bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

160
4-1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten/Kota

Upload: nooralamsyah

Post on 14-Apr-2017

432 views

Category:

Education


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-1

Gambaran Umum Wilayah

Kabupaten/Kota

Page 2: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-2

4.1 GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR4.1.1 Administrasi dan GeografiDaerah Kalimantan Timur yang terdiri dari luas wilayah daratan 127.267,52 km2 dan luas pengelolaan laut 25.656 km2, terletak antara 113o44' dan 119o00' Bujur Timur, dan antara 2o33 'Lintang Utara dan 2o25' Lintang Selatan. Dengan adanya perkembangan dan pemekaran wilayah, Kalimantan Timur yang merupakan provinsi terluas ketiga setelah Papua dan Kalimantan Tengah, dibagi menjadi 7 (tujuh) kabupaten, 3 (tiga) Kota, 103 kecamatan dan 1.032 desa/kelurahan.Tujuh Kabupaten tersebut adalah Paser denga ibu kota Tanah Grogot, Kutai Barat denga ibukota Sendawar, Kutai Kartanegara dengan ibukota Tenggarong, Kutai Timur denga ibukota Sangatta, Berau dengan ibukota Tanjung Redeb, Penajam Paser Utara dengan ibukota Penajam, dan Mahakam Ulu dengan ibukota Long Bagun (pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat). Sedangkan tiga kota adalah Balikpapan, Samarinda dan Bontang. Kalimantan Timur merupakan salah satu pintu gerbang utama di wilayah Indonesia bagian Timur. Daerah yang juga dikenal sebagai gudang kayu dan hasil pertambangan ini mempunyai ratusan sungai yang tersebar pada hampir semua kabupaten/kota dan merupakan sarana angkutan utama di samping angkutan darat, dengan sungai yang terpanjang Sungai Mahakam.Provinsi Kalimantan Timur terletak di paling timur Pulau Kalimantan. Tepatnya provinsi ini berbatasan langsung dengan Kalimantan Utara di sebelah Utara, Laut Sulawesi dan Selat Makasar di sebelah Timur, Kalimantan Selatan di sebelah Selatan, dan Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah serta Malaysia di sebelah barat. Daratan Kalimantan Timur tidak terlepas dari perbukitan yang terdapat hampir di seluruh kabupaten. Jumlah danau di provinsi ini juga cukup banyak yaitu sekitar 18 buah. Sebagian danau-danau tersebut berada di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan danau yang paling luas yaitu Danau Semayang dan Melintang yang masing-masing mempunyai luas area 13.000 ha dan11.000 ha.

Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Jarak Beberapa Kota dari Samarinda Menurut

Kabupaten/KotaTahun 2014

Page 3: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-3

No Kabupaten/Kota KotaLuas

Daratan (Ha)

Luas Perairan

Darat (Ha)

Luas Wilayah Darat (Ha)

Luas Pengelolaan Laut 0-4 Mil (Km2)

Jarak (Km)

1. Paser Tanah Grogot 1.074.526 44.767 1.119.293 8.200 2602. Kutai Barat Sendawar 1.537.890 25.170 1.563.060 - 3343. Kutai Kartanegara Tenggarong 2.571.641 63.254 2.634.895 1.891 314. Kutai Timur Sangatta 3.173.519 16.130 3.189.649 2.641 1765. Berau Tanjung Redeb 2.195.171 24.862 2.220.033 11.962 5476. Penajam Paser

UtaraPenajam Paser Utara 313.195 7.960 321.155 400 130

7. Balikpapan Balikpapan 50.432 5.696 56.128 287 1128. Samarinda Samarinda 69.496 2.287 71.783 - -9. Bontang Bontang 16.311 2.945 19.256 275 108

10. Mahakam Ulu Long Bagun 1.531.500 - 1.531.500 - -Jumlah 12.533.68

1 193.071 12.726.752 25.656 1.39

8Sumber: Kalimantan Dalam Angka Tahun 2015

Dari sebanyak 1.032 desa definitif terdapat 797 desa yang masih berstatus swadaya, 202 desa swakarya dan 33 desa swasembada. Sedangkan dari sejumlah desa definitif tersebut, terdapat 198 LPM kategori I, 414 LPM kategori II dan 533 LPM kategori III.

Tabel 4.2Banyaknya Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Menurut

Kabupaten/KotaTahun 2014

No Kabupaten/KotaBanyakny

a Kecamata

n

Banyaknya Desa/ Keluraha

n

Luas Wilayah Daratan

(Km2) %1. Paser 10 144 11.192,93 8,792. Kutai Barat 16 194 15.630,60 12,283. Kutai Kartanegara 18 237 26.348,95 20,704. Kutai Timur 18 135 31.896,49 25,065. Berau 13 110 22.200,33 17,446. Penajam Paser

Utara 4 54 3.211,55 2,527. Mahakam Ulu 5 50 15.315,00 12,038. Balikpapan 6 34 561,28 0,449. Samarinda 10 59 717,83 0,5610. Bontang 3 15 192,56 0,15

Jumlah 2014 103 1032 127.267,52 100,00

2013 102 1013 127.267,52 100,00

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

Page 4: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-4

Untuk lebih jelasnya, wilayah administrasi Propinsi Kalimantan Timur dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 4.1 Peta Administrasi Provinsi Kalimantan Timur

4.1.2 Kawasan Strategis Provinsi Kalimantan TimurKawasan strategis Provinsi Kalimantan Timur terdiri dari:1. Rencana pengembangan KSP meliputi Kawasan Andalan Nasional dan Kawasan

Strategis Nasional yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang terkait dengan wilayah provinsi dan KSP;

2. Rencana pengembangan KSP adalah penetapan kawasan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan dan memperhatikan aspek sosial budaya serta pelestarian lingkungan;

Page 5: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-5

3. Kawasan Andalan Nasional meliputi Kawasan Sangkulirang, Sangatta, dan Muara Wahau (SASAMAWA); Kawasan Bontang – Samarinda – Tenggarong – Balikpapan – Penajam (BOSAMTEBAJAM) dan sekitarnya; dan Kawasan Andalan Laut Bontang dan sekitarnya dan Kawasan Tanjung Redeb dan sekitarnya.;

4. Kawasan Strategis Nasional (KSN) meliputi KSN Perbatasan Darat Republik Indonesia dan Jantung Kalimantan (Heart Of Borneo) Kalimantan Timur– Sarawak; KSN Perbatasan Laut Republik Indonesia di sekitar pulau-pulau kecil terluar Provinsi Kalimantan Timur meliputi Gosong Makasar, Pulau Maratua, dan Pulau Sambit; KAPET Samarinda – Sanga-sanga – Muara Jawa – Balikpapan (SASAMBA); dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kabupaten Kutai Timur;

5. Kawasan strategis provinsi terdiri atas:- kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi meliputi:6. Kawasan Industri Manufaktur Kariangau dan Buluminung di Kota

Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara;7. Kawasan Industri Perdagangan dan Jasa di Kota Samarinda;8. Kawasan Industri Petrokimia berbasis Migas dan Kondensat di Kota

Bontang;9. Kawasan Industri Oleochemical Maloy di Kabupaten Kutai Timur;10. Kawasan Industri Pertanian di Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam

Paser Utara;11. Kawasan Industri Pertanian di Kabupaten Kutai Kartanegara dan

Kabupaten Kutai Barat;12. Kawasan Industri Pertanian di Kabupaten Mahakam Ulu;13. Kawasan Agropolitan Regional di Kabupaten Kutai Timur.

- Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya di dalam wilayah provinsi, meliputi:14. Museum Mulawarman di Kabupaten Kutai Kartanegara;15. Desa Budaya Pampang di Kota Samarinda;16. Kawasan Koridor Sungai Mahakam; dan

- Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di dalam wilayah provinsi meliputi:

Page 6: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-6

17. Kawasan 3 (tiga) danau (Danau Semayang, Danau Jempang, Danau Melintang dan sekitarnya);

18. Kawasan Teluk Balikpapan (Sepaku – Penajam – Balikpapan);19. Kawasan Delta Mahakam;20. Kawasan Pesisir dan Laut Kepulauan Derawan dan sekitarnya.21. Kawasan Ekosistem Karst Sangkulirang Mangkalihat;22. Kawasan Pesisir dan Laut Kepulauan Balabalagan

- Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah provinsi meliputi: Kawasan Permukiman Perbatasan Long Pahangai dan Long Apari di Kabupaten MahakamUlu.4.1.3 Kondisi Fisik Dasar 1. Kondisi Topografi Berdasarkan kelerengan atau kemiringan lahan dan ketinggian tempat, karakteristik topografi Provinsi Kalimantan Timur didominasi oleh lahan-lahan dengan kelerengan di atas 40 persen dan ketinggian kurang dari 500 meter dpl. Kondisi demikian akan mempunyai pengaruh sangat besar dalam rangka pemanfaatan lahan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.Lahan datar (0-2%) di Provinsi Kalimantan Timur pada umumnya hanya terdapat di daerah pantai dan daerah aliran sungai-sungai besar yang luasnya sekitar 10,70 persen dari total wilayah. Sedangkan lahan dengan tingkat kelerengan landai (2-15%) luasnya mencapai 16,16 persen. Sisanya, lahan berbukit dengan tingkat kelerengan > 15% dengan luasnya mencapai sekitar 73,14 persen dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur.Pengembangan tanaman pangan hanya mungkin dilakukan di daerah yang datar hingga landai atau wilayah dengan kemiringan 0-15 persen. Sedangkan lahan dengan tingkat kelerengan yang lebih tinggi (>15 persen) hanya cocok untuk tanaman tahunan dan kawasan konservasi.

Tabel 4.3Luas Wilayah Menurut Kelas Lereng/Kemiringan dan Kabupaten/Kota (Ha)

di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014No Kabupaten/Kota Kelas Lereng/kemiringan (Ha) Jumlah0-2% 2-15% 15-40% >40%1. Paser 258.899 228.121 151.770 435.738 1.074.5262. Kutai Barat*) 146.730 413.130 963.815 1.545.71 3.069.390

Page 7: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-7

53. Kutai Kartanegara 581.179 802.253 692.104 496.106 2.571.6414. Kutai Timur 151.165 197.965 1.212.19

51.612.19

5 3.173.519

5. Berau 136.757 329.099 485.704 1.243.612 2.195.171

6. Penajam Paser Utara 29.609 31.409 184.727 67.451 313.195

7. Balikpapan 7.075 3.350 21.331 18.675 50.4328. Samarinda 25.411 17.699 17.284 9.102 69.4969. Bontang 4.190 2.926 4.222 4.974 16.311

10. Mahakam Ulu*) - - - - -Jumlah 1.341.0

152.025.9

523.733.1

525.433.5

6812.533.6

81Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, 2015*)Data Mahakam Ulu masih bergabung dengan Kutai Barat

Gambar 4.2Karakteristik Topografi Wilayah Berdasarkan Tingkat Kelerangan Lahan

Provinsi Kalimantan Timur

11.70%

16.16%

29.78%

43.35%

Kelas Lereng/Kemiringan

0-2%2-15%15-40%>40%

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, 2015

Berdasarkan ketinggian tempat di atas permukaan laut, 51,51 persen lahan di Provinsi Kalimantan Timur mempunyai ketinggian di bawah 100 mdpl. Sedangkan luas lahan yang terletak pada ketinggian antara 100 dan 500 mdpl mencapai 26,94 persen.

Page 8: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-8

Selebihnya terletak pada ketinggian di atas 500 mdpl sekitar 21,55 persen. Berdasarkan data ketinggian tempat tersebut, diketahui bahwa wilayah Provinsi Kalimantan Timur sekitar 21,55 persen termasuk daerah yang berhawa sejuk dengan ketinggian di atas 500mdpl. Wilayah yang suhunya relatif lebih rendah ini cocok untuk tempat pengembangan tanaman hortikultura, terutama sayuran dan buah-buahan.

Tabel 4.4Luas Wilayah Menurut Kelas Ketinggian dan Permukaan Laut dan

Kabupaten/Kota (Ha) di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013

No Kabupaten/KotaKelas Ketinggian (Ha)

0-7 M 7-25 M 25-100 M 100-500 500-1000 >1000

M1. Paser 202.632 214.251 366.115 246.851 47.523 2772. Kutai Barat*) 49.008 885.453 692.421 581.421 673.451 281.11

63. Kutai Kartanegara 64.314 654.717 543.211 565.313 604.064 180.07

14. Kutai Timur 74.492 163.342 658.394 593.218 135.389 59.9275. Berau 79.544 175.629 561.534 897.881 345.550 63.8606. Penajam Paser

Utara 21.445 74.203 90.627 103.828 24 -7. Balikpapan 6.980 17.260 26.091 - - -8. Samarinda 15.747 33.486 29.029 38 - -9. Bontang 1.493 6.061 7.226 - - -10. Mahakam Ulu*) - - - - - -

Jumlah 515.655 2.224.402

2.974.648

2.988.550

1.806.001 585.251

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, 2015*)Data Mahakam Ulu masih bergabung dengan Kutai Barat

Gambar 4.3Karakteristik Topografi Wilayah Berdasarkan Ketinggian Tempat (mdpl)

Provinsi Kalimantan Timur

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, 2015

Page 9: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-9

2. Kondisi GeologiJenis tanah di wilayah daratan Provinsi Kalimantan Timur didominasi oleh tanah podsolik merah kuning latosol dan litosol yang tersebar di bagian Tengah dan Utara Provinsi Kalimantan Timur. Jenis tanah lainnya adalah aluvial, organosol, latosol, podsol, dan podsolik merah kuning dengan tingkat kesuburan yang rendah. Jenis tanah ini sesuai untuk usaha pertanian, kebun campuran, pertanian sayur-sayuran, dan hutan.

3. Kondisi HidrologiJumlah sungai yang terdapat di Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 157 sungai besar dan kecil di antaranya adalah Sungai Mahakam yang memiliki panjang 920 km dengan luas Daerah Pengaliran Sungai (DPS) 77.913 km². Tedapat juga Sungai Kelay dengan panjang 254 km. Sedang jumlah danau yang ada sebanyak 18 (delapan belas) buah, dengan 3 (tiga) danau terbesar adalah Danau Melintang seluas 11.000 Ha, Danau Semayang seluas 13.000 Ha dan Danau Jempang seluas 15.000 Ha. Selain dimanfaatkan sebagai prasarana transportasi dan sumber air baku, sungai-sungai tersebut juga dapat digunakan sebagai Pembangkitan Listrik Tenaga Air (PLTA) seperti Sungai Kelay, Sungai Telen, dan Sungai Medang.Sesuai dengan Permen PU No. 11 A/PRT/M/2006 tentang Pembagian Wilayah Sungai, sungai-sungai di Provinsi Kalimantan Timur (termasuk Kaltara) dikelompokkan dalam 6 (enam) Satuan Wilayah Sungai (SWS), yaitu SWS Mahakam (Strategis Nasional) yang terdiri dari Sungai-sungai Besar antara lain Sungai Mahakam, Samboja, Senipah, dan Semoi; SWS Berau-Kelay (Lintas Kabupaten) yang terdiri dari sungai-sungai besar antaralain Sungai Kuning, Bakau, Berau, Pangkung, dan Sungai Pantai; SWS Karangan (Lintas Kabupaten) yang terdiri dari sungai-sungai besar antara lain Sungai Karangan, Sangata, Bengalon,dan Santan.

4. Kondisi IklimSeperti iklim wilayah Indonesia pada umumnya, Provinsi Kalimantan Timur beriklim tropik dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sedang musim penghujan terjadi pada bulan November sampai dengan bulan April.

Page 10: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-10

Keadaan ini terus berlangsung setiap tahun yang diselingi dengan musim peralihan/pancaroba pada bulan-bulan tertentu. Selain itu, karena letaknya di daerah khatulistiwa maka iklim di ProvinsiKalimantan Timur juga dipengaruhi oleh angin Muson, yaitu angin Muson Barat (November-April) dan angin Muson Timur (Mei-Oktober). Namun dalam tahun-tahun terakhir ini, keadaan musim di Provinsi Kalimantan Timur kadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak ada hujan sama sekali, atau sebaliknya pada bulan-bulan yang seharusnya kemarau justru terjadi hujan dengan musim yang jauh lebih panjang.Suhu udara pada suatu tempat di daerah tropik antara lain ditentukan oleh ketinggian tempat terhadap permukaan laut. Secara umum, Provinsi Kalimantan Timur beriklim tropik dengan suhu udara pada tahun 2014 berkisar dari 21,17ºC (Stasiun Meteorologi Tanjung Redeb) sampai dengan 35,0ºC (Stasiun Meteorologi Samarinda dan Tanjung Redeb).Suhu udara rata-rata terendah adalah 22,6ºC dan rata-rata tertinggi adalah 35,0ºC. Kelemaban udara rata-rata terendah adalah 81% dan rata-rata tertinggi adalah sekitar 86%. Rata-rata curah hujan tertinggi tercatat pada Stasiun Meteorologi Samarinda sebesar 210,2 mm dan terendah selama tahun 2014 tercatat pada stasiun Meteorologi Berau yaitu 142,9 mm. Pada beberapa stasiun pengamat memantau kondisi angin di Kalimantan Timur pada tahun 2014. Pengamatan menunjukkan bahwa kecepatan angin di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2014 di semua stasiun pengamatan adalah berkisar 4 knot. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 4.5Rata-rata Suhu Udara, Kelembaban, Tekanan Udara, Kecepatan

Angin,Curah Hujan dan Penyinaran Matahari Melalui Stasiun Prov. Kalimantan Timur Tahun 2014

U r a i a nS t a s i u n

Samarinda Balikpapan TanjungRedeb

Page 11: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-11

1. Suhu Udara (oC)- Minimum 23.0 22.6 21.17- Maksimum 35.0 33.3 35.0

2. Kelembaban Udara (%) 81 83 863. Tekanan Udara (mbs) 1011.9 1011.0 1013.54. Kecepatan Angin (Knot) 4 4 45. Curah Hujan Bulanan

(mm)210.2 200.1 149.2

6. Penyinaran Matahari (%) 41 50 51 Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, 2015

4.1.4 Kependudukan Penduduk Kalimantan Timur dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang cukup berarti. Halini dapat dilihat dari jumlah Penduduk 2012, 2013 sampai dengan 2014. Jumlah penduduk pada tahun 2012 sebesar 3.199.696 jiwa, meningkat menjadi 3.275.844 jiwa pada tahun 2013 dan meningkat lagi menjadi 3.351.432 di tahun 2014. Berarti dalam periode tersebut penduduk Kalimantan Timur telah bertambah hampir 100 ribu jiwa setiap tahunnya.

Gambar 4.4Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2014

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

Tabel 4.6

Page 12: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-12

Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012-2014No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (jiwa)

2012 2013 20141. Paser 244.111 249.991 256.1752. Kutai Barat 143.101 144.018 144.8923. Kutai Kartanegara 665.489 683.131 700.4394. Kutai Timur 281.594 294.216 306.9745. Berau 191.576 197.388 203.2236. Penajam Paser

Utara 148.034 150.205 152.1197. Mahakam Ulu 25.522 25.678 25.8948. Balikpapan 583.272 594.322 605.0969. Samarinda 764.908 781.015 797.006

10. Bontang 152.089 155.880 159.614Jumlah 3.199.696 3.275.84

43.351.43

2Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

Pada periode 2013-2014 pertumbuhan penduduk di Kalimantan Timur sebesar 2,31 persen. Kabupaten/kota yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Kabupaten Kutai Timur sebesar 4,34 persen, sedangkan kabupaten/ kota lainnya pertumbuhannya berkisar 0,61–2,96 persen.Sebagaimana pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk di Kalimantan Timur juga tidak merata. Pada tahun 2014 porsi terbesar penduduk Kalimantan Timur berada di Kota Samarinda (23,78%), yang merupakan ibukota Provinsi di Kalimantan Timur. Selebihnya berada di Kabupaten Kutai Kartanegara (20,90%), Kota Balikpapan (18,05%) dan tersebar di kabupaten/kota lain berkisar 0,77-9,16 persen. Pola persebaran penduduk seperti ini sejak tahun 2012 tidak banyak berubah.

Tabel 4.7Penyebaran dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota

Tahun 2012-2014

No Kabupaten/Kota

Penyebaran Penduduk (%) Laju Pertumbuh

an Penduduk

(%)2012 2013 2014

1. Paser 7,63 7,63 7,64 2,472. Kutai Barat 4,47 4,40 4,32 0,613. Kutai Kartanegara 20,80 20,85 20,90 2,534. Kutai Timur 8,80 8,98 9,16 4,345. Berau 5,99 6,03 6,06 2,966. Penajam Paser

Utara 4,63 4,59 4,54 1,27

7. Mahakam Ulu 0,80 0,78 0,77 0,84

Page 13: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-13

8. Balikpapan 18,23 18,14 18,05 1,819. Samarinda 23,91 23,84 23,78 2,05

10. Bontang 4,75 4,76 4,76 2,40Jumlah 100,00 100,00 100,00 2,31

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

Pola persebaran penduduk Kalimantan Timur menurut luas wilayah sangat timpang, sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat kepadatan penduduk yang mencolok antar daerah, terutama antar kabupaten dengan kota. Wilayah dengan luas 98,91 persen dari wilayah Kalimantan Timur dihuni oleh sekitar 52,86 persen dari total penduduk Kalimantan Timur. Sedangkan selebihnya, yaitu 47,14 persen menetap di kota yang luasnya hanya 1,09 persen dari luas wilayah Kalimantan Timur.Akibatnya kepadatan penduduk di kabupaten hanya berkisar 1-49 jiwa/km², sementara kepadatan penduduk di Kota Balikpapan sebanyak 1.199,83 jiwa/km², Kota Samarinda 1.146,84 jiwa/km², dan Kota Bontang 978,57 jiwa/km². Sedangkan kepadatan penduduk Kalimantan Timur adalah 26,14 jiwa/km².

Tabel 4.8Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota

Tahun 2014

No Kabupaten/KotaLuas Wilayah

DaratanKepadatan

Penduduk Per Km2 (Km2) %

1. Paser 10.745,26 8,57 22,32. Kutai Barat 15.378,90 12,27 9,423. Kutai Kartanegara 25.716,41 20,52 27,244. Kutai Timur 31.735,19 25,32 9,675. Berau 21.951,71 17,51 9,266. Penajam Paser

Utara 3.131,95 2,50 48,577. Mahakam Ulu 15.315,00 0,13 1,688. Balikpapan 504,32 12,22 1.199,839. Samarinda 694,96 0,40 1.146,84

10. Bontang 163,11 0,55 978,57Jumlah 125.336,

81 100,00 26,14Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

Tabel 4.9Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin, dan Rasio Jenis

Kelamin Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014

No Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin

1. Paser 135925 120250 256175 113,04

Page 14: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-14

No Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin

2. Kutai Barat 76610 68282 144892 112,203. Kutai Kartanegara 368100 332339 700439 110,764. Kutai Timur 165513 140461 306974 118,555. Berau 109288 93935 203223 116,346. Penajam Paser

Utara79601 72518 152119 109,77

7. Balikpapan 312633 292463 605096 106,908. Samarinda 411996 385010 797006 107,019. Bontang 83640 75974 159614 110,09

10. Mahakam Ulu 13767 12127 25894 113,52Jumlah 1758073 1593359 3351432 110,34

1718918 1556926 3275844 110,401678863 1488140 3131964 110,461639261 1484108 3123369 110,45

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

4.1.5 TransportasiA. Jalan RayaJalan merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Makin meningkatnya usaha pembangunan menuntut pula peningkatan pembangunan jalan guna memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.Panjang jalan negara di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2014 mencapai 1.493,68 km. Panjang jalan di bawah wewenang Provinsi 1.596,38 km, sedang jalan di bawah wewenang Kabupaten/Kota mencapai 9.005,18 km.

Tabel 4.10Panjang Jalan Negara Menurut Jenis Permukaan Jalan dan Kabupaten/Kota

(Km) Tahun 2014

Page 15: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-15

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

Tabel 4.11Panjang Jalan Negara Menurut Kondisi Jalan dan Kabupaten/Kota (Km)

Tahun 2014

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

Tabel 4.12Panjang Jalan Negara Menurut Kelas Jalan dan Kabupaten/Kota (Km)

Page 16: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-16

Tahun 2014

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

Tabel 4.13Panjang Jalan Provinsi Menurut Jenis Permukaan Jalan dan

Kabupaten/Kota (Km) Tahun 2014

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

Tabel 4.14Panjang Jalan Provinsi Menurut Kondisi Jalan dan Kabupaten/Kota (Km)

Page 17: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-17

Tahun 2014

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

Tabel 4.15Panjang Jalan Kabupaten/Kota Menurut Jenis Permukaan Jalan (Km)

Tahun 2014

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

B. Angkutan Darat

Page 18: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-18

Untuk memenuhi transportasi darat, kendaraan angkutan utama yang harus tersedia adalah kendaraan bermotor. Menurut data yang dikeluarkan oleh Kepolisian Negara RI Daerah Kalimantan Timur pada tahun 2014, jumlah kendaraan bermotor sebanyak 2.233.278 buah dengan jumlah terbesar terdapat di Kota Samarinda (29,41 persen).Dilihat dari jenis kendaraan untuk mobil penumpang pada tahun 2014 jumlah terbanyak adalah jenis Station Wagon yaitu 49.553 unit.Untuk jenis kendaraan mobil barang terbanyak adalah kendaraan jenis pick up sebanyak 89.011 sedangkan jenis mobil bus terbanyak jenis mini/microbus sebanyak 21.997 unit. Jenis kendaraan sepeda motor yang terbanyak jenis Sepeda Motor Solo sebanyak 1.971.629 unit.Pada tahun 2014 jumlah kecelakaan lalu lintas menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dari 1.094 menjadi 1.041. Jumlah kerugian material dan korban juga mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Jumlah kecelakaan tertinggi terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara yang mencapai 32,11 persen dari total kecelakaan di Provinsi Kalimantan Timur.

Tabel 4.16Banyaknya Kendaraan Bermotor Menurut Kabupaten/Kota (Unit) Tahun

2011-2014

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

Page 19: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-19

Tabel 4.17Banyaknya Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan (Unit) Tahun

2014

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

Page 20: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-20

Tabel 4.18Banyaknya Kecelakaan Lalu lintas Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

C. Angkutan LautLalu lintas kapal antar pulau tahun 2013 melalui lebih dari lima belas pelabuhan yang ada di wilayah Kalimantan Timur. Kapal tiba sebanyak 31.726 kapal dengan jumlah penumpang sebanyak 369.779 orang dan kapal berangkat 31.726 kapal dengan jumlah penumpang 290.611 orang. Bila diamati dari lalu lintas kapal maka terbesar melalui pelabuhan di Samarinda, namun bila diamati dari lalu lintas penumpang terbesar melalui pelabuhan Balikpapan.

Tabel 4.19Banyaknya Kapal dan Penumpang Angkutan Kapal Menurut

Kabupaten/KotaTahun 2013

Page 21: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-21

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

D. Angkutan UdaraSektor perhubungan udara selain dominan dalam melaksanakan mobilitas manusia dari suatu tempat ke tempat lain, juga merupakan salah satu sektor yang terkait erat dengan sektor pariwisata dalam mendukung perjalanan wisatawan ke suatu tempat.Saat ini, transportasi melalui udara sangat memegang peranan penting. Di Kalimantan Timur, dimana di beberapa daerah merupakan daerah pengeboran minyak, batubara dan lainnya, memerlukan mobilitas angkutan udara yang tinggi antar daerah terutama untuk tujuan Jakarta. Dengan demikian, fungsi transportasi udara untuk kegiatan tersebut sangat vital. Di Kalimantan Timur, terdapat 12 Pelabuhan Udara seperti Sepinggan Balikpapan, Temindung Samarinda, dan Kalimarau Berau. Bandar Udara Internasional Balikpapan, pada tahun 2014 ini telah memberangkatkan dan menurunkan penumpang paling banyak. Pada tahun 2014 telah memberangkatkan sebanyak 3,95 juta lebih penumpang dan telah menurunkan sekitar 3,79 juta penumpang.

Tabel 4.20Lalu Lintas Angkutan Udara Menurut Pelabuhan Udara

Page 22: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-22

Tahun 2014

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

4.1.6 Sarana dan PrasaranaA. Sarana dan Prasrana Air MinumPada tahun 2011 rumah tangga yang menggunakan air layak untuk diminum paling tinggi berada di Berau dan itupun hanya 48,98 persen. Sedangkan pengguna paling minim air minum yang layak adalah Kutai Timur sebesar 19,68 persen. Untuk rumah dengan sanitasi layak di Provinsi Kalimantan Timur didominasi di daerah perkotaan. Kota Balikpapan menempati urutan pertama dengan 94,46 persen rumah dengan sanitasi layak kemudian disusul oleh Bontang dan Samarinda, sedangkan persentase terendah berada di Kutai Barat dengan persentase 42,08 persen.

Gambar 4.5Presentase RT Dengan Air Minum dan Sanitasi Yang layak

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2011 (%)

Page 23: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-23

Semua Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur telah memiliki instalasi air bersih dengan kapasitas yang beragam. Pada tahun 2002 di Kota Balikpapan telah direalisasikan pembangunan instalasi air bersih baru dengan kapasitas 20 liter/detik. Sebelumnya, instalasi air bersih di Teritip diperbesar kapasitasnya dari 20 liter/detik menjadi 40 liter/detik.

Gambar 4.6Salah Satu Contoh Prasarana Jaringan Air Minum Di Kota Samarinda

Provinsi Kalimantan Timur

Sumber : Dinas PDAM Kota Samarinda

B. Sarana dan Prasarana PersampahanKegiatan pengelolaan persampahan ditujukan untuk mengendalikan pengumpulan dan pembuangan/ penumpukan sampah untuk menghasilkan lingkungan yang bersih, sehat dan aman. Kegiatan pengelolaan penanganan persampahan dilakukan

Page 24: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-24

di daerah permukiman, perdagangan dan jasa, pendidikan, sarana umum dan industri.Timbunan sampah yang berada di setiap Kabupaten/Kota Propinsi Kalimantan Timur berasal dari beberapa sumber kegiatan dan aktivitas masyarat pada umumnya seiring dengan kemajuan industri pembangunan di era globalisasi ini. Pengelolaan persampahan di Propinsi Kalimantan Timur dilakukan dengan cara mengembangkan sistem pengelolaan setempat dan sistem terpusat; perbaikan pola operasional pelayanan yang meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir.

C. Sarana dan Prasarana Air LimbahUntuk kebutuhan sanitasi masyarakat Kabupaten/Kota di Propinsi Kalimantan Timur belum sebagian kecil Kota/Kabupaten memiliki sanitasi terpusat, akan tetapi pada beberapa Kabupaten/Kota yang lainnya sudah memiliki sanitasi komunal dengan sistem MCK Plus Biogester. Sisanya menggunanan MCK atau langsung dibuang ke sungai serta di bibir pantai. Limbah cair industri (dari industri besar maupun kecil) masih sering dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan. Pelayanan pengurasan tanki septik atau cubluk biasanya dilakukan oleh oleh Dinas PMK dengan truk tinja atau secara manual. Biasanya lumpur dari tangki septik/cubluk rumah tangga (RT) baru disedot kalau fasilitasnya sudah buntu. Arahan Pengembangan yang digunakan untuk menunjang pelayanan air limbah di Propinsi Kalimantan Timur, adalah sebagai berikut :1. Arahan Pengembangan Sanitasi Individual

Arahan pengembangan sanitasi individual dilakukan pada tiap-tiap Kabupaten/Kota khususnya pada kawasan permukiman yang berada di pusat kota. Pengembangan ini dilakukan dengan peningkatan akses pelayanan dan peningkatan prasarana dan sarana pendukung guna pengelolaan air limbah permukiman.

2. Arahan Pengembangan Sanitasi Komunal MCK PlusArahan pengembangan sanitasi komunal ini dilakukan pada kawasan-kawasan permukiman pesisir. hal ini dilakukan mengingat kondisi sanitasi yang ada sebagian besar tidak layak sehingga limbah air langsung dibuang ke bawah tanah, rawa-rawa badan air tanpa pengelolahan sehingga limbahnya mencemari rawa-rawa atau pantai. Sehingga kampung menjadi tidak sehat dan bau.

Page 25: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-25

Arahan Pengembangan Fasilitas Sanitasi IPALFasilitas pengolahan air limbah terpusat di Kabupaten/Kota Propinsi Kalimantan Timur perlu ada peningkatan kinerja yang lebih baik.

D. Sarana dan Prasarana DrainasePada saat ini sistem drainase di Propinsi Kalimantan Timur tidak terlalu baik. Pada musim hujan sering terjadi genangan pada sebagian wilayah Kabupaten/Kota terutama pada daerah yang mempunyai topografi relatif datar. Genangan juga disebabkan oleh luapan dari sungai-sungai yang ada. Sistem jaringan yang ada saat ini masih belum ada pemisahan antara drainase untuk air hujan dan air limbah.Pengelolaan drainase perkotaan yang berkelanjutan sangatlah penting dalam peningkatan kualitas permukiman dimana drainase merupakan pengaliran dari buangan limbah cair yang bersumber dari limbah rumah tangga, air buangan dan pengaruh pasang surutnya air sungai yang kesemuanya diatur dalam suatu sistem pengaliran dengan mengutamakan tinggi permukaan tanah (kontur tanah) sehingga pengaliran air limbah dapat mengalir dengan baik kesaluran drainase pembuang dengan semaksimal mungkin.Pasang surut mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap sistem drainase di wilayah perkotaan yang terletak di kawasan pantai, khususnya untuk daerah yang datar dengan elevasi muka tanah yang tidak cukup tinggi masalah yang dihadapi antara lain:1. Terjadinya genangan di kawasan-kawasan yang elevasinya berada di bawah

muka air pasang 2. Terhambatnya aliran-aliran air/banjir pada saluran yang langsung berhubungan

dengan sungai (yang berpengaruh terhadap pasang surut) akibat naiknya permukaan air pada saat air pasang

3. Drainase sistem tidak dapat bekerja dengan penuh sehingga perlu bantuan pompa dan pada outlet-outlet yang berfungsi untuk mencegah masuknya air sungai pada saat pasang sehingga biaya kontruksi maupun operasi dan pemeliharaan sistem drainase menjadi mahal

4. Bangunan untuk air khususnya terbuat dari metal mudah berkarat dan rusak akibat terkena air sungai hal ini meningkatkan biaya pemerliharaan

5. Tidak adanya pintu-pintu air untuk mengatasi pengaliran sungai (DAS).

Page 26: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-26

E. Sarana dan Prasarana PermukimanSalah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan adalah papan (perumahan), namun rumah yang dibutuhkan tidak hanya sekedar rumah tetapi rumah yang layak huni. Gambaran kondisi kesejahteraan penduduk dari sisi perumahan adalah status kepemilikan rumah. Status kepemilikan rumah merupakan salah satu indikator perumahan yang menunjukkan penguasaan rumah tangga terhadap rumah yang ditempatinya. Masih cukup besarnya persentase rumah tangga yang menyewa /mengontrak kemungkinan besar disebabkan bahwa sebagian besar penduduk tersebut adalah pendatang yang memang belum lama tinggal di Propinsi Kalimantan Timur.Selain kondisi bangunan maupun status kepemilikan rumah, sarana dan prasarana perumahan juga sangat berpengaruh dalam menentukan kelayakan sebuah rumah maupun tingkat kesejahteraan masyarakat. Rumah yang layak selain dilihat dari kondisinya juga dari ketersediaan fasilitas penunjang perumahan yang utama diantaranya adalah sumber penerangan utama yang digunakan, kepemilikkan fasilitas air minum dan kepemilikan fasilitas jamban sendiri dengan tangki septik.Jumlah rumah layak huni, cakupan ketersediaan rumah layak huni, cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau dan cakupan lingkungan yang sehat dan aman didukung prasarana, sarana dan utilitas umum dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 4.21Perumahan di Kalimantan Timur Tahun 2010-2013

Perumahan yang tidak terencana ini sering kali menjadi masalah umum perkotaan karena selain kumuh juga merusak keindahan dan estetika kota, sehingga diperlukan langkah-langkah penyelesaian, baik berupa penataan ulang maupun pemindahan penduduk perumahan tersebut ke kawasan perumahan yang lebih baik. Namun, terkadang hal ini sulit dilakukan karena tinggal di perumahan tersebut sudah seperti menjadi sebuah budaya, sehingga sulit untuk dihilangkan.

Page 27: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-27

4.1.7 PerekonomianLaju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur atas dasar harga konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha pada tahun 2014 sebesar 2,02 persen dengan migas dan non migas sebesar 4,02 persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 2,72 persen dengan migas dan non migas 5,77 persen, maka pada tahun 2014, laju pertumbuhan PDRB dengan migas dan tanpa migas mengalami penurunan.

Gambar 4.7Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (%) Tahun 2014

Struktur ekonomi Kalimantan Timur tahun 2014 dengan migas maupun non migas tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. PDRB dengan migas menunjukkan bahwa sector ekonomi yang sangat berperan dalam pembentukan PDRB Kalimantan Timur adalah sektor Pertambangan (47,98 persen), Industri Pengolahan (18,45 persen), Konstruksi (8,00 persen), serta sektor Pertanian (7,96 persen).

Page 28: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-28

Gambar 4.8Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Lapangan Usaha (%) Tahun 2014

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

PDRB Kalimantan Timur menurut pengeluaran pada tahun 2014, masih didominasi oleh komponen ekspor impor dengan kontribusi 65,24 persen (net ekspor). Disusul pengeluaran Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 27,14 persen dan pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga yaitu 16,30 persen.PDRB tanpa dengan migas Menurut Kabupaten/Kota pada tahun 2014 terbesar ada di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan nilai PDRB sebesar 128,28 triliun rupiah disusul Kabupaten Kutai Timur dengan nilai 83,60 triliun rupiah, dan Kota Bontang dengan nilai 41,54 triliun rupiah. Sedang pertumbuhan ekonomi tertinggi menurut kabupaten/kota pada tahun 2014 adalah di Kabupaten Berau sebesar 7,92%.

Gambar 4.9PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota

(000.000 Rp)Tahun 2014

Page 29: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-29

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

Gambar 4.10Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Non Migas Atas

Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (%) Tahun 2014

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015

4.2 GAMBARAN UMUM KOTA SAMARINDA4.2.1 Administrasi dan Geografi Kota Samarinda merupakan ibukota Provinsi Kalimatan Timur dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kertanegara. Luas wilayah Kota Samarinda adalah 718,00 km² dan terletak antara 117º03’00” Bujur Timur dan 117º18’14” Bujur Timur serta diantara 00º19’02” Lintang Selatan dan 00º42’34” Lintang Selatan. Akhir tahun 2010 Kota Samarinda dibagi menjadi 10 kecamatan yaitu, Kecamatan Palaran, Samarinda Ilir, Samarinda Kota, Sambutan, Samarinda Seberang, Loa Janan Ilir, Sungai Kunjang, Samarinda Ulu, Samarinda Utara dan Sungai Pinang. Sedangkan jumlah kelurahan di Kota Samarinda sebanyak 53 Desa. Pada awal

Page 30: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-30

2015, sesuai Perda Nomor 000 Tahun 2014, jumlah kelurahan dimekarkan menjadi 59 kelurahan. Adapun batas Administrasi Kota Samarinda, yaitu: Sebelah Utara : Kec. Muara Badak (Kabupaten Kutai Kartanegara); Sebelah Timur : Kecamatan Anggana dan Sanga-Sanga (Kabupaten Kutai

Kartanegara); Sebelah Selatan : Kec Loa Janan (Kabupaten Kutai Kartanegara); Sebelah Barat : Kec. Muara Badak Tenggarong Seberang (Kabupaten Kutai

Kartanegara)

Tabel 4.22Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan Menurut Kecamatan di Kota

Samarinda Tahun 2015 No Kecamatan Luas

(km2)Persentas

eJumlah

Kelurahan

1. Palaran 221,29 30,82 52. Samarinda Ilir 17,18 2,39 53. Samarinda Kota 11,12 1,55 54. Sambutan 100,95 14,06 55. Samarinda Seberang 12,49 1,74 66. Loa Janan Ilir 26,13 3,64 57. Sungai Kunjung 43,04 5,99 78. Samarinda Ulu 22,12 3,08 89. Samarinda Utara 229,52 31,97 8

10. Sungai Pinang 34,16 4,76 5Samarinda 718,00 100,00 59

Sumber: Samarinda Dalam Angka Tahun 2016

Gambar 4.11Peta Administrasi Kota Samarinda

Page 31: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-31

4.2.2 Kondisi Fisik DasarA. Kondisi TopografiBerdasarkan topografinya , maka wilayah Kota Samarinda berada di ketinggian antara 0 - 200 dpl dan hampir 24,17 % berada di ketinggian 0 - 7 dpl, umumnya terletak di dekat Sungai Mahakam sekitar 41,10% berada dalam ketinggian 7 – 25 dpl dan 32,48 % berada di ketinggian 25 - 100 dpl. Jika mengacu pada gambar di atas, orientasi pengembangan wilayah berada pada kemiringan lereng < 15 % dan kemiringan lereng 15 – 40 %.

Tabel 4.23Kondisi Ketinggian Tanah di Kota Samarinda

Page 32: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-32

Tabel 4.24Kemiringan Lereng di Kota Samarinda

Gambar 4.13 Kriteria Pemanfaatan Lahan (The Urban and Ruler Regional Planning Field)

Page 33: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-33

Sumber: RTRW Kota Samarinda, 2014

Gambar 4.14 Peta Kelerengan Kota Samarinda

Page 34: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-34

B. Kondisi GeologiStruktur geologi di wilayah Kota Samarinda diketahui berdasarkan hasil survey dan atau pemetaan geologi yang dimuat dalam buku "Geology of Indonesia, Volume IA". Oleh R.W. Van Bemmelen, 1949, pada umumnya berumur Praktertier hingga Kwarter. Beberapa formasi geologi yang terdapat di wilayah Kota Samarinda diantaranya adalah : Kampung Baru Beds; Balikpapan Beds; Pulau Balang Beds; Pemaluan Beds;Beberapa Wilayah geologi telah mengalami perubahan yang ditandai dengan adanya patahan. Formasi ini terdiri dari Grewake, batu pasir kwarsa, batu gamping, batu lempeng dan tufa dasitik dengan sisipan batu bara.Untuk lebih jelas mengenai data geologi Kota Samarinda dapat dilihat pada tabel 2.34, gambar 2.28 di bawah ini.

Tabel 4.25Luas masing-masing Formasi Geologi Kota Samarinda

Page 35: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-35

Sumber: RTRW Kota Samarinda, 2014

Page 36: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-36

Gambar 4.28 Peta Geologi Kota SamarindaB. Kondisi Hidrologi dan KlimatologiBerdasarkan kondisi hidrologinya Kota Samarinda dipengaruhi oleh sekitar 20 Daerah Aliran Sungai (DAS). Sungai Mahakam adalah sungai utama yang membelah Kota Samarinda dengan lebar antara 300-500 meter, sungai – sungai lainnya adalah anak-anak sungai yang bermuara di Sungai Mahakam yang meliputi: Sungai Karang Mumus dengan luas DAS sekitar 218,60 Km; Sungai Palaran dengan luas DAS 67,68 Km; Anak sungai lainnya antara lain , Sungai Loa Bakung, Lao Bahu, Bayur,

Betepung, Muang, Pampang, Kerbau, Sambutan, Lais, Tas, Anggana, Loa Janan, Handil Bhakti, Loa Hui, Rapak Dalam, Mangkupalas, Bukuan, Ginggang, Pulung, Payau, Balik Buaya, Banyiur, dan Sungai Bantuas.

Pemanfaatan air sungai yang terbesar di Kota Samarinda adalah untuk bahan baku air minum dan mengairi lahan pertanian serta perikanan dan sebagian besar penduduk Kota Samarinda menggunakan air sungai untuk kegiatan MCK.

Page 37: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-37

Tabel 4.26Inventarisasi Sungai di Kota Samarinda Tahun 2009

Iklim merupakan suatu kumpulan dari kondisi atmosfir yang meliputi panas, kelembaban dan gerakan udara. Kota Samarinda yang beriklim tropis mempunyai musim yang hampir sama dengan wilayah Indonesia pada umumnya, yaitu adanya musim kemarau dan musim penghujan. Selain itu, karena letaknya di daerah khatulistiwa maka iklim di Kota Samarinda juga dipengaruhi oleh angin Muson, yaitu angin Muson Barat November-April dan angin Muson Timur Mei-Oktober. Namun dalam tahun-tahun terakhir ini, keadaan musim kadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak ada hujan sama

Page 38: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-38

sekali, atau sebaliknya pada bulan-bulan yang seharusnya musim kemarau bahkan terjadi hujan dengan musim yang jauh lebih panjang.Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Stasiun Meteorologi Kota Samarinda pada tahun 2013, Samarinda mengalami iklim panas dengan suhu udara rata-rata 27,40C. Suhu udara terendah 23,90C terjadi pada bulan Januari dan tertinggi 32,70C pada bulan Januari. Kota Samarinda mempunyai kelembaban udara dan curah hujan yang relatif tinggi. Pada tahun 2013 kelembaban udara berkisar antara 82% sampai dengan 84%. Sedangkan rata-rata curah hujan mencapai 237,8 mm, dengan curah hujan tertinggi 363,1 mm pada bulan November dan terendah 90,2 mm pada bulan Agustus. Persentase penyinaran matahari di Kota Samarinda rata-rata 42%, dan jumlah hari hujan rata-rata tahun 2013 adalah 22 HH.

Tabel 4.27Kondisi Kelembaban dan Suhu Udara di Kota Samarinda

Tabel 4.28Rata-rata Curah Hujan, Penyinaran Matahari dan Hari Hujan

Kota Samarinda Tahun 2013

Page 39: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-39

Sumber Data: Kota Samarinda Dalam Angka, 2014

4.2.3 KependudukanPenduduk Kota Samarinda dari tahun ke tahun mencatat kenaikan yang cukup berarti. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kota Samarinda sebanyak 830.676 jiwa, sebagian besar berada di Kecamatan Samarinda Ulu sebanyak 138.836 jiwa atau 16,71% dari total penduduk Kota Samarinda.

Tabel 4.29Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di

Kota Samarinda Tahun 2010, 2014, dan 2015

No KecamatanJumlah Penduduk (ribu)

Laju Pertumbuhan Penduduk Per tahun

(%)2010 2014 2015 2010-

20152014-2015

1 Palaran 49,079 53,767 54,819 11.695 1.957 2 Samarinda Ilir 66,261 72,591 74,012 11.698 1.958 3 Samarinda Kota 33,052 36,210 36,919 11.700 1.958 4 Sambutan 43,651 47,822 48,756 11.695 1.953 5 Samarinda

Seberang 57,532 63,029 64,262 11.698 1.956 6 Loa Janan Ilir 56,651 62,064 63,280 11.701 1.959 7 Sungai Kunjang 114,044 124,942 127,384 11.697 1.955 8 Samarinda Ulu 121,591 133,208 135,814 11.697 1.956 9 Samarinda Utara 90,202 98,817 100,750 11.694 1.956

10 Sungai Pinang 95,437 104,556 106,601 11.698 1.956 Samarinda 727,500 797,00

6 812,59

7 11.697 1.956 Sumber: Samarinda Dalam Angka Tahun 2016

Tingkat kepadatan penduduk di Kota Samarinda pada tahun 2014 adalah 1.157 jiwa/km². Kepadatan penduduk pada setiap kecamatan menggambarkan pola

Page 40: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-40

persebaran penduduk secara keseluruhan. Berdasarkan pola persebaran dan luas wilayahnya, terlihat belum merata, sehingga terlihat adanya perbedaan kepadatan penduduk yang mencolok antar kecamatan. Dari sepuluh kecamatan yang ada terlihat bahwa Kecamatan Samarinda Ulu memiliki kepadatan penduduk tertinggi, yaitu 6.276 jiwa/km2 diikuti oleh Kecamatan Samarinda Seberang dengan kepadatan 5.260 jiwa/km2. Sedangkan untuk Kecamatan Samarinda Utara dan Palaran yang mempunyai wilayah lebih luas, kepadatan penduduk hanya 475 jiwa/km2 dan 253 jiwa/km2.

Tabel 4.30Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota

Samarinda Tahun 2015

No Kecamatan Persentase Penduduk

Kepadatan Penduduk per

Km2

1 Palaran 6,75 248 2 Samarinda Ilir 9,11 4.308 3 Samarinda Kota 4,54 3.320 4 Sambutan 6,00 483 5 Samarinda

Seberang 7,91 5.145 6 Loa Janan Ilir 7,79 2.422 7 Sungai Kunjang 15,68 2.960 8 Samarinda Ulu 16,71 6.140 9 Samarinda Utara 12,40 439

10 Sungai Pinang 13,12 3.121 Samarinda 100,00 1.132

Sumber: Samarinda Dalam Angka Tahun 2016

Ditinjau dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kota Samarinda masih lebih banyak dibanding perempuan. Ini terlihat dari rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100, yaitu sebesar 107,26.

Tabel 4.31Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kota

Samarinda Tahun 2015

No KecamatanJenis Kelamin Rasio Jenis

KelaminLaki-laki

Perempuan Jumlah

1 Palaran 28,486 26,333 54,819 108.18 2 Samarinda Ilir 38,230 35,782 74,012 106.84 3 Samarinda Kota 19,074 17,845 36,919 106.89

Page 41: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-41

4 Sambutan 25,207 23,549 48,756 107.04 5 Samarinda

Seberang 33,256 31,006 64,262 107.26 6 Loa Janan Ilir 32,538 30,742 63,280 105.84 7 Sungai Kunjang 65,658 61,726 127,384 106.37 8 Samarinda Ulu 70,106 65,708 135,814 106.69 9 Samarinda Utara 52,581 48,169 100,750 109.16

10 Sungai Pinang 55,005 51,596 106,601 106.61 Samarinda 420,14

1 392,456 812,597 1.07

Sumber: Samarinda Dalam Angka Tahun 2016

4.2.4 Transportasi Dari tahun 2009 hingga 2012, panjang jalan keseluruhan Nasional, Provinsi dan Kota mengalami peningkatan panjang jalan hingga mencapai 883,99 km pada tahun 2012. Namun pada tahun-tahun berikutnya, panjang jalan menurun hingga mencapai 721,34 km pada tahun 2014. Hal yang perlu dicermati lebih lanjut berkenaan dengan data diatas adalah adanya kecenderungan peningkatan jumlah jalan dengan kondisi rusak dan penurunan jumlah jalan dengan kondisi jalan baik. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya atau tidak ada pemeliharaan jalan yang baik, sehingga kondisi jalan yang sebelumnya baik dapat menjadi rusak dan sedang.Panjang jalan secara keseluruhan berdasarkan kewenangan jalan yang dibagi menjadi tiga jenis yaitu, Jalan Nasional, Jalan Provinsi, dan Jalan Kota. Dilihat dari tabel dibawah ini, jalan Nasional mengalami kenaikan pada tahun 2014 yaitu 54,740 km sedangkan di tahun 2013 sebesar 43,00 km.

4.2.5 Sarana dan PrasaranaA. Sarana dan Prasarana Air Bersih dan Air Limbah Kota Samarinda terus menunjukkan perkembangan yang positif terhadap jumlah persentase penduduk yang memiliki akses air minum bersih dan jamban dengan tanki septik.Untuk jamban dengan tanki septik, Kota Samarinda telah meningkat dari 85,35 persen di tahun 2009 menjadi 95,36 persen atau meningkat sebesar 10,01 persen dalam 5 (lima) tahun.Hal ini akan terus diprediksikan meningkat pada tahun 2014 menjadi 96,62 persen atau meningkat 1,26 persen dari tahun 2013, sehingga rata-rata peningkatan persentase selama 6 (enam) tahun adalah 1,88 persen/tahun.

Page 42: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-42

Hal serupa terjadi pula pada persentase air bersih yang terus mengalami peningkatan selama 5 (lima) tahun terakhir dimana data dari tahun 2009 yaitu 94,32 persen meningkat menjadi 99,07 persen pada tahun 2013 atau meningkat sebanyak 4,75 persen. Penggunaan air minum bersih ini akan diprediksikan terus meningkat ke angka 99,42 persen di tahun 2014 atau meningkat sebesar 0,35 persen dari tahun 2013, sehingga rata-rata peningkatan persentase selama 6 (enam) tahun adalah 0,5 persen/tahun.

Tabel 4.32Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi

Kota Samarinda, 2009-2014

Kota Samarinda berhasil dalam memberikan pelayanan di bidang akses air bersih. Hal ini terlihat dari terus meningkatnya persentase penduduk yang memiliki akses air bersih seiring dengan peningkatan jumlahpenduduk di tiap tahunnya. Tercatat dengan jumlah penduduk 607.675 jiwa di tahun 2009, persentase pelayanan air bersih yaitu 94,32 persen meningkat ke angka 99,07 persen di tahun 2013 (atau sekitar 4,75 persen) dengan jumlah penduduk yang meningkat sebanyak 223.001 jiwa (jumlah penduduk 805.688 jiwa di tahun 2013). Pada tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah penduduk menjadi 830.676 jiwa, tingkat persentase terhadap akses air minum dan jumlah penduduk akhirnya meningkat ke angka 99,40 persen atau sekitar 0,35 persen dari tahun 2013, sehingga rata-rata peningkatan persentase selama 6 (enam) tahun adalah 0,5 persen/tahun.

B. Permukiman KumuhPertambahan jumlah penduduk menyebabkan bertambahnya kebutuhan perumahan yang berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan sarana dan prasarananya.

Page 43: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-43

Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan permasalahan pemukiman jika dalam pemenuhan perumahan layak tidak segera direalisasikan bagi seluruh warga. Permasalahan pemukiman pada intinya disebabkan karena kemampuan lahan yang timbal balik dengan daya kemampuan warga, sehingga menimbulkan harga yang tidak terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah serta tidak adanya sinkronisasi antara pendapatan rakyat per kapita dengan kemampuan beli/sewa dan perbaikan rumah.Kondisi ini menyebabkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan perumahan berusaha memaksimalkan lahan tanpa memperhatikan keamanan, kesehatan, kenyamanan yang pada akhirnya menjadikan kawasan tersebut menjadi daerah permukiman kumuh.Kawasan permukiman kumuh yang ada di Kota Samarinda pada umumnya disebabkan karena peningkatan aktivitas perdagangan dan jasa yang berada di sekitar bandaran sungai. Kondisi tata bangunan di kawasan ini tidak teratur dan fungsi sungai menjadi orientasi kawasan menjadi hilang. Selain itu, massa bangunan berhimpitan, berderet, dan belum memperlihatkan penerapan GSB sehingga tidak memenuhi standar kenyamanan dan persyaratan dasar kesehatan rumah. Akhirnya berbagai permasalahan timbul mulai dari masalah kesehatan, bencana kebakaran, hingga kontroversi lahan yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam bermukim di Kota Samarinda.

C. PersampahanSelama 4 (empat) tahun awal data (2009-2013) jumlah produksi sampah Kota Samarinda mengalami peningkatan paling besar di tahun 2012 yaitu sebanyak 995.449 m3 dengan jumlah persentase volume sampah yang ditangani mengalami penurunan sebanyak 22,33 persen dari 87 (2009) ke 64,67 persen (2012). Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas penggunaan lahan seperti perdagangan dan jasa, industri,dan sebagainya pada tahun tersebut.Dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas penggunaan lahan di Kota Samarinda, di prediksikan volume sampah pada tahun 2014 meningkat sebanyak 932.025 m3, sehingga presentase sampah yang dapat ditangani oleh Pemerintah Kota Samarinda diharapkan setidaknya meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 88,07 persen menjadi 93,73 persen atau naik sebesar 5,66

Page 44: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-44

persen. Dengan demikian, rata-rata peningkatan persentase volume sampah yang dapat ditangani selama 6 (enam) tahun adalah 1,12 persen/tahun.

D. Sistem Jaringan ListrikPersentase Rumah Tangga yang menggunakan listrik di Kota Samarinda menyentuh angka paling tinggi berada pada tahun 2012 dengan 99,85 persen. Tetapi, angka ini mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya jumlah RT di Kota Samarinda yang belum terlayani oleh listrik menjadi 99,36 persen di tahun 2013 atau sebanyak 0,49 persen dibandingkan tahunsebelumnya. Tren positif ditunjukkan juga pada tahun 2014, terjadi kenaikan menjadi 99,81 persen ditahun 2014 atau menaikkan sebesar 0,10 persen sebagai bagian dari usaha perbaikan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana listrik wilayah.

Tabel 4.33Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik Kota Samarinda,

2009-2014

4.2.6 Perekonomian PDRB Kota Samarinda memiliki pergerakan positif di setiap tahunnya sehingga dapat dikatakan bahwa pergerakan perekonomian Kota Samarinda mengalami kenaikan dimana pada tahun 2014, nilai PDRB mencapai 46.983.548,22 juta rupiah.Nilai tambah juga merupakan balas jasa faktor produksi, tenaga kerja, tanah, modal, dan entrepreneurship yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi yang dihitung dari PDRB hanya mempertimbangkan domestik, yang tidak memperhatikan kepemilikan faktor produksi. Dari penjelasan diatas terlihat bahwa pertumbuhan Ekonomi Daerah Kota Samarinda baik melalui

Page 45: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-45

harga yang berlaku maupun harga konstant, baik dengan sektor migas maupun non migas yang dapat dilihat pada tabel tabel berikut ini:

Tabel 4.34PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2011-2014

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Samarinda, apabila memasukkan unsur migas dengan harga berlaku pada periode waktu 2011 – 2014, rata-rata tumbuh sebesar 12.51% sedangkan apabila dilihat dengan harga konstant, rata-rata tumbuh sebesar 6.40% per tahun. Umumnya untuk melihat pertumbuhan Ekonomi Daerah harus dilihat dengan harga konstant.Apabila dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi tanpa migas maka dapat diikuti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.35PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Samarinda Tanpa Migas Tahun 2011

– 2014

Apabila ditinjau dari sisi PDRB tanpa migas, maka dalam kurun waktu 4 tahun terakhir yaitu dari tahun 2011 sampai 2014 terlihat rata-rata pertumbuhan ekonomi

Page 46: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-46

Kota Samarinda tumbuh sebesar 12.45% dengan harga berlaku dan 6.37% dengan harga konstant.Kalau di bandingkan dengan pertumbuhan berdasarkan migas maka pertumbuhan ekonomi Kota Samarinda tanpa migas jauh lebih kecil, ada perbedaan nilai pertumbuhan jika PDRB di lihat tanpa migas, sesungguhnya pertumbuhan ekonomi tanpa migas inilah yang dapat dijadikan rujukan dan analisis karena Kota Samarinda memang termasuk kota yang bukan penghasil migas atau jasa bukan pula kota pengolah migas, Samarinda dalam visi dan misinya lebih berorientasi pada kota jasa dan perdagangan, hal ini dapat dilihat pada pertumbuhan sektoral sebagai berikut:

4.3 GAMBARAN UMUM KOTA BALIKPAPAN4.3.1 Administrasi dan Geografi Secara administratif luas keseluruhan Kota Balikpapan menurut RTRW Tahun 2012-2032 adalah 81.495 Ha, yang terdiri dari luas daratan 50.330,57 Ha dan luas lautan 31.164,03 Ha. Secara geografis Kota Balikpapan terletak pada posisi 116,50 Bujur Timur dan 117,00 Bujur Timur serta diantara 1,00 Lintang Selatan dan 1,50 Lintang Selatan dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kertanegara. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makassar. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makassar. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara.Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1996 tentang Pembentukan 13 Kecamatan di Wilayah Kabupaten Dati II Kutai, Berau, Bulungan, Pasir, Kotamadya Dati II Samarinda dan Balikpapan dalam Wilayah Provinsi Dati I Kalimantan Timur, Kota Balikpapan terdiri dari 5 (lima) Kecamatan dan 27 (dua puluh tujuh) Kelurahan. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pembentukan Tujuh Kelurahan dalam wilayah Kota Balikpapan dan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kecamatan Balikpapan Kota Dalam Wilayah Kota Balikpapan, secara administratif wilayah Kota Balikpapan terdiri dari 6 (enam) Kecamatan dan 34 (tiga puluh empat) Kelurahan.

Page 47: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-47

Tabel 4.36Luas Wilayah Kota Balikpapan Dirinci per Kecamatan dan Kelurahan

No Kecamatan/ Kelurahan Luas Daerah (km²)

Jumlah RT

A. Kec. Balikpapan Timur1. Manggar 2. Manggar Baru 3. Lamaru 4. Teritip

35,2553,836

48,55549,512

30261324

B. Kec. Balikpapan Selatan1. Damai Baru 2.Damai Bahagia 3.Sepinggan Baru 4.Sungai Nangka 5.Sepinggan Raya 6.Gunung Bahagia 7.Sepinggan

2,1493,708

10,6183,2046,5883,7357,812

33434027315045

C. Kec. Balikpapan Tengah1. Gunung Sari Ilir 2.Gunung Sari Ulu 3.Mekarsari 4.Karang Rejo 5.Sumber Rejo6.Karang Jati

1,4101,82521,28661,20502,2053,411

693435664437

D. Kec. Balikpapan Utara1. Gunung Samarinda 2.Muara Rapak 3.Batu Ampar 4.Karang Joang5.Gunung Samarinda Baru 6.Graha Indah

2,7033,527210,553

93,09043,035

19,254

478758422036

E Kec. Balikpapan Barat1. Baru Ilir 2.Margo Mulyo 3.Marga Sari 4.Baru Tengah 5.Baru Ulu6.Karingau

0,5891,84530,665

0,57040,9548

175,3275

62393043409

F Kec. Balikpapan Kota 1. Prapatan 2.Telaga Sari 3.Klandasan Ulu 4.Klandasan Ilir 5.Damai

3,14122,538

0,891,4352,221

3638535716

Untuk lebih jelasnya, wilayah administrasi Kota Balikpapan dapat dilihat pada gambar 4.28 berikut.

Page 48: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-48

Gambar 4.29 Peta Administrasi Kota Balikpapan

4.3.2 Kondisi Fisik DasarA. TopografiSecara umum Kota Balikpapan berada pada ketinggian 0 sampai 100 meter di atas permukaan laut. Klasifikasi terbesar yaitu berada pada ketinggian 20-100 mdpl dengan luas 20.090,57 ha atau 51,66 % dari luas wilayah, ketinggian >10-20 mdpl seluas 17.260 ha atau 34,17% dari luas wilayah dan ketinggian 0-10 mdpl seluas 6.980 Ha atau 13 % dari luas wilayah. Berikut tabel luas wilayah Kota Balikpapan dirinci menurut topografi (ketinggian).

Tabel 4.37 Luas Wilayah Kota Balikpapan Dirinci Menurut Topografi (Ketinggian)

No Ketinggian mdpl

Luas Wilayah(Ha) (%)

1. 0-10 6.980,00 13,642. >10-20 17.260,0 34,70

Page 49: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-49

No Ketinggian mdpl

Luas Wilayah(Ha) (%)

03. >20-100 26.090,5

751,66

Jumlah

50.330,570

100,00

Sumber: Kota Balikpapan dalam Angka, 2014

Lereng menggambarkan sudut kemiringan permukaan tanah terhadap bidang horisontal. Besaran lereng merupakan faktor penting yang menentukan mudah tidaknya tanah untuk diusahakan/ digunakan. Tanah dengan medan datar lebih mudah diusahakan daripada tanah berlereng terjal. Kemiringan tanah juga menentukan sifat tanah yang lain, yaitu menentukan kepekaan erosi dan drainase permukaan. Pada lereng yang besar maka drainase permukaannya lebih cepat/ baik tetapi tanah lebih peka terhadap erosi. Dari sisi topografis sebagian besar wilayah Kota Balikpapan berada pada kemiringan lereng antara 15-40% yaitu seluas seluas 21.305,57 Ha atau 42,33% dari luas wilayah keseluruhan. Tabel 2.2 berikut ini menunjukkan rincian luas wilayah Kota Balikpapan berdasarkan kelerengan.

Tabel 4.38 Luas Wilayah Kota Balikpapan Dirinci Menurut Kelerengan

No

Kelas Lereng

Luas Wilayah(Ha) (%)

1. 0-2 7.050,00 14,012. > 2-15 3.325,00 6,613. > 15-40 21.305,5

7 42,33

4. > 40 18. 650,00 37,05Jumlah 50.330,

570

Sumber: Kota Balikpapan dalam Angka, 2014

Secara morfologis Kota Balikpapan terdiri dari 85% kawasan perbukitan dengan jenis tanah podsolik merah kuning yang memiliki karakter topsoil tipis, struktur tanah mudah tererosi. Sedangkan 15% lainnya merupakan daerah dataran yang terletak di sepanjang pantai timur dan selatan wilayah Kota Balikpapan dengan jenis tanah umumnya adalah alluvial.Untuk mengetahui kondisi keleregan Kota Balikpapan berikut merupakan visualisasi dari kondisi kelerengan Kota Balikpapan dalam bentuk peta kelerengan pada gambar 4.29 di bawah ini:

Page 50: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-50

Gambar 4.30 Peta Kelerengan Kota Balikpapan

B. GeohidrologiBerdasarkan peta Hidrogeologi Lembar Balikpapan, Kota Balikpapan secara umum dapat dilihat dari komposisi litologi batuan dan kelulusannya serta keterdapatan air tanah dan produktivitas akuifer. Berdasarkan kondisi tersebut, Kota Balikpapan dapat dijelaskan sebagai berikut1. Komposisi Litologi Batuan dan Kelulusannya.

Berdasarkan komposisi litologi dan kelulusannya Kota Balikpapan seluruhnya masuk dalam kategori batu pasir, batu lempung pasiran, serpih dan konglomerat dengan sisipan napsi, batubara dan batu gamping.

2. Keterdapatan Airtanah dan Produktivitas Akuifer.Berdasarkan keterdapatan airtanah dan produktivitas akuifer, Kota Balikpapan dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori besar, yaitu :a. Akuifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir, yaitu :

Akuifer produktif sedang dengan penyebaran luasAkuifer dengan keterusan beragam, muka air tanah umumnya kurang dari 3 meter di bawah muka tanah setempat, debit maair umumnya kurang dari 10 l/detik. Akuifer ini umumnya tersebar di Kecamatan Balikpapan Utara,

Page 51: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-51

sebagian kecil dari Kecamatan Balikpapan Barat, Balikpapan Tengah dan di bagian selatan dari, Kecamatan Balikpapan Selatan

Setempat, Akuifer produktif Akuifer dengan keterusan sangat beragam, umumnya muka airtanahnya dalam, dibeberapa tempat matair dengan debit kurang dari 2 liter/detik. Akuifer ini pada umumnya terdapat di Kecamatan Balikpapan Timur, sebagian Kecamatan Balikpapan Selatan dan Tengah

b. Akuifer bercelah atau jarang, produktif kecil dan daerah air tanah langka, yaitu akuifer produktif kecil, setempat berarti. Akuifer ini umumnya keterusan rendah, setempat airtanah dangkal dalam jumlah terbatas dapat diperoleh di lembah-lembah dan zona pelapukan batuan padu. Akuifer ini pada umumnya terdapat di Kecamatan Balikpapan Barat, sebagian kecil di Kecamatan Balikpapan Utara, Barat dan Timur

C. Geologi

Berdasarkan struktur geologi, Kota Balikpapan dapat dibagi menjadi tiga satuan geomorfik, yaitu satuan perbukitan bergelombang sedang, satuan perbukitan bergelombang lemah dan satuan dataran aluvial. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai struktur geologi Kota Balikpapan.1. Satuan geomorfik Perbukitan bergelombang Sedang

Satuan geomorfik ini menempati area dengan luas kurang lebih 55%, mempunyai kemiringan lereng rata-rata 15-40% dengan beda tinggi kurang lebih 10-30 meter. Satuan geomorfik ini menempati sebagian besar Kota Balikpapan terutama di bagian Utara - Barat Laut yang merupakan daerah hutan lindung, sebagian di timur laut meliputi sebagian dari Kecamatan Balikpapan Barat, Kecamatan Balikpapan Utara, Kecamatan Balikpapan tengah, Kecamatan Balikpapan Selatan dan Kecamatan Balikpapan Timur. Litologi penyusunan satuan geomorfik ini adalah perselingan antara batupasir kuarsa, batu pasir, batu lempung, serpih dan sisipan batubara dengan dikontrol struktur geologi berupa antiklin dan siklin dengan kemiringan sayap-sayapnya yang relatif landai sampai sedang.

2. Satuan geomorfik Perbukitan bergelombang lemah

Page 52: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-52

Satuan geomorfik ini membentuk pola selingan dengan perbukitan bergelombang sedang yang membujur barat daya - timur laut dengan luas kurang lebih 30%, umumnya mempunyai kemiringan lereng 5-15% dengan beda tinggi kurang lebih 3-15 meter. Satuan geomorfik ini menempati bagian tengah Kota Balikpapan tepatnya di lembah Sungai Wain, Daerah Gunung Bahagia sampai Gunung Binjai yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Balikpapan Barat, Kecamatan Balikpapan Utara, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kecamatan Balikpapan Timur dengan litologi penyusunan batu pasir kuarsa, batupasir dengan konkresi/nodul besi, serpih, batu lanau, sisipan batubara dan dikontrol struktur geologi berupa homoklin yang merupakan sayap antiklin atau siklin dengan kemiringan landai sehingga membentuk suatu lembah homoklin.

3. Satuan Dataran AlluvialSatuan ini tersebar sebagian besar di pinggir pantai dan lembah-lembah sungai dengan luas kurang lebih 15%, material penyusunnya merupakan endapan kerakal - lempung yang belum terkonsolidasi atau bersifat lepas-lepas yang merupakan hasil pengendapan aktivitas sungai dan air laut. Kemiringan lereng umumnya 0-5% dengan beda tinggi kurang lebih 0-2 meter. Menempati pantai sebelah timur dari Sepinggan hingga teritip, lembah-lembah disekitar S. Wain, S. Somber dan S. Manggar Besar dan sebagian pantai di Teluk Balikpapan.Berdasarkan stratigrafi menururt Hidayat dan Umar (1994), wilayah Kota Balikpapan tersusun atas empat satuan batuan, yaitu :a. Satuan Endapan Pasir (Endapan Alluvial)

Satuan ini sebagian besar tersebar disepanpang pantai timur dari Kota Balikpapan, terutama daerah Manggar, Lamaru, Teritip demikian juga di kiri-kanan Sungai Wien dan Sungai Somber.

b. Formasi Kampung BaruSatuan ini terdiri dari perselingan batulempung, batulanau, batupasir kuarsa, serpih dengan sisipan batubara, lignit dan napal. Singkapan batubara yang cukup tebal (> 3 m) dapat dijumpai di Dusun Gunung Binjai. Adapun penyebarannya meliputi wilayah di bagian utara dan tengah tepatnya Kecamatan Balikpapan Barat, Balikpapan Utara, Balikpapan tengah dan Balikpapan Timur.

c. Formasi Balikpapan

Page 53: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-53

Bagian atas dari satuan ini didominasi oleh batupasir kuarsa dengan sisipan-sisipan batulempung, batulanau, batupasir dan batulempung dengan sisipan napal, batupasir gampingan, batu bara. Formasi Balikpapan sebagian besar tersebar di bagian barat laut dan barat daya wilayah Kota Balikpapan, meliputi Kecamatan Balikpapan Selatan, Kecamatan Balikpapan Tengah' dan sebgaian Kecamatan Balikpapan Barat.

d. Formasi P. BalangSatuan ini secara regional terdiri dari batupasir kuarsa, batupasir gampingan, batulanau dengan sisipan batubara. Satuan ini tersingkap di P. Balang serta bagian ujung barat laut wilayah Kota Balikpapan, yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.

Tabel 4.39 Luas Wilayah Kota Balikpapan Menurut Jenis Batuan (Geologi)

No Jenis Luas Wilayah(Ha) (%)

1 Satuan Endapan Pasir (Alluvial)

9.994,40 19,86

2 Formasi Kampung Baru 31.100,76 61,793 Formasi Balikpapan 8,561,16 17,014 Formasi Pulau Balang 671,25 1,33

Jumlah 50.330,57

0

Sumber: RTRW Kota Balikpapan, 2012 – 2032

Page 54: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-54

Gambar 4.31 Peta Geologi Kota Balikpapan

D. Klimatologi1. Iklim

Kota Balikpapan beriklim tropis, mempunyai musim yang hampir sama dengan wilayah yang ada di Kalimantan Timur pada umumnya., yaitu adanya musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada Bulan Mei sampai Bulan Oktober, sedang musim penghujan terjadi pada Bulan Nopember sampai dengan Bulan April. Keadaan ini terus berlangsung setiap tahun yang diselingi dengan musim peralihan pada bulan-bulan tertentu. Seiain itu, karena letaknya di daerah katulistiwa maka ikiim di Kalimantan Timur juga dipengaruhi oleh angin Muson, yaitu angin Muson barat Nopember - April dan Angin Muson Timur Mei - Oktober. Namun dalam tahun-tahun terakhir ini, keadaan musim di Balikpapan kadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak ada hujan sama sekali, atau sebaliknya pada bulan-bulan yang seharusnya kemarau bahkan terjadi hujan dengan musim yang jauh lebih panjang.

Page 55: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-55

2. Suhu dan KelembabanSecara umurn Kota Balikpapan beriklim panas dengan suhu udara sepanjang tahun berkisar dari 22,4oC sampai 34,70C. Selain itu, sebagai daerah beriklim tropis, Kota Balikpapan mempunyai kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata berkisar antara 82-93%.

3. Curah Hujan dan Keadaan AnginCurah hujan di Kota Balikpapan sangat beragam menurut bulan. Catalan curah hujan bulanan sepanjang tahun 2010 terjadi pada Bulan Oktober sebesar 279,5 mm dan rata-rata curah hujan paling rendah terjadi pada Bulan September yang hanya mencapai 35,9 mm.Keadaan angin di Kota Balikpapan pada tahun 2010 yang dipantau dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Kota Balikpapan, menunjukkan bahwa kecepatan angin berkisar antara. 4 sampai 7 knot. Kecepatan angin paling tinggi 7 knot terjadi pada bulan September sedang terendah 4 knot terjadi pada bulan April dan Desember.

4.3.3 KependudukanA. Persebaran Penduduk Penduduk Kota Balikpapan pada akhir tahun 2014 berjumlah 610.313 jiwa, yang terdiri atas 315.299 penduduk laki-laki dan 295.014 penduduk perempuan, sehingga Rasio Jenis Kelamin mencapai 107 (lihat Tabel DE-2 Buku Data SLHD). Pertumbuhan penduduk dibandingkan tahun 2013 mencapai 1,77 persen yang berasal dari pertambahan penduduk sebesar 10.628 jiwa dan paling banyak dipengaruhi oleh faktor migrasi masuk. Kota Balikpapan memiliki daya tarik yang besar bagi pendatang terutama karena alasan ekonomi. Mereka datang ke Balikpapan untuk alasan pekerjaan, dengan asumsi Balikpapan sebagai kota minyak, industri dan jasa yang menjanjikan banyak lapangan pekerjaan. Berikut Grafik jumlah penduduk Kota Balikpapan sejak tahun 2010.

Gambar 4.32 Grafik Pemkembangan Jumlah Penduduk Kota Balikpapan

Page 56: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-56

Sumber : Balikpapan Dalam Angka 2014

Sesuai Tabel DE-1 Buku Data SLHD, pertumbuhan penduduk menurut kecamatan menunjukkan bahwa Kecamatan Balikpapan Selatan merupakan kecamatan dengan pertumbuhan penduduk tertinggi yang mencapai 3,74 persen, salah satunya sebagai dampak dari pembangunan kawasan perumahan baru yang cukup pesat di wilayah kecamatan ini dalam beberapa tahun terakhir, sedangkan pertumbuhan terendah tercatat di Kecamatan Balikpapan Kota dan Balikpapan Tengah, hal ini wajar karena kedua kecamatan tersebut relatif sudah jenuh, dan merupakan dua kecamatan terpadat di Kota Balikpapan.

Tabel 4.40 Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Balikpapan, 2014

No KecamatanJumlah

Penduduk 2013 (jiwa)

Jumlah Penduduk 2014 (jiwa)

Pertumbuhan (%)

(1) (2) (3) (4) (5)1 Balikpapan Timur 67.597 70.105 3,71 2 Balikpapan Barat 90.183 90.412 0,25 3 Balikpapan Utara 130.698 133.946 2,49 4 Balikpapan Tengah 103.529 103.599 0,07 5 Balikpapan Selatan 121.323 125.862 3,74 6 Balikpapan Kota 86.355 86.389 0,04

Total 599.685 610.313 1,77

Persebaran penduduk menunjukkan bahwa Balikpapan Utara merupakan Kecamatan dengan penduduk terbanyak, mencapai 21,95 persen dari total penduduk. Dalam 10 tahun terakhir kecamatan Balikpapan Utara merupakan salah satu wilayah yang paling pesat pertumbuhan penduduknya, terutama di daerah kelurahan Batu Ampar, hal ini sangat wajar karena wilayah ini selain dilewati oleh jalur utama menuju Kutai Kartanegara dan Samarinda, juga masih banyak lahan yang potensial dikembangkan menjadi kawasan perumahan dibandingkan dengan

Page 57: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-57

wilayah Balikpapan Tengah yang relatif sudah jenuh dan tidak banyak lahan tersisa untuk pengembangan kawasan pemukiman baru.

Secara persentase, distribusi penduduk Kota Balikpapan terlihat cukup merata, berkisar antara 11 hingga 22 persen di masing-masing kecamatan, akan tetapi apabila dibandingkan dengan luas wilayahnya,maka akan terlihat bahwa kepadatan di masing-masing wilayah tersebut sangat timpang.

Gambar 4.33 Persentase Persebaran Penduduk Menurut Kecamatan, 2014

Sumber : Balikpapan Dalam Angka 2014

B. Kepadatan Penduduk Sesuai Tabel DE-1 Buku Data SLHD, kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah tertentu dengan satuan per kilometer persegi. Rata-rata kepadatan penduduk di Kota Balikpapan tahun 2014 mencapai 1.200 jiwa/km2, dengan kepadatan tertinggi di wilayah Balikpapan Utara yang mencapai 145.672 jiwa/km2, sedangkan kepadatan terendah di wilayah Balikpapan Timur yang hanya mencapai 75.371 jiwa/km2.

Balikpapan Tengah menjadi kecamatan dengan angka kepadatan tertinggi, dengan luas wilayah yang hanya sekitar 2 persen dari total wilayah, dihuni sekitar 17 persen dari total penduduk, menyebabkan angka kepadatan penduduk di

Page 58: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-58

kecamatan ini jauh diatas wilayah lainnya. Balikpapan Barat dengan luas wilayah 179,95 km2 atau sekitar 35,40 persen dari total wilayah Balikpapan hanya dihuni sekitar 15 persen dari total penduduk, menjadikan Balikpapan Barat sebagai kecamatan dengan kepadatan terendah, mencapai 502 jiwa/km2. Sedangkan Kecamatan Balikpapan Timur merupakan kecamatan dengan kepadatan terendah kedua, mencapai 511 jiwa/km2, namun pertumbuhan penduduknya tercatat sebagai yang tertinggi kedua setelah Kecamatan Balikpapan Selatan, yang mencapai 3,71 persen setahun terakhir, sehingga diharapkan dalam beberapa tahun kedepan kecamatan ini mencapai kondisi kepadatan yang ideal, yang berperan terhadap pemerataan penduduk Balikpapan. Wilayah ini merupakan wilayah pantai sehingga sekitar 60 persen dari penduduk Balikpapan yang bekerja di lapangan usaha perikanan berada di wilayah ini. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Balikpapan 2011-2031, Kelurahan Teritip di Balikpapan Timur menjadi wilayah rencana pengembangan pusat pelayanan kota ke-3, ini merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan wilayah Balikpapan Timur.Balikpapan Selatan merupakan kecamatan dengan pertumbuhan penduduk terbesar, mencapai 3,74 persen dalam setahun terakhir, dengan luas wilayah sekitar 7 persen dari total wilayah, dan dihuni sekitar 21 persen penduduk Balikpapan. Dari segi kepadatan penduduk, Kecamatan Balikpapan Utara merupakan kecamatan dengan kondisi yang mendekati ideal, dimana persentase wilayah dan jumlah penduduk mendekati seimbang, dengan wilayah meliputi 26,00 persen dari total wilayah dan total penduduk sekitar 22 persen. Kelurahan Karang Joang di wilayah Balikpapan Utara ditetapkan dalam RTRW Balikpapan menjadi rencana pusat kota ke-2, setelah Balikpapan Selatan, dalam rangka mengembangkan wilayah ini.

Page 59: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-59

Gambar 4.34 Peta Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan, 2014

Pada gambar peta diatas dapat ditampilkan visualisasi kepadatan penduduk dengan gradasi warna, semakin tua warnanya menandakan wilayah tersebut semakin padat penduduknya.

Tabel 4.41 Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kota Balikpapan Tahun 2014

No. KecamatanLuas Wilayah Jumlah

Penduduk (jiwa)

Kepadatan (Jiwa/Km2)Km2 %

1 Balikpapan Timur 137,16 26,98 70.105 511

2 Balikpapan Barat 179,95 35,40 90.412 502

3 Balikpapan Utara 132,17 26,00 133.946 1.013

4 Balikpapan Tengah 11,07 2,18 103.599 9.355

5 Balikpapan Selatan 37,82 7.44 125.862 3.328

6 Balikpapan Kota 10,22 2,01 863.89 8.455

Total 508,39 100,00 610.313 1.200

Page 60: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-60

Dari tabel diatas terlihat bahwa distribusi penduduk di Balikpapan tidak merata, kepadatan penduduk di wilayah pusat kota tujuh kali lipat dibanding kepadatan rata-rata Balikpapan. Kecamatan Balikpapan Kota yang merupakan pecahan dari Balikpapan Selatan merupakan kecamatan terpadat kedua setelah Balikpapan Tengah, mencapai 8.455 jiwa/km2. Dua kecamatan dengan wilayah terkecil, yang masing-masing hanya sekitar 2 persen dari total luas Balikpapan, yaitu Balikpapan Tengah dan Balikpapan Kota, merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian dihuni sekitar 30 persen penduduk. Balikpapan Selatan merupakan kecamatan terpadat ketiga dan masih berpotensi dalam pengembangan wilayah pemukiman baru, terutama di kelurahan Sepinggan yang dalam sepuluh tahun terakhir merupakan kelurahan yang pertumbuhan jumlah penduduknya terbesar kedua setelah Batu Ampar. Kecamatan Balikpapan Timur dan Balikpapan Utara yang luas wilayahnya relatif sama tercatat memiliki kepadatan yang jauh berbeda, kepadatan penduduk di Balikpapan Utara dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan di Balikpapan Timur, walaupun demikian wilayah pemukiman di Balikpapan Timur masih berpotensi untuk dikembangkan, terutama di kelurahan Lemaru yang dalam sepuluh tahun terakhir tercatat sebagai kelurahan dengan pertumbuhan penduduk tertinggi ketiga setelah Batu Ampar dan Sepinggan.

4.3.4 Transportasi A. Jalan Jaringan Jalan di Kota Balikpapan menurut statusnya dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu Jalan Negara, Jalan Propinsi dan Jalan Kota. Secara keseluruhan panjang jalan di Kota Balikpapan berdasarkan Data BPS pada Tahun 2013 adalah 466,07 km, yeng terdiri dari jalan negara di wilayah Kota Balikpapan mencapai 340,37 km, jalan provinsi mencapai 67,35 km dan jalan yang dikuasai pemerintah kota mencapai 58,35 km.

Page 61: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-61

Tabel 4.42 Jaringan Jalan di Kota Balikpapan menurut statusnya, Tahun 2013

No Keadaan Negara Provinsi Kota Jumlah1 Jenis Permukaan

Aspal 58,35 36,35 340,37 435,07 Kerikil - - - - Tanah - 31,00 - 31,00Tidak dirinci - - - -Jumlah 58,35 67,35 340,37 466,07

2 Kondisi JalanBaik 39,5 27,25 265,37 332,12 Sedang 18,85 20,00 50,00 88,85 Rusak - 20,10 25,00 45,00 Rusak Berat - - - -Jumlah 58,35 67,35 340,37 465,97

3 Kelas JalanKelas I - 13,00 - 13,00Kelas II - - - - Kelas III 58,35 54,35 340,37 435,07 Kelas III A - - - - Kelas III B - - - - Kelas III C - - - - Kelas Tidak Dirinci

- - - -

Jumlah 58,35 67,35 340,37 466,07 Sumber : Balikpapan Dalam Angka Tahun 2014.

B. Sarana Transportasi a. Bandara Sepinggan

Bandara Sepinggan (Sepinggan International Airport) adalah bandara domestik dan internasional untuk Balikpapan, Kalimantan Timur. Bandara ini dioperasikan oleh PT. Angkasa Pura I dan dibuka pada tanggal 6 Agustus 1997. Bandara ini memiliki luas 300 hektare dan merupakan bandar udara ke-4 terbesar dari 13 bandara yang dikelola PT. Angkasa Pura I. Dengan posisi yang strategis di kawasan Indonesia Bagian Tengah, maka diharapkan bandara ini dapat menjadi penghubung kawasan Indonesia Bagian Barat dengan kawasan Indonesia Bagian Timur. Dengan posisi yang strategis dan didukung oleh potensi alam Kalimantan Timur sehingga menjadi daya tarik bagi para pelaku bisnis dan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Keberadaan Bandar Udara Sepinggan diharapkan akan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian di Kalimantan Timur dan wilayah Kalimantan lainnya.

Page 62: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-62

Rencana pengembangan pada lahan-lahan yang tersedia di sekitar bandara ini terus dilaksanakan, antara lain hotel transit, business center, pusat informasi investasi, warehousing, meeting room, restoran dan mini market termasuk pengembangan terminal penumpang dan perpanjangan landasan pacu (Runway). Sedangkan pada lahan seluas 70.000 m2 di sekitar pantai di selatan Bandara Udara dapat pula dikembangkan menjadi lapangan golf, cotteges, pantai wisata dan lain-lain.

Gambar 4.35 Sarana Transportasi Udara Kota Balikpapan

b. Pelabuhan Laut Pelabuhan Balikpapan terletak pada teluk Balikpapan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur yang menunjang kegiatan perekonomian daerah dan mendorong pertumbuhan pembangunan wilayah. Sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan Nomor 885/Kpb/VII/1985, Nomor 667/KMK.05/1985 tanggal 26 Juli 1985, Pelabuhan Balikpapan dinyatakan sebagai salah satu pelabuhan Laut yang terbuka untuk perdagangan luar negeri. Pada awal tahun 1958 pelabuhan umum Balikpapan baru memiliki fasilitas dermaga sepanjang 84 m dan 1 gudang penumpukan seluas 1000 M2. Sejalan dengan perkembangan lajunya pembangunan di daerah Balikpapan dan sekitarnya, maka pembangunan di daerah Balikpapan dan sekitarnya, maka pembangunan sarana dan prasarana fasilitas pelabuhan setahap demi setahap mengikuti perkembangan pembangunan tersebut, hingga saat ini Pelabuhan

Page 63: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-63

Balikpapan sudah memiliki dermaga sepanjang 489 M2 dan gudang seluas 2.450 m2.

Gambar 4.36 Sarana Transportasi Laut Kota Balikpapan

c. Angkutan Darat Untuk melayani transportasi darat, Kota Balikpapan memiliki 2 (dua) terminal angkutan darat yaitu Terminal Batu Ampar dan Terminal Damai, dengan layanan tujuan sebagai berikut.

Tabel 4.43 Nama Terminal dan Jenis PelayananTeminal Jenis Pelayanan

Batu Ampar Angkutan Umum Balikpapan-Samarinda (Bus)Balikpapan-Bontang (Bus)Balikpapan-Banjarmasin(Bus)Balikpapan-Sepaku/Semoi (Mini Bus)

Damai Angkutan Umum Balikpapan-Handil II (Mini Bus)

Sumber : Balikpapan Dalam Angka, Tahun 2014.

d. Angkutan Sungai

Page 64: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-64

Berdasarkan data Balikpapan Dalam Angka 2014, untuk melayani transportasi sungai, Kota Balikpapan memiliki 42 (empat puluh dua) kapal motor dan 99 speed boat. Pelayanan angkutan sungai melalui pelabuhan yang ada di kota Balikpapan seperti pelabuhan Sungai Wain, Pelabuhan Speed Baru Tengah, Pelabuhan Rakyat Margasari, Pelabuhan Speed di Semayang dan Pelabuhan Sungai Manggar.

Gambar 4.37 Sarana Transportasi Sungai Kota Balikpapan

4.3.5 Sarana dan PrasaranaA. Sarana Sanitasi / Sarana Pengolahan Air Limbah Terdapat 3 (tiga) instalasi pengolah limbah di Kota Balikpapan, yaitu: 1. Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) yang berada di TPA Manggar, Kecamatan

Balikpapan Timur. IPLT dibangun di TPA Manggar untuk mengolah lumpur tinja dari septic tank. Lumpur tinja dari septic tank dibawa ke IPLT dengan menggunakan truk tinja. Kota Balikpapan memiliki satu unit truk tinja, tetapi sudah tidak dapat beroperasi lagi karena rusak. Sedangkan truk tinja yang beroperasi di Balikpapan adalah milik swasta. Belum diketahui dengan pasti nama pemilik/pengusaha truk tinja dan jumlah yang pasti beroperasi di Balikpapan.

2. Instalasi Pengolah Air Lindi yang berada di TPA Manggar Kecamatan balikpapan Timur

3. Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) yang berada di Kelurahan Margasari Kecamatan Balikpapan Barat, terpusat dibangun melalui Kalimantan Urban Development Project (KUDP) di danai oleh Bank Dunia (IBRD — Loan 3854 — IND).

Page 65: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-65

Gambar 4.38 Fasilitas IPAL Margasari

Instalasi ini mulai dioperasikan pada bulan September 2002 dengan jumlah jam operasi selama 24 jam/hari dengan volume limbah yang masuk mencapai ± 250 m3/hr. Standar mutu air olahan (effluent) yang digunakan dalam perencanaan adalah SK Gubernur Kalimantan Timur Tahun 1995 mengenai Kualitas Air Buangan Kelas C. Limbah yang diolah dalam IPAL ini adalah limbah padat cair yang berasal dari WC, kamar mandi, dan dapur. Ketiga instalasi pengolah limbah di atas, dikelola oleh dua institusi yang berbeda. IPLT dan IPAL Sampah dikelola oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota Balikpapan. Sedangkan pengelolaan sistem air limbah terpusat dan IPAL Margasari dilakukan oleh PDAM Kota Balikpapan. Jumlah sambungan rumah yang telah terlayani dengan sistem on site sebanyak 168 sambungan rumah yaitu di Perumahan Total melayani 48 sambungan rumah, Chevron sebanyak 50 rumah, dan Vilabeta yang mengelola air limbah dari 50 rumah. Sedangkan untuk sistem off site yang saat ini hanya ada di Margasari hanya melayani 1.361 KK.

C. Sarana Persampahan Pada saat ini pengelolaan sampah di Kota Balikpapan dikelola oleh DKPP. Tapi sebagian besar sampah masih dibuang secara langsung ke sungai-sungai, ditanam maupun dibakar. Pengelolaan sampah di Kota Balikpapan, khususnya di kawasan yang merupakan pusat-pusat perkotaan dilakukan dengan proses berikut:

1. Proses pengumpulan sampah

Page 66: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-66

Proses pengumpulan sampah dilakukan baik secara individual maupun secara komunal melalui bak-bak penampungan yang di sediakan di setiap unit lingkungan perumahan maupun pada unit kegiatan komersial dan perkantoran. Proses pengumpulan sampah ini dapat dilakukan dengan sistem door to door dengan menggunakan gerobak sampah yang selanjutnya dikumpulkan di bak-bak penampungan yang pelaksanaannya dapat dilakukan oleh masing-masing unit lingkungan. Proses ini telah berjalan dengan baik, khususnya di lingkungan perumahan seperti Kompleks Perumahan Pemerintah Kota, Kompleks Perumahan Balikpapan Baru, Perumahan Korpri, dan lain-lain.

2. Proses pengangkutan sampah ke TPS/TPA Proses pengangkutan sampah dilakukan dari bak-bak penampungan ke TPS atau Transfer Depo, selanjutnya diangkut dengan menggunakan truck/dump truck menuju TPA. TPA yang masih layak digunakan untuk menampung sampah buangan rumah tangga di Kota Balikpapan berada di Kelurahan Manggar Baru.

Berikut data fasilitas persampahan kota Balikpapan

Tabel 4.44 Jumlah TPS Sarana Angkutan Gerobak

No KecamatanTPS Transf

er Depo

TPS Pejalan

KakiContainer (m3)

GerobakKay

uKeramik &

Bata1 Balikpapan Timur &

Selatan 5 175 3 - 56 67

2 Balikpapan Utara & Tengah 5 87 1 - 39 16

3 Balikpapan Barat 3 25 2 45 17 52 Jumlah 13 287 6 45 112 135

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kota Balikpapan Tahun 2010

Page 67: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-67

D. Drainase Terdapat 86 (delapan puluh enam) saluran atau sungai yang langsung bermuara di teluk Balikpapan atau di Selat Makasar yang melayani pamatusan kota Balikpapan. Tidak ada saluran primer drainase buatan yang dibuat khusus untuk mengalirkan air pematusan dan air buangan keluar daerah perkotaan. Semua saluran primer drainase yang ada sekarang merupakan saluran alam yang disesuaikan untuk kebutuhan saluran drainase. Karena berasal dari saluran alam maka sebagian besar trase saluran berbelok-belok (meandering), baik yang berada pada daerah datar maupun yang berada pada daerah yang mempunyai kemiringan tinggi. Jaringan sistem drainase kota Balikpapan belum tertata dengan baik dalam hal hirarki dan fungsinya. Apabila dilihat dari kondsi fisik saluran yang ada, masih memanfaatkan saluran yang ada dengan penampang saluran sempit dan tak beraturan serta dipenuhi tumbuhan liar. Sifat tanah setempat yang rawan terhadap erosi, sehingga mudah terbentuk alur yang berbelok-belok. Kemiringan curam di daerah hulu dan di daerah perbukitan mengasilkan kecepatan tinggi (aliran kritis) ditambah dengan perkembangan kota dengan pembukaan lahan untuk permukiman dengan cara pengeprasan perbukitan. Hal ini akan berdampak pada lingkungan yaitu meningkatkan erosi permukaan dan menyebabkan angkutan sedimentasi pada saluran dan sungai semakin bertambah. Selanjutnya pengendapan sedimen mengakibatkan pendangkalan sengai dan saluran-saluran alam, sehingga tidak mampu lagi menampung limpasan hujan.

Gambar 4.39 Kondisi Saluran Drainase Kota Balikpapan

Page 68: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-68

Adapun Sungai-sungai besar yang ada di kota Balikpapan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.45 Daftar Sungai di Kota BalikpapanNo Nama Sungai Wilayah

Administrasi Panjang (m)1 S. Wain Balikpapan Barat 11.200 2 S. Somber Balikpapan Barat 7.100 3 S. Klandasan Kecil Balikpapan

Selatan 3.800

4 S. Klandasan Besar / Ampal

Balikpapan Selatan

4.900

5. S. Sepinggan Balikpapan Selatan

5.600

6. S. Batakan Kecil Balikpapan Timur 5.100 7. S. Batakan Besar Balikpapan Timur 9.500 8. S. Manggar Kecil Balikpapan Timur 7.200 9. S. Manggar Besar Balikpapan Timur 19.400 10. S. Lamaru Balikpapan Timur 2.300 11. S. Ajiraden Balikpapan Timur 2.100 12. S. Teritip Balikpapan Timur 4.200 13. S. Selok Api Balikpapan Timur 6.700

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kota Balikpapan Tahun 2010

Kondisi umum saluran/sungai yang ada di Kota Balikpapan adalah sebagai berikut : 1. Sungai-sungai yang ada di wilayah Kota Balikpapan difungsikan sebagai

pembuangan akhir sistem drainase, sebagai saluran primer atau saluran sekunder.

2. Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem drainase kota belum memadai ditinjau dari segi jumlah (panjang) saluran yang dibutuhkan, kapasitas saluran dan kondisi salurannya.

3. Drainase Primer adalah aliran-aliran sungai utama yang ada di Balikpapan yaitu: Sungai Pandan Sari, Klandasan Kecil, Sungai Klandasan Besar / Ampal, Sungai Sepinggan, Sungai Batakan, Sungai Manggar Kecil, Sungai Lamaru, Sungai Ajiraden, Sungai Teritip, Sungai Selok Api.

4. Drainase Sekunder adalah wadah pengaliran dari drainase tersier sebelum ke drainase Primer. Drainase sekunder tersebut dapat berupa anak-anak sungai dari drainase primer.

5. Drainase Tersier adalah drainase yang merupakan wadah pengaliran yang umumnya merupakan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang berada di lingkungan pemukiman maupun perkotaan.

Page 69: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-69

6. Wilayah perumahan, perkantoran atau pertokoan belum semuanya memiliki sistem drainase tersier yang baik dan mencukupi untuk menampung dan mengalirkan limpasan hujan.

7. Pemeliharaan saluran kurang mendapat perhatian dari masyarakat sekitarnya. Hal ini terlihat dari banyaknya pasir dan sampah yang mengurangi fungsi saluran.

E. Listrik Listrik menjadi salah satu penopang berjalannya roda pembangunan Kota Balikpapan. Sebagian besar kebutuhan listrik Kota Balikpapan, baik untuk rumah tangga maupun untuk usaha masih dipasok oleh PLN. Selama Tahun 2013, tenaga listrik yang diproduksi sebesar 955.999.470 Kwh, jika dibandingkan dengan Tahun 2011 produksinya mengalami kenaikan sebesar 10,37%. Sedangkan tenaga listrik terjual 889.030.178 Kwh naik sebesar 11,90% dari tahun sebelumnya.

Gambar 4.40 Grafik Perkembangan Tenaga Listrik yang diproduksi dan Terjual Cabang Balikpapan, Tahun 2006 - 2013

Page 70: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-70

F. Sarana PerekonomianJumlah pasar di kota Balikpapan sebanyak 24 buah yang tersebar di 5 kecamatan dengan konsentrasi pasar terletak di Kecamatan Balikpapan Selatan dan Balikpapan barat yaitu sebanyak 9 pasar. Di Kota Balikpapan terdapat pasar modern dan pasar tradisional. Terdapat 10 pasar modern dan 14 pasar tradisional.

Gambar 4.41 Sarana Perekonomian Kota Balikpapan

Sarana Pendidikan Sarana pendidikan di Kota Balikpapan tersedia mulai dari pendidikan Taman Kanan-Kanak (TK) sampai ke Perguruan Tinggi. Sektor pendidikan mengalami perkembangan setiap tahunnya, diindikasikan dengan penambahan jumlah murid

Page 71: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-71

yang diiringi dengan penambahan jumlah sekolah, jumlah guru dan jumlah kelas. Penambahan jumlah sekolah, guru dan kelas merupakan upaya pertama dari pemerintah dalam rangka pemerataan kesempatan mengenyam pendidikan bagi warga negara. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945 yang dijabarkan pada UU Pendidikan Nasional. Program wajib belajar pun disesuaikan dari 9 tahun menjadi 12 tahun.

Tabel 4.46Fasilitas Pendidikan TK s/d SMA di Kota Balikpapan Tahun 2013

NoTingkat

Pendidikan

Negeri Swasta Jumlah

1 TK 1 146 147 2 SD 138 57 195 3 SMP 24 45 69 4 SMA 15 37 52

Sumber : Balikpapan Dalam Angka Tahun 2014.

Kota Balikpapan pada tahun 2013 memiliki 5 perguruan tinggi/akademi yang terdiri dari: 5 perguruan tinggi. Sedangkan akademi yang di tahun 2012 masih berjumlah 5 pada tahun 2013 sudah tidak ada. Semua perguruan tinggi yang ada di Kota Balikpapan diselenggarakan atau dikelola oleh pihak swasta.

Tabel 4.47 Fasilitas Pendidikan Perguruan Tinggi/ Akademi dan Mahasiswa

di Kota Balikpapan Tahun 2003/2004-2013/2014

Tahun Perguruan Tinggi

Mahasiswa/Akademi

Mahasiswa/Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempua

n -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7

2003 5 1 687 1 275 4 297 6792004 5 1 585 1 645 5 528 8832005 6 2 300 1 649 5 497 8672006 6 3 098 1 916 5 107 4032007 4 2 165 1 133 2 119 2332008 5 2 803 1 975 6 697 1 3582009 6 3 721 3 080 2 7 6182010 9     1 2 328

Page 72: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-72

Tahun Perguruan Tinggi

Mahasiswa/Akademi

Mahasiswa/Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempua

n 2011 7 3 940 3 063 3 504 5652012 5 3 374 3 218 5 634 8192013 5 6 203 3 737 - - -

Sumber: Balikpapan Dalam Angka Tahun 2014

G. Sarana Kesehatan Selama tahun 2013 pasien yang tercatat di Dinas Kesehatan sebanyak 169.088 orang dengan penyakit terbanyak diderita yaitu Nasofaringitis Akut (common cold) sebanyak 71.720 orang. Sementara itu fasilitas kesehatan yang berhasil dibangun sampai dengan tahun 2013 sebanyak149 unit meliputi 8 Rumah Sakit (Negeri dan Swasta), 50 Balai pengobatan, 3 Rumah Sakit Bersalin, 19 Lab Klinik, 27 Puskesmas yang didukung oleh 14 Puskesmas Pembantu, 25 Puskesmas Keliling dan 3 Rumah Sakit Bersalin. Sedangkan fasilitasi pendukung kesehatan lainnya di Kota Balikpapan adalah 139 Apotek, 77 Toko Obat, dan 16 Farmasi.

Gambar 4.42 Sarana Rumah Sakit Kota Balikpapan

Tabel 4.48 Fasilitas Kesehatan di Kota Balikpapan Tahun 2013

No Kecamatan

Rumah SakitPuskesm

asPust

uBalai

Pengobatan

BKIA

Umum

Negeri

Swasta/

BUMN

1 Balikpapan Selatan

1 2 4 1

2 Balikpapan - - 4 3

Page 73: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-73

No Kecamatan

Rumah SakitPuskesm

asPust

uBalai

Pengobatan

BKIA

Umum

Negeri

Swasta/

BUMNTimur

3 Balikpapan Utara

1 - 4 5

4 Balikpapan Tengah

- 1 6 -

5 Balikpapan Barat

- - 7 2

6 Balikpapan Kota 2 1 2 -Jumlah 4 4 27 11

Sumber: Balikpapan Dalam Angka Tahun 2014.

H. Sarana Peribadatan Mayoritas agama yang dipeluk oleh penduduk Kota Balikpapan sebagaimana disampaikan diatas adalah agama Islam, oleh karenanya keberadaan tempat peribadatan di Kota Balikpapan mayoritas adalah tempat peribadatan umat Islam seperti mesjid, langgar, dan mushola. Mengenai jumlah fasilitas peribadatan di Kota Balikpapan menurut jenisnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.49 Jumlah Tempat Peribadatan di Kota Balikpapan Tahun 2013

No Jenis Tempat Peribadatan Jumlah

1 Mesjid 3472 Langgar 2833 Gereja 1134 Kelenteng 15 Pura 26 Vihara 77 Musholla 136

Jumlah 889 Sumber: Balikpapan Dalam Angka Tahun 2014.

I. Sarana Sosial : Olahraga

Page 74: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-74

Di kota Balikpapan juga banyak terdapat fasilitas olah raga baik outdoor maupun indoor. Fasilitas olah raga tersebut baik milik pemerintah kota maupun milik swasta. Berbagai jenis fasilitas olahraga ini untuk memfasilitasi berbagai cabang olah raga yang ada.Salah satu fasilitas olahraga indoor di Kota Balikpapan yang populer adalah Dome Balikpapan. Dome Balikpapan, merupakan julukan Gedung Olahraga dan Promosi yang dibangun oleh Pemerintah Kota Balikpapan. Gedung ini yang berada di Jl. Syarifuddin Yoes Balikpapan ini dibagian atapnya merupakan kubah besar (dome). Gedung olahraga dan Promosi kebanggaan warga Balikpapan ini juga dikenal dengan nama Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC). Kota Balikpapan juga sedang membangun stadion olah raga (outdoor) yang berstandar internasional di Kawasan Manggar.

4.3.6 Perekonomian 1. PDRB Harga BerlakuDi antara sektor–sektor pembentuk PDRB di Kota Balikpapan, bahwa kontribusi sektor Bangunan dan sektor Perdagangan, Hotel dan restoran memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Balikpapan, perkembangan kedua sektor tersebut menunjukan bahwa kota Balikpapan sedang giat membangun yang mengindikasi meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Balikpapan dengan kata lain semakin menggeliatnya perkembangan perekonomian kota. Sektor bangunan merupakan sektor yang mengalami kenaikan Berdasarkan Harga berlaku, pada tahun 2013 sektor ini mempunyai nilai sebesar Rp.10.961.496,08 juta, sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 37,69% dari tahun sebelumnya sebesar 35,43%. Diproyeksi nilai sektor ini pada tahun 2014 dan 2015 sebesar Rp. 12,014,875,43 juta, dan Rp. 13,430,324,17 juta. Sektor Perdagangan Hotel dan restoran pada tahun 2013 mempunyai nilai sebesar Rp. 8.302.663,84 Juta atau mengalami pertumbuhan sebesar 28,55% dari tahun sebelumnya sebesar 29,62% dan di proyeksikan nilai sektor ini pada tahun 2014 dan 2015 sebesar Rp. 8,911,410,27 Juta dan Rp. 9,495,018,41. Juta.Sektor ketiga penyumbang PDRB kota Balikpapan adalah sektor pengangkutan dan komunikasi tahun 2013 adalah sebesar 4.155.198,64 juta rupiah, sehingga andilnya mencapai 14,29 % Sektor ini mengalami pertumbuhan setiap tahunnya dan

Page 75: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-75

cenderung stabil dengan pertumbuhan rata-rata dari tahun 2008-2013 sebesar 14,38 %. Apabila dilihat dari komponen penyusunnya, Nilai Tambah Bruto (NTB) yang disumbangkan dari sektor ini adalah berasal dari Sub Sektor Angkutan khususnya angkutan udara dimana sub sektor angkutan udara pada tahun 2013 memberi kontribusi kepada sektor pengangkutan dan telekomunikasi sebesar 3,86% dan proyeksi meningkat pada tahun 2014 dan 2015 sebesar 50,84% dan 53,29%.

2. PDRB Harga KonstanSama halnya dengan PDRB harga berlaku, sampai dengan tahun 2013 sektor Bangunan dan sektor Perdagangan, Hotel dan restoran masih merupakan sektor dominan dalam pembentukan PDRB di Kota Balikpapan dengan peranannya sekitar 23,20% dan 26,64% berdasarkan harga konstan. Pada urutan ketiga adalah sektor angkutan dan komunikasi dengan peranannya sebesar 14,29%.Secara keseluruhan PDRB berdasarkan harga konstan pada tahun 2013 sebesar Rp. 18.779.453,86 juta atau mengalami pertumbuhan sebesar 7,06%. Diproyeksikan pada tahun 2014 PDRB Kota Balikpapan berdasarkan harga Konstan sebesar 19,321,404,34 juta rupiah pada tahun 2015 sebesar 20,165,003,41 juta rupiah.

4.4 GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG4.4.1 Administrasi dan Geografi Kota Bontang merupakan salah satu kota di Provinsi Kalimantang Timur yang terletak sekitar 120 km dari Kota Samarinda Ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Kota Bontang terletak diantara 0001’ Lintang Utara – 0012’ Lintang Utara dan 117028’ Bujur Timur dengan luas wilayah seluas 49.757 ha yang didominasi oleh lautan, yaitu seluas 34.977 ha (70,30%) sedangkan wilayah daratannya hanya seluas 14.780 ha (29,70%). Wilayah Kota Bontang terletak di bagian tengah wilayah Provinsi Kalimantan Timur, berada di pesisir pantai timur. Batas wilayah Kota Bontang sebagai berikut : Batas Utara : Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur Batas Timur : Selat Makassar

Page 76: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-76

Batas Selatan : Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kertanegara Batas Barat : Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur Wilayah administratif Kota Bontang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Bontang Utara, Kecamatan Bontang Selatan dan Kecamatan Bontang Barat. Kecamatan Bontang Utara terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Guntung, Kelurahan Loktuan, Kelurahan Gunung Elai, Kelurahan Api-api, Kelurahan Bontang Baru, dan Kelurahan Bontang Kuala. Kecamatan Bontang Selatan terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Satimpo, Kelurahan Tanjung Laut, Kelurahan Berbas Pantai, Kelurahan Berebas Tengah, Kelurahan Tanjung Laut Indah dan Kelurahan Bontang Lestari. Kecamatan Bontang Barat terdiri dari 3 Kelurahan yaitu Kelurahan Belimbing, Kelurahan Gunung Telihan dan Kelurahan Kanaan. Berdasarkan prosentasi tersebut wilayah adimistratif berdasarkan Kecamatan bahwa Kecamatan Bontang Selatan memiliki luasan terbesar 10.440 ha di bandingkan Kecamatan Bontang Utara 2.620 ha dan Bontang Barat 1.720 ha.

Gambar 4.43Prosentasi Luas Wilayah Administratif Kota Bontang Berdasarkan

Kecamatan

Gambar 4.44Peta Administrasi Kota Bontang

Page 77: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-77

4.4.2 Kondisi Fisik DasarA. Morfologi dan Topografi Morfologi wilayah Kota Bontang berupa permukaan tanah yang datar, landai dan berbukit dan bergelombang. Topografi kawasan Bontang memiliki ketinggian antara 1-120 meter dpl dengan kemiringan lereng yang bervariasi dari Pantai Timur dan Selatan hingga bagian Barat. Kemiringan lahan Kota Bontang dengan kemiringan 0-2% (datar) mempunyai luasan 7.211 ha atau 48,79 %. Kemiringan lahan bergelombang (3-15%) seluas 4.001 ha atau 27,07%. Proporsi luas lahan dengan kemiringan yang curam (16-40%) hampir sama dengan yang bergelombang yaitu 24,14 % atau 3.568 ha.

Tabel 4.50Luas Kemiringan Lahan (Rata-rata) Kota Bontang

Page 78: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-78

Page 79: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-79

Gambar 4.45Peta Topografi Kota Bontang

Page 80: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-80

Gambar 4.46Peta Kemiringan Lereng Kota Bontang

B. Geologi Ditinjau dari aspek geologi, Kota Bontang termasuk dalam sub bagian cekungan Kutai dengan batas fisik di sebelah Timur Selat Makasar, sebelah Selatan Sungai Santan, sebelah Barat Gunung Lobang Batik dan sebelah Utara Sungai Temputuk. Dari aspek litologi, formasi batuan di Kota Bontang terdiri dari : - Endapan Alluvium, yang tersusun oleh kerakal, kerikil, lempung, dan lumpur

sebagai endapan sungai, rawa, pantai dan delta. - Formasi Kampung baru, yang tersusun atas batu pasir kuarsa dengan sisipan

lempung, lanau dan serpih dengan sifat lunak dan mudah hancur. Formasi ini memiliki aquifer potensial di daerah Bontang dengan jenis batuan yang bertindak sebagai aquifer berupa kerikil, pasir kuarsa yang bersifat lepas, batu pasir dan pasir lempung.

- Formasi Balikpapan, yang terdiri atas perselingan batu pasir kuarsa, batu lempung lanauan dan serpih dengan sisipan napal, batu gamping dan batu bara. Formasi Balikpapan merupakan formasi terbesar di Kawasan Pesisir Bontang dengan arah Utara Selatan.

Page 81: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-81

- Formasi Pulau balang, merupakan perselingan batu pasir kuarsa, batu pasir dan batu lempung dengan sisipan batu bara.

- Formasi Bebulu, merupakan formasi batuan kecil-kecil di Kawasan Pesisir Bontang yang tersusun atas batu gamping dengan sisipan lempung, lanauan dan sedikit napal.

- Formasi Pamaluan, tersusun atas batu lempung dan serpih dengan sedikit napal, batu pasir dan batu gamping.

Jenis tanah didominasi oleh podsolid merah kuning, aluvial dan komplek latosol. Jenis tanah ini memiliki lapisan kuning (top soid) yang tipis, peka erosi dan miskin unsur hara. Untuk pemanfaatan lahan pertanian dan perkebunan dibutuhkan pengolahan awal berupa perbaikan tanah (soil stabilization) dan pengamanan hutan, sehingga kestabilan tanah dan ketersediaan air tanah tetap terjaga.

Gambar 4.47Jenis Tanah Padsolik Merah Kuning di Kota Bontang

Page 82: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-82

Gambar 4.48Peta Geologi Kota Bontang

Gambar 4.49Peta Jenis Tanah Kota Bontang

C. Geohidrologi

Page 83: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-83

Gambar 4.50Kondisi DAS Bontang

Gambar 4.51Kondisi Hidrologi (DAS)

di Kota Bontang

Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menempati wilayah Kota Bontang merupakan bagian dari Sub DAS Santan Ilir. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah adalah Sungai Guntung, Sungai Bontang, Sungai Busuh, Sungai Nyerakat Kanan dan Sungai Nyerakat Kiri yang semuanya bermuara di Selat Makasar. Sungai-sungai tersebut berhulu di bagian barat wilayah Kota Bontang atau di wilayah Kabupaten Kutai Timur. Sungai-sungai tersebut juga mengalirkan air yang berasal dari mata air, terutama air yang keluar dari batuan pasir halus, pasir kasar dan lempung pasiran yang berasal dari formasi Balikpapan. Secara administratif DAS Bontang terletak di Kecamatan Sangatta Kabupaten Kutai Timur (DAS Bontang hulu), Kecamatan Bontang Barat (DAS Bontang Tengah), Kecamatan Bontang Selatan (DAS Bontang Tengah), Kecamatan Bontang Utara (DAS Bontang Tengah) dan Kecamatan Bontang Baru (DAS Bontang Hilir). DAS Bontang memiliki luas 59,710 km2 dan panjang sungai utama 41,173 km dengan alur berkelok-kelok (meandering). DAS Bontang yang melintasi Kota Bontang memiliki luas kurang lebih 300 Km2 dan panjang sungai utama 17 km.

Tabel 4.51Sistem Hidrologi (DAS) di Kota Bontang

Page 84: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-84

Wilayah Kota Bontang terletak di daerah khatulistiwa sehingga memiliki iklim tropis basah dengan ciri-ciri khas hujan terjadi disepanjang tahun dengan suhu rata-rata 240 -330C. Oleh karena itu, di wilayah ini hampir tidak memiliki perbedaan pergantian musim hujan dan kemarau.

Page 85: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-85

Gambar 4.52Peta DAS Kota Bontang

Page 86: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-86

Gambar 4.53Peta Hidrologi Kota Bontang

Page 87: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-87

D. Klimatologi Secara klimatologi, Kota Bontang memiliki iklim tropis yang sama dengan wilayah lainnya di Indonesia pada umumnya. Wilayah Kota Bontang termasuk daerah khatulistiwa dan dipengaruhi iklim tropis basah dengan ciri-ciri khas hujan terjadi di sepanjang tahun dengan suhu rata-rata 24°-33°C. Oleh karena itu, hampir tidak memiliki perbedaan pergantian musim hujan dan kemarau. Angin musim Barat pada umumnya terjadi pada bulan November-April dan musim angin timur terjadi pada bulan Mei-Oktober. Curah hujan dipengaruhi oleh bertiupnya angin muson barat yang basah pada bulan Desember-Februari yang menyebabkan hujan, sedangkan pada bulan Juni-September bertiup angin muson timur yang menyebabkan terjadinya kemarau. Pada bulan Maret-Mei dan September-Nopember merupakan bulan-bulan peralihan. Pada bulan-bulan peralihan terjadi cuaca yang sama yaitu adanya arus angin konveksi yang memungkinkan hujan walaupun pada saat musim kemarau. Curah hujan selama tahun 2013 sangat beragam, dimana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari (curah hujan 306,0 mm dan 16 hari hujan), terendah pada bulan Maret (curah hujan 89,3 mm dengan 19 hari hujan). Sedangkan rata-rata curah hujan dan hari hujan pada tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2012.

Tabel 4.52Curah Hujan di Kota Bontang

Page 88: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-88

Tabel 4.53Kelembaban dan Suhu Udara di Kota Bontang Tahun 2013

Tabel 4.54Tekanan Udara dan Kecepatan Angin di Kota Bontang tahun 2013

Page 89: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-89

4.4.3 KependudukanSebagai kota yang sedang berkembang terutama dengan keberadaan dua perusahaan besar berskala nasional yakni PT Badak LNG dan PT.Pupuk Kaltim menjadi daya tarik utama bagi para pendatang, maka setiap tahun jumlah penduduk Kota Bontang semakin meningkat. Pertambahan tersebut tidak hanya disebabkan faktor alami pertumbuhan penduduk yakni kelahiran dan kematian tetapi juga faktor lain yang tidak kalah pentingnya yakni migrasi. Jumlah penduduk Kota Bontang pada tahun 2014 adalah 159.614 jiwa, penyebaran jumlah penduduk di tiga kecamatan tidak merata seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni jumlah penduduk di Kecamatan Bontang Selatan sebesar 63.348 jiwa, sedangkan di Kecamatan Bontang Utara adalah 68.906 jiwa dan di Kecamatan Bontang Barat 27.361 jiwa. Adapun jumlah KK keseluruhan di Kota Bontang pada tahun 2014 adalah 31.923 KK, dengan penyebaran jumlah KK antara lain di Kecamatan Bontang Selatan sebanyak 12.670 KK, sedangkan di Kecamatan Bontang Utara sebanyak 13.781 KK dan di Kecamatan Bontang Barat sebanyak

Page 90: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-90

5.472 KK. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk dan KK keseluruhan di Kota Bontang pada tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.70 berikut.

Tabel 4.55Jumlah Penduduk dan KK Keseluruhan di Kota Bontang Tahun 2014

No Kecamatan Penduduk (jiwa) Jumlah KK

 1      

Kec. Bontang Selatan 63.348 12.670Kel. Bontang Lestari 4.178 836Kel. Satimpo 7.517 1.503Kel. Berbas Pantai 9.175 1.835Kel. Berbas Tengah 14.747 2.949Kel. Tanjung Laut 14.915 2.983Kel. Tj. Laut Indah 12.816 2.563

 2      

Kec. Bontang Utara 68.905 13.781Kel. Bontang Kuala 4.380 876Kel. Bontang Baru 10.781 2.156Kel. Api-Api 15.406 3.081Kel. Gunung Elai 14.587 2.917Kel. Lok Tuan 19.195 3.839Kel. Guntung 4.556 911

 3   

Kec. Bontang Barat 27.361 5.472Kel. Kanaan 3.742 748Kel. Gunung Telihan 11.615 2.323Kel. Belimbing 12.004 2.401Kota Bontang 159.614 31.923

Sumber: Kota Bontang Dalam Angka Tahun 2015, dan Hasil Analisis, 2016

4.4.4 Transportasi Jaringan jalan di Kota Bontang terdiri dari: a. ruas jalan arteri primer terdiri dari jalan arteri primer yang menghubungkan

Bontang - Samarinda - Sangatta (Trans Kalimantan Timur) dan jalan arteri primer baru sebagai bagian dari Highway Balikpapan - Samarinda - Bontang yang berada di bagian selatan kota melintasi lokasi kawasan pengembangan baru di Kelurahan Bontang Lestari; dan

b. ruas jalan rencana meliputi pengembangan jalan akses masuk Kota Bontang dari Nyerakat (Kelurahan Bontang Lestari) ke arah Trans Kalimantan Timur, pengembangan jalan kota diarahkan ke Kelurahan Bontang Lestari, dan pengembangan jalan lingkar pesisir (coastal road).

Page 91: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-91

4.4.5 Sarana dan PrasaranaA. Air Limbah

1. Aspek TeknisUntuk kebutuhan sanitasi masyarakat Kota Bontang belum memiliki sanitasi terpusat, akan tetapi pada beberapa Kelurahan sudah memiliki sanitasi komunal. Sisanya menggunanan MCK atau langsung dibuang ke sungai serta di bibir pantai. Pelayanan pengurasan tanki septik atau cubluk biasanya dilakukan oleh oleh Dinas PMK dengan truk tinja atau secara manual. Biasanya lumpur dari tangki septik/cubluk rumah tangga (RT) baru disedot kalau fasilitasnya sudah buntu. Sebagian masyarakat sudah melengkapi rumahnya dengan sarana pengelolaan air limbah yaitu tangki septik. Sebagian lagi menggunakan saluran drainase serta sungai yang terdapat disekitar lingkungan perumahan. Saat ini belum terdapat pengelolaan air limbah domestik yang dilakukan secara terpusat. Berdasarkan Studi EHRA, di Kota Bontang jumlah KK yang memiliki jamban sehat sebanyak 84,48%, selebihnya black water dan grey water yang yang dihasilkan langsung di buang ke saluran drainase, sungai, danau, kolam, kebun dan lubang tanah. Keluarga yang telah menggunakan jamban sehat belum tentu aman, secara umum kondisi keluarga yang menggunakan jamban berdasarkan Survey EHRA dengan suspect aman sekitar 40,28%, dan masih ada sekitar 59,72% dengan suspeck tidak aman. Ada sekitar 0,43 % tidak dapat diketahui apakah menggunakan tangki septik atau tidak.

Tabel 4.56 Kapasitas Pelayanan Eksisting Skala Kabupaten/Kota

No

Prasarana/Sarana

Jumlah

Kapasitas (m3)

Sistem Pengelola

anPengelola

1. Truk Tinja 1 unit 5.000 liter

Langsung dibuang ke TPA

DKPP Kota Bontang

2. IPLT - - - -3. IPAL Kawasan 4 unit 1 unit =

500 SRRBC DKPP Kota

Bontang

Page 92: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-92

Sumber : DKPP Kota Bontang

Sebagian besar penduduk Kota Bontang memakai fasilitas buang air besar dengan jamban leher angsa. Sementara itu ada sebagian yang membuang limbah air mandi, cuci dan dapur langsung ke saluran drainase masih sering dijumpai. Akan tetapi, kebiasaan ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip sanitasi yang baik, dan oleh karena itu kebiasaan ini harus ditinggalkan. Tanggung jawab terhadap pembangunan fasilitas sanitasi setempat berada pada tingkat keluarga. Sedangkan pemerintah Kota Bontang melalui pengelola sektor air limbah bertugas melaksanakan perencanaan, pengawasan, pengendalian, dan pemanfaatan sarana dan prasarana di bidang teknik penyehatan yang meliputi urusan-urusan air bersih, air buangan, kebakaran, kebersihan, pertamanan, dan pemakaman.Dinas PU Kota Bontang telah melaksanakan program stimulasi untuk pembangunan fasilitas sanitasi setempat. Program stimulasi tersebut biaya operasi dan pemeliharaan untuk fasilitas sanitasi individual ditanggung oleh masing-masing KK (kepala keluarga). Desain standar yang ada untuk fasilitas sanitasi individual disiapkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.a. Fasilitas Sanitasi Komunal (SANIMAS)

Di Kota Bontang terdapat fasilitas sanitasi komunal untuk keperluan buang air besar untuk pemakaian bersama (umum) dalam lingkup Kelurahan dengan asumsi 1 unit untuk 10 KK. Fasilitas sanitasi komunal dilayani dengan menggunakan MCK Plus Biogester (Mandi, Cuci, Kakus). MCK, yang dikenal sebagai WC Umum, juga dibangun di tempat-tempat umum seperti pasar dan terminal. MCK biasanya terdiri dari tempat mandi, Cuci dan kakus. Air limbah disalurkan ke tangki septik yang menyalurkan ke bidang resapan. Pengurasan tangki septik secara rutin adalah penting agar proses pengolahannya berjalan dengan baik.

b. Fasilitas Sanitasi Terpusat (IPAL)Fasilitas pengolahan air limbah terpusat di Kota Bontang belum tersedia. Sehingga rencana jangka panjangnya perlu penyediaan sanitasi secara terpusat di Kelurahan Bontang Lestari. Untuk saat ini Kota Bontang telah memiliki 4 unit IPAL skala kawasan yaitu di IPAL Bontang Kuala, IPAL Berbas Pantai, IPAL Guntung dan IPAL Loktuan.

Page 93: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-93

Tabel 4.57Cakupan Pelayanan Air Limbah On Site

No. Kecamatan

Jumlah PS Sanitasi Sistem On SitePengumpulan Pengolahan

Jamban

Keluarga

MCK LainnyaSept

ik tank

Cubluk

Lain-lain

1. Bontang Utara 12.813 - - √ √ -

2. Bontang Selatan 10.789 7 - √ √ -

3. Bontang Barat 5.365 - - √ √ -

Sumber : DinasKesehatan Kota Bontang / Dinas Pekerjaan Umum Kota Bontang

Tabel 4.58Cakupan Pelayanan Air Limbah Off Site

No Prasarana/Sarana Kawasan

Jumlah Sambungan

RumahKeterangan

1. IPAL Komunal Kawasan

Bontang Kuala 700 SR -

2. IPAL Komunal Kawasan

Berbas Pantai 120 SR -

3. IPAL Komunal Kawasan Guntung 120 SR -

4. IPAL Komunal Kawasan Loktuan 120 SR -

Sumber : DPU Kota Bontang

Tabel 4.59Cakupan Pelayanan Air Limbah Berbasis Komunitas

No LokasiSistem Dibang

un Tahun

Cakupan Pelayanan KondisiMCK +

+IPAL

Komunal

1. Kel. Satimpo - √ 2008 50 KK Berfungsi

2. Kel. Bontang Baru - √ 50 KK Berfung

si3. Kel. Tj. Laut

Indah - √ 2009 50 KK Berfungsi

4. Kel. Gunung Elai - √ 2013 75 KK Berfung

si

Page 94: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-94

No LokasiSistem Dibang

un Tahun

Cakupan Pelayanan KondisiMCK +

+IPAL

Komunal

5. Kel. Tj. Laut Indah √ - 2008 80 KK Berfung

si6. Kel. Berbas

Pantai √ - 2008 80 KK Berfungsi

7. Kel. Tanjung Laut √ - 2007 80 KK Berfung

si8. Tihik-Tihik √ - 2010 58 KK Berfung

si9. Selangan √ - 2010 36 KK Berfung

si Sumber: DPU Kota Bontang

Tabel 4.60Parameter Teknis Wilayah

No Uraian Besaran Keterangan

A Karakteristik Fisik Kota    

1. Jumlah Penduduk 159.614 jiwa Jumlah penduduk tahun 2014

Tingkat Kepadatan  10,66 jiwa/ha  Rendah ( < 200 jiwa/ha)

2. Tipe Bangunan    - Permanen % KK atau

unit- Semi Permanen % KK atau

unit - Tidak Permanen % KK atau

unit 3. Badan Air  

- Nama Sungai/Danau/Waduk Sungai Bontang- Peruntukan Sungai- Debit 113,79- Kualitas pH = 8,52 ; BOD

= 3,91 mg/lt ; COD = 10,30 mg/lt ; DO = 4,75 mg/lt ; NH3-N = 0,259 mg/lt ; Timbal < 0,02 mg/lt ; Air Raksa < 0,0003 mg/lt ;

Tahun 2012

Page 95: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-95

No Uraian Besaran KeteranganKlorida = 2,96 mg/lt ; Sianida = 0,005 mg/lt

B Tingkat Penyediaan Air Bersih1. Perpipaan Cakupan

pelayanan mencapai 90,10%

Oleh PDAM dan Swasta/Perusahaan

2. Non Perpipaan Cakupan pelayanan non perpipaan 7,4%

Sumur gali, tangki, dll

Sumber : Bappeda / BLH / PDAM

2. Aspek PendanaanPendanaan untuk penyediaan sarana dan prasarana air limbah diarahkan dengan kebijakan sebagai berikut : Penyediaan fasilitas sanitasi merupakan inisiatif murni dari masyarakat

dan sektor swasta. Fungsi pemerintah daerah adalah untuk memberikan kemudahan,

mendorong dan mengatur. Arahan dan standar yang berlaku akan digunakan sebagai instrumen/alat

utama untuk memenuhi peran dan tanggung jawab dari sektor publik. Investasi langsung dari sektor publik dalam fasilitas sanitasi akan

dipertahankan seminim mungkin. Sedapat mungkin investasi tersebut memberikan pemulihan biaya.

3. Aspek KelembagaanSecara umum organisasi pengelola sektor air limbah (IPAL) di Kota Bontang adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kebersihan Pertamanan dan PMK. Dinas Pekerjaan Umum yang membangun prasarana sarana dan Dinas Kebersihan Pertamanan dan PMK yang melakukan pengoperasian dan pemeliharaan.Untuk kelembagaan SANIMAS di masyarakat dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM-SANIMAS) yang kelembagaannya dibagi berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya yaitu Panitia Pembangunan dan Badan Pengelola.

Page 96: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-96

B. Persampahan Produksi sampah akan meningkat sesuai peningkatan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan, demikian juga dengan komposisinya, dimana jenis anorganik (plastik, kertas, kaleng) cenderung meningkat volume dan variasi jenisnya. Teknik operasional penanganan sampah secara keseluruhan akan semakin sulit, khususnya di wilayah perkotaan, berkaitan dengan kecepatan dan kemudahan proses pengumpulan, penempatan peralatan, dan penyediaan sarana pembuangan akhir. Dua hal yang terakhir berkaitan dengan berkurangnya lahan kosong diperkotaan dan ketersediaan lahan yang cocok untuk TPA sampah. Kapasitas pemerintah untuk membiayai prasarana kota akan berkurang sesuai dengan kebijakan otonomi daerah yang mendorong pemerintah daerah untuk mampu membiayai kebutuhan sendiri. Kesadaran masyarakat terhadap penanganan sampah seharusnya meningkat sesuai dengan peningkatan tingkat pendidikan dan gencarnya kampanye lingkungan melalui media massa maupun pelaksanaan lokakarya.Secara garis besar kondisi sistem pengelolaan sampah di Kota Bontang adalah sebagai berikut : Untuk TPA bersifat Sanitary Landfill. Jalan protokol dan lingkungan : kumpul – angkut – buang – sumber – sampah

RT – tong sampah/TPS/ Kontainer – armada – TPA.1. Pengelolaan oleh Masyarakat

Pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah ke TPS dilaksanakan oleh penghasil sampah. Pola komunal ini terdapat pada sebagian besar daerah permukiman yang berada disekitar jalur pengangkutan sampah. Masyarakat penghasil sampah memindahkan sampah yang dihasilkannya ke suatu tempat yang berfungsi sebagai TPS, dapat berupa peralatan terbuka, bak sampah, atau kontainer.Pada sebagian besar wilayah permukiman yang belum mendapat pelayanan pengangkutan sampah dari Pemerintah. Pada pola ini masyarakat langsung mengumpulkan sampahnya ke tempat terbuka untuk ditimbun, dibuang secara terbuka, atau dibakar.

2. Pengelolaan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemadam Kebakaran

Page 97: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-97

Pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah dilaksanakan oleh petugas kebersihan (petugas Dinas Kebersihan) dan secara langsung dipindahkan ke dalam truk pengangkut sampah. Pola individu langsung ini dilaksanakan pada daerah-daerah permukiman teratur dan permukiman dipinggir jalan utama yang dilalui oleh truk pengangkut sampah.Sampah dikumpulkan oleh petugas (yang dibiayai oleh penghasil sampah dan dikoordinir oleh RT masing-masing atau oleh pihak Kelompok masyarakat/Pokmas). selanjutnya sampah dengan gerobak dibawa ke pinggir jalan yang akan dilalui truk pengangkut, ketika truk datang sampah dipindahkan ke dalam truk. Pada pola ini gerobak berfungsi sebagai alat angkut pengumpul dan sekaligus sebagi TPS. Ini dilakukan jika pada jalur pengangkutan sampah terdekat tidak tersedia TPS (bak sampah atau kontainer). Jika di sekitar jalur pengangkutan tersedia TPS, maka sampah dari gerobak langsung dipindahkan kedalam TPS. Pola yang sama juga dilakukan pada daerah pasar, tetapi dengan petugas pelaksana adalah petugas kebersihan (petugas Kontor Kebersihan). Sampah dikumpulkan petugas kemudian dipindahkan ke TPS yang tersedia (Bak sampah atau kontainer) sebelum diangkut ke TPA.Pada saat ini sudah dikembangkan area TPA di Kota Bontang seluas 15 Ha dengan sistem sanitary landfill yang berlokasi di Kelurahan Bontang Lestari. Kegiatan pengurangan jumlah sampah yang akan dibuang ke cekungan dilakukan sekitar 30 KK pemulung yang bermukim pada lokasi dan sekitar TPA. Prasarana yang tersedia di lingkungan TPA sampah adalah jalan masuk, bangunan beratap tanpa dinding untuk pelaksanaan pembuatan kompos (belum difungsikan), dan sarana air minum (tangki ukuran 2 m3) yang diisi setiap 4 hari untuk memenuhi kebutuhan air minum para pemulung yang tinggal disekitar TPA sampah. TPA sampah ini digunakan sebagai tempat pembuangan akhir sampah oleh pemerintah Kota Bontang (untuk sampah yang berasal dari daerah kota yang dilayani oleh Kontor Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran).Pada tahun 2013 produksi sampah mencapai 2.5 – 3 lt/org/hari dengan total timbulan sampah sebesar 409 m3/hari. Hal ini didasarkan pada jumlah penduduk Kota Bontang pada tahun 2013 sebanyak 163.651 jiwa. Untuk kapasitas pengelolaan sampah sebesar 293 m3/hari.

Page 98: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-98

3. Pengelola SwastaSampah di kawasan industri ditangani sendiri oleh perusahaaan yang bersangkutan, yaitu di Desa Satimpo ditangani oleh PT Badak LNG dan di desa Belimbing ditangani oleh PT Pupuk Kaltim. TPA Sampah PT.Pupuk Kaltim yang terletak diareal PT Pupuk Kaltim ini khusus digunakan untuk menampung sampah yang berasal dari permukiman PT Pupuk Kaltim. Lahan TPA sampah berbentuk lembah. Sampah diturunkan dari truk pengangkut sampah di lahan penampung. Metode yang digunakan open dumping. Sarana yang tersedia adalah bangunan Dinas, tempat pemilihan sampah, tempat pembuatan kompos dengan metode terowongan (windows), dan incinerator. Peralatan yang digunakan adalah bulldozer untuk mendorong dan memindahkan sampah. Pembuatan kompos dengan model terowongan dalam skala besar juga telah dilakukan yaitu, di TPA milik PT Pupuk Kaltim oleh pihak swasta pengelola kebersihan di komplek PT Pupuk Kaltim. Jumlah terowongan yang digunakan saat ini sekitar 35 unit dengan kapasitas per terowongan sekitar 300-400 kg kompos per sekali produksi (setiap 55-60 hari). Kompos yang dihasilkan digunakan sebagai penyubur (fertilizer) tanaman yang ada di Komplek PT Pupuk Kaltim.

C. DrainaseKondisi umum pembangunan drainase di Indonesia dapat diuraikan secara garis besar adalah sebagai berikut:1. Proporsi rumah tangga yang telah terlayani saluran drainase denan kondisi

baik/mengalir lancar mencapai 52,83%.2. Proporsi rumah tangga dengan kondisi saluran drainase mengalir lambat atau

tergenang mencapai 14,49%.3. Proporsi rumah tangga yang tidak memiliki saluran drainase 32,68%.a. Aspek Teknis

Tinjauan kondisi drainase studi di wilayah studi merupakan bagian dari proses penyusunan RPI2JM untuk komponen drainase. Dengan mengetahui kondisi sistem drainase makro maupun mikro yang ada di wilayah studi, maka akan dapat didefinisikan indikasi permasalahan yang ada secara lebih detail dan

Page 99: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-99

komprehensif, untuk selanjutnya dapat dirumuskan rencana penanganan yang sesuai dengan kondisi lapangan.1. Drainase Makro

Sistem drainase induk yang ada di Kota Bontang adalah sistem drainase alam, yaitu suatu sitem yang menggunakan sungai dan anak sungai sebagai sistem primer penerima air buangan dari saluran–saluran sekunder dan tersier yang ada. Keseluruhan sistem tersebut berfungsi untuk menyalurkan air hujan dan limbah rumah tangga. Sebagian dari saluran drainase sekunder yang ada juga menggunakan saluran irigasi sebagai saluran pembuangannya. Pada dasarnya terdapat 3 (sungai) sungai utama sebagai badan penerima air. Sungai utama dimaksud adalah Sungai Bontang, Sungai Guntung dan Sungai Nyerakat.

2. Drainase MikroDisamping sungai–sungai tersebut di atas, terdapat juga saluran – saluran pembuang dari pusat–pusat daerah tangkapan di dalam kota atau wilayah permukiman ke sungai dan atau anak sungai yang dikategorikan sebagai saluran sekunder atau primer. Drainase mikro berupa saluran – saluran pembuang dari suatu kawasan, dimana sistem yang ada masih menjadi satu antara pembuangan air hujan dengan limbah rumah tangga. Pada umumnya saluran drainase yang ada mengikuti alur jalan yang ada dan belum terbagi menurut hirarki sistem aliran maupun sistem blok pelayanan.Dari data yang ada pada Sistem Informasi Basis Data Drainase (SIBD) – Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) – Departemen Pekerjaan Umum, panjang drainase mikro di wilayah Kabupaten/Kota sepanjang ± 104 km, yang terdiri dari saluran primer sepanjang ± 34.3 km dan saluran sekunder ± 69.7 km. Type konstruksi saluran yang ada berupa saluran pasangan batu (terbuka dan tertutup), saluran beton serta saluran yang masih berupa galian tanah. Drainase mikro berupa saluran – saluran pembuang dari suatu kawasan, dimana sistem yang ada masih menjadi satu antara pembuangan air hujan dengan limbah rumah tangga. Pada umumnya saluran drainase yang ada mengikuti alur jalan yang ada dan belum terbagi menurut hirarki sistem aliran maupun sistem blok pelayanan.Secara umum jaringan drainase yang ada berupa saluran alami dan saluran buatan, baik saluran terbuka atau tertutup, saluran pasangan/beton

Page 100: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-100

maupun saluran galian tanah. Saluran drainase yang ada sebagian besar menjadi satu dengan saluran drainase jalan.

3. Drainase KotaSistem drainase kota yang ada di kota Bontang saat ini masih banyak yang belum optimal bahkan cenderung berubah fungsi. Drainase jalan yang harusnya hanya berfungsi atau di desain untuk menampung dan mengalirkan limpasan air hujan yang jatuh ke badan jalan tetapi juga berfungsi untuk menampung air buangan selain dari air hujan. Akibatnya kapasitas saluran tersebut tidak cukup sehingga meluap.Dari segi fisik prasarana yang ada sebagian besar saluran drainase kota berupa saluran dari pasangan batu, namun kondisi saat ini tidak sedikit dari daluran tersebut yang mengalami kerusakan. Sedimentasi di saluran drainase cukup besar baik itu berasal dari material tanah/pasir dan sampah baik organik maupun non organik. Dari hasil pengamatan di lapangan beberapa faktor yang menghambat kurang lancarnya aliran air di sistem drainase Kota Bontang disebabkan oleh: Kapasitas saluran dan gorong-gorong kurang memadai /besar Kemiringan dasar saluran yang terlalu landai Pendangkalan saluran akibat sedimen dan juga hambatan aliran oleh

sampah tingginya muka air di sungai utama dan anak-anak sungainya saat terjadi

banjir , menyebabkan aliran dari outlet drainase tidak dapat masuk ke sungai.

Tertutupnya sebagian lubang-lubang drainase jalan akibat proses pengaspalan sehingga menghambat aliran yang akan masuk ke saluran.

Penutupan bagian atas saluran secara permanen dengan sedikit man hole menyulitkan dalam pemeliharaan saluran.

Tabel 4.61Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase

No.

Nama Jalan/Lo

kasi Saluran

Dimensi Luas Catchment Area (Ha)

Konstruksi

Saluran

Kondisi

Pengadaan

Ket.

P( m )

L(m)

T(m)

Tahun

Sumber Dan

a

Jumlah

Biaya

Page 101: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-101

1 Saluran A 69.370 2 - 3 4 - 15

2 Saluran B 67.893 0,5 -1 0,6 -

1,53 Saluran C 39.38

10,3 - 0,4

0,25 - 0,5

4. Alur SungaiSalah satu penyebab banjir wilayah Kota Bontang adalah kurang lancarnya aliran di alur sungai utama yang disebabkan oleh penyempitan atau berkurangnya kapasitas alur sungai (sedimentasi, bangunan yang berada di alur sungai serta kondisi bangunan persilangan yang kurang memadai). Selain kondisi alur sungai juga kondisi beberapa lokasi yang sebelumnya merupakan tampungang sementara (retading basin) pada saat ini mengalami pendangkalan atau sudah berubah fungsi menjadi peruntukan lain (misal danau & depresi Kanaan, muara sunagi Guntung). Untuk bangunan persilangan seperti didekat jalan menuju Emplasemen PT. Badak LNG elevasi dasar bangunan persilangan (gorong-gorong) lebih tinggi dari elevasi dasar sungai di tempat tersebut. Yang semula sungai Bontang ditempat tersebut terdiri dari dua alur dengan dibangunnya bangunan persilangan sungai dan pengelakan sungai tersebut maka aliran sungai Bontang terkonsentrasi di satu alur (bagian utara). Hal ini juga terjadi pada bagian muara sungai Guntung dimana sungai Guntung yang semula memiliki hjarak yang relatif pendek sampai kelaut tetapi dengan dielakannya aliran kesudetan yang mempunyai jarak panjang sampai kelaut menyebabkan aliran lebih lambat sampai kelaut. Perubahan alur juga terjadi dengan dibuatnya Terusan Siagian yang tujuannya adalah untuk mengalirkan atau membagi sebagian beban sungai Bontang agar tidak terjadi banjir dibagian hilir. Saat ini kondisi terusan siagian tidak mampu mengalirkan debit yang direncanakan karena berkurangnya kapasitas akibat sedimentasi. Untuk sungai-sungai yang lain pada saat ini kondisinya masih relatif belum terganggu oleh kegiatan perkembangan kota.

5. Bangunan PersilanganBangunan persilangan baik berupa jembatan maupun gorong-gorong pada sungai yang tidak mengikuti rencana pengelolaan sungai dapat menghambat laju aliran. Pilar atau pondasi bangunan tersebut akan

Page 102: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-102

mepersempit alur yang ada sehingga terjadi pembendungan di lokasi tersebut.Berdasarkan hasil survei lapangan terhadap beberapa bangunan terutama jembatan dan gorong-gorong yang tidak sesuai dengan kondisi sungai tersebut sehingga mempengaruhi aliran sungai. Seperti jembatan sungai Bontang di Jl. Flores dimana terdapat reruntuhan dinding jembatan yang belum dibersihkan sehingga banyak sampah-sampah yang tertahan di bawah jembatan tersebut, jembatan Jl. Kanaan (sungai Bontang) dimana abutmen jembatan tersebut sudah banyak yang runtuh sehingga nampak tiang pancang yang berupa kayu ulin. Tiang pancang ulin ini sering dipenuhi oleh sampah-sampah yang tersangkut pada pancang ulin tersebut. Selain jembatan yang perlu diperhatikan adalah gorong-gorong, mengingat banyak gorong-gorong yang kapasitasnya sudah tidak sesuai lagi dengan debit air yang akan dilawatkan sehingga menimbulkan pembendungan di hulu gorong-gorong tersebut akibatnya air meluap dan menggenangi daerah sekitarnya. Sebagai contoh gorong-gorong saluran drainase di Jl. Kanaan, gorong-gorong anak sungai Bontang didekat Perum Disnaker, gorong-gorong sungai Belimbing di Jl. Pupuk Raya dan beberapa gorong-gorong lainnya yang perlu di tindak lanjuti.

6. Daerah DepresiKondisi Topografi yang cenderung berbukit dan banyak lembah memungkinkan terjadinya daerah rendah (deperesi) di beberapa tempat. Derah-daerah seperti ini biasanya rawan akan genangan terutama bila tidak didukung oleh sistem drainase yang baik. Di Kota Bontang terdapat beberapa lokasi yang merupakan daerah depresi sebagai contoh depresi Kanaan dan Tanjung Limau. Daerah tersebut selalu mengalami genangan baik akibat air hujan, pasang surut dan limpasan air dari daerah yang lebih tinggi dimana air tidak dapat keluar dengan segera karena kelandaian di daerah genangan tersebut sedemikian kecil sehingga kecepatan aliran air juga sangat kecil.Untuk depresi Tanjung Limau perlu penanganan khusus selain sudah padat permukiman penduduk, hampir setiap tahun (musim hujan ) selalu tergenang. Disamping itu sistem drainase di daerah ini belum optimal

Page 103: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-103

bahkan malah memberikan kontribusi penyebab terjadinya genangan akibat luapan.

KETERANGAN :

Batas Kota

Kota

Sungai

Jalan

KETERANGAN :

Batas Kelurahan

Bangunan

PEMBANTU KUASA PENGGUNA ANGGARAN

(SURYA HADIANSYAH, ST. MT)NIP. 550 011 656

KUASA PENGGUNA ANGGARAN / BARANGDPU DAN KIMPRASWIL PROPINSI KALTIM

BIDANG PENGAIRAN

(Ir. Hj. NANIEK SULISTYOWATI, MT)NIP. 550 009 116

0 1 2 3 4 5 Km

STUDI PENANGGULANGAN BANJIR DAN

PENYUSUNAN DED KOTA BONTANG

PT. INDRA KARYA (PERSERO) Cabang II Consulting Engineers

PETA GENANGAN BANJIR

DAS BONTANG

DIRENCANA

DIPERIKSA

NO. GAMBAR

PEMBANTU KUASA PENGGUNA ANGGARAN

(SURYA HADIANSYAH, ST. MT)NIP. 550 011 656

KUASA PENGGUNA ANGGARAN / BARANGDPU DAN KIMPRASWIL PROPINSI KALTIM

BIDANG PENGAIRAN

(Ir. Hj. NANIEK SULISTYOWATI, MT)NIP. 550 009 116

Genangan Banjir Kondisi Plan 01

Luas Genangan :

Batas DAS

Genangan Banjir Kondisi Plan 02

Genangan Banjir Exsisting

1. Genangan Exsisting

2. Genangan Kondisi Plan 01

3. Genangan Kondisi Plan 02

: 724.3 Ha

: 279.2 Ha

: 34.4 Ha

Zona Pasang Surut

Gambar 4.54 Peta Genangan Banjir Kota Bontang

b. Aspek Pendanaan Pembangunan drainase di Kota Bontang dibiayai melalui APBN, APBD Provinsi, APBD Kota dan swasta lewar CSR perusahaan. Untuk pemeliharaannya dilakukan melalui pendanaan APBD Kota dan partisipasi masyarakat.

c. Aspek Kelambagaan Pembahasan tentang kelembagaan ini membuat persyaratan–persyaratan dan kemungkinan-kemungkinan kelembagaan bagi implementasi penanganan banjir maupun untuk pengoperasian dan pemeliharaan sistem drainase. Perhatian khusus perlu ditujukan pada dimasukkannya inputan ini ke dalam rencana tata guna lahan secara resmi (yang merupakan alat efektif untuk penyediaan tanah bagi berbagai proyek drainase di masa depan dan juga untuk mencegah timbulnya masalah-masalah drainase di waktu-waktu mendatang) dan untuk pengeluaran ijin-ijin pembangunan.

Page 104: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-104

KEPALA DINAS

SEKRETARIATKELOMPOK JAFUNG

Jembatan

UPTD

SUBBAG. PERENC.

PROGRAM & KEUANGAN

SUBBAG. UMUM

BIDANGPENGAIRAN

SEKSIPERENC. TEKNIS &

EVALUASI

BIDANGBINA MARGA

SEKSIPEMBANGUNAN SDA

SEKSIPERENC. TEKNIS &

EVALUASISEKSI

PEMBANGUNAN JALAN DANJEMBATAN

BIDANGCIPTA KARYA

SEKSIPERUMAHAN & PERMUKIMAN

SEKSITATA BANGUNAN

Di Kota Bontang, organisasi pengelola drainase berada di Dinas Pekerjaan Umum bidang Cipta Karya dan Pengairan. Bidang Pengairan menangani drainase perkotaan secara umumnya dan Bidang Cipta Karya melalui Subbid. Perumahan dan Permukiman hanya menangani drainase lingkungan.

Gambar 4.55Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum

d. Peraturan PerundanganTugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum diatur di dalam Peraturan Walikota Bontang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum.

e. Aspek Peran Serta MasyarakatPartisipasi masyarakat merupakan bagian penting dari kegiatan pembangunan sistem drainase perkotaan. Peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan yang meliputi kesediaan masyarakat peduli dan menjaga aliran drainase, penerimaan masyarakat terhadap aturan terkait pengelolaan sistem drainase perkotaan, kegiatan-kegiatan apa yang telah dilakukan dalam mendorong peran serta masyarakat misalnya saja

Page 105: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-105

66,90%

17,80%

7,90%

7,40%Perpipaan PDAM

Perpipaan PT Badak & PKT

Perpipaan Swasta Perorangan

Lainnya (Sumur gali, tangki,dll)

kegiatan kampanye dan edukasi terkait pengelolaan sistem drainase perkotaan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat/swasta, maupun peran masyarakat dan swasta dalam pembangunan prasarana dan sarana drainase serta operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada.

D. Air BersihUntuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari masyarakat di Kota Bontang memperoleh air dari berbagai sumber baik dengan menggunakan sistem perpipaan maupun sistem non perpipaan. Sarana air bersih perpipaan diperoleh dari PDAM dan non PDAM yang dikelola oleh Perusahaan atau masyarakat. Sistem air minum non perpipaan menggunakan sumur gali, penangkap air hujan serta dari mobil tangki. Penggunaan penangkap air hujan sebagai sumber air bersih terutama dilakukan oleh masyarakat yang bermukim di wilayah kepulauan dimana sistem air bersih perpipaan atau sistem lain tidak memungkinkan. Prosentase penggunaan air bersih dari masing-masing jenis sumber dapat dilihat pada Tabel 4.62 berikut ini.

Tabel 4.62Pelayanan Air Bersih Penduduk Kota Bontang

No Jenis Pelayanan Jumlah SR 2014 % Keseluruhan

1 Perpipaan PDAM(*) 18.245 66,9 %2 Perpipaan PT Badak dan PKT(**) 4.867 17,8 %3 Perpipaan Swasta Perorangan (**) 2.153 7,8%4 Sumur gali, tangki, dll(***) 7,4%

Total 100Sumber: PDAM Kota Bontang, 2014(*) data per 31 Agustus 2014(**) diasumsikan jumlah tetap(***) pengambilan dari sumur, sungai dan perpipaan swasta perseorangan

Page 106: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-106

Gambar 4.56Pelayanan Air Bersih di Kota Bontang

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bontang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bontang No 6 Tahun 2001 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum. Dengan Berdirinya Kota Bontang sebagai daerah otonomi maka PDAM Bontang didirikan yang semula berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kutai Kertanegara Cabang Bontang yang kemudian berdiri sendiri sebagai PDAM Kota Bontang.

4.4.6 Perekonomian Hingga saat ini sector industri pengolahan migas masih merupakan andalan bagi pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bontang, dengan kontribusi sebesar 73,67% pada tahun 2014 dan laju pertumbuhan PDRB (dengan migas) 1,99% sedangkan tanpa migas sebesar -1,37%. Penurunan laju pertumbuhan PDRB (dengan migas) seiring dengan penurunan produksi gas yang diolah oleh PT Badak NGL. Sedangkan sektor ekonomi lainnya mengalami pertumbuhan diatas laju pertumbuhan agregat. Diantaranya adalah sektor Jasa Pendidikan sebesar 13,05%, sektor Pengadaan Listrik dan Gas 10,69%, Sektor Transportasi dan Pergudangan 3,94%, sektor Konstruksi 2,07%. Sementara itu sektor Pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami pertumbuhan sebesar 20,28%%. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bontang dari tahun ke tahun jika dilihat tanpa migas ternyata cukup berfluktuasi, dengan pertumbuhan 4,85% tahun 2011, 15,62% tahun 2012, 8,64% tahun 2013 dan 3,71% tahun 2014. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun sejumlah 163.651 jiwa, pendapatan perkapita atau pendapatan yang diterima penduduk Kota Bontang pada tahun 2013 sebesar Rp 350.119.768,27(dengan migas), sedangkan pendapatan perkapita tanpa migas pada tahun 2013 sebesar Rp 69.717.485,13 atau tumbuh sebesar 10,95% dari tahun sebelumnya.

Tabel 4.63

Page 107: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-107

Perkembangan PDRB Menurut Harga Berlaku, Harga Konstan Tahun 2000, Indeks Implisit dan Pertumbuhan Kota Bontang Dengan Migas 2010-2014

Tabel 4.64Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha di Kota Bontang

Tabel 4.65Perkembangan PDRB Menurut Harga Berlaku, Harga Konstan Tahun 2010, Indeks

Implisit dan Pertumbuhan Kota Bontang dengan Migas

Tabel 4.66

Page 108: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-108

Perkembangan PDRB Menurut Harga Berlaku, Harga Konstan Tahun 2010, Indeks Implisit dan Pertumbuhan Kota Bontang Tanpa Migas

4.5 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR4.5.1 Administrasi dan Geografi Kabupaten Kutai Timur secara geografis terletak pada 115º56’26” Bujur Barat 118º58’19” Bujur Timur dan 1º52’39” Lintang Utara 0º02’11” Lintang Selatan. Pada awal dibentuk, Kabupaten Kutai Timur terdiri dari 5 kecamatan namun berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 16 Tahun 1999, kecamatan di Kutai Timur dimekarkan menjadi 11 kecamatan dan pada Tahun 2005 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor 12 Tahun 2005 dimekarkan lagi menjadi 18 kecamatan.Batas-batas wilayah Kabupaten Kutai Timur secara administratif adalah:Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Talisayan dan Kecamatan Kelay

(Kabupaten Berau);Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Bontang Utara (Kota Bontang),

Kecamatan Marang Kayu dan Kecamatan Muara Karam(KabupatenKutai Kartanegara);

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi;Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Kembang Janggut dan Kecamatan

Tabang (Kabupaten Kutai Kartanegara).Secara administratif pemerintahan, saat ini Kabupaten Kutai Timur memiliki 18 wilayah kecamatan. Sebelum diresmikan menjadi kabupaten baru, Kabupaten Kutai Timur hanya memiliki 5 kecamatan yaitu Kecamatan Sangatta, Muara Bengkal, Muara Ancalong, Muara Wahau dan Sangkulirang. Untuk memudahkan koordinasi pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, Pemkab Kutai Timur dengan Perda

Page 109: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-109

Nomor 16 Tahun 2000 meresmikan 6 kecamatan baru, yaitu Kecamatan Busang, Telen, Kongbeng, Bengalon, Kaliorang, dan Sandaran (Gambar 2.1).Berdasarkan aspek geografis, wilayah kabupaten dengan Ibukota Sangatta ini mempunyai posisi yang strategis baik di tingkat Propinsi Kalimantan Timur maupun regional Kalimantan yang didasari pada beberapa hal yaitu :1. Terletak pada poros regional lintas trans Kalimantan yang menghubungkan

wilayahKalimantan Utara dengan jalur Kabupaten Nunukan – Malinau – Bulungan (Kota Tanjung Selor) – Berau (Kota Tanjung Redeb) ke kota Samarinda langsung ke Balikpapan serta ke Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat;

2. Terletak pada poros pertumbuhan kawasan ekonomi terpadu SASAMBA (Samarinda-Samboja-Balikpapan) dan kawasan segitiga pertumbuhan Bontang-Sangatta-Muara Wahau dan Sangkulirang;

3. Terletak di sepanjang Selat Makassar yang merupakan alur pelayaran nasional, regional dan internasional. Posisi strategis ini juga didukung dengan berbagai factor internal yang ada di Kabupaten Kutai Timur antara lain :a. Kekayaan sumberdaya alam yang sangat besar, meliputi sumberdaya alam

batubara, minyak bumi dan sumberdaya mineral industry (granit, pasir kuarsa, lempung, batu gamping, dsb);

b. Kekayaan sumberdaya kehutanan dan keanekaragaman hayati;Kekayaan sumberdaya kelautan (perikanan, dsb.) Kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi sumberdaya alam yang besar, baik berupa bahan tambang, hutan, pertanian dan lain-lain. Apabila sumberdaya alam tersebut tidak dikelola maka akan menimbulkan dampak buruk bagi kualitas lingkungan hidup.

Gambar 4.57 Peta Adminsitrasi Kabupaten Kutai Timur

Page 110: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-110

Kabupaten Kutai Timur memiliki luas wilayah 35.747,50 km2 atau 17% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Selanjutnya luas wilayah dapat dirinci menurut luas wilayah per kecamatan sebagai berikut:

Tabel 4.67 Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Kutai Timur

No Kecamatan Banyaknya Desa/ Kelurahan

LuasKm2 %

1 Muara Ancalong 8 2.739,30 7,662 Busang 6 3.721,62 10,413 Long Mesangat 7 526,98 1,474 Muara Wahau 9 5.724,32 16,015 Telen 7 3.129,61 8,756 Kongbeng 7 581,27 1,637 Muara Bengkal 7 1.522,80 4,268 Batu Ampar 6 204,50 0,579 Sangatta Utara 4 1.262,59 3,53

10 Bengalon 11 3.196,24 8,9411 Teluk Pandan 6 831,00 2,3212 Rantau Pulung 8 1.660,85 4,6513 Sangatta Selatan 4 143,82 0,4014 Kaliorang 7 3.322,58 9,2915 Sangkulirang 13 438,91 1,2516 Sandaran 7 3.419,30 9,5717 Kaubun 8 257,45 0,7218 Karangan 7 3.064,36 8,57

Page 111: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-111

No Kecamatan Banyaknya Desa/ Kelurahan

LuasKm2 %

Total 135 35.747,50 100,00Sumber : BAPPEDA Kabupaten Kutai Timur 2014

Berdasarkan Tabel 2.1. Kabupaten Kutai Timur memiliki 18 kecamatan yang terbentuk sejak 2005 yang terbagi dalam 135 desa. Kecamatan yang memiliki desa terbanyak adalah Kecamatan Sangkulirang sebanyak 15 desa, sedangkan yang memiliki desa paling sedikit adalah Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan yaitu masing-masing hanya 4 desa.

4.5.2 Kondisi Fisik DasarA. TopografiTopografi Kabupaten Kutai Timur bervariasi berupa dataran landai, bergelombang hingga berbukit-bukit dan pegunungan serta pantai dengan ketinggian tanah bervariasi antara 0 - 7 m hingga lebih dari 1000 meter dari permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kutai Timur mempunyai kelerengan diatas 15%, dengan total luas wilayah 2.516.233 Ha (76.37% dari total luas lahan). Wilayah dengan kelerengan di atas 40% mempunyai areal yang cukup luas, tersebar diseluruh wilayah, khususnya terkonsentrasi di bagian barat laut dengan ketinggian lebih 500 meter di atas permukaan laut. Wilayah dengan karakteristik topografi seperti ini termasuk dalam kategori lahan kritis yang sangat potensial mengalami degradasi lingkungan berupa erosi tanah.Wilayah dengan kelerengan dibawah 15% (< 2 s/d 15) merupakan Kawasan yang relatif datar dan landai, dengan luas 778.686 Ha (23,63%). Kawasan ini hanya terdapat di Kecamatan Sangatta, Muara Bengkal, Muara Ancalong dan sebagian Muara Wahau dan Sangkulirang. Daerah yang berbatasaan dengan Kabupaten Berau pada Kecamatan Sangkulirang, Muara Wahau dan Muara Ancalong merupakan daerah pegunungan kapur. Wilayah dengan daerah pegunungan dan perbukitan mempunyai areal paling luas yaitu 1.608.915 Ha dan 1.429.9222,5 Ha. Kondisi tofografi daratan ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 4.68 Kondisi Tofografi Daratan Kabupaten Kutai TimurNo Sistem

Lahan Deskripsi Umum Kemiringan

Luas (Ha)

1 Bakunan Lembah-lembah kecil diantara perbukitan < 2 15.717

Page 112: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-112

No Sistem Lahan Deskripsi Umum Kemiring

anLuas (Ha)

2 Gambut Rawa-rawa gambut yang dalam dengan permukaan umumnya lengkung < 2 31.199

3 Kajapah dataran lumpur didaerah pasang surut dibawah bakau dan nipah < 2 25.840

4 Klaru dataran banjir yang selalu tergenang < 2 16.8315 Sebangau Jalur kelokan sungai-sungai besar dengan

tanggul yang lebar < 2 14.1616 Kahayan Datarn pantai/sungai yang tergabung 2 s/d 8 19.0977 Kapor Dataran karst yang berombak

mengandung karst kecil-kecil 2 s/d 8 30.394

8 Lawangguang

dataran batuan berombak hingga bergelombang 2 s/d 8 434.835

9 Pakau teras-teras berpasir berombak 2 s/d 8 188.83410 Sungai

Medang Dataran vulkanik bergelombang 9 s/d 15 1.77811 Gunung Baju Dataran karst berbukit kecil 16 s/d 25 111.69112 Teweh Dataran batuan endapan berbukit kecil 16 s/d 25 809.91013 Beriwit Kuesta-kuesta bergunung batupasir

dengan arah lereng tertoreh 26 s/d 40 35.058

14 Tewai Baru dataran bukit kecil dengan punggung terjal sejajar 26 s/d 40 95.545

15 Maput Perbukitan batuan bukan endapan yang tidak simetris 41 s/d 60 530.667

16 Mantalat kelompok punggung panjang batuan endapan, dengan arah lereng 41 s/d 60 3.194

17 Pendereh Pegunungan batuan endapan yang tidak teratur 41 s/d 60 738.127

18 Bukit Pandan Kelompok punggung gunung batuan bukan endapan > 60 32.027

19 Batu Ajan Gunung-gunung apitertoreh dengan pola drainase radial > 60 2.604

20 Lohai Kelompok punggung gunung yang panjang dan sempit > 60 39.891

21 Okki punggung-punggung dan gunung karst yang curam > 60 117.519

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Kutai Timur 2012

Jumlah gunung yang terdapat di wilayah Kutai Timur sebanyak 9 buah. Gunung yang tertinggi adalah gunung menyapa dengan ketinggian mencapai 2000 m. Selain pergunungan dan perbukitan, wilayah ini juga memiliki dataran/landai seluas 536.212,5 Ha yang terdiri dari daratan, rawa dan perairan umum (sungai dan danau). Daerah Aliran Sungai (DAS) terdapat diseluruh kecamatan, sedangkan danau hanya di Kecamatan Muara Bengkal yaitu danau Ngayau dengan luas 1.900 Ha dan Danau Karang, dengan luas 750 Ha. Wilayah pantai berada disebelah timur Kabupaten, yang mempunyai ketinggian antara 0-7 m diatas permukaan laut. Kawasan pantai yang memilki potensi wisata bahari adalah Pantai Teluk Lombok

Page 113: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-113

dan Pantai Sekerat. Selama ini, wilayah Pantai Teluk Lombok dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai media perairan marikultur komoditi perikanan seperti tambak ikan dan udang, budidaya rumput laut dan budidaya ikan dalam karamba jaring apung (KJA).

Gambar 4.58 Peta Topografi Kabupaten Kutai Timur

B. KlimatologiKabupaten Kutai Timur beriklim hutan tropika humida dengan suhu udara rata-rata 260 C, dimana perbedaan suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 50 – 70 C. Curah hujan di Kabupaten Kutai Timur bervariasi mulai dari wilayah pantai hingga ke pedalaman yang semakin meningkat. Jumlah curah hujan rata-rata di wilayah kabupaten ini berkisar antara 2000 – 4000 mm/tahun, dengan jumlah hari hujan rata-rata adalah 130-150 hari/tahun. Temperatur rata-rata berkisar antara 260C dengan perbedaan antara siang dan malam antara 5 – 7 derajat celcius.

Tabel 4.69 Banyaknya curah hujan dan hari hujan menurut kecamatanKecamatan Januari Februari Maret April Mei Juni

HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MMMuara 15 295 14 285 15 288 14 374 13 18 18 244

Page 114: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-114

Kecamatan Januari Februari Maret April Mei JuniHH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM

Ancalong Busang 7 61 9 15 11 91 8 73 10 89 9 87Long Mesangat 18 903*

* 16 1198** 13 530** 16 1000*

* 17 1200** 16 1024*

*Muara Wahau 17 167 15 271 18 186 14 147 11 120 3 19Telen 10 123 13 236 23 224 12 97 13 207 9 170Kombeng 11 217 12 342 12 250 10 138 112 36 15 32Muara Bengkal 18 149 12 235 11 179 15 272 14 168 11 1024Batu Ampar 9 87 17 349 13 192 16 399 21 215 18 233Sangatta Utara 17 658 14 553 14 330 11 275 15 540 13 660Bengalon 12 529*

* 9 257 11 184 16 314 9 253 5 134Teluk Pandan 15 128 9 41 18 54 11 37 13 38 14 44Sangatta Selatan * * * * * * * * * * * *Rantau Pulung * * * * * * * * * * * *Sangkulirang 10 123 19 277 17 263 16 173 12 87 10 195Kaliorang 13 184 15 462 12 187 13 136 16 240 9 219Sandaran * * * * * * * * * * * *Kaubun 10 314 15 482 11 362 20 362 10 181 9 270Karangan * * * * * * * * * * * *Muara Ancalong 13 1338 8 12 12 122 14 296 18 332 21 354Busang 10 86 14 134 6 80 10 9 890 15 149Long Mesangat 9 465*

* 9 740** 17 1061** 14 1020** 16 1360*

* 23 1842**

Muara Wahau 12 50 14 82 8 56 21 102 20 211 25 235Telen 10 35 9 164 13 257 10 218 15 279 249 249Kombeng 10 35 9 740 7 55 10 214 14 339 23 465Muara Bengkal 9 137 8 127 11 130 13 236 13 238 16 376Batu Ampar 11 49 16 231 13 2235 15 255 21 1256 25 432Sangatta Utara 16 690 13 515 16 535 16 680 15 505 17 530Bengalon 12 144 16 146 10 199 10 328 14 441 22 527Teluk Pandan 15 40 15 38 15 40 17 34 14 29 14 38Sangatta Selatan * * * * * * * * * * * *Rantau Pulung * * * * * * * * * * * *Sangkulirang 14 163 8 158 10 213 13 171 10 134 18 190Kaliorang 13 212 12 149 4 110 10 162 11 160 19 179Sandaran * * * * * * * * * * * *Kaubun 11 175 9 227 10 382 12 364 12 25 11 336Karangan * * * * * * * * * * * *

Sumber : BPS Kutai Timur Tahun 2012

C. GeologiTingkat kemampuan tanah sangat bervariasi dari rendah sampai dengan tinggi, semakin banyak faktor penghambat yang dijumpai disuatu wilayah seperti lereng terjal, ketersediaan air kurang dan mudah terjadi erosi maka dapat dikatakan kemampuan tanah pada wilayah tersebut rendah. Jenis tanah di wilayah daratan Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh tanah podsolik merah kuning, latosol dan

Page 115: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-115

litosol. Jenis tanah lainnya adalah aluvial, organosol, latosol, podsol, dan podsolik merah kuning dengan tingkat kesuburan yang rendah.

Tabel 4.70 Penyebaran Fisiografi di Kabupaten Kutai TimurNo Fisiografi Luas (Ha)1 Dataran Alluvium 19.0972 Dataran 1.505.1763 Jalur Kelokan 14.1614 Lembah 12.3725 Rawa 138.9946 Rawa Pasang Surut 25.8407 Perbukitan 534.7658 Pegunungan 975.9389 Teras-teras 70.105

Sumber: Regional Physical Planning Project for Transmigration (RePPProT) in Indonesia

Jenis tanah di wilayah daratan Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh tanah Tropudults, Dystropepst, Troporthods, Tropudalfs, Eutropepts, Tropaquepts, dengan luas 2.722.003 ha (82,61%), sisanya adalah jenis Tropohemist, Tropofibrist, Placaquods, Tropopsamments, Dystropepts, Rendolls, Eutropepts, Tropofolist. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.71 Taksonomi Tanah Daratan Kabupaten Kutai TimurNo Taxonomi Tanah (USDA, 1975) Luas (ha) %1 Tropohemist, Tropofibrist 31.199 0,95 2 Sulfaquents, Hydraquents 25.840 0,78 3 Tropaquepts, Fluvasquents, Tropofluvents,

Tropohemist 65.806 2,00 4 Placaquods, Tropopsamments, Dystropepts 188.834 5,73 5 Tropudults, Dystropepst, Troporthods,

Tropudalfs, Eutropepts, Tropaquepts 2.722.003 82,61 6 Dystropepts, Paleudults, Tropudults 32.027 0,97 7 Rendolls, Eutropepts, Tropofolist 229.210 6,96

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Kutai Timur 2012

Secara geologi Kabupaten Kutai Timur hampir sebagian besar didominasi oleh Formasi Pemaluan yang tersebar di bagian tengah dan timur serta alluvium yang tersebar disepanjang pantai. Disamping itu terdapat pula kandungan batuan endapan tersier dan batuan endapan kwarter. Formasi batuan endapan terutama terdiri dari batuan kwarsa dan batuan liat. Berdasarkan aspek geologi, wilayah daratan Kabupaten Kutai Timur tersusun dari 21 jenis formasi. Dari luas daratan

Page 116: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-116

3.182.906,10, Formasi Maau (Maau Formation) yang merupakan dataran batuan endapan berbukit kecil dengan taxonomi tropudults, dystropepts adalah klasifikasi daratan terluas yaitu 597.022,51 ha (18,76%), dengan kemiringan 16%-25%. Formasi Young Volcanic Rocks merupakan jenis daratan dengan luas terkecil sekitar 287,25 ha. Disamping itu terdapat pula kandungan batuan endapan tersier dan batuan endapan kwarter. Formasi batuan endapan terutama terdiri dari batuan kwarsa dan batuan liat. Formasi Geologi Wilayah Daratan Kutai Timur ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 4.72 Formasi Geologi Wilayah Kabupaten Kutai TimurFormasi Geologi Luas (Ha) %

Alluvial Deposits 23.283,42 0,73Aluvial 218.367,68 6,86Atan Intrusives 4.888,45 0,15Balikpapan Formation 240.241,54 7,55Batu Ayau Formation 58.800,87 1,85Domaring Formation 62.419,95 1,96Golok Formation 140.430,93 4,41Haloq Sandstone 799,87 0,03Intrusive Rock 496,71 0,02Jurassic Ophiolite 17.786,30 0,56Kampungbaru Formation 11.411,83 0,36Karamuan Formation 4.899,32 0,15Karangan Formation 1.833,07 0,06Kedango Formation 2.016,58 0,06Kelai Granite 23.538,23 0,74Kelinjau Melange 102.326,10 3,21Kuaro Formation 5.952,98 0,19Lake Deposits 109.257,60 3,43Lebak Formation 138.445,76 4,35Maau Formation 597.022,51 18,76Maluwi Formation 100.495,84 3,16Mangkupa Formation 115.555,23 3,63Manumbar Formation 213.354,40 6,70Marah Formation 144.374,16 4,54Mentarang Formation 180.902,07 5,68Merah Formation 14.640,39 0,46Metulang Volcanics 19.324,09 0,61Palaubalang Formation 43.147,66 1,36Pamaluan Formation 132.670,23 4,17Sintang Intrusives 1.009,32 0,03Tabalar Formation 70.878,76 2,23Tanjung Formation 594,73 0,02Telen Formation 350.626,01 11,02Tendehhantu Formation 10.271,78 0,32Ujoh Bilang Formation 2.905,36 0,09Wahau Formation 17.649,11 0,55Young Volcanic Rocks 287,25 0,01

Page 117: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-117

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Kutai Timur 2012

D. HidrologiPotensi hidrologi cukup besar, terutama adanya aliran beberapa sungai antara lain Sungai Sangatta, Sungai Telen, Sungai Marah dan Sungai Wahau. Peranan sungai di daerah ini sangat penting, yaitu sebagai sarana transportasi air antara daerah pantai dengan daerah pedalaman, transportasi ke kota-kota besar lainnya dan sebagai sumber mata pencaharian untuk pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat setempat. Selain itu, air sungai dimanfaatkan sebagai sumber air minum juga dimanfaatkan untuk mandi dan mencuci serta irigasi bagi masyarakat setempat. Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai potensi sumberdaya alam yang melimpah baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui walaupun telah dilakukan eksploaitasi maupun baru tahap eksplorasi sehingga dalam kegiatan pengembangan wilayah pemanfaatan sumberdaya alam harus optimal terkendali.Wilayah perairan Kabupaten Kutai Timur berupa laut, sungai dan danau. Sungai yang ada tersebar di seluruh kecamatan, untuk sungai yang terpanjang adalah Sungai Kendang Kepala yang terletak pada di Kecamatan Muara Wahau dengan panjang 319 Km. Sedangkan untuk danau, hanya terdapat pada Kecamatan Muara Bengkal yaitu Danau Ngayau dan Danau Karangan.

Page 118: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-118

Gambar 4.59 Peta Hidrologi Kabupaten Kutai Timur4.5.3 KependudukanJumlah penduduk Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2010 adalah 245.817 jiwa dengan kepadatan penduduk 6,88 jiwa/Km2. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah Sangatta Utara sebesar 57.224 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah Busang yang hanya dihuni 2.307 jiwa. Berdasarkan tingkat kepadatan penduduk per luas wilayah (Km2), Kecamatan Sangatta Utara memiliki kepadatan tertinggi yaitu 57,71 jiwa/Km2, sedangkan Busang merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah karena hanya dihuni oleh 1,13 jiwa tiap luasan Km2. Penduduk Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2009 berjumlah 245.817 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 133.131 jiwa dan perempuan sebanyak 112.686 jiwa. Dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2009 yaitu sebesar 213.759 maka pada tahun 2010, penduduk Kabupaten Kutai Timur telah mengalami peningkatan sebesar 1,15 %.

Tabel 4.73 Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Kutai Timur

No. Kecamatan Laki-laki (jiwa)

Perempuan (jiwa)

Jumlah (jiwa)

1 Muara Ancalong 7757 7028 14785

Page 119: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-119

No. Kecamatan Laki-laki (jiwa)

Perempuan (jiwa)

Jumlah (jiwa)

2 Busang 2731 2381 51123 Telen 2684 2339 50234 Muara Wahau 10221 8373 185945 Kombeng 3734 3080 68146 Muara Bengkal 9981 8491 184727 Sangatta Utara 6985 6405 133908 Bengalon 2612 2353 49659 Kaliorang 46914 38356 85270

10 Sangkulirang 14689 12134 2682311 Sandaran 7745 6682 1442712 Sangatta Selatan 11586 9915 2150113 Teluk Pandan 4617 3895 389514 Rantau Pulung 10353 8769 1912215 Kaubun 5045 4407 945216 Long Mesangat 4174 3500 767417 Batu Ampar 6291 5080 1137118 Karangan 6185 4608 10793

Jumlah 164.304 137.796 302.100Sumber : BPS Kabupaten Kutai Timur, 2014

4.5.4 Transportasi Sistem transportasi yang memadai juga sangat berperan dalam pembangunan perekonomian suatu daerah/wilayah. Dengan sitem transportasi yang baik, maka kehidupan masyarakat akan berjalan dengan lancar. Hubungan antar wilayah pun juga akan menjadi lebih mudah sehingga roda perekonomian bisa berjalan dengan lancar. Sistem transportasi yang berada di wilayah Kabupaten Kutai Timur meliputi transportasi darat dan transportasi air. Beberapa wilayah/kecamatan di Kabupaten Kutai Timur yang menggunakan transportasi air (speed) antara lain Sangkulirang, Busang, Batu Ampar dan Sandaran. A. Jaringan Jalan

Prasarana jaringan jalan yang ada di Kabupaten Kutai Timur kondisinya terus mengalami perbaikan menuju kondisi jalanan yang lebih bagus dan memberi kenyamanan bagi para pemakai jalan sehingga diharapkan mampu menunjang kegiatan perekonomian masyarakat dan daerah. Prasarana jalan di Kabupaten Kutai Timur dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi jalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 120: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-120

Tabel 4.74 Panjang dan Kondisi Jalan i Kabupaten Kutai Timur Tahun 2010 – 2012

No Uraian Tahun (km)2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5)1 Kondisi Baik 539,29 222,92 315,002 Kondisi Ringan 210,00 358,93 217,003 Kondisi Rusak

Berat274,72 170,73 167,76

4 Total Jalan Kabuaten

1.024,10 1105,76 1105,76

Sumber: Dinas PU Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013

B. Jumlah Perkembangan KendaraanJumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di Kabupaten Kutai Timur terus mengalami peningkatan jumlahnya. Data selengkapnya mengenai peningkatan jumlah kendaraan bermotor ditampilkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.75 Jumlah Kendaraan dan Pertumbuhannya di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2010 – 2013

No Jenis Kendaraan

Tahun2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6)1 Sedan 90 107 109 116 2 Jeep 411 447 564 542 3 Mini Bus 3069 3825 4742 5194 4 Bus/Micro 157 178 220 184 5 Pick Up 1413 1729 2071 2141 6 Light Truck 502 6 0 0 7 Truck 619 1380 1813 1958 8 Sepeda Motor 32406 39571 45368 48128

J u m l a h 38667 47243 54887 58263 Pertumbuhan (%) 22,18 16,18 6,15

Sumber : Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013

Gambar 4.60 Jumlah Kendaraan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2011 – 2013

0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000

2010 2011 2012 2013

38.667 47.243

54.887 58.263

Page 121: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-121

Sumber: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013

C. Sarana dan Prasarana TransportasiSelain transportasi darat yang sering digunakan oleh kebanyakan masyarakat untuk aktivitas sehari-hari, sarana transportasi laut dan sungai pun cukup menjadi andalan bagi masyarakat. Adapun lokasi dermaga transportasi sungai di Kabupaten Kutai Timur menurut sumber dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Telematika Kabupaten Kutai Timur menyebutkan ada 2 (dua) nama pelabuhan yakni pelabuhan Muara Ancalong yang bangunannya sudah semi permanen dan Pelabuhan Muara Wahau yang bangunannya masih kayu. Sedangkan data sarana dan prasarana transporasi akan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.76 Sarana dan Prasarana Transportasi Di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2011 – 2012

No

Uraian Tahun

2011 2012(1) (2) (3) (4)

1 PERHUBUNGAN DARAT a Terminal 10 12 b Trayek Sangkulirang 14 12 c Trayek Wahau, Telen, Kongbeng 125 125 d Trayek Sangatta Utara 80 80 f Trayek Rantau Pulung 12 12 g Trayek Sangatta Selatan 10 10 h Dermaga Penyeberangan 1 1 i Dermaga Sungai 5 5 j Kapal Penyeberangan/LCT 2 5 k Kapal Nelayan 76 112 l Speed Boat 49 57

m Kapal Barang 13 23 n Ces 0 7

2 PERHUBUNGAN LAUT a Pelabuhan Laut 2 2 b Dermaga 11 13

3 PERHUBUNGAN UDARA Bandara Khusus 11 11

a Sangkimah (900 x 23 m)

Page 122: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-122

No

Uraian Tahun

2011 2012(1) (2) (3) (4)

b Tanjung Bara (800 x 18 m) c Muara Wahau/PT. Kiani Group

(700x 30 m) d Muara Wahau/PT. Avedego (700

x 200 m) e Sangkulirang/PT. Sangkulirang

(800 x 33 m) f Batu Ampar/PT. Kiani/GPI (600 x

18 m) g Muara Bengkal/PT. Kiani/GPI

(600 x 18 m) h Muara Ancalong /LG. Long Lees

(400 x 20 m) i Gemar Baru/MAF (440 x 20 m) j Muara Ancalong/PT. Pertamina

(450 x 18 m) k Miau Baru/MAF (520 x 17 m)

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikas dan Informatika Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013

4.5.5 Sarana dan PrasaranaA. Sistem Pengelolaan Air LimbahPengelolaan air limbah di Kabupaten Kutai Timur adalah dengan mengembangkan sistem pengolahan sesuai dengan karakteristik fisik dari setiap daerah pelayanan air limbah. Kawasan dengan kepadatan tinggi dimana pembuatan tangki septik tidak mungkin dilakukan, pengelolaan air limbah dengan mengggunakan sistem perpipaan konvensional.Penggunaan tangki septik komunal kawasan perkotaan dengan mempertimbangkan lokasi penempatannya, karena pembuatan tangki septik komunal relatif memerlukan lahan yang lebih luas jika dibandingkan dengan tangki septik individual. Selain itu penerapan tangki septik komunal hanya dilakukan pada lokasi pelayanan air limbah yang memiliki lahan yang memadai dengan kondisi muka air tanah aman artinya tidak dangkal, tidak berada pada lokasi banjir. Apabila lokasi pelayanan air limbah dengan kepadatan tinggi tidak memungkinkan untuk penerapan tangki septik komunal, maka sistem smal born sewer dan shellow sewer akan lebih baik diterapkan pada kondisi ini.

Page 123: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-123

Sistem pengelolaan limbah di Kabupaten Kutai Timur meliputi:1. Sistem pembuangan limbah domestik komunal dan Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL) domestic di Kota Sangatta dan Sangkulirang di Kecamatan Sangkulirang; dan

2. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).

B. Sistem Pengelolaan PersampahanPengelolaan persampahan di wilayah Kabupaten Kutai Timur saat ini ditangani oleh Dinas Kebersihan Kabupaten dan beberapa diantaranya dilakukan kerjasama dengan pihak swasta.

Sistem persampahan yang digunakan adalah sistem pengangkutan langsung dari bak sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di Rantau Pulung. Pengelolaan persampahan saat ini masih menggunakan sistem open dumping. Kapasitas lahan TPA akan berkurang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan aktifitas masyarakat untuk menghasilkan sampah. Guna memperpanjang waktu operasional TPA, perlu dilakukan pengurangan volume timbulan sampah dengan menerapkan cara pengelolaan sampah 3R (reuse, reduce, dan recycle).

Pengelolaan persampahan di Kabupaten Kutai TImur terdiri atas :

a. Pelayanan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Rantau Pulung Kecamatan Rantau Pulung dengan sistem sanitary landfill;

b. Pengolahan Sementara Terpadu (TPST) di Kota Sangatta, Sangkulirang di Kecamatan Sangkulirang, Muara Wahau di Kecamatan Muara Wahau, dan Muara Bengkal di Kecamatan Muara Bengkal;

c. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga melalui pengurangan sampah dan penanganan sampah;

d. Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud pada huruf c, yaitu dengan menerapkan konsep 3 R (reduce, reuse, recycle) meliputi kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan/atau pemanfaatan kembali sampah;

Page 124: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-124

e. Penanganan sampah sebagaimana dimaksud pada huruf c meliputi kegiatan pemilahan, pengumpulan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke TPST; dan

f. Penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) mengacu pada peraturan perundang-undangan yang terkait.

Menurut Kutai Timur Dalam Angka tahun 2014, jumlah timbulan sampah yang dihasilkan di daerah terpadat yaitu di Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan pada tahun 2013 adalah sebesar 270 m3/hari dan 100 m3/hari.

Tabel 4.77 Jumlah Timbulan Sampah di Kabupaten Kutai TimurNo Kecamatan Produksi Sampah (m3/hari)

2011 2012 20131 Sangatta Utara 195,7 250 2702 Sangatta Selatan 50 79 100

Sumber : kab. Kutai Timur Dalam Angka, 2014

Tabel 4.78 Banyaknya Jumlah Armada Truk Sampah di Kabupaten Kutai Timur

No Armada Jumlah Armada Unit / Buah 2011 2012 2013

1 Dump Truck 5 5 92 Amrol 1 3 33 Bak Kontainer 9 12 144 Tanki Air 1 1 15 Pick Up 2 3 36 Beco Loader 1 1 17 Roda Tiga 11 9 9

Jumlah 30 34 40Sumber : kab. Kutai Timur Dalam Angka, 2014

C. DrainaseSistem jaringan drainase pada wilayah perencaraan ada dua jenis, yaitu saluran drainase primer dan saluran drainase sekunder. Sistem saluran drainase primer meliputi seluruh sungai pada wilayah perencanaan yang tersebar di seluruh kecamatan. Mulai dari hulu sungai pada Kecamatan Muara Wahau, Busang dan Muara ancalong hingga ke seluruh sungai yang tersebar di wilayah perencanaan. Untuk sungai yang terpanjang terletak di Kecamatan Muara Wahau dengan panjang

Page 125: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-125

319 Km. Berikut adalah daftar saluran drainase primer (Sungai) di wilayah perencanaan.

Tabel 4.79 Sungai di Wilayah PerencanaanNo

Kecamatan Nama Sungai

Panjang

1 Muara Ancalong

Senyiur 66

Kelinjau 229Melan 51Tinjau 37

2 Bujang Long Juk *3 Telen Rantau 32

Telen 182Marah 49

4 Muara Wahau Kedang Rantau

132

Wahau 198Kedang Kepala

319

Jelai 38Bedat *

5 Kombeng Pantun *6 Muara

BengkalRantau 132

Ngayaou 101Beliwit 23Telaga 19

7 Sangatta Sangatta 92Santan 78Murung 2

8 Bengalon Bengalon 142Lembak 48Keraitan 22Sekurau *Beruang *Tepian Langsat

*

Mengkanying *Koran *Mangkupa *Aji *Benderang *Jele *Ma’au *Kudung *

9 Kaliorang Rapak 38Durian 38Kaliorang *

Page 126: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-126

No

Kecamatan Nama Sungai

Panjang

Selangkau *Golok *

10

Sangkulirang Karangan 66

Pelawan 52Ba’ay 52Binatang 38Bangka 23Mandu 22Perupuk *Peridan *Pengadan *Bilas *Bulan *

11

Sandaran Manubar 32

Marukangan 32Mengapah 28Bandang 52Sandaran *Susuk *Belidan *Kebuyahan *Landas *

Sumber : kab. Kutai Timur Dalam Angka, 2014Keterangan: * Data belum tersedia

Sedangkan untuk saluran drainase sekunder meliputi saluran drainase buatan yang bermuara pada saluran drainase primer atau saluran penghubung saluran drainase jalan dengan saluran primer. Untuk saat ini saluran drainase sekunder lebih banyak terdapat di perkotaan kecamatan, diantaranya yang terdapat di perkotaan Kecamatan Long Mesangat, Batu Ampar dan Kongbeng.

D. ListrikListrik merupakan salah satu penunjang pelaksanaan pembangunan di suatu daerah. Semakin bagus dan mudah masyarakat dalam menikmati pelayanan listrik akan menumbuhkan geliat ekonomi masyarakat sehingga secara tidak langsung akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi daerah. Secara umum pelayanan listrik di Kabupaten Kutai Timur sudah cukup memuaskan. Penyebaran dan pendistribusian aliran listrik sudah cukup dapat dirasakan oleh semua golongan masyarakat. Setiap tahun jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Kutai Timur mengalami peningkatan, demikian pula dengan jumlah daya tersambung. Berikut

Page 127: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-127

disajikan jumlah pelanggan listrik di kabupaten Kutai Timur menurut jenis pelanggan dan kecamatan pada tahun 2012.

Tabel 4.80 Banyaknya Pelanggan dan Tenaga Listrik yang Diproduksi Perusahaan Listrik Negara MISIP Sangatta Tahun 2012

No Tahun Banyaknya Produksi

Banyaknya Pelanggan

(1)

(2) (3) (4)

1 2010 71.941.750 15.310 2 2011 71.941.750 14.117 3 2012 74.791.140 13.378

Sumber: Kutai Timur Dalam Angka Tahun 2014

Jumlah pelanggan listrik untuk wilayah Sangatta pada tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 1932 pelanggan, dari 15.310 pelanggan tahun 2010 menjadi 13.378 pelanggan tahun 2013. Penurunan ini pelanggan diikuti pula dengan banyaknya produksi listrik. Sedangkan untuk banyaknya tenaga listrik yang terjual menurut wilayah (KWh) untuk tahun 2012 akan disajikan dalam tabel 7.3 berikut ini

Tabel 4.81 Banyaknya Tenaga Listrik yang Terjual Menurut Wilayah (KWh) di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2012No Wilayah Jumlah

(1)

(2) (3)

1 Ranting Sangatta 74.791.140 2 Sub Ranting Muara Wahau 3 Sub Ranting Sepaso 4 Sub Ranting Sangkulirang 5 ULD Pengadan 6 ULD Karangan Dalam

Jumlah 74.791.140 Sumber: Kutai Timur Dalam Angka Tahun 2014

E. TelekomunikasiDalam kehidupan masyarakat, kebutuhan akan media informasi menjadi mutlak diperlukan. Dengan adanya media informasi, maka berita/informasi dalam berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat akan dapat tersampaikan dengan cepat.

Page 128: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-128

Di ibukota Kabupaten Kutai Timur telah terpasang Sentral Telepon Otomat untuk melayani kebutuhan dasar telekomunikasi, bisnis dan aktifitas lainnya. Selain itu juga dapat dilakukan komunikasi jarak jauh dengan jaringan komunikasi selular: Telkomsel, Satelindo, Excelcom. Untuk wilayah perdesaan ketiga jenis jaringan telekomunikasi tersebut sebagian ada yang sudah beroperasi dan sebagian wilayah perdesaan lainnya sedang dalam taraf persiapan. Adapun jumlah menara telekomunikasi di Kutai Timur yang tercatat adalah sebanyak 118 menara, masing-masing 62 menara milik PT. Telekomunikasi Selular, 25 menara milik PT. XL Axiata Tbk dan 31 menara milik PT. Indosat Tbk.

Sarana telekomunikasi lainnya yang saat ini sudah ada di Kabupaten Kutai Timur, khususnya Sangatta berupa warung telekomunikasi dan kiospon, fasilitas Telepon Umum Kartu (TUK), fasilitas Telepon Umum Coin (TUC) yang tergabung dalam telpon bayar (Pay Phone).

F. Sarana PerekonomianBeberapa sarana yang menunjang perekonomian yaitu terdapatnya beberapa aktifitas ekonomi yang berada di wilayah perencanaan, dimana beberapa aktifitas ekonomi tersebut ditunjang oleh keberadaan pasar, minimarket, warung, toko dan lain sebagainya. Pada wilayah perencanaan, beberapa sarana ekonomi yang paling banyak terdapat yaitu warung dan toko kelontong. Untuk lebih jelasnya bias dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 4.82 Jumlah Sarana Perekonomian di Wilayah PerencanaanKecamatan Pasa

rMinimarket

Restoran

Warung

Toko Kelontong

Batu Ampar 1 10 78BengalonBusang 1 6 80Kaliorang 2 1 6 23KaranganKaubun 1 1 8 102Kongbeng 1 31 43Long Mesangat 1 26 56Muara Ancalong

1 17 52

Muara Bengkal 1 12 61Muara Wahau 1 7 47Rantau Pulung

Page 129: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-129

Kecamatan Pasar

Minimarket

Restoran

Warung

Toko Kelontong

Sandaran 2 11 26Sangatta Selatan

1 9 54 313

Sangatta UtaraSangkulirangTelen 42 63Teluk Pandan 1 278

Sumber : Kecamatan Dalam Angka,2014

G. Sarana KesehatanSarana kesehatan yang terdapat di wilayah perencanaan diantaranya berupa posyandu, puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan praktek dokter. Data mengenai sarana kesehatan yang berada pada wilayah perencanaan bias dilihat pada table berikut.

Tabel 4.83 Jumlah Sarana Kesehatan di Wilayah PerencanaanKecamatan Posyan

duRumah Sakit Bersalin

Poliklinik

Puskesmas

Puskesmas Pembantu

Puskesmas Keliling

Praktek Dokter

Batu Ampar

8 1 1 5 3

Bengalon 1 8Busang 1 3 6Kaliorang 7 1 3 1Karangan 2 1 4 1KaubunKongbeng 1 6Long Mesangat

1 4

Muara Ancalong

1 5

Muara Bengkal

1 5

Muara Wahau

2 7 2

Rantau Pulung

1 7

Sandaran 8 5 1 3Sangatta Selatan

1 1 1

Sangatta Utara

5 1 1 9

Sangkulirang

3 1 10

Telan 1 6 1Teluk Pandan

Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2014

Page 130: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-130

H. Sarana PeribadatanSarana peribadatan perencanan berupa masjid, mushola, gereja protestan, gereja katolik dan pura. Pada wilayah perencanaan sarana peribadatan yang paling dominan yaitu masjid / mushola hal ini dikarenakan mayoritas penduduk pada wilayah perenanan beragama islam, sehingga kebutuhan masjid cukup banyak pada wilayah perencanaan. Untuk lebih jelasnya bias dilihat pada table berikut.

Tabel 4.84 Jumlah Sarana Peribadatan di Wilayah PerencanaanKecamatan Masji

dLanggar

Mushola

Gereja Protestan

Gereja Katholik

Pura

Batu Ampar 7 2 3 3 1Bengalon 25 7 14Busang 7 5 7 5Kaliorang 28 26 3 5 3Karangan 8 12 2 2 3Kaubun 19 10 4 1Kongbeng 24 41 17 4Long Mesangat

13 1 5 3 1

Muara Ancalong

11 8 5 6 2

Muara Bengkal

8 9 1

Muara Wahau

13 37 5 3

Rantau Pulung

16 31 5 4 1

Sandaran 26 9 4 11Sangatta Selatan

15 11 3

Sangatta Utara

40 18 36 14 3

Sangkulirang

26 12 2 2

Telan 14 3 5 5Teluk Pandan

35 18 7

Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2014

4.5.6 Perekonomian Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi

Perkembangan perekonomian Kabupaten Kutai Timur tidak terlepas dari kontribusi sektor–sektor ekonomi yang mendukungnya. Sektor pertambangan dan penggalian terutama subsektor pertambangan non migas (batubara) masih merupakan

Page 131: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-131

pendukung utama perekonomian Kabupaten Kutai Timur. Dominasi subsektor ini ditandai dengan masih tingginya peranan pertambangan batubara tahun 2010-2012 antara 86,74% sampai 87,86% dari total PDRB Kabupaten Kutai Timur dengan Migas. Nilai PDRB Kabupaten Kutai Timur atas dasar harga berlaku dengan migas pada tahun 2010-2012 cenderung meningkat dari Rp.34.247.873,45 juta di tahun 2010 menjadi Rp 50.184.447,90 juta pada tahun 2012. Laju Pertumbuhan ekonomi dengan migas tahun 2010-2012 antara 9,33 sampai 12,68%, tanpa migas antara 9,80 sampai 12,81%, serta tanpa migas dan batubara antara 6,42 sampai 11,33%.

Tabel 4.85Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kutai

Timur Tahun 2010 – 2012

No UraianTahun

2010 2011 2012(1) (2) (3) (4) (5)

1 Dengan Migas (Juta Rp)Harga Berlaku 34.247.873,

45 45.748.619,6

6 50.184.447,

90 Harga Konstan 2000

2 Tanpa Migas (Juta Rp) Harga Berlaku Harga Konstan 2000 16.814.677,

68 18.759.584,1

0 21.163.592,

17 3 Tanpa Migas &

Batubara (Juta Rp) Harga Berlaku 4.769.080,56 5.553.647,49 6.390.800,63 Harga Konstan 2000 2.146.717,10 2.294.652,24 2.554.611,46

4 Laju Pertumbuhan (%) Dengan Migas 9,33 11,43 12,68 Tanpa Migas 9,80 11,57 12,81 Tanpa Migas & Batubara 6,42 6,89 11,33

Sumber: PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013

Struktur EkonomiBesarnya peranan suatu sektor terhadap sektor lainnya di Kabupaten Kutai Timur dapat dilihat dari distribusi persentase suatu sektor terhadap total seluruh sektor dalam membentuk PDRB Kutai Timur. Sektor yang kontribusinya cukup besar setelah sektor Pertambangan dan Penggalian adalah sektor Pertanian. Seiring

Page 132: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-132

dengan masih dominannya peran sektor Pertambangan dan Penggalian dalam beberapa tahun terakhir, peranan sektor ini relatif stabil antara 3,77% - 3,49%, sedangkan sumbangan sektor-sektor lainnya masih dibawah 4%.

Tabel 4.86PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2012

No Sektor Usaha2010 2011 2012 Rat

a-rata

Harga berlaku

(Juta Rp)%

Harga berlaku

(Juta Rp)%

Harga berlaku

(Juta Rp)%

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Pertanian 1.292.751,66

3,77

1.487.765,19

3,25

1.752.385,65

3,49

3,80

2 Pertambangan dan Penggalian

29.705.414,58

86,74

40.454.400,37

88,43

44.089.901,16

87,86

87,14

3Industri Pengolahan

95.255,08 0,28 104.040,34 0,2

3 112.805,68 0,22

0,25

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 32.177,87 0,0

9 36.308,16 0,08 40.490,51 0,0

8 0,0

9 5 Bangunan dan

Konstruksi 731.254,70 2,14 801.345,61 1,7

5 869.461,02 1,73

1,98

6Perdagangan, Hotel dan Restoran

1.213.959,58

3,54

1.577.186,40

3,45

1.727.152,66

3,44

3,46

7 Pengangkutan dan Komunikasi 597.836,41 1,7

5 651.635,19 1,42 849.551,09 1,6

9 1,8

0

8Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

289.273,69 0,84 324.151,08 0,7

1 332.176,37 0,66

0,73

9 Jasa jasa 289.949,88 0,85 311.778,32 0,6

8 410.523,76 0,83

0,75

Jumlah PDRB 34.247.873,

45 100,0

0 45.748.619,

66 100,0

0 50.184.447,

90 100,0

0 PDRB Tanpa Migas

33.495.735,77

44.900.228,87

49.223.005,18

PDRB Tanpa Migas dan Batubara

4.769.080,56

5.553.647,49

6.390.800,63

Sumber: PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013

Page 133: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-133

3,80%

,14%87

,25%0

,09%0

1,98% 3,46%

1,80%0,73% 0,75% Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan dan Konstruksi

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan Dan JasaPerusahaanJasa jasa

Gambar 4.61Rata-rata Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Migas

dan Batubara Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2012

Sumber: PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013

Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) berupa batubara, migas dan bahan tambang lainnya, akan tetapi komoditi-komoditi tersebut adalah komoditi SDA yang tidak dapat terbaharui (unrenewable). Perubahan yang terjadi pada komoditi tambang tersebut khususnya batubara baik pada produksi maupun harga, pasti berpengaruh terhadap besarnya sumbangan sektor-sektor lainnya seperti pertanian dan bangunan. Jika komoditi batubara dan migas ini dikeluarkan dari PDRB Kutai Timur maka peranan sektor-sektor lainnya akan lebih nyata terlihat pengaruh dan andilnya. Berdasarkan PDRB tanpa migas dan batubara tahun 2010-2012, sektor pertanian merupakan yang paling dominan dalam pembentukan PDRB dengan kontribusi antara 27,11% - 27,42%. Urutan terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan share antara 25,45% - 27,03%, kemudian disusul sektor bangunan sebesar antara 15,33% - 13,60%. Sedangkan sektor-sektor lainnya,

Page 134: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-134

dibawah 14%. Subsektor pekebunan merupakan penyumbang terbesar pada sektor pertanian dengan share antara 8,81% - 10,85%.

Tabel 4.87Kontribusi Sektoral Tanpa Migas dan Batubara

Tahun 2010 – 2012No Sektor Usaha 2010 2011 2012 Ratara

ta(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Pertanian 27,11 26,79 27,42 27,11 2 Pertambangan dan Penggalian 4,75 4,67 4,64 4,69 3 Industri Pengolahan 2,00 1,87 1,77 1,88 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,67 0,65 0,63 0,65 5 Bangunan dan Konstruksi 15,33 14,43 13,60 14,45 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 25,45 28,40 27,03 26,96 7 Pengangkutan dan Komunikasi 12,54 11,73 13,29 12,52 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa

Perusahaan 6,07 5,84 5,20 5,70 9 Jasa jasa 6,08 5,61 6,42 6,04

Jumlah (%) 100,00

100,00

100,00

100,00

Sumber: PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013

Gambar 4.62Rata-rata Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tanpa Migas

dan Batubara Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2012

Page 135: Bab 4 gambaran umum wilayah kabupaten kota 1

4-135

27,11%

,69%4

,88%1

,65%0

14,45%,96%26

,52%12

5,70%,04%6

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan dan Konstruksi

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan Dan JasaPerusahaanJasa jasa

Sumber: PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013, Data diolah