bab i pengertian umum - · pdf filedetail-detailnya dan penjelasan-penjelasan teknik yang ......
TRANSCRIPT
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
BAB I
PENGERTIAN UMUM
Yang dimaksud dengan Rencana dan Anggaran
adalah merencanakan suatu bangunan dalam bentuk dan
faedah dalam penggunaannya, beserta besar biaya yang
dibutuhkan dan susunan-susunan pelaksanaan dalam bidang
administrasi maupun pelaksanaan kerja dalam bidang
teknik.
Dalam pelaksanaan ini terdapat beberapa nama-
nama pejabat yang memegang peranan penting yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembuatan-pembuatan
bangunan tadi, pejabat-pejabat itu adalah :
Principal atau orang yang memberi pekerjaan (Bouwheer).
Seseorang atau jawatan ingin membuat bangunan, maka
orang tersebut menyampaikan keinginannya kepada ahli
bangunan dan menyerahkan agar dapat direncanakan
bangunan yang diingini itu beserta besar biaya yang
diperlukan.
Penasehat atau Adviser, sebagaimana telah tersebut
diatas ahli-ahli bangunan yang menerima pekerjaan dari
principal pada umumnya tenaga-tenaga teknik yang
dipimpin oleh insinyur atau arsitek. Dalam hal ini
disebut penasehat atau perencana.
Direksi atau pengawas/pengurus, dalam melaksanakan
pekerjaan, pemborong perlu diawasi pekerjaannya. Ini
dilakukan oleh seorang ahli atau yang disebut direksi/
pengawas.
Pemborong atau annemer, yaitu orang yang melaksanakan
berdirinya bangunan, dimana kerjanya mendapat
keuntungan.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
Pelaksana atau uitvoeder, yaitu seorang teknisi yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan atau terlaksananya
pekerjaan.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
BAB II
PERENCANAAN
Apa dan bagaimanakah yang dinamakan Perencanaan
itu ? Untuk memahaminya pelajarilah hal-hal yang
dianggap penting berikut. Apabila seorang engineer
mendapat pekerjaan untuk merencanakan suatu bangunan,
ia segera melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut
:
1. Mengetahui tujuan bangunan itu.
2. Melihat letak pekarangan ( tempat ) bangunan itu.
3. Mengetahui syarat-syarat bangunan dan instansi
pemerintah yang bersangkutan.
4. Melihat keadaan tanah.
5. Syarat-syarat arsitektur yang dikehendaki.
6. Besar dan perlengkapan bangunan.
7. Uang yang tersedia.
8. Situasi terhadap keadaan disekitarnya.
Jika hal-hal tersebut diatas telah dapat
diketahui, maka dimulai dengan “Rencana Persiapan”
sementara, terdiri dari beberapa gambar-gambar denah
tampang muka dan penampang-penampang yang perlu, dan
gambar “Perspektif“ jika dianggap perlu.
Rencana biaya ditaksir dengan perhitungan
kasar, dan apabila hal itu telah dapat persesuaian dan
kata sepakat dengan principal, maka dimulailah dengan
gambar-gambar bestek (rencana kerja) ialah uraian yang
sejelas-jelasnya tentang pelaksanaan bangunan, yaitu
terdiri dari :
1. Keterangan tentang bangunan.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
2. Keterangan tentang melaksanaan bagian bangunan
tersebut.
3. Keterangan mengenai tata usaha (administratif).
Dengan adanya bestek dan gambar-gambar bestek,
maka pemborong dapat membayangkan bentuk dan macam
bangunan yang diingini oleh principal dan bagaimana
melaksanakannya.
Jika semua persiapan-persiapan untuk dapat
melaksanakan pembuatan bangunan telah selesai, maka
principal atau diwakili oleh Direksi menawarkan
pekerjaan tersebut kepada pemborong dengan cara
pelelangan atau tender. Pelelangan ini akan memberi
kesempatan kepada pemborong mengadakan penawaran biaya
itu secara tertulis. Dan belum tentu tawaran yang
“rendah” yang harus diterima. Untuk melakukan
pelelangan garis besarnya ada 2 (dua) cara ,yaitu :
1. Pelelangan Umum.
2. Pelelangan Undangan / dibawah tangan.
Pemborong yang ditunjuk pada hakekatnya tidak
termasuk lelangan, karena hal-hal yang berlaku,
misalnya bangunan yang harganya sejuta, direksi dapat
menunjuk sebuah atau seorang pemborong yang dianggap
cakap tanpa tender.
Yang memberi pekerjaan perlu mengetahui,
bagaimana dan dari bahan apa bangunan itu akan dibuat,
maka direksi terlebih dahulu membuat gambar rencana
dari bangunan yang akan dibuat itu lengkap dengan
detail-detailnya dan penjelasan-penjelasan teknik yang
diperlukan, kemudian diajukan kepada yang memberi
pekerjaan untuk diketahui dan untuk mendapatkan
persetujuannya.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
Pemborong yang bersangkutan dengan pelaksana
pekerjaan bangunan itu, membuatnya harus sesuai dengan
gambar-gambar rencana tadi dan penjelasan teknik yang
berhubungan dengan bangunan yang dibuatnya itu.
Terkecuali perincian teknik, masih diperlukan syarat-
syarat lain, yang langsung berhubungan dengan pekerjaan
itu, umpamanya : kecakapan yang memberi pekerjaan dan
atau Direksi pada pelaksanaannya, masa penyerahan,
asuransi-asuransi, upah pekerja dan lain-lain.
Rencana dan syarat-syarat yang dimaksud adalah :
1. Cara pelaksanaannya.
Bila terjadi perubahan-perubahan dalam rencana
sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, begitu
pula tambahan-tambahannya.
2. Perjanjian-perjanjian dengan pemilik tanah dimana
bangunan itu akan didirikan.
3. Waktu penyerahan gambar-gambar penjelasan dan
konstruksinya, penyerahan bahan-bahan dan ketentuan
harganya. Waktu bekerja bagi para pegawai dan
pekerjanya.
4. Pimpinan pekerjaan itu siapa. Kemudian yang dianggap
berstatus direksi siapa saja.
5. Tanggung jawab pemborong atas pekerjaan para
pekerjanya. Begitu pula tanggung jawab pemborong
atas pelaksanaannya, penyerahan pekerjaan itu dalam
keadaan baik.
6. Waktu masa pembayaran. Termasuk upah para pegawai
dan pekerjanya. Dan cara penyerahan pekerjaan kepada
pemborong bawahannya
7. Kalau yang pemborong itu meninggal atau sengaja
meninggalkan (lari) sebelum pekerjaan itu selesai.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
8. Persediaan/sewa alat pembantu atau penggantinya.
Begitupula Bila pemborong mewakilkan/menyewakan
pekerjaannya kepada orang lain.
9. Keadaan tanah pekerjaan yang mungkin mengakibatkan
kerugian kepada pelaksanaannya.
10. Perlu tidaknya disediakan ruang istirahat bagi
buruhnya dan persediaan obat-obatan begitu pula isi
perabotannya, jika mungkin disediakan bedeng-bedeng
(barak) tempat kediaman buruhnya. Termasuk keamanan
para pekerjanya.
11. Ketentuan-ketentuan peraturan yang berhubungan
dengan para pekerja dan kepentingannya, antara lain
: beberapa larangan pedagang-pedagang yang jualan ke
tempat pekerjaan. Dan ketentuan berapa persen
banyaknya penduduk dari daerah dimana bangunan akan
didirikan.
12. Jaminan perhubungan lalu-lintas dan pengaliran air
yang diperlukan dan akibatnya.
13. Pemeriksaan bahan-bahan bangunan, siapa yang harus
membayar semua ongkos-ongkos untuk segala sesuatu
yang diperlukan untuk pemeriksaan itu.
14. Kalau dalam pelaksanaan itu terpaksa ada pekerjaan
yang menyimpang dari rencana, kelebihan pekerjaan
(meederwerk) dan mungkin kekurangan (mindererk)
siapa yang diharuskan menanggung perongkosannya
atau bila mungkin keuntungan daripada itu. Termasuk
Bila ada yang perlu dibongkar, bongkaran-bongkaran
itu menjadi milik siapa. Begitupula setelah selesai
bangunan itu semua barang-barang yang bergerak dan
sisa bahan-bahan itu mungkin menjadi milik siapa.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
15. Karena sesuatu hal hingga terjadi sesuatu dalam
pekerjaan itu, mungkin menyebabkan para pekerja
tidak bekerja, misalnya disebabkan karena iklim/
cuaca, hujan turun berhari-hari dan sebagainya.
Mungkin karena pekerja-pekerjanya bersama-sama mogok
sehingga diadakan penutupan pekerjaan sementara.
Dengan adanya kejadian-kejadian ini maka perlu
memperpanjang masa bekerja/ penagguhan penyerahan.
Sampai berapa lama pekerjaan itu berhenti yang
dipakai sebagai ketentuannya untuk menangguhkan
penyerahannya nanti, perlu diketahui disengaja atau
tidaknya pemogokan ini. atau jika dalam pelaksanaan
terjadi kerusakan karena banjir, ledakan-ledakan
karena gunung berapi, kebakaran, dan sebagainya
siapa yang menanggung resikonya, baik yang terjadi
selama pekerjaan itu dilaksanakan maupun selama masa
pemeliharaannya (dari hari mulai dibuatnya bangunan
itu sampai masa penyerahannya). Jika terpaksa
tertunda pelaksanaannya dan mungkun terhenti untuk
sementara atau selamanya.
16. Penyelesainnya jika ada perselisihan paham/
pendapat, siapa yang memisah dan mendamaikannya.
Bila dapat siapa pula yang diterima sebagai
penasehatnya, jika tidak mencapai persetujuan
perlukah dengan minta diselesaikan oleh hakim
pengadilan dan lainnya.
17. Perlukah memperpanjang masa penyerahan itu
pemborong berpendapat bahwa pekerjaan itu telah
selesai yang kemudian disaksikan/atau diperiksa oleh
Direksi ternyata belum selesai. Sedang pemeriksaan
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
ini jatuh tepat pada waktunya pekerjaan itu harus
sudah diselesaikan.
18. Kalau pemborong melanggar beberapa peraturan/
perjanjian yang telah mereka buat bersama dan
menurut nasehat perintah Direksi dan lain-lain. Atas
pelanggaran ini mungkin akan mempengaruhi pembayaran
karena setidak-tidaknya tentu mengurangi bahan-
bahan. Dengan kejadian ini pemborong diwajibkan
kelak dikurangi/ atau dipas pembayarannya.
Pembayaran ini dapat pula dipotong, bila pemborong
melanggar masa selesainya pekerjaan yan ia buat
karena tidak menepati waktu yang telah ditentukan
dalam rencana pekerjaan. Berapa banyaknya potongan-
potongan ini perlu ditentukan, dan perjanjian-
perjanjian lainnya.
Pembayaran suatu pekerjaan bangunan yang
bentuknya telah selesai sebagian sebagaimana telah
ditentukan pula pada rencana pekerjaan, dapat dibayar
berangsur-angsur. Tiap angsuran dan masa pembayaran pun
perlu ditentukan. Pemborong adakalnya dapat
menyelesaikan pekerjaan sebelum waktunya, dalam hal ini
pemborong dapat menerima “premi”. Premi ini dapat juga
ditentukan bersama sebelum pekerjaan itu diserahkan.
Bukti yang dapat kita lihat disini adalah
betapa padatnya segala sesuatu peraturan dan ketentuan-
ketentuan yang pasti dapat terjadi pada pemborong
selama pelaksanaan dan sesudah pekerjaan bangunan itu
selesai. Peraturan itu tidak mudah dilanggar dan adil
untuk kedua belah pihak, untuk yang memberi maupun yang
menerima pekerjaan bangunan itu. Karena rencana dan
syarat-syarat itu bagi pemborong bukan suatu rencana
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
biaya yang telah tersusun, tetapi ini memuat uraian-
uraian tentang pekerjaan dan sifatnya, merupakan suatu
kontrak selama ia melaksanakannya. Maka rencana ini
harus dibuat dengan betul dan jelas. Kalimat-kalimat
yang dapat diartikan lain atau bertentangan dengan
kalimat lain tidak boleh terdapat didalamnya. Karena
itu pakailah kalimat yang singkat dan jelas artinya.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
BAB III
PEMBORONGAN ATAU PELELANGAN
Pemborongan/pelelangan dibedakan atas
Pemborongan Umum yaitu pemberitahuan menurut peraturan
dilakukan paling sedikit 14 hari sebelumnya, lewat
surat kabar atau media lainnya, menurut yang
dikehendaki oleh yang memberi perintah. Dan Pemborongan
Dibawah Tangan yaitu dengan cara Direksi atas nama yang
memberi perintah, mengundang beberapa pemborong saja
untuk mengajukan permintaan/menawar untuk mendaftarkan
suatu pekerjaan bangunan yang akan dilaksanakan. Bila
beberapa pemborong-pemborong yang menurut pendapat
direksi adalah cakap untuk melaksanakan pekerjaan
bangunan itu.
Dalam suatu peraturan pemborong, melakukan
pemborongan dilakukan dengan cara mendaftarkan. Supaya
setiap pendaftar mendaftarkan dengan sara yang sama,
maka untuk itu perlu disediakan formulir.
Surat pendaftaran ini disusun, diisi dan lain-
lain menurut syarat-syarat tertentu yang dinyatakan
berlaku dalam peraruran-peraturan. Surat pendaftaran
ini harus disampaikan sebelum waktu dan tempat yang
telah ditentukan.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
BAB IV
MENYUSUN ANGGARAN BIAYA
Pada dasarnya anggaran biaya merupakan bagian
terpenting dalam menyelenggarakan pembuatan bangunan
itu. Membuat anggaran biaya berarti menaksir atau
mengira–ngira harga dari suatu barang, banguanan atau
benda yang akan dibuat dengan teliti dan secermat
mungkin.
Untuk itu perlu dilakukan suatu analisa yaitu
perumusan guna menetapkan harga dan upah masing-masing
dalam bentuk satuan.
Dalam penyusunan biaya, diperlukan sekali
gambar-gambar dan daftar-daftar sebagai berikut :
1. Bestek (rencana pekerjaan) dan gambar-gambar bestek.
2. Daftar upah.
3. Daftar harga bahan
4. Daftar analisa (buku analisa)
5. Daftar banyaknya tiasp pekerjaan.
6. Daftar susunan rencana biaya.
Daftar-daftar yang tersebut diatas dapat saling
memberikan gambaran dan petunjuk-petunjuk hingga
akhirnya dapat merupakan jumlah anggaran biaya.
Anggaran biaya ini dapat dilakukan dalam 2 cara :
1. Anggaran biaya sangat teliti.
2. Anggaran biaya sementara atau taksiran kasar.
Sebuah buku standar yaitu buku “Analisa” ada
empat faktor yang dibutuhkan. Keeempat faktor itu
adalah :
1. Harga bahan-bahan setempat.
2. Harga upah pekerja/tukang setempat.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
3. Keamanan ditempat pekerjaan.
4. Transport material ke tempat pekerjaan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam skema berikut
:
Didalam daftar anggaran itu disusun banyaknya
tiap-tiap bagian dari pekerjaan itu sebagaimana
disebutkan dalam bestek, berturut-turut mengenai
penjelasan tentang bagian-bagian itu. Bila mana jumlah
satuan didapat (misalnya isi M3 dan luas dalam M
2),
kemudian jumlah ini dikalikan dengan harga satuan tiap-
tiap macam dari pekerjaan itu. Selanjutnya jumlah semua
bagian-bagian itu adalah anggaran biaya bangunan itu.
Anggaran biaya sementara biasa juga sebagai
rencana anggaran biaya taksiran kasar. Hanya orang yang
telah banyak pengalamannya dalam hal ini yang akan
dapat membuat harga taksiran secara kasar dari
pekerjaan bangunan itu. Orang yang berpengalaman itu
akan menaksir harga atau biaya bangunan yang akan
dibuat dan apabila dihitung anggaran biaya yang teliti,
Daftar upah
Daftar harga bahan
Daftar analisa
Jumlah tiap
jenispekerjaan
Anggaran
Biaya tak terduga,
Ongkos rencana,
pajak
Anggaran
biaya teliti
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
maka hanya terdapat sedikit selisihnya dengan biaya
yang telah ditaksir orang berpengalaman.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT
BAB I : PENJELASAN DARI PEKERJAAN
Pasal 1 : Pekerjaan Umum
A. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :
Pekerjaan persiapan berupa penyediaan papan proyek,
direksi keet, dokumentasi awal lokasi proyek,
selanjutnya.
Pembersihan lapangan / area dari semak belukar dan
benda-benda lainnya.
Menggali dan menimbun tanah asli.
Mengerjakan Abutmen dengan pasangan batu kali.
Mengerjakan balok diafragma dan balok gelagar.
Membuat Lantai (lantai roda dan lantai jembatan).
Membuat Railing dari kayu.
Membuat talud.
Tembok Pengaman dari pasangan batu kali.
Pembersihan area pasca proyek.
B. Pekerjaan dilaksanakan menurut :
Aturan-aturan dan syarat-syarat dan uraian tersebut
dalam peraturan lain.
Gambar-gambar lampiran dan gambar penjelasan yang
telah disahkan pengurus
Aturan-aturan, uraian-uraian, penjelasan-penjelasan
tersebut yang mungkin akan ditetapkan kemudian.
Segala petunjuk dari pengurus
pekerjaan harus diserahkan oleh pemborong dalam
keadaan selesai sehingga pengurus merasa puas.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
Pasal 2 : Timbang Daya Peil
Timbang daya (peil) akan ditetapkan pengurus. Adapun
galian tanah yang menyimpang dari gambar rencana
akan diperhitungkan sebagai meer minder work.
BAB II : PERATURAN TEKNIK
Pasal 3 : Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah terdiri dari :
Penggalian dan penimbunan tanah asli.
Penggalian tanah untuk pembuatan abutmen.
Galian dan timbunan tanah asli volumenya diusahakan
saling menutupi.
Tanah dimana proyek dibangun harus dibersihkan dari
tumbuhan-tumbuhan dan akar-akarnya. Kotoran dan
lainnya sehingga mencapai tanah asli.
Tanah digali untuk pembuatan jembatan.
Pasal 4 : Pekerjaan Pasangan Batu Kali
Pekerjaan pasangan batu kali ini dikerjakan pada
pembuatan abutmen 1 : 3. dengan tinggi abutmen 306
cm, lebar abutmen 341 cm.
Dan pada pekerjaan Talud dimana tebal plesteran yang
digunakan 30 cm.
Pasal 5 : Pekerjaan Balok Gelagar dan Balok Diafragma
Pekerjaan ini menggunakan bahan beton bertulang 1 :
2 : 3. dimana dimensi Balok Gelagar 30/40, dan
dimensi Balok Diafragma 20/20.
Dalam pengerjaannya menggunakan tulangan, dengan
tulangan utama 14 dan tulangan sengkang 8 –
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
150. Tulangan atas Balok Gelagar sebanyak 4 buah,
tulangan bawah Balok Gelagar sebanyak 5 buah.
Kemudian tulangan atas Balok Diafragma sebanyak 4
buah dan tulangan bawah Balok Diafragma sebanyak 4
buah.
Pasal 6 : Pekerjaan Balok Lantai dan lantai – Lantai
Untuk Balok Lantai menggunakan bahan kelas I,
dimensi 10/15, sementara untuk pekerjaan Lantai –
Lantai bahan kelas I dimensi 4/20.
Pasal 7 : Pekerjaan Railing dan Tembok Pengaman
Untuk pekerjaan Railing menggunakan kayu, dan untuk
Tembok Pengaman menggunakan pasangan batu kali.
Pasal 8 : Pembersihan Lapangan Setelah Pekerjaan
Pembersihan dilakukan setelah semua pekerjaan
selesai dengan membuang semua sisa-sisa tanah dan
kotoran yang tersisa.
BAGIAN III : PERATURAN UMUM
Pasal 9 : Pengurus
Yang bertindak sebagai pengurus adalah kepala Dinas
Pekerjaan Umum Bidang Pengairan atau seorang Pegawai
yang ditunjuk.
Pasal 10 : Kewajiban Umum Pemborong
Selama waktu penyelenggaraan pemborong harus
menempatkan seseorang atau lebih sebagai pelaksana
tetap yang cakap dan beerwibawa dan bertanggung
jawab atas jalannya pekerjaan.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
Pengurus berhak menolak penetapan seorang uitvoeder
tesebut berdasarkan pendidikan dan kecakapan dalam
hali ini pemborong harus menempatkan orang lain
berdasarkan persetujuan pengurus.
Pemborong harus menyediakan buku harian, dimana
direksi/pengurus dapat menulis perintah dan lainnya
yang sesuai dengan pasal 13 dari A.V. 1941
Pemborng harus melaporkan kepada pengurus tentang
banyaknya tukang atau pegawai lainnya yang bekerja.
Pemborong harus mengisi buku hadir tiap kali ia
datang di pekerjaan.
Pemborong harus menyediakan peti obat-obatan ontuk
pertolongan pertama, jika ada kecelakaan yang
diakibatkan oleh kelalaian pemborong dalam mengambil
persiapoan-persiapan yang perlu.
Pemborong yang mendapat pekerjaan diwajibkan
menyediakan kebutuhan direksi/pengurus.
Pasal 11 : Bahan-Bahan Yang Digunakan Di Pekerjaan
Selain dari hal-hal bahwa harus memenuhi syarat-
syarat tertentu yang disebutkan dalam peraturan ini,
yang harus mendapat persetujuan dari pengurus.
Bahan yang ditolak harus dikeluarkan dari tempat
pekerjaan dengan batas waktu 7 x 24 jam sesudah
diperintahkan.
Jika ternyata pemborong mengabaikan uraian diatas,
maka pengurus akan mengeluarkan bahan tersebut dari
tempat pekerjaan atas biaya pemborong
Pasal 12 : Pekerjaan Gambar dan Peraturan
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
Jika terdapat perbedaan gambar dan bunyi peraturan
dan syarat-syarat maka peraturan dan syarat-syarat
yang mengikat.
Pasal 13 : Kemajuan Pekerjaan
Pemborong harus membuat rencana pekerjaan (work
plan) rangkap sesuai dengan pasal 10 dari A.V. 1941.
Jika dalam penyelenggaraannya, maka pengurus berhak
mengambil tindakan-tindakan sesuai dengan bunyi
pasal 45, 62, dan 63 dari A.V. 1941.
Pasal 14 : Waktu Penyelenggaraan Pekerjaan
Pekerjaan harus dimulai paling lambat 10 hari
sesudah penunjukan pemenang tender. Pemborong harus
menyelesaikan pekerjaan dalam waktu 41 hari almanac,
terkecuali ada hal diluar tanggung jawab pembororng
yang menyebabkan kelambatan.
Pasal 15. Jangka Waktu Pemeliharaan
Jangka waktu pemeliharaan dimulai pada hari
penyerahan pekerjaan pertama dan berakhir dua bulan
sesudahnya, dalam waktu pemborong masih bertanggung
jawab sepenuhnya atas segala kerusakan/kekurangan
akibat kurang baiknya bahan yang digunakan.
Sesudah habis jangka waktu pemeliharaan ini,
pemborong harus menyerahkan pekerjaan ini untuk
kedua kalinya sebagai tanda selesainya kontrak.
BAGIAN IV : PERATURAN ADMINISTRATIF
Pasal 16 : Macam Lelangan
Lelangan akan diadakan secara tertulis (undangan
tertulis) pada undangan menerima gambar dan
peraturan dan syarat-syarat dengan percuma dengan
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
catatan bahwa pada waktu lelangan gambar dan
peraturan dan syarat-syarat ini harus diserahkan
lagi kepada direksi.
Pasal 17 : Penunjukan
Penunjukan diadakan pada hari …………… jam ……, di
tempat ……..
Atas permintaan para undangan dapat ditunjukkan
tempat pada hari penunjukan.
Pembicaraan dalam penunjukan dan dimasukkan oleh
direksi dalam daftar penunjukkan yang telah
disetujui oleh salah seorang undangan yang mewakili
pemborong.
Biaya jaminan sebesar Rp ………………., untuk keperluan
hidangan waktu penunjukkan, harus dipikul oleh
pemborong yang akan menyelenggarakan pekerjaan
kelak.
Apabila ternyata lelangan ini gagal, maka biaya
tersebut dipikul bersama oleh para pemborong yang
turut ke dalam pelelangan ini.
Pasal 18 : Lelangan Pemborongan
Surat penawaran dari para undangan harus dimasukkan
pada hari ………….tanggal ………………., jam ……. Di tempat
………………..
Surat pengawasan beserta harga daftar satuan rangkap
2 (dua) menurut contoh yang diberikan, aslinya harus
dibuat diata kertas bermaterai Rp 1000,-. Masing-
masing disertai oleh daftar harga satuan yang telah
disertai harga-harganya sekalian dan dimasukkan
dalam sampul yang telah disediakan oleh pengurus.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
Sampul yang berisi surat-surat dilaksanakan dan
tidak boleh diberi monogram dalam bentuk apapun.
Pembukaan surat penawaran dilakukan oleh pengurus
dan disaksikan oleh para undangan pada waktu dan
tempat tersebut dalam sub a pada pasal ini
Surat-surat penawaran harus ditanda tangani sendiri
ileh pemborong atau direktur pemborong. Jika dalam
hal ini direktur berhalangan untuk menandatangani,
maka boleh diwakili oleh yang lain dengan memberi
surat kuasa diatas kertas bermaterai Rp 1000,-
kepadanya dengan syarat bahwa dengan menerima kuasa
harus melampirkan surat kuasa itu.
Barang siapa yang telah memasukkan surat penawaran
yang sah, maka ia tidak boleh menolak jika pemborong
dalam hal ini diserahkan kepadanya, dengan dasar
harga borongan yang tercantum dalam surat
peanawarannya
Pemborong/ penawar harus memiliki denga pasti tempat
kediaman pada panitera pengadilan negeri.
Pasal 19 : Pemberian Pekerjaan
Pengurus berhak memberikan atau tidak memberikan
pekerjaan denga tidak mengemukakan alasan dan/ atau
memberikannya kepada penawar yang tawarannya
dianggap pantas.
Pemberitaan tentang pemberian pekerjaan dilaksanakan
secara tertulis oleh direksi dalam waktu 2 (dua)
minggu sesudah lelang.
Sesudah dilakukan pemberian pekrjaan oleh pengurus,
maka akan ditandatangani surat perjanjian
pemborongan.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
Pasal 20 : Resiko Pemborongan
Semua naik turunnya harga bahan-bahan dan upah kerja
yang bukan diakibatkan peraturan pemerintah menjadi
tanggung jawab pemborong.
Semua biaya administrasi dan materi sebelum dan
sesudahnya pelaksanaan perjanjian pemborong menjadi
tanggng jawab pemborong.
Pasal 21 : Denda
Jika pemborong tidak memenuhi syarat-syarat menurut
pasal 12 dari peraturan ini, pemborong dikenakan
denda sebesar Rp 1000,- (seribu rupiah) tiap harinya
kelambatan dengan max 5 % ari jumlah harga borongan.
Selanjutnya harus diperhatikan dan diindahkan II
dari peraturan ini.
Pasal 22 : Peselisihan
Perselisihan yang melulu bersifat teknis dibereskan
oleh komisi arbitrage yang tercantum dalam pasal 65
A.V. 1941 ayat 3, sedangkan perselisihan lainnya
diajukan kepada hakim yang berhak.
Jika kejadian dimana pemborong tidak memenuhi
kewajibannya dan telah diberikan peringatan sebanyak
3x (dengan antara 7 hari), maka sesudah tujuh hari
terhitung dari srat pernyataan yang ketiga, pihak
pengurus mempunyai hak penuh untuk memutuskan begitu
saja perjanjian pekerjaan (kontrak), dengan tidak
melalui proses pengadilan negeri, sedangkan
kemungkinan kerugian akibat kelalaian, kesalahan
pemborong, menjadi tanggung jawab pemborong dan
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
pengurus berhak menuntut kerugian-kerugian sebagai
akibat kelalaian yang dimaksud.
Pasal 23 : Aturan Pembayaran
Pembayaran akan dibayar dalam 4 (empat) angsuran
Angsuran I : 20 % dari harga borongan setelah
pekerjaan galian langsung dikerjakan.
Angsuran II : 30 % dari harga borongan dibayar
setelah pekerjaan pembuatan talud dikerjakan.
Angsuran III : 30 % dari harga borongan, dibayar
setelah pekerjaan pembuatan talud dan jalan inspeksi
sesudah ¾ selesai.
Angsura IV : 20 % dari harga borongan setelah semua
pekerjaan selesai.
Tanda terima pembayaran harus ditandatangani oleh
pemborong sendiri. Dalam berhalangan, maka tiap kali
berhalangan, ia harus memberi kuasa kepada orang
lain diatas kertas bermaterai, surat kuasa ini harus
dilampirkan pada surat tanda penerimaan.
Pasal 24 : Syarat-Syarat Penawaran
Harga penawaran yang kurang dari 50 % dari harga
ditetapkan oleh pengurus tidak akan dibicarakan/
dipertimbangkan.
Makassar, 1 Juni 2003
Mengetahui/Menyetujui
Kepala Dinas Pekejaan Umum Bina Marga
Kotamadya Makassar
( ………………………………………… ) NIP ; ………………………………………
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
Daftar Bahan, Alat, dan Upah
No Uraian Satuan Harga satuan
(Rp)
1
1.1
1.2
1.3
1.4
2
2.1
3
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Bahan :
Batu kaliUtuh
Batu pecah 7-10 cm
Batu pecah 5-7 cm
Pasir
Timbunan
Pasangan
Kerikil
Semen
Portlad cement (Tonasa 50
kg)
Alat :
Excavator kap. 80-100
HP kapasitas 0,9 m3
Upah :
Pekerja
Tukang batu
Kepala tukang batu
Mandor
Operator alat berat
Pembantu operator alat
m3
m3
m3
m3
m3
m3
zak
jam
org/ha
ri
org/ha
ri
org/ha
ri
org/ha
ri
org/ha
ri
org/ha
ri
45.000,-
65.000,-
70.000,-
30.000,-
40.000,-
60.000,-
20.500,-
125.000,-
10.000,-
17.500,-
20.000,-
20.000,-
20.000,-
17.500,-
Rencana Anggaran Biaya
1.Harga Satuan Pekerjaan
A.Pengertian
Yang dimaksud dengan Harga Satuan Pekerjaan
ialah, jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan
didapat di pasaran, dikumpulkan dalam suatu daftar
yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan.
Upah tenaga kerja didapatkan dilokasi
dikumpulkan dan dicatat dalam suatu daftar yang
dinamakan Daftar Harga Satuan Upah.
Harga satuan bahan dan upah tenaga kerja
disetiap daerah berbeda-beda. Jadi dalam menghitung
dan menyusun Anggaran Biaya suatu bangunan/proyek,
harus berpedoman pada harga satuan bahan dan upah
tenaga kerja di pasaran dan lokasi pekerjaan .
Sebelum menyusun dan menghitung Harga Satuan
Pekerjaan seseorang harus mampu cara pemakaian
analisa BOW.BOW (Burgerlijke Open bare Werken) ialah
suatu ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan
Dir.BOW tanggal 28 febuari 1921 Nomor 5372 A pada
zaman Pemerintahan Belanda.
Analisa BOW hanya dapat dipergunakan untuk
pekerjaan padat karya yang memakai peralatan
konvensional. Sedangkan bagi pekerjaan yang
mempergunakan peralatan modern/alat berat, analisa
BOW tidak dapat dipergunakan sama sekali.
Tentu saja ada beberapa bagian analisa BOW
yang tidak relevan lagi dengan kebutuhan
pembangunan, baik bahan maupun upah tenaga kerja.
Namun demikian, analisa BOW masih dapat dipergunakan
sebagai pedoman dalam menyusun Anggaran Biaya
Bangunan.
Ada tiga istilah yang harus dibedakan dalam
menyusun anggaran biaya bangunan yaitu : Harga
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
Satuan Bahan, Harga Satuan Upah, dan Harga Satuan
Pekerjaan.
B. Analisa Bahan Dan Upah
1. Analisa Bahan
Yang dimaksud dengan analisa bahan suatu
pekerjaan, ialah yangmenghitung banyaknya/volume
masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang
dibutuhkan.
2. Analisa Upah
Yang diamksud dengan analisa upah suatu pekerjaan
ialah, menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan,
serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan
tersebut.
2. Estimate Real Of Coast
Pengertian
Pada bagian awal buku ini telah dijelaskan bahwa
Anggaran Biaya Suatu Bangunan atau Proyek ialah
menghitung banyaknya biaya yang diperlukan untuk
bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan analisis,
serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan atau proyek.
Susunan Estimate Real Of Coast berikut ini dapat
dilihat dengan jelas bahwa biaya (anggaran) adalah
jumlah dari masing-masing hasil perkalian Volume
dengan Harga Satuan Pekerjaan yang bersangkutan.
Secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut:
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
RAB = ∑ (VOLUME x HARGA SATUAN PEKERJAAN )
3. Persentase Bobot Pekerjaan
Pengertian
Yang dimaksud dengan Presentase Bobot Pekerjaan
ialah besarnya persen pekerjaan siap, dibanding
dengan pekerjaan siap seluruhnya.
Pekerjaan siap seluruhnya dinilai 100%.
Sebagai contoh misalnya pekerjaan :
Pembersihan lapangan
Volume = 225,45 m2
Harga satuan = Rp 196,25
Harga Bangunan = Rp 19.855.467
Prosentase Bobot Pekerjaan Pembersihan Lapangan
%100arg
argx
SatuanaH
SatuanaHxVolumePBP
= x 100%
= 0,225%
Jadi seandainya Pekerjaan Pembersihan Lapangan
telah siap seluruhnya maka Persentase Bobot
Pekerjaan = 0,22% terhadap pekerjaan seluruhnya.
Catatan : Persentase dibulatkan menjadi dua desimal
dibelakang koma.
4. Tenaga Kerja
467.855.19
25,19645,225 x
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
Pengertian
Yang dimaksud dengan Tenaga Kerja ialah besarnya
jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan .
Contoh : jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
meggali 1 m3
tanah, diperlukan : 0,75 Pekerja
;0,025 Mandor.
Indek (angka) di atas mempunyai pengertian bahwa,
0,75 P bekerja bersama-sama dengan 0,025 M akan
menghasilkan 1 m3 galian tanah dalam satu hari.
Jika kedua persamaan tersebut dikalikan dengan
faktor 1.000 maka persamaan akan menjadi : 750 P ) =
1meter kubik galian
25 M
dengan kata lain dapat disimpulkan : 1 M = 30 P
Dari penjelasan di atas diketahui mereka ( 0,75 P
+ 0,025 M) bekerja bersama-sama dalam 1 ( satu )
hari, akan menghasilkan 1 m3 galian tanah .
Seandainya volume galian tanah 130 m3 , maka
tenaga yang diperlukan sebagai berikut:
Pekerja = 130 x 0,75 = 97,50
Mandor = 130 x 0,025 = 3,25
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
Dengan tenaga 97,50 pekerja dan 3,25 mandor
akan menghasilkan galian tanah 130 m3 dalam jangka
waktu 1 hari.
5. Bahan/Material
Pengertian
Yang dimaksud dengan Bahan atau Material ialah
besarnya jumlah bahan yang dibutuhakan untuk
menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan
pekerjaan.
Jumlah bahan yang dibutuhkan untuk satu
unit/bagian pekerjaan =
Volume x Indek (Angka)
Analisis bahan
6. Time Shcedule (Rencana Kerja)
A.Pengertian
Time berarti waktu, schedule ialah memasukkan ke
dalam daftar. Time schedule atau schedule time ialah
waktu yang telah ditentukan.
Jadi yang dimaksud dengan time schedule ialah,
mengatur rencana kerja dari satu bagian atau unit
pekerjaan. Time schedule meliputi kegiatan antara
lain sebagai berikut:
kebutuhan tenaga kerja
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
kebutuhan material atau bahan
kebutuhan waktu
dan transportasi/pengangkutan
Dari time schedule/rencana kerja, kita akan
mendapatkan gambaran lama pekerjaan dapat
diselesaikan, serta bagian-bagian pekerjaan yang
saling terkait antara satu dan yang lainnya.
Sebelum menyusun rendana kerja, harus diperhatikan
bagian-bagian pekerjaan yang terkait satu sama lain
tersebut, serta pekerjaan yang dapat dimulai tanpa
menunggu pekerjaan yang lain selesai.
B.Uraian Rencana Kerja
Uraian rencana kerja ialah menyusun program kerja
sesuai dengan urutan dan kelompok pekerjaan.
Sebelum menyusun rencana kerja, harus diperhatikan
beberapa hal di bawah ini :
1. Urutan langkah kerja tidak boleh terbalik
2. Setiap bagian pekerjaan dilukiskan dengan garis
lurus sebagai garis kegiatan.
3. Panjang garis kegiatan ditentukan oleh jumlah
hari atau jumlah minggu.
4. Jumlah hari atau minggu dapat dihitung
berdasarkan jumlah tenaga kerja.
5. Bagian-bagian perkerjaan dapat digabungkan
menjadi saatu garis kegiatan.
Untuk menyusun rencana kerja, waktu yang
dipergunakan dalam bentuk hari atau minggu.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
TERMIN
Biasanya biaya pendirian bangunan yang
bersangkutan seperti yang tertera dalam surat
kontraktor uangnya telah tersedia. Pemborong disini
dibayar bertahap, sesuai dengan tahapan pekerjaan
yang telah dijalankan. Olehnya hal ini diatur dalam
beste, jelas bahwa si pemborong terpaksa harus
mengeluarkan uang sendiri sampai tahapan tertentu
barulah dibayar termin I, walaupun bangunan nilai
tahap ini sudah direndahkan dari nilai/harga yang
telah dikeluarkan oleh pemborong. Ini penting untuk
menjaga resiko seadainya terjadi selisih antara
Bouwheer lewat ireksi dengan pemborong.
Arus kas dapat diperlihatkan secara grafis dengan
menempatkan satu kurva kemajuan untuk pengeluaran
ada grafik yang sama dengn kurva yang kedua untuk
pendapatan. Suatu kurva ketiga yang dibutuhkan atau
surplus kas pada suatu waktu dapat ditarik dengan
cara mengurangkan ordinat peneluaran dari ordinat
pendapatan pada setiap titik menurut waktu.
Gagasan ini diperlihatkan pada gambar dibawah ini:
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Mulim Indonesia
Teori Mamajemen Proyek Mujahidin
http:jidinmsirahuddin.wordpress.com
Civil 09
Saling menghimpitkan Kurva kemajuan pada bagian
balok (Superimposin Progress Curves on Barchart)
Kurva kemajuan yang direncanakan dan sebenarnya
dapat dihimpitkan pada bagian balok-balok untuk
menyusun suatu laporan hibrida yang bermanfaat.