bab i - syair79.files.wordpress.com  · web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman....

43
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sagu (Metroxylon sp) merupakan salah satu komoditi bahan pangan yang banyak mengandung karbohidrat, sehingga sagu merupakan bahan makanan pokok untuk beberapa daerah di Indonesia seperti Maluku, Irian Jaya dan sebagian Sulawesi. Sagu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pangan yang antara lain dapat diolah menjadi bahan makanan seperti bagea, mutiara sagu, kue kering, mie, biskuit, kerupuk dan laksa (Harsanto, 1986). Luas areal tanaman sagu di Indonesia sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Beberapa literatur yang ada memberikan data yang berbeda-beda, tetapi berdasarkan perkiraan M. Yusuf Samad (2002) luas areal sagu di Indonesia sekitar. 1.000.0000 hektar. Pada tahun 2007 luas areal sagu di Sulawesi Tenggara diperkirakan sekitar 5.607 hektar(BPS Sultra 1

Upload: voliem

Post on 30-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman sagu (Metroxylon sp) merupakan salah satu komoditi bahan

pangan yang banyak mengandung karbohidrat, sehingga sagu merupakan bahan

makanan pokok untuk beberapa daerah di Indonesia seperti Maluku, Irian Jaya

dan sebagian Sulawesi. Sagu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku

industri pangan yang antara lain dapat diolah menjadi bahan makanan seperti

bagea, mutiara sagu, kue kering, mie, biskuit, kerupuk dan laksa (Harsanto,

1986).

Luas areal tanaman sagu di Indonesia sampai saat ini belum diketahui

secara pasti. Beberapa literatur yang ada memberikan data yang berbeda-beda,

tetapi berdasarkan perkiraan M. Yusuf Samad (2002) luas areal sagu di Indonesia

sekitar. 1.000.0000 hektar.

Pada tahun 2007 luas areal sagu di Sulawesi Tenggara diperkirakan sekitar

5.607 hektar(BPS Sultra 2007). Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah

yang memiliki potensi sagu yang cukup luas dengan sebagian penduduknya

menjadikan sagu sebagai bahan makanan pokok atau pun bahan makanan

tambahan. Luas areal tanaman sagu di Sulawesi Tenggara semakin berkurang

karena banyaknya areal sagu yang dikonversi menjadi areal persawahan dan

lokasi pemukiman. Sagu di Sulawesi Tenggara tumbuh pada tiga macam kondisi

lingkungan tumbuh yang berbeda, yaitu : tanah kering, tanah rawa dan pinggir

1

Page 2: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

sungai. Tanaman sagu ditemukan paling banyak pada kondisi tanah rawa dan

paling sedikit pada kondisi tanah pinggir sungai (Kanwil Perindustrian Sultra,

1995).

Sagu yang tumbuh di Sulawesi Tenggara dikenal ada empat jenis sagu

dengan nama lokal setempat, yaitu : runggamanu, rui, boruwila dan roe. Tiga

jenis pertama merupakan jenis sagu yang berduri, sedangkan jenis sagu roe tidak

berduri. Sagu jenis roe mempunyai aci yang putih dan rasanya enak sehingga

jenis sagu ini yang banyak diolah oleh penduduk setempat untuk dijadikan

sebagai bahan makanan (Haryanto dan Pangloli, 1992).

Beberapa hasil penelitian yang dirangkum oleh Wahid (1987)

menyimpulkan bahwa tanaman sagu mempunyai beberapa keuntungan

dibandingkan dengan tanaman penghasil karbohidrat lainnya, yaitu : (1) pohon

sagu dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang berawa-rawa dimana tanaman

lain tidak dapat tumbuh dengan baik; (2) panen tidak tergantung musim, tahan

dan mudah dalam menyimpannya; (3) pohon sagu mengeluarkan anakan sehingga

panen dapat berkelanjutan tanpa melakukan penanaman ulang. Meskipun

tanaman sagu cukup penting di Sulawesi Tenggara, namun perhatian terhadap

tanaman sagu tidaklah sebesar dengan perhatian mereka terhadap tanaman pangan

lainnya.

Sagu di Sulawesi Tenggara merupakan tumbuhan yang tumbuh dalam

bentuk hamparan hutan yang dipelihara sebagaimana mestinya, sampai saat ini

belum ada sagu yang dibudidayakan secara intensif. Sagu dapat tumbuh di daerah

2

Page 3: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

rawa atau tanah marginal (kahat hara) dimana penghasil karbohidrat lainnya

sukar/sulit tumbuh dengan wajar. Di indonesia, khususnya di Sulawesi Tengara

pada umumnya masyarakat setempat baru memanfaatkan aci sagu sebagai bahan

pakan lokal/tradisional seperti : sinonggi, kapurung, bagea dan lain-lain, serta

masyarakat Sulawesi Tenggara memanfaatkan daunnya sebagai bahan atap.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan dapat dirumuskan

beberapa permasalahan :

1. Jenis-jenis sagu apa saja yang terdapat di Kecamatan Abeli Kota Kendari

Sultra?

2. Jenis-jenis sagu apa saja yang paling dominan di Kecamatan Abeli Kota

Kendari Sultra?

3. Jenis-jenis sagu apa saja yang berpotensi untuk dikembangkan di Kecamatan

Abeli kota Kendari Sultra?

C. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan jenis

sagu yang terdapat di Kecamatan Abeli Kota Kendari. Kegunaan penelitian ini

diharapkan sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam

mengoptimalkan produksi tanaman sagu (Metroxylon sp) dan merupakan bahan

pembanding pada penelitian selanjutnya.

3

Page 4: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi

Sagu (Metroxylon spp) termasuk tumbuhan monokotil dari famili Palmae,

marga Metroxylon dan ordo Spadiciflorae (Ruddie et al., 1976) dalam Haryanto

dan Pangloli (1992). Metroxylon berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua

suku kata, yaitu Metra berarti isi batang atau empelur dan xylon yang berarti

xylem (Flach, 1977).

Secara garis besar sagu digolongkan dalam dua golongan, yaitu yang

berbunga atau berbuah sekali (Hapaxanthic) dan yang berbunga atau berbuah

lebih dari sekali (Pleonanthic) (Deinum, 1984 dalam Djumadi, 1989). Golongan

pertama mempunyai nilai ekonomi yang penting karena kandungan acinya tinggi.

Golongan ini terdiri dari lima jenis yaitu : (1) metroxylon sagus Rottb.; (2)

Metroxylon rumphii Mart.; (3) Metroylon micracanthum Mart.; (4) Metroxylon

Longispinum Mart. (5) Metroxylon sylvestre Mart.

Sedangkan golongan kedua terdiri dari spesies Metroxylon filarae dan

Metroxylon elatum yang banyak tumbuh di dataran yang relatif tinggi. Golongan

ini nilai ekonominya rendah karena kandungan acinya kurang.

Karateristik dari masing-masing jenis sagu yang tumbuh di Sulawesi

Tenggara dengan ciri morfologi sebagai berikut:

1. Runggamanu atau Tuni

4

Page 5: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

Tinggi batang sekitar 10 – 15 meter, tebal kulit 2 -3 cm. Daunnya berwarna

hijau tua dengan tangkai daun berwarn hijau kekuningan. Panjang tangkai

daun sekitar 6,85 meter, sedangkan pnjang pelepah daun sekitar 2,71 meter,

tangkai daun berduri pada pangkal sampai ujung pinggiran daun. Pada

anakan sagu durinya sangat banyak dan rapat. Setiap tangkai daun terdiri atas

100-200 helai daun dengan panjang 151-155 cm dan lebar 8,1-9,1 cm (Tenda

et al. 2003). Menurut Haryanto dan Pangloli (1992) produksi tepung sagu

tuni di Sulawesi Tenggara dapat mencapai 250-300 kg. Sagu ini merupakan

jenis sagu yang paling besar ukurannya dibandingkan dengan jenis lainnya

(Manan et al. 1984) dalam Haryanto dan Pangloli (1992).

.

2. Roe atau Molat

Tinggi batang sekitar 10-14 meter, diameter sekitar 40-60 cm dan berat batang

mencapai 1,2 ton atau lebih. Jenis sagu ini tidak berduri, ujung daun panjang

meruncing sehingga dapat melukai orang bila menyentunya. Letak daun

berjauhan, panjang tangkai daun sekitar 4-6 meter, panjanhg lembaran daun

sekitar 1,5 meter dan lebernya sekitar 7 cm. Bunganya adalah bunga

majemuk berwarna sawo matang kemerah-merahan. Empulurnya lunak dan

berwarna putih. Berat empulur sekitar 80% dari berat batang dan kandungn

acinya sekitar 18%. Setiap pohon dapat menghsilkan aci basah sekitar 800 kg

atau sekitar 200 kg aci kering (Haryanto dan Pangloli, 1992).

3. Barowila

5

Page 6: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

Jenis sagu ini mempunyai tinggi batang sekitar 10 meter dengan dimeter

sekitar 40-50 cm. Pelepah berwarna hijau keputih-putihan, empulurnya lunak

dan berwarna putih. Setiap pohon dapt menghasilkan sekitar 120 kg aci

kering. Produksi tepung sagu jenis barowila sangat sedikit jika dibandingkan

dengan jenis sgu lainnya (Haryanto dan Pangloli, 1992).

4. Rui atau Rotan

Jenis sagu ini dicirikan dengan tinggi batang yang relatif lebih pendek yaitu

7,20 meter, dengan diameter batang sekitar 40 cm. Panjang tangkai daun

dapat mencapai 6,07 meter, sedangkan panjang pelepah daun sekitar 3,56

meter. Setiap tangkai daun terdiri atas 100-200 helai daun yang berwarna

hijau dengan panjang daun antara 130-147 cm dan lebar daun 6-7 cm. Sagu

ini memiliki empulur agak keras, mengandung banyak serat, dan berwarna

kemerh-merahan serta kandungan aci paling sedikit (Tenda et al. 2003).

Kandungan aci dalam empulur hanya sekitar 200 kg per pohon dan rasanya

kurng enak (soerjono, 1980) dalam Harynto dan Pangloli (1992).

B. Morfologi sagu

Sagu tumbuh dalam bentuk rumpun. Setiap rumpun terdiri dari 1-8 batang

sagu, pada setiap pangkal tumbuh 5-7 batang anakan. Pada kondisi liar rumpun

sagu akan melebar dengan jumlah anakan yang banyak dalam berbagai tingkat

pertumbuhan (Harsanto, 1986). Lebih lanjut Flach (1983) dalam Djumadi (1989)

menyatakan bahwa sagu tumbuh berkelompok membentuk rumpun mulai dari

anakan sampai tingkat pohon. Tajuk pohon terbentuk dari pelepah yang berdaun

6

Page 7: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

sirip dengan tinggi pohon dewasa berkisar antara 8-17 meter tergantung dari jenis

dan tempat tumbuhnya.

C. Batang

Batang sagu merupakan bagian terpenting karena merupakan gudang

penyimpanan aci atau karbohidrat yang lingkup penggunaannya dalam industri

sangat luas, seperti industri pangan, pakan, alkohol dan bermacam-macam

industri lainnya (Haryanto dan Pangloli, 1992).

Batang sagu berbentuk silinder yang tingginya dari permukaaan tanah

sampai pangkal bunga berkisar 10-15 meter, dengan diameter batang pada bagian

bawah dapat mencapai 35 samapi 50 cm (Harsanto, 1986), bahakan dapat

mencapai 80 sampai 90 cm (Haryanto dan Pangloli, 1992). Umumnya diameter

batang bagian bawah agak lebih besar daripada bagian atas, dan batang bagian

bawah umumnya menagndung pati lebih tinggi daripada bagian atas (Manuputty,

1954 dalam Haryanto dan Pangloli, 1992)

Pada waktu panen berat batang sagu dapat mencapai lebih dari dari 1 ton,

kandungan acinya berkisar antara 15 sampai 30 persesn (berat basa), sehingga

satu pohon sagu mampu menghasilkan 150 sampai 300 kg aci basah (Harsanto,

1986; Haryanto danPangloli, 1992).

D. Daun

Daun sagu berbentuk memanjang (lanceolatus), agak lebar dan berinduk

tulang daun di tengah, bertangkai daun dimana antara tangkai daun dengan lebar

daun terdapat ruas yang mudah dipatahkan (Harsanto, 1986).

7

Page 8: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

Daun sagu mirip dengan daun kelapa mempunyai pelepah yang menyerupai

daun pinang. Pada waktu muda, pelepah tersusun secara berlapism tetapi setelah

dewasa terlepas dan melekat sendiri-sendiri pada ruas batang (Harsanto, 1986;

Haryanto dan Pangloli, 1992). Menurut Flach (1983) dalam Haryanto dan

Pangloli (1992) menyatakan bahwa sagu yang tumbuh pada tanah liat dengan

penyinaran yang baik, pada umur dewasa memiliki 18 tangkai daun yang

panjangnya sekitar 5 sampai 7 meter. Dalam setiap tangkai sekitar 50 pasang

daun yang panjangnya bervariasi antara 60 cm sampai 180 cm dan lebarnya

sekitar 5 cm.

Pada waktu muda daun sagu berwarna hijau muda yang berangsur-angsur

berubah menjadi hijau tua, kemudian berubah lagi menjadi coklat kemerah-

merahan apabila sudah tua dan matang. Tangkai daun yang sudah tua akan lepas

dari batang (Harsanto, 1986).

E. Bunga dan Buah

Tanaman sagu berbunga dan berbuah pada umur sekitar 10 sampai 15

tahun, tergantung jenis dan kondisi pertumbuhannya dan sesudah itu pohon akan

mati (Brautlecht, 1953 dalam Haryanto dan Pangloli, 1992). Flach (1977)

menyatakan bahwa awal fase berbunga ditandai dengan keluarnya daun bendera

yang ukurannya lebih pendek daripada daun-daun sebelumnya.

Bunga sagu merupakan bunga majemuk yang keluar dari ujung atau pucuk

batang sagu, berwarna merah kecoklatan seperti karat (Manuputty, 1954 dalam

Haryanto dan Pangloli, 1992). Sedangkan menurut Harsanto (1986), bunga sagu

8

Page 9: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

tersusun dalam manggar secara rapat, berkuran secara kecil-kecil, waranya putih

berbentuk seperti bunga kelapa jantan dan tidak berbau.

Bunga sagu bercabang banyak yang terdiri dari cabang primer, sekunder

dan tersier (Flach, 1977). Selanjutnya dijelaskan bahwa pada cabang tersier

terdapat sepasang bunga jantan dan betina, namun bunga jantan mengeluarkan

tepung sari sebelum bunga betina terbuka atau mekar. Oleh karena itu diduga

bahwa tanaman sagu adalah tanaman yang menyerbuk silang, sehingga bilamana

tanaman ini tumbuh soliter jarang sekali membentuk buah.

Bilamana sagu tidak segera ditebang pada saat berbunga maka bunga akan

membentuk buah. Buah bulat kecil, bersisik dan berwarna coklat kekuningan,

tersusun pada tandan mirip buah kelapa (Harsanto, 1986). Waktu antara bunga

mulai muncul sampai fase pembentukan buah diduga berlangsung sekitar dua

tahun (Haryanto dan Pangloli, 1992).

F. Lingkungan Tumbu Tanaman Sagu

Tanaman sagu merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah

khatulistiwa, di daerah tepi pantai dan sepanjang aliran sungai pada garis lintang

antara 10˚ LU dan 10˚ LS dan pada ketinggian 300 sampai 700 meter di atas

permukaan laut (dpl), mempunyai curah hujan lebih dari 2000 mm per tahun

(Tan, 1982; Harsanto, 1986).

Menurut Harsanto (1986) bahwa jumlah curah hujan yang menguntungkan

bagi pertumbuhan sagu diduga antara 2000 sampai 4000 mm per tahun, tersebar

merata sepanjang tahun dengan temperatur rata-rata 24˚C sampai 30˚C.

9

Page 10: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

Lingkungan yang baik untuk pertumbuhan sagu adalah daerah yang

berlumpur, dimana akar napas tidak terendam, kaya mineral dan bahan organik,

air tanah berwarna cokelat dan bereaksi agak asam (Flach, 1977). Selanjutnya

dikatakan habitat yang demikian cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme yang

sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman sagu. Pada tanah-tanah yang tidak

cukup mengandung mikroorganisme pertumbuhan sagu kurang baik. Selain itu

pertumbuhan sagu juga dipengaruhi oleh adanya unsur hara yang disuplai dari air

tawar terutama unsur P, K, Ca, dan Mg. Apabila akar napas sagu terendam terus

menerus, maka pertumbuhan sagu terhambat dan pembentukan aci atau

karbohidrat dalam batang juga terhambat.

Selain kondisi tersebut di atas, sagu juga dapat tumbuh pada tanah-tanah

organik akan tetapi sagu yang tumbuh pada kondisi tanah demikian menunjukkan

berbagai gejala kekahatan beberapa unsur hara tertentu yang ditandai dengan

kurangnya jumlah daun dan umur sagu akan lebih panjang yaitu sekitar 15 sampai

17 tahun (Flach, 1977). Sagu banyak juga yang tumbuh dengan baik secara

alamiah pada tanah liat yang berwarna dan kaya akan bahan-bahan organik seperti

di pinggir hutan mangrove atau nipah. Selain itu, sagu juga dapat tumbuh dengan

tanah vulkanik, latosol, andosol, podsolik merah kuning, alluvial, hidromorfik

kelabu dan tipe-tipe tanah lainnya (Manan et al., 1984 dalam Haryanto dan

Pangloli, 1992).

10

Page 11: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Abeli Kota Kendari. Penelitian

ini berlangsung dari bulan April sampai Juni 2008.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas, sedangkan alat

yang digunakan meliputi; kamera, meteran, alat tulis, alat untuk mengidentifikasi

penyebaran tanaman sagu.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu

survei bebas. Penentuan wilayah yaitu wilayah Kecamatan Abeli yang ditumbuhi

tanaman sagu dan kriteria sagu unggul adalah usia panen tidak lebih dari 11

tahun, populasi batang per rumpun lebih dari 15 batang, produksi sagu basah

minimal 200 kg/batang.

D. Prosedur Penelitian

Variabel yang akan diamati meliputi :

1. Batang (tinggi, diameter dan ketebalan kulit)

2. Daun (bentuk, warna, panjang, duri)

3. Jumlah anakan (kurang, sedang, banyak)

4. Usia panen dan produksi per batang.

E. Analisis

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara statistik

deskripsi.

11

Page 12: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa ada tiga jenis sagu yang

tersebar di Kec. Abeli yaitu Tuni/Runggumanu (Metroxylon Rumphii Martius),

Molat/Roe (Metroxylon Sagus Rottbol) dan Rotan/rui (Metoxylon Microcanthum

Martius) Ciri-ciri dari ketiga jenis sagu tersebut adalah:

1. Metroxylon Rumphii Martius.

Tinggi batang sekitar 10-15 cm bahkan dapat mecapai 18 meter atau lebih,

dan tebal kulit sekitar 2-3 cm. Kulit pada bagian pangkal batang lebih tebal

dari pada kulit pada bagian tengah atau bagian ujung batang. Diameter sekitar

40-60 cm. Daun berwarna hijau tua, dan panjang tangkai daun sekitar 5-7

meter. Tangkai daun berduri pada pada pangkal sampai ujung, juga pada

bagian daunnya. Panjang duri sekitar 1-4 cm pada anakan sagu durinya sangat

banyak dan rapat. Setiap tangkai daun terdiri dari 100-200 anak daun yang

panjangnya 80-120 cm dan lebarnya 5-10 cm. Berat batang pada umur panen

lebih 1 ton. Empulurnya lunak dan mudah di tokok. Kadar empulurnya sekitar

82% dari berat batang dan dan kandungan aci sekitar 20%. acinya berwarna

putih dan enak rasanya. Setiap pohon dapat menghasilkan 170-500 kg aci

kering (Soerjono,1980) dalam Haryanto dan Pangloli (1992) sagu ini

merupakan jenis sagu yang paling besar ukurannya dibandingkan denga jenis

lainnya (Manan, dkk. 1984) dalam Haryanto dan Pangloli (1992).

12

Page 13: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

2. Metroxylon Sagus Rottbol.

Tinggi batang sekitar 10-14 meter, tidak berduri, diameter sekitar 40-60 cm

dan berat batang sekitar 1,2 ton atau lebih. Jenis sagu ini tidak berduri, ujung

daun meruncing sehingga dapat melukai orang jika tersentuh. Panjang daun

sekitar 7,40 meter yang tersusun atas 100-200 helai daun berwarna hijau

dengan panjang berkisar antara 1,54-1,55 meter dan lebar 9 cm. Bunganya

adalah bunga majemuk berwarna sawo matang kemerah-merahan.

Empulurnya lunak dan berwarna putih, oleh karena itu acinya berwarna putih

dan rasanya enak dan disukai penduduk. Berat empulur sekitar 80% dari berat

batang dan kandungan acinya sekitar 18% (Rumalatu, 1981) dalam Haryanto

dan Pangaloli. (1992). Setiap pohon dapat menghasilkan aci basah sekitar 800

kg atau sekitar 200 kg aci kering (Manuputy, 1954 dan Soeryono, 1980)

dalam Haryanto dan Pangloli (1992). Tenda et. al. (2003) menerangkan

bahwa produksi tepung dari sagu molat dapat mencapai 400 Kg.

3. Metroxylon Micracanthum Martius.

Tinggi batang sekitar 8 meter, dan diameter sekitar 40 cm. Panjang tangkai

daun sekitar 6 meter sedangkan panjang pelepah daun sekitar 3,56 meter.

Setiap tangkai daun terdiri atas 100-200 helai daun yang berwarna hijau

dengan panjang daun sekitar 130-147 cm dan lebar daun sekitar 8,6 cm. Pada

tangkai daun terdapat banyak duri atau duar rapat dan pada pinggir daun

penuh duri. Sagu rotan memiliki empulur agak keras, mengandung banyak

serat dan berwarna kemerah-merahan serta kandungan aci paling sedikit

13

Page 14: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

hanya sekitar 200 kg dan rasanya kurang enak (Soerjono, 1980) dalam

Haryanto dan Pangloli (1992).

Tinggi Batang , Diameter Batang Dan Tebal Kulit Batang

Tinggi batang, diameter batang dan tebal kulit disajikan pada tabel 1. Pada

umumnya jenis sagu tuni memiliki tinggi batang tertinggi, diameter batang yang lebih

besar dan mempunyai ketebalan kulit yang lebih tebal bila dibandingkan jenis sagu

molat dan jenis sagu rotan.

Tabel 1. Tinggi batang, diameter batang, tebal kulit batang berbagai jenis sagu dari masing-masing lokasi penelitian.

Parameter Batang

Lokasi penelitian/jenis sagu

Kel. Abeli Kel. Tobimeita Kel. Nambo Kel. Tonoggeu

Mr Ms Mm Mr Ms Mm Mr Ms Mm Mr Ms Mm

Tinggi Batang (m) 10 11 8 11 10 8 11 10 9 12 11 9

Diameter batang (cm) 58.86 49.32 42.95 58.86 57.27 44.59 53.13 54.41 40.41 60.45 50.91 45.48

Tebal kulit batang (cm) 2,8 2,3 2,4 2,7 2,6 2,3 2,4 2,4 2,1 3 2,7 2,5

Keterangan : Mr = Metroxylon rumphii M, Ms = Metroxylon Sagus R, Mm = Metroxylon Microcanthum M

Bentuk Daun, Warna Daun, Panjang Daun dan Duri Daun

Bentuk daun, warna daun, panjang daun dan duri daun, disajikan pada tabel 2.

Tabel tersebut menunjukkan bahwa jenis sagu memiliki daun terpanjang

dibandingkan dengan sagu molat sedangkan jenis sagu rotan memiliki panjang daun

terpendek. Bentuk daun dari tiga jenis sagu ini yaitu menyirip. Warna daun jenis sagu

14

Page 15: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

tuni hijau tua, sedangkan warna daun jenis sagu molat dan sagu rotan berwarna hijau.

Duri daun dari tiga jenis sagu ini berduri.

Tabel 2. Bentuk daun, Warna daun, Panjang daun, Duri daun berbagai jenis sagu dari masing-masing lokasi penelitian.

Parameter DaunLokasi penelitian/jenis sagu

Kel. Abeli Kel. Tobimeita Kel. Nambo Kel. TonoggeuMr Ms Mm Mr Ms Mm Mr Ms Mm Mr Ms Mm

Bentuk daun Me-nyirip

Me-nyirip

Me-nyirip

Me-nyirip

Me-nyirip

Me-nyirip

Me-nyirip

Me-nyirip

Me-nyirip

Me-nyirip

Me-nyirip

Me-nyirip

Warna daun Hijau tua

Hijau Hijau Hijau tua

Hijau Hijau Hijau tua

Hijau Hijau Hijau tua

Hijau Hijau

Panjang daun (m)

7,10 7 6,40 7 7,70 6,20 6,70 6,80 5,90 7,60 7,50 6,10

Duri daun Ber-duri

Ber-duri

Ber-duri

Ber-duri

Ber-duri

Ber-duri

Ber-duri

Ber-duri

Ber-duri

Ber-duri

Ber-duri

Ber-duri

Keterangan : Mr = Metroxylon rumphii M, Ms = Metroxylon Sagus R, Mm = Metroxylon Micracanthum M

Jumlah Anakan

Jumlah anakan disajikan pada tabel 3. Tabel tersebut menunjukkan bahwa

jenis sagu molat memiliki anakan yang terbanyak, sedangkan jenis sagu tuni memiliki

anakan yang sedang dan hampir sama dengan jenis sagu rotan.

Tabel 3. Jumlah anakan bebagai jenis sagu dari dari masing-masing lokasi penelitian

Jumlah anakan

Lokasi penelitian/jenis saguKel. Abeli Kel. Tobimeita Kel. Nambo Kel. Tonoggeu

Mr Ms Mm Mr Ms Mm Mr Ms Mm Mr Ms MmKurang √ √ √Sedang √ √ √ √ √Banyak √ √ √ √

Keterangan : Mr = Metroxylon rumphii M, Ms = Metroxylon Sagus R, Mm = Metroxylon Microcanthum M

15

Page 16: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

Usia Panen

Usia panen disajikan pada tabel 4, tabel tersebut menunjukkan bahwa jenis

sagu tuni memiliki usia panen yang lebih lama dan relatif sama dengan jenis sagu

molat, sedangkan jenis sagu rotan memiliki usia panen yang lebih cepat.

Tabel 4 Usia panen berbagai jenis sagu dari masing-masing lokasi penelitian

ParameterLokasi penelitian/jenis sagu

Kel. Abeli Kel. Tobimeita Kel. Nambo Kel. TonoggeuMr Ms Mm Mr Ms Mm Mr Ms Mm Mr Ms Mm

Usia panen (umur) 10 10 9 11 10 8 10 9,5 8 12 10 10

Keterangan : Mr = Metroxylon rumphii M, Ms = Metroxylon Sagus R, Mm = Metroxylon Microcanthum M

Produksi Perbatang

Produksi perbatang disajikan pada tabel 5. tabel tersebut menunjukan bahwa

jenis tunimemiliki produksi perbatang lebih tinggi di ikuti sagu molat, sedangkan

jenis sagu rotan memiliki produksi perbatang yang ter rendah.

Tabel 5. Produksi perbatang berbagai jenis sagu dari masing-masing lokasi penelitian

Parameter produksi

Lokasi penelitian/jenis saguKel. Abeli Kel. Tobimeita Kel. Nambo Kel. Tonoggeu

Mr Ms Mm Mr Ms Mm Mr Ms Mm Mr Ms MmBerat tepung sagu biasa (Kg per 1 pohon)

450 400 150 500 450 200 400 400 200 500 450 250

Keterangan : Mr = Metroxylon rumphii M, Ms = Metroxylon Sagus R, Mm = Metroxylon Microcanthum M

16

Page 17: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan bahwa sagu yang dominan adalah jenis sagu

molat diikuti dengan jenis sagu tuni, dan jenis sagu rotan hampir punah. Menurut

Haryanto dan Pangloli (1992) jenis sagu molat banyak disukai masyarakat karena

acinya berwarna putih dan enak rasanya, disamping itu mudah dilakukan pengolahan

karena jenis sagu ini tidak berduri dan empulurnya lunak sehingga mudah di tokok

Jenis sagu rotan kurang disukai oleh masyarakat setempat karena sagu ini

berduri rapat dapat melukai orang yang menyentuhnya. Disamping itu empulurnya

agak keras dan banyak mengandung serat serta acinya berwarna kemerah-merahan

dan rasanya kurang enak. Produksi sagu rotan hanya dapat mencapai 200 kg

kandungan acinya. Menurut Harsanto (1986) jenis sagu yang paling rendah

produksinya dibandingkan dengan jenis sagu lainnya.

Jenis sagu tuni memiliki batang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis sagu

molat dan sagu rotan, demikian pula pada diameter batang kecuali pada jenis sagu

rotan memiliki ukuran diameter batang yang kecil. Hal ini sesuai yang dinyatakan

oleh Ramalutu (1985) dalam Haryanto dan Pangloli (1992). Bahwa jenis sagu tuni

mempunyai ukuran tinggi batang 10-20 meter, dengan diameter 70-100 cm,

selanjutnya Manan Dkk (1994). Dalam Haryanto dan Pangloli (1992) menyatakan

bahwa jenis sagu tuni adalah jenis sagu yang paling besar ukurannya di bandingkan

dengan jenis sagu lainnya. Sedangkan dengan jenis sagu molat ukurannya sedang dan

dengan jenis sagu rotan diameter batangnya kecil. (Harsanto, 1986). Menurut

Rumalatu (1981) dalam Haryanto dan Pangloli (1992 ) menyatakan bahwa perbedaan

17

Page 18: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

tinggi batang dari setiap jenis sagu pada tingkat umur dan lingkungan dan lingkungan

yang sama tergantung dari sifat genetis dan kemampuan pertumbuhannya. Jenis sagu

yang memiliki sifat genetis dan daya adaptasi terhadap lingkungan yahg baik akan

memperlihatkan pertumbuhan yang baik pula.

Jenis sagu tuni memiliki diameter batang terbesar, jenis sagu molat memiliki

diameter batang sedang, dan jenis sagu rotan memiliki diameter batang yang lebih

kecil. Hal ini sesuai yang dinyatakan Haryanto dan Pangloli (1992) yang menunjukan

bahwa jenis sagu tuni memiliki diameter batang 50-60 cm, jenis sagu molat memiliki

diameter batang 40-60 cm dan jenis sagu rotan memiliki diameter batang sekitar 40

cm. Adanya perbedaan ukuran tersebut diduga adanya toleransi dan kemampuan

suatu jenis sagu dalam memperoleh kebutuhan unsur hara, mineral, bahan organik

dah kecocokan pH air tanah dalam suatu lingkungan tumbuh, dengan demikian jenis

sagu yang mampu memenuhi kebutuhannya dalam jumlah maksimal akan

menampakan pertumbuhan yang lebih baik. Harsanto (1986) menyatakan bahwa jenis

sagu tuni mempunyai diameter yang paling besar, sagu molat mempunyai diameter

batang sedang, dan jenis sagu rotan mempunyai batang diameter yang kecil.

Jenis sagu tuni memiliki panjang daun yang paling panjang disusul dengan

jenis sagu molat, dan jenis sagu rotan memiliki panjang daun yang paling pendek.

Perbedaan ukuran daun tersebut disebabkan karena perbedaan sifat genetis dan

morfologis dari ketiga jenis sagu (Haryanto dan Pangaloli, 1992 ).

Jenis sagu molat memiliki jumlah anakan yang banyak, sedangkan jenis sagu

tuni dan jenis sagu rotan jumlah anakannya relatif sama. Hal ini diduga ada

18

Page 19: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

hubungannya dengan jenis-jenis sagu tersebut dalam pengelolaannya. Pada jenis sagu

molat sering dilakukan penebangan terhadap pohon yang siap panen secara terus

menerus karena jenis sagu ini memiliki kandungan aci yang putih dan rasanya enak

sehingga banyak disenangi dan disukai masyarakat (Haryanto dan Pangloli, 1992) hal

ini mendorong anakan yang tumbuh dari induk yang di panen cenderung keluar

untuk menjauhi induknya sehingga memperluas jumlah anaknya.

Selanjutnya Haryanto dan Pangloli (1992) menjelaskan bahwa tanaman sagu

akan menghasilkan anakan secara berurutan dengan pola anak beranak yang

selanjutnya membentuk rumpun yang lebih luas. Jenis sagu rotan dibiarkan tumbuh

secara liar dan tidak ada usaha pemeliharaan. Lebih lanjut Haryanto dan Pangloli

(1992) menjelaskan bahwa populasi tanaman sagu tergantung dari jenis, daerah

produksi dan perlakuan yang diberikan selama masa pertumbuhan dimana

pertumbuhan sagu yang dipelihara atau dibudidayakan populasinya lebih padat dari

pada yang tumbuh secara liar.

Pada jenis sagu rotan usia panennya lebih cepat, kemudian diikuti jenis sagu

molat, sedangkan usia panen pada jenis sagu tuni lebih lama. Hal tersebut

berhubungan erat dengan tinggi batang dan jumlah daun, artinya batang yang tinggi

dan daun yang banyak secara umum mempengaruhi usia sagu. Semakin banyak

jumlah daun terbentuk dan tinggi batang lebih tinggi maka semakin lama usia panen

yang dilakukan. Dengan demikian tinggi batang dan jumlah daun pada sagu jenis

molat sangat mendukung untuk memiliki usia panen yang lebih panjang. Hasil ini

sama dengan yang dilaporkan Haryanto dan Pangloli (1992) bahwa jenis sagu tuni

19

Page 20: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

memiliki usia panen yang lebih panjang dengan tinggi batang bahkan mencapai 18

meter. Adanya perbedaan usia sagu tersebut di duga kerena adanya perbedaan sifat

morfologis dan kondisi linkungan tumbuh.

Produksi aci sagu perbatang yang tertinggi terdapat pada jenis sagu tuni

diikuti jenis sagu molat. Sedangkan jenis sagu rotan memiliki produksi aci sagu

perbatang paling rendah, tingginya produksi jenis sagu tuni karena memiliki jumlah

daun yang banyak dan tinggi batang yang relatif tinggi dibandingkan dengan jenis

sagu lainnya. Menurut Flach (1977) dalam Haryanto dan Pangloli (1992) menyatakan

bahwa kandungan aci dalam batang sagu semakin lama semakin bertambah banyak

dan apabila sagu mendapatkan sinar matahari yang cukup selama pertumbuhannya,

kandungan aci dalam batangnya meningkat secara linear sampai terjadi pembentukan

bunga. Selain faktor lingkungan kandungan aci dalam batang sagu dipengaruhi oleh

umur dan jenisnya (Rumalatu, 1981) dalam Haryanto dan Pangloli (1992). Semakin

besar ukuran diameter batang sagu maka aci yang dihasilkan semakin besar pula.

Jumlah populasi sagu di Kecamatan Abeli Kota Kendari semakin berkurang karena

sebagian wilayah tanaman sagu digunakan untuk daerah pemukiman, persawahan,

tambak, dan kurangnya pemeliharaan pada tanaman sagu. Untuk mengatasi

kepunahan tanaman sagu maka perlu diadakan pembudidayaan sagu dan memilih

tanaman sagu yang mampu beradaptasi terhadap kondisi lingkungan tumbuh dan

keadaan iklim setempat. Jenis sagu yang cocok untuk dikembangkan dilokasi

penelitian adalah jenis sagu molat dan jenis sagu tuni karena kedua jenis sagu ini

memiliki keunggulan yaitu mampu beradaptasi terhadap kondisi lingkungan tumbuh

20

Page 21: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

dan iklim setempat, empulurnya mudah ditokok, kadar empulurnya banyak dan

rasanya enak, acinya berwarna putih. Hal ini sesuai yang dinyatakan Haryanto dan

Pangloli (1992) bahwa jenis sagu tuni dan jenis sagu molat memiliki empulur yang

lunak sehingga mudah ditokok, acinya berwarna putih, dan rasanya enak sehingga

sangat disukai oleh penduduk setempat. Keunggulan lain dari kedua jenis sagu ini

memiliki diameter batang yang lebih besar bila dibandingkan dengan jenis sagu lain,

juga memiliki produksi yang lebih tinggi.

21

Page 22: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

V. KESIMPULAN DAN SARAN.

A . Kesimpulan

1. Jenis-jenis sagu yang tersebar di Kecamatan Abeli Kota Kendari ada tiga

jenis yaitu Tuni/Runggamanu (Metroxylon Rumphii Martius), olat/Roe

(Metroxylon Sagus Rottbol ) dan Rotan/Rui (Mitroxylon Micrachantum

Martius)

2. Jenis sagu yang dominan di Kecamatan Abeli Kota Kendari adalah jenis

sagu molat.

3. Jenis sagu tuni mempunyai mempunyai batang yang lebih tinggi dengan

lingar batang lebih besar dibandingkan dengan dua jenis sagu lainnya,

sehingga produksi yang dihasilkan lebih tinggi.

4. Pada umumnya jumlah anakan dari ketiga jenis sagu relatif tidak merata

sehingga jarak populasi dalam satu rumpun nampak tidak teratur.

5. Secara umum jenis sagu yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah

jenis sagu molat dan jenis sagu tuni karena kedua jenis tersebut mempunyai

kandungan aci yang tinggi.

B. Saran

Diharapkan kepada pemerintah, petani pengelola sagu serta pihak yang

berkepentigan dalam pengembangan tanaman sagu terhadap jenis molat secara

intensif maupun ekstensif guna memenuhi cadangan pangan serta untuk

komersialisasi sagu di masa mendatang.

22

Page 23: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................ iHALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iiDAFTAR ISI ........................................................................................................ iiiDAFTAR TABEL ................................................................................................ iv

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3

C. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................ 3

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi .............................................................................................. 4

B. Morfologi Sagu ...................................................................................... 5

C. Batang .................................................................................................... 5

D. Daun ...................................................................................................... 6

E. Bunga dan Buah .................................................................................... 7

F. Lingkungan Tumbuh Tanaman Sagu .................................................... 8

III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu ................................................................................ 10

B. Bahan dan Alat ...................................................................................... 10

C. Metode Penelitian .................................................................................. 10

D. Prosedur Kerja ....................................................................................... 10

E. Analisis Data ......................................................................................... 10

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ....................................................................................................... 11

B. Pembahasan ........................................................................................... 16

V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 22

B. Saran ...................................................................................................... 22

23

Page 24: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

DAFTAR PUSTAKA

Harsanto, P.B., 1986. Budidaya dan Pengolahan Sagu. Kanisius. Yogyakarta.

Haryanto, B. Dan Pangloli, P., 1992. Potensi dan Pemanfaatan Sagu. Kanisius. Yogyakarta.

Jumadi, A., 1989. Sistem Pertanian Sagu di Daerah Luwu Sulsel. Thesis Pasca Sarjana IPB. Bogor.

Kantor Wilayah Perindustrian Sultra, 1983. Profil Pengembangan Industri Pengolahan Sagu. Proyek Pengembangan Industri Kecil dan Menengah. Kendari.

Kantor Wilayah Perindustrian Sultra, 1995. Profil Pengambangan Industri Pengolahan Sagu. Kendari.

Tenda, E.T, H.F. Mangindaan dan J. Kumaunang. Eksplorasi Jenis-Jenis Sagu Potensial di Sulawesi Tenggara. Makalah Poster Pada Seminar Nasional Sagu Untuk Ketahanan Pangan. Manado, 6 Oktober 2003.

24

Page 25: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

ABSTRAK

La Siami (DIB11009). Identifikasi Jenis-Jenis Sagu (Metroxylon sp) di Kecamatan

Abeli Kota Kendari. (Dibimbing oleh Dirvamena Boer sebagai Pembimbing I dan

Muhidin sebagai Pembimbing II).

Suatu penelitian untuk mengetahui jenis-jenis sagu dan sagu yang dominan di

Kecamatan Abeli Kota Kendari.

Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis-jenis sagu yang ad di Kecamatan

Abeli Kota Kendari terdiri dari tiga jenis yaitu Metroxylon rumphii Martius (tuni/

runggamanu), Metroxylon sagus Rottbol (molat/roe) dan Metroxylon micracanthum

Martius (rotan/rui). Jenis sagu yang dominan penyebarannya adalah Metroxylon

sagus Rottbol (molat/roe).

Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis sagu tuni memiliki tinggi batang

tertinggi, diameter batang terbesar dibandingkan dengan jenis sagu molat dan jenis

sagu rotan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis sagu tuni memiliki panjang daun

yang terpanjang disusul sagu molat, sedangkan jenis sagu rotan memiliki panjang

daun terpendek.

Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis sagu molat memiliki jumlah anakan

yang terbanyak disusul sagu tuni, sedangkan jenis sau rotan memiliki jumlah anakan

yang kurang.

Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis sagu tuni memiliki usia panen lebih

lama diikuti jenis sagu molat sedangkan jenis sagu rotan memiliki siap panen yang

cepat. Jenis sagu tuni memiliki produksi perbatang yang tinggi diikuti jenis sagu

molat sedangkan jenis sagu rotan memiliki produksi perbatang yang terendah.

Dapat disimpulkan bahwa jenis sagu tuni dan jenis sagu molat mempunyai

potensi untuk dikembangkan karena memiliki sifat genetis yang baik dan adaptasi

terhadaplingkungan yang baik serta kandungan acinya lebih tinggi.

i25

Page 26: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Identifikasi Jenis-Jenis Sagu (Metroxylon sp) di Kecamatan

Abeli Kota Kendari

Nama : La Siami

Stambuk : D1B1 01 009

Prog. Studi : Agronomi

Jurusan : Budidaya Pertanian

Fakultas : Pertanian

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc. Agr. Ir. Muhidin, M.SiNIP. 131 956 602 NIP. 132 008 122

Mengetahui Ketua Program Studi Agronomi,

Ir. Rachmawati Hasid, M.SiNIP. 131 960 783

ii26

Page 27: BAB I - syair79.files.wordpress.com  · Web view... menjadi areal persawahan dan lokasi pemukiman. ... karena perbedaan sifat genetis dan ... jenis sagu dan sagu yang dominan di

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Tinggi batang, diameter batang, tebal kulit batang, berbagai

jenis sagu dari masing-masing lokasi penelitian ......................................... 13

2. Bentuk daun, warna daun, panjang daun, duri daun, dan tipe pelepah

daun, berbagai jenis sagu dari masing-masing lokasi penelitian.................. 14

3. Jumlah anakan berbagai jenis sagu dari masing-masing lokasi

penelitian ..................................................................................................... 14

4. Usia panen berbagai jenis sagu dari masing-masing lokasi penelitian ....... 15

5. Produksi perbatang berbagai jenis sagu dari masing-masing lokasi

penelitian. .................................................................................................... 15

iv27