bab i - syair79.files.wordpress.com  · web viewkata “kesusastraan” berasal dari kata ......

196
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bangsa memiliki kebudayaan, kebudayaan daerah merupakan bagian terpenting dari kekayaan budaya bangsa Indonesia. Keanekaragaman budaya bangsa itu juga tercermin dalam keragaman bahasanya. Hal ini merupakan warisan budaya bangsa yang mempunyai sumbangan yang sangat besar bagi terwujudnya bahasa nasional di Indonesia. Keanekaragaman seni sastra terintegrasi pada kebudayaan manusia. Keberadaan seni sastra sebagai bagian dari kebudayaan manusia merupakan sesuatu yang dapat merentang ke arah kehidupan yang multidimensi yang menyelusup memasuki corak kehidupan yang paling dalam. Oleh karena itu, sastra sebagai karya seni yang bulat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kebudayaan. 1

Upload: vuongnga

Post on 22-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap bangsa memiliki kebudayaan, kebudayaan daerah merupakan bagian

terpenting dari kekayaan budaya bangsa Indonesia. Keanekaragaman budaya bangsa

itu juga tercermin dalam keragaman bahasanya. Hal ini merupakan warisan budaya

bangsa yang mempunyai sumbangan yang sangat besar bagi terwujudnya bahasa

nasional di Indonesia.

Keanekaragaman seni sastra terintegrasi pada kebudayaan manusia.

Keberadaan seni sastra sebagai bagian dari kebudayaan manusia merupakan sesuatu

yang dapat merentang ke arah kehidupan yang multidimensi yang menyelusup

memasuki corak kehidupan yang paling dalam. Oleh karena itu, sastra sebagai karya

seni yang bulat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kebudayaan.

Salah satu bagian penting dari kebudayaan daerah adalah bahasa dan sasrtra

daerah. Sastra daerah merupakan pencerminan kehidupan terdahulu. Oleh karena itu,

sastra daerah merupakan salah satu sarana yang dapat menghubungkan sastra

kehidupan masa lalu dengan kehidupan masa kini. Di samping itu, perlu diupayakan

pengkajian dan penelitian sastra daerah dalam rangka pembinaan dan pengembangan

sastra daerah di Indonesia.

1

Karya sastra sebagai salah satu produk budaya pada dasarnya memiliki

nilai-nilai yang agung. Dan sebagai eksistensinya sebagai karya sastra yang agung,

karya sastra memiliki dua fungsi utama yaitu: (1) untuk membuat pendengar karya

sastra itu senang, (2) karya sastra itu mengandung nilai-nilai, norma, yang dapat

digunakan sebagai pembentuk, perekat, pengontrol dan pengatur manusia dalam

bermasyarakat.

Sastra daerah memiliki peranan penting dalam upaya pengembangan

kebudayaan daerah. Sastra daerah merupakan salah satu sumber potensial bagi

terwujudnya kebudayaan nasional, demi terbentuknya corak dan karakteristik

kepribadian bangsa. Oleh sebab itu, penggalian kebudayaan daerah memerlukan data

dan informasi yang lengkap dan sesempurna mungkin. Salah satu sumber informasi

kebudayaan daerah yang sangat penting adalah sastra daerah yang masih berbentuk

lisan dan mengakar di tengah-tengah masyarakat.

Sastra lisan tersebut merupakan arsip kebudayaan yang menyimpan

berbagai data dan informasi kebudayaan daerah yang bersangkutan, karena

mengandung berbagai gagasan ilmu pengetahuan, adat-istiadat dan mengandung

nilai-nilai luhur.

Salah satu jenis sastra lisan tersebut adalah puisi lama. Puisi lama

merupakan pancaran kehidupan masyarakat terdahulu. Dengan demikian, dengan

mengetahui puisi lama maka kita dapat mengetahui pola hidup masyarakat terdahulu

baik itu menyangkut adat istiadat ataupun agamanya.

2

Dewasa ini puisi lama tersebut, semakin hari semakin hilang seirama

dengan perkembangan zaman dan pengaruh modernisasi serta arus informasi yang

serba canggih menyebabkan puisi lama semakin diabaikan sehingga ada kesan bahwa

puisi lama tersebut merupakan hal yang asing bagi masyarakat.

Kondisi semacam ini merupakan suatu ancaman bagi perkembangan puisi

lama. Hal ini perlu disikapi secara serius oleh semua kalangan. Oleh karena itu,

pembinaan dan pengembangan puisi lama merupakan suatu tuntutan bagi kita semua.

Upaya untuk melestarikan puisi lama ini dengan melakukan pengkajian dan

penelitian. Salah satu daerah yang memiliki kekayaan berupa sastra daerah adalah

daerah Ciacia yang disebut maula yang merupakan puisi lama. Maula ini merupakan

salah satu aspek budaya daerah yang perlu dibina dan dikembangkan, apalagi

keberadaan maula dewasa ini, hampir diabaikan oleh masyarakat pendukungnya

terlebih lagi di kalangan muda-mudi di Kelurahan Masiri. Hal tersebut disebabkan

oleh generasi muda yang kurang berminat terhadap puisi lama karena tidak sesuai

lagi dengan tuntutan perkembangan zaman, generasi muda (termaksud orang tua)

yang sudah lama tinggal di daerah perantauan cenderung kurang menguasai maula

yang ditampilkan dalam upacara adat, dan generasi muda cenderung lebih merasa

bangga atau bergengsi menguasai bahasa Indonesia dari pada bahasa daerah, serta

penutur maula itu sendiri hanya terbatas pada orang-orang yang rata-rata sudah

berusia lanjut.

3

Keberadaan maula pada zaman dahulu khususnya masyarakat Ciacia di

Kelurahan Masiri sering digunakan untuk kegiatan upacara adat kebun dan acara

kesenian. Hal ini dilakukan untuk memperkokoh nilai-nilai dan norma-norma

kemasyarakatan serta untuk menasehati dan mendidik anak. Di samping itu, maula

tersebut digunakan oleh anak-anak muda untuk mencurahkan isi hatinya kepada

seseorang, seperti menyatakan cinta kasih, suka-duka, kerinduan dan kekecewaan.

Mengingat belum ada satupun hasil penelitian yang mengungkapkan dan

mendeskripsikan bentuk, isi dan fumgsi maula di daerah Ciacia. Jika hal ini

dibiarkan tentu kita akan kehilangan salah satu bagian dari kebudayaan bangsa. Hal

tersebut mengajak kita untuk berpikir positif tentang perlunya penggalian dan

pengembangan bentuk, isi dan fungsi dalam maula tersebut, karena maula merupakan

warisan berharga dari para leluhur. Dengan mengetahui bentuk, isi dan fungsi maula

tersebut kita dapat memberikan gambaran tentang budaya nasional yang dimiliki oleh

masyarakat Ciacia di Kelurahan Masiri.

Atas dasar pentingnya diketahui bentuk, isi dan fungsi maula tersebut,

sehingga penulis menganggap maula penting diteliti untuk menelaah sastra dan

budaya daerah yang ada pada masyarakat Ciacia di Kelurahan Masiri agar dapat

dijadikan sebagai bahan bacaan yang berharga untuk mengembangkan sastra daerah

di kalangan masyarakat dan dapat memperkaya khasanah kebudayaan bangsa.

4

1.2 Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimanakah Bentuk, Isi dan Fungsi Maula?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, isi dan fungsi

maula sebagai salah satu tradisi lisan masyarakat Ciacia di Kabupaten Buton

Kecamatan Batauga Kelurahan Masiri.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan pengajaran sastra

daerah, sastra Indonesia dan sebagai sarana pendidikan di sekolah. Maula juga

dapat dijadikan sebagai pembelajaran muatan lokal seni budaya dan

keterampilan.

2. Sebagai upaya pelestarian dan pembinaan kebudayaan daerah dalam rangka

membina dan mengembangkan kebudayaan nasional.

3. Sebagai sumber informasi bagi peneliti selanjutnya yang berminat mendalami

sastra daerah.

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kesusastraan

Kata “kesusastraan” berasal dari kata “susastra” yang memperoleh konfiks

“ke-an”. Dan dalam hal ini, konfiks “ke-an” mengandung makna tentang atau hal.

Kata “susastra” terdiri atas kata dasar “sastra” yang berarti tulisan yang mendapat

awalan kehormatan “su” yang berarti baik atau indah. Dengan demikian, secara

etimologi kata kesusastraan berarti pembicaraan tentang berbagai tulisan yang indah

bentuknya dan mulia isinya (Nursisto, 2000: 01).

Kesusastraan berdasarkan arti adalah semua tulisan atau karangan yang

indah, yang bernilai, yang arti di dalamnya tercapai keseimbangan antara isinya yang

indah dapat pula dilahirkan dalam bentuk bahasa yang indah pula (Parkemin, 1975:5).

Selanjutnya, Alisjahbana (1977: 510) mengemukakan bahwa kesusatraan adalah

bahasa. Bahasa yang menjadi alat manusia untuk menyatakan perasaan, pikiran dan

angan-angannya itu, itulah alat bagi pujangga seni bahasa untuk menjelmakan

keindahan.

Kesusatraan adalah yang isi dan bentuknya sangat serius, berupa ungkapan

pengalaman jiwa manusia yang ditimba dari kehidupan kemudian direka dan disusun

dengan bahasa yang indah sebagai sarananya sehingga mencapai syarat estetis yang

tinggi (Zaidan, 2000: 196).

6

Menurut Effendi dalam Badudu (1975: 5) kesusastraan yaitu ciptaan

manusia dalam bentuk lisan maupun tulisan yang dapat menimbulkan rasa bagus.

Karya seni merupakan ciptaan manusia dengan bahasa sebagai medianya, merupakan

perpaduan yang harmonis yaitu antara isi (menarik dan baik) dengan bahasa (indah,

bagus, susunan dan bagaimana cara mengungkapkannya).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa

sastra merupakan ciptaan sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah imitasi. Sang

seniman menciptakan sebuah dunia baru, melanjutkan penciptaan di dalam

alamsemesta, bukan menyempurnakannya. Sastra merupakan suatu luapan emosi

yang spontan. Kesusastraan juga merupakan pengungkapan-pengungkapan fakta

artistic dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dalam masyarakat

melalui bahasa sebagai medianya dan mempunyai efek yang positif terhadap

kehidupan manusia.

2.2 Folklor

Folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan

diwariskan turun-temurun, di antara kolektif apa saja, secara tradisional dalam versi

yang berbeda, baik dalam bentuk tulisan maupun contoh yang disertai dengan gerak

isyarat atau alat pembantu pengingat (Danandjaja, 2002: 02).

Menurut Brunvand dalam Danandjaja (2002: 21-22) folklor dapat

digolongkan dalam tiga tipe, yaitu:

7

1. folklor lisan, yaitu folklor yang bentuknya memang murni lisan.

Bentuk-bentuk folklor yang termaksud ke dalam kelompok besar ini antara lain

(a) bahasa rakyat (folk speech), (b) ungkapan tradisional, seperti peribahasa,

pepatah,dan pameo; (c) pertanyaan tradisional, seperti teka-teki; (d) puisi

rakyat, seperti pantun, gurindam, dan syair; (e) cerita prosa rakyat, seperti mite,

legenda, dan dongeng; (f) nyanyian rakyat.

2. folklor sebagian lisan adalah folklor yang bentuknya merupakan

campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan. Kepercayaan rakyat, misalnya,

yang oleh modern seringkali disebut takhyul, terdiri dari pernyataan yang

bersifat lisan ditambah dengan gerak isyarat yang dianggap mempunyai makna

gaib, seperti tanda salib bagi orang Kristen Katolik yang dianggap dapat

melindungi seseorang dari gangguan hantu, atau ditambah dengan benda

material yang dianggap berkhasiat untuk melindungi diri atau dapat membawa

rezeki, seperti batu-batu permata tertentu.

3. folklor bukan lisan, yaitu folklor yang bentuknya bukan lisan,

walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Contohnya seperti,

arsitektur rakyat, kerajinan tangan rakyat, makanan dan minuman rakyat, dan

musik rakyat.

Selanjutnya Danandjaja (2002: 3-4) menguraikan beberapa pengenal utama

folklor yaitu:

8

a) Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara

lisan

b) Folklor bersifat tradisional

c) Folklor ada (exist) dalam versi-versi bahkan varian-

varian yang berbeda

d) Folklor bersifat anonim

e) Folklor biasanya mempunyai bentuk berumus atau

berpola

f) Folklor mempunyai kegunaan (function) dalam

kehidupan bersama

g) Folklor bersifat pralogis

h) Folklor menjadi milik bersama (collective) dari kolektif

tertentu

i) Folklor pada umumnya bersifat polos dan lugu, sehingga

kelihatannya kasar, terlalu spontan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa folklor

merupakan salah satu cabang ilmu kebudayaan khususnya sastra daerah yang bersifat

lisan, stengah lisan dan bukan lisan.

2.3 Sastra Lisan

Sastra lisan adalah mengacu pada jenis karya sastra yang dituturkan dari

mulut ke mulut, tersebar secara lisan, anonim, dan menggambarkan kehidupan

masyarakat pada masa lampau (Aliana, Dkk, 1992: 07).

9

Dalam kamus sastra Indonesia menyatakan sastra lisan adalah komunikasi

kata dari mulut ke mulut, antara lain:

1. Hasil kebudayaan lisan dari masyarakat tradisional yang dapat

disejajarkan dengan sastra tulis dalam masyarakat moderen

2. Sastra yang diwariskan secara lisan, seperti puisi lama dan prosa

rakyat lama (Zulfahnur, 1996/1997: 182).

Shipley dalam Gafar (1991: 3) menguraikan bahwa sastra lisan adalah jenis

karya sastra yang diturunkan dari mulut ke mulut, tersebar secara lisan, anonim, dan

menggambarkan kehidupan pada masa lampau.

Sastra lisan adalah yang penyebarannya secara lisan. Batasan yang lebih

lengkap dikemukakan oleh Hutomo (1983: 2) sastra lisan adalah kesusastraan yang

mencakup ekspresi kesusastraan warga, suatu kebudayaan yang disebarkan dan

turunkan secara turun temurun secara lisan (dari mulut ke mulut).

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulan bahwa sastra lisan

merupakan pancaran kebudayaan masyarakat lama mencakup ekspresi kesusastraan

yang disamapaikan secara lisan dari mulut ke mulut yang bersifat anonim.

2.4 Puisi Lama

Puisi lama merupakan salah satu jenis karya sastra yang cukup digemari

oleh masyarakat. Di berbagai daerah, karya sastra yang ada selalu memperhatikan

10

karya-karya puisi yang beraneka ragam, yang merupakan hasil karya masyarakat pada

zaman dahulu. Semua itu dikenal dengan nama puisi lama atau juga biasa disebut

dengan sastra daerah.

Puisi lama merupakan pencerminan kehidupan masyarakat lama. Kehidupan

masyarakat lama yang masih terikat oleh adat dan penuh dengan kepercayaan ghaib

dan sakti, rasa persatuan yang lebih rapat dan padu, dan kefanatikan terhadap aturan-

aturan nenek moyangnya, mengakibatkan kehidupan mereka menjadi statis. Hal ini

sejalan dengan pendapat J.S Badudu (dalam Saemina, 1995: 11) yang mengatakan

bahwa puisi lama sangat terikat baik pada bentuknya maupun isinya.

Alisjahbana (1977: 79) mengatakan bahwa puisi lama ialah pancaran

masyarakat lama, masyarakat yang jika dibandingkan dengan masyarakat modern

belum pecah-belah benar.

Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh adanya aturan-aturan tertentu yang

harus dipatuhi oleh pengarang atau masyarakat pemiliknya. Aturan-aturan yang

dimaksud adalah (1) keterkaitan jumlah baris dalam sebait; (2) jumlah suku kata

dalam tiap baris; (3) mempunyai persajakan akhir pada tiap bait; (4) mempunyai

rima; (5) bersifat komunal (Husnan, 1986: 7).

Sutarno (1967: 13) perpendapat bahwa puisi lama adalah puisi yang terikat

oleh syarat-syarat tradisional, yaitu keterkaitan jumlah baris dalam sebait, jumlah

11

suku kata dalam sebaris, susunan sajak secara vertical, hubungan baris-barisnya serta

irama menurut pola tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa puisi

lama merupakan sastra daerah yang dimilki masyarakat yang diperoleh turun temurun

dari leluhurnya dan melalui puisi lama tersebut dapat tercermin kehidupan

masyarakat tersebut.

2.5 Jenis-Jenis Puisi Lama

Dalam upaya penelitian puisi lama, terlebih dahulu diketahui jenis-jenis

puisi lama. Adapun jenis-jenis puisi lama adalah mantera, bidal, pantun, talibun,

seloka dan gurindam.

2.5.1 Mantera

Mantera adalah kalimat-kalimat atau susunan kata-kata yang mengandung

makna atau kekuatan gaib diucapkan pada waktu dan tempat tertentu, dengan maksud

untuk menambah atau menimbulkan kekuatan kepada orang yang mengucapkannya.

Tiap pekerja mempunyai mantera yang tersendiri (Ambary, 1986: 21).

Mantra yaitu diciptakan untuk mendapatkan kekuatan gaib dan sakti.

Dengan demikian, dalam mantra tercermin kpercayaan masyarakat yang

menggunakan mantra itu, yaitu kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat

lama percaya bahwa setiap benda mempunyai roh, seperti gunung, pohon besar gua

dan lembah yang dalam. Di samping itu, masyarakat lama percaya bahwa benda-

12

benda tertentu meliki kekuatan magis, kekuatan luar biasa yang dapat dimanfaatkan

sesuai dengan keinginan pembaca mantra (Djamaris, 2002: 10).

2.5.2 Bidal

Bidal ialah kalimat singkat yang mengandung pengertian atau

membayangkan sindiran atau kiasan. Bidal mempunyai gerak, lagu atau irama

tertentu, walaupun sifatnya tidak begitu kentara. Oleh karena itu, susunan kata pada

bidal tidak dapat di ubah. Bidal digunakan untuk menyampaikan sesuatu secara

tersamar, atau dengan jalan sehalus-halusnya (Nursisto, 2000: 08).

Menurut Ambary bidal tidak lain dari pada susunan kata-kata atau kalimat-

kalimat singkat yang mengandung pengertian atau melukiskan sindiran, perbandingan

serta kiasan (1986: 22) selanjutnya bidal dipergunakan untuk mengatakan sesuatu

tidak berterus terang, tetapi dengan jalan sehalus-halusnya.

2.5.3 Pantun

Perkataan pantun berarti bagai, seperti, ibarat, umpama, laksana. Hal ini

dapat kita dengar pada bidal yang berbunyi: sepantun labah-labah, meramu dalam

badan sendiri, (sepantun = seumpama) Ambary (1986: 24).

Nursisto (2000: 10) berpendapat bahwa pantun merupakan kesusastraan

hasil karya bangsa Indonesia sendiri. Pantun telah lama tersebar dan mendarah daging

dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak sebelum masuknya kerajaan Hindu. Bentuk

yang sama dengan pantun dalam kesusastraan Indonesia itu terdapat pula dalam

13

bahasa-bahasa daerah di Indonesia, misalnya Wawangsalan, Paparikan, dan Sesbred

dalam bahasa Sunda; Pantun dan Ludtuk dalam bahasa Jawa; Ende-ende dalam

bahasa Mandaling dan sebagainya.

Menurut isinya pantun dapat dibagi menjadi: (a) pantun adat, (b) pantun

agama, (c) pantun muda, (d) pantun anak-anak, (e) pantun jenaka, (f) pantun teka-teki

(Ambary, 1986: 25).

2.5.4 Talibun

Menurut kamus istilah sastra talibun merupakan bentuk puisi lama yang

perbedaannya dengan pantun adalah jumlah lariknya lebih dari empat. Tiap larik

terdiri atas empat kata dengan pola rima yang bermacam-macam (Zaidan, dkk. 2000:

199).

Ambary (1986: 29) menjelaskan bahwa pantun yang lebih panjang, yaitu

pantun yang jumlah barisnya lebih dari empat buah, namun selalu genap dinamakan

talibun. Talibun mempunyai syarat-syarat yang hampir sama dengan pantun, yaitu:

a. Tiap-tiap baris terdiri atas: 6, 8, 10, 12 baris atau lebih, tetapi jumlahnya

harus tetap genap.

b. Tiap baris terdiri atas: 8 hingga 12 suku kata, tetapi umumnya terdiri atas

10 suku kata.

c. Sajaknya: a-b-c, a-b-c atau a-b-c-d, a-b-c-d dan sebagainya.

14

d. Hubungannya: bagian atas merupakan sampiran dan bagian bawah

merupakan isinya.

Selanjutnya Djamaris (2002: 28) menjelaskan bahwa talibun banyak

persamaanya dengan pantun. Perbedaannya terletak pada jumlah baris. Jumlah baris

dari sebuah talibun lebih dari empat baris dan selalu genap, misalnya enam, delapan,

sepuluh, dua belas dan empat belas.

15

2.5.5 Seloka

Kata seloka berasal dari bahasa Sansekerta cloak, yaitu suatu bentuk puisi

Hindu yang terdapat dalam kitab-kitab kesusastraan India seperti Ramayana dan

Mahabrata (Nursisto, 2000: 21).

Hooykaas dalam Ambary (1968: 30) mengatakan bahwa seloka atau pantun

adalah pantun yang bersajak lama, seperti sajak syair (a-a-a-a). Contoh:

Selanjutnya Simanjuntak dalam Ambary membedakan antara seloka dan

pantun seloka. Menurut pendapatnya, seloka tidak lain dari pada bidal atau pepatah

yang berirama (1968: 30).

2.5.6 Syair

Nursisto (2000: 17) mengatakan bahwa syair berasal dari kata Arab su’ur

yang berarti perasaan . syair dianggap orang Melayu sebagai buah kesusastraan

nenekmoyang dan merupakan milik bangsa sendiri. Sejalan dengan pendapat Nursisto

di atas, maka Ambary (1968: 33) berpendapat bahwa mengubah bentuk syu’ur atau

puisi pada umumnya dinamakn syair, sedangkan dalam kesusastraan Indonesia istilah

syair ini bukan diberikan kepada pengubahnya melainkan pada bentuk dan

pengubahannya. Selanjutnya beliau juga mengatakan bahwa syair bukanlah

kesusastraan Indonesia melainkan berasal dari kesusastraan Arab semenjak masuknya

agama Islam di Indonesia.

Menurut Ambary (1968: 33) syair memiliki syarat sebagai berikut:

16

1. Tiap bait terdiri dari empat baris

2. Tiap-tiap baris terdiri dari 8 hingga 13 suku kata, tapi biasanya 10 atau 11

suku kata

3. Syair bersajak sama dengan rumus a-a-a-a, kadang-kadang bersajak sempurna

atau juga tidak sempurna

4. Keempat baris dalam setiap barit syair merupakan satu rangkaian ceritera, jadi

tidak dapat terdapat sampiran, seperti pantun.

2.5.7 Gurindam

Gurindam biasanya terjadi dari sebuah kalimat majemuk, yang dibagi jadi

dua baris yang bersajak. Tiap-tiap baris itu sebuah kalimat dan perhubungan antara

kudua kalimat itu biasanya perhubungan antara anak kalimat dengan induk kalimat.

Maksud gurindam ialah dengan pendek mengatakan sesuatu benar kepada pepatah

atau peribahasa (Alisjahbana, 2004: 75).

Menurut Ambary (1968: 31) gurindam adalah satu bentuk dalam

kesusastraan lama yang berasal dari kesusastraan Tamil, yakni sebuah daerah di India

bagian selatan. Perkataan gurindam berarti perhiasan atau bunga. Bentuk ikatan ini

mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:

1. Jumlah baris, tiap bait atas 2 baris,

2. Jumlah suku kata biasanya 10 hingga 14 suku

kata dalam tiap-tiap baris,

17

3. Sajaknya berumus a-a, biasanya sajak sempurna,

tapi banyak pula gurindam yang bersajak paruh,

4. Hubungan, gurindam terdiri atas 2 kalimat

tunggal yang membentuk kalimat majemuk. Baris yang pertama merupakan

sebab atau alasan, sedangkan baris yang kedua merupakan akibat atau balasan

apa yang tersebut dalam baris yang pertama,

5. Isi, senantiasa berupa nasihat, petuah atau

filsafat, itulah keistimewaan isi bentuk puisi gurindam (Ambary, 1968: 32).

Adapun contoh gurindam adalah sebagai berikut:

1) kurang pikir, kurang siasat (a)

tentu dirimu kelak tersesat (a)

2) pikir dahulu sebelum berkata (a)

supaya terelak silang sengketa (a)

3) barang siapa tidak sembahyang (a)

ibarat rumah tidak bertiang (a)

4) dengan bapa jangan durhaka (a)

supaya ayah tidak murka (a)

2.6 Gambaran Umum Tentang Maula

Maula merupakan salah satu tradisi lisan Masyarakat Ciacia di Kabupaten

Buton Kecamatan Batauga Kelurahan Masiri. Kecamatan Batauga terletak di antara

18

5,290-5,590 Lintang Selatan dan 122,140-122,380 Bujur Timur, sebelah Utara

berbatasan dengan Kecamatan Betoambari, sebelah Timur dan sebelah Selatan

berbatasan dengan Kecamatan Sampolawa, sedangkan sebelah Barat berbatasan

dengan Laut Flores dan luas wilayah Kecamatan Batauga adalah 73,83 km2 (7.533

hektar). Di Kecamatan Batauga terdapat satu kelurahan yang penduduknya adalah

pengguna bahasa daerah Ciacia yaitu Keluhan Masiri.

Kelurahan Masiri sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Laompo,

sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan sampolawa, sebelah Selatan berbatasan

dengan Kelurahan Majapahit, sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Selat

Masiri dan luas wilaya adalah 15,33 km2 (1.533 hektar). Masyarakat di Kelurahan

masiri adalah mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan

nelayan, hanya sedikit sekali jumlah penduduk yang merupakan pegawai. Oleh

karena masyarakat masiri mayoritas petani maka mereka mempunyai kebiasaan ditiap

tahunnya yaitu membuka lahan baru untuk dijadikan sumber pencaharian dengan cara

menanam jagung, ubi dan lain sebagainya untuk menjadi bahan makanan dan untuk

dijual sebagai pemasukan perekonomian keluarga. Dalam berkebun ada tahap-tahap

yang harus dilalui yaitu membersihkan lahan, menanam, panen dan syukuran dan

pada acara-acara tersebutlah maula biasa digunakan untuk menghibur masyarakat

pendukungnya.

Masyarakat Masiri masih sangat menjujung tinggi nilai-nilai kebudayaan

dan adat-istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu dan memiliki jiwa

19

gotong-royong serta solidaritas antar sesama masyarakat di sekitarnya. Dan maula

merupakan salah satu sastra daerah yang telah berkembang sejak dahulu di

Kelurahan Masiri yang masyarakatnya menggunakan bahasa Ciacia. Maula

dibawakan dengan cara dilantunkan atau dinyanyikan dan biasanya diiringi dengan

alat musik gendang, rebana, gambus dan kecapi. Maula juga biasa digunakan dalam

acara kebun seperti siraman kebun, ikat padi dan saat panen tiba. Sedangkan pada

acara perkawinan, khitanan dan pingitan maula digunakan dengan diiringi alat musik

seperti gendang, rebana, gambus atau kecapi. Biasanya maula dilantunkan oleh para

orang tua yang berusia lanjut, maula ini digunakan khusus untuk memberi petuah dan

hiburan kepada para pendengarnya, dan bagi mereka yang tidak menguasai atau tidak

memahami bahasa Ciacia maka mereka hanya bisa menikmati irama dan lantunan

maula saja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa secara umum

kata maula berarti megajak, yaitu setiap yang menggunakan maula bermaksud

mengajak orang lain untuk menikmati indahnya irama dalam maula serta dapat

berbalas maula dengan si pendengar yang tentunya tahu bermaula. Salah satu

contoh maula adalah:

1. maulae, mai topohoko-hokolo

maulae, tokabangue liwunto

artinya:

mengajak, mari kita bersama-sama

mengajak, membangun negeri kita

20

2. maulae, ane tamotaga-tagali

maulae, cia sekabeloano hanggai

artinya:

mengajak, kalau kita saling bertikai

mengajak, tidak akan ada baiknya

Jika dilihat berdasarkan contoh maula di atas maka maula memiliki ciri

seperti gurindam yaitu tidak memiliki sampiran hanya isi, terdiri dari dua baris dalam

sebait, serta memiliki sejumlah suku kata ditiap-tiap barisnya.

Dari segi struktur, bahasa Ciacia yang tersebar di semua kecamatan, tidak

memiliki banyak perbedaan, yang tampak hanya pada tataran fonologi, dari segi

fonologi, bahasa Ciacia dapat di bagi menjadi dua wilayah pemakaian yaitu bahasa

Ciacia pedalaman dan bahahasa Ciacia pesisir. Bahasa Ciacia pedalaman termaksud

BCDL (Bahasa Ciacia Dialek Liwu) hanya mengenal fonem hambat uvular seperti

pada kata ghato ‘tiba’. Dalam perkembangannya, bahasa Ciacia pedalaman juga

mengenal vonem getar alveolar /r/ seperti pada kata roti ‘roti’ radio ‘radio’. Hal ini

berbeda dengan bahasa Ciacia pesisir yang hanya mengenal vonem getar alveolar /r/

seperti pada kata rato ‘tiba’. Akan tetapi, umumnya bahasa Ciacia mengenal kontras

bunyi inggresif seperti <bh> secara otografi dalam bhebhe ‘pukul’ dengan bunyi

inggesof /b/ dalama bebe ‘itik’. Bahasa Ciacia pada umumnyajuga mengenal bunyi

inggresif /dh/ dalam dhodho ‘potong’. Perbedaan dapat dijumpai pada tataran leksikal

(Konisi, 2005:2)

21

2.7 Konsep Bentuk, Isi, dan Fungsi

2.7.1 Bentuk

Bentuk adalah lengkungan, keluk lentur, wujud atau rupa suatu benda

(Hoetomo: 2005: 95). Selanjutnya menurut Alwi bahwa bentuk merupakan kata

penggolong bagi benda yang berkeluk, berupa dan menampilkan wujud atau rupa,

serta memiliki sistem susunan tertentu dan memiliki pembangun atau gambaran

dalam satu benda (2002: 135)

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa bentuk adalah

sesuatu benda yang memiliki susunan, lengkungan, memiliki wujud atau rupa serta

memiliki sistem susunan tertentu, memiliki pembangun atau sesuatu gambaran.

2.7.2 Isi

Isi adalah sesuatu yang ada dalam suatu benda, besar atau ukuran sesuatu,

memiliki kandungan sesuatu, apa yang tertulis di dalamnya atau bagian yang pokok

dari sesuatu (Alwi, 2002: 443). Sejalan dengan hal tersebut di atas Hoetomo (2005:

209) mengatakan isi merupakan sesuatu yang termuat, terkandung dan sebagainya, di

dalam sesuatu benda, besarnya suatu ruangan, inti sari, bagian yang terutama di

dalam suatu benda misalnya isi hati dan perasaan dalam hati.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulan bahwa isi merupakan

sesuatu yang terkandung atau termuat di dalam sesuatu benda, misalnya isi hati,

perasaan hati, nasihat, ajaran agama dan percintaan.

22

2.7.3 Fungsi

Dalam kamus terbaru Bahasa Indonesia mengemukakan fungsi adalah

kegunaan suatu hal, daya guna, jabatan (pekerjaan) yang dilakukan, kerja suatu

bagian tubuh (2008: 239).

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan desain kategori penelitian, yang dilakukan

dengan verba eliksitas dari data dalam bentuk deskriptif naratif meliputi catatan

lapangan, rekaman atau transkripsi lain dari audio atau vidio tape dan gambar dan

catatan tertulis lainnya (Gaffar, 1990: 05). Sedangkan metode deskriptif berhubungan

langsung dengan pengumpulan data, dan pengkajian data, dalam laporan penelitian.

Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual

dan akurat dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dan bukan angka-angka

statistik. Semua dikemukakan apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ditemukan

pada saat penelitian. Penelitian ini mendeskripsikan bentuk, isi dan fungsi maula

sebagai salah satu sastra daerah yang terdapat dalam budaya masyarakat Ciacia di

Kelurahan Masiri.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang akan menyajikan data

dan fenomena-fenomena berdasarkan fakta empiris yang ditemukan oleh peneliti di

lapangan. selain itu penelitian menyajikan data yang diperoleh dari sumber data

secara menyeluruh sejalan dengan sasaran penelitian di atas.

24

3.2 Data dan Sumber Data

3.2.1 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data lisan berupa tuturan

lisan maula yang direkam dari informan.

3.2.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah informan (penutur asli bahasa Cia-

Cia) yang masih mengetahui maula.

Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka yang menjadi

informan adalah mereka yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Penutur asli bahasa Ciacia yang ucapannya fasih

dan jelas.

2. Memiliki alat-alat artikulasi yang normal.

3. Harus berusia 45-65 tahun

4. Pelantun maula

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Teknik rekam, yaitu proses pengambilan data dari informan yang

menuturkan maula dengan menggunakan tape recorder. Teknik rekam ini

25

digunakan dengan pertimbangan bahwa data yang diteliti adalah berupa

data lisan.

2. Teknik catat, yaitu digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap

penting di luar data rekam untuk mendapatkan informasi tambahan.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah teknik struktural.

Yang dimaksud dengan struktur di sini adalah mencakup susunan maula yang akan

dianalisis. Penelitian ini bersifat deskriptif sehingga berdasarkan analisis data

diperoleh pemahaman yang mendalam, baik struktur bentuk, isi dan fungsi maula.

Oleh sebab itu, semua data yang diperoleh diolah secara deskriptif dengan

berorientasi pada pendekatan struktural. Maksud dari hal ini adalah setiap data yang

berupa tuturan maula diseleksi sesuai dengan jenisnya sehingga merupakan satu

kesatuan struktur yang bersifat konsisten. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat

ditemukan dua bentuk analisis yaitu struktur fisik dan struktur batin.

Struktur fisik maula adalah berupa bentuk yang mencakup jumlah baris

dalam sebait, persajakan yang digunakan dan jumlah suku kata dalam tiap-tiap

barisnya. Sedangkan struktur batinnya adalah mencakup tema dan amanat seperti

tema yang berisi agama, nasihat, curahan hati dan percintaan.

Prosedur pengolahan data dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai

berikut:

26

a. Transkripsi rekaman data, yaitu memindahkan data dari lisan ke tulisan.

b. Klasifikasi data, yaitu semua data yang dikumpulkan sesuai dengan

karakteristik dan klasifikasi berdasarkan isi.

c. Penerjemahan data, yaitu pada tahap ini semua data yang telah

dikelompokkan langsung diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

d. Analisis data, tahap ini peneliti berusaha untuk menganalisis semua data yang

terkumpul berdasarkan bentuk (jumlah baris, jumlah suku kata tiap baris,

persamaan bunyi, hubungan dengan alam sekitar) dan berdasrkan isi

(percintaan, agama dan nasehat) Sudikan, 2001: 201.

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHSAN

Maula sebagai salah satu karya sastra dapat dikaji dari berbagai aspek,

maula dapat dikaji dari bentuk, isi dan fungsinya. Maula merupakan salah satu sastra

daerah yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat Ciacia di kelurahan Masiri

dan maula juga memiliki struktur bentuk dan struktur isi serta memiliki fungsi bagi

masyarakat pendukungnya. Selain itu maula juga memiliki bahasa yang estetis.

Maula biasanya digunakan oleh para orang tua untuk mendidik dan

menasehati anak-anaknya. Selain itu, maula juga digunakan oleh para kaula muda

dalam menyampaikan satu maksud dan keingininan kepada seseorang baik itu berupa

ungkapan cinta, sindiran dan lain sebagainya. Kemudian maula juga dijadikan

sebagai hiburan untuk mengisi waktu senggang, juga digunakan sebagai salah satu

sarana sosial dalam pertemuan-pertemuan adat di kelurahan Masiri. Jika ditinjau dari

segi pemakaiannya, sejak zaman dahulu maula dalam kehidupan masyarakat adalah

milik seluruh masyarakat karena maula juga bersifat anonim.

Maula disusun berdasar pada data yang diperoleh kemudian di beri kode

dengan maula 1 sampai seterusnya dan di singkat menjadi M1 sampai seterusnya.

Berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan, maka berikut ini adalah beberapa

tuturan maula yang dijadikan data dalam penelitian ini, yakni meliputi penelitian

28

bentuk, isi dan fungsi maula sebagai salah satu sastra daerah masyarakat Ciacia di

kelurahan Masiri.

M1 maulae, tabea manga mancuanamaulae, isami tame kabancipoartinya:permisi wahai orang tua kamikami mau berpantun dulu

M2 maulae, tamalamo kabanci haemaulae, iyaroano mancuanaartinya:kita mau berpantun apadi hadapan para orang tua

M3 maulae, kaadarino mancuanamaulae, tabeano tokoadatiartinya: ajaran dari orang tuakecuali kita beradat

M4 maulae, adatino mancuanantomaulae, koie to kamolimpueartinya:adat dari orang tuajangan kita melupakannya

M5 maulae, aso nopadari ingkitamomaulae, diasao kabeloantoartinya:karena kita diajarkanuntuk kebaikan kita sendiri

M6 maulae, balaano mancuanantomaulae, tabeano tomotehie

29

artinya:azab dari orang tuakecuali kita takuti

M7 maulae, mai topohoko-hokolomaulae, koie topohina-hinaartinya:mari kita bersama-samajangan kita saling menghina

M8 maulae, ane tamohoko-hokolomaulae, nombelai ingkita hisabuartinya:kalau kita bersama-samakita akan dijauhkan dari fitnah

M9 maulae, kapakano manga omputomaulae, koie tobawa laloeartinya:kemarahan orang tua jangan dimasukkan di dalam hati

M10 maulae, ane tobawa laloemomaulae, nometa ingkita balaanoartinya:kalau dimasukkan di dalam hatikita akan mendapat bencana

M11 maulae, kaasai porompu-rompuntoanamaulae, ane nalumele mboinaartinya:kasihan persatuan kita iniseandainya terus-menerus begini

M12 maulae, porompunto empae narumatomaulae, narumato diaso kalengono

30

artinya:persatuan akan sampai di manaakan sampai selamanya

M13 maulae, kapeeluno cia namotompumaulae, kapeeluno bawa mateeartinya:cintanya tidak akan putuscintanya di bawa mati

M14 maulae, ane mohane no kamamaeamaulae, ane robine no bawa laloeartinya:kalau laki-laki sifatnya pemalukalau perempuan sifatnya perasa

M15 maulae, ane nocikabi sekagantinomaulae, adati molengo mboincumoartinya:kalau hilang ada gantinyatradisi lama seperti itu

M16 maulae, koimina nocunuso nafusumaulae, sabaraana nomangadaartinya:jangan pernah terbakar emosisabar adalah kemuliaan

M17 maulae, inau noitau moporo lalonomaulae, wula puasaa maa pasebaartinya:ibu melihatku sakit hatinyabulan puasa makan duduk bersila

M18 maulae, kaasiuka pakemuanamaulae, pewiwila sekamaeyaaartinya:

31

kasihan tingkahmu iniberjalan dengan keaiban

M19 maulae, mbohake mokesa hakemaulae, hawai pakemu nomorombuartinya:biarpun kau cantik jelitatetapi tingkahmu sangat urakan

M20 maulae, olalonto toboasahinemaulae, ba nomembali kaliliwuartinya:isi hati harus diungkapkannanti bisa menjadi rindu

M21 maulae, asomo adikae kaliliwuuanamaulae, ane katoo tamoborawiteartinya:biarlah rindu kusimpan sajakalaulah jodoh pasti bertemu

M22 maulae, adikae pogaunto iwulamailae, umbaaso wula namisiemoartinya:akan kusimpan perjanjian kita di bulanmuncul bulan kau menangis tersedu-sedu

M23 maulae, omata ajumaganiemaulae, bawite nosala lalonoartinya:wahai mata akan kukendalikanjangan sampai berbelok arah

M24 maulae, mbohake udikae lalomumaulae, ane katoo impae minteartinya:biarpun kau simpan perasaanmu

32

kalau jodoh kau mau ke mana

M25 maulae, mate ama tokeehinemaulae, mate ina topolinguartinya:meninggal ayah kita bertangisanmeninggal ibu kita berceceran

M26 maulae, kaasi tombali ana mohanemaulae, kondaloana toowa hakeartinya:kasihan menjadi anak laki-lakilautan besar sangatlah luas

M27 maulae, isababarie anano inamaulae, hawite yau cianawewasoartinya:di antara semua anak ibuhanya aku yang dianak tirikan

M28 maulae, koie kapopasalaasomaulae, porompu-rompunto nobinasaartinya:jangan pernah saling menuduhpersatuan bias berantakan

M29 maulae, gagari atampo apimaulae, cuumu wite majojolinoartinya:setiap aku menyalakan apilututmu saja yang menutupinya

M30 maulae, ane hela agori mbulemaulae, banokabusi pogauntoartinya:kalau berlayar cepat pulangnanti perjanjian bias terlambat

33

M31 maulae, adika bara ikampangamaulae, nocipeeta tamudanieartinya:kusimpan barang di tempat sirihbila dicari akan diingat

M32 maulae, omia nopekantai bulawamaulae, hake so pekantai dosaartinya:orang menggantung permatasedang kau menggantung dosa

M33 maulae, dawuau cianabelomaulae, hake so kodawua beloartinya:saya bernasib burukdan kau bernasib baik

M34 maulae, sakara nososo lalomumaulae, pogaunto notarusumartinya:kini kau menyesalpembicaraan sudah berlanjut

M35 maulae, isami cia tamungkusomaulae, maapa bundo sausamuartinya:kami tidak mengajakmumengapa kamu datang sendiri

M36 maulae, pogaumu mangada hakemaulae, lalomu langae ndeartinya:bercakap-cakap sangat baikdi hati dikunci rapat

34

M37 maulae, imatau pogau mondeumaulae, inte hela pogauiso miaartinya:di depan mata bicara tidak maupergi berlayar muncul fitnah

M38 maulae, kokesano juragamaulae, kokesano cianabaliartinya:cantik-cantik juragankecantikannya tidak berubah

M39 maulae, dunia hawite noantagimaulae, iakherati sakocuhunoartinya:dunia hanya menungguakhirat yang sebenarnya

M40 maulae, ina tade cibantimaulae, ita mihane memaninoartinya: ibu berdiri terbantinglihat laki-laki yang menagih

M41 maulae, La Busu cibanci witemaulae, nokura kadaneartinya:La Busu akan dibenciKarena kurang jaminan badan

M42 maulae, sumanomo eje kokasosomaulae, ciapouka kadawu paksaartinya:sedangkan gembira ada penyesalanapalagi memberi paksaan

M43 maulae, Wa Aru noholi sepaksa

35

maulae, mencuru nocilingu sausaartinya:Wa Aru membeli dengan paksaKadang-kadang ditinggal sendiri

M44 maulae, sumanomo bente nomopasimomaulae, ciapo kadakino pogauntoartinya:sedangkan benteng sudah hancurapalagi rusaknya perjanjian

M45 maulae, modadakino pogauntoanamaulae, namesua wite inarakaartinya:yang merusak perjanjianmaka akan masuk neraka

M46 maulae, amate itongano kondalomaulae, pokoburu itongano ewoartinya:saya mati di tengah lautankuburkan aku di tengah ombak

M47 maulae, koisopo gauaso mateamaulae, inggita ciapo tamoboraartinya:jangan dulu berbicara matikita belum bermadu kasih

M48 maulae, mboopo aminte ikoliwunomaulae, kongeapo poserentoartinya:sebelum aku ke pulau sebrangresmikan dulu hubungan kita

M49 maulae, ane nakongea kaserentomaulae, rompupo mancuana

36

artinya:kalau ingin hubungan resmikumpulkan dulu orang tua

M50 maulae, tarima kasi kalambeumaulae, antagiau isabuaartinya:terimah kasih gadiskutunggulah aku di pelaminan

M51 maulae, darino inanto koi pogeramaulae, bakodosa sababari ingkitaartinya:nasehat ibu jangan bertengkarnanti semua jadi berdosa

M52 maulae, ane cia sambaheamaulae, kahonto naraka ciambemoartinya:kalau tidak sembahyangpintu neraka sudah terbuka

M53 maulae, kasameano mancuanatomaulae, jagae ngeano eleaartinya:pesan orang tuajaga martabat keluarga

M54 maulae, poandea koie tengkaimaulae, cia sekabeloanoartinya:jangan sombong dalam bergaulitu tidak ada baiknya

M55 maulae, poandea koie boraasumaulae, cia belo bangunoartinya:

37

jangan bergaul sembarangberdampak tidak tidak baik

M56 maulae, kakara elea topomaasimaulae, ciambali topogeraartinya:sesama saudara saling menyayangitidak boleh bertikai

M57 maulae, ane totonto miamaulae, koie toita kadaneenoartinya:kalau memandang seseorangjangan lihat dari hartanya

M58 maulae, ai hargangi manga akamaulae, hake aka moasie ainoartinya:adik menghargai kakakdan kakak menyayangi adik

M59 maulae, tohokoloe kadarino Allah maulae, tolingue kalaranginoartinya:harus taat dan patuh pada tuhanjauhilah larangannya

M60 maulae, topogau semancuanamaulae, tabeano tokoadatiartinya:berbicara dengan orang tuaharus sopan dan santun

M61 maulae, towila ibanuano miamaulae, koie molimpu pe asalamuartinya:berkunjung ke rumah orang

38

jangan lupa mengucap salam

M62 maulae, tolalo yaroano mancuanamaulae, koie molimpu petabeaartinya:lewat di depan orang tuajangan lupa ucap permisi

M63 maulae, kaasi dane tokikidimaulae, lalonto dane motehiartinya:kasihan kita masih kecilhati kita masih takut

M64 maulae, kaasi mbali anangkaelumaulae, ganae banuano miaartinya:kasihan menjadi anak yatimkita keliling rumahnya orang

M65 maulae, oina awilamo yaumaulae, awila ikambelaisaartinya:hai ibu aku akan pergiaku pergi di tempat yang jauh

M66 maulae, hulamu mbo kongada wulamaulae, masangia lalomuuka artinya:wajahmu seindah rembulansemoga hatimu juga demikian

M67 maulae, kondalono tai nociukuru maulae, lalono mia yeenaboraeartinya:dalamnya lautan dapat diukurhati orang siapa yang tau

39

M68 maulae, kaasi namisiuanamaulae, poantagi cia selelenoartinya:kasihan perasaanku inimenunggu tanpa kepastian

M69 maulae, koiepo pemamarimbamaulae, kosabaraana mangadaartinya:janganlah dulu terburu-burusabar adalah permata

M70 maulae, gauu amala kakopumaulae, lalou mompono potakaartinya:kuingin meregut rangkultapi hatiku penuh keraguan

M71 maulae, ane tamogaa nambuleamaulae, dikau wai lalono hatemuartinya:kalau kita terpisah nanti simpanlah aku di dalam hatimu

M72 maulae, mai topopia-piaramaulae, koie topohina-hinaartinya:mari kita saling memliharajangan saling menghina

M73 maulae, kaadarino agamantomaulae, tabeano tohokoloeartinya:ajaran agama kitaseharusnya kita ikuti

40

M74 maulae, kabanara pakempuumaulae, manggalaaso kabeloaartinya:kebenaran harus ditegakkankarena untuk kebaikan

M75 maulae, kabeloano pahamuntomaulae, kasalamatino kuluntoartinya:kebaikan dari kepercayaan kitaadalah keselamatan untuk kita

M76 maulae, ane salamo pakentomaulae, koie molimpu totobaartinya:kalau sikap kita salahjangan lupa untuk bertobat

M77 maulae, dadinto iduniaanamaulae, topoko barie amalantoartinya:kehidupan di dunia iniharus memperbanyak amal

M78 maulae, amala koie topangantamaulae, diaso kabeloantoartinya:jangan bosan untuk beramalkarena untuk kebaikan

M79 maulae, kabeloanto iduniamaulae, diaaso iakheratiartinya:kebenaan kita di duniauntuk bekal di akhirat

M80 maulae, kaasi namisimuancu

41

maulae, dadi sekonarakaaartinya:kasihan kehidupanmu ituhidup dengan kesengsaraanss

4.1 Analisia Bentuk Maula

M1 maulae, tabea manga mancuanamaulae, isami tame kabancipoartinya:permisi wahai orang tua kamikami mau berpantun dulu

Jumlah suka kata dalam M1:

ma-u-la-e-ta-be-a-ma-nga-ma-ncu-a-na (13 suku kata)

ma-u-la-e-i-sa-mi-ta-me-ka-ba-nci-po (13 suku kata)

Persamaan Bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata tabea, manga dan mancuana.

Bunyi /m/ pada kata manga dan mancuana.

Baris kedua: tidak ada persamaan bunyi.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat bunyi /t/ pada kata tabea di baris pertama dan kata tame di baris kedua

Isi: maula tersebut biasa digunakan seorang muda yang ingin bermaula dan

meminta izin terlebih dahulu kepada orang tua.

M2 maulae, tamalamo kabanci haemaulae, iyaroano mancuanaartinya:

42

kita mau berpantun apadi hadapan para orang tua

Jumlah suku kata:

ma-u-la-e-ta-ma-la-mo-ka-ba-nci-ha-e (13 suku kata)

ma-u-la-e-i-ya-ro-a-no-ma-ncu-a-na (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persmaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada persamaan bunyi

Baris kedua: tidak ada persamaan bunyi

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat bunyi /o/ pada kata tamalamo pada baris pertama dan kata iyaroano pada

baris kedua.

Isi: maula ini digunakan oleh para pemuda untuk memulai maula yang

dilagukan di depan orang tua.

M3 maulae, kaadarino mancuanamaulae, tabeano tokoadatiartinya: ajaran dari orang tuakecuali kita beradat

Jumlah suku kata:

ma-u-la-e-ka-a-da-ri-no-ma-ncu-a-na (13 suku kata)

ma-u-la-e-ta-be-a-no-to-ko-a-da-ti (13 suku kata)

Persamaan Bunyi:

43

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada persamaan bunyi

Baris kedua: persamaan bunyi /t/ kata tabeano dan tokoadati.

Persamaan bunyi antar baris:

persamaan bunyi /o/ pada kata kaadarino di baris pertama dan tabeano di baris kedua.

Isi: maula ini digunakan oleh orang tua untuk menasihati anaknya agar anak

memiliki sopan santun terhadap orang tua.

M4 maulae, adatino mancuanantomaulae, koie to kamolimpueartinya:adat dari orang tuajangan kita melupakannya

Jumlah suku kata:

ma-u-la-e-a-da-ti-no-ma-ncu-a-na-nto (13 suku kata)

ma-u-la-e-ko-i-e-to-ka-mo-lim-pu-e (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat pengulangan bunyi /o/ pada kata adatini dan mancuananto.

Baris kedua: terdapat pengulangan bunyi /k/ pada kata koie dan kata kamolimpue.

Bunyi /e/ pada kata koie dan kata komolimpue.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat pengulangan bunyi /o/ pada kata adatino di baris pertama dan kata to di

baris kedua.

44

Isi: maula tersebut berisi nasihat dan biasa digunakan oleh orang tua untuk

menasihati anaknya untuk tidak melupakan apa yang telah diajarkan oleh orang

tua.

M5 maulae, aso nopadari ingkitamomaulae, diasao kabeloantoartinya:karena kita diajarkanuntuk kebaikan kita sendiri

Jumlah suku kata:

ma-u-la-e-a-so-no-pa-da-ri-i-ngki-ta-mo (14 suku kata)

ma-u-la-e-di-a-so-ka-be-lo-a-nto (12 suku kata)

persamaan bunyi:

persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: memiliki persamaan bunyi /o/ pada kata aso dan ingkitamo.

Baris kedua: juga memiliki bunyi /o/ pada kata diaso dan kabeloanto.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata ingkitamo dan kabeloanto antar baris satu

dan dua.

Isi: kita diajar untuk kebaikan kita sendiri, ini merupakan isi maula di atas dan

biasa digunakan oleh orang tua untuk menasihati anaknya.

M6 maulae, balaano mancuanantomaulae, tabeano tomotehieartinya:azab dari orang tua

45

kecuali kita takuti

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ba-la-a-no-ma-ncu-a-na-nto (13 suku kata)

Ma-u-la-e-ta-be-a-no-to-mo-te-hi-e (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata balaano dan mancuananto

dalam baris pertama.

Baris kedua: bunyi /t/ pada kata tabeano dan kata tomotehie.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat pengulangan bunyi /o/ antara baris satu dan baris dua pada kata balaano dan

tabeano.

Isi: maula ini berisi nasihat orang tua kepada anaknya untuk takut pada azab yang

berikan oleh orang tua apabila kita berbuat salah.

M7 maulae, mai topohoko-hokolomaulae, koie topohina-hinaeartinya:mari kita bersama-samajangan kita saling menghina

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ma-i-to-po-ho-ko-ho-ko-lo (13 suku kata)

Ma-u-la-e-ko-i-e-to-po-hi-na-hi-na-e (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

46

Persaman bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada

Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /e/ pada kata koie dan kata hinae.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat pengulangan bunyi /t/ antara baris satu dan dua pada kata topohoko dan

topohina.

Isi: maula ini biasa digunakan anak muda untuk saling mengingatkan agar selalu

bersama-sama dan jangan saling menghina atau menjatuhkan antar sesama

manusia.

M8 maulae, ane itamohoko-hokolomaulae, nombelai ingkita hisabuartinya:kalau kita bersama-samakita akan dijauhkan dari fitnah

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-a-ne-i-ta-mo-ho-ko-ho-ko-lo (14 suku kata)

Ma-u-la-e-nom-be-la-i-i-ngki-ta-hi-sa-bu (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada

Baris kedua: tidak ada

Persamaan antar baris:

47

Terdapat persamaan bunyi /i/ antara baris satu dan baris dua yaitu pada kata

itamohoko dan kata ingkita.

Isi: maula ini biasa digunakan orang tua untuk menasihati anaknya, bahwa

kebersamaan dalam hidup itu sangat penting dan dengan bersama-sama maka kita

akan dijauhkan dari fitnah.

M9 maulae, kapakano manga omputomaulae, koie tobawa laloeartinya:kemarahan orang tua jangan dimasukkan di dalam hati

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ka-pa-ka-no-ma-nga-o-mpu-to (14 suku kata)

Ma-u-la-e-ko-ie-to-ba-wa- la-lo-e (12 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata kapakano dan kata omputo.

Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /e/ pada kata koie dan kata laloe.

Persamaan bunyi antar baris:

Anatara baris pertama dan kedua terdapat persamaan bunyi /k/ pada kata kapakano

dan kata koie.

Isi: maula tersebut biasa digunakan oleh para orang tua untuk menasihati

anaknya, agar mereka tidak gampang tersinggung pada kemarahan orang tua dan

tidak memasukkan kemarahan tersebut ke dalam hati.

48

M10 maulae, ane tobawa laloemomaulae, nometa ingkita balaanoartinya:kalau dimasukkan di dalam hatikita akan mendapat bencana

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-a-ne-to-ba-wa-la-lo-e-mo (13 suku kata)

Ma-u-la-e-no-me-ta-i-ngki-ta-ba-la-a-no (14 suku kata)

Persamaan bunyi

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /a/ pada kata nometa dan inkita.

Persamaan bunyi antar baris:

Antara baris pertama dan kedua terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata tobawa dan

kata ingkita, kemudian persamaan bunyi /o/ pada kata laloemo dan kata balaano.

Isi: maula ini biasa digunakan oleh orang tua untuk menasihati anaknya, yaitu

apabila kemarahan orang tua dimasukkan ke dalam hati maka kita akan mendapat

musibah atau atas perbuatan kita tersebut.

M11 maulae, kaasi porompu-rompuntoanamaulae, ane nalumele mboinaartinya:kasihan persatuan kita iniseandainya terus-menerus begini

Jumlah suku kata:

49

Ma-u-la-e-ka-a-si-po-ro-mpu-ro-mpu-n-to-a-na (15 suku kata)

Ma-u-la-e-a-ne-na-lu-me-le-mbo-i-na (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada

Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /e/ pada kata ane dan nalumele.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /na/ pada kata mboina dan kata romputoana di antara baris

pertama dan kedua.

Isi: maula tersebut merupakan maula yang berisi tentang curahan hati seseorang

yang menginginkan keabadian persatuan dalam sebuah kelompok masyarakat

atau dalam kehidupan keluarga.

M12 maulae, porompunto empae narumatomaulae, rumato diaso kalengonoartinya:persatuan akan sampai di manaakan sampai selamanya

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-po-ro-mpu-nto-e-mpa-e-na-ru-ma-to (15 suku kata)

Ma-u-la-e--ru-ma-to-di-a-so-ka-le-ngo-no (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

50

Baris pertama: memiliki persamaan bunyi /t/ pada kata porompunto dan kata

narumato. Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata rumato, diaso dan

kata kalengono.

Persamaan bunyi antar baris:

Antara baris pertama terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata poromputo dan kata

rumato, dan persamaan bunyi /o/ pada kata narumato dan kata kalengono.

Isi: maula di atas berisi tentang curahan hati seseorang yang mempertayakan

sampai di mana kekokohan dan kekompakan persatuan yang tela di bangun sekian

lama? Dan diapun optimis bahwa persatuan itu akan terus terjalin samapi batas

waktu yang tidak bias ditentukan.

M13 maulae, kapeeluno cia namotompumaulae, kapeeluno bawa mateeartinya:cintanya tidak akan putuscintanya di bawa mati

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ka-pe-e-lu-no-ci-a-na-mo-to-mpu (15 suku kata)

Ma-u-la-e-ka-pe-e-lu-no-ba-wa-ma-te-e (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

51

Antara baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /k/ dan bunyi /o/ pada

kata kapeeluno.

Isi: maula tersebut merupakan curahan hati seseorang yang menyatakan

bahwa cinta yang dia miliki tidak akan pernah putus dan habis bahkan akan terus

dibawanya samapi akhir hayatnya. Maula ini biasa digunakan oleh para orang tua

untuk anaknya agar mereka tahu bahwa cinta dan kasih saying orang tua tidak

akan pernah luntur atau habis samapai kapanpun juga bahkan samapi mati

sekalipun.

M14 maulae, ane mohane no kamamaeamaulae, ane robine no bawa laloeartinya:kalau laki-laki sifatnya pemalukalau perempuan sifatnya perasa

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-a-ne-mo-ha-ne-ka-ma-ma-e-a (14 suku kata)

Ma-u-la-e-a-ne-ro-bi-ne-ba-wa-la-lo-e (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /e/ pada kata ane dan kata mohane.

Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /e/ pada kata ane dan robine.

Persamaan bunyi antar baris:

Pada baris pertama dan kedua terdapat pengulangan bunyi /e/ pada kata ane, robine,

mohane bunyi /n/ dan /o/ pada kata no.

52

Isi: maula tersebut biasanya digunkan para orang tua yang berisi tentang ajaran

agama dan adapt bahwa sikap laki-laki cenderung pemalu sedang sikap

perempuan cenderung perasa.

M15 maulae, ane nocikabi sekagantinomaulae, adati molengo mboincumoartinya:kalau hilang ada gantinyatradisi lama seperti itu

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ane-no-ci-ka-bi-se-ka-ga-nti-no (14 suku kata)

Ma-u-la-e-a-da-ti-mo-le-ngo-mbo-in-cu-mo (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Pada baris kedua: terdapat persamaan bunyi /m/ pada kata molengo dan mboincumo.

Persamaan bunyi antar baris:

Antara baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /a/ dan /o/ masing-masing

pada kata ane dan adati serta pada kata sekagantino dan mboincumo. Serta bunyi /i/

pada kata nocikabi dan kata adati.

Isi: maula tersebut biasa digunakan oleh orang tua untuk memperingatkan

anaknya bahwa apabila ada sesuatu yang hilang dalam hidup pasti akan ada

pengganti untuk kehilangan tersebut, karena itu juga merupakan salah satu

semboyan leluhur.

53

M16 maulae, koimina nocunuso nafusumaulae, sabaraana nomangadaartinya:jangan pernah terbakar emosisabar adalah kemuliaan

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ko-i-mi-na-no-cu-nu-so-na-fu-su (15 suku kata)

Ma-u-la-e-sa-ba-ra-a-na-no-ma-nga-da (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi antar baris:

Baris pertama: terdapat bunyi /n/ pada kata nocunuco dan kata nafusu.

Baris kedua: bunyi /a/ pada kata sabaraana dan kata nomangada.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata koimina dan kata di baris pertama dan kata

sabaraana di baris kedua, kemudian bunyi /n/ pada kata nocunuso dan kata

nomangada.

Isi: maula di atas merupakan nasihat yang bermakna bahwa jangan pernah kita

terbakar emosi dan amarah dan mengajarkan kita untuk selalu memiliki sifat sabar

karena sabar itu mulia.

M17 maulae, ina noitau moporo lalomaulae, wula puasaa maa pasebaartinya:ibu melihatku sakit hatinyabulan puasa makan duduk bersila

54

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-i-na-no-i-ta-u-mo-po-ro-la-lo (15 suku kata)

Ma-u-la-e-wu-la-pu-a-sa-a-ma-a-pa-se-ba (15 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: memiliki persamaan bunyi /o/ pada kata moporo dan kata lalono.

Pada baris ke dua: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata wula, puasa, maa dan kata

paseba.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata ina di baris pertama dan kata wula di baris

kedua.

Isi: maula di atas biasa digunakan seseorang pada bulan suci ramadhan dan

memiliki makna bahwa seorang Ibu akan sakit hatinya apabila melihat anaknya

tidak manunaikan ibadah puasa dan apabila anaknya berpuasa maka dia dengan

sengaja duduk makan belum pada waktunya.

M18 maulae, kaasiuka pakemuanamaulae, pewiwila sekamaeyaaartinya:kasihan tingkahmu iniberjalan dengan keaiban

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ka-a-si-u-ka-pa-ke-mu-a-na (15 suku kata)

Ma-u-la-e-pe-wi-wi-la-se-ka-ma-e-ya-a (14 suku kata)

55

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: memiliki persamaan bunyi /a/ pada kata kaasiuka dan pakemuana.

Baris kedua: terdapat pula persamaan bunyi /a/ pada kata pewiwila dan kata

sekamaeyaa.

Persamaan bunyi antar baris:

Dalam baris pertama dan kedua terdapat dua kali pengungan bunyi yang sama yaitu

bunyi /a/ pada kata kaasiuka dan pewiwila serta kata pakemuana dan kata

sekamaeyaa, bunyi /p/ pada kata pakemuana dan kata pewiwila.

Isi: maula di atas biasa digunakan seseorang untuk mencurahkan isi hatinya

karena telah melihat sikap seorang anak yang tidak baik dan harus hidup dengan

menanggung aib yang sangat memalukan.

M19 maulae, mbohake mokesa hakemaulae, hawai pakemu nomorombuartinya:biarpun kau cantik jelitatetapi tingkahmu sangat urakan

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-mbo-ha-ke-mo-ke-sa-ha-ke (12 suku kata)

Ma-u-la-e-ha-wa-i-pa-ke-mu-no-mo-ro-mbu (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

56

Baris pertama: memiliki persamaan bunyi /m/ pada kata mbohake dan kata mokesa

kemudian bunyi /e/ pada kata mbohake dan hake.

Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /u/ pada kata pakemu dan nomorombu.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /h/ pada kata hake di baris pertama dan kata hawai di baris

kedua.

Isi: maula tersebut merupakan maula yang berisi curahan hati seorang ibu yang

malihat anaknya yang memiliki wajah yang cantik jelita tetapi kecantikan yang

dimiliki anaknya tidak sesuai dengan sikapnya yang sangat urakan.

M20 maulae, olalonto oboasahinemaulae, ba nomembali kaliliwueartinya:isi hati harus diungkapkannanti bisa menjadi rindu

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-o-la-lon-to-o-bo-a-sa-hi-ne (14 suku kata)

Ma-u-la-e-ba-no-me-mba-li-ka-li-li-wu-e (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata olalonto dan kata

oboasahinine.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

57

Baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /e/ pada kata toboasahine dan

kata kaliliewue.

Isi: maula di atas berisi nasihat bahwa apabila kita memiliki atau mempunyai

sebuah perasaan kepada orang lain maka jangan di pendam dalam hati sebab

apabila perasaan tersebut di pendam dalam hati maka akan mengakibatkan

penyakit rindu. Maula ini biasanya digunakan oleh seorang muda-mudi yang

sedang jatuh cinta.

M21 maulae, adikae kaliliwuuanamaulae, ane katoo moborawiteartinya:biarlah rindu kusimpan sajakalaulah jodoh pasti bertemu

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-a-di-ka-e-ka-li-li-wu-u-a-na (15 suku kata)

Ma-u-la-e-a-ne-ka-to-o-mo-bo-ra-wi-te (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada

Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /e/ pada kata ane dan moborawite.

Persamaan bunyi antar baris:

Antara baris pertama dan baris kedua memiliki persamaan bunyi /e/ pada kata adikae

dan kata ane, san kata moborawite.

58

Isi: maula di atas biasanya digunakan oleh para pemuda untuk merayu seorang

wanita bahwa sebenarnya dia memiliki rasa rindu kepada seorang gadis tapi dia

telah menyembunyikan perasaan tersebut karena menurutnya apabila mereka

ditakdirkan untuk berjodoh maka tidak akan ke mana-mana lagi.

M22 maulae, adikae pogaunto iwulamaulae, umbaaso wula namisiemoartinya:akan kusimpan perjanjian kita di bulanmuncul bulan kau menangis tersedu-sedu

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-a-di-ka-e-po-ga-u-nto-i-wu-la (15 suku kata)

Ma-u-la-e-um-ba-a-so-wu-la-na-mi-si-e-mo (15 suku kata)

Persamaan bunyi

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /o/ pada kata umbaaso dan namisiemo.

Persamaan bunyi antar baris:

Antara baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /o/ pada kata pogaunto

dan kata umbaaso.

Isi: maula tersebut merupakan maula yang biasa digunakan oleh seseorang untuk

mencurahkan isi hatinya bahwa dia akan menyimpan segala perjanjian dengan

seseorang di bulan karena apabila orang tersebut meilihat bulan maka dia akan

bias merasakan apa yang dirasakan oleh orang tersebut.

59

M23 maulae, omata ajumaganiemaulae, bawite anosala lalonoartinya:wahai mata akan kukendalikanjangan sampai berbelok arah

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-o-ma-ta-a-ju-ma-ga-ni-e (13 suku kata)

Ma-u-la-e-ba-wi-te-a-no-sa-la-la-lo-no (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunti satu baris:

Baris pertama: tidak ada

Baris kedua: tidak ada

Persamaan bunyi antar baris baris:

Baris pertama dan kedua terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata ajumaganie dan kata

anosala.

Isi: maula di atas berisi tentang janji seorang pemuda kepada gadisnya bahwa ia

akan selalu mengendalikan dan menjaga matanya dan tidak akan berpaling dari

dirinya. Maula ini biasa digunakan oleh para muda-mudi untuk menyampaikan

maksudnya kepada kekasih mereka.

M24 maulae, mbohake udikae lalomumaulae, ane katoo impae minteartinya:biarpun kau simpan perasaanmukalau jodoh kau mau ke mana

60

Jumlah suku kata:

ma-u-la-e-mbo-ha-ke-u-di-ka-e-la-lo-mu (14 suku kata)

ma-u-la-e-a-ne-ka-to-o-i-mpa-e-mi-nte (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat bunyi /e/ pada kata mbohake dan kata udikae.

Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /e/ pada kata ane, impae, dan kata minte.

Persamaan bunyi antar baris:

Antara baris pertama dan baris kedua meiliki persamaan bunyi /e/ pada kata mbohake

dan ane, kemudian kembali terjadi persamaan bunyi /e/ pada kata udikae dan impae.

Isi: maula ini biasa digunakan oleh seorang pemuda untuk seorang gadis yang

suka memnyembunyikan perasaannya, bahwa menurut pemuda tersebut biarpun si

gadis mentembunyikan perasaannya jika waktu telah menentukan mereka

berjodoh maka si gadis tidak bias ke mana-mana lagi.

M25 maulae, mate ama tokeehinemaulae, mate ina topolinguartinya:meninggal ayah kita bertangisanmeninggal ibu kita berceceran

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ma-te-a-ma-to-ke-e-hi-ne (13 suku kata)

Ma-u-la-e-ma-te-i-na-to-po-li-ngu (12 suku kata)

Persamaan bunyi:

61

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /e/ pada kata mate dan tokeehine.

Baris kedua:

Persamaan bunyi antar baris:

Antara baris pertama terdapat persamaan bunyi /m/ pada kata mate di kedua baris,

kemudian juga terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata ama dan kata ina. Bunyi /t/

pada kata tokohine dan kata topolingu.

Isi: maula tersebut berisi curahan hati seorang anak yang ditinggalkan oleh kedua

orang tuanya. Pada saat ayahnya meninggal mereka menagis tersedu-sedu dan

ketika ibu mereka meninggal maka merekapun bercerai berai antara satu sama

lain.

M26 maulae, kaasi tombali ana mohanemaulae, kondaloana toowa hakeartinya:kasihan menjadi anak laki-lakilautan besar sangatlah luas

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ka-a-si-to-mba-li-a-na-mo-ha-ne (15 suku kata)

Ma-u-la-e-ko-nda-la-na-to-o-wa-ha-ke (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat pengulangan bunyi /i/ pada kata kaasi dan tombali. Kemudian

Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata kondaloana dan toowa.

62

Persamaan bunyi antar baris:

Baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /k/ dan bunyi /e/ pada kata kaasi,

kondalo, mohane dan kata hake.

Isi: maula ini berisi tentang curahan hati seorang anak laki-laki yang memiliki

tanggung jawab besar untuk menafkahi keluarga dan itu merupakan tanggung

jawab yang berat.

M27 maulae, isababarie anano inamaulae, hawite yau cianawewasoartinya:di antara semua anak ibuhanya aku yang dianak tirikan

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-i-sa-ba-ba-ri-e-a-na-no-i-na (15 suku kata)

Ma-u-la-e-ha-wi-te-ya-u-ci-a-na-we-wa-so (15 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: bunyi /i/ pada kata isababarie dan kata ina.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Antara baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /e/ pada kata isababarie

dan katahawite. Bunyi /o/ pada kata anano dan cianawewaso.

63

Isi: maula tersebut berisi tentang curahan hati seorang anak yang merasa dianak

tirikan oleh ibu kandungnya sebab di antara semua anak dari ibunya dia merasa

hanya dirinyalah yang diberi kasih sayang yang kurang.

M28 maulae, koie kapopasalaasomaulae, porompu-rompunto nobinasaartinya:jangan pernah saling menuduhpersatuan bias berantakan

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ko-i-e-ka-po-pa-sa-la-a-so (14 suku kata)

Ma-u-la-e-po-ro-mpu-ro-mpu-nto-no-bi-na-sa (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: memiliki persamaan bunyi /k/ pada kata koie dan kata kapasalaaso.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata kapopasalaaso dan kata romputo.

Isi: maula di atas berisi tentang nasihat seorang orang tua kepada anak-nakanya

untuk jangan saling menyalahkan antara satu sama lain sebab apabila hal tersebut

terjadi maka persatuan dan kebersamaan bisa hancur lebur.

M29 maulae, gagari atampo apimaulae, cuumu wite majojolinoartinya:setiap aku menyalakan api

64

lututmu saja yang menutupinya

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ga-ga-ri-a-ta-mpo-a-pi (12 suku kata)

Ma-u-la-e-cu-u-mu-wi-te-ma-jo-jo-li-no (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /i/ pada kata gagari dan kata api. Bunyi /a/

pada kata atampo dan kata api.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata atampo dan kata majojolino.

Isi: maula tersebut merupakan maula yang berisi tentang ajaran agama, yaitu

bahwa agama mengajarkan kita untuk tidak meminta-minta atau mengemis

selama kita masih mampu untuk bekerja.

M30 maulae, ane hela agori mbulemaulae, banokabusi pogauntoartinya:kalau berlayar cepat pulangnanti perjanjian bias terlambat

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-a-ne-he-la-a-go-ri-mbu-le (13 suku kata)

Ma-u-la-e-ba-no-ka-bu-si-po-ga-u-nto (13 suku kata)

65

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: persamaan bunyi /e/ pada kata ane dan kata mbule. Bunyi /a/ pada kata

ane dan kata agori.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Dalam baris pertama dan baris kedua memiliki persamaan bunyi /i/ pada kata agori

dan kata banokabusi.

Isi: maula tersebut adalah berbicara tentang harapan seorang gadis kepada

kekasihnya agar cepat pulang dari perantauan sehingga perjanjian yang telah

mereka sepakati tidak terlamabat dan tidak berantakan.

M31 maulae, adika bara ikampangamaulae, nocipeeta tamudanieartinya:kusimpan barang di tempat sirihbila dicari akan diingat

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-a-di-ka-ba-ra-i-ka-mpa-nga (13 suku kata)

Ma-u-la-e-no-ci-pe-e-ta-ta-mu-da-ni-e (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /a/ pada akhir kata adika, bara, dan kata

ikampanga.

66

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi di tengah baris yaitu bunyi /a/

pada kata bara dan nocipeeta.

Isi: maula ini merupakan maula percintaan dan biasa digunakan oleh para muda-

mudi untuk menyatakan sesuatu yaitu bahwa dia telah menyimpan sesuatu

perasaan dan jika orang lain peka terhadap perasaan tersebut maka akan mudah

dimengerti.

M32 maulae, omia nopekantai bulawamaulae, hake so pekantai dosaartinya:orang menggantung permatasedang kau menggantung dosa

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-o-mi-a-no-pe-ka-nta-i-bu-la-wa (15 suku kata)

Ma-u-la-e-ha-ke-so-pe-ka-nta-i-do-sa (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: yaitu bunyi /a/ pada kata omia dan kata bulawa.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

67

Antara baris pertama dan baris kedua memiliki persamaan bunyi /i/ dan bunyi /a/

pada kata nopekantai dan pekantai serta pada kata bulawa dan kata dosa.

Isi: maula ini merupakan maula yang mengajarkan tentang agama yaitu dengan

cara membanding-bandingkan sikap seseorang dengan orang lain dengan harapan

orang tersebut bisa bertobat. Maula ini disamapikan dalam bentuk sindiran.

M33 maulae, dawuau cianabelomaulae, hake so kodawua beloartinya:saya bernasib burukdan kau bernasib baik

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-da-wu-a-u-ci-a-na-be-lo (13 suku kata)

Ma-u-la-e-ha-ke-so-ko-da-wu-a-be-lo (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: dalam kata so dan belo terdapat pengulangan bunyi /o/.

Persamaan bunyi antar baris:

Pada baris pertama dan baris kedua dalam kata cianabelo dan pada kata belo memiki

persamaan bunyi /o/.

Isi: maula tersebut merupakan maula yang berisi tentang curahan hati seseorang

yang

memiliki nasip yang kurang beruntung dan mencoba untuk membandingkan kehi

68

dupan  yang di jalaninya dengan kehidupan orang lain yang memiliki kehidupan

lebih baik.

M34 maulae, sakara nososo lalomumaulae, pogaunto notarusumartinya:kini kau menyesalpembicaraan sudah berlanjut

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-sa-ka-ra-no-so-so-la-lo-mu (13 suku kata)

Ma-u-la-e-po-ga-u-nto-no-ta-ru-su-mo (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: terdapat bunyi /o/ di akhir kata yaitu terdapat pada kata pogaunto dan

notarusumo.

Persamaan bunyi antar baris:

Persamaan bunyi /o/ antara baris perta dan kedua yang terdapat di tengah yaitu pada

kata pogaunto dan kata nososo.bunyi /n/ pada kata nososo dan kata notarusumo.

Isi: setelah semuanya telah berjalan dengan lancara batulah kau menyesali

semuanya. Pernyataan tersebut merupakan isi dari maula di atas yang biasanya

digunakan oleh para pemuda yang sedang menjalis sebuah hubungan yang

dilandaskan oleh keterpaksaan.

M35 maulae, isami cia tamungkuso

69

maulae, maapa bundo sausamuartinya:kami tidak mengajakmumengapa kamu datang sendiri

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-i-sa-mi-ci-a-ta-mung-ku-so (13 suku kata)

Ma-u-la-e-ma-a-pa-bu-ndo-sa-u-sa-mu (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baeris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Antara baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /a/ pada kata cia dan kata

maapa.

Isi: maula tersebut merupakan maula yang biasa digunakan oleh orang tua untuk

menasihati ank-anaknya apabila seseorang tidak mengajak atau mengundang kita

kesuatu tempat atau suatu acara maka kita jangan seenaknya ikut padahal kita

tidak diundang.

M36 maulae, pogaumu mangada hakemaulae, lalomu langae ndeartinya:bercakap-cakap sangat baikdi hati dikunci rapat

Jumlah suku kata:

70

Ma-u-la-e-po-ga-u-mu-ma-nga-da-ha-ke (13 suku kata)Ma-u-la-e-la-lo-mu-la-nga-e-nde (11 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: persamaan bunyi /e/ pada kata langae dan kata hake.

Persamaan bunyi antar baris:

Dalam baris pertama dan kedua terdapat persamaan bunyi /u/ pada kata pogaumu dan

kata lalomu serta persamaan bunyi /e/ di akhir baris pertama dan kedua pada kata

hake dan kata nde.

Isi: maula tersebut merupakan curahan hati seseorang yang merasa tidak suka

pada sifat yang suka bicara manis namun dalam hati ternyata busuk.

M37 maulae, imatau pogau mondeumaulae, inte hela pogauiso miaartinya:di depan mata bicara tidak maupergi berlayar muncul fitnah

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-i-ma-ta-u-po-ga-u-mo-nde-u (14 suku kata)Ma-u-la-e-in-te-he-la-po-ga-u-i-so-mi-a (15 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: persamaan bunyi /u/ pada kata imatau, pogau dan kata mondeu.

71

Baris kedua: persamaan bunyi /a/ pada kata hela dan kata mia.

Persamaan bunyi antar baris:

Pada kata imatau dan kata inte terdapat persamaan bunyi /i/ di awal kata dalam baris

pertama dan baris kedua.

Isi: maula tersebut berisi tentang curahan hati seoranggadis, yaitu si gadis

mencurahkan isi hatinya tentang kepergian sang kekasih yang tidak jujur pada

sang gadis sehingga pada saat sang kekasih pergi merantau di negeri orang maka

timbullah fitnah yang menyakitkan.

M38 maulae, kokesano juragamaulae, kokesano cianabaliartinya:cantik-cantik juragankecantikannya tidak berubah

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ko-ke-sa-no-ju-ra-ga (11 suku kata)

Ma-u-la-e-ko-ke-sa-no-ci-a-na-ba-li (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Persamaan bunyi /k/ di awal kata pada baris pertama dan kedua terdapat pada kata

kokesano, dan persamaan bunyi /o/ pada kata kokesano.

72

Isi: maula tersebut merupakan curahan hati seseorang yang mengagumi

kecantikan seorang gadis yang tidak pernah berubah atau tidak pernah luntur

walaupun telah dimakan usia. Maula ini biasa digunakan oleh seorang pemuda.

M39 maulae, dunia hawite noantagimaulae, iakherati sakocuhunoartinya:dunia hanya menungguakhirat yang sebenarnya

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-du-ni-a-ha-wi-te-no-a-nta-gi (14 suku kata)

Ma-u-la-e-i-a-khe-ra-ti-sa-ko-cu-hu-no (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Persamaan bunyi /i/ pada kata noantagi di baris pertama dan kata iakherati di baris

kedua.

Isi: isi maula tersebut adalah agama selalu menekankan bahwa hidup kita di dunia

tidaklah abadi tetapi kehidupan yang abadi dan kekal adalah kehidupan kita

diakhirat.

M40 maulae, ina tade cibantimaulae, ita mohane memaninoartinya: ibu berdiri terbantinglihat laki-laki yang menagih

73

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-i-na-ta-de-ci-ba-nti (11 suku kata)

Ma-u-la-e-i-ta-mo-ha-ne-me-ma-ni-no (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: persamaan bunyi /m/ pada kata mohane dan kata memanino.

Persamaan bunyi antar baris:

Persamaan bunyi antara baris pertama dan kedua adalah persamaan bunyi /i/ di awal

baris dan bunyi /e/ di tengah baris yaitu pada kata ina dan kata ita serta kata tade dan

kata mohane.

Isi: maula diatas merupakan curahan hati seorang ibu yang sedang dililit hutang

dan kemudian pingsan akibat seorang rentenir datang menagih dengan mendadak

dan dengan cara yang kasar.

M41 maulae, La Busu cibanci witemaulae, nokura kadaneartinya:La Busu akan dibenciKarena kurang jaminan badan

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-La-Bu-su-ci-ba-nci-wi-te (12 suku kata)

Ma-u-la-e-no-ku-ra-ka-da-ne (10 suku kata)

Persamaan bunyi:

74

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Pada akhir baris terdapat persamaan bunyi /e/ pada kata wite dan kata kadane dalam

baris pertama dan baris kedua.

Isi: maula tersebut berisi curahan hati seseorang yang kasihan melihat nasib La

Busu yang dibenci oleh masyarakat dikarenakan oleh La Busu tidak memiliki

harta dan hidup dalam kemiskinan.

M42 maulae, sumanomo eje kokasosomaulae, ciapouka kadawu paksaartinya:sedangkan gembira ada penyesalanapalagi memberi paksaan

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-su-ma-no-mo-e-je-ko-ka-so-so (14 suku kata)

Ma-u-la-e-ci-a-po-u-ka-ka-da-wu-pa-ksa (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: pada kata sumanomo dan kata kasoso memiliki persamaan bunyi /o/.

Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /a/ pada kata ciapouka dan kata paksa.

Persamaan bunyi antar baris:

75

Terdapat persamaan bunyi /k/ pada kata kokesano dan kata kadawu.

Isi: maula di atas merupakan ajaran agama yaitu sedangkan dalam sebuah

kegembiraan yang kita dapatkan pasti ada penyesalan yang tidak kita sadari

apalagi kita memiliki atau memberi sesuatu dengan pakasaan dan tidak ikhlas.

M43 maulae, Wa Aru noholi sepaksamaulae, mencuru nocilingu sausaartinya:Wa Aru membeli dengan paksaKadang-kadang ditinggal sendiri

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-Wa-A-ru-no-ho-li-se-pa-ksa (13 suku kata)Ma-u-la-e-men-cu-ru-no-ci-li-ngu-sa-u-sa (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata wad an kata sepaksa.

Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /u/ pada kata aru dan mencuru.

Persamaan bunyi antar baris:

Baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /n/ pada kata noholi dan kata

nocilingu .Bunyi /a/ dan bunyi /s/ pada kata sepaksa dan kata sausa.

Isi: maula di atas berisi tentang ajaran agama bahwa kita sebagai umat manusia

agar tidak memaksakan kehendak kita kepada orang lain, sebab jika kita

memaksakan kehendak kita pada orang lain maka kita akan dijauhi oleh orang-

orang di sekitar kita dan kitapun ditinggal dalam kesendirian yang menyedihkan.

76

M44 maulae, sumanomo bente nomopasimomaulae, ciapo kadaki pogauntoartinya:sedangkan benteng sudah hancurapalagi rusaknya perjanjian

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-su-ma-no-mo-be-nte-no-mo-pa-si-mo (15 suku kata)Ma-u-la-e-ci-a-po-ka-da-ki-po-ga-u-nto (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata sumanomo dan kata

nomopasimo. Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /o/ pada kata ciapo dan

pogaunto.

Persamaan bunyi antar baris:

Antara baris pertama dan kedua terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata nomopasimo

dan kata pogaunto. Bunyi /o/ juga terdapat pada kata sumanomo dan kata ciapo.

Isi: maula diatas berisi tentang curahan hati seseorang yang menyatakan bahwa

sebuah benteng yang kokoh saja bisa terbanting dan hacur berantakan apalagi

hanya perjanjian yang tidak dilandasi dengan tanggung jawab dan keseriusan.

M45 maulae, modadakino pogauntoanamaulae, namesua wite inarakaartinya:yang merusak perjanjianmaka akan masuk neraka

Jumlah suku kata:

77

Ma-u-la-e-mo-da-da-ki-no-po-ga-u-nto-a-na (15 suku kata)Ma-u-la-e-na-me-su-a-wi-te-i-na-ra-ka (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata namesua dan kata inaraka.

Persamaan bunyi antar baris:

Antara baris pertama dan baris kedua memiliki persamaan bunyi /a/ di akhir baris

yaitu pada kata pogauntoana dan kata inaraka.

Isi: agama selalu mengajarkan kita untuk selalu menepati janji sebab siapa saja

yang mencoba mengingkari janji maka dia akan masuk neraka.

M46 maulae, amate itongano kondalomaulae, pokoburu itongano ewoartinya:saya mati di tengah lautankuburkan aku di tengah ombak

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-a-ma-te-i-to-nga-no-ko-nda-lo (15 suku kata)Ma-u-la-e-po-ko-bu-ru-i-to-nga-no-ewo (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata itongano dan kata kondalo.

Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata itongano dan kata ewo.

78

Persamaan bunyi antar baris:

Baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /i/ pada kata itongano dan

bunyi /o/ di akhir baris pada kata kondalo dan kata ewo.

Isi: maula di atas biasa digunakan oleh para pemuda yang kan pergi merantau dan

menitipkan pesan buat kekasihnya bahwa apabila ia tidak kembali lagi maka

simpanlah kenangan mereka di dalam hati.

M47 maulae, koisopo gauaso mateamaulae, inggita ciapo tamoboraartinya:jangan dulu berbicara matikita belum bermadu kasih

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ko-i-so-po-ga-u-a-so-ma-te-a (15 suku kata)Ma-u-la-e-in-ggi-ta-ci-a-po-ta-mo-bo-ra (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata koisopo dan kata gauaso.

Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata inggita dan kata tamobora.

Persamaan bunyi antar baris:

Antara baris pertama dan kedua terdapat persamaan bunyi /a/ pada akhir baris yaitu

dalam kata matea dan kata tamobora. Bunyi /o/ pada kata gauaso dan kata ciapo.

79

Isi: maula di atas merupakan maula percintaan yaitu maula yang digunakan oleh

seorang gadis untuk kekasihnya bahwa jangan pernah bicara tentang kematian

sedangkan kita belum bermadu kasih.

M48 maulae, mboopo aminte ikoliwunomaulae, kongeapo poserentoartinya:sebelum aku ke pulau sebrangresmikan dulu hubungan kita

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-mbo-o-po-a-mi-nte-i-ko-li-wu-no (15 suku kata)Ma-u-la-e-ko-nge-a-po-po-se-re-nto (12 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata mboopo dan kata ikoliwuno.

Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /o/ pada kata kongeapo dan kata poserento.

Persamaan bunyi antar baris:

Antara baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /o/ pada awal dan akhir

baris.

Isi: maula tersebut biasanya digunakan oleh seorang pemuda yang meminta

kekasihnya bahwa dia menginginkan sebelum melakukan pelayaran dia ingin agar

hubungan mereka diresmikan atau dia ingin segera menikah.

M49 maulae, ane nakongea kaserentomaulae, rompupo mancuanaartinya:

80

kalau ingin hubungan resmikumpulkan dulu orang tua

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-a-ne-na-ko-nge-a-ka-se-re-nto (14 suku kata)Ma-u-la-e-ro-mpu-po-ma-ncu-a-na (11 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Persamaan bunyi /o/ pada kata kasereanto dan kata rompupo. Kemudian bunyi /a/

pada kata nokongea dan kata mancuana.

Isi: maula di atas biasa digunakan seorang gadis untuk emnjawab lamaran seorang

pria yaitu apabila pria tersebut menginginkan sebuah hubungan yang resmi maka

bicarakan terlebih dahulu dengan orang tua.

M50 maulae, tarima kasi kalambeumaulae, antagiau isabuaartinya:terimah kasih gadis maniskutunggulah aku di pelaminan

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ta-ri-ma-ka-si-ka-la-mbe-u (13 suku kata)Ma-u-la-e-a-nta-gi-a-u-i-sa-bu-a (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

81

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: bunyi /k/ pada kata kasi kalambeu.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /u/ pada kata kalambeu di baris pertama dan kata antagiau

di baris kedua.

Isi: ucapan terimah kasih yang mendalam dan tulus buat sang pujaan hati atas

kesediannya dipinang atau dilamar dan bersedia bersanding di pelaminan. Maula

ini biasa digunakan seorang pemuda untuk menyampaikan hasratnya kepada sang

pujaan hati.

M51 maulae, darino inanto koi pogeramaulae, bakodosa sababari ingkitaartinya:nasehat ibu jangan bertengkarnanti semua jadi berdosa

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-da-ri-no-i-na-nto-ko-i-po-ge-ra (15 suku kata)

Ma-u-la-e-ba-ko-do-sa-sa-ba-ba-ri-i-ngki-ta (15 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: persamaan bunyi /o/ kata adarino dan kata inanto.

Baris kedua: persamaan bunyi /a/ pada kata kodosa dan kata ingkita.

Persamaan bunyi antar baris:

82

Antara baris pertama terdapat persamaan bunyi /a/ pada akhir baris yaitu pada kata

pogera dan ingkita. Bunyi /i/ pada kata koi dan kata sababari.

Isi: maula ini biasa digunakan para orang tua untuk menasihati anak-anaknya

untuk tidak saling bertengkar antar sesama saudara sebab jika pertengkaran itu

terjadi maka kita berdosa.

M52 maulae, ane cia sambaheamaulae, kahonto naraka ciambemoartinya:kalau tidak sembahyangpintu neraka sudah terbuka

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-a-ne-ci-a-sa-mba-he-a (12 suku kata)

Ma-u-la-e-ka-ho-nto-na-ra-ka-ci-a-mbe-mo (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata cia dan kata sambahea.

Baris kedua: bunyi /o/ pada kata kahonto dan kata ciambemo.

Persamaan bunyi atnar baris:

Persamaan bunyi /c/ pada kata cia dan kata ciambemo, kemudian bunyi /a/ pada kata

cia dan naraka.

Isi: maula tersebut merupakan maula yang berisi tentang ajaran agama bahwa

apabila kita tidak melaksanakan kewajiban kita untuk bersembahnyang maka

pintu neraka telah menunggu kita di akhirat nanti.

83

M53 maulae, kasameano mancuanatomaulae, jagae ngeano eleaartinya:pesan orang tuajaga martabat keluarga

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ka-sa-me-a-no-ma-ncu-a-na-to (14 suku kata)

Ma-u-la-e-ja-ga-e-nge-a-no-e-le-a (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Baris pertama: bunyi /o/ pada kata kasameano dan kata mancuananto.

Bari kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata kasameano dan kata ngeano.

Isi: maula tersebut berisi nasihat seorang orang tua kepada anaknya agar sang

anak selalu tetap menjaga dan menjunjung tinggi nama baik keluarga.

M54 maulae, poandea koie tengkaimaulae, cia sekabeloanoartinya:jangan sombong dalam bergaulitu tidak ada baiknya

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-po-a-nde-a-ko-i-e-te-ngka-i (14 suku kata)

Ma-u-la-e-ci-a-se-ka-be-lo-a-no (12 suku kata)

Persamaan bunyi:

84

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama:

Baris kedua:

Persamaan bunyi antar baris:

Isi:

Maula di atas berisi tentang nasihat yaitu apabila kita bergaul dalam lingkungan

masyarakat maka janganlah kita sombong dan angkuh sebab hal itu tidak meiliki nilai

kebaikan di mata Tuhan ataupun di mata masyarakat.

M55 maulae, poandea koie boraasumaulae, cia belo bangunoartinya:jangan bergaul sembarangberdampak tidak tidak baik

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-po-a-nde-a-ko-i-e-bo-ra-a-su (15 suku kata)

Ma-u-la-e-ci-a-be-lo-ba-ngu-no (11 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata belo dan kata banguno.

Persamaan bunyi antar baris:

85

Baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi di awal baris yaitu bunyi /a/ pada

kata poandea dan kata cia. Bunyi /b/ pada kata boraasu dan kata belo.

Isi: maula tersebut berisi tentang nasihat seorang ibu kepada anak-anaknya agar

tidak bergaul dengan sembarang orang sebab pergaulan yang tidak baik akan

berdapak tidak baik pula bagi diri kita sendiri.

M56 maulae, kakara elea topomaasimaulae, ciambali topogeraartinya:sesama saudara saling menyayangitidak boleh bertikai

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ka-ka-ra-e-le-a-to-po-ma-a-si (15 suku kata)

Ma-u-la-e-ci-a-mba-li-to-po-ge-ra (12 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: memiliki persamaan bunyi /a/ pada kata kakara dan kata elea.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi /t/ pada kata topo yang terdapat

di tengah baris. Bunyi /a/ pada kata elea dan kata topogera.

Isi: maula di atas berisi tentang nasihat seorang ibu kepada anak-anaknya agar

tidak bertengkar atau bertikai antara sesama saudara dan sudah seharusnya antara

saudara saling menyayangi satu sama lain.

86

M57 maulae, ane totonto miamaulae, koie toita kadaneenoartinya:kalau memandang seseorangjangan lihat dari hartanya

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-a-ne-to-to-nto-mi-a (11 suku kata)

Ma-u-la-e-ko-i-e-to-i-ta-ka-da-ne-e-no (15 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: bunyi /k/ pada kata koie dan kata kadaneeno.

Persamaan bunyi natar baris:

Persamaan bunyi /e/ pada kata ane dan kata koie, bunyi /t/ pada kata tonto dan kata

toita, bunyi /a/ pada kata mia dan kata toita, bunyi /o/ pada kata tonto dan kata

kadeneeno.

Isi: maula tersebut biasa digunakan oleh orang tua untuk menasihati anak-

anaknya.

M58 maulae, ai hargangi manga akamaulae, hake aka moasie ainoartinya:adik menghargai kakakdan kakak menyayangi adik

Jumlah suku kata:

87

Ma-u-la-e-a-i-ha-rga-ngi-ma-nga-a-ka (13 suku kata)

Ma-u-la-e-ha-ke-a-ka-mo-a-si-e-a-i-no (15 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: persamaan bunyi /i/ pada kata ai dan kata hargangi, bunyi /a/ pada kata

manga dan kata aka.

Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /e/ pada kata hake dan kata moasie.

Persamaan bunyi antar baris:

Baris pertama dan kadua memiliki persamaan bunyi /h/ pada kata hargangi dan kata

hake, bunyi /a/ pada kata aka dan kata manga, bunyi /m/ pada kata manga dan kata

moasie.

Isi: maula tersebut berisi nasihat yang biasanya digunakan oleh orang tua untuk

menasihati anak-anaknya.

M59 maulae, tohokoloe kadarino Allah maulae, tolingue kalaranginoartinya:harus taat dan patuh pada tuhanjauhilah larangannya

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-to-ho-ko-lo-e-ka-da-ri-no-Allah (14 suku kata)

Ma-u-la-e-to-li-ngu-e-ka-la-ra-ngi-no (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

88

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Persamaan bunyi /t/ dan /i/ pada kata tohokoloe pada baris pertama dan kata tolingue

pada baris kedua, bunyi /k/ dan /o/ pada kata kaadarino dan kata kalarangino.

Isi: maula tersebut berisi tentang ajaran agama.

M60 maulae, topogau semancuanamaulae, tabeano tokoadatiartinya:berbicara dengan orang tuaharus sopan dan santun

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-to-po-ga-u-se-ma-ncu-a-na (13 suku kata)

Ma-u-la-e-ta-be-a-no-to-ko-a-da-ti (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: persamaan bunyi /t/ pada kata tabeano dan kata tokoadati.

Persamaan bunyi antar baris:

Persamaan bunyi /t/ pada kata topogau di baris pertama dan kata tabeano di baris

kedua.

89

Isi: maula tersebut merupakan maula yang biasa digunakan oleh orang tua untuk

mendidik dan menasihati anak-anaknya.

M61 maulae, towila ibanuano miamaulae, koie molimpu pe asalamuartinya:berkunjung ke rumah orangjangan lupa mengucap salam

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-to-wi-la-i-ba-nu-a-no-mi-a (14 suku kata)

Ma-u-la-e-ko-i-e-mo-li-mpu-pe-a-sa-la-mu (15 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baria pertama: persamaan bunyi /a/ pada kata towila dan kata mia.

Baris kedua: memiliki persamaan bunyi /e/ pada kata koie dan kata pe, kemudia

bunyi /u/ pada kata molimpu dan kata asalamu.

Persamaan bunyi antar baris: tidak ada.

Isi: maula tersebut berisi tentang ajaran agama dalam bertatakrama di rumah

orang.

M62 maulae, tolalo yaroano mancuanamaulae, koie molimpu petabeaartinya:lewat di depan orang tuajangan lupa ucap permisi

Jumlah suku kata:

90

Ma-u-la-e-to-la-lo-ya-ro-a-no-ma-ncu-a-na (15 suku kata)

Ma-u-la-e-ko-i-e-mo-li-mpu-pe-ta-be-a (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: persamaan bunyi /o/ pada kata tolalo dan kata yaroano.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Persamaan bunyi /a/ antara baris pertama dan kedua pada kata mancuana dan kata

petabea, bunyi /m/ pada kata mancuana dan kata molimpu.

Isi: maula di atas mengandung ajaran agama dalam hal sikap sopan santun

terhadap orang yang lebih tua dari kita.

M63 maulae, kaasi dane tokikidimaulae, lalonto dane motehiartinya:kasihan kita masih kecilhati kita masih takut

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ka-a-si-da-ne-to-ki-ki-di (13 suku kata)

Ma-u-la-e-la-lo-nto-da-ne-mo-te-hi (12 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: persamaan bunyi /i/ pada kata kaasi dan kata tokikidi.

Baris kedua: tidak ada.

91

Persamaan bunyi antar baris:

Antara baris pertama dan baris kedua memiliki persamaan bunyi /d/ dan /e/ pada kata

danee yang serta bunyi /i/ pada kata tokikidi di baris pertama dan kata motehi di

baris kedua.

Isi: isi maula tersebut adalah tentan curahan hati seorang anak yang memiliki

kerendahan hati.

M64 maulae, kaasi mbali anangkaelumaulae, ganae banuano miaartinya:kasihan menjadi anak yatimkita keliling rumahnya orang

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ka-a-si-mba-li-a-na-ngka-e-lu (14 suku kata)

Ma-u-la-e-ga-na-e-ba-nu-a-no-mi-a (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persaman bunyi satu baris:

Baris pertama: persamaan bunyi /i/ pada kata kaasi dan kata mbali.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /m/ pada kata mbali dan kata mia.

Isi: isi maula tersebut adalah merupakan curahan hati seorang anak yatim piatu.

M65 maulae, oina awilamo yaumaulae, awila ikambelaisa

92

artinya:hai ibu aku akan pergiaku pergi di tempat yang jauh

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-o-i-na-a-wi-la-mo-ya-u (13 suku kata)

Ma-u-la-e-a-wi-la-i-ka-mbe-la-i-sa (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: persamaan bunyi /a/ pada kata wila dan mbelaisa.

Persamaan bunti antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /a/ di antara baris pertama dan baris kedua pada kata oina

dan kata awila yang terletak di awal baris.

Isi: maula tersebut berisi tentang curahan hati seorang anak, maula ini biasanya

digunakan oleh para pria yang akan berlayar ke pulau sebrang.

M66 maulae, hulamu mbo kongada wulamaulae, masangia lalomuuka artinya:wajahmu seindah rembulansemoga hatimu juga demikian

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-hu-la-mu-mbo-ko-nga-da-wu-la (13 suku kata)

Ma-u-la-e-ma-sa-ngi-a-la-lo-mu-u-ka (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

93

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata kongada dan kata wula.

Baris kedua: persamaan bunyi /a/ pada kata masangia dan kata lalomuuka.

Persamaan bunyi antar baris:

Persamaan bunyi /a/ pada kata wula di baris pertama dan kata lalomuuka di baris

kedua yang berada di baris terakhir.

Isi: maula tersebut berisi tentang curahan hati yang biasa dipakai oleh seorang

pemuda yang memnginginkan seorang gadis.

M67 maulae, kondalono tai nociukuru maulae, lalono mia yeenaboraeartinya:dalamnya lautan dapat diukurhati orang siapa yang tau

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ko-nda-lo-no-ta-i-no-ci-u-ku-ru (15 suku kata)

Ma-u-la-e-la-lo-no-mi-a-ye-e-na-bo-ra-e (15 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

94

Persamaan bunyi /o/ pada kata kondalono di baris pertama dan kata lalono di baris

kedua.

Isi: maula di atas merupakan maula curahan hati bisa di lantunkan oleh siapa saja.

M68 maulae, kaasi namisiuanamaulae, poantagi cia selelenoartinya:kasihan perasaanku inimenunggu tanpa kepastian

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ka-a-si-na-mi-si-u-a-na (13 suku kata)

Ma-u-la-e-po-a-nta-gi-ci-a-se-le-le-no (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /i/ pada kata kaasi di baris pertama dan kata poantagi di

baris ke dua.

Isi: maula tersebut merupakan maula yang berisi tentang curahan hati seseorang

yang sedang menunggu tanpa kepastian.

M69 maulae, koiepo pemamarimbamaulae, kosabaraana mangadaartinya:janganlah dulu terburu-buru

95

sabar adalah permata

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ko-i-e-po-pe-ma-ma-ri-mba (13 suku kata)

Ma-u-la-e-ko-sa-ba-ra-a-na-ma-nga-da (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: terdapatpersamaan bunyi /a/ pada kata kosabaraana dan kata mangada.

Persamaan bunyi antar baris:

Persamaan bunyi /k/ pada kata koiepo di baris pertama dan kata kosabaraana di baris

kedua yang terletak di awal baris. Kemudian terdapat pula persamaan bunyi /a/ di

akhir baris pada kata pemamarimba di baris pertama dan kata mangada di baris

kedua.

Isi: maula tersebut berisi tentang bagaimana agama mengajarkan kita tentang

kesabaran.

M70 maulae, gauu amala kakopumaulae, lalou mompono potakaartinya:kuingin meregut rangkultapi hatiku penuh keraguan

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ga-u-u-a-ma-la-ka-ko-pu (13 suku kata)

Ma-u-la-e-la-lo-u-mo-mpo-no-po-ta-ka (13 suku kata)

96

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /u/ pada kata gauu dan kata kakopu.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Persamaan bunyi /u/ yang terdapat antara baris pertama dan kedua pada kata gauu dan

kata lalou, bunyi /a/ pada kata amala dan kata potaka.

Isi: isi maula tersebut adalh tentang curahan hati seseorang yang ingin memiliki

sesuatu namun masih penuh dengan keraguan.

M71 maulae, ane tamogaa nambuleamaulae, dikau wai lalono hatemuartinya:kalau kita terpisah nanti

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-a-ne-ta-mo-ga-a-na-mbu-le-a (14 suku kata)

Ma-u-la-e-di-ka-u-wa-i-la-lo-no-ha-te-mu (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata tamogaa dan kata nambulea.

Baris kedua: persamaan bunyi /u/ pada kata dikau dan kata hatemu.

Persamaan bunyi antar baris: tidak ada.

97

Isi: maula tersebut merupakan maula yang berisi tentang cinta yang biasa

digunakan oleh para muda mudi.

M72 maulae, mai topopia-piaramaulae, koie topohina-hinaartinya:mari kita saling memliharajangan saling menghina

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ma-i-to-po-pi-a-pi-a-ra (13 suku kata)

Ma-u-la-e-ko-i-e-to-po-hi-na-hi-na (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /t/ di tengah baris pada kata topopiara di baris pertama dan

topohina di baris kedua. Di akhir baris terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata piara di

baris pertama dan kata hina di baris kedua.

Isi: maula di atas berisi tentang nasihat ymag biasa digunakan oleh para orang tua

untuk mendidik anak-anaknya.

M73 maulae, kaadarino agamantomaulae, tabeano tohokoloeartinya:ajaran agama kita

98

seharusnya kita ikuti

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ka-a-da-ri-no-a-ga-ma-nto (13 suku kata)

Ma-u-la-e-ta-be-a-no-to-ho-ko-lo-e (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata kaadarino dan kata agamanto.

Baris kedua: terdapat persamaan bunyi /t/ pada kata tabeano dan kata tohokoloe.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata kaadarino di baris pertama dan kata tabeano

di baris kedua.

Isi: isi maula di atas adalah tentang ajaran agama yang harus dipatuhi.

M74 maulae, kabanara pakempuumaulae, manggalaaso kabeloaartinya:kebenaran harus ditegakkankarena untuk kebaikan

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ka-ba-na-ra-pa-ke-mpu-u (12 suku kata)

Ma-u-la-e-ma-ngga-la-a-so-ka-be-lo-a (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

99

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /k/ dan bunyi /a/ pada kata kabanara dan kata kabeloa.

Isi: maula tersebut berisi tentang nasihat yang biasa digunakan oleh para orang

tua untuk mendidik anak-anaknya.

M75 maulae, kabeloano pahamuntomaulae, kasalamatino kuluntoartinya:kebaikan dari kepercayaan kitaadalah keselamatan untuk kita

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ka-be-lo-a-no-pa-ha-mu-nto (13 suku kata)

Ma-u-la-e-ka-sa-la-ma-ti-no-ku-lu-nto (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: persamaan bunyi /o/ pada kata kabeloano dan kata pahamunto.

Baris kedua: persamaan bunyi /o/ pada kata kasalamatino dan kata kulunto.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /k/ dan bunyi /o/ diawal baris pada kata kabeloano di baris

pertama dan kata kasalamatino di baris kedua, kemudia persamaan bunyi /o/ di akhir

baris pada kata pahamunto di baris pertama dan kata kulunto di baris kedua.

100

Isi: maula tersebut berisi tentang ajaran agama yang kita anut dan kebaikannya.

M76 maulae, ane salamo pakentomaulae, koie molimpu totobaartinya:kalau sikap kita salahjangan lupa untuk bertobat

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-a-ne-sa-la-mo-pa-ke-nto (12 suku kata)

Ma-u-la-e-ko-i-e-mo-li-mpu-to-to-ba (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: persamaan bunyi /o/ pada kata salamo dan kata pakento.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Persamaan bunyi /e/ di antara baris pertama dan kedua pada kata ane dan kata koie.

Isi: maula di atas mengingatkan kita untuk pertobatan yaitu berhubungan dengan

ajaran agama.

M77 maulae, dadinto iduniaanamaulae, topoko barie amalantoartinya:kehidupan di dunia iniharus memperbanyak amal

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-da-di-nto-i-du-ni-a-a-na (13 suku kata)

101

Ma-u-la-e-to-po-ko-ba-ri-e-a-ma-la-nto (14 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris kedua: pada kata topoko dan kata amalanto terdapat persamaan bunyi /o/.

Baris kedua: bunyi /o/ pada kata topoko dan amalanto.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata dadinto di baris pertama dan kata topoko di

baris kedua.

Isi: maula tersebut berisi tentang ajaran agama yang menyangkut cara hidup yang

baik.

M78 maulae, amala koie topangantamaulae, diaso kabeloantoartinya:jangan bosan untuk beramalkarena untuk kebaikan

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-a-ma-la-ko-i-e-to-pa-nga-nta (14 suku kata)

Ma-u-la-e-di-a-so-ka-be-lo-a-nto (12 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: terdapat persamaan bunyi /a/ pada kata amala dan kata topanganta.

Baris kedua: persamaan bunyi /o/ pada kata diaaso dan kata kabeloanto.

102

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /k/ pada kata koie dan kata kabeloano.

Isi: agama selalu mengajrkan kita untuk memperbanyak amal. Itulah isi dari

maula tersebut.

M79 maulae, kabeloanto iduniamaulae, diaaso iakheratiartinya:kebenaan kita di duniauntuk bekal di akhirat

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ka-be-lo-a-nto-i-du-ni-a (13 suku kata)

Ma-u-la-e-di-a-a-so-i-a-khe-ra-ti (13 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: tidak ada.

Persamaan bunyi antar baris:

Terdapat persamaan bunyi /o/ pada kata kabeloanto di baris pertama dan kata diaaso

di baris kedua, bunyi /i/ pada kata idunia dan kata iakherati.

Isi: maula tersebut berisi tentang ajaran agama yang menyangkut kehidupan kita

di dunia.

M80 maulae, kaasi namisimuancumaulae, dadi sekonarakaa

103

artinya:kasihan kehidupanmu ituhidup dengan kesengsaraan

Jumlah suku kata:

Ma-u-la-e-ka-a-si-na-mi-si-mu-a-ncu (13 suku kata)

Ma-u-la-e-da-di-se-ko-na-ra-ka-a (12 suku kata)

Persamaan bunyi:

Persamaan bunyi satu baris:

Baris pertama: tidak ada.

Baris kedua: tidak ada

Persamaan bunyi antar baris:

Persamaan bunyi /i/ pada kata kaasi di baris pertama dan kata dadi di baris kedua.

Isi: maula di atas berisi tentang curahan hati seseorang yang kasihan dengan

hidup yang sengsara.

Berdasarkan urain data di atas maka dapat disimpulkan bahwa maula

merupakan salah satu jenis puisi lama yang terikat oleh bait dan baris. Maula terdiri

dari dua baris dalam sebait, tidak memiliki sampiran hanya isi. Dari data yang telah

diklarifikasi maka ditemukan bahwa maula memiliki jumlah suku kata dari 10 sampai

15 suku kata di tiap-tiap barisnya. Maula juga memiliki konsep persajakan yaitu sajak

awal, sajak tengah dan sajak akhir.

4.2 Analisis Isi Maula4.2.1 Tema4.2.1.1 Maula Bertema Nasihat

104

Apabila orang tua ingin mendidik dan menasihati anak-anak mereka

biasanya menggunakan maula sebagai media atau sarana untuk menasihati atau

mendidik. Jadi, orang tua biasanya memberikan nasihat-nasihat sebagai motivasi serta

pendorong untuk lebih giat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari serta supaya anak-

anak mereka memiliki sikap dan tingkah laku hidup yang lebih baik bagi keluaraga,

masyarakat, bangsa dan negara. Di samping itu, maula juga dapat memberikan

semangat untuk meraih cita-cita sesuai yang diidamkan anak-anaknya. Biasanya

maula yang bertema pendidikan digunakan pada upacara adapt perkawinan, pingitan

dan khitanan.

Setelah data diklarifikasi satu persatu maka ditemukan 26 maula yang berisi

tentang nasihat. Adapun maula yang berisi tentang nasihat kepada seseorang adalah

M1, M2, M3, M4, M5, M6, M7, M8, M9, M10, M14, M15, M16, M20, M28, M35,

M51, M53, M54, M55, M56, M57, M58, M60, M72, dan M74. Untuk lebih jelasnya

berikut ini merupakan uraian isi dari data maula yang bertema nasihat di atas.

M1 berisi tentang seorang muda yang akan melantukan maula, namun

terlebih dahulu dia meminta izin atau restu dari orang tua. Maula ini mencerminkan

kita untuk belajar bersikap sopan dan santun kepada orang tua. Dan untuk memiliki

sifat seperti itu orang tua selalu memberikan kita nasihat dan wejangan setiap hari

sehingga kita bisa tumbuh menjadi seorang anak yang berperilaku baik di lingkungan

manapun kita berada.

105

Dalam bermaula kita tidak sembarang menggunakannya. Apabila kita ingin

bermaula kita harus bisa menyesuaikan waktu, tempat dan dengan siapa kita akan

bermaula. M2 merupakan salah satu gambaran bahwa apabila kita bermaula di

hadapan orang yang lebih tua maka terlebih dahulu kita bertanya maula apa yang

akan kita lantukan.

M3 biasa digunakan oleh orang tua untuk menasihati anaknya agar anak

memiliki sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Sehingga dengan sikap sopan

dan santun tersebut kita sebagai anak akan lebih bisa saling menghargai antara satu

sama lain. Orang tua juga selalu menasihati anak-anaknya untuk selalu berpegang

teguh kepada adat dan jangan pernah melupakan atau melalaikan adat yang telah

diturunkan oleh nenek moyang kita sejak dahulu kala, nasihat ini tertuang dalam M4.

Orang tua selalu menasihati kita untuk selalu mengingat semua nasihat dan

wejangan yang telah mereka berikan kepada kita, karena nasihat dan wejangan

tersebut adalah untuk kebaikan kita sendiri dan demi kebahagian kita di masa depan,

nasihat tersebut terdapat dalam M5. M6 berisi tentang nasihat untuk kita selalu takut

dan patuh pada perintah orang tua sebab jika kita tidak mematuhi perintah ataupun

nasihat orang tua maka kita akan berdosa. Orang tua selalu mengajarkan kita untuk

takut pada dosa apalagi azab atau kutukan dari orang tua kita sendiri.

M7 dan M8 biasa digunakan anak muda untuk saling mengingatkan dan

saling menasihati antara satu sama lain agar selalu bersama-sama, bersatu dan jangan

saling menghina atau menjatuhkan antar sesama manusia. Dengan kita selalu bersama

106

dan selalu bersatu maka kita akan jauh dari fitnah dan kita juga dapat menyelesaikan

segala suka duka dengan tena g dan tanpa beban.

M9 biasanya digunakan oleh orang tua untuk menasihati anak-anaknya yaitu

apabila orang tua kita sedang marah maka jangan dimasukkan ke dalam hati atau

jangan di ambil hati, sebab orang tua selalu memberikan yang terbaik untuk anak-

anaknya, kemarahan orang tua juga merupakan salah satu perwujudan dari kasih

saying mereka terhadap anak-anak mereka.

Apabila kita keberatan dengan nasihat yang diberikan orang tua terhadap

kita, kemudian kita berontak atau membangkang maka kita adalah salah satu anak

yang berdosa dan durhaka kepada orang tua, dan akibat dari semua itu adalah

bencana untuk diri kita sendiri, nasihat ini terdapat dalam M10.

M14 merupakan nasihat orang tua untuk anak perempuan dan anak laki-laki

dalam bersikap. Dari kecil orang tua sudah mulai membentuk sikap dan kepribadian

kita masing-masing yaitu dengan cara menasihati bahwa bagi anak laki-laki

seharusnya memiliki sifat pemalu dan bagi anak perempuan haru bersifat perasa

karena perempuan adalah mahkluk yang sensitif.

Orang tua selalu menasihati kita untuk menghargai dan mensyukuri apa

yang kita miliki dan apabila kita kehilangan sesuatu maka jangan pernah larut dalam

kesedihan sebab ada yang datang dan ada yang pergi. Setiap sesuatu yang hilang akan

selalu ada penggati untuk yang baru karena begitulah hokum yang berlaku dalam

kehidupan. Nasihat tersebut tertuang dalam M15.

107

M16 merupakan maula yang mengandung nasihat kepada seseorang untuk

tidak mudah terbakar emosi apabila sedang memiliki masalah baik dengan keluarga

ataupun dengan orang lain, karena orang yang mudah terbakar nafsu adalah orang

yang dimurkai oleh Allah terlebih-lebih kita manusia adalah mahkluk yang penuh

dengan nafsu amarah dan emosi harus pandai-pandai menguasai diri. Maka dari itu,

apabila sedang ada masalah dan emosi mulai timbul belajarlah untuk mengendalikan

diri dan selalu sabar karena kesabaran merupakan perbuatan yang mulia.

M20 biasa digunakan orang tua untuk menasihati anaknya yang sedang

menaruh simpati atau rasa rindu kepada kekasih atau pujuaan hatinya. Dan perasaan

rindu serta simpati tersebut harus diutarakan secepatnya agar perasaan tersebut tidak

menjadi penyakit atau menjadi sebuah kerinduan dan apabila perasaannya sudah

diutarakan maka hatinya akan menjadi tenang.

M28 berisi tentang nasihat seorang orang tua kepada anak-nakanya untuk

jangan saling menyalahkan antara satu sama lain sebab apabila hal tersebut terjadi

maka persatuan dan kebersamaan bisa hancur lebur. M35 merupakan maula yang

biasa digunakan oleh orang tua untuk menasihati anak-anaknya apabila seseorang

tidak mengajak atau mengundang kita kesuatu tempat atau suatu acara maka kita

jangan seenaknya ikut padahal kita tidak diundang. M51 biasa digunakan para orang

tua untuk menasihati anak-anaknya untuk tidak saling bertengkar antara sesama

saudara sebab jika pertengkaran itu terjadi maka kita akan berdosa. M53 berisi

108

nasihat seorang orang tua kepada anak-anaknya agar mereka selalu tetap dan

berusaha untuk menjaga dan menjunjung tinggi nama baik keluarga.

M54 merupakan maula yang biasa digunakan orang tua untuk menasihati

anaknya tentang nasehat seorang tua kepada anaknya tentang tatacara dalam bergaul

di masyarakat yaitu apabila dalam bergaul atau dalam menjalin pertemanan dengan

seseorang tidak boleh bersifat angkuh dan sombong. Karena, sikap angkuh dan

sombong merupakan salah satu tindakan yang tidak terpuji dan dibenci oleh Allah

serta sifat angkuh dan sombong dalam bergaul tidak memiliki manfaat apa-apa dan

tidak ada baiknya di mata Tuhan, masyarakat, bangsa dan negara. M55 berisi tentang

nasihat seorang ibu kepada anak-anaknya agar tidak bergaul dengan sembarang orang

sebab pergaulan yang tidak baik akan berdapak tidak baik pula bagi diri kita sendiri.

M56 biasanya dipakai oleh para orang tua untuk menasihati anak-anaknya

untuk saling menyayangi antar sesama sanak saudara dan tidak boleh bertikai antara

satu dengan yang lainnya karena hubungan persaudaraan tidak boleh rusak karena

kesalapahaman. Dan, apabila dalam sesama saudara terjadi pertikaian jangan pernah

biarkan masalah itu berlarut-larut, harus ada satu di antara yang bertikai meminta

maaf kepada pihak yang lainnya karena perdamaian itu indah.

M57 merupakan nasihat agar dalam bergaul di masyarakat dan memilih

teman itu jangan pandang karena dia memiliki harta kekayaan, karena kekayaan

bukan jaminan bahwa orang tersebut adalah teman yang baik dalam suka maupun

duka serta kekayaan bukanlah segala-galanya di dunia ini. Jadi, maula tersebut berisi

109

nasihat bahwa dalam bergaul jangan melihat seseorang itu dari harta kekayaan yang

dia miliki saja tetapi kita juga harus tau bagaimana kepribadiannya serta kebaikan

hatinya. M58 adalah nasihat orang tua kepada anaknya bahwa apabila menjadi

seorang kakak maka harus selalu menyayangi adiknya dengan setulus hati dan apabila

menjadi seorang adik harusnya menghargai dan menghormati kakaknya dan jadikan

kakak sebagai panutan atau contoh yang baik bagi diri sang adik.

M60 mengajarkan atau menasihati kita untuk berlaku dan bersikap sopan

dan santun serta memiliki tatakrama yang baik apabila berbicara atau memiliki lawan

bicara dengan orang yang lebih tua dari kita. M72 berisi tentang nasihat untuk saling

menyayangi, saling membantu dan menolong antar sesama manusia dan janganlah

kita saling menghina, menjatuhkan antar sesama. Pupuklah rasa saling membutuhkan

dalam hidup sehingga kehidupan terasa lebih indah dan menyenagkan. M74

menasihati kita untuk selalu menjunjung tinggi kebenaran dan kebenaran harus

ditegagkan demi kepentingan bersama dan kepentingan diri sendiri.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kita sebagai

manusia harus bisa saling menghargai antar satu sama lain, saling menolong dan

saling melengkapi kekurangan dan kelebihan antar sesama manusia. Kemudian, kita

juga harus menumbuhkan sikap sopan dan santun terhadap orang yang lebih tua,

saling menyayangi sesama keluarga sehingga kita dapat menjadi anak yang berbakti

kepada orang tua, keluarga, bangsa dan Negara.

4.2.1.2 Maula Bertema Agama

110

selain nasihat dan ajaran dari orang tua kita juga membutuhkan ajaran yang

relevan dengan ajaran agama. Maula memiliki beberapa ungkapan yang bertema

tentang keagamaan. Maula ini biasa pula digunakan dalam acara memperingati hari

besar agama serta ritual-ritual keagamaan lainnya. Adapun maula yang bertema

agama adalah M29, M32, M39, M42, M43, M45, M52, M59, M61, M62, M69, M73,

M76, M78, dan M79. perhatikan penjelasan di bawah ini:

M29 merupakan suatu sindiran agama kepada orang lebih senang meminta-

minta daripada berusaha. Makna yang terkandung dalam maula tersebut adalah

mengajarkan kepada seseorang agar tidak selalu mengharapkan bantuan orang lain

apalagi kalau sampai dengan meminta-minta dan setiap orang harus bekerja keras

untuk mencapai hasil memuaskan serta berusaha dengan segala daya dan upaya

sehingga tidak lagi mengharapkan belas kasihan orang lain. Di samping itu, maula ini

juga menuntut kita untuk tidak bermalas-malasan serta harus menolong orang lain,

tetapi jika menolong orang lain harus tidak mengharapkan balas jasa. Karena agama

selalu mengajarkan kita untuk memiliki rasa ikhlas pada orang lain.

M32 merupakan maula yang mengandung ajaran agama, yaitu ajaran agama

yang membandingkan antara orang yang selalu beramal baik dan orang yang beramal

tidak baik. Dan hasilnya adalah orang yang selalu beramal dan beribadah akan

mendapatkan permata sedangkan orang yang yang tidak pernah beribadah dan jarang

beramal hanya akan mendapatkan dosa. M39 berisi tentang peringatan dalam agama

bahwa dunia bukanlah kehidupan yang abadi, artinya bahwa kehidupan tidak hanya

111

terdapat di dunia saja tetapi masih ada tempat lain yang menjadi persinggahan abadi

yaitu kehidupan akhirat dan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang abadi dan

merupakan kesempurnaan hidup manusia.

Isi M42 merupakan ajaran agama yaitu sedangkan dalam sebuah

kegembiraan yang kita dapatkan pasti ada penyesalan yang tidak kita sadari apalagi

kita memiliki atau memberi sesuatu dengan pakasaan dan tidak ikhlas. M43 berisi

tentang ajaran agama bahwa kita sebagai umat manusia agar tidak memaksakan

kehendak kita kepada orang lain, sebab jika kita memaksakan kehendak kita pada

orang lain maka kita akan dijauhi oleh orang-orang di sekitar kita dan kitapun

ditinggal dalam kesendirian yang menyedihkan.

Salah satu ajaran agama adalah apabila kita berjanji kepada seseorang maka

janji itu harus ditepati. Tetapi apabila kita telah berjanji kepada seseorang dan kita

merusak perjanjian tersebut maka kita akan mendapat hukuman di akhirat nanti dan

hukuman yang setimpal dengan mengingkari janji adalah masuk neraka. Pemaparan

tersebut adalah isi atau makna ungkapan dari M45.

M52 berisi tentang bagaimana agama kita selalu diajarkan untuk

mengerjakan ibadah salah satunya yaitu dengan melakukan sembahyang dengan giat.

Maula di atas mengandung tema agama karena memaparkan tentang apabila kita

tidak melaksanakan sembahyang maka pintu neraka telah terbuka lebar untuk kita di

akhirat nanti karena itu merupakan janji tuhan kepada umatnya. Maka dari itu, kita

112

sebagai umat beragama sudah sewajibnya untuk melaksanakan sembahyang menurut

keyakinan dan kepercayaan kita masing-masing.

M59 memiliki makna bahwa kita sebagai umat muslim harus taat dan patuh

pada setiap perintah-Nya baik itu yang bersifat wajib ataupun yang bersifat sunnah.

Kemudian setiap larangan dari-Nya kita harus berusaha dan bisa mejahuinya, karena

itu merupakan kewajiban kita sebagai umat muslim yang menganut agama islam.

Selain nasihat orang tua untuk bersikap sopan agama juga mengajarkan hal

tersebut. Ajaran tersebut terdapat pada M61 yang berisi tentang ajaran agama

mengenai tatakrama berkunjung atau bertamu ke rumah orang yaitu kita harus

mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam rumah. M62 merupakan didikan agama

tentang sikap sopan dan santun terhadap orang yang lebih tua terutama adalah sikap

kita ketika berpapasan atau hendak berjalan di hadapan orang yang lebih tua kita

diwajibkan untuk mengucapkan kata permisi.

M69 berisi tentang ajaran agama yang berhubungan dengan kesabaran.

Agama mengingatkan kita apabila hendak atau sedang mengerjakan sesuatu

janganlah lakukan dengan terburu-buru tapi lakukanlah segala sesuatu itu dengan

kesabaran dan orang yang bersabar sama nilainya dengan permata di mata Tuhan.

Dalam M73 berisi tentang segala sesuatu yang merupakan aturan dan ajaran agama

harus selalu kita patuhi dengan baik dan jangan pernah untuk mengingkarinya, karena

agama agama selalu mengajarkan kita untuk selalu melakukan dan mematuhi semua

perintah yang merupakan kewajiban kita sebagai umat yang beragama. M75 memiliki

113

makna bahwa kebaikan yang kita peroleh dari kepercayaan yang kita terhadap agama

adalah keselamatan hidup kita di dunia dan di akhirat.

Agama selalu selalu membuka pintu tobat bagi penganutnya yang salah

langkah atau telah berbuat dosa atau kesalahan. M76 berisi tentang ajaran agama

bahwa apabila kita terlanjur berbuat kesalahan atau dosa besar dan menyadari bahwa

itu adalah salah maka bertobatlah selama pintu tobat itu masih terbuka lebar buat kita.

Kita hidup di dunia ini tidak untuk berbuat seenaknya, misalnya dengan

berfoya-foya dan lain sebagainya. Tetapi kita hidup di dunia adalah untuk

memperbanyak amal ibadah dan selalu berbuat kebajikan. Pemaparan tersebut

merupakan isi dan makna yang terkandung dalam M77. M78 berisi tentang fatwa

agama yang selalu mengingatkan kita untuk jangan pernah bosan dalam berbuat

kebaikan dan beramallah sebanyak-banyaknya sebab itu merupakan kebaikan untuk

diri kita sendiri. M79 bermakna kebaikan yang kita lakukan di dunia adalah bekal kita

untuk kehidupan di akhirat nanti yang merupakan kehidupan abadi untuk seluruh

umat manusia.

Berdasar pada pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kita

sebagai umat beragama sudah sepantasnya harus mentaati perintah, aturan-aturan

yang merupakan sebuah kewajiban untuk dijalani. Kemudian, sebagai umat yang

memiliki kepercayaan akan adanya kehidupan akhirat maka kita juga dituntut dan

diwajibkan untuk selalu beribadah, beramal dan selalu berbuat kebajikan serta selalu

114

berjalan pada jalur perintah yang agama telah berikan, sebab semua itu akan

bermanfaat untuk kehidupan kita di dunia dan akhirat nanti.

4.2.1.3 Maula Bertema Curahan Hati

Sebelumnya telah dijelaskan tentang maula yang bertema nasihat dan

agama. Selain kedua hal tersebut maula juga memiliki tema tentang curahan hati, baik

itu curahan hati berupa kesedihan atau kebahagian seseorang. Maula yabg berisi

curahan hati biasanya digunakan oleh masyarakat untuk menghibur diri di waktu-

waktu senggang. Adapun maula yang bertema curahan hati adalah M11, M12, M13,

M17, M18, M19, M22, M25, M26, M27, M33, M36, M37, M38, M41, M63, M65,

M66, M67, M68, M70, dan M80. Adapun pemaparan isi dan maknaya adalah

sebagai berikut.

M11 merupakan maula yang berisi tentang curahan hati seseorang yang

menginginkan keabadian persatuan dalam sebuah kelompok masyarakat atau dalam

kehidupan keluarga. M12 memiliki makna tentang curahan hati seseorang yang

mempertayakan sampai di mana kekokohan dan kekompakan persatuan yang tela di

bangun sekian lama? Dan diapun optimis bahwa persatuan itu akan terus terjalin

sampai batas waktu yang tidak bias ditentukan.

M13 merupakan curahan hati seseorang yang menyatakan bahwa cinta yang

dia miliki tidak akan pernah putus dan habis bahkan akan terus dibawanya sampai

akhir hayatnya. Maula ini biasa digunakan oleh para orang tua untuk anaknya agar

mereka tahu bahwa cinta dan kasih sayang orang tua tidak akan pernah luntur atau

115

habis sampai kapanpun juga bahkan sampai mati sekalipun. M17 biasa digunakan

seseorang pada bulan suci ramadhan dan memiliki makna bahwa seorang Ibu akan

sakit hatinya apabila melihat anaknya tidak manunaikan ibadah puasa dan apabila

anaknya berpuasa maka dia dengan sengaja duduk makan belum pada waktunya.

M18 biasa digunakan seseorang untuk mencurahkan isi hatinya karena telah melihat

sikap seorang anak yang tidak baik dan harus hidup dengan menanggung aib yang

sangat memalukan.

M19 merupakan maula yang berisi curahan hati seorang ibu yang malihat

anaknya yang memiliki wajah yang cantik jelita tetapi kecantikan yang dimiliki

anaknya tidak sesuai dengan sikapnya yang sangat urakan. M22 merupakan maula

yang biasa digunakan oleh seseorang untuk mencurahkan isi hatinya bahwa dia akan

menyimpan segala perjanjian dengan seseorang di bulan karena apabila orang

tersebut meilihat bulan maka dia akan bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang

tersebut.

M25 biasa digunkan oleh seorang yang telah ditinggalkan oleh orang

tuanya. M25 merupakan curahan hati seseorang yang memilihat kondisi keluaraganya

yang bercerai berai setelah sepeninggal sosok seorang ibu dalam keluarga dan di saat

ayah mereka meninggal dunia maka merekapun menangis terseduh-seduh karena

kehilangan tiang penopang dalam keluarga mereka. M26 adalah curahan hati seorang

anak laki-laki yang melihat begitu besar tanggung jawab yang harus dia lakukan

116

sebagai seorang anak laki-laki yaitu bertugas untuk membantu menutupi keuangan

keluarga.

M72 biasa digunakan oleh seorang anak yang mencurahkan isi hatinya yang

sedang bersedih karena kasih sayang yang diberikan orang tua dan keluarganya tidak

sebanding dengan kasih sayang yang diberikan kepada saudaranya yang lain dan

diapun merasa seolah-olah dia dianak tirikan dalam keluarganya sendiri. M33 juga

merupakan maula yang berisi tentang curahan hati seseorang yang

memiliki nasip yang kurang beruntung dan mencoba untuk membandingkan kehidupa

n  yang di jalaninya dengan kehidupan orang lain yang memiliki kehidupan lebih

baik. M36 merupakan curahan hati seseorang yang merasa tidak suka pada sifat yang

suka bicara manis atau suka menutupi sesuatu dan berbicara tidak sesuai dengan fakta

dan kenyataan yang ada namun dalam hati ternyata busuk.

M37 berisi tentang curahan hati seorang gadis, yang bermakna yaitu si gadis

mencurahkan isi hatinya tentang kepergian sang kekasih yang tidak jujur pada sang

gadis sehingga pada saat sang kekasih pergi merantau di negeri orang maka timbullah

fitnah yang menyakitkan. M38 merupakan curahan hati seseorang yang mengagumi

kecantikan seorang gadis yang tidak pernah berubah atau tidak pernah luntur

walaupun telah dimakan usia. Maula ini biasa digunakan oleh seorang pemuda. M40

merupakan curahan hati seorang ibu yang sedang dililit hutang dan kemudian pingsan

akibat seorang rentenir datang menagih dengan mendadak dan dengan cara yang

kasar. M41 berisi curahan hati seseorang yang kasihan melihat nasib La Busu yang

117

dibenci oleh masyarakat dikarenakan oleh La Busu tidak memiliki harta dan hidup

dalam kemiskinan.

M44 berisi tentang curahan hati seseorang yang menyatakan bahwa sebuah

benteng yang kokoh saja bisa terbanting dan hacur berantakan apalagi hanya

perjanjian yang tidak dilandasi dengan tanggung jawab dan keseriusan. Isi M63

adalah curahan hati seorang anak kecil yang ingin melakukan sesuatu hal namun

hatinya penuh dengan rasa takut. Anak tersebut menyadari bahwa dia masih sangat

kecil dan harus hati-hati dalam melakukan sesuatu hal.

Curahan hati pada M64 adalah sebuah curahan hari seorang anak yatim

piatu yang hidup sebatang kara dan tidak memiliki sanak saudara dan dia tidak bias

berbuat apa-apa selain berjalan mengelilingi rumah setiap orang untuk meminta dan

menengadahkan tangannya demi sesuap nasi. M65 berisi curahan hati seseorang yang

sedang bersedih karena dia akan pergi dan akan meninggalkan ibu dan sanak

keluarganya dan kepergiannya adalah untuk mencari nafkah di negeri orang. Dalam

masyarakat Ciacia orang biasa merantau ke negeri orang adalah kaum laki-laki, jadi

tidak menutup kemungkinan bahwa yang menuturkan maula ini adalah seorang lelaki

yang minta izin kepada ibunya bahwa ia akan pergi merantau ke tempat yang jauh.

M66 berisi tentang curahan hati seorang pemuda yang sedang terpikat pada

kecantikan seorang gadis yang parasnya menyerupai rembulan dan si pemudapun

berharap bahwa hati gadis tersebut melebihi kecantikan parasnya. M67 biasa

digunakan oleh siapa saja. Isi M67 adalah curahan hati seseorang yang merasa

118

dibohongi dan diperbodohi sebab dia tidak dapat mengetahui isi hati orang lain

walaupun orang tersebut berkata benar tentang suatu hal namun belum tentu hal yang

dia katakana itulah yang benar terjadi. M68 digunakan oleh oleh seorang gadis untuk

mencurahkan isi hatinya yang sedang gundah dan hidup dalam ketidak pastian sebab

orang yang ditunggu dan dinanti-nantikan tidak pernah memberi kejelasan tentang

suatu hal tertentu.

M70 mengandung maksud adanya keinginan untuk menyampaikan suatu

rasa yang sangat mendalam, namun dia masih ragu, apakah dengan berterus terang

maksudnya dapat dipahami atau dengan kata lain perasaan tersebut dapat diterima

dengan baik. M80 berisi tentang curahan hati seseorang yang merasa sedih dan tidak

tega melihat kehidupan teman atau keluarganya yang selalu tertimpa musibah dan

selalu hidup dalam dunia yang penuh dengan sesak dan sarat akan kesengsaraan.

Curahan hati merupakan salah satu kebutuhan dalam hidup umat manusia.

Apabila kita sedang merasa sedih, bahagia, merasa tertarik pada seseorang dan lain

sebagainya, dengan cara mencurahkan isi hati kita kepada orang lain atau berbagi rasa

maka beban pikiran dan perasaan terasa lebih ringan.

4.2.1.4 Maula Bertema Percintaan

Apabila seseorang laki-laki hendak mengucapkan atau menyampaikan isi

hatinya kepada seorang perempuan dan maula adalah salah satu alat untuk

mengungkapkan hal tersebut dan di sini maula sangat berperan penting, karena maula

memiliki bahasa yang estetis dan memerlukan penafsiran yang teliti bagi yang

119

mendengarkannya. Maula tersebut biasa digunakan oleh para muda-mudi untuk

mengungkapkan isi hati mereka kepada seseorang.

Adapun maula yang bertema percintaan adalah M21, M23, M30, M31,

M34, M46, M47, M48, M49, M50 dan M71. berikut pemaparannya satu persatu.

M21 biasanya digunakan oleh para pemuda untuk merayu seorang wanita

bahwa sebenarnya dia memiliki rasa rindu kepada seorang gadis tapi dia telah

menyembunyikan perasaan tersebut karena menurutnya apabila mereka ditakdirkan

untuk berjodoh maka tidak akan ke mana-mana lagi.

M23 menggambarkan akan sikap dan pendirian seseorang yang teguh

terhadap janji dan sumpahnya dengan seseorang dan walaupun ada orang lain yang

lebih cantik atau tampan dengan janjinya dengan pacarnya semula atau mantan

pacarnya, tapi hatinya sudah tidak tergoyahkan lagi dan takkan tergoda oleh satu

apapun walaupun itu berupa pandangan mata yang cantik dari orang lain. M24 biasa

digunakan oleh seorang pemuda untuk seorang gadis yang suka memnyembunyikan

perasaannya, bahwa menurut pemuda tersebut biarpun si gadis mentembunyikan

perasaannya jika waktu telah menentukan bahwa mereka berjodoh maka si gadis

tidak bias ke mana-mana lagi.

M30, M46, M47, M48, 49 dan M50 adalah rangkaian maual yang

digunakan oleh perempuan dan laki-laki secara berbalasan. Berikut uraiannya.

M30 (P) tersebut mengisahkan tentang seorang perempuan yang kekasihnya

akan pergi jauh dan dia menitip pesan agar kekasinya tersebut pulang pada waktu

120

yang sudah ditetapkan sebab apabila laki-laki tersebut tidak pulang tepat pada

waktunya maka perjanjian mereka akan berantakan. Kemudian M46 (L) merupakan

maula balasan dari M30 yang berisi tentang sumpah seorang laki-laki kepada

kekasihnya apabila dia pergi merantau dan tidak kembali tepat pada wakunya maka

jangan pernah lagi mengingat dirianya dan harus mengubur perasaannya dalam-dalam

dan anggap saja kalau dia sudah meninggal dunia.

M47 adalah maula yang berisi balasan tentang M46 yang memiliki makna

bahwa sang perempuan memperingatkan kekasihnya agar tidak bicara seperti itu

apalagi sampai berbicara tentang kematian sebab mereka belum pernah dan belum

sempat bermadu kasih layaknya sepasang kekasih dikarenakan oleh rencana

kepergian sang laki-laki tersebut. Kemudian, M48 berisi tentang pendapat sang laki-

laki. Dia berpendapat bahwa bagaimana kalau sebelum dia pergi merantau dia ingin

meresmikan hubungan mereka atau dia ingin melamar dan menikahi sang gadis. Pada

M49 sang gadis pun mengatakan bahwa dia setuju untuk meresmikan hubungan

mereka tapi sebelumnya harus kumpulkan dulu para orang tua kedua belah pihak dan

juga para tetua-tetua adat yang ada di kampung mereka.

M50 merupakan balasan maula dari M49, yang berisi tentang kegembiran

sang laki-laki atas persetujuan dan saran yang diberikan oleh kekasihnya dan iapun

mengucapkan terimah kasih dengan sanjungan dan pujian buat sang pujaan hatinya

itu.

121

M31 merupakan maula percintaan dan biasa digunakan oleh para muda-

mudi untuk menyatakan sesuatu yaitu bahwa dia telah menyimpan sesuatu perasaan

dan jika orang lain peka terhadap perasaan tersebut maka akan mudah dimengerti.

Setelah semuanya telah berjalan dengan lancar barulah kau menyesali semuanya.

Pernyataan tersebut merupakan isi dari maula di atas yang biasanya digunakan oleh

para pemuda yang sedang menjalis sebuah hubungan yang dilandaskan oleh

keterpaksaan. Pernyataan tersebut merupakan isi dari M34. M71 biasa digunakan

oleh seorang pemuda yang menginginkan sesuatu dari seorang gadis. Permintaan itu

adalah apabila suatu hari nanti mereka terpisahkan oleh jarak dan keadaan maka dia

akan selalu berada di dalam hati sang gadis untuk selama-lamanya.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa mencintai dan

dicintai adalah hukum alam yang berlaku dalam kehidupan. Cinta bersifat uviversal

sehingga cinta bukan hanya milik mereka yang sedang kasmaran, atau seseorang

yang sedang bermadu kasih. Cinta juga berlaku pada, cinta terhadap orang tua,

keluarga, teman dan sang pencipta cinta itu sendiri. Kemudian bagi mereka yang

sedang menjalani hubungan kasih maka jangn terlalu jauh dan apabila telah merasa

siap lahir dan bathin haruslah menghalalkan hubungan tersebut secara agama dan

hokum yang berlaku.

4.2.2 Amanat

Amanat yang hendak disampaikan oleh pengarang dapat ditelah setelah

dapat memahami tema. Tujuan amanat merupakan hal yang mendorong pengarang

122

untuk menciptakan sebuah karya sastra. Amanat dapat tersirat di balik kata-kata yang

disusun serta tersirat pada inti persoalan yang diciptakannya.

Di samping itu, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang

kepada pendengar atau pembaca. Amanat juga memecahkan dan memberikan jalan

keluar yang diberikan pengarang dalam sebuah karya sastra terhadap tema yang

dikemukakan. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan amanat

yang terkandung dalam maula berdasarkan pemaparan dan penjelasan tema maula

sebelumnya.

Adapun amanat yang terkandung dalam maula adalah sebagai berikut:

1. Hendaklah kita wujudkan persatuan dalam masyarakat atau di

dalam kehidupan sehari-hari, karena persatuan dapat menciptakan kerukunan,

ketentraman dan kedamaian yang utuh serta dapat meringankan suatu pekerjaan

apabila hal tersebut dilaksanakan bersama-sama dengan cara gotong royong.

2. Di dalam kehidupan atau pergaulan sehari-hari manusia tidak

terlepas dari pertolongan orang lain. Di samping itu, manusia juga hidup secara

berkelompok. Di dalam hidup berkelompok manusia ditekankan agar segala

sesuatu harus dimusyawarakan secara bersama.

3. Sebagai manusia yang memiliki keyakinan dan kepercayaan atau

bagi manusia yang beragama hendaklah memperbanyak amal kebajikan untuk

bekal di akhirat nanti.

123

4. Sebagai manusia juga harus memiliki sikap sopan dan santun

serta bertingkah laku baik dalam kehidupan bermasyarakat dan kehidupan kita

harus diwarnai dengan kebenaran dan kesabaran

5. Dalam kehidupan ini ketetuan tentang jodoh, umur dan rejeki

seseorang telah ditentukan oleh sang penguasa hidup. Dan bagi para kaula muda

yang memiliki perasaan terpendam hendaklah mengutarakannnya agar tidak

menjadi penyakit. Kemudian, apabila telah benar-benar yakin dan memiliki

kemampuan untuk berumah tangga janganlah ditunda-tunda dengan alas an

apapun karena itu adalah amanh dari sang pencipta hidup.

4.3 Kedudukan dan Fungsi Maula

4.3.1 Kedudukan Maula

Sastra lisan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam masyarakat

pendukungnya. Dikatakan demikian, karena sastra lisan merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakatnya. Demikian pula dengan maula,

meskipun maula sudah jarang digunakan oleh masyarakat Ciacia di Kelurahan Masiri

namun maula masih sangat digemari oleh masyarakat pendukungnya. Maula

merupakan salah satu sastra lisan yang lahir dan berkembang di Kelurahan Masiri.

Melihat bahwa maula dibawakan dengan cara dilantunkan secara lisan, berarti maula

lahir di tengah-tengah masyarakat dan hidup dalam masyarakat Ciacia sehingga

dengan sendirinya maula menampakkan hal-hal yang berkaitan dengan pola

124

kehidupan sehari-hari masyarakat Ciacia di Kelurahan Masiri. Setelah melihat dan

menganalisis ciri dan bentuk maula seutuhnya maka maula memiliki ciri yang

menyerupai gurindam. Dengan demikian, maula mempunyai kedudukan yang sama

dengan sastra daerah atau sastra lisan klasik lainnya yang berkembang di Indonesia,

sehingga dapat dijadikan sebagai kebudayaan nasional Indonesia

4.3.2 Fungsi Maula

Sebagai salah satu sastra daerah masyarakat Ciacia di kelurahan Masiri

maula pada zaman dahulu sangat populer dan digunakan dalam acara adat kebun dan

acara-acara adapt perkawinan, pingitan, dan khitanan sehingga maula sangat digemari

oleh masyarakat pendukungnya dikarenakan oleh maula meiliki fungsi yang sangat

penting dalam kehidupan bermasyarakat ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya fungsi mendidik, hiburan, pelestarian budaya dan fungsi social. Berikut ini

penjelasan dan uraian dari beberapa fungsi maula tersebut.

4.3.2.1 Fungsi Mendidik

Maula memiliki peran yang sangat penting dalam nidang pendidikan

terutama pada hal-hal yang berhubungan dengan pembentukan kepribadian yang baik

dan terpuji. Masyarakat Ciacia di kelurahan Masiri sangat menggemari maula

sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnnya dapat lebih muda diresapi.

Dalam maula menggambarkan tentang sikap-sikap hidup yang harus dibina

dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari agar tercipta masyarakat yang

tentram, aman dan penuh kedamaian. Sikap saling menghargai, saling mengasihi,

125

saling menghormati, menjunjung tinggi adat istiadat, memperjuangkan agama,

membiasakan musyawara untuk mencapai mufakat perlu terus dibina, dikembangkan

dan dilestarikan dalam kehidupan bermasyarakat. Semua sifat-sifat yang

dikemukakan tersebut dapat ditemukan dalam tuturan maula. Hal ini sengaja

disisipkan dalam tuturan maula karena amanat yang ingin disampaikan adalah agar

tetap menanamkan nilai kasih sayang, ketabahan, musyawara, kepatuhan kepada

agama dan adat yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

Pada umumnya maula digunakan oleh para orang tua untuk mendidik anak-

anaknya serta untuk mendidik para generasi muda yang sering mengalami kegagalan

dalam menghadapi hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, seseorang dituntut untuk

bersikap tenang, sabar dan tabah dan menyerahkannya kepada sang pencipta. Sikap

kesabaran, dan ketabahan, kepasrahan dan petuah untuk seorang anak.

4.3.2.2 Fungsi Hiburan

Pada umumnya masyarakat Ciacia sangat senang mendengarkan maula

sebagai salah satu sastra daerah yang dilantunkan dalam proses pengungkapannya.

Apalagi dalam pelantunannya, dengan lagu yang indah dan merdu membuat para

pendengarnya terbuai dalam kebahagiaan yang tidak dapat terucap dengan kata-kata.

Semua persoalan hidup dan bebanpun terasa telah usai dan terlupakan untuk

dipikirkan pada saat-saat seperti itu, hanya kebahagiaan yang terpatri dalam jiwa

pendengarnya.

126

Biasanya maula dilantunkan pada acara-acara tertentu misalnya, pada acara

panen, pengikatan padi, acara perkawinan, pingitan bahkan sering dijadikan

perlombaan dalam acara agustusan di kecamatan. Dalam acara seperti ini semua

orang berlomba-lomba menuju tempat acara berlangsung untuk mendengarkan

pelantunan maula. Walaupun ada sebagian masyarakat tidak terlalu memahami

makna dan isi maula yang terkandung di dalamnya, namun mereka tetap antusias

untuk hadir akibat desakan perasaan senag untuk mendengarkan hiburan tersebut.

4.3.2.3 Fungsi Pelestarian Budaya

Di dalam tuturan maula terdapat nilai-nilai budaya masyarakat Ciacia di

kelurahan Masiri yang menjadi pedoman dan tuntunan hidup mereka. Dengan

memahami isi yang terkandung dalam maula masyarakat Ciacia terutama para

generasi muda dapat memahami bagaimana sikap hidup yang dianut oleh nenek

moyang mereka termaksud cara hidup tradisional, adat istiadatnya serta kehidupan

beragama dan sosialnya dan lain sebagainya.

Dalam maula juga ditemukan berbagai nilai yang mencakup berbagai jalur

kehidupan sosial, kehidupan individu dan kehidupan beragama. Semua sikap itu

dapat tergambar dalam isi maula terutama sikap dan perilaku yang harus dibina dan

dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai mahluk sosial yang tidak dapat

hidup tanpa bantuan orang lain. Sebagai mahkluk individu yang harus berbuat sesuai

dengan aturan moralitas hidup dan sebagai mahkluk tuhan yang beragama. Dengan

demikian, berarti maulah adalah salah satu sastra daerah yang banyak menyimpan

127

budaya masyarakat Ciacia di kelurahan Masiri terutama nilai budaya yang

berhubungan dengan nilai moral, nilai sosial dan nilai agama.

Maula mempunyai fungsi pelestarian budaya dapat dilihat dari contoh maula

yang mennggambarkan tentang kebiasaan nenek moyang masyarakat Masiri yang

sangat menjunjung tinggi sikap persatuan dan tidak ingin persatuan itu bercerai-berai.

4.4 Hubungan Bentuk, Isi dan Fungsi Maula

Antara bentuk, isi dan fungsi maula meliki hubungan antara satu sama lain.

Setelah bentuk di analisis maka maula memiliki cirri sebagai berikut:

1. terdiri dari dua baris dalam sebait

2. memiliki 10-15 suku kata di tiap-tiap barisnya

3. memiliki konsep persajakan yaitu sajak awal, tengah dan akhir.

Sedangkan isi maula berdasarkan data penelitian maka meliputi percintaan,

agama, nasihat dan curahan hati dan memiliki fungsi mendidik, hiburan dan

pelestarian budaya serta maula biasa digunakan dalam acara-acara adat seperti

perkawinan, pingitan khitanan dan pada acara-acara kebun seperti pembukaan lahan,

menanam, siraman kebun, panen, dan pengikatan padi. Berdasarkan hal tersebut

maka apabila ditemukan sebuah puisi lama yang memiliki bentuk yang sama dengan

maula tapi isinya berbeda maka tergolong maula, namun apabila terdapat isi yang

sama dalam bentuk yang berbeda maka itu tidak tergolong jenis maula. Sebab, maula

lebih menekankan pada bentuk, karena bentuk merupakan ciri pengenal utama maula

itu sendiri.

128

Dengan demikian, bentuk meletakkan pokok rangkaian yang mengikat isi

dan fungsi. Suatu isi dapat saja memberi perbedaan yang tersirat tetapi jika bentuknya

tidak mencerminkan maula yang disepakati oleh masyarakat setempat maka belum

sepenuhnya dikatakan sebagai maula. Hal ini juga berlaku pada fungsi. Dengan

perkataan lain maula dalam bentuknya yang mandiri memiliki isi dan fungsi

tersendiri pula.

4.5 Relevansi Hasil Penelitian Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra di

Sekolah

Pengajaran sastra adalah pembinaan minat intelektual. Pengajaran sastra di

sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa pengapresiasi karya

sastra. Hal ini dikaitkan dengan aktifitas mempertajam perasaan dan kepekaan

terhadap nilai-nilai yang ada di sekelilingnya. Para siswa diajak bergaul dalam karya

sastra dan dapat menciptakan karya sastra dengan genrenya.

Sebagaimana dengan pelajaran lain, pelajaran sastra adalah sebuah sistem

yang keberhasilannya ditentukan oleh banyak faktor: kurikulum/GBPP, guru, buku

sumber pembelajaran, serta sarana dan prasarana lainnya.

Pembelajaran sastra di sekolah pada dasarnya bertujuan agar siswa memiliki

rasa peka terhadap karya sastra, sehingga mereka terdorong dan tertarik untuk

mengetahui isi, makna dan fungsi karya sastra itu sendiri. Pengajaran sastra dapat

mendekatkan anak didik pada rasa peka dan rasa cinta pada karya sastra sebagai cipta

rasa seni. Dengan membaca karya sastra, diharpkan para siswa dapat memperoleh

129

pengertian yang baik pada manusia dan kemanusiaan mengenal nilai-nilai dan

mendapatkan ide-ide (Ngalimin, 1993: 153).

Pembelajaran sastra bertujun untuk menigkatkan kemampuan siswa dalam

mengapresiasi karya sastra. Di dalamnya terkandung maksud agar siswa dapat

menghargai kesusastraan bangsa sendiri dan sastra daerah pada khususnya, serta

dapat menghayati secara langsung nilai yang terkandung di dalamnya.

Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan

satandar kompetensi mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan puisi lama dan

kompetensi dasar membahas cirri-ciri dan nilai-nilai yang terkandung dalam

gurindam serta menjelaskan keterkaitan gurindam dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hal tersebut karya sastra seperti puisi lama dapat digunakan

untuk pembelajaran berbicara, membaca dan mendengarkan dengan maksud untuk

melatih kemampuan siswa dalam menyampaikan ide, gagasan yang ia dapatkan

setelah membaca karya sastra yang berupa puisi lama dengan menggunakan

bahasanya sendiri.

Karya sastra sangat bermanfaat bagi peserta didik. Dengan kata lain, dapat

memberi nilai intrinsik bagi peserta didik. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Sastra dapat memberi pengalaman-pengalaman baru bagi peserta

didik.

130

2. tulisan juga dapat membawa pembaca ke tempat-tempat yang

lain, ke masa-masa yang lain, memperluas dan mengembangkan cakrawala

kehidupannya.

3. dapat menambah dan mengembangkan wawasan peserta didik

menjadi perilaku insani.

4. sastra dapat menyajikan serta memperkenalkan kesemestaan

pengalaman terhadap peserta didik. Sastra terus-menerus mengemukakan masalah

universal mengenai makna kehidupan dan hubungan manusia dengan alam dan

orang lain.

5. sastra merupakan sumber utama bagi penerus warisan sastra kita

dari sat generasi ke generasi berikutnya. Sastra sangat berperan penting dalam

pemahaman dan penilaian warisan budaya manusia. Pengembangan sikap anak ke

arah budaya kita sendiri yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan sosial

dan pribadi peserta didik.

131

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan bentuknya maula merupakan tradisi lisan yang berbentuk puisi lama

yaitu terdiri dari dua larik dalam sebait, memiliki 10 sampai 15 suku kata di tiap-

tiap barisnya serta memiliki konsep persajakan: sajak awal, sajak tengah dan sajak

akhir. Bersifat anonim yaitu penyampaian dan menyebarannya dari mulut ke

mulut.

2. Berdasarkan isi, maula memiliki beberapa tema yakni, maula bertema nasihat,

agama, curahan hati dan percintaan.

3. Adapun fungsi yang terkandung dalam maula yaitu sebagai alat untuk para orang

tua dalam mendidik anak-anaknya, sebagai sarana hiburan dan sebagai pelestarian

budaya.

5.2 Saran

Penelitian ini belum bisa dikatakan lengkap dan masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh sebab itu, perlu adanya penelitian selanjutan mengenai jenis

sastra lisan lainnya dengan kajian lebih mendalam.

132

Masyarakat Ciacia khususnya di kelurahan Masiri masih memiliki banyak

sastra lisan yang belum didokumentasikan, dan narasumber yang mengetahui sastra

lisan tersebut semakin berkurang, sementara generasi muda kurang berminat pada

objek tersebut. Oleh karena itu, maula sebagai salah satu aset budaya daerah perlu

mendapat perhatian dalam meningkatkan apresiasi sastra. Karya sastra lama

masyarakat Ciacia hendaknya diperhatikan secara lebih intensif karena dalam karya

sastra daerah penuh dengan muatan nilai yang sangat berguna bagi kehidupan. Untuk

itu pendokumentasian adalah sebagai langka awal untuk penelitian lanjutan, selain

dapat mengantisipasi masa pergantian generasi. Oleh karena itu, digarapkan kepada

semua pihak yang dapat turut mengambil bagian secara adaptif untuk mengkaji sastra

daerah khususnya sastra daerah masyarakat Ciacia di kelurahan Masiri.

133