bab i - syair79.files.wordpress.com · web viewkata “kesusastraan” berasal dari kata ......
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap bangsa memiliki kebudayaan, kebudayaan daerah merupakan bagian
terpenting dari kekayaan budaya bangsa Indonesia. Keanekaragaman budaya bangsa
itu juga tercermin dalam keragaman bahasanya. Hal ini merupakan warisan budaya
bangsa yang mempunyai sumbangan yang sangat besar bagi terwujudnya bahasa
nasional di Indonesia.
Keanekaragaman seni sastra terintegrasi pada kebudayaan manusia.
Keberadaan seni sastra sebagai bagian dari kebudayaan manusia merupakan sesuatu
yang dapat merentang ke arah kehidupan yang multidimensi yang menyelusup
memasuki corak kehidupan yang paling dalam. Oleh karena itu, sastra sebagai karya
seni yang bulat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kebudayaan.
Salah satu bagian penting dari kebudayaan daerah adalah bahasa dan sasrtra
daerah. Sastra daerah merupakan pencerminan kehidupan terdahulu. Oleh karena itu,
sastra daerah merupakan salah satu sarana yang dapat menghubungkan sastra
kehidupan masa lalu dengan kehidupan masa kini. Di samping itu, perlu diupayakan
pengkajian dan penelitian sastra daerah dalam rangka pembinaan dan pengembangan
sastra daerah di Indonesia.
1
Karya sastra sebagai salah satu produk budaya pada dasarnya memiliki
nilai-nilai yang agung. Dan sebagai eksistensinya sebagai karya sastra yang agung,
karya sastra memiliki dua fungsi utama yaitu: (1) untuk membuat pendengar karya
sastra itu senang, (2) karya sastra itu mengandung nilai-nilai, norma, yang dapat
digunakan sebagai pembentuk, perekat, pengontrol dan pengatur manusia dalam
bermasyarakat.
Sastra daerah memiliki peranan penting dalam upaya pengembangan
kebudayaan daerah. Sastra daerah merupakan salah satu sumber potensial bagi
terwujudnya kebudayaan nasional, demi terbentuknya corak dan karakteristik
kepribadian bangsa. Oleh sebab itu, penggalian kebudayaan daerah memerlukan data
dan informasi yang lengkap dan sesempurna mungkin. Salah satu sumber informasi
kebudayaan daerah yang sangat penting adalah sastra daerah yang masih berbentuk
lisan dan mengakar di tengah-tengah masyarakat.
Sastra lisan tersebut merupakan arsip kebudayaan yang menyimpan
berbagai data dan informasi kebudayaan daerah yang bersangkutan, karena
mengandung berbagai gagasan ilmu pengetahuan, adat-istiadat dan mengandung
nilai-nilai luhur.
Salah satu jenis sastra lisan tersebut adalah puisi lama. Puisi lama
merupakan pancaran kehidupan masyarakat terdahulu. Dengan demikian, dengan
mengetahui puisi lama maka kita dapat mengetahui pola hidup masyarakat terdahulu
baik itu menyangkut adat istiadat ataupun agamanya.
2
Dewasa ini puisi lama tersebut, semakin hari semakin hilang seirama
dengan perkembangan zaman dan pengaruh modernisasi serta arus informasi yang
serba canggih menyebabkan puisi lama semakin diabaikan sehingga ada kesan bahwa
puisi lama tersebut merupakan hal yang asing bagi masyarakat.
Kondisi semacam ini merupakan suatu ancaman bagi perkembangan puisi
lama. Hal ini perlu disikapi secara serius oleh semua kalangan. Oleh karena itu,
pembinaan dan pengembangan puisi lama merupakan suatu tuntutan bagi kita semua.
Upaya untuk melestarikan puisi lama ini dengan melakukan pengkajian dan
penelitian. Salah satu daerah yang memiliki kekayaan berupa sastra daerah adalah
daerah Ciacia yang disebut maula yang merupakan puisi lama. Maula ini merupakan
salah satu aspek budaya daerah yang perlu dibina dan dikembangkan, apalagi
keberadaan maula dewasa ini, hampir diabaikan oleh masyarakat pendukungnya
terlebih lagi di kalangan muda-mudi di Kelurahan Masiri. Hal tersebut disebabkan
oleh generasi muda yang kurang berminat terhadap puisi lama karena tidak sesuai
lagi dengan tuntutan perkembangan zaman, generasi muda (termaksud orang tua)
yang sudah lama tinggal di daerah perantauan cenderung kurang menguasai maula
yang ditampilkan dalam upacara adat, dan generasi muda cenderung lebih merasa
bangga atau bergengsi menguasai bahasa Indonesia dari pada bahasa daerah, serta
penutur maula itu sendiri hanya terbatas pada orang-orang yang rata-rata sudah
berusia lanjut.
3
Keberadaan maula pada zaman dahulu khususnya masyarakat Ciacia di
Kelurahan Masiri sering digunakan untuk kegiatan upacara adat kebun dan acara
kesenian. Hal ini dilakukan untuk memperkokoh nilai-nilai dan norma-norma
kemasyarakatan serta untuk menasehati dan mendidik anak. Di samping itu, maula
tersebut digunakan oleh anak-anak muda untuk mencurahkan isi hatinya kepada
seseorang, seperti menyatakan cinta kasih, suka-duka, kerinduan dan kekecewaan.
Mengingat belum ada satupun hasil penelitian yang mengungkapkan dan
mendeskripsikan bentuk, isi dan fumgsi maula di daerah Ciacia. Jika hal ini
dibiarkan tentu kita akan kehilangan salah satu bagian dari kebudayaan bangsa. Hal
tersebut mengajak kita untuk berpikir positif tentang perlunya penggalian dan
pengembangan bentuk, isi dan fungsi dalam maula tersebut, karena maula merupakan
warisan berharga dari para leluhur. Dengan mengetahui bentuk, isi dan fungsi maula
tersebut kita dapat memberikan gambaran tentang budaya nasional yang dimiliki oleh
masyarakat Ciacia di Kelurahan Masiri.
Atas dasar pentingnya diketahui bentuk, isi dan fungsi maula tersebut,
sehingga penulis menganggap maula penting diteliti untuk menelaah sastra dan
budaya daerah yang ada pada masyarakat Ciacia di Kelurahan Masiri agar dapat
dijadikan sebagai bahan bacaan yang berharga untuk mengembangkan sastra daerah
di kalangan masyarakat dan dapat memperkaya khasanah kebudayaan bangsa.
4
1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah Bentuk, Isi dan Fungsi Maula?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, isi dan fungsi
maula sebagai salah satu tradisi lisan masyarakat Ciacia di Kabupaten Buton
Kecamatan Batauga Kelurahan Masiri.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan pengajaran sastra
daerah, sastra Indonesia dan sebagai sarana pendidikan di sekolah. Maula juga
dapat dijadikan sebagai pembelajaran muatan lokal seni budaya dan
keterampilan.
2. Sebagai upaya pelestarian dan pembinaan kebudayaan daerah dalam rangka
membina dan mengembangkan kebudayaan nasional.
3. Sebagai sumber informasi bagi peneliti selanjutnya yang berminat mendalami
sastra daerah.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kesusastraan
Kata “kesusastraan” berasal dari kata “susastra” yang memperoleh konfiks
“ke-an”. Dan dalam hal ini, konfiks “ke-an” mengandung makna tentang atau hal.
Kata “susastra” terdiri atas kata dasar “sastra” yang berarti tulisan yang mendapat
awalan kehormatan “su” yang berarti baik atau indah. Dengan demikian, secara
etimologi kata kesusastraan berarti pembicaraan tentang berbagai tulisan yang indah
bentuknya dan mulia isinya (Nursisto, 2000: 01).
Kesusastraan berdasarkan arti adalah semua tulisan atau karangan yang
indah, yang bernilai, yang arti di dalamnya tercapai keseimbangan antara isinya yang
indah dapat pula dilahirkan dalam bentuk bahasa yang indah pula (Parkemin, 1975:5).
Selanjutnya, Alisjahbana (1977: 510) mengemukakan bahwa kesusatraan adalah
bahasa. Bahasa yang menjadi alat manusia untuk menyatakan perasaan, pikiran dan
angan-angannya itu, itulah alat bagi pujangga seni bahasa untuk menjelmakan
keindahan.
Kesusatraan adalah yang isi dan bentuknya sangat serius, berupa ungkapan
pengalaman jiwa manusia yang ditimba dari kehidupan kemudian direka dan disusun
dengan bahasa yang indah sebagai sarananya sehingga mencapai syarat estetis yang
tinggi (Zaidan, 2000: 196).
6
Menurut Effendi dalam Badudu (1975: 5) kesusastraan yaitu ciptaan
manusia dalam bentuk lisan maupun tulisan yang dapat menimbulkan rasa bagus.
Karya seni merupakan ciptaan manusia dengan bahasa sebagai medianya, merupakan
perpaduan yang harmonis yaitu antara isi (menarik dan baik) dengan bahasa (indah,
bagus, susunan dan bagaimana cara mengungkapkannya).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
sastra merupakan ciptaan sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah imitasi. Sang
seniman menciptakan sebuah dunia baru, melanjutkan penciptaan di dalam
alamsemesta, bukan menyempurnakannya. Sastra merupakan suatu luapan emosi
yang spontan. Kesusastraan juga merupakan pengungkapan-pengungkapan fakta
artistic dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dalam masyarakat
melalui bahasa sebagai medianya dan mempunyai efek yang positif terhadap
kehidupan manusia.
2.2 Folklor
Folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan
diwariskan turun-temurun, di antara kolektif apa saja, secara tradisional dalam versi
yang berbeda, baik dalam bentuk tulisan maupun contoh yang disertai dengan gerak
isyarat atau alat pembantu pengingat (Danandjaja, 2002: 02).
Menurut Brunvand dalam Danandjaja (2002: 21-22) folklor dapat
digolongkan dalam tiga tipe, yaitu:
7
1. folklor lisan, yaitu folklor yang bentuknya memang murni lisan.
Bentuk-bentuk folklor yang termaksud ke dalam kelompok besar ini antara lain
(a) bahasa rakyat (folk speech), (b) ungkapan tradisional, seperti peribahasa,
pepatah,dan pameo; (c) pertanyaan tradisional, seperti teka-teki; (d) puisi
rakyat, seperti pantun, gurindam, dan syair; (e) cerita prosa rakyat, seperti mite,
legenda, dan dongeng; (f) nyanyian rakyat.
2. folklor sebagian lisan adalah folklor yang bentuknya merupakan
campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan. Kepercayaan rakyat, misalnya,
yang oleh modern seringkali disebut takhyul, terdiri dari pernyataan yang
bersifat lisan ditambah dengan gerak isyarat yang dianggap mempunyai makna
gaib, seperti tanda salib bagi orang Kristen Katolik yang dianggap dapat
melindungi seseorang dari gangguan hantu, atau ditambah dengan benda
material yang dianggap berkhasiat untuk melindungi diri atau dapat membawa
rezeki, seperti batu-batu permata tertentu.
3. folklor bukan lisan, yaitu folklor yang bentuknya bukan lisan,
walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Contohnya seperti,
arsitektur rakyat, kerajinan tangan rakyat, makanan dan minuman rakyat, dan
musik rakyat.
Selanjutnya Danandjaja (2002: 3-4) menguraikan beberapa pengenal utama
folklor yaitu:
8
a) Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara
lisan
b) Folklor bersifat tradisional
c) Folklor ada (exist) dalam versi-versi bahkan varian-
varian yang berbeda
d) Folklor bersifat anonim
e) Folklor biasanya mempunyai bentuk berumus atau
berpola
f) Folklor mempunyai kegunaan (function) dalam
kehidupan bersama
g) Folklor bersifat pralogis
h) Folklor menjadi milik bersama (collective) dari kolektif
tertentu
i) Folklor pada umumnya bersifat polos dan lugu, sehingga
kelihatannya kasar, terlalu spontan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa folklor
merupakan salah satu cabang ilmu kebudayaan khususnya sastra daerah yang bersifat
lisan, stengah lisan dan bukan lisan.
2.3 Sastra Lisan
Sastra lisan adalah mengacu pada jenis karya sastra yang dituturkan dari
mulut ke mulut, tersebar secara lisan, anonim, dan menggambarkan kehidupan
masyarakat pada masa lampau (Aliana, Dkk, 1992: 07).
9
Dalam kamus sastra Indonesia menyatakan sastra lisan adalah komunikasi
kata dari mulut ke mulut, antara lain:
1. Hasil kebudayaan lisan dari masyarakat tradisional yang dapat
disejajarkan dengan sastra tulis dalam masyarakat moderen
2. Sastra yang diwariskan secara lisan, seperti puisi lama dan prosa
rakyat lama (Zulfahnur, 1996/1997: 182).
Shipley dalam Gafar (1991: 3) menguraikan bahwa sastra lisan adalah jenis
karya sastra yang diturunkan dari mulut ke mulut, tersebar secara lisan, anonim, dan
menggambarkan kehidupan pada masa lampau.
Sastra lisan adalah yang penyebarannya secara lisan. Batasan yang lebih
lengkap dikemukakan oleh Hutomo (1983: 2) sastra lisan adalah kesusastraan yang
mencakup ekspresi kesusastraan warga, suatu kebudayaan yang disebarkan dan
turunkan secara turun temurun secara lisan (dari mulut ke mulut).
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulan bahwa sastra lisan
merupakan pancaran kebudayaan masyarakat lama mencakup ekspresi kesusastraan
yang disamapaikan secara lisan dari mulut ke mulut yang bersifat anonim.
2.4 Puisi Lama
Puisi lama merupakan salah satu jenis karya sastra yang cukup digemari
oleh masyarakat. Di berbagai daerah, karya sastra yang ada selalu memperhatikan
10
karya-karya puisi yang beraneka ragam, yang merupakan hasil karya masyarakat pada
zaman dahulu. Semua itu dikenal dengan nama puisi lama atau juga biasa disebut
dengan sastra daerah.
Puisi lama merupakan pencerminan kehidupan masyarakat lama. Kehidupan
masyarakat lama yang masih terikat oleh adat dan penuh dengan kepercayaan ghaib
dan sakti, rasa persatuan yang lebih rapat dan padu, dan kefanatikan terhadap aturan-
aturan nenek moyangnya, mengakibatkan kehidupan mereka menjadi statis. Hal ini
sejalan dengan pendapat J.S Badudu (dalam Saemina, 1995: 11) yang mengatakan
bahwa puisi lama sangat terikat baik pada bentuknya maupun isinya.
Alisjahbana (1977: 79) mengatakan bahwa puisi lama ialah pancaran
masyarakat lama, masyarakat yang jika dibandingkan dengan masyarakat modern
belum pecah-belah benar.
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh adanya aturan-aturan tertentu yang
harus dipatuhi oleh pengarang atau masyarakat pemiliknya. Aturan-aturan yang
dimaksud adalah (1) keterkaitan jumlah baris dalam sebait; (2) jumlah suku kata
dalam tiap baris; (3) mempunyai persajakan akhir pada tiap bait; (4) mempunyai
rima; (5) bersifat komunal (Husnan, 1986: 7).
Sutarno (1967: 13) perpendapat bahwa puisi lama adalah puisi yang terikat
oleh syarat-syarat tradisional, yaitu keterkaitan jumlah baris dalam sebait, jumlah
11
suku kata dalam sebaris, susunan sajak secara vertical, hubungan baris-barisnya serta
irama menurut pola tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa puisi
lama merupakan sastra daerah yang dimilki masyarakat yang diperoleh turun temurun
dari leluhurnya dan melalui puisi lama tersebut dapat tercermin kehidupan
masyarakat tersebut.
2.5 Jenis-Jenis Puisi Lama
Dalam upaya penelitian puisi lama, terlebih dahulu diketahui jenis-jenis
puisi lama. Adapun jenis-jenis puisi lama adalah mantera, bidal, pantun, talibun,
seloka dan gurindam.
2.5.1 Mantera
Mantera adalah kalimat-kalimat atau susunan kata-kata yang mengandung
makna atau kekuatan gaib diucapkan pada waktu dan tempat tertentu, dengan maksud
untuk menambah atau menimbulkan kekuatan kepada orang yang mengucapkannya.
Tiap pekerja mempunyai mantera yang tersendiri (Ambary, 1986: 21).
Mantra yaitu diciptakan untuk mendapatkan kekuatan gaib dan sakti.
Dengan demikian, dalam mantra tercermin kpercayaan masyarakat yang
menggunakan mantra itu, yaitu kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat
lama percaya bahwa setiap benda mempunyai roh, seperti gunung, pohon besar gua
dan lembah yang dalam. Di samping itu, masyarakat lama percaya bahwa benda-
12
benda tertentu meliki kekuatan magis, kekuatan luar biasa yang dapat dimanfaatkan
sesuai dengan keinginan pembaca mantra (Djamaris, 2002: 10).
2.5.2 Bidal
Bidal ialah kalimat singkat yang mengandung pengertian atau
membayangkan sindiran atau kiasan. Bidal mempunyai gerak, lagu atau irama
tertentu, walaupun sifatnya tidak begitu kentara. Oleh karena itu, susunan kata pada
bidal tidak dapat di ubah. Bidal digunakan untuk menyampaikan sesuatu secara
tersamar, atau dengan jalan sehalus-halusnya (Nursisto, 2000: 08).
Menurut Ambary bidal tidak lain dari pada susunan kata-kata atau kalimat-
kalimat singkat yang mengandung pengertian atau melukiskan sindiran, perbandingan
serta kiasan (1986: 22) selanjutnya bidal dipergunakan untuk mengatakan sesuatu
tidak berterus terang, tetapi dengan jalan sehalus-halusnya.
2.5.3 Pantun
Perkataan pantun berarti bagai, seperti, ibarat, umpama, laksana. Hal ini
dapat kita dengar pada bidal yang berbunyi: sepantun labah-labah, meramu dalam
badan sendiri, (sepantun = seumpama) Ambary (1986: 24).
Nursisto (2000: 10) berpendapat bahwa pantun merupakan kesusastraan
hasil karya bangsa Indonesia sendiri. Pantun telah lama tersebar dan mendarah daging
dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak sebelum masuknya kerajaan Hindu. Bentuk
yang sama dengan pantun dalam kesusastraan Indonesia itu terdapat pula dalam
13
bahasa-bahasa daerah di Indonesia, misalnya Wawangsalan, Paparikan, dan Sesbred
dalam bahasa Sunda; Pantun dan Ludtuk dalam bahasa Jawa; Ende-ende dalam
bahasa Mandaling dan sebagainya.
Menurut isinya pantun dapat dibagi menjadi: (a) pantun adat, (b) pantun
agama, (c) pantun muda, (d) pantun anak-anak, (e) pantun jenaka, (f) pantun teka-teki
(Ambary, 1986: 25).
2.5.4 Talibun
Menurut kamus istilah sastra talibun merupakan bentuk puisi lama yang
perbedaannya dengan pantun adalah jumlah lariknya lebih dari empat. Tiap larik
terdiri atas empat kata dengan pola rima yang bermacam-macam (Zaidan, dkk. 2000:
199).
Ambary (1986: 29) menjelaskan bahwa pantun yang lebih panjang, yaitu
pantun yang jumlah barisnya lebih dari empat buah, namun selalu genap dinamakan
talibun. Talibun mempunyai syarat-syarat yang hampir sama dengan pantun, yaitu:
a. Tiap-tiap baris terdiri atas: 6, 8, 10, 12 baris atau lebih, tetapi jumlahnya
harus tetap genap.
b. Tiap baris terdiri atas: 8 hingga 12 suku kata, tetapi umumnya terdiri atas
10 suku kata.
c. Sajaknya: a-b-c, a-b-c atau a-b-c-d, a-b-c-d dan sebagainya.
14
d. Hubungannya: bagian atas merupakan sampiran dan bagian bawah
merupakan isinya.
Selanjutnya Djamaris (2002: 28) menjelaskan bahwa talibun banyak
persamaanya dengan pantun. Perbedaannya terletak pada jumlah baris. Jumlah baris
dari sebuah talibun lebih dari empat baris dan selalu genap, misalnya enam, delapan,
sepuluh, dua belas dan empat belas.
15
2.5.5 Seloka
Kata seloka berasal dari bahasa Sansekerta cloak, yaitu suatu bentuk puisi
Hindu yang terdapat dalam kitab-kitab kesusastraan India seperti Ramayana dan
Mahabrata (Nursisto, 2000: 21).
Hooykaas dalam Ambary (1968: 30) mengatakan bahwa seloka atau pantun
adalah pantun yang bersajak lama, seperti sajak syair (a-a-a-a). Contoh:
Selanjutnya Simanjuntak dalam Ambary membedakan antara seloka dan
pantun seloka. Menurut pendapatnya, seloka tidak lain dari pada bidal atau pepatah
yang berirama (1968: 30).
2.5.6 Syair
Nursisto (2000: 17) mengatakan bahwa syair berasal dari kata Arab su’ur
yang berarti perasaan . syair dianggap orang Melayu sebagai buah kesusastraan
nenekmoyang dan merupakan milik bangsa sendiri. Sejalan dengan pendapat Nursisto
di atas, maka Ambary (1968: 33) berpendapat bahwa mengubah bentuk syu’ur atau
puisi pada umumnya dinamakn syair, sedangkan dalam kesusastraan Indonesia istilah
syair ini bukan diberikan kepada pengubahnya melainkan pada bentuk dan
pengubahannya. Selanjutnya beliau juga mengatakan bahwa syair bukanlah
kesusastraan Indonesia melainkan berasal dari kesusastraan Arab semenjak masuknya
agama Islam di Indonesia.
Menurut Ambary (1968: 33) syair memiliki syarat sebagai berikut:
16
1. Tiap bait terdiri dari empat baris
2. Tiap-tiap baris terdiri dari 8 hingga 13 suku kata, tapi biasanya 10 atau 11
suku kata
3. Syair bersajak sama dengan rumus a-a-a-a, kadang-kadang bersajak sempurna
atau juga tidak sempurna
4. Keempat baris dalam setiap barit syair merupakan satu rangkaian ceritera, jadi
tidak dapat terdapat sampiran, seperti pantun.
2.5.7 Gurindam
Gurindam biasanya terjadi dari sebuah kalimat majemuk, yang dibagi jadi
dua baris yang bersajak. Tiap-tiap baris itu sebuah kalimat dan perhubungan antara
kudua kalimat itu biasanya perhubungan antara anak kalimat dengan induk kalimat.
Maksud gurindam ialah dengan pendek mengatakan sesuatu benar kepada pepatah
atau peribahasa (Alisjahbana, 2004: 75).
Menurut Ambary (1968: 31) gurindam adalah satu bentuk dalam
kesusastraan lama yang berasal dari kesusastraan Tamil, yakni sebuah daerah di India
bagian selatan. Perkataan gurindam berarti perhiasan atau bunga. Bentuk ikatan ini
mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
1. Jumlah baris, tiap bait atas 2 baris,
2. Jumlah suku kata biasanya 10 hingga 14 suku
kata dalam tiap-tiap baris,
17
3. Sajaknya berumus a-a, biasanya sajak sempurna,
tapi banyak pula gurindam yang bersajak paruh,
4. Hubungan, gurindam terdiri atas 2 kalimat
tunggal yang membentuk kalimat majemuk. Baris yang pertama merupakan
sebab atau alasan, sedangkan baris yang kedua merupakan akibat atau balasan
apa yang tersebut dalam baris yang pertama,
5. Isi, senantiasa berupa nasihat, petuah atau
filsafat, itulah keistimewaan isi bentuk puisi gurindam (Ambary, 1968: 32).
Adapun contoh gurindam adalah sebagai berikut:
1) kurang pikir, kurang siasat (a)
tentu dirimu kelak tersesat (a)
2) pikir dahulu sebelum berkata (a)
supaya terelak silang sengketa (a)
3) barang siapa tidak sembahyang (a)
ibarat rumah tidak bertiang (a)
4) dengan bapa jangan durhaka (a)
supaya ayah tidak murka (a)
2.6 Gambaran Umum Tentang Maula
Maula merupakan salah satu tradisi lisan Masyarakat Ciacia di Kabupaten
Buton Kecamatan Batauga Kelurahan Masiri. Kecamatan Batauga terletak di antara
18
5,290-5,590 Lintang Selatan dan 122,140-122,380 Bujur Timur, sebelah Utara
berbatasan dengan Kecamatan Betoambari, sebelah Timur dan sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Sampolawa, sedangkan sebelah Barat berbatasan
dengan Laut Flores dan luas wilayah Kecamatan Batauga adalah 73,83 km2 (7.533
hektar). Di Kecamatan Batauga terdapat satu kelurahan yang penduduknya adalah
pengguna bahasa daerah Ciacia yaitu Keluhan Masiri.
Kelurahan Masiri sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Laompo,
sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan sampolawa, sebelah Selatan berbatasan
dengan Kelurahan Majapahit, sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Selat
Masiri dan luas wilaya adalah 15,33 km2 (1.533 hektar). Masyarakat di Kelurahan
masiri adalah mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan
nelayan, hanya sedikit sekali jumlah penduduk yang merupakan pegawai. Oleh
karena masyarakat masiri mayoritas petani maka mereka mempunyai kebiasaan ditiap
tahunnya yaitu membuka lahan baru untuk dijadikan sumber pencaharian dengan cara
menanam jagung, ubi dan lain sebagainya untuk menjadi bahan makanan dan untuk
dijual sebagai pemasukan perekonomian keluarga. Dalam berkebun ada tahap-tahap
yang harus dilalui yaitu membersihkan lahan, menanam, panen dan syukuran dan
pada acara-acara tersebutlah maula biasa digunakan untuk menghibur masyarakat
pendukungnya.
Masyarakat Masiri masih sangat menjujung tinggi nilai-nilai kebudayaan
dan adat-istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu dan memiliki jiwa
19
gotong-royong serta solidaritas antar sesama masyarakat di sekitarnya. Dan maula
merupakan salah satu sastra daerah yang telah berkembang sejak dahulu di
Kelurahan Masiri yang masyarakatnya menggunakan bahasa Ciacia. Maula
dibawakan dengan cara dilantunkan atau dinyanyikan dan biasanya diiringi dengan
alat musik gendang, rebana, gambus dan kecapi. Maula juga biasa digunakan dalam
acara kebun seperti siraman kebun, ikat padi dan saat panen tiba. Sedangkan pada
acara perkawinan, khitanan dan pingitan maula digunakan dengan diiringi alat musik
seperti gendang, rebana, gambus atau kecapi. Biasanya maula dilantunkan oleh para
orang tua yang berusia lanjut, maula ini digunakan khusus untuk memberi petuah dan
hiburan kepada para pendengarnya, dan bagi mereka yang tidak menguasai atau tidak
memahami bahasa Ciacia maka mereka hanya bisa menikmati irama dan lantunan
maula saja.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa secara umum
kata maula berarti megajak, yaitu setiap yang menggunakan maula bermaksud
mengajak orang lain untuk menikmati indahnya irama dalam maula serta dapat
berbalas maula dengan si pendengar yang tentunya tahu bermaula. Salah satu
contoh maula adalah:
1. maulae, mai topohoko-hokolo
maulae, tokabangue liwunto
artinya:
mengajak, mari kita bersama-sama
mengajak, membangun negeri kita
20
2. maulae, ane tamotaga-tagali
maulae, cia sekabeloano hanggai
artinya:
mengajak, kalau kita saling bertikai
mengajak, tidak akan ada baiknya
Jika dilihat berdasarkan contoh maula di atas maka maula memiliki ciri
seperti gurindam yaitu tidak memiliki sampiran hanya isi, terdiri dari dua baris dalam
sebait, serta memiliki sejumlah suku kata ditiap-tiap barisnya.
Dari segi struktur, bahasa Ciacia yang tersebar di semua kecamatan, tidak
memiliki banyak perbedaan, yang tampak hanya pada tataran fonologi, dari segi
fonologi, bahasa Ciacia dapat di bagi menjadi dua wilayah pemakaian yaitu bahasa
Ciacia pedalaman dan bahahasa Ciacia pesisir. Bahasa Ciacia pedalaman termaksud
BCDL (Bahasa Ciacia Dialek Liwu) hanya mengenal fonem hambat uvular seperti
pada kata ghato ‘tiba’. Dalam perkembangannya, bahasa Ciacia pedalaman juga
mengenal vonem getar alveolar /r/ seperti pada kata roti ‘roti’ radio ‘radio’. Hal ini
berbeda dengan bahasa Ciacia pesisir yang hanya mengenal vonem getar alveolar /r/
seperti pada kata rato ‘tiba’. Akan tetapi, umumnya bahasa Ciacia mengenal kontras
bunyi inggresif seperti <bh> secara otografi dalam bhebhe ‘pukul’ dengan bunyi
inggesof /b/ dalama bebe ‘itik’. Bahasa Ciacia pada umumnyajuga mengenal bunyi
inggresif /dh/ dalam dhodho ‘potong’. Perbedaan dapat dijumpai pada tataran leksikal
(Konisi, 2005:2)
21
2.7 Konsep Bentuk, Isi, dan Fungsi
2.7.1 Bentuk
Bentuk adalah lengkungan, keluk lentur, wujud atau rupa suatu benda
(Hoetomo: 2005: 95). Selanjutnya menurut Alwi bahwa bentuk merupakan kata
penggolong bagi benda yang berkeluk, berupa dan menampilkan wujud atau rupa,
serta memiliki sistem susunan tertentu dan memiliki pembangun atau gambaran
dalam satu benda (2002: 135)
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa bentuk adalah
sesuatu benda yang memiliki susunan, lengkungan, memiliki wujud atau rupa serta
memiliki sistem susunan tertentu, memiliki pembangun atau sesuatu gambaran.
2.7.2 Isi
Isi adalah sesuatu yang ada dalam suatu benda, besar atau ukuran sesuatu,
memiliki kandungan sesuatu, apa yang tertulis di dalamnya atau bagian yang pokok
dari sesuatu (Alwi, 2002: 443). Sejalan dengan hal tersebut di atas Hoetomo (2005:
209) mengatakan isi merupakan sesuatu yang termuat, terkandung dan sebagainya, di
dalam sesuatu benda, besarnya suatu ruangan, inti sari, bagian yang terutama di
dalam suatu benda misalnya isi hati dan perasaan dalam hati.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulan bahwa isi merupakan
sesuatu yang terkandung atau termuat di dalam sesuatu benda, misalnya isi hati,
perasaan hati, nasihat, ajaran agama dan percintaan.
22
2.7.3 Fungsi
Dalam kamus terbaru Bahasa Indonesia mengemukakan fungsi adalah
kegunaan suatu hal, daya guna, jabatan (pekerjaan) yang dilakukan, kerja suatu
bagian tubuh (2008: 239).
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan desain kategori penelitian, yang dilakukan
dengan verba eliksitas dari data dalam bentuk deskriptif naratif meliputi catatan
lapangan, rekaman atau transkripsi lain dari audio atau vidio tape dan gambar dan
catatan tertulis lainnya (Gaffar, 1990: 05). Sedangkan metode deskriptif berhubungan
langsung dengan pengumpulan data, dan pengkajian data, dalam laporan penelitian.
Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual
dan akurat dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dan bukan angka-angka
statistik. Semua dikemukakan apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ditemukan
pada saat penelitian. Penelitian ini mendeskripsikan bentuk, isi dan fungsi maula
sebagai salah satu sastra daerah yang terdapat dalam budaya masyarakat Ciacia di
Kelurahan Masiri.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang akan menyajikan data
dan fenomena-fenomena berdasarkan fakta empiris yang ditemukan oleh peneliti di
lapangan. selain itu penelitian menyajikan data yang diperoleh dari sumber data
secara menyeluruh sejalan dengan sasaran penelitian di atas.
24
3.2 Data dan Sumber Data
3.2.1 Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data lisan berupa tuturan
lisan maula yang direkam dari informan.
3.2.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah informan (penutur asli bahasa Cia-
Cia) yang masih mengetahui maula.
Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka yang menjadi
informan adalah mereka yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Penutur asli bahasa Ciacia yang ucapannya fasih
dan jelas.
2. Memiliki alat-alat artikulasi yang normal.
3. Harus berusia 45-65 tahun
4. Pelantun maula
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Teknik rekam, yaitu proses pengambilan data dari informan yang
menuturkan maula dengan menggunakan tape recorder. Teknik rekam ini
25
digunakan dengan pertimbangan bahwa data yang diteliti adalah berupa
data lisan.
2. Teknik catat, yaitu digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap
penting di luar data rekam untuk mendapatkan informasi tambahan.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah teknik struktural.
Yang dimaksud dengan struktur di sini adalah mencakup susunan maula yang akan
dianalisis. Penelitian ini bersifat deskriptif sehingga berdasarkan analisis data
diperoleh pemahaman yang mendalam, baik struktur bentuk, isi dan fungsi maula.
Oleh sebab itu, semua data yang diperoleh diolah secara deskriptif dengan
berorientasi pada pendekatan struktural. Maksud dari hal ini adalah setiap data yang
berupa tuturan maula diseleksi sesuai dengan jenisnya sehingga merupakan satu
kesatuan struktur yang bersifat konsisten. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat
ditemukan dua bentuk analisis yaitu struktur fisik dan struktur batin.
Struktur fisik maula adalah berupa bentuk yang mencakup jumlah baris
dalam sebait, persajakan yang digunakan dan jumlah suku kata dalam tiap-tiap
barisnya. Sedangkan struktur batinnya adalah mencakup tema dan amanat seperti
tema yang berisi agama, nasihat, curahan hati dan percintaan.
Prosedur pengolahan data dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
26
a. Transkripsi rekaman data, yaitu memindahkan data dari lisan ke tulisan.
b. Klasifikasi data, yaitu semua data yang dikumpulkan sesuai dengan
karakteristik dan klasifikasi berdasarkan isi.
c. Penerjemahan data, yaitu pada tahap ini semua data yang telah
dikelompokkan langsung diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
d. Analisis data, tahap ini peneliti berusaha untuk menganalisis semua data yang
terkumpul berdasarkan bentuk (jumlah baris, jumlah suku kata tiap baris,
persamaan bunyi, hubungan dengan alam sekitar) dan berdasrkan isi
(percintaan, agama dan nasehat) Sudikan, 2001: 201.
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
Maula sebagai salah satu karya sastra dapat dikaji dari berbagai aspek,
maula dapat dikaji dari bentuk, isi dan fungsinya. Maula merupakan salah satu sastra
daerah yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat Ciacia di kelurahan Masiri
dan maula juga memiliki struktur bentuk dan struktur isi serta memiliki fungsi bagi
masyarakat pendukungnya. Selain itu maula juga memiliki bahasa yang estetis.
Maula biasanya digunakan oleh para orang tua untuk mendidik dan
menasehati anak-anaknya. Selain itu, maula juga digunakan oleh para kaula muda
dalam menyampaikan satu maksud dan keingininan kepada seseorang baik itu berupa
ungkapan cinta, sindiran dan lain sebagainya. Kemudian maula juga dijadikan
sebagai hiburan untuk mengisi waktu senggang, juga digunakan sebagai salah satu
sarana sosial dalam pertemuan-pertemuan adat di kelurahan Masiri. Jika ditinjau dari
segi pemakaiannya, sejak zaman dahulu maula dalam kehidupan masyarakat adalah
milik seluruh masyarakat karena maula juga bersifat anonim.
Maula disusun berdasar pada data yang diperoleh kemudian di beri kode
dengan maula 1 sampai seterusnya dan di singkat menjadi M1 sampai seterusnya.
Berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan, maka berikut ini adalah beberapa
tuturan maula yang dijadikan data dalam penelitian ini, yakni meliputi penelitian
28
bentuk, isi dan fungsi maula sebagai salah satu sastra daerah masyarakat Ciacia di
kelurahan Masiri.
M1 maulae, tabea manga mancuanamaulae, isami tame kabancipoartinya:permisi wahai orang tua kamikami mau berpantun dulu
M2 maulae, tamalamo kabanci haemaulae, iyaroano mancuanaartinya:kita mau berpantun apadi hadapan para orang tua
M3 maulae, kaadarino mancuanamaulae, tabeano tokoadatiartinya: ajaran dari orang tuakecuali kita beradat
M4 maulae, adatino mancuanantomaulae, koie to kamolimpueartinya:adat dari orang tuajangan kita melupakannya
M5 maulae, aso nopadari ingkitamomaulae, diasao kabeloantoartinya:karena kita diajarkanuntuk kebaikan kita sendiri
M6 maulae, balaano mancuanantomaulae, tabeano tomotehie
29
artinya:azab dari orang tuakecuali kita takuti
M7 maulae, mai topohoko-hokolomaulae, koie topohina-hinaartinya:mari kita bersama-samajangan kita saling menghina
M8 maulae, ane tamohoko-hokolomaulae, nombelai ingkita hisabuartinya:kalau kita bersama-samakita akan dijauhkan dari fitnah
M9 maulae, kapakano manga omputomaulae, koie tobawa laloeartinya:kemarahan orang tua jangan dimasukkan di dalam hati
M10 maulae, ane tobawa laloemomaulae, nometa ingkita balaanoartinya:kalau dimasukkan di dalam hatikita akan mendapat bencana
M11 maulae, kaasai porompu-rompuntoanamaulae, ane nalumele mboinaartinya:kasihan persatuan kita iniseandainya terus-menerus begini
M12 maulae, porompunto empae narumatomaulae, narumato diaso kalengono
30
artinya:persatuan akan sampai di manaakan sampai selamanya
M13 maulae, kapeeluno cia namotompumaulae, kapeeluno bawa mateeartinya:cintanya tidak akan putuscintanya di bawa mati
M14 maulae, ane mohane no kamamaeamaulae, ane robine no bawa laloeartinya:kalau laki-laki sifatnya pemalukalau perempuan sifatnya perasa
M15 maulae, ane nocikabi sekagantinomaulae, adati molengo mboincumoartinya:kalau hilang ada gantinyatradisi lama seperti itu
M16 maulae, koimina nocunuso nafusumaulae, sabaraana nomangadaartinya:jangan pernah terbakar emosisabar adalah kemuliaan
M17 maulae, inau noitau moporo lalonomaulae, wula puasaa maa pasebaartinya:ibu melihatku sakit hatinyabulan puasa makan duduk bersila
M18 maulae, kaasiuka pakemuanamaulae, pewiwila sekamaeyaaartinya:
31
kasihan tingkahmu iniberjalan dengan keaiban
M19 maulae, mbohake mokesa hakemaulae, hawai pakemu nomorombuartinya:biarpun kau cantik jelitatetapi tingkahmu sangat urakan
M20 maulae, olalonto toboasahinemaulae, ba nomembali kaliliwuartinya:isi hati harus diungkapkannanti bisa menjadi rindu
M21 maulae, asomo adikae kaliliwuuanamaulae, ane katoo tamoborawiteartinya:biarlah rindu kusimpan sajakalaulah jodoh pasti bertemu
M22 maulae, adikae pogaunto iwulamailae, umbaaso wula namisiemoartinya:akan kusimpan perjanjian kita di bulanmuncul bulan kau menangis tersedu-sedu
M23 maulae, omata ajumaganiemaulae, bawite nosala lalonoartinya:wahai mata akan kukendalikanjangan sampai berbelok arah
M24 maulae, mbohake udikae lalomumaulae, ane katoo impae minteartinya:biarpun kau simpan perasaanmu
32
kalau jodoh kau mau ke mana
M25 maulae, mate ama tokeehinemaulae, mate ina topolinguartinya:meninggal ayah kita bertangisanmeninggal ibu kita berceceran
M26 maulae, kaasi tombali ana mohanemaulae, kondaloana toowa hakeartinya:kasihan menjadi anak laki-lakilautan besar sangatlah luas
M27 maulae, isababarie anano inamaulae, hawite yau cianawewasoartinya:di antara semua anak ibuhanya aku yang dianak tirikan
M28 maulae, koie kapopasalaasomaulae, porompu-rompunto nobinasaartinya:jangan pernah saling menuduhpersatuan bias berantakan
M29 maulae, gagari atampo apimaulae, cuumu wite majojolinoartinya:setiap aku menyalakan apilututmu saja yang menutupinya
M30 maulae, ane hela agori mbulemaulae, banokabusi pogauntoartinya:kalau berlayar cepat pulangnanti perjanjian bias terlambat
33
M31 maulae, adika bara ikampangamaulae, nocipeeta tamudanieartinya:kusimpan barang di tempat sirihbila dicari akan diingat
M32 maulae, omia nopekantai bulawamaulae, hake so pekantai dosaartinya:orang menggantung permatasedang kau menggantung dosa
M33 maulae, dawuau cianabelomaulae, hake so kodawua beloartinya:saya bernasib burukdan kau bernasib baik
M34 maulae, sakara nososo lalomumaulae, pogaunto notarusumartinya:kini kau menyesalpembicaraan sudah berlanjut
M35 maulae, isami cia tamungkusomaulae, maapa bundo sausamuartinya:kami tidak mengajakmumengapa kamu datang sendiri
M36 maulae, pogaumu mangada hakemaulae, lalomu langae ndeartinya:bercakap-cakap sangat baikdi hati dikunci rapat
34
M37 maulae, imatau pogau mondeumaulae, inte hela pogauiso miaartinya:di depan mata bicara tidak maupergi berlayar muncul fitnah
M38 maulae, kokesano juragamaulae, kokesano cianabaliartinya:cantik-cantik juragankecantikannya tidak berubah
M39 maulae, dunia hawite noantagimaulae, iakherati sakocuhunoartinya:dunia hanya menungguakhirat yang sebenarnya
M40 maulae, ina tade cibantimaulae, ita mihane memaninoartinya: ibu berdiri terbantinglihat laki-laki yang menagih
M41 maulae, La Busu cibanci witemaulae, nokura kadaneartinya:La Busu akan dibenciKarena kurang jaminan badan
M42 maulae, sumanomo eje kokasosomaulae, ciapouka kadawu paksaartinya:sedangkan gembira ada penyesalanapalagi memberi paksaan
M43 maulae, Wa Aru noholi sepaksa
35
maulae, mencuru nocilingu sausaartinya:Wa Aru membeli dengan paksaKadang-kadang ditinggal sendiri
M44 maulae, sumanomo bente nomopasimomaulae, ciapo kadakino pogauntoartinya:sedangkan benteng sudah hancurapalagi rusaknya perjanjian
M45 maulae, modadakino pogauntoanamaulae, namesua wite inarakaartinya:yang merusak perjanjianmaka akan masuk neraka
M46 maulae, amate itongano kondalomaulae, pokoburu itongano ewoartinya:saya mati di tengah lautankuburkan aku di tengah ombak
M47 maulae, koisopo gauaso mateamaulae, inggita ciapo tamoboraartinya:jangan dulu berbicara matikita belum bermadu kasih
M48 maulae, mboopo aminte ikoliwunomaulae, kongeapo poserentoartinya:sebelum aku ke pulau sebrangresmikan dulu hubungan kita
M49 maulae, ane nakongea kaserentomaulae, rompupo mancuana
36
artinya:kalau ingin hubungan resmikumpulkan dulu orang tua
M50 maulae, tarima kasi kalambeumaulae, antagiau isabuaartinya:terimah kasih gadiskutunggulah aku di pelaminan
M51 maulae, darino inanto koi pogeramaulae, bakodosa sababari ingkitaartinya:nasehat ibu jangan bertengkarnanti semua jadi berdosa
M52 maulae, ane cia sambaheamaulae, kahonto naraka ciambemoartinya:kalau tidak sembahyangpintu neraka sudah terbuka
M53 maulae, kasameano mancuanatomaulae, jagae ngeano eleaartinya:pesan orang tuajaga martabat keluarga
M54 maulae, poandea koie tengkaimaulae, cia sekabeloanoartinya:jangan sombong dalam bergaulitu tidak ada baiknya
M55 maulae, poandea koie boraasumaulae, cia belo bangunoartinya:
37
jangan bergaul sembarangberdampak tidak tidak baik
M56 maulae, kakara elea topomaasimaulae, ciambali topogeraartinya:sesama saudara saling menyayangitidak boleh bertikai
M57 maulae, ane totonto miamaulae, koie toita kadaneenoartinya:kalau memandang seseorangjangan lihat dari hartanya
M58 maulae, ai hargangi manga akamaulae, hake aka moasie ainoartinya:adik menghargai kakakdan kakak menyayangi adik
M59 maulae, tohokoloe kadarino Allah maulae, tolingue kalaranginoartinya:harus taat dan patuh pada tuhanjauhilah larangannya
M60 maulae, topogau semancuanamaulae, tabeano tokoadatiartinya:berbicara dengan orang tuaharus sopan dan santun
M61 maulae, towila ibanuano miamaulae, koie molimpu pe asalamuartinya:berkunjung ke rumah orang
38
jangan lupa mengucap salam
M62 maulae, tolalo yaroano mancuanamaulae, koie molimpu petabeaartinya:lewat di depan orang tuajangan lupa ucap permisi
M63 maulae, kaasi dane tokikidimaulae, lalonto dane motehiartinya:kasihan kita masih kecilhati kita masih takut
M64 maulae, kaasi mbali anangkaelumaulae, ganae banuano miaartinya:kasihan menjadi anak yatimkita keliling rumahnya orang
M65 maulae, oina awilamo yaumaulae, awila ikambelaisaartinya:hai ibu aku akan pergiaku pergi di tempat yang jauh
M66 maulae, hulamu mbo kongada wulamaulae, masangia lalomuuka artinya:wajahmu seindah rembulansemoga hatimu juga demikian
M67 maulae, kondalono tai nociukuru maulae, lalono mia yeenaboraeartinya:dalamnya lautan dapat diukurhati orang siapa yang tau
39
M68 maulae, kaasi namisiuanamaulae, poantagi cia selelenoartinya:kasihan perasaanku inimenunggu tanpa kepastian
M69 maulae, koiepo pemamarimbamaulae, kosabaraana mangadaartinya:janganlah dulu terburu-burusabar adalah permata
M70 maulae, gauu amala kakopumaulae, lalou mompono potakaartinya:kuingin meregut rangkultapi hatiku penuh keraguan
M71 maulae, ane tamogaa nambuleamaulae, dikau wai lalono hatemuartinya:kalau kita terpisah nanti simpanlah aku di dalam hatimu
M72 maulae, mai topopia-piaramaulae, koie topohina-hinaartinya:mari kita saling memliharajangan saling menghina
M73 maulae, kaadarino agamantomaulae, tabeano tohokoloeartinya:ajaran agama kitaseharusnya kita ikuti
40
M74 maulae, kabanara pakempuumaulae, manggalaaso kabeloaartinya:kebenaran harus ditegakkankarena untuk kebaikan
M75 maulae, kabeloano pahamuntomaulae, kasalamatino kuluntoartinya:kebaikan dari kepercayaan kitaadalah keselamatan untuk kita
M76 maulae, ane salamo pakentomaulae, koie molimpu totobaartinya:kalau sikap kita salahjangan lupa untuk bertobat
M77 maulae, dadinto iduniaanamaulae, topoko barie amalantoartinya:kehidupan di dunia iniharus memperbanyak amal
M78 maulae, amala koie topangantamaulae, diaso kabeloantoartinya:jangan bosan untuk beramalkarena untuk kebaikan
M79 maulae, kabeloanto iduniamaulae, diaaso iakheratiartinya:kebenaan kita di duniauntuk bekal di akhirat
M80 maulae, kaasi namisimuancu
41
maulae, dadi sekonarakaaartinya:kasihan kehidupanmu ituhidup dengan kesengsaraanss
4.1 Analisia Bentuk Maula
M1 maulae, tabea manga mancuanamaulae, isami tame kabancipoartinya:permisi wahai orang tua kamikami mau berpantun dulu
Jumlah suka kata dalam M1:
ma-u-la-e-ta-be-a-ma-nga-ma-ncu-a-na (13 suku kata)
ma-u-la-e-i-sa-mi-ta-me-ka-ba-nci-po (13 suku kata)
Persamaan Bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata tabea, manga dan mancuana.
Bunyi /m/ pada kata manga dan mancuana.
Baris kedua: tidak ada persamaan bunyi.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat bunyi /t/ pada kata tabea di baris pertama dan kata tame di baris kedua
Isi: maula tersebut biasa digunakan seorang muda yang ingin bermaula dan
meminta izin terlebih dahulu kepada orang tua.
M2 maulae, tamalamo kabanci haemaulae, iyaroano mancuanaartinya:
42
kita mau berpantun apadi hadapan para orang tua
Jumlah suku kata:
ma-u-la-e-ta-ma-la-mo-ka-ba-nci-ha-e (13 suku kata)
ma-u-la-e-i-ya-ro-a-no-ma-ncu-a-na (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persmaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada persamaan bunyi
Baris kedua: tidak ada persamaan bunyi
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat bunyi /o/ pada kata tamalamo pada baris pertama dan kata iyaroano pada
baris kedua.
Isi: maula ini digunakan oleh para pemuda untuk memulai maula yang
dilagukan di depan orang tua.
M3 maulae, kaadarino mancuanamaulae, tabeano tokoadatiartinya: ajaran dari orang tuakecuali kita beradat
Jumlah suku kata:
ma-u-la-e-ka-a-da-ri-no-ma-ncu-a-na (13 suku kata)
ma-u-la-e-ta-be-a-no-to-ko-a-da-ti (13 suku kata)
Persamaan Bunyi:
43
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada persamaan bunyi
Baris kedua: persamaan bunyi /t/ kata tabeano dan tokoadati.
Persamaan bunyi antar baris:
persamaan bunyi /o/ pada kata kaadarino di baris pertama dan tabeano di baris kedua.
Isi: maula ini digunakan oleh orang tua untuk menasihati anaknya agar anak
memiliki sopan santun terhadap orang tua.
M4 maulae, adatino mancuanantomaulae, koie to kamolimpueartinya:adat dari orang tuajangan kita melupakannya
Jumlah suku kata:
ma-u-la-e-a-da-ti-no-ma-ncu-a-na-nto (13 suku kata)
ma-u-la-e-ko-i-e-to-ka-mo-lim-pu-e (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat pengulangan bunyi /o/ pada kata adatini dan mancuananto.
Baris kedua: terdapat pengulangan bunyi /k/ pada kata koie dan kata kamolimpue.
Bunyi /e/ pada kata koie dan kata komolimpue.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat pengulangan bunyi /o/ pada kata adatino di baris pertama dan kata to di
baris kedua.
44
Isi: maula tersebut berisi nasihat dan biasa digunakan oleh orang tua untuk
menasihati anaknya untuk tidak melupakan apa yang telah diajarkan oleh orang
tua.
M5 maulae, aso nopadari ingkitamomaulae, diasao kabeloantoartinya:karena kita diajarkanuntuk kebaikan kita sendiri
Jumlah suku kata:
ma-u-la-e-a-so-no-pa-da-ri-i-ngki-ta-mo (14 suku kata)
ma-u-la-e-di-a-so-ka-be-lo-a-nto (12 suku kata)
persamaan bunyi:
persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: memiliki persamaan bunyi /o/ pada kata aso dan ingkitamo.
Baris kedua: juga memiliki bunyi /o/ pada kata diaso dan kabeloanto.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata ingkitamo dan kabeloanto antar baris satu
dan dua.
Isi: kita diajar untuk kebaikan kita sendiri, ini merupakan isi maula di atas dan
biasa digunakan oleh orang tua untuk menasihati anaknya.
M6 maulae, balaano mancuanantomaulae, tabeano tomotehieartinya:azab dari orang tua
45
kecuali kita takuti
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ba-la-a-no-ma-ncu-a-na-nto (13 suku kata)
Ma-u-la-e-ta-be-a-no-to-mo-te-hi-e (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata balaano dan mancuananto
dalam baris pertama.
Baris kedua: bunyi /t/ pada kata tabeano dan kata tomotehie.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat pengulangan bunyi /o/ antara baris satu dan baris dua pada kata balaano dan
tabeano.
Isi: maula ini berisi nasihat orang tua kepada anaknya untuk takut pada azab yang
berikan oleh orang tua apabila kita berbuat salah.
M7 maulae, mai topohoko-hokolomaulae, koie topohina-hinaeartinya:mari kita bersama-samajangan kita saling menghina
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ma-i-to-po-ho-ko-ho-ko-lo (13 suku kata)
Ma-u-la-e-ko-i-e-to-po-hi-na-hi-na-e (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
46
Persaman bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada
Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /e/ pada kata koie dan kata hinae.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat pengulangan bunyi /t/ antara baris satu dan dua pada kata topohoko dan
topohina.
Isi: maula ini biasa digunakan anak muda untuk saling mengingatkan agar selalu
bersama-sama dan jangan saling menghina atau menjatuhkan antar sesama
manusia.
M8 maulae, ane itamohoko-hokolomaulae, nombelai ingkita hisabuartinya:kalau kita bersama-samakita akan dijauhkan dari fitnah
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-a-ne-i-ta-mo-ho-ko-ho-ko-lo (14 suku kata)
Ma-u-la-e-nom-be-la-i-i-ngki-ta-hi-sa-bu (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada
Baris kedua: tidak ada
Persamaan antar baris:
47
Terdapat persamaan bunyi /i/ antara baris satu dan baris dua yaitu pada kata
itamohoko dan kata ingkita.
Isi: maula ini biasa digunakan orang tua untuk menasihati anaknya, bahwa
kebersamaan dalam hidup itu sangat penting dan dengan bersama-sama maka kita
akan dijauhkan dari fitnah.
M9 maulae, kapakano manga omputomaulae, koie tobawa laloeartinya:kemarahan orang tua jangan dimasukkan di dalam hati
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ka-pa-ka-no-ma-nga-o-mpu-to (14 suku kata)
Ma-u-la-e-ko-ie-to-ba-wa- la-lo-e (12 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata kapakano dan kata omputo.
Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /e/ pada kata koie dan kata laloe.
Persamaan bunyi antar baris:
Anatara baris pertama dan kedua terdapat persamaan bunyi /k/ pada kata kapakano
dan kata koie.
Isi: maula tersebut biasa digunakan oleh para orang tua untuk menasihati
anaknya, agar mereka tidak gampang tersinggung pada kemarahan orang tua dan
tidak memasukkan kemarahan tersebut ke dalam hati.
48
M10 maulae, ane tobawa laloemomaulae, nometa ingkita balaanoartinya:kalau dimasukkan di dalam hatikita akan mendapat bencana
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-a-ne-to-ba-wa-la-lo-e-mo (13 suku kata)
Ma-u-la-e-no-me-ta-i-ngki-ta-ba-la-a-no (14 suku kata)
Persamaan bunyi
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /a/ pada kata nometa dan inkita.
Persamaan bunyi antar baris:
Antara baris pertama dan kedua terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata tobawa dan
kata ingkita, kemudian persamaan bunyi /o/ pada kata laloemo dan kata balaano.
Isi: maula ini biasa digunakan oleh orang tua untuk menasihati anaknya, yaitu
apabila kemarahan orang tua dimasukkan ke dalam hati maka kita akan mendapat
musibah atau atas perbuatan kita tersebut.
M11 maulae, kaasi porompu-rompuntoanamaulae, ane nalumele mboinaartinya:kasihan persatuan kita iniseandainya terus-menerus begini
Jumlah suku kata:
49
Ma-u-la-e-ka-a-si-po-ro-mpu-ro-mpu-n-to-a-na (15 suku kata)
Ma-u-la-e-a-ne-na-lu-me-le-mbo-i-na (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada
Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /e/ pada kata ane dan nalumele.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /na/ pada kata mboina dan kata romputoana di antara baris
pertama dan kedua.
Isi: maula tersebut merupakan maula yang berisi tentang curahan hati seseorang
yang menginginkan keabadian persatuan dalam sebuah kelompok masyarakat
atau dalam kehidupan keluarga.
M12 maulae, porompunto empae narumatomaulae, rumato diaso kalengonoartinya:persatuan akan sampai di manaakan sampai selamanya
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-po-ro-mpu-nto-e-mpa-e-na-ru-ma-to (15 suku kata)
Ma-u-la-e--ru-ma-to-di-a-so-ka-le-ngo-no (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
50
Baris pertama: memiliki persamaan bunyi /t/ pada kata porompunto dan kata
narumato. Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata rumato, diaso dan
kata kalengono.
Persamaan bunyi antar baris:
Antara baris pertama terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata poromputo dan kata
rumato, dan persamaan bunyi /o/ pada kata narumato dan kata kalengono.
Isi: maula di atas berisi tentang curahan hati seseorang yang mempertayakan
sampai di mana kekokohan dan kekompakan persatuan yang tela di bangun sekian
lama? Dan diapun optimis bahwa persatuan itu akan terus terjalin samapi batas
waktu yang tidak bias ditentukan.
M13 maulae, kapeeluno cia namotompumaulae, kapeeluno bawa mateeartinya:cintanya tidak akan putuscintanya di bawa mati
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ka-pe-e-lu-no-ci-a-na-mo-to-mpu (15 suku kata)
Ma-u-la-e-ka-pe-e-lu-no-ba-wa-ma-te-e (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
51
Antara baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /k/ dan bunyi /o/ pada
kata kapeeluno.
Isi: maula tersebut merupakan curahan hati seseorang yang menyatakan
bahwa cinta yang dia miliki tidak akan pernah putus dan habis bahkan akan terus
dibawanya samapi akhir hayatnya. Maula ini biasa digunakan oleh para orang tua
untuk anaknya agar mereka tahu bahwa cinta dan kasih saying orang tua tidak
akan pernah luntur atau habis samapai kapanpun juga bahkan samapi mati
sekalipun.
M14 maulae, ane mohane no kamamaeamaulae, ane robine no bawa laloeartinya:kalau laki-laki sifatnya pemalukalau perempuan sifatnya perasa
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-a-ne-mo-ha-ne-ka-ma-ma-e-a (14 suku kata)
Ma-u-la-e-a-ne-ro-bi-ne-ba-wa-la-lo-e (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /e/ pada kata ane dan kata mohane.
Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /e/ pada kata ane dan robine.
Persamaan bunyi antar baris:
Pada baris pertama dan kedua terdapat pengulangan bunyi /e/ pada kata ane, robine,
mohane bunyi /n/ dan /o/ pada kata no.
52
Isi: maula tersebut biasanya digunkan para orang tua yang berisi tentang ajaran
agama dan adapt bahwa sikap laki-laki cenderung pemalu sedang sikap
perempuan cenderung perasa.
M15 maulae, ane nocikabi sekagantinomaulae, adati molengo mboincumoartinya:kalau hilang ada gantinyatradisi lama seperti itu
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ane-no-ci-ka-bi-se-ka-ga-nti-no (14 suku kata)
Ma-u-la-e-a-da-ti-mo-le-ngo-mbo-in-cu-mo (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Pada baris kedua: terdapat persamaan bunyi /m/ pada kata molengo dan mboincumo.
Persamaan bunyi antar baris:
Antara baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /a/ dan /o/ masing-masing
pada kata ane dan adati serta pada kata sekagantino dan mboincumo. Serta bunyi /i/
pada kata nocikabi dan kata adati.
Isi: maula tersebut biasa digunakan oleh orang tua untuk memperingatkan
anaknya bahwa apabila ada sesuatu yang hilang dalam hidup pasti akan ada
pengganti untuk kehilangan tersebut, karena itu juga merupakan salah satu
semboyan leluhur.
53
M16 maulae, koimina nocunuso nafusumaulae, sabaraana nomangadaartinya:jangan pernah terbakar emosisabar adalah kemuliaan
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ko-i-mi-na-no-cu-nu-so-na-fu-su (15 suku kata)
Ma-u-la-e-sa-ba-ra-a-na-no-ma-nga-da (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi antar baris:
Baris pertama: terdapat bunyi /n/ pada kata nocunuco dan kata nafusu.
Baris kedua: bunyi /a/ pada kata sabaraana dan kata nomangada.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata koimina dan kata di baris pertama dan kata
sabaraana di baris kedua, kemudian bunyi /n/ pada kata nocunuso dan kata
nomangada.
Isi: maula di atas merupakan nasihat yang bermakna bahwa jangan pernah kita
terbakar emosi dan amarah dan mengajarkan kita untuk selalu memiliki sifat sabar
karena sabar itu mulia.
M17 maulae, ina noitau moporo lalomaulae, wula puasaa maa pasebaartinya:ibu melihatku sakit hatinyabulan puasa makan duduk bersila
54
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-i-na-no-i-ta-u-mo-po-ro-la-lo (15 suku kata)
Ma-u-la-e-wu-la-pu-a-sa-a-ma-a-pa-se-ba (15 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: memiliki persamaan bunyi /o/ pada kata moporo dan kata lalono.
Pada baris ke dua: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata wula, puasa, maa dan kata
paseba.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata ina di baris pertama dan kata wula di baris
kedua.
Isi: maula di atas biasa digunakan seseorang pada bulan suci ramadhan dan
memiliki makna bahwa seorang Ibu akan sakit hatinya apabila melihat anaknya
tidak manunaikan ibadah puasa dan apabila anaknya berpuasa maka dia dengan
sengaja duduk makan belum pada waktunya.
M18 maulae, kaasiuka pakemuanamaulae, pewiwila sekamaeyaaartinya:kasihan tingkahmu iniberjalan dengan keaiban
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ka-a-si-u-ka-pa-ke-mu-a-na (15 suku kata)
Ma-u-la-e-pe-wi-wi-la-se-ka-ma-e-ya-a (14 suku kata)
55
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: memiliki persamaan bunyi /a/ pada kata kaasiuka dan pakemuana.
Baris kedua: terdapat pula persamaan bunyi /a/ pada kata pewiwila dan kata
sekamaeyaa.
Persamaan bunyi antar baris:
Dalam baris pertama dan kedua terdapat dua kali pengungan bunyi yang sama yaitu
bunyi /a/ pada kata kaasiuka dan pewiwila serta kata pakemuana dan kata
sekamaeyaa, bunyi /p/ pada kata pakemuana dan kata pewiwila.
Isi: maula di atas biasa digunakan seseorang untuk mencurahkan isi hatinya
karena telah melihat sikap seorang anak yang tidak baik dan harus hidup dengan
menanggung aib yang sangat memalukan.
M19 maulae, mbohake mokesa hakemaulae, hawai pakemu nomorombuartinya:biarpun kau cantik jelitatetapi tingkahmu sangat urakan
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-mbo-ha-ke-mo-ke-sa-ha-ke (12 suku kata)
Ma-u-la-e-ha-wa-i-pa-ke-mu-no-mo-ro-mbu (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
56
Baris pertama: memiliki persamaan bunyi /m/ pada kata mbohake dan kata mokesa
kemudian bunyi /e/ pada kata mbohake dan hake.
Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /u/ pada kata pakemu dan nomorombu.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /h/ pada kata hake di baris pertama dan kata hawai di baris
kedua.
Isi: maula tersebut merupakan maula yang berisi curahan hati seorang ibu yang
malihat anaknya yang memiliki wajah yang cantik jelita tetapi kecantikan yang
dimiliki anaknya tidak sesuai dengan sikapnya yang sangat urakan.
M20 maulae, olalonto oboasahinemaulae, ba nomembali kaliliwueartinya:isi hati harus diungkapkannanti bisa menjadi rindu
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-o-la-lon-to-o-bo-a-sa-hi-ne (14 suku kata)
Ma-u-la-e-ba-no-me-mba-li-ka-li-li-wu-e (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata olalonto dan kata
oboasahinine.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
57
Baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /e/ pada kata toboasahine dan
kata kaliliewue.
Isi: maula di atas berisi nasihat bahwa apabila kita memiliki atau mempunyai
sebuah perasaan kepada orang lain maka jangan di pendam dalam hati sebab
apabila perasaan tersebut di pendam dalam hati maka akan mengakibatkan
penyakit rindu. Maula ini biasanya digunakan oleh seorang muda-mudi yang
sedang jatuh cinta.
M21 maulae, adikae kaliliwuuanamaulae, ane katoo moborawiteartinya:biarlah rindu kusimpan sajakalaulah jodoh pasti bertemu
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-a-di-ka-e-ka-li-li-wu-u-a-na (15 suku kata)
Ma-u-la-e-a-ne-ka-to-o-mo-bo-ra-wi-te (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada
Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /e/ pada kata ane dan moborawite.
Persamaan bunyi antar baris:
Antara baris pertama dan baris kedua memiliki persamaan bunyi /e/ pada kata adikae
dan kata ane, san kata moborawite.
58
Isi: maula di atas biasanya digunakan oleh para pemuda untuk merayu seorang
wanita bahwa sebenarnya dia memiliki rasa rindu kepada seorang gadis tapi dia
telah menyembunyikan perasaan tersebut karena menurutnya apabila mereka
ditakdirkan untuk berjodoh maka tidak akan ke mana-mana lagi.
M22 maulae, adikae pogaunto iwulamaulae, umbaaso wula namisiemoartinya:akan kusimpan perjanjian kita di bulanmuncul bulan kau menangis tersedu-sedu
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-a-di-ka-e-po-ga-u-nto-i-wu-la (15 suku kata)
Ma-u-la-e-um-ba-a-so-wu-la-na-mi-si-e-mo (15 suku kata)
Persamaan bunyi
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /o/ pada kata umbaaso dan namisiemo.
Persamaan bunyi antar baris:
Antara baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /o/ pada kata pogaunto
dan kata umbaaso.
Isi: maula tersebut merupakan maula yang biasa digunakan oleh seseorang untuk
mencurahkan isi hatinya bahwa dia akan menyimpan segala perjanjian dengan
seseorang di bulan karena apabila orang tersebut meilihat bulan maka dia akan
bias merasakan apa yang dirasakan oleh orang tersebut.
59
M23 maulae, omata ajumaganiemaulae, bawite anosala lalonoartinya:wahai mata akan kukendalikanjangan sampai berbelok arah
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-o-ma-ta-a-ju-ma-ga-ni-e (13 suku kata)
Ma-u-la-e-ba-wi-te-a-no-sa-la-la-lo-no (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunti satu baris:
Baris pertama: tidak ada
Baris kedua: tidak ada
Persamaan bunyi antar baris baris:
Baris pertama dan kedua terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata ajumaganie dan kata
anosala.
Isi: maula di atas berisi tentang janji seorang pemuda kepada gadisnya bahwa ia
akan selalu mengendalikan dan menjaga matanya dan tidak akan berpaling dari
dirinya. Maula ini biasa digunakan oleh para muda-mudi untuk menyampaikan
maksudnya kepada kekasih mereka.
M24 maulae, mbohake udikae lalomumaulae, ane katoo impae minteartinya:biarpun kau simpan perasaanmukalau jodoh kau mau ke mana
60
Jumlah suku kata:
ma-u-la-e-mbo-ha-ke-u-di-ka-e-la-lo-mu (14 suku kata)
ma-u-la-e-a-ne-ka-to-o-i-mpa-e-mi-nte (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat bunyi /e/ pada kata mbohake dan kata udikae.
Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /e/ pada kata ane, impae, dan kata minte.
Persamaan bunyi antar baris:
Antara baris pertama dan baris kedua meiliki persamaan bunyi /e/ pada kata mbohake
dan ane, kemudian kembali terjadi persamaan bunyi /e/ pada kata udikae dan impae.
Isi: maula ini biasa digunakan oleh seorang pemuda untuk seorang gadis yang
suka memnyembunyikan perasaannya, bahwa menurut pemuda tersebut biarpun si
gadis mentembunyikan perasaannya jika waktu telah menentukan mereka
berjodoh maka si gadis tidak bias ke mana-mana lagi.
M25 maulae, mate ama tokeehinemaulae, mate ina topolinguartinya:meninggal ayah kita bertangisanmeninggal ibu kita berceceran
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ma-te-a-ma-to-ke-e-hi-ne (13 suku kata)
Ma-u-la-e-ma-te-i-na-to-po-li-ngu (12 suku kata)
Persamaan bunyi:
61
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /e/ pada kata mate dan tokeehine.
Baris kedua:
Persamaan bunyi antar baris:
Antara baris pertama terdapat persamaan bunyi /m/ pada kata mate di kedua baris,
kemudian juga terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata ama dan kata ina. Bunyi /t/
pada kata tokohine dan kata topolingu.
Isi: maula tersebut berisi curahan hati seorang anak yang ditinggalkan oleh kedua
orang tuanya. Pada saat ayahnya meninggal mereka menagis tersedu-sedu dan
ketika ibu mereka meninggal maka merekapun bercerai berai antara satu sama
lain.
M26 maulae, kaasi tombali ana mohanemaulae, kondaloana toowa hakeartinya:kasihan menjadi anak laki-lakilautan besar sangatlah luas
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ka-a-si-to-mba-li-a-na-mo-ha-ne (15 suku kata)
Ma-u-la-e-ko-nda-la-na-to-o-wa-ha-ke (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat pengulangan bunyi /i/ pada kata kaasi dan tombali. Kemudian
Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata kondaloana dan toowa.
62
Persamaan bunyi antar baris:
Baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /k/ dan bunyi /e/ pada kata kaasi,
kondalo, mohane dan kata hake.
Isi: maula ini berisi tentang curahan hati seorang anak laki-laki yang memiliki
tanggung jawab besar untuk menafkahi keluarga dan itu merupakan tanggung
jawab yang berat.
M27 maulae, isababarie anano inamaulae, hawite yau cianawewasoartinya:di antara semua anak ibuhanya aku yang dianak tirikan
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-i-sa-ba-ba-ri-e-a-na-no-i-na (15 suku kata)
Ma-u-la-e-ha-wi-te-ya-u-ci-a-na-we-wa-so (15 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: bunyi /i/ pada kata isababarie dan kata ina.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Antara baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /e/ pada kata isababarie
dan katahawite. Bunyi /o/ pada kata anano dan cianawewaso.
63
Isi: maula tersebut berisi tentang curahan hati seorang anak yang merasa dianak
tirikan oleh ibu kandungnya sebab di antara semua anak dari ibunya dia merasa
hanya dirinyalah yang diberi kasih sayang yang kurang.
M28 maulae, koie kapopasalaasomaulae, porompu-rompunto nobinasaartinya:jangan pernah saling menuduhpersatuan bias berantakan
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ko-i-e-ka-po-pa-sa-la-a-so (14 suku kata)
Ma-u-la-e-po-ro-mpu-ro-mpu-nto-no-bi-na-sa (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: memiliki persamaan bunyi /k/ pada kata koie dan kata kapasalaaso.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata kapopasalaaso dan kata romputo.
Isi: maula di atas berisi tentang nasihat seorang orang tua kepada anak-nakanya
untuk jangan saling menyalahkan antara satu sama lain sebab apabila hal tersebut
terjadi maka persatuan dan kebersamaan bisa hancur lebur.
M29 maulae, gagari atampo apimaulae, cuumu wite majojolinoartinya:setiap aku menyalakan api
64
lututmu saja yang menutupinya
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ga-ga-ri-a-ta-mpo-a-pi (12 suku kata)
Ma-u-la-e-cu-u-mu-wi-te-ma-jo-jo-li-no (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /i/ pada kata gagari dan kata api. Bunyi /a/
pada kata atampo dan kata api.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata atampo dan kata majojolino.
Isi: maula tersebut merupakan maula yang berisi tentang ajaran agama, yaitu
bahwa agama mengajarkan kita untuk tidak meminta-minta atau mengemis
selama kita masih mampu untuk bekerja.
M30 maulae, ane hela agori mbulemaulae, banokabusi pogauntoartinya:kalau berlayar cepat pulangnanti perjanjian bias terlambat
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-a-ne-he-la-a-go-ri-mbu-le (13 suku kata)
Ma-u-la-e-ba-no-ka-bu-si-po-ga-u-nto (13 suku kata)
65
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: persamaan bunyi /e/ pada kata ane dan kata mbule. Bunyi /a/ pada kata
ane dan kata agori.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Dalam baris pertama dan baris kedua memiliki persamaan bunyi /i/ pada kata agori
dan kata banokabusi.
Isi: maula tersebut adalah berbicara tentang harapan seorang gadis kepada
kekasihnya agar cepat pulang dari perantauan sehingga perjanjian yang telah
mereka sepakati tidak terlamabat dan tidak berantakan.
M31 maulae, adika bara ikampangamaulae, nocipeeta tamudanieartinya:kusimpan barang di tempat sirihbila dicari akan diingat
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-a-di-ka-ba-ra-i-ka-mpa-nga (13 suku kata)
Ma-u-la-e-no-ci-pe-e-ta-ta-mu-da-ni-e (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /a/ pada akhir kata adika, bara, dan kata
ikampanga.
66
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi di tengah baris yaitu bunyi /a/
pada kata bara dan nocipeeta.
Isi: maula ini merupakan maula percintaan dan biasa digunakan oleh para muda-
mudi untuk menyatakan sesuatu yaitu bahwa dia telah menyimpan sesuatu
perasaan dan jika orang lain peka terhadap perasaan tersebut maka akan mudah
dimengerti.
M32 maulae, omia nopekantai bulawamaulae, hake so pekantai dosaartinya:orang menggantung permatasedang kau menggantung dosa
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-o-mi-a-no-pe-ka-nta-i-bu-la-wa (15 suku kata)
Ma-u-la-e-ha-ke-so-pe-ka-nta-i-do-sa (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: yaitu bunyi /a/ pada kata omia dan kata bulawa.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
67
Antara baris pertama dan baris kedua memiliki persamaan bunyi /i/ dan bunyi /a/
pada kata nopekantai dan pekantai serta pada kata bulawa dan kata dosa.
Isi: maula ini merupakan maula yang mengajarkan tentang agama yaitu dengan
cara membanding-bandingkan sikap seseorang dengan orang lain dengan harapan
orang tersebut bisa bertobat. Maula ini disamapikan dalam bentuk sindiran.
M33 maulae, dawuau cianabelomaulae, hake so kodawua beloartinya:saya bernasib burukdan kau bernasib baik
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-da-wu-a-u-ci-a-na-be-lo (13 suku kata)
Ma-u-la-e-ha-ke-so-ko-da-wu-a-be-lo (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: dalam kata so dan belo terdapat pengulangan bunyi /o/.
Persamaan bunyi antar baris:
Pada baris pertama dan baris kedua dalam kata cianabelo dan pada kata belo memiki
persamaan bunyi /o/.
Isi: maula tersebut merupakan maula yang berisi tentang curahan hati seseorang
yang
memiliki nasip yang kurang beruntung dan mencoba untuk membandingkan kehi
68
dupan yang di jalaninya dengan kehidupan orang lain yang memiliki kehidupan
lebih baik.
M34 maulae, sakara nososo lalomumaulae, pogaunto notarusumartinya:kini kau menyesalpembicaraan sudah berlanjut
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-sa-ka-ra-no-so-so-la-lo-mu (13 suku kata)
Ma-u-la-e-po-ga-u-nto-no-ta-ru-su-mo (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: terdapat bunyi /o/ di akhir kata yaitu terdapat pada kata pogaunto dan
notarusumo.
Persamaan bunyi antar baris:
Persamaan bunyi /o/ antara baris perta dan kedua yang terdapat di tengah yaitu pada
kata pogaunto dan kata nososo.bunyi /n/ pada kata nososo dan kata notarusumo.
Isi: setelah semuanya telah berjalan dengan lancara batulah kau menyesali
semuanya. Pernyataan tersebut merupakan isi dari maula di atas yang biasanya
digunakan oleh para pemuda yang sedang menjalis sebuah hubungan yang
dilandaskan oleh keterpaksaan.
M35 maulae, isami cia tamungkuso
69
maulae, maapa bundo sausamuartinya:kami tidak mengajakmumengapa kamu datang sendiri
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-i-sa-mi-ci-a-ta-mung-ku-so (13 suku kata)
Ma-u-la-e-ma-a-pa-bu-ndo-sa-u-sa-mu (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baeris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Antara baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /a/ pada kata cia dan kata
maapa.
Isi: maula tersebut merupakan maula yang biasa digunakan oleh orang tua untuk
menasihati ank-anaknya apabila seseorang tidak mengajak atau mengundang kita
kesuatu tempat atau suatu acara maka kita jangan seenaknya ikut padahal kita
tidak diundang.
M36 maulae, pogaumu mangada hakemaulae, lalomu langae ndeartinya:bercakap-cakap sangat baikdi hati dikunci rapat
Jumlah suku kata:
70
Ma-u-la-e-po-ga-u-mu-ma-nga-da-ha-ke (13 suku kata)Ma-u-la-e-la-lo-mu-la-nga-e-nde (11 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: persamaan bunyi /e/ pada kata langae dan kata hake.
Persamaan bunyi antar baris:
Dalam baris pertama dan kedua terdapat persamaan bunyi /u/ pada kata pogaumu dan
kata lalomu serta persamaan bunyi /e/ di akhir baris pertama dan kedua pada kata
hake dan kata nde.
Isi: maula tersebut merupakan curahan hati seseorang yang merasa tidak suka
pada sifat yang suka bicara manis namun dalam hati ternyata busuk.
M37 maulae, imatau pogau mondeumaulae, inte hela pogauiso miaartinya:di depan mata bicara tidak maupergi berlayar muncul fitnah
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-i-ma-ta-u-po-ga-u-mo-nde-u (14 suku kata)Ma-u-la-e-in-te-he-la-po-ga-u-i-so-mi-a (15 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: persamaan bunyi /u/ pada kata imatau, pogau dan kata mondeu.
71
Baris kedua: persamaan bunyi /a/ pada kata hela dan kata mia.
Persamaan bunyi antar baris:
Pada kata imatau dan kata inte terdapat persamaan bunyi /i/ di awal kata dalam baris
pertama dan baris kedua.
Isi: maula tersebut berisi tentang curahan hati seoranggadis, yaitu si gadis
mencurahkan isi hatinya tentang kepergian sang kekasih yang tidak jujur pada
sang gadis sehingga pada saat sang kekasih pergi merantau di negeri orang maka
timbullah fitnah yang menyakitkan.
M38 maulae, kokesano juragamaulae, kokesano cianabaliartinya:cantik-cantik juragankecantikannya tidak berubah
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ko-ke-sa-no-ju-ra-ga (11 suku kata)
Ma-u-la-e-ko-ke-sa-no-ci-a-na-ba-li (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Persamaan bunyi /k/ di awal kata pada baris pertama dan kedua terdapat pada kata
kokesano, dan persamaan bunyi /o/ pada kata kokesano.
72
Isi: maula tersebut merupakan curahan hati seseorang yang mengagumi
kecantikan seorang gadis yang tidak pernah berubah atau tidak pernah luntur
walaupun telah dimakan usia. Maula ini biasa digunakan oleh seorang pemuda.
M39 maulae, dunia hawite noantagimaulae, iakherati sakocuhunoartinya:dunia hanya menungguakhirat yang sebenarnya
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-du-ni-a-ha-wi-te-no-a-nta-gi (14 suku kata)
Ma-u-la-e-i-a-khe-ra-ti-sa-ko-cu-hu-no (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Persamaan bunyi /i/ pada kata noantagi di baris pertama dan kata iakherati di baris
kedua.
Isi: isi maula tersebut adalah agama selalu menekankan bahwa hidup kita di dunia
tidaklah abadi tetapi kehidupan yang abadi dan kekal adalah kehidupan kita
diakhirat.
M40 maulae, ina tade cibantimaulae, ita mohane memaninoartinya: ibu berdiri terbantinglihat laki-laki yang menagih
73
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-i-na-ta-de-ci-ba-nti (11 suku kata)
Ma-u-la-e-i-ta-mo-ha-ne-me-ma-ni-no (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: persamaan bunyi /m/ pada kata mohane dan kata memanino.
Persamaan bunyi antar baris:
Persamaan bunyi antara baris pertama dan kedua adalah persamaan bunyi /i/ di awal
baris dan bunyi /e/ di tengah baris yaitu pada kata ina dan kata ita serta kata tade dan
kata mohane.
Isi: maula diatas merupakan curahan hati seorang ibu yang sedang dililit hutang
dan kemudian pingsan akibat seorang rentenir datang menagih dengan mendadak
dan dengan cara yang kasar.
M41 maulae, La Busu cibanci witemaulae, nokura kadaneartinya:La Busu akan dibenciKarena kurang jaminan badan
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-La-Bu-su-ci-ba-nci-wi-te (12 suku kata)
Ma-u-la-e-no-ku-ra-ka-da-ne (10 suku kata)
Persamaan bunyi:
74
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Pada akhir baris terdapat persamaan bunyi /e/ pada kata wite dan kata kadane dalam
baris pertama dan baris kedua.
Isi: maula tersebut berisi curahan hati seseorang yang kasihan melihat nasib La
Busu yang dibenci oleh masyarakat dikarenakan oleh La Busu tidak memiliki
harta dan hidup dalam kemiskinan.
M42 maulae, sumanomo eje kokasosomaulae, ciapouka kadawu paksaartinya:sedangkan gembira ada penyesalanapalagi memberi paksaan
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-su-ma-no-mo-e-je-ko-ka-so-so (14 suku kata)
Ma-u-la-e-ci-a-po-u-ka-ka-da-wu-pa-ksa (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: pada kata sumanomo dan kata kasoso memiliki persamaan bunyi /o/.
Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /a/ pada kata ciapouka dan kata paksa.
Persamaan bunyi antar baris:
75
Terdapat persamaan bunyi /k/ pada kata kokesano dan kata kadawu.
Isi: maula di atas merupakan ajaran agama yaitu sedangkan dalam sebuah
kegembiraan yang kita dapatkan pasti ada penyesalan yang tidak kita sadari
apalagi kita memiliki atau memberi sesuatu dengan pakasaan dan tidak ikhlas.
M43 maulae, Wa Aru noholi sepaksamaulae, mencuru nocilingu sausaartinya:Wa Aru membeli dengan paksaKadang-kadang ditinggal sendiri
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-Wa-A-ru-no-ho-li-se-pa-ksa (13 suku kata)Ma-u-la-e-men-cu-ru-no-ci-li-ngu-sa-u-sa (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata wad an kata sepaksa.
Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /u/ pada kata aru dan mencuru.
Persamaan bunyi antar baris:
Baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /n/ pada kata noholi dan kata
nocilingu .Bunyi /a/ dan bunyi /s/ pada kata sepaksa dan kata sausa.
Isi: maula di atas berisi tentang ajaran agama bahwa kita sebagai umat manusia
agar tidak memaksakan kehendak kita kepada orang lain, sebab jika kita
memaksakan kehendak kita pada orang lain maka kita akan dijauhi oleh orang-
orang di sekitar kita dan kitapun ditinggal dalam kesendirian yang menyedihkan.
76
M44 maulae, sumanomo bente nomopasimomaulae, ciapo kadaki pogauntoartinya:sedangkan benteng sudah hancurapalagi rusaknya perjanjian
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-su-ma-no-mo-be-nte-no-mo-pa-si-mo (15 suku kata)Ma-u-la-e-ci-a-po-ka-da-ki-po-ga-u-nto (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata sumanomo dan kata
nomopasimo. Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /o/ pada kata ciapo dan
pogaunto.
Persamaan bunyi antar baris:
Antara baris pertama dan kedua terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata nomopasimo
dan kata pogaunto. Bunyi /o/ juga terdapat pada kata sumanomo dan kata ciapo.
Isi: maula diatas berisi tentang curahan hati seseorang yang menyatakan bahwa
sebuah benteng yang kokoh saja bisa terbanting dan hacur berantakan apalagi
hanya perjanjian yang tidak dilandasi dengan tanggung jawab dan keseriusan.
M45 maulae, modadakino pogauntoanamaulae, namesua wite inarakaartinya:yang merusak perjanjianmaka akan masuk neraka
Jumlah suku kata:
77
Ma-u-la-e-mo-da-da-ki-no-po-ga-u-nto-a-na (15 suku kata)Ma-u-la-e-na-me-su-a-wi-te-i-na-ra-ka (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata namesua dan kata inaraka.
Persamaan bunyi antar baris:
Antara baris pertama dan baris kedua memiliki persamaan bunyi /a/ di akhir baris
yaitu pada kata pogauntoana dan kata inaraka.
Isi: agama selalu mengajarkan kita untuk selalu menepati janji sebab siapa saja
yang mencoba mengingkari janji maka dia akan masuk neraka.
M46 maulae, amate itongano kondalomaulae, pokoburu itongano ewoartinya:saya mati di tengah lautankuburkan aku di tengah ombak
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-a-ma-te-i-to-nga-no-ko-nda-lo (15 suku kata)Ma-u-la-e-po-ko-bu-ru-i-to-nga-no-ewo (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata itongano dan kata kondalo.
Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata itongano dan kata ewo.
78
Persamaan bunyi antar baris:
Baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /i/ pada kata itongano dan
bunyi /o/ di akhir baris pada kata kondalo dan kata ewo.
Isi: maula di atas biasa digunakan oleh para pemuda yang kan pergi merantau dan
menitipkan pesan buat kekasihnya bahwa apabila ia tidak kembali lagi maka
simpanlah kenangan mereka di dalam hati.
M47 maulae, koisopo gauaso mateamaulae, inggita ciapo tamoboraartinya:jangan dulu berbicara matikita belum bermadu kasih
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ko-i-so-po-ga-u-a-so-ma-te-a (15 suku kata)Ma-u-la-e-in-ggi-ta-ci-a-po-ta-mo-bo-ra (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata koisopo dan kata gauaso.
Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata inggita dan kata tamobora.
Persamaan bunyi antar baris:
Antara baris pertama dan kedua terdapat persamaan bunyi /a/ pada akhir baris yaitu
dalam kata matea dan kata tamobora. Bunyi /o/ pada kata gauaso dan kata ciapo.
79
Isi: maula di atas merupakan maula percintaan yaitu maula yang digunakan oleh
seorang gadis untuk kekasihnya bahwa jangan pernah bicara tentang kematian
sedangkan kita belum bermadu kasih.
M48 maulae, mboopo aminte ikoliwunomaulae, kongeapo poserentoartinya:sebelum aku ke pulau sebrangresmikan dulu hubungan kita
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-mbo-o-po-a-mi-nte-i-ko-li-wu-no (15 suku kata)Ma-u-la-e-ko-nge-a-po-po-se-re-nto (12 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata mboopo dan kata ikoliwuno.
Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /o/ pada kata kongeapo dan kata poserento.
Persamaan bunyi antar baris:
Antara baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /o/ pada awal dan akhir
baris.
Isi: maula tersebut biasanya digunakan oleh seorang pemuda yang meminta
kekasihnya bahwa dia menginginkan sebelum melakukan pelayaran dia ingin agar
hubungan mereka diresmikan atau dia ingin segera menikah.
M49 maulae, ane nakongea kaserentomaulae, rompupo mancuanaartinya:
80
kalau ingin hubungan resmikumpulkan dulu orang tua
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-a-ne-na-ko-nge-a-ka-se-re-nto (14 suku kata)Ma-u-la-e-ro-mpu-po-ma-ncu-a-na (11 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Persamaan bunyi /o/ pada kata kasereanto dan kata rompupo. Kemudian bunyi /a/
pada kata nokongea dan kata mancuana.
Isi: maula di atas biasa digunakan seorang gadis untuk emnjawab lamaran seorang
pria yaitu apabila pria tersebut menginginkan sebuah hubungan yang resmi maka
bicarakan terlebih dahulu dengan orang tua.
M50 maulae, tarima kasi kalambeumaulae, antagiau isabuaartinya:terimah kasih gadis maniskutunggulah aku di pelaminan
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ta-ri-ma-ka-si-ka-la-mbe-u (13 suku kata)Ma-u-la-e-a-nta-gi-a-u-i-sa-bu-a (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
81
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: bunyi /k/ pada kata kasi kalambeu.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /u/ pada kata kalambeu di baris pertama dan kata antagiau
di baris kedua.
Isi: ucapan terimah kasih yang mendalam dan tulus buat sang pujaan hati atas
kesediannya dipinang atau dilamar dan bersedia bersanding di pelaminan. Maula
ini biasa digunakan seorang pemuda untuk menyampaikan hasratnya kepada sang
pujaan hati.
M51 maulae, darino inanto koi pogeramaulae, bakodosa sababari ingkitaartinya:nasehat ibu jangan bertengkarnanti semua jadi berdosa
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-da-ri-no-i-na-nto-ko-i-po-ge-ra (15 suku kata)
Ma-u-la-e-ba-ko-do-sa-sa-ba-ba-ri-i-ngki-ta (15 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: persamaan bunyi /o/ kata adarino dan kata inanto.
Baris kedua: persamaan bunyi /a/ pada kata kodosa dan kata ingkita.
Persamaan bunyi antar baris:
82
Antara baris pertama terdapat persamaan bunyi /a/ pada akhir baris yaitu pada kata
pogera dan ingkita. Bunyi /i/ pada kata koi dan kata sababari.
Isi: maula ini biasa digunakan para orang tua untuk menasihati anak-anaknya
untuk tidak saling bertengkar antar sesama saudara sebab jika pertengkaran itu
terjadi maka kita berdosa.
M52 maulae, ane cia sambaheamaulae, kahonto naraka ciambemoartinya:kalau tidak sembahyangpintu neraka sudah terbuka
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-a-ne-ci-a-sa-mba-he-a (12 suku kata)
Ma-u-la-e-ka-ho-nto-na-ra-ka-ci-a-mbe-mo (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata cia dan kata sambahea.
Baris kedua: bunyi /o/ pada kata kahonto dan kata ciambemo.
Persamaan bunyi atnar baris:
Persamaan bunyi /c/ pada kata cia dan kata ciambemo, kemudian bunyi /a/ pada kata
cia dan naraka.
Isi: maula tersebut merupakan maula yang berisi tentang ajaran agama bahwa
apabila kita tidak melaksanakan kewajiban kita untuk bersembahnyang maka
pintu neraka telah menunggu kita di akhirat nanti.
83
M53 maulae, kasameano mancuanatomaulae, jagae ngeano eleaartinya:pesan orang tuajaga martabat keluarga
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ka-sa-me-a-no-ma-ncu-a-na-to (14 suku kata)
Ma-u-la-e-ja-ga-e-nge-a-no-e-le-a (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Baris pertama: bunyi /o/ pada kata kasameano dan kata mancuananto.
Bari kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata kasameano dan kata ngeano.
Isi: maula tersebut berisi nasihat seorang orang tua kepada anaknya agar sang
anak selalu tetap menjaga dan menjunjung tinggi nama baik keluarga.
M54 maulae, poandea koie tengkaimaulae, cia sekabeloanoartinya:jangan sombong dalam bergaulitu tidak ada baiknya
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-po-a-nde-a-ko-i-e-te-ngka-i (14 suku kata)
Ma-u-la-e-ci-a-se-ka-be-lo-a-no (12 suku kata)
Persamaan bunyi:
84
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama:
Baris kedua:
Persamaan bunyi antar baris:
Isi:
Maula di atas berisi tentang nasihat yaitu apabila kita bergaul dalam lingkungan
masyarakat maka janganlah kita sombong dan angkuh sebab hal itu tidak meiliki nilai
kebaikan di mata Tuhan ataupun di mata masyarakat.
M55 maulae, poandea koie boraasumaulae, cia belo bangunoartinya:jangan bergaul sembarangberdampak tidak tidak baik
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-po-a-nde-a-ko-i-e-bo-ra-a-su (15 suku kata)
Ma-u-la-e-ci-a-be-lo-ba-ngu-no (11 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata belo dan kata banguno.
Persamaan bunyi antar baris:
85
Baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi di awal baris yaitu bunyi /a/ pada
kata poandea dan kata cia. Bunyi /b/ pada kata boraasu dan kata belo.
Isi: maula tersebut berisi tentang nasihat seorang ibu kepada anak-anaknya agar
tidak bergaul dengan sembarang orang sebab pergaulan yang tidak baik akan
berdapak tidak baik pula bagi diri kita sendiri.
M56 maulae, kakara elea topomaasimaulae, ciambali topogeraartinya:sesama saudara saling menyayangitidak boleh bertikai
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ka-ka-ra-e-le-a-to-po-ma-a-si (15 suku kata)
Ma-u-la-e-ci-a-mba-li-to-po-ge-ra (12 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: memiliki persamaan bunyi /a/ pada kata kakara dan kata elea.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /t/ pada kata topo yang terdapat
di tengah baris. Bunyi /a/ pada kata elea dan kata topogera.
Isi: maula di atas berisi tentang nasihat seorang ibu kepada anak-anaknya agar
tidak bertengkar atau bertikai antara sesama saudara dan sudah seharusnya antara
saudara saling menyayangi satu sama lain.
86
M57 maulae, ane totonto miamaulae, koie toita kadaneenoartinya:kalau memandang seseorangjangan lihat dari hartanya
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-a-ne-to-to-nto-mi-a (11 suku kata)
Ma-u-la-e-ko-i-e-to-i-ta-ka-da-ne-e-no (15 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: bunyi /k/ pada kata koie dan kata kadaneeno.
Persamaan bunyi natar baris:
Persamaan bunyi /e/ pada kata ane dan kata koie, bunyi /t/ pada kata tonto dan kata
toita, bunyi /a/ pada kata mia dan kata toita, bunyi /o/ pada kata tonto dan kata
kadeneeno.
Isi: maula tersebut biasa digunakan oleh orang tua untuk menasihati anak-
anaknya.
M58 maulae, ai hargangi manga akamaulae, hake aka moasie ainoartinya:adik menghargai kakakdan kakak menyayangi adik
Jumlah suku kata:
87
Ma-u-la-e-a-i-ha-rga-ngi-ma-nga-a-ka (13 suku kata)
Ma-u-la-e-ha-ke-a-ka-mo-a-si-e-a-i-no (15 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: persamaan bunyi /i/ pada kata ai dan kata hargangi, bunyi /a/ pada kata
manga dan kata aka.
Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /e/ pada kata hake dan kata moasie.
Persamaan bunyi antar baris:
Baris pertama dan kadua memiliki persamaan bunyi /h/ pada kata hargangi dan kata
hake, bunyi /a/ pada kata aka dan kata manga, bunyi /m/ pada kata manga dan kata
moasie.
Isi: maula tersebut berisi nasihat yang biasanya digunakan oleh orang tua untuk
menasihati anak-anaknya.
M59 maulae, tohokoloe kadarino Allah maulae, tolingue kalaranginoartinya:harus taat dan patuh pada tuhanjauhilah larangannya
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-to-ho-ko-lo-e-ka-da-ri-no-Allah (14 suku kata)
Ma-u-la-e-to-li-ngu-e-ka-la-ra-ngi-no (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
88
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Persamaan bunyi /t/ dan /i/ pada kata tohokoloe pada baris pertama dan kata tolingue
pada baris kedua, bunyi /k/ dan /o/ pada kata kaadarino dan kata kalarangino.
Isi: maula tersebut berisi tentang ajaran agama.
M60 maulae, topogau semancuanamaulae, tabeano tokoadatiartinya:berbicara dengan orang tuaharus sopan dan santun
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-to-po-ga-u-se-ma-ncu-a-na (13 suku kata)
Ma-u-la-e-ta-be-a-no-to-ko-a-da-ti (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: persamaan bunyi /t/ pada kata tabeano dan kata tokoadati.
Persamaan bunyi antar baris:
Persamaan bunyi /t/ pada kata topogau di baris pertama dan kata tabeano di baris
kedua.
89
Isi: maula tersebut merupakan maula yang biasa digunakan oleh orang tua untuk
mendidik dan menasihati anak-anaknya.
M61 maulae, towila ibanuano miamaulae, koie molimpu pe asalamuartinya:berkunjung ke rumah orangjangan lupa mengucap salam
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-to-wi-la-i-ba-nu-a-no-mi-a (14 suku kata)
Ma-u-la-e-ko-i-e-mo-li-mpu-pe-a-sa-la-mu (15 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baria pertama: persamaan bunyi /a/ pada kata towila dan kata mia.
Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /e/ pada kata koie dan kata pe, kemudia
bunyi /u/ pada kata molimpu dan kata asalamu.
Persamaan bunyi antar baris: tidak ada.
Isi: maula tersebut berisi tentang ajaran agama dalam bertatakrama di rumah
orang.
M62 maulae, tolalo yaroano mancuanamaulae, koie molimpu petabeaartinya:lewat di depan orang tuajangan lupa ucap permisi
Jumlah suku kata:
90
Ma-u-la-e-to-la-lo-ya-ro-a-no-ma-ncu-a-na (15 suku kata)
Ma-u-la-e-ko-i-e-mo-li-mpu-pe-ta-be-a (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: persamaan bunyi /o/ pada kata tolalo dan kata yaroano.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Persamaan bunyi /a/ antara baris pertama dan kedua pada kata mancuana dan kata
petabea, bunyi /m/ pada kata mancuana dan kata molimpu.
Isi: maula di atas mengandung ajaran agama dalam hal sikap sopan santun
terhadap orang yang lebih tua dari kita.
M63 maulae, kaasi dane tokikidimaulae, lalonto dane motehiartinya:kasihan kita masih kecilhati kita masih takut
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ka-a-si-da-ne-to-ki-ki-di (13 suku kata)
Ma-u-la-e-la-lo-nto-da-ne-mo-te-hi (12 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: persamaan bunyi /i/ pada kata kaasi dan kata tokikidi.
Baris kedua: tidak ada.
91
Persamaan bunyi antar baris:
Antara baris pertama dan baris kedua memiliki persamaan bunyi /d/ dan /e/ pada kata
danee yang serta bunyi /i/ pada kata tokikidi di baris pertama dan kata motehi di
baris kedua.
Isi: isi maula tersebut adalah tentan curahan hati seorang anak yang memiliki
kerendahan hati.
M64 maulae, kaasi mbali anangkaelumaulae, ganae banuano miaartinya:kasihan menjadi anak yatimkita keliling rumahnya orang
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ka-a-si-mba-li-a-na-ngka-e-lu (14 suku kata)
Ma-u-la-e-ga-na-e-ba-nu-a-no-mi-a (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persaman bunyi satu baris:
Baris pertama: persamaan bunyi /i/ pada kata kaasi dan kata mbali.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /m/ pada kata mbali dan kata mia.
Isi: isi maula tersebut adalah merupakan curahan hati seorang anak yatim piatu.
M65 maulae, oina awilamo yaumaulae, awila ikambelaisa
92
artinya:hai ibu aku akan pergiaku pergi di tempat yang jauh
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-o-i-na-a-wi-la-mo-ya-u (13 suku kata)
Ma-u-la-e-a-wi-la-i-ka-mbe-la-i-sa (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: persamaan bunyi /a/ pada kata wila dan mbelaisa.
Persamaan bunti antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /a/ di antara baris pertama dan baris kedua pada kata oina
dan kata awila yang terletak di awal baris.
Isi: maula tersebut berisi tentang curahan hati seorang anak, maula ini biasanya
digunakan oleh para pria yang akan berlayar ke pulau sebrang.
M66 maulae, hulamu mbo kongada wulamaulae, masangia lalomuuka artinya:wajahmu seindah rembulansemoga hatimu juga demikian
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-hu-la-mu-mbo-ko-nga-da-wu-la (13 suku kata)
Ma-u-la-e-ma-sa-ngi-a-la-lo-mu-u-ka (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
93
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata kongada dan kata wula.
Baris kedua: persamaan bunyi /a/ pada kata masangia dan kata lalomuuka.
Persamaan bunyi antar baris:
Persamaan bunyi /a/ pada kata wula di baris pertama dan kata lalomuuka di baris
kedua yang berada di baris terakhir.
Isi: maula tersebut berisi tentang curahan hati yang biasa dipakai oleh seorang
pemuda yang memnginginkan seorang gadis.
M67 maulae, kondalono tai nociukuru maulae, lalono mia yeenaboraeartinya:dalamnya lautan dapat diukurhati orang siapa yang tau
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ko-nda-lo-no-ta-i-no-ci-u-ku-ru (15 suku kata)
Ma-u-la-e-la-lo-no-mi-a-ye-e-na-bo-ra-e (15 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
94
Persamaan bunyi /o/ pada kata kondalono di baris pertama dan kata lalono di baris
kedua.
Isi: maula di atas merupakan maula curahan hati bisa di lantunkan oleh siapa saja.
M68 maulae, kaasi namisiuanamaulae, poantagi cia selelenoartinya:kasihan perasaanku inimenunggu tanpa kepastian
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ka-a-si-na-mi-si-u-a-na (13 suku kata)
Ma-u-la-e-po-a-nta-gi-ci-a-se-le-le-no (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /i/ pada kata kaasi di baris pertama dan kata poantagi di
baris ke dua.
Isi: maula tersebut merupakan maula yang berisi tentang curahan hati seseorang
yang sedang menunggu tanpa kepastian.
M69 maulae, koiepo pemamarimbamaulae, kosabaraana mangadaartinya:janganlah dulu terburu-buru
95
sabar adalah permata
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ko-i-e-po-pe-ma-ma-ri-mba (13 suku kata)
Ma-u-la-e-ko-sa-ba-ra-a-na-ma-nga-da (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: terdapatpersamaan bunyi /a/ pada kata kosabaraana dan kata mangada.
Persamaan bunyi antar baris:
Persamaan bunyi /k/ pada kata koiepo di baris pertama dan kata kosabaraana di baris
kedua yang terletak di awal baris. Kemudian terdapat pula persamaan bunyi /a/ di
akhir baris pada kata pemamarimba di baris pertama dan kata mangada di baris
kedua.
Isi: maula tersebut berisi tentang bagaimana agama mengajarkan kita tentang
kesabaran.
M70 maulae, gauu amala kakopumaulae, lalou mompono potakaartinya:kuingin meregut rangkultapi hatiku penuh keraguan
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ga-u-u-a-ma-la-ka-ko-pu (13 suku kata)
Ma-u-la-e-la-lo-u-mo-mpo-no-po-ta-ka (13 suku kata)
96
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /u/ pada kata gauu dan kata kakopu.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Persamaan bunyi /u/ yang terdapat antara baris pertama dan kedua pada kata gauu dan
kata lalou, bunyi /a/ pada kata amala dan kata potaka.
Isi: isi maula tersebut adalh tentang curahan hati seseorang yang ingin memiliki
sesuatu namun masih penuh dengan keraguan.
M71 maulae, ane tamogaa nambuleamaulae, dikau wai lalono hatemuartinya:kalau kita terpisah nanti
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-a-ne-ta-mo-ga-a-na-mbu-le-a (14 suku kata)
Ma-u-la-e-di-ka-u-wa-i-la-lo-no-ha-te-mu (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata tamogaa dan kata nambulea.
Baris kedua: persamaan bunyi /u/ pada kata dikau dan kata hatemu.
Persamaan bunyi antar baris: tidak ada.
97
Isi: maula tersebut merupakan maula yang berisi tentang cinta yang biasa
digunakan oleh para muda mudi.
M72 maulae, mai topopia-piaramaulae, koie topohina-hinaartinya:mari kita saling memliharajangan saling menghina
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ma-i-to-po-pi-a-pi-a-ra (13 suku kata)
Ma-u-la-e-ko-i-e-to-po-hi-na-hi-na (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /t/ di tengah baris pada kata topopiara di baris pertama dan
topohina di baris kedua. Di akhir baris terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata piara di
baris pertama dan kata hina di baris kedua.
Isi: maula di atas berisi tentang nasihat ymag biasa digunakan oleh para orang tua
untuk mendidik anak-anaknya.
M73 maulae, kaadarino agamantomaulae, tabeano tohokoloeartinya:ajaran agama kita
98
seharusnya kita ikuti
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ka-a-da-ri-no-a-ga-ma-nto (13 suku kata)
Ma-u-la-e-ta-be-a-no-to-ho-ko-lo-e (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata kaadarino dan kata agamanto.
Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /t/ pada kata tabeano dan kata tohokoloe.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata kaadarino di baris pertama dan kata tabeano
di baris kedua.
Isi: isi maula di atas adalah tentang ajaran agama yang harus dipatuhi.
M74 maulae, kabanara pakempuumaulae, manggalaaso kabeloaartinya:kebenaran harus ditegakkankarena untuk kebaikan
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ka-ba-na-ra-pa-ke-mpu-u (12 suku kata)
Ma-u-la-e-ma-ngga-la-a-so-ka-be-lo-a (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
99
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /k/ dan bunyi /a/ pada kata kabanara dan kata kabeloa.
Isi: maula tersebut berisi tentang nasihat yang biasa digunakan oleh para orang
tua untuk mendidik anak-anaknya.
M75 maulae, kabeloano pahamuntomaulae, kasalamatino kuluntoartinya:kebaikan dari kepercayaan kitaadalah keselamatan untuk kita
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ka-be-lo-a-no-pa-ha-mu-nto (13 suku kata)
Ma-u-la-e-ka-sa-la-ma-ti-no-ku-lu-nto (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: persamaan bunyi /o/ pada kata kabeloano dan kata pahamunto.
Baris kedua: persamaan bunyi /o/ pada kata kasalamatino dan kata kulunto.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /k/ dan bunyi /o/ diawal baris pada kata kabeloano di baris
pertama dan kata kasalamatino di baris kedua, kemudia persamaan bunyi /o/ di akhir
baris pada kata pahamunto di baris pertama dan kata kulunto di baris kedua.
100
Isi: maula tersebut berisi tentang ajaran agama yang kita anut dan kebaikannya.
M76 maulae, ane salamo pakentomaulae, koie molimpu totobaartinya:kalau sikap kita salahjangan lupa untuk bertobat
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-a-ne-sa-la-mo-pa-ke-nto (12 suku kata)
Ma-u-la-e-ko-i-e-mo-li-mpu-to-to-ba (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: persamaan bunyi /o/ pada kata salamo dan kata pakento.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Persamaan bunyi /e/ di antara baris pertama dan kedua pada kata ane dan kata koie.
Isi: maula di atas mengingatkan kita untuk pertobatan yaitu berhubungan dengan
ajaran agama.
M77 maulae, dadinto iduniaanamaulae, topoko barie amalantoartinya:kehidupan di dunia iniharus memperbanyak amal
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-da-di-nto-i-du-ni-a-a-na (13 suku kata)
101
Ma-u-la-e-to-po-ko-ba-ri-e-a-ma-la-nto (14 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris kedua: pada kata topoko dan kata amalanto terdapat persamaan bunyi /o/.
Baris kedua: bunyi /o/ pada kata topoko dan amalanto.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata dadinto di baris pertama dan kata topoko di
baris kedua.
Isi: maula tersebut berisi tentang ajaran agama yang menyangkut cara hidup yang
baik.
M78 maulae, amala koie topangantamaulae, diaso kabeloantoartinya:jangan bosan untuk beramalkarena untuk kebaikan
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-a-ma-la-ko-i-e-to-pa-nga-nta (14 suku kata)
Ma-u-la-e-di-a-so-ka-be-lo-a-nto (12 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata amala dan kata topanganta.
Baris kedua: persamaan bunyi /o/ pada kata diaaso dan kata kabeloanto.
102
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /k/ pada kata koie dan kata kabeloano.
Isi: agama selalu mengajrkan kita untuk memperbanyak amal. Itulah isi dari
maula tersebut.
M79 maulae, kabeloanto iduniamaulae, diaaso iakheratiartinya:kebenaan kita di duniauntuk bekal di akhirat
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ka-be-lo-a-nto-i-du-ni-a (13 suku kata)
Ma-u-la-e-di-a-a-so-i-a-khe-ra-ti (13 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: tidak ada.
Persamaan bunyi antar baris:
Terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata kabeloanto di baris pertama dan kata diaaso
di baris kedua, bunyi /i/ pada kata idunia dan kata iakherati.
Isi: maula tersebut berisi tentang ajaran agama yang menyangkut kehidupan kita
di dunia.
M80 maulae, kaasi namisimuancumaulae, dadi sekonarakaa
103
artinya:kasihan kehidupanmu ituhidup dengan kesengsaraan
Jumlah suku kata:
Ma-u-la-e-ka-a-si-na-mi-si-mu-a-ncu (13 suku kata)
Ma-u-la-e-da-di-se-ko-na-ra-ka-a (12 suku kata)
Persamaan bunyi:
Persamaan bunyi satu baris:
Baris pertama: tidak ada.
Baris kedua: tidak ada
Persamaan bunyi antar baris:
Persamaan bunyi /i/ pada kata kaasi di baris pertama dan kata dadi di baris kedua.
Isi: maula di atas berisi tentang curahan hati seseorang yang kasihan dengan
hidup yang sengsara.
Berdasarkan urain data di atas maka dapat disimpulkan bahwa maula
merupakan salah satu jenis puisi lama yang terikat oleh bait dan baris. Maula terdiri
dari dua baris dalam sebait, tidak memiliki sampiran hanya isi. Dari data yang telah
diklarifikasi maka ditemukan bahwa maula memiliki jumlah suku kata dari 10 sampai
15 suku kata di tiap-tiap barisnya. Maula juga memiliki konsep persajakan yaitu sajak
awal, sajak tengah dan sajak akhir.
4.2 Analisis Isi Maula4.2.1 Tema4.2.1.1 Maula Bertema Nasihat
104
Apabila orang tua ingin mendidik dan menasihati anak-anak mereka
biasanya menggunakan maula sebagai media atau sarana untuk menasihati atau
mendidik. Jadi, orang tua biasanya memberikan nasihat-nasihat sebagai motivasi serta
pendorong untuk lebih giat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari serta supaya anak-
anak mereka memiliki sikap dan tingkah laku hidup yang lebih baik bagi keluaraga,
masyarakat, bangsa dan negara. Di samping itu, maula juga dapat memberikan
semangat untuk meraih cita-cita sesuai yang diidamkan anak-anaknya. Biasanya
maula yang bertema pendidikan digunakan pada upacara adapt perkawinan, pingitan
dan khitanan.
Setelah data diklarifikasi satu persatu maka ditemukan 26 maula yang berisi
tentang nasihat. Adapun maula yang berisi tentang nasihat kepada seseorang adalah
M1, M2, M3, M4, M5, M6, M7, M8, M9, M10, M14, M15, M16, M20, M28, M35,
M51, M53, M54, M55, M56, M57, M58, M60, M72, dan M74. Untuk lebih jelasnya
berikut ini merupakan uraian isi dari data maula yang bertema nasihat di atas.
M1 berisi tentang seorang muda yang akan melantukan maula, namun
terlebih dahulu dia meminta izin atau restu dari orang tua. Maula ini mencerminkan
kita untuk belajar bersikap sopan dan santun kepada orang tua. Dan untuk memiliki
sifat seperti itu orang tua selalu memberikan kita nasihat dan wejangan setiap hari
sehingga kita bisa tumbuh menjadi seorang anak yang berperilaku baik di lingkungan
manapun kita berada.
105
Dalam bermaula kita tidak sembarang menggunakannya. Apabila kita ingin
bermaula kita harus bisa menyesuaikan waktu, tempat dan dengan siapa kita akan
bermaula. M2 merupakan salah satu gambaran bahwa apabila kita bermaula di
hadapan orang yang lebih tua maka terlebih dahulu kita bertanya maula apa yang
akan kita lantukan.
M3 biasa digunakan oleh orang tua untuk menasihati anaknya agar anak
memiliki sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Sehingga dengan sikap sopan
dan santun tersebut kita sebagai anak akan lebih bisa saling menghargai antara satu
sama lain. Orang tua juga selalu menasihati anak-anaknya untuk selalu berpegang
teguh kepada adat dan jangan pernah melupakan atau melalaikan adat yang telah
diturunkan oleh nenek moyang kita sejak dahulu kala, nasihat ini tertuang dalam M4.
Orang tua selalu menasihati kita untuk selalu mengingat semua nasihat dan
wejangan yang telah mereka berikan kepada kita, karena nasihat dan wejangan
tersebut adalah untuk kebaikan kita sendiri dan demi kebahagian kita di masa depan,
nasihat tersebut terdapat dalam M5. M6 berisi tentang nasihat untuk kita selalu takut
dan patuh pada perintah orang tua sebab jika kita tidak mematuhi perintah ataupun
nasihat orang tua maka kita akan berdosa. Orang tua selalu mengajarkan kita untuk
takut pada dosa apalagi azab atau kutukan dari orang tua kita sendiri.
M7 dan M8 biasa digunakan anak muda untuk saling mengingatkan dan
saling menasihati antara satu sama lain agar selalu bersama-sama, bersatu dan jangan
saling menghina atau menjatuhkan antar sesama manusia. Dengan kita selalu bersama
106
dan selalu bersatu maka kita akan jauh dari fitnah dan kita juga dapat menyelesaikan
segala suka duka dengan tena g dan tanpa beban.
M9 biasanya digunakan oleh orang tua untuk menasihati anak-anaknya yaitu
apabila orang tua kita sedang marah maka jangan dimasukkan ke dalam hati atau
jangan di ambil hati, sebab orang tua selalu memberikan yang terbaik untuk anak-
anaknya, kemarahan orang tua juga merupakan salah satu perwujudan dari kasih
saying mereka terhadap anak-anak mereka.
Apabila kita keberatan dengan nasihat yang diberikan orang tua terhadap
kita, kemudian kita berontak atau membangkang maka kita adalah salah satu anak
yang berdosa dan durhaka kepada orang tua, dan akibat dari semua itu adalah
bencana untuk diri kita sendiri, nasihat ini terdapat dalam M10.
M14 merupakan nasihat orang tua untuk anak perempuan dan anak laki-laki
dalam bersikap. Dari kecil orang tua sudah mulai membentuk sikap dan kepribadian
kita masing-masing yaitu dengan cara menasihati bahwa bagi anak laki-laki
seharusnya memiliki sifat pemalu dan bagi anak perempuan haru bersifat perasa
karena perempuan adalah mahkluk yang sensitif.
Orang tua selalu menasihati kita untuk menghargai dan mensyukuri apa
yang kita miliki dan apabila kita kehilangan sesuatu maka jangan pernah larut dalam
kesedihan sebab ada yang datang dan ada yang pergi. Setiap sesuatu yang hilang akan
selalu ada penggati untuk yang baru karena begitulah hokum yang berlaku dalam
kehidupan. Nasihat tersebut tertuang dalam M15.
107
M16 merupakan maula yang mengandung nasihat kepada seseorang untuk
tidak mudah terbakar emosi apabila sedang memiliki masalah baik dengan keluarga
ataupun dengan orang lain, karena orang yang mudah terbakar nafsu adalah orang
yang dimurkai oleh Allah terlebih-lebih kita manusia adalah mahkluk yang penuh
dengan nafsu amarah dan emosi harus pandai-pandai menguasai diri. Maka dari itu,
apabila sedang ada masalah dan emosi mulai timbul belajarlah untuk mengendalikan
diri dan selalu sabar karena kesabaran merupakan perbuatan yang mulia.
M20 biasa digunakan orang tua untuk menasihati anaknya yang sedang
menaruh simpati atau rasa rindu kepada kekasih atau pujuaan hatinya. Dan perasaan
rindu serta simpati tersebut harus diutarakan secepatnya agar perasaan tersebut tidak
menjadi penyakit atau menjadi sebuah kerinduan dan apabila perasaannya sudah
diutarakan maka hatinya akan menjadi tenang.
M28 berisi tentang nasihat seorang orang tua kepada anak-nakanya untuk
jangan saling menyalahkan antara satu sama lain sebab apabila hal tersebut terjadi
maka persatuan dan kebersamaan bisa hancur lebur. M35 merupakan maula yang
biasa digunakan oleh orang tua untuk menasihati anak-anaknya apabila seseorang
tidak mengajak atau mengundang kita kesuatu tempat atau suatu acara maka kita
jangan seenaknya ikut padahal kita tidak diundang. M51 biasa digunakan para orang
tua untuk menasihati anak-anaknya untuk tidak saling bertengkar antara sesama
saudara sebab jika pertengkaran itu terjadi maka kita akan berdosa. M53 berisi
108
nasihat seorang orang tua kepada anak-anaknya agar mereka selalu tetap dan
berusaha untuk menjaga dan menjunjung tinggi nama baik keluarga.
M54 merupakan maula yang biasa digunakan orang tua untuk menasihati
anaknya tentang nasehat seorang tua kepada anaknya tentang tatacara dalam bergaul
di masyarakat yaitu apabila dalam bergaul atau dalam menjalin pertemanan dengan
seseorang tidak boleh bersifat angkuh dan sombong. Karena, sikap angkuh dan
sombong merupakan salah satu tindakan yang tidak terpuji dan dibenci oleh Allah
serta sifat angkuh dan sombong dalam bergaul tidak memiliki manfaat apa-apa dan
tidak ada baiknya di mata Tuhan, masyarakat, bangsa dan negara. M55 berisi tentang
nasihat seorang ibu kepada anak-anaknya agar tidak bergaul dengan sembarang orang
sebab pergaulan yang tidak baik akan berdapak tidak baik pula bagi diri kita sendiri.
M56 biasanya dipakai oleh para orang tua untuk menasihati anak-anaknya
untuk saling menyayangi antar sesama sanak saudara dan tidak boleh bertikai antara
satu dengan yang lainnya karena hubungan persaudaraan tidak boleh rusak karena
kesalapahaman. Dan, apabila dalam sesama saudara terjadi pertikaian jangan pernah
biarkan masalah itu berlarut-larut, harus ada satu di antara yang bertikai meminta
maaf kepada pihak yang lainnya karena perdamaian itu indah.
M57 merupakan nasihat agar dalam bergaul di masyarakat dan memilih
teman itu jangan pandang karena dia memiliki harta kekayaan, karena kekayaan
bukan jaminan bahwa orang tersebut adalah teman yang baik dalam suka maupun
duka serta kekayaan bukanlah segala-galanya di dunia ini. Jadi, maula tersebut berisi
109
nasihat bahwa dalam bergaul jangan melihat seseorang itu dari harta kekayaan yang
dia miliki saja tetapi kita juga harus tau bagaimana kepribadiannya serta kebaikan
hatinya. M58 adalah nasihat orang tua kepada anaknya bahwa apabila menjadi
seorang kakak maka harus selalu menyayangi adiknya dengan setulus hati dan apabila
menjadi seorang adik harusnya menghargai dan menghormati kakaknya dan jadikan
kakak sebagai panutan atau contoh yang baik bagi diri sang adik.
M60 mengajarkan atau menasihati kita untuk berlaku dan bersikap sopan
dan santun serta memiliki tatakrama yang baik apabila berbicara atau memiliki lawan
bicara dengan orang yang lebih tua dari kita. M72 berisi tentang nasihat untuk saling
menyayangi, saling membantu dan menolong antar sesama manusia dan janganlah
kita saling menghina, menjatuhkan antar sesama. Pupuklah rasa saling membutuhkan
dalam hidup sehingga kehidupan terasa lebih indah dan menyenagkan. M74
menasihati kita untuk selalu menjunjung tinggi kebenaran dan kebenaran harus
ditegagkan demi kepentingan bersama dan kepentingan diri sendiri.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kita sebagai
manusia harus bisa saling menghargai antar satu sama lain, saling menolong dan
saling melengkapi kekurangan dan kelebihan antar sesama manusia. Kemudian, kita
juga harus menumbuhkan sikap sopan dan santun terhadap orang yang lebih tua,
saling menyayangi sesama keluarga sehingga kita dapat menjadi anak yang berbakti
kepada orang tua, keluarga, bangsa dan Negara.
4.2.1.2 Maula Bertema Agama
110
selain nasihat dan ajaran dari orang tua kita juga membutuhkan ajaran yang
relevan dengan ajaran agama. Maula memiliki beberapa ungkapan yang bertema
tentang keagamaan. Maula ini biasa pula digunakan dalam acara memperingati hari
besar agama serta ritual-ritual keagamaan lainnya. Adapun maula yang bertema
agama adalah M29, M32, M39, M42, M43, M45, M52, M59, M61, M62, M69, M73,
M76, M78, dan M79. perhatikan penjelasan di bawah ini:
M29 merupakan suatu sindiran agama kepada orang lebih senang meminta-
minta daripada berusaha. Makna yang terkandung dalam maula tersebut adalah
mengajarkan kepada seseorang agar tidak selalu mengharapkan bantuan orang lain
apalagi kalau sampai dengan meminta-minta dan setiap orang harus bekerja keras
untuk mencapai hasil memuaskan serta berusaha dengan segala daya dan upaya
sehingga tidak lagi mengharapkan belas kasihan orang lain. Di samping itu, maula ini
juga menuntut kita untuk tidak bermalas-malasan serta harus menolong orang lain,
tetapi jika menolong orang lain harus tidak mengharapkan balas jasa. Karena agama
selalu mengajarkan kita untuk memiliki rasa ikhlas pada orang lain.
M32 merupakan maula yang mengandung ajaran agama, yaitu ajaran agama
yang membandingkan antara orang yang selalu beramal baik dan orang yang beramal
tidak baik. Dan hasilnya adalah orang yang selalu beramal dan beribadah akan
mendapatkan permata sedangkan orang yang yang tidak pernah beribadah dan jarang
beramal hanya akan mendapatkan dosa. M39 berisi tentang peringatan dalam agama
bahwa dunia bukanlah kehidupan yang abadi, artinya bahwa kehidupan tidak hanya
111
terdapat di dunia saja tetapi masih ada tempat lain yang menjadi persinggahan abadi
yaitu kehidupan akhirat dan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang abadi dan
merupakan kesempurnaan hidup manusia.
Isi M42 merupakan ajaran agama yaitu sedangkan dalam sebuah
kegembiraan yang kita dapatkan pasti ada penyesalan yang tidak kita sadari apalagi
kita memiliki atau memberi sesuatu dengan pakasaan dan tidak ikhlas. M43 berisi
tentang ajaran agama bahwa kita sebagai umat manusia agar tidak memaksakan
kehendak kita kepada orang lain, sebab jika kita memaksakan kehendak kita pada
orang lain maka kita akan dijauhi oleh orang-orang di sekitar kita dan kitapun
ditinggal dalam kesendirian yang menyedihkan.
Salah satu ajaran agama adalah apabila kita berjanji kepada seseorang maka
janji itu harus ditepati. Tetapi apabila kita telah berjanji kepada seseorang dan kita
merusak perjanjian tersebut maka kita akan mendapat hukuman di akhirat nanti dan
hukuman yang setimpal dengan mengingkari janji adalah masuk neraka. Pemaparan
tersebut adalah isi atau makna ungkapan dari M45.
M52 berisi tentang bagaimana agama kita selalu diajarkan untuk
mengerjakan ibadah salah satunya yaitu dengan melakukan sembahyang dengan giat.
Maula di atas mengandung tema agama karena memaparkan tentang apabila kita
tidak melaksanakan sembahyang maka pintu neraka telah terbuka lebar untuk kita di
akhirat nanti karena itu merupakan janji tuhan kepada umatnya. Maka dari itu, kita
112
sebagai umat beragama sudah sewajibnya untuk melaksanakan sembahyang menurut
keyakinan dan kepercayaan kita masing-masing.
M59 memiliki makna bahwa kita sebagai umat muslim harus taat dan patuh
pada setiap perintah-Nya baik itu yang bersifat wajib ataupun yang bersifat sunnah.
Kemudian setiap larangan dari-Nya kita harus berusaha dan bisa mejahuinya, karena
itu merupakan kewajiban kita sebagai umat muslim yang menganut agama islam.
Selain nasihat orang tua untuk bersikap sopan agama juga mengajarkan hal
tersebut. Ajaran tersebut terdapat pada M61 yang berisi tentang ajaran agama
mengenai tatakrama berkunjung atau bertamu ke rumah orang yaitu kita harus
mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam rumah. M62 merupakan didikan agama
tentang sikap sopan dan santun terhadap orang yang lebih tua terutama adalah sikap
kita ketika berpapasan atau hendak berjalan di hadapan orang yang lebih tua kita
diwajibkan untuk mengucapkan kata permisi.
M69 berisi tentang ajaran agama yang berhubungan dengan kesabaran.
Agama mengingatkan kita apabila hendak atau sedang mengerjakan sesuatu
janganlah lakukan dengan terburu-buru tapi lakukanlah segala sesuatu itu dengan
kesabaran dan orang yang bersabar sama nilainya dengan permata di mata Tuhan.
Dalam M73 berisi tentang segala sesuatu yang merupakan aturan dan ajaran agama
harus selalu kita patuhi dengan baik dan jangan pernah untuk mengingkarinya, karena
agama agama selalu mengajarkan kita untuk selalu melakukan dan mematuhi semua
perintah yang merupakan kewajiban kita sebagai umat yang beragama. M75 memiliki
113
makna bahwa kebaikan yang kita peroleh dari kepercayaan yang kita terhadap agama
adalah keselamatan hidup kita di dunia dan di akhirat.
Agama selalu selalu membuka pintu tobat bagi penganutnya yang salah
langkah atau telah berbuat dosa atau kesalahan. M76 berisi tentang ajaran agama
bahwa apabila kita terlanjur berbuat kesalahan atau dosa besar dan menyadari bahwa
itu adalah salah maka bertobatlah selama pintu tobat itu masih terbuka lebar buat kita.
Kita hidup di dunia ini tidak untuk berbuat seenaknya, misalnya dengan
berfoya-foya dan lain sebagainya. Tetapi kita hidup di dunia adalah untuk
memperbanyak amal ibadah dan selalu berbuat kebajikan. Pemaparan tersebut
merupakan isi dan makna yang terkandung dalam M77. M78 berisi tentang fatwa
agama yang selalu mengingatkan kita untuk jangan pernah bosan dalam berbuat
kebaikan dan beramallah sebanyak-banyaknya sebab itu merupakan kebaikan untuk
diri kita sendiri. M79 bermakna kebaikan yang kita lakukan di dunia adalah bekal kita
untuk kehidupan di akhirat nanti yang merupakan kehidupan abadi untuk seluruh
umat manusia.
Berdasar pada pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kita
sebagai umat beragama sudah sepantasnya harus mentaati perintah, aturan-aturan
yang merupakan sebuah kewajiban untuk dijalani. Kemudian, sebagai umat yang
memiliki kepercayaan akan adanya kehidupan akhirat maka kita juga dituntut dan
diwajibkan untuk selalu beribadah, beramal dan selalu berbuat kebajikan serta selalu
114
berjalan pada jalur perintah yang agama telah berikan, sebab semua itu akan
bermanfaat untuk kehidupan kita di dunia dan akhirat nanti.
4.2.1.3 Maula Bertema Curahan Hati
Sebelumnya telah dijelaskan tentang maula yang bertema nasihat dan
agama. Selain kedua hal tersebut maula juga memiliki tema tentang curahan hati, baik
itu curahan hati berupa kesedihan atau kebahagian seseorang. Maula yabg berisi
curahan hati biasanya digunakan oleh masyarakat untuk menghibur diri di waktu-
waktu senggang. Adapun maula yang bertema curahan hati adalah M11, M12, M13,
M17, M18, M19, M22, M25, M26, M27, M33, M36, M37, M38, M41, M63, M65,
M66, M67, M68, M70, dan M80. Adapun pemaparan isi dan maknaya adalah
sebagai berikut.
M11 merupakan maula yang berisi tentang curahan hati seseorang yang
menginginkan keabadian persatuan dalam sebuah kelompok masyarakat atau dalam
kehidupan keluarga. M12 memiliki makna tentang curahan hati seseorang yang
mempertayakan sampai di mana kekokohan dan kekompakan persatuan yang tela di
bangun sekian lama? Dan diapun optimis bahwa persatuan itu akan terus terjalin
sampai batas waktu yang tidak bias ditentukan.
M13 merupakan curahan hati seseorang yang menyatakan bahwa cinta yang
dia miliki tidak akan pernah putus dan habis bahkan akan terus dibawanya sampai
akhir hayatnya. Maula ini biasa digunakan oleh para orang tua untuk anaknya agar
mereka tahu bahwa cinta dan kasih sayang orang tua tidak akan pernah luntur atau
115
habis sampai kapanpun juga bahkan sampai mati sekalipun. M17 biasa digunakan
seseorang pada bulan suci ramadhan dan memiliki makna bahwa seorang Ibu akan
sakit hatinya apabila melihat anaknya tidak manunaikan ibadah puasa dan apabila
anaknya berpuasa maka dia dengan sengaja duduk makan belum pada waktunya.
M18 biasa digunakan seseorang untuk mencurahkan isi hatinya karena telah melihat
sikap seorang anak yang tidak baik dan harus hidup dengan menanggung aib yang
sangat memalukan.
M19 merupakan maula yang berisi curahan hati seorang ibu yang malihat
anaknya yang memiliki wajah yang cantik jelita tetapi kecantikan yang dimiliki
anaknya tidak sesuai dengan sikapnya yang sangat urakan. M22 merupakan maula
yang biasa digunakan oleh seseorang untuk mencurahkan isi hatinya bahwa dia akan
menyimpan segala perjanjian dengan seseorang di bulan karena apabila orang
tersebut meilihat bulan maka dia akan bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang
tersebut.
M25 biasa digunkan oleh seorang yang telah ditinggalkan oleh orang
tuanya. M25 merupakan curahan hati seseorang yang memilihat kondisi keluaraganya
yang bercerai berai setelah sepeninggal sosok seorang ibu dalam keluarga dan di saat
ayah mereka meninggal dunia maka merekapun menangis terseduh-seduh karena
kehilangan tiang penopang dalam keluarga mereka. M26 adalah curahan hati seorang
anak laki-laki yang melihat begitu besar tanggung jawab yang harus dia lakukan
116
sebagai seorang anak laki-laki yaitu bertugas untuk membantu menutupi keuangan
keluarga.
M72 biasa digunakan oleh seorang anak yang mencurahkan isi hatinya yang
sedang bersedih karena kasih sayang yang diberikan orang tua dan keluarganya tidak
sebanding dengan kasih sayang yang diberikan kepada saudaranya yang lain dan
diapun merasa seolah-olah dia dianak tirikan dalam keluarganya sendiri. M33 juga
merupakan maula yang berisi tentang curahan hati seseorang yang
memiliki nasip yang kurang beruntung dan mencoba untuk membandingkan kehidupa
n yang di jalaninya dengan kehidupan orang lain yang memiliki kehidupan lebih
baik. M36 merupakan curahan hati seseorang yang merasa tidak suka pada sifat yang
suka bicara manis atau suka menutupi sesuatu dan berbicara tidak sesuai dengan fakta
dan kenyataan yang ada namun dalam hati ternyata busuk.
M37 berisi tentang curahan hati seorang gadis, yang bermakna yaitu si gadis
mencurahkan isi hatinya tentang kepergian sang kekasih yang tidak jujur pada sang
gadis sehingga pada saat sang kekasih pergi merantau di negeri orang maka timbullah
fitnah yang menyakitkan. M38 merupakan curahan hati seseorang yang mengagumi
kecantikan seorang gadis yang tidak pernah berubah atau tidak pernah luntur
walaupun telah dimakan usia. Maula ini biasa digunakan oleh seorang pemuda. M40
merupakan curahan hati seorang ibu yang sedang dililit hutang dan kemudian pingsan
akibat seorang rentenir datang menagih dengan mendadak dan dengan cara yang
kasar. M41 berisi curahan hati seseorang yang kasihan melihat nasib La Busu yang
117
dibenci oleh masyarakat dikarenakan oleh La Busu tidak memiliki harta dan hidup
dalam kemiskinan.
M44 berisi tentang curahan hati seseorang yang menyatakan bahwa sebuah
benteng yang kokoh saja bisa terbanting dan hacur berantakan apalagi hanya
perjanjian yang tidak dilandasi dengan tanggung jawab dan keseriusan. Isi M63
adalah curahan hati seorang anak kecil yang ingin melakukan sesuatu hal namun
hatinya penuh dengan rasa takut. Anak tersebut menyadari bahwa dia masih sangat
kecil dan harus hati-hati dalam melakukan sesuatu hal.
Curahan hati pada M64 adalah sebuah curahan hari seorang anak yatim
piatu yang hidup sebatang kara dan tidak memiliki sanak saudara dan dia tidak bias
berbuat apa-apa selain berjalan mengelilingi rumah setiap orang untuk meminta dan
menengadahkan tangannya demi sesuap nasi. M65 berisi curahan hati seseorang yang
sedang bersedih karena dia akan pergi dan akan meninggalkan ibu dan sanak
keluarganya dan kepergiannya adalah untuk mencari nafkah di negeri orang. Dalam
masyarakat Ciacia orang biasa merantau ke negeri orang adalah kaum laki-laki, jadi
tidak menutup kemungkinan bahwa yang menuturkan maula ini adalah seorang lelaki
yang minta izin kepada ibunya bahwa ia akan pergi merantau ke tempat yang jauh.
M66 berisi tentang curahan hati seorang pemuda yang sedang terpikat pada
kecantikan seorang gadis yang parasnya menyerupai rembulan dan si pemudapun
berharap bahwa hati gadis tersebut melebihi kecantikan parasnya. M67 biasa
digunakan oleh siapa saja. Isi M67 adalah curahan hati seseorang yang merasa
118
dibohongi dan diperbodohi sebab dia tidak dapat mengetahui isi hati orang lain
walaupun orang tersebut berkata benar tentang suatu hal namun belum tentu hal yang
dia katakana itulah yang benar terjadi. M68 digunakan oleh oleh seorang gadis untuk
mencurahkan isi hatinya yang sedang gundah dan hidup dalam ketidak pastian sebab
orang yang ditunggu dan dinanti-nantikan tidak pernah memberi kejelasan tentang
suatu hal tertentu.
M70 mengandung maksud adanya keinginan untuk menyampaikan suatu
rasa yang sangat mendalam, namun dia masih ragu, apakah dengan berterus terang
maksudnya dapat dipahami atau dengan kata lain perasaan tersebut dapat diterima
dengan baik. M80 berisi tentang curahan hati seseorang yang merasa sedih dan tidak
tega melihat kehidupan teman atau keluarganya yang selalu tertimpa musibah dan
selalu hidup dalam dunia yang penuh dengan sesak dan sarat akan kesengsaraan.
Curahan hati merupakan salah satu kebutuhan dalam hidup umat manusia.
Apabila kita sedang merasa sedih, bahagia, merasa tertarik pada seseorang dan lain
sebagainya, dengan cara mencurahkan isi hati kita kepada orang lain atau berbagi rasa
maka beban pikiran dan perasaan terasa lebih ringan.
4.2.1.4 Maula Bertema Percintaan
Apabila seseorang laki-laki hendak mengucapkan atau menyampaikan isi
hatinya kepada seorang perempuan dan maula adalah salah satu alat untuk
mengungkapkan hal tersebut dan di sini maula sangat berperan penting, karena maula
memiliki bahasa yang estetis dan memerlukan penafsiran yang teliti bagi yang
119
mendengarkannya. Maula tersebut biasa digunakan oleh para muda-mudi untuk
mengungkapkan isi hati mereka kepada seseorang.
Adapun maula yang bertema percintaan adalah M21, M23, M30, M31,
M34, M46, M47, M48, M49, M50 dan M71. berikut pemaparannya satu persatu.
M21 biasanya digunakan oleh para pemuda untuk merayu seorang wanita
bahwa sebenarnya dia memiliki rasa rindu kepada seorang gadis tapi dia telah
menyembunyikan perasaan tersebut karena menurutnya apabila mereka ditakdirkan
untuk berjodoh maka tidak akan ke mana-mana lagi.
M23 menggambarkan akan sikap dan pendirian seseorang yang teguh
terhadap janji dan sumpahnya dengan seseorang dan walaupun ada orang lain yang
lebih cantik atau tampan dengan janjinya dengan pacarnya semula atau mantan
pacarnya, tapi hatinya sudah tidak tergoyahkan lagi dan takkan tergoda oleh satu
apapun walaupun itu berupa pandangan mata yang cantik dari orang lain. M24 biasa
digunakan oleh seorang pemuda untuk seorang gadis yang suka memnyembunyikan
perasaannya, bahwa menurut pemuda tersebut biarpun si gadis mentembunyikan
perasaannya jika waktu telah menentukan bahwa mereka berjodoh maka si gadis
tidak bias ke mana-mana lagi.
M30, M46, M47, M48, 49 dan M50 adalah rangkaian maual yang
digunakan oleh perempuan dan laki-laki secara berbalasan. Berikut uraiannya.
M30 (P) tersebut mengisahkan tentang seorang perempuan yang kekasihnya
akan pergi jauh dan dia menitip pesan agar kekasinya tersebut pulang pada waktu
120
yang sudah ditetapkan sebab apabila laki-laki tersebut tidak pulang tepat pada
waktunya maka perjanjian mereka akan berantakan. Kemudian M46 (L) merupakan
maula balasan dari M30 yang berisi tentang sumpah seorang laki-laki kepada
kekasihnya apabila dia pergi merantau dan tidak kembali tepat pada wakunya maka
jangan pernah lagi mengingat dirianya dan harus mengubur perasaannya dalam-dalam
dan anggap saja kalau dia sudah meninggal dunia.
M47 adalah maula yang berisi balasan tentang M46 yang memiliki makna
bahwa sang perempuan memperingatkan kekasihnya agar tidak bicara seperti itu
apalagi sampai berbicara tentang kematian sebab mereka belum pernah dan belum
sempat bermadu kasih layaknya sepasang kekasih dikarenakan oleh rencana
kepergian sang laki-laki tersebut. Kemudian, M48 berisi tentang pendapat sang laki-
laki. Dia berpendapat bahwa bagaimana kalau sebelum dia pergi merantau dia ingin
meresmikan hubungan mereka atau dia ingin melamar dan menikahi sang gadis. Pada
M49 sang gadis pun mengatakan bahwa dia setuju untuk meresmikan hubungan
mereka tapi sebelumnya harus kumpulkan dulu para orang tua kedua belah pihak dan
juga para tetua-tetua adat yang ada di kampung mereka.
M50 merupakan balasan maula dari M49, yang berisi tentang kegembiran
sang laki-laki atas persetujuan dan saran yang diberikan oleh kekasihnya dan iapun
mengucapkan terimah kasih dengan sanjungan dan pujian buat sang pujaan hatinya
itu.
121
M31 merupakan maula percintaan dan biasa digunakan oleh para muda-
mudi untuk menyatakan sesuatu yaitu bahwa dia telah menyimpan sesuatu perasaan
dan jika orang lain peka terhadap perasaan tersebut maka akan mudah dimengerti.
Setelah semuanya telah berjalan dengan lancar barulah kau menyesali semuanya.
Pernyataan tersebut merupakan isi dari maula di atas yang biasanya digunakan oleh
para pemuda yang sedang menjalis sebuah hubungan yang dilandaskan oleh
keterpaksaan. Pernyataan tersebut merupakan isi dari M34. M71 biasa digunakan
oleh seorang pemuda yang menginginkan sesuatu dari seorang gadis. Permintaan itu
adalah apabila suatu hari nanti mereka terpisahkan oleh jarak dan keadaan maka dia
akan selalu berada di dalam hati sang gadis untuk selama-lamanya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa mencintai dan
dicintai adalah hukum alam yang berlaku dalam kehidupan. Cinta bersifat uviversal
sehingga cinta bukan hanya milik mereka yang sedang kasmaran, atau seseorang
yang sedang bermadu kasih. Cinta juga berlaku pada, cinta terhadap orang tua,
keluarga, teman dan sang pencipta cinta itu sendiri. Kemudian bagi mereka yang
sedang menjalani hubungan kasih maka jangn terlalu jauh dan apabila telah merasa
siap lahir dan bathin haruslah menghalalkan hubungan tersebut secara agama dan
hokum yang berlaku.
4.2.2 Amanat
Amanat yang hendak disampaikan oleh pengarang dapat ditelah setelah
dapat memahami tema. Tujuan amanat merupakan hal yang mendorong pengarang
122
untuk menciptakan sebuah karya sastra. Amanat dapat tersirat di balik kata-kata yang
disusun serta tersirat pada inti persoalan yang diciptakannya.
Di samping itu, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada pendengar atau pembaca. Amanat juga memecahkan dan memberikan jalan
keluar yang diberikan pengarang dalam sebuah karya sastra terhadap tema yang
dikemukakan. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan amanat
yang terkandung dalam maula berdasarkan pemaparan dan penjelasan tema maula
sebelumnya.
Adapun amanat yang terkandung dalam maula adalah sebagai berikut:
1. Hendaklah kita wujudkan persatuan dalam masyarakat atau di
dalam kehidupan sehari-hari, karena persatuan dapat menciptakan kerukunan,
ketentraman dan kedamaian yang utuh serta dapat meringankan suatu pekerjaan
apabila hal tersebut dilaksanakan bersama-sama dengan cara gotong royong.
2. Di dalam kehidupan atau pergaulan sehari-hari manusia tidak
terlepas dari pertolongan orang lain. Di samping itu, manusia juga hidup secara
berkelompok. Di dalam hidup berkelompok manusia ditekankan agar segala
sesuatu harus dimusyawarakan secara bersama.
3. Sebagai manusia yang memiliki keyakinan dan kepercayaan atau
bagi manusia yang beragama hendaklah memperbanyak amal kebajikan untuk
bekal di akhirat nanti.
123
4. Sebagai manusia juga harus memiliki sikap sopan dan santun
serta bertingkah laku baik dalam kehidupan bermasyarakat dan kehidupan kita
harus diwarnai dengan kebenaran dan kesabaran
5. Dalam kehidupan ini ketetuan tentang jodoh, umur dan rejeki
seseorang telah ditentukan oleh sang penguasa hidup. Dan bagi para kaula muda
yang memiliki perasaan terpendam hendaklah mengutarakannnya agar tidak
menjadi penyakit. Kemudian, apabila telah benar-benar yakin dan memiliki
kemampuan untuk berumah tangga janganlah ditunda-tunda dengan alas an
apapun karena itu adalah amanh dari sang pencipta hidup.
4.3 Kedudukan dan Fungsi Maula
4.3.1 Kedudukan Maula
Sastra lisan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam masyarakat
pendukungnya. Dikatakan demikian, karena sastra lisan merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakatnya. Demikian pula dengan maula,
meskipun maula sudah jarang digunakan oleh masyarakat Ciacia di Kelurahan Masiri
namun maula masih sangat digemari oleh masyarakat pendukungnya. Maula
merupakan salah satu sastra lisan yang lahir dan berkembang di Kelurahan Masiri.
Melihat bahwa maula dibawakan dengan cara dilantunkan secara lisan, berarti maula
lahir di tengah-tengah masyarakat dan hidup dalam masyarakat Ciacia sehingga
dengan sendirinya maula menampakkan hal-hal yang berkaitan dengan pola
124
kehidupan sehari-hari masyarakat Ciacia di Kelurahan Masiri. Setelah melihat dan
menganalisis ciri dan bentuk maula seutuhnya maka maula memiliki ciri yang
menyerupai gurindam. Dengan demikian, maula mempunyai kedudukan yang sama
dengan sastra daerah atau sastra lisan klasik lainnya yang berkembang di Indonesia,
sehingga dapat dijadikan sebagai kebudayaan nasional Indonesia
4.3.2 Fungsi Maula
Sebagai salah satu sastra daerah masyarakat Ciacia di kelurahan Masiri
maula pada zaman dahulu sangat populer dan digunakan dalam acara adat kebun dan
acara-acara adapt perkawinan, pingitan, dan khitanan sehingga maula sangat digemari
oleh masyarakat pendukungnya dikarenakan oleh maula meiliki fungsi yang sangat
penting dalam kehidupan bermasyarakat ataupun dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya fungsi mendidik, hiburan, pelestarian budaya dan fungsi social. Berikut ini
penjelasan dan uraian dari beberapa fungsi maula tersebut.
4.3.2.1 Fungsi Mendidik
Maula memiliki peran yang sangat penting dalam nidang pendidikan
terutama pada hal-hal yang berhubungan dengan pembentukan kepribadian yang baik
dan terpuji. Masyarakat Ciacia di kelurahan Masiri sangat menggemari maula
sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnnya dapat lebih muda diresapi.
Dalam maula menggambarkan tentang sikap-sikap hidup yang harus dibina
dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari agar tercipta masyarakat yang
tentram, aman dan penuh kedamaian. Sikap saling menghargai, saling mengasihi,
125
saling menghormati, menjunjung tinggi adat istiadat, memperjuangkan agama,
membiasakan musyawara untuk mencapai mufakat perlu terus dibina, dikembangkan
dan dilestarikan dalam kehidupan bermasyarakat. Semua sifat-sifat yang
dikemukakan tersebut dapat ditemukan dalam tuturan maula. Hal ini sengaja
disisipkan dalam tuturan maula karena amanat yang ingin disampaikan adalah agar
tetap menanamkan nilai kasih sayang, ketabahan, musyawara, kepatuhan kepada
agama dan adat yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Pada umumnya maula digunakan oleh para orang tua untuk mendidik anak-
anaknya serta untuk mendidik para generasi muda yang sering mengalami kegagalan
dalam menghadapi hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, seseorang dituntut untuk
bersikap tenang, sabar dan tabah dan menyerahkannya kepada sang pencipta. Sikap
kesabaran, dan ketabahan, kepasrahan dan petuah untuk seorang anak.
4.3.2.2 Fungsi Hiburan
Pada umumnya masyarakat Ciacia sangat senang mendengarkan maula
sebagai salah satu sastra daerah yang dilantunkan dalam proses pengungkapannya.
Apalagi dalam pelantunannya, dengan lagu yang indah dan merdu membuat para
pendengarnya terbuai dalam kebahagiaan yang tidak dapat terucap dengan kata-kata.
Semua persoalan hidup dan bebanpun terasa telah usai dan terlupakan untuk
dipikirkan pada saat-saat seperti itu, hanya kebahagiaan yang terpatri dalam jiwa
pendengarnya.
126
Biasanya maula dilantunkan pada acara-acara tertentu misalnya, pada acara
panen, pengikatan padi, acara perkawinan, pingitan bahkan sering dijadikan
perlombaan dalam acara agustusan di kecamatan. Dalam acara seperti ini semua
orang berlomba-lomba menuju tempat acara berlangsung untuk mendengarkan
pelantunan maula. Walaupun ada sebagian masyarakat tidak terlalu memahami
makna dan isi maula yang terkandung di dalamnya, namun mereka tetap antusias
untuk hadir akibat desakan perasaan senag untuk mendengarkan hiburan tersebut.
4.3.2.3 Fungsi Pelestarian Budaya
Di dalam tuturan maula terdapat nilai-nilai budaya masyarakat Ciacia di
kelurahan Masiri yang menjadi pedoman dan tuntunan hidup mereka. Dengan
memahami isi yang terkandung dalam maula masyarakat Ciacia terutama para
generasi muda dapat memahami bagaimana sikap hidup yang dianut oleh nenek
moyang mereka termaksud cara hidup tradisional, adat istiadatnya serta kehidupan
beragama dan sosialnya dan lain sebagainya.
Dalam maula juga ditemukan berbagai nilai yang mencakup berbagai jalur
kehidupan sosial, kehidupan individu dan kehidupan beragama. Semua sikap itu
dapat tergambar dalam isi maula terutama sikap dan perilaku yang harus dibina dan
dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai mahluk sosial yang tidak dapat
hidup tanpa bantuan orang lain. Sebagai mahkluk individu yang harus berbuat sesuai
dengan aturan moralitas hidup dan sebagai mahkluk tuhan yang beragama. Dengan
demikian, berarti maulah adalah salah satu sastra daerah yang banyak menyimpan
127
budaya masyarakat Ciacia di kelurahan Masiri terutama nilai budaya yang
berhubungan dengan nilai moral, nilai sosial dan nilai agama.
Maula mempunyai fungsi pelestarian budaya dapat dilihat dari contoh maula
yang mennggambarkan tentang kebiasaan nenek moyang masyarakat Masiri yang
sangat menjunjung tinggi sikap persatuan dan tidak ingin persatuan itu bercerai-berai.
4.4 Hubungan Bentuk, Isi dan Fungsi Maula
Antara bentuk, isi dan fungsi maula meliki hubungan antara satu sama lain.
Setelah bentuk di analisis maka maula memiliki cirri sebagai berikut:
1. terdiri dari dua baris dalam sebait
2. memiliki 10-15 suku kata di tiap-tiap barisnya
3. memiliki konsep persajakan yaitu sajak awal, tengah dan akhir.
Sedangkan isi maula berdasarkan data penelitian maka meliputi percintaan,
agama, nasihat dan curahan hati dan memiliki fungsi mendidik, hiburan dan
pelestarian budaya serta maula biasa digunakan dalam acara-acara adat seperti
perkawinan, pingitan khitanan dan pada acara-acara kebun seperti pembukaan lahan,
menanam, siraman kebun, panen, dan pengikatan padi. Berdasarkan hal tersebut
maka apabila ditemukan sebuah puisi lama yang memiliki bentuk yang sama dengan
maula tapi isinya berbeda maka tergolong maula, namun apabila terdapat isi yang
sama dalam bentuk yang berbeda maka itu tidak tergolong jenis maula. Sebab, maula
lebih menekankan pada bentuk, karena bentuk merupakan ciri pengenal utama maula
itu sendiri.
128
Dengan demikian, bentuk meletakkan pokok rangkaian yang mengikat isi
dan fungsi. Suatu isi dapat saja memberi perbedaan yang tersirat tetapi jika bentuknya
tidak mencerminkan maula yang disepakati oleh masyarakat setempat maka belum
sepenuhnya dikatakan sebagai maula. Hal ini juga berlaku pada fungsi. Dengan
perkataan lain maula dalam bentuknya yang mandiri memiliki isi dan fungsi
tersendiri pula.
4.5 Relevansi Hasil Penelitian Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra di
Sekolah
Pengajaran sastra adalah pembinaan minat intelektual. Pengajaran sastra di
sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa pengapresiasi karya
sastra. Hal ini dikaitkan dengan aktifitas mempertajam perasaan dan kepekaan
terhadap nilai-nilai yang ada di sekelilingnya. Para siswa diajak bergaul dalam karya
sastra dan dapat menciptakan karya sastra dengan genrenya.
Sebagaimana dengan pelajaran lain, pelajaran sastra adalah sebuah sistem
yang keberhasilannya ditentukan oleh banyak faktor: kurikulum/GBPP, guru, buku
sumber pembelajaran, serta sarana dan prasarana lainnya.
Pembelajaran sastra di sekolah pada dasarnya bertujuan agar siswa memiliki
rasa peka terhadap karya sastra, sehingga mereka terdorong dan tertarik untuk
mengetahui isi, makna dan fungsi karya sastra itu sendiri. Pengajaran sastra dapat
mendekatkan anak didik pada rasa peka dan rasa cinta pada karya sastra sebagai cipta
rasa seni. Dengan membaca karya sastra, diharpkan para siswa dapat memperoleh
129
pengertian yang baik pada manusia dan kemanusiaan mengenal nilai-nilai dan
mendapatkan ide-ide (Ngalimin, 1993: 153).
Pembelajaran sastra bertujun untuk menigkatkan kemampuan siswa dalam
mengapresiasi karya sastra. Di dalamnya terkandung maksud agar siswa dapat
menghargai kesusastraan bangsa sendiri dan sastra daerah pada khususnya, serta
dapat menghayati secara langsung nilai yang terkandung di dalamnya.
Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan
satandar kompetensi mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan puisi lama dan
kompetensi dasar membahas cirri-ciri dan nilai-nilai yang terkandung dalam
gurindam serta menjelaskan keterkaitan gurindam dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hal tersebut karya sastra seperti puisi lama dapat digunakan
untuk pembelajaran berbicara, membaca dan mendengarkan dengan maksud untuk
melatih kemampuan siswa dalam menyampaikan ide, gagasan yang ia dapatkan
setelah membaca karya sastra yang berupa puisi lama dengan menggunakan
bahasanya sendiri.
Karya sastra sangat bermanfaat bagi peserta didik. Dengan kata lain, dapat
memberi nilai intrinsik bagi peserta didik. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sastra dapat memberi pengalaman-pengalaman baru bagi peserta
didik.
130
2. tulisan juga dapat membawa pembaca ke tempat-tempat yang
lain, ke masa-masa yang lain, memperluas dan mengembangkan cakrawala
kehidupannya.
3. dapat menambah dan mengembangkan wawasan peserta didik
menjadi perilaku insani.
4. sastra dapat menyajikan serta memperkenalkan kesemestaan
pengalaman terhadap peserta didik. Sastra terus-menerus mengemukakan masalah
universal mengenai makna kehidupan dan hubungan manusia dengan alam dan
orang lain.
5. sastra merupakan sumber utama bagi penerus warisan sastra kita
dari sat generasi ke generasi berikutnya. Sastra sangat berperan penting dalam
pemahaman dan penilaian warisan budaya manusia. Pengembangan sikap anak ke
arah budaya kita sendiri yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan sosial
dan pribadi peserta didik.
131
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan bentuknya maula merupakan tradisi lisan yang berbentuk puisi lama
yaitu terdiri dari dua larik dalam sebait, memiliki 10 sampai 15 suku kata di tiap-
tiap barisnya serta memiliki konsep persajakan: sajak awal, sajak tengah dan sajak
akhir. Bersifat anonim yaitu penyampaian dan menyebarannya dari mulut ke
mulut.
2. Berdasarkan isi, maula memiliki beberapa tema yakni, maula bertema nasihat,
agama, curahan hati dan percintaan.
3. Adapun fungsi yang terkandung dalam maula yaitu sebagai alat untuk para orang
tua dalam mendidik anak-anaknya, sebagai sarana hiburan dan sebagai pelestarian
budaya.
5.2 Saran
Penelitian ini belum bisa dikatakan lengkap dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, perlu adanya penelitian selanjutan mengenai jenis
sastra lisan lainnya dengan kajian lebih mendalam.
132
Masyarakat Ciacia khususnya di kelurahan Masiri masih memiliki banyak
sastra lisan yang belum didokumentasikan, dan narasumber yang mengetahui sastra
lisan tersebut semakin berkurang, sementara generasi muda kurang berminat pada
objek tersebut. Oleh karena itu, maula sebagai salah satu aset budaya daerah perlu
mendapat perhatian dalam meningkatkan apresiasi sastra. Karya sastra lama
masyarakat Ciacia hendaknya diperhatikan secara lebih intensif karena dalam karya
sastra daerah penuh dengan muatan nilai yang sangat berguna bagi kehidupan. Untuk
itu pendokumentasian adalah sebagai langka awal untuk penelitian lanjutan, selain
dapat mengantisipasi masa pergantian generasi. Oleh karena itu, digarapkan kepada
semua pihak yang dapat turut mengambil bagian secara adaptif untuk mengkaji sastra
daerah khususnya sastra daerah masyarakat Ciacia di kelurahan Masiri.
133