penjelasan ketentuan

28

Click here to load reader

Upload: elizabeth

Post on 05-Nov-2015

271 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

pengling

TRANSCRIPT

PENJELASAN KETENTUAN

PENJELASAN KETENTUANLARANGAN / PEMBATASAN IMPORA.DASAR HUKUMLARANGAN DAN PEMBATASANPasal 53 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 jo Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 161/PMK.04/2007tentangPengawasanTerhadapImpor danEksporBarangLarangan dan/atauPembatasan.B.BAGAIMANA MENCARI INFORMASI TENTANG KETENTUAN LARTAS IMPOR?DATABASELARTAS IMPOR STATUSTERKINITELAH DIPUBLIKASIKAN MELALUIWEBSITEINSW :www.insw.go.idC.DATABASE LARTAS IMPORMerupakan database yang memuat komoditi yang terkena ketentuan larangan/pembatasan impor beserta keterangan yang meliputi antara lain : jenis perijinan, instansi penerbit ijin, nomor skep ketentuan lartas, jenis komoditi dan penjelasan atas setiap jenis komoditiUpdating databasedilakukan berdasarkanreview atas ketentuan lartas yang berlaku sekarang yang dilakukan bersama dengan masing-masing instansi penerbit ijinsesuai dengan perubahan peraturan / ketentuan yang mengatur larangan/pembatasan impor Komoditi yang terkena lartas dalam satu nomor hs:1.seluruh komoditi;2.sebagian komoditi/hanya komoditi tertentu sajaD.KETENTUAN BARANG LARANGAN DAN PEMBATASAN UNTUK KEPENTINGAN PERLINDUNGAN BIDANG KESEHATAN1.Obat dan Bahan Baku ObatqDasar hukum:Peraturan Kepala BPOM Nomor: HK.00.05.3.1950 jo HK.00.05.1.3459 tentang Pengawasan Obat ImporPeraturan Kepala BPOM Nomor: HK.00.05.1.3460tentang Pengawasan Pemasukan Bahan Baku Obat.qKetentuan Impor:Obat hanya dapat diimpor olehIndustri FarmasiatauPedagang Besar Farmasiyang telah memilikiIzin Edaratas Obat Impor dari BPOMBahan Baku Obat hanya dapat diimpor olehIndustri FarmasiatauPedagang Besar Farmasi.Pemasukan Obatdan bahan baku obatImpor oleh Industri Farmasi atau Pedagang Besar Farmasiharus mendapatpersetujuan pemasukanobat impor dari Kepala Badan Pengawas Obatdan Makanan.2.Pangan Dan Suplemen MakananqDasar Hukum:PP. No 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi PanganPeraturan Kepala BPOM NomorHK.00.05.23.1455tentang Pengawasan Pemasukan Pangan OlahanqKetentuan Impor:setiap impor pangan olahan wajib mendapatpersetujuan pemasukandari Kepala BPOM.Ketentuan ini berlaku pula untuk pemasukan bahan baku, bahan tambahan pangan, bahan penolong, ingredien pangan, dan bahan lain terkait pangan.Impor pangan segar tidak wajib mendapat persetujuan pemasukan dari Kepala BPOM, akan tetapi merupakan domain pengawasan KARANTINAKATEGORI PANGAN :Dasar hukum: Keputusan Kepala BadanPOM No. HK.00.05.52.40.40Produk-produk susu dan analognya.Lemak, minyak, dan emulsi minyak.Es untuk dimakan (edible ice, termasuk sherbet dan sorbet).Buah dan sayur (termasuk jamur, umbi, kacang termasuk kacang kedelai, danlidah buaya), rumput laut, biji-bijian.Kembang gula / permen dan cokelat.Serealia dan produk serealia yang merupakan produk turunan dari biji serealia, akar dan umbi, kacang danempulur (bagian dalam batang tanaman).Produk bakeri.Daging dan produk daging, termasuk daging unggas dan daging hewanburuan.Ikan dan produk perikanan termasuk moluska, krustase, ekinodermata, sertaamfibi dan reptil.Telur dan produk-produk telur.Pemanis, termasuk madu.Garam, rempah, sup, saus, salad, produk protein.Produk pangan untuk keperluan gizi khusus.Minuman, tidak termasuk produk susu.Makanan ringan siap santap.Pangan campuran (komposit)3.Kosmetik Dan Bahan Baku KosmetikqDasar Hukum:KeputusanKepala Badan POM No. HK.00.05.4.1745tentang KosmetikqPengertian:Kosmetikadalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.Bahan baku kosmetikadalah bahan yang berasal dari alam atau sintetik yang digunakan untuk memproduksi kosmetikqKetentuan Impor :Setiap importasi Kosmetik dan/atau bahan baku kosmetik wajib mendapatkan persetujuan pemasukan dari Kepala Badan POMHAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :Komoditi Kosmetik telah didefinisikan ke dalam HS sbb:3303 : Parfum dan cairan pewangi.3304 : Preparat kecantikan atau rias dan preparat untuk perawatan kulit3305 : Preparat digunakan untuk rambut3306 :Preparat kesehatan mulut atau gigi3401 : Sabun; produk dan preparat surfactan organik yang digunakan sebagai sabunImportasi komoditi dimaksudwajibmendapat persetujuan pemasukan berupa Surat Keterangan Impor (SKI) dari Badan POM untuk setiap kali impor.4.Obat Tradisional & Bahan Baku Obat TradisionalqDasar hukum: Keputusan Kepala Badan POM Nomor : HK.00.05.41.1384 tentang KRITERIA DAN TATA LAKSANA PENDAFTARAN OBAT TRADISIONAL, OBAT HERBAL TERSTANDAR DAN FITOFARMAKAqPengertian :Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turuntemuruntelah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman, termasuk jamu merupakan obat tradisional.qKetentuanSetiap importasi Obat Tradisional dan/atau bahan baku obat tradisional wajib mendapatkan persetujuan pemasukan berupa Surat Keterangan Impor (SKI) dari Kepala Badan POME.KETENTUAN BARANG LARANGAN DAN PEMBATASAN UNTUK KEPENTINGAN PERLINDUNGAN BIDANG KARANTINA1)Karantina IkanqpengertianMedia pembawa hama penyakit hewan karantina yang selanjutnya disebut media pembawa adalah hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan dan atau benda lain yang dapat membawa hama penyakit hewan karantina.Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat, baik yang dipelihara maupun yang hidup secara liar.Bahan asal hewan adalah bahan yang berasal dari hewan yang dapat diolah lebih lanjut.Hasil bahan asal hewan adalah bahan asal hewan yang telah diolah.Benda lain adalah media pembawa yang bukan tergolong hewan, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan yang mempunyai potensi penyebaran penyakit hama dan penyakit hewan karantina.qperijinanKH-5 adalah Persetujuan Bongkar/Approval ofdisembarkation;Dibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa media pembawa berupa hewan/produk hewan/benda lain disetujui dibongkar/diturunkan dari alat angkut untuk dilakukan tindakan karantina lebih lanjut.KH-7 adalah Perintah Masuk Karantina Hewan/Order to Take Into The Animal Quarantine InstallationDibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa media pembawa berupa hewan/produk hewan/benda lain disetujui untuk dibongkar namun dengan ketentuan harus dimasukkan ke Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.KH-12 adalah Sertifikat Pelepasan Karantina/Certificate of ReleaseDibuat oleh Dokter Hewan Karantina berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen dan kesehatan/sanitasi yang menyatakan bahwa media pembawa berupa hewan/produk hewan/benda lain tersebut telah memenuhi kelengkapan dokumen karantina hewan yang dipersyaratkan dan dinyatakan sehat, sanitasi yang baik, dan bebas dari ektoparasit.qCATATAN PENTINGKelompok Media Pembawa Bahan Asal Hewan seperti daging, susu, telur, & madu yang belum mengalami pengolahan merupakan domain Karantina.Kelompok Media Pembawa Hasil Bahan Asal Hewan seperti bakso, abon, sosis, keju, yoghurt, telur asin, tepung telur dsb. Selain merupakan domain pengawasan Karantina juga merupakan domain pengawasan BPOM (Pangan Olahan).Pemasukan obat hewan dalam bentuk sediaan farmasetik dan premiks sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 1992 tentang Obat Hewan tidak dikenakan tindakan karantina, karena tidak termasuk sebagai media pembawa (Permentan No.62/Permentan/OT.140/12/2006)Sediaan farmasetikmeliputi antara lain vitamin, hormon, antibiotika dan kemoterapetika lainnya, obat antihistaminika, antipiretika, anestetika yang dipakai berdasarkan daya kerja farmakologiPremiksmeliputi imbuhan makanan hewan dan pelengkap makanan hewan yang dicampurkan pada makanan hewan atau minuman hewan2)Karantina TumbuhanqPENGERTIAN:Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan yang selanjutnya disebut Media Pembawa adalah tumbuhan dan bagian-bagiannya dan/atau benda lain yang dapat membawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;Tumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati dalam keadaan hidup atau mati, baik belum diolah maupun telah diolah;Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina adalah semua Organisme Penganggu Tumbuhan yang ditetapkan oleh Menteri untuk dicegah masuknya ke dalam dan tersebarnya di dalam wilayah Negara Republik Indonesia;qDASAR HUKUM:PP 14 Tahun 2002 Tentang Karantina TumbuhanqPERIJINAN:KT-1adalahSertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan Luar NegeriKT-19adalahSurat Keterangan Masuk Karantina (Surat Persetujuan Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Di Luar Tempat Pemasukan/Pengeluaran;KT-36adalahSurat Izin Membongkar Muatan Alat Angkut3)Karantina IkanqPENGERTIAN:Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina yang selanjutnya disebut Media Pembawa adalah ikan dan/atau Benda Lain yang dapat membawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina;Ikan adalah semua biota perairan yang sebagian atau seluruh daur hidupnya berada di dalam air, dalam keadaan hidup atau mati, termasuk bagian-bagiannya;Benda Lain adalah Media Pembawa selain ikan yang mempunyai potensi penyebaran Hama dan Penyakit Ikan Karantina;qDASAR HUKUM:PP 15 Tahun 2002 Tentang Karantina IkanqPERIJINAN:Sertifikat Pelepasan Karantina Ikan (KI-D3)Surat Persetujuan Pengeluaran Media Pembawa dari Tempat Pemasukan (KI-D15)F.KETENTUAN BARANG LARANGAN DAN PEMBATASAN UNTUK KEPENTINGAN PERLINDUNGAN DEPARTEMEN PERDAGANGAN1.BAHAN BAKU PLASTIKqLatar BelakangUntuk melindungi industri pengguna bahan baku plastik dalam negeri sekaligus memenuhi kebutuhan industri dalam negeri seperti industri barang dari plastik dankemasan dari plastik, mainan anak-anak, dan pipa plastik.qDasar HukumKeputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 230/MPP/Kep/7/1997 tanggal 4 Juli 1997 tentang Barang Yang Diatur Tata Niaga Impornya.qPokok-pokok pengaturan1)Impor dapat dilakukan oIeh Importir Produsen (IP) yang ditetapkan olehDepartemen Perdagangan;2) Importasi dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan impor dari Departemen Perdagangan.qPelaksana Imporbahan baku plastik diatur tata niaga impornya melalui Importir Produsen (IP). Jenis bahan baku plastik yang diatur tata niaga impornya adalah :Etilina(Pos Tarif 2711.14.10.00 dan 2901.21.00.00),Sedangkanuntukkopolimer dari propolina(Pos Tarif3902.30.90.10, 3902.30.90.90).2.GARAMqPENGERTIAN:Garam adalah senyawa kimia yang komponen utamanya mengandung natrium klorida dan mengandung senyawa air, magnesium, kalsium, sulfat dan bahan tambahan iodium, anticaking atau free-flowing maupun tidak, yaitu :HS. 2501.00.10.00 :garam meja garam lainnya yang mengandung natrium klorida paling sedikit 94,7% dihitung dari basis kering;HS. 2501.00.41.00 :dalam kemasan dengan berat bersih kurang dari 45 kg;HS. 2501.00.49.00 :lain-lain (dalam kemasan dengan berat bersih lebih dari 45 kg);HS. 2501.00.50.00 :air LautHS. 2501.00.90.00 :lain-lainqDASAR HUKUM:Per.Men. Perdagangan No. 0020/M-Dag/Per/9/2005 jo. Per.Men. Perdagangan No. 0044/M-DAG/PER/200qPERIJINAN:Pengakuan Sebagai Importir Produsen Garam Non Iodisasi atau Garam Iodisasi dari Departemen Perdagangan.Penunjukan sebagai Importir Terdaftar Garam Iodisasi atau garam Non Iodisasi dari DEPDAG disertai Surat Persetujuan Impor untuk setiap Importasi;Laporan Surveyor dari negara asal sebagai bukti telah dilakukan verifikasi di negara asal.qKETENTUAN KHUSUSImpor garam tambang pada periode 1 bulan sebelum, pada masa panen raya dan 2 bulan setelah masa panen raya garam rakyat dilarang, penentuan masa panen oleh Menteri PerindustrianKewajiban verifikasi dikecualikan untuk importasi garam yang merupakan :1) Barang keperluan penelitian dan pengembangan teknologi;2) Barang contoh;3) Barang pribadi penumpang atau awak sarana pengangkut atau pelintas batas;4) Barang promosi; dan atau barang kiriman melalui jasa kurir dengan menggunakan jasa pesawat udara.3.PREKURSORqPengertianPrekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia tertentu yang dapat digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi industri dan apabila disimpangkan dapat digunakan dalam memproses pembuatan narkotika dan/atau psikotropikaPrekursor untuk keperluan farmasi hanya dapat diimpor untuk dipakai setelah mendapat ijin dari Departemen Kesehatan, sedangkan Prekursor untuk keperluan non farmasi hanya dapat diimpor untuk dipakai setelah mendapat ijin dari Departemen Perdagangan.qDasar HukumKep.Men. Perindag No. 0647/MPP/Kep/10/2004PerMen Kesehatan No 0168/Menkes/Per/II/2005qPERIJINAN:IPPrekursor Non Farmasi/FarmasiITPrekursor Non Farmasi/Farmasi Dan Surat Persetujuan ImporLaporan Surveyor Dari Negara Asal4.BAHAN PERUSAK LAPISAN OZONqPengertian :Bahan Perusak lapisan Ozon, selanjutnya disebut BPO, adalah senyawa kimia yang berpotensi dapat bereaksi dengan molekul ozon di lapisan stratosfir.qAsar Hukum :Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 24/M-DAG/PER/6/2006joPeraturan Menteri Perdagangan Nomor:51/M-DAG/PER/12/2007qPerijinan:Pengakuan Sebagai Importir Produsen BPO; atauPenunjukan sebagai Importir Terdaftar BPO disertai Surat Persetujuan Impor untuk setiap kali importasi.qKetentuan ImporBPO yang dilarang diimpor adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I dan II Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 24/M-DAG/PER/6/2006, dengan pengecualian untuk Metil Bromida (No. HS 2903.39.00.00 dan No. CAS 74-83-9) yang hanya dapat diimpor untuk keperluan fumigasi dalam rangka perlakuan karantina dan pra pengapalan.BPO yang dapat diimpor setelah tanggal 31 Dessember 2007 adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 24/M-DAG/PER/6/2006 (kelompok Hidro Cloro Fluoro Carbon /HCFC)Impor BPO hanya dapat dilakukan melalui pelabuhan-pelabuhan sebagai berikut :a.Pelabuhan Belawan Medanb.Pelabuhan Tanjung Priok Jakartac.Pelabuhan Merak Cilegond.Pelabuhan Tanjung Mas Semarange.Pelabuhan Tanjung Perak Surabayaf.Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar5.TEKSTIL & PRODUK TEKSTILqDasar Hukum:Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 15/M-DAG/PER/5/2008qPerijinan:a. NPIK TEKSTIL; dan/ataub. IP TEKSTIL; dan/atauc. LAPORAN SURVEYORqHAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:Kewajiban menyerahkan pengakuan IP Tekstil hanya terhadap impor komoditi bahan baku tekstil sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Permendag 15/M-DAG/PER/5/2008, nomor urut 1 s.d. 12 (HS 5208 s.d.5211, 5212, 5311, 5407, 5408, 5512 s.d. 5514, 5515, 5516, 5602, 5801,5802, 5804, 5810, 5811, 6001 dan 6002)Pengecualian kewajiban menyerahkan Pengakuan IP Tekstil (de minimis import) :a)Yang dimasukkan ke dalam:Kawasan Berikat atau Gudang Berikat yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan; atauKawasan Perdagangan Bebas Sabang;b)Yang merupakan:barang keperluan Pemerintah dan Lembaga Negara lainnya;barang keperluan penelitian dan pengembangan teknologi;barang bantuan teknik dan bantuan proyek berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1955 tentang Peraturan Pembebasan Dari Bea Masuk Dan Bea Keluar Golongan Pejabat Dan Ahli Bangsa Asing Tertentu;barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia;barang untuk keperluan badan Internasional beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia;barang pindahan;barang contoh yang tidak untuk diperdagangkan;barang promosi;keperluan pemberian hadiah untuk tujuan ibadah umum, amal, sosial, kebudayaan dan/atau untuk kepentingan bencana alam;barang milik pribadi penumpang atau awak sarana pengangkut atau pelintas batas;barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan dan pengujian yang dimasukan kembali ke Indonesia;barang ekspor yang ditolak oleh pembeli luar negeri kemudian diimpor kembali dalam kuantitas yang sama dengan kuantitas pada saat diekspor; ataubarang kiriman yang bernilai paling tinggi sebesar FOB US$ 1,000.00 (seribu dolar Amerika) melalui dan/atau tanpa jasa kurir dengan menggunakan pesawat udara.6.CAKRAM OPTIKqDasar Hukum:Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 0005/M-Dag/PER/4/2005qPerijinan:Penunjukan cakram optikSurat persetujuan impor untuk setiap importasiLaporan surveyor yang ditunjuk negara asalqYang diatur dalam kelompok komoditi ini adalah:Mesin dan Peralatan Mesinyang dipergunakan dalam proses produksi Cakram Optik Kosong dan/atau Cakram Optic Isi (Mesin dan peralatan mesin untuk mastering)Bahan Bakuyang dapat dipergunakan dalam proses produksi cakram optik kosong dan/atau cakram optik isi (Bahan Baku Poly Carbonate Optical Grade )Cakram Optik, YAITU segala macam media rekam berbentuk cakram yang dapat diisi atau berisi data dan atau informasi berupa suara, musik, film, atau data dan/atau informasi lainnya yang dapat dibaca dengan mekanisme teknologi pemindaian (scanning) secara optik menggunakan sumber sinar yang intensitasnya tinggi seperti laser (CD, VCD, DVD, LD, dsb)7.BAHAN BERBAHAYA (B2)qPengertianBahan Berbahaya disingkat B2 adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi.qDasar Hukum:B2 yang diatur tata niaga impornya sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor: 254/MPP/Kep/7/2000qPerijinan Impor:Penunjukan Importir Produsen (IP) B2 oleh Depertemen Perdagangan; atauPenunjukan Sebagai Importir Terdaftar (IT) B2 oleh Departemen Perdagangan disertai Surat Persetujuan Impor untuk setiap kali impor.8.NITRO CELLULOSE (NC)qPengertian:Nitro Cellulose atau juga dikenal dengancellulose nitrate, atauflash paperadalah bahan yang mempuntai sifat sangat mudah terbakar, yang terbentuk dari proses nitrasi cellulose dengan nitric acid atau dengan agen penitrat kuat lainnya dengan proses sebagai berikut : 2HNO3+ C6H10O5 C6H8(NO2)2O5+ 2H2O.qDasar HukumKeputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 418/MPP/Kep/6/2003 tentang Ketentuan Impor Nitro Cellulose (NC) jo . Nomor: 662/MPP/Kep/10/2003qPerijinan:Pengakuan Sebagai Importir Produsen Nitro Cellulose;Penunjukan Sebagai Importir Terdaftar Nitro Cellulose dan Surat Persetujuan Impor Nitro Cellulose untuk setiap kali impor;Laporan Surveyor di negara asal9.GULAqPengertian:Gula adalah Gula Kristal Mentah/Gula Kasar(Raw Sugar), Gula Kristal Rafinasi (Refined Sugar), danGula Kristal Putih(Plantation White Sugar)Gula Kristal Mentah/Gula Kasar(Raw Sugary adalah Gula yang dipergunakan sebagai bahan bakuproses produksi,dengan ICUMSA minimal 1200 IUGula Kristal Rafinasi(Refined Sugar) adalah Gula yang dipergunakan sebagai bahan baku prosesproduksi, dan memiliki bilangan ICUMSA maksimal 45 lU.Gula Kristal Putih(Plantation White Sugar) adalah Gula yang dapat dikonsumsi langsung tanpaproses lebih lanjut, dan harus memiliki bilangan ICUMSA antara 70 IU sampai 200 IUqDasar HukumKep.Men. Perindag No. 527/MPP/Kep/9/2004 Jo. Per.Men Perdagangan No. 18/M-DAG/PER/4/2007qPerijinan:NPIK GULAPengakuan sebagai IP GulaPenunjukan sebagai IT Gula dan Surat Persetujuan Impor untuk setiap kali imporLaporan Surveyor di negara asalqPelaksanaan ImporGula Kristal Mentah/Gula Kasar (Raw Sugar) dan Gula Kristal Rafinasi (Refined Sugar) hanya dapat diimpor oleh perusahaan yang telah mendapat pengakuan sebagai Importer Gula (IP) Gula.Impor Gula Putih (Plantation White Sugar) hanya dapat dilaksanakan oleh perusahaan yang telah mendapat penunjukan sebagai Importir Terdaftar Gula (IT Gula). Dengan ketentuan sbb:Di luar Masa :1 (satu) bulan sebelum musim giling tebu rakyat, musim giling tebu rakyat.2 (dua) bulan setelah musim giling tebu rakyat.Apabila harga Gula Kristal Putih (Plantation White sugar) di tingkat petani mencapai di atas Rp.5.000,/kg (lima ribu atus rupiah per kilogram)Apabila produksi dan atau persediaan Gula Kristal Putih (Plantation White sugar) didalam negeri tidak mencukupi kebutuhan.Musim giling tebu rakyat ditentukan oleh Menteri Pertanian.qKewajiban verifikasi atau penelusuran teknis tidak berlaku terhadap importasi gula yang merupakan :barang penelitian dan pengembangan teknologi;barang contoh;barang pribadi penumpang atau awak sarana pengangkut atau pelintas batas;barang promosi;barang kiriman melalui jasa kurir dengan menggunakan jasa pesawat udara.10.BAHAN PELEDAKqDasar Hukum:Kep.Men. Perindag No. 0230/MPP/Kep/7/1997 jo.Kep.Men. Perindag No. 0662/MPP/Kep/10/2003 Jo. 418/MPP/Kep/6/2003.qPerijinanImportir Terdaftar Bahan Peledak dan Surat Persetujuan Impor untuk tiap kali impor.qKetentuan ImporImpor hanya dapat dilakukan oleh Importir Terdaftar (IT) Importasi dan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan impor dari Dirjen DAGLU setelah mendapat rekomendasi dari POLRI dan DEPHAN.Khusus untuk keperluan militer ditetapkan sendiri oleh Menteri Pertahanan.11.MESIN MULTIFUNGSI BERWARNAqPengertian:Mesin Multifungsi Berwarna adalah mesin yang dapat menjalankan dua fungsi atau lebih untuk mencetak, menggandakan atau transmisi faksimili, memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan mesin pengolah data otomatis atau jaringan yang dapat memproduksi barang cetakan berwarna lebih dari satu warna;Mesin Fotokopi Berwarna adalah mesin fotokopi yang dapat memproduksi barang cetakan berwarna lebih dari satu warna;Mesin Printer Berwarna adalah unit keluaran dari mesin pengolah data otomatis yang dapat memproduksi barang cetakan berwarna lebih dari satu warnaqDasar Hukum:Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 15/M-DAG/PER/3/2007qPerijinan:Importir Terdaftar Mesin Multifungsi Berwarna,Surat Persetujuan Impor Untuk Setiap Kali ImporLaporan Surveyor Di Negara Asal12.CENGKEHqPengertian:Yang dimaksud dengan cengkeh adalah cengkeh dalam keadaan buah utuh (pos tarif 0907.00.00.10) dan bunga dan tangkai (pos tarif 0907.00.00.20)qDasar Hukum :Kep. Menperindag No. 528/MPP/Kep/7/2002qPokok-pokok pengaturanImpor cengkeh hanya dapat dilakukan oleh importer cengkeh.persetujuan impor dapat diberikan apabila stok cengkeh petani sudahterserap.13.LIMBAH NON-B3qPengertian:Limbah Non-B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang tidak mengandung bahan berbahaya dan/atau beracunqDasar Hukum :Kep.Men. Perindag No. 0231/MPP/Kep/7/1997qPerijinan:IP LimbahIU LimbahLaporan Surveyor14.KOMODITI WAJIB SNIqPengertian:Standar Nasional Indonesia, yang selanjutnya disebut SNI, adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasionalqDasar Hukum:Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 14/M-DAG/PER/3/2007qPerijinan:Dokumen Final yang dilampirkan pada PIB adalah SPB (Surat Pendaftaran Barang)Surat Pendaftaran Barang (SPB), adalah dokumen impor yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan Republik Indonesia cq. Direktur Pengawasan dan Pengendalian Mutu Barang, yang digunakan sebagai salah satu dokumen yang wajib dilampirkan pada saat pengajuan Pemberitahuan Impor Barang (PIB)(14/M-DAG/PER/3/2007)15.ALAT TELEKOMUNIKASIqDasar Hukum:PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA :No. 29 /PER/M.KOMINFO/ 09/2008Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor: 102/DIRJEN/2008qPengertian :Alat Telekomunikasi adalah setiap alat perlengkapan yang digunakan dalam bertelekomunikasi, yaitu setiap kegiatan pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap informasi, dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnyaqKetentuan :Setiap alat dan perangkat telekomunikasi yang dibuat, dirakit, dimasukkan untuk diperdagangkan dan atau digunakan di wilayah Negara Republik Indonesia wajib melalui sertifikasi.Sertifikat alat dan perangkat telekomunikasi yang diterbitkan terdiri dari :a. Sertifikat A, untuk pabrikan atau distributor;b. Sertifikat B, untuk importir atau institusi.qKelompok Alat Telekomunikasia. kelompok jaringan network;b. kelompok akses;c. kelompok alat pelanggan (Customer Premises Equipment/CPE);d. kelompok alat dan perangkat pendukung telekomunikasi.qPengecualian Sertifikasi :Alat dan perangkat telekomunikasi untuk keperluan penelitian (riset), ujicoba (field trial) dan atau penanganan bencana alam dengan ketentuansebagai berikut:1)tidak untuk diperdagangkan.2)dalam hal perangkat menggunakan spektrum frekuensi radio harusmemiliki Izin Stasiun Radio (ISR) sementara;3)waktu penggunaan perangkat paling lama 1 (satu) tahun.4)setelah waktu penggunaan sebagaimana dimaksud pada butir 3) berakhir, alat dan perangkat telekomunikasi wajib direekspor ke negara asal atau dapat dipergunakan kembali setelah melalui sertifikasi;alat dan perangkat telekomunikasi yang digunakan untuk keperluanpertahanan dan keamanan setelah mendapatkan rekomendasi dariMenteri Pertahanan Republik Indonesia atau Kepala Kepolisian RepublikIndonesia;alat dan perangkat telekomunikasi yang digunakan untuk pengukuransarana telekomunikasi.qKetentuan SertifikasiMasa berlaku sertifikat adalah 3 (tiga) tahunSertifikat wajib diperbaharui setelah masa berlakunya berakhir, kecuali jika alat dan perangkat telekomunikasi tidak lagi dibuat, dirakit dan ataudimasukkan untuk diperdagangkan di wilayah Republik IndonesiaPenggantian sertifikat wajib dilakukan dalam hal :pemindahtanganan sertifikat kepada pihak lain;perubahan nama badan usaha;perubahan alamat badan usaha;sertifikat hilang;sertifikat rusak.http://lartasimpor.blogspot.com/Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun, dan jenis macam B3. Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, kita sering bersinggungan dengan berbagai bahan berbahaya dan beracun. Tanpa kita mengenal pengertian, jenis dan cara pengelolaannya dengan benar, akan memberikan dampak yang berkepanjangan dan beruntun terhadap manusia dan lingkungan.Pengertian B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA (Occupational Safety and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan.Sedangkan menurutPeraturan PemerintahNomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusaklingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Mengingat penting dan dampaknyaBahan Berbahaya dan Beracunbagi manusia, lingkungan, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya, pemerintah melakukan pengaturan ketat. Pengaturan pengelolaan B3 ini meliputi pembuatan, pendistribusian, penyimpanan, penggunaan, hingga pembuangan limbah B3.

Simbol Bahan Berbahaya dan BeracunJenis dan Penggolongan Bahan Berbahaya dan BeracunPemerintah Indonesia telah menerbitkan beberapa peraturan terkait pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Peraturan-peraturan tersebut berisikan bagaimana pengelolaan B3 dan tentunya jenis-jenis dan pengelompokkan (penggolongan) Bahan Berbahaya dan Beracun.Salah satu peraturan yang mengatur pengelolaan B3 adalah Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam PP ini, B3 diklasifikasikan menjadi :Mudah meledak (explosive), yaitu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (250C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.Pengoksidasi (oxidizing), yaitu bahan yang memiliki waktu pembakaran sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa standar.Mangat mudah sekali menyala (extremely flammable), yaitu B3 padatan dan cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 derajat C dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 350C.Sangat mudah menyala (highly flammable), yaitu bahan yang memiliki titik nyala 0-210C.Mudah menyala (flammable).Amat sangat beracun (extremely toxic);Sangat beracun (highly toxic);Beracun (moderately toxic), yaitu bahan yang bersifat racun bagi manusia dan akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.Berbahaya (harmful), yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.Korosif (corrosive), yaitu bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun, atau mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.Bersifat iritasi (irritant), yaitu bahan padat atau cair yang jika terjadi kontak secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), yaitu bahaya yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusaklapisan ozon(misalnya CFC), persisten di lingkungan (misalnya PCBs), atau bahan tersebut dapatmerusak lingkungan.Karsinogenik (carcinogenic), yaitu bahan yang dapat menyebabkan sel kanker.Teratogenik (teratogenic), yaitu bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio.Mutagenik (mutagenic), yaitu bahan yang menyebabkan perubahan kromosom (merubah genetika).Jenis dan klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun juga diuraikan dalamKeputusan MenteriKesehatan No. 453/Menkes/Per/XI/1983. Dalam Kepmenkes ini B3 dikelompokkan dalam 4 klasifikasi yaitu :Klasifikasi I, meliputi :Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat menimbulkan bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak langsung, karena sangat sulit penanganan dan pengamanannya;Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga menimbulkan bahaya.Klasifikasi II, meliputi :Bahan radiasi;Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik;Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau yang setara, mudah diabsorpsi kulit atau selaput lendir;Bahan etilogik/biomedik;Gas atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan;Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 350C;Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.Klasifikasi III, meliputi :Bahan yang dapat meledak karena sebab-sebab lain, tetapi tidak mudah meledak karena sebab-sebab seperti bahan klasifikasi II;Bahan beracun dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau setara tetapi tidak mempunyai sifat seperti bahan beracun klasifikasi II;Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi, luka dan nyeri;Gas atau cairan atau campurannya dengan bahan padat yang bertitik nyala 350Csampai 600C;Bahan pengoksidasi organik;Bahan pengoksidasi kuat;Bahan atau uapnya yang bersifat karsinogenik, tetratogenik dan mutagenik;Alat atau barang-barang elektronika yang menimbulkan radiasi atau bahaya lainnya.Klasifikasi IV, yaitu :Bahan beracun dengan LD50 (rat) diatas 500 mg/kg atau yang setara;Bahan pengoksid sedang;Bahan korosif sedang dan lemah;Bahan yang mudah terbakar.Selain itu penggolongan bahan berbahaya dan beracun dapat dilihat juga pada SK Menteri Perindustrian No. 148/M/SK/4/1985 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 187/1999.Untuk mengenali masing-masing jenis Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut biasanya disertakan gambar atau logo pada kemasannya. Pemberian simbol Bahan Berbahaya dan Beracun ini, yang terbaru, diatur olehPeraturan MenteriLingkungan Hidup No. 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah B3. Simbol atau lambang B3 yang digunakan adalah sebagaimana gambar ilustrasi di atas.Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun, dan jenis macam B3. Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, kita sering bersinggungan dengan berbagai bahan berbahaya dan beracun. Tanpa kita mengenal pengertian, jenis dan cara pengelolaannya dengan benar, akan memberikan dampak yang berkepanjangan dan beruntun terhadap manusia dan lingkungan.Pengertian B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA (Occupational Safety and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan.Sedangkan menurutPeraturan PemerintahNomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusaklingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Mengingat penting dan dampaknyaBahan Berbahaya dan Beracunbagi manusia, lingkungan, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya, pemerintah melakukan pengaturan ketat. Pengaturan pengelolaan B3 ini meliputi pembuatan, pendistribusian, penyimpanan, penggunaan, hingga pembuangan limbah B3.

Simbol Bahan Berbahaya dan BeracunJenis dan Penggolongan Bahan Berbahaya dan BeracunPemerintah Indonesia telah menerbitkan beberapa peraturan terkait pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Peraturan-peraturan tersebut berisikan bagaimana pengelolaan B3 dan tentunya jenis-jenis dan pengelompokkan (penggolongan) Bahan Berbahaya dan Beracun.Salah satu peraturan yang mengatur pengelolaan B3 adalah Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam PP ini, B3 diklasifikasikan menjadi :Mudah meledak (explosive), yaitu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (250C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.Pengoksidasi (oxidizing), yaitu bahan yang memiliki waktu pembakaran sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa standar.Mangat mudah sekali menyala (extremely flammable), yaitu B3 padatan dan cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 derajat C dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 350C.Sangat mudah menyala (highly flammable), yaitu bahan yang memiliki titik nyala 0-210C.Mudah menyala (flammable).Amat sangat beracun (extremely toxic);Sangat beracun (highly toxic);Beracun (moderately toxic), yaitu bahan yang bersifat racun bagi manusia dan akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.Berbahaya (harmful), yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.Korosif (corrosive), yaitu bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun, atau mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.Bersifat iritasi (irritant), yaitu bahan padat atau cair yang jika terjadi kontak secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), yaitu bahaya yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusaklapisan ozon(misalnya CFC), persisten di lingkungan (misalnya PCBs), atau bahan tersebut dapatmerusak lingkungan.Karsinogenik (carcinogenic), yaitu bahan yang dapat menyebabkan sel kanker.Teratogenik (teratogenic), yaitu bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio.Mutagenik (mutagenic), yaitu bahan yang menyebabkan perubahan kromosom (merubah genetika).Jenis dan klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun juga diuraikan dalamKeputusan MenteriKesehatan No. 453/Menkes/Per/XI/1983. Dalam Kepmenkes ini B3 dikelompokkan dalam 4 klasifikasi yaitu :Klasifikasi I, meliputi :Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat menimbulkan bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak langsung, karena sangat sulit penanganan dan pengamanannya;Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga menimbulkan bahaya.Klasifikasi II, meliputi :Bahan radiasi;Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik;Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau yang setara, mudah diabsorpsi kulit atau selaput lendir;Bahan etilogik/biomedik;Gas atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan;Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 350C;Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.Klasifikasi III, meliputi :Bahan yang dapat meledak karena sebab-sebab lain, tetapi tidak mudah meledak karena sebab-sebab seperti bahan klasifikasi II;Bahan beracun dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau setara tetapi tidak mempunyai sifat seperti bahan beracun klasifikasi II;Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi, luka dan nyeri;Gas atau cairan atau campurannya dengan bahan padat yang bertitik nyala 350Csampai 600C;Bahan pengoksidasi organik;Bahan pengoksidasi kuat;Bahan atau uapnya yang bersifat karsinogenik, tetratogenik dan mutagenik;Alat atau barang-barang elektronika yang menimbulkan radiasi atau bahaya lainnya.Klasifikasi IV, yaitu :Bahan beracun dengan LD50 (rat) diatas 500 mg/kg atau yang setara;Bahan pengoksid sedang;Bahan korosif sedang dan lemah;Bahan yang mudah terbakar.Selain itu penggolongan bahan berbahaya dan beracun dapat dilihat juga pada SK Menteri Perindustrian No. 148/M/SK/4/1985 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 187/1999.Untuk mengenali masing-masing jenis Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut biasanya disertakan gambar atau logo pada kemasannya. Pemberian simbol Bahan Berbahaya dan Beracun ini, yang terbaru, diatur olehPeraturan MenteriLingkungan Hidup No. 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah B3. Simbol atau lambang B3 yang digunakan adalah sebagaimana gambar ilustrasi di atas.