bab ii

Upload: henra-dgenkbellzz-icp

Post on 05-Jul-2015

55 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan BahasaKemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, suatu berada, kaya, mempunyai dalam harta

berlebihan). Kemampuan adalah

kesanggupan

melakukan

sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan ( Ian Rescuer, 2011). Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental berpikir, menalar, dan memecahkan masalah individu dalam sebagian besar masyarakat menempatkan kecerdasan, dan untuk alasan yang tepat, pada nilai yang tinggi ( http://id.wikipedia.org, 2011 ).

Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu bahasa komunikasi lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu juga dipandang sebagai cermin

dan kontrak sosial. Bahasa

kepribadian seseorang karena bahasa diterjemahkan sebagai refleksi rasa, pikiran dan tingkah laku. Adakalanya seorang yang pandai dan penuh dengan ide-ide cemerlang harus terhenti hanya karena dia tidak bisa menyampaikan idenya dalam bahasa yang baik. Oleh karena itu seluruh ide, usulan, dan semua hasil karya pikiran tidak akan diketahui dan dievaluasi orang lain bila tidak dituangkannya dalam bahasa yang baik (Nurlaila, 2011).

8

Berdasarkan uraian di atas kemampuan berbahasa dapat di artikan yaitu kesanggupan untuk memecahkan atau memahami masalah dalam suatu bacaan karena adakalanya seorang yang pandai dan penuh dengan ide-ide cemerlang harus terhenti hanya karena dia tidak bisa menyampaikan idenya dalam bahasa yang baik. Oleh karena itu seluruh ide, usulan, dan semua hasil karya pikiran tidak akan diketahui dan dievaluasi orang lain bila tidak dituangkannya dalam bahasa yang baik.

B. Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).Sekolah bertaraf internasional adalah satuan pendidikan yang

diselenggarakan dengan menggunakan Standar Nasioanal Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan standar salah satu negara anggota Organization For Economic Co-Operation And Development (OECD) dan / atau Negara maju. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yaitu dengan mendirikan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dengan mendirikan SBI pemerintah berharap mutu pendidikan di Indonesia bisa berkembang dan berdaya saing Internasional (Departemen Pendidikan Nasional, 2009). Menurut (Ahmadi, 2010) : Sekolah bertaraf internasional adalah sekolah yang menyiapkan siswa berbasis Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia berkualitas internasional dan lulus berdaya saing Internasional. Untuk menjadi Sekolah Bertaraf Internasional Sekolah tersebut harus memulai dari Kelas Bilingual selanjutnya RSBI dan kemudian mejadi SBI setelah memenuhi standar yang telah ditentukan oleh pemerintah. Kelas Bilingual adalah program kelas kecil berjumlah 20 siswa dengan bahasa pengantar kegiatan belajar

9

mengajar dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris untuk mata pelajara MIPA. Kelas Bilingual ini diharapkan kelak menjadi pengantar sekolah tersebut untuk menjadi RSBI dan selanjutnya menjadi SBI. Siswa RSBI diharapkan mampu lebih baik dari siswa yang lain sedangkan untuk pembelajaran bilingual bidang studi bertujuan untuk : 1) peningkatan pencapaian akademik siswa dalam bidang studi, 2) peningkatan penguasaan bahasa Inggris bagi pengajar dan siswa yang tidak mempunyai latar belakang bahasa Inggris, dan 3) mengembangkan sumber belajar nasional dalam dua bahasa (http://www.proposal rintisan kelas bilingual SMP 18 Semarang.com, 2007). Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional merupakan sekolah calon dari Sekolah Bertaraf Internasional. RSBI adalah realisasi dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 50 ayat 3 tentang pendirian sekolah internasional, dengan didirikannya RSBI yang kedepannya dipersiapkan untuk menjadi SBI pendidikan di Indonesia akan lebih maju menciptakan lulusan y ang berkualitas bukan sebaliknya (Rahmawati, 2010). Untuk menciptakan lulusan yang

berkualitas bukanlah hal yang mudah, karena untuk memahami pelajaran MIPA dalam bahasa Inggris khususnya kimia yang merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh kebanyakan siswa, apalagi harus disampaikan dalam bahasa Inggris bukan hal yang mudah bagi siswa maupun tenaga pengajar yang tersedia saat ini. A bilingual person is someone who speaks two languages. A person who speaks more than two languagesis called 'multilingual' , ( Birner, 2011). Jadi dalam kelas RSBI maupun SBI diharapkan dalam proses pembelajaran dilakukan

10

secara bilingual yaitu siswa maupun guru mampu menggunakan dua bahasa yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Dalam kelas RSBI maupun SBI Pembelajaran bilingual merupakan bentuk pembelajaran dengan menggunakan dua bahasa berbeda. Yaitu bahasa Inggris dan bahsa indonesia Pembelajaran bilingual dilakukan untuk menjembatani siswa mempelajari materi pelajaran yang tersedia dalam bahasa Inggris, atau mengkomunikasikan materi pelajaran yang dipelajari dalam Bahasa Indonesia dalam bahasa Inggris. Pembelajaran bilingual dimaksudkan untuk membantu siswa mempelajari materi pelajaran yang tersedia dalam bahasa Inggris bagi siswa yang sehari-hari menggunakan Bahasa Indonesia. Secara umum ada perbedaan yang signifikan dalam penggunaan bahasa antara pembelajaran bahasa Inggris di kelas dengan pembelajaran bidang studi. Bahasa Inggris yang digunakan dalam Pembelajaran Bilingual Bidang Studi tergolong ke dalam bahasa Inggris terapan yang diguanakan secara khusus, yaitu untuk mempelajari bidang studi tertentu. Misalnya, dalam bidang studi kimia digunakan istilah adsorpsi ( adsorption ) dan absorpsi (absorption) untuk menyatakan fenomena serapan suatu materi pada materi lain. Istilah adsorpsi digunakan untuk menyatakan serapan permukaan, sedangkan istilah absorpsi digunakan untuk menyatakan serapan keseluruhan. Di samping itu, bahasa Inggris yang digunakan terkadang sudah dalam bentuk ungkapan kompleks ( memiliki arti tertentu ) yang kurang tepat apabila diterjemahkan kata demi kata. Misalnya, pernyataan attractive forces yang berarti gaya tarik, bukan gaya yang menarik , balancing equation yang berarti menyetarakan reaksi, bukan menimbang reaksi

11

, dan lone pair electron yang berarti pasangan elektron bebas, bukan pasangan elektron sendirian , solution yang berarti larutan, bukan penyelesaian (Pramono, 2010). Jadi untuk mengajar dalam kelas bilingual dibutuhkan guru mata pelajran MIPA khususnya kimia yang mampu menyampaikan materi pelajaran kimia dalam bahasa Inggris. Untuk menjawab hal tersebut Universitas Negeri Makassar telah membuka jurusan Internasional Class Program (ICP) di Fakultas MIPA yang bertujuan untuk menciptakan lulusan yang mampu mengajarkan materi dalam bahasa inggris dan program ini sudah berjalan selam a empat tahun.

C. Tujuan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) atau Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).Tujuan umum pengembangan program rintisan SMA Bertaraf

Internasional bertujuan meningkatkan kinerja sekolah dalam mewujudkan situasi belajar dan proses pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara optimal dalam mengembangkan manusian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, madiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab, dan memiliki daya saing pada Taraf Internasional (Departemen Pendidikan Nasional, 2009). Untuk menciptakan atau meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia maka di bentuklah RSBI ini yang bertujuan untuk menyiapkan atau menciptakan manusia berstandar internasional memerlukan upaya-upaya yang intensif, terarah, terencana dan sistematik agar dapat mewujudkan bangsa yang maju, sejahtera, damai, dihormati dan diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain (Ahmadi, 2010).

12

Program SBI yang diselenggarakan pemerintah dipicu oleh beberapa latar belakang kelahirannya. Beberapa latar belakang tersebut adalah antara lain: 1990an, banyak sekolah-sekolah yang didirikan oleh suatu yayasan dengan menggunakan identitas internasional, tetapi tidak jelas kualitas dan standarnya; banyak orang tua yang mampu secara ekonomi memilih menyekolahkan anaknya diluar negeri; belum ada payung hukum yang mengatur penyelenggaraan sekolah internasional ; dan perlunya membangun sekolah berkualitas sebagai pusat unggulan (center of excellence) pendidikan. Atas fenomena tersebut pemerintah mulai mengatur dan merintis sekolah bertaraf internasional. Selain itu, sekolah bertaraf internasional memerlukan pengakuan secara internasional terhadap kualitas proses, dan hasil pendidikannya (Triwiyanto, 2010). D. Kriteria Rintisan SMA Bertaraf Internasional Sekolah menengah atas yang dapat mengikuti program rintisan SMA bertaraf internasional harus memiliki criteria minimal sebagai berikut: 1) SMAN atau swasta tersebut berakreditasi A, 2) memiliki tenaga pengajar MIPA dan mata pelajaran lain yang mampu menggunakan TIK dan pengantar bahasa Inggris, 3) memiliki sarana dan prasarana yang memadai seperti laboratorium tersedia akses , internet dan web sekolah 4) memiliki dana untuk mengembangkan program RSBI dan juga kelas yang cukup tidak terdapat double shift, 5) memiliki lahan minimal 10.000 m2 (Departemen Pendidikan Nasional, 2009).

13

E. Standar Isi dan Kompetensi Lulusan 1. Standar Isi (Kurikulum) Pada tahap ini sekolah mengembangkan KTSP dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, melakukan adaptasi dengan kurikulum sekolah di salah satu negara anggota OECD atau negara maju lainnya sesuai dengan kondisi dan kesiapan sekolah. Persiapan tersebut di antaranya adalah melakukan suatu pemetaan terhadap isi kurikulum yang ada pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan yang ada pada kurikulum sekolah di negara maju. Hasil pemetaan ini diperlukan untuk menambahkan komponen X sebagai ciri sekolah bertaraf internasional yang mungkin belum ada di kurikulum sesuai SI. Hasil dari pemetaan ini kemudian dioperasionalkan dalam KTSP, termasuk silabus, RPP, perangkat pembelajaran, media/sumber ajar, dan perangkat pendukung lainnya. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dengan tenaga/lembaga profesional independen dan atau lembaga terkait dalam

pengembangan kurikulum. Terdapat beberapa alternatif dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Alternatif pertama adalah dengan mengembangkan SK, KD, dan indikator dari beberapa mata pelajaran yaitu Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Inggris dan mata pelajaran lainnya idealnya, sekolah mampu mengembangkan SK, KD, dan kompetensi sesuai dengan standar yang ada dan berlaku di sekolah bertaraf internasional. Sistematika dan format pembuatan kurikulum ini dapat mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan. Kurikulum juga mencakup kerangka dasar dan struktur kurikulum yang

14

merupakan substansi pembelajaran yang harus ditempuh siswa di sekolah bertaraf Internasional mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Beban pembelajaran dilakukan dalam bentuk tatap muka di kelas, Satuan waktu untuk tatap muka adalah 45 menit per jam pembelajaran. Sekolah dapat menambah jumlah jam pelajaran per minggu sesuai dengan hasil pemetaan yang sudah dilakukan. Misalnya penambahan jumlah jam pelajaran untuk mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan bahasa Inggris. Rintisan SMA bertaraf internasional perlu menyusun kalender pendidikan yang meliputi permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, jadwal ujian, dan hari libur. Kalender pendidikan juga memperhatikan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Keputusan Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau keputusan organisasi penyelenggara pendidikan dalam menetapkan hari libur khusus. 2. Proses Pembelajaran Pada tahun pertama sekolah telah mampu menyelenggarakan proses

pembelajaran sesuai standar minimal pembelajaran di SMA bertaraf internasional, antara lain: (a) 20% pelaksanaan pembelajaran telah mengacu pada standar proses SMA bertaraf internasional. (b) 20% pembelajaran mata pelajaran dilakukan secara bilingual. (c) 20% pelaksanaan pembelajaran bilingual telah dilengkapi perangkat pembelajaran berdasarkan potensi, karakteristik siswa, dan lingkungan sekolah. (d) 20% pembelajaran bilingual telah menggunakan media

pembelajaran yang inovatif dan/atau berbasis TIK (e) Intensitas pendampingan

15

(In-house training) oleh tenaga ahli (dosen) dengan proporsi minimal 2 kali seminggu. (f) 20% pelaksanaan pembelajaran bilingual dirancang dengan

berpusat pada siswa (student centered) (g) 20% pelaksanaan pembelajaran bilingual dirancang secara terintegrasi dan berbasis masalah. Pada tahun kedua seyogyanya sekolah telah mampu menyelenggarakan proses pembelajaran yang lebih baik dari standar minimal pembelajaran di SMA bertaraf internasional, antara lain: a) 50% pelaksanaan pembelajaran telah

mengacu pada standar proses, b) 50% pembelajaran dilakukan secara bilingual, c) 50% pelaksanaan pembelajaran bilingual telah dilengkapi perangkat

pembelajaran berdasarkan potensi dan karakteristik siswa dan lingkungan sekolah, d) 50% pembelajaran bilingual telah menggunakan media pembelajaran yang inovatif dan/atau berbasis TIK, e) intensitas pendampingan (In-house training) oleh tenaga ahli (dosen) dengan proporsi sekali dalam seminggu, f) 50% bilingual dirancang dengan berpusat pada siswa

pelaksanaan pembelajaran

(student centered), g) 50% pelaksanaan pembelajaran bilingual dirancang secara terintegrasi dan berbasis masalah. 3. Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber daya manusia (SDM) pelaksana program rintisan SMA bertaraf internasional terdiri dari pendidik, tenaga kependidikan, tenaga penunjang, dan fasilitator sekolah. Pendidik terdiri dari guru pembina mata pelajaran termasuk guru BK. Tenaga kependidikan adalah Kepala Sekolah. Tenaga penunjang

meliputi: Pustakawan, Laboran (Fisika, Kimia, Biologi), Teknisi (komputer, TIK

16

dan laboratorium Bahasa), serta Tenaga Administrasi (Umum, Akademik, Sarana dan Prasarana, Kepegawaian, Keuangan dan Akuntansi). Fasilitator sekolah adalah tenaga yang berpengalaman dalam

pengembangan pendidikan dan menguasai salah satu mata pelajaran; matematika, fisika, kimia, biologi dan bahasa Inggris atau mata pelajaran lainnya. Disamping itu fasilitator sekolah harus berlatar belakang pendidikan minimal S2 dan mampu mengajar mata pelajaran tersebut di atas dalam bahasa Inggris. Tugas fasilitator sekolah adalah: (1) membantu sekolah menyusun perangkat kerja yang berhubungan dengan rencana dan program rintisan sekolah bertaraf internasional berikut implementasinya, (2) membimbing guru-guru dalam pengembangan KTSP, silabus, bahan ajar, dan evaluasi, (3) membimbing guru-guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan bahasa Inggris, (4) melakukan

koordinasi dan komunikasi dengan tim pengembang sekolah, dan (5) menginventarisasi dan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi sekolah. Kompetensi SDM pendukung pelaksana program rintisan SMA bertaraf internasional harus memenuhi standar kompetensi SDM sesuai dengan standar nasional pendidikan yang diperkaya dengan standar kompetensi SDM yang

berstandar internasional. 4. Sarana dan Prasarana Pendidikan Sarana dan prasarana untuk program rintisan SMA bertaraf internasional merupakan fasilitas pendukung pencapaian target yang telah

ditetapkan pada SMA bertaraf internasional. Penentuan kebutuhan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana didasarkan pada hasil analisis kebutuhan. Untuk

17

mencapai target sarana dan prasarana yang sesuai kriteria pada SMA bertaraf internasional diperlukan pentahapan sesuai dengan kemampuan masing-masing

sekolah. Pada tahap ini dilakukan persiapan dan pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan hasil analisis kebutuhan.

5. KesiswaanSiswa yang biasa masuk dalam SBI atau RSBI harus memenuhi syarat administrasi danbeberapa test seperti : (a) nilai rapor SMP kelas VII s.d. IX untuk mata pelajaran Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ratarata minimal 7,5, (b) penghargaan prestasi akademik, (c) Sertifikat dari lembaga kursus bahasa Inggris, (d) achievement test, meliputi: Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS dengan skor minimal 7 dalam rentang 0-10, (e) tes kemampuan bahasa Inggris, meliputi: Reading, Listening, Writing, dan Speaking dengan skor minimal 7 dalam rentang 0 10, (f) lulus Tes Psikologi (Psychotest), meliputi: Minat dan Bakat (Aptitute Test) dan Kepribadian (Personality Test), (g) wawancara kepada siswa dan orang tua. Wawancara dengan siswa dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana minat siswa untuk masuk program rintisan SMA bertaraf internasional. Wawancara dengan orangtua dimaksudkan untuk mengetahui minat dan dukungan orangtua (Departement Pendidikan Nasional, 2009).

F. Tinjauan materiMateri pokok yang diangkat pada penelitian ini adalah hidrokarbon. Materi ini merupakan materi pelajaran untuk kelas X SMA dan di ajarkan pada

18

semester genap. Alokasi waktu yang disediakan untuk materi pokok tersebut adalah sebanyak 9 jam pelajaran. 1. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat senyawa makromolekul. 2. Kompetensi Dasar a. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon. b. Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan struktur dan senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan

hubungannya dengan sifat senyawa. 3. Indikator Pembelajaran a. b. c. d. e. f. Mengidentifikasi unsur C, H, O dalam senyawa karbon melalui percobaan. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon. Membedakan atom C primer, sekunder, tertier, dan kuarterner. Mengelompokan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan Memberi nama senyawa alkana, alkena, alkuna. Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi, dan fungsi) atau isomer geometris (cis dan trans). g. Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa melekul relatif dan strukturnya. h. Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena dan alkuna (reaksi oksidasi, reaksi adisi, subtitusi dan eleminasi)

19

Adapun materi tersebut sebagai berikut: 1. Mengenal Senyawa Karbon Senyawa karbon merupakan senyawa yang mengandung unsur karbon. Pada awalnya senyawa kimia digolongkan kedalam dua kelompok yaitu senyawa organic dan senyawa anorganik. 2. Mengenali Senyawa Karbon Mengetahui bahwa suatu bahan merupakan senyawa karbon dapat dilakukan dengan membakar senyawa tersebut. Pembakaran tidak sempurna terhadap senyawa karbon akan menghasilkan zat sisa berupa arang (karbon), sedangkan apabila pembakarannya berlangsung sempurna menghasilkan gas CO2. Untuk mengenalinya dilakukan dengan cara mengalirkan gas hasil pembakaran kedalam air kapur (larutan Ca(OH)2 ) atau air barit (larutan Ba(OH)2). Hasil pembakaran sempurna senyawa karbon berupa gas CO2 dan gas tersebut dapat mengeruhkan air kapur atau air barit karena terjadi reaksi: CO2 (g) + Ca(OH)2 CaCO3 (s)

Reaksi tersebut dapat disimpulkan bahwa bila gas hasil pembakaran tersebut mengeruhkan air kapur atau air barit, berarti senyawa yang dibakar merupakan senyawa karbon. 3. Kekhasan Atom Karbon a. Atom karbon mempunyai nomor atom 6, dengan empat elektron valensi, keempat elektron valensi itu dapat membentuk pasangan elektron bersama dengan atom lain membentuk ikatan kovalen. Keempat elektron valensi ini dapat digambarkan sebagai tangan ikatan

20

b.

Atom karbon dengan keempat tangan ikatan itu dapat membentuk rantai atom karbon dengan berbagai bentuk dan kemungkinan.Beberapa

kemungkinan rantai karbon yang dibentuk dapat dikelompokan sebagai berikut. 1) Berdasarkan jumlah ikatan dapat dibagi menjadi atom C primer, atom C sekunder, atom C tersier, dan atom C kuartener. 2) Berdasarkan bentuk rantainya dapat dibagi menjadi rantai terbu (alifasi) ka dan rantai tertutup (siklis) rantai terbuka (alifasi) terbagi menjadi rantai lurus dan bercabang, rantai tertutup (siklis) terbagi menjadi karbosiklik dan heterosiklik. c. Struktur Lewis atom dan Senyawa Karbon Atom karbon merupakan salah satu atom yang cukup banyak berada di alam. Keberadaan dalam bentuk karbon, grafit, maupun intan. Atom karbon memiliki nomor atom 6 dengan konfigurasi elektron 6C: 1s2 2s2 2p2. Oleh karena memiliki 4 elektron pada kulit terluar, atom karbon dapat membentuk empat buah ikatan kovalen dengan atom-atom yang lain 4. Penggolongan Hidrokarbon Penggolongan hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatannya, senyawa hidrokarbon dikelompokkan menjadi dua, yaitu hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tidak jenuh. a. Alkana Alkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal.

21

Rumus umum alkana adalah CnH2n+2 Deret homolog adalah suatu kelompok senyawa hidrokarbon dengan rumus umum yang sama dan memiliki sifat yang mirip. Alkana merupakan suatu homolog. Tabel 2.1. Deret homolog alkana Jumlah atom C Rumus molekul Nama 1 CH4 Metana 2 C2H6 Etana 3 C3H8 propana 4 C4H10 Butane 5 C5H12 Pentane 6 C6H14 Heksana 7 C7H16 Heptana 8 C8H18 Oktana 9 C9H20 Nonana 10 C10H22 Dekana Tata nama alkana menurut aturan IUPAC adalah sebagai berikut: 1) Nama alkana rantai lurus yaitu menuliskan kata normal (n-) kemudian diikuti nama rantai alkananya. 2) Nama alkana bercabang yaitu menuliskan nomor atom C tempat cabang diikuti nama cabangnya kemudian diikuti nama rantai induknya. 3) Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Bila terdapat dua atau lebih rantai terpanjang (sama panjang), maka yang dipilih adalah yang mempunyai cabang terbanyak. 4) Rantai induk diberi nama alkana yang tergantung pada panjang rantai. 5) Cabang diberi nama alkil, yaitu nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi il. Rumus umum alkil adalah CnH2n+1.

22

6) Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu, rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil. 7) Jika terdapat dua atau lebih cabang sejenis, hal ini dinyatakan dengan awalan di, tri, penta, dan seterusnya. 8) Cabang-cabang berbeda disusun sesuai urutan abjad dari nama cabang itu. 9) Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka harus dipilih sehingga cabang yang harus di tulis terlebih dahulu mendapat nomor terkecil. Etil ditulis mendahului metil. Oleh karena itu, penomoran dimulai dari ujung dimana etil mendapat nomor lebih kecil. b. Alkena Alkena adalah hidrokarbon tidak jenuh dengan rantai terbuka yang memilki satu ikatan rangkap dua (C = C). Rumus umum alkena adalah CnH2n Deret homolog alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom karbonnya sama) dengan mengganti akhiran ana menjadi ena. Tata nama alkena menurut aturan IUPAC adalah sebagai berikut: Tabel 2.2. Deret homolog AlkenaJumlah atom C 2 3 4 5 Rumus molekul C2H4 C3H6 C4H8 C5H10 Nama etena propena Butena Pentena

1) Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom karbonnya sama) dengan mengganti akhiran ana menjadi ena.

23

2) Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap. 3) Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil. 4) Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap. 5) Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil. 6) Posisi ikatan rangkap ditunjukan dengan awalan angka, yaitu nomor dari atom karbon berikatan rangkap paling pinggir (nomor terkecil). 7) Penulisan cabang sama seperti pada alkana, yaitu ditulis didepan (mendahului nama rantai induk), cabang-cabang sejenis digabung dan diberi awalan di, tri, dan seterusnya. Cabang yang berbeda ditulis dalam urutan sesuai ururtan abjad. c. Alkuna Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh dengan rantai terbuka yang mempunyai satu ikatan rangkap tiga (C ). Rumus umum alkuna adalah

CnH2n-2. Deret homolog alkuna merupakan hidrokarbon berikatan rangkap tiga diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom karbonnya sama) dengan mengganti akhiran ana menjadi una. Tata nama alkuna menurut aturan IUPAC adalah sebagai berikut: a) Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom karbonnya sama) dengan mengganti akhiran ana menjadi una. b) Tata nama alkuna bercabang, yaitu pemilihan rantai induk, penomoran dan cara penulisan sama seperti pada alkena.

24

Tabel 2.3. Deret homolog alkunaJumlah atom C 2 3 4 Rumus molekul C2 H2 C3 H4 C4 H6 Nama Etuna propuna butuna

5. Sifat-Sifat Hidrokarbona. Sifat Fisis

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi titik didih senyawa hidrokarbon yaitu titik didih senyawa hidrokarbon dipengaruhi massa molekul relatifnya. Semakin besar nilai Mr, semakin tinggi titik didih senyawa alkana. Jadi, dapat disimpulkan bahwa titik didih dipengaruhi oleh Mr. 2) Titik Didih Senyawa Hidrokarbon Dipengaruhi Bentuk Strukturnya Senyawasenyawa yang memiliki Mr sama, tapi mempunyai struktur yang berbeda, ternyata memiliki titik didih yang berbeda pula. Semakin sedikit jumlah rantai cabang, semakin tinggi titik didih senyawa alkana. Jadi, dapat disimpulkan bahwa titik didih dipengaruhi oleh jumlah rantai cabang. b. Sifat Kimia

1) Reaksi substitusi; Reaksi penggantian satu atom oleh atom lainnya. 2) Reaksi adisi; Reaksi pemutusan ikatan rangkap atau penggabungan molekul. 3) Reaksi eliminasi; Reaksi penguraian senyawa atau reaksi pembentukan

ikatan rangkap kebalikan dari reaksi adisi. 4) Reaksi pembakaran; Reaksi antara suatu zat dengan oksigen. Pada senyawa hidrokarbon, reaksi pembakaran akan menghasilkan karbon dioksida dan air.

25

6. Keisomeran Senyawa Hidrokarbon Isomer adalah senyawa-senyawa yang berbeda tetapi mempunyai rumus molekul yang sama. Isomer terdiri dari isomer strukur dan isomer ruang. Isomer struktur adalah kelompok senyawa yang mempunyai Mr sama, tetapi berbeda strukturnya. Isomer struktur meliputi isomer kerangka (isomer rantai), isomer tempat (isomer posisi), dan isomer fungsi. Sementara itu, isomer ruang meliputii isomer geometris (isomer cis-trans), dan isomer optik. G. Alasan Pemilihan Materi Hidrokarbon Alasan pemilihan materi hidrokarbon dalam penelitian ini disebabkan karena materi tersebut baru saja selesai dipelajari oleh siswa kelas X dan materi ini juga sudah pernah dipelajari oleh kelas XI. Alasan lainnya yaitu karena materi hidrokarbon merupakan salah satu materi dalam pelajaran kimia yang sangat menarik untuk dipelajari.