bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/erlin nur aslih bab i.pdf · a....

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini rokok dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun perempuan bahkan yang lebih mengkhawatirkan merokok sudah dilakukan oleh anak-anak yang masih berumur dibawah lima tahun. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, merokok sudah menjadi salah satu kegiatan rutin yang sudah biasa dilakukan (Mukti, 2014). Hampir 80% perokok mulai merokok ketika usianya belum mencapai 19 tahun. Umumnya orang mulai merokok sejak muda dan tidak tahu resiko mengenai bahaya adiktif rokok. Keputusan konsumen untuk membeli rokok tidak didasarkan pada informasi yang cukup tentang resiko produk yang dibeli, efek ketagihan dan dampak pembelian yang dibebankan pada orang lain (Kemenkes RI, 2011). Merokok merupakan suatu masalah di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial ekonomi maupun kesehatan bahkan kematian (Kemenkes RI, 2011). Perilaku merokok merugikan kesehatan karena dapat mengakibatkan banyak penyakit, diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem respirasi, kanker dan masalah kesehatan Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Upload: leduong

Post on 16-Jun-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini rokok dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik

laki-laki maupun perempuan bahkan yang lebih mengkhawatirkan merokok

sudah dilakukan oleh anak-anak yang masih berumur dibawah lima tahun.

Bagi sebagian masyarakat Indonesia, merokok sudah menjadi salah satu

kegiatan rutin yang sudah biasa dilakukan (Mukti, 2014).

Hampir 80% perokok mulai merokok ketika usianya belum mencapai 19

tahun. Umumnya orang mulai merokok sejak muda dan tidak tahu resiko

mengenai bahaya adiktif rokok. Keputusan konsumen untuk membeli rokok

tidak didasarkan pada informasi yang cukup tentang resiko produk yang

dibeli, efek ketagihan dan dampak pembelian yang dibebankan pada orang

lain (Kemenkes RI, 2011).

Merokok merupakan suatu masalah di dalam masyarakat yang dapat

menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial ekonomi maupun

kesehatan bahkan kematian (Kemenkes RI, 2011). Perilaku merokok

merugikan kesehatan karena dapat mengakibatkan banyak penyakit,

diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

respirasi, kanker dan masalah kesehatan

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

yang lainnya seperti impotensi, kehamilan premature, berat bayi lahir rendah

(BBLR).

Penyakit-penyakit ini dapat timbul karena rokok yang terbuat dari

tembakau ini mengandung 7000 zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan, 200

diantaranya adalah zat beracun (Ericksen, 2012). Zat kimia yang dikeluarkan

ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin, karbon

monoksida, tar adalah sebagian dari ribuan zat didalam rokok (Ahmad, 2010).

Menurut Riskesdas 2013, angka penyakit tidak menular di Indonesia yang

salah satu faktor resikonya adalah rokok mencapai jumlah yang tinggi, yaitu

20 juta orang mengalami penyakit paru menahun, 5 juta orang mengalami

penyakit diabetes, 4 juta orang mengalami penyakit jantung, 3 juta orang

mengidap kanker, dan 3 juta orang mengalami struk (Riskesdas, 2013).

Selain menyebabkan penyakit, rokok juga telah menjadi salah satu

penyebab kematian terbesar di dunia. Adapun penyebab kematian utama para

perokok tersebut adalah kanker, penyakit jantung, paru-paru, dan stroke (Sari,

2007). Semua kelainan ini didapatkan akibat kebiasaan merokok yang

dilakukan sejak lama. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa

pada tahun 2011 lebih dari 6 juta orang meninggal karena penyakit akibat

rokok. Hal ini berarti tiap satu menit hampir sebelas orang meninggal dunia

akibat racun pada rokok (Ericksen, 2012). Pada tahun 2030 diperkirakan

jumlah kematian akibat merokok mencapai 10 juta jiwa setiap tahunnya dan

akan didominasi oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia (Sari,

2007).

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

Jumlah perokok di dunia mencapai lebih dari 1 miliar orang terdiri dari

800 juta pria dan 200 juta perempuan (Ericksen, 2012). Di negara

berkembang, seperti Indonesia jumlah perokok usia ≥15 tahun sebanyak

34,2% tahun 2007 (Depkes RI, 2007), kemudian meningkat prevalensinya

menjadi 34,7% di tahun 2010 (Kemenkes RI, 2010), dan meningkat kembali

tahun 2011, menurut GATS 2011 jumlah perokok usia 15 tahun sebanyak 34,8

% dengan prevalensi pria 67% dan perempuan 2,7% (WHO, 2013).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, proporsi

perokok laki-laki di Indonesia sebanyak 47,5 %. Proporsi terbanyak perokok

aktif setiap hari pada umur 30-34 tahun sebesar 33,4 persen, umur 35-39 tahun

32,2 persen, sedangkan proporsi perokok setiap hari pada laki-laki lebih

banyak di bandingkan perokok perempuan (47,5% banding 1,1%) (Riskesdas

2013).

Pada tahun 2007 sampai 2013 Indonesia memiliki 68,8 % penduduk

remaja dengan umur 10-14 tahun terpapar rokok di dalam rumah dan 78,1 %

terpapar rokok di luar rumah. Kemudian, perokok baru dengan umur 10-14

tahun mencapai jumlah 3,96 juta per tahun dan 10.869 per hari. Indonesia

merupakan Negara dengan prevalensi tertinggi dari 10 negara ASEAN lainnya

(The Asean Tobacco Control Atlas, 2014).

Riset pengawasan tembakau ASEAN juga melaporkan bahwa perokok

dengan umur 10-14 tahun mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun

1995 (9%), tahun 2001 (9,5%), tahun 2004 (12,6%), tahun 2007 (16%), dan

tahun 2010 (17,5%). Riset tersebut memprediksi jumlah perokok remaja akan

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

terus meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun kedepan, hal ini menunjukkan

hingga saat ini pemerintah masih belum serius menyelesaikan masalah akibat

rokok di masyarakat, termasuk di kalangan remaja yang angkanya terus

meningkat (The Asean Tobacco Control Atlas, 2014 ).

Telah diketahui bahwa lebih dari 30% penduduk Indonesia yang merokok

dilaporkan mulai mengonsumsi rokok sebelum mencapai umur 10 tahun.

Bahkan lebih tragisnya lagi Indonesia berada pada urutan 1 dari 10 negara

ASEAN yang jumlah perokok laki-laki dengan umur 13-15 tahun mencapai

41%. Penduduk umur 13-15 tahun berjenis kelamin perempuan berada pada

urutan ke-6 terbanyak dari 10 negara ASEAN lainnya dengan prevalensi 3,5%

dari seluruh penduduk Indonesia umur 13-15 tahun berjenis kelamin

perempuan (The Asean Tobacco Control Atlas, 2014).

Kesehatan merupakan hak azasi manusia yang diamanatkan oleh Undang-

Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Amanat Undang-Undang Kesehatan

No.36 tahun 2009 pasal 115 menetapkan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok

(KTR). Pemerintah Daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok di

wilayahnya. KTR merupakan taggung jawab seluruh komponen bangsa, baik

individu, masyarakat, parlemen, maupun pemerintah untuk melindungi

generasi sekarang maupun yang akan datang. Komitmen bersama dari

berbagai elemen akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan KTR. Yang

termasuk dalam Kawasan Tanpa Rokok antara lain fasilitas pelayanan

kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

ibadah, angkutan umum, tempat kerja, dan tempat umum serta kawasan lain

yang ditetapkan (Kemenkes RI, 2013).

Pemerintah telah merumuskan MOU (Memorandum of Understanding)

antara Kementrian Dalam Negri dan Kementrian Kesehatan yang menekankan

pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Peraturan bersama antara

Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negri dituangkan dalam surat

bernomor 188/MENKES/PB/I/2011 dan nomor 7 Tahun 2011 tentang

Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok. Peraturan bersama ini

sebenarnya sudah menyebutkan adanya sanksi bagi pihak pelanggar, namun

masih perlu diperkuat dengan petunjuk operasional dan konsistensi

implementasinya di lapangan (Kemenkes RI, 2013).

Pemerintah melakukan upaya penurunan angka penyakit tidak menular

yang disebabkan oleh kebiasaan merokok, dengan mengeluarkan Undang-

undang tentang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa

produk tembakau merupakan zat adiktif yang peredaran dan konsumsinya

harus dikendalikan. Pada pasal 115 juga juga jelas diatur mengenai kawasan

tanpa rokok. Dukungan terhadap peraturan tersebut, juga didukung oleh

Muhammadiyah salah satu organisasi sosial dan kemasyarakatan.

Muhammadiyah juga ikut serta mengeluarkan Fatwa mengenai Hukum

Merokok di lingkungan Muhammadiyah dalam peraturan Nomor

6/SM/MTT/III/2010 yang menyatakan bahwa rokok dapat merugikan

kesehatan dan hukumnya haram (MPKU, 2010).

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

Fatwa Hukum Merokok telah ditindaklanjuti dengan adanya kesepakatan

dari empat majelis di lingkungan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, antara lain

Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU), Majelis Pendidikan Dasar

Menengah (DIKDASMEN), Majelis Pendidikan Tinggi dan Majelis

Kesejahteraan Sosial (MKS). Aturan tersebut mengharuskan penerapan KTR

(Kawasan Tanpa Rokok) di lingkungan Muhammadiyah termasuk di

dalamnya lingkungan amal usaha Muhammadiyah bidang pendidikan yang

meliputi sekolah-sekolah termasuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah

(MPKU, 2010).

Dari sekian peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang diberlakukan di

instansi-instansi, institusi pendidikan, tempat umum dan universitas. Beberapa

Perguruan Tinggi Muhammadiyah telah mengimplementasikan KTR di

lingkungan kampus yang ditandai dengan adanya SK Rektor yang mengatur

mengenai KTR. Perguruan Tinggi Muhammadiyah tersebut antara lain

Universitas Muhammadiyah Malang (SK Rektor No. 54 tahun 2014),

Universitas Muhammadiyah Purwokerto (SK Rektor No. 01 Tahun 2012),

Universitas Muhammadiyah Semarang (SK Rektor No.

007/UNIMUS/SK.HK/2012), Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

(SK Rektor No. 107/H.14/2010) dan Universitas Muhammadiyah Magelang

(SK Rektor No. 06/DKL/II.3/AU/B/2014).

Dari peraturan yang diterapkan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto

sesuai dengan (SK Rektor No. 01 Tahun 2012) tentang Kawasan Tanpa

Rokok, salah satu fakultas di Universitas Muhammadiyah Purwokerto yaitu

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

Fakultas Ilmu Kesehatan yang sudah jelas ada aturan Kawasan Tanpa Rokok

(KTR) dan rata-rata pengunjung kampus melihat tulisan (Kawasan Bebas

Rokok) di setiap dinding-dinding yang sering terlihat namun masih ada saja

mahasiswa yang masih merokok di area kampus. Berdasarkan observasi yang

dilakukan, di kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto tidak sedikit

mahasiswa yang masih merokok di area kampus. Meskipun sudah di luar

pagar kampus, namun masih berbatasan dengan kampus. Dan masih cukup

banyak terlihat perilaku mahasiswa di lingkungan kampus sehari-harinya tidak

menunjukkan adanya kepatuhan terhadap peraturan tersebut.

Dari seluruh mahasiswa aktif laki-laki di Universitas Muhammadiyah

Purwokerto yang berjumlah 3112 orang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan

dengan metode wawancara yang dilakukan peneliti di Universitas

Muhammadiyah Purwokerto pada 17 orang mahasiswa dengan status perokok

aktif. Pada saat diluar jam kuliah dan masih di lingkungan kampus, semua

mahasiswa yang di wawancarai mengetahui adanya peraturan kawasan bebas

rokok di UMP namun hanya sebatas tahu bahwa KTR adalah kawasan tanpa

asap rokok, semua mahasiswa tahu akan konsekuensi dari peraturan itu jika

dilanggar namun belum tahu secara spesifik, 12 dari 17 mahasiswa yang

diwawancarai mengaku ada pengurangan jumlah konsumsi rokok dari rata-

rata konsumsi rokok per hari jika kuliah 3-5 batang, sedangkan diluar kuliah

(libur) bisa mengkonsumsi 6-12 batang rokok, 6 mahasiswa mulai merokok

sejak SMP dan 11 mahasiswa mulai merokok sejak SMA, 14 mahasiswa yang

di wawancara tahu akan bahaya merokok dan takut akan bahaya merokok, dari

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

17 yang di wawancara 15 mahasiswa diantaranya mengaku pernah merokok di

dalam kampus, semua mahasiswa yang diwawancara memiliki keinginan

untuk berhenti merokok.

Dari Uraian Diatas Maka Peneliti Tertarik Untuk Melakukan Penelitian

Yang Berjudul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kawasan

Tanpa Rokok Dengan Kepatuhan Mahasiswa Terhadap Peraturan Kawasan

Tanpa Rokok Di Universitas Muhammadiyah Purwokerto”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah diatas maka masalah yang dirumuskan adalah

“Adakah Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kawasan Tanpa

Rokok Dengan Kepatuhan Mahasiswa Terhadap Peraturan Kawasan Tanpa

Rokok Di Universitas Muhammadiyah Purwokerto ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang

Kawasan Tanpa Rokok Dengan Kepatuhan Mahasiswa Terhadap

Peraturan Kawasan Tanpa Rokok Di Universitas Muhammadiyah

Purwokerto.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk :

a. Untuk mengetahui karakteristik responden diantaranya (Usia, Fakultas,

Angkatan, Awal mulai merokok).

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai

penerapan peraturan kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus.

c. Untuk mengetahui kepatuhan mahasiswa terhadap peraturan kawasan

tanpa rokok di kampus.

d. Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

KTR dengan kepatuhan mahasiswa terhadap peraturan kawasan tanpa

rokok di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan peneliti, baik materi yang diteliti maupun

metode penelitian yang dilakukan, dan menambah pengalaman dalam

menyusun sebuah penelitian. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu

pengetahuan yang diperoleh diperkuliahan.

2. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang

kawasan tanpa rokok dan meningkatkan kepatuhan terhadap semua

peraturan di kampus terutama peraturan kawasan tanpa rokok (KTR).

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menjadi sumber referensi bagi mahasiswa dan dosen di

Universitas Muhammadiyah Purwokerto dalam hubungannya dengan

penggunaan rokok, dan dapat mewujudkan kegiatan sosialisasi tentang

kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus terkait peraturan kawasan

tanpa rokok.

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

E. Penelitian Terkait

1. Yayi Suryo Prabandari, Nawi Ng, Retna Siwi Padmawati (2009), meneliti

tentang “Kawasan Tanpa Rokok Sebagai Alternatif Pengendalian

Tembakau Studi Efektivitas Penerapan Kebijakan Kampus Bebas Rokok

Terhadap Perilaku Dan Status Merokok Mahasiswa Di Fakultas

Kedokteran Ugm, Yogyakarta”, Dua survei potong lintang telah

dilakukan di FK UGM. Survei pertama dilaksanakan pada tahun 2003

dengan partisipan 734 dan survei kedua pada tahun 2007 dengan

partisipan 463. Prevalensi perokok dan usaha untuk berhenti merokok

diukur di kedua survey tersebut. Studi tentang opini mahasiswa terhadap

kebijakan kampus bebas rokok dilakukan pada survei ke dua di tahun

2007. Hasil: Persentase mahasiswa yang tidak merokok bertambah

19,1%, sedangkan pada wanita bertambah 1,2%. Sementara itu, terdapat

11,9% mahasiswa berhenti merokok ketika masuk pertama kali di FK

UGM, 6% berhenti merokok setelah pelaksanaan kebijakan kampus bebas

rokok dan 7% mengurangi jumlah rokok yang mereka hisap. Lebih lanjut,

90% mahasiswa dan 94% mahasiswi mendukung pelaksanaan kebijakan

kampus bebas rokok.

2. Puswitasari, A. (2012). Dengan judul penelitian Faktor Kepatuhan

Mahasiswa Dan Karyawan Terhadap Peraturan Kawasan Tanpa Rokok Di

Lingkungan Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Karya

Tulis Ilmiah. Semarang: Fakultas Kedokteran Undip. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui keikutsertaan mahasiswa dan karyawan

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

dalam mematuhi peraturan Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan kampus

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Metode

penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan studi cross-

sectional. Sampel didapatkan dengan mengambil responden secara acak

(simple random sampling) sampai waktu penelitian berakhir yakni bulan

Juli 2012. Data primer yang berupa data deskriptif disajikan dalam bentuk

tabel dengan gambar/ diagram. Data dianalisis dengan menggunakan uji

chi-square (χ2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara latar belakang perilaku merokok (p=0,01) dan

pengetahuan peraturan Kawasan Tanpa Rokok (p=0,007) terhadap tingkat

kepatuhan, sedangkan pengetahuan bahaya kandungan rokok tidak

menunjukkan hasil yang bermakna (p=0,6), kemudian pengaruh

lingkungan memberikan risiko 1,6 (1,1-2,2) kali lipat terhadap tingkat

kepatuhan, tidak mengetahui bahaya kandungan rokok memberikan risiko

1,3 (0,5-3,4) kali lipat, dan tidak mengetahui peraturan Kawasan Tanpa

Rokok memberikan risiko 1,5 (1,1-2,0) kali lipat.

3. Hiroki,O; Toshiyuki,O; Martin,M; Kazuyuki,T; Yoshikatsu,M. (2013). An

exploratory analysisof the impact of a university campus smoking ban of

staff and student smoking habits in Japan. Tobacco Induces Diseases.

Penelitian cross sectional ini dilaksanakan di Nayoro City, Jepang pada

tahun 2011, di antara fakultas dan mahasiswa Universitas Nayoro. Lima

tahun setelah deklarasi larangan merokok total di kampus universitas,

karakteristik merokok semua siswa, guru dan pekerja kantoran, dan

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

dampak kebijakan terhadap perokok diselidiki. Survei dilakukan melalui

anonim, self-administered, multiple-choice questionnaire. Informasi

dikumpulkan berdasarkan karakteristik dan karakteristik merokok

responden, dan sikap merokok terhadap merokok. Hasil: Tingkat

pemulihan adalah 62,1%. Di antara responden, prevalensi merokok adalah

17,9% pada guru dan pekerja kantoran, dan 4,0% pada siswa. Di antara

semua perokok, 46,4% tidak berhenti merokok saat berada di universitas

dan mereka mengindikasikan bahwa area merokok mereka "di jalan-jalan

di samping kampus": 16 dan "di luar rumah di kampus": 3, masing-

masing. Sedangkan untuk perokok, 29,6% di antaranya mengurangi

jumlah rokok yang dihisap per hari akibat larangan merokok. Tak satu

pun dari mantan perokok tersebut menjawab bahwa motivasi utama

mereka untuk berhenti merokok adalah larangan merokok.

4. Yasinta, HR. (2013). Dengan judul penelitian hubungan antara

pengetahuan, sikap dan tanda larangan merokok dengan kepatuhan

terhadap kawasan tanpa rokok (ktr) pada mahasiswa di universitas dian

nuswantoro semarang 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui

hubungan antara pengetahuan, sikap dan tanda larangan merokok dengan

kepatuhan terhadap kawasan tanpa rokok (ktr) pada mahasiswa di

Universitas dian nuswantoro tahun 2013. Jenis penelitian ini explanatory

research, dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 100

Mahasiswa perokok, yang diambil secara accidental sampling. Analisis

data yang digunakan adalah korelasi Rank spearman. Hasil penelitian

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan

tentang kawasan Tanpa rokok (ktr) cukup baik (72%), sikap cukup baik

terhadap kawasan tanpa rokok sebanyak (66%), dan mempunyai

tanggapan cukup baik terhadap tanda larangan merokok (63%), serta

mempunyai kepatuhan terhadap kawasan tanpa rokok cukup baik (62%).

Ada hubungan antara pengetahuan tentang Kawasan tanpa rokok

(pvalue=0,001), sikap terhadap kawasan tanpa rokok (pvalue=0,000), dan

Tanggapan terhadap tanda larangan merokok (pvalue=0,019) dengan

kepatuhan terhadap kawasan tanpa rokok.

5. Armayati, L. (2014). Dengan judul penelitian Faktor-fakor yang

Mempengaruhi Kepatuhan Mahasiswa dan Karyawan Terhadap Peraturan

Kawasan Tanpa Rokok Di Lingkungan Kampus Fakultas Psikologi

Universitas Islam Riau. Penelitian dilakukan dalam pendekatan kuantitatif

deskriptif dengan menggunakan sampel mahasiswa dan karyawan

sebanyak 100 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner

kepatuhan terhadap peraturan area tanpa rokok di kampus. Metode

analisis data yang digunakan adalah Chi-square, yang bertujuan untuk

menggambarkan data deskriptif dan uji fungsi korelasi antar variabel.

Berdasarkan hasil analisis data ditemukan adanya korelasi perilaku

merokok dan latar belakang pengetahuan peraturan tanpa rokok dengan

kepatuhan terhadap peraturan tanpa merokok, sementara pengetahuan

tentang bahaya merokok tidak berkorelasi dengan kepatuhan terhadap

peraturan daerah tanpa merokok.

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

6. Biao,L; Liang, W; Liang,L; Tieshan,L. (2015). The Effects of Educational

Campaigns ans Smoking Bans in Public Places on Smokers’ Intention to

Quit Smoking: Findings from 17 Cities in China. Tujuan penelitian ini,

dari data sampel representatif berskala besar, mencakup beberapa variabel

aktual perokok perokok dan dampak kampanye pendidikan dan merokok

di tempat-tempat umum dan di mana kebijakan tersebut dapat mendorong

perokok untuk berhenti merokok. Survei over-sectional dilakukan dari

Oktober 2010 sampai Januari 2011 di 17 kota di Provinsi Anhui. Dalam

survei yang sebenarnya, responden yang memenuhi syarat diminta untuk

menyelesaikan wawancara tatap muka dengan permintaan yang tepat dan

tepat waktu. Kuesioner ini dirancang berdasarkan pada literatur yang ada

dan diterjemahkan ke bahasa China untuk tujuan perbandingan dan

konsistensi dengan studi yang relevan. Perokok yang terkena dampak

kampanye pendidikan cenderung melakukan percobaan untuk berhenti

merokok (OR = 2,58,95% CI 2,27-2,94 dan OR = 1,31,95% CI1.14-1,51,

resp). Mengacu bahwa kedua kampanye pendidikan dan larangan

merokok efektif dalam hal peremajaan 'tidak penting secara visual.

7. Muchsin M, Septian E D J, Fardhiasih D A. (2015). Dengan judul

penelitian Intensi Kepatuhan Mahasiswa Terhadap Penerapan Kawasan

Kampus Tanpa Rokok. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui hubungan

antara pengetahuan dan sikap para mahasiswa/i dengan intensi kepatuhan

terhadap penerapan kawasan kampus tanpa rokok di salah satu

Universitas swasta di Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel

yang digunakan adalah mahasiswa/i di salah satu fakultas di salah satu

Universitas yang terdapat di Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah total sampling, sehingga besar sampel yang

didapatkan sebesar 258 mahasiswa/i. Pengumpulan data dilakukan

mengunakan kuesioner terstruktur. Analisis data menggunakan analisis

univariat, analisis bivariat menggunakan uji statistik chi square dan

analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Berdasarkan hasil

analisa bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

(nilai p<0,05) antara jenis kelamin (nilai p=0,000), status merokok (nilai

p=0,000), pengetahuan (nilai p=0,004) dan sikap (nilai p=0,004) dengan

intensi kepatuhan terhadap penerapan kawasan kampus tanpa rokok.

8. Purwo Setiyo Nugroho (2015), meneliti tentang Evaluasi Implementasi

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Metode penelitian ini menggunakan

penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, Waktu penelitian

ini selama bulan Desember 2014-April 2015 di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penentuan sumber data/informan

dengan Purposive Sampling. Jumlah informan dalam penelitian ini

berjumlah 6 (enam) orang dari kalangan Dosen UMS dan Lembaga

Mahasiswa FIK UMS. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini

yakni dengan wawancara semiterstruktur terhadap informan. Serta dalam

pencatatan wawancara menggunakan alat bantu berupa alat tulis serta alat

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/7886/2/ERLIN NUR ASLIH BAB I.pdf · A. Latar Belakang . ... ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin,

rekam berupa smartphone untuk merekam wawancara yang dilaksanakan.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa adanya SK Dekan mengenai KTR,

adanya teguran bagi yang merokok, adanya Klinik Berhenti Merokok

(KBM) dan dukungan dana bagi KBM merupakan faktor pendukung KTR

FIK UMS. Kurang maksimalnya sosialisasi, edukasi, fungsi KBM, masih

ditemukan mahasiswa yang merokok dan belum adanya Juru Anti Rokok

merupakan faktor penghambat KTR FIK UMS.

Hubungan Antara Tingkat..., Erlin Nur Aslih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018