bab ii

23
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Secara psikologis belajar menurut slameto (2003:2) adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi keutuhan hidupnya atau belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan , sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Skinner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:9) menjelaskan bahwa : “Belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: 1) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar; 2) Respons si pebelajar; 3) Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut, pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respon si pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respon yang tidak baik diberi teguran dan hukuman”.

Upload: moh-ali-mahsun

Post on 26-Jun-2015

230 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Secara psikologis belajar menurut slameto (2003:2) adalah suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi keutuhan hidupnya atau belajar merupakan suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan , sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya. Skinner (dalam Dimyati dan Mudjiono,

2006:9) menjelaskan bahwa :

“Belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: 1) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar; 2) Respons si pebelajar; 3) Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut, pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respon si pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respon yang tidak baik diberi teguran dan hukuman”.

Menurut Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono 2006:10) belajar

merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah

belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya

kapabilitas tersebut adalah dari (i) Stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (ii)

Proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Dengan demikian, belajar adalah

seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati

pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.

Page 2: BAB II

Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi

eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Komponen tersebut dilukiskan dalam

bagan berikut.

Kondisi internal belajar Hasil belajar

Informasi verbal

Ketrampilan intelek

Ketrampilan motorik

Sikap

Siasat Kognitif

Berinteraksi dengan

Acara Pembelajaran

Kondisi eksternal belajar

Bagan 2.1 : Komponen Esensial Belajar dan Pembelajaran

Adaptasi dari Bell Gredler, 1991:188 (dalam Dimyati dan Mudjiono,

1994:11)

Bagan tersebut melukiskan hal-hal berikut.

a. Belajar merupakan interaksi antara “keadaan internal dan proses

kognitif siswa” dengan “stimulus dari lingkungan”

Keadaan Internal dan proses kognitif siswa

Stimulus dari lingkungan

Page 3: BAB II

b. Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar

tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek,

keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif.

Kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa

tersebut berupa : Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:12)

1) Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilikan informasi verbal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan; 2) Keterampilan Intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambing. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan terdefinisi, dan prinsip; 3) Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah; 4) Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; 5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.

Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal

yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek,

yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa , belajar dialami sebagai suatu

proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan

belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan

bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses

belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal.

Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam

proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah

tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu.

Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri

siswa, agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam

kurikulum maka guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis

Page 4: BAB II

berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan perubahan tingkah laku siswa

sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktifitas guru untuk menciptakan kondisi

yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut dengan

kegiatan pembelajaran.

Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar.

Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan

sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan

pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling

memungkinkan proses belajar siswa berlangsung secara optimal. Dalam

pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan, Arief Sukadi

(1984:8).

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan

mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar

dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal

lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.

Duffy dan Roehler (1989:9) mengatakan apa yang dilakukan guru agar

proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa merasa

nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba

dan berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. Sementara itu

pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan

pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.

Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk

memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan

yaitu tercapainya tujuan kurikulum. Dalam buku pedoman melaksanakan

kurikulum SD,SLTP dan SMU (1994) istilah belajar diartikan sebagai suatu

proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan

sumber belajar. Sumber belajar tersebut dapat berupa buku, lingkungan, guru dll.

Gredler (1986:22) menegaskan bahwa proses perubahan sikap dan tingkahlaku itu

pada dasarnya berlangsung pada suatu lingkungan buatan (eksperimental) dan

sangat sedikit sekali yang bergantung pada situasi alami (kenyataan). Oleh karena

itu linkungan belajar yang mendukung dapat diciptakan, agar proses belajar ini

dapat berlangsung optimal.

Page 5: BAB II

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam proses

pendidikan. Pengertian belajar apabila diperhatikan dari pendapat seorang ahli

dengan lainnya akan berlainan pula jawabannya. Secara psikologis belajar itu

dapat diartikan sebagai suatu proses memperoleh perubahan perubahan tingkah

laku untuk mendapatkan pola-pola respon yang baru dan diperlukan untuk

interaksi dalam lingkungan. Belajar merupakan suatu kegiatan perubahan tingkah

laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan tingkah

laku yang di maksud adalah tinglah laku yang positif dalam hubungannya untuk

mencapai kesempurnaan hidupnya.

2. Pengertian Hasil Belajar

Berakhirnya suatu proses belajar, maka peserta didik memperoleh suatu

hasil belajar. “ Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar

dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya

penggal dan puncak proses belajar ”. (Dimyati dan Mudjiono, 1994:4). Secara

umum Reigeluth (1983:20) mengatakan bahwa hasil pembelajaran secara umum

dapat dikategorikan menjadi tiga indikator , yaitu :

a. Efektifitas pembelajaran, yang biasanya diukur dari tingkat keberhasilan

( prestasi) belajar siswa dari berbagai sudut.

b. Efisiensi pembelajaran, yang biasanya diukur dari waktu pembelajaran

dan atau/ biaya pembelajaran.

c. Daya tarik pembelajaran yang selalu diukur dari tendensi siswa ingin

belajar terus menerus.

Secara spesifik hasil belajar adalah suatu kinerja yang diindikasikan dari

suatu kapabilitas ( kemampuan ) yang telah diperoleh. Berdasarkan beberapa

pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil

yang dicapai siswa selama berusaha belajar untuk memperoleh perubahan baru

disusun oleh otak sebagai hasil dari belajar serta terjadi karena motif dan faktor

tujuan yang ingin dicapai. Perubahan baru tersebut dinyatakan dalam cara-cara

Page 6: BAB II

bertingkah laku karena pengalaman dan latihan, jadi prinsip-prinsipnya adalah

perubahan.

Menurut Depdiknas (2003:3), “Hasil belajar (prestasi belajar) siswa yang

diharapkan adalah kemampuan yang utuh yang mencakup kemampuan kognitif,

kemampuan psikomotor, dan kemampuan afektif atau perilaku.” Menurut Tu’u

(2004:75), “Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai peserta didik ketika

mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.”

Sedangkan menurut Surya (2004:64), “Prestasi belajar ialah sesuatu yang dicapai

oleh peserta didik sebagai perilaku belajar yang berupa hasil belajar yang

berbentuk perubahan pada pengetahuan, sikap, dan keterampilan.” Prestasi belajar

peserta didik ini biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: kecerdasan,

usaha, bimbingan belajar, teman sebaya, dan waktu yang cukup untuk belajar.

Sedangkan menurut Nasution (2005:38), faktor yang mempengaruhi perbuatan

dan hasil belajar antara lain: bakat, mutu pembelajaran, kesanggupan untuk

memahami pengajaran, ketekunan, dan waktu yang tersedia untuk belajar.

Menurut Yunanto (2004:44) pada dasarnya melakukan kegiatan belajar di

sekolah dan di rumah tidak banyak berbeda. Di rumah orang tua, pengasuh anak,

orang dewasa yang sedang mendampingi anak perlu menggunakan prinsip-prinsip

dalam kegiatan pembelajaran agar dapat mendukung kegiatan belajar, yaitu:

a. Anak perlu diperhatikan. Perhatian kepada anak merupakan kunci

keberhasilan kegiatan belajar anak.

b. Pada dasarnya anak mengalami tumbuh kembang yang unik.

Kegiatan belajar yang dilakukan harus disesuaikan dengan

tumbuh kembang anak yang sedang terjadi.

c. Fasilitas belajar sebaiknya disediakan dalam ruangan khusus.

d. Waktu kegiatan belajar di rumah bisa lebih longgar.

Menurut Roestiyah (1996:151) bahwa dua faktor penghambat proses

pembelajaran dapat berpengaruh pada proses belajar peserta didik. Adapun dua

faktor tersebut adalah faktor internal dan eksternal. Roestiyah (1996:151),

pengertian dua faktor internal dan eksternal adalah berikut ini :

1) Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri, seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat dan

Page 7: BAB II

sebagainya. Pada faktor internal, hal yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik adalah bersumber dari dalam dirinya seperti masalah kesehatan, kemampuan, rasa aman, dan berbagai kebutuhanya. Apabila peserta didik yang merasa belajarnya kurang sehat, tidak aman, kemampuan belajarnya rendah, kurang motivasi dalam belajar dan sebagainya maka sudah tentu kelancaran atau kelangsungan belajar dijalankan akan terhambat/terganggu, mungkin terhalang sama sekali; 2) Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar si anak, seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan sebagainya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi belajar pada peserta didik dapat bersumber dari luar dirinya (faktor eksternal) seperti: masalah kebersihan, udara yang panas dan lingkungan yang kurang mendukung dalam aktivitas belajar. Roestiyah (1996:151) bahwa dari berbagai faktor yang termasuk dalam

faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar pada peserta didik di atas dapat

ditanggulangi dengan baik dan sesuai kebutuhan, maka akan kecenderungan

memperoleh prestasi yang tinggi. Dengan demikian dapat di pahami bahwa faktor

sekolah, masyarakat dan keluarga anak didik dapat mempengaruhi secara positif

terhadap keberhasilan peserta didik dalam belajar. Dengan kata lain, apabila

keadaan sekolah, masyarakat, dan keluarga peserta didik yang sesuai dengan

kebutuhan belajar peserta didik, maka cenderung prestasi belajarnya akan semakin

tinggi. Begitu pula sebaliknya apabila ketiga faktor di atas tidak sesuai dengan

keadaan peserta didik dan tidak ditunjang oleh faktor lainnya, baik itu faktor

eksternal dan internal yang kurang mendukung kegiatan belajar peserta didik,

dipastikan peserta didik yang bersangkutan akan sulit berkembang sesuai dengan

kebutuhan-kebutuhan hidupnya.

3. Penilaian Hasil Belajar

Kegiatan penilaian hasil belajar merupakan bagian dari kegiatan

pembelajaran di lembaga pendidikan, dari pendidikan dasar sampai pada lembaga

pendidikan tingkat tinggi. Adanya kegiatan penilaian hasil belajar maka akan

dapat diketahui dan dipertanggungjawabkan kebenaran hasilnya. Fungsi penilaian

menurut Surya Brata (dalam Kumala, 1998:22) dapat dikelompokkan menjadi tiga

bagian yaitu :

1) Fungsi psikologis: a. Dipandang dari segi anak didik, Anak didik dapat mengetahui diantara teman – temannya, apakah ia

Page 8: BAB II

termasuk anak yang pandai, yang sedang dan lain sebagainya; b. Di pandang dari segi orag tua, Secara psikologis orang tua butuh mengetahui kemajuan anak-anak yang menjadi tanggung jawabnya. 2) Fungsi dikdatis: a. Ditinjau dari segi anak didik, pengetahuan tentang kemajuan tentang yang telah dicapai pada umumnya berpengaruh terhadap pekerjaan selanjutnya. Artinya dapat menyebutkan prestasi belajar yang lebih baik; b. Ditinjau dari segi guru, yang pertama, guru dapat menilai dirinya tentang keberhasilan dan tingkat kegagalan yang telah dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Kedua, membantu guru dalam menilai kesiapan siswa terhadap pelajaran. Ketiga mengetahui siswa dalam kelasnya; 3) Fungsi administratif: a. Memberikan data untuk dapat menentukan status anak didik didalam kelas atau apakah siswa lulus ujian atau tidak; b. Memberikan ikhtiar mengenai usaha yang dilakukan oleh lembaga pendidikan.

Sesuai dengan penjelasan di atas, maka jelas bahwa prestasi belajar

merupakan langkah akhir dalam pengambilan keputusan tentang hasil belajar

siswa. Oleh karena itu, pengambilan keputusan tentang hasil belajar siswa

merupakan suatu keharusan bagi seorang guru untuk mengetahui tingkat belajar

siswa dalam kegiatan mengajar siswa. Tingkat keberhasilan siswa dalam kegiatan

belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan faktor-faktor tersebut

harus diselidiki apabila siswa menemui atau mengalami kegagalan dalam belajar.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Muzakir dan Sutrisno ( 1996:155 ), faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa pada dasarnya ada dua, yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Untuk lebih jelas berikut ini akan dibahas tentang faktor-faktor

tersebut yaitu :

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa yang datangnya dari dalam diri siswa. Faktor internal dapat dibedakan

menjadi beberapa bagian antara lain :

1) Faktor yang bersifat fisiologis

Manusia pada dasarnya kesatuan dari psikis dan fisik atau antara jiwa

dan raga. Pertumbuhan fisik dapat dilihat dari tinggi badan, berat badan dan lain-

Page 9: BAB II

lain. Pertumbuhan dan perkembangan fisik seseorang yang kurang atau tidak

normal, misalnya terlalu gemuk atau terlalu kurus akan mempengaruhi jiwanya,

yaitu menjadi kurang percaya diri, pemalu. Kalau keadaan tersebut dibiarkan terus

menerus akan dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajarnya. Perkembangan

fisik yang normal memungkinkan anak untuk melakukan semua kegiatan tanpa

mengalami hambatan sehingga akan memberikan keuntungan dalam kegiatan

belajar ( Purwanto dalam Kumala, 1998:26)

Menurut Purwanto (dalam Kumala, 1998:27) bahwa sehubungan dengan

keadaan fisik, memang tidak dapat dipisah bahwa anak yang fisiknya sehat atau

normal pasti akan dapat berprestasi dengan baik. Hal demikian ini tidak menutup

kemungkinan anak yang fisiknya sehat dengan fasilitas yang memadai yang hanya

dapat berprestasi sedang bahkan tidak jarang sampi putus sekolah. Sebaliknya ada

juga anak yang secara fisik kurang atau tidak sehat dapat berprestasi dengan baik.

Hal ini kemungkinan karena anak yang keadaan fisiknya kurang atau tidak sehat

tersebut memiliki kemauan, kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

anak yang keadaan fisiknya lebih sehat atau lebih normal.

Selain keadaan fisik ada juga faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar

siswa yang datangnya dari dalam diri siswa, misalnya panca indera yang kurang

lengkap atau tidak normal. Keadaan demikian dapat menggangu aktivitas belajar

anak, karena panca indera merupakan bagian tubuh yang berinteraksi langsung

dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial ( Muzakir dan Sutrisno, 1996:156 )

Berdasarkan uraian diatas, maka seorang anak harus tetap menjaga keadaan

fisik dan panca inderanya sebaik mungkin. Kaena apabila seorang anak terganggu

kesehatanya maka dapat mengakibatkan anak tersebut malas belajar dan bahkan

apabila sakit tidak dapat belajar sama sekali. Oleh karena itu, sebaiknya faktor-

faktor yang menyangkut keadaan fisik dijaga dengan sebaik-baiknya sehingga

tidak ada hambatan dalam belajar.

2) Faktor yang bersifat psikologis

Faktor yang bersifat psikologis adalah hal-hal yang berkaitan dengan

situasi, kondisi dan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kejiwaan siswa.

Faktor-faktor tersebut yaitu :

(a) Cita-cita

Page 10: BAB II

Adanya cita-cita seorang anak dapat menumbuhkan suatu kebutuhan untuk

memperoleh sesuatu. Sebagian besar anak tidak sadar kalau dorongan

belajar akibat cita-citanya, sehingga dengan dorongan belajar lebih banyak

timbul dari luar, misalnya takut dimarahi guru atau orang tua, ingin

mendapat pujian dari orang lain.

(b) Minat

Minat sebagai aspek kejiawaan yang berkaitan dengan aktivitas yang dapat

menimbulkan perasaan senang atau tertarik. Siswa yang tidak mempunyai

minat untuk mempelajari sesuatu, maka tidak akan dapat belajar dengan

baik, karena tidak ada daya tarik bagi siswa. Adanya minat siswa terhadap

suatu pelajaran dapat memudahkan siswa untuk mempelajari dan

menyimpan materi pelajaran yang dipelajari. Oleh karena itu, minat dapat

meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar dan sekaligus berpengaruh

terhadap keberhasilan belajar siswa.

(c) Bakat

Bakat adalah kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih perlu untuk

dikembangkan. Bakat ini memerlukan latihan dan pendidikan, agar suatu

tindakan dapat dilakukan dimasa mendatang. Siswa yang memiliki prestasi

belajar yang menonjol dalam suatu bidang studi atau yang lainnya dapat

mencerminkan bakat atau keunggulan dalam diri siswa tersebut. Sebaliknya

belum tentu siswa yang mempunyai bakat akan dapat mencapai prestasi

belajar yang tinggi. Oleh karena itu, prestasi belajar merupakan perwujudan

dari bakat dan prestasi belajar juga dipengaruhi oleh bakat siswa.

(d) Motivasi

Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan seorang individu untuk

melakukan suatu tingkah laku atau tindakan. Motivasi belajar merupakan

hasrat untuk belajar dari seorang individu. Seorang siswa dapat belajar

secara lebih efisien apabila ia berusaha untuk belajar secara maksimal,

artinya siswa memotivasi dirinya sendiri untuk belajar. Motivasi merujuk

pada kekuatan atau daya pendorongnya, sedangkan tingkah laku atau

tindakan sebagai akibat dari adanya hasrat atau dorongan seseorang untuk

Page 11: BAB II

melakukan kegiatan belajar. Sehingga motivasi merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi hasil belajar.

(e) Situasi dan kondisi psikologis yang bersifat temporer

Situasi siswa dalam suatu waktu tertentu akan mempengaruhi perasaan dan

konsentrasi dalam proses pembelajaran. Siswa yang menghadapi masalah

tertentu akan sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatiannya pada bidang

tertentu. Situasi kejiwaan tersebut antara lain : gelisah, cemas, bingung,

putus asa, resah, frustasi dan lain-lain ( Purwanto dalam Kumala,

1998:2830)

Adanya perhatian anak terhadap mata pelajaran yang dihadapi juga sangat

membantu keberhasilan dalam belajar. Perhatian seperti ini masih bersifat

sementara apabila dibandingkan dengan cita-cita. Namun tanpa adanya perhatian

tidak mungkin berhasil dengan baik dalam belajar. Hal ini karena mata pelajaran

yang tidak menarik perhatian anak enggan untuk belajar, sehingga hasil belajar

yang dicapai rendah. Oleh karena itu, untuk menimbulkan atau menarik perhatian

anak terhadap suatu mata pelajaran perlu adanya dorongan atau motivasi

(Slameto, 1995:56).

Dengan demikian, dalam proses pembelajaran perhatian siswa terhadap

suatu mata pelajaran sangat penting, karena tanpa perhatian siswa proses

pembelajaran siswa tidak dapat berlangsung dengan baik.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

belajar siswa yang berasal dari luar diri siswa. Situasi dan kondisi belajar siswa

dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor situasi dan kondisi belajar dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu : faktor lingkungan alamiah dan lingkungan

sosial.

2.2 Proses Belajar Mengajar Bermedia

Di dalam proses belajar mengajar sumber pesan bias beragam bentuk dan

jenisnya, maksudnya yang bertindak sebagai sumber penyampai pesan bias guru,

Page 12: BAB II

buku atau sumber lain. Pesan pembelajaran yang disampaikan biasanya materi

atau bahan pelajaran sedangkan saluran/perantara yang digunakan berupa metode

atau teknik, strategi pembelajaran, dan alat seperti gambar, foto, diagram, komik,

film, slide, televise, dan lain-lain. Menurut Santoso S. Hamijoyo (1988:11)

“Media adalah semua bentuk yang digunakan manusia untuk menyampaikan

pesan, menyebarkan ide, pendapat atau gagasan sehingga yang disampaikan itu

bisa sampai ke penerima”. Kemudian pengertian media menurut Brigs (1970)

yang dikutif oleh Arief S. Sadiman (1990:6) “Media adalah segala sesuatu alat

fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses

belajar siswa sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. Penggunaan media dalam

proses pembelajaran digambarkan dalam pola-pola interaksi belajar mengajar

bermedia.

Hakikat Media Pembelajaran:

Alat komunikasi untuk membawa informasi dari pengajar ke anak didik.

Memberi penguatan dan motivasi

Menciptakan kondisi yang dikontrol dengan baik

Munculnya teknologi pendidikan (teknologi media)

I : ketika orang tua merasa tidak mampu member pengajaran terhadap

anaknya

II : munculnya kebutuhan guru untuk menyampaikan informasi lebih

banyak dan lebih cepat

III: ditemukannya mesin cetak dan budaya tulis baca

IV: perkembangan teknologi komunikasi

Peranan Media

Penyajian materi ajar menjadi lebih standar

Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik

Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif

Waktu yang dibutuhkan untuk PPb dapat dikurangi

Kualitas belajar dapat ditingkatkan

Pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja

Page 13: BAB II

Meningkatkan sikap positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih

kuat/ baik

Memberikan nilai positif bagi pengajar

Penggunaan media dalam proses pembelajaran mempunyai manfaat yang

dapat menarik minat dan memotivasi belajar siswa. Menurut Arief S. Sadiman

kegunaan media pembelajaran bila dilihat dari karakteristiknya sebagai perantara

dalam menyampaikan pesan, diantaranya:

1. Memperjelas penyajian pesa agar tidak terlalu verbalistis

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera

3. Menimbulkan kegairahan belajar

4. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antar anak didik dengan

lingkungan dan kenyataan

5. Memungkinkan terjadinya belajar secara individual menurut kemampuan

dan minatnya

6. Memberikan rangsangan yang sama pada setiap siswa

7. Mempersamakan pengalaman

8. Menimbulkan persepsi yang sama antara siswa yang satu dengan yang

lainnya

2.3 Media Komik

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1991:63) “Sebagai suatu bentuk

kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan

yang erat dihubungkan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada

para pembacanya. Menurut David Manning White (1967:370) “Comics, are

cartoon arranged either in a single panel or in several boxes-in which case they are

called ‘Comic Strip’-which are popular feature of more American newspaper”

yang maksudnya komik adalah rangkaian gambar kartun dalam satu panil maupun

rangkaian gambar kartun dalam bingkai-bingkai yang disebut komik strip.

Komik sebagai bacaan sudah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak,

sebagai bacaan komik berfungsi ganda, yaitu sebagai media pendidikan dan

sebagai media hiburan. Komik dapat membantu anak-anak dalam proses belajar.

Page 14: BAB II

Melalui komik siswa dapat mengenal lingkungannya disamping pemenuhan

kebutuhan akan fantasi dan imajinasi kreatif. Komik sebagai bacaan dapat dilihat

dari segi isi dan temanya ada bermacam-macam, antara lain: cerita petualangan,

detektif, sejarah, humor, fiksi ilmiah, roman, perang, horror, silat, dll.

Penggunaan media komik dalam pembelajaran meliputi peranan yaitu

kemampuan dalam menciptakan minat belajar pada siswa. Penggunaan media

dalam proses pembelajaran termasuk dalam ruang lingkup teknologi pengajaran.

Pengertian teknologi pengajaran menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai

(1989:41) adalah “Himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia,

prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi serta pengelolaan cara-cara

pemecahan masalah pendidikan yang terdapat dalam situasi-situasi belajar yang

bertujuan dan disengaja”.

Teknologi pengajaran mempunyai aplikasi praktis dengan adanya sumber-

sumber belajar seperti pesan, orang material, peralatan, metode, dan lingkungan,

berperannya tugas-tugas pengembangan dan pengelolaan pendidikan.

Konsep teknologi pengajaran merupakan bagian dari teknologi

pendidikan. Teknologi pendidikan dapat mempengaruhi struktur organisatoris

pendidikan sebab mempengaruhi secara langsung pengembangan kurikulum,

member alternatif bentuk pembelajaran yaitu menggunakan sumber manusia,

sumber-sumber lain kecuali manusia, dan sumber-sumber lain yang

dikombinasikan dalam system pembelajaran dengan media pembelajaran, dan

media pembelajaran atau guru dengan media saja, member kemungkinan

terbentuknya kelembagaan alternative yang dapat menyediakan fasilitas belajar

dan dapat melayani semua bentuk kelembagaan pendidikan ( Nana Sudjana dan

Ahmad Rivai, 1989:2).