bab ii
DESCRIPTION
estimasi sumber daya alamTRANSCRIPT
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Di alam hampir semua unsur terdapat pada kulit bumi secara sedikit dan
merata akan tetapi konsentrasinya sangat rendah, cebakan Sumber Daya Alam
(SDA) adalah konsentrasi mineral yang telah mengalami proses geologi tertentu
sehingga terjadi pengayaan. Untuk dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia,
cebakan tersebut harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain konsentrasi,
pengotoran, nilai ekonomi ,dll. Ekonomis atau tidaknya suatu cebakan tergantung
dari beberapa faktor antara lain :
tatanan geologi (konsentrasi alamiah)
kadar bahan SDA (Sumber Daya Alam)
faktor ekonomis
faktor kesulitan eksplorasi dan eksploitasi
extraksi
dampak terhadap lingkungan
keadaan sosial, politik dan faktor lainnya.
Faktor Geologi menyangkut proses Geologi yang mengendalikan
terjadinya konsentrasi alamiah SDA, tatanan geologi menentukan macam
eksplorasi, eksploitasi yang akan dilakukan. Faktor Ekonomi menyangkut konsep
ekonomi yang luas, naik turunnya dolar serta naik turunnya harga minyak, bahan
bakar dan sebagainya (bila bahan logam bukan hanya harga dari logam itu saja,
tetapi termasuk substitute yang lebih murah). Faktor Teknologi menyangkut
pilihan teknologi, makin sulit keadaan SDA makin canggih teknologinya yang
digunakan, misalnya SDA yang terletak dibawah laut akan lebih sulit daripada
SDA di darat.
2.2 Pendekatan Estimasi Sumber daya
Perkembangan teknologi eksplorasi telah terjadi dari masa – masa
lampau. Perkembangan ini juga berdampak terhadap pengembangan lapangan
yang sudah ada. Besarnya kebutuhan SDA, serta menyusutnya jumalah cebakan
3
yang diketahui mengakibatkan explorasi sumber daya alam telah mengalami
perubahan yang dramatis sejak awal abad ini perubahan paradigma pada
konsep pendekatan keberadaan SDA, yang meliputi konsep dan strategi
pendekatan. Sebagai contoh untuk eksplorasi Hidrokarbon, pada awalnya,
prospek Hidrokarbon telah ditunjukkan oleh kehadiran minyak di permukaan atau
rembesan dan pengeboran secara acak. Pada awal abad ke dua puluh, teori
struktur antiklinal menjadi suatu unsur dominan dalam penentuan perangkap.
Oleh karena itu pemetaan struktur secara langsung dengan penggunaan metoda
magnetik, gaya berat, dan data seismik mulai berkembang pada pertengahan
1920. Penggunaan seismik untuk eksplorasi hidrokarbon dimulai tahun 1923
untuk mencari cebakan minyak pada kubah gas di Gulft Coast, akan tetapi dalam
kurun waktu 10 tahun terakhir suatu revolusi telah terjadi dalam penggunaan
data seismik di dalam suatu tahapan eksplorasi Hidrokarbon. Suatu era
kemajuan, pada tahun 1950 an penggunaan data seismik pertama kali dilakukan
untuk menentukan daerah gamping dan carbonate buildups, kemudian
dimulailah suatu era yang lebih maju, pada tahun 1960 an akhir, dimana
penentuan perangkap stratigrafi lebih kwantitatif ketika pendeteksian hidrokarbon
langsung yang disebut konsep “Direct Hydrocarbon Identification” atau “ bright
spot" pertama kali digunakan di lepas pantai Gulf Coast Cenozoic.
Dalam waktu yang sangat singkat sejak itu, suatu pendekatan pemetaan
seismik yang rumit telah sampai pada industri eksplorasi. Pada saat ini sangat
memungkinkan untuk melakukan pemetaan seismik stratigrafi, model analog
stratigrafi, dan melakukan perbandingan data yang terekam dengan
perbandingan analog yang diketahui, bertujuan untuk mengetahui kondisi bawah
permukaan. Saat ini kita berada pada suatu era revolusi kesinergian dalam teknik
eksplorasi yang terintegrasi antara dileniasi reservoar dan metoda teknik
produksi.Kesinergian dijadikan suatu pedoman sebagai kunci kesuksesan,
beberapa perusahaan mulai mengintegrasikan konsep dari geologis, petrofisiks,
dan reservoir engineering dalam pengembangan perangkap, seperti yang
dilakukan di perangkap gas Ozona-Sonora di Barat Texas. Seperti dibahas
diatas bahwa ekplorasi Hidrokarbon dapat digunakan sebagai referensi untuk
eksplorasi SDA lainnya.
2.3 Konsep Cebakan
4
Konsep cebakan Memprediksi keseluruhan variabel dengan akurat
membutuhkan solusi dari suatu persamaan yang sangat kompleks. Ini
disebabkan karena sangat banyak parameter yang tidak bisa diselesaikan secara
ilmiah sebelum melakukan pemboran. Oleh sebab itu tujuan eksplorasi dirancang
untuk mengurangi resiko, dan mencari solusi setempat. Dalam mengurangi
resiko pada tahapan eksplorasi dapat dilakukan sangat mudah dengan
mengumpulkan seluruh keahlian teknis ke dalam masalah. Terdapat hubungan
antara enam komponen dalam teknologi eksplorasi yang digunakan untuk
memperkecil resiko pengeboran dry hole. Dalam kenyataannya, masih ada data
yang tidak cukup tersedia untuk menggabungkan semua disiplin ilmu, dan tak
sering juga hanya satu atau dua dari keseluruhan data yang menciptakan
cebakan.
Cebakan adalah suatu tahapan dalam eksplorasi juga menyertakan
rancangan geografi dan pengertian geologi tentang suatu volume batuan yang
dapat menjelaskan tentang keberadaan hidrokarbon. Perlapisan stratigrafi
dengan asumsi tertentu dapat dianggap merupakan keseluruhan penampang
sedimentasi dari permukaan hingga basement Prekambrium, atau hanya sebatas
horison-horison stratigrafi. Sebuah prospek melibatkan suatu area kecil dengan
perangkap hidrokarbon yang terjebak secara vertikal ataupun horizontal, yang
mendukung tahap pengeboran di satu, ataupun lebih dari satu lokasi. Perbedaan
antara cebakan dan prospek hanyalah skala, normalnya beberapa prospek dapat
dikembangkan di dalam suatu cebakan. Pada suatu cebakan, suatu anggaran
perusahaan merupakan penjumlahan dari, orang-orang yang bekerja, sewa alat,
data seismik dan data bawah permukaan. Staff ahli terdiri dari geologists dan
geophysicists. Demi efesiensi penggunaan dua interpreter geologists diganti oleh
satu interpreter geophysicist, walaupun dalam kondisi tertentu perbandingan
satu-satu sangat mungkin terjadi pada lapangan tertentu. Jika dibutuhkan maka,
pengolah data geofisika ataupun krew seismik memberikan dukungan kepada tim
interpretasi. Ataupun membutuhkan dukungan dari ahli petrofisika. Jumlah data
bawah permukaan sangat bervariasi dari suatu cebakan ke cebakan lainnya,
tetapi pada area tertentu banyak suatu paket data dapat digabungkan dan
dianalisa menggunakan teknik interpretasi lanjutan. Banyak cebakan melibatkan
dana yang besar untuk mendapatkan suatu data seismik yang bagus. Cebakan
5
yang sangat besar, terutama yang berada di lepas pantai, memerlukan anggaran
seismik dari sepuluh hingga berpuluhpuluh juta dolar.
Para geolog umumnya sangat awam dengan konsep cadangan “low
grade”, yaitu cadangan yang mempunyai volume besar akan tetapi kwalitas
rendah dibandingkan volume kecil dengan kwalitas tinggi, yang akan
meningkatkan jumlah cadangan akan tetapi peningkatan pada metodologi dan
teknik eksploitasi. Di Indonesia eksplorasi minyak dan gas bumi juga telah
menjalani beberapa kali perubahan paradigma. Pada masa penjajahan sampai
awal tahun enam puluhan, minyak dan gas bumi hanya dikenal terdapat pada
konsep “Ideo geosinklin” yang merupakan konsep geotektonik pada saat itu.
Minyak dan gas bumi hanya dikenal di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa
Kalimantan Timur, Irian. Cebakan umumnya pada perangkap struktur dan sedikit
pada perangkap stratigrafi
2.4 Metoda Eksplorasi Langsung
Metoda eksplorasi ini dilakukan langsung pada endapannya, baik
dipermukaan (pemetaan geologi), maupun bawah permukaan (test pitting,
trenching & pemboran inti) :
Pemetaan geologi endapan
Pemetaan geologi endapan dilakukan untuk mendapatkan data geologi
endapan yang representatif mencakup aspek litologi, stratigrafi, struktur geologi,
pola alterasi dan mineralisasi, pola serta arah urat dan lain sebagainya.
Pemetaan geologi endapan umumnya dilakukan pada skala rinci (1 : 5000
– 1 : 200) untuk mendapat gambaran detail kondisi geologi endapan.
Paritan uji (trenching)
Tujuannya Untuk mengetahui penyebaran vertical dan horizontal tubuh
bijih Dibuat pada lokasi yang menunjukkan adanya gejala mineralisasi dan
dibuat tegak lurus terhadap jurus tubuh bijih atau formasi.
Sumur uji (test pitting)
Untuk mengetahui perkembangan secara vertikal suatu tubuh bijih
serta ketebalannya. Dibuat sumur uji untuk endapan yang terlalu dalam bila
dibuat parit uji. Penyanggaan sesedikit mungkin / tidak mudah longsor.
Kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 meter, hal ini tergantung pada
kestabilan dinding, tubuh bijih, dan kemampuan pekerja/peralatan.