bab ii
DESCRIPTION
BAB II Landasan TeoriUntuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.2.1 Konsep Dasar Sistem2.1.1 Definisi SistemBerikut ini adalah beberapa pengertian sistem menurut para pakar yang coba saya paparkan dari berbagai sumber:Menurut Mustakini (2009:34)[2], “Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu”.Mendefinisikan sistem secara umum sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu kesatuan. (Agus Mulyanto, 2009 : 1)[3]Menurut Moekijat dalam Prasojo (2011:152)[4], “Sistem adalah setiap sesuatu terdiri dari obyek-obyek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang bertata kaitan dan bertata hubungan satu sama lain, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu”.Menurut Tata Sutabri (2012:10)[5], secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kupulan atau kelompok dari elemen atau komponen yang saling berhubungan atau saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.2.1.2 Karakteristik SistemMenurut Mustakini (2009:54)[2], suatu sistem mempunyai karakteristik. Karakteristik sistem adalah sebagai berikut:1. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components) atau subsitem-subsistem.Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.2. Suatu sistem mempunyai batas sistem(Boundary)Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.3. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (Environment)Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.4. Suatu sistem mempunyai penghubung(Interface)Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsitem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.penghubung,5. Suatu sistem mempunyai tujuan (goal).Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.2.1.3 Klasifikasi SistemMenurut Tata Sutabri (2012:22)[5], sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang di antaranya :a. Sistem abstrak dan sistem fisikSistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakTRANSCRIPT
BAB II
TABULASI DAN ANALISA DATA PENGKAJIAN
DI RW 17
Dari Pengkajian yang dilakukan di RT 01, RT 02 dan RT 3 RW 2 Sukawangi Desa Cihideung, didapati
bahwa terdapat 239 rumah yang dikepalai oleh 208 KK, dan dihuni oleh 767 penduduk. Setelah dilakukan
pengamatan dan pengkajian diperoleh hasil sebagai berikut:
I. Data Demografi
RWJenis Kelamin Status Perkawinan Agama
Laki-laki PerempuanTidak
MenikahMenikah Janda Duda Kristen Islam Lain-lain
2388
(50,58%)379
(49,42%)368
(47,9%)377
(49,15%)16
(2,08%)6
(0,78 %)7
(0,912 %)758 (98,82%) 2 ( 0,26% )
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagian besar warga RW 2 rata-rata berjenis
kelamin perempuan sebanyak 49,42% dibandingkan dengan laki-laki sebanyak 50,58%. Sementara itu dari
Agama sebagian besar didapati Kristen sebanyak 0,9% dan lain-lain sebanyak 0,26%. Hal ini dikarenakan
sebagian besar penduduk beragama Islam.
RW
Pasangan Usia Subur (PUS)
Memakai KB Alsan Tidak Pakai KB Kontrol KB
Ya Tidak Ya Tidak BiayaTidak
MengertiTakut Teratur
Tidak Teratur
1713
(34%)25
(66%)8 (62%) 5 (38%) 0
5 (100%)
06
(100%)0
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagian besar warga RW 17 rata-rata tidak terdapat
pasanagan usia subur sebanyak 66% dikarenakan kebanyakan masih anak-anak. Untuk pemakaian KB sebanyak
62%. Dan alasan tidak menggunakan KB dikarenakan tidak mengerti sebanyak 100%.Waktu pengontrolan KB
secara teratur sebnayak 100%.
Distribusi Penduduk RW 17 Berdasarkan Usia
Umur Jumlah %0 – 1 tahun 3 22 – 5 tahun 9 76 – 12 tahun 21 1913 – 20 tahun 19 1721 – 35 tahun 34 3036 – 55 tahun 19 16> 55 tahun 11 9Total 116 100
Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar warga RW 17 berusia 21-35 tahun sebanyak 30%.
II. Pendidikan
Pendidikan Jumlah %Masih SD 19 16Tidak sekolah 14 12Tidak tamat SD 3 2Tamat SD 65 58Tamat SMP 11 9Tamat SMA 4 3Tamat DI – DIII 0 0Tamat DIV / S1 0 0Tamat S2 0 0Total 116 100
Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar warga RW 17 tamatan SD sebanyak 58%. Selain anak-anak
yang masih bersekolah di jenjang SMP, berdasarkan pengkajian yang dilakukan rata-rata sebagian besar warga
yang berusia 12-35 tahun hanya tamat SD dan setelah ditanyakan sebagian besar warga menikah pada usia rata-
rata 15 tahun.
III.Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah %Tidak Bekerja 20 17Pelajar 19 16Petani 60 53Nelayan 0 0Pedagang / Wirausaha 7 6P N S 0 0Swasta 2 1Lain-Lain 8 7Total 116 100
Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh sebagian besar warga RW 17 bekerja sebagai petani sebanyak 53%.
Hal ini didukung oleh lingkungan disekitar RW 17 sangat cocok untuk bercocok tanam.
IV. Lingkungan Fisik
RWStatus Kepemilikan rumah Tipe Rumah Atap Rumah Jenis Lantai
Sewa NumpangMilik
SendiriPermanen
Semi Permanen
Tidak Permanen
Genteng Seng Rumbai Semen KeramikT Tanah
17 0 4 (12%)28
(88%)21 (66%) 8 (25%) 3 (9%)
32 (100%)
0 013
(42%)19 (59%) 0
Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar warga RW 17 status kepemilikan rumah milik sendiri sebanyak
88% dengan tipe rumah permanen sebanayk 66%. Warga yang mempunyai atap rumah genteng sebanyak 100%
dengan jenis lantai keramik sebnayak 59%.
RWVentilasi Halaman Lokasi Halaman Manfaat Halaman
Ada Tidak Ada Tidak DidepanTdk ada
Disamping Dibelakang Kebun Kandang Kolam
1721
(66%)11
(34%)25
(78%)7
(22%)20
(63%)7
(22%)3 (9%) 2 (12,5%)
6 (22%)
21 (77%)
0
Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 yang mempunyai ventilasi sebanyak 66%.
Sedangkan sebagian besar rumah yang mempunyai halaman sebanyak 78%, dengan lokasi halaman di depan rumah
sebanyak 63% dan dimanfaatkan sebagai kandang sebanyak 77%.
RWSumber Air
Penampungan Air Sementara
Kondisi Tempat Penampungan Air
Kondisi Air dalam Penampungan
Jentik
PAMAir
GunungSumur Bak Gentong Terbuka Tertutup Berwarna
Tidak Berwarna
Ya Tidak
17 032
(100%)0
12 (38%)
20 (62%)
19 (59%)
13 (41%) 0 32 (100%) 32 (100%)
Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 memiliki sumber air dari gunung
sebanyak 100% dan ditampung di gentong sebanyak 62%, dengan kondisi penampungan air terbuka sebanyak
19% dan tidak berwarna berwarna sebanyak 100%. Tidak Terdapat juga jentik sebanyak 100%. Tetapi sumber
air dari gunung rata-rata
V. Pembuangan Kotoran dan Limbah
RWStatus Kepemilikan Jamban Jenis Jamban
Tempat Pembuangan Limbah
Kondiisi
NumpangMilik
SendiriUmum Cemplung Pelengsengan
Leher Angsa
Resapan GotSembara
nganLancar
Tersumbat/Tergenang
17 7 (22%) 9 (28%)16
(50%)0 0
32 (100%)
11 (34%)
0 21 (66%)22
(69%)10 (31%)
Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 status kepemilikan jamban menggunakan
jamban umum sebanyak 50% dan jenis jamban yang digunakan adalah leher angsa sebanyak 100%. Sedangkan
sebagian besar tempat pembuangan limbah sembarangan sebanyak 66% dengan kondisi lancar sebanyak 31%.
VI. Pembuangan Sampah
RWTempat Pembuangan Sampah
Tempat Pembuangan Sampah Sementara
Keadaan Tempat Sampah
Pengelolaan Sampah
Dibakar Ditimbun TPS AdaTidak
ada/SembaranganTerbuka Tertutup Dipisah Digabung
1732
(100%)0 0
9 (28%)
23 (72%)32
(100%)0
27 (84%)
5 (16%)
Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 tempat pembuangan sampah dibakar
sebanyak 100% dan yang tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sementara sebanyak 72%. Sedangkan
keadaan tempat sampah dalam kondisi terbuka sebanyak 100% dan pengelolaan sampah dipisah sebanyak 84%.
VII. Kandang Ternak
RWMemelihara Ternak Letak Kandang Jarak Kandang Kondisi Kandang
Ya Tidak Dalam Rumah Luar Rumah<10 m
>10 m Bersih Kotor
1718
(82%)4 (18%) 0 22 (100%)
21 (95%)
1 (5%) 4 (18%)18
(82%)
Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 memelihara ternak sebanyak 82% dan
letak kandang di luar rumah sebanyak 100%. Sedangkan jarak kandang <10 meter sebanyak 95% dengan
konsisi kandang kotor sebanyak 56%. Jika hal ini dibiarkan dan tidak dicegah akan menimbulkan penyakit
lingkungan,. Kesadaran masyarakat masih sangat kurang mengenai dampak yang ditimbulkan jika jarak
kandang dekat dengan rumah, belum lagi kondisi kandangnya kotor. Hal ini membutuhkan perhatian khusus
dari kesehatan untuk pentingnya diadakan penyuluhan kesehatan lingkungan yang sekiranya dapat menyediakan
informasi bagi masyarakat.
VIII. Kesehatan Secara Umum
RW
Fasilitas Kesehatan Terdekat Sumber Dana Kesehatan
Rumah
SakitPuskesmas
Dokter
PraktekBidan
Jamkesda/Kartu
Cermat/Askes
Jaminan
Pribadi
Asuransi
SwastaBPJS
17 0 0 032
(100%)0
38
(100%)0 0
Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 fasillitas kesehatan terdekat yang
dikunjungi warga yaitu bidan sebanyak 100% dengan sumber dana menggunakan jaminan pribadi dikarenkan
warga tidak tahu sebanyak 100%.
IX. Kebersihan Diri
RW
Pola mandi (sehari) Mencuci Rambut Mencuci Tangan
1x 2x 3xTidak
mandi
Setiap
mandi1x seminggu 2x seminggu
Lebih dari
Seminggu
Selalu
pakai
sabun
Kadang-
kadang
Tidak
pakai
sabun
1754
(47%)
62
(53%)0 0 18 (15%) 23 (20%) 35 (30%) 40 (35%) 0 43 (37%) 73 (63%)
Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 pola mandi warga 2x sehari sebanyak 53%
dan menucui rambut lebih dari seminggu sebanyak 35%. Sedangkan sebagian besar warga tidak mencuci tangan
dengan sabun sebanyak 63%. Hal ini berarti salah satu indikator PHBS tidak terpenuhi maka bisa dikatakan
keluarga tersebut tidak berPHBS.
X. Tempat biasa mendengar penyuluhan dan status PHBS
RW
Tempat mendengar penyuluhan PHBS Kadar Gizi
Rumah Tempat Umum Posyandu Ber-PHBSTidak Ber-
PHBS
Tidak
Berkadar
Gizi
Berkadar
GIzi
176
(16%)28 (74%) 4 (10%) 6 (16%) 32 (84%) 0
38
(100%)
Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 mendengar penyuluhan di tempat umum sebanyak
74%. Sedangkan status PHBS dari hasil data yang terlampir diperoleh sebagaian besar warga RW 17 tidak ber-PHBS
sebanyak 84%. Demikian pula dengan keluarga yang berkadarzi sebanyak 100% (terlampir). Hal ini berarti warga masih
belum sadar atau bahkan belum mengerti akan pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan Tanya jawab
dengan warga, frekuensi mendengar atau mengikuti penyuluhan pun bahkwan sangat jarang. Hal ini perlu mendapat
perhatian khusus.
XI. Merokok
RWData merokok Tempat merokok Frekuensi merokok
Merokok Tidak merokok Dalam rumah Luar rumah Sering Jarang
1744
(71%)12 (19%) 32 (73%) 12 (27%)
37
(84%)7 (16%)
Dari hasil pengkajian diperoleh sebagian besar rumah warga RW 17 yang merokok sebanyak 71% dengan frekuensi
sering sebanyak 84%. Sedangkan tempat merokok terbanyak di dalam rumah sebanyak 73%. (terlampir). Warga tidak
mengerti dan sadar bahwa dampak merokok bukan hanya dirasakan oleh perokoknya saja, melainkan orang-orang
disekitarnya. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka komplikasi penyakit akan ditimbulkan bukan hanya pada si perokok
melainkan juga untuk orang lain, baik itu istri, anak-anak, maupun anggota keluarga lainnya.