 buah dengan kategori 22 buah pulau berpenghuni, 10 buah pulau berpenghuni sementara dan 205 buah pulau tidak berpenghuni. Secara geografis Kabupaten Muna terletak di bagian Selatan Khatulistiwa pada garis lintang 4006 sampai 5015 Lintang Selatan dan 12208 Bujur Timur sampai dengan 123015 Bujur Timur. Kabupaten Muna berbatasan pada sebelah utara dengan Selat Tiworo dan Kabupaten Konawe Selatan, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Buton dan sebelah Barat berbatasan dengan Selat Spelman. Luas daratan Kabupaten Muna adalah sebesar 2.963,97 km2 atau 296.397 Ha. Luas tersebut dibagi menjadi 33 kecamatan, yang terdiri dari 205 desa, 31 kelurahan, dan 3 (tiga) Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT). Wilayah Kabupaten Muna memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : Bagian Utara Kabupaten Muna berbatasan dengan Selat Spelman, Bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara, Bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Buton, dan Bagian Barat berbatasan dengan Selat Tiworo.

2.1.2. Kondisi AdministrasiKabupaten Muna merupakan kabupaten yang berada dibawah administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara. Ibu Kota Kabupaten Muna adalah Raha yang merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Muna Sebelum Pemekaran Wilayah, secara administrasi Kabupaten Muna terdiri 29 kecamatan yang terdiri dari 247 Desa, 39 Kelurahan, 6 desa persiapan, dan 1 unit permukiman transmigrasi (UPT). Setelah pemekaran dibagi menjadi 33 kecamatan, yang terdiri dari 205 desa, 31 kelurahan, dan 3 (tiga) Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) yang berada di Kecamatan Bone sebanyak dua UPT dan yang berada di Kecamatan Wakorumba Selatan 1(satu) UPTTabel berikut memberikan informasi mengenai luas wilayah beserta prosentasenya untuk setiap Kecamatan di Kabupaten Muna. Kecamatan Tongkuno adalah Kecamatan terluas dengan luas wilayah 440,98 Km. Sedangkan Kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Duruka dengan luas wilayah 11,52 Km

Tabel 2.1:Luas Wilayah Kabupaten Muna Menurut Kecamatan Tahun 2012NoKecamatanLuas (km2)Persentase

1Tongkuno * 440.98 14.88

2Tongkuno Selatan 57.26 3.93

3Parigi 123.76 4.18

4Bone 130.09 4.39

5Marobo 41.37 1.40

6Kabawo 204.94 6.91

7Kabangka * 97.62 3.29

8Kontukowuna 70.56 2.38

9Tiworo Kepulauan * 70.90 2.63

10Maginti 40.57 1.37

11Tiworo Tengah 82.35 2.78

12Tiworo Selatan 66.98 2.26

13Tiworo Utara 62.05 2.09

14Lawa * 85.17 2.87

15Sawarigadi 102.60 3.46

16Barangka 33.09 1.12

17Wadaga 175.05 5.91

18Kusambi 109.33 3.49

19Kontunaga 50.88 1.72

20Watopute 100.12 3.38

21Katobu * 12.88 0,43

22Lohia 49.81 1,68

23Duruka * 11.52 0.39

24Batalaiworu * 22.71 0.77

25Napabalano * 105.47 3.56

26Lasalepa 107.52 3.64

27Napano Kusambi 77.19 2.60

28Towea * 29.02 0.98

29Wakarumba Selatan * 85.00 3.21

30Pasir Putih 89.53 3.02

31Pasi Kolaga 48.77 1.65

32Maligano * 98.08 3.31

33Batukara 69.39 2.24

TOTAL2.963.971.000

Sumber BPS Kab Muna 2012* Wilayah Kajian Buku Putih Sanitasi Kab. Muna 2013

Wilayah kajian untuk Buku Putih Sanitasi Kabupaten Muna meliputi 11 Kecamatan yaitu Kecamatan Tongkuno dengan luas wilayah 440.98 Km2merupakan kecamatan dengan luas terbesar yaitu 14.88% dari luas total Kabupaten Muna. Kecamatan Duruku memiliki luas yang terkecil yaitu 11.52 km2 atau 0.39% dari luas wilayah Kabupaten Muna dan juga merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat karena berada pada wilayah kota Kabupaten Muna. Kecamatan Maligano dengan luas 98.08 km2 dan Kecamatan Wakarumba Selatan dengan luas 85.00 km2 merupakan kecamatan yang mewakili daerah kepulauan untuk dijadikan wilayah kajian dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 74.

2.2. Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Muna

NoKecamatanIbu KotaJumlah DesaJumlah KelurahanUPTTotal

1TongkunoWakuru 93012

2Tongkuno SelatanLawama 510 6

3ParigiWasolangka 74011

4BoneBonekancitala 502 7

5MaroboMarobo 500 5

6KabawoLasehao101011

7KabangkaOensuli 900 9

8KontukowunaBahurata 600 6

9Tiworo Kepulauan Kambara 720 9

10MagintiPajala 800 8

11Tiworo TengahWapae 800 8

12Tiworo SelatanKasimpajaya 500 5

13Tiworo UtaraTondasi 700 7

14LawaLambubalano 620 8

15SawerigadiKampobalano1000 10

16BarangkaBungkolo 800 8

17WadagaLailangga 700 7

18KusambiKonawe 91010

19KontunagaLiabalano 600 6

20WatoputeWali 620 8

21KatobuRaha 800 8

22LohiaLohia 900 9

23DurukaWapunto 520 7

24BatalaiworuLaiworu 220 4

25NapabalanoTampo 420 6

26LasalepaBonea 700 7

27Napano KusambiLahaji 600 6

28ToweaMoasi 500 5

29Wakarumba SelatanPore 411 6

30Pasir PutihPola 600 6

31PasikolagaLambelu 400 4

32MaliganoMaligano 600 6

33BatukaraLano Bake 400 4

TOTAL205313239

Sumber: BPS Kab. Muna 2012

2.1.3. Hidrologi

Kabupaten Muna mempunyai iklim tropis dengan suhu rara-rata sekitar 25 - 27C.Demikian juga dengan musim, di Kabupaten Muna terdapat dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.Musim hujan pada umumnya terjadi pada Bulan November sampai dengan Juni, dimana angin yang mengandung banyak uap air bertiup dari Benua Asia dan Samudra Pasifik -sehingga menyebabkan hujan. Sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan Juli dan bulan Oktober, pada bulan ini angin bertiup dari Benua Australia yang sifatnya kering dan sedikit mengandung uap air.Khusus pada bulan April di Kabupaten Muna seperti halnya daerah Sulawesi Tenggara pada umumnya angin bertiup dengan arah yang tidak menentu, yang berakibat pada curah hujan yang tidak menentu pula dan keadaan ini dikenal sebagai musim pancaroba. Pada Tahun 2009, rata-rata hari hujan sekitar 8 hari perbulan dimana bulan Maret, Mei, dan Desember adalah bulan dengan hari hujan terbanyak yaitu 12 hari hujan. Rata-rata curah hujan mencapai 284 mm dengan curah hujan terbesar terjadi pada bulan Juni dengan intensitas 816 mm. Pada Tabel 2.1.3 disajikan banyaknya hari hujan diKabupaten Muna pada Tahun 2012, rata-rata hari hujan sekitar 7 hari perbulan dimana bulan Maret adalah bulan dengan hari terbanyak hujan yaitu 12 hari, Rata-rata curah hujan mencapai 81 mm dengan curah hujan terbesar terjadi pada bulan April dengan intensitas 155 mm.

Tabel 2..3. Data Curah Hujan Kabupaten Muna Tahun 2012NoBulanHari HujanCurah Hujan

1Januari1087

2Februari991

3Maret12102

4April11155

5Mei11110

6Juni4149

7Juli542

8Agustus432

9September324

10Oktober548

11November871

12Desember559

Sumber: BPS Kab Muna

Pengaruh langsung curah hujan terhadap kemantapan lereng, adalah air hujan yang meresap kedalam tanah. Peristiwa ini dapat membesar bobot masa tanah dan menaikan tekanan air pori sehingga kekuatan geser (shear strenght) tanah menjadi menurun. Selain itu pada daerah aliran-aliran sungai lebih-lebih pada musim hujan, aliran sungai dapat mengikis pada bagian tebingnya sehingga menyebabkan hilangnya tahanan samping (lateral support) atau tahanan bawah akibatnya tegangan geser bertambah besar dan menjadikan kelongsoran.Berdasarkan data curah hujan menunjukan bahwa musim penghujan terjadi pada bulan November hingga Maret dengan curah hujan rata-rata bulanan sebesar 356 mm/bulan, musim kemarau terjadi terjadi pada bulan April hingga Oktober. Untuk itu pada musim hujan diharapkan masyarakat meningkatkan kewaspadaan.

2.1.4. Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Cekungan Air Tanah Prasarana Sumber Daya Air adalah untuk memenuhi berbagai kepentingan utamanya untuk air bersih air irigasi .Pengembangan sumber daya air diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air permukaan, sumber air tanah dan sumber mata air.Di Kabupaten Muna ada bebetapa Daerah Aliran Sungai yang melintasi wilayah permukiman, pemerintah Kabupaten Muna sangat konsen memperhatikan perencanaan system jaringan irigasi, DAS, waduk dan Cekungan Air Tanah (CAT).Das yang melintas di Kabupaten Muna yang besar adalah DAS Tiworo, DAS Kancitala, DAS Jompi dan DAS Kontu.

Tabel.2.4. Daerah Aliran Sungai (DAS) Wilayah Kabupaten MunaNama DASLuas (Km2)Panjang (Km)Debit ( m3/dtk)

1Buru membe28.757.2Tidak ada

2Talimbo52.878.70.03

3Umba63.7522.3Tidak ada

4Lohudu23.759.4Tidak ada

5Remba129.9321.30.25

6Soga30.1513.50.03

7Tiworo325.225.85Tidak ada

8Katananga6.57.50.5

9Bone-Bone139.3712.45Tidak ada

10Lakabu7.362.80.02

11Kasimpa10.185.230.05

12Langsangia13.43.8Tidak ada

13Bonengkadia10.433.42Tidak ada

14Lamelaiya11.684.2Tidak ada

15Wakobalu37.58.30.05

16Lamanu182.6219.30.33

17Logmia9.384.7Tidak ada

18Logmia Baru8.626.2Tidak ada

19Labulubulu37.517.80.43

20Wasolangka120.1524.50.40

21Mawasangka906.253.2Tidak ada

22Wakuru14.84.5Tidak ada

23Tongkuno14.373.4Tidak ada

25Komba-komba32.54.3Tidak ada

26Wangkoborona113.757.5Tidak ada

27Motewe10.24.5Tidak ada

28Labungi31.253.22Tidak ada

29Bonea25.62.85Tidak ada

30Lambiku118.1719.60.07

Sumber: PU Pengairan Kabupaten Muna

Untuk sistem pengendalian banjir di Kabupaten Muna terdiri atas:a. Perlindungan tangkapan air melalui normalisasi sungai direncanakan di DAS Jompi Kelurahan Raha I Kecamatan Katobu dan DAS Labalano Kelurahan Sidodadi Kecamatan Batalaiworu; danb. Bangunan tanggul sungai meliputi tanggul Sungai Labalano di Kecamatan Batalaiworu dan tanggul Sungai Tula Kecamatan Katobu.Sedangkan sistem pengamanan pantaimeliputi kegiatan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana pengaman pantai pada sepanjang pantai kabupaten 519,414 Km terdiri atas:a. Bangunan pemecah gelombang terdapat di Kelurahan Wamponiki Kecamatan Katobu dan Desa Pola Kecamatan Pasir Putih;b. Rehabilitasi kawasan Mangrove tersebar di Kelurahan Wamponiki Kecamatan Katobu, Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu, Desa Bonea Kecamatan Lasalepa, Desa Motewe Kecamatan Lasalepa, Kelurahan Napabalano Kecamatan Napabalano, Desa Tondasi Kecamatan Tiworo Utara, Desa Wambona Kecamatan Wakorumba Selatan, Desa Maligano Kecamatan Maligano, Desa Tampunabale Kecamatan Pasikolaga, Desa Marobo Kecamatan Marobo dan Desa Wadolao Kecamatan Marobo; danc. Bangunan talud pantai terdapat di Kecamatan Katobu yaitu di Kelurahan Raha I, Butung- butung, Wamponiki dan Laiworu; dan Desa Lagasa Kecamatan Duruka.Untuk Cekungan Air Tanah (CAT) yang merupakan CAT lintas kabupaten terdiri atas :a. CAT Muna seluas 213 Km2 terdapat di Kabupaten Muna dan Buton;b. CAT Bangbong seluas 69 Km2 terdapat di Kabupaten Muna dan Buton Utara; danc. CAT Lebo seluas 591 Km2 terdapat di Kabupaten Muna dan Buton.

Peta.2.1. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Wilayah Kabupaten Muna

Sumber: RTRW Kabupaten Muna 2011

Peta.2.2. Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Muna

Sumber: RTRW Kabupaten Muna 2011

2.2. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Muna tahun 2012 sebanyak 279.471 jiwa terdiri dari jumlah penduduk laki-laki 132.133 jiwa, jumlah perempuan 141.503 jiwa. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Muna selama sepuluh tahun terakhir dari tahun 2000 sampai tahun 2010 rata-rata sebesar 1,36% pertahun. Pertumbuhan ini lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara yaitu rata-rata 2,07 persen pertahun serta lebih kecil dibandingkan pertumbuhan penduduk Indonesia 1,47 persen pertahun pada periode yang sama.Persebaran penduduk menurut kecamatan tahun 2012, kecamatan katobu merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat yaitu sebanyak 2.246 jiwa per KM2 diikuti oleh Kecamatan Duruka 992 jiwa per KM2 dan kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Tongkuno, Wadaga dan Batukara yaitu rata-rata 33 per KM2

2.2.1. Proyeksi Jumlah PendudukPerkiraan jumlah penduduk penting dalam suatu perencanaan, karena kependudukan merupakan salah satu penentu dalam mengkondisikan perkembangan suatu wilayah baik dari segi fisik maupun non fisik. Dengan mengetahui perkembangan penduduk suatu wilayah maka akan dapat diketahui prediksi kebutuhan fasilitas dan utilitas penunjang serta perkiraan kebutuhan ruangnya, dengan demikian relatif lebih mudah untuk memberikan arahan dan stategi pengembangan wilayah.Analisis proyeksi penduduk dilakukan untuk menghitung perkiraan jumlah penduduk 5 tahun kedepan dengan menggunakan data jumlah penduduk tahun 2008 sampai tahun 2012. Analisis menggunakan rumus Matematik Geometrik ( bunga berganda) Geometric Rate of Growth yaitu:

Pn = Po (1 + r )n

Log Pn Log PoLog (1 + r) = ----------------------------- n

Log Pn Log Po ----------------------------- = Log (1+r) 2

Keterangan :Pn= Jumlah Penduduk pada tahun nP0= Jumlah Penduduk pada tahun awal/dasarr= Tingkat pertumbuhan rata-rata per tahunN= Jumlah interval tahun.

Berdasarkan hasil olahan sensus penduduk 5 tahun terakhir tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Muna pada tahun 2013 adalah sebanyak 285.282 jiwa. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Muna 5 tahun terakhir rata-rata sebesar 2,10% pertahun. Pertumbuhan ini lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara yaitu rata-rata 2,07% pertahun. Serta lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yaitu 1,47% pertahun pada periode yang sama. Jumlah penduduk terbesar diantara 33 kecamatan Sekabupaten Muna adalah Kecamatan Katobu yaitu sebesar 29.507 Jiwa, Kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil yaitu Kecamatan 2.024 Jiwa.Laju pertumbuhan penduduk perkecamatan dimuna menunjukkan peningkatan yang signifikan, laju pertumbuhan penduduk tertinggi yaitu Kecamatan Marobo dengan rata-rata 3,63%, diikuti Kecamatan Tongkuno 3,21% dan Kecamatan Tiworo Selatan dengan jumlah penduduk rata-rata 2,84%. Sedangkan Kecamatan yang paling lambat pertumbuhannya yaitu Kecamatan Katobu yaitu dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,34% dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.

Buku Putih Sanitasi Kab Muna30

Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Kabupaten Muna 5 Tahun TerakhirNama KecamatanJumlah PendudukJumlah KKLaju Pertumbuhan pertahun (%)

2008200920102011201220082009201020112012

Tongkuno14.03514.17414.38014.66714.8423.0363.1033.229 3.3713.4853.21

Tongkuno Selatan 5.031 5.103 5.264 5.369 5.5681.0621.1171.242 1.2681.3792,89

Parigi10.57210.74710.90411.11211.3272.2312.4182.511 2.5662.6141.94

Bone 4.845 5.084 5.113 5.325 5.583 9921.0721.177 1.2041.3512.60

Marobo 5.8996.083 6.116 6.237 6.560 9501.0211.117 1.2011.2943.63

Kabawo11.97312.07212.17212.41412.6022.3212.4742.593 2.6412.7211.77

Kabangka8.9839.063 9.148 9.330 9.5492.1012.1422.179 2.2252.3642.19

Kontukowuna3.5273.640 3.736 3.810 4.017 713 792 824 839 9152.76

Tiworo Kepulauan6.2176.361 6.406 6.533 6.7921.3641.4661.526 1.5581.6122.59

Maginti8.0428.126 8.226 8.390 8.4641.5821.7431.867 1.9081.9871.45

Tiworo Tengah6.2146.318 6.406 6.632 6.7381.4111.5021.617 1.6491.7462.59

Tiworo Selatan4.5624.732 4.830 4.926 5.1041.0131.0791.166 1.1901.2752.84

Tiworo Utara4.5294.731 4.863 4.960 5.112 812 853 985 1.0041.1152.56

Lawa7.1697.336 7.430 7.578 7.7181.5251.6831.756 1.7931.9031.94

Sawerigadi5.9426.104 6.284 6.409 6.5291.2251.3261.449 1.4801.5621.95

Barangka5.8415.739 5.978 6.097 6.2171.1491.2611.397 1.4271.5382.00

Wadaga5.474 5.612 5.706 5.819 5.9241.1051.2821.309 1.3371.4521.91

Kusambi10.40410.52910.69910.91211.0832.1622.2032.344 2.3872.4741.79

Kontunaga7.375 7.524 7.619 7.771 7.9161.5181.6241.756 1.7941.8791.95

Watopute11.35211.53811.68411.91712.1052.2572.4012.683 2.7412.8691.80

Katobu27.92028.33128.36028.92529.1185.6405.7255.907 6.0206.9351.34

Lohia13.05313.11513.28213.54613.7172.6482.7212.892 2.9453.0151.64

Duruka11.04011.13111.20711.43011.5792.1802.2732.486 2.5332.6681.66

Batalaiworu12.40212.52412.64012.89113.1022.3612.4512.728 2.7782.8581.83

Napabalano10.42810.65210.78511.00011.1372.0862.1562.374 2.4172.5741.63

Lasalepa 9.721 9.89210.00510.20410.4142.1932.2042.392 2.4422.6032.04

Napano Kusambi 4.507 4.629 4.707 4.801 4.936 893 901 992 1.0121.0742.43

Towea 4.515 4.613 4.722 4.816 4.976 901 9931.045 1.0641.1052.69

Wakarumba Selatan 2.018 2.151 4.209 4.293 4.527 802 843 906 9231.0162.78

Pasir Putih 3.862 3.9414.071 4.152 4.351 792 810 875 8921.1342.44

Pasi Kolaga 3.701 3.8533.856 3.933 4.132 688 752 842 857 9052.58

Maligano 4.932 5.0575.108 5.209 5.378 9891.0591.1081.1281.7932.64

Batukara 2.024 2.1722.244 2.288 2.354 407 482 511 5225592.45

TOTAL257.104262.677268.277273.616279.47153.10955.93259.84561.11665.7742.10

Sumber: Kabupaten Muna Dalam Angka 2013

Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksi 5 Tahun Nama KecamatanJumlah PendudukJumlah KK

2013201420152016201720132014201520162017

Tongkuno15.08015.31915.55715.79816.0343.6233.7613.8994.0384.178

Tongkuno Selatan 5.729 5.890 6.050 6.211 6.3721.4551.5311.6071.6831.759

Parigi11.54711.76611.98612.20612.4262.6682.7212.7752.8282.882

Bone 5.840 6.096 6.353 6.609 6.8661.4511.5511.6511.7501.850

Marobo 6.798 7.036 7.274 7.512 7.7511.3971.4991.6021.7041.807

Kabawo12.82513.04713.27013.49213.7152.7882.8552.9222.9903.057

Kabangka 9.756 9.96810.17710.38610.5952.4642.5652.6652.7652.866

Kontukowuna 4.186 4.319 4.470 4.621 4.772 9661.0161.0671.1171.168

Tiworo Kepulauan 6.913 7.087 7.262 7.426 7.6111.6571.7031.7481.7941.839

Maginti 8.586 8.709 8.831 8.954 9.0762.0512.1152.1792.2422.306

Tiworo Tengah 6.913 7.087 7.262 7.436 7.6111.8161.8851.9552.0252.094

Tiworo Selatan 5.249 5.394 5.538 5.683 5.8281.3351.3941.4541.5131.573

Tiworo Utara 5.243 5.374 5.505 5.635 5.7661.1891.2621.3361.4091.483

Lawa 7.868 8.017 8.167 8.316 8.4661.9832.0622.1422.2222.301

Sawerigadi 6.656 6.784 6.911 7.038 7.1651.6231.6841.7451.8061.867

Barangka 6.341 6.466 6.590 6.714 6.8381.6161.6931.7711.8481.926

Wadaga 6.037 6.150 6.263 6.377 6.4901.5311.6111.6901.7691.849

Kusambi11.28211.48111.68011.87912.0772.5432.6112.6802.7482.817

Kontunaga 8.070 8.225 8.379 8.533 8.6871.9452.0112.0762.1422.208

Watopute12.32312.54112.75912.97713.1952.9683.0683.1673.2673.366

Katobu29.50729.89630.28530.67531.0647.5388.1428.7459.3499952

Lohia13.94214.16614.39114.61514.8403.0793.1433.2073.2173.336

Duruka11.77111.96312.15612.34812.5402.7662.8632.9613.0593.156

Batalaiworu13.34113.58113.82014.06014.2992.9262.9943.0623.1303.198

Napabalano11.31911.50011.68211.86412.0462.6822.7912.8993.0083.116

Lasalepa10.62710.84011.05311.26511.4782.7182.8332.9473.0623.177

Napano Kusambi 5.056 5.176 5.296 5.416 5.5361.1181.1631.2071.2521.296

Towea 5.110 5.244 5.377 5.511 5.6451.1371.1681.2001.2321.264

Wakorsel 4.698 4.869 5.040 5.211 5.3821.0781.1391.2011.2631.324

Pasir Putih 4.501 4.650 4.800 4.950 5.099 9941.0361.0781.1201.161

Pasi Kolaga 4.280 4.428 4.576 4.724 4.871 939 9731.0071.0401.074

Maligano 5.520 5.662 5.804 5.947 6.0891.2701.3281.3851.4431.500

Batukara 2.412 2.469 2.527 2.585 2.642 585 612 638 6646.90

TOTAL285.282291.147297.011302.876308.74167.45470.69673.53876.38079.222

Sumber: Data Olahan Kabupaten Muna Dalam Angka 2013

2.3. Keuangan dan Perekonomian DaerahBirokrasi dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah secara umum berperan menjalankan 3 (tiga) fungsi utama, yaitu: fungsi pelayanan, fungsi pembangunan dan fungsi pemerintahan umum. Fungsi pelayanan berhubungan dengan unit organisasi pemerintahan yang pada hakikatnya merupakan bagian atau berhubungan dengan masyarakat. Fungsi utamanya adalah pelayanan publik (public service) langsung kepada masyarakat. Fungsi pembangunan berhubungan dengan organisasi pemerintah yang menjalankan salah satu urusan pemerintahan daerah guna mencapai tujuan pembangunan. Fungsi pokoknya adalah Development function atau adaptive function. Fungsi ketiga adalah pemerintah umum yang berhubungan dengan rangkaian organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas-tugas pemerintahan umum termasuk memelihara ketertiban dan keamanan. Fungsinya lebih kepada fungsi pengaturan (regulative function).Guna melaksanakan ketiga fungsi utama tersebut secara optimal diperlukan dukungan anggaran yang memadai yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk melaksanakan semua urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Muna. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang menggambarkan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Daerah dalam kurun waktu satu tahun. APBD selain itu juga merupakan instrumen dalam rangka mewujudkan pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut maka pengalokasian anggaran belanja yang secara rutin merupakan kebutuhan dalam rangka pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah menjadi tolok ukur bagi tercapainya kesinambungan serta konsistensi pembangunan daerah secara keseluruhan menuju tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama.Penerimaan daerah terdiri dari pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan daerah.Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.Struktur APBD merupakan satu kesatuan terdiri dari:a. pendapatan daerah;b. belanja daerah; danc. pembiayaan daerah.Struktur APBD diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang bertanggung jawab melaksanakan urusan pemerintahan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan.Klasifikasi APBD menurut urusan pemerintahan dan organisasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.Pendapatan daerah dikelompokan atas:a. pendapatan asli daerah;b. dana perimbangan; danc. lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Dari sudut biaya pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Muna, perlu dilihat kemampuan Kabupaten Muna dalam membiayai belanja pembangunan. Ralisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Muna dalam 5 tahun terakhir dapat di Lihat pada table 2.5 dibawah ini. Dari tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan Kabupaten Muna dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata 13,04% pertahun. Terutama di poin Lain-Lain Pendapatan yang sah mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2012 yaitu sebesar 73,87%. Pendapatan dari dana perimbangan juga masih tergolong besar, ini menunjukkan bahwa Kabupaten Muna masih membutuhkan dana bantuan dari pusat (APBN) untuk membiayai pembangunannya. Sedangkan dari sisi pembelanjaan juga setiap tahunnya mengalami peningkatan yaitu sebesar 10,76% belanja tidak langsung memiliki peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan belanja langsung yaitu sebesar 13,22%.Pada tabel 2.6 menggambarkan sisi belanja sanitasi di Kabupaten Muna dalam 5 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu 45,54%. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan bidang sanitasi mendapatkan perhatian yang cukup baik dari pemerintah Kabupaten Muna. Untuk jelasnya dapat dilihat pada table 2.6 dibawah ini.

Tabel 2.5. Rekapitulasi realisasi APBD Kabupaten Muna Tahun 2008-2012

NoRealisasi AnggaranTahunRata2 Pertumbuhan

20082009201020112012

APendapatan (a.1 + a.2 + a.3 )486,539,882,374576,043,518,409558,390,283,298685,811,570,572781,796,243,98313.04

a.1Pendapatan Asli Daerah (PAD) 18,540,970,83015,558,529,43614,827,227,81916,202,790,57520,675,589,6164.02

a.11Pajak Daerah 1,506,916,1671,783,171,9671,787,754,5812,853,080,6862,744,461,924

a.12Retribusi Daerah9,294,506,4746,676,103,5576,143,588,8948,331,381,2117,093,218,289

a.13Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan2,888,678,373920,745,1122,511,002,0982,179,495,9243,437,962,628

a.14Lain-lain pendapatan daerah yang sah4,850,869,8166,178,508,8004,384,882,2462,838,832,7547,399,946,775

a.2Dana Perimbangan (Transfer)426,804,369,677489,430,473,071506,261,911,202515,691,131,319672,087,940,06012.58

a.21Dana bagi hasil21,429,646,67721,001,872,07124,140,181,80224,544,008,31929,762,405,060

a.22Dana alokasi umum340,333,723,000396,946,601,000436,043,204,400425,401,023,000561,580,535,000

a.23Dana alokasi khusus65,041,000,00071,482,000,00046,078,525,00065,746,100,00080,745,000,000\

a.3Lain-lain pendapatan daerah yang sah41,194,541,86771,054,515,90237,301,144,277153,917,648,67889,032,714,30773.87

a.31Dana bagi hasil pajak dari propinsi kpd kabupaten2,577,752,0671,440,168,9014,058,292,9593,980,107,7985,515,464,307

a.32Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus18,616,789,8002,590,168,90131,516,163,218146,330,448,88077,812,598,000

a.33Bantuan keuangan dari propinsi/pemerintah lainnya20,000,000,00067,024,178,1001,726,688,1003,607,092,0005,704,652,000

BBelanja ( b.1 + b.2 )517,743,499,473509,063,613,563560,005,559,174646,646,460,895771,118,581,76610.76

b.1Belanja Tidak Langsung302,432,119,576335,546,567,132402,551,673,248447,569,067,865495,743,695,58313.22

b.11Belanja pegawai280,233,560,582319,804,913,398376,115,707,657423,841,915,154469,628,724,186

b.12Bunga1,231,878,6401,508,986,7341,129,882,5911,069,168,8611,044,738,655

b.13Subsidi90,800,7740000

b.14Hibah9,556,179,5806,311,944,00017,126,000,00012,476,455,25014,748,742,845

b.15Bantuan Sosial300,000,000271,973,000000

b.16Belanja bagi hasil17,000,0000017,000,0000

b.17Bantuan Keuangan 10,078,000,0007,354,250,0007,880,083,0009,432,895,5009,845,734,954

b.18Belanja tidak terduga924,700,000294,500,000300,000,000731,633,100475,754,943

b.2Belanja Langsung215,311,379,897173,517,046,431157,453,885,926199,077,393,030275,374,886,1839.02

b.21Belanja pegawai14,305,547,11309,551,020,77810,833,114,44312,785,348,653

b.22Belanja barang dan jasa48,194,524,811050,823,550,92572,985,653,71087,945,742,785

b.23Belanja modal152,811,307,973173,517,046,43197,079,314,223115,258,624,877174,643,794,745

Surplus/Defisit Anggaran-31,203,617,09966,979,904,846-1,615,275,87639,165,109,67710,677,662,217

Sumber :Realisasi APBD tahun 2008-2012, diolah

Tabel 2.6. Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Muna

NoSKPDTAHUNRata2 Pertumbuhan

20082009201020112012

PU CK1,059,866,800596,615,000380,569,6002,281,519,6543,093,971,000113.80

Investasi160,000,000341,615,000192,732,600240,800,0001,922,426,000

Operasional/Pemeliharaan ( OM )899,866,800255,000,000187,837,0002,040,719,6541,171,545,000

KLH514,020,00015,600,0001,226,898,730252,115,000222,479,5001894.14

Investasi514,020,00006,400,000215,810,000122,479,500

Operasional/Pemeliharaan ( OM )015,600,0001,220,498,73036,305,000100,000,000

Dinkes68,050,00010,915,00084,680,00022,410,00069,540,000182.16

Investasi46,355,000017,170,00012,405,00034,775,000

Operasional/Pemeliharaan ( OM )21,695,00010,915,00067,510,00010,005,00034,765,000

Bappeda89,850,000223,850,000598,200,00081,480,000508,819,000188.62

Investasi89,850,000209,650,000598,200,0000494,019,000

Operasional/Pemeliharaan ( OM )014,200,000081,480,00014,800,000

Belanja Sanitasi ( 1+2+3+4+5+6+7)1,731,786,800846,980,0002,290,348,3302,637,524,6543,894,809,50045.54

Pendanaan Investasi Sanitasi Total ( 1a+2a+3a+4a+5a+6a+7a)810,225,000

551,265,000

814,502,600

469,015,000

2,573,699,500

105.53

Pendanaan OM (1b+2b+3b+4b+5b+6b+7b)921,561,800

295,715,000

1,475,845,730

2,168,509,654

1,321,110,000

84.76

Belanja Langsung215,311,379,897

173,517,046,431

157,453,885,926

199,077,393,030

275,374,886,183

9.02

Proporsi Belanja Sanitasi-Belanja Lansung (8/11)0.80

0.49

1.45

1.32

1.41

39.13

Proporsi Investasi Sanitasi-Total Belanja Sanitasi (9/8)46.79

65.09

35.56

17.78

66.08

53.84

Proporsi OM Sanitasi-Total Belanja Sanitasi (10/8)Proporsi OM Sanitasi-Total Belanja Sanitasi (10/8)53.21

34.91

64.44

82.22

33.92

4.75

Sumber :Realisasi APBD tahun 2008-2012, diolah

Khusus untuk pembangunan di bidang sanitasi, alokasi anggaran pada APBD di kabupaten Muna dengan pertumbuhan belanja sanitasi perkapita yaitu sebesar 42,53%. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di bidang sanitasi mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah Kabupaten Muna. Adapun realisasi belanja sanitasi per kapita Kabupaten Muna tahun 2008-2012 dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Per Kapita Kabupaten Muna Tahun 2008-2012 mengalami peningkatan

UraianTahunRata2 Pertumbuhan

20082009201020112012

Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota

1,731,786,800

846,980,000

2,290,348,330

2,637,524,654

3,894,809,500

45.54

Jumlah Penduduk

257,104

262,677

268,277

273,616

279,471

2.11

Belanja Sanitasi Perkapita ( 1 / 2 )6735.74

3224.42

8537.25

9639.51

13936.36

42.53

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi daerah. Pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). dimaksud merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari perkembangan seKtor yang secara tidak langsung merupakan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi, Bagi suatu daerah indikator ini sangat penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan dimasa yang akan datang.Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan, tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna mencapai 7,.88%.

Tabel 2.8 Peta Perekonomian Kabupaten Muna Tahun 2008-2012

DeskripsiTahun

20082009201020112012

PDRB harga konstan ( struktur perekonomian) (Rp.)

966,291,250,000

1,041,771,560,000

2,083,880,570,000

2,419,107,800,000

2,611,837,800,000

Pendapatan Perkapita Kabupaten Muna (Rp.) 3,927,949

4,192,898

4,053,800

4,849,340

5,297,000

Pertumbuhan Ekonomi ( %) 7.76

7.81

7.78

7.84

7.88

Sumber: PDRB Kab Muna 2005-2009, Data olahan 2013

2.4 .Tata Ruang Wilayah

Arahan Struktur Ruang wilayah Kabupaten Muna berdasarkan hasil revisi secara administratif terdiri dari 33 wilayah Kecamatan yang menyebar pada 2 (dua) wilayah daratan kepulauan yaitu Pulau Muna dan sebagian Pulau Buton terdiri dari 4 Wilayah Pembangunan yang terdiri dari :1. Wilayah Pengembangan I meliputi Kecamatan Katobu, Lohia, Duruka, Batalaiworu, Watopute, Kontunaga, Napabalano, Lasalepa serta 1 (satu) Kecamatan pemekaran yaitu Kecamatan Towea (Kecamatan Induk Napabalano) dengan Pusat Pengembangan di Kecamatan Lasalepa.2. Wilayah Pengembangan II meliputi Kecamatan Tikep, Kecamatan Tiworo Tengah, Kecamatan Sawerigadi, Kecamatan Kusambi, Kecamatan Maginti, Kecamatan Barangka , Kecamatan Lawa, Kecamatan Napano Kusambi (Kecamatan Induk Napabalano dan Kusambi), Kecamatan Tiworo Utara ( Kecamatan Induk Tikep dan Tiworo Tengah), Kecamatan Tiworo Selatan (Kecamatan Induk Maginti), Wadaga (Kecamatan Induk Lawa) dengan Pusat Pengembangan di Kecamatan Lawa.3. Wilayah Pengembangan III meliputi Kecamatan Kabawo, Kecamatan Kabangka, Kecamatan Parigi, Kecamatan Bone, Kecamatan Tongkuno, Kecamatan Marobo (Kecamatan Induk Bone), Kecamatan Tongkuno Selatan (Kecamatan Induk Tongkuno), Kecamatan Wadaga (Kecamatan Induk Kabangka dan Kabawo) dengan Pusat Pengembangan di Kecamatan Tongkuno.4. Wilayah Pengembangan IV meliputi Kecamatan Maligano, Wakorumba Selatan dan Pasir putih serta 2 (dua) kecamatan hasil pemekaran yaitu Batukara dan Pasikolaga dengan Pusat Pengembangan di Kecamatan Wakorumba Selatan.

2.4.1 Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten Muna

a. Rencana Sistem Perkotaan Kriteria umum untuk kawasan permukiman kota adalah memperhatikan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk dan fasilitas atau prasarana yang dibutuhkan,mempertimbangkanusaha-usaha atau kebijaksanaan yang ada, khususnya tata ruang kota, mengalihkan penggunaan pertanian lahan kering yang berada terjepit di sekitar permukiman perkotaan yang ada menjadi permukiman perkotaan.Kawasan permukiman perkotaan utama yang ditetapkan adalah pada pusat-pusat Wilayah Pengembangan Pembangunan yang termasuk kedalam wilayah perkotaan ibukota Kabupaten Muna. Selain itu kawasan permukiman kota potensial lainnya adalah seluruh wilayah pengembangan Ibukota Kecamatan (IKK) sebanyak 33 Kecamatan.Kebijaksanaan permukiman kota sebagai tempat pemusatan penduduk, beserta peningkatan penyediaan sarana dan prasarana sebagai penunjangnya, yang meliputi: Penyediaan sarana pelayanan umum dan fasilitas sosial ekonomi. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau yang bersifat Privat dan Publik. Penentuan RTH Privat sebesar 10 % dari Ruang Perkotaan Terbangu dan RTH Publik seluas 20 % dari pemanfaatan ruang perkotaan terbuka. (lihat acuan RTH berdasarkan Peraturan Menteri PU No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan perkotaan sebagai juklak dari Undang-undang no.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 29 sampai pasal 31) Meningkatkan efisiensi penggunaan ruang melalui upaya penyusunan rencana kota bagi kota-kota yang belum memiliki RUTRK ataupun revisi rencana kota bagi kota-kota yang telah memiliki RUTRK. Menyiapkan lahan potensial baru untuk pembangunan rumah alternative yang bersifat vertical seperti Pembangunan Rumah Susun Hak Milik (Rusunami) atau Rumah Susun Sewa (Rusunawa) bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Menyiapkan lahan baru bagi kegiatan permukiman skala besar atau kota baru bagi daerah yang berdekatan dengan pusat pengembangan industri (Industnal Estate), seperti Pengembangan Kota Terpadu Mandiri. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana bagi kegiatan permukiman untuk memudahkan pergerakan penduduknya dan menunjang aktivitas ekonomi yang ada.

Rencana perkotaan yang yang masuk dalam rencana pengembangan perkotaan di Kabupaten Muna adalah pengembangan kawasan permukiman Unit PermukimanTransmigrasi atau PermukimanTransmigrasi yang sudah diserahkan dimana pembangunan dan pengembangannya dirancang menjadi pusat pertumbuhan yang mempunyai fungsi perkotaan melalui pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan. Kota Terpadu Mandiri ini merupakan konsep pengembangan permukiman transmigrasi yang mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 214 tahun 2007. KTM KANTISAdiKabupaten Munaterletak di Kecamatan Tiworo Kepulauan, Kecamatan Tiworo Tengah, Kecamatan Sawerigadi. Kecamatan Kabangka, Kecamatan Kusambi. KTM Kantisa mempunyai Pusat Pengembangan Ekonomi dengan luas sekitar 120 Ha dan direncanakan dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti Pusat Kegiatan Ekonomi Wilayah; Pusat Kegiatan Industri Pengolahan Hasil; Pusat Pelayanan Jasa Perdagangan; Pusat Pelayanan Kesehatan; Pusat Pendidikan dan Pelatihan; Sarana Pemerintahan; Fasilitas Umum dan Sosial.Pusat-pusat kegiatan perkotaan di Kabupaten Muna adalah sebagai berikut :1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)terdapat di Raha Kecamatan Katobu sebagai ibukota kabupaten;2. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) meliputi Wakuru di Kecamatan Tongkuno; Pure di Kecamatan Wakorumba Selatan; dan Tampo di Kecamatan Napabalano.3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)terdiri atas Bonea di Kecamatan Lasalepa; Wapae di Kecamatan Tiworo Tengah; Lasehao di Kecamatan Kabawo; Lambubalano di Kecamatan Lawa; Oensuli di Kecamatan Kabangka; Pola di Kecamatan Pasir Putih; dan Barangka di Kecamatan Barangka.

a. Rencana Sistem Pedesaan Kriteria kawasan ini adalah pengelompokan lokasi permukiman perdesaan yang sudah ada, menghindari sawah irigasi, memperhatikan kebutuhan perumahan, penduduk perdesaan untuk masa yang akan datangdengan usahanya dan memperhitungkan kecenderungan perkembangan dan aksesibilitas. Kawasan ini meliputi seluruh perkampungan yang ada (kecuali perkampungan-perkampungan yang beriokasi di kawasan rawan bencana longsoran yang telah ditetapKan sebagai kawasan lindung) serta arahan bagi perluasannya sebatas tidak mengganggu pengembangan kegiatan budidaya pertanian di sekitarnya. Secara umumlokasi kawasan permukiman desa tersebar secara acak dan merata diseluruh wilayah Kabupaten Muna mengikuti sumber produksi masyarakat setempat. Status kawasan permukiman desa adalah desa rural atau desa yang memiliki karakter atau ciri pedesaan yang masih kuat.Kebijaksanaan pengembangan kawasan permukiman pedesaandi Kabupaten Muna adalah : Mengembangkan desa-desa maju sebagai pusat pemukiman perdesaan, Meningkatkan ketersediaan dan pelayanan fasilitas sosial ekonomi, Meningkatkan aksesibilitas wilayah dengan pembangunan infrastrukturjalan dan komunikasi, Integrasi dengan daerah kota yang berdekatan, baik dalam pelayanan, produksi, dan distribusi. Khusus perkampungan-perkampungan pedesaan pada kawasan yang rawan terhadap bencana longsoran perlu relokasi penduduk.Untuk pusat kegiatan pedesaan di Kabupaten Muna terdiri atas kawasan yang meliputi Lohiadi Kecamatan Lohia; Wapunto diKecamatan Duruka; Wali diKecamatan Watupute;Laiworu diKecamatan Batalaiworu; Liabalano diKecamatan Kontunaga; Kambara diKecamatan Tiworo Kepulauan; Kampobalano diKecamatan Sawerigadi; Konawe diKecamatan Kusambi; Pajala diKecamatan Maginti; Lawama di Kecamatan Tongkuno Selatan; Wasolangka diKecamatan Parigi; Bonekancitala diKecamatan Bone; Maligano diKecamatan Maligano; Marobo di Kecamatan Marobo; Bahutara di Kecamatan Kontu Kowuna; Kasimpajaya di Kecamatan Tiworo Selatan; Tondasi di Kecamatan Tiworo Utara; Lailangga di Kecamatan Wadaga; Lahaji di Kecamatan Napano Kusambi; Moasi di Kecamatan Towea; Lambelu di Kecamatan Pasi Kolaga; dan Lano Bake di Kecamatan Batukara.

2.4.2. Rencana Kawasan Lindung Kabupaten Muna

Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.Rencana pola pemanfaatan ruang Kabupaten Muna meliputi rencana pola pemanfaatan kawasan lindung dan rencana pola pemanfaatan kawasan budidaya.

a. Sempadan SungaiSempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Kawasan sempadan sungai di Kabupaten Muna yang ditetapkan terutama berlokasi di sepanjang aliran sungai-sungai besar seperti :1. Sungai Tiworo (Kambara) sepanjang 13 Km dengan luas Daerah Aliran Sungai seluas 189,58 Km2 dengan debit normal 7,480 m3/detik.2. Sungai Kancitala sepanjang 9,5 Km dengan luas Daerah Aliran Sungai 67 Km2 dan debit normal 0,854 m3/detik.3. Sungai Katangana di Kecamatan Tikep sepanjang 12 Km dengan luas Daerah Aliran Sungai 114,58 Km2 dan debit air 1,850 m3/detik.4. Sungai Lambiku di Kecamatan Napabalano sepanjang 24 Km dengan luas Daerah Aliran Sungai 41 Km2 dengan debit nosmal 2,102 m3/detik.5. Sungai Lanoumba di Kecamatan Kusambi dengan debit air 400 liter/detik.6. Sungai Kabangka Balano di Kecamatan Kabawo bagian hulu debit air 400 liter/detik.Luas keseluruhan kawasan sempadan sungai adalah 8.409,32 Ha. Kebijaksanaan penunjang pengamanan sempadan sungai antara lain: Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya (baru) di sepanjang sungai yang dapat mengganggu ataupun merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai serta alirannya. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai. Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir sungai dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Pada lingkungan permukiman/daerah terbangun di kawasan sempadan sungai dapat dibangun jalur jalan lingkungan dengan lebar jalan 10-15 meter, diambil dari tepi paling luar dengan syarat tidak boleh didirikan tempat pemberhentian. Pembangunan Talud di tikungan-tikungan sungai. Dapat ditanami tumbuhan besar sebagai barier, yaitu pohon, penahan kelongsoran tanah. Dapat dikembangkan sebagai kawasan perkebunan dengan mempertimbangkan, bahwa tanaman yang dikembangkan tidak mengganggu/merusak air sungai serta mampu menjaga kondisi pingiran sungai. Pada kawasan sekitar sungai dapat dikembangkan sebagai kawasan persawahan, dengan syarat tidak mengganggu/merusak air sungai serta mampu menjaga kondisi pinggiran, dasar dan aliran sungai. Oleh karena itu dalam pengembangannya perlu mempertimbangkan faktor-faktor ketinggian tempat, kelerengan, dan kedalaman efektif lapisan tanah.Tujuan ditetapkan kawasan sempadan sungai adalah melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat menggangu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai. Kriteria kawasan sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya (atau sesuai peraturan yang berlaku) : 100 meter kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman 50 kiri kanan sungai besar dan 25 meter kiri kanan anak sungai bila berada di area permukiman Sesuai Keppres Nomor 32 Tahun 1990, pada sepanjang sungai sungai tersebut perlu ditetapkan sebagai kawasan sempadan sungai di wilayah permukiman berupa daerah sepanjang sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi. b. Sempadan PantaiKawasan sekitar Pantai adalah kawasan tertentu disekeliling Pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi Pantai.Kawasan Pantai adalah daerah di sekeliling tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik Pantai (antara 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah daratan).Kawasan sempadan pantai meliputi kawasan pantai sepanjang 519,414 Km yang terdapat di setiap kecamatan. Berdasarkan kriteria tersebut terdapat kawasan pesisir pantai yang perlu dilindungi yaituPesisir Pantai Di Kecamatan Tiworo Kepulauan, Kecamatan Tiworo Tengah, Kecamatan Napabalano, Kecamatan Tongkuno, Kecamatan Lasalepa, Kecamatan Maginti, Kecamatan Kabangka, Kecamatan Parigi, Kecamatan Batalaiworu, Kecamatan Lohia, Kecamatan Katobu, Kecamatan Lohia, Kecamatan Duruka, Kecamatan Pasikolaga, Kecamatan Pasir Putih, Kecamatan Wakorumba Selatan, Kecamatan Maligano. Kebijaksanaan pemanfaatan ruang di kawasan pesisir pantai adalah : Pada lingkungan permukiman atau kawasan terbangun, perlu ada pengendalian kegiatan secara ketat dan terbatas. Pembuatan jalur jalan lingkungan antara pesisir pantai dan jalan perlu ada jalur jalan bagi pejalan kaki hendaknya dilaksanakan dengan lebar 5-10 meter, diambil dari tepi paling luar dengan syarat tidak boleh didirikan tempat pemberhentian. Dapat ditanami tumbuhan besar (perkebunan) sebagai barier, yaitu pohon penahan gelombang atau pembatas, penahan longsoran tanah. Dapat dikembangkan sebagai kawasan perkebunan dengan mempertimbangkan bahwa tanaman yang dikembangkan tidak mengganggu atau merusak air Pantai serta mampu menjaga kondisi pinggiran sungai. Pada kawasan sekitar Pantai dapat dikembangkan sebagai kawasan persawahan, dengan syarattidak mengganggu kualitas air, kondisi pinggiran, dasar dan aliran sungai. Sebagai peruntukan kawasan wisata harus memperhatikan ketersediaan air, dan menjaga fungsi kawasan serta mempunyai upaya terhadap konservasi.c. Kawasan Sekitar Mata AirMerupakan kawasan yang disekeliling sumber atau mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air.Tujuan pengembangannya adalah untuk melindungi dan melestarikan potensi air dari berbagai kegiatan yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas airnya.Kawasan sekitar mata air yang ditetapkan berkisar kurang lebih pada radius 200 meter dari sumber mata air yang ada. Beberapa kebijaksanaan yang dapat digunakan untuk melindungi kawasan sekitar mata air adalah: Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di sekitar mata air yang dapat mengganggu kelestarian fungsi dan kondisi fisik di sekitarnya. Pengendalian kegiatan dan pemanfaatan mata air agar kualitas dan kuantitasnya tidak turun.Pada kawasan sekitar mata air dapat dikembangkan sebagai kawasan persawahan, dengan syarat tidak mengganggu kualitas air, kondisi pinggiran, dasar, dan aliran sungai. Pada sekitar mata air dapat dikembangkan sebagai kawasan pariwisata dengan syarat hanya untuk kegiatan menikmati pemandangan alam yang indah. Berdasarkan kriteria di atas di Kabupaten Muna terdapat dua sumber air yang perlu dilindungi keberadaannya dari kerusakan lingkungan yaitu diantaranya dengan menetapkansempadan mata air di Kecamatan :1. Kecamatan Tongkuno terdapat 4 mata air yang dapat menjadi sumber air bersih yaitu mata air Lia, Wasonta, Langkeba, Lohontohe dan Oe Kandoli;2. Di Kecamatam Kabawo & Kabangka terdapat lima mata air yaitu Oe Balano, Larubani, Laano Sania, Owula Moni, dan Tolu Laano;3. Di Kecamatan Lawa dan Sawerigadi terdapat 8 mata air yaitu Tobi, Ghulu, Mata Kidi, Lasoropa, Wakombou, Kaaghi, Lamoriri dan Oe Barakati;4. Di Kecamatan Katobu dan Lohia terdapat 5 mata air yaitu Lasunapa, Jompi, Motonuno, Ghova, dan La Ende;5. Di Kecamatan Parigi terdapat mata air Fotuno Rete;6. Di Kecamatan Kusambi terdapat mata air Rawa Wakadia dan air fotuno Pure;7. Di Kecamatan Napabalano terdapat mata air Lambiku, mata dan Tolimbo;8. Di Kecamatan Tikep dan Maginti terdapat mata air Kambara Katangana dan Langku- Iangku9. Di Kecamatan Wakorumba Selatan terdapat mata air Pure, Wambona, Liwu Metinggi, Sangia dan Labunia

2.4.3. Kawasan Rawan Bencana

a. Kawasan Rawan Tanah Longsor

Gerakan tanah yang dijumpai di lapangan berukuran kecil (lebar kurang dari 5 meter) hingga agak besar (lebar dari 15 meter). Kejadian gerakan tanah pada beberapa lokasi pengamatan tidak selalu sama, hal ini tidak terlepas dari beberapa faktor seperti kemiringan lereng, sifat fisik dan keteknikan tanah/batuan, kondisi keairan dan penggunaan lahan yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Untuk itu perlu dilakukan pengamatan sebaran dan jenis gerakan tanah serta faktor penyebabnya.Kawasan yang rentan bencana Tanah Longsor ditemukan Kawasan rawan tanah longsor terdapat di Desa Mata Indaha di Kecamatan Pasir Putih.

Pengaruh Sifat Fisik Tanah dan Batuan Sifat fisik tanah dan batuan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tanah berbutir/sedikit halus butiran kasar dan tanah berbutir halus mengandung butiran kasar. Dari pengamatan lapangan dan hasil pengujian mekanika tanah terhadap beberapa contoh tanah pelapukan di daerah stidi menunjukan bahwa :a. Tanah berbutir halus tanpa/sedikit butiran kasa, merupakan hasil lapukan dari batuan dasar yang berbutir sangat halus seperti batu lempung dan Formasi Bongka (Tmpd). b. Tanah berbutir halus mengandung butiran kasar, merupakan hasil lapukan batuan dasar berbutir kasar, seperti konglomerat dari Formasi Kintom (Tmpk), batu gamping dari teumbu koral (QI). Adanya perbedaan sifat fisik tanah ini tentunya akan berpengaruh terhadap sifat tanah untuk meluluskan air. Apabila tanah bersifat meluluskan air terletak di atas tanah/batuan kedap air, dan kemudian terjadi resapan air permukaan, maka keadaan demikian dapat mengakibatkan terjadinya gerakan tanah.

Keairan dan Curah Hujan Pengaruh langsung curah hujan terhadap kemantapan lereng, adalah air hujan yang meresap kedalam tanah. Peristiwa ini dapat membesar bobot masa tanah dan menaikan tekanan air pori sehingga kekuatan geser (shear strenght) tanah menjadi menurun. Selain itu pada daerah aliran-aliran sungai lebih-lebih pada musim hujan, aliran sungai dapat mengikis pada bagian tebingnya sehingga menyebabkan hilangnya tahanan samping (lateral support) atau tahanan bawah akibatnya tegangan geser bertambah besar dan menjadikan kelongsoran.Berdasarkan data curah hujan menunjukan bahwa musim penghujan terjadi pada bulan November hingga Maret dengan curah hujan rata-rata bulanan sebesar 356 mm/bulan, musim kemarau terjadi terjadi pada bulan April hingga Oktober. Untuk itu pada musim hujan diharapkan masyarakat meningkatkan kewaspadaan.

Pengaruh Penggunaan Lahan Pengaruh penggunaan lahan yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan tanah adalah lahan untuk tegalan dan hutan terutama pada daerah-daerah berkemiringan lereng terjal hingga sangat terjal dan tanah pelapukan tipis (