bab i tp

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertambangan merupakan sektor yang membutuhkan investasi yang besar. Pada masa pra- penambangan dibutuhkan modal yang besar untuk tahap eksplorasi dan tahap awal penambangan serta untuk membangun sarana dan prasarana pertambangan. Oleh karena itu, perhitungan yang efektif dan efisien serta perencanaan tambang yang tepat sangat dibutuhkan. Perencanaan pertambangan meliputi kegiatan dari awal penambangan sampai pasca penambangan. Salah satu bagian dari perencanaan tersebut adalah melakukan urutan (scheduling) penambangan untuk meningkatkan efektiftivitas, efisiensi dan nilai ekonomis dalam pelaksanaan penambangan. Di daerah Senango RT Tuang, Desa Bipak Kali, Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah terdapat bahan galian andesit. Untuk usaha peningkatan taraf hidup di daerah tersebut maka Andes Mining Corporation berusaha memanfaatkan bahan galian andesit yang terdapat di sana sehingga akan menciptakan lapangan 1

Upload: faid

Post on 17-Feb-2016

229 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tugas perencanaan

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I TP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertambangan merupakan sektor yang membutuhkan investasi

yang besar. Pada masa pra-penambangan dibutuhkan modal yang besar untuk

tahap eksplorasi dan tahap awal penambangan serta untuk membangun sarana

dan prasarana pertambangan. Oleh karena itu, perhitungan yang efektif dan

efisien serta perencanaan tambang yang tepat sangat dibutuhkan. Perencanaan

pertambangan meliputi kegiatan dari awal penambangan sampai pasca

penambangan. Salah satu bagian dari perencanaan tersebut adalah melakukan

urutan (scheduling) penambangan untuk meningkatkan efektiftivitas, efisiensi

dan nilai ekonomis dalam pelaksanaan penambangan.

Di daerah Senango RT Tuang, Desa Bipak Kali, Kecamatan Gunung

Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah

terdapat bahan galian andesit. Untuk usaha peningkatan taraf hidup di daerah

tersebut maka Andes Mining Corporation berusaha memanfaatkan bahan

galian andesit yang terdapat di sana sehingga akan menciptakan lapangan

pekerjaan yang baru untuk masyarakat setempat baik secara langsung maupun

tidak langsung serta pembangunan infrastruktur di daerah tersebut. Hal ini

nantinya diharapkan akan memberikan dampak positif kepada masyarakat

maupun pada pemerintah daerah dengan meningkatkan pendapatan yang

lebih daripada sebelum diadakan penambang sehingga dapat meningkatkan

taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan ini adalah sebagai berikut :

1

Page 2: BAB I TP

2

1.2.1 Maksud

a. Memanfaatkan potensi sumber daya alam Di daerah Senango RT

Tuang, Desa Bipak Kali, Kecamatan Gunung Bintang Awai,

Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah

b. Merencanakan secara teknis dan ekonomis kegiatan penambangan

bahan galian batu andesit di daerah tersebut.

1.2.2 Tujuan

a. Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat

b. Mengevaluasi data geologi, eksplorasi, kualitas bahan galian,

geoteknik, hidrologi dan hidrogeologi

c. Menghasilkan batu andesit yang dapat dimanfaatkan untuk batu split.

1.3 Ruang Lingkup dan Metode Penyusunan Laporan

Ruang lingkup penyusunan perencanaan tambang batu andesit di

daerah Senango RT Tuang, Desa Bipak Kali, Kecamatan Gunung Bintang

Awai, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah mencakup

studi kelayakan dan perijinan. Studi kelayakan mengacu pada keputusan

Menteri Pertambangan dan Sumber Daya Mineral Nomor

1543.K/29/MEM/2000, tanggal 3 November 2000, tentang Pedoman Teknis

Penyelenggaraan Tugas Pemerintah di Bidang Pertambangan Umum. Studi

kelayakan ini diawali dengan kegiatan pengumpulan data sekunder,

pengambilan data lapangan, pengujian laboratorium, pengolahan data dengan

komputasi dan pembuatan laporan perencanaan. Adapun ruang lingkup studi

kelayakan mencakup:

1.3.1 Kajian Geologi dan Eksplorasi

Mengkaji dan mengevaluasi data geologi dan data pengeboran inti

sebagai database untuk kajian selanjutnya. Ruang lingkup dari kajian

geologi dan eksplorasi antara lain fisiografi, stratigrafi dan struktur geologi

serta penaksiran cadangan batu andesit.

1.3.2 Kajian Geoteknik

Mengkaji data geoteknik yang mencakup sifat fisik dan sifat

mekanik batu andesit yang diperoleh dari pengujian-pengujian geoteknik

Page 3: BAB I TP

3

sebagai data utama dalam perencanaan tambang terutama dalam penentuan

geometri lereng penggalian yang tergantung dari kestabilan batuan. Ruang

lingkup dari geoteknik yaitu menganalisis rancangan geometri dan

kemantapan lereng, baik lereng produktif maupun lereng non-produktif

serta menganalisis bagaimana metode pembongkaran yang akan

digunakan.

1.3.3 Kajian Rencana Penambangan

Mengkaji dan merancang geometri penggalian, urutan-urutan

penambangan, batas penambangan ( ultimate pit slope) dan jalan angkut

tambang yang digunakan sebagai jalan akses keluar masuk karyawan

maupun pengangkutan bahan galian, untuk diterapkan dalam IUP

pertambangan batu andesit yang ada pada daerah RT Tuang, Desa Bipak

Kali, Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan,

Provinsi Kalimantan Tengah

Ruang lingkup rencana penambangan:

a. Sistem dan metode penambangan

b. Tahapan kegiatan penambangan

c. Rencana produksi

d. Peralatan (jenis, jumlah dan kapasitas)

e. Jadwal rencana produksi dan umur tambang

f. Rencana pemanfaatan bahan galian batu andesit

g. Rencana penanganan perlakuan bahan galian andesit yang

belum terpasarkan

h. Rencana fasilitas penunjang penambangan dan infrastruktur

1.3.4 Kajian Hidrologi dan Hidrogeologi

Mengkaji dan mengevaluasi data hidrologi dan hidrogeologi yang

mencakup pola penirisan (drainage) lokal, daerah tangkapan air hujan

(catchment area), pengaruh air tanah terhadap kondisi tambang serta pola

penyaliran yang sesuai dengan tambang setempat.

Ruang lingkup :

a. Data hidrologi dan hidrogeologi

Page 4: BAB I TP

4

b. Perhitungan debit air

c. Rancangan penyaliran

1.3.5 Kajian Pengolahan Bahan Galian Batu Andesit

Kajian pengolayang akan dilakukan meliputi pengkajian bahan

galian batu andesit dan penyebaran kualitas serta kuantitas sebagai data

penting untuk perencanaan tambang dan analisis pemanfaatan bahan galian

batu andesit serta mengkaji dan mengevaluasi rencana pengolahan bahan

galian batu andesit yang akan diterapkan di pertambanngan batu andesit

tersebut.

Ruang lingkup pengolahan batu andesit:

a. Studi dan percobaan pengolahan

b. Tata cara pengolahan

c. Peralatan pengolahan

d. Hasil pengolahan dan rencana pemanfaatan

1.3.6 Kajian Pengangkutan Dan Penimbunan

Mengkaji dan mengevaluasi sarana dan model transportasi

pengangkutan batu andesit, baik secara teknis maupun ekonomis serta

penentuan beberapa hal yang terkait dengan penimbunan.

Ruang lingkup pengangkutan dan penimbunan:

a. Evaluasi kelayakan teknis alternatif jalur pengangkutan yang

akan dirancang

b. Evaluasi keekonomian setiap alternatif jalur pengangkutan

c. Penentuan dan rancangan alternatif terpilih

d. Penentuan lokasi penimbunan

e. Perancangan dimensi penimbunan

1.3.7 Kajian Lingkungan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja

Mengkaji dan mengevaluasi kelayakan lingkungan, kesehatan dan

keselamatan kerja yang berkaitan dengan kegiatan penambangan batu

andesit.

Ruang lingkup lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja :

Page 5: BAB I TP

5

a. Dampak kegiatan (penambangan, pengolahan dan sarana

penunjang)

b. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan

c. Kesehatan dan keselamatan kerja

1.3.8 Kajian Organisasi dan Tenaga Kerja

Mengkaji dan mengevaluasi spesialisasi, profesionalisasitenaga

kerja dan jumlah tenaga kerja serta alternatif pola hubungan kerja agar

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ruang lingkup organisasi dan

tenaga kerja :

a. Data kebutuhan tenaga ahli

b. Data kebutuhan tenaga kerja

c. Struktur pola hubungan antar profesi dan unsur lainnya dalam

organisasi kerja.

1.3.9 Kajian Pemasaran

Mengkaji pangsa pasar dan kebutuhan batu andesirruang lingkup

pemasaran yaitu data kebutuhan batu andesit tiap bulan dari kebutuhan di

bidang fondasi bangunan.

1.3.10 Kajian Penutupan Tambang (Mine Closure) dan Reklamasi

Mengapresiasi kegiatan pertambangan yang berwawasan

lingkungan serta melaksanakan Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun

2014 tentang Perencanaan Pentupan Tambang yang melibatkan banyak

stakeholder (perusahaan pertambangan, pemerintah, dam masyarakat)

Ruang lingkup Penutupan Tambang (Mine Closure):

a. Perencanaan penutupan tambang dari aspek teknis

b. Perencanaan pengembangan masyarakat dan wilayah

c. Pengelolaan aset dan lokasi

1.3.11 Kajian Investasi dan Analisis Kelayakan

Mengkaji dan menelaah kelayakan ekonomis dari rencana

penambangan batu andesit dengan tingkat produksi tertentu per tahun

sehingga dapat diketahui apakah suatu proyek mineral tersebut layak atau

tidak.

Page 6: BAB I TP

6

Ruang lingkup meliputi analisis:

a. Modal tetap, modal kerja, sumber dana, dan biaya produksi

b. Cash Flow

c. Perhitungan Net present value

d. Perhitungan Discounted Cash Flow Rate Of Return/ Internal

Rate Of Return

e. Payback periode

f. Analisis kepekaan resiko dan penyusutan

g. Perhitungan break event point

1.4 Prosedur Perizinan

1.4.1 Surat Izin Mendirikan Usaha

Surat izin ini diajukan kepada Dirjen Aneka Industri, Departemen

Perindustrian melalui Kantor Wilayah Dinas Perindustrian setempat. Surat

permohonan ini disetujui oleh kantor wilayah tersebut jika perusahaan

telah mempunyai prasyaratan yang telah ditentukan.

1.4.2 Tata Cara Surat Izin Perusahaan

Tempat usaha dapat diperoleh dengan cara mengajukan

permohonan kepada kepala daerah Kabupaten Barito Selatan, yaitu Bupati

Barito Selatan permohona tersebut berisi formulir tentang usaha yang

dilaksanakan yaitu penambangan batu andesit yang berlokasi di daerah

Senango RT Tuang, Desa Bipak Kali, Kecamatan Gunung Bintang Awai,

Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah. Sarana yang akan

disediakan adalah bangunan untuk kantor, gudang penyimpanan, jalan

masuk, dan alat-alat berat yang digunakan disesuaikan dengan sistem

tambang terbuka. Alat-alat tersebut semuanya dibeli oleh perusahaan.

1.4.3 Tata Cara Surat Izin Tempat Usaha

Surat izin ini diperoleh dengan cara mengisi formulir permohonan

yang telah disediakan oleh Bagian Ketertiban Sekwilda Tingkat Provinsi

Kalimantan Tengah. Permohonan disetujui dan diketahui kepala desa atau

kepala kelurahan dan camat kepala wilayah setempat.

Page 7: BAB I TP

7

1.4.4 Tata Cara Perizinan Pemakaian Lahan

Status kepemilikan lahan adalah milik Negara, berupa areal bukit yang

sebagian besar tumbuhan penutup daerah Senango dan sekitarnya adalah

hutan sekunder, semak belukar (bekas ladang berpindah) dan perkebunan

penduduk, sedangkan sisanya adalah hutan primer.

1.4.5 Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Permohonan izin mendirikan bangunan diperlukan untuk

mendirikan bangunan-bangunan perkantoran dan fasilitas-fasilitas lainnya.

Permohonan tersebut diajukan kepada Kantor Pelayanan Perizinan Satu

Atap (KPPSA)

1.4.6 Surat Keterangan Persetujuan Tetangga

Surat keterangan persetujuan dapat diperoleh dengan cara

mengajukan kepada masyarakat sekitar dan merupakan surat yang

menyatakan persetujuan dari masyarakat sekitar lokasi penambangan atas

pendirian bangunan.

1.4.7 Surat Pernyataan ketertiban Lingkungan dan Izin Tetangga

Surat pernyataan ini dibuat untuk memenuhi ketentuan-ketentuan

bangunan, tata ruang dan prasarana utility sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Diajukan kepada masyarakat sekita lokasi penambangan.

1.4.8 Izin Usaha Pertambangan

Kegiatan pertambangan diatur dalam Undang-undang No 4 Tahun

2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba). Untuk

lebih merinci pelaksanaan dari Undang-undang ini diturunkan kembali

dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) yang salah satunya adalah PP No

23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batubara. Berdasarkan PP ini komoditas pertambangan

dikelompokkan dalam 5 golongan yaitu :

1. Mineral radioaktif antara lain: radium, thorium, uranium

2. Mineral logam antara lain: emas, tembaga

3. Mineral bukan logam antara lain: intan, bentonit

Page 8: BAB I TP

8

4. Batuan antara lain: andesit, tanah liat, tanah urug, kerikil galian

dari bukit, kerikil sungai, pasir urug

5. Batubara antara lain: batuan aspal, batubara, gambut

Pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) batuan berdasarkan PP

No 23 Tahun 2010 dilakukan dengan cara permohonan wilayah.

Permohonan wilayah maksudnya adalah setiap pihak badan usaha,

koperasi atau perseorangan yang ingin memiliki IUP harus menyampaikan

permohonan kepada Menteri, gubernur atau bupati walikota sesuai

kewenangannya. Pembagian kewenangan Menteri, gubernur dan

bupati/walikota adalah:

1. Menteri ESDM, untuk permohonan wilayah yang berada lintas

wilayah provinsi atau wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis

pantai

2. Gubernur, untuk permohonan wilayah yang berada lintas

wilayah kabupaten/kota dalam 1 provinsi atau wilayah laut 4

sampai dengan 12 mil

3. Bupati/walikota, untuk permohonan wilayah yang berada di

dalam 1 wilayah kabupaten/kota atau wilayah laut sampai

dengan 4 mil.

IUP mineral batuan diberikan oleh Menteri ESDM (selanjutnya

disebut Menteri), gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan

kewenangannya berdasarkan permohonan yang diajukan oleh: badan

usaha, koperasi, dan perseorangan. IUP diberikan melalui 2 tahapan yaitu:

1. Pemberian Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) batuan

a. Badan usaha, koperasi atau perseorangan mengajukan permohonan

wilayah untuk mendapatkan WIUP batuan kepada Menteri, gubernur

atau bupati/walikota sesuai kewenangannya

b. Sebelum memberikan WIUP, Menteri harus mendapat rekomendasi

dari gubernur dan bupati/walikota dan oleh gubernur harus mendapat

rekomendasi dari bupati/walikota

Page 9: BAB I TP

9

c. Permohonan WIUP yang terlebih dahulu telah memenuhi persyaratan

koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem

informasi geografi yang berlaku secara nasional dan membayar biaya

pencadangan wilayah dan pencetakan peta, memperoleh prioritas

pertama untuk mendapatkan WIUP

d. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dalam paling lama 10 hari

kerja setelah diterima permohonan wajib memberikan keputusan

menerima atau menolak atas permohonan WIUP

e. Keputusan menerima disampaikan kepada pemohon WIUP disertai

dengan penyerahan peta WIUP berikut batas dan koordinat WIUP.

Keputusan menolak harus disampaikan secara tertulis kepada

pemohon WIUP disertai dengan alasan penolakan

2. Pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) batuan, terdiri dari:

A. Pemberian IUP Eksplorasi batuan

1. IUP Eksplorasi diberikan oleh :

a. Menteri, untuk WIUP yang berada dalam lintas wilayah

provinsi atau wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis pantai

b. Gubernur, untuk WIUP yang berada dalam lintas

kabupaten/kota dalam 1 provinsi atau wilayah laut 4 - 12 mil

dari garis pantai

c. bupati/walikota, untuk WIUP yang berada dalam 1 wilayah

kabupaten/kota atau wilayah laut sampai dengan 4 mil dari

garis pantai

2. IUP Eksplorasi diberikan berdasarkan permohonan dari badan

usaha, koperasi, dan perseorangan yang telah mendapatkan WIUP

dan memenuhi persyaratan

3. Menteri atau guberrnur menyampaikan penerbitan peta WIUP

batuan yang diajukan oleh badan usaha, koperasi, atau

perseorangan kepada gubernur atau bupati/walikota untuk

mendapatkan rekomendasi dalam rangka penerbitan IUP

Eksplorasi. Gubernur atau bupati/walikota memberikan

Page 10: BAB I TP

10

rekomendasi paling lama 5 hari kerja sejak diterimanya tanda bukti

penyampaian peta WIUP mineral batuan

4. Badan usaha, koperasi, atau perseorangan yang telah mendapatkan

peta WIUP beserta batas dan koordinat dalam waktu paling lambat

5 hari kerja setelah penerbitan peta WIUP mineral batuan harus

menyampaikan permohonan IUP Eksplorasi kepada Menteri,

gubernur, atau bupati/walikota dan wajib memenuhi persyaratan

5. Bila badan usaha, koperasi, atau perseorangan dalam waktu 5 hari

kerja tidak menyampaikan permohonan IUP, dianggap

mengundurkan diri dan uang pencadangan wilayah menjadi milik

Pemerintah atau pemerintah daerah dan WIUP menjadi wilayah

terbuka.

IUP Eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1)

huruf a wajib memuat ketentuan sekurang- kurangnya:

a. nama perusahaan;

b. lokasi dan luas wilayah;

c. rencana umum tata ruang;

d. jaminan kesungguhan;

e. modal investasi;

f. perpanjangan waktu tahap kegiatan;

g. hak dan kewajiban pemegang IUP;

h. jangka waktu berlakunya tahap kegiatan;

i. jenis usaha yang diberikan;

j. rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar

wilayah pertambangan;

k. perpajakan;

l. penyelesaian perselisihan;

m. iuran tetap dan iuran eksplorasi; dan

n. amdal.

B. Pemberian IUP Operasi Produksi batuan

1. IUP Operasi Produksi diberikan oleh :

Page 11: BAB I TP

11

a. Bupati/walikota, apabila lokasi penambangan, lokasi

pengolahan dan pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam 1

wilayah kabupaten/kota atau wilayah laut sampai dengan 4

mil dari garis pantai.

b. Gubernur, apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan

dan pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam wilayah

kabupaten/kota yang berbeda dalam 1 provinsi atau wilayah

laut sampai dengan 12 mil dari garis pantai setelah mendapat

rekomendasi dari bupati/walikota.

c. Menteri, apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan dan

pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam wilayah provinsi

yang berbeda atau wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis

pantai setelah mendapat rekomendasi dari gubernur dan

bupati/walikota setempat.

2. IUP Operasi Produksi diberikan kepada badan usaha, koperasi,

dan perseorangan sebagai peningkatan dari kegiatan eksplorasi

yang memenuhi persyaratan dimana pemegang IUP Eksplorasi

dijamin untuk memperoleh IUP Operasi Produksi sebagai

peningkatan dengan mengajukan permohonan dan memenuhi

persyaratan peningkatan operasi produksi.

3. Pemegang IUP Operasi Produksi dapat mengajukan permohonan

wilayah di luar WIUP kepada Menteri, gubernur, atau

bupati/walikota untuk menunjang usaha pertambangannya.

4. Dalam jangka waktu 6 bulan sejak diperolehnya IUP Operasi

Produksi, pemegang IUP Operasi Produksi wajib memberikan

tanda batas wilayah pada WIUP.

5. Bila pada lokasi WIUP ditemukan komoditas tambang lainnya

yang bukan asosiasi mineral yang diberikan dalam IUP,

pemegang IUP Operasi Produksi memperoleh keutamaan

mengusahakannya dengan membentuk badan usaha baru.

Page 12: BAB I TP

12

6. Permohonan perpanjangan IUP Operasi Produksi diajukan kepada

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota paling cepat 2 tahun dan

paling lambat 6 bulan sebelum berakhirnya IUP

7. Pemegang IUP Operasi Produksi hanya dapat diberikan

perpanjangan 2 kali dan harus mengembalikan WIUP Operasi

Produksi dan menyampaikan keberadaan potensi dan cadangan

mineral batuan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota

8. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dapat menolak

permohonan perpanjangan IUP Operasi Produksi apabila

pemegang IUP Operasi Produksi berdasarkan hasil evaluasi tidak

menunjukkan kinerja operasi produksi yang baik

IUP Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat

(1) huruf b wajib memuat ketentuan sekurang-kurangnya:

a. nama perusahaan;

b. luas wilayah;

c. lokasi penambangan;

d. lokasi pengolahan dan pemurnian;

e. pengangkutan dan penjualan;

f. modal investasi;

g. jangka waktu berlakunya IUP;

h. jangka waktu tahap kegiatan;

i. penyelesaian masalah pertanahan;

j. lingkungan hidup termasuk reklamasi dan pascatambang;

k. dana jaminan reklamasi dan pascatambang;

l. perpanjangan IUP;

m. hak dan kewajiban pemegang IUP;

n. rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar

wilayah pertambangan;

o. perpajakan;

p. penerimaan negara bukan pajak yang terdiri atas iuran tetap dan

iuran produksi;

Page 13: BAB I TP

13

q. penyelesaian perselisihan;

r. keselamatan dan kesehatan kerja;

s. konservasi mineral atau batubara;

t. pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi dalam negeri;

u. penerapan kaidah keekonomian dan keteknikan pertambangan yang

baik;

v. pengembangan tenaga kerja Indonesia;

w. pengelolaan data mineral atau batubara; dan

x. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan

mineral atau batubara.

1.4.9 Tata Cara Surat Izin Pengangkutan dan Pemakaian Jalan Raya

Surat izin diajukan ke Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan Raya. Permohonan tersebut berisi tentang pengaturan Peggunaan

jalan bagi kendaraan terhadap penyimpangan rute perjalanan

1.4.10 Izin Tenaga Kerja

Permohonan ini ditujukan ke Departemen Tenagan kerja daerah

setempat dengan tembusan ditujukan kepada Bupati setempat. Disamping

itu pula diperlukan izin dari pihak keamanan setempat (Kejaksaan,

KORAMIL, KODIM, dan Kepolisian)

1.4.11 Tata Cara Perizinan Surat Izin Perdagangan

Surat izin ini diajukan ke Departemen Perdagangan dengan

melampirkan akte notaris tentang Andes Mining Corporation yang telah

disahkan oleh badan kehakiman. Dalam jangka waktu 1(satu) bulan surat

izin ini sudah dapat diberikan. Surat izin ini menerangkan tentang barang

dagangan yang akan dijual yaitu berupa batu andesit yang nantinya akan

dijual ke berbagai tempat.

1.4.12 Surat-surat Wajib Pajak

Adapun surat-surat wajib pajak yang harus di penuhi adalah

sebagai berikut:

a. Pajak penjualan

b. Iuran tetap

Page 14: BAB I TP

14

c. Pajak bumi dan bangunan

d. Pajak pertambahan nilai

e. Pajak penghasilan

f. Pajak produksi

1.5 Pelaksanaan Perencanaan Tambang

1.5.1 Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : Andes Mining Corporation

Alamat : Senango RT Tuang, Desa Bipak Kali, Kecamatan

Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito

Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah

Telp. : (0513) 111555

Penanggung jawab : Desyana Ghafarunnisa A.Md.T

Jabatan : Direktur Perusahaan

Lokasi : Senango RT Tuang, Desa Bipak Kali, Kecamatan

Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito

Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah

Bidang usaha : Penambangan Batu Andesit

1.5.2 Tim Pelaksana Perencanaan Penambangan

Laporan disusun oleh konsultan yang terdiri dari:

1. Ketua Divisi Teknik Pertambangan : Desyana Ghafarunnisa A.Md.T

2. Divisi Geologi/Eksplorasi/Pemetaan : Jurians F Lerebulan

3. Divisi Geoteknik dan Geomekanika : Wahyu Agung

4. Divisi Rancangan Penambangan : Maharani Rindu Widara

5. Divisi Hidrologi dan hidrogeologi : Rizky Hadi Putra Ashari

6. Divisi Pengolahan : Alwi Masbait

7. Divisi Maintenance (Alat berat) : Winalivia Pratiwi Soulissa

8. Divisi Mine Closure dan Reklamasi : Multazam

9. Divisi Analisis Ekonomi Teknik : Silverio Jose CB Dos Santos

10. Divisi K3 dan Hukum Pertambangan : Fernao Verdial Dos Santos

11. Divisi pemasaran : Agung Hariono