bab ii
DESCRIPTION
gcpj lapTRANSCRIPT
BAB IIGEOLOGI CITRA PENGINDERAAN JAUH
II.1. Dasar Teori
A. Definisi
Beberapa Pengertian Penginderaan Jauh Oleh Para Ahli:
1. Lillesand and Kiefer
Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
obyek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang didapat dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah atau yang
dikaji.
2. Lindgren
Penginderaan jauh adalah bermacam-macam teknik yang dikembangkan
untuk mendapat perolehan dan analisis informasi tentang bumi.
3. Sabins
Penginderaan jauh adalah suatu ilmu untuk memperoleh, mengolah dan
menginterpretasi citra yang telah direkam yang berasal dari interaksi antara
gelombang elektromagnetik dengan suatu obyek.
Dari pemaparan para ahli mengenai definisi Penginderaan jauh (remote sensing)
dapat disimpulkan bahwa Penginderaan jauh adalah suatu ilmu yang digunakan untuk
mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi yang terdiri dari serangkaian
komponen yang berupa sumber tenaga, objek, sensor, data dan pengguna data.
3
4
Pengindraan jauh oleh Gardner & Jeffers (1973) diartikan sebagai suatu cara
pengumpulan keterangan mengenai permukaan bumi dari jarak jauh, atau
pengamatan radiasi elektromagnetik dari suatu objek pada lokasi yang sangat jauh.
Citra pengindraan jauh (Remote sensing image) adalah citra suatu benda yang
diperoleh dengan alat pencatat atau pengindra tanpa ada hubungan langsung dengan
benda tersebut.
Ilmu pengetahuan yang mempelajari geologi dengan menggunakan citra
pengindraan jauh disebut Geologi Citra Pengindraan Jauh. Foto udara merupakan
salah satu macam citra pengindraan jauh yang sudah lama dipergunakan orang untuk
mempelajari geologi. Oleh karena itu ilmu pengetahuan yang sudah berkembang
adalah geologi foto. Geologi foto adalah studi geologi dengan bantuan foto udara,
sedangkan foto udara adalah foto permukaan bumi yang diambil dari pesawat udara
dengan menggunakan kamera udara (Bates dan Jackson, 1987) Sementara itu untuk
memperoleh informasi objek-objek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman,
pengukuran dan interprestasi citra fotografik dan pola-pola tenaga radiasi
elektromagnetik yang terekam disebut fotogrametri (Wolf, 1974).
Dalam Geologi citra pengindraan jauh dikenal 2 faktor interprestasi citra yaitu Untuk
mengenal ke dua unsur dasar yang tersebut diatas sebaiknya memiliki pengetahuan
geologi yang cukup, lebih baik lagi kalau pengalaman-pengalaman geologi lapangan
telah dimiliki.
Biasanya dengan melakukan interprstasi citra, kita baru dapat memperoleh batas
penyebaran satuan batuan, struktur geologi dan geomorfologi secara garis besar,
5
kondisi geologi yang detail baru dapat diketahui setelah melakukan pekerjaan
lapangan.
1. Unsur Dasar Pengenalan Citra
Dalam geologi citra pengindraan jauh dikenal adanya 7 (Tujuh) unsur dasar
pengenalan citra yaitu :
a. Rona
adalah cerah gelapnya citra yang mencerminkan ukuran banyaknya cahaya
yang dipantulkan oleh obyek dan dicatat pada citra hitam-putih.
Rona dipengaruhi oleh :
- Letak obyek terhadap matahari
- Warna obyek yang dibuat citranya
- Kasar halusnya permukaan obyek
- Musim atau iklim
- Macam film atau filter yang dipergunakan
- Proses pencetakan citra
b. Tekstur (texture) :
Tekstur didefinisikan sebagai frekwensi perubahan rona dalam citra dan
dihasilkan oleh suatu kelompok satuan kenampakan yang terlampau kecil
untuk dibedakan masing-masing secara jelas pada foto.
Tekstur dibagi menjadi :
- Tekstur halus yaitu, batulempung
6
- Tekstur sedang yaitu, batupasir
- Tekstur kasar yaitu, konglomerat, breksi
c. Pola (pattern)
Pola adalah susunan meruang yang teratur mengenai kenampakan geologi
topografi vegelasi.
d. Hubungan dengan keadaan sekitar (relation to the surroundings)
Seperti kita ketahui dalam ilmu geologi, peristiwa geologi berhubungan
erat satu dengan lainnya, sebagai contoh adanya aliran lava mungkin
berdekatan dengan aktivitas gunung api atau adanya lahar. Karena itu
dengan mengetahui atau menafsirkan adanya lahar, seharusnya perlu
diperhatikan pula kemungkinan adanya aliran lava.
e. Bentuk (shape)
Bentuk sebagai suatu unsure pengenalan dalam interprestasi geologi sangat
berarti terutama dalam pengertian yang lebih luas yang meliputi relief atau
topografi.
f. Ukuran (size) : Ukuran dapat pula membantu dalam interprestasi. Ukuran
meliputi luas, panjang, lebar, tinggi, dan volume suatu benda.
g. Bayangan (shadow) : Bayangan sebagai unsure dasar pengenalan berguna
untuk mengenal bentuk bendanya. Karena foto udara vertical biasa
dipergunakan untuk interprestasi, maka bayangan dapat dipergunakan
untuk mengenal pandangan samping dari suatu obyek.
7
2. Unsur Dasar Interprestasi Geologi
Unsur dasar interprestasi geologi adalah gejala alam yang terlihat pada foto
udara yang memberikan kemungkinan untuk mengetahui keadaan geologi.
Unsur dasar interprestasi geologi dapat dibagi menjadi :
a. Relief
Relief yaitu beda tinggi rendah dari suatu tempat dengan tempat lainnya
pada suatu daerah dan juga curam landainya lereng-lereng yang ada.
Termasuk dalam pengertian relief ini adalah bentuk-bentuk bukit, lembah,
dataran, gunung dan sebagainya.
b. Pola Penyaluran (drainage pattern)
Pola penyaluran adalah kenampakan pola sungai pada foto udara, yang
membantu dalam interprestasi keadaan geologi
c. Kebudayaan (culture)
Kebudayaan kerapkali dapat dipergunakan untuk interprestasi geologi
Sawah biasanya diolah oleh manusia didataran alluvial atau tanah residual
hasil pelaukan batuan, biasanya dikaki gunung api.
d. Tumbuh-tumbuhan Penutup (vegetation)
Tumbuah-tumbuhan penutup kerapkali dapat memberi keterangan tentang
geologi suatu daerah. Hampir seluruh wilayah Indonesia tertutup oleh
tumbuh-tumbuhan, baik hutan tropis lembab, savanna, ataupun tumbuhan
hasil kebudayaan manusia.
8
B. Jenis Citra Penginderaan Jauh
1. Citra Foto (foto udara)
Foto udara direkam secara fotografik menggunakan kamera dan film sebagai
detektornya. Mempunyai karakteristik yaitu skala, geometri, dan informasi
tepi foto udara yang diaplikasikan untuk pemetaan dasar, aplikasi untuk
sumber daya alam (Pertanian, hidrologi, geologi, perubahan fungsi lahan).
Contoh foto udara yaitu : Foto udara konvensional, foto udara’small format’,
dan foto udara digital
2. Citra Non Foto (citra satelit)
Citra satelit direkam berdasarkan penyiaman (scanning) secara elektronik
pada pita magnetic. Contoh :
a. NOAA adalah Satelit cuaca milik Amerika Serikat yang diluncurkan pada
bulan Juni 1979. Hingga kini telah diluncurkan 10 seri satelit NOAA
b. Landsat adalah program observasi bumi tertua.,dimulai pada tahun 1972
dengan nama ERTS-1, kemudian dilanjutkan dengan peluncuran seri ke-2
dengan nama baru yaitu landsat
c. ASTER-Terra adalah satu bagian dari lima sensor yang terdapat pada
satelit Terra yang mengorbit sinkron dengan matahari
d. Ikonos adalah satelit yang diluncurkan pada 4 September 1999 di
California, Amerika Serikat, Ikonos merupakan citra dengan resolusi
spasial paling tinggi
9
e. Quickbird adalah satelit yang diluncurkan menggunakan roket Boeing
delta-11 pada 18 Oktober 2001 di California, Amerika Serikat
f. Hiperspektral (imaging spectrometri) adalah perolehan data dengan cara
simultan dengan jumlah saluran/band yang terlalu banyak dengaan panjang
gelombang yang sempit dan saling berdekatan.
g. Radar (radio detection) adalah system penginderaan jauh yang mengirim
dan menerima sinyal gelombang elektomagnetik
C. Warna Data Penginderaan Jauh
Warna merupakan satu dari Sembilan unsur interpretasi foto udara. Cahaya putih
dapat diuraikan menjadi tujuh warna dengan menggunakan optic, warna-warna itu
dipisahkan secara berurutan mulai panjang gelombang 0.4 – 0.7 um sama sepertiyang
tampak pada pelangi.
D. Manfaat Penginderaan Jauh Secara Umum
Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data sumber
daya alam dan lingkungan. Penginderaan jauh makin banyak dimanfaatkan karena
berbagai macam alasan sebagai berikut :
a. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh
melalui daratan, contohnya hutan, rawa dan pegunungan.
b. Citra menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak
objek mirip dengan sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah
yang luas dan sifat gambar yang permanen
10
c. Citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan
menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan
karena menjyajikan model obyek yang jelas, relief lebih jelas,
memungkinkan pengukuran beda tinggi, pengukuran lereng dan
pengukuran volume.
d. Citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga
dimungkinkan pengenalan obyeknya. Sebagai contoh adalah terjadinya
kebocoran pipa bawah tanah.
e. Citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
Gambar 1. Geologi citra penginderaan jauh (sma warga online 2013)
E. Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Geologi
Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari
segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan
kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk
11
bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik di dalam maupun diatas permukaan
bumi yang telah, tengah dan akan terjadi. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu
ilmu pengetahuan yang komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka
ragam namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk
dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua,
samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan.
Seorang ahli geologi mempunyai tugas disamping melakukan penelitian-
penelitian untuk mengungkapkan misteri yang masih menyelimuti proses-proses yang
berhubungan dengan bahan-bahan yang membentuk bumi, gerak-gerak dan
perubahan yang terjadi seperti gempa-bumi dan meletusnya gunung api, juga mencari
dan mencoba menemukan bahan-bahan yang kita butuhkan yang diambil dari dalam
bumi seperti bahan tambang dan minyak dan gas bumi, seorang ahli geologi juga
mempelajari sifat-sifat bencana alam, seperti longsor,tsunami, gunung meletus,
gempa-bumi dll; meraka dapat meramalkan dan memberi tahu bagaimana cara
menghindarinya.
Untuk dapat memahami ilmu geologi, pemahaman tentang konsep-konsep dan
hukum-hukum dalam ilmu geologi sangatlah penting dan merupakan dasar dalam
mempelajari ilmu geologi. Adapun hukum dan konsep geologi yang menjadi acuan
dalam geologi antara lain adalah konsep tentang susunan, aturan dan hubungan antar
batuan dalam ruang dan waktu. Pengertian ruang dalam geologi adalah tempat
12
dimana batuan itu terbentuk sedangkan pengertian waktu adalah waktu pembentukan
batuan dalam skala waktu geologi. Konsep uniformitarianisme (James Hutton),
hukum superposisi (Steno), konsep keselarasan dan ketidakselarasan, konsep
transgresi-regresi, hukum potong memotong (cross cutting relationship) dan lainnya.
Oleh karena itu penginderaan jauh adalah salah satu teknologi yang digunakan oleh
ahli-ahli geologi. Adapun manfaat penginderaan jauh di bidang geologi adalah
a. Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat
terbang dan menggunakan aplikasi GIS.
b. Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c. Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas
gunung berapi, aktivitas tektonik dan pemantauan persebaran debu
vulkanik.
d. Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi,
macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang.
Perkembangan bentuk lahan ditentukan oleh proses pelapukan dan
perkembangan tanah, erosi, gerakan massa tanah, banjir, sedimentasi, abrasi marine,
iklim, gelombang laut, gravitasi bumi, dan biologi termasuk manusia. Ini merupakan
proses eksogen. Perubahan bentuk lahan berpengaruh terhadap kondisi tanah, tata air
(hidrologi), potensi bahan tambang, potensi bencana seperti banjir, erosi, dan longsor
lahan, vegetasi, dan kegiatan manusia dalam bidang pertanian, permukiman,
13
kerekayasaan, industri, rekreasi, dan pertambangan. Analisis tingkat bahaya erosi
dilakukan dengan cara memperkirakan (memprediksi) laju erosi tanah pada satuan-
satuan lahan.
Sedangkan untuk menghitung laju erosi tanah digunakan pendekatan persamaan
“Universal Soil Loss Equation” (USLE) yang dikembangkan oleh Wischmeier dan
Smith (1978) sebagai berikut:
A = RKLSCP
keterangan :
A = jumlah tanah yang hilang (ton/ha/tahun)
R = erosivitas hujan tahunan rata-rata (mm/jam)
K = indeks Erodibilitas Tanah
LS = Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng
C = Pengelolaan Tanaman
Erosivitas Hujan merupakan kemampuan hujan untuk mengerosi tanah. Semakin
tinggi nilai erosivitas hujan suatu daerah, semakin besar pula kemungkinan erosi yang
terjadi pada daerah tersebut. Erodibilitas merupakan suatu ketahanan dari tanah yang
yang menunjukkan resistensi partikel tanah terhadap pengelupasan dan transportasi
partikel-partikel tanah oleh adanya energi kinetik air hujan dan ditentukan oleh sifat
14
fisik dan kimia tanah serta vegetasi penutup tanah. Adapun Pengaruh vegetasi
penutup tanah terhadap erosi adalah,
a. melalui fungsi melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan,
b. menurunkan kecepatan air larian,
c. menahan partikel-partikel tanah pada tempatnya dan
d. mempertahankan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air.
Wilayah yang mempunyai kriteria erosi sangat ringan seluas 13787.088 hektar
(51,77%) dengan jumlah erosi kurang dari 15 ton/ha/tahun banyak ditemukan di
formasi Karangsambung, di daerah basalt, dan gabro. Formasi Karangsambung
merupakan suatu formasi dengan tanah berupa lempung sehingga air susah untuk
permeabilitas. Kriteria erosi sedang mempunyai luasan sebesar 3804.078 hektar
(14,28%) dengan jumlah erosi 60 sampai 180 ton/ha/tahun dan penyebarannya di
sebelah barat dan timur pada DAS Lukulo Hulu. Dan kriteria erosi berat mempunyai
luasan sebesar 1564.231 hektar (5,87%) dengan jumlah erosi 180 sampai 480
ton/ha/tahun dan erosi sangat berat seluas 1399.518 hektar dengan jumlah erosi lebih
dari 480 ton/ha/tahun (5,26%).
F. Keuntungan Penggunaan Penginderaan Jauh
Baik diukur dari jumlah bidang penggunaan maupun frekuensinya, penggunaan
penginderaan jauh pada saat ini meningkat dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh
faktor-faktor dibawah ini :.
15
Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan
wujud dan letak objek yang mirip dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi,
relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, dan bersifat permanen. Wujud dan letak
objek yang tergambar pada citra mirip dengan wujud dan letaknya di permukaan
bumi.
Citra merupakan sumber data multimatik karena citra dapat digunakan untuk pelbagai
bidang, seperti geografi, geologi, hidrologi, dan kehutanan. Penggunaan citra dapat
menggambarkan daerah yang luas.
II.2. Peralatn yang Digunakan
1. Stereoskop
2. Foto udara
3. Kertas mika
4. Spidol OHP
5. Penggaris
6. Selotip
II.3. Lokasi Pelaksanaan Analisis Citra Penginderaan Jauh
Analisis citra penginderaan jauh dilaksanakan di Laboratorium Geomorfologi
dan Penginderaan jauh, Jurusan teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, IST
AKPRIND, Jl. I Dewa Nyoman Oka No.32 Kota Baru Yogyakarta.