bab ii business - perpustakaan digital itb - … ii business plan 2.1. executive summary perusahaan...

22
BAB II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas daerah Manado. Produk yang dibuat adalah Abon Roa dan Abon Cakalang. Perusahaan Mega Jaya Makmur adalah perusahaan baru yang sangat menjanjikan peluang yang masih terbuka untuk pengembangan dan investasi. Target pasar produk adalah penduduk lokal, turis domestik dan mancanegara, dan untuk waktu mendatang perusahaan merencanakan menjual ke pasar internasional. Strategi pemasaran awal adalah menjual produk di toko oleholeh/souvenir kota Manado, serta membuka outlet di bandar udara internasional Sam Ratulangi Manado. Pertimbangan keuangan perusahaan dengan perhitungan NPV 3 tahun sebesar Rp 121.982.704,dengan investasi awal sebesar Rp 96.000.000,bisnis ini sangat menjanjikan. Payback period dalam 17 bulan. Adanya hutang awal yang ringan berupa kendaraan operasional mobil box Suzuki Carry tahun 2003 senilai Rp 55.000.000,. Dalam 1,5 tahun pertama pengembalian modal investasi dan hutang dapat dilakukan. Dari perhitungan finansial didapatkan laporan keuangan yang positif, laba rugi 3 tahun pertama yang baik dan IRR sebesar 48,29%. Menjadikan bisnis ini sangat layak diperhitungkan bahkan dengan asumsi penjualan yang minimum.

Upload: hoangnhi

Post on 20-May-2018

230 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

BAB  II   BUSINESS PLAN 

 

2.1.  Executive Summary 

Perusahaan  mengembangkan  bisnis  baru  dengan 

mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas daerah Manado. 

Produk yang dibuat adalah Abon Roa dan Abon Cakalang. 

Perusahaan Mega  Jaya Makmur  adalah  perusahaan  baru 

yang  sangat  menjanjikan  peluang  yang  masih  terbuka  untuk 

pengembangan dan investasi. 

Target  pasar  produk  adalah  penduduk  lokal,  turis 

domestik  dan  mancanegara,  dan  untuk  waktu  mendatang 

perusahaan merencanakan menjual ke pasar internasional. Strategi 

pemasaran awal adalah menjual produk di toko oleh‐oleh/souvenir  

kota Manado, serta membuka outlet di bandar udara internasional 

Sam Ratulangi Manado. 

Pertimbangan  keuangan  perusahaan dengan  perhitungan 

NPV  3  tahun  sebesar  Rp  121.982.704,‐  dengan  investasi  awal 

sebesar  Rp  96.000.000,‐  bisnis  ini  sangat  menjanjikan.  Payback 

period dalam 17 bulan. Adanya hutang awal yang  ringan berupa 

kendaraan operasional mobil box Suzuki Carry  tahun 2003 senilai 

Rp  55.000.000,‐.  Dalam  1,5  tahun  pertama  pengembalian  modal 

investasi dan hutang dapat dilakukan. Dari perhitungan  finansial 

didapatkan  laporan  keuangan  yang  positif,  laba  rugi  3  tahun 

pertama yang baik dan  IRR sebesar 48,29%. Menjadikan bisnis  ini 

sangat  layak  diperhitungkan  bahkan  dengan  asumsi  penjualan 

yang minimum. 

Page 2: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

5

2.2. Perusahaan 

Perusahaan Mega  Jaya Makmur  adalah  perusahaan  baru 

yang  sangat  menjanjikan  peluang  yang  masih  terbuka  untuk 

pengembangan bisnis dan investasi. 

2.2.1. Profil Perusahaan 

Perusahaan Mega  Jaya Makmur  adalah perusahaan  yang 

bergerak di bidang makanan. Perusahaan memproduksi makanan 

khas daerah Manado yakni Abon Roa dan Abon Cakalang  serta 

menjual  dan  memasarkannya.  Perusahaan  ini  akan  terus 

memperluas pasar dengan mendistribusikan produk ke kota‐kota 

lain  dan  juga  akan  terus meningkatkan mutu  produk  sehingga 

pada akhirnya dapat eksport dan merambah pasar internasional. 

Perusahaan merencanakan mengembangkan dan membuat 

produk baru yang akan menambah line produksi dan keragaman 

produknya.  Home  industry  ini  dimulai  dengan  tenaga  kerja 

minimal  hanya  dengan  3  orang  karyawan  dan  operasi 

perusahaan  yang  sederhana  bekerja  di  dapur  rumah  pemilik 

perusahaan. 

2.2.2. Tujuan Perusahaan 

Perusahaan  mengembangkan  bisnis  baru  dengan 

mengangkat  produk  dengan  ciri  khas  daerah Manado.  Produk 

Abon Roa dan Abon Cakalang ini bertujuan menjadi market leader 

karena  baru,  inovatif,  unik  dan  mengangkat  ciri  khas  daerah 

Manado. Produk ini bisa dijadikan salah satu oleh‐oleh yang bisa 

dibawa  sebagai  makanan  khas  daerah  Manado  dan  mudah 

ditemukan dan dijual secara umum di Manado. 

Page 3: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

6

2.2.3. Visi dan Misi Perusahaan 

Visi dari Perusahaan Mega  Jaya Makmur  adalah menjadi 

perusahaan  lokal  yang  unik  sehingga  mampu  bisa  bersaing 

dalam skala internasional di pasar global. 

Misi Perusahaan Mega Jaya Makmur adalah menghasilkan 

produk kuliner yang  inovatif, berkualitas dan bercitarasa  tinggi, 

yang  mengutamakan  perkembangan  multi  dimensi  secara 

berkesinambungan  sehingga  dapat  bermanfaat  bagi masyarakat 

dan lingkungan sekitar. 

2.2.4. Kepemilikan Perusahaan 

Perusahaan  Mega  Jaya  Makmur  akan  dimiliki  secara 

perseorangan. Adapun  pemiliknya  adalah  Ibu  Judith Wongkar, 

putranya Ferdy Wongkar dan Mega Ria Kesuma. 

Team  sukses perusahaan  ini  adalah  kerjasama  Ibu  Judith 

dengan anaknya Ferdy dengan ide perencanaan bisnis. Ibu Judith 

akan mengatur masalah produksi, Mega akan mengatur sumber 

daya manusia, keuangan dan  adminstrasinya.  Sedangkan Ferdy 

akan  mengatur  masalah  pemasaran,  distribusi  dan  mengurus 

masalah yang berhubungan dengan pihak luar. 

2.2.5. Investasi awal 

Investasi  awal  sebesar  Rp  96.000.000,‐  sebagian  besar 

adalah  produk  jadi  sebelum  peluncuran  produk  dilakukan  ke 

seluruh  target  pasar.  Modal  awal  merupakan  modal  yang 

disiapkan  sebagian  besar  untuk  biaya  produksi  awal,  promosi, 

kas operasi dan ditambah aset yang sudah ada sebelumnya. 

Lihat lampiran 5 untuk perhitungan keuangan investasi awal. 

Page 4: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

7

2.2.6. Modal Perusahaan 

Modal  perusahaan  sepenuhnya  milik  pribadi  dengan 

pemilik modal  terbesar adalah  ibu  Judith Wongkar  ibu kandung 

pemilik  perusahaan  berupa  uang  kas  untuk  operasi  awal  dan 

peluncuran produk sebesar Rp. 96.000.000,‐. Selain itu perusahaan 

mendapat pinjaman hutang lunak berupa kendaraan operasional 

yaitu mobil box Suzuki Carry tahun 2003 senilai Rp. 55.000.000,‐ . 

Lihat lampiran 7 laporan keuangan. 

2.2.7. Lokasi Perusahaan 

Lokasi perusahaan Mega  Jaya Makmur  adalah  beralamat 

di Jl. Bethesda No. 23 Manado, Sulawesi Utara. Outlet perusahaan 

dipersiapkan  di  bandar  internasional  Sam  Ratulangi  Manado 

tepatnya di ruang tunggu keberangkatan/kedatangan pesawat. 

2.2.8. Kunci Sukses 

Produk  Abon  Roa  dan  Abon  Cakalang  merupakan 

makanan  khas  dari  daerah  Manado,  sehingga  produk  ini 

mempunyai pangsa pasar tersendiri. Sebagai oleh‐oleh, Abon Roa 

dan Abon Cakalang mempunyai cita  rasa  tersendiri yang  sesuai 

bagi  konsumen  yang menyukai  rasa  ikan  yang  eksotik  dengan 

bumbu spesial berkualitas dan bercitarasa tinggi. 

Ada  5  faktor  yang mendukung  keberhasilan  perusahaan 

Mega Jaya Makmur, yaitu :   

• Produk berkualitas  : produk memiliki bumbu  spesial dan 

cita  rasa  yang  istimewa  dibandingkan  produk  sejenis, 

pengemasan produk yang higienis dan lebih tahan lama. 

Page 5: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

8

• Pangsa pasar yang  luas  : Penduduk  lokal,  turis domestik 

dan mancanegara yang menyukai rasa ikan dan rasa pedas 

merupakan  target  pasar  produk  Abon  Roa  dan  Abon 

Cakalang yang eksotik ini. 

• Rantai pasok bahan baku yang  lancar  : Bahan baku yang 

diperlukan  secara khusus untuk membuat Abon Roa dan 

Abon  Cakalang  dapat  dipasok  setiap  saat.  Rantai  pasok 

bahan  baku  produk  baru  ini  akan  membantu  nelayan‐

nelayan sampai tingkat pedagang ikan olahan tersebut. 

• Jalur distribusi yang mudah : Outlet‐outlet di kota Manado 

telah dikenal dan didekati oleh pemilik perusahaan. 

• Faktor  harga  jual  yang  dibuat  menguntungkan  penjual 

produk sehingga akan mendukung penjualan dan promosi 

produk tersebut. 

 

2.3. Produk 

Abon  Roa  adalah  produk  inovatif  yang  dibuat  dengan 

eksperimen  resep  berulang‐ulang  sejak  9  tahun  lalu.  Awalnya 

produk ini dibuat ibu Judith untuk dikirim ke anaknya di Surabaya 

yang lagi kuliah. Produk ini ide awalnya diciptakan untuk menjadi 

teman makan nasi putih karena biasanya telah disediakan di rumah 

kost  daerah  Surabaya.  Berawal  dari  permintaan  anaknya  akan 

kerinduan  ”rica  roa”  dan  ”cakalang  garo  rica”  yang  tidak  bisa 

ditemukan di Surabaya walaupun bubur Manado atau ”tinutuan” 

ada dijual di kota‐kota besar seperti Surabaya dan Jakarta. 

Page 6: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

9

Perusahaan  Mega  Jaya  Makmur  memproduksi  makanan 

khas  daerah Manado  yaitu Abon  Roa  dan Abon  Cakalang  yang 

memiliki  cita  rasa  ikan  yang  eksotik dan pedas. Produk  ini  telah 

dibuat dengan eksperimen resep bertahun‐tahun dan bisa menjadi 

bahan untuk ”rica roa” yang merupakan campuran makanan khas 

daerah yaitu ”tinutuan” atau bubur Manado. 

2.3.1. Deskripsi Produk 

Abon  Roa  :  dibuat  dari  ikan  roa  yang  telah  diasapi,  dipadu 

dengan cabai merah yang berkualitas dan bawang goreng renyah 

yang  dikomposisikan  dengan  bumbu  lainnya  sehingga 

menghasilkan Abon Roa berkualitas dan bercitarasa tinggi tanpa 

bahan  pengawet.  Produk  ini  bisa  menjadi  bahan  sambal  atau 

untuk ”rica roa” yang merupakan sambal makanan khas daerah 

yaitu ”tinutuan” atau bubur Manado. 

Abon Cakalang  : dibuat  tanpa bahan pengawet dan dibuat dari 

ikan  tuna/cakalang  yang  telah  diasapi,  dipadu  dengan  cabai 

merah  yang  dikomposisikan  dengan  bumbu  lainnya  sehingga 

menghasilkan  rasa  ikan  yang  renyah  dengan  rasa  pedas  yang 

menggugah  selera. Abon Cakalang  adalah produk yang hampir 

sama  dengan  ikan  tuna  olahan  yang  telah  diasapkan  yang 

biasanya menjadi teman makan ”tinutuan” atau bubur Manado. 

Dengan  kedua  produk  ini makan  bubur  atau  pun  dengan  nasi 

putih pasti enak dan mengundang selera makan. Karena produk 

ini  sejenis  dengan  penyedap  rasa  alami  karena  mengandung 

banyak sodium dari ikan. 

 

Page 7: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

10

2.3.2. Kemasan Produk 

Produk  akan  dikemas  secara  higienis  dengan 

menggunakan  toples  (kotak  berbahan  plastik).  Setiap  toples 

dengan berisi 250 gr, 500 gr dan 1 KG berat bersih produk abon 

mempertimbangkan harga  jual produk. Pertimbangan pemilihan 

kemasan adalah kemasan yang mudah dibawa dan diletakkan di 

meja makan. Selain  itu kemasan harus praktis dibawa bepergian 

dengan pesawat terbang. 

2.3.3. Perbandingan Pesaing Produk 

Adapun pesaing dari produk  sejenis adalah ”Rica Kepala 

Ikan  Roa”  dan  ”Ikan  Cakalang”  dengan  berbagai  resep  yang 

diproduksi  oleh  masyarakat  sekitar,  namun  sampai  sekarang 

belum ada Abon Roa dan Abon Cakalang yang diproduksi secara 

banyak untuk didistribusikan dan dijual  luas dipasaran. Namun 

produk  yang  diproduksi  oleh  perusahaan Mega  Jaya Makmur 

mempunyai kelebihan pada cita rasanya dan kualitas dari bahan 

bakunya serta telah dikemas siap saji dan dijual luas dipasaran. 

Sedangkan  untuk  pesaing  dari  produk  lain  sejenis  yaitu 

produk  Abon  Ayam,  Abon  Sapi  dan  Abon  Ikan  yang  saat  ini 

sudah beredar luas di masyarakat, dimana produk tersebut tidak 

mempunyai  rasa  yang  unik  dan mempunyai  rasa  sesuai  bahan 

baku pembuatannya dengan kemasan dan merk berbeda. 

Sedangkan  produk  Abon  Roa  dan  Abon  Cakalang 

mempunyai  rasa yang  tidak  sama dengan abon  tersebut di atas 

dimana  rasa  dari  Abon  Roa  dan  Cakalang  adalah  khas  ikan 

dengan bumbu rasa pedas yang menggugah selera dan kaya akan 

Page 8: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

11

rasa  ikan  yang  eksotik  karena  dibuat  dengan  resep  yang  telah 

teruji bertahun‐tahun dan terbukti disenangi oleh sebagian besar 

orang  yang  sudah mencobanya. Hal  ini  berarti  Abon  Roa  dan 

Abon Cakalang  telah menciptakan  celah pasar  sendiri  sehingga 

pasar dapat lebih memilih produk yang sesuai dengan seleranya. 

2.3.4. Sumber Bahan Baku 

Bahan  baku  produksi  utama  adalah  ikan  roa  dan  ikan 

cakalang  yang  telah  diawetkan  dengan  metode  pengasapan. 

Bahan baku tambahan adalah bawang merah, bawang putih dan 

cabai merah serta berbagai bumbu dapur. 

Pedagang  bahan  baku  tersebut  telah  mempunyai  jalur 

distribusi  tetap  dan  mempunyai  cukup  bahan  dagangan 

sepanjang tahun. Bahan baku ikan roa dan cakalang tidak terlalu 

tergantung akan musim karena pada dasarnya ikan roa dan ikan 

cakalang  ini  telah  diawetkan  dengan  cara  diasapkan  oleh 

nelayan‐nelayan.  Namun  permasalahannya  adalah  kesegaran 

produknya. Walau begitu keadaan ini belum terlalu berpengaruh 

ke  rantai kualitas produk  jika pembelian bahan baku dilakukan 

dengan  baik  dan  tepat  waktu  dan  pengolahan  bahan  baku 

sebelum diproduksi dilakukan dengan baik. 

Adapun  nelayan‐nelayan  yang menjadi  asal  bahan  baku 

ikan  Roa  dan  ikan Cakalang  ini  berasal  dari  daerah  Likupang, 

Kema,  dan Maluku  Utara,  Halmahera  serta  daerah  sekitarnya. 

Sebagian besar memang desa ataupun kota kecil dengan hasil laut 

sebagai mata  pencaharian  penduduk.  Survei  ke daerah  nelayan 

menunjukkan  adanya  nilai  harga  beli  bahan  baku  yang  lebih 

Page 9: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

12

murah  namun  tidak  signifikan  jika  memperhitungkan  biaya 

transportasinya. 

Selain  itu setelah adanya perubahan baru di kota Manado 

dan  adanya penertiban pasar, pedagang  ikan  roa yang dulunya 

terpencar‐pencar  dengan  warung  dagangan  yang  sempit  dan 

terbatas  telah  berubah.  Pedagang  ikan  roa  telah  berkumpul 

menjadi satu tempat berupa toko‐toko dengan fasilitas yang lebih 

memadai dan harga yang menjadi lebih standar. 

 

2.4.  Analisis Pasar 

2.4.1.  Survei Pasar 

Survei  pasar  dilakukan  untuk  mencari  tahu  adakah 

konsumen potensial untuk produk baru  ini yang bahkan belum 

diketahui  oleh  sebagian  besar  responden.  Survei  dilakukan 

dengan  memberikan  sample  produk  sedikit  dalam  kemasan 

kepada orang‐orang yang disurvei sekaligus wawancara dengan 

pengisian  kuesioner  secara  langsung  maupun  diisikan  oleh 

pelaku survei. 

Analisa  awal  produk  abon  roa  dan  abon  cakalang  target 

yang dipilih adalah orang yang bepergian. Alasannya antara lain: 

Dari pengalaman konsumen awal produk adalah orang‐orang 

yang  bepergian  dengan  maksud  membawa  bekal  abon  roa 

atau abon cakalang khas daerah Manado. 

Produk  abon  roa  dan  abon  cakalang  ini  bertujuan menjadi 

produk oleh‐oleh makanan kecil khas daerah Manado. 

Page 10: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

13

Asumsi  target  konsumen  adalah  orang‐orang  yang 

bepergian  sehingga  dilakukan  kuesioner  untuk  membuktikan 

potensial konsumen produk ini dan perilaku konsumennya. 

Letak  tempat  yang  dilakukan  kuesioner  terutama  di 

bandar  internasional  Soekarno‐Hatta  dan  Hotel  Citraland 

mempertimbangkan  sasaran  produk  adalah  sebagai  oleh‐oleh 

makanan  khas  daerah  untuk  turis  lokal maupun mancanegara 

selain itu memperhitungkan efisiensi biaya survei karena penulis 

berada  di  Jakarta  saat  melakukan  survei.  Adapun  survei 

dilakukan  dengan  2  bahasa  yaitu  dengan  kuesioner  berbahasa 

Indonesia (lampiran 9) dan berbahasa Inggris (lampiran 10). 

2.4.2. Hasil Analisis Pasar 

Hasil survei menunjukkan potensi pasar yang besar untuk 

orang yang bepergian mempunyai kecenderungan membeli oleh‐

oleh seperti makanan kecil dan makanan khas daerah. 

  Lihat lampiran 8 hasil survei pasar. 

Hasil survei menunjukan adanya potensi pasar yang besar 

akan  produk  ini  karena  rasanya  yang  khas.  Bahkan  dari 

wawancara dengan turis mancanegara didapatkan bahwa produk 

ini adalah sejenis penyedap rasa alami yang mengandung sodium 

seperti ikan teri dan sejenisnya. Lihat lampiran 8 hasil survei. 

Hasil  lainnya  adalah  perlu  adanya  produk  tidak  pedas 

karena ada  sebagian orang  tidak bisa akan  rasa pedas  terutama 

turis mancanegara  yang  bukan  dari  daerah  tropis. Untuk  yang 

dari  daerah  tropis  bahkan menyukai  rasa  lebih  pedas  sehingga 

dibuatkan produk extra pedas. Lihat lampiran 8 hasil survei. 

Page 11: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

14

2.4.3. Segmentasi Pasar 

Segmen  demografi  seperti  umur,  jenis  kelamin,  dan 

pekerjaan  tidak  sesuai  karena  produk  abon  dikonsumsi  oleh 

konsumen baik tua maupun muda, laki‐laki maupun perempuan, 

ataupun dari pekerjaan apapun bisa mengkonsumsi abon ini. 

Segmen  yang  sesuai  adalah  segmen  perilaku  konsumen 

seperti dalam hal ini segmen yang dipilih adalah segmen perilaku 

orang  yang  bepergian  dengan  kecenderungan membeli  produk 

oleh‐oleh/hadiah  sehingga  survei  dilakukan  memang  untuk 

membuktikan  adanya  potensi  pasar  akan  produk  ini  dalam 

segmen perilaku konsumen tersebut. 

2.4.4. Target Pasar 

Target pasar adalah orang yang bepergian yang membeli 

oleh‐oleh  makanan  kecil  khas  daerah.  Ini  karena  target  pasar 

memang  diasumsikan  adalah  orang  dengan  perilaku  tersebut 

karena  pengalaman  dari  konsumen  awal  produk  adalah  orang 

yang bepergian dari daerah Manado. 

2.4.5. Positioning 

Produk  dikembangkan  sebagai  oleh‐oleh  makanan  kecil 

khas  daerah  sesuai  dengan  asumsi  awal  target  pasar  dan  hasil 

survei seperti yang terlihat di lampiran 11 hasil survei pasar. 

Produk  dikembangkan  mempunyai  perbedaan  dengan 

produk  abon  pada  umumnya  seperti  produk  abon  ikan  biasa 

dengan  perbedaan  seperti  berbumbu,  mempunyai  cita  rasa 

khusus, dan dirancang  sebagai produk oleh‐oleh makanan kecil 

khas daerah Manado. 

Page 12: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

15

2.5.  Perencanaan Marketing 

2.5.1.  Perencanaan Marketing 

Analisis  survei  mendapatkan  adanya  segmen  perilaku 

konsumen  yang menyukai  rasa  pedas maupun  ada  yang  tidak 

menyukai  rasa  pedas.  Sehingga  perencanaan  produk membuat 

adanya  tanpa  rasa  pedas.  Juga  dibuatkan  produk  extra  pedas 

karena cukup banyak orang menyukai rasa pedas. 

  Lihat lampiran 11 hasil survei pasar. 

Strategy  marketing  untuk  produk  baru  yang  unik  ini 

adalah  pengenalan  ke  pasar  sekaligus  langsung  menggebrak 

pasar  dengan  menyediakan  produk  yang  mudah  didapatkan 

dimana‐mana khususnya di daerah Manado pada awalnya. Selain 

itu marketing  produk  didukung  dengan  siaran  radio  FM  yang 

populer  di  kota Manado  yaitu Radio Memora.  Pemilihan  radio 

sebagai media marketing diharapkan efektif sekaligus didukung 

pembagian pamflet/flyer di outlet‐outlet penjualan dan di tempat‐

tempat  wisata. Model  promosi  di  radio  bukan  memakai  iklan 

produk  tapi menjadi  topik pembicaraan DJ  radio  tersebut untuk 

beberapa waktu  dengan maksud  agar  pengenalan  produk  baru 

ini bisa populer di seluruh Manado. 

Sesuai  dengan  hasil  survei  pasar,  strategi  awal  adalah 

membuka outlet di bandara internasional Sam Ratulangi Manado 

untuk  target pasar orang yang bepergian  jauh. Selain  itu outlet‐

outlet  target  adalah  toko‐toko  souvenir  yang  menjual 

cinderamata,  aksesoris  dan  oleh‐oleh makanan  kecil  di  seluruh 

kota Manado. 

Page 13: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

16

Pada awalnya adalah mempersiapkan dan membuat outlet 

di  bandara  internasional  Sam  Ratulangi  di  tempat  yang  cukup 

strategis  di  ruang  tunggu  keberangkatan/kedatangan  berupa 

stand  sederhana  dengan  banner  dan  standing  banner  serta 

menyediakan  Sales  Promotion Girl  dengan  sample  produk  yang 

bisa dicoba ditempat. 

Mendistribusikan  semua  produk  ke  seluruh  toko‐toko 

souvenir  di  kota  Manado.  Kemudian  di  seluruh  supermarket 

yang ada dan memungkinkan menjual produk abon roa dan abon 

cakalang.  Langkah  berikut  adalah  ke  restoran‐restoran  yang 

ramai  terutama rumah makan ”tinutuan” yang cukup besar dan 

terkenal di kota Manado. 

Outlet‐outlet target adalah semua toko souvenir dan oleh‐

oleh  di  kota  Manado  antara  lain  telah  disurvei  dan  telah 

dilakukan  pendekatan  yaitu:  Toko  Warung  Ventje  I,  Toko 

Warung  Ventje  II,  Toko  Masa  Indah,  Periskapura  Kafe  (di 

bandara Sam Ratulangi), Kartini Kafe, UD. Kawanua, Toko Aneka 

Rasa,  Toko  Manado  Souvenir,  Toko  Maesa  Souvenir,  Kartini 

Bakery,  Supermarket  FreshMart,  toko  souvenir  tanpa  nama 

(kenalan), rumah makan tanpa nama sekaligus menjual makanan 

seperti nasi campur, nasi kuning dan menjual makanan kecil khas 

daerah juga seperti pala, bagea, dan lain‐lain (kenalan). 

Merancang  dan  membuat  pamflet  /  flyer,  banner  dan 

standing  banner  yang  akan  dibagikan  ke  seluruh  outlet  yang 

menjualnya  yang  memungkinkan  untuk  dipasang  banner  dan 

standing banner. 

Page 14: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

17

2.5.2. Distribusi Produk 

Produk diluncurkan sekaligus ke seluruh outlet yang telah 

ditentukan  dan  disurvei  sebelumnya  di  kota  Manado.  Sistem 

penjualannya adalah titip jual alias konsinyasi. 

Semua  outlet  telah  disurvei  dan  dilakukan  pendekatan 

sebelumnya  bahkan  beberapa  outlet  adalah  kenalan  baik  ibu 

Judith. Sebagian besar merupakan outlet yang menjual  souvenir 

dan makanan oleh‐oleh seperti pala manis, bagea, kain karawang 

dan  berbagai  macam  oleh‐oleh.  Namun  ada  juga  supermarket 

dan  rumah makan  serta  kafe  yang  agak  berbeda  dengan  toko 

souvenir  namun mempunyai  kemiripan  pembeli  yang  rata‐rata 

adalah orang yang bepergian sesuai  target produk abon roa dan 

abon cakalang. 

Standing  banner  dan  banner  dibagikan  untuk  outlet‐outlet 

target  penjualan  yang  telah  dilakukan  pendekatan  sebelumnya. 

Ini  dilakukan  bersamaan  dengan  peluncuran  produk  atau  saat 

pendistribusian  produk  saat  pertama  kali.  Tidak  semua  outlet 

cocok  dibagikan  banner mengingat masalah  tempat  dan  lokasi 

outlet  namun  untuk  standing  banner  bisa  diletakkan  sekaligus 

meramaikan  promosi  toko  ataupun  outlet  tersebut.  Standing 

banner  harus  dirancang  praktis,  mudah  dilihat  juga  ringan 

mengingat  faktor penyimpanan  standing banner  tersebut  seusai 

jam buka toko/outlet. 

Lihat  lampiran  4  promosi  dalam  perhitungan  finansial  untuk 

outlet‐outlet target penjualan awal. 

 

Page 15: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

18

2.5.3. Competition 

Kompetisi yang ada untuk abon roa dan abon cakalang ini 

adalah produk abon dengan bahan ikan maupun daging lain dan 

sejenisnya maupun produk substitusi. 

Untuk  abon  dengan  bahan  ikan  perbandingan  harganya 

adalah 1 ons/100gr abon  ikan kurang  lebih Rp. 22.500,‐  (di pasar 

Petak Sembilan  Jakarta), untuk  abon dengan bahan daging  sapi 

perbandingan harganya adalah 1 ons/100gr abon ikan Rp. 17.000,‐ 

(di  Carrefour  Permata  Hijau  Jakarta)  dibandingkan  dengan 

produk abon biasa sebagai kompetitor, harga abon roa dan abon 

cakalang lebih murah dan bisa bersaing dalam jenis produk yang 

sama. Karena hal  ini abon roa dan abon cakalang  ini dijual  juga 

ke  supermarket  FreshMart  pada  awalnya  sebagai  produk 

makanan  abon  ikan dengan display berdekatan dengan produk 

sejenis. Hal ini untuk mencoba target dan positioning pasar yang 

berbeda dengan outlet‐outlet  lainnya yaitu sebagai produk abon 

dengan cita rasa khusus. 

Abon Roa dan Abon Cakalang  ini memposisikan  sebagai 

produk  oleh‐oleh  sehingga  ikut  meramaikan  persaingan  di 

berbagai jenis produk oleh‐oleh. Namun untuk produk sejenisnya 

belum ada yang dijual luas dan banyak. 

Untuk  produk  substitusi  seperti  produk  oleh‐oleh  pala 

manis,  pala  pedas,  bagea  kenari  dan  produk‐produk  souvenir 

seperti kain karawang,  setiap produk mempunyai  jenis dan  ciri 

khas  yang  berbeda  dengan  jenis  produk  abon  roa  dan  abon 

Page 16: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

19

cakalang  ini  namun mengambil  pangsa  pasar  yang  sama  yaitu 

orang‐orang yang bepergian. 

Perbandingan dengan abon ikan sejenis terlihat seperti tiga 

kutipan  di  bawah  ini.  Perbandingan  harganya memang  sangat 

jauh dibandingkan dengan harga abon Cakalang namun banyak 

perbedaan dasar seperti produk di bawah  ini adalah seluruhnya 

produk ikan tuna. 

 

ABON IKAN LAPULU, BIKINNYA DI GANG SEMPIT, DI BELI

ORANG JAKARTA

Tanggal 27 Juli dilakukan praktek pembuatan abon ikan di rumah Ibu Hastika.

Dari 20 kilogram bahan baku ikan tuna dihasilkan rendemen abon kering

sebanyak 7 kilogram. Perhitungannya, dengan rata-rata harga ikan tuna Rp.

6000/kilogram ditambah dengan bumbu, dibutuhkan modal sebesar Rp.

200.000. abon yang dihasilkan sebanyak 7 kilogram dengan harga jual minimal

Rp. 40.000/kilogram diperoleh hasil Rp. 280.000.

Dikutip Rabu, 12 Juni 2007 dari http://www.ict4pr.org/ . 

Pengolahan Abon Tuna di Sendangbiru Menguntungkan

Malang, Kompas - Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, akan berupaya membantu meningkatkan pendapatan keluarga nelayan di Pantai Sendangbiru, Kabupaten Malang. Caranya, dengan program pendampingan masyarakat dalam pengolahan ikan tuna menjadi jenis makanan abon.

Cara tersebut ternyata dapat menghasilkan keuntungan lebih dari 50 persen, jika dibandingkan penjualan ikan tuna mentah. "Beberapa waktu lalu saya menjumpai salah satu penjual abon ikan tuna di Sendangbiru. Ternyata enak juga, dan dijual dengan harga Rp 28.000 per kilogram," kata Kepala LPM Unibraw Syamsulbahri, Selasa (29/10), di Malang.

Dikutip dari Kompas, Rabu, 30 Oktober 2002 

http://www2.kompas/kcm/ . 

 

Page 17: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

20

Perbandingan  dengan  abon  ikan  lain  terlihat  seperti 

kutipan di bawah ini. Perbandingan harganya sebanding dengan 

harga  abon  Roa  dan  abon Cakalang  namun  banyak  perbedaan 

dasar seperti produk di bawah ini adalah seluruhnya produk ikan 

tuna. 

 

Abon Ikan Haruan (gabus, Ophiocephalus striatus atau Channa striatus) Proses pembuatannya setahu saya gampang kok hehehe, kira kira seperti ini: Beli atau mancing ikan haruan dulu kemudian setelah ikan tersebut dikeringkan yang kemudian dihaluskan setelah itu campur dengan santan dan bumbu rempah yang kemudian dimasak hingga kandungan airnya habis kemudian

disangrai hingga berwarna keemasan Nah buat temen-temen yang mampir ke daerah Kalimantan jangan lupa beli abon yang satu jadikan oleh-oleh favorit tersendiri dan dijamin lidah anda akan

bergoyang Harganya pun tak kalah menariknya. Rp 12.000 per bungkus plastik yang beratnya 100 gram, murah bukan? Hingga akhirnya disajikan untuk menemani

hangatnya nasi pulen dan segarnya air es kelapa muda. Dikutip Rabu, 12 Juni 2007 dari http://fiandigital.wordpress.com/ 

 

2.5.4. Pricing 

Sesuai  dengan  survei  pasar  dan  studi  perbandingan 

dilakukan  penetapan  harga  jual  dengan  mempertimbangkan 

biaya produksi produk, harga kemasan, harga produk  lain  rata‐

rata  di  pasaran  dan  juga  mempertimbangkan  keuntungan 

dealer/outlet  penjual  produk  abon  ini.  Harga  jual 

mempertimbangkan mengambil profit rata‐rata sebesar 40% dari 

harga pokok produksi. 

Lihat  lampiran  2  dan  lampiran  3  untuk  harga  pokok  produksi 

dan harga produk 

Page 18: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

21

2.6.   Perencanaan Produksi 

2.6.1.   Pembelian Bahan Baku 

Bahan  baku  dibeli  selang  beberapa  hari  sesuai  dengan 

kapasitas  produksi  harian.  Perencanaan  awal  adalah  membuat 

produk  sebanyak  300  KG  dalam  waktu  1‐2  minggu  dengan 

kemasan berbeda‐beda sebagai stok awal perencanaan penjualan 

sebulan. Lihat lampiran 1 perhitungan finansial. 

Sesudah  itu kapasitas awal produksi harian direncanakan 

untuk 15‐20 KG. Sesuai dengan perencanaan proyeksi penjualan 

di lampiran 1 perhitungan finansial. 

2.6.2.   Proses Produksi 

Awalnya  perencanaan  dengan  memproduksi  produk 

cukup untuk peluncuran produk dan stok ke seluruh outlet‐outlet 

yang ada yang diperhitungkan yaitu produksi  sebanyak kurang 

lebih  300  KG  produk  jadi  belum  dikemas.  Lihat  lampiran  1 

perhitungan finansial. 

Produksi  harian    sebanyak  15‐20  KG  dengan  5  –  6  kali 

memasak.  Jika  produksi  awal  dengan  sekali  proses  3  –  4  KG 

produk  dengan  waktu  memasak  sekitar  30  ‐  45  menit.  Total 

waktu  produksi  sekitar  2,5  jam  jika  hanya memproduksi  sekali 

masak. Waktu  produksi  itu  sebagian  besar  adalah menyiapkan 

bahan olahan. Jika diproduksi massal dengan waktu pengolahan 

sekaligus  bisa menghemat waktu  produksi.  Total waktu  untuk 

memasak  sekitar  15  KG  produk  jadi  adalah  4  ‐  5  jam  dengan 

tenaga  kerja  3  orang  ditambah  waktu  untuk  pengemasan  dan 

lain‐lain sekitar 6 jam total waktu produksi harian. 

Page 19: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

22

2.7.  Rencana Organisasi dan Manajemen 

Perencanaan  manajemen  adalah  menggunakan  karyawan 

seminimal mungkin karena proses produksi tidak perlu dilakukan 

seharian penuh. Karyawan yang  ada  adalah karyawan pembantu 

rumah tangga yang memang ada bekerja di kantin kakak pemilik. 

Mencari  karyawan  sebagai  Sales  Promotion  Girl  di  bandar 

udara  Sam  Ratulangi  dengan  sistem  gaji  dan  bonus  penjualan. 

Selain itu sistem gaji dibuat dengan memakai target penjualan SPG 

dengan  gaji  pokok  sebagai  uang  makan  dan  transportnya. 

Mempertimbangkan  waktu  kerja  SPG  tersebut  tidak  begitu 

memberatkan  dengan  gaji  dan  target  penjualannya  diutamakan 

SPG  yang  cukup  berpendidikan  minimal  sedang  menjalani 

pendidikan  tingkat  SLTA,  sopan, menarik  dan  lebih  khusus  lagi 

tinggal  di  sekitar  bandar  udara  Sam  Ratulangi  karena  waktu 

kedatangan/keberangkatan  pesawat  di  bandara  udara  tersebut 

frekuensinya masih belum begitu padat. 

Awalnya  sales  dan  sopir  ke  outlet‐outlet  adalah  pemilik 

sendiri  sebelum  mencari  sopir  lain  bulanan  jika  distribusi  telah 

lancar.  Ini dilakukan  sekaligus merambah dan mempelajari pasar 

produk  tersebut. Berikutnya  adalah mencari  sopir yang  sekaligus 

bisa menjadi  sales yang  loyal dan  rajin yang bisa menjual di kota 

Manado karena pemiliknya akan mencoba menjual dan merambah 

ke kota lain seperti ke kota Surabaya dan Jakarta dengan target ke 

bandar  udara  Juanda  Surabaya  dan  ke  Jakarta  di  bandar  udara 

Soekarno‐Hatta pada awalnya. 

 

Page 20: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

23

2.8.   Finansial Analisis 

Asumsi  tingkat  suku  bunga  15%  mempertimbangkan  suku 

bunga kredit sekarang pada umumnya dan bunga perhitungan 

kredit untuk mobil operasional. 

Asumsi penjualan di Lampiran 1 Perhitungan Finansial adalah 

penjualan minimal untuk seluruh outlet yang ada. Jumlah outlet 

yang  ada  sebanyak  15 buah dengan  asumsi penjualan perhari 

sebanyak  15  buah  produk  dalam  berbagai  kemasan.  Dengan 

asumsi penjualan ini dilakukan perhitungan penjualan. 

Asumsi  harga  jual  produk  ada  di  lampiran  2  dan  lampiran  3 

seperti dibahas di bab 2.5.4. Pricing halaman 20 paragraf akhir 

mempertimbangkan harga produksi dan harga pesaing. 

2.8.1. Investasi yang diperlukan 

Investasi  awal  yang  diperlukan  sebagaian  besar  adalah 

biaya produk  awal untuk peluncuran produk.  Selain  itu  adalah 

biaya  promosi  dan  investasi  furniture  dan  peralatan  outlet  di 

bandar udara Sam Ratulangi. 

Investasi  modal  awal  sebesar  Rp.  96.000.000,‐  dengan 

perincian aset awal yang sudah ada sebesar Rp. 2.500.000,‐ berupa 

lemari es dan alat‐alat dapur. Total investasi uang kas awal dalam 

perhitungan sebesar Rp. 43.270.000,‐ berupa  investasi aset, biaya 

operasi,  biaya  produksi  awal,  biaya  promosi  dan  pembelian 

peralatan serta furnitur yang diperlukan. 

Lihat  lampiran  4  dan  5  dalam  perhitungan  finansial  untuk 

investasi awal dan biaya promosi. 

 

Page 21: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

24

2.8.2. Biaya Produksi 

Salah  satu  biaya  produksi  adalah  minyak  tanah  yang 

cukup murah. Untuk  produksi  lebih  banyak  lagi  direncanakan 

memakai kompor berbahan baku serbuk kayu dengan panas api 

dan waktu memasak yang  sesuai dengan proses produksi  abon 

roa  dan  abon  cakalang. Dengan wajan  goreng  kapasitas  5 KG, 

kompor serbuk kayu menyala 6 ‐ 8 jam dengan serbuk kayu gratis 

dari  tempat  gergajian  kayu,  ini  menghemat  biaya  produksi. 

Namun  hal  ini  belum  dilakukan  mempertimbangan  produksi 

baru  sebanyak  15KG  bisa  dengan  4x memasak.  Kelemahannya 

kompor serbuk kayu adalah hitam arang ke wajan gorengnya. 

Lihat  lampiran 2 dan 3 dalam perhitungan finansial untuk biaya 

produksi. 

2.8.3. Laporan Laba Rugi 

Laporan Laba Rugi dalam proyeksi perencanaan penjualan 

tahun  pertama  didapatkan  Laba  Bersih  atau  Sisa  Hasil  Usaha 

sebesar  Rp  30.296.604,‐,  tahun  kedua  sebesar  Rp  88.239.364,‐  , 

tahun ketiga sebesar Rp 124.195.744,‐ 

  Lihat lampiran 7 perhitungan laba rugi.  

2.8.4. Net Present Value 

Perhitungan  Net  Present  Value  dalam  3  tahun  periode 

perhitungan dengan tingkat suku bunga 15% didapatkan sebesar 

Rp 121.982.704,‐ . 

Lihat lampiran 5 perhitungan NPV. 

 

 

Page 22: BAB II BUSINESS - Perpustakaan Digital ITB - … II BUSINESS PLAN 2.1. Executive Summary Perusahaan mengembangkan bisnis baru dengan mengangkat produk yang inovatif dengan ciri khas

25

2.8.5. Payback Period 

Payback  Period  atau  waktu  pengembalian  modal 

awal/investasi  awal  dalam  perhitungan  509  hari  atau  dalam 

kurang lebih 17 bulan. 

Lihat lampiran 5 perhitungan Payback Period. 

2.8.6. Internal Rate of Return 

Internal Rate  of Return  bisnis  ini  dari  hasil  perhitungan 

adalah 48.29% jika dibandingkan dengan bunga bank 15% adalah 

3,2X kesimpulannya maka IRR bisnis ini sangat cukup memenuhi 

syarat kelayakan bisnis. 

  Lihat lampiran 5 perhitungan IRR.