bab ii

21
BAB II MANAJEMEN RUANG LINGKUP (SCOPE MANAGEMENT) Ruang lingkup proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini didasarkan pada rencana kerja dan syarat-syarat serta dokumen kontrak yang telah ditandatangani. 2.1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) merupakan sebuah buku yang berisi tentang syarat-syarat administrasi berupa intruksi kepada penyedia jasa pada Buku A, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Intruksi ini berisi informasi yang diperlukan oleh pelaksana – kontraktor untuk menyiapkan penawarannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pengguna jasa. Informasi tersebut berkaitan dengan penyusunan, penyampaian, pembukaan, evaluasi penawaran, dan penunjukan penyedia jasa. 2. Hal-hal berkaitan dengan pelaksanaan kontrak oleh penyedia jasa, termasuk hak, kewajiban, dan resiko dimuat dalam syarat-syarat umum kontrak. Apabila terjadi perbedaan penafsiran / pengaturan pada dokumen lelang, penyedia jasa harus mempelajari dengan seksama untuk menghindari pertentangan pengertian. 3. Data proyek memuat ketentuan, informasi tambahan, atau perubahan atas instruksi kepada pelaksana – kontraktor sesuai dengan kebutuhan paket pekerjaan yang akan dikerjakan.

Upload: echo-ronkgot-pasaribu

Post on 09-Aug-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB II

MANAJEMEN RUANG LINGKUP(SCOPE MANAGEMENT)

Ruang lingkup proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini didasarkan pada rencana kerja dan syarat-syarat serta dokumen kontrak yang telah ditandatangani.

2.1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat.

Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) merupakan sebuah buku yang berisi tentang syarat-syarat administrasi berupa intruksi kepada penyedia jasa pada Buku A, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Intruksi ini berisi informasi yang diperlukan oleh pelaksana – kontraktor untuk menyiapkan penawarannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pengguna jasa. Informasi tersebut berkaitan dengan penyusunan, penyampaian, pembukaan, evaluasi penawaran, dan penunjukan penyedia jasa.

2. Hal-hal berkaitan dengan pelaksanaan kontrak oleh penyedia jasa, termasuk hak, kewajiban, dan resiko dimuat dalam syarat-syarat umum kontrak. Apabila terjadi perbedaan penafsiran / pengaturan pada dokumen lelang, penyedia jasa harus mempelajari dengan seksama untuk menghindari pertentangan pengertian.

3. Data proyek memuat ketentuan, informasi tambahan, atau perubahan atas instruksi kepada pelaksana – kontraktor sesuai dengan kebutuhan paket pekerjaan yang akan dikerjakan.

Buku A terdiri dari beberapa bab, Bab I umum, yang berisi tentang hal-hal umum terkait lingkup pekerjaan, sumber dana, pernyaratan penyedia jasa, satu penawaran, biaya penawaran, penjelasan dokumen, dan peninjauan lapangan. Di samping itu terdapat dokumen lelang dan penyiapan penawaran (bahan dokumen, harga, mata uang dan cara pembayaran, masa belaku, jaminan, penawaran alternatif dan rabat, bentuk dan tanda penawaran) serta penyampaian penawaran, pembukaan penawaran dan evaluasi serta ketentuan yang mengatur pemenang lelang.

Bab II Data Proyek berisi tentang lingkup pekerjaan, sumber dana, penjelasan dokumen lelang, mata uang penawaran dan cara pembayaran, masa berlakunya penawaran, jaminan penawaran, penawaran alternatif dan rabat, sampul dan tanda penawaran, batas akhir waktu penyampaian penawaran, pembukaan penawaran, evaluasi penawaran, penunjukan penyedia jasa, jaminan pelaksanaan, juru penengah.

Page 2: BAB II

Bab III berisi tentang bentuk surat penawaran, lampiran, surat penunjukan, dan surat perjanjian yang meliputi surat-surat berikut ini:

a. Surat penawaran (dokumen administrasi)b. Surat penawaran (dokumen usulan biaya)c. Perjanjian kemitraan untuk kerjasama operasi (KSO)d. Surat kuasae. Surat penunjukan penyedia jasaf. Surat perjanjian

Bab IV mengatur tentang syarat-syarat umum kontrak berisi tentang defenisi, penerapan, asal jasa, penggunaan dokumen, kontrak dan informasi, hak paten, hak cipta dan merek, jaminan, asuransi, keselamatan kerja, pembayaran, harga, dan sumber dana, wewenang dan keputusan pengguna jasa, direksi teknis dan panitia peneliti pelaksanaan kontrak, dll.

Bab V syarat-syarat ketentuan khusus umum kontrak. Ketentuan umum berisi tantang defenisi, jaminan, asuransi, keselamatan kerja, penawaran, jadual pelaksanan, penggunaan jasa usaha kecil termasuk koperasi kecil, penyelesaian perselisihan, penyesuaian harga, denda dan ganti rugi, gambar pelaksanaan, kegagalan bangunan. Ketentuan khusus berisi tentang konpensasi, pedoman pengoperasian dan pemeliharaan, di samping itu terdapat pula bentuk-bentuk jaminan:

a. Bentuk jaminan penawaran (jaminan bank)b. Bebtuk jaminan penawaran (surety bond)c. Bentuk jaminan pelaksanaan (jaminan bank)d. Bentuk jaminan pelaksanaan (surety bond)e. Bentuk jaminan uang muka (jaminan bank)f. Bentuk jaminan uang muka (surety bond)g. Bentuk jaminan pemeliharaan (jaminan bank)h. Bentuk jaminan pemelihraan (surety bond)

Di samping itu RKS juga berisi syarat-syarat teknis khusus pelaksanaan dan pekerjaan seperti arsitektur, mekanikal, dan elektikal, di dalam buku B.

2.2. Kontrak Kerja

2.2.1. Pelelangan

Dalam pelaksanaan proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan untuk ruang inap pasien, ruang operasi, ruang spesialis, laboratorium, kantor, dan gedung parkir, owner terlebih dahulu melakukan pemilihan terhadap pihak-pihak yang terlibat dan saling bekerjasama

Page 3: BAB II

satu dengan yang lainnya dalam rangka pelaksanaan pembangunan proyek. Sistem pemilihan tersebut dilakukan dengan cara pelelangan.

Pada umumnya, proses pelelangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:a. Pelelangan Umum

Pelelangan umum merupakan jenis pelelangan yang sifatnya terbuka untuk seluruh pihak dalam melakukan penawaran sesuai ketentuan yang berlaku.Sistem pelelangan ini biasanya diumumkan melalui media cetak atau media elektronika.

a. Pelelangan TerbatasPelelangan terbatas merupakan jenis pelelangan yang hanya memberikan kesempatan pada pihak-pihak tertentu yang berkualitas dan bonafit, dalam arti telah terpilih untuk memasukkan penawaran.

b. Penunjukan LangsungPenunjukan langsung merupakan pelelangan dengan sistem penunjukan langsung oleh rekanan owner, dimana penunjukan ini hanya berlaku pada satupihak yang memenuhi klasifikasi dan prestasi sebagai pihak yang akanmelaksanakan suatu proyek yang ditawarkan.

Pada pelaksanaan proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan, pelelangan dilakukan dengan cara penunjukan langsung.

2.2.2. Tahap Kontrak

Kontrak adalah perikatan hukum antara pengguna jasa dengan penyedia jasa dalam pelaksanaan pengadaan jasa. Kontrak juga adalah perjanjianpemborongan pekerjaan antara pihak pemberi tugas (owner) dengankontraktor. Ketentuan-ketentuan pada syarat-syarat umum kontrak harus diterapkan secara luas tanpa melanggar ketentuan yang ada dalam dokumen kontrak keseluruhan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kontrak dibuat setelah pemberi tugas (owner) menetapkan/menunjuk pemenang pelelangan. Penetapan pemenang pelelangan dilaksanakan dengan cara mengeluarkan surat pelulusan pekerjaan/surat perintah kerja atau Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Tahap ini merupakan tahap kesepakatan antara owner dengan kontraktor. Kesepakatan tersebut diikat oleh surat perjanjian yang diatur dalam dokumen kontrak.

Dokumen kontrak adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan, yang terdiri dari:a. Surat perjanjianb. Surat penunjukan penyedia jasa

Page 4: BAB II

c. Surat penawarand. Adendum dokumen lelange. Syarat-syarat khusus kontrakf. Syarat-syarat umum kontrakg. Spesifikasi teknish. Gambar-gambari. Daftar kuantitas dan hargaj. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak

Perjanjian yang terdapat dalam dokumen kontrak beserta dengan ampirannya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

2.2.3. Jenis Kontrak

Yang dimaksud dengan kontrak kerja dalam hal ini yaitu suatu perjanjian atau persetujuan bersama secarala sukarela, tanpa ada unsur paksaan yang mempunyai kekuatan hukum untuk saling mengikat antara pemilik proyek atau yang mewakilinya dengan kontraktor sebagai pelaksana proyek.1. Fixed Lump Sum Contract (kontrak dengan harga tetap)

Fixed Lump Sum Contract yaitu suatu kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan tersebut dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap. Dengan demikian semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian kontrak tersebut, sepenuhnya tanggung jawab pemborong. Sistem kontrak ini lebih tepat digunakan untuk pembelian barang dengan contoh yang jelas atau untuk jenis borongan yang perhitungan volumenya untuk masing – masing unsur / jenis pekerjaan sudah dapat diketahui dengan pasti berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi teknisnya. Harga yang mengikat dalam kontrak sistem ini adalah total penawaran harga. Bila diperlukan daftar volume dan harga (bill of quantities) dapat dilampirkan dalam dokumen penawaran, tetapi tidak mengikat dalam kontak dan tidak dapat dijadikan dasar perhitungan untuk melakukan pembayaran. Tahap pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang kriterianya ditetapkan dalam kontrak yang bersangkutan.

2. Fixed Unit Price Contract (kontrak harga satuan)Fixed Unit Price Contract (kontrak harga satuan) adalah kontrak

pengadaan barang / jasa borongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan / unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya akan didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh pemborong. Dengan demikian, pekerjaan tambah / kurang dimungkinkan berdasarkan hasil pengukuran bersama atas pekerjaan yang diperlukan. Pertimbangan untuk memilih kontrak dengan cara ini adalah karena untuk keakuratan pengukuran volume pekerjaan yang tinggi diperlukan survey dan penelitian yang sangat

Page 5: BAB II

mendalam, detail, sampel yang banyak, dan waktu yang lama sehingga biayanya yang sangat besar padahal pengukurannya juga lebih mudah dalam pelaksanaan. Di pihak lain pekerjaan bersifat mendesak dan harus segera dilaksanakan, sehingga untuk pekerjaan yang sifat kondisinya seperti hal tersebut tidak tepat bila digunakan kontrak dengan sistem lump sum.

3. Sistem Turn Key ContractSistem Turn Key Contract yaitu kontrak pengadaan barang / jasa

pemborongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan tersebut dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga tertentu sampai konstruksi barang dan jaringan utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan criteria kinerja yang telah ditetapkan. Kontraktor seluruh jenis pekerjaan meliputi: survey lokasi, desain, membuat / menyediakan mesin – mesin, alat-alat, mengangkut ke lokasi, memasang, mengawasi, mengadakan uji coba pengoperasian, pemberian pelatihan operasi dan pemeliharaannya. Sistem ini lebih tepat digunakan untuk membeli suatu barang atau industry jadi, yang hanya diperlukan sekali saja dan tidak mengutamakan kepentingan untuk alih teknologi selanjutnya.

4. Sistem Cost Plus fee ContractSistem Cost Plus Fee Contract yaitu kontrak pengadaan barang / jasa

borongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dimana jenis-jenis pekerjaan dan volumenya belum diketahui dengan pasti, sedangkan pembayarannya dilakukan berdasarkan pengeluaran yang meliputi pembelian bahan, sewa peralatan, upah pekerja dan lain – lain ditambah fee yang telah disepakati oleh kedua belah pihak (misalnya 10% dari jumlah biaya) yang telah dikeluarkan oleh pemborong. Dalam sistem kontrak tersebut, pemilik pekerjaan benar-benar hanya dan harus membayar sesuai bukti-bukti yang dikeluarkan kontraktor untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut.

5. Kontrak Owner BuilderMerupakan jenis kontrak yang pemiliknya sekaligus sebagaikontraktor,

sehingga dapat mengerjakan proyeknya dengan kekuatan sendiri atau dengan mensubkan pekerjaan tertentu pada sub kontraktor.

6. Kontrak Design and BuildingPada kontrak jenis ini owner hanya menyampaikan gagasan spesifikasi

dan luas lahan. Setelah itu kontraktor merancang dan mengerjakannya. Pada sistem ini perusahaan jawab penuh baik desain ataupun konstruksinya. Pembayarannya dilakukan pada saat proyek sudah selesai dan owner hanya hanya tinggal menggunakan.

Pada pelaksanaan proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan, system kontrak yang digunakan adalah lumpsump fixed price.

Page 6: BAB II

2.3. Work Breakdown StructureLingkup pekerjaan menginfornasikan pekerjaan-pekerjaan yang harus dikerjakan

pada gedung tersebut. Penjelasan lingkup sebagai bahan mengenai metode apa saja yang harus dibuat dan bahan schedule pelaksanaan.

Lingkup pekerjaan akan mempengaruhi metode pelaksanaan secara umum. Lingkup pekerjaan akan mempengaruhi besaran dari pekerjaan. Penataan site plan juga memerhatikan pekerjaan apa saja yang akan dikerjakan dalam rangkan perencanaan lokasi material dan alat transportasimya. Di samping itu, pemahaman lingkup pekerjaan sangat mempengaruhi schedule pelaksanaan. Lingkup pekerjaan akan mempengaruhi tidak saja durasi pelaksanaan, tapi juga urutan pelaksanaan dari kondisi ketergantungan antar pekerjaaan (keterkaitan antar kegiatan). Rincian lingkup pekerjaan ini disebut sebagai Work Breakdown Structure (WBS).

Lingkup pekerjaan dikelompokan berdasarkan pengelompokan umum pekerjaan pelaksanaan gedung yang kemudian di-breakdown lebih lanjut, yaitu:

1. Pekerjaan persiapan 2. Pekerjaan struktur3. Pekerjaan arsitektur4. Pekerjaan mekanikan dan elekrikal5. Pekerjaan landscape / pekerjaan luar

2.3.1. Pekerjaan Persiapan

Mobilisasi personil, peralatan dan material ke lokasi proyek akan diatur sesuai dengan rencana dalam jadwal waktu pelaksanaan yang disepakati dan metode pelaksanaan yang disetujui. Pada bagian awal akan didatangkan peralatan untuk pekerjaan pembersih lapangan, pembuatan instalasi pekerjan sementara dan struktur bawah (pondasi dan galian tanah). Selanjutnya mendatangkan peralatan yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan dan peralatan yang tidak dipergunakan lagi akan dikeluarkan dari lapangan. Hal ini dibutuhkan untuk mengatur mobilitas alat dilapangan yang terlalu lama dapat dihindari dan hal seperti ini disebabkan terbatasnya lahan pekerjaan.

Pada pekerjaan bangunan temporary facility seperti bangunan untuk ,direksi keet, barak pekerja, workshop, dan gudang. PT. Nindya Karya (Persero) telah memiliki design khusus yang praktis. Di samping itu, pengaturan letak tata bangunan tersebut harus memperhatikan aspek kelancaran pekerjaan sehingga menjadi efektif dan efisien.

2.3.2. Pekerjaan Struktur

Page 7: BAB II

Pekerjaan struktur gedung bertingkat merupakan pekerjaan yang memerlukan perancanaan metode pelaksanaan yang lebih detail. Pekerjaan ini menentukan lintasan kritis yang terjadi karena bentuknya yang bertingkat. Sehingga diperlukan perencanaan konsep metode struktur akan disampaikan secara rinci mengenai konsep metode, zoning dan arah pekerjaan yang digunakan hingga sequence pekerjaannya.

Pekerjaan struktur dapat dikelompokan berdasarkan material, elemen strukturnya maupun posisinya terhadap elevasi tanah. Pengelompokan pekerjaan struktur berdasarkan material:

1. Pekerjaan pembesian2. Pekerjaan pengecoran (beton)3. Pekerjaan bekisting

Sedangkan berdasarkan elemen struktur yang dikerjakan, pekerjaan struktur dikelompokan sebagai berikut:

1. Pekerjaan pondasi2. Pekerjaan pile cap, tie beam pada pelat lantai basement3. Pekerjaan kolom4. Pekerjaan diding penahan tanah5. Pekerjaan dinding shearwall6. Pekerjaan balok dan pelat lantai7. Pekerjaan tangga8. Pekerjaan ramp9. Pekerjaan baja

Pengelompokan pekerjaan struktur berdasarkan posisinya terhadap elevasi tanah adalah :

1. Pekerjaan sub structure2. Pekerjaan upper structure

Di samping pekerjaan di atas,terdapat pula pekerjaan yang terkait langsung dengan pekerjaan struktur (sering disebut sebagai pekerjaan site works), dikerjakan sebelum dan atau selama pekerjaan struktur dimulai yaitu:

1. Pekerjaan dewatering (jika diperkukan)2. Pekerjaan tanah3. Pekerjaan dinding penahan tanah sementara (jika diperlukan)4. Pekerjaan ground anchor (jika ada dan diperlukan)5. Pekerjaan strutting

Page 8: BAB II

Metode pelaksanaan pekerjaan struktur terdiri atas banyak macam. Beberapa diantaranya adalah:

1. Metode konvensional2. Metode precast3. Metode topdown4. Metode semi top down

Pemiliham metode sangatlah tergantung atas kondisi proyek yang akan dikerjakan. Dapat dimungkinkan untuk melakukan kombinasi atas beberapa metode pelaksanaan pekerjaan struktur di atas dan selanjutnya akan dibahas di Bab IV Metode Konstruksi Peralatan.

Banyaknya keterkaitan ruatu pekerjaan struktur dengan pekerjaan struktur yang lain dan pekerjaan struktur dengan pekerjaan arsutektur maupun mekanikal dan elektrikal menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang baik. Suatu pekerjaan struktur tersebut harus dikerjakan berdasarkan urutan yang benar dan dihubungkan dengan pekerjaan struktur lain juga dengan benar. Setiap pekerjaan struktur dapat dibuat WBS berdasarkan elemen dan urutan pekerjaanya.

2.3.3. Pekerjaan Arsitektur / Finishing

Pekerjaan arsitektur / finishing gedung bertingkat sangat penting sekali peranannya karena akan menunjukkan, atau mewakili kualitas tampilan dari gedung yang bersangkutan. Upaya melakukan pekerjaan arsitektur / finishing juga dipengaruhi oleh kualitas pekerjaan struktur.

Pekerjaan arsitektur / finishing gedung bertingkat dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu pekerjaan arsitektur / finishing bagian dalam dan pekerjaan arsitektur / finishing bagian luar bangunan. Beberapa pekerjaan arsitektur / finishing bagian dalam antara lain:1. Pekerjaan pasangan dinding (bata merah, bata ringan, celcon, hebel, dll)2. Pekerjaan plesteran, aci, dan keramik dinding (finishing dinding)3. Pekerjaan finishing lantai (keramik, marmer, granit, floor, hardener, karpet,

dll)4. Pekerjaan plafond (gypsum, acoustic, kayu, exposed, dll)5. Pekerjaan kusen pintu kayu, pintu besi, pintu dan jendela aliminium6. Pekerjaan cat7. Pekerjaan railing (railing tangga, railing void, dll)8. Pekerjaan cubicle (toilet)9. Pekerjaan sanitasi10. Pekerjaan aksedoris lain

Page 9: BAB II

Pekerjaan arsitektur / finishing bagian luar umumnya hanya pada pekerjaan kulit luar,yaitu:

1. Pekerjaan dinding bagian luar (bata merah, celcon, hebel, façade precast, dll)2. Pekerjaan lapisan dinding bagian luar (plesteran + aci, marmer, granit,

keramik, cat, dll)3. Pekerjaan kulit luar seperti aluminium composit panel, curtain wall, GRC, dll)

Pada gedung bertingkat, pada prinsipnya pekerjaan arsitektur / finishing dapat dimulai apabila pekerjaan struktur telah selesai pada area tersebut. Hal ni berarti segala bekisting, perancah, serta potongan-potongan kayu sudah tidak ada pada lokasi dimana pekerjaan tersebut akan dimulai. Namun, dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi lain seperti ketersedian lahan, desain perancah, dan kondisi lainnya, secara praktis pekerjaan ini dimulai pada saat gedung telah mengerjakan struktur beberapa lantai di atas ground floor (di atas basement)

2.3.4. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Pekerjaan mekanikal dan elektrikal merupakan proyek gedung bertingkat yang berhubungan dengan fasilitas gedung. Pekerjaan ini terbagi atas 2 (dua) bagian utama yaitu pekerjaan mekanikal dan pekerjaan elektrikal. Namun pekerjaan ini adalah kesatuan pekerjaan yang saling melengkapi dalam fungsinya meningkatkan kenyamanan gedung nantinya dan dalam pengerjaannya hampir bersamaan. Beberapa pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan mekanikal dan elektrikal adalah:

1. Pekerjaan fire alarm2. Pekerjaan instalasi telepon3. Pekerjaan sound system4. Pekerjaan CCTV5. Pekerjaan master clock6. Pekerjaan radio komunikasi7. Pekerjaan fire fighting8. Pekerjaan AC central dan split9. Pekerjaan instalasi air bersih10. Pekerjaan instalasi air kotor11. Pekerjaan sanitary12. Pekerjaan instalasi listrik13. pekerjaan panel dan genset

Page 10: BAB II

pekerjaan mekanikal dan elekrikal merupakan pekerjaan yang memiliki keterkaitan yang tinggi dengan pekerjaan finishing. Hal ini yang paling umum terjadi adalah pada pekerjaan instalasi dan pekerjaan plafond. Sehingga koordinasi kedua pekerjaan tersebut harus direncanakan dengan baik.

Pekerjaan-pekerjaan mekanikal dan elektrikal tersebut di atas akan dijelaskan lebil detal pada bagian metode pelaksanaan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.

2.3.5. Pekerjaan Landscape

Pekerjaan landscape pada dasarnya merupakan pekerjaan finishing area halaman atau luar dari gedung. Pekerjaan ini terbagi 2 (dua) kelompok yaitu pekerjaan hardscape dan softscape. Penjelasan lebih rinci mengenai pekerjaan ini dapat dilihat dalam detil metode pekerjaan landscape.

2.4. Organizational Breakdown Structure

Organisasi proyek adalah suatu system hubungan kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat pada suatu proyek pembangunan dalam mengatur pelaksanaan berbagai pekerjaan dalam rangka mencapai suatu hasil yang efektif dan efisien sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Dengan adanya organisasi proyek ini maka kegiatan masing-masing pihak mempunyai tugas dan wewenang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya yang harus dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang terkait, dalam hal ini orang yang kedudukannya dalam organisasi berada di atasnya.

Struktur organisasi proyek merupakan perwujudan dari suatu sistem organisasi dalam pelaksanaan suatu proyek pembangunan, atau dengan kata lain merupakan suatu kerangka penjabaran dari keseluruhan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terkait, sehingga jelas batasan wewenang dan tanggung jawabnya. Struktur organisasi terdiri dari beberapa unsur yang saling terkait dan berinteraksi satu dengan yang lainnya tanpa bisa terpisahkan rantai hubungan kegiatannya. Dengan adanya sistem organisasi yang baik dan struktur organisasi yang jelas, maka suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan dari pelaksanaan proyek pembangunan tersebut pin dapat tercapai sesuai dengan persyaratan waktu, biaya, dan mutu yang telah disepakati sebelumnya.

Page 11: BAB II

Pada proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini, juga memiliki sistem organisasi dan struktur organisasi. Hal ini berguna untuk mendukung target dari pencapaian yang ingin dicapai, sebab di dalam proyek ini melibatkan banyak instansi / badan hokum / perorangan yang masing-masing memiliki tugas, tanggung jawab serta wewenang yang berbeda-beda.

Adanya sistem organisasi dan struktur yang baik dan jelas pada proyek ini diharapkan dapat mengakomodasikan seluruh tugas, tanggung jawab, dan wewenang masing-masing pihak yang terlibat, sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan.

2.4.1. Stakeholder

Adapun unsur-unsur yang terlibat di dalam proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini, antara lain:

1. Owner (pemberi tugas)Pemberi tugas (owner) adalah pihak yang mempunyai dana dan ingin

mendirikan suatu bangunan dengan menggunakan dana yang dimilikinya tersebut. Ada pun pelaksanaan dari tujuan tersebut dapat dilakukan sendiri atau meminta pihak lain untuk melaksanakannya sesuai dengan yang diinginkan dengan pertimbagan tertentu.Pemberi Pemberi tugas (owner) dapat berupa perseorangan badan, instansi, maupun lembaga baik pemerintah atau swasta. Pada proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini, yang bertindak selaku pemberi tugas (owner) adalah Kementrian Kesehatan RI. Adapun tugas dan wewenang dari pemberi tugas (owner), meliputi:

Mennyediakan dana pembangungan proyek Mengadakan pembebasan lahan Mengusahakan izin yang diperlukan untuk pembangunan proyek

konstruksi tersebut (IMB) Mengadakan pembanyaran atas pekerjaan yang telah selesai

dilaksanakan sesuai dengan kontak Melakukan pemilihan konsultan dan kontraktor dengan pelelangan

maupun penunjukan langsung serta mengadakan perjanjian dengan mereka (kontrak)

Menyetujui dan menolak perubahan pekerjaan (tambahan / pengurangan pekerjaaan)

Member keputusan dan instruksi yang berkaitan pada perubahan pekerjaan, waktu, dan biaya.

Page 12: BAB II

Menghadiri rapat-rapat dengan pelaksana proyek untuk dapat memantau perkembangan proyek

2. Konsultan MK (Manajemen Konstruksi)Konsultan manajemen konstruksi adalah pihak yang diberi kepercayaan

oleh pemberi tugas (owner) untuk mengelola serta mengawasi proses pelaksanaan pembangunan dari awal sampai dengan akhir pelaksanaan pekerjaan pembangunan. Dengan kata lain, konsultan manajemen konstruksi mewakili atau bertindak sebagai koordinator atas nama pemberi tugas (owner).

Pada proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini, yang bertindak selaku konsultan manajemen konstruksi adalah PT. Indra Karya (Persero). Adapun tugas dan wewenang dari konsultan manajemen konstruksi, meliputi:

Melakukan pengawasan secara berkala terhadap pelaksanaan pekerjaan kontraktor di lapangan terutama standar mutu (kesesuaian dengan spesifikasi teknis, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) seperti digariskan sebelumnya.

Melakukan proses pengawasan dan memberi penilaian terhadap laju pelaksanaan dan tingkat perkembangan pekerjaan kontraktor di lapangan serta ketepatannya dengan jadwal rencana dan penyelesaian.

Melakukan proses pengawasan prokdutivitas terhadap aspek waktu dan biaya proyek, termasuk juga dampak yang ditimbulkan.

Melakukan pengawasan dan membuat persetujuan terhadap kemungkinan adanya revisi, perubahan terhadap, dan penyesuaian hasil perencanaan baik karena pertimbangan tertentu maupun atas permintaan owner demi hasil pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik.

Melakukan proses penelitian dan pemeriksaan terhadap hasil-hasil pelaksanaan yang telah diselesaikan kontraktor di lapnagan baik dari segi waktu, mutu, dan biaya.

Memberikan peringatan dan pengarahan kepada kontraktor jika terhadap penyimpangan teknis, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Meminta penjelasan kepada kontraktor sehubungan rencana pekerjaan ataupun hasil-hasilnya demi kepastian pelaksanaan proyek.

Menilai dan mendyahkan surat-surat berita acara laju paelaksanaan dan perkembangan (kemajuan) pekerjaan, berita acara penyerahan pekerjaan.

3. Konsultan Perencana

Page 13: BAB II

Konsultan perencana adalah pihak yang bergerakdalam jasa yang memiliki kemampuan untuk merancang, merencanakan atau memberikan konsultasi kepada pemilik bangunan sehingga tercipta suatu rancangan dapat berupa perseorangan atau perseroan yang berbadan hukum.

Pada proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini, yang bertindak selaku konsultan perencana adalah PT. ………………. Konsultan perencana ini dibagi menjadi konsultan arsitektur dan konsultan struktur. Adapun tugas dan wewenang dari konsultan arsitektur:

Membuat rancangan yang disesuaikan dengankebutuhan dari owner. Memberikan konsultasi dan pertimbangan kepada owner mengenai

rancangan yang akan dibuat. Membuat gambar rancangan yang telah disepakati dengan sedetail

mungkin.

Sedangkan tugas dan wewenang dari konsultan struktur yaitu:

Memberikan konsultasi kepada konsultan arsitektur data perencanaan mengenai kekuatan konstruksi yang mungkin dapat diterapkan.

Memberikan masukan dan usulan mengenai konstruksi pendukung bangunan (pondasi) terhadap kondisi tanah setempat.

Membuat revisi atas perencanaan sebelumnya jika ada yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.

Memberikan usulan, saran, dan pertimbangan kepada pemberi tugas maupun pelaksana proyek tentang pelaksanaan pekerjaan.

Mengahadiri rapat-rapat teknis dan koordinasi agar bila ada perubahan-perubahan bisa cepat diketahui dan diantisipasi.

4. Kontraktor

Kontraktor adalah pihak yang menerima pekerjaan bangunan menurut biaya telah disepakati dan melaksanakannya sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat serta gambar-gambar rencana yang telah ditetapkan.

Kontraktor berupa perseroan yang berbadan hukum atau badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan bangunan. Dalam pelaksanaan proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Paviliun RSUP H. Adam Malik Medan ini yang bertindak sebagai kontraktor adalah PT. Nindya Karya (Persero). Adapun tugas dan wewenang dari kontraktor meliputi: Menyiapkan sember daya manusia dari tenaga ahli sampai dengan

mandor-mandor dan pekerja-pekerja dalam berbagai bidang pekerjaan Mempelajari gambar kerja dengan seksana dan melaporkan kepada

pengawas setiap ada perubahan.

Page 14: BAB II

Menyediakan alat-alat yang dipergunakan, memperbaikinya apabila rusak dan jika pekerjaan telah selesai wajib menyingkirkan alat-alat tersebut dan membersihkan bekas-bekasnya.

Menyusun dan memperhitungkan keperluan dana untuk membiayai pelaksanaan pekerjaan –pekerjaan.

Memperhitungkan syarat dan ketentuan dalam kontrak tentang bentuk volume, mutu, dimensi, dan lainnya dari bagian-bagian pekerjaan.

Memilih dan menetapkan metode pelaksanaan konstruksi (MPK) yang akan dipakai.

Menyiapkan cash flow untuk pembiayaan pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana pendanaan (funding plan) serta system pengendalian internal, baik bagian aspek keuangan maupun bagi operasional pengendalian waktu mutu.

Membuat laporan harian, mingguan, bulanan.

2.4.2. Struktur Organisasi Proyek