bab ii

Upload: meza-belindiani

Post on 08-Mar-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

materi PDA

TRANSCRIPT

BAB II

2.1 Definisi Patent Ductus ArteriosusKondisi ini merupakan suatu keadaan adanya pembuluh darah aorta dan arteri pulmonal. Duktus arteriosus ini mormal pada saat bayi masih dalam kandungan. Pembuluh darah ini tidak menutup secara sempurna setelah bayi lahir karena sesuatu hal terjadi. Pada masa janin, PDA merupakan saluran penting untuk aliran darah dari arteri pulmonal kiri ke aorta desendens, terletak distal dari percabangan arteri subklavia kiri. PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 48-72 jam pertama setelah kelahiran. Bayi prematur banyak yang menderita PDA dan 15% diantaranya baru dapat menutup dalam 3 bulan pertama. PDA yang tidak mentup dalam 3 bulan pertama, tipis kemungkinan untuk menutup dikemudian hari. 2.2 EtiologiPenyebab terjadinya penyakit jantung bawaan patent ductus arteriousus dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : 2.2.1 Faktor Prenatal Ibu terkena infeksi penyakit pada trimester pertama, seperti rubella. Ibu alkoholisme. Umur ibu lebih dari 40 tahun. Ibu mengkonsumsi jamu-jamu atau obat-obatan. Ibu menderita Diabetes Mellitus yang memerlukan insulin. Tinggal didataran tinggi.2.2.2 Faktor Genetik Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down. Bayi lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

2.3 Manifestasi Klinis2.3.1 Ductus Besar Tidak memiliki gejala. Ukuran jantung masih normal. Terdapat thrill pada intercosta ke-2 sebelah kiri. Terdapat bunyi mur-mur pada area pulmonik.2.3.2 Ductus Sedang Gejala timbul pada usia 2-5 bulan, tetapi tidak begitu berat. Susah minum. Sering mengalami ISPA. Sesak saat beraktivitas. Anak cepat lelah tetapi masih bisa hidup dengan normal. Tinggi badan dan berat badan kurang dari normal. Respiratory Rate dan Heart Rate meningkat pada saat istrirahat.2.3.3 Ductus Besar Gejala timbul pada usia 0-4 bulan atau 2-6 minggu. Bayi merasa sesak dan berkeringat saat minum. Berat badan memburuk. Terdapat mur-mur sistolik pada intercosta ke-2 kiri dan mid diastolik pada apeks. Mengalami payah jantung. Sering mengalami ISPA. Hipertensi pulmonal.

2.4 Patofisiologi

Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta ( tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmonal (tekanan lebih rendah). Aliran kiri ke kanan ini menyebabkan sirkulasi darah beroksigen tinggi yang jumlahnya semakin banyak mengalir ke dalam paru sehingga menambah beban jantung sebelah kiri. Usaha tambahan dari ventrikel kiri untuk memenuhi peningkatan kebutuhan ini menyebabkan pelebaran dan hipertensi atrium kiri yang progresif. Dampak semuanya ini adalah meningkatnya tekanan vena dan kapiler pulmoner, menyebabkan terjadinya edema paru. Edema paru ini menimbulkan penurunan difusi oksigen dan hipoksia, dan terjadi kontriksi arteriol paru yang progresif. Akan terjadi hipertensi pulmoner dan gagal jantung kanan jika keadaan ini tidak dikoreksi melalui terapi medis atau bedah. Penutupan PDA terutama tergantung pada respon konstriktor dari duktus terhadap tekanan oksigen dalam darah. Faktor lain yang mempengaruhi penutupan duktus adalah pengaruh kerja prostalglandin, tahanan pulmoner dan sistemik, besarnya duktus, dan keadaan si bayi (prematur atau cukup bulan). PDA lebih sering terdapat pada bayi prematur dan kurang dapat ditoleransi karena mekanisme kompensasi jantungnya tidak berkembang baik dan pirai kiri ke kanan itu cenderung lebih besar.Pada bayi prematur (kurang dari 37 minggu) duktus dipertahankan tetap terbuka oleh prostaglandin yang kadarnya masih tinggi, karena memang belum waktunya bayi lahir. Karena itu duktus arteriosus persisten pada bayi prematur dianggap sebagai developmental patent ductus arteriosus, bukan struktural patent ductus arteriosus seperti yang terjadi pada bayi cukup bulan. Pada bayi prematur dengan penyakit membran hialin (sindrom gawat nafas akibat kekurangan surfaktan), ductus arteriosus persisten sering bermanifestasi setelah sindrom gawat nafasnya membaik.Pada ibu yang terinfeksi rubella, pelepasan prostaglandin (6-ketoprostaglandin F1) akan meningkat yang disertai dengan faktor nekrosis tumor yang dapat meningkatkan resiko pembukaan duktus arteriosus.

2.5 Penatalaksanaan 2.6 Pemeriksaan Penunjang2.6.1 Pemeriksaan Elektrokardiografi Elektrokardiogram (EKG) adalah rekaman aktivitas listrik jantung yang diperoleh dengan melekatkan elektroda pada permukaan tubuh. Pemeriksaan ini merupakan salah satu pemeriksaan penunjang rutin yang penting dalam bidang kardiologi. Alat ini akan menangkap impuls listrik yang dikeluarkan jantung dan kemudian merekamnya diatas kertas yang berjalan.Dari rekaman listrik jantung ini dapat diketahui irama jantung yang normal, irama yang teratur atau tidak teratur (aritmia). Frekuensi denyut, adanya fokus listrik ekstra, gangguan atau hambatan hantaran listrik, pembesaran atau penebalan otot serambi atau bilik jantung dan tanda-tanda kekurangan oksigen serta kerusakan atau kematian otot dinding balik jantung.Kelainan anatomi atau adanya beban tekanan atau volume yang berlebihan di dalam ruang jantung akan menyebabkan kelainan aktivitas listrik, sehingga beberapa jenis PJB mempunyai gambaran EKG yang spesifik.

2.6.2 Pemeriksaan Foto Rontgen DadaPemeriksaan foto Rontgen (Ro) dada dilakukan dengan menggunakan sinar X yang mempunyai daya tembus yang besar.Jaringan tubuh manusia mempunyai daya serap yang berbeda-beda terhadap sinar X ini sehingga terlihat pencitraan bagian-bagian atau organ-organ tubuh dengan baik, misalnya jantung, paru-paru, dan tulang dada.Pemeriksaan ini tidak dapat memperlihatkan isi struktur dari jantung.Tidak berbahaya karena jumlah radiasi yang dikeluarkan oleh sinar X sangat kecil.Seperti pemriksaan EKG, foto Ro dada juga merupakan pemeriksaan penunjang yang penting dan masih merupakan prosedur rutin dalam menegakkan diagnosis PJB.Dari pemeriksaan dapat diketahui kondisi paru-paru, ukuran, dan bentuk jantung.Adanya pembesaran atau pembengkakan serambi dan bilik jantung, pembuluh darah utama yang keluar dari jantung ataupun pembuluh darah di paru-paru akibat PJB dapat terdeteksi.

2.6.3 Pemeriksaan Laboratorium DarahPada beberapa PJB tertentu kadang-kadang diperlukan pemeriksaan laboratorium darah seperti hemoglobin (Hb). Hemaktokrit (Ht), analisa gas darah dan sebagainya untuk menilai berat ringannya penyakit

2.7 Komplikasi1. Tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal). Bila terlalu banyak darah terus beredar melalui jantung arteri utama melaui PDA dapat menyebabkan hipertensi pulmonal. Hipertensi paru dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen.2. Gagal jantung. PDA pada akhirnya dapat menyebabkan otot jantung melemah, menyebabkan gagal jantung. Gagal jantung adalah suatu kondisi kronis dimana jantung tidak dapat memompa secara efektif.3. Endokarditis (infeksi jantung). Orang-orang dengan masalah jantung sruktural, seperti PDA berada pada risiko tinggi infeksi endokarditis daripada populasi umum. Endokarditis adalah suatu peradangan pada lapisan dalam jantung yang disebabkan oleh infeksi bakteri.4. Arithmia (detak jantung tidak teratur. Pembesaran hati karena PDA meningkatkan risiko arithmia. Biasanya terjadi peningkatan risiko hanya dengan PDA yang besar.5. Gagal ginjal.6. Obstruksi pembuluh darah pulmonal.7. Hepatomegali (pembesaran hati). Jarang terjadi pada bayi prematur.8. Enterokolitis nekrosis. Kelainan pada saluran pencernaan berupa bercak pada mukosa atau submokosa yang sering terjadi pada bayi pematur.9. Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas).10. Perdarahan gastrointestinal, penurunan jumlah trombosit.11. Hiperkalemia (penurunan keluaran urin).12. CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut usia(lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti: hipertensi, penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. CHF juga dapat menjadi kondisi akut dan berkembang secara tiba-tiba menjadi infark miokard.13. Gagal tumbuh.

Sumber :Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109.Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Dengan Klien Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.