bab ii

Upload: rizki-wulandari

Post on 07-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

barium enema

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi KolonUsus besar terdiri dari caecum, appendix, kolon ascendens, kolon transversum, kolon descendens, kolon sigmoideum dan rektum serta anus. Mukosa usus besar terdiri dari epitel selapis silindris dengan sel goblet dan kelenjar dengan banyak sel goblet, pada lapisan submukosa tidak mempunyai kelenjar. Otot bagian sebelah dalam sirkuler dan sebelah luar longitudinal yang terkumpul pada tiga tempat membentuk taenia koli. Lapisan serosa membentuk tonjolan tonjolan kecil yang sering terisi lemak yang disebut appendices epiploicae. Didalam mukosa dan submukosa banyak terdapat kelenjar limfa, terdapat lipatan lipatan yaitu plica semilunaris dimana kecuali lapisan mukosa dan lapisan submukosa ikut pula lapisan otot sirkuler. Diantara dua plica semilunares terdapat saku yang disebut haustra coli, yang mungkin disebabkan oleh adanya taenia coli atau kontraksi otot sirkuler. Letak haustra in vivo dapat berpindah pindah atau menghilang.Vaskularisasi kolon dipelihara oleh cabangcabang arteri mesenterica superior dan arteri mesenterica inferior, membentuk marginal arteri, yang memberi cabang cabang vasa recta pada dinding usus. Yang membentuk marginal arteri adalah arteri ileocolica, arteri colica dextra, arteri colica media, arteri colica sinistra dan arteri sigmoidae. Hanya arteri ciloca sinistra dan arteri sigmoideum yang merupakan cabang dari arteri mesenterica inferior, sedangkan yang lain dari arteri mesenterica superior. Pada umumnya pembuluh darah berjalan retroperitoneal kecuali arteri colica media dan arteri sigmoidae yang terdapat didalam mesocolon transversum dan mesosigmoid. Seringkali arteri colica dextra membentuk pangkal yang sama dengan arteri colica media atau dengan arteri ileocolica. Pembuluh darah vena mengikuti pembuluh darah arteri untuk menuju ke vena mesenterica superior dan arteri mesenterica inferior yang bermuara ke dalam vena porta. Aliran limfe mengalir menuju ke nn. ileocolica, nn. colica dextra, nn. colica media, nn. colica sinistra dan nn. mesenterica inferior. Kemudian mengikuti pembuluh darah menuju truncus intestinalis.Colon ascendens panjangnya sekitar 13 cm, dimulai dari caecum pada fossa iliaca dextra sampai flexura coli dextra pada dinding dorsal abdomen sebelah kanan, terletak di sebelah ventral ren dextra, hanya bagian ventral ditutup peritoneum visceral. Jadi letak colon ascendens ini retroperitoneal, kadang kadang dinding dorsalnya langsung melekat pada dinding dorsal abdomen yang ditempati muskulus quadratus lumborum dan ren dextra.Arterialisasi colon ascendens dari cabang arteri ileocolic dan arteri colic dextra yang berasal dari arteri mesentrica superior.Colon transversum panjangnya sekitar 38 cm, berjalan dari flexura coli dextra sampai flexura coli sinistra. Bagian kanan mempunyai hubungan dengan duodenum dan pankreas di sebelah dorsal, sedangkan bagian kiri lebih bebas. Flexura coli sinistra letaknya lebih tinggi daripada yang kanan yaitu pada polus cranialis ren sinistra, juga lebih tajam sudutnya dan kurang mobile. Flexura coli dextra erat hubunganya dengan facies visceralis hepar (lobus dextra bagian caudal) yang terletak di sebelah ventralnya. Arterialisasi didapat dari cabang cabang arteri colica media. Arterialisasi colon transversum didapat dari arteri colica media yang berasal dari arteri mesenterica superior pada 2/3 proksimal, sedangkan 1/3 distal dari colon transversum mendapat arterialisasi dari arteri colica sinistra yang berasal dari arteri mesenterica inferior .

Gambar. Arteri Mesenterica Superior

Mesokolon transversum adalah duplikatur peritoneum yang memfiksasi colon transversum sehingga letak alat ini intraperitoneal. Pangkal mesokolon transversa disebut radix mesokolon transversa, yang berjalan dari flexura coli sinistra sampai flexura coli dextra. Lapisan cranial mesokolon transversa ini melekat pada omentum majus dan disebut ligamentum gastro (meso) colica, sedangkan lapisan caudal melekat pada pankreas dan duodenum, didalamnya berisi pembuluh darah, limfa dan syaraf. Karena panjang dari mesokolon transversum inilah yang menyebabkan letak dari colon transversum sangat bervariasi, dan kadangkala mencapai pelvis.

Gambar. Arteri Mesenterica InferiorColon descendens panjangnya sekitar 25 cm, dimulai dari flexura coli sinistra sampai fossa iliaca sinistra dimana dimulai colon sigmoideum. Terletak retroperitoneal karena hanya dinding ventral saja yang diliputi peritoneum, terletak pada muskulus quadratus lumborum dan erat hubungannya dengan ren sinistra. Arterialisasi didapat dari cabang cabang arteri colica sinistra dan cabang arteri sigmoid yang merupakan cabang dari arteri mesenterica inferior.Colon sigmoideum mempunyai mesosigmoideum sehingga letaknya intraperi toneal, dan terletak didalam fossa iliaca sinistra. Radix mesosigmoid mempunyai perlekatan yang variabel pada fossa iliaca sinistra. Colon sigmoid membentuk lipatan lipatan yang tergantung isinya didalam lumen, bila terisi penuh dapat memanjang dan masuk ke dalam cavum pelvis melalui aditus pelvis, bila kosong lebih pendek dan lipatannya ke arah ventral dan ke kanan dan akhirnya ke dorsal lagi. Colon sigmoid melanjutkan diri kedalam rectum pada dinding mediodorsal pada aditus pelvis di sebelah depan os sacrum. Arterialisasi didapat dari cabang cabang arteri sigmoidae dan arteri haemorrhoidalis superior cabang arteri mesenterica inferior. Aliran vena yang terpenting adalah adanya anastomosis antara vena haemorrhoidalis superior dengan vena haemorrhoidalis medius dan inferior, dari ketiga vena ini yang bermuara kedalam vena porta melalui vena mesenterica inferior hanya vena haemorrhoidalis superior, sedangkan yang lain menuju vena iliaca interna. Jadi terdapat hubungan antara vena parietal (vena iliaca interna) dan vena visceral (vena porta) yang penting bila terjadi pembendungan pada aliran vena porta misalnya pada penyakit hepar sehingga mengganggu aliran darah portal. Mesosigmoideum mempunyai radix yang berbentuk huruf V dan ujungnya letaknya terbalik pada ureter kiri dan percabangan arteri iliaca communis sinistra menjadi cabang cabangnya, dan diantara kaki kaki huruf V ini terdapat reccessus intersigmoideus.Rektum memiliki 3 buah valvula: superior kiri, medial kanan dan inferior kiri. 2/3 bagian distal rektum terletak di rongga pelvik dan terfiksasi, sedangkan 1/3 bagian proksimal terletak dirongga abdomen dan relatif mobile. Kedua bagian ini dipisahkan oleh peritoneum reflektum dimana bagian anterior lebih panjang dibanding bagian posterior. Saluran anal (anal canal) adalah bagian terakhir dari usus, berfungsi sebagai pintu masuk ke bagian usus yang lebih proximal; dikelilingi oleh sphincter ani (eksternal dan internal) serta otot-otot yang mengatur pasase isi rektum ke dunia luar. Sphincter ani eksterna terdiri dari 3 sling : atas, medial dan depan . Persarafan motorik spinchter ani interna berasal dari serabut saraf simpatis (N. hipogastrikus) yang menyebabkan kontraksi usus dan serabut saraf parasimpatis (N. splanknicus) yang menyebabkan relaksasi usus. Kedua jenis serabut saraf ini membentuk pleksus rektalis. Sedangkan muskulus levator ani dipersarafi oleh N. sakralis III dan IV. Nervus pudendalis mempersarafi sphincter ani eksterna dan m.puborektalis. Saraf simpatis tidak mempengaruhi otot rektum. Defekasi sepenuhnya dikontrol oleh N. N. splanknikus (parasimpatis). Akibatnya kontinensia sepenuhnya dipengaruhi oleh N. pudendalis dan N. splanknikus pelvik (saraf parasimpatis). Sistem saraf otonomik intrinsik pada usus terdiri dari 3 pleksus : 1. Pleksus Auerbach : terletak diantara lapisan otot sirkuler dan longitudinal 2. Pleksus Henle : terletak disepanjang batas dalam otot sirkuler 3. Pleksus Meissner : terletak di sub-mukosaPada penderita penyakit Hirschsprung, tidak dijumpai ganglion pada ketiga pleksus tersebut.

2.2 Barium Enema2.2.1 Definisi Barium EnemaTeknik Pemeriksaan Barium Enema (Collon In Loop Pediatrik) adalah teknik pemeriksaan secara radiologis dari usus besar (collon) dengan menggunakan media kontras secara retrograde pada pasien pediatrik (anak-anak). Sedangkan Enema adalah tindakan memasukkan cairan kedalam rectum dan kolon melalui lubang anus. Jadi dapat dikatakan bahwa teknik pemeriksaan barium enema adalah suatu teknik pemeriksaan secara radiologis usus besar (collon) dengan menggunakan media kontras barium (kontras positif) yang dimasukan melalui lubang anus.Tujuan pemeriksaan barium enema sendiri adalah untuk mendapatkan gambaran anatomis dari colon sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit atau kelainan-kelainan pada colon. Karena pasien dalam pemeriksaan ini merupakan anak-anak maka banyak hal yang perlu mendapat perhatian dan pemahaman khusus dalam pelaksanaannya. Misal mengalihkan perhatian anak, dengan cara mengajak bicara saat pemeriksaan serta membawa teman atau orang-orang terdekat dari anak tersebut. Menjelaskan jalannya pemeriksaan pada anak tersebut agar pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar.2.2.2 IndikasiIndikasi untuk pemeriksaan barium enema adalah sebagai berikut :a) b) Mega kolon Kongenital / Hirschsprungc) Diare kronisd) Invaginasi

2.2.3 Kontraindikasia) b) Perforasic) Keadaan umum pasien burukd) Ileus paralitike) Perdarahan intestinal aktiff) Demam tinggig) Diare profuse/berlebihan

2.2.4 Persiapana. Alat dan bahan Kantung enema sekali pakai diisi dengan barium sulfat 70-80 w/v % Tabung Penjepit Air hangat digunakan untuk melarutkan barium sulfat. Menggunakan kateter silicon 10 french dan sebuah spuit 60 ml, barium diinjeksi secara manual dan perlahan. Beberapa diantaranya, kateter di design agar tidak dapat keluar rectum setelah disisipkan, sehingga tidak bocor.Catatan : Penggunaan latex tidak boleh, karena dapat mengakibatkan alergi. Penggunaan jenis balon juga tidak boleh digunakan, karena dpat mengakibatkan perforasi pada rectum.

Gambar 3. Barium sulfat

b. PasienPersiapan pasien yang perlu dilakukan meliputi : Pasien dan orang tua harus masuk ke dalam ruang pemeriksaan, kemudian dijelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan kepada pasien, bagaimana teknik media kontras itu dimasukan dan alasannya ,mengapa dilakukan itu, tunjukan ketika barium masuk ke dalam colon. Katakan dengan bahasa dan teknik yang dimengerti anak kecil, agar tidak takut bahwa nanti akan disentuh pada bagian genitalnya. Orang tua pasien mendampingi selama pemneriksaan Tanyakan riwayat penyakit pasien. Hal ini sangat penting untuk mengevaluasi keadaan anak yang akan diperiksa. Karena ini akan membantu radiolog dalam memutuskan instruksi dan prosedur pemeriksaan yang akan diambil. Untuk bayi sampai 2 tahun : Tidak ada persiapan khusus yang diperlukan. Untuk anak 2 tahun sampai 10 tahun : Pada malam hari sebelum pemeriksaan hanya makan-makan yang rendah serat. Malam sebelum pemeriksaan minum satu tablet bisacodyl atau laxative atau sejenisnya. Jika setelah diberi laxative tidak menunjukan pengeluaran yang cukup, maka dilakukan enema pedi fleet atas petunjuk dokter.

2.2.5 Teknik Pemasukan Kontras MediaTeknik pemeriksaan dengan kontras, terdiri atas pemeriksaan dengan kontras tunggal dan pemeriksaan dengan kontras ganda. Kontras yang digunakan terdiri atas kontras positif dan kontras negatifa. Kontras positifKontras positif yang biasa digunakan dalam pemeriksaan radiologik alat cerna adalah Barium Sulfat (BaSO4). Bahan ini adalah suatu garam berwarna putih, berat (karena empunyai berat atom besar) dan tidak larut dalam air. Garam tersebut diaduk dalam air dalam perbandingan tertentu sehingga terjadi suspensi (bukan larutan). Sinar roentgen tidak dapat menembus barium sulfat tersebut, sehingga menimbulkan bayangan dalam foto roentgen. Misalnya bila pasien minum suspensi tersebut kemudian dipotret esofagusnya, maka tergambarlah esophagus oleh suspensi itu pada foto roentgen.Kontras positif lainnya yang lazim dipakai juga ialah zat yang mengandung unsur jodium untuk pemeriksaan ginjal, kandung empedu, pembuluh-pembuluh darah, limfe, dan sum-sum tulang belakang. Beberapa pemeriksaan saluran cerna kadang-kadang tidak dipilih barium sulfat sebagai kontras misalnya penyakit Hirschprung dan atresia esophagus. Dalam hal-hal ini yang dipakai adalah zat-zat yang mengandung iodium.b. Kontras NegatifYang pertama kali harus disebut sebagai kontras negatif ialah udara, karena paling murah dan paling bagus, alamiah dan dapat diperoleh dimana-mana namun sayang tidak selalu dapat diterapkan. Sebagai kontras pengganti dalam hal demikian yakni CO2.

c. Kontras TunggalKontras tunggal hanya menggunakan media kontras barium sulfat. merupakan pemeriksaan colon untuk penderita penderita : anak-anak reduksi intussusepsi kecurigaan obstruksi colon kecurigaan diverticulitis acuta, irritable colon, colitis kecurigaan appendicitisacuta kecurigaan fistulasi acuta kecurigaan fistulasi colon penyakit megacolon penderita penderita dengan keadaan umum jelek atau persiapan yang kurang baikDensitas rendah (0,1 0,2 g / ml) suspensi barium digunakan untuk "melihat melalui" efek. Suspensi dijalankan dalam perlahan lahan di bawah bimbingan fluoroscopic, dan film spot yang diambil dalam pandangan beberapa radiografi, sering dikombinasikan dengan kompresi manual usus besar.

d. Kontras GandaMerupakan standar untuk pemeriksaan colon orang dewasa, yang akan dievaluasi adalah mukosa colon, polip, massa dan tanda peradangan. Pada kontras ganda pemeriksaan barium enema dikombinasikan dengan insuflasi udara (atau alternatif karbon dioksida) untuk lebih baik "tembus" efek daripada teknik kontras tunggal. Suspensi barium harus hanya lapisan mukosa di dalam lapisan tipis. Teknik dengan kontras ganda merupakan teknik yang terbaik untuk mendeteksi tumor yang kecil (khususnya polip), penyakit keradangan dini, dan pendarahan kecil yang disebabkan oleh tukak1. Untuk mengaktifkan visualisasi detail anatomi halus en wajah, ini membutuhkan kerapatan yang lebih tinggi dari suspensi (biasanya 0,6-1,1 g / ml). Sebuah relaksasi otot polos (20 mg butylbromide hyoscine, Buscopan atau 0,5 1,0 mg glukagon) sering disuntikkan intravena pada awal prosedur untuk meringankan kejang kolon mungkin. Sebuah kateter balon dapat digunakan untuk mencegah kebocoran dari rektum. Suspensi barium biasanya dijalankan dengan pasien pada posisi lateral kanan atau kiri. Infus dihentikan bila kolom barium mencapai kolon transversal. Udara kemudian diinsuflasi, rektum dikeringkan, dan sisa dari usus besar diisi dengan barium dan udara dengan insuflasi udara dikombinasikan dengan perubahan posisi dari pasien untuk mempromosikan mengisi oleh gravitasi. Pemeriksaan ini mencakup beberapa pandangan radiografi standar.Pemeriksaan colon in loop (barium enema) pada bayi dan anak-anak biasanya hanya menggunakan metode kontras tunggal yang menggunakan media kontras BaSO4 (barium sulfat) saja, sedangkan metoda kontras ganda tidak dianjurkan.

2.2.6 ProyeksiProyeksi pemeriksaan yang digunakan adalah : AP Plan Foto AP dengan Kontras Lateral dengan Kontras AP Post Evakuasi

a. AP Plan FotoPosisi PasienPasien diposisikan supine diatas kaset / meja pemeriksaan dengan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat pada garis tengah kaset. Kedua tangan diletakkan diatas kepala pasien dan diberi pengganjal untuk fiksasi. kedua kaki lurus kebawah dan diberi pengganjal juga.Posisi ObjekObjek diatur dengan menentukan batas atas processus xypoideus dan batas bawah adalah symphisis pubis. Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca dengan arah sinar vertikal tegak lurus dengan kaset.

b. AP dengan KontrasPosisi PasienPasien diposisikan supine diatas kaset / meja pemeriksaan dengan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat pada garis tengah kaset. Kedua tangan diletakkan diatas kepala pasien dan kedua kaki lurus kebawah dengan di pegang oleh orang tuanya yang telah menggunakan apron.Posisi ObjekObjek diatur dengan menentukan batas atas processus xypoideus dan batas bawah adalah symphisis pubis. Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca dengan arah sinar vertikal tegak lurus dengan kaset. Eksposi dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas. Jika pasien menangis lakukan eksposi pada waktu jeda tangisannya reda.

c. Lateral Dengan KontrasPosisi PasienPasien diposisikan lateral atau tidur miring dengan Mid Coronal Plane (MCP) diatur pada pertengahan kaset dan vertikal terhadap garis tengah kaset, genu sedikit fleksi kedua ujung kaki dan tangan dipegang oleh orang tuanya yang terlebih dahulu diberi Apron, hal ini dikarenakan pasien selalu bergerak dan menangis.

Posisi ObjekArah sinar ; tegak lurus terhadap film. Titik bidik ; Pada Mid Coronal Plane setinggi spina illiaca anterior superior (SIAS).

d. AP Post EvakuasiPosisi PasienPasien diposisikan supine diatas kaset / meja pemeriksaan dengan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat pada garis tengah kaset. Kedua tangan diletakkan diatas kepala pasien dan diberi pengganjal untuk fiksasi. kedua kaki lurus kebawah dan diberi pengganjal juga.Posisi ObjekObjek diatur dengan menentukan batas atas processus xypoideus dan batas bawah adalah symphisis pubis. Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca dengan arah sinar vertikal tegak lurus dengan kaset.Gambar. Procedur Pemeriksaan Barium Enema

Gambar. Pemeriksaan Barium Enem

2.3 GAMBARAN NORMAL COLONPada radiografi akan terlihat bangunan haustrae sepanjang kolon. Mulai dari distal kolon desenden sampai sigmoid, haustrae semakin tampak berkurang. Dalam keadaan normal garis-garis haustrae haruslah dapat diikuti dengan jelas dan berkesinambungan

Gambar. Film A,B,C foto polos abdomen film D,E,F foto barium enema.

Gambar. Hasil Pemeriksaan Barium Enema Normal

Kaliber kolon berubah secara perlahan, muali dari sekum ( 8.5 cm) sampai sigmoid ( 2.5 cm). Panjang kolon sangat bervariasi untuk tiap individu, berkisar antara 91 125 cm, bahkan lebih.Mukosa kolon terlihat sebagai garis garis tipis dan halus melingkar teratur dengan tekstur yang dinamakan linea innominata.

Gambar. Linea Innominata.Usus kecil berakhir di ileum terminal dan memasuki kolon di daerah yang disebut ileosekal. Terkadang terlihat penonjolan muaranya ke dalam sekum yang sering di duga sebagai polip. Sekum terletak dibawah region tersebut sepanjang 6.5 cm dan lebar 8.5 cm. Normal sekum menunjukkan kontur yang rata dan licin. Apendiks merupakan saluran mirip umbai cacing dengan panjang antara 2.5 22.5 cm. Kadang terlihat penonjolan muaranya ke dalam lumen sekum. Kolon ascenden dimulai proksimal region ileosekal sampai mencapai fleksura hepatika. Kolon tranversum merupakan bagian yang bebas bergerak (mobil), melintasi abdomen dan fleksura hepatika sampai fleksura lienalis.Kolon descenden dimulai dari fleksura lienalis kea rah bawah sampai persambungannya dengan sigmoid. Batas yang tegas antara kolon desenden dengan sigmoid sukar ditentukan, namun Krista iliaka mungkin dapat dianggap sebagai peralihan.Sigmoid merupakan bagian kolon yang panjang dan berkelok-kelok, berbentuk huruf S. Bentuknya yang demikian itu seringkali menyukarkan penilaian radiografik proyeksi antero-posterior. Proyeksi oblik dan lateral merupakan cara terbaik untuk mengatasinya.Rektum dimulai setinggi S3, lumennya berbentuk fusiform, dan bagian tengahnya disebut sebagai ampula. Dinding posteriornya mengikuti kelengkungan ssakrum.

2.4 GAMBARAN BARIUM ENEMA PADA PATOLOGI COLON2.4.1 Invaginasi (Intususepsi)Invaginasi disebut juga intususepsi adalah suatu keadaan dimana segmen usus masuk ke dalam segmen lainnya; yang bisa berakibat dengan obstruksi / strangulasi. Umumnya bagian yang peroksimal (intususeptum) masuk ke bagian distal (intususepien). Kelainan ini umumnya ditemukan pada anak anak di bawah 1 tahun dan frekuensinya menurun dengan bertambahnya usia anak. Umumnya invaginasi ditemukan lebih sering pada anak laki laki, dengan perbandingan antara laki laki dan perempuan tiga banding dua .

Gejala Klinis Gejala klinis yang menonjol dari invaginasi adalah suatu trias gejala yang terdiri dari : nyeri perut yang datangnya secara tiba tiba, nyeri bersifat serang serangan., nyeri menghilang selama 10 20 menit, kemudian timbul lagi serangan baru. Teraba massa tumor di perut bentuk bujur pada bagian kanan atas, kanan bawah, atas tengah, kiri bawah atau kiri atas. Buang air besar campur darah dan lendir Pemeriksaan Radiologi Photo polos abdomen : didapatkan distribusi udara didalam usus tidak merata, usus terdesak ke kiri atas, bila telah lanjut terlihat tanda tanda obstruksi usus dengan gambaran air fluid level. Dapat terlihat free air bilah terjadi perforasi.

Barium enema : dikerjakan untuk tujuan diagnosis dan terapi, untuk diagnosis dikerjakan bila gejala gejala klinik meragukan, pada barium enema akan tampak gambaran cupping, coiled spring appearance.

2.4.2 HirschsprungPemeriksaan radiologi merupakan pemeriksaan yang penting pada penyakit Hirschsprung. Pada foto polos abdomen dapat dijumpai gambaran obstruksi usus letak rendah, meski pada bayi sulit untuk membedakan usus halus dan usus besar. Pada pasien penyakit hirschprung spasme pada distal rectum memberikan gambaran seperti kaliber/peluru kecil jika dibandingkan colon sigmoid yang proksimal. Identifikasi zona transisi dapat membantu diagnosis penyakit hirschprung.Segmen aganglion biasanya berukuran normal tapi bagian proksimal usus yang mempunyai ganglion mengalami distensi sehingga pada gambaran radiologis terlihat zona transisi. Dilatasi bagian proksimal usus memerlukan waktu, mungkin dilatasi yang terjadi ditemukan pada bayi yang baru lahir. Radiologis konvensional menunjukkan berbagai macam stadium distensi usus kecil dan besar. Pada Pemeriksaan barium enema Hirschprung diseases, akan dijumpai 3 tanda khas :a. Tampak daerah penyempitan di bagian rektum ke proksimal yang panjangnya bervariasi; b. Terdapat daerah transisi, terlihat di proksimal daerah penyempitan ke arah daerah dilatasi; c. Terdapat daerah pelebaran lumen di proksimal daerah transisi.

Pemeriksaan enema barium tidak perlu diteruskan kearah proksimal bila tanda tanda penyakit hirschsprung yang khas seperti diatas sudah terlihat. Apabila tanda tanda yang khas tersebut tidak dijumpai pemeriksaan enema barium diteruskan untuk mengetahui gambaran kolon proksimal. Pada pemeriksaan foto enema barium yang tidak jelas dapat dilakukan foto retensi barium. Foto dapat dibuat 24 sampai 48 jam setelah foto enema barium pertama. Gambaran khasnya adalah terlihatnya barium yang membaur dengan feces kearah proksimal kolon. Sedangkan pada penderita yang bukan Hirschsprung namun disertai dengan obstipasi kronis, maka barium terlihat menggumpal di daerah rektum dan sigmoid.

Gambar. Zona transisi pada hirscprungs disease

Hirschsprung disease. Frontal abdominal radiograph showing marked dilatation of the bowel with no gas in the rectum. In the sitting position, air-fluid levels in the large bowel are seenHirschsprung disease. Frontal abdominal radiograph showing marked dilatation of the small bowel with no gas in the rectum.

Hirschsprung disease. Plain abdominal radiograph showing dilatation of the transverse colon and mucosal edema (toxic megacolon).Hirschsprung disease. Lateral abdominal radiograph shows a very enlarged, stool-filled sigmoid. No air or stool content is seen in the rectum

Hirschsprung disease. Lateral view from a barium enema examination depicting the reduced diameter of the rectum and sigmoid.Hirschsprung disease. Barium enema technique shows slow contrast-material infusion.

Hirschsprung disease. Barium enema showing reduced caliber of the rectum, followed by a transition zone to an enlarged-caliber sigmoid.

Hirschsprung disease. A 24-hour-delayed radiograph obtained after a barium enema examination shows retention of barium and stool in the rectum. This is associated with a dilated stool-filled sigmoid.

Hirschsprung disease. Barium enema showing reduced caliber and length of the large bowel, with no clear transition zone (total colonic aganglionosis).Hirschsprung disease. Barium enema showing a reduced-caliber rectum and dilated large-bowel loops with an irregular mucosal contour (dyskinesia).