bab ii fisling klbb

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelembaban Udara Dalam kehidupan sehari hari kelembaban udara adalah sesuatu yang sangat pen karena ini akan sangat mempengaruhi temperatur. Dalam atmosfer (lau senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut kelembaban ( udara). Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur ud Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air dalam udara (Kartaspoe 1990). Kelembaban merupakan salah satu faktor ekologis yang mempengaruhi ak organisme seperti penyebaran, keragaman harian, keragaman vertikal dan hori Kelembaban udara ditentukan oleh !umlah uap air yang terkandung di dalam ud "otal massa uap air per satuan volume udara disebut sebagai kelembaban abso #erbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan vo udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik. $assa udara lembab adal massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk uap air. !ika air tidak diikutkan, maka disebut sebagai massa udara kering (Kartaspoetra, Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. %umlah uap air d udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian ke&il sa!a dari seluruh atmos hanya kira-kira ' dari !umlah massa. kan tetapi uap air ini merupakan kom udara yang sangat penting ditin!au dari segi &ua&a dan iklim (*ard!odinomo, ap air adalah suatu gas, yang tidak dapat dilihat, yang merupakan salah sa dari atmosfer. Kabut dan a an adalah titik air atau butir-butir air yang me di udara. Kabut melayang-layang dekat permukaan tanah, sedangkan a an melay layang di angkasa. /anyaknya uap air yang di kandung oleh ha a tergantung pada temperatur. $akin tingggi temperatur makin banyak uap air yang dapat dikand ha a (*ard!odinomo, 19+ ). Kelembaban udara pada ketinggian lebih dari ' m permukaan menun!ukkan perbedaan yang nyata antara malam dan siang lapisan udara yang lebih tinggi tersebut, pengaruh angin ter!adi lebih besa

Upload: tarii-ta

Post on 06-Oct-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kelembaban

TRANSCRIPT

BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Kelembaban UdaraDalam kehidupan sehari hari kelembaban udara adalah sesuatu yang sangat penting, karena ini akan sangat mempengaruhi temperatur. Dalam atmosfer (lautan udara) senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut kelembaban (lengas udara). Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara setempat. Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air dalam udara (Kartaspoetra, 1990). Kelembaban merupakan salah satu faktor ekologis yang mempengaruhi aktivitas organisme seperti penyebaran, keragaman harian, keragaman vertikal dan horizontal.Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara. Total massa uap air per satuan volume udara disebut sebagai kelembaban absolut. Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik. Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk uap air. jika massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagai massa udara kering (Kartaspoetra, 1990). Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer, yaitu hanya kira-kira 2% dari jumlah massa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim (Hardjodinomo, 1975).Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat dilihat, yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air yang melayang-layang di udara. Kabut melayang-layang dekat permukaan tanah, sedangkan awan melayang-layang di angkasa. Banyaknya uap air yang di kandung oleh hawa tergantung pada temperatur. Makin tingggi temperatur makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa (Hardjodinomo, 1975). Kelembaban udara pada ketinggian lebih dari 2 meter dari permukaan menunjukkan perbedaan yang nyata antara malam dan siang hari. Pada lapisan udara yang lebih tinggi tersebut, pengaruh angin terjadi lebih besar. Udara lembab dan udara kering dapat tercampur lebih cepat.Kelembaban udara adalah ukuran banyaknya uap air di udara. Walaupun uap air hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer, tetapi sangat berperan penting dalam kehidupan (Subagia, 2014). Perubahan-perubahan kadar uap air di atmosfer ini berdasarkan tempat dan waktu adalah penting, karena:

Jumlah uap air dalam suatu massa udara merupakan indikasi dari kapasitas potensial atmosfer untuk presipitasi (hujan).

Uap air yang mempunyai sifat menghisap radiasi bumi adalah pengatur kecepatan penghilangan panas dari bumi dan karenanya sangat berpengaruh terhadap suhu.

Lebih besar jumlah uap air, lebih besar jumlah energi untuk merubah bentuk benda, umpamanya dari uap menjadi cair, dari cair menjadi padat, dan seterusnya. Dengan demikian sifat termodinamika udara juga ditentukan oleh kandungan uap air di udara.

Kelembaban merupakan jumlah uap air di udara, sedangkan kelembaban mutlak adalah sejumlah uap air dalam udara yang dinyatakan sebagai berat air per satuan udara. Jumlah uap air yang tersimpan di udara dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan, sehingga kelembaban nisbi adalah persentase uap air yang sebenarnya ada dibandingkan dengan kejenuhan dibawah temperatur dan tekanan tertentu

Data klimatologi untuk kelembaban udara yang umum dilaporkan adalah kelembaban relatif (relative humidity). Kelembaban relatif adalah perbandingan antara tekanan uap air aktual (yang terukur) dengan tekanan uap air pada kondisi jenuh. Umumnya dinyatakan dalam persen:

Kelembaban relatif yang merupakan ukuran bagi kemampuan udara pada suhu yang ada untuk menyerap uap air lebih lanjut. Kelembaban relatif diukur dengan menghembuskan udara pada 2 buah termometer, salah satu diantaranya dibungkus dengan kain basah (bola basah) dan lainnya kering (bola kering), termometer tersebut dinamakan psychrometer. Faktor lain yang mempengaruhi evaporasi adalah kelembaban relatif udara. Jika kelembaban relatif naik maka kemampuan udara untuk menyerap air akan berkurang (Prasasti, 2005)2.2 Profil Kelembaban Udara

Proses perubahan air menjadi uap air disebut penguapan (vaporisasi atau evaporasi). Peristiwa penguapan dari tanaman disebut transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut evapotranspirasi. Faktor yang mempengaruhi evaporasi dan evapotranspirasi adalah suhu air, suhu udara (atmosfer), kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara, sinar matahari, dan lain-lain yang saling berhubungan (Subagia, 2014).Molekul-molekul air yang mempunyai energi kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya-gaya tarik yang cenderung untuk menahannya dalam badan air diproyeksikan melalui permukaan air. Oleh karena energi kinetik bertambah dan tegangan permukaan berkurang ketika temperatur naik, maka laju pernguapan naik menurut temperatur. Hampir semua uap di atmosfer adalah hasil penguapan dari permukaan air (Linley, 1989).

Fluktuasi kandungan uap air di udara lebih besar pada lapisan udara dekat permukaan dan semakin kecil dengan bertambahnya ketinggian. Hal ini terjadi karena uap air bersumber dari permukaan. Pada siang hari, kelembaban lebih tinggi pada udara dekat permukaan. Sebaliknya pada malam hari, kelembaban lebih rendah pada udara dekat permukaan. Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada siang hari disebabkan karena penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaan.

Proses ini berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi matahari selama siang hari tersebut. Pada malam hari, akan berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal dari udara. Oleh sebab itu, kandungan uap air di udara dekat permukaan tersebut akan berkurang (Subagia, 2014).

Kelembaban udara pada ketinggian lebih dari 2 meter dari permukaan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara malam dan siang. Pada lapisan udara yang lebih tinggi tersebut, pengaruh angin menjadi lebih besar. Udara lembab dan udara kering dapat tercampur lebih cepat.

2.3 Alat Pengukur Kelembaban Udara

Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer. Hygrometer adalah alat untuk mengukur kelembapan udara. Biasanya ditempatkan di dalam box penyimpanan barang yang memerlukan kelembapan yang terjaga seperti dry box penyimpanan kamera. Keadaan ini akan mencegah pertumbuhan jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut.

Pada reed case diatas, hygrometer yang digunakan mempunyai skala dari 0 hingga 100. Kelembaban ideal berada pada nilai 40 sampai 70. Hal-hal yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban dengan mempergunakan psychrometer ialah sifat peka, teliti dan cara membaca termometer, kecepatan udara melalui termometer bola basah ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain, letak bola kering atau bola basah, suhu dan murninya air yang dipakai untuk membasahi kain (Prasasti, 2005).

Hygrometer digunakan untuk mengukur kelembaban udara relatif (RH). Proses Pengukuran. Hygrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya (Prasasti, 2005).Alat yang baku dalam mengukur kelembaban udara adalah higrometer atau psikrometer yang diukur adalah kelembaban nisbi yang dinyatakan dalam persen dan suhu dari bola termometer kering dan termometer yang dibasahi.

Psikrometer merupakan sebuah alat penunjuk yang menggunakan 2 termometer yaitu termometer bebuli basah dan bebuli kering. Pada termometer bebuli basah, bebulinya ditutup dengan sumbu yang terbuat dari kain kasa. Jika termometer diangini atau diberi pengudaraan dengan kipas angin atau diputar-putar di udara, kecepatan terjadinya penguapan dari bebuli basah bergantung pada tingkat kelembaban udaranya. Jika udara jenuh atau kelembaban nisbinya 100%, maka tidak terjadi penguapan dari sumbu basah pada bebuli basah, dan pada termometer bebuli basah dan bebuli kering akan manunjukkan suhu yang sama. Untuk mendapatkan harga kelembaban nisbi, pengamat mengacu pada tabel psikrometer yang menghubungkan suhu udara dan penurunan bebuli basah dengan kelembaban nisbi (Rilatupa, 2008).

Alat yang juga sering digunakan untuk mengukur kelembaban udara adalah higrometer. Jenis pengindera ubah bentuk fisik digunakan pada kebanyakan higrometer cakra. Bahan yang digunakan sebagai pengindera pada higrometer modern yang digunakan sebagian besar stasiun cuaca adalah rambut manusia. Biasanya pengindera tersebut berbentuk seperti harpa yang terdiri atas banyak rambut, agar dapat menghasilkan cukup daya untuk menggerakan tuas yang menggerakkan pena pada diagram. Diagram dipasang pada silinder yang digerakkan oleh jam. Higrometer dan higrograf itu tidak setepat psikometri. Rambut bisa kotor dan akibatnya tanggapan terhadap kelembaban tidak dapat terus tetap. Agar dapat digunakan, diperlukan pembersihan dan peneraan ulang secara teratur. Pengukuran kelembaban udara atas perlu menggunakan penginderaan kelembaban yang dapat mempengaruhi isyarat radio (Linsley, 1989).

Pengukuran kelembaban udara secara otomatis dapat mencatat hasil yang diperoleh adalah termograf. Termograf merupakan gabungan atau campuran dari termograf dan higrograf/higrometer. Termograf adalah termometer yang dapat mencatat sendiri dengan hasil catatan berupa grafik/kurva yang disebut termogram. Instrumen pengukur suhu setiap saat secara kontinu suhu udara adalah termograf dengan sensor bimetal (bilogam). Suhu direkam selam 1x24 jam (harian) atau 7x24 jam (mingguan). Ketelitian data rekaman dikoreksi dengan termometer bola kering. Termohigrograf merupakan salah satu alat pengukur suhu pula (Linsley, 1989).