bab ii

18
BAB II LAPORAN KASUS 1. IDENTITAS PENDERITA Nama : Ny. I Umur : 28 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Karang Gintung RT 08/06, Gandrung, Mangu, Kab Cilacap Agama : Islam Status : Menikah Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Tanggal masuk RSMS : 19 Februari 2015 Tanggal periksa : 23 Februari 2015 No.CM : 00297937 1. ANAMNESIS Keluhan Utama : Sesak nafas Keluhan Tambahan : Mual, pusing, kejang, batuk, badan pegal, lebam di kedua kaki dan kedua tangan Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke IGD RSMS dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari sebelum masuk RSMS. Sesak nafas dirasakan terus-menerus dan semakin memberat sehingga mengganggu aktifitas pasien. Pasien mengatasi sesak nafasnya dengan posisi duduk dan minum air hangat. Sesak nafas bertambah apabila pasien berbaring. Selain itu, pasien juga mengeluh mual, pusing, dan batuk sejak tadi malam. Mual, pusing, dan batuk- batuk dirasakan terus- menerus

Upload: dian-harry-pradana

Post on 26-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

bab II

TRANSCRIPT

BAB II

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PENDERITA

Nama                                 : Ny. I

Umur                                 : 28 tahun

Jenis kelamin                     : Perempuan

Alamat                              : Karang Gintung RT 08/06, Gandrung, Mangu, Kab Cilacap

Agama                               : Islam

Status                                : Menikah

Pekerjaan                           : Ibu Rumah Tangga

Tanggal masuk RSMS      : 19 Februari 2015

Tanggal periksa                 : 23 Februari 2015

No.CM                              : 00297937

1. ANAMNESIS

Keluhan Utama              : Sesak nafas

Keluhan Tambahan       : Mual, pusing, kejang, batuk, badan pegal, lebam di kedua kaki dan

kedua tangan

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSMS dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari sebelum masuk RSMS.

Sesak nafas dirasakan terus-menerus dan semakin memberat sehingga mengganggu aktifitas

pasien. Pasien mengatasi sesak nafasnya dengan posisi duduk dan minum air hangat. Sesak nafas

bertambah apabila pasien berbaring. Selain itu, pasien juga mengeluh mual, pusing, dan batuk sejak

tadi malam. Mual, pusing, dan batuk- batuk dirasakan terus- menerus sehingga menimbulkan rasa

tidak nyaman dan mengganggu aktifitas pasien. Pasien mengatasinya dengan minum air hangat

dan beristirahat.

Pada tanggal 18 Februari 2015 malam, pasien sempat mengalami kejang 1 kali dengan durasi

sekitar 2 jam. Pada saat kejang pasien tidak sadar. Sebelum dan setelah kejang pasien sadar.

Kejang terjadi pada seluruh tubuh.

Pasien juga merasakan keluhan lain yaitu pegal- pegal pada seluruh tubuh. Rasa pegal pada

seluruh tubuh dirasakan sering timbul sejak 5 tahun yang lalu. Keluhan disertai nyeri sendi- sendi

dan badannya terasa lemah serta mudah lelah. Pada bulan Maret 2014 pasien telah didiagnosis

menderita SLE dengan ditemukannya sel LE pada pemeriksaan penunjang di RSMS. Keluhan pegal

pada seluruh tubuh semakin memberat dan mengganggu aktifitas. Keluhan bertambah saat pasien

melakukan aktifitas- aktifitas berat seperti mencuci baju. Keluhan akan berkurang saat pasien

beristirahat. Pasien juga mengeluhkan adanya lebam- lebam dan bercak- bercak kehitaman di

seluruh tubuh. Lebam- lebam  uncul sekitar 2 tahun yang lalu. Awalnya berwarna kemerahan

kemudian berubah warna menjadi hitam tersebar di seluruh tubuh. Bercak berwarna hitam muncul

semakin banyak.

Pasien juga pernah mengalami gusi berdarah 1 tahun yang lalu. Pasien mengakui sekitar 5 tahun

yang lalu mulai mengalami kejang kurang lebih 4 kali dalam seminggu. Semakin lama kejang mulai

menghilang. Pasien sudah rutin melakukan pengobatan untuk penyakit SLEnya.

Pada saat anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan, keluhan sesak pasien sudah berkurang,

pusing sudah berkurang, sudah tidak ada mual, badan masih sering pegal- pegal, masih ada lebam

di kaki dan tangan, dan bercak berwarna hitam pada seluruh tubuh.

Riwayat Penyakit Dahulu

1. Riwayat keluhan yang sama : Diakui

2. Riwayat penyakit jantung : Diakui (CHF)

3. Riwayat asma : Disangkal

4. Riwayat TBC paru : Diakui

5. Riwayat hipertensi : Disangkal

6. Riwayat penyakit liver : Diakui (Fatty liver grade I)

7. Riwayat diabetes mellitus : Disangkal

8. Riwayat penyakit ginjal : Diakui

9. Riwayat penyakit mata : Diakui (Rabun mata)

10.Riwayat kejang : Diakui

11.Riwayat perdarahan : Diakui (Gusi berdarah)

12.Riwayat mondok : Diakui (5 kali)

13.Riwayat obat-obatan : Diakui MP 3 x 1 tab, asam folat 2 x 1 tab PO

14.Riwayat alergi : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

1. Riwayat keluhan yang sama : Disangkal

2. Riwayat penyakit jantung : Disangkal

3. Riwayat asma : Disangkal

4. Riwayat TBC paru : Disangkal

5. Riwayat hipertensi : Diakui (Kakek)

6. Riwayat penyakit liver : Disangkal

7. Riwayat diabetes mellitus : Disangkal

8. Riwayat penyakit ginjal : Disangkal

9. Riwayat penyakit mata : Disangkal

10.Riwayat kejang : Disangkal

11.Riwayat perdarahan : Disangkal

12.Riwayat mondok : Disangkal

13.Riwayat obat-obatan : Disangkal

14.Riwayat alergi : Disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi

1. Personal

Pasien sudah menikah dan tinggal bersama suami, 1 orang anak, dan ibunya. Aktifitas pasien

menurun sejak pasien mengalami sakit 5 tahun yang lalu. Sejak 5 tahun yang lalu pasien mengalami

berbagai macam penyakit dan pernah mondok di RS 5 kali. Pasien pernah mendapatkan tranfusi

darah 4 kantong. Karena mudah lelah dan sering mengalami nyeri sendi, kaku tulang, pegal- pegal

pada otot badan maka pasien hanya dapat melakukan aktifitas sehari- hari yang ringan. Ibu pasien

sering membantu memasak dan mencuci baju serta mengurus anak pasien. Pasien rutin

memeriksakan penyakit SLEnya ke rumah sakit.

2. Occupational

Pasien sehari- hari bekerja sebagai ibu rumah tangga. Untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari

berasal dari penghasilan suami sebagai buruh dan berkebun.

3. Community

Pasien tinggal di sebuah pedesaan. Hubungan pasien dengan keluarganya tergolong baik.

Hubungan pasien dengan tetangga dan masyarakat sekitar tergolong baik.

4. Diet

Pola makan pasien baik 3 kali sehari. Nasi, lauk, sayur cukup bervariasi. Nafsu makan baik,

terkadang menurun terutama ketika gejala- gejala penyakitnya muncul. Pasien tidak pernah

merokok maupun mengkonsumsi alkohol.

5. Drug

Pasien mengkonsumsi obat-obatan untuk SLE yaitu Metil Prednison 3 x 1 tab PO dan Asam Folat 2

x 1 tab PO.

1. PEMERIKSAAN FISIK

Dilakukan di bangsal Mawar RSMS, 23 Februari 2015.

Hari Perawatan Keempat

1. Keadaan umum : Sedang

2. Kesadaran : Compos Mentis

3. Vital sign

Tekanan Darah            : 140/80 mmHg

Nadi                            : 96 x/menit

Respiration Rate          : 24 x/menit

Suhu                            : 36,7 0C

4. Berat badan             : 59 kg

5. Tinggi badan             : 155 cm

6. Status generalis

7. Pemeriksaan kepala

Bentuk kepala

Mesocephal, simetris, venektasi temporal (-)

Rambut

Warna rambut hitam, tidak mudah dicabut dan terdistribusi merata

Mata

Simetris, konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)

Telinga

Discharge (-), deformitas (-)

Hidung

Discharge (-), deformitas (-) dan napas cuping hidung (-)

Mulut

Bibir sianosis (-), lidah sianosis (-)

1. Pemeriksaan leher

Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Palpasi : JVP5+3 cm

1. Pemeriksaan thoraks

Paru

Inspeksi               : Dinding dada tampak simetris, tidak tampak ketertinggalan gerak  antara

hemithoraks kanan dan kiri, kelainan bentuk dada (-).

Palpasi                 : Vokal fremitus lobus superior kanan = kiri

Vokal fremitus lobus inferior kanan = kiri

Perkusi                 : Perkusi orientasi seluru lapang paru sonor

Batas paru-hepar SIC V LMCD

Auskultasi            : Suara dasar vesikuler +/+ kanan menurun

Ronki basah halus -/-

Ronki basah kasar -/-

Wheezing-/-

Jantung               

Inspeksi               : Ictus Cordis tampak di SIV VI 2 jari lateral LMCS

Palpasi                 : Ictus Cordis teraba pada SIC VI 2 jari lateral LMCS dan kuat   angkat (-)

Perkusi                 : Batas atas kanan         : SIC II LPSD

Batas atas kiri              : SIC II LPSS

Batas bawah kanan      : SIC IV LPSD

Batas bawah kiri          : SIC VI 2 jari lateral LMCS

Auskultasi            : S1>S2 reguler; Gallop (-), Murmur (-)

1. Pemeriksaan abdomen

Inspeksi               : Cembung

Auskultasi            : Bising usus (+) normal

Perkusi                 : Timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-)

Palpasi                 : Nyeri tekan (-), undulasi (-)

Hepar                   : Tidak teraba

Lien                     : Tidak teraba

1. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium tanggal 19 Februari 2015

Hematologi

Darah Lengkap

Hemoglobin                         : 7,4 g/dl          ↓          (14 – 18 g/dl)

Leukosit                   : 15.430 /uL     ↑          (4800 – 10800/ul)

Hematokrit               : 21 %              ↓          (42 – 52 %)

Eritrosit                    : 2,7 x106/ul     ↓          (4,7 – 6,1 x 106/ul)

Trombosit                 : 3000/ul          ↓          (150.000 – 400.000/ul)

MCV                        : 79,5 fL          N         (79 – 99 fL)

MCH                        : 27.5 pg          N         (27 – 31 pg)

MCHC                     : 27,6%            ↓          (33 – 37 %)

RDW                        : 34,7 %           N         (11,5 – 14,5 %)

MPV                                    : 14,2 fL          N         (7.2 – 11.1 fL)

Hitung  Jenis

Basofil                      : 0.1%              N         (0.00 – 1.00 %)

Eosinofil                   : 0,0%              ↓          (2.00 – 4.00 %)

Batang                      : 0,8%              ↓          (2.00 – 5.00 %)

Segmen                    : 83,8%            ↑          (40.0 – 70.0 %)

Limfosit                   : 8,4%              ↓          (25.0 – 40.0 %)

Monosit                    : 6,9%              N         (2.00 – 8.00 %)

Kimia Klinik

Ureum darah                        : 91,6 mg/dl     ↑          (14.90 – 30.52 mg/dl)

Kreatinin darah        : 3,04 mg/dl     ↑          (0.00 – 1.30 mg/dl)

Gula darah sewaktu : 76 mg/dl        N         (≤ 200 mg/dl)

Laboratorium tanggal 21 Februari 2015

Hematologi

Darah Lengkap

Hemoglobin                         : 9 g/dl             ↓          (14 – 18 g/dl)

Leukosit                   : 23.980 /uL     ↑          (4800 – 10800/ul)

Hematokrit               : 25 %              ↓          (42 – 52 %)

Eritrosit                    : 3,1 x106/ul     ↓          (4,7 – 6,1 x 106/ul)

Trombosit                 : 62000/ul        ↓          (150.000 – 400.000/ul)

MCV                        : 81,7 fL          N         (79 – 99 fL)

MCH                        : 28.9 pg          N         (27 – 31 pg)

MCHC                     : 35,4%            N         (33 – 37 %)

RDW                        : 15,0 %           ↑          (11,5 – 14,5 %)

MPV                                    : 0,00 fL          ↓          (7.2 – 11.1 fL)

Hitung  Jenis

Basofil                      : 0.1%              N         (0.00 – 1.00 %)

Eosinofil                   : 0,0%              ↓          (2.00 – 4.00 %)

Batang                      : 1,5%              ↓          (2.00 – 5.00 %)

Segmen                    : 94,9%            ↑          (40.0 – 70.0 %)

Limfosit                   : 2,%                ↓          (25.0 – 40.0 %)

Monosit                    : 1,5%              ↓          (2.00 – 8.00 %)

X Foto Torak AP

Batas kanan jantung tertutup perselubungan homogen, batas kiri jantung baik

Infiltrat pada perihiler kanan kiri

Suspek efusi pleura kanan

1. Resume

2. Anamnesis

3. Sesak nafas

4. Keluhan lain: Mual, pusing, kejang, batuk, badan pegal, lebam di kedua kaki dan

kedua tangan

5. Riwayat SLE telah terdiagnosa dengan ditemukan sel LE pada pemeriksaan

penunjang bulan Maret 2015.

6. Pemeriksaan fisik

7. Vital sign :

Tekanan Darah     : 140/80 mmHg

Nadi                     : 96 x/menit

Respiration Rate  : 24 x/menit

Suhu                     : 36,7 0C

1. Diagnosis

Lupus eritematosus sistemik

Observasi dispneu ec Suspek efusi pleura

Anemia ringan

1. Usulan Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG)

1. Penatalaksanaan

Non Farmakologi

1. Istirahat

2. Kurangi aktifitas berat

3. Minum obat teratur

Farmakologi :

1. O2 3 lpm NK

2. IVFD RL 16 tpm

3. Inj Metil Prednison 3×125 mg iv

4. Inj Furosemid 2 x 1 Amp iv

5. Inj Ketorolac 2 x 30 mg iv

6. Inj Ranitidin 2 x 1 Amp iv

7. O Asam Folat 2 x 1 tab

Monitoring

1. Keadaan Umum/Kesadaran

2. Vital Sign

3. Gejala- gejala SLE yang muncul

1. PROGNOSIS

ad vitam                : dubia ad bonam

ad sanationam       : dubia ad bonam

ad fungsionam      : dubia ad bonam

Prognosis untuk SLE bervariasi dan tergantung pada keparahan gejala, organ- organ yang terlibat,

dan lama waktu remisi dapat dipertahankan. SLE tidak dapat disembuhkan, penatalaksanaan

ditujukan untuk mengatasi gejala. Prognosis berkaitan dengan sejauh mana gejala- gejala ini dapat

diatasi.

 Intervensi (Rencana Tindakan)

1.      Diagnosa Keperawatan : Nyeri b/d inflamasi dan kerusakan jaringan.

Tujuan dan Kriteria Hasil :

a)      Tujuan :

1)      Gangguan nyeri dapat teratasi

2)      Perbaikan dalam tingkat kenyamanan

b)      Kriteria Hasil :

1)      Skala Nyeri : 1-10

c)      Rencana Tindakan (Intervensi; simbol I) dan Rasional (simbol R)

  Mandiri :

1)      I : Kaji Keluhan Nyeri : Pencetus, catat lokasi, karakteristik, dan intensitas (skala nyeri 1-10).

R : Nyeri hampir selalu ada pada beberapa derajat beratnya keterlibatan jaringan/kerusakan tetapi, biasanya paling

berat selama penggantian balutan dan debridemen.

2)      I : Tutup luka sesegera mungkin kecuali perawatan luka bakar metode pemajanan pada udara terbuka.

R : suhu berubah dan gerakan udara dapat menyebabkan nyeri hebat pada pemajanan ujung saraf.

3)      I : Pertahankan suhu lingkungan nyaman, berikan lampu penghangat, penutup tubuh hangat.

R : pengaturan suhu dapat hilang karena luka bakar mayor. Sumber panas eksternal perlu untuk mencegah

menggigil.

4)      I : Lakukan penggantian balutan dan debridemen setelah pasien di beri obat dan/atau pada hidroterapi.

R : menurunkan terjadinya distress fisik dan emosi sehubungan dengan penggantian balutan dan debridemen.

5)      I : Dorong ekspresi perasaan tentang nyeri.

R : Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat meningkatkan mekanisme koping.

6)      I : Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contoh relaksasi progresif, napas dalam, bimbingan imajinasi dan

visualisasi.

R : memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi dan meningkatkan rasa control, yang dapat

menurunkan ketergantungan farmakologis.

7)      I : Berikan aktivitas terapeutik tepat untuk usia/kondisi.

R : membantu mengurangi konsentrasi nyeri yang di alami dan memfokuskan kembali perhatian.

  Kolaborasi

8)      I : Berikan analgesic sesuai indikasi.

R : membantu mengurangi nyeri.

2.      Diagnosa Keperawatan : Kerusakan integritas kulit b/d proses penyakit.

Tujuan dan Kriteria Hasil :

a)      Tujuan :

1)      Pemeliharaan dan perawatan integritas kulit

b)      Kriteria Hasil :

1)      Kulit dapat terpelihara dan terawat dengan baik.

c)      Rencana Tindakan dan Rasional

  Mandiri

1)      I : Kaji kulit setiap hari. Catat warna, turgor,sirkulasi dan sensasi. Gambarkan lesi dan amati perubahan.

R : Menentukan garis dasar di man perubahan pada status dapat di bandingkan dan melakukan intervensi yang tepat.

2)      I : Pertahankan/instruksikan dalam hygiene kulit, misalnya membasuh kemudian mengeringkannya dengan berhati-

hati dan melakukan masase dengan menggunakan lotion atau krim.

R : mempertahankan kebersihan karena kulit yang kering dapat menjadi barier infeksi.

3)      I : Gunting kuku secara teratur.

R : kuku yang panjang dan kasar meningkatkan risiko kerusakan dermal.

4)      I : Tutupi luka tekan yang terbuka dengan pembalut yang steril atau barrier protektif, mis, duoderm, sesuai petunjuk.

R : Dapat mengurangi kontaminasi bakteri, meningkatkan proses penyembuhan.

  Kombinasi :

5)      I : gunakan/berikan obat-obatan (NSAID dan kortikosteroid) sesuai indikasi

R: Digunakan pada perawatan lesi kulit.

3.      Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan b/d kurangnya sumber informasi.

Tujuan dan Kriteria Hasil :

a)      Tujuan :

1)      Memberikan informasi tentang penyakit dan prosesnya kepada klien dan keluarga klien/orang terdekat (bila tidak

ada keluarga).

b)      Kriteria Hasil :

1)      Klien dan keluarga klien/orang terdekat mendapatkan pengetahuan dari informasi yang diberikan

c)      Rencana Tindakan dan Rasional

1)      I : Tinjau ulang proses penyakit dan apa yang menjadi harapan di masa depan.

R : Memberikan pengetahuan dasar di mana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.

2)      I : Tinjau ulang cara penularan penyakit.

R: mengoreksi mitos dan kesalahan konsepsi, meningkatkan , mendukung keamanan bagi pasien/orang lain.

3)      I : Dorong aktivitas/latihan pada tingkat yang dapat di toleransi pasien.

R : merangsang pelepasan endorphin pada otak, meningkatkan rasa sejahtera.

4)      I : Tekankan perlunya melanjutkan perawatan kesehatan dan evaluasi

R : memberi kesempatan untuk mengubah aturan untuk memenuhi kebutuhan perubahan/individu.

5)      I : Identifikasi sumber-sumber komunitas, misalnya  rumah sakit sebelumnya/pusat perawatan tempat tinggal.

R : Memudahkan pemindahkan dari lingkungan perawatan akut; mendukung pemulihan dan kemandirian.

Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Buku Kedokteran

Djaunzi, Samsuridjal. an. Raih Kembali Kesehatan : Mencegah Berbagai Penyakit Hidup Sehat untuk Keluarga .

Jakarta : Kompas

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian

Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Gibson J.M, MD. 1996. Mikrologi dan Patologi Modern untuk Perawat. Buku Kedokteran

Lumenta, Nico A. dkk. 2006. Manajemen Hidup Sehat : Kenali Jenis Penyakit dan Cara Penyembuhannya. Jakarta :

PT. Elex Media Komputindo

Robins. Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi (edisi 4). Buku Kedokteran

Robins., dkk. 1996. Buku Saku Robins : Dasar Patologi Penyakit (edisi 5). Buku Kedokteran

Smeltzer, Suzanne C. 2007. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart edisi 8 volume 3. Jakarta :

EGC

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA

A.   PENGKAJIAN1)      Aktivitas / istirahat

Gejala :keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas;          penurunan semangat untuk

bekerja.Toleransi terhadap latihan rendah.Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.

Tanda   : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu,

dan kurang tertarik pada sekitarnya.Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.Tubuh tidak tegak.Bahu menurun,

postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.

2)      Sirkulasi

Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural.

Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi

jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut,

faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit

seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP).Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB).

Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah,

berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature

(AP).

3)      Integritas ego

Gejala : Keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya  penolakan transfusi

darah.

Tanda : Depresi.

4)      Eleminasi

Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses

dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi.Penurunan haluaran urine.

Tanda : distensi abdomen.

5)      Makanan/cairan

Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal tinggi (DB).

Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia.Adanya

penurunan berat badan.Tidak pernah puas mengunyah.

Tanda  : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12). Membrane mukosa

kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status

defisiensi).Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).

6)      Neurosensori

Gejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia,

penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia

tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.

Tanda  :  Peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat

dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik).

Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).

7)      Nyeri/kenyamanan

Gejala : sakit kepala

8)      Pernapasan

Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.

Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.

9)      Keamanan

Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi; baik terhadap

pengobatan atau kecelekaan.Riwayat kanker, terapi kanker.Tidak toleran terhadap dingin dan panas.Transfusi darah

sebelumnya.Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.

Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).

B.   MASALAH KEPERAWATANa.      Inefektif perfusi jaringan

b.     Intoleransi Aktifitas

c.      Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

d.     Kelelahan/ fatigue

C.   DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSINo Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1 Perfusi jaringan in efektif b/d.penurunan konsentrasi HB dan Darah

Perfusi jaringan terpenuhi setelah dilakukan tindakan perawatan. Kriteria Hasil :Kulit tidak pucat,tanda vital dalam batas normal, nilai Hb dan eritrosit dalam rentang normal

1.      Monitor tenda-tanda vital

2.      Atur posisi dengan kepala datar atau tubuh lebih rendah

3.      Hindari pergerakan yang berlebihan

4.      Awasi kesadaran dan tanda-tanda terhadap penurunan kesadaran

5.      Manajemen terapi tranfusi sesuai terapi

6.      Pemberian O2pernasal sesuai program

7.      Monitoring keefektifan suplai O2

   Data dasar mengetahui perkembangan pasien

   Meningkatkan pernafasan   Mempertahankan pasokan

oksigen   Mengetahui status

kesadaran pasien   Meningkatkan sel darah   Meningkatkan perfusi   Menjaga keefektifan

oksigen

2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan berkurangnya suplay oksigen ke susunan saraf

Setelah dilakukan tindakan keparawatan selama 3x24 jam klien dapat meningkatkan toleransi aktivitas dengan kriteria :

- Bebas dari kelelahan

1.      Ukur vital sign2.      Kaji penyebab

intoleransi aktivitas klien

3.      Latih ROM bila keadaan klien memungkinka

4.      Ajarkan klien

   Data dasar mengetahui perkembangan pasien

   Merencanakan intervensi secara tepat

   Imobilisasi yang lama akan menyebabkan dekubitus

pusat.    setelah beraktivitas-  Keseimbangan kebutuhan

   aktivitas dan istirahat

- Adanya peningkatan   toleransi aktivitas

teknikpenghematan energi untuk beraktivitas

5.      Tingkatkan aktivitas kliensesuai dengan kemampuan

   Menghemat energi   Tidak kelelehan

3 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual; muntah; anoreksia.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien terpenuhi kebutuhan nutrisinya dengan kriteria hasil :-  Intake nutrisi adekuat.

- Mual, muntah, anoreksi hilang

- Bebas dari tanda-tanda malnutrisi.

-  Tidak terjadi penurunan BB

1.      Kaji status nutrisi pasien2.      Kaji masukan selama

perawatan per shif3.      Kaji terhadap

ketidaknyamanan (mual,muntah)

4.      Beri makanan dalam kondisi hangat,porsi kecil tapi sering

5.      Motivasi anak untuk menghabiskan makanan dengan melibatkan orang tua.

6.       Lakukan oral hygene7.      Kolaborasi dengan ahli

gizi akan kebutuhan kalori, protein dan cairan sesuai ndengan penyakit, usia dan kebutuhan metabolism

   Merencanakan intervensi yang tepat

   Observasi kebutuhan nutrisi

   Merencanakan makanan yang tepat

   Meningkatkan serlera makan dan intake makanan

   Meningkatkan kepercayaan tentang kebutuhan nutrisi

   Oral yang bersih meningkatkan nafsu makan

   Menentukan makanan yang sesuai dengan klien

4Kelelahan/ Keletihan berhubungan dengan kondisi fisik kurang

Konservasi energiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam , kelelahan dapat teratasi dengan keriteria hasil :

-       klien menunjukkan peningkatan aktivitas bertahap

-       klien tidak tampak lelah.

-       TTV dbn.-       Aktivitas klien

berjalan normal.

1.      Monitor intake nutrisi adekuat

2.      Monitor tanda vital dan respon klien (wajah pucat, konjunctiva).

3.      Tentukan aktivitas yang mampu dilakukan klien sesuai dengan petunjuk dokter.

4.      Ajarkan mobilisasi bertahap dan peningkatan aktivitas fisik yang sesuai

5.      Dorong kemandirian klien.

   Observasi kebutuhan nutrisi

   Data dasar mengetahui keadaan pasien

   Membatasi aktifitas klien   Membantu

mengembalikan energi   Meningkatkan

kemandirian klien