bab ii dokfer
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
1/25
BAB II
ANALISIS POSTMORTEM PADA KEMATIAN AKIBAT KERACUNAN
SIANIDA DALAM FORENSIK TOKSIKOLOGI
DITINJAU DARI KEDOKTERAN
2.1 Sianida
2.1.1 Definisi Sianida
Sianida adalah garam asam hydrocyanic dan merupakan salah satu
zat yang dikenal paling beracun, berefek cepat, dan mematikan yang
terdapat dalam berbagai bentuk. Sianida bisa menjadi gas yang tidak
berwarna, seperti hidrogen sianida (HCN atau cyanogen chloride (CNC!
atau dalam bentuk kristal yang larut dalam air seperti natrium sianida
(NaCN atau kalium sianida ("CN. Sianida mempunyai bau yang khas
berupa bau almond pahit tetapi hal ini tidak dapat dideteksi oleh beberapa
orang (#orron dan Stephen, $%%&.
Sianida di bidang manufaktur digunakan untuk membuat kertas,
tekstil, dan plastik. 'aram sianida digunakan oleh bidang metalurgi dalam
sejumlah proses kimia, termasuk electroplating, pengerasan besi dan baja,
membersihkan logam, dan mengeluarkan emas dari bijih. Sianida sediaan
gas digunakan untuk membasmi hama dan serangga hewan lainnya di
kapal dan gedunggedung (#orron dan Stephen, $%%&.
6
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
2/25
2.1.2 Sejaa! Pen""#naan Sianida
Sejak zaman )oma kuno, sianida dan turunannya merupakan zat
yang telah dipergunakan sebagai senjata. Nero menggunakan senjata yang
berisi sianida sebagai komponen utamanya untuk merancuni anggota
keluarganya. Napoleon *** mengusulkan pengunaan sianida untuk
meningkatkan efekti+itas prajuritnya (#asbeth, $%%.
-eskipun zatzat yang mengandung sianida telah digunakan
selama berabadabad sebagai racun, pada tahun /0$ sianida itu sendiri
baru diidentifikasi. 1ertama kali diisolasi dari senjata laurel cherry oleh
ahli kimia Swedia Scheele, dan pada tahun /02 menjadi korban pertama
dari racun ini yang bereaksi cepat dalam kerjanya, diikuti oleh Blakes
upaya mengetahui efeknya yang beracun (#hattacharya, $%%%.
Selama 1erang 3unia * pada akhir tahun 45 dan awal 42,
1erancis adalah satusatunya negara yang menggunakan sianida dan
turunannya, asam hydrocyanic. 6at ini dibuat dari penyulingan larutan
pekat potasium sianida dengan cairan asam sulfat. Namun penggunaanya
tidak menghasilkan efek yang diinginkan. Suatu gas yang sangat stabil dan
lebih ringan dari udara, asam hydrocyanic hanya berlangsung selama
beberapa menit di udara terbuka7 ini membuatnya sulit untuk mencapai
konsentrasi yang mematikan (#asbeth, $%%.
September 42, 1erancis mencoba membuat racun lain dengan
bahan dasar sianida yakni chloride cyanogens, yang lebih berat dan kurang
stabil daripada asam hydrocyanic dan memiliki efek kumulatif pada
7
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
3/25
korbannya. Cyanogens chloride diproduksi oleh klorinasi solusi potasium
sianida jenuh pada %%C (&$%8. 9oksisitasnya mirip dengan asam
hydrocyanic, tapi Cyanogens chloride lebih efektif pada konsentrasi
rendah. 1ada konsentrasi tinggi, Cyanogens chloride mampu membunuh
dengan cepat melumpuhkan sistem saraf pernapasan (#asbeth, $%%.
1ada saat yang bersamaan 1erancis meluncurkan Cyanogens
chloride, :ustria juga memperkenalkan gas beracun mereka sendiri yang
berasal dari potasium sianida dan bromida. Bromide cyanogens yang
dihasilkan sangat stabil, namun itu hanya seperempat dari volatile asam
hydrocyanic dan kurang toksik. Bromide cyanogens memiliki efek iritasi
kuat pada konjungti+a dan selaput lendir pada sistem pernapasan (#asbeth,
$%%.
Hidrogen sianida dengan nama 6yklon # digunakan sebagai agen
genosida oleh ;erman dalam 1erang 3unia **. Nazi menggunakan asam
untuk membasmi jutaan warga sipil dan tentara musuh di kamp. 6yklon #
adalah fumigant dan rodenticide (3ominick dan
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
4/25
gabungan sianida dosis rendah dengan bahan kimia membentuk
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
5/25
Sianida dioksidasi dalam tubuh menjadi sianat dan sulfosianat, atau
berikatan dengan endothelial-derived relaxing factor (>3)8 yang
merupakan asam nitrit, dan diekskresikan melalui urin (:lcorta dan 8acep,
$%%27 #asbeth, 44/.
Selain itu, berikatan dengan bahanbahan metal seperti emas,
molybdenum atau komponen organik seperti hidrokobalamin sangat efektif
mengeliminasi sianida dari dalam sel. :lbumin dapat merangsang kerja
enzim dengan menggunakan sulfur untuk mengikat sianida (:lcorta dan
8acep, $%%2.
2.1.) T*(sisi+as Sianida
9idak mudah menentukan dosis sianida yang mematikan untuk
manusia. -anusia yang mengalami keracunan sianida memiliki
kemungkinan angka kematian sebesar 45?. 3osis fatal pemakaian oral
potasium sianida ("CN sekitar 5%$5% mg dan hidrogen sianida (HCN
sekitar 2%4% mg serta menghirup HCN pada konsentrasi $/% ppm (sekitar
%.& mg HCN per liter. "onsentrasi siandia dalam darah $.5&.% @gAml
dapat menimbulkan henti napas dalam $ B &% menit setelah terpapar. Nilai
9!< (Threshold Limit alue untuk debu sianida adalah 5 gr per m&
(#hattacharya, $%%%7 #asbeth, 44/.
"adang korban keracunan CN melebihi takaran mematikan tetapi
tidak meninggal, hal ini disebabkan oleh toleransi indi+idual dengan daya
detoksifikasi tubuh berlebihan, dapat pula disebabkan oleh keadaan an
asiditas asam lambung, sehingga menyebabkan garam CN yang ditelan
10
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
6/25
tidak terurai menjadi HCN, keadaan ini dikenal sebagai imunitas )asputin.
9etapi sekarang hal ini telah dibantah, karena cukup dengan air saja dalam
lambung, garam CN sudah dapat terurai menjadi HCN. "emungkinan lain
adalah karena dalam penyimpanan sianida sudah berubah menjadi garam
karbonat NaCN udara Na$C=& NH& (#asbeth, 44/.
1engaruh toksikodinamik dapat ber+ariasi tergantung dari dosis,
rute dan waktu pemaparan, kecepatan distribusi, bentuk kimia sianida, dan
faktor lainnya termasuk jenis kelamin, umur, berat badan, tingkat stress,
dan kondisi fisik umum korban (#asbeth, $%%.
2.1., Geja-a K-inis Sianida
-anifestasi klinis keracunan sianida akut ber+ariasi baik dalam hal
waktu dan intensitas tergantung pada besarnya paparan. "eracunan yang
ditelan cepat menyebabkan kegagalan pernapasan dan kematian dapat
timbul dalam beberapa menit, gejala yang dikeluhkan berupa terasa
terbakar pada kerongkongan dan lidah, sesak napas, hipersali+asi, mual,
muntah, sakit kepala, +ertigo, fotofobia, tinnitus, pusing, dan kelelahan
(#asbeth, 44/.
-anifestasi klinis keracunan sianida kronik, korban tampak pucat,
berkeringat dingin, pusing, mual, sesak napas. "eracunan kronik CN dapat
menyebabkan goiter dan hipotiroid, akibat terbentuk sulfosianat (#asbeth,
44/.
9andatanda non spesifik lainnya seperti sakit kepala, pusing,
mual, muntah, delirium, koma, dan inkontinensia tinja dan urin. 3ispnea,
11
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
7/25
ketiadaan koordinasi gerakan, ketidakteraturan detak jantung, kejang
kejang, koma dan gagal napas dapat terjadi sehingga menimbulkan
kematian. Namun, tandatanda ini tidak spesifik untuk keracunan siandia
(#hattacharya, $%%%.
2.1. Pena+a-a(sanaan Kea/#nan Sianida
1rinsip utama dari terapi ini adalah mengeliminasi sumbersumber
yang terus menerus mengeluarkan racun sianida, perbaikan perfusi
jaringan merupakan tujuan utama dari terapi ini, yang sangat
mempengaruhi tingkat keberhasilan pemberian antidotum. 1ertolongan
terhadap korban keracunan sianida sangat tergantung dari tingkat dan
jumlah paparan dengan lamanya waktu paparan (#askin dan #rewer,
$%%7 C3C, $%%5.
1ada keracunan sianida yang ditelan, lakukan tindakan darurat
dengan pemberian inhalasi amilnitrit satu ampul (%.$ ml dalam waktu tiga
menit setiap lima menit. #erikan pernapasan buatan dengan oksigen
%%? untuk menjaga 1=$ dalam darah tetap tinggi, dapat juga dipakai
oksigen hiperbarik. )esusitasi mulutkemulut merupakan kontraindikasi.
1enggunaan oksigen hiperbarik untuk korban yang keracunan sianida
masih sering diterapkan. 1enambahan tingkat +entilasi oksigen ini akan
meningkatkan efek dari antidotum (#asbeth, 44/7 C3C, $%%5.
:ntidotum berupa Nanitrit &? *.< diberikan sesegera mungkin
dengan kecepatan $.55 ml per menit. 1emberian dihentikan bila tekanan
darah sistolik dibawah 0% mmHg. 1emberian nitrit akan mengubah Hb
12
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
8/25
menjadi metHb dan akan mengikat CN menjadi sianmet Hb. Salah satu
keterbatasan mengenai antidotum ini adalah hanya berdasarkan dari
ekperimen menggunakan hewan (#asbeth, 44/7 #askin dan #rewer,
$%%.
;umlah nitrit yang diberikan harus berdasarkan kadar Hb dan berat
badan korban. ;umlah Nanitrit cukup dengan mengubah $5? Hb menjadi
metHb. "adar metHb tidak boleh melebihi %? karena metHb akan
mengganggu pendistribusian =$. #ila kadar metHb melebihi %? berikan
reduktor, misalnya +itamin C inter+ena (#asbeth, 44/.
Ta&e- 2.1. 0aiasi +a(aan Nani+i+ dan Na+i*s#-fa+ den"an (ada &
Hemoglobin
(gA%%ml
9akaran :wal
NaN=$ (mgA"g
9akaran :wal
NaN=$ &?
(mlA"g
9akaran :wal Na
tiosulfat $5?
(mlA"g
/ 5.0 %.4 %.45
0 2.2 %.$$ .%
4 /.5 %.$5 .$5
% 0.& %.$/ .&5
4. %.&% .5%
$ % %.&& .25
& %.0 %.&2 .0%
.2 %.&0 .45
#ila tekanan darah turun karena pemberian nitrit, berikan %. mg
le+arterenol atau epinefrin *.
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
9/25
kobalt >39: adalah obat pilihan dengan takaran &%% mg *.< yang akan
mengubah CN menjadi kobaltsianida Co(CN2 yang larut dalam air
(#asbeth, 44/.
Selain nitrit, dapat juga diberikan metilen biru ? 5% ml *.<
sebagai antidotum. -etilen biru akan mengubah Hb menjadi metHb dan
akan tetapi hasil dari pembentukan ini masih belum diketahui. #ila korban
keracunan akut dapat dapat bertahan hidup selama empat jam maka
prognosisnya baik, umumnya diikuti dengan gejala sisa berupa kelainan
neurologik (#asbeth, 44/.
#ilas lambung dilakukan setelah pemberianan antidotum, bilas
lambung menggunakan Natiosulfat 5? dan sisakan $%% ml (% gr dalam
lambung. 3apat juga dengan "permanganat %.? atau H$=$ &? yang
diencerkan satu sampai lima kali, atau dengan dua sendok teh karbon aktif
atau universal antidote dalam satu gelas air dan kemudian kosongkan
lambung dengan jalan dimuntahkan atau bilas lambung (#asbeth, 44/.
:sidosis laktat yang berasal dari metabolism anaerob dapat diterapi
dengan memberikan sodium bikarbonat secara intra+ena dan bila penderita
gelisah dapat diberkan obat antikon+ulsan seperti diazepam. 1emberian
obat +asopressor seperti epinefrin bila timbul hipotensi yang tidak
memberi respon setelah diberikan terapi cairan. 1emberian obat
antiaritmia bila terjadi gangguan pada detak jantung (C3C, $%%5.
;ika terkena paparan sianida, segera menjauh dari tempat atau
sumber paparan, jika korban berada di dalam ruangan maka segera keluar.
14
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
10/25
;ika pakaian terpapar, cepat buka dan letakkan pakaian tersebut didalam
kantong plastik, ikat kuat dan rapat. ;auhkan dari jangkauan manusia
terutama anakanak. Segera cuci sisa sianida yang masih melekat pada
kulit dengan sabun dan air yang mengalir, berikan antidotum seperti
sodium nitrit dan sodium tiosulfat (C3C, $%%.
"esulitan dalam melakukan penelitian mengenai penggunaan
antidotum ini disebabkan karena kecilnya jumlah korban keracunan, fakta
bahwa kebanyakan korban keracunan harus mendapatkan terapi segera,
sulitnya untuk mendapatkan hasil analisis darah dan konsentrasi sianida
dalam jaringan, dan terbatasnya penelitian yang membandingkan dengan
penelitian yang dilakukan oleh hewan (#askin dan #rewer, $%%.
15
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
11/25
2.2 Pe%ei(saan Pen#njan" 3ada Ke%a+ian A(i&a+ Kea/#nan Sianida
1ada pemeriksaan funduskopi akan terlihat warna merah terang pada arteri
dan +ena retina karena rendahnya penghantaran oksigen ke jaringan. (#askin dan
#rewer, $%%.
3ari pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya penurunan tekanan
parsial oksigen (1=$ dengan adanya asidosis laktat. 1emeriksaan darah dan urin
sangat penting pada mereka yang sering terpapar agen ini. Selain itu juga,
pemeriksaan ini akan menentukan pemberian jenis terapi. "onsentrasi sianida
dalam darah sangat berhubungan dengan gejala klinis yang akan ditimbulkannya
(#askin dan #rewer, $%%.
"arena sel darah merah banyak mengandung sianida, maka pemeriksaan
seluruh komponen darah sangat diperlukan. Hal ini cukup sulit dilakukan karena
waktu paruh sianida yang pendek sehingga kandungan sianida dalam darah
dengan cepat berkurang. =leh sebab itu, faktor waktu dan kondisi tempat
penyimpanan sangat penting dalam menentukan hasil pemeriksaan (:lcorta dan
8aceps, $%%2.
2.$ O+*3si 3ada Ke%a+ian A(i&a+ Kea/#nan Sianida
:dapun para penolong dan petugas otopsi jenazah korban keracunan
sianida harus memakai alat perlindungan diri sehingga terhindar dari kontaminasi
sianida yang mudah menguap (Diguna, $%% antara lain dengan7
1 'unakan sarung tangan lateks, karena pada dasarnya semua cairan tubuh
dianggap dapat menularkan baik itu penyakit atau racun.
16
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
12/25
2 'unakan kacamata pelindung, karena mata termasuk port de entre +irus,
bakteri, dana tau zatzat beracun.$ 'unakan baju pelindung untuk mencegah terpaparnya cairan tubuh.
' 'unakan masker agar mencegah zat sianida terhirup oleh penolong.
) 'unakan masker resusitasi jantung untuk memberikan bantuan napas (untuk
pasien dalam keadaan gawat.
1ada pemeriksaan bagian luar jenazah dapat tercium bau amandel yang
patognomonik untuk keracunan sianida, dapat tercium dengan cara menekan dada
mayat sehingga akan keluar gas dari mulut dan hidung. #au tersebut harus cepat
dapat ditentukan karena indera penciuman kira cepat beradaptasi. Harus diingat
bahwa tidak semua orang dapat mencium bau sianida karena kemampuan untuk
mencium bau khas bersifat sex-linked trait (#asbeth, 44/.
Sianosis pada wajah dan bibir, busa keluar dari mulut, dan lebam mayat
berwarna merah terang karena darah +ena kaya akan oksiHb. 9etapi adapula yang
mengatakan karena terdapat Cyan-etHb. Darna lebam yang merah terang tidak
selalu ditemukan pada kasus keracunan sianida, ditemukan pula kasus kematian
akibat sianida dengan warna lebam mayat yang berwarna birukemeraha, li+id.
Hal ini tergantung pada keadaan dan derajat keracunan (#asbeth, 44/.
1ada pemeriksaan bedah jenazah, dapat tercium bau amandel yang khas
pada waktu membuka rongga dada, perut, dan otak serta lambung. 3arah otot dan
penampang organ tubuh dapat berwarna merah terang. Selanjutnya hanya
ditemukan tandatanda asfiksia pada organorgan tubuh (#asbeth, 44/.
1ada korban keracunan yang menelan garam alkali sianida, dapat
ditemukan kelainan pada mukosa lambung berupa korosi dan berwarna merah
kecoklatan karena terbentuk hematin alkali dan pada perabaan mukosa licin
17
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
13/25
seperti sabun. "orosi dapat mengakibatkan perforasi lambung yang dapat terjadi
antemortal atau postmortal (#asbeth, 44/.
2.' F*ensi( T*(si(*-*"i
2.'.1 Definisi F*ensi( T*(si(*-*"i
8orensik toksikologi adalah salah satu dari cabang ilmu forensik.
-enurut Saferstein yang dimaksud dengan !orensic Science adalah "the
application of science to law#, maka secara umum ilmu forensik dapat
dimengerti sebagai aplikasi atau pemanfaatan ilmu pengetahuan tertentu
untuk menegakkan hukum dan peradilan. *lmu toksikologi adalah ilmu
yang menelaah tentang kerja dan efek berbahaya zat kimia atau racun
terhadap mekanisme biologis suatu organisme. )acun itu sendiri
didefinisikan sebagai senyawa yang berpotensi memberikan efek yang
berbahaya terhadap organisme. Sifat racun dari suatu senyawa ditentukan
oleh7 dosis, konsentrasi racun di reseptor, sifat fisiko kimis toksikan
tersebut, kondisi bioorganisme atau sistem bioorganisme, paparan terhadap
organisme dan bentuk efek yang ditimbulkan (Dirasuta. -.:.', $%%0.
"erja utama dari forensik toksikologi adalah melakukan analisis
kualitatif maupun kuantitatif dari racun dan menerjemahkan temuan
analisisnya apakah ada atau tidaknya racun yang terlibat dalam tindak
kriminal yang dituduhkan sebagai bukti di pengadilan. Hasil analisis dan
interpretasi temuan analisis ini akan dimuat ke dalam suatu laporan yang
sesuai dengan hukum dan perundanganundangan. -enurut Hukum :cara
1idana ("EH:1, laporan ini dapat disebut dengan Surat "eterangan :hli
18
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
14/25
(saksi ahli atau Surat "eterangan sebagai bukti tindak kriminal di
peradilan. 8orensik toksikologi sendiri merupakan ilmu terapan yang
dalam praktisnya sangat didukung oleh berbagai bidang ilmu dasar lain,
seperti kimia analisis, biokimia, kimia instrumentasi, farmakologi
toksikologi, farmakokinetik, biotransformasi. -enurut "society of
forensic toxicologist, inc$ S%!T# :merika bidang kerja forensik
toksikologi meliputiF
• :nalisis dan e+aluasi racun penyebab kematian.
• :nalisis adaAtidaknya alkohol, obat terlarang di dalam cairan tubuh atau
napas.
• :nalisis obat terlarang dalam darah dan urin pada kasus
penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan obat terlarang lainnya
(Dirasuta. -.:.', $%%0.
9ujuan lain dari analisis ini adalah membuat suatu rekaan
rekonstruksi suatu peristiwa yang terjadi, sampai sejauh mana obat atau
racun tersebut dapat mengakibatkan perubahan fisiologis. 'ambaran kasus
kasus yang umumnya memerlukan pemeriksaan forensik toksikologi,
meliputi tiga kelompok besar yaituF
"ematian akibat keracunan, meliputiF kematian mendadak, kematian di
penjara, kematian pada kebakaran, dan kematian medis yang
disebabkan oleh efek samping obat atau kesalahan penanganan medis.
$ "ecelakaan fatal maupun tidak, yang dapat mengancam keselamatan
nyawa sendiri ataupun orang lain, yang umumnya diakibatkan oleh
19
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
15/25
pengaruh obatobatan, alkohol, atau pun narkoba.
& 1enyalahgunaan narkoba dan kasuskasus keracunan yang terkait
dengan akibat pemakaian obat, makanan, kosmetika, alat kesehatan,
dan bahan berbahaya kimia lain yang tidak memenuhi standar
kesehatan (kasuskasus forensik farmasi (Dirasuta. -.:.', $%%0.
2.'.2 Pinsi3 Dasa da-a% In4es+i"asi T*(si(*-*"i
3alam menentukan jenis zat toksis yang menyebabkan keracunan,
seringkali menjadi rumit karena adanya proses yang secara alamiah terjadi
dalam tubuh manusia. ;arang sekali suatu bahan kimia bertahan dalam
bentuk asalnya didalam tubuh. Saat bahan kimia memasuki tubuh maka
akan terjadi proses :3->, yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi. 6at toksik juga kemungkinan dapat mengalami pengenceran
dengan adanya proses penyebaran ke seluruh tubuh sehingga sulit untuk
terdeteksi. Dalaupun zat racun yang masuk dalam ukuran gram atau
milligram, sampel yang diin+estigasi dapat mengandung zat racun atau
biomarkernya dalam ukuran microgram atau nanogram, bahkan hingga
pikogram (#udiawan, $%%0.
1aracelsus (4&5 menyatakan bahwa "semua &at adalah
racun' tidak ada yang bukan racun$ (osis yang tepat membedakan suatu
racun dengan obat#. 9oksikan (zat toksik adalah bahan apapun yang
dapat memberikan efek yang berlawanan (merugikan. )acun merupakan
istilah untuk toksikan yang dalam jumlah sedikit (dosis rendah dapat
menyebabkan kematian atau penyakit (efek merugikan yang secara tiba
20
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
16/25
tiba. 6at toksik ini dapat berada dalam bentuk fisik (radiasi, kimiawi
(arsen, sianida maupun biologis (bisa ular. 6at ini terdapat dalam
beragam wujud (cair, padat, gas, dan beberapa diantaranya mudah
diidentifikasi dari gejala yang ditimbulkan selain itu banyak zat toksik
cenderung menyamarkan diri (#udiawan, $%%0.
1rinsip utama dalam toksikologi ialah hubungan dosis dengan
responAefek yang ditimbulkan. "ontak zat toksik (paparan terhadap
organismeAtubuh dapat melalui jalur tertelan (ingesti, terhirup (inhalasi
atau terabsorpsi melalui kulit. 6at toksik umumnya memasuki
organismeAtubuh dalam dosis tunggal dan besar (akut. :tau dosis rendah
namun terakumulasi hingga jangka waktu tertentu (kronis (#udiawan,
$%%0.
2.'.$ Bi*%a(e da-a% In4es+i"asi T*(si(*-*"i
Entuk menetapkan suatu paparan terhadap suatu zat toksik dapat
dilakukan analisis jaringan dan cairan tubuh (body fluids. Hal ini
ditujukan untuk mengukur kandungan dari zat tersebut, metabolit, atau
enzimenzim dan bahan atau respon biologis lainnya sebagai akibat dari
pengaruh zat toksik tersebut. 1enetapan zat sebagai petanda bio
(biomarker dengan cara demikian dikenal sebagai biomonitoring , dan
dapat memberikan suatu indikasi penyebabAsumber paparan dan dosis
internal dari suatu zat toksik (#udiawan, $%%0.
Biomonitoring merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya
paparan zat beracun dan berbahaya (toksikan. -erupakan kegiatan
21
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
17/25
pemantauan atau kajian terhadap zat di lingkungan atau terhadap
biomarker nya baik dalam jaringan (organ sel, sekreta, eksresi, udara
pernafasan atau kombinasinya dalam makhluk hidup. Sedangkan
biomarker itu sendiri didefinisikan sebagai suatu parameter yang dapat
dipakai untuk mengidentifikasi suatu efek racun dalam organisme.
Biomarker merupakan suatu senyawa spesifik yang digunakan sebagai
penanda terjadinya paparan bahanbahan toksik, baik pada tingkat
indi+idu, maupun pada populasi masyarakat. Senyawa spesifik tersebut
mampu menggambarkan jenis paparan (bahan kimia, status paparan,
mekanisme aksi suatu paparan dan perubahan biokimia (biomolekular
atau fisiologis atau perubahan lainnya yang dapat diukur (ditentukan serta
memprediksi risiko dampakApenyakit yang yang akan muncul (#udiawan,
$%%0.
#iomarker dari suatu paparan zat toksik dapat berupa zat toksik itu
sendiri, metabolit dari suatu bahan yang mengalami perubahan
(metabolism dalam tubuh (dalam darah, urin dan udara pernafan,
1roteinadduct, parameter sitogenik, atau enzim (#udiawan, $%%0.
2.'.' Me+*de Ana-isis 5a+ T*(si( Sianida9ujuan utama dari subbab ini untuk menjelaskan metode analisis
yang dapat digunakan untuk mendeteksi, mengukur dan memonitori zat
sianida, dan biomarker lainnya yang terpapar dan berefek terhadap sianida.
-anusia dapat terkena sianida dari makanan, industri, lingkungan,
dan lainnya sumber. Setelah penyerapan, sianida cepat didistribusikan
dalam tubuh melalui darah. #eberapa metode yang umum tersedia untuk
22
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
18/25
menentukan sianida media biologi dilaporkan dalam table berikut ini F
(#allantyne 40&c, 40/a.
Ta&e-. 2.2 Me+*de Ana-isis Sianida Bedasa(an Sa%3e- Bi*-*"is
23
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
19/25
24
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
20/25
1enentuan sianida dalam cairan tubuh memerlukan pemisahan
sianida dari tiosianat, biasanya dengan distilasi dari sianida atau
microdiffusion menjadi solusi absorber . Sianida diukur spektrofotometri
setelah reaksi kolorimetri melibatkan ion sianida dan chloramines9
ditambah piridinpyrazolone, pbenzoGuinon, atau pfenilena diamina
(lihat 9abel /. #atas deteksi terrendah untuk rentang pertengahan ppb
(mg A ! (Cruz!andeira et al $%%%7. 'anjeloo et al 40%7. !aforge et al
44..
9eknik ini memakan waktu, dan beberapa kurang spesifik atau
sensiti+itas. Sianida dalam darah hampir secara eksklusif lokal ke
eritrosit, sedangkan tiosianat terbatas pada plasma (!undGuist dan Sorbo
4047 dengan demikian, beberapa peneliti merekomendasikan analisis
eritrosit (-c-illan dan S+oboda40$7 Sano et al. 44$.
#eberapa gangguan dapat dikurangi. -isalnya, natrium tiosulfat,
sebuah antagonis sianida umum yang bertindak sebagai gangguan, dapat
dihilangkan dengan menggunakan larutan buffer di pH 5,$ sebagai agen
acidifying untuk sianida microdiffusion (Syl+ester et al 40$7. Day 40.
"adar serum tiosianat biasanya ditentukan secara spektrofotometri
setelah reaksi kolorimetri dari tiosianat dengan nitrat besi atau asam
barbiturat dan piridin (!i et al 44&7. =lea et al 44$.. *on kromatografi
resin pertukaran telah digunakan untuk mengisolasi tiosianat dari serum
(=lea et al. 44$. #atas deteksi berada dalam kisaran ppb (!i et al 44&7.
=lea et al 44$.. 1emulihan dan presisi, di mana dilaporkan, baik
25
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
21/25
(reco+ery 4%?7 presisi I5? )S3 (. !i et al 44&. -etode yang
tersedia untuk mengukur tiosianat dalam air liur dengan kromatografi cair
kinerja tinggi (H1!C (!iu dan Jun 44& dan di air liur dan darah
spektrofotometri (9ominaga et al 447.. Jamanaka et al 44. 1ada tabel
$.& berisi metode analisis perwakilan untuk menentukan tiosianat dalam
matriks biologi.
Ta&e-. 2.$ Me+*de Ana-isis Penen+#an Ti*sana+ da-a% Ma+i6 Bi*-*"i
26
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
22/25
Selain tiosianat, sianida metabolit lain, asam $aminothiazole
karboksilat (:9C:, adalah digunakan sebagai biomarker dari paparan
sianida. biomarker ini terbentuk melalui reaksi sianida dengan lsistin dan
rekening untuk $%? dari metabolisme sianida dalam tubuh manusia
(!ogue et al.$%%5. 9idak seperti sianida, :9C: stabil selama berbulan
bulan dalam sampel biologis disimpan pada pembekuan atau ambien
suhu. :9C: adalah mudah pulih dari plasma atau urin dengan terlebih
dahulu acidifying sampel dan kemudian mengekstraksi senyawa untuk
campuran, kolom tukar kation.
:C9: dielusi dari kolom dan dikon+ersi ke turunan trimethylsilyl
melalui reaksi dengan &%? NmetilNtrimethylsilyl trifluoroasetamida
(#S98: dalam heksana sebelum analisis dengan kromatografi gas A
spektrometer massa ('CA-S. -etode uji menyediakan untuk batas
deteksi yang baik ($5 ng A m! dan pemulihan (%%? dari plasma dan
0? dari urin.
2.'.) In+e3e+asi Te%#an Ana-isis
9emuan analisis sendiri tidak mempunyai makna yang berarti jika
tidak dijelaskan makna dari temuan tersebut. Seorang toksikolog forensik
berkewajiban menerjemahkan temuan terebut berdasarkan kepakarannya
ke dalam suatu kalimat atau laporan, yang dapat menjelaskan atau mampu
menjawab pertanyaan yang muncul berkaitan dengan permasalahanAkasus
yang ditujukan (Dirasuta. -.:.', $%%0.
27
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
23/25
9erdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh toksikologi
forensik dalam melakukan analisisF (Dirasuta. -.:.', $%%0
a Senyawa apa yang terlibat dalam tindak kriminal tersebut (senyawa
apa yang menyebabkan keracunanK
b #erapa besar dosisnyaK
c >fek apa yang ditimbulkanK
d "apan tubuh korban terpapar oleh senyawa tersebutK
1ertanyaanpertanyaan tersebut dapat terungkap dari hasil analisis
toksikologi dan didukung oleh penguasaan ilmu pendukung lainnya seperti
farmakologi dan toksikologi, biotransformasi, dan farmakokinetik
(Dirasuta. -.:.', $%%0.
3ata temuan hasil uji penapisan dapat dijadikan petunjuk bukan
untuk menarik kesimpulan bahwa seseorang telah terpapar atau
menggunakan senyawa tersebut. Sedangkan hasil uji pemastian
(confirmatory test dapat dijadikan dasar untuk memastikan atau menarik
kesimpulan apakah seseorang telah menggunakan obat terlarang yang
dituduhkan. 1ertanyaan ini terdengar sangatlah mudah, namun pada
praktisnya banyak faktor yang mempengaruhi (Dirasuta. -.:.', $%%0.
1ada interpretasi hasil analisis kasus kematian, seorang toksikolog
forensik harus mampu menjawab pertanyaan spesifik, sepertiF rute
pemakaian toksikan, apakah konsentrasi toksikan yang ditetapkan cukup
sebagai penyebab kematian atau penyebab keracunan. 1enetapan rute
pemakaian biasanya diperoleh dari analisis berbagai spesimen, dimana
28
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
24/25
pada umumnya konsentrasi toksikan yang lebih tinggi ditemukan di daerah
rute pemakaian. (Dirasuta. -.:.', $%%0.
3itemukannya toksikan dalam konsentrasi yang cukup tinggi baik
di saluran pencernaan maupun di darah, dapat dijadikan cukup bukti untuk
menyatakan toksikan tersebut sebagai penyebab kematian. Seorang
toksikolog forensik dituntut juga dapat menerangkan absorpsi toksikan dan
transportasiAdistribusi melalui sirkulasi sistemik menuju organjaringan
sampai dapat menimbulkan efek yang fatal. *nterpretasi ini diturunkan dari
data konsentrasi toksikan baik di darah maupun di jaringan (Dirasuta.
-.:.', $%%0.
Hasil analisis urin biasanya kurang berarti dalam menentukan efek
toksikApsikologi dari suatu toksikan. Secara umum hasil analisis urin
menyatakan adanya paparan toksikan sebelum kematian. 3ari jumlah
+olume urin dan konsentrasi jumlah toksikan dan metabolitnya di dalam
kantung kemih, dengan berdasarkan data laju eksresi toksikan dan
metabolitnya, maka dimungkinkan untuk menurunkan informasi lamanya
waktu paparan telah terjadi sebelum kematian (Dirasuta. -.:.', $%%0.
*nterpretasi tingkat konsentrasi dalam darah dan jaringan dapat
dibagi menjadi tiga kategori7 normal atau terpaeutik, toksik, dan lethal.
9ingkat konsentrasi normal dinyatakan sebagai keadaan dimana tidak
menimbulkan efek toksik pada organisme. 9ingkat konsentrasi toksik
berhubungan dengan gejala membahayakan nyawa, seperti7 koma, kejang
kejang, kerukan hati dan ginjal. 9ingkat konsentrasi kematian dinyatakan
29
-
8/19/2019 BAB II Dokfer
25/25
sebagai konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian, contoh7 sianida
pada konsentrasi yang tinggi (%,/ B $,$$ mgA! diketemukan pada
kematian akibat keracunan sianida, dinyatakan sebagai penyebab
keracunan. Sedangkan pada konsentrasi yang sangat kecil (%,%% mgA!
pada orang sehat dan %,%%2 mgA! pada perokok, sianida juga berperan
dalam pembentukan +itamin #$. 3alam jumlah kecil sianida juga
diabsorpsi selama merokok. =leh sebab itu mendeteksi sianida didarah
pada tingkat dibawah konsentrasi toksik masih dapat ditolerir sebagai
tanpa efek toksik (Dirasuta. -.:.', $%%0.
8aktorfaktor yang mempengaruhi respon indi+idu terhadap tingkat
konsentrasi toksik (seperti7 usia, jenis kelaminAstatus hormonal, berat
badan, status nutrisi, genetic, status imunologi, kelainan patologik dan
penyakit bawaan, kelainan fungsi organ, sifat farmakokinetik dari
toksikan seharusnya juga dipertimbangkan dalam menginterpretasikan
hasil analisis, yang bertujuan mencari faktor penyebab keracunan. 8aktor
lain yang juga harus mendapat perhatian adalah fenomena farmakologi
seperti toleransi. 9oleransi adalah suatu keadaan menurunnya respon tubuh
terhadap toksikan sebagai hasil paparan yang berulang sebelumnya,
biasanya dalam waktu yang lama. 1enurunan respon dapat diakibatkan
oleh adaptasi selular pada suatu konsentrasi toksikan, yang dapat berakibat
pada penekanan efek farmakologis yang diinginkan (Dirasuta. -.:.',
$%%0.