bab ii

12
BAB II TABULASI DAN ANALISA DATA PENGKAJIAN DI RW 17 Dari Pengkajian yang dilakukan di RT 01, RT 02 dan RT 3 RW 2 Sukawangi Desa Cihideung, didapati bahwa terdapat 239 rumah yang dikepalai oleh 208 KK, dan dihuni oleh 767 penduduk. Setelah dilakukan pengamatan dan pengkajian diperoleh hasil sebagai berikut: I. Data Demografi RW Jenis Kelamin Status Perkawinan Agama Laki- laki Perempu an Tidak Menika h Menika h Janda Duda Kristen Islam Lain-lain 2 388 (50,58 %) 379 (49,42% ) 368 (47,9% ) 377 (49,15 %) 16 (2,08% ) 6 (0,78 %) 7 (0,912 %) 758 (98,82%) 2 ( 0,26% ) Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagian besar warga RW 2 rata-rata berjenis kelamin perempuan sebanyak 49,42% dibandingkan dengan laki-laki sebanyak 50,58%. Sementara itu dari Agama sebagian besar didapati Kristen sebanyak 0,9% dan lain-lain sebanyak 0,26%. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk beragama Islam. RW Pasangan Usia Subur (PUS) Memakai KB Alsan Tidak Pakai KB Kontrol KB Ya Tidak Ya Tidak Biaya Tidak Menger ti Takut Teratu r Tidak Teratu r 17 13 (34%) 25 (66%) 8 (62%) 5 (38%) 0 5 (100%) 0 6 (100%) 0 Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagian besar warga RW 17 rata-rata tidak terdapat pasanagan usia subur sebanyak 66% dikarenakan kebanyakan masih anak-anak. Untuk pemakaian KB sebanyak 62%.

Upload: anita-sylvia-suryali

Post on 02-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB II Landasan TeoriUntuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.2.1 Konsep Dasar Sistem2.1.1 Definisi SistemBerikut ini adalah beberapa pengertian sistem menurut para pakar yang coba saya paparkan dari berbagai sumber:Menurut Mustakini (2009:34)[2], “Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu”.Mendefinisikan sistem secara umum sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu kesatuan. (Agus Mulyanto, 2009 : 1)[3]Menurut Moekijat dalam Prasojo (2011:152)[4], “Sistem adalah setiap sesuatu terdiri dari obyek-obyek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang bertata kaitan dan bertata hubungan satu sama lain, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu”.Menurut Tata Sutabri (2012:10)[5], secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kupulan atau kelompok dari elemen atau komponen yang saling berhubungan atau saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.2.1.2 Karakteristik SistemMenurut Mustakini (2009:54)[2], suatu sistem mempunyai karakteristik. Karakteristik sistem adalah sebagai berikut:1. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components) atau subsitem-subsistem.Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.2. Suatu sistem mempunyai batas sistem(Boundary)Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.3. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (Environment)Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.4. Suatu sistem mempunyai penghubung(Interface)Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsitem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.penghubung,5. Suatu sistem mempunyai tujuan (goal).Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.2.1.3 Klasifikasi SistemMenurut Tata Sutabri (2012:22)[5], sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang di antaranya :a. Sistem abstrak dan sistem fisikSistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupak

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB II

TABULASI DAN ANALISA DATA PENGKAJIAN

DI RW 17

Dari Pengkajian yang dilakukan di RT 01, RT 02 dan RT 3 RW 2 Sukawangi Desa Cihideung, didapati

bahwa terdapat 239 rumah yang dikepalai oleh 208 KK, dan dihuni oleh 767 penduduk. Setelah dilakukan

pengamatan dan pengkajian diperoleh hasil sebagai berikut:

I. Data Demografi

RWJenis Kelamin Status Perkawinan Agama

Laki-laki PerempuanTidak

MenikahMenikah Janda Duda Kristen Islam Lain-lain

2388

(50,58%)379

(49,42%)368

(47,9%)377

(49,15%)16

(2,08%)6

(0,78 %)7

(0,912 %)758 (98,82%) 2 ( 0,26% )

Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagian besar warga RW 2 rata-rata berjenis

kelamin perempuan sebanyak 49,42% dibandingkan dengan laki-laki sebanyak 50,58%. Sementara itu dari

Agama sebagian besar didapati Kristen sebanyak 0,9% dan lain-lain sebanyak 0,26%. Hal ini dikarenakan

sebagian besar penduduk beragama Islam.

RW

Pasangan Usia Subur (PUS)

Memakai KB Alsan Tidak Pakai KB Kontrol KB

Ya Tidak Ya Tidak BiayaTidak

MengertiTakut Teratur

Tidak Teratur

1713

(34%)25

(66%)8 (62%) 5 (38%) 0

5 (100%)

06

(100%)0

Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagian besar warga RW 17 rata-rata tidak terdapat

pasanagan usia subur sebanyak 66% dikarenakan kebanyakan masih anak-anak. Untuk pemakaian KB sebanyak

62%. Dan alasan tidak menggunakan KB dikarenakan tidak mengerti sebanyak 100%.Waktu pengontrolan KB

secara teratur sebnayak 100%.

Page 2: BAB II

Distribusi Penduduk RW 17 Berdasarkan Usia

Umur Jumlah %0 – 1 tahun 3 22 – 5 tahun 9 76 – 12 tahun 21 1913 – 20 tahun 19 1721 – 35 tahun 34 3036 – 55 tahun 19 16> 55 tahun 11 9Total 116 100

Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar warga RW 17 berusia 21-35 tahun sebanyak 30%.

II. Pendidikan

Pendidikan Jumlah %Masih SD 19 16Tidak sekolah 14 12Tidak tamat SD 3 2Tamat SD 65 58Tamat SMP 11 9Tamat SMA 4 3Tamat DI – DIII 0 0Tamat DIV / S1 0 0Tamat S2 0 0Total 116 100

Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar warga RW 17 tamatan SD sebanyak 58%. Selain anak-anak

yang masih bersekolah di jenjang SMP, berdasarkan pengkajian yang dilakukan rata-rata sebagian besar warga

yang berusia 12-35 tahun hanya tamat SD dan setelah ditanyakan sebagian besar warga menikah pada usia rata-

rata 15 tahun.

Page 3: BAB II

III.Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah %Tidak Bekerja 20 17Pelajar 19 16Petani 60 53Nelayan 0 0Pedagang / Wirausaha 7 6P N S 0 0Swasta 2 1Lain-Lain 8 7Total 116 100

Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh sebagian besar warga RW 17 bekerja sebagai petani sebanyak 53%.

Hal ini didukung oleh lingkungan disekitar RW 17 sangat cocok untuk bercocok tanam.

IV. Lingkungan Fisik

RWStatus Kepemilikan rumah Tipe Rumah Atap Rumah Jenis Lantai

Sewa NumpangMilik

SendiriPermanen

Semi Permanen

Tidak Permanen

Genteng Seng Rumbai Semen KeramikT Tanah

17 0 4 (12%)28

(88%)21 (66%) 8 (25%) 3 (9%)

32 (100%)

0 013

(42%)19 (59%) 0

Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar warga RW 17 status kepemilikan rumah milik sendiri sebanyak

88% dengan tipe rumah permanen sebanayk 66%. Warga yang mempunyai atap rumah genteng sebanyak 100%

dengan jenis lantai keramik sebnayak 59%.

RWVentilasi Halaman Lokasi Halaman Manfaat Halaman

Ada Tidak Ada Tidak DidepanTdk ada

Disamping Dibelakang Kebun Kandang Kolam

1721

(66%)11

(34%)25

(78%)7

(22%)20

(63%)7

(22%)3 (9%) 2 (12,5%)

6 (22%)

21 (77%)

0

Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 yang mempunyai ventilasi sebanyak 66%.

Sedangkan sebagian besar rumah yang mempunyai halaman sebanyak 78%, dengan lokasi halaman di depan rumah

sebanyak 63% dan dimanfaatkan sebagai kandang sebanyak 77%.

Page 4: BAB II

RWSumber Air

Penampungan Air Sementara

Kondisi Tempat Penampungan Air

Kondisi Air dalam Penampungan

Jentik

PAMAir

GunungSumur Bak Gentong Terbuka Tertutup Berwarna

Tidak Berwarna

Ya Tidak

17 032

(100%)0

12 (38%)

20 (62%)

19 (59%)

13 (41%) 0 32 (100%) 32 (100%)

Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 memiliki sumber air dari gunung

sebanyak 100% dan ditampung di gentong sebanyak 62%, dengan kondisi penampungan air terbuka sebanyak

19% dan tidak berwarna berwarna sebanyak 100%. Tidak Terdapat juga jentik sebanyak 100%. Tetapi sumber

air dari gunung rata-rata

V. Pembuangan Kotoran dan Limbah

RWStatus Kepemilikan Jamban Jenis Jamban

Tempat Pembuangan Limbah

Kondiisi

NumpangMilik

SendiriUmum Cemplung Pelengsengan

Leher Angsa

Resapan GotSembara

nganLancar

Tersumbat/Tergenang

17 7 (22%) 9 (28%)16

(50%)0 0

32 (100%)

11 (34%)

0 21 (66%)22

(69%)10 (31%)

Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 status kepemilikan jamban menggunakan

jamban umum sebanyak 50% dan jenis jamban yang digunakan adalah leher angsa sebanyak 100%. Sedangkan

sebagian besar tempat pembuangan limbah sembarangan sebanyak 66% dengan kondisi lancar sebanyak 31%.

VI. Pembuangan Sampah

RWTempat Pembuangan Sampah

Tempat Pembuangan Sampah Sementara

Keadaan Tempat Sampah

Pengelolaan Sampah

Dibakar Ditimbun TPS AdaTidak

ada/SembaranganTerbuka Tertutup Dipisah Digabung

1732

(100%)0 0

9 (28%)

23 (72%)32

(100%)0

27 (84%)

5 (16%)

Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 tempat pembuangan sampah dibakar

sebanyak 100% dan yang tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sementara sebanyak 72%. Sedangkan

keadaan tempat sampah dalam kondisi terbuka sebanyak 100% dan pengelolaan sampah dipisah sebanyak 84%.

Page 5: BAB II

VII. Kandang Ternak

RWMemelihara Ternak Letak Kandang Jarak Kandang Kondisi Kandang

Ya Tidak Dalam Rumah Luar Rumah<10 m

>10 m Bersih Kotor

1718

(82%)4 (18%) 0 22 (100%)

21 (95%)

1 (5%) 4 (18%)18

(82%)

Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 memelihara ternak sebanyak 82% dan

letak kandang di luar rumah sebanyak 100%. Sedangkan jarak kandang <10 meter sebanyak 95% dengan

konsisi kandang kotor sebanyak 56%. Jika hal ini dibiarkan dan tidak dicegah akan menimbulkan penyakit

lingkungan,. Kesadaran masyarakat masih sangat kurang mengenai dampak yang ditimbulkan jika jarak

kandang dekat dengan rumah, belum lagi kondisi kandangnya kotor. Hal ini membutuhkan perhatian khusus

dari kesehatan untuk pentingnya diadakan penyuluhan kesehatan lingkungan yang sekiranya dapat menyediakan

informasi bagi masyarakat.

VIII. Kesehatan Secara Umum

RW

Fasilitas Kesehatan Terdekat Sumber Dana Kesehatan

Rumah

SakitPuskesmas

Dokter

PraktekBidan

Jamkesda/Kartu

Cermat/Askes

Jaminan

Pribadi

Asuransi

SwastaBPJS

17 0 0 032

(100%)0

38

(100%)0 0

Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 fasillitas kesehatan terdekat yang

dikunjungi warga yaitu bidan sebanyak 100% dengan sumber dana menggunakan jaminan pribadi dikarenkan

warga tidak tahu sebanyak 100%.

Page 6: BAB II

IX. Kebersihan Diri

RW

Pola mandi (sehari) Mencuci Rambut Mencuci Tangan

1x 2x 3xTidak

mandi

Setiap

mandi1x seminggu 2x seminggu

Lebih dari

Seminggu

Selalu

pakai

sabun

Kadang-

kadang

Tidak

pakai

sabun

1754

(47%)

62

(53%)0 0 18 (15%) 23 (20%) 35 (30%) 40 (35%) 0 43 (37%) 73 (63%)

Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 pola mandi warga 2x sehari sebanyak 53%

dan menucui rambut lebih dari seminggu sebanyak 35%. Sedangkan sebagian besar warga tidak mencuci tangan

dengan sabun sebanyak 63%. Hal ini berarti salah satu indikator PHBS tidak terpenuhi maka bisa dikatakan

keluarga tersebut tidak berPHBS.

X. Tempat biasa mendengar penyuluhan dan status PHBS

RW

Tempat mendengar penyuluhan PHBS Kadar Gizi

Rumah Tempat Umum Posyandu Ber-PHBSTidak Ber-

PHBS

Tidak

Berkadar

Gizi

Berkadar

GIzi

176

(16%)28 (74%) 4 (10%) 6 (16%) 32 (84%) 0

38

(100%)

Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 mendengar penyuluhan di tempat umum sebanyak

74%. Sedangkan status PHBS dari hasil data yang terlampir diperoleh sebagaian besar warga RW 17 tidak ber-PHBS

sebanyak 84%. Demikian pula dengan keluarga yang berkadarzi sebanyak 100% (terlampir). Hal ini berarti warga masih

belum sadar atau bahkan belum mengerti akan pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan Tanya jawab

dengan warga, frekuensi mendengar atau mengikuti penyuluhan pun bahkwan sangat jarang. Hal ini perlu mendapat

perhatian khusus.

Page 7: BAB II

XI. Merokok

RWData merokok Tempat merokok Frekuensi merokok

Merokok Tidak merokok Dalam rumah Luar rumah Sering Jarang

1744

(71%)12 (19%) 32 (73%) 12 (27%)

37

(84%)7 (16%)

Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 yang merokok sebanyak 71% dengan frekuensi

sering sebanyak 84%. Sedangkan tempat merokok terbanyak di dalam rumah sebanyak 73%. (terlampir). Warga tidak

mengerti dan sadar bahwa dampak merokok bukan hanya dirasakan oleh perokoknya saja, melainkan orang-orang

disekitarnya. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka komplikasi penyakit akan ditimbulkan bukan hanya pada si perokok

melainkan juga untuk orang lain, baik itu istri, anak-anak, maupun anggota keluarga lainnya.