tinjauan pustaka a. hipertensirepository.ump.ac.id/9417/3/ikbal maula frahardika bab ii.pdftekanan...

28
14 Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019 TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut (Brunner & Suddarth, 2013) Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk penyakit kardiovaskuler aterosklerotik, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal. Hipertensi menimbulkan resiko morbiditas tau mortalitas dini, yang meningkatkan saat tekanan sistolik dan diastolik meningkat. Hipertensi juga di defisinikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg, bedasarkan dua kali pengukuran atau lebih. Derajat hipertensi atau yg sering di kenal dengan sebutan tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada di batas normal atau optimal 120mmHg untuk sistolik 80mmHg untuk diastolik penyakit ini dikatagorikan sebagai “the slient disease” karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi dalam jangaka waktu lama dan terus menerus dapat memicu stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan merupakan penyebab gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009). Pada umumnya Hipertensi sendiri dapat didefinisikan sebagai tekanan darah presisten dimana tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan diastolic 90 mmHg. Sedangakan pada lansia dikatakan

Upload: others

Post on 25-Aug-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

14

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Menurut (Brunner & Suddarth, 2013) Hipertensi merupakan faktor

resiko utama untuk penyakit kardiovaskuler aterosklerotik, gagal jantung,

stroke dan gagal ginjal. Hipertensi menimbulkan resiko morbiditas tau

mortalitas dini, yang meningkatkan saat tekanan sistolik dan diastolik

meningkat. Hipertensi juga di defisinikan sebagai tekanan sistolik lebih

dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg, bedasarkan dua

kali pengukuran atau lebih.

Derajat hipertensi atau yg sering di kenal dengan sebutan

tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah

seseorang berada di batas normal atau optimal 120mmHg untuk

sistolik 80mmHg untuk diastolik penyakit ini dikatagorikan

sebagai “the slient disease” karena penderita tidak mengetahui

dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan

darahnya. Hipertensi dalam jangaka waktu lama dan terus menerus

dapat memicu stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan

merupakan penyebab gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

Pada umumnya Hipertensi sendiri dapat didefinisikan

sebagai tekanan darah presisten dimana tekanan sistolik diatas 140

mmHg dan diastolic 90 mmHg. Sedangakan pada lansia dikatakan

15

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

hipertensi jika tekanan sistolic 160 mmHg dan diastolik 90 mmHg

(Sheps, 2010).

2. Klasifikasi

Beberapa klasifikasi hipertensi :

a. Klasifikasi Menurut WHO

Menurut WHO dan International Society of Hypertension

Working Group (ISHWG) telah mengelompokkan hipertensi dalam

klasifikasi optimal, normal, normal-tinggi, hipertensi ringan, hipertensi

sedang, dan hipertensi berat (Sani, 2008).

Tabel 2.1. klasifikasi hipertensi WHO dan International Society of

Hypertension Working Group (ISHWG).

Kategori

Tekanan Darah

Sistol

(mmHg)

Tekanan Darah

Diatol

(mmHg)

Optimal

Normal

Normal-Tinggi

< 120

< 130

130-139

< 80

< 85

85-89

Tingkat 1 (Hipertensi

Ringan)

Sub-group: perbatasan

140-159

140-149

90-99

90-94

Tingkat 2 (Hipertensi

Sedang)

160-179 100-109

Tingkat 3 (Hipertensi

Berat)

≥ 180 ≥ 110

Hipertensi sistol terisolasi

(Isolated systolic

hypertension)

Sub-group: perbatasan

≥ 140

140-149

< 90

<90

Sumber : Sani, 2008

b. Klasifikasi Menurut Joint National Commite 7

Komite eksekutif dari National High Blood Pressure Education

Program merupakan sebuah organisasi yang terdiri dari 46

16

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

professionalm sukarelawan, dan agen federal. Mereka mencanangkan

klasifikasi JNC (Joint Committe on Prevention, Detection, Evaluation,

and Treatment of High Blood Pressure) pada tabel 1, yang dikaji oleh

33 ahli hipertensi nasional Amerika Serikat (Sani, 2008).

Tabel 2.2 Klasifikasi Menurut JNC (Joint National Committe on

Prevention, Detection, Evaluatin, and Treatment of High Blood

Pressure)

Kategori

Tekanan

Darah menurut

JNC 7

Kategori

Tekanan Darah

menurut JNC 6

Tekanan

Darah

Sistol

(mmHg)

Dan /

atau

Tekanan

Darah

Diastol

(mmHg)

Normal Optimal < 120 Dan < 80

Pra-Hipertensi 120-139 atau 80-89

- Nornal < 130 Dan < 85

- Normal-Tinggi 130-139 atau 85-89

Hipertensi: Hipertensi:

Tahap 1 Tahap 1 140-159 atau 90-99

Tahap 2 - ≥ 160 atau ≥ 100

- Tahap 2 160-179 atau 100-109

Tahap 3 ≥ 180 atau ≥ 110

Sumber : Sani, 2008

Data terbaru menunjukkan bahwa nilai tekanan darah yang

sebelumnya dipertimbangkan normal ternyata menyebabkan

peningkatan resiko komplikasi kardiovaskuler. Data ini mendorong

pembuatan klasifikasi baru yang disebut pra hipertensi (Sani, 2008).

Berdasarkan penyebab dikenal 2 jenis hipertensi, yaitu :

1) Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI),

Hipertensi primer atau esensial adalah jenis yang paling umum dari

Hipertensi. Jenis Hipertensi ini cenderung terjadi pada seseorang

selama bertahun-tahun seumur hidupnya (NHLBI,2015). Hipertensi

17

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

esensial didefinisikan sebagai Hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya. Hipertensi esensial sendiri merupakan 95% dari

seluruh kasus Hipertensi (Yogiantaro,2006). Hipertensi esensial

dapat diklasifikasikan sebagai benigna dan maligna. Hipertensi

benigna bersifat progresif lambat, sedangkan Hipertensi maligna

adalah suatu keadaan klinis dalam penyakit Hipertensi yang

bertambah berat dengan cepat sehingga dapat menyebabkan

kerusakan berat pada berbagai organ. Organ sasaran utama keadaan

ini adalah jantung, otak, ginjal, mata. Hipertensi maligna bisa

diartikan sebagai Hipertensi berat dengan tekanan diastolic lebih

tinggi dari 120 mmHg (Price dan Wilson, 2006).

2) Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain atau

penggunaan obat-obatan tertentu. Jenis ini biasanya sembuh setelah

penyebabnya diobati atau dihilangkan (NHLBI, 2015). Hipertensi

sekunder adalah Hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain atau

kelainan organik yang jelas diketahui dan meliputi 2-10% dari

seluruh penderita Hipertensi (Madhur,2014). Jenis Hipertensi

sekunder sering sekali dapat diobati. Apapun penyebabnya tekanan

arteri naik karena terjadi peningkatan curah jantung, peningkatan

resistensi pembuluh sistemik atau keduanya. Peningkatan curah

jantung sering sekali di sertai penambahan volume darah dan

aktivasi neurohumonal di jantung (Klabunde, 2015). Hipertensi

sekunder sudah diketahui penyebabnya seperti disebabkan oleh

18

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

penyakit ginjal (parenkim ginjal), renovaskular, endoktrin

(gangguan aldosteronisme primer), kehamilan (preeklampsia), sleep

apnea, dan obat – obatan (Widyanto dan Triwibowo, 2013).

3. Patofisiologi hipertensi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi

pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada medula di otak.

Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis yang

berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna

medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks danabdomen.

Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls

yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis.

Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang

akan merangsang serabut saraf pascaganglion ke pembuluh darah,

dimana dengan dilepaskannya norpinefrin mengakibatkan kontriksi

pembuluh darah (Brunner, 2002).

Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan

vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap

norpinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal

tersebut bisa terjadi (Corwin, 2005).

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis

merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi,

kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas

19

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresikan kortisol dan steroid

lainnya yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh

darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah

ke ginjal dapat menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang

pembentukkan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi

angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya

merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini

menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal sehingga

menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor

tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Brunner,

2002).

Perubahaan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh

darah perifer bertanggung jawab pada perubahaan tekanan darah

yang terjadi pada lanjut usia. Perubahaan tersebut meliputi

aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan

dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang menyebabkan

penurunan distensi dan daya regang pembuluh darah. Akibat hal

tersebut, aorta dan arteri besar mengalami penurunan kemampuan

dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung

(volume sekuncup) sehingga mengakibatkan penurunan curah

jantung dan peningkatan tahanan perifer (Corwin, 2005).

20

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

4. Tanda dan Gejala hipertensi

Tekanan darah tinggi sering disebut sebagai silent killer, hal

ini diibaratkan sebagai bom waktu yang pada awal tidak

menunjukan tanda dan gejala yang sepesifik, sehingga orang sering

kali mengabaikannya. Walaupun menujukan gejala, biasanya

ringan dan tidak spesifik, seperti pusing, muka merah, sakit kepala,

dan keluar darah dari hidung. Jika muncul gejala bersamaan dan di

yakini berhubungan dengan penyakit hipertensi. Namun gejala

tersebut tidak berkaitan dengan hipertensi. Namun demikian, jika

hipertensinya berat atau sudah berlangsung lama dan tidak

mendapat pengobatan, akan timbul gejala seperti : sakit kepala,

kelelahan, mual, muntah, sesak napas, tercengang – cengang,

pandangan mata kabur dan berkunang – kunang. Terjadi

pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, keluar keringat

yang berlebih, kulit tampak pucat dan kemerahan, denyut jantung

yang kuat, cepat dan tidak teratur. Kemudian muncul gejala yang

menyebabkan gangguan psikologis seperti : emosional, gelisah dan

sulit tidur (Ira, 2014)

5. Faktor – faktor resiko Hipertensi

Ada dua faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi

yaitu faktor yang dapat di ubah dan faktor yang tidak dapat di ubah.

Faktor – faktor yang dapat di ubah antara lain :

21

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

a. Konsumsi lemak berlebih

Meskipun banyak mengkonsumsi lemak makan terlalu banyak

lemak terutama lemak jenuh yang ditemukan pada daging dan produk

olahan susu tidak secara langsung dapat mengakibatkan kenaikan

tekanan darah, tapi tetap merukapan salah satu faktor resiko penyakit

kardiovaskuler karena hal tersebut menyebabkan tingginya kadar

kolestrol didalam darah (Anna & Bryan, 2007)

b. Obesitas

Berat badan lahir dan indeks masa tubuh berhubungan dengan

tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik (Jaya, 2009)

c. Merokok

Menurut (Anna & Bryan, 2007) walaupun merokok hanya

menyebabkan peningkatan darah sesaat, namun merokok yang

berlangsung lama akan menyebabkan resiko terkena penyakit jantung

dan stroke.

d. Stress

Stress akan mengakibatkan penurunan permukaan filtrasi,

aktivitas saraf sipatis yang berlebih serta produksi berlebih rennin

angiotensin. Aktivitas berlebih dari saraf simpatis menyebakan

peningkatan kontraktilas sehingga dapat meningkatkan tekanan darah

(Martuti, 2009)

e. Kurang olahraga

Berolahraga secara rutin seperti bersepeda, joging dan senam

22

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

aerobik dapat memperlancar aliran darah sehingga mengurangi resiko

tekanan darah tinggi. Orang yang kurang aktif berolahraga juga dapat

menyebabkan kegemukan atau obesitas. Berolahraga juga dapat

mengurangi asupan garam ke dalam tubuh, yang mana garam akan

keluar dari tubuh bersama kringat (Setiawan, 2008).

Faktor resiko yang tidak dapat di di ubah

a. Usia

Sejalan dengan bertambahnya usia seseorang, maka memiliki

resiko tinggi mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik

meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik akan terus

meningkat sampai usia 55-60 tahun (Ira, 2014).

b. Keturunan

Faktor keturunan mempunyai peranan penting, jika orang tua

menderita atau mempunyai riwat hipertensi, maka garis keturunan

berikutnya memiliki resiko hipertensi yang lebih besar (Whidarto,

2007)

c. Jenis kelamin

Dikarenkan laki – laki dianggap lebih rentah terkena pemyakit

hipertensi dibandingkan dengan perempuan. Hal ini disebabkan gaya

hidup yang buruk dan tingkat stress yang dihadapi oleh laki-laki dari

pada perempuan (Jaya, 2009).

23

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

d. Komplikasi Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang dapat

menimbulkan berbagai komplikasi, misalnya stroke, gagal ginjal, dan

hipoterapi vertikel kanan (Bustan, 2007).

6. Komplikasi

Sedangkan komplikasi hipertensi menurut (Sustrani, 2006

dalam didik, 2014) adalah :

a. Penyakit jantung koroner

Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah di dalam

tubuh akan mengeras, terutama jantung, otak, dan ginal.

b. Payah jantung

Payah jantung adalah dimana kondisi jantung tidak mampu lagi

memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena

kerusakan otot jantung.

c. Stroke

Hipertensi adalah faktor penyebab terjadinya stroke, karena

tekanan darah terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang

sudah lemah menjadi pecah. Hal ini jika terjadi pada pembuluh otak,

maka akan terjadi pendarahan otak yang dapat berakibat kematian.

Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang

berhenti di pembuluh darah yang sudah menyempit.

24

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

d. Kerusakan pada Ginjal

Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah

yang menuju ginjal, yang berfungsi sebagai kotoran tubuh. Adanya

gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan

membungang kembali ke darah. Gagal ginjal dapat terjadi dan

diperlukan cangkok ginjal baru.

e. Gangguan pada Mata

Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di

mata, sehingga mengakibatkan mata menjadi kabur atau kebutaan.

7. Terapi hipertensi

a. Penatalaksanaan farmakologis

1) Obat yang terkenal dari jenis Beta-blocker adalah Propanolol,

Atenolol, Pindolol dan lainnya

2) Obat yang bekerja sentral

Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan non adrenalin

sehingga menurunkan aktivitas saraf adrenegik perifer dan

turunnya tekanan darah.

Penggunaan obat ini perlu memperhatikan efek hipotensi ortostatik.

Obat yang termasuk dalam jenis ini adalah Cioridine, Guanfacine

dan Metildopa.

3) Calcium channel blocker atau calcium antagonis (CCB)

Obat ini menghambat influx ion kalsium pada kanal ion kalsium di

pembuluh darah dan otot jantung. Penurunan baik curah jantung

maupun resistensi perifer menyebabkan penurunan tekanan darah

(Nugroho,2012).

25

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

4) Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI)

Obat ini menghambat pengubahan angiotensin I menjadi

angiotensin II yang merupakan suatu vasokonstriktor poten dan

pemacu sekresi aldosterone. Penghambatan enzim ini

menghasilkan efek vasodilatasi sehingga menurunkan tekanan

darah (Karch, 2011).

5) Angiotensin II receptor blocker atau AT receptor antagonist atau

blocker (ARB)

Obat ini bereaksi menghambat receptor angiotensin II khususnya

AT-1. Aksi sebenarnya mirip dengan ACE inhibitor, tetapi lebih

menguntungkan karena tidak menghasilkan efek samping batuk

kering (Karch, 2011).

b. Penatalaksanaan Non-Farmakologis

Menurut Lenny dan Danang (2008) penatalaksanaan non-

farmakologis hipertensi sebagi berikut

1) Melakukan diet rendah garam atau kolestrol atau lemak jenuh

2) Mengurangi berat badan agar menurunkan beban kerja jantung

sehingga kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup juga

berkurang

3) Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh, sebaiknya mengurangi

asupan nutrisi <100 menurut Masjoer (2001) yang dikutip Danang

(2008)

4) Menciptakan keadaan rileks. Berbagai macam cara relaksasi

26

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

seperti hipnosis, yoga dan meditasi dapat mengontrol sistem

syaraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah

5) Melakukan olah raga secra teratur seperti jalan cepat selama 30-40

menit sebanyak 3 sampai 4 kali dalam satu minggu. Olah raga

meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL) yang dapat

mengurangi hipertensi yang terkait arteroklerosis

6) Mengurangi merokok dan mengurangi mengkonsumsi alkohol.

Berhenti merokok sangat penting untuk mengurangi efek jangka

panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran

darah ke organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.

B. Penggunaan Obat Tradisional Pada Penderita Hipertensi

1) Pengertian Pengobatan Tradisional

Jamu atau obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa

bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik),

atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah

digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Nurheti Yuliarti,

2009).

Penggunaan kata “alternatif” untuk menyatakan pengobatan non barat

yang merupakan salah satu bukti bahwa pengobatan alternative merupakan

keraarifan yang tidak berada pada posisi setara dengan ilmu pengobatan

modern. Pada hakikatnya system pengobatan modern dan pengobatan

alternative berjalan secara berdampingan dan saling melengkapi, tetapi

27

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

sering karena terjadi kegagalan dan keterbatasan pengobatan modern

terjadi peralihan kepada sistem alternative (Harmanto,2004).

Menurut Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan (dalam

Notoatmodjo, 2007) Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan

yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan

galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional

telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Sediaan

galenik adalah hasil ekstraksi bahan atau campuran bahan yang berasal

dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Pengobatan tradisional atau alternatif merupakan bentuk pelayanan

pengobatan yang menggunakan cara, alat atau bahan yang tidak termasuk

dalam standart pengobatan kedokteran modern (pelayanan kedokteran

standart) dan dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan

kedokteran modern tersebut. Manfaat atau khasiat serta mekanisme dari

pengobatan alternatif biasanya masih dalam taraf diperdebatkan (Turana,

2003).

Pengobatan alternatif adalah cara pengobatan atau perawatan yang

diselenggarakan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran dan atau ilmu

keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan,

pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun atau

berguru melalui pendidikan, baik asli maupun dari luar Indonesia.

Pengobatan alternatif adalah upaya kesehatan yang diselenggarakan

dengan cara alternatif untuk meningkatkan kesehatan (promotif),

28

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

(rehabilitative) (Anwar, 2005).

Pengobatan alternatif sudah dikenal jauh sebelum ilmu kedokteran modern

berkembang dan pengobatan perdukunan/kebatinan cukup lama dilakukan

dalam agama-agama suku. Penyembuhan perdukunan/kebatinan

bergantung pada konsep yang beranggapan bahwa kesembuhan terjadi bila

kita hidup sesuai dengan roh-roh di alam baka (animisne, okultisme) atau

hidup selaras dengan kekuatan semesta ( mistisime/phantheisme), kalau

tidak sesuai akan celaka atau sakit ( Anwar, 2005 ).

2) Pengobatan Hipertensi Secara Tradisional

a. Ace Maxs

Ace Maxs merupakan Obat Herbal Multi Khasiat yang memiliki

kandungan yang sangat efektif untuk mengatasi mengobati hipertensi

atau tekanan darah tinggi. Ace Maxs terbuat dari khasiat kulit manggis

dan daun sirsak yang terbukti memiliki kandungan untuk mengatasi

hipertensi atau tekanan darah tinggi. Diolah secara modern dengan

perpaduan yang benarbenar alami sehingga dengan Obat Hipertensi

Alami Ace maxs anda tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsinya,

selain aman, efektif dan terjangkau juga tidak menimbulkan efek

samping.

Pada daun sirsak yang merupakan bahan utama Ace Maxs

sebagai Obat Hipertensi Alami memiliki senyawa accetogeninns yang

dapat menurunkan tekanan darah tinggi, zat acetogeninns yang

29

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

berkemampuan untuk melemahkan sel maupun zat yang merugikan

bagi tubuh seperti zatzat penyebab penyempitan pembuluh darah.

Selain itu daun sirsak juga sudah tebukti ampuh untuk pengobatan

berbagai macam jenis kanker, bahkan 10.000 kali lebih kuat dari

kemoterapi. Sirsak sesungguhnya bukan barang baru dalam pengobatan

tradisional di tanah air. Secara turun-temurun masyarakat

mengonsumsi daun dan buah sirsak untuk menyehatkan tubuh.

Kandungan yang terdapat pada kulit manggis tidak kalah

pentingnya dengan daun sirsak, karena kulit manggis yang memiliki

zat antioksidan yang berguna untuk memperbaiki sistem metabolisme

dalam tubuh juga dapat membuang zat racun seperti kolesterol, lemak,

bahkan zat radikal bebas. zat xanthone sercra efektif mengontrol dan

mengembalikan tekanan hipertensi sehingga kembali normal. Selain itu

zat xanthone berfungsi sebagai anti peradangan dan anti mikroba

sehingga dapat mendukung untuk mengobati penyakit darah tinggi. Zat

xanthone dalam obat tradisional darah tinggi juga memberikan

perlindungan lengkap pada organ tubuh yang sangat vital, seperti :

jantung, hati, ginjal, usus.

1) Keunggulan Khasiat Daun Sirsak Dalam Obat Alami Hipertensi

Ace Maxs, Diantaranya :

a) Konsumsi malam hari membuat tidur lebih nyenyak

b) Konsumsi pagi hari menambah energi dan vitalitas

Membantu mencegah penuaan dini (anti aging) Membantu

30

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

meningkatkan hormon pada pria dan wanita Membantu

mengatasi penyakit degeneratif (jantung, kanker, stroke,

diabetes,Alzheimer, HIV/AIDS) dan berbagai penyakit

lainnya. Fungsi pencegahan & pengobatan (preventive dan

curative).

2) Bawang Merah

Cuci bersih 1 siung bawang merah yang telah dikupas lalu

dimakan Atau biasakan memakan bawang marab yang telah

dicampur dalam acar timun.

3) Bawang Putih

Kupas 1 atau 2 siung bawang putih lalu kunyah-kunyah sampai

halus kemudian ditelan. Setelah itu minumlah 1 cangkir air

hangat. Lakukan 3 kali dalam sehari.

4) Bayam

Cuci bersih 1 potong akar bayam duri berikut bonggolnya lalu

dipotong - potong. Rebus dalam 2 gelas air hingga tersisa

setengahnya. Minum air rebusan sekaligus.

5) Belimbing Wuluh

Masak 25 gr biji srigading yang telah dihaluskan dalam 4 gelas

air, tambahkan 3 buah belimbing wuluh segar. Saring dan

dinginkan lalu minum 1 gelas sehari. Atau rebus 3 buah

belimbing wuluh yang sudah dipotong-potong dengan 3 gelas air,

biarkan mendidih hingga tersisa 1 gelas. Dinginkan dan saring,

minum setelah makan pagi.

31

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

6) Daun Alpokat

Rebus 5 lembar daun alpukat dengan 2 gelas air. Biarkan

mendidih hingga airtersisa setengahnya. Saring lalu tambahkan

gula dan aduk rata. Minum 2 kali sehari secara rutin.

7) Jeruk Nipis

Cuci dan potong-potong 2 buah jeruk nipis, 20 kuntum bunga

jeruk nipis dan 30 lembar daun jeruk nipis. Rebus dengan 3 gelas

air, biarkan mendidih hingga air tersisa sebanyak2 1/4 gelas saja.

Saring dan dinginkan lalu bagi menjadi 3 bagian. Tambahkan

sedikit madu lalu minum setiap hari secara rutin.

8) Kemangi

Rebus daun kemangi dan belimbing wuluh secukupnya dengan 2

gelas air hingga air tersisa 1 gelas. Minum sekaligus sampai

habis.

9) Kunyit

Parut rimpang kunyit seukuran 1/2 jari. Tambahkan 1 sdm madu

lalu remas-remas. Peras dan saring. Minum 2 - 3 kali sehari.

10) Mengkudu

Gunakan juicer atau jus extractor untuk mendapatkan san buah

mengkudu. Campur buah mengkudu masak dengan air dan ambil

sarinya. Minum setengah gelas secara teratur setiap hari.

32

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

11) Mentimun

Rebus 150 gr mentimun dengan air secukupnya lalu minum air

rebusan tersebut secara teratur setiap hari Atau parut 2 buah

mentimun yang sudah dicuci bersih. Lalu diperas dan disaring.

Minum air perasan tersebut 2 - 3 kali dalam sehari.

12) Seledri

Cuci bersih seledri yang masih utuh sebanyak 16 batang lalu

potongpotong kasar. Rebus dalam 2 gelas air hingga tersisa 15

gelas Bagi air rebusan menjadi 2 bagian lalu diminum. Seledri

yang sudah direbus dimakan. Lakukan secara teratur. Hati-hati

menggunakan resep ini, karena dapat mengakibatkan penurunan

tekanan darah secara drastis.

13) Semangka

Manfaat buah semangka bisa menyegarkan pembuluh darah

anda. Asam amino jenis arginin yang ada dalam buah semangka

memproduksikan nutrisi penting yang dapat menguatkan

sekaligus melebarkan dinding arteri. Cara membuat dengan cara

di jus atau dimakan secara langsung.

14) Delima

Buah delima mengandung antioksidan yang sangat tinggi.

Beberapa penelitian menunjukkan tekanan darah dapat turun

secara signifikan dengan mengkonsumsi buah delima. Buat

delima bisa dibuat jus atau dimakan secara langsung.

33

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

15) Tomat

Tomat mengandung 0 gr kalori dan itu berarti sayur ini sangat

baik bagi yang menjalani diet bagi penderita hipertensi. Menurut

dari sebuah hasil penelitian mengonsumsi ekstrak tomat

menurunkan rata-rata 10 poin tekanan darah sistolik (saat jantung

berkontraksi) dan rata-rata 4 poin tekanan darah diastolic (saat

jantung berelaksasi). Buah tomat bisa dikonsumsi langsung juga

di buat jus.

C. Pengetahuan dan Kepercayaan Dengan penggunaan Obat Pada Penderita

Hipertensi

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah menurut hasil tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu,

pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebahagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai

hasil penggunaan pancainderanya, segala apa yang diketahui

berdasarkan pengalamannya yang didapatkan oleh setiap manusia.

Pengetahuan juga merupakan mengingat suatu hal, termasuk

34

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja

maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan

kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahit, 2011).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Wahit (2011), pengetahuan yang termasuk kedalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali (recall)

materi yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh

bahan atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikannya secara luas.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.

4) Analisis (analysis)

Analisi adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen yang masih saling terkait

dan masih didalam suatu struktur organisasi tersebut.

35

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

5) Sinteris (synteris)

Sinteris diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek.

2. Kepercayaan

Kepercayaan adalah anggapan (keyakinan), sesuatu yang

dipercayai (dianggap benar), harapan dan keyakinan (Poerwadarminta,

2005). Kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa dirinya boleh

mengendalikan kehidupan dengan baik serta segala cobaan yang dihadapi

dengan jayanya (Suhaimin, 2006). Kepercayaan adalah komponen

kognitif dari faktor sosio-psikologis, kepercayaan disini tidak ada

hubungannya dengan hal-hal yang gaib, tetapi hanyalah keyakinan bahwa

sesuatu itu benar atau salah. Kepercayaan dapat bersifat rasional atau

irasional. Kepercayaan yang rasional apabila kepercayaan orang terhadap

sesuatu tersebut masuk diakal. Sebaliknya seorang mempunyai

kepercayaan irasional bila iya mempercayai air putih yang diberi mantera

oleh seorang dukun bisa menyembuhkan penyakitnya (Notoatmodjo,

2010).

36

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Kepercayaan yang luar biasa terhadap keampuhan tanaman obat

terkadang menjadi sesuatu kekuatan besar pendorong bagi kesembuhan

penyakit tertentu. Secara umum, penyakit-penyakit yang relative mudah

diatasi dan terbukti keberhasilannya secara empiris adalah penyakit-

penyakit yang berhubungan dengan kulit, perut atau masalah pencernaan,

luka dan kelahiran anak. (Hidayat, S, 2005).

Efek samping negatif yang terkandung dalam obat tradisional

sangat kecil jika dibandingkan dengan obat-obataan modern lainyan.

Alasannya bahan baku pembuatannya berasal dari alam berbeda dengan

obat modern yang berasal dari hasil sintetik kimiawi. Selama mengikuti

takaran yang dianjurkan, proses pembuatan yang higenis dan cara

penyimpanan yang baik maka efek samping obat tradisonl dapat

diperkecil (Redaksi Agromedia, 2003).

3. Health Belief Model

a. Model Kepercayaan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2012) Model kepercayaan adalah suatu bentuk

penjabaran dari model sosio-psikologis. Munculnya model ini

berdasarkan pada kenyataan bahwa problem-problem kesehatan di tandai

oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima usaha-

usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang di selenggarakan oleh

provider. Kegagalan ini akhirnya memunculkan teori yang menjelaskan

perilaku pencegahan penyakitttt (preventive health behavior) , yang oleh

Becker (1974) di kembangkan dari teori lapangan (Lewin, 1954) menjadi

model kepercayaan kesehatan (health belief model).

37

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

b. Kerangka teori

Teori Lewin menganut konsep bahwa individu hidup pada

lingkup kehidupan sosial (masyarakat). Di dalam kehidupan ini

individu akan bernilai, baik positif maupun negatif, di suatu

daerah atau wilayah tertentu. Apabila seseorang keadaannya atau

berada pada daerah positif, maka berarti dia di tolak dari daerah

negatif. Implikasinya di dalam kesehatan adalah penyakit atau

sakit adalah suatu daerah negatif, sedangkan sehat adalah wilayah

positif.

1) Kerentanan yang di rasakan (Perceived susceptibility)

Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah

penyakitnya, ia harus merasakan bahwa ia rentan (susceptibility)

terhadap penyakit tersebut. Dengan kata lain, suatu tindak pencegahan

terhadap suatu yang akan timbul apabila seseorang telah merasakan

bahwa ia atau keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut.

2) Keseriusan yang di rasakan (perceived seriousness)

Tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan

penyakit akan di dorong pula oleh persepsi keseriusan penyakit

tersebut. Penyakit polio misalnya, akan di rasakan lebih serius apabila

di bandingkan dengan flu. Oleh karena itu, tindakan pencegahan polio

akan lebih banyak di lakukan bila di bandingkan dengan pencegahan

(pengobatan) flu.

38

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

3) Manfaat dan rintangan-rintangan yang di rasakan (Perceived benafis

and barriers)

Apabila individu merasa dirinya rentan untuk penyakit-

penyakit yang di anggap gawat atau serius, ia akan melakukan suatu

tindakan tertentu. Tindakan ini tergantung pada manfaat yang akan di

rasakan dan rintangan-rintangan yang di temukan dalam mengambil

tindakan tersebut. Pada umumnya manfaat tindakan lebih

menentukan dari pada rintangan-rintangan yang mungkin di temukan

dalam melakukan tindakan tersebut.

4) Isyarat atau tanda-tanda (Cuues)

Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang

kerentanan, kegawatan dan keuntungan tindakan, maka di perlukan

isyarat-isyarat yang berupa faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor

tersebut misalnya, pesan-pesan pada media masa nasihat atau anjuran

kawan-kawan atau anggota keluarga lain dari si sakit dan sebagainya.

39

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Pengetahuan

4. Kerangka teori

Sumber : Nugroho (2012), Karch (2011), Danang (2008), Notoatmodjo (2012).

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitan

a. Beta blocker

b. Calcium channel

blocker atau

calcium antagonis

(CCB)

c. Angiotensin

converting enzyme

inhibitor (ACEI)

d. Angiotensin II

receptor blocker

atau AT receptor

antagonist atau

blocker (ARB)

Pendorong (cues)

untuk bertindak

(peringatan dari

dokter)

Manfaat yang

dilihat dari

pengambilan

tindakan dikurangi

biaya (rintangan)

yang dilihat dari

pengambilan

tindakan

Kemungkinan

mengambil tindakan

tepat untuk perilaku

sehat / sakit

Hipertens

i

Ancaman yang

dilihat mengenai

gejala dan penyakit

Kecenderungan

yang dilihat

(perceived)

mengenai gejala /

penyakit. Syaratnya yang dilihat

mengenai gejala dan

penyakit

Farmakologi Non Farmakologi

a. Jus Timun

b. Jus Tomat

c. Jus Pepaya

d. Senam Hipertensi

40

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

H. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

I. Hipotesis

Ha : Ada hubungan Pengetahuan dengan Pemahaman Penderita Hipertensi

Tentang Pemilihan Pengobatan.

Ha : Ada hubungan kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility)

pada Pemahaman Penderita Hipertensi Tentang Pemilihan Pengobatan.

Ha : Ada hubungan persepsi keseriusan yang dirasakan (perceived

seriousness) pada Pemahaman Penderita Hipertensi Tentang Pemilihan

Pengobatan

Hambatan yang

dirasakan (barriers)

Pengetahuan hipertensi

Pemahaman

Penderita Hipertensi

Tentang Pemilihan

Pengobatan

Kerentanan yang

dirasakan (perceived

susceptibility)

Keseriusan yang

dirasakan (perceived

seriosness)

Manfaat yang

dirasakan (perceived

benafis)

41

Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Ha : Ada hubungan persepsi manfaat yang dirasakan (perceived barrier)

pada Pemahaman Penderita Hipertensi Tentang Pemilihan Pengobatan.

Ha : Ada hubungan persepsi hambatan yang dirasakan (barrirs) pada

Pemahaman Penderita Hipertensi Tentang Pemilihan Pengobatan.