bab ii 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat...

60
24 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Pembelajaran yang Bermutu Dalam Administrasi Pendidikan 1. Konsep Mutu Mutu adalah keinginan pelanggan yang mungkin selama ini paling kurang dikelola. Mutu adalah suatu terminologi yang dapat diartikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh argumentasi yang sama baiknya. Secara luas mutu dapat diartikan sebagai karakteristik dari produk atau jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggan. Beberapa pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan pemikiranya sebagai definisi mutu kita perlu mengetahui definisi mutu produk yang disampaikan oleh lima pakar Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Berikut ini definisi-definisi tersebut: a. Juran (Widjaja, 1993:58), mendefinisikan mutu sebagai “fitness for useberarti bahwa pemakaian suatu produk atau jasa harus dapat dipenuhi seperti apa yang mereka butuhkan/inginkan. b. Philip Crosby (Tim Dosen Administrasi Pendidikan, 2009:298) mengemukakan bahwa ada 4 prinsip mutu, yaitu: 1) Quality is defined as conformance to requirements, not “goodness”. (Mutu didefinisikan sebagai kesesuaian dengan tuntutan, bukan “kebaikan”). 2) The system for delivering quality is the prevention of poor-quality through process control, not appraisal or correction. (Sistem untuk mengantarkan/mencapai mutu

Upload: nguyentram

Post on 12-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

24

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Pembelajaran yang Bermutu Dalam Administrasi Pendidikan

1. Konsep Mutu

Mutu adalah keinginan pelanggan yang mungkin selama ini paling

kurang dikelola. Mutu adalah suatu terminologi yang dapat diartikan dengan

berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh argumentasi yang sama

baiknya. Secara luas mutu dapat diartikan sebagai karakteristik dari produk

atau jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggan. Beberapa

pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan

pemikiranya sebagai definisi mutu kita perlu mengetahui definisi mutu produk

yang disampaikan oleh lima pakar Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality

Management). Berikut ini definisi-definisi tersebut:

a. Juran (Widjaja, 1993:58), mendefinisikan mutu sebagai “fitness for use”

berarti bahwa pemakaian suatu produk atau jasa harus dapat dipenuhi

seperti apa yang mereka butuhkan/inginkan.

b. Philip Crosby (Tim Dosen Administrasi Pendidikan, 2009:298)

mengemukakan bahwa ada 4 prinsip mutu, yaitu: 1) Quality is defined as

conformance to requirements, not “goodness”. (Mutu didefinisikan

sebagai kesesuaian dengan tuntutan, bukan “kebaikan”). 2) The system for

delivering quality is the prevention of poor-quality through process control,

not appraisal or correction. (Sistem untuk mengantarkan/mencapai mutu

Page 2: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

25

adalah pencegahan terhadap mutu yang rendah melalui proses pengawasan,

bukan penilaian atau koreksi). 3)The performance standard is zero defects,

not “that’s close enough.” (Standar perporma adalah tidak ada kesalahan,

bukan “hal itu hampir mendekati.”) 4) The measurement of quality is the

price of noncoformance, not indexes. (Pengukuran mutu adalah harga dan

ketidakseragaman, bukan indeks-indeks).

c. Deming (Nasution, 2005), menyatakan bahwa mutu adalah kesesuaian

dengan kebutuhan pasar. Perusahaan harus benar‐benar memahami apa

yang dibutuhkan konsumen atas produk yang dihasilkannya.

d. Edward Salis (Dadang Suhardan, 2006:77), menyatakan bahwa mutu

dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang melebihi kepuasan dan keinginan

konsumen.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Tampubolon (2001) memberikan

definisi mutu adalah “paduan sifat-sifat produk yang menunjukkan

kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, baik kebutuhan

yang dinyatakan atau kebutuhan yang tersirat, masa kini dan masa depan”.

Mutu tersebut absolut, dan dilain pihak mutu dapat berarti kemampuan

dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang disebut mutu relatif. Mutu

absolute juga mengandung arti sifat terbaik itu tetap atau tahan lama, tidak

semua orang dapat memiliki, dan eksklusif. Mutu yang absolute kerap

dipahami dengan pemahaman yang misalnya tempat yang mahal seperti

hotel berbintang. Produk yang bermutu merupakan produk yang dibuat

secara sempurna dan mahal. Mutu relatif selalu berubah sesuai dengan

Page 3: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

26

perubahan pelanggan, dan sifat produk selalu berubah sesuai dengan

keinginan masyarakat. Didefinisikan demikian karena mutu memenuhi

spesifikasi yang ada. Mutu merupakan sebuah cara yang menentukan

Akan tetapi pada dasarnya mutu atau kualitas dapat disamakan

persepsinya melalui yang dikemukakan oleh Nasution (2005:1), sebagai

berikut :

a. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan

b. Kualitas mencakup produk, tenaga, kerja, proses, dan lingkungan. c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa

yang dianggap memerlukan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang).

Konsep kualitas menurut Dadang Suhardan (2006: 76) “kualitas bukan

suatu yang dapat dicapai dengan mudah, melainkan sebuah tanggung jawab

yang harus dilakukan secara simultan oleh semua orang dalam semua

organisasi, pada setiap waktu”. Karena mutu didasari oleh tiga konsep yaitu

Quality assurance, yang ditentukan standar dan persyaratanya oleh para ahli,

Contract conformance standar kualitas disepakati bersama ketika adanya

negosiasi, dan yang ketiga Costumer driven merujuk kepada kualitas

berdasarkan kepada kebutuhan pelanggan, karena dalam hal ini mutu

merupakan pemenuhan keinginan pelanggan. Mutu juga memiliki syarat-

syarat tertentu menurut Garvin yang dikutip oleh Tjiptono dan Diana (2001:

27) yaitu:

a. Performance, kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau karakteristik operasi dalam suatu produk.

b. Feature, ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang baik bagi pelanggan.

Page 4: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

27

c. Realibility, yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalanya atau karena kemungkinan rusaknya rendah.

d. Conformance, kesesuaian produk dengan syarat atau ukutan tertentu atau sejauh mana karakteristik desain dan oprasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.

e. Durability, tingkat keawetan produk atau lama umur produk. f. Serviceability, kemudahan produk itu bila akan diperbaiki atau

kemudahan memperoleh komponen produk tersebut. g. Aestheti, keindahan atau daya tarik produk. h. Perception, fanatisme konsumen terhadap merek produk tertentu

karena citra atau reputasi produk itu.

Setiap orang selalu mengharapkan bahkan menuntut mutu dari orang

lain. Benda dan jasa sebagai produk dituntut mutunya, sehingga orang lain

yang menggunakan puas karenanya. Dengan demikian, mutu adalah paduan

sifat-sifat dari barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam

memenuhi kebutuhan pelanggan, baik kebutuhan yang dinyatakan maupun

yang tersirat. Produk dan jasa adalah hasil yang diproduksi karena ada yang

memerlukan. Orang yang membuat produk atau jasa disebut penghasil

produk atau jasa, sedangkan orang yang memerlukan produk atau jasa itu

disebut pelanggan.

2. Konsep Pembelajaran

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003

menyatakan bahwa: “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

Berdasarkan konsep tersebut, dalam kata pembelajaran terkandung dua

kegiatan yaitu belajar dan mengajar. Kegiatan yang berkaitan dengan upaya

membelajarkan siswa agar berkembang potensi intelektual yang ada pada

dirinya. Ini berarti bahwa pembelajaran menuntut terjadinya komunikasi antara

Page 5: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

28

dua arah atau dua pihak yaitu pihak yang mengajar yaitu guru sebagai pendidik

dengan pihak yang belajar yaitu siswa sebagai peserta didik.

Senada dengan pengertian pembelajaran di atas, E. Mulyasa (2002:100)

mengemukakan bahwa: “Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses

interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi

perubahan perilaku ke arah yang lebih baik”. Sementara Daeng Sudirwo

(2002:31) juga berpendapat bahwa: “pembelajaran merupakan interaksi

belajar mengajar dalam suasana interaktif yang terarah pada tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan”.

Berdasarkan ketiga konsep tentang pembelajaran di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang terarah pada

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua

situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses

yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.

Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.

(Nana Sudjana, 1989:28).

Sejalan dengan konsep di atas Cronbach (Moch Surya, 1979:28)

menyatakan, “Learning may be defined as the process by with a relatively

enduring change in behaviour occurs as result of experience or practice”.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa indikator belajar ditujukan dengan

perubahan dalam tingkah laku hasil dari pengalaman.

Page 6: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

29

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal

yang menjadi hakikat belajar yaitu sebagai berikut:

1. Belajar merupakan suatu proses, yaitu merupakan kegiatan yang

berkesinambungan dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup.

2. Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif

permanen

3. Hasil belajar ditujukan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara

keseluruhan.

4. Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek

motivasi, emosional, sikap dan sebagainya.

Pembelajaran (instruction), merupakan akumulasi dari konsep mengajar

(teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya pada perpaduan antara.

keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik. Konsep tersebut

dapat dipandang sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem belajar ini

terdapat komponen?komponen siswa atau peserta didik, tujuan, materi untuk

mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur serta alat atau media yang harus

dipersiapkan.

Learning System menyangkut pengorganisasian dari perpaduan antara

manusia, pengalaman belajar, fasilitas, pemeliharaan atau pengontrolan, dan

prosedur yang mengatur interaksi perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan.

Demikian halnya juga dengan learning system, dimana komponen perencanaan

mengajar, bahan ajar, tujuan, materi dan metode, serta penilaian dan langkah

mengajar akan berhubungan dengan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan.

Page 7: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

30

3. Pembelajaran yang Bermutu

Dalam bidang pendidikan upaya peningkatan mutu difokuskan kepada

mutu proses pendidikan. Inti dari proses pendidikan adalah pembelajaran

peserta didik. Proses pembelajaran ini mencakup sejumlah unsur utama yang

mendasar yang membentuk mutu pembelajaran. Unsur-unsur utama dalam itu

adalah : tujuan pembelajaran, isi kurikulum, guru, sarana dan prasarana, dana,

manajemen dan evalauasi. (M. Gaffar G, 1992: 12)

Konteks mutu dalam pendidikan berkaitan erat dengan kualitas jasa atau

layanan. Walaupun mutu jasa sulit di aplikasikan dalam dunia pendidikan

namun akan diadaptasi dalam kependidikan. Karena apabila terjadi adanya

kerusakan dalam mutu produk tidak akan sama yang terdapat dalam mutu jasa.

Perbedaan antara jasa dan barang, jasa bentuknya berhubungan langsung

dengan yang menggunakannya sehingga sangat dibutuhkan hubungan dekat

dengan pelanggan. Jasa dikonsumsi langsung oleh pelanggan ketika jasa itu

langsung diberikan. Karena bentuk dari jasa berhubungan langsung dengan

penerimanya maka apabila adanya kerusakan tidak bisa diperbaiki. Karena

standar jasa dari awal harus selalu baik. Pelayanan jasa dapat dikatakan

berhasil jika operasional dilandasi dengan keinginan dan harapan pelanggan

yang terpenuhi. Dadang Suhardan (2006: 80). Bahwa jasa terdapat dalam 8

komponen:

“Dimensi kulitas pada jasa atau layanan terdiri dari: kepercayaan (reliability), kepastian (assurance), kemudahan (access), komunikasi (communication), kepekaan (responsiviness), kesopanan (courtecy), memiliki sikap, perasaan dan pikiran yang sama dengan orang lain (empathy), nyata (tanggible)”.

Page 8: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

31

Gambar 2.1

Dimensi Kualitas Jasa

Ada 5 faktor dominan atau penentu kualitas jasa yang diadaptasi dari

Zeithaml, Berry dan Parasuraman dalam Tijptono dan Diana (2002) yaitu:

a. Realibility (kepercayaan), memberikan jasa yang diberikan sesuai dengan

yang dijanjikan terpercaya, dan konsisten dengan pelayanan yang

diberikan.

b. Responsiveness (kepekaan), berkenaan dengan kepekaan yang

berhubungan dengan kebutuhan pelanggan, yang berarti pula cepat

memberikan respon terhadap permintaan pelanggan, berkomunikasi

dengan baik dan benar.

c. Assurance (kepastian) adanya kepercayaan dari pelangan terhadap janji

yang diberikan oleh pihak pemeberi jasa.

Page 9: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

32

d. Empaty (empati) adanya perhatian terhadap semua pelanggan, melayani

pelanggan dengan ramah dan baik.

e. Tangible (Penampilan) mulai dengan penampilan dari segi fisik maka

pelanggan akan tertarik terhadap jasa yang ditawarkan, ini terkait dengan

estetika.

Pendidikan berkaitan dengan kualitas jasa. Jasa adalah setiap kegiatan

atau manfaat yang ditawarkan kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak

berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya

mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. Sementara itu ada

ahli lain yang memberikan penjelasan mengenai jasa adalah sesuatau yang

tidak berwujud, tidak seperti produk yang berwujud jasa bukan barang fisik,

tetapi sesuatu yang menghadirkan kegiatan atau perbuatan. Kehadirannya

ini umumnya dilakukan atas dasar personal sering berhadap-hadapan

langsung antara individu. Dari pengertian tentang jasa, dapat dikatakan

bahwa jasa, mempunyai beberapa karkteristik. Karekteristik jasa antara

lain :

a. Intangibility (tidak berwujud), artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa,

dicium,didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bila barang

merupakan suatu objek, alat, material, atau benda; maka jasa justru

merupakan perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja

(performance), atau usaha.

Page 10: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

33

b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan), kegiatan jasa tidak dapat

dipisahkan dari pemberi jasa, baik perorangan ataupun organisasi serta

perangkat mesin/teknologi.

c. Variability (berubah-ubah/aneka ragam), bahwa kualitas jasa yang

diberikan oleh manusia dan mesin/peralatan berbeda-beda, tergantung

pada siapa yang memberi, bagaimana, memberikannya, serta waktu dan

tempat jasa tersebut diberikan.

d. Perishability (tidak tahan lama), bahwa jasa tidak bisa disimpan untuk

kemudian dijual atau digunakan, sehingga pada dasarnya jasa langsung

dikonsumsi pada saat diberi.

Mutu pendidikan sangat khas karena pendidikan merupakan proses

yang menghasilkan layanan. Mutu dalam intitusi pendidikan berhubungan

dengan adanya kemampuan baik secara teknis maupun secara profesional

dari pengelola dalam proses belajar.

Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan ada beberapa pokok yang

perlu doperhatikan diadaptasi dari Edward Salis: Perbaikan secara terus-

menerus (Continuous improvement) yang berarti penglolaan dalam

pendidikan melakukan beberapa perbaikan dan peningkatan dari semua

komponen yang mendukung pendidikan dalam standar yang telah

ditetapkan. Menentukan standar mutu (quality assurance) konsep yang

digunakan untuk menentukan standar mutu dalam proses atau lulusan dari

intansi pendidikan standar mutu proses pembelajaran juga terdapat

didalamnya. Perubahan kultur (change of culture) konsep ini bertujuan

Page 11: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

34

membentuk mutu bagian dalam komponen organisasi. Perubahan organisasi

(update-down organization) perubahan suatu organisasi sangat mungkin

terjadi. Dan yang terakir yaitu mempertahankan hubungan dengan

pelanggan (keeping close to the customer) dalam organisasi memerlukan

hubungan dengan pelanggan maka dalam hal ini perlu dipertahankan

hubungan baik dengan pelanggan.

Pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem yang dibentuk

untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem menurut Nasution (2005:41) adalah:

“seperangkat komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan

tertentu”. Mutu pembelajaran dapat dilihat dari interaksi siswa dengan

sumber belajar, maupun interaksi siswa dengan guru. Interaksi yang

bermutu adalah sesuatu yang menyenangkan dan menantang. Pembelajaran

yang pada hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang

bersifat timbal balik. Pelaksanaan pembelajaran di kelas merupakan

aktivitas yang menjadi sentral pendidikan di sekolah. Pembelajaran

merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar

siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun

sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses

belajar siswa yang bersifat internal. Dalam mutu pembelajaran, ada dua

aspek yang perlu diperhatikan, yakni aspek mutu hasil (lulusan) dan aspek

proses untuk mencapai hasil tersebut. Sistem menurut Nasution (2005:41)

adalah: “seperangkat komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai

tujuan tertentu”.

Page 12: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

35

Pengertian mutu proses pembelajaran mengacu pada proses

pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu

melibatkan input seperti siswa, guru, metode, kurikulum, sarana, lingkungan

dan pengelolaan pembelajaran yang baik. Mutu dalam konteks hasil

pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan.

Pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem yang dibentuk untuk

mencapai tujuan tertentu.

Mutu pembelajaran, tentunya berhubungan dengan proses belajar

mengajar yang di dalamnya terdiri dari unsur siswa dengan guru. Nasution

(2005:43) mengemukakan bahwa: “proses suatu sistem dimulai dari input

(masukan) kemudian diproses dengan berbagai ativitas dengan

menggunakan teknik dan prosedur, dan selanjutnya menghasilkan output

(keluaran), yang akan dipakai oleh masyarakat lingkungannya.” Aktivitas

suatu sistem tersebut diragakan oleh gambar berikut:

Gambar 2.2 Cara Kerja Sistem

Berkaitan dengan komponen-komponen yang membentuk sistem

pendidikan, Nana Syaodih S.dkk (2006:7), mengemukakan bahwa

komponen input diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu (1) raw input, yaitu

siswa yang meliputi intelek, fisik-kesehatan, sosial-afektif dan peer group.

Page 13: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

36

(2) Instrumental input, meliputi kebijakan pendidikan, program pendidikan

(kurikulum), personil (Kepala sekolah, guru, staf TU), sarana, fasilitas,

media, dan biaya, dan (3) Environmental input, meliputi lingkungan sekolah,

lingkungan keluarga, masyarakat, dan lembaga sosial, unit kerja. Komponen

proses menurut Nana Syaodih S.dkk (2006), meliputi pengajaran, pelatihan,

pembimbingan, evaluasi, ekstrakulikuler, dan pengelolaan. Output meliputi

pengetahuan, kepribadian dan performansi.

Berdasarkan pendapat Nana Syaodih di atas, dapat diketahui bahwa

proses pembelajaran merupakan salah satu komponen sistem pendidikan

yang dapat menentukan keberhasilan pembelajaran dan mutu pendidikan.

Oleh karena itu untuk memperoleh mutu pendidikan yang baik, diperlukan

proses pembelajaran yang berkualitas pula.

Sudarwan Danim (dalam Anisya, 2008:22) “Mutu pembelajaran

adalah kemampuan sumber daya sekolah dalam menstransformasikan

berbagai masukan dan situasi untuk mencapai derajat nilai tertentu bagi

peserta didik.” Nana Syaodih, dkk (2006:7) yang mengungkapkan bahwa:

Mutu pendidikan atau mutu sekolah tertuju pada mutu lulusan. Merupakan sesuatu yang mustahil, pendidikan atau sekolah menghasilkan lulusan yang bermutu, jika tidak melalui proses pendidikan yang bermutu pula. Merupakan sesuatu yang mustahil pula, terjadi proses pendidikan yang bermutu jika tidak didukung oleh faktor-faktor penunjang proses pendidikan yang bermutu pula.

Dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas,

pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai penjabaran lebih lanjut dari

Page 14: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

37

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, yang di dalamnya memuat

tentang standar proses. Dalam Bab I Ketentuan Umum SNP, yang dimaksud

dengan standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai

standar kompetensi lulusan. Bab IV Pasal 19 Ayat 1 SNP lebih jelas

menerangkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemampuan sesuai bakat, minat dan

perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.

Mutu pembelajaran dapat dikatakan sebagai gambaran mengenai baik-

buruknya hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang

dilaksanakan. Sistem selanjutnya tergantung pada mutu komponen yang

membentuk sistem, serta proses pembelajaran yang berlangsung hingga

membuahkan hasil. Berkaitan dengan pembelajaran yang bermutu, Pudji

Muljono (2006:29) menyebutkan bahwa konsep mutu pembelajaran

mengandung lima rujukan, yaitu: “(1) kesesuaian, (2) daya tarik, (3) efektivitas,

(4) efisiensi dan (5) produktivitas pembelajaran”.

Pemikiran tentang mutu pendidikan dapat ditemukan dalam berbagai jenis

sesuai dengan sudut pandangnya para ahli melihat mutu pendidikan dari tiga

perspektif, yaitu perpektif ekonomi, sosiologi dari pendidikan.

Berdasarkan persektif ekonomi, pendidikan yang bermutu adalah

pendidikan yang mempunyai kontribusi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi

Page 15: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

38

lulusan pendidikan langsung dapat memenuhi angkatan kerja diberbagai sektor

ekonomi. Lalu berdasarkan perspektif sosiologi, pendidikan yang bermutu

adalah pendidikan yang bermanfaat terhadap seluruh masyarakat, dilihat dari

berbagai kebutuhan masyarakat seperti mobilitas sosial, perkembangan budaya

perkembangan kesejahteraan dan pembebasan kebodohan. Sedangkan menurut

persektif pendidikan melihat mutu pendidikan dari sisi pengadaan dari proses

belajar mengajar dan dari segi kemampuan lulusan dalam hal memecahkan

maslah dan berfikir kritis.

Selain itu Sallis (1993:24) menyarankan agar pendidikan dipandang

sebagai industri jasa dan usaha memenuhi kebutuhan peserta didik harus

menjadi fokus utama dalam mengelola mutu, sekalipun demikian menurutnya

tidak berarti harus mengabaikan pandangan-pandangan dari kelompok

pelanggan yang lain.

Dari beberapa pandangan tentang mutu pendidikan yang dikemukakan,

maka dapat disimpulkan bahwa mutu atau kualitas merupakan sesuatu hasil

dari kegiatan evaluasi atau penilaian para penghasil atau dari pihak pemakai.

Agar derajat kualitas sesuatu itu dapat ditetapkan maka, atribut-atribut sesuatu

beserta standar atau kriteria-kriteria mutu terlebih dahulu ditentukan.

Mutu atau kualitas pendidikan ini bersifat multidimensi yang meliputi

aspek-aspek input, proses dan keluaran (hasil atau dampak). Oleh karena itu

indikator atau standar mutu pendidikan dikembangkan dari aspek input, output,

proses dan keluaran.

Page 16: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

39

Sejalan dengan itu Adams dan Chapman (2002) dalam Bastian (2007:184)

mendefinisikan mutu pendidikan sebagai target khusus dari tujuan pendidikan.

Sanusi (1994) menyebutkan tiga dimensi mutu pendidikan khusus mutu

pembelajaran yaitu :

- Dimensi mutu mengajar yang sangat terkait dengan faktor-faktor

kemampuan dan profesionalitas guru, sehingga kajian terhadap mutu

pendidikan berarti kajian masalah mutu guru dan mutu proses pendidikan.

- Dimensi bahan ajar, yang berbicara masalah kurikulum dalam arti sejauh

mana kurikulum suatu institusi pendidikan relevan dengan kebutuhan anak

di masyarakat dan kebutuhan lingkungan pendidikan yang berubah demikian

cepat

- Dimensi hasil belajar, yang terakhir ini mencakup baik perolehan nilai-nilai

hasil belajar maupun dalam cakupan yang luas, yaitu perolehan lapangan

pekerjaan dan sekaligus perolehan pendapatan setiap lulusan.

Dalam penelitian ini fokus mutu proses pembelajaran adalah mutu kegiatan

yang dilaksanakan guru dan siswa dalam proses optimalisasi masing-masing

peran, yang mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,

dan penilaian yang dilaksanakan selama pelajaran berlangsung yang dinyatakan

dalam bentuk persentase kehadiran guru dalam mengelola pembelajaran, nilai

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dari kepala sekolah atau pengawas.

4. Indikator Mutu Pembelajaran

Nanang Fatah (2009:108) mengatakan bahwa kualitas atau mutu

pendidikan disekolah akan sangat ditentukan oleh faktor pembiayaan

Page 17: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

40

pendidikan, baik dalam besarnya pengalokasian yang tepat, maupun

pemanfaatan realisasi biaya yang mengarah kepada kebutuhan proses

pembelajaran. Kemampuan pengelolaan mutu guru, mutu alat, mutu bahan, dan

mutu siswa akan berkaitan satu sama lain dalam proses pembelajaran disekolah.

Ketersediaan komponen-komponen tersebut akan menciptakan kondisi yang

baik untuk proses pembelajaran dan pada gilirannya akan berpengaruh dan

memberikan kontribusi dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Dan menurut

Nanang Fatah (2009:113) menyatakan bahwa proses pembelajaran diartikan

sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses optimalisasi,

masing-masing peran yang mencakup kehadiran tatap muka (estimasi waktu),

aktivasi KBM, diskusi/tanya jawab, pemanfaatan buku dan alat-alat pelajaran

(optimalisasi sumber-sumber belajar), yang dilaksanakan selama pembelajaran

berlangsung.

Berdasarkan hal tersebut, indikator untuk mengukur mutu pembelajaran

yang efektif yaitu antara lain sebagai berikut :

1. Efisiensi Waktu

Efisiensi waktu turut menentukan kualitas belajar siswa yang sekaligus

mempengaruhi prestasi belajarnya. Dengan sub indikator, yaitu :

- Ketepatan kehadiran tatap muka guru dengan murid

2. Optimalisasi Sumber Belajar

Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data,

orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam

belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga

Page 18: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

41

mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai

kompetensi tertentu. Dengan sub indikator, yaitu :

- Aktivasi kegiatan belajar mengajar

- Adanya diskusi dan tanya jawab guru dengan murid

- Pemanfaatan buku atau bahan ajar

- Pemanfaatan alat-alat pelajaran

3. Pelaksanaan Evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh

seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, gurunakan

mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat,

hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik. Dengan sub

indikator, yaitu:

- Teknik penilaian yang diberikan

- Evaluasi pembelajaran

4. Frekuensi Bimbingan Belajar

Carroll dalam Syamsudin (1983:84) berasumsi bahwa, jika setiap siswa

diberi kesempatan bimbingan belajar dengan waktu yang sesuai yang

dibutuhkan oleh masing-masing peserta didik, maka mereka akan mampu

mencapai tarap penguasaan yang sama. Oleh karena itu, tingkat penguasaan

belajar merupakan fungsi dari proporsi jumlah waktu yang disediakan guru,

dengan jumlah waktu yang diperlukan peserta didik untuk belajar. Dengan sub

indikator, yaitu :

- Lamanya proses belajar mengajar.

Page 19: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

42

Berdasarkan hal diatas, maka efektifitas penyelenggaraan pendidikan

akan menghasilkan kualitas pendidikan yang diharapkan sesuai dengan visi,

misi dan tujuan dari suatu sistem pembelajaran yang diselenggarakan

dilingkungan sekolah.

B. Konsep Manajemen Pembiayaan dalam Administrasi Pendidikan

1. Konsep manajemen pendidikan

a. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur,

mengurus atau mengelola. Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat,

dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick (1963) karena

manajemen dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang secara sistematik

berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.

Dikatakan sebagai kiat oleh Marry Parker Follet (1968) karena manajemen

mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain

menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen

dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan

para profesional dituntun oleh suatu kode etik.

Berdasarkan beberapa pengertian yang diatas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari

rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pelaksanaan, dan

pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai

Page 20: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

43

tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia

dan sumber daya lainnya.

b. Fungsi-Fungsi Manajemen

Menurut Henry Fayol (1916) fungsi-fungsi manajemen adalah

sebagai berikut :

a. Perencanaan ( planning). b. Pengorganisasian (organizing) c. Pemberian Printah (commanding) d. Pengkoordinasian (coordinating) e. Pengawasan (controlling)

Menurut Goerge R. Terry (1960), dalam bukunya yang berjudul

Principle of Management, Terry mengklasifikasikan fungsi-fungsi

manajemen itu sebagai berikut:

a. Planning (Perencanaan) b. Organizing (Pengorganisasian) c. Actuating (Penggerakan) d. Controlling (Pengawasan)

Dari dua rumusan fungsi-fungsi manajemen diatas, orang dapat

memilih salah satu fungsi manajemen yang cocok dengan pekerjaan yang

akan dikerjakan. Dalam proses kegiatan manajemen pelatihan fungsi-

fungsi manajemen itu sebagai pedoman untuk setiap langkah pelaksanaan

pekerjaan. Langkah-langkah ini sebagai alat untuk mengataur segala

sumber daya yang ada didalam lingkungan pendidikan.

c. Prinsip-prinsip manajemen

Prinsip utama manajemen yaitu efisien dan efektif dalam mencapai

hasil tujuan yang telah ditetapkan atau direncanakan. Menurut Nanang

Fattah (2000:33), ada beberapa prinsip manajemen diantaranya yaitu :

Page 21: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

44

1) Prisip manajemen berdasarkan sasaran (MBS) merupakan teknik manajemen yang membantu memperjelas dan menjabarkan tahapan tujuan organisasi

2) Prinsip manajemen berdasarkan oarng, merupakan suatu konsep manajemen modern yang mengkaji dimensi perilaku, dimensi sistem dalam kaitannya dengan perubahan dan pengembangan organisasi.

3) Prinsip manajemen berdasarkan informasi, dalah perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan merupakan kegiatan manajerial yang pada hakekatnya merupakan pengambilan keputusan. Semua kegiatan tersebut membutuhkan informasi.

d. Manajemen Pendidikan

Istilah manajemen seringkali disamakan dengan istilah administrasi

dalam suatu lingkungan persekolahan atau pendidikan. Berkaitan engan itu,

terdapat tiga pandangan yang berbeda; pertama, mengartikan administrasi

lebih luas dari manajemen (manajemen merupakan inti dari administrasi);

kedua, melihat manajemen lebih luas dari pada administrasi ; ketiga,

terdapat pandangan yang menganggap bahwa manajemen identik dengan

administrasi. (Mulyasa, 2002:19).

Dalam berbagai kepentingan, pemakaian kedua istilah tersebut sering

digunakan secara bergantian. Berdasarkan fungsi dan pokoknya istilah

manajemen dan administrasi mempunyai fungsi yang sama.

Gaffar (1989) dalam E. Mulyasa (2000:19), mengemukakan bahwa

manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama

yang sistematik, sistemik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan

tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga dapat diatikan

sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses

Page 22: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

45

pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan

jangka panjang, menengah, maupun tujuan jangka pendek.

Manajemen pendidikan menurut Engkoswara (2001:2) ialah suatu

ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan

suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan

yang disepakati bersama.

Sedangkan menurut Oteng Sutisna (1993), istilah manajemen sama

artinya dengan administrasi. Maka, pengelolaan pendidikan dapat diartikan

sebagai upaya untuk menerapkan kaidah-kaidah administrasi dalam bidang

pendidikan.

Sementara itu, menurut Sondang P. Siagian (1983) dalam Djam’an S.

Dan R Hermawan (2003:1) mendefinisikan pengertian administrasi

sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih

yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan.

Berdasarkan pengertian administrasi yang telah dijelaskan diatas,

administrasi mengandung makna adanya :

1. Tujuan yang mesti dapat direalisasikan guna kepentingan lembaga,

individu ataupun kelompok.

2. Keterlibatan personil, material dan juga finansial dalam posisinya

yang saling mendukung satu sama lain saling memerlukan dan

juga saling melengkapi.

Page 23: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

46

3. Proses yang terus menerus dan berkesinambungan yang mulai dari

hal yang kecil dan sederhana sampai kepada hal yang besar dan

rumit

4. Pengawasan atau kontrol guna keteraturan, keseimbangan dan

keselarasan.

5. Tepat guna dan berhasil guna supaya tidak terjadi penghamburan

waktu, tenaga, biaya dan juga fasilitas agar dapat mencapai

keberhasilan dan produktivitas yang cukup memadai.

6. Hubungan manusiawi yang menempatkan manusia sebagai unsur

utama dan terhormat serta memiliki kepentingan didalamnya

(Djam’an S. Dan R. Hermawan, 2003:2).

Dalam kerangka inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya

manajemen berbasis sekolah, yang memberikan kewenangan penuh

kepada kepala sekolah dan guru dalam mengatur pendidikan dan

pengajaran, merencanakan, mengorganisasi, mengawasi,

mempertanggungjawabkan, mengatur, serta memimpin sumber- sumber

daya insani serta barang-barang untuk membantu pelaksanaan

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sekolah.

Manajemen berbasis sekolah juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan

dan minat peserta didik, guru-guru, serta kebutuhan masyarakat setempat.

Untuk itu perlu dipahami fungsi-fungsi pokok manajemen yaitu :

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pembinaan dan pengevaluasian.

Page 24: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

47

Dimana dalam prakteknya fungsi-fungsi tersebut merupakan suatu proses

yang berkesinambungan.

Sebelum diterapkan dalam bidang atau objek tertentu, administrasi

dapat dilihat dari sudut pandang proses, fungsi, dan lembaga. Dari sudut

proses, pengertian administrasi dapat dikatakan sebagai suatu keseluruhan

tingkatan yang mesti dilaksanakan yang mulai dari proses pengambilan

keputusan, penentuan tujuan, pembagian tugas, dan juga pelaksanaan tugas

yang harus dikerjakan sampai kepeda pencapaian tujuan yang telah

dirumuskan tahap penentuan tujuan dapat direalisasikan.

Sementara dari sudut fungsi pengertian administrasi dapat dikatakan

sebagai suatu tugas atau pekerjaan yang mesti dilaksanakan oleh individu

atau kelompok orang yang dimulai dari pengambilan keputusan, penentuan

tujuan, pelaksanaan dan pembagian tugas sampai pada realisasi

perwujudan tujuan yang telah disepakati. Sedangkan pengertian

administrasi dilihat dari sudut pandang kelembagaan, administrasi dapat

dikatakan sebagai individu atau kelompok yang mengerjakan tugas yang

dimulai dari pengambilan keputusan, penentuan tujuan, pelaksanaan dan

pembagian tugas sampai kepada perealisasian tujuan yang telah

dirumuskan bersama. ( Djam’an S. Dan R. Hermawan, 2000:3).

Dari beberapa pandangan para ahli pendidikan yang telah diutarakan

diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa manajemen atau

pengelolaan sama dengan administrasi dalam suatu wilayah pendidikan

yang merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses

Page 25: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

48

pendidikan secara keseluruhan. Alasannya, bahwa tanpa manajemen tidak

mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan

efisien. konsep tersebut berlaku disekolah yang memerlukan manajemen

yang efektif dan efisien.

Dalam manajemen pendidikan dikenal dua mekanisme pengaturan,

yaitu sistem sentralisasi dan desentralisasi. Dalam sistem sentralisasi,

segala sesuatu yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan diatur

secara ketat oleh pemerintah pusat. Sementara dalam desentralisasi,

wewenang pengaturan tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah. Hal

ini juga berlaku dalam manajemen pendidikan di Indonesia, sebagaimana

dijelaskan dalam penjelasan UUSPN 1989 bahwa pendidikan nasional

diatur secara terpusat (sentralisasi), namun penyelenggaraan satuan dan

kegiatan pendidikan dilaksanakan secara tidak terpusat (desentralisasi). (E.

Mulyasa, 2002:22).

Hal tersebut cukup beralasan karena masing-masing mempunyai

kelebihan dan kekurangan sehingga untuk memperoleh manfaat yang

sebesar-besarnya dan mengurangi segi-segi negatif, pengelolaan

pendidikan tersebut memadukan sistem sentralisasi dan desentralisasi.

2. Konsep pembiayaan Pendidikan

Untuk memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai pengertian

pembiayaan, terlebih dahulu akan dipaparkan arti biaya itu sendiri. Menurut

kamus besar bahasa Indonesia, biaya adalah uang yang dikeluarkan untuk

membayar sesuatu keperluan.

Page 26: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

49

Fakri Gaffar seperti yang dikutip oleh Tatang Hidayat (2004:60)

mengatakan secara teoritis biaya atau cost adalah nilai besar dana yang

diperkirakan perlu disediakan pada proyek kegiatan tertentu.

Menurut Mintarsih Danumihardja (2004:25) biaya adalah seluruh

dana baik langsung/tidak langsung yang diperoleh dari berbagai sumber

(pemerintah, masyarakat dan orang tua) yang diperuntukkan bagi

penyelenggaraan pendidikan.

Dari beberapa pengertian mengenai biaya diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa biaya adalah dana yang dikeluarkan atau disediakan

untuk kegiatan tertentu, sedangkan biaya pendidikan adalah seluruh dana

yang diperoleh dari berbagai sumber baik pemerintah, perorangan, maupun

masyarakat yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan pendidikan.

Biaya sering berkaitan dengan pendanaan, menurut Ahmad Sudrajat

(2009:23) dana pendidikan itu sendiri merupakan sumber

daya keuangan yang disediakan untuk menyelenggaraan serta pengelolaan

pendidikan. Sedangkan pendanaan pendidikan adalah penyediaan sumber

daya keuangan yang diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengelolaan

pendidikan.

Berikut akan dijelaskan berbedaan antara biaya pendidikan dengan

pendanaan pendidikan :

- Biaya pendidikan itu sendiri lebih kepada nilai besar dana yang

diprakirakan perlu disediakan untuk mendanai berbagai kegiatan

pendidikan, sedangkan

Page 27: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

50

- Pendanaan Pendidikan lebih kepada penyediaan keuangan yang

diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan.

Pembiayaan pendidikan adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan proses pencarian sumber dan penggunaan dana dengan

memanfaatkan rencana biaya serta modal yang dibutuhkan didalam

pendidikan.

Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat tiga hal pokok yang terkait

dalam pembiayaan pendidikan, yaitu :

1. Proses pelaksanaan pendidikan

2. Distribusi pendidikan di kalangan individu dan kelompok yang

memerlukan

3. Biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat atau individu untuk kegiatan

pendidikan dan jenis kegiatan apa yang dibutuhkan.

Dalam prosesnya pendidikan memerlukan pengorbanan-pengorbanan

yang secara langsung bersentuhan dalam produksi pendidikan. Pengorbanan

yang dikeluarkan dalam melaksanakan tersebut merupakan suatu biaya yang

harus dikeluarkan dalam melaksanakan pendidikan. Biaya yang dikeluarkan

ini akan secara langsung bersentuhan dengan komponen mutu pendidikan

yang akan dicapai.

Jika disesuaikan dengan tingkatan sekolah, tentunya hal ini akan

membedakan dalam kebutuhan serta tingkat kegunaan biaya-biaya tersebut,

hal ini berdasarkan asumsi pada tingkat aktivitas yang perlu didanai semakin

tinggi tingkat sekolah maka akan semakin besar dana yang harus dikeluarkan.

Page 28: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

51

a. Biaya Pendidikan

Biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost)dan biaya

tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar

siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi,

gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa

sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang

(earning forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity

cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar (Cohn, 1979 ; Thomas Jone,

1985 ; 1976. Dalam Nanang Fattah, 2009:23).

Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama

lain, yaitu sisi anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk

mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Anggaran penerimaan adalah pendapatan

yang diperoleh setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber resmi dan

diterima secara teratur. Sedangkan anggaran pengeluaran adalah jumlah uang

yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan di

sekolah.( Nanang Fattah, 2009:23-24).

Perhitungan biaya dalam pendidikan akan ditentukan oleh unsur-unsur

tersebut yang didasarkan pula pada perhitungan biaya yang nyata sesuai

dengan kegiatan menurut jenis dan volumenya. Dalam konsep pembiayaan

pendidikan ada dua hal penting yang perlu dikaji dan dianalisis yaitu biaya

pendidikan secara keseluruhan dan biaya satuan persiswa.

Page 29: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

52

Biaya satuan tingkat sekolah merupakan biaya pendidikan tingkat

sekolah, baik yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat

yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan dalam satu tahun

pelajaran.

Hal tersebut, dipertegas pula oleh Howard R. Bowen (1981:1) yang

menyebutkan “ Cost usually appear in the form of expenditures of money.

Similarly, cost of collages and universities are usually money payments to

acquire the resources needed to operate the institions”.

Biaya satuan per murid merupakan ukuran yang menggambarkan

seberapa besar uang yang dialokasikan kesekolah-sekolah secara efektif

untuk kepentingan murid dalam menempuh pendidikan. Dengan

menganalisis biaya satuan, memungkinkan untuk mengetahui efisiensi

dalam penggunaan sumber-sumber disekolah. Keuntungan dari investasi

pendidikan, dan pemerataan pengeluaran masyarakat.

Dalam menetapkan biaya pendidikan yang diperlukan, harus disusun

perencanaan pembiayaan pendidikan. Maka, satu proyeksi biaya

pendidikan yang didasarkan atas kebutuhan dalam kaitannya dengan

pembiayaan pendidikan di tingkat negara, yaitu dengan membuat alternatif

proyeksi pendidikan sekurang-kurangnya 5-6 tahun mendatang. Alternatif

proyeksi biaya pendidikan harus berdasarkan pada asumsi-asumsi :

1. Kecepatan rasio pertumbuhan.

2. Jumlah imigrasi ke negara.

Page 30: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

53

3. Tipe program pendidikan untuk target populasi dengan perbedaan

kebutuhan.

4. Perbedaan biaya untuk tipe yang berbeda program pendidikan.

5. Jumlah siswa yang mungkin akan pindah dari sekolah

6. Perbedaan biaya yang dibutuhkan berdasarkan pada jarang atau

padatnya penduduk.

7. Tingkat kualitas pendidikan.

8. Kekuatan memperoleh uang.

Seperti yang telah dikemukakan diatas, bahwa pembiayaan pada suatu

persekolahan terpusat pada penyaluran keuangan dan sumber-sumber

pendapatan lainnya untuk pendidikan. Dimana distribusi atau penyaluran

tersebut mencakup dua kategori yaitu bagaimana uang itu diperoleh dan

bagaimana dibelanjakan agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik

dan sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.

Aspek penting lain yang perlu dikaji adalah peraturan perundang-

undangan pendidikan, perkembangan historis pemerintah pusat,

kecenderungan termasuk yang akan datang.

Oleh karena itu, dalam menetapkan biaya pendidikan perlu di dukung

dengan data dan informasi mengenai siapa yang harus dididik, berapa

jumlah yang harus dididik, tujuan dan sasaran apa yang ingin dicapai,

program pendidikan apa yang akan dilakukan sebagai suatu usaha dalam

mencapai tujuan dan sasaran tersebut.

Page 31: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

54

b. Biaya dan manfaat pendidikan

Dalam hubungannya dengan biaya dan manfaat, pendidikan dapat

dipandang sebagai salah satu investasi (human investment) dalam hal ini,

proses pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan bukan merupakan

suatu bentuk konsumsi semata, akan tetapi merupakan suatu investasi. Oleh

karena itu pendidikan merupakan suatu investasi yang berguna bukan saja

untuk perorangan atau individu saja tetapi juga merupakan investasi untuk

masyarakat yang mana dengan pendidikan sesungguhnya dapat memberikan

suatu kontribusi yang substansial untuk hidup yang lebih baik dimasa yang

akan datang. Hal ini, secara langsung dapat disimpulkan bahwa proses

pendidikan sangat erat kaitannya dengan suatu konsep yang disebut human

capital. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Jones (1985:4) yang

menyatakan bahwa :

“The people have certain skills, habit, and knowledge, which they sell to employers in the form of their wage salaried labor, and which can be expected to provide them a flow of income over their lifetimes. Furthermore, human capital can be analogized in some respects to physical capital because both are used together to produce a stream of income over some period of years”.

Bank Dunia dengan program internasionalnya telah menetapkan

kepercayaan terhadap investasi sumber daya manusia bagi pertumbuhan

ekonomi (World Development Report, 1980) kepercayaan ini didasarkan atas

studi yang dilakukan pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an. Sumbangan

pendidikan untuk menunjang pertumbuhan ini semakin kuat setelah

memperhitungkan efek pendidikan dan bentuk investasi fisik lainnya terhadap

pertumbungan ekonomi.

Page 32: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

55

c. Mengukur manfaat pendidikan

Manfaat biaya pendidikan oleh para ahli pendidikan sering disebut

dengan Cost Benefit Analysis, yaitu rasio antara keuntungan financial sebagai

hasil pendidikan (biasanya diukur dengan penghasilan) dengan seluruh biaya

yang dikeluarkan untuk pendidikan. (Nanang Fattah, 2000:38).

Dalam mengukur manfaat biaya pendidikan berdasar kepada konsep

biaya pendidikan yang sifatnya kompleks dari keuntungan, karena komponen

biaya terdiri dari lembaga jenis dan sifatnya. Biaya pendidikan bukan hanya

berbentuk uang atau rupiah, tetapi juga dalam bentuk biaya kesempatan. Biaya

kesempatan (income forgone) yaitu potensi pendapatan bagi seorang siswa

selama ia mengukiti pelajaran atau menyelesaikan studi. Dengan demikian,

biaya keseluruhan (C) selama di tingkat persekolahan terdiri biaya langsung

(L) dan biaya tidak langsung (K). Dalam rumusannya digambarkan sebagai

berikut :

C = L + K

Biaya pendidikan merupakan dasar empiris untuk memberikan gambaran

karakteristik keuangan sekolah (Nanang Fattah, 2000:25).

Dalam menentukan biaya satuan, menurut Nanang Fattah (2009:26)

terdapat dua pendekatan makro dan mikro. Pendekatan makro mendasarkan

perhitungan pada keseluruhan jumlah pengeluaran pendidikan yang diterima

dari berbagai sumber dana kemudian dibagi jumlah murid. Pendekatan mikro

mendasarkan perhitungan biaya berdasarkan alokasi pengeluaran per

komponen pendidikan yang digunakan oleh murid.

Page 33: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

56

Dalam pendekatan makro, terdapat karakteristik pendidikan yang

mempengaruhi biaya yaitu :

1. Skala gaji guru dan jam terbang mengajar,

2. Penatara dan pelatihan pra jabatan,

3. Pengelompokan siswa disekolah dan didalam kelas,

4. Penggunaan metode dan bahan ajar

5. Sistem evaluasi

6. Supervisi pendidikan

Dalam pendekatan mikro, perhitungan satuan biaya pendidikan dapat

menggunakan formula sebagai berikut :

Sb (s,t) = f [K (s,t) dibagi M (s,t)]

Keterangan:

Sb : satuan biaya per murid per tahun

K : jumlah seluruh pengeluaran

M : jumlah murid

s : sekolah tertentu

t : tahun tertetu.

Dengan mengetahui besarnya biaya satuan persiswa menurut jenjang dan

jenis pendidikan berguna untuk menilai berbagai alternatif kebijakan dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan.

Dalam mengukur manfaat pendidikan, Nanang Fattah (2009:28),

mengemukakan bahwa keuntungan pendidikan tidak selalu dapat diukur

Page 34: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

57

dengan standar nilai ekonomi dan uang. Hal ini disebabkan karena manfaat

pendidikan disamping memiliki nilai ekonomi juga memiliki nilai sosial.

Dalam mengukur dampak pendidikan terhadap keuntungan ekonomi atau

pendapatan seseorang dari produktivitas yang dimilikinya, memerlukan

asumsi-asumsi. Asumsi bahwa produktivitas seseorang dianggap merupakan

fungsi dari keahlian dan keterampilan yang diperoleh dari pendidikan.

Ukuran hasil pendidikan kita gabungkan dengan data biaya pendidikan

dapat menjadi ukuran efisiensi eksternal. Ada empat kategori yang dapat

dijadikan indikator dalam menentukan tingkat keberhasilan pendidikan, yaitu :

1. Dapat tidaknya seorang lulusan melanjutkan ke pendidikan yang lebih

tinggi,

2. Dapat tidaknya memperoleh pekerjaan,

3. Besarnya penghasilan (gaji yang diterima),

4. Sikap perilaku dalam konteks sosial, budaya dan politik.

Menurut Elchanan C (1979:36), dalam mengukur manfaat dari pendidikan

terdiri dari 3 (tiga) pendekatan, yaitu : 1) The simple corelation aproach, 2)

The residual approach, and 3) The returns to education approach.

d. Efisiensi Pendidikan

Istilah efisiensi pendidikan menggambarkan hubungan antara input

(masukan) dan output (keluaran) dari suatu pelaksanaan proses pendidikan.

Page 35: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

58

Efisiensi pendidikan menurut Nanang Fattah (2009:35) artinya memiliki kaitan

antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga

mencapai optimalisasi yang tinggi. Dalam biaya pendidikan, efisiensi hanya

akan ditentukan oleh ketepatan di dalam memperdayagunakan anggaran

pendidikan dengan memberikan prioritas pada faktor-faktor input pendidikan

yang dapat memacu pencapaian prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui

efisiensi biaya pendidikan biasanya metode analisis keefektifan biaya (cost

effectiveness method) yang memperhitungkan besarnya kontribusi setiap

masukan pendidikan terhadap efektifitas pencapaian tujuan pendidikan atau

prestasi belajar.

Upaya efisiensi dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu efisiensi

internal dan efisiensi eksternal. Dimana kedua konsep tersebut satu sama lain

erat kaitannya.

Suatu sistem pendidikan dinilai memiliki efisiensi internal jika dapat

menghasilkan output yang diharapkan dengan biaya minimum dapat pula

dinyatakan bahwa dengan input yang tertentu dapat memaksimalkan output

yang diharapkan. Efisiensi dalam pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan

konsep manajemen ilmiah yang dipelajari oleh John F. Bobit (1912). Menurut

Bobit pertambahan jumlah enrollmen yang demikian pesat akan berpengaruh

terhadap pemanfaatan sumber-sumber daya pendidikan, jika terjadi

pengulangan dan putus sekolah, dan pengelolaan sekolah yang tidak efisien.

Page 36: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

59

oleh karena itu perlu dilakukan penekanan biaya pendidikan melalui berbagai

jenis kebijakan, antara lain :

1. Menurunkan biaya operasional,

2. Memberikan biaya prioritas anggaran terhadap komponen-komponen input

yang langsung berkaitan dengan proses belajar-mengajar,

3. Meningkatkan kapasitas pemakaian ruang kelas, fasilitas belajar,

4. Meningkatkan kualitas PBM

5. Meningkatkan motivasi kerja guru

6. Memperbaiki rasio guru-murid

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur efisiensi internal

adalah sebagai berikut :

1. Rata-rata lama belajar (Average Study Time)

Untuk mengetahui berapa lama seorang lulusan menggunakan waktu

belajar dapat dilakukan dengan metode mencari statistik kohort (kelompok

belajar). Untuk ini, dapat dihitung dengan cara jumlah waktu yang dihabiskan

lulusan dalam suatu kohort dibagi dengan jumlah lulusan dalam kohort tersebut.

2. Rasio input- output (Input-Output Ratio)

Merupakan perbandingan antara jumlah murid yang lulus dengan murid

yang masuk awal dengan memperhatikan waktu yang seharusnya ditentukan

untuk lulusan, artinya membandingkan antara tingkat masukan dengan tingkat

keluaran.

Page 37: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

60

Sedangkan efisiensi eksternal, sering dihubungkan dengan metode cost

benefit analysis. Analisis efisiensi eksternal berguna untuk menentukan

kebijakan dalam pengalokasian biaya atau distribusi anggaran kepada seluruh

sub-sub sektor pendidikan. Efisiensi eksternal merupakan pengakuan sosial

terhadap lulusan atau hasil pendidikan.

Dalam menganalisis efisiensi eksternal, dalam bidang pendidikan dapat

dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu :

1. Keuntungan perorangan (privat rate of return,), yaitu perbandingan

keuntungan pendidikan dari individu yang bersangkutan.

2. Keuntungan masyarakat (social rate of return), yaitu berbandingan

keuntungan pendidikan kepada masyarakat dengan biaya pendidikan dari

masyarakat.

Jadi efisiensi eksternal pendidikan meliputi tingkat balik ekonomi dan

investasi pendidikan oada umumnya, alokasi pembiayaan bagi jenis dan

jenjang pendidikan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efisiensi internal dan efisiensi

eksternal mempunyai kaitan yang sangat erat. Kedua aspek tersebut saling

melengkapi satu sama lain dalam menentukam efisiensi sistem pendidikan

secara keseluruhan. (Cohn, 1979 ; Mingat Tan, 1988, dalam Nanang Fattah,

2000:40).

Secara konseptual efisiensi pendidikan meliputi cost-efectiveness dan cost

benefit. Cost effectiveness dikaitkan dengan perbandingan biaya input

pendidikan dan efektifitasnya dalam mendukung hasil-hasil belajar. Efisiensi

Page 38: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

61

internal sangat bergantung pada dua faktor utama yaitu, faktor institusional dan

faktor manajerial.

Setiap lembaga pendidikan perlu diberi peluang dan kemampuan untuk

mengelola anggaran penerimaan dan pengeluaran biaya pendidikan

dilingkungan sistemnya masing-masing. Dengan asumsi bahwa upaya dan hasil

pemerataan pendidikan adalah merupakan hak dan kewajiban bersama,

partisipasi pemerintah, masyarakat, orang tua dan dunia usaha dalam

pembiayaan pendidikan harus dipandang sebagai aset yang harus digali

sehingga tidak sepenuhya beban pemerintah.

Upaya-upaya dalam meningkatkan efisiensi pembiayaan pendidikan perlu

diarahkan pada hal-hal pokok berikut :

1. Pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access)

2. Pemerataan untuk bertahan disekolah (equality of survival)

3. Pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar

(quality of output)

4. Pemerataan kesempatan menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan

masyarakat (equality of outcome)

Konsep peningkatan efisiensi pembiayaan pendidikan akan mempunyai

makna jika dihubungkan dengan konsep efisiensi, baik secara internal maupun

ekasternal.

Page 39: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

62

3. Manajemen Pembiayaan Sekolah

E. Mulyasa (2004:194) mengatakan bahwa manajemen pembiayaan

sekolah merupakan bagian dari kegiatan pembiayaan pendidikan, yang secara

keseluruhan menuntut adanya kemampuan sekolah untuk merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara

efektif dan transparan.

Menurut H. M. Levin (Mintarsih Danumiharjda, 2004:24)

School finance refern to the process by which revenues and other recouces are derived for the formation and operation of elementary and secondary school as the process by which those recources are allocated to school in different geographical areas and to types and levels of education.

Apa yang dikemukakan di atas menunjukan bahwa keuangan sekolah

merupakan sumber daya yang diterima dan digunakan untuk

menyelenggarakan pendidikan di sekolah yang mengandung konsekuensi bagi

sekolah, yaitu sekolah harus mengelola sumber dana tersebut secara efektif

dan efisien untuk menunjang pelaksanaan pendidikan.

Berdasarkan hal tersebut, manajemen pembiayaan sekolah merupakan

kegiatan yang didalamnya terdapat proses merencanakan, melaksanakan, dan

mengevaluasi serta mempertanggungjawabkannya secara efektif dan efisien

untuk menunjang pelaksanaan pendidikan.

a. Sumber-sumber pembiayaan sekolah.

Kebutuhan akan fasiilitas belajar sangat diperlukan guna kelancaran proses

belajar dan tercapainya tujuan pendidikan, dengan begitu diperlukannya suatu

cara untuk menghimpun dana dari berbagai pihak/sumber.

Page 40: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

63

Berdasarkan penjelasan di atas, menurut Nanang Fattah dan Abubakar

(2005:143-145), dilihat dari sumber-sumbernya biaya pendidikan dapat

meliputi hal-hal berikut :

a. Hasil penerimaan pemerintah umun

b. Penerimaan pemerintah khusus untuk pendidikan

c. Iuran sekolah

d. Sumbangan-sumbangan sukarela dari masyarakat

Selain pendapat diatas mengenai sumber-sumber keuangan sekolah.

Nanang Fattah (2003:143) mengemukakan bahwa sumber utama keuangan

sekolah adalah pemerintah, orang tua dan masyarakat. Untuk memberikan

gambaran yang lebih jelas, dibawah ini akan digambarkan diagram

sumber-sumber keuangan sekolah sebagai berikut :

Gambar 2.3

Sumber-sumber keuangan sekolah

Sumber : Nanang Fattah (Konsep MBS dan Dewan Sekolah, 2003:143)

Sumber keuangan sekolah

Pemerintah pusat

Orang tua

siswa

Kelompok masyarakat

alumni

Lain-lain

Pemerintah daerah

yayasan

pengusaha

Page 41: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

64

Kontribusi orang tua semakin penting pada saat pemerintah tidak

mempunyai kemampuan untuk membiayai kebutuhan sekolah yang memadai.

Pemerintah pusat membantu sekolah secara finansial dalam berbagi cara

misalnya, memberikan hibah untuk sekolah, membayar gaji guru, dan

sebagainya selain itu pemerintah juga memberikan sumbangan tidak langsung

melalui pelatihan guru, pelatihan kepala sekolah dan pelatihan sebagainya.

Banyak negara yang menyerahkan pendidikan dasar kepada pemerintah

daerah. Tiap pemerintah ini mempunyai tanggung jawab untuk menempatkan

dan membuka sekolah, menyediakan sarana fisik, fasilitas ruang kelas dan

sebagainya.

Kelompok masyarakat biasanya merupakan sumber keuangan bagi

sekolah. Mereka digerakkan oleh pemimpin masyarakat setempat untuk tugas

tertentu. Penggalian sumber dana alternatif ini perlu dilakukan antara lain

sumber dana perpajakan, sumber dana masyarakat, dan sumber dana lainya

yang dapat digali oleh masing-masing intitusi pendidikan dengan bekerja sama

dengan berbagai pihak termasuk masyarakat industri, masyarakat pedagang

dan masyarakat yang berpenghasilan tinggi. (M. Fakry Gaffar, 2000:40).

Siswa dapat menjadi sumber keuangan yang baik. hal ini tergantung

kepada kondisi sekolah dan kemampuan manajerial pimpinan sekolah dan

stafnya. Sebagian sekolah dibangun oleh suatu yayasan usaha sosial yang

bukan pemerintah.

Page 42: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

65

b. Komponen-komponen dalam anggaran pendidikan

Komponen- komponen dalam anggaran pendidikan diantaranya sebagai

berikut :

1. Kurikulum

2. Kegiatan belajar mengajar

3. Pengajar

4. Lingkungan pendidikan

5. Evaluasi pendidikan.

Alokasi anggaran pendidikan dari pemerintah lebih banyak dialokasikan

untuk komponen biaya penunjang, yang menyangkut penyediaan sarana dan

prasarana, seperti gaji guru, penegmbangan fisik sekolah dan pengadaan buku

pengajaran.

Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang

menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen-

komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah

memerlukan biaya.

c. Pengelolaan pembiayaan sekolah

Penerimaan dan realisasi atau penggunaan keuangan sekolah merupakan

hal yang penting untuk mengetahui potensi dan apa yang akan dihasilkan dari

potensi tersebut. Berapakah sumber yang dibutuhkan dan bagaimana sumber

itu diperoleh. Apakah sumber untuk mencapai tujuan dan sasaran telah

memadai. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dalam dalam konsep

administrasi pendidikan menggunakan strategi, yaitu memfokuskan

Page 43: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

66

pengelolaan sekolah seperti perencanaan, penggunaan, pengawasan dan

pertanggungjawaban.

1. Perencanaan atau penganggaran

Strategi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai keputusan atau

tindakan yang berusaha untuk mencapai sasaran organisasi. Strategi itu sendiri

dipengaruhi oleh misi organisasi tau lembaga sekolah dan lingkungannya.

Dalam hubungan ini penyusunan RAPBS memerlukan analisis masa lalu dan

lingkungan eksternal yang mencakup kekuatan (strength), kelemahan

(weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).

Dunia pendidikan (sekolah) sangat terpengaruh oleh berbagai perubahan,

baik dalam aspek politik, sosial budaya, ekonomi, teknologi, industri, maupun

informasi. Pembaharuan dalam aspek-aspek tersebut menuntut para pengambil

keputusan kebijakan pendidikan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

Dengan demikian, dalam penyusunan RAPBS penting untuk diperhatikan

berbagai peluang pembiayaan pendidikan. Strategi pembiayaan pendidikan

dalam penyusunan RAPBS dimulai dengan mengkaji perubahan-perubahan

peraturan perundang-undangan, tuntutan peningkatan mutu pembelajaran

mungkin membuka peluang, dalam hubungan ini pemberian kewenangan

kepada kepala sekolah yang menjadi tanggungjawabnya menjadi sangat

strategis.

Dalam melakukan trategi RAPBS, satu hal yang harus diingat bahwa

analisis SWOT bukan hal yang sederhana. Pada pengelolaan pendidikan perlu

dipahami terlebih dahulu konsep tersebut, baru kemudian menerapkannya

Page 44: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

67

dalam bidang pendidikan, dan tentunya untuk mengkaji kembali kebenaran

konsep tersebut. Dalam hubungan ini, kemampuan kepala sekolah dalam

manajemen sekolah dan manajemen pembiayaan menjadi sangat strategis,

khususnya dalam manajemen pembiayaan, kepala sekolah harus memiliki visi

strategis pembiayaan untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka

panjang sehingga pemanfaatan biaya dari berbagai sumber menjadi efisien.

Persoalan penting dalam penganggaran yaitu bagaimana memanfaatkan

sumber-sumber dana secara efisien. itulah penganggaran memerlukan proses

yang bertahap. Tahap-yahap yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode anggaran.

2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, mesin dan

material.

3. Sumber-sumber yang dinyatakan dalam bentuk uang, sebab anggaran pada

dasarnya merupakan pernyataan finansial.

4. Memformulasikan anggaran menurut format yang telah disepakati.

5. Usaha memperoleh persetujuan dari yang berwenang (pengambil

keputusan)dalam tahap ini dilakukan kompromi melalui rapat-rapat untuk

mempertimbangkan secara objektif dan subjektif.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membuat anggaran

menurut Yahya (Mitarsih Danumihardja, 2004:37) adalah sebagai berikut :

1. Permintaan terhadap hasil produksi dan stabilitas permintaan potensi dasar,

2. Jenis-jenis hasil produksi yang dibuat,

3. Jenis-jenis dan sifat hasil produksi yang dibuat,

Page 45: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

68

4. Kemampuan menyusun jadwal dan mengatur pelaksaan,

5. Jumlah dana yang dipergunakan dibandingkan dengan hasil yang mungkin

dicapai, dan

6. Perencanaan dan pengawasan

Jenis-jenis produksi dalam lembaga persekolahan tentu difokuskan pada

kegiatan pembelajaran dalam bentuk pelayanan belajar maupun fasilitas yang

mendukung.

Stephen P. Taylor (Mitarsih Danumihardja, 2004:38) menyatakan

anggaran penting dilakukan dengan alasan sebagai berikut :

1. Untuk menentukan apakah mereka akan mendapatkan laba atau rugi;

2. Untuk menghitung dampak keputusan tertentu yang direncanakan atau

perubahan pada anggran yang ada;

3. Untuk mengesahkan keputusan bisnis yang telah diambil;

4. Untuk menentukan target manajemen;

5. Untuk menentukan tingkat kebutuhan.

Jika diimplementasikan dalam dunia pendidikan apa yang dikemukakan

oleh Stephen P. Taylor sesuai dengan Candoli bahwa anggaran itu harus dirinci

secara jelas, supaya dapat dicontrol apakah tujuan yang akan dicapai

berdayaguna dan hasil guna. Sekolah sebagai lembaga pendidikan,

keberadaannya harus selalu menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, oleh

karena itu sekolah harus berorientasi kepada pasar, yaitu apa yang dibutuhkan

stakeholder, selain memikirkan bagaimana suatu keuntungan bisa diperoleh

sekolah.

Page 46: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

69

2. Pelaksanaan atau implementasi anggaran

Dana yang diperoleh sekolah dari berbagai sumber dibutuhkan dan

diagendakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran dikelas, laboratorium,

perpustakaan, dan tempat lainnya digunakan secara efektif dan efisien. sasaran

penggunaan tersebut sesuai rencana dan program yang diperkirakan akan dapat

mencapai target dan tujuan pembelajaran sekaligus tujuan sekolah. Dalam

penggunaan anggaran pemerintah telah menyusun suatu kategori dalam bentuk

mata anggaran sebagai pos anggaran, kategori ini dimaksudkan agar sasaran

penggunaan anggaran dapat tersusun sedemikian rupa dan dapat pula diukur

tingkat pencapaian tiap-tiap komponen. Perencanaan dan penggunaananggran

tentu disesuaikan dengan mata anggaran yang telah disusun tersebut. Adapun

komponen pengeluaran yang baku dan yang berlaku disekolah menurut buku

Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan (Nanang Fattah, 2009:59-62) adalah

sebagai berikt :

a). Peningkatan Kegiatan Proses belajar mengajar

- Pelaksanaan tes, meliputi : penyusunan naskah, penggandaan naskah

tes, penggandaan naskah dari Tim khusus, pengawasan dan

pemeriksaan tes.

- Belanja alat KBM, meliputi : kapur tulis, kapur warna, mistar

besar/set, kertas stensil, kertas lainnya, tinta, penghapus bor, dan alat

lainnya.

Page 47: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

70

b). Pemeliharaan dan Penggantian sarana dan prasarana pendidikan

- pemeliharaan mebel - bahan/alat kebersihan

- pengadaan mebel - rehab ringan kelas

- pemeliharaan kelas - rehab ringan kantor

- pemeliharaan kantor - pembuatan lemari

- pemeliharaan halaman - pembuatan meja

- pemeliharaan kebersihan dan bangku murid

c ). Peningkatan pembinaan kegiatan siswa : latihan dan sarana

- Pramuka, PMR, UKS, DK

- Prestasi olah raga

- Prestasi kesenian

- Kegiatan porseni

- Pesantren kilat

d ). Kesejahteraan

- Peningkatan mutu keterampilan guru

- Perjalanan dinas guru

- Honorarium

- Upah lembur

e ). Rumah tangga sekolah

- Tata usaha sekolah

- Rapat kerja sekolah

- Rapat kenaikan sekolah

- Rapat tahunan

Page 48: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

71

f ). Biaya pembinaan, pemantauan, pengawsan, dan pelaporan

- Pembianaan, pemantauan, pengawasan, dan pelaporan sekolah

- Pembianaan, pemantauan, pengawasan, dan pelaporan tingkat

kecamatan dan kabupaten.

Pengeluaran sekolah berhubungan dengan pembayaran keuangan sekolah

untuk pembelian beberapa sumber atau input dari proses sekolah, dari guru,

tenaga administrasi, bahan-bahan, perlengkapan, dan fasilitas. Ongkos

menggambarkan nilai seluruh sumber digunakan dalam proses sekolah, apakah

digambarkan dalam anggaran sekolah dan pengeluaran atau tidak.

3. Pengendalian Anggaran

a. Pengawasan

Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses pengendalian dan

penyesuaian jalan organisasi dari yang seadanya kepada yang seharusnya atau

dengan kata lain pengawasan dimaksudkan untuk melaksanakan sesuatu

kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Secara sederhana proses pengawasan terdiri dari tiga kegiatan pokok,

yaitu :

1) Memantau (monitoring),

2) Menilai, dan

3) Melaporkan hasil-hasil temuan, kegiatan atau monitoring dilakukan

terhadap kinerja aktual (actual performance), baik dalam proses maupun

hasilnya.

Page 49: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

72

Aktivitas yang sedang dan telah dilaksanakan diukur berdasarkan kriteria-

kriteria yang telah digariskan dalam perencanaan. Apakah terdapat

penyimpangan (deviasi) maka diusahakan adanya perbaikan atau korelasi yang

direkomendasikan kepada pimpinan evaluasi.

Pemeriksaan anggaran pada dasarnya merupakan aktivitas menilai, baik

mencatat (record) dan menentukan prosedur-prosedur dalam

mengimplementasikan anggarannya, apakah sesuai dengan peraturan kebijakan,

dan standar-standar yang berlaku. Dalam pemeriksaan ini biasanya dilakukan

oleh pihak luar lembaga (external audit), seperti Badan Pemeriksa Keuangan

atau publik yang mempunyai sertifikasi, dan pimpinan langsung (internal

audit) terhadap penerimaan dan pengeluaran biaya.

b. Pertanggungjawaban

Butuh pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan anggaran

dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan persemester kepada :

1) Kepada Dinas Kabupaten/kota dimana sekolah itu berada,

2) Kepala kantor PKN, dan

3) Pihak pemberi dana baik Depdikbud maupun provinsi sesuai dengan

program yang disetujui dan anggran yang diterima.

Bentuk pertanggungjawaban yang dikenal dengan UYHD (Uang Yang

Harus Dipertanggungjawabkan) dilaporkan setiap bulan kepada

pemerintah melalui pihak yang ditetapkan sesuai dengan format dan

ketepatan waktu. Pertanggungjawaban yang berasal dari dana yang

diperoleh Komite Sekolah, bentuk pertanggungjawabannya terbatas pada

Page 50: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

73

pengurus komite sekolah saja, tidak dipertanggungjawabkan kepada orang

tua siswa. Hal ini dilakukan sesuai dengan petunjuk ketentuan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan No. 29/24/1974 tentang pembentukan komite

sekolah atau BP3 (Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan) yang

dijadikan untuk melaksanakan pertanggungjawaban komite sekolah.

C. Pengaruh Manajemen Pembiayaan Sekolah Terhadap Mutu

Pembelajaran

Biaya pendidikan yang merupakan dana sebagai salah satu input suatu

kegiatan adalah sumber daya yang sangat penting dalam pendidikan. Tanpa

dukungan dana yang cukup, akan sangat sulit mutu pembelajaran dapat dicapai.

Sejalan dengan itu, Supriadi (2001) menyatakan bahwa biaya pendidikan

merupakan salah satu komponen masukan yang sangat penting dalam

penyelenggaraan pendidikan. Biaya pendidikan diperlukan untuk memfasilitasi

pelaksanaan kebijakan dan program sekolah, terlaksananya aktivasi sekolah (intra

dan ekstra), dan dapat mengembangkan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang

bermutu. Untuk itu mutu pendidikan sekolah akan sangat ditentukan oleh faktor

pembiayaan pendidikan, baik dalam besarnya, pengalokasian yang tepat, maupun

pemanfaatan realisasi biaya yang mengarah kepada kebutuhan proses belajar

mengajar, kemampuan pengelolaan mutu guru, mutu alat, mutu bahan dan mutu

siswa akan berkaitan satu sama lain dalam proses belajar mengajar disekolah.

Keterkaitan komponen-komponen tersebut akan menciptakan kondisi yang baik

untuk proses belajar mengajar.

Page 51: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

74

Sekolah harus mempunyai fleksibilitas dalam mengatur semua sumber

daya sesuai dengan kebutuhan setempat. Selain pembiayaan operasional atau

administrasi, pengelolaan keuangan harus ditujukan untuk : (i) memperkuat

sekolah dalam menentukan dan mengalokasikan dana sesuai dengan skala

prioritas yang telah ditetapkan untuk proses peningkatan mutu, (ii) pemisahan

antara biaya yang bersifat akademis dari proses pengadaannya, dan (iii)

pengurangan kebutuhan birokrasi pusat.

Pembiayaan sangat menentukan ketercapaian tujuan pendidikan di sekolah,

yang memerlukan sejumlah investsi dari anggaran pemerintah dan dana

masyarakat. Investasi tersebut harus dikelola secara efektif dan efisien dan

diarahkan langsung terhadap pencapaian tujuan. (E. Mulyasa, 2002:171).

Sekolah dituntut untuk memiliki akuntabilitas baik pada masyarakat

maupun pemerintah. Hal ini merupakan perpaduan antara komitmen terhadap

standar keberhasilan dan harapan atau tuntutan masyarakat. Pertanggungjawaban

(accountability) ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa dana masyarakat

dipergunakan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan dalam rangka

meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan dan jika mungkin untuk menyajikan

informasi mengenai apa yang sudah dikerjakan. Untuk itu sekolah harus

memberikan laporan pertanggungjawaban dan mengkomunikasikannya kepada

masyarakat dan pemerintah, dan melaksanakan kaji ulang secara komprehensif

terhadap pelaksanaan program prioritas sekolah dalam proses peningkatan mutu.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dalam manajemen pembiayaan

sekolah yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang nantinya akan

Page 52: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

75

berdampak terhadap mutu pendidikan, secara prinsipnya harus mengacu kepada

standar pelayanan mutu pada tingkat sekolah menengah atas, yang telah

dirumuskan oleh Departemen Pendidikan Nasional.

Dalam menjalankan pendidikan yang efektif dan efisien serta produktif,

suatu lembaga pendidikan harus dapat mencari sumber dana atau sumber

pembiayaan dalam melaksanakan proses kegiatan belajarnya yang berlaku di

Indonesia. Menurut Ditjen pendidikan Dasar dan Menengah (2001), sumber

pembiayaan penyelenggaraan pendidikan dapat bersumber :

a. Pemerintah daerah

b. Dana Masyarakat termasuk dana yang dari orang tua/masyarakat/dunia

usaha diupayakan untuk membiayai kegiatan peningkatan mutu melalui

pengayaan dan program khususnya yang disepakati orang tua,

c. Sumber lain, misalnya hibah, pinjaman sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Setelah mengetahui darimana sumber pembiayaan pendidikan, langkah

selanjutnya adalah menentukan komonen-komponen pembiayaan pendidikan yang

harus dibiayai. Menurut Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah (2001),

komponen utama pembiyaan atau komponen yang harus dibiayai meliputi :

a. Kegiatan teknis edukatif untuk proses belajar mengajar (kulikuler dan

kegiatan hasil evaluasi hasil belajar).

b. Kegiatan penunjang untuk operasionalisasi ruang belajar dan kegiatan

ekstrakulikuler

c. Perawatan sarana pendidikan (gedung, perabot, alat peraga dan media).

Page 53: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

76

d. Perawatan kegiatan penunjang (lingkungan sekolah).

e. Kesejahteraan guru, dan pegawai sekolah (gaji kelebihan jam mengajar,

insentif dan perjalanan).

f. Langgana daya dan jasa (listrik, telepon,air, dan lain-lain)

g. Program khusus yang mengacu pada peningkatan mutu sekolah yang

bersangkutan.

Dalam menetapkan satuan pembiayaan pendidikan yang diberlakukan di

indonesia, dapat dihitung berdasarkan biaya satuan tetap (fixed cost) yang dihitung

berdasarkan satuan sekolah per tahun dengan standar biaya yang sama dan biaya

satuan tidak tetap (variabel cost) yang dihitung berdasarkan jumlah siswa, lokasi

sekolah, dan program kegiatan sekolah sesuai dengan jenis dan komponen

pembiayaan yang relevan.

Sedangkan untuk penentuan pembiayaannya dibebankan kepada

masyarakat atau orang tua yang ditentukan berdasarkan persetujuan pemerintah

daerah atas usul dari kepala sekolah bersama peran serta masyarakat atau komite

sekolah.

Manajemen pembiayaan pendidikan yang baik akan memberikan dampak

yang positif bagi pelaksana kegiatan pendidikan, oleh karena itu, pengelolaan

dana pendidikan harus dilakukan secara transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan penggunaannya kepada Badan Peran serta Mayarakat/

Komite Sekolah, hal ini bertujuan untuk meningkatkan output yang berkualitas

atau bermutu.

Page 54: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

77

Untuk mencapai hal tersebut, maka dalam pelaksanaannya harus dimulai

dari perencanaan pembiayaan pendidikan. Dalam perencanaan manajemen

pembiayaan (financing planning) ialah kegiatan merencanakan sumber dana

keuangan yang perlu diadakan untuk menunjang tercapainya tujuan suatu

organisasi, perencanaan dapat disebut juga penganggaran (budgeting).

Maka perencanaan keuangan atau anggaran adalah merencanakan kegiatan

yang akan datang dan beberapa dana yang diperlukan untuk mendukung kegiatan

dan bagaimana menggali sumber dana, menghimpun dan menjabarkan ke dalam

kegiatan untuk mencapai tujuan satuan pendidikan.

1. Proses Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran Menurut Lipham (1985:237) ada tiga cara pandang

yaitu : (1) Comparative Appoach : penganggaran yang dilakukan dengan

membandingkan besarnya penerimaan dan pengeluaran untuk setiap mata

anggaran per-tahun; (2) The Planning programming budgeting evaluation

system, penganggaran yang berorientasi kepada rencana dan sasaran program

secara khusus dan umum; (3) Functional Approach, penganggaran dalam

bentuk gabungan antara the planning programming budgeting evaluation

system dengan comparative approach.

Penganggaran merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran yang

merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam

bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan

kegiatan kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu.

Page 55: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

78

Fase perencanaan anggaran terdiri dari kegiatan mengidentifikasi

kebutuhan, isu-isu, dan tujuan, mengadopsi sasaran, menganalisis alternatif ,

serta memilih biaya alternatif yang efektif. Fase penyiapan anggaran terdiri dari

kegiatan menyiapkan format anggaran, mengiventarisir sumber-sumber yang

ada, menetapkan biaya pada masing-masing program, dan menyajikan

anggaran. Fase mengelola anggaran terdiri dari menyiapkan laporan keuangan,

pembelian kebutuhan, perlengkapan dan membukukan keuangan sekolah dan

mengontrol pengeluaran. Fase evaluasi anggaran meliputi, mengukur kualitas

pendidikan, mengaudit pencapaian tujuan, membandingkan biaya dan anggaran.

Keempat fase tersebut saling berkaitan dan merupakan siklus dan

penganggaran yang sistematis memiliki hubungan dengan sumber-sumber,

program dan hasil.

Dalam menyusun anggaran diperlukan data yang akurat dan lengkap

sehingga semua perkiraan kebutuhan untuk yang akan datang dapat diantisipasi

dalam rancangan anggaran.

Anggaran sebagai alat efisiensi merupakan fungsi yang paling penting

dalam pengendalian. Dari segi pengendalian jumlah anggaran yang didasarkan

atas angka-angka yang standar dibandingkan dengan realisasi biaya yang

melebihi atau kurang, dapat dianalisis ada tidaknya pemborosan atau

penghematan.

Beberapa faktor yang yang mempengaruhi anggaran pembiayaan

pendidikan disekolah antara lain : laju pertumbuhan enrollment, inflasi

Page 56: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

79

pengembangan program, dan perbaikan serta peningkatan strategi belajar

mengajar.

2. Proses Pengaturan Pembiayaan

Menurut E. Mulyasa (2002:176), pada dasarnya proses pengaturan

pembiayaan di lingkungan sekolah meliputi :

a. Penerimaan

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan dalam melaksanakan

tugasnya menerima dana dari berbagai sumber. Penerimaan dana dari

berbagai sumber tersebut perlu dikelola dengan baik dan benar. Banyak

pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan penerimaan keuangan,

namun dalam pelaksanaannya pendekatan-pendekatan tersebut memiliki

berbagai persamaan.

Dalam buku pedoman rencana, program dan anggaran dikemukakan

bahwa sumber dana pendidikan antara lain meliputi : anggaran rutin,

anggaran pembangunan, dana penunjang pendidikan, dana BP3, donatur

dan lain-lain yang dianggap sah oleh semua pihak terkait. Pendanaa

pendidikan pada dasarnya bersumber dari pemerintah, orang tua dan

masyarakat (pasal 33 no.2 Th. 1989). Disamping itu, sejalan dengan

semangat manajemen berbasis sekolah, sekolah dapat menggali dan

mencari sumber-sumber dana dari pihak masyarakat, baik secara

perorangan maupun secara kelembagaan.

Page 57: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

80

b. Penggunaan

Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu digunakan untuk

kepentingan sekolah, khususnya kegiatan belajar mengajar secara efektif

dan efisien. Sehubungan dengan itu, setiap perolehan dana pengeluarannya

harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan

dengan rencana anggaran pembiayaan sekolah (RAPBS).

Dana yang berasal dari berbagai sumber tersebut pada umumnya

digunakan untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, pengadaan sarana

dan prasarana, pemeliharaan sarana dan prasarana, kesejahteraan pegawai,

kegiatan belajar, penyelenggaraan EBTA/EBTANAS/UAN dan

pengiriman/penulisan STTB/NEM, perjalanan dinas supervisi, pengelolaan

pelaksanaan pendidikan, serta pendapatan. Sesuai dengan semangat

manajemen berbasis sekolah, kepala sekolah berwenang penuh untuk

mengatur masalah pendanaan pendidikan disekolahnya. Meskipun

demikian, ia harus tetap memperhatikan perangkat peraturan yang ada dan

selaras dengan rincian pengeluaran.

c. Pertanggungjawaban

Dalam implementasi manajemen berbasis sekolah, setiap akhir tahun

anggran sekolah dituntut untuk mempertanggungjawabkan setiap dana

yang dikeluarkan selama tahun anggaran. Pertanggungjawaban ini

dilakukan didalam rapat dewan sekolah, yang diikuti komponen sekolah,

komponen masyarakat dan komponen daerah.

Page 58: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

81

Atas dasar pernyataan tersebut diatas, keberhasilan dalam

penyelenggaraan pendidikan akan membutuhkan biaya yang cukup besar,

hal ini menempatkan bahwa pendidikan bagaimanapun membutuhkan

investasi. Investasi dimaksud adalah investasi dalam bentuk uang.

Walaupun pembiayaan pendidikan bukanlah satu-satunya variabel

yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional, namun dalam mengambil keputusan

terhadap kebijakan sektor pendidikan, konsep pembiayaan atau manajemen

sekolah ini merupakan variabel yang berpengaruh yang dapat

membangkitkan atau meningkatkan mutu pedidikan.

D. Penelitian Terdahulu

Fatah (1998) meneliti tentang pembiayaan pendidikan disekolah dasar.

Variabel yang digunakan ,meliputi : (1) Biaya pendidikan di sekolah dasar, (2)

Mutu proses belajar mengajar, (3) Mutu hasil belajar siswa, (4) Pelaksanaan

kebijakan anggaran pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Hasil

yang diperoleh dalam penelitian adalah (1) Penerimaan biaya pendidikan yang

dimanfaatkan untuk peningkatan mutu di sekolah dasar masih dominan dari

pemerintah pusat, (2) Komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan

kontribusi secara signifikan terhadap mutu hasil belajar adalah : (a)

gaji/kesejahteraan pegawai, (b) biaya pendidikan guru, (c) pengadaan alat

pelajaran, (d) pengadaan bahan ajar, dan (e) pengadaan sarana sekolah, (3)

komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan pengaruh signifikan

Page 59: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

82

terhadap proses belajar mengajar siswa adalah : (a) gaji/kesejahteraan guru, (b)

pengelolaan sekolah, (c) pengadaan alat pelajaran, dan (d) pengadaan sarana

sekolah, (4) Dalam penentuan besarnya alokasi biaya operasional pendidikan yang

bersumber dari pemerintah untuk setiap sekolah didasarkan atas jumlah murid,

jumlah kelas dan jumlah pegawai.

Supriadi (2001) meneliti anatomi biaya pendidikan di SD, SMP, SMA, dan

SMK. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel : (1) Biaya pendidikan yang

dikeluarkan pemerintah daerah dan pusat, (2) Biaya langsung dan tidak langsung

yang dibayarkan keluarga untuk anaknya yang bersekolah, (3) Biaya pertisipasi

masyarakat ke sekolah, (3) Biaya partisipasi masyarakat ke sekolah. Hasil yang

diperoleh adalah (1) Subsidi pemerintah meningkat seiring dengan meningkatnya

jenjang pendidikan, (2) Kontribusi keluarga jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan kontribusi pemerintah, (3) Kontribusi masyarakat sangat rendah, (4)

Jenjang pendidikan yang berlaku wajib belajar, studi lanjutan dari SD ke SMP

menuntut keluarga untuk menanggung biaya yang jauh lebih besar.

Syam (2005) yang meneliti tentang interaksi antara partisipasi anggaran

dan penggunaan anggaran sebagai alat ukur kinerja dengan orientasi manajerial.

Penelitian ini menggunakan variabel-variabel (1) Komitmen profesional yang

meliputi mengajar, meneliti dan pemberian pelajaran kepada masyarakat, (2)

Partisipasi dan penggunaan anggaran, (3) Orientasi Manajerial, (4) Kontak peran.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah (1) Orientasi profesional akan

memberi pengaruh terhadap konflik peran utama jika dimodernisasi oleh orientasi

Page 60: BAB II 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_adp_0700698_chapter... · 2018-10-25 · pendapat mengenai mutu yang diungkapkan oleh para ahli mutu dan ... Quality assurance, ... Dari

83

manajerial. (2) Perguruan tinggi hendaknya memisahkan antara orientasi

profesional dan orientasi manajerial agar tidak terjadi konflik.

Sukmadinata, dkk (2005) melakukan peneltian dengan judul Analisa

Pengendalian Mutu Pendidikan dengan variabel : (1) Model pengendalian

pengajaran dan bimbingan di SMK, (2) Model manajerial pendidikan di SMK, (3)

Mutu proses pembelajaran dan hasil pendidikan di SMK. Hasil yang diperoleh

yaitu Mutu pendidikan (proses dan hasil pembelajaran) dengan menerapkan model

pengendalian lebih baik dari pada tidak menggunakan model penelitian.