bab ii

43
BAB II KEWIRASWASTAAN DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGIS

Upload: chance

Post on 23-Jan-2016

86 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB II. KEWIRASWASTAAN DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGIS. Kewiraswastaan dalam perspektif psikologis dirumuskan menjadi beberapa bagian yaitu: pengertian (definisi) tentang kewiraswastaan (entrepreneurship) wiraswasta (entrepeneur) sikap mental wiraswasta ( entrepeneur mental attitude) - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB II

KEWIRASWASTAAN DALAM PERSPEKTIF

PSIKOLOGIS

Page 2: BAB II

Kewiraswastaan dalam

perspektif psikologis dirumuskan

menjadi beberapa bagian yaitu:

pengertian (definisi) tentang

kewiraswastaan

(entrepreneurship)

wiraswasta (entrepeneur)

sikap mental wiraswasta

( entrepeneur mental attitude)

bagan kewiraswastaan

Dimana hingga saat ini

diantara ekonom dan psikolog belum

ada kesamaan pendapat mengenai

rumusan tersebut.

Page 3: BAB II

→ Inti dari kewiraswastaan atau kewirausahaan

atau kewirakoperasian yaitu kemandirian atau

kemampuan untuk berdiri sendiri (kemandirian

dalam menciptakan, mengelola, dan

mengembangkan usaha). Hanya yang berbeda

adalah penerapannya, yaitu disesuaikan dengan

bentuk badan usahanya (BUMN atau BUMS atau

BUMK?) karena masing-masing badan usaha

tersebut mempunyai karakteristik yang saling

berbeda.

2.1 Pengertian Kewiraswastaan

(Entrepreneurship)

Page 4: BAB II

→Misalnya istilah kewiraswastaan atau kewirausahaan banyak diterapkan dalam BUMS/BUMN (seperti di PT, CV, Fa., Perjan, Perum, Persero dll), sedangkan kewirakoperasian diterapkan dalam BUMK karena disesuaikan dengan prinsip koperasi.

Pengertian Kewiraswastaan

(Entrepreneurship)

Page 5: BAB II

Istilah kewiraswastaan (entrepreneurship)

berasal dari Perancis yang secara harfiah

diterjemahkan sebagai “perantara”.

Kewiraswastaan secara lebih luas didefinisikan

sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda

nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu

yang diperlukan, memikul resiko finansial,

psikologi, dan sosial yang menyertainya, serta

menerima balas jasa moneter dan kepuasan

pribadi (Masykur Wiratmo, 1996: 2)

Pengertian Kewiraswastaan

(Entrepreneurship)

Page 6: BAB II

Istilah dan konsep kewiraswastaan mulai diperkenalkan di Indonesia oleh Suparman Sumahawijaya tahun 1967.

Mengadopsi istilah dan konsep entrepeneurship dari Robert Cantillon (1755) yang telah disesuaikan dengan dasar filosofis bangsa Indonesia (Thaufick Rashid, 1981).

Suparman Sumahamijaya

(Bapak Wiraswasta Indonesia)

Page 7: BAB II

Menurut Daoed Yoesoef (1981 : 82) :Kewiraswastaan (Entrepreneurship) adalah suatu profesi yang khas merupakan gabungan/interaksi antara pengetahuan (knowledge) dan kiat (art)

Pengertian Kewiraswastaan

(Entrepreneurship)

Page 8: BAB II

Menurut Suparman Sumahamijaya

(1980 : 116) :Kewiraswastaan adalah seni, siasat, dan silat dalam usaha dan kerja, dalam arti seni, silat, dan siasat menghadapi dan melawan resiko

PENGERTIAN KEWIRASWASTAAN(ENTREPRENEURSHIP)

Page 9: BAB II

Menurut Inpres Nomor 4 tahun 1995:Kewiraswastaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan yang lebih besar (M. Affandi, 1997).

PENGERTIAN KEWIRASWASTAAN

(ENTREPRENEURSHIP)

Page 10: BAB II

Menurut Grayson:Kewiraswastaan adalah kegiatan manusia dalam sistem perekonomian terpimpin maupun dalam sistem perekonomian liberal (Thaufick Rashid, 1981 : 8).

PENGERTIAN KEWIRASWASTAAN(ENTREPRENEURS

HIP)

Page 11: BAB II

Menurut Jochen Ropke (1993: 13)Our own thinking concerning entrepeneurial action is derived from field theory of social psychology and can be summarized with the following equation: EA = f (PR,C, E). Entrepeneurial Activity (EA) is a function or Property Rights (PR), Competency or ability (C ) , and the External enviroment (E).

PENGERTIAN KEWIRASWASTAAN(ENTREPRENEURSHI

P)

Page 12: BAB II

Dari pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa:

Kewiraswastaan merupakan suatu profesi (pekerjaan) yang dilakukan oleh seseorang secara profesional di bidang dunia usaha (bisnis). (Joko Widodo, 2000:114)

PENGERTIAN KEWIRASWASTAAN

(ENTREPRENEURSHIP)

Page 13: BAB II

Wiraswasta harus memiliki: hak/kebebasan untuk

bekerja (mandiri). kemampuan/kecakapan

khusus (profesional). keinginan untuk terikat

dengan aktivitas khusus (lingkungan bisnis).

PENGERTIAN KEWIRASWASTAAN(ENTREPRENEURSHIP)

Page 14: BAB II

A. Pandangan Hidup (Way of Life)• Pandangan hidup wiraswasta indonesia adalah pancasila termuat dalam pembukaan uud 1945 alinea keempat.

• Aktivitas ekonomi wiraswasta indonesia didasari dua motif yaitu motif untuk mencari keutungan (profit motive) dan motif untuk berbuat sosial (social motive)

Komponen Kewiraswastaan

Page 15: BAB II

B. Wiraswasta (Entrepreneur)

Wiraswasta adalah manusia yang melakukan semua atau beberapa fungsi kewiraswastaan (M. Amin Azis, 1978: 41)

Komponen Kewiraswastaan

Kewiraswastaan

Profesi/pekerjaannya

Wiraswasta Pelakunya

Page 16: BAB II

Komponen Kewiraswastaan

C. Sikap Mental Wiraswasta (Entrepreneur Mental Attitude)

Sikap mental wiraswasta merupakan sifat/ciri positif yang harus dimiliki oleh wiraswasta yang terdiri dari beberapa nilai kewiraswastaan.

Page 17: BAB II

2.2 Pengertian Wiraswasta

(Entrepreneur)

Etimologis

Wiraswasta berasal dari kata

Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan.Swasta = berdiri di atas kaki sendiri / berdiri atas kemampuan sendiri.

Page 18: BAB II

2.2 Pengertian Wiraswasta

(Entrepreneur)Jadi, wiraswasta adalah sifat-sifat

keberanian, keutamaan dan

keteladan dalam mengambil resiko

yang bersumber pada kemampuan

sendiri (Suparman Sumahamija ,

1981:5)

Page 19: BAB II

2.2 Pengertian Wiraswasta

(Entrepreneur)Wiraswasta adalah berasal dari dua

kata yaitu wiira dan swasta yang

isinya adalah manusia teladan di

dalam berdikari (berdiri di atas

kemampuan sendiri)

(Moh. Afiaq , 1979:1)

Page 20: BAB II

2.2 Pengertian Wiraswasta

(Entrepreneur)Menurut M. Syafie Idrus,

Entrepreneur didefinisikan sebagai people who have the ability to see and evaluate business opportunities; to gather the necessary resources to take advantage of them; and to initiate appropriate action to ensure success (1999: 4)

Page 21: BAB II

2.2 Pengertian Wiraswasta

(Entrepreneur)Artinya:wiraswasta adalah orang yang

mempunyai kemampuan untuk melihat dan menilai peluang bisnis; mengumpulkan sumber daya yang diperlukan untuk memperoleh manfaat dari peluang tersebut; dan memulai kegiatan yang sesuai untuk meraih keberhasilan.

Page 22: BAB II

2.2 Pengertian Wiraswasta

(Entrepreneur)Beberapa definisi wirausaha yang telah disusun oleh Rushing antara lain:

a. A person who assumes the risk associated with uncertainly

b. A supplier of financial capitalc. An innovatord. A decision makere. A industrial leaderf. A manager or superinterndentg. An organizer or coordinator of economic

resources(Yuyun Wirasasmita, 1993: 1-2)

Page 23: BAB II

2.2 Pengertian Wiraswasta

(Entrepreneur)Berdasarkan beberapa pengertian di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa wiraswasta adalah seseorang yang mempunyai sikap mental yang positif, sehingga berani berusaha di atas kemampuannya sendiri.

Menurut Soehardi Sigit, kewiraswastaan dan wiraswasta adalah pengertian Indonesia dari istilah asing entrepreneurship dan entrepreneur (1980: 1)

Page 24: BAB II

2.2 Pengertian Wiraswasta

(Entrepreneur)Adapun dasar pertimbangan yang

dipakai oleh Suparman Sumahamijaya untuk mengganti istilah entrepreneur dengan wiraswasta karena adanya perbedaan dasar filosofis yang dianut oleh istilah entrepreneurship/ entrepreneur tersebut.

Page 25: BAB II

No.

Ditinjau Kewiraswastaan/ Wiraswasta

Entrepreneurship/ Entrepreneur

1. Tahun kelahiran Diperkenalkan di Indonesia tahun 1970-an

Dikemukakan pada tahun 1755

2. Penganjur/ Penemu istilah

Suparman Sumahamijaya

Robert Cantillon

3. Kewarganegaraan Indonesia Irlandia (tinggal di Perancis)

4. Buku sumber Membina sikap mental wiraswasta

Essai sur la Nature du Commerce en General

5. Sistem ekonomi Pancasila Kapitalis/ Liberal/ Klasik

6. Landasan Idiil: PancasilaStrukturil: UUD 1945Operasionil: UU dan PP di bidang dunia usaha

Declaration of Independence

Tabel 1 Perbedaan antara Kewiraswastaan/ Wiraswasta

dengan Entrepreneurship/ Entrepreneur

Su

mb

er:

Th

au

fick R

ash

id,

1981:

5-6

; D

och

ak L

ati

ef,

1984:

29-3

1;

dio

lah

Page 26: BAB II

2.2 Pengertian Wiraswasta

(Entrepreneur)Sedangkan persamaan antara kewiraswastaan atau wiraswasta dengan entrepreneurship atau entrepreneur adalah bahwa keduanya sama-sama mengandung komponen-komponen sikap mental wiraswasta.

Page 27: BAB II

2.3 Pengertian Sikap Mental Wiraswasta

(Entrepreneur Mental Attitude)

Pengertian sikap pada umumnya menurut terminologi psikologi sosial (social psychology) diantaranya:Sikap adalah suatu keadaan kesiapan murni dan mental seseorang yang diatur melalui pengalaman, menggunakan perintah yang mempengaruhi tanggapan seseorang tersebut terhadap semua situasi dan objek yang saling berhubungan.

Page 28: BAB II

2.3 Pengertian Sikap Mental Wiraswasta

(Entrepreneur Mental Attitude)

Menurut Mar’at, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut.

Bernhard mengemukakan bahwa sikap adalah suatu predisposisi atau kecenderungan untuk melakukan suatu respon dengan cara-cara tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu (Wayan Nurkancana, dkk., 1982: 249)

Page 29: BAB II

2.3 Pengertian Sikap Mental Wiraswasta

(Entrepreneur Mental Attitude)Jadi, sikap itu yang mengarahkan atau

mengendalikan tindakan atau perilaku seseorang terhadap suatu objek.

Secara lengkap dapat dikatakan bahwa seseorang dalam menanggapi suatu objek itu menggunakan perasaan-perasaan tertentu (afektif) yang akhirnya terwujud dalam suatu tindakan (konatif). Di mana kecenderungan bertindak yang mendasarkan diri pada perasaan tersebut, terbentuk dari hasil belajar (koknitif) yang berupa pengalaman hidup seseorang yang bersangkutan.

Page 30: BAB II

2.3 Pengertian Sikap Mental Wiraswasta

(Entrepreneur Mental Attitude)

Adapun salah satu contoh sikap di atas adalah sikap seseorang terhadap dunia usaha (bisnis), atau lazim disebut sikap mental wiraswasta (entrepreneur mental attitude).

Page 31: BAB II

Menurut Bambang Tri cahyono (1983: 77) “Sikap berwiraswasta ini mengandung

perasaan dan motivasi untuk selalu meningkatkan prestasi usaha. Karena itu untuk membentuk sikap berwiraswasta diperlukan waktu untuk menyenangi objek-objek baru dalam bisnis”.

Pengertian di atas menunjukkan bahwa seseorang itu dapat mempunyai sikap mental wiraswasta yang positif (baik), apabila dia mempunyai perasaan senang (menyenangi) objek dunia usaha (bisnis) yang dihadapi, maka dapat mendorong (memotivisir) dirinya untuk selalu meningkatkan prestasi di dalam usahanya.

2.3 Pengertian Sikap Mental Wiraswasta

(Entrepreneur Mental Attitude)

Page 32: BAB II

Berdasarkan beberapa pengertian sikap di atas,

akhirnya dapat dirumuskan pengertian sikap mental

wiraswasta (Entrepreneur Mental Attitude) sebagai

suatu kecenderungan di dalam diri seseorang

wiraswasta untuk bertingkah laku kewiraswastaan

(entrepreneurial behavior) di dalam menanggapi objek

dunia usahanya dengan mendasarkan diri pada

pengetahuan dan perasaannya tentang nilai-nilai

kewiraswastaan (entrepreneurship values).

2.3 Pengertian Sikap Mental Wiraswasta

(Entrepreneur Mental Attitude)

Page 33: BAB II

Menurut Soesarsono Wijandi (1988: 27):Wiraswasta mencakup beberapa unsur penting yang saling terkait dan tidak terlepas dalam kehidupan sehari-hari, yaitua) Unsur pengetahuan/ kognitifb) Unsur ketrampilan/ psikomotorikc) Unsur sikap mental/ tanggapand) Unsur kewaspadaan (perpaduan antara

unsur kognitif dan sikap mental)

2.3 Pengertian Sikap Mental Wiraswasta

(Entrepreneur Mental Attitude)

Page 34: BAB II

Komponen-komponen yang terkandung di dalam sikap mental wiraswasta antara lain:

a) Komponen Kognitifb) Komponen Afektifc) Komponen Konatifd) Komponen Nilai-Nilai

Kewiraswastaane) Komponen Objek

2.3 Pengertian Sikap Mental Wiraswasta

(Entrepreneur Mental Attitude)

Page 35: BAB II

A. Komponen KoknitifYaitu pengetahuan serta pemahaman

seorang wiraswasta terhadap dunia usaha (obyek) yang dihadapi.

B. Komponen AfektifYaitu menunjukkan perasaan-

perasaan seorang wiraswasta terhadap dunia usaha yang dihadapi. Seorang wiraswasta harus menyenangi profesi (pekerjaannya) yang berhubungan dengan dunia usaha.

Page 36: BAB II

C. Komponen Konatif

Yaitu kecenderungan bertindak atau bertingkah laku kewiraswastaan (entrepreneurship behavior) di dalam menanggapi dunia usahanya dengan bekal beberapa keterampilan, menurut Wasty Soemanto (1984: 63-75) diantaranya: (a)ketrampilan berpikir kreatif, (b)ketrampilan dalam pembuatan keputusan, (c)ketrampilan dalam kepemimpinan, (d)ketrampilan dalam manajerial, dan (e)ketrampilan dalam bergaul antar manusia (human relations).

Page 37: BAB II

D. Komponen Nilai-Nilai

KewiraswastaanYaitu ciri khas (profil) dari seorang

wiraswasta. Menurut M. Syafie Idrus (1999: 4-5), ciri khas entrepreneur antara lain

a) Percaya diri (self-confidence)b) Berorientasi pada tugas (task-

result oriented)c) Berani mengambil resiko (risk

taker)d) Mempunyai sikap kepemimpinan

(leadership)e) Mempunyai keaslian (originality)f) Beroriantasi ke depan (future-

oriented)

Page 38: BAB II

Menurut Scarborough, dkk. (1993: 5), ciri lainnya yaitu:a) Proactive: berinisiatif sebelum dipaksa oleh keadaan

dan bersikap assertiveness yaitu segera mungkin menyelesaikan masalah dan menyatakan bagaimana menyelesaikannya pada orang lain;

b) Acheivement: mampu melihat dan segera bertindak apabila ada peluang, bekerja dengan efisien, mempunyai perhatian pada kualitas, berencana secara sistematis, selalu memonitor apakah pekerjaan sesuai dengan standar;

c) Commitment: mengeluarkan extraordinary effort untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, serta recognize (mengakui) pentingnya hubungan dengan pelanggan (customers).

D. Komponen Nilai-Nilai

Kewiraswastaan

Page 39: BAB II

Casson (1993: 2) mengatakan bahwa seseorang untuk dikatakan sebagai wirausaha apabila memiliki kualitas-kualitas sebagai berikut:

a) Self-knowledge (berpengetahuan)b) Imagination (kemampuan menghayal)c) Practical-knowledge (kemampuan

mengaplikasikan)d) Analytical ability (kemampuan analitik)e) Search skill (keterampilan menelaah)f) Foresight (kemampuan memandang ke

depan)g) Computational skill (kemampuan

menghitung)h) Communicational skill (kemampuan

berkomunikasi)i) Organization skill (kemampuan

berorganisasi)

D. Komponen Nilai-Nilai

Kewiraswastaan

Page 40: BAB II

Tingkah laku kewiraswastaan (Entrepreneurial behavior) seorang wiraswasta itu harus mencerminkan (menampakkan) nilai-nilai kewiraswastaan (Entrepreneurship values) yaitu:

D. Komponen Nilai-Nilai

Kewiraswastaan

Page 41: BAB II

a) Mempunyai gagasan (ide)b) Mempunyai inisiatif (prakarsa)c) Mempunyai daya cipta (kreatifitas) d) Mempunyai kepercayaan pada kemampuan diri

sendirie) Mempunyai tujuan hidup yang jelasf) Mempunyai keberanian menghadapi resikog) Selalu bekerja samah) Tidak rendah diri (malu) dan malasi) Mempunyai keterampilan wiraswasta dan

keahlian menjual (Suparman Sumahamijaya, 1980: 52)

D. Komponen Nilai-Nilai

Kewiraswastaan

Page 42: BAB II

E. KOMPONEN OBJEKObjek yang dihadapi oleh seorang wiraswasta adalah dunia usaha (bisnis). Jadi seorang wiraswasta yang baik, harus mempunyai pengetahuan yang luas mengenai dunia usaha, menyenangi dunia usaha, mempunyai minat dan sanggup bertingkah laku kewiraswaastaan di dalam dunia usaha (bisnis) dengan mendasarkan diri pada nilai-nilai kewiraswastaan di atas.

Page 43: BAB II

2.4 BAGAN KEWIRASWASTAAN

(DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGIS)

KOKNITIF

AFEKTIF

KONATIF

NILAI-NILAI KEWIRASWASTAAN

SIKAP MENTAL WIRASWASTA

WIRASWASTA

OBJEK

DUNIA USAHA

(BISNIS)