bab ii

14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Teh Tanaman teh merupakan tanaman tahunan yang dimanfaatkan sebagai bahan minuman, bahan tambahan makanan, dan obat. Effendi et al. (2010) menyatakan tanaman teh merupakan tanaman yang berasal dari daerah subtropis yang diberi nama seperti : Camellia theifera, Thea sinensis, Camellia thea, dan Camellia sinensis. Tanaman teh diklasifikasikan sebagai berikut (Nazaruddin, 1993 dikutip Santoso, 2006) : Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Classis : Dicotyledoneae Ordo : Guttiferales Familia : Theaceae Genus : Camellia 12

Upload: jon

Post on 30-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teh, air kelapa

TRANSCRIPT

20

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman TehTanaman teh merupakan tanaman tahunan yang dimanfaatkan sebagai bahan minuman, bahan tambahan makanan, dan obat. Effendi et al. (2010) menyatakan tanaman teh merupakan tanaman yang berasal dari daerah subtropis yang diberi nama seperti : Camellia theifera, Thea sinensis, Camellia thea, dan Camellia sinensis. Tanaman teh diklasifikasikan sebagai berikut (Nazaruddin, 1993 dikutip Santoso, 2006) :Divisio: SpermatophytaSub divisio: AngiospermaeClassis: DicotyledoneaeOrdo: GuttiferalesFamilia: TheaceaeGenus: CamelliaSpecies: Camellia sinensis L.Varietas: Sinensis dan AssamicaSubantoro (2005) mendefinisikan bahwa karakteristik tanaman teh adalah sebagai berikut:

2.1.1 AkarAkar tanaman teh merupakan akar tunggang yang panjang serta masuk ke dalam lapisan tanah dalam. Apabila akar tunggang putus, akar cabang akan menggantikan fungsinya. Pertumbuhan akar dipengaruhi oleh jarak tanam dan pemangkasan. Apabila jarak tanam semakin lebar dan sering dipangkas maka pertumbuhan akar semakin optimal. 2.1.2 BatangApabila pada tanaman teh tidak dilakukan pemangkasan maka pertumbuhannya akan seperti pohon buah buahan yang besar. Adanya pemangkasan membuat tanaman teh tetap pendek dan seolah olah berbatang utama banyak. Oleh karena itu, tanaman teh dapat diperbanyak dengan cara stek daun, okulasi, dan dicangkok. Tinggi tanaman teh yang dipertahankan untuk diambil produksinya tidak lebih dari 120 150 cm.2.1.3 DaunTanaman teh memiliki daun tunggal, duduk daun teh berseling pada batang. Helai daun memiliki tulang daun yang menyirip, berbentuk lanset, ujungnya meruncing, dan tepi daun bergerigi. 2.1.4 BungaBunga tumbuh pada ketiak daun berkelamin dua, berwarna putih cerah, dan berbau harum. Kelopak bunga berwarna agak hijau dan berjumlah 4 5 dan benang sari berjumlah 100 250.

2.1.5 BuahBuah tanaman teh dinamakan buah kotak karena bentuknya yang seperti kotak, setelah buah masak dan kering maka buah akan pecah. Biji yang masih muda berwarna putih. Setelah tua, biji akan berwarna coklat sampai coklat tua. Biji yang telah tua akan mengeras dan menebal.

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman TehTanaman teh akan tumbuh dengan baik apabila tumbuh di daerah yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman teh. Syarat tumbuh tanaman teh yang dapat membantu pertumbuhan tanaman teh, yaitu : suhu, curah hujan, tinggi tempat, angin, dan tanah. Iklim merupakan faktor yang dapat menentukan produksi tanaman teh dari segi kuantitas dan kualitas. Pertumbuhan tanaman teh pada suhu rata rata perbulan 13 20o C (Subantoro, 2005). Sebagai tanaman yang berasal dari daerah subtropis, maka tanaman teh menghendaki udara yang sejuk. Tanaman teh akan berhenti pertumbuhannya apabila suhu di bawah 13o C dan di atas 30o C serta kelembaban relatif kurang dari 70%. Kelembaban relatif yang baik untuk pertumbuhan tanaman teh tidak kurang dari 70% pada siang hari (Santoso, 2006). Tanaman teh tidak tahan terhadap kekeringan sehingga hanya cocok ditanam di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi dan merata sepanjang tahun. Tanaman teh memerlukan curah hujan rata rata 2000 mm per tahun (Subantoro, 2005).Ketinggian tempat yang ideal untuk pertumbuhan tanaman teh adalah 800 1200 meter di atas permukaan laut. Ketinggian di atas 2300 meter di atas permukaan laut akan mengakibatkan frost pada tanaman dan pertumbuhan akan terhambat (Subantoro, 2005). Ketinggian berkaitan dengan suhu udara, ketinggian semakin rendah maka suhu udara makin tinggi dan begitu juga sebaliknya.Angin yang datang dari dataran rendah ke dataran tinggi biasanya membawa udara panas dan kering yang mengakibatkan suhu di dataran tinggi meningkat sehingga berpengaruh buruk terhadap tanaman teh. Apabila tiupan angin terjadi terus menerus selama 2 3 hari akan menyebabkan daun rontok. Angin berpengaruh terhadap kelembaban udara dan berpengaruh juga terhadap penyebaran hama dan penyakit (Santoso, 2006). Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman. Tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman teh adalah Ordo Andosol, Podsolik Merah Kuning, Latosol, Regosol, dan Aluvial (Subantoro, 2005). Tanah yang sesuai atau memenuhi syarat untuk pertumbuhan tanaman teh ialah tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, tidak bercadas serta memiliki derajat kemasaman antara 4,5 5,6 (Santoso, 2006).

2.3 Bibit Teh dan Seleksi Bibit A. Bibit TehBibit teh merupakan bahan tanam tanaman teh yang didapatkan melalui proses persemaian yang cukup lama yaitu mencapai 8 bulan hingga siap dipindah tanam ke lapangan (Effendi et al., 2010). Bibit didapatkan melalui perbanyakan stek dan biji, namun saat ini perbanyakan melalui stek lebih banyak digunakan karena produksinya lebih cepat sedangkan perbanyakan melalui biji hanya dilakukan oleh pemulia dalam skala penelitian.Pembibitan teh dilakukan di dalam sungkup plastik yang dinaungi naungan bambu yang dapat menahan masuknya sinar matahari langsung. Pembukaan sungkup dimulai pada umur bibit 3 4 bulan, pada tahap pertama pembukaan sungkup dilakukan selama 2 jam selama dua minggu. Pembukaan sungkup ditingkatkan setiap dua minggu dari 4 jam, 6 jam, 8 jam, hingga tidak menggunakan sungkup lagi (Santoso, 2006). Mulai bulan keenam dan selanjutnya, bibit yang sehat tanpa sungkup lagi dan mulai dilakukan sortasi untuk memindahkan bibit bibit yang kurang baik dalam bedengan terpisah yang akan dirawat secara khusus.

B. Seleksi BibitSeleksi bibit dilakukan untuk mendapatkan bahan tanam yang sesuai kriteria siap tanam sehingga dapat tumbuh baik di lapangan. Pelaksanaan seleksi bibit dilakukan setelah bibit berumur 6 7 bulan. Bibit yang sehat dipisahkan dari yang kecil. Bibit yang baik dipindahkan keluar agar beradaptasi di bawah sinar matahari. Bibit yang kecil disatukan dalam bedengan terpisah dan dilakukan secara khusus, selanjutnya disungkup kembali 1 1,5 bulan untuk memacu pertumbuhan tunas (Santoso, 2006). Menurut Effendi et al. (2010), kriteria bibit siap tanam sebagai dasar penentu mutu bibit sebagai berikut :1. Umur bibit minimal 8 bulan, 2. Tinggi minimal 30 cm dengan jumlah daun 5 helai, 3. Tumbuh sehat, mekar dan berdaun normal, 4. Perakaran baik, terdapat akar tunggang semu dan tidak ada pembengkakan kalus, 5. Beradaptasi minimal 1 bulan terhadap sinar matahari.

2.4 Pupuk DaunPupuk daun dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman, selain diberikan melalui tanah, unsur hara dapat diberikan melalui bagian tanaman yaitu dengan cara pemberian pupuk daun. Pupuk daun mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap bagi tanaman dan dapat meningkatkan perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman (Nurahmi, et. al., 2011). Pupuk daun mengadung unsur hara berbentuk larutan yang sangat halus sehingga dapat diserap dengan mudah oleh tanaman, baik oleh daun maupun batang tanaman. Cara penggunaan pupuk daun sangat mudah, dapat dilakukan dengan cara disiram dan disemprot pada bagian daun atau batang tanaman. (Nasaruddin dan Rosmawati, 2011).Pupuk daun yang digunakan dalam percobaan ini memiliki kandungan, seperti : N 0,12 %, P2O5 0,03%, K O,31 %, Ca 60,40 ppm, S 0,12 %, Mg 16,88 ppm, Cl 0,29 %, Mn 2,46 ppm, Fe 12,89 ppm, Cu < 0,03 ppm, Zn 4,71 ppm, Na 0,15 %, B 60,84 ppm, Si 0,01 %, Co < 0,05 ppm, Al 6,38 ppm, NaCl 0,98 %, Se 0,11 ppm, As 0,11 ppm, Cr < 0,06 ppm, Mo < 0,2 ppm, V < 0,04 ppm, SO4 0,35 %, C/N ratio 0,86 %, pH 7,5, lemak 0,44 %, protein O,72 %. Konsentrasi pupuk daun yang dianjurkan untuk tanaman teh adalah 2,5 ml 7,5 ml L-1 air (Natural Nusantara, 2014).Beberapa kelebihan pemupukan melalui daun adalah berdampak positif karena dapat menyediakan kekurangan hara pada periode kritis pertumbuhan tanaman, dapat memecah dormansi musim dingin, mempercepat pembentukan bunga, dan menyediakan hara pada saat aktivitas akar terganggu oleh faktor negatif, misalnya : temperatur tanah rendah, aerasi buruk, dll (Raharja, 2005). Nasaruddin (2010) dalam Nasaruddin dan Rosmawati (2011) menyatakan bahwa pemupukan lewat daun lebih cepat diserap oleh tanaman daripada pemupukan lewat akar tanaman. Pupuk organik cair yang diberikan pada daun dapat menambah hara yang dibutuhkan oleh tanaman meskipun dalam jumlah yang relatif sedikit. Pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dapat mengefisienkan penggunaan pupuk. Penggunaan pupuk melebihi volume optimum, maka dapat mengakibatkan terjadinya keracunan pada tanaman (Setyamidjaja, 1986). Raharja (2005) menyatakan, salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman dan efisiensi pemupukan adalah dengan menggunakan pupuk alternatif yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan diaplikasikan melalui penyemprotan pada daun. Menurut Sarief (1989), mekanisme pengambilan unsur hara dengan pemupukan melalui akar kurang efektif terutama untuk pupuk nitrogen, sedangkan pemupukan yang dipandang efektif dan efisien adalah dengan menyemprotkan melalui daun.

2.5 Zat Pengatur TumbuhUpaya untuk meningkatkan pertumbuhan tunas dan perakaran dapat dilakukan dengan penambahan zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. Zat pengatur tumbuh berfungsi sebagai hormon tumbuh yang sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Sari, et al., 2011). Pemberian zat pengatur tumbuh pada jumlah yang optimum akan merangsang aktivitas auksin dan pembelahan sel pada jaringan meristimatik sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan (Wattimena, 1988). Salah satu zat pengatur tumbuh alami yang cukup mudah untuk didapatkan adalah air kelapa.Air kelapa merupakan endosperm cair buah kelapa yang belum matang mengandung senyawa yang dapat memacu sitokinesis (Salisbury dan Ross, 1995). Seswita (2010) memanfaatkan air kelapa sebagai campuran media MS untuk pertumbuhan tanaman temulawak yang dapat menghasilkan multifikasi tunas temulawak dengan rata rata 2,4 tunas dalam 2 bulan.Air kelapa dapat mendorong pembentukan organ dan pembelahan sel karena air kelapa memiliki bahan alami yang mempunyai aktivitas sitokinin (Pierik, 1987 dalam Pryono dan Danimihardja, 1991). Sitokinin yang terdapat pada air kelapa mampu mendorong pembelahan sel (Davies, 1990 dalam Sujarwati, dkk., 2011). Air kelapa memiliki kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman karena memiliki kandungan asam organik, asam nukleotida, purin, gula, alkohol, vitamin, zat pengatur tumbuh dan mineral (George dan Sherington, 1984 dalam Pisesha, 2008).Air kelapa juga mempunyai beberapa peranan dalam kultur jaringan antara lain dapat mendorong respon pertumbuhan yang baik dari tanaman, mendorong pembentukan akar, meningkatkan efisiensi penggunaan hara N, dan meningkatkan tekanan osmotik dan kapasitas buffer media (Pisesha, 2008). Selain manfaatnya bagi tanaman, zat pengatur tumbuh alami dari air kalapa juga memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan zat pengatur tumbuh buatan (Ermiati, 2009).

12