bab i skripsi_shirli_2012_hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran ips...
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 BAB I SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V
1/11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PenelitianPendidikan sangat penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa, sebab
kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan.
Pendidikan tidak hanya memberikan berbagai ilmu pengetahuan umum yang
berupa konsep semata, akan tetapi pendidikan memberikan pelajaran yang
berharga tentang perilaku, sikap, dan keterampilan sebagai bekal untuk menuju
kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan secara luas diartikan sebagai bentuk pengalaman yang berlangsung
sepanjang hayat serta berpengaruh bagi perkembangan diri seseorang ke arah
yang lebih baik. Pendidikan berlangsung bagi siapa pun, kapan pun serta dimana
pun. Sedangkan dalam arti sempit menurut Syaripudin (2007:22) pendidikan
diidentikkan dalam bentuk pengajaran yang berlangsung bagi mereka yang
mengenyam bangku pendidikan formal. Sedangkan pengertian pendidikan
menurut Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab I Pasal (1) bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (Mudyoharjo, 2007:135)
Berdasarkan pandangan tersebut, sudah jelas bahwa pendidikan itu dilakukan
dengan suatu pengelolaan yang efektif, baik dari segi perencanaan maupun dari
-
7/31/2019 BAB I SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V
2/11
2
pelaksanaannya, yang bermuara kepada tujuan pendidikan itu sendiri. Pendidikan
bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik supaya dapat hidup di masyarakat
(Mudyahordjo, 2007:23). Adapun tentang Tujuan Pendidikan Nasional menurut
Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab II Pasal (3) bahwa:
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yangmantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
Disebutkan pula bahwa fungsi pendidikan menurut Undang-Undang RI nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal (3) bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan perspektif agama Islam, menuntut ilmu atau melaksanakan
pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu kewajiban bagi setiap individu,
sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdulbari bahwa
menuntut ilmu adalah fardu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun
perempuan. (UNISBA, 2007:11).
Sejalan dengan itu, dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan, pemerintah
selalu berusaha memperbaiki aspek-aspek yang berhubungan dengan pendidikan,
seperti halnya kurikulum yang terus diperbaiki, peningkatan mutu tenaga
pendidik, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini terus dilakukan
-
7/31/2019 BAB I SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V
3/11
3
agar proses belajar yang merupakan jembatan untuk mencapai tujuan pendidikan
dapat dilaksanan dengan baik dan benar.
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah melibatkan guru sebagai pendidik dan
siswa sebagai peserta didik dapat diwujudkan dengan adanya pembelajaran.
Dalam pembelajaran yang berperan secara aktif adalah siswa, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator. Peranan siswa dalam pembelajaran adalah berusaha
secara aktif terlibat langsung dalam proses belajar dibawah bimbingan guru.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
mengajarkan pada siswa agar mereka dapat mengenal fenomena alam dan
fenomena sosial mulai dari lingkungan lokal sampai pada lingkungan global.
Negara Indonesia diperoleh dan dibangun dengan pengorbanan dan perjuangan
yang luar biasa dari para pahlawannya sehingga menjadi negara kesatuan seperti
sekarang ini, Indonesia memilki populasi yang sangat besar dengan berbagai
perbedaan strata sosial, ras, suku, agama dan kebudayaan. Semua itu perlu
dipelajari, dipahami dan disadari melalui pembelajaran sehingga timbul rasa
persatuan, patriotisme, nasionalisme dan etos kerja negara Indonesia sejajar
dengan negara dan bangsa lain.
Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS merupakan salah satu
mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran
IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi Warga Negara
-
7/31/2019 BAB I SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V
4/11
4
Indonesia (WNI) yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta menjadi warga
dunia yang cinta damai .
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.
Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu
dalam pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang
berkaitan.
Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS memiliki tujuan agar
siswa memiliki kemampuan sebagai berikut..
1. Mengenal konsep-konsep berkaitan dengan kehidupan masyarakat danlingkungannya
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
3. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalammasyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
4. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dankemanusiaan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan hanya bertujuan mengembangkan
ingatan para peserta didik, melainkan untuk membina dan mengembangkan
mental anak untuk sadar akan tanggung jawabnya. (Isjoni, 2007:25). Sedangkan
Hennings dan Skeet (Isjoni, 2007:23) Mengemukakan bahwa :
-
7/31/2019 BAB I SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V
5/11
5
IPS merupakan dasar untuk mengembangkan tujuan kurikulum yaitu
membentuk warga negara yang baik dalam suatu masyarakat demokratis di
tengah globalisasi dan pembentukan intelektual dalam membina kesadaran,baik secara pribadi, anggota masyarakat, budaya serta intelektual siswa dalam
memecahkan masalah sosial. Sebagai suatu bidang ilmu, IPS membekali
intelektual siswa dalam membina kesadaran hidup di tengah masyarakat yang
komplek dan heterogen, sehingga dapat membentuk pribadi mandiri. peran
aktif siswa dalam memecahkan masalah sangat menunjang dalam menentukan
keputusan hidup bermasyarakat.
Salah satu faktor penyebab permasalahan pembelajaran IPS adalah bagaimana
pembelajaran yang dilakukan guru. Mengingat fungsi utama guru adalah mulai
dari sebelum masuk kelas, di dalam kelas hingga ke luar kelas, yaitu
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Guru merupakan
ujung tombak dari semua konsep, gagasan, kebijakan, dan ketercapaian tujuan
pendidikan nasional.
Bagi siswa Sekolah Dasar (SD), belajar akan bermakna jika apa yang
dipelajari berkaitan dengan pengalaman dan perkembangan pengetahuan awalnya.
Untuk itu, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mendesain metode
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat
menghubungkan pengetahuan awalnya dengan bahan pelajran yang akan guru
berikan. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat lebih mudah dalam memahami
materi ajar atau bahan pelajaran yang diberikan guru.
Pembelajaran tidak dapat dipisahkan antara pengetahuan awal siswa dengan
materi ajar atau bahan pelajaran yang akan diberikan. Untuk memulai pelajaran
baru sebagai batu loncatan, maka guru seharusnya berusaha menghubungkan
terlebih dahulu bahan pelajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang
telah dikuasai oleh siswa berupa pengetahuan awal yang telah diketahui dari
-
7/31/2019 BAB I SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V
6/11
6
pelajaran yang sebelumnya atau dari pengalaman siswa. Usaha guru untuk
menghubungkan bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal siswa, itulah
yang dimaksud dengan apersepsi. Tujuan dari apersepsi adalah untuk membentuk
pemahaman siswa sebagaimana menurut pendapat Nurhasnawati (Zahra, 2011)
yang menjelaskan bahwa
Apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip di
dalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akan
mengajarkan materi pelajaran yang baru, maka terlebih dahulu perludihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannya
dengan pengalaman siswa serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah
pemahaman dalam menerima bahan pelajaran yang baru.
Keberhasilan pembelajaran dan ketercapaian tujuan akhir pembelajaran yang
telah ditetapkan akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal pembelajaran yang
dilakukan guru. Fungsi dari kegiatan awal pembelajaran adalah untuk
menciptakan awal pembelajaran yang efektif sehingga siswa siap secara penuh
untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan
perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, menjelaskan kegiatan yang
akan dilalui siswa, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak
dengan materi yang akan dipelajari. (Sujadi, 2011)
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetep, proses
perubahan ini tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada
faktor intern dan faktor ekstern siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Suryabrata (Anggraeni, 2010:22) menjelaskan bahwa
Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang yakni
pertama, faktor eksternal yaitu faktor luar individu yang dibagi menjadi dua
antara lain: (1) faktor sosial meliputi manusia lain baik hadir secara langsung
atau tidak langsung, (2) faktor non sosial yang meliputi keadaan udara, suhu
-
7/31/2019 BAB I SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V
7/11
7
udara, cuaca, waktu, tempat belajar, dan lain-lain; kedua, faktor internal yaitu
faktor dari dalam diri individu yang dibagi menjadi dua: (1) faktor fisiologis
meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis, (2) faktorpsikologis yang meliputi minat, kecerdasan, dan persepsi.
Berdasarkan observasi yang dilaksanakan di SD Negeri Perumnas 2
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya bahwa apersepsi yang dilakukan guru pada
tahap awal pembelajaran pada umumnya dianggap hal yang kecil, dan
kecenderungan tidak dilaksanakan. Hal ini menjadi sangat fatal, dan akibatnya
ketika siswa dihadapkan pada permasalahan inti dalam pembelajaran.
Ketidakbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses
menemukan konsep ternyata sangat dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu
apersepsi, yang akhirnya tujuan dari pembelajaran itu tidak tercapai.
Sehubungan dengan pernyataan tersebut, peneliti termotivasi untuk
melaksanakan penelitian dan berharap penelitian ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan. Adapun judul dari penelitian ini yaitu
hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajran IPS di
kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
B. Identifikasi dan Perumusan MasalahMenurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:68) bahwa Perumusan masalah
merupakan dasar pembuatan desain penelitian serta menjelaskan judul penelitian.
Perumusan masalah harus diungkapkan dalam bentuk pertanyaan. Langkah yang
harus dilakukan adalah mengidentifikasi dan menganalisis masalah terlebih
dahulu, kemudian membuat rumusan masalah tentang variabel dan subjek
penelitian dalam bentuk pertanyaan.
-
7/31/2019 BAB I SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V
8/11
8
1. Identifikasi dan Analisis MasalahBerdasarkan pada latar belakang masalah, maka peneliti dapat
mengidentifikasi permasalahan, diantaranya:
a. Berdasarkan tuntutan keprofesionalan, guru harus memiliki delapanketerampilan mengajar salah satunya adalah membuka dan menutup
pelajaran. Berkaitan dengan keterampilan membuka pelajaran, guru harus
memiliki kompetensi dalam melaksanakan apersepsi.
b. Kompetensi guru dalam membuka pelajaran kurang memperhatikanapersepsi pembelajaran dan motivasi belajar siswa.
c. Sarana dan prasarana sekolah yang memadai tidak teroptimalkan dalammenunjang aktivitas pembelajaran.
d. Interaksi pada pembelajaran IPS hanya bersifat satu arah. Kecenderunganguru tidak memfasilitasi siswa untuk menjadi subjek belajar, dengan kata
lain guru tidak menciptakan kondisi belajar yang kondusif.
2. Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di Kelas V SDNegeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?
b. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas V SDNegeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?
c. Bagaimana hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa padapembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes
Kota Tasikmalaya?
-
7/31/2019 BAB I SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V
9/11
-
7/31/2019 BAB I SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V
10/11
10
b. Bagi GuruMelalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
bahan masukan positif bagi guru pada pembelajaran IPS di SD.
c. Bagi Kepala SekolahMelalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
bahan kajian bagi kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dalam
pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di SD.
d. Bagi KelembagaanMelalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah
kepada lembaga penyelenggara Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam pelaksanaan apersepsi pada
pembelajaran IPS di SD.
E. Struktur Organisasi SkripsiUntuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini, maka perlu adanya
struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan
penelitian ini (UPI, 2011:21) yaitu sebagai berikut:
Bab I berisi Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian,
identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk
menjelaskan alasan peneliti melaksanakan penelitian. Identifikasi dan perumusan
masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian menyajikan
tentang hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Manfaat
penelitian bisa dilihat dari aspek atau segi teori dan praktik.
-
7/31/2019 BAB I SKRIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V
11/11
11
Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
Kajian pustaka mempunyai peran sangat penting. Kajian pustaka berfungsi
sebagai landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah, tujuan dan hipotesis.
Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan
hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antarvariabel penelitian. Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah dalam penelitian.
Bab III berisi penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian. Komponen
dari metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian
berikut dengan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian berikut
dengan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional dari tiap
variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan insrtumen penelitian, teknik
pengumpulan data, serta analisis data penelitian.
Bab IV berisi hasil penelitian dari pengolahan atau analisis data untuk
menghasilkan temuan berkaitan tentang masalah penelitian, serta pembahasan
yang dikaitkan dengan kajian pustaka.
Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran yang menyajikan tentang
penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.
Penulisan kesimpulan untuk skripsi berupa uraian padat hasil penelitian tetapi
tidak mencantumkan data statistik. Saran dapat ditujukan kepada pra pembuat
kebijakan, praktisi pendidikan, ataupun kepada peneliti berikutnya.
Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan
dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam
penelitian. Setiap lampiran diberikan nomor urut sesuai dengan penggunaannya.