bab i pendahuluan a. latar belakangbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/kinerja...laporan...

80
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang merupakan Unit Pelayanan Teknis Badan Karantina Pertanian di Kementerian pertanian, dengan tugas pokok dan fungsi mencegah masuk, tersebarnya dan keluarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). Dalam hal peningkatan daya saing produk pertanian dan pemberdayaan ekonomi rakyat, Karantina Pertanian juga dituntut harus mampu berperan membantu para pelaku usaha pertanian dalam memenuhi persyaratan teknis Sanitary and Phytosanitary dari Negara tujuan ekspor. Upaya mendukung program pembangunan pertanian di Indonesia, Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang senantiasa melakukan pembenahan secara internal maupun eksternal dalam rangka tercapainya tugas dan fungsinya. Adapun capaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang adalah sebagai berikut: 1. Capain serapan anggaran Tahun 2015 sebesar 94,49% 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) meningkat sebesar 124,58% yang meliputi kegiatan, yaitu : a. Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pelayanan karantina hewan dengan rincian frekuensi sebagai berikut: Frekuensi tindakan pemeriksaan karantina hewan impor sebanyak 2.459 kali, ekspor sebanyak 3.523 kali, domestik masuk sebanyak 16.039 kali, domestik keluar sebanyak 10.110 kali. b. Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pelayanan karantina tumbuhan dengan rincian frekuensi sebagai berikut: sertifikasi karantina tumbuhan terhadap media pembawa OPTK dari luar negeri sebanyak 6.908 kali, ekspor sebanyak 9.668 kali, antar area masuk sebanyak 311 kali, dan antar area keluar sebanyak 3.245 kali.

Upload: others

Post on 24-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang merupakan Unit Pelayanan Teknis

Badan Karantina Pertanian di Kementerian pertanian, dengan tugas pokok dan

fungsi mencegah masuk, tersebarnya dan keluarnya Hama Penyakit Hewan

Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).

Dalam hal peningkatan daya saing produk pertanian dan pemberdayaan

ekonomi rakyat, Karantina Pertanian juga dituntut harus mampu berperan

membantu para pelaku usaha pertanian dalam memenuhi persyaratan teknis

Sanitary and Phytosanitary dari Negara tujuan ekspor.

Upaya mendukung program pembangunan pertanian di Indonesia, Balai

Karantina Pertanian Kelas I Semarang senantiasa melakukan pembenahan

secara internal maupun eksternal dalam rangka tercapainya tugas dan

fungsinya. Adapun capaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang

adalah sebagai berikut:

1. Capain serapan anggaran Tahun 2015 sebesar 94,49%

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) meningkat sebesar 124,58% yang

meliputi kegiatan, yaitu :

a. Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pelayanan karantina hewan

dengan rincian frekuensi sebagai berikut: Frekuensi tindakan pemeriksaan

karantina hewan impor sebanyak 2.459 kali, ekspor sebanyak 3.523 kali,

domestik masuk sebanyak 16.039 kali, domestik keluar sebanyak 10.110

kali.

b. Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pelayanan karantina tumbuhan

dengan rincian frekuensi sebagai berikut: sertifikasi karantina tumbuhan

terhadap media pembawa OPTK dari luar negeri sebanyak 6.908 kali,

ekspor sebanyak 9.668 kali, antar area masuk sebanyak 311 kali, dan

antar area keluar sebanyak 3.245 kali.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 2

3. Mendapat nilai predikat baik mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

untuk semester pertama, pelaksanaan sejak bulan Januari - Juni sebesar

83,09 (SANGAT BAIK) dan IKM untuk semester kedua, yaitu sebesar 82,39%

(SANGAT BAIK) atau mengalami penurunan sebesar 0,8% dari IKM Semester

II.

4. Mendapat nilai predikat Baik mengenai Indeks Prestasi Nilai Budaya Kerja

(IPNBK) periode Tahun 2015 sebesar 91,43 (SANGAT BAIK), yang berarti

mengalami kenaikan dari Tahun 2014, sebesar 80,04 (BAIK).

B. TUJUAN

Penyusunan Laporan Tahunan, Tahun Anggaran 2015 bertujuan sebagai

laporan pertanggun gjawaban atas kinerja yang telah dicapai dan bahan evaluasi

serta sebagai bahan informasi kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I

Semarang yang telah dilakukan selama Tahun 2015.

C. KEADAAN UMUM UPT

a. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang adalah

sebagaimana disajikan dalam Gambar 1.1

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang

Kepala Balai

Sub Bagian Tata Usaha

Seksi Pengawasan dan Penindakan

Seksi Karantina Hewan

Kelompok Jabatan Fungsional

Seksi Karantina Tumbuhan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 3

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang mempunyai tugas pokok

melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan,

serta pengawasan keamanan hayati hewan dan nabati.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Balai Karantina Pertanian Kelas I

Semarang menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1) penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan.

2) pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,

penahanan, penolakan, pemusnahan, pembebasan media pembawa

hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu

tumbuhan karantina (OPTK);

3) pelaksaaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;

4) pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;

5) pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewan dan nabati;

6) pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan

tumbuhan;

7) pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan

hayati hewan dan nabati;

8) pengelolaan system informasi, dokumentasi, sarana teknik karantina

hewan dan tumbuhan;

9) pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang karantina hewan karantina tumbuhan

dan keamanan hayati hewan dan nabati;

10) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga kantor.

b. Sumber daya (SDM, Sarana/Prasarana dan Anggaran )

Sampai dengan Tahun Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I

Semarang mempunyai Gedung Kantor yang terletak di Jl. M. Pardi No.7

Pelabuhan Tanjung Emas seluas 1.080 M2, Gedung Laboratorium yang

terletak di Jl. Benoa No.1 Pelabuhan Tanjung Emas seluas 810 M2, Gedung

Kantor Wilker Tegal seluas 50 M2, Gedung Wilker Bandara Ahmad Yani

Semarang seluas 120 M2, Instalasi Karantina Tumbuhan dan mess/rumah

dinas seluas 930 M2 yang terletak di Kecamatan Ungaran Timur Semarang,

Instalasi Karantina Hewan seluas 2.798 M2 yang terletak di Kecamatan

Genuk Semarang, Mess/rumah dinas 5 (lima) unit dengan rincian 1 (satu)

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 4

unit Type 70, dan 4 (empat) unit Type 36 yang terletak di Kelurahan Gedang

Anak Kecamatan Ungaran Timur Semarang, 2 (dua) unit rumah dinas yang

terletak di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Ungaran Timur Semarang

dengan rincian Type D seluas 36 M2 dan Type E seluas 50 M2, dan 1 (satu)

unit Rumah Jabatan yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Semarang

seluas 120 M2.

Kegiatan mobilitas di Balai maupun di Wilker telah dilengkapi dengan 14

(empat belas) unit kendaraan dinas roda 4 (empat) dan 31 (tiga puluh satu)

unit kendaraan dinas roda 2 (dua). Sumber Daya Manusia BKP Kelas I

Semarang sampai dengan Tahun Anggaran 2015 berjumlah 95 orang, dan

24 (dua puluh Empat) orang Tenaga Harian Lepas (THL).

Perolehan pagu anggaran pada kurun waktu lima Tahun terakhir, secara

umum menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Hal tersebut

merupakan wujud dari semakin bertambahnya jumlah pegawai baik

fungsional teknis maupun non teknis, perubahan dasar perhitungan harga

satuan yang terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya

harga barang dan jasa, bertambahnya sarana dan prasarana sehingga biaya

pemeliharaannya juga mengalami peningkatan, serta meningkatnya kegiatan

pelayanan operasional tindakan karantina pertanian.

c. Peta Wilayah Kerja UPT

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

22/Permentan/OT.140/4/2008 Tanggal 03 April 2008 pada Lampiran VIII

bahwa Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang mempunyai wilayah

kerja meliputi Pelabuhan Laut Tanjung Emas Semarang, Bandara Ahmad

Yani Semarang, Kantor Pos Besar Semarang, Pelabuhan Laut Tegal, dan

Pelabuhan Laut Juwana.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 5

BAB II

KEGIATAN UMUM (3 M)

A. PERENCANAAN DAN KEUANGAN

1. Pengelolaan Anggaran Tahun 2015

Laporan Keuangan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015

merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola

oleh entitas akuntansi Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang. Seluruh

aspek yang saling berkaitan meliputi perencanaan, pelaksanaan monitoring

dan evaluasi dan pelaporan keuangan. Setiap aspek telah didukung oleh

ketersediaan anggaran yang tertuang dalam DIPA 2015.

Dalam perencanaan anggaran kebijakan strategis yang akan dilaksanakan

adalah menjaga setiap kegiatan masing-masing Seksi Karantina Hewan dan

Tumbuhan, Seksi Pengawasan dan Tindakan serta Subbag Tata Usaha dapat

berjalan sebagaimana yang direncanakan sesuai dengan anggaran DIPA TA

2015. Setiap perencanaan kegiatan didahului dengan analisa kegiatan yang

dituangkan dalam Kerangka Acuan Kegiatan (Term of Reference). Dalam

pelaksanaan anggaran setiap kegiatan dalam KAK di breakdown dalam time

table pelaksanaan atau Rencana Operasional Kegiatan (ROK).

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015 memperoleh

anggaran yang berasal dari APBN sebesar Rp20.221.737.000,00 terdiri dari

Rp17.721.737.000,00 (Rupiah Murni) dan sebesar Rp2.500.000.000,00

(PNBP). Jika dibandingkan dengan pagu anggaran TA 2014 maka anggaran

tersebut naik dari Rp17.741.053.000,00 menjadi sebesar

Rp20.221.737.000,00 atau naik 13,98 %. Selama Tahun 2015 DIPA

mengalami 7 ( tujuh ) kali revisi yaitu 3 kali revisi tanpa mengubah pagu

anggaran dan 4 kali revisi dengan mengubah pagu anggaran. Pada revisi I

dikarenakan adanya penghematan anggaran perjalanan pada Badan

Karantina Pertanian, yang mengubah pagu anggaran APBN dari

Rp20.221.737.000,00 menjadi atau terjadi penghematan sebesar

Rp19.781.737.000,00. Pada revisi II dikarenakan adanya optimalisasi

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 6

anggaran biaya rekondisi kendaraan roda 4 dari 1 unit dioptimalisasikan

menjadi 2 unit dengan pagu anggaran tetap.

Pada revisi III dikarenakan adanya penambahan anggaran terkait dukungan

Upaya Khusus dari Kementerian Pertanian sehingga naik menjadi

Rp20.251.737.000,00. Pada revisi IV dikarenakan adanya penarikan kembali

pagu belanja modal tanah sebesar Rp7.299.250.000 sehingga pagu anggaran

menjadi Rp12.952.487.000,00. Pada revisi V adanya optimalisasi anggaran

biaya rekondisi kendaraan roda 4 dari 2 unit dioptimalisasikan menjadi 3 unit

dengan pagu anggaran tetap. Pada revisi VI adanya optimalisasi anggaran

biaya rekondisi kendaraan roda 4 dari 3 unit dioptimalisasikan menjadi 4 unit

dengan pagu anggaran tetap dan pada revisi VII dikarenakan adanya revisi

DIPA Induk oleh Badan Karantina melalui Direktorat Jenderal Anggaran,

Kementerian Keuangan merubah pagu anggaran Balai Karantina Pertanian

Kelas I Semarang, dengan penambahan belanja pegawai sehingga pagu

menjadi Rp13.122.487.000,00.

Realisasi Belanja Tahun 2015 mencapai Rp12.399.638.263,00 (94,49%) dari

Pagu Anggaran terakhir Rp13.122.487.000,00 dengan rincian realisasi

Belanja Pegawai Rp5.788.034.230,00 (96.78%), Belanja Barang

Rp6.593.204.033,00 (92,58%) dan Belanja Modal Rp. 18.400.000,00

(92,00%).

Data selengkapnya tentang realisasi anggaran perkegiatan disajikan pada

Tabel 2.1,Tabel 2.2, Grafik 1.1

Tabel 2.1 Perbandingan Anggaran Belanja DIPA

Balai Karantina Pertanian Kelas I SemarangTA 2014 dan TA 2015

No Uraian Belanja Pegawai

Belanja Barang Belanja Modal Jumlah

1 TA 2014 5.358.757.000 6.086.096.000 383.500.000 11.828.353.000

2 TA 2015 5.980.540.000 7.121.947.000 20.000.000 13.122.487.000

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 7

Tabel 2.2 Realisasi Anggaran Belanja DIPA

Balai Karantina Pertanian Kelas I SemarangTA 2015

No Uraian Pagu Realisasi % Saldo

1 Belanja Pegawai 5.980.540.000 5.788.034.230 96,78 192.505.770

2 Belanja Barang 7.121.947.000 6.593.204.033 92,58 528.742.967

3 Belanja Modal 20.000.000 18.400.000 92,00 1.600.000

Jumlah 13.122.487.000 12.399.638.263 94,49 722.848.737

Grafik 2.1 Komposisi Anggaran Belanja

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015

a. Belanja Pegawai

Anggaran Tahun 2015 untuk Belanja Pegawai Balai Karantina Pertanian

Kelas I Semarang terealisasi sebesar Rp5.788.034.230,00 atau sebesar

96,78% dari pagu anggaran Rp5.980.540.000,00. yang digunakan untuk

membayar Belanja Pegawai 96 (sembilan puluh enam) pegawai. Anggaran

Tahun 2015 untuk belanja pegawai mengalami kenaikan bila dibandingkan

dengan Tahun Anggaran lalu sebesar Rp621.783.000,00 atau 12%.

Kenaikan belanja pegawai dapat dilihat pada Grafik 2.2.

0

1.000.000.000

2.000.000.000

3.000.000.000

4.000.000.000

5.000.000.000

6.000.000.000

7.000.000.000

8.000.000.000

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Blanja Modal

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 8

Grafik 2.2 Komposisi Anggaran Belanja Pegawai

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2014 dan 2015

b. Belanja Barang

Anggaran Tahun 2015 untuk Belanja barang Balai Karantina Pertanian

Kelas I Semarang terealisasi sebesar Rp6.593.204.033,00 atau sebesar

92,58% dari pagu anggaran Rp7.121.947.000,00 dengan rincian sebagai

berikut : Belanja barang operasional dengan pagu anggaran

Rp1.613.136.000,00 terealisasi sebesar Rp1.532.747.411,00 atau sebesar

95,02%, Belanja Barang Non Operasional dengan pagu anggaran

Rp131.600.000,00 terealisasi sebesar Rp80.837.000,00 atau sebesar

61,43%, belanja jasa dengan pagu anggaran Rp955.656.000,00 terealisasi

sebesar Rp792.389.950,00 atau sebesar 82,92%, Belanja Pemeliharaan

dengan pagu anggaran Rp938.825.000,00 terealisasi sebesar

Rp863.054.128,00 atau sebesar 91,93%, Belanja Perjalanan dengan pagu

anggaran Rp2.869.180.000,00 terealisasi sebesar Rp2.744.275.444,00

atau sebesar 95,65% dan Belanja barang Persediaan dengan pagu

Rp613.550.000,00 terealisasi sebesar Rp579.900.100,00.

5.000.000.000

5.200.000.000

5.400.000.000

5.600.000.000

5.800.000.000

6.000.000.000

2014 2015

Belanja Pegawai

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 9

Anggaran Tahun 2015 untuk belanja barang mengalami penurunan bila

dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2014 yang lalu sebesar

Rp1.035.851.000,00 atau 17,02%. Rincian realisasi Belanja Barang

ditunjukkan dalam Grafik 2.3.

Grafik 2.3

Komposisi Anggaran Belanja Barang Balai Karantina Pertanian Kelas I SemarangTahun 2015

c. Belanja Modal

Anggaran Tahun 2015 ini untuk Belanja Modal Balai Karantina Pertanian

Kelas I Semarang terealisasi sebesar Rp18.400.000,00 atau sebesar

92,00% dari pagu anggaran Rp20.000.000,00. Kegiatan tersebut

seluruhnya merupakan belanja modal rekondisi kendaraan roda 4 sebanyak

4 unit. Anggaran Tahun 2015 untuk belanja modal mengalami penurunan

bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2014 sebesar

Rp363.500.000,00 atau 94,78%. Realisasi belanja modal dapat dilihat

dalam Grafik 4 di bawah ini.

2265,02%

184,78%

1341,85%

4028,65%

861,49% 1318,21%

Barang Opersional

Barang Non Operasional

Belanja Jasa

Belanja PerjalananDalam Negeri

Belanja BarangPersediaan

Belanja Pemeliharaan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 10

Grafik 2.4 Komposisi Anggaran Belanja Modal

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015

2. Pendapatan Negara Bukan Bajak (PNBP)

Pendapatan adalah semua penerimaan Negara dalam satu periode Tahun

yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu

dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas

diterima pada kas umum negara. Akuntansi pendapatan dilaksanakan

berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan

tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan

pengeluaran).

Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis akun pendapatan. Balai Karantina

Pertanian Kelas I Semarang merupakan Satuan Kerja yang memungut

Pendapatan Bukan Pajak (PNBP) dan menggunakan kembali sebagian

pendapatan tersebut. Penerimaan PNBP di BKP Kelas I Semarang terdiri dari:

• Penerimaan umum PNBP berasal dari penerimaan jasa karantina

pertanian pemeriksaan dan pengawasan.

• Penerimaan dari pendapatan sewa aset satuan kerja.

• Penerimaan lain lain berasal dari pengembalian belanja.

Rekondisikendaraan roda 4

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 11

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2012 Balai Karantina

Pertanian Kelas I Semarang memungut PNBP jasa tindakan karantina hewan

dan karantina tumbuhan dengan kode akun 423215 (Pendapatan karantina,

Pemeriksaan/pengawasan) dan Penerimaan lain-lain berasal dari

pengembalian belanja 423911 (Penerimaan kembali belanja pegawai pusat

TAYL ).

Realisasi pendapatan dari jasa karantina, pemeriksaan/pengawasan (423215)

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015 sebesar

Rp6.229.448.546,00 (124,58%) dari target sebesar Rp5.000.000.000,00.

Dengan demikian dibandingkan dengan Tahun 2014 sebesar

Rp5.525.473.179,00 mengalami penurunan sebesar Rp171.791.771,00 atau

sebesar 2,68%. Penurunan pendapatan ini selain menurunya frekuensi

sertifikasi karantina hewan dan tumbuhan juga disebabkan turunnya volume

beberapa jenis komoditas baik hewan maupun tumbuhan. Data selengkapnya

mengenai Target dan Realisasi Penerimaaan Negara Bukan Pajak di Balai

Karantina Pertanian Kelas I Semarang seperti terlihat dalam Tabel 2.3, Grafik

2.5

Tabel 2.3 Target dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015

No Uraian Pagu Realisasi %

1 TA 2011 3.000.000.000,00 4.702.548.498,00 156,75

2 TA 2012 3.000.000.000,00 5.290.524.858,00 176,35

3 TA 2013 3.500.000.000,00 5.525.473.179,00 157,87

4 TA 2014 4.000.000.000,00 6.401.240.317,00 160,02

5 TA 2015 5.000.000.000,00 6.229.448.546,00 124,58

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 12

Grafik 2.5 Target Penerimaan PNBP

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2011 s.d 2015

3. Anggaran dan Kegiatan 2016

Anggaran kegiatan untuk Tahun 2016 merupakan usulan dari rangkaian

kegiatan dalam jangka waktu 5 Tahun sampai dengan 2019. Program prioritas

masih melanjutkan Program Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian

dan Pengawasan Hayati. Indikator Kerja Utama Program dijabarkan sebagai

berikut :

a. Prosentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan

melalui sertifikasi karantina impor di tempat pemasukan yang telah

ditetapkan

b. Prosentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan

melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pemasukan yang telah

ditetapkan

c. Prosentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan

melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pengeluaran yang telah

ditetapkan

d. Prosentase jumlah sertifikat ekspor yang ditolak oleh negara tujuan

melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan

e. Penurunan prosentase kasus pelanggaran perkarantinaan

f. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

0,00

5.000.000.000,00

TA2011

TA2012

TA2013

TA2014

TA2015

Target PNBP

Target PNBP

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 13

Pada Tahun 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang mengusulkan

anggaran sebesar Rp57.253.867.000,00 yang bersumber dari Rupiah Murni

dan PNBP yang ada pada Tabel 2.4 dan untuk kegiatan Tahun 2016 yang

lebih terperinci dapat dilihat dalam Lampiran 4.

Tabel 2.4 Usulan Kegiatan

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2016

No Uraian Nominal

Sumber Dana dari Rupiah Murni

1 Belanja Pegawai 6.240.360.000

2 Belanja Barang 8.068.757.000

3 Belanja Modal 40.449.250.000

Sumber Dana dari PNBP

1 Belanja Barang 2.495.500.000

Jumlah 57.253.867.000

B. KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA

1. Kepegawaian

a. Kondisi Umum Kepegawaian

Pada Tahun 2015, Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sampai

dengan 1 Desember 2015, memiliki Sumber Daya Manusia 119 (seratus

sembilan belas) orang terdiri dari 95 (sembilan puluh Lima) Pegawai Negeri Sipil

(PNS), ditambah dengan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil berjumlah 2

(dua) orang CPNS dan 24 (duapuluh empat) Tenaga Outsersing.

Pelaksanaan kegiatan untuk dapat memenuhi kebutuhan pelayanan, pegawai

BKP Kelas I Semarang sesuai kompetensinya ditempatkan pada kantor Balai,

wilayah kerja (Wilker) Bandara A Yani, Kantor Pos, Pelabuhan Tegal, dan

Pelabuhan Juwana. Untuk pegawai yang telah menduduki jabatan fungsional

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 14

tertentu dan fungsional umum penempatan pegawai telah sesuai dengan

kompetensinya.

Tabel 2.5 Komposisi Pegawai Negeri (PNS/CPNS) menurut kualifikasi Golongan :

Golongan IV : 07 (tujuh) Orang

Golongan III : 55 (lima puluh lima) Orang

Golongan II : 33 (tiga puluh tiga) Orang

Golongan I : - Orang

THL/TenagaBantu : 24 (duapuluhempat) Orang

Tabel 2.6 Distribusi Pegawai menurut lokasi/ Wilayah Kerja :

Wilker Pelabuhan Tanjung Emas

: 90 (sembilan puluh ) Orang.

Wilker Bandara Ahmad Yani : 02 (dua) Orang.

Wilker Kantor Pos Semarang : 01 (satu) Orang.

Wilker Pelabuhan Laut Tegal : 01 (satu) Orang.

Wilker Pelabuhan Laut Juwana : 01 (satu) Orang.

Tabel 2.7 Komposisi Pegawai menurut kualifikasi Pendidikan :

S-2 Megister Secien : 01 (satu) Joni Hutapea Orang

S-2 Magister Manajemen : 02 (dua) Lilis, Agus P Orang

S-2 Kedokteran Hewan : 13 (tiga belas) Orang

S-1 Pertanian Jurusan HPT : 09 (sembilan) Heru dkk Orang

S-1 Pertanian Jurusan Budi Daya

: 03 (tiga) Heri,ismi, bayu Orang

S-1 Pertanian Jurusan SOSEK : 01 (satu) cipno Orang

S-1 MIPA : 02 (dua) Wilda, Rian Orang

S-1 Peternakan : 01 (satu) Andrian Orang

S-1 H u k u m : 04 (empat) Sabar, Choi, andika, Nug

Orang

S-1 Ekonomi : 08 (delapan) Rivan dkk Orang

S-1 Sosial / Politik : 02 (dua) Yuli, dini Orang

D-3 Pertanian : 02 (dua) Angga, Nia Orang

D-3 Hewan 09 (sembilan) Puji dkk Orang

D-3 Akuntansi : 02 (dua) Dian eko, Wiwin Orang

SLTA Pertanian/SPP-SPMA : 08 (tujuh) Hartoni, dkk Orang

SLTA /SNAKMA : 05 (lima) Kusworo dkk Orang

SLTA IPA : 06 (enam) Orang

SLTA Umum : 15 (lima belas) Orang

SMEA : 02 (dua) Marso, fitri, Orang

SMP : - Orang

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 15

Tabel 2.8 Komposisi Pegawai menurut kualifikasi Jabatan Struktural, Fungsional

dan Non Fungsional adalah sebagai berikut :

Pejabat Struktural :

Kepala Balai : 01 (satu) Orang

Kepala Sub Bagian Tata Usaha : 01 (satu) Orang

Kepala Seksi Karantina Hewan : 01 (satu) Orang

Kepala Seksi Karantina Tumbuhan : 01 (satu) Orang

Kepala Pengawasan dan Penindakan (Wasdak)

: 01 (satu) Orang

Pejabat Fungsional

Medik Veteriner Madya : 01 (satu) Orang

Medik Veteriner Muda : 09 (sembilan) Orang

Medik Veteriner Pertama : 01 (satu) Orang

Calon Medik Veteriner : - Orang

Paramedik Veteriner Penyelia : 02 (dua) Orang

Paramedik Veteriner Lanjutan : 04 (empat) Orang

Paramedik Veteriner Pelaksana : 10 (sepuluh) Orang

Calon Paramedik Veteriner : - Orang

POPT Madya : - Orang

POPT Muda : 07 (lima) Orang

POPT Pertama : 04 (enam) Orang

Calon POPT Ahli : 01 (satu) Orang

POPT Penyelia : 04 (empat) Orang

POPT Pelaksana Lanjutan : 03 (tiga) Orang

POPT Pelaksana : 07 (tujuh) Orang

POPT Pemula : - Orang

Calon POPT Terampil : 03 (tiga) Orang

Fungsional Umum : 33 (tigapuluh tiga) Orang

THL / Tenaga Bantu : 24 (duapuluh) Orang

Jumlah : 119 (seratus sembilan belas)

Orang

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 16

5

26 11

5

21

4

Sruktural POPT

Staf Administrasi Staf Teknis Non Fungsional

Medik Paramedik Tenaga Harian Lepas

7

55 23

6 24

Gol 4 Gol 3 Gol 2 Gol 1 Honorer

Grafik 2.6 Klasifikasi Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang berdasarkan

Jabatan dan Golongan

Tabel 2.9 Proporsi Pegawai Menurut Bidang Tugas & Golongan

a (orang)

b (orang)

c (orang)

d (orang)

Jumlah

PNS Gol IV 05 02 - - 07

Gol III 07 20 14 14 55

Gol II 05 03 05 18 31

Gol I

CPNS Gol III

Gol II 02 02

Gol I - - - -

Jumlah 95

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 17

Tabel 2.10 PEJABAT ESELON :

Eselon II/a/b III a IV a V a/b

- 1 4 -

Jumlah : 05 (lima)

Tabel 2.11 PEJABAT FUNGSIONAL.

Medik / Paramedik Veteriner

Medik Veteriner Madya : 01 (satu)

Medik Veteriner Muda : 09 (sembilan)

Medik Veteriner Pertama : 01 (satu)

Calon Medik Veteriner : -

Paramedik Veteriner Penyelia : 02 (dua)

Paramedik Veteriner Lanjutan : 04 (empat)

Paramedik Veteriner Pelaksana : 10 (sepuluh)

Calon Paramedik Veteriner : -

Jumlah : 27 (duapuluh tujuh)

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)

POPT Madya : -

POPT Muda : 07 (tujuh)

POPT Pertama : 05 (lima)

Calon POPT Ahli : 01 (satu)

POPT Penyelia : 04 (empat)

POPT Pelaksana Lanjutan : 03 (dua)

POPT Pelaksana : 07 (tujuh)

POPT Pemula : -

Calon POPT Terampil : 03 (tiga)

Jumlah : 30 (tiga puluh)

Tabel 2.12 FUNGSIONAL UMUM :

1. Penyusun Perencanaan : 01 (satu)

2. Bendahara Pengeluaran : 01 (satu)

3. Bendahara Penerima : 01 (satu)

4. Bendahara Gaji : 01 (satu)

5. Pengadministrasi Keuangan : 06 (enam)

6 Verifikator Keuangan : 02 (dua)

7 Pengadministrasi dan Penyaji Data : 04 (empat)

8. Petugas SIMAK-SABMN : 01 (satu)

9. Petugas SAK : 01 (satu)

10. Penata Usaha BMN : 03 (tiga)

11. Pengadministrasi Kepegawaian : 01 (satu)

12. Pengadministrasi Umum : 04 (empat)

13. Petugas Perpustakaan : 02 (dua)

14. Penata Usaha Dokumen : 02 (dua)

15. Pramu Protokol : 01 (satu)

16. Caraka : 02 (dua)

Jumlah : 33 (tigapuluh tiga)

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 18

Tabel 2.13 Jumlah Tenaga Honorer/ Kontrak/ THL Pembantu Pejabat Fungsional

1. Satuan Pengamanan BKP : 10 (sepuluh)

2. Satuan Pengamanan IKH Karangroto : 01 (satu)

3. Satuan Pengamanan IKT Polaman : 01 (satu)

4. Satuan Pengamanan Mes Ungaran : 01 (satu)

5. Pengemudi : 03 (tiga)

6. Tenaga Bantu Fungsional Hewan : 02 (dua)

7. Tenaga Bantu Fungsional Tumbuhan : 06 (enam)

:

Jumlah : 23 (duapuluh tiga)

b. Kelayakan Beban Kerja Dengan Jumlah Tenaga Kerja

Pegawai Negeri Sipil di Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang yang

berjumlah 95 (sembilanpuluh lima ) orang masih dirasa kurang apabila

dengan beban kerja yang padat khususnya Operasional baik Medik/Paramedik

maupun Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang hanya berjumlah

57 (limapuluh tujuh) orang sehingga perlu adanya penambahan pegawai,

sehingga kelayakan dan beban kerja pegawai seimbang. Pegawai yang berada

pada posisi fungsional umum yang berjumlah 33 (tigapuluh tiga) masih terdapat

beberapa penempatan yang belum sesuai dengan kompetensi.

c. Mutasi Pegawai

Kegiatan kepegawaian Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang baik Jabatan

Fungsional Medik / Paramedik Veteriner dan Pengendali Organisme Pengganggu

Tumbuhan (POPT) maupun Non Fungsional telah berjalan dan mengikuti

ketentuan yang berlaku. Sampai akhir Tahun 2015, terdapat mutasi alih tugas

masuk atas permintaan sendiri atas nama Akhmad Buseri, SP dari BKP Kelas I

Mataram ke BKP Kelas I Semarang dan terdapat mutasi alih tugas keluar atas

nama R Evi Sugandi, SP pada kantor Pemerintahan Kota Tegal, Kenaikan

Pangkat Struktural, Fungsional maupun kenaikan Jabatan dan Pangkat Pejabat

Fungsional, serta Kenaikan Gaji berkala.

d. Pendidikan dan Pelatihan

Pada Tahun 2015 terdapat berbagai Pelatihan , Seminar, Workshop dan kegiatan

lainnya yang dilaksanakan oleh Badan Karantina Pertanian dan Unit Pelaksana

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 19

Teknis lainnya yang diikuti oleh pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I

Semarang sebagaimana diuraikan dalam lampiran 3 dan 4.

e. Pelaksanaan Jabatan Fungsional Medik Veteriner/ Paramedik dan Pengendali

Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)

Pada Tahun 2015, pelaksanaan kegiatan teknis operasional dilakukan oleh para

pejabat fungsional sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, disamping itu

terdapat mutasi alih tugas, pengangkatan dalam jabatan fungsional dan kenaikan

jabatan Fungsional, yaitu :

Tabel 2.14

Realisasi Kenaikan Jabatan Medik/Paramedik Veteriner Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan Pemberhentian dari Jabatan

Fungsional.

NO N A M A KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL dan

PEJABAT PENERBIT SK, NO,TANGGAL

LAMA/ TMT BARU/TMT

1 2 3 4 5

1 Juwita Amalia Rohy Calon Paramedik Veteriner

Paramedik Vetetriner Pelaksana 01-04-2015

Keputusan Mentan. No.1100/Kpts/Kp.240/A.2.4/8/ 2015, Tanggal 14 Agustus 2015

2 Pujiwati A.Md Calon Paramedik Veteriner

Paramedik Vetetriner Pelaksana 01-04-2015

Keputusan Mentan. No.1101/Kpts/Kp.240/A.2.4/8/ 2015, Tanggal 14 Agustus 2015

3 Aisyah Kurniawaty, AMd Calon Paramedik Veteriner

Paramedik Vetetriner Pelaksana 01-04-2015

Keputusan Mentan. No.1102/Kpts/Kp.240/A.2.4/8/ 2015, Tanggal 14 Agustus 2015

4 Adilla Susi Wahono, SP POPT Pertama POPT Muda 01-09-2015

Keputusan Mentan. No.1565/Kpts/Kp.240/A.2.4/12/ 2015,Tanggal 11 Desmber 2015

5 Dina Anggraeni Sulistyawati, SP

POPT Pertama POPT Muda 01-09-2015

Keputusan Mentan. No.1658/Kpts/Kp.240/A.2.4/12/ 2015,Tanggal 11 Desmber 2015

6 Aini Sofiatun Rohmatillah, A.Md

POPT Pelaksana POPT Pelaksana Lanjutan 01-09-2015

Keputusan Mentan. No.1657/Kpts/Kp.240/A.2.4/12/ 2015,Tanggal 11 Desmber 2015

7 Tujiharto POPT Pelaksana POPT Pelaksana Lanjutan 01-03-2012

Keputusan Mentan. No.1027/Kpts/Kp.240/A.2.4/8/ 2015, Tanggal 12 Agustus 2015

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 20

2. Ketatausahaan (Surat-Menyurat, Pengagendaandan Pengarsipan)

Kegiatan Surat-menyurat, pengagendaan dan pengarsipan pada BKP Kelas I

Semarang telah dilaksanakan mengacu pada Tata Naskah Dinas yang

dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian Tahun 2010. Pada Balai Karantina

Pertanian Kelas I Semarang jumlah surat masuk pada Tahun 2015 selama

bulan Januari s/d Desember sejumlah 2.401 surat dan untuk surat keluar

sebanyak 4.990 surat. Pengarsipan surat dilakukan secara manual

menyesuaikan dengan jenis surat dengan kode surat.

3. Indeks Kepuasan Masyarakat ( IKM)

Pada Tahun 2015 ini penilaian indeks kepuasan masyarakat atas kinerja Balai

Karantina Pertanian Kelas I Semarang pada Semester I, pelaksanaannya pada

bulan Januari s/d Juni sebesar 83,09 (SANGAT Baik) dan untuk IKM pada

semester II adalah 82,39 (SANGAT BAIK) mengalami Penurunan sebanyak

0,8% semester I dimana menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan jasa BKP Kelas I Semarang, karena pada

Tahun 2015 pada semester 2 terdapat penurunan pada unsur pelayanan di

prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kecepatan jadwal pelayanan, dan

kepastian jadwal pelayanan, oleh karena itu perlu adanya perbaikan dan

peningkatan pada unsur pelayanan tersebut pada Tahun berikutnya.

C. SARANA DAN PRASARANA

Di Tahun 2015 permasalahan yang dihadapi Balai Karantina Pertanian Kelas I

Semarang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan permasalahan yang timbul

pada Tahun Anggaran 2014 sebenarnya Balai Karantina Pertanian Kelas I

Semarang juga sudah mengalokasikan anggaran pengadaan tanah dalam DIPA

Tahun Anggaran 2015, namun setelah tim dari Badan Karantina Pertanian

melakukan survai terhadap tanah yang sudah direkomendasikan Balai Karantina

Pertanian Kelas I Semarang dan dikarenakan adanya ketidaksesuaian lokasi

dan pagu anggaran yang tersedia, anggaran tersebut lagi - lagi gagal

terealisasi.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 21

1. Kondisi Sarana dan Prasarana

Sampai dengan akhir Tahun 2015 Kantor pelayanan dan Laboratorium Balai

Karantina Pertanian Kelas I Semarang masih berdiri diatas tanah milik

Pelabuhan Indonesia III dan PT Persero Angkasa Pura I dengan status tanah

sewa. Untuk itu diharapkan pada Tahun 2016 pengadaan tanah bisa

terealisasi sehingga nantinya gedung kantor Balai Karantina Pertanian Kelas

I Semarang baik pelayanan dan laboratorium bisa berdiri diatas tanah sendiri

sehingga pada akhirnya bisa menghemat biaya anggaran sewa.

Pada Tahun Anggaran 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang

sangat mengharapkan untuk terealisasinya anggaran pengadaan tanah yang

sudah tersedia pada DIPA Tahun 2016, sehingga diharapkan bisa untuk

memenuhi himbauan / pemberitahuan PT Pelabuhan Indonesia III Cabang

Tanjung Emas yang mana berdasarkan Rencana Induk Pelabuhan Tanjung

Emas tanah yang selama ini disewakan kepada Balai Karantina Pertanian

Kelas I Semarang termasuk Zona General Cargo sehimgga nantinya perlu

dilakukan relokasi kantor dan itu yang harus menjadi perhatian kita bersama.

Permasalahan yang lain pada Tahun 2015 yaitu Balai Karantina Pertanian

Kelas I Semarang memiliki 2 ( dua ) unit rumah dinas yang oleh Balai

Karantina Pertanian Kelas I Semarang sendiri sudah tidak digunakan lagi

dan rumah dinas tersebut dalam kondisi rusak berat dan bangunan tersebut

berdiri diatas tanah milik Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi

Jawa Tengah yang mana berdasarkan surat dari Dinas Peternakan dan

Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah nomor : 524/05/0579 tanggal 20

pebruari 2015 tentang permohonan hibah dan surat pernyataan bersedian

menerima hibah barang milik negara nomor : 524/1795 tanggal 05 juni 2015

asset gedung dan bangunan yang dikelola oleh Balai Karantina Pertanian

Kelas I Semarang yang berupa 2 ( dua ) Unit Rumah Dinas tersebut diminta

untuk dihibahkan ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa

Tengah.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 22

2. Asset Tetap

Pada Tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang juga sudah

mengakomodir permohonan hibah dari Dinas Peternakan dan Kesehatan

Hewan Provinsi Jawa Tengah dengan mengajukan permohonan hibah

Nomor : 973/PL.130/L.12.B/03/2015 tanggal 20 Maret 2015 ke Badan

Karantina Pertanian namun sampai dengan akhir Tahun 2015 surat

rekomendasi hibah tersebut belum terbit.

Tabel 2.15 Daftar BMN BKP Kls I Semarang Yang Akan Dihibahkan

No Kode Barang NUP Luas M2

Perolehan Nilai Buku Niliai Limit Ket.

Thn Harga

1. 2.

4.01.02.01.010 4.01.02.01.013

1 1

36 50

1984 1984

24.087.239 71.876.763

19.570.882 58.399.868

4.786.600 47.555.000

Berdiri diatas tanah milik Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah

Disamping masalah terebut diatas Balai Karantina Pertanian Kelas I

Semarang pada tanggal 06 Oktober 2015 juga sudah mengajukan surat

permohonan alih fungsi aset yang berupa gedung dan bangunan yang

dikelola Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang yang tadinya mess

menjadi rumah dinas dengan nomor surat : 3801/PL.310/L.12.B/10/2015 ke

Badan Karantina Pertanian namun sampai dengan akhir Tahun 2015 juga

belum surat rekomendasinya.

Tabel 2.16 Daftar BMN BKP Kls I Semarang Yang Diusulkan Yang Semula Mess

Menjadi Rumah Dinas

No Volume Jumlah Semula Menjadi

Status Gol Type Fungsi

1. 2. 3.

138 M2 70 M2 36 M2

1 Unit 1 Unit 4 Unit

Mess Mess Mess

Rumah Negara Rumah Negara Rumah Negara

I II II

A C E

Rumah Jabatan Rumah Dinas Rumah Dinas

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 23

Pada Tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang tidak banyak

ada perubahan pada segi sarana dan prasarana yang bertambah, bahkan

pada Tahun Anggaran 2015 untuk pengadaan sarana dan prasarana kantor

nihil hanya saja ada perubahan sedikit pada sarana dan prasarana peralatan

dan mesin yang bertambah nilai perolehannya karena pemeliharaannya

menggunakan mata anggaran 53.

Di Tahun 2015 untuk realisasi pemeliharaan yang dialokasikan untuk

pemeliharaan gedung dan bangunan kantor yang berlokasi di Jl.M Pardi No.

7 Pelabuhan Tanjung Emas yang selama ini dipergunakan untuk kantor

pelayanan dan yang di Jl. Benoa No.1 Pelabuhan Tanjung Emas yang

selama ini dipergunakan untuk Laboratorium pada Tahun 2015 sudah tidak

dialokasikan anggaran untuk pemeliharaan berat dikarenakan status tanah

yang digunakan untuk mendirikan banguna tersebut adalah tanah milik PT

Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Emas yang disewakan kepada

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, disamping itu juga sudah ada

surat pemberitahuan dari PT Pelabuhan Indonesia III bahwa tanah yang

disewa oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang termasuk Zona

General Cargo sehingga realisasi anggaran khususnya untuk pemeliharaan

kedua aset bangunan tersebut diatas hanya untuk pemeliharaan yang

sifatnya sangat mendesak sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa

tetap berjalan seperti biasa.

Sampai dengan Tahun Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I

Semarang masih tetap mengelola 2 ( dua ) unit Gedung Kantor yang

lokasinya terpisah yaitu Gedung Kantor yang terletak di Jl. M.Pardi No.7

Pelabuhan Tanjung Emas sluas 1.080 M2 dan Gedung Kantor yang terletak

di Jl. Benoa No.1 Pelabuhan Tanjung Emas seluas 810 M2, yang masih

berdiri diatas tanah milik Pelabuhan Tanjung Emas dengan status tanah

sewa. Peningkatan jumlah pegawai pada Balai Karantina Pertanian Kelas I

Semarang sudah barang tentu akan selalu muncul masalah sarana dan

prasarana untuk menunjang tugas pokok dan fungsi Balai Karantina

Pertanian Kelas I Semarang.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 24

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sampai dengan akhir Tahun

2015 mengelola aset tanah untuk Instalasi Karantina Tumbuhan seluas 1.737

M2 yang terletak di Kec.Mijen Semarang, tanah untuk mess/rumah dinas

seluas 502 M2 yang terletak di Kec. Ungaran Timur Semarang, tanah untuk

mess/rumah dinas seluas 322 M2 yang terletak di Kec. Ungaran Barat

Semarang, tanah untuk Instalasi Karantina Hewan seluas 2.798 M2 yang

terletak di Kec. Genuk Semarang, 2 ( dua ) Unit Gedung Kantor Tanjung

Emas 2 ( dua ) Unit Instalasi Laboratorium Tanjung Emas, 1 ( satu ) Unit

Instalasi Rumah Kasa ( Screen House ) seluas 30 M2, yang kondisinya

sudah mulai rusak ringan dikarenakan korusi oleh angin laut 1 ( satu ) Unit

Gedung Kantor Wilker Tegal seluas 50 M2, 1 ( satu ) Unit Gedung Khusus

Bandara Ahmad Yani Semarang seluas 120 M2 yang status tanahnya juga

sewa dari PT Angkasa Pura serta sarana dan prasarana lingkungan Kantor

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang.

Selain itu Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang juga mengelola 1 (

satu ) Unit Instalasi Karantina Tumbuhan yang terletak di Kec. Mijen

Semarang seluas kurang lebih 930 M2 serta sarana dan prasaran lingkungan

gedung Instalasi Karantina Tumbuhan, Instalasi Karantina Hewan yang

terletak di Kelurahan Karangroto Kec. Genuk Semarang, Mess/Rumah Dinas

5 ( lima ) unit dengan rincian 1 (satu ) unit type 70, dan 4 ( empat ) unit type

36 yang terletak di Kelurahan Gedang Anak Kec. Ungaran Timur Semarang,

2 ( dua ) unit rumah dinas yang terletak di Kelurahan Sidomulyo Kec.

Ungaran Timur Semarang dengan rincian type D seluas 36 M2 dan type E

seluas 50 M2, yang berdiri diatas tanah milik Dinas Peternakan Provinsi Jawa

Tengah dan 1 ( satu ) unit Mess/Rumah Jabatan yang terletak di Kec.

Ungaran Barat Semarang seluas 120 M2

Pada Tahun Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang

tidak merealisasikan pengadaan barang terutama pengadaan tanah namun

demikian pengadaan barang yang sudah terealisasi pada Tahun Anggaran

2014 dirasa masih sangat kurang untuk mengisi kekosongan ruangan yang

ada pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang termasuk untuk

wilayah kerja seiring dengan penambahan jumlah pegawai dan jumlah

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 25

ruangan yang ada serta untuk menggantikan barang-barang yang sudah

rusak berat. Setelah adanya sistem kebutuhan penganggaran pengadaan

barang dialokasikan sepenuhnya pada masing – masing UPT, sehingga

masing – masing UPT dapat merencanakan kebutuhan sarana dan

prasarana UPT dan bisa direalisasikan sesuai kebutuhan dan tepat sasaran.

Pada dasarnya sarana dan prasaran yang sudah direalisasikan Balai

Karantina Pertanian Kelas I Semarang dengan anggaran sudah sesuai

dengan kebutuhan untuk menunjang tugas pokok dan fungsi Balai Karantina

Pertanian Kelas I Semarang. Namun dirasa masih sangat kurang seiring

dengan makin meningkatnya volume kegiatan dan dengan adanya kemajuan

tehnologi serta adanya barang – barang inventaris yang sudah rusak namun

belum dihapus, kedepan masih sangat diperlukan pengadaan sarana dan

prasarana Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang baik dari segi

kuantitas maupun kualitas.

3. Penghapusan Asset

Pada Tahun 2015 sarana dan prasarana yang dikelola Balai Karantina

Pertanian Kelas I Semarang sudah mulai banyak yang rusak berat dan

ketinggalan jaman, akibat dari faktor usia dan alam lingkungan kantor yang

berada dipinggir pantai dan rob yang pada Tahun 2014 belum bisa dilakukan

proses penghapusan yang dikarenakan terkendala belum ditetapkanya

penetapan status penggunaannya oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Kementerian Keuangan dalam hal ini Kantor Pelayanan Kekayaan Negara

dan Lelang Semarang. Namun Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang

pada Tahun 2015 sudah bisa merealisasikan penghapusan sebagian

barang – barang inventaris yang sudah rusak berat sehingga bisa

mengurangi beban pencatatan.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 26

Tabel 2.17 Daftar Realisasi Penghapusan Barang-Barang Inventaris Pada

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang

No Kode Barang NUP Nama Barang Tahun Perolehan

Jml Kondisi Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.

3060101038 3060101048 3060101048 3060101048 3060102038 3060102101 3060201003 3060201010 3070101009 3070101029 3080120017 3080141129 3080141129 3100102001 3100102001 3100102001 3100102001 3100102002 3100102002 3100102002 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100204004 3100204004

7-100 5-11

15-16 20-21

1 1

1-2 1

1-2 1

1-5 1 1 1

7-14 15-17

24 2-5

8-10 16 12

15-17 19 21 23 25

27-28 30-32 35-36 39-42 44-45

2-3 4-6

Mic conector box UPS UPS UPS Power Supplay Photo Tustel Pswt Telephon Facsimile Timbangan Bdn Proyecktor Power Suplay Exhust Fan Incinerator PC Unit PC Unit PC Unit PC Unit Laptop Laptop Laptop Printer Printer Printer Printer Printer Printer Printer Printer Printer Printer Printer Modem Modem

2007 2008 2010 2012 2002 2000 2007 1998 1999 2003 2004 2006 2007 2000 2005 2006 2005 2005 2005 2005 2005 2007 2008 2010 2010 2005 2003 2003 2007 2008 2008 2006 2007

94 7 2 2 1 1 2 1 2 1 5 1 1 1 8 3 1 4 3 1 1 3 1 1 1 1 2 3 2 4 2 2 3

Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat

Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan DihapuskanDihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan DihapuskanDihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan

Jumlah 166

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 27

BAB III

KEGIATAN OPERASIONAL

A. Kegiatan Operasional Karantina Hewan

1. Teknis Operasional Perkarantinaan

Pelaksanaan kegiatan teknis operasional perkarantinaan terhadap media

pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) yang dilalulintaskan

melalui Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang selama Tahun Anggaran

2015 adalah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan

Tindakan karantina pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kelengkapan,

kebenaran dan keabsahan isi dokumen, mendeteksi hama penyakit hewan

karantina, status kesehatan dan sanitasi media pembawa, dan/atau

kelayakan sarana alat angkut. Selama Tahun Anggaran 2015 frekuensi

pemeriksaan terhadap media pembawa HPHK sebanyak 32.131 kali yang

meliputi impor, ekspor, domestik keluar dan domestik masuk. Data tindakan

pemeriksaan MP HPHK di Tahun 2015 tertuang dalam grafik 3.1

0

5000

10000

15000

20000

Impor Ekspor DomestikKeluar

DomestikMasuk

2459 3523

16039

10110

Frekuensi Tindakan Pemeriksaan MP HPHK Tahun 2015

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 28

Sedangkan media pembawa HPHK yang dikenakan tindakan pemeriksaan

meliputi :

1) Impor

Frekuensi tindakan pemeriksaan sebanyak 2.459 kali yang terdiri atas :

Bahan Asal Hewan bukan pangan sebanyak 6.886 lembar dan

64.952 kg dengan frekuensi 13 kali.

Hasil Bahan Asal Hewan bukan pangan sebanyak 66.736.335,7 kg

dengan frekuensi 708 kali.

Bahan Asal Hewan pangan sebanyak 781.500 kg dengan frekuensi

18 kali.

Benda lain sebanyak 32.157 kemasan dan 22.869 kg dengan

frekuensi 65 kali.

Hasil Bahan Asal Hewan Pangan sebanyak 157.531.000 kg dengan

frekuensi 1.655 kali.

Data secara jelas dapat terlihat pada grafik 3.2 berikut :

2) Ekspor

Frekuensi tindakan pemeriksaan sebanyak 3.523 kali yang terdiri atas :

Bahan Asal Hewan Pangan sebanyak 530.792,6 kg dengan

frekuensi 3.420 kali.

Hasil Bahan Asal Hewan bukan pangan sebanyak 255.253,4 kg

dengan frekuensi 85 kali.

Media Pembawa lain sebanyak 340.011,3 kg dengan frekuensi 18

kali.

-

500

1.000

1.500

2.000

BAH BukanPangan

HBAHPangan

HBAHBukan

Pangan

Benda Lain BAHPangan

13

1.655

708

65 18

Frekunsi Tindakan Pemeriksaan MP HPHK Impor Tahun 2015

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 29

Data secara jelas dapat terlihat pada grafik 3.3 berikut :

3) Domestik Keluar

Frekuensi tindakan pemeriksaan sebanyak 16.039 kali yang terdiri dari :

Hewan sebanyak 85.327 ekor, 422 kg dengan frekuensi 13.117

kali.

Bahan Asal Hewan pangan sebanyak 1.299.254,4 kg dengan

frekuensi 1.993 kali.

Bahan Asal Hewan bukan pangan sebanyak 24,2 kg dan 12.000

butir dengan frekuensi 13 kali.

Hasil Bahan Asal Hewan pangan sebanyak 106.203,9 kg dengan

frekuensi 440 kali.

Benda lain sebanyak 4 botol dan 177 kemasan dengan frekuensi

18 kali.

Media Pembawa lain sebanyak 778.901 kg dan 12.617 koloni

dengan 458 kali.

-

1.000

2.000

3.000

4.000

BAH Pangan HBAH BukanPangan

Media PembawaLain

3.420

85 18

Frekuensi Tindakan Pemeriksaan MP HPHK Ekspor Tahun 2015

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 30

Data secara rinci dapat dilihat dalam grafik 3.4 berikut :

4) Domestik Masuk

Frekuensi tindakan pemeriksaan sebanyak 10.110 kali yang terdiri dari :

Hewan sebanyak 48.413 ekor, 0,5 kg dan 17 koloni dengan

frekuensi 8.623 kali.

Bahan Asal Hewan Pangan sebanyak 82.374,9 kg dengan

frekuensi 1.454 kali.

Bahan Asal Hewan bukan pangan sebanyak 15.200 butir dan 2.312

lembar dengan frekuensi 10 kali.

Benda lain sebanyak 275 botol dengan frekuensi 4 kali.

Media Pembawa Lain sebanyak 125 koloni dengan frekuensi 19

kali.

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

Hewan BAHPangan

BAH BukanPangan

HBAHPangan

Benda Lain MediaPembawa

Lain

13.117

1.993

13 440 18 458

Frekuensi Tindakan Pemeriksaan MP HPHK Domestik Keluar Tahun 2015

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 31

Data secara rinci tertuang dalam grafik 3.5 berikut :

b. Pengasingan

Tindakan karantina pengasingan dilakukan untuk pengamatan,

pemeriksaan dan perlakuan dengan tujuan untuk mencegah

kemungkinan penularan hama penyakit hewan karantina. Pada Tahun

Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Seksi

Karantina Hewan telah melakukan tindakan pengasingan terhadap

sapi, kerbau, kuda dan kambing terhitung sejak bulan Januari sampai

dengan Desember 2015 sebanyak 6.442 ekor dengan frekuensi 160

kali kegiatan.

c. Pengamatan

Tindakan pengamatan dilakukan untuk mendeteksi lebih lanjut

terhadap hama penyakit hewan karantina dengan cara mengamati

timbulnya gejala penyakit hewan karantina selama pengasingan.

Tindakan pengamatan sebagai tindak lanjut tindakan pengasingan

sehingga jumlah media pembawa dan frekuensi kegiatannya sama

dengan tindakan pengasingan yaitu 160 kali kegiatan.

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

Hewan BAH Pangan BAH BukanPangan

Benda Lain MediaPembawa

Lain

8.623

1.454

10 4 19

Frekuensi Tindakan Pemeriksaan MP HPHK Domestik Masuk Tahun 2015

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 32

d. Perlakuan

Tindakan perlakuan dilakukan untuk membebaskan dan atau

mensucihamakan media pembawa HPHK, baik yang yang berupa

hewan maupun produk hewan. Tindakan perlakuan dapat berupa

penyemprotan desinfektan, pengambilan spesimen untuk pemeriksaan

laboratorium, pengobatan, vaksinasi, dan sebagainya. Tindakan

perlakuan dilakukan terhadap MP yang dikenakan tindakan

pengasingan, atau terhadap sarana prasarana yang akan digunakan

untuk tindakan pengasingan.

e. Penahanan

Tindakan penahanan dilakukan terhadap media pembawa HPHK yang

belum memenuhi persyaratan karantina, dan dijamin oleh pemiliknya

bahwa yang bersangkutan dapat memenuhi persyaratan tersebut

dalam jangka waktu yang telah diatur dalam PP No. 82 Tahun 2000.

Penahanan dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan

fisik terhadap media pembawa dan diduga tidak berpotensi membawa

dan menyebarkan hama penyakit hewan karantina, tidak dilarang

pemasukkannya serta tidak berasal dari daerah yang dilarang

pemasukannya. Lebih lengkap perihal penahanan ini akan dibahas di

bagian Pengawasan dan Penindakan.

f. Penolakan

Tindakan penolakan dilakukan terhadap media pembawa yang tidak

memenuhi persyaratan karantina, atau dokumen lain yang

dipersyaratkan Menteri lain yang terkait. Lebih lengkap perihal

penolakan ini akan dibahas di bagian Pengawasan dan Penindakan.

g. Pemusnahan

Sesuai dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina

Hewan, Ikan dan Tumbuhan, PP No. 82 Tahun 2000 tentang Karantina

Hewan, dan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor

316.a/Kpts/PD.670.320/L/11/06 tentang Petunjuk Teknis Tindakan

Karantina Hewan Terhadap Media Pembawa Highly Pathogenic Avian

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 33

Influenza (HPAI), maka terhadap media pembawa yang masuk dari

daerah/area lain, yang setelah dilakukan perlakuan tidak dapat

disembuhkan, menunjukkan gejala penyakit hewan karantina Golongan

I, dan tidak dilengkapi dokumen karantina dapat dilakukan tindakan

karantina pemusnahan. Selama Tahun Anggaran 2015 Balai Karantina

Pertanian Kelas I Semarang telah melakukan beberapa kali tindakan

pemusnahan. Lebih lengkap perihal pemusnahan ini akan dibahas di

bagian Pengawasan dan Penindakan.

h. Pembebasan / Pelepasan

Tindakan karantina pembebasan / pelepasan dilakukan terhadap

media pembawa yang setelah dilakukan pemeriksaan tidak tertular

HPHK (Hama Penyakit Hewan Karantina), setelah dilakukan

pengamatan dalam pengasingan tidak tertular HPHK, setelah dilakukan

perlakuan dapat disembuhkan dari HPHK, atau setelah dilakukan

penahanan seluruh persyaratan yang diwajibkan dapat disembuhkan.

Frekuensi kegiatan tindakan pembebasan/pelepasan terhadap media

pembawa selama Tahun Anggaran 2015 adalah sebanyak 32.131 kali.

Secara detil media pembawa HPHK yang dilalulintaskan melalui BKP

Kelas I Semarang tersaji dalam lampiran 6.

Grafik 3.6. Grafik lalu lintas komoditi impor, ekspor, domestik keluar dan

domestik masuk :

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

2011 2012 2013 2014 2015

Impor

Ekspor

Domestik Keluar

Domestik Masuk

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 34

2. Penggunaan Formulir

Dalam pelaksanaan kegiatan teknis operasional perkarantinaan,

formulir karantina hewan merupakan perangkat dokumentasi, yang berfungsi

sebagai alat bukti keabsahan suatu proses kegiatan tindakan karantina dalam

bentuk tertulis. Penggunaan formulir karantina hewan berpedoman pada

Keputusan Menteri Pertanian nomor 475 Tahun 2002. Selama Tahun

Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang telah

menggunakan formulir karantina sebanyak 16.913 set.

3. Pemantauan Daerah Sebar – HPHK

Pemantauan Daerah Sebar Penyakit Hewan Karantina di Wilayah

Pemantauan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015

dilaksanakan di 25 Dinas Kota/Kabupaten yang membidangi fungsi

Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu : Kabupaten Kendal, Kabupaten

Jepara, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan,

Kabupaten Batang, Kabupaten Demak, Kota Semarang, Kabupaten

Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kabupaten

Pati, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali,

Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten

Sukoharjo, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten

Karanganyar, Kabupaten Sragen, Balai Besar Veteriner Wates dan Dinas

Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. Cakupan informasi

yang diamati adalah data temuan gejala klinis, data hasil uji laboratorium, data

suveilans dan data hasil penelitian dengan durasi waktu data sepanjang

Tahun 2014.

Hasil pengumpulan data informasi status dan situasi HPHK yang diperoleh

dari Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta, Dinas Peternakan dan

Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dan 25 Dinas kota/kabupaten yang

membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan, selanjutnya

dikompilasi dan diverifikasi dan didapatkan sebanyak 11 macam penyakit

yaitu : Avian Influenza, Anthrax, Bovine Virus Diarrhoae (BVD), Brucellosis,

Canine Parvovirus Infection, New Castle Disease(ND), ORF/Contagious

Ecthyma, Ringworm / Dermathopytosis, Scabies/Demodecosis, Theileriosis,

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 35

Trypanosomosis/Surra. Penyakit yang ada ini berdasarkan dari Pedoman

pemantauan daerah sebar HPHK Tahun 2015 bahwa kegiatan pengamatan

status dan situasi HPHK Tahun 2015 di fokuskan pada HPHK yang dapat

menimbulkan gangguan reproduksi pada sapi dan seluruh HPHK Golongan II,

sebagaimana diatur dalam Kepmentan Nomor : 3238/Kpts/PD.630/9/2009

tentang Penggolongan Jenis-jenis HPHK, Penggolongan dan Klasifikasi Media

Pembawa.

Tabel 3.1 Status dan situasi HPHK di 25 kota/kabupaten di JawaTengah

NO KOTA/KABUPATEN PENYAKIT HPHK GOLONGAN II

1. Kota Semarang Brucellosis

2. Kabupaten Semarang Avian Influenza,Brucellosis, New Castle Disease

3. Kota Salatiga Dermatophytosis/Ringworm, Scabies

4. Kabupaten Boyolali Anthrax, Avian Influenza, Brucellosis, Theileirosis

5. Kabupaten Klaten Avian Influenza, Brucellosis

6. Kabupaten Sukoharjo Avian Influenza, New Castle Disease

7. Kabupaten Wonogiri Avian Influenza, Bovine Virus Diarrhoae (BVD)

8. Kabupaten Karanganyar Avian Influenza, New Castle Disease

9. Kabupaten Sragen Avian Influenza, New Castle Disease

10. Kota Magelang Scabies, Canine Parvovirus Infection

11. Kabupaten Magelang Avian Influenza, Scabies

12. Kabupaten Demak Avian Influenza, Scabies

13. Kabupaten Kudus Brucellosis, Scabies

14. Kabupaten Jepara Scabies

15. Kabupaten Rembang Dermatophytosis/Ringworm, ORF/Contagious Ecthyma,

Scabies

16. Kabupaten Blora -

17. Kabupaten Pati -

18. Kabupaten Grobogan Avian Influenza, ORF/Contagious Ecthyma, Scabies

19. Kabupaten Kendal New Castle Disease

20. Kabupaten Batang Scabies

21. Kota Pekalongan Scabies

22. Kabupaten Pekalongan Dermatophytosis/Ringworm, ORF/Contagious Ecthyma,

Scabies, Trypanosomosis

23. Kabupaten Pemalang Avian Influenza, Trypanosomosis, ORF/Contagious

Ecthyma, Scabies

24. Kota Tegal ORF/Contagious Ecthyma, Scabies

25. Kabupaten Tegal ORF/Contagious Ecthyma, Scabies

Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa kasus Avian Influenza terdapat

di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, mengingat Provinsi Jawa

Tengah merupakan daerah endemis untuk penyakit Avian influenza. Demikian

juga dengan kejadian penyakit New Castle Disease ada di beberapa

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 36

kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten

Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten

Kendal. Kejadian penyakit yang menyebabkan gangguan reproduksi pada

sapi yaitu Brucellosis dan Bovine Virus Diarrhoea (BVD) juga terdapat di

beberapa kota/kabupaten di Jawa Tengah. Kejadian penyakit Brucellosis

terdapat di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Klaten,

Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Kudus, sedangkan kejadian penyakit

Bovine Virus Diarrhoea (BVD) terdapat di Kabupaten Wonogiri. Dari data

diperoleh kejadian Penyakit Trypanosomosis ada di kabupaten Pemalang dan

penyakit Theileriosis ada di Kabupaten Boyolali. Sepanjang Tahun 2014,

diperoleh data berdasar kejadian penyakit Scabies, ORF, Ringworm, dan

Canine Parvovirus Infection di beberapa Kota/Kabupaten di Jawa Tengah.

Ditemukannya beberapa macam penyakit HPHK Golongan II dan penyakit

HPHK yang menyebabkan gangguan reproduksi pada sapi maka diperlukan

adanya pengawasan dan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran

penyakit. Karantina Hewan memiliki peran yang sangat penting dalam

melakukan pencegahan masuk tersebar dan keluarnya Hama Penyakit

Hewan Karantina (HPHK) sesuai dengan tugas pokok karantina yang tertuang

dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan

dan Tumbuhan serta dilaksanakan dengan berpegang pada PP Nomor 82

Tahun 2000 tentang Karantina Hewan dengan memperhatikan berbagai faktor

strategis yang dapat mempengaruhinya. Posisi dan peranan karantina dinilai

sangat strategis khususnya dalam menghadapi ancaman masuknya HPHK

dari luar negeri dan mencegah tersebarnya HPHK antar area/pulau di dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia. Demikian pula sebaliknya melakukan

pencegahan keluarnya hama penyakit dari Indonesia ke luar negeri.

Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah endemis Avian Influenza, untuk itu

perlu adanya pengawasan terhadap lalu-lintas unggas di pintu pemasukan

maupun pengeluaran untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut.

Penyakit HPHK yang menyebabkan gangguan reproduksi pada sapi seperti

Brucellosis dan Bovine Virus Diarrhoae (BVD) juga terdapat di beberapa

kabupaten di Jawa Tengah sehingga perlu pengawasan yang ketat terhadap

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 37

lalu-lintas sapi di pintu pemasukan maupun pengeluaran. Selain itu, Jawa

Tengah merupakan daerah bebas rabies sehingga perlu pengawasan yang

ketat terhadap pemasukan Hewan Pembawa Rabies (HPR) dari luar

daerah/luar pulau yang akan masuk ke Jawa Tengah. Lalu-lintas HPR hanya

diperbolehkan dari daerah bebas ke daerah bebas, daerah bebas ke daerah

tertular maupun dari daerah tertular ke daerah tertular. HPR dari daerah

tertular tidak diperbolehkan masuk ke daerah bebas (Jawa Tengah), sehingga

perlu pengawasan terhadap lalu-lintas HPR di pintu pemasukan maupun

pengeluaran. Beberapa HPHK yang terdapat beberapa Kota/Kabupaten di

Jawa Tengah seperti Anthrax, Canine Parvovirus Infection, New Castle

Disease(ND), ORF/Contagious Ecthyma, Ringworm/Dermathopytosis,

Scabies/Demodecosis, Theileriosis, Trypanosomosis/Surra juga perlu

diwaspadai penyebarannya.

Setiap media pembawa HPHK yang dimasukkan, dibawa atau dikirim dari

suatu area ke area lain di dalam, dan/atau dikeluarkan dari wilayah negara

Republik Indonesia dikenakan Tindakan Karantina yang meliputi :

Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan,

Pemusnahan dan Pembebasan (8P). Untuk menjamin terselenggaranya

Tindakan Karantina hewan yang mandiri, tangguh dan profesional perlu

dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner dari unit-unit laboratorium

veteriner guna menetapkan dan menegakkan suatu diagnosis HPHK,

sehingga dapat ditempuh langkah-langkah penanganan dan

penanggulangannya yang berdaya guna dan berhasil guna.

Langkah-langkah manajemen resiko untuk meminimalisir kemungkinan

penyebaran penyakit diantaranya adalah :

a) Penguatan sarana prasarana Laboratorium Karantina Hewan BKP Kelas I

Semarang untuk melakukan pengujian terhadap penyakit yang

dilalulintaskan melalui BKP Kelas I Semarang , peningkatan kompetensi

petugas laboratorium serta perlu peningkatan jejaring kerja antara

laboratorium karantina hewan dengan laboratorium veteriner lainnya

melalui suatu sistem yang utuh.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 38

b) Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dalam monitoring dan

surveillans antara dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan

dengan karantina untuk pencegahan dan pemberantasan penyakit.

c) Dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan disarankan agar terus

menerus melakukan pemantauan dan surveillance dan juga penguatan

sarana prasarana laboratorium dalam rangka pengujian penyakit.

d) Perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat dengan sosialisasi

mengenai penyakit hewan dan penyebarannya melalui penyuluhan dan

iklan layanan masyarakat baik itu melalui media cetak maupun media

elektronik.

e) Peningkatan koordinasi dan pengawasan dengan pihak-pihak terkait

terhadap lalu-lintas media pembawa HPHK di tempat pemasukan maupun

di tempat pengeluaran.

f) Membangun kepatuhan terhadap peraturan perundangan karantina.

4. Pemantauan Penyebaran HPHK Dalam Rangka Upaya Khusus Swasembada

Daging Sapi

Kegiatan pemantauan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang dalam

rangka mendukung swaswembada daging sapi dilakukan berdasarkan HPHK

yang dapat menimbulkan gangguan reproduksi pada sapi yang terdapat di

provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor

3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit

Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa, target

pemantauan HPHK tersebut adalah Brucellosis. Tujuan dari Pemantauan

Penyebaran Hama Penyakit Hewan Karantina terhadap brucellosis pada sapi

bibit di kawasan sapi bibit dan pengembangannya di Jawa Tengah adalah

untuk mengetahui tingkat kejadian brucelosis pada sapi bibit di kawasan sapi

bibit dan pengembangannya di Jawa Tengah dan memperoleh data survelains

yang dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka penyempurnaan

kebijakan dalam bidang karantina hewan yang berlaku dan dalam rangka

mendukung tercapainya Jawa Tengah Bebas Brucellosis pada Tahun 2018.

Metode yang digunakan dengan pengambilan sampel secara langsung dan

pengisisn kuisioner.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 39

Pemantauan penyebaran HPHK terhadap brucellosis dilaksanakan di 7

Kabupaten yang merupakan kawasan sapi bibit dan pengembangannya yaitu

Kabupaten Blora, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Grobogan, Kabupaten

Kebumen, Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Wonogiri.

Jumlah total sampel yang diambil adalah 1120 sampel, dengan sebaran

masing-masing kabupaten 160 sampel. Hasil pengujian Rose Bengal Test

(RBT) di Bbvet Wates No. Surat : 10029/PD.650/F.5/1015 dan Laboratorium

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang No.618.1/KH.130/LAB/09.15

seperti tertera dalam tabel 3.2 dibawah ini.

1. Kabupaten Wonogiri

Kecamatan Desa Jumlah Sampel

Jumlah Peternak

Sapi Potong

Sapi Perah

Hasil Positif RBT

Hasil Positif CFT

Pracimantoro Gambir 27 27 27 - - -

Suci 13 12 13 - - -

Sambiroto 1 1 1 - - -

Eromoko Eromoko 4 3 4 - - -

Puluharjo 4 4 4 - - -

Sumberharjo 4 3 4 - - -

Sindukarto 3 3 3 - - -

Panekan 5 4 5 - - -

Purwantoro Sedang 24 22 24 - - -

Bulukerto Bulukerto 16 16 16 - - - Krandegan 12 3 12 - - -

Giriwoyo Sendang Agung 20 14 20 - - -

Tempuran 11 8 11 - - -

Nguntoronadi Pondoksari 16 15 16 - - -

6 kecamatan 14 desa 160 135 160 - - -

2. Kabupaten Kebumen

Kecamatan Desa Jumlah Sampel

Jumlah Peternak

Sapi Potong

Sapi Perah

Hasil Positif RBT

Hasil Positif CFT

Mirit Lembupurwo 37 30 37 - - -

Singoyudan 15 15 15 - - -

Wergonayan 10 1 10 - - -

Buluspesantren Ayam putih 32 31 32 - - -

Mentahan wetan 17 17 17 - - -

Brencong 27 25 27 - - -

Banjurpasar 22 21 22 - - -

2 kecamatan 7 desa 160 140 160 - - -

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 40

3. Kabupaten Rembang

Kecamatan Desa Jumlah Sampel

Jumlah Peternak

Sapi Potong

Sapi Perah

Hasil Positif RBT

Hasil Positif CFT

Rembang Turusgede 30 19 30 - -

Sulang Seren 36 16 36 - 3 -

Kebonagung 10 6 10 - - -

Giriwoyo Tlogotunggal 48 42 48 - - -

Pamotan Pragen 36 23 36 - - -

4 kecamatan 5 desa 160 106 160 - 3 -

4. Kabupaten Grobogan

Kecamatan Desa Jumlah Sampel

Jumlah Peternak

Sapi Potong

Sapi Perah

Hasil Positif RBT

Hasil Positif CFT

Pulokulon Pulokulon 17 16 17 - - -

Panunggalan 12 9 12 - 1 -

Tuko 15 15 15 - 1 -

Jetaksari 9 9 9 - - -

Toroh Sindurejo 8 8 8 - - -

Karangganharjo 6 1 6 - - -

Depok 11 9 11 - - -

Tambirejo 11 11 11 - 1 -

Genengadal 5 2 5 - - -

Purwodadi Kuripan 4 1 4 - - -

Ngembak 7 3 7 - - -

Genuksari 5 5 5 - - -

Dayang 3 2 3 - - -

Karanganyar 2 1 2 - - -

Putat 3 2 3 - - -

Tawangharjo Godan 5 1 5 - - -

Selo 4 4 4 - - -

Tarub 8 5 8 - - -

Grobogan Grobogan 2 1 2 - - -

Karangrejo 4 2 4 - - -

Tanggungharjo 3 1 3 - - -

Lebak 8 7 8 - - -

Brati Karangsari 2 1 2 - - -

Temon 3 2 3 - - -

Njangkungharjo 3 1 3 - - -

6 kecamatan 25 desa 160 119 160 - 3 -

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 41

5. Kabupaten Pati

Kecamatan Desa Jumlah Sampel

Jumlah Peternak

Sapi Potong

Sapi Perah

Hasil Positif RBT

Hasil Positif CFT

Cluwak Mojo 11 2 11 - - -

Wedanjaksa Bumiayu 5 2 5 - - -

Suwaduk 5 2 5 - - -

Winong Kropak 12 10 12 - 1 -

Margoyoso Sidomukti 17 6 17 - - -

Waturoyo 8 2 8 - - -

Soneyan 13 4 13 - - -

Purworejo 10 10 10 - - -

Dukuhseti Bakalan 8 3 8 - - -

Dukuhseti 18 6 18 - - -

Alasdowo 6 2 6 - - -

Gunungwungkal Gadu 5 3 5 - - -

Gajihan 15 8 15 - - -

Tayu Margomulyo 7 4 7 - - -

Kaki Kalong 20 9 20 - - -

7 kecamatan 15 desa 160 73 160 - 1 -

6. Kabupaten Blora

Kabupaten/ Kecamatan

Desa Jumlah Sampel

Jumlah Peternak

Sapi Potong

Sapi Perah

Hasil Positif RBT

Hasil Positif CFT

Banjarejo Bacem 33 27 33 - - -

Japah Beganjing 30 24 30 - - -

Ngawen Semawur 15 13 15 - - -

Bradag 17 14 17 - - -

Kunduran Jetak 39 34 39 - - -

Tunjungan Kalangan 26 26 26 - - -

5 Kecamatan 6 desa 160 138 160 - - -

7. Kabupaten Boyolali

Kecamatan Desa Jumlah Sampel

Jumlah Peternak

Sapi Potong

Sapi Perah

Hasil Positif RBT

Hasil Positif CFT

Mojosongo Karangnongko 18 3 - 18 - -

Madu 18 1 - 18 - -

Kemiri 10 4 3 7 - -

Musuk Sukorame 20 8 - 20 1 1

Sukorejo 20 4 - 20 - -

Ringinlarik 10 4 - 10 - -

Pusporenggo 10 5 - 10 - -

Cepogo Mliwis 17 6 - 17 2 2

Ampel Kembang 18 4 - 18 - -

Sidomulyo 9 5 - 9 - -

Sambi Cermo 5 5 5 - - -

Karanggede Manyaran 5 5 5 - - -

6 Kecamatan 12 desa 160 54 13 147 3 3

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 42

Penentuan jumlah sampel mengacu pada prevalensi dari Balai Besar

Veteriner Wates sebesar 2.01%, dengan hasil pengujian RBT dan CFT

sampel serum sesuai tertera diatas, sehingga diperoleh data tingkat kejadian

brucellosis pada sapi di Kabupaten Wonogiri 0%, Kabupaten Kebumen 0%,

Kabupaten Rembang 0%, Kabupaten Grobogan 0%, Kabupaten Pati 0%,

Kabupaten Blora 0% dan Kabupaten Boyolali 1.875%.

Tindak lanjut dari hasil pengujian tersebut Balai Karantina Pertanian Kelas I

Semarang segera melakukan koordinasi secara langsung dengan Dinas

Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali. Berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Pertanian No. 828/Kpts/OT.201/10/1998 tentang Pedoman

Pemberantasan Penyakit Hewan Keluron Menular (Brucellosis) pada Ternak,

maka terhadap ternak yang merupakan reaktor Brucelllosis dilaksanakan

potong bersyarat. Dalam pelaksanaan potong bersyarat terhadap ternak yang

merupaka reactor Brucelllosis bukan merupakan hal yang mudah

dilaksanakan karena belum optimalnya keikutsertaan peternak dalam

penanggulangan Brucelllosis serta biaya kompensasi dari pemerintah menurut

peternak tidak sesuai. Oleh karena itu perlu dilakukannya pembinaan dan

pendekatan terhadap peternak. Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang

bersama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali

melakukan pembinaan dan pendekatan secara langsung ke peternak.

Berdasarkan pengecekan di kandang yang terdapat 2 ekor positif Brucelllosis

di Desa Cepogo diperoleh informasi satu bulan yang lalu sapi miliknya juga

ada yang yang mengalami keluron atau keguguran pada umur kebuntingan 8

bulan, yang merupakan salah satu ciri Brucelllosis, hal ini menunjukkan bahwa

kuman brucella sp telah mengkontaminasi kandang tersebut. Terhadap

kandang tersebut akan dilakukan pengawasan lebih lanjut oleh Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali. Sedangkan terhadap 2 ekor

sapi yang merupakan reaktor Brucelllosis, peternak bersedia bersedia

mengikuti aturan pemberantasan dan pengendalian Brucellosis. Untuk

kandang yang terdapat 1 ekor positif Brucelllosis, diperoleh informasi dari

pihak Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali bahwa dikandang

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 43

tersebut punya riwayat positif Brucella SP dan pada saat itu telah dilakukan

potong bersyarat. Namun kali ini terhadap ternak 1 ekor sapi yang merupakan

reaktor Brucelllosis, pemilik tidak bersedia mengikuti aturan yang karena sapi

tersebut dalam kondisi bunting 5 bulan. Pembinaan dan pendekatan

diperlukan waktu yang tidak terbatas oleh karena itu untuk kandang tersebut

akan dilakukan pengawasan dan pendekatan secara berkesinambungan

terhadap pemiliknya oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Boyolali. Pelaksanaan potong bersyarat terhadap 2 ekor sapi positif

Brucelllosis dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2015 pukul 00.00 di RPH

milik Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali yang disaksikan

oleh pihak Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali dan pihak

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang.

Berdasarkan hasil kuisioner dan hasil pengujian secara keseluruhan, dimana

uji RBT dengan hasil 10 positif pada sapi potong dan sapi perah dan uji CFT

dengan hasil 3 positif pada sapi perah, hal ini menunjukkan faktor risiko

brucellosis terjadi pada sapi perah. Permasalahan yang teridentifikasi dalam

pengendalian brucellosis di Jawa Tengah adalah ternak yang terinfeksi kuman

Brucella SP tidak menunjukkan gejala klinis (subklinis), produksi susu tetap

tinggi dan terjadinya abortus biasanya satu kali pada kebuntingan pertama,

atau bahkan bisa berkembangbiak sehingga mengakibatkan peternak enggan

melakukan pemotongan. Penanggulangan brucellosis pada sapi dengan

sistem test and slaugther yang telah dilakukan selama ini belum menunjukkan

hasil yang optimal. Pengendalian Brucellosis dengan sistem test and slaugther

akan dapat dicapai apabila prinsip-prinsip pengendalian dilakukan sesuai

prosedur dimana semua sapi reaktor positif dipotong serta pengawasan

lalulintas yang ketat terutama adanya perpindahan sapi yang terinfeksi.

Pengendalian Brucellosis di Jawa Tengah, dilakukan dengan metode

kombinasi program vaksinasi pada daerah tertular berat (prevalensi >2%) dan

program test and slaugther pada daerah tertular ringan (prevalensi <2%).

Keberhasilan penanggulangan brucellosis sangat diperlukan dukungan

pemerintah dan akan terwujud apabila diikuti dengan seluruh prosedur yang

benar serta komitmen dari seluruh instansi yang terkait dan masyarakat

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 44

peternak melalui sosialisasi program, harus didukung dengan pengawasan

lalu lintas ternak antar pulau, provinsi, Kabupaten/Kota secara ketat.

5. Monitoring Hama Penyakit Hewan Karantina Dan Keamanan Pangan Pada

Bahan Baku Susu

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

hayati yang sangat kaya sehingga perlu dikelola dalam rangka pembangunan

berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam era

globalisasi/ perdagangan bebas, arus lalu lintas hewan dan produk hewan,

berpotensi terhadap masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina

(HPHK), yang dapat mempengaruhi produksi dan produktivitas komoditi

peternakan serta sumber daya hayati lainnya di Negara Republik Indonesia.

Hal ini menuntut kesiapan Badan Karantina Pertanian untuk melakukan cegah

tangkal terhadap ancaman yang dapat mengganggu kelestarian sumber daya

alam hayati.

Peningkatan frekuensi arus lalu lintas penumpang, barang, muatan dan

produk pangan asal hewan dalam perdagangan internasional (antar negara),

Karantina dituntut lebih proaktif dalam menjalankan tugas dan fungsinya,

sehingga mampu melindungi sumber daya alam hayati hewani dan

masyarakat konsumen dari ancaman masuk dan tersebarnya penyakit hewan

menular, penyakit hewan bersifat zoonosis dan bahan pangan asal hewan

yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

Jaminan keamanan pangan atau bahan pangan telah menjadi tuntutan seiring

dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Jaminan

keamanan pangan juga telah menjadi tuntutan dalam perdagangan nasional

maupun internasional. Jaminan keamanan pangan dapat diartikan sebagai

jaminan bahwa pangan atau bahan pangan tersebut bila dipersiapkan dan

dikonsumsi secara benar tidak akan membahayakan kesehatan manusia.

Tanpa jaminan keamanan, pangan atau bahan pangan akan sukar

diperdagangkan, bahkan dapat ditolak. Oleh karena itu, untuk menjamin

kesetaraan dalam perdagangan global, diperlukan standar yang dapat

diterima oleh semua negara yang terlibat di dalamnya. Dari aspek ekonomi,

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 45

Badan Karantina Pertanian mempunyai peranan dalam memberikan jaminan

keamanan pangan terhadap produk hewan yang diekspor sehingga dapat

meningkatkan daya saing terhadap produk hewan asal Indonesia di kancah

perdagangan internasional.

Tupoksi dari Badan Karantina Pertanian adalah mencegah masuk dan

tersebarnya HPHK dengan melakukan tindakan karantina terhadap media

pembawa HPHK yang dilalulintaskan. Disamping itu juga berperan dalam

pengawasan bahan pangan asal hewan yang dilalulintaskan dari bahaya yang

berasal dari hewan dan adanya kontaminasi fisik, kimia, maupun biologik.

Di Tahun 2014 tercatat lalu lintas media pembawa Hama Penyakit Hewan

Karantina (HPHK) bahan pangan yang melalui BKP Kelas I Semarang berupa

bahan baku susu. Untuk media pembawa HPHK bahan baku susu (frekuensi

1.647) berasal dari Perancis, Irlandia, New Zealand, Belanda, Jerman, USA,

Belgia, Argentina dan Australia.

Merujuk hal tersebut diatas, dalam rangka menjalankan tugas pokok karantina

mencegah masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan karantina pada

bahan pangan asal hewan maka Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang

pada Tahun 2015 mengadakan monitoring pengawasan keamanan hayati

terhadap bahan baku susu.

6. Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan

Pengelolaan laboratorium sebagai penunjang / pendukung kegiatan teknis

operasional perkarantinaan sudah berjalan dengan baik. Selama Tahun

Anggaran 2015 Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian

Kelas I Semarang telah melakukan pemeriksaan contoh (spesimen) media

pembawa HPHK yaitu pemeriksaan terhadap serum darah, MBM, feather

meal dan poultry by products meal, kulit mentah garaman, daging, sosis,

tepung telur dan bahan baku susu

Metode pemeriksaan yang digunakan berbeda terhadap masing masing jenis

sampel. Metode pemeriksaan yang telah dapat dilaksanakan di Laboratorium

Karantina Hewan adalah pengujian Elisa rabies untuk serum darah anjing,

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 46

kucing dan hewan pembawa rabies, uji cemaran mikroba ( TPC, E. Coli dan

Coliform ) untuk bahan baku susu, sosis, daging dan tepung telur, pengujian

Natif Mikroskopis untuk bahan baku pakan, Rapid Test AI, Feed Check untuk

Poultry Product Meal, pengujian Rose Bengal Test untuk serum darah sapi,

kerbau, kuda, kambing dan domba, Uji PH untuk kulit mentah garaman.

Selain pelaksanaan pengujian laboratorium guna meningkatkan kompetensi

petugas laboratorium maka dilakukan kegitan inhouse training dari Balai Besar

Uji Standar Karantina Pertanian. Selain itu dalam rangka persiapan akreditasi

dilakukan juga kegiatan konsulidasi ke Komite Akreditasi Nasional (KAN)

untuk mendapatkan informasi tahapan apa saja yang diperlukan dalam

proses akreditasi.

7. Sarana dan Prasarana

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang memiliki Instalasi Karantina

Hewan (IKH) sebanyak 1 unit, Instalasi Karantina Produk Hewan (IKPH)

sebanyak 14 unit, Tempat Pemeriksaan Karantina Hewan (TPKH) sebanyak

62 unit.

8. Permasalahan dan Upaya Penyelesaian Masalah

Seksi Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsi menghadapi permasalahan-

permasalahan sebagai berikut :

a. Jumlah tenaga fungsional seksi karantina hewan saat ini sudah cukup

memadai dengan komposisi 11 Medik Veteriner, 16 Paramedik Veteriner

dan selama Tahun 2015 tenaga tersebut sudah diberdayakan namun

dalam pelaksanaan tindakan karantina hewan masih bertumpu pada

pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik/organoleptik, dan jenis uji

laboratorium yang tersedia sehingga masih diperlukan peningkatan

kompetensi Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner dalam hal

pemahaman dan implementasi peraturan perundang-undangan, update

ilmu kesehatan hewan dan kemampuan pengambilan sampel uji serta

peningkatan kapasitas laboratorium uji dalam hal keragaman jenis uji

dengan upaya menyelenggarakan inhouse training dan bimbingan teknis

internal kepada tenaga fungsional seksi karantina hewan.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 47

b. Pengguna jasa karantina antar area belum sepenuhnya patuh terhadap

perundang-undangan di bidang karantina hewan sehingga upaya

sosialisasi kepada segala elemen masyarakat terus menerus dilakukan.

c. Data timpang antara UPT pengeluaran dan UPT Pemasukan telah dapat

dikurangi dengan upaya melaksanakan operasi terpadu berkelanjutan

bersama KPLP dan Polsek Kawasan Pelabuhan dalam rangka

meningkatkan pengawasan MP HPHK yang dilalu-lintaskan antar area

dan dengan mengaktifkan layanan sinkron otomatis pada sistem e-QVet.

d. Sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kualitas layanan dan

memberikan jaminan keamanan pangan kepada konsumen maka pada

Tahun 2015 telah dilakukan monitoring keamanan hayati terhadap bahan

baku susu.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 48

B. Kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan

Salah satu tugas pokok Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang adalah

melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan tumbuhan tanaman pangan,

hortikultura dan tanaman perkebunan yang meliputi penyelenggaraan fungsi-

fungsi pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan (pemeriksaan, penahanan,

pengasingan, pengamatan, perlakuan, penolakan, pemusnahan dan

pembebasan), pemantauan daerah sebar organisme pengganggu tumbuhan

karantina (OPTK), pembuatan koleksi media pembawa OPT/OPTK dan koleksi

OPT/OPTK serta pengelolaan laboratorium. Pelaksanaan tugas tersebut

langsung dilaksanakan oleh tenaga fungsional Pengendali Organisme

Pengganggu Tumbuhan (POPT).

Pelaksanaan kegiatan operasional perkarantinaan, interaksi dengan komoditas

tanaman pangan, hortikultura dan tanaman perkebunan di Balai Karantina

Pertanian Kelas I Semarang tidak bisa dilepaskan. Pelaksanaan tindakan

karantina tumbuhan sebagai salah satu tugas pokok dan fungsi senantiasa

diterapkan. Pelaksanaan tindakan karantina meliputi pemeriksaan, penahanan,

pengasingan, pengamatan, perlakuan, penolakan, pemusnahan dan

pembebasan atau yang lebih dikenal dengan sebutan 8P. Tindakan yang telah

dilakukan yaitu pemeriksaan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan

dan pembebasan telah secara optimal dilakukan dalam upaya mencegah masuk

dan tersebarnya OPTK dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam

wilayah negara Republik Indonesia. Selain itu, beberapa kegiatan yang juga

dilaksanakan adalah pemantauan daerah sebar organisme pengganggu

tumbuhan karantina (OPTK), pembuatan koleksi media pembawa OPT/OPTK

dan koleksi OPT/OPTK serta pengelolaan laboratorium yang langsung

dilaksanakan oleh tenaga fungsional Pengendali Organisme Pengganggu

Tumbuhan (POPT).

Secara keseluruhan, dalam Tahun 2015 BKP Kelas I Semarang telah

melaksanakan tindakan karantina tumbuhan (Ekspor, Impor, Domestik Masuk

dan Domestik Keluar) dengan frekuensi sebanyak 19.890 kali, yang berarti

terjadi peningkatan sebesar 2,45% dibanding Tahun 2015 yang mencapai

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 49

frekuensi 19.403 kali dan terdapat 3 kali kegiatan Reekspor terhadap komoditas

kayu milik AP Timber dan Ballmoral Furniture. Tabel 3.3 Rincian frekuensi

pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan tersebut adalah sebagai berikut :

WILAYAH KERJA FREKUENSI

UPT Induk 17080

Wilker Bandara Ahmad Yani 2716

Wilker Kantor Pos Semarang 97

Adapun Tabel 3.4 rincian volume kegiatannya terhadap media pembawa OPT impor,

ekspor dan antar area adalah sebagai berikut :

KEGIATAN SATUAN

Batang Gram Kemasan Kilogram Koli M3

IMPOR 30.677 - 1.450 1.593.826.352 12.566 112.324

EKSPOR 6.548 3.030 120.291.225 96.051 1.460.828

DOMAS 2.021 - - 21.913 - -

DOKEL 486.024 - 714 26.791.009 - -

Gambar 3.7 Proporsi Pemeriksaan Media Pembawa OPT/PTK Impor Tahun 2015

(dalam satuan Kg,M3, Btg, Koli, Pkg)

Sumber data : BKP Kelas I Semarang Tahun 2015

-

200.000.000

400.000.000

600.000.000

800.000.000

1.000.000.000

1.200.000.000

1.400.000.000

1.600.000.000

BATANG GRAM KEMASAN KILOGRAM KOLI METERKUBIK

30.677 - 1.450

1.593.826.352

12.566 112.324

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 50

Gambar 3.8 Proporsi Pemeriksaan Media Pembawa OPT/PTK Ekspor Tahun 2015

(dalam satuan Kg,M3, Btg, Koli, Pkg)

Sumber data : BKP Kelas I Semarang Tahun 2015

Gambar 3.9 Proporsi Pemeriksaan Media Pembawa OPT/PTK Domestik Masuk Tahun 2015

(dalam satuan Kg,M3, Btg, Koli, Pkg)

Sumber data : BKP Kelas I Semarang Tahun 2015

-

20.000.000

40.000.000

60.000.000

80.000.000

100.000.000

120.000.000

140.000.000

BATANG GRAM KEMASAN KILOGRAM KOLI METERKUBIK

6.548 3.030

120.291.225

96.051 1.460.828

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

BATANG GRAM KEMASAN KILOGRAM KOLI METERKUBIK

2.021

21.913

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 51

Gambar 3.10 Proporsi Pemeriksaan Media Pembawa OPT/PTK Domestik Keluar Tahun 2015

(dalam satuan Kg,M3, Btg, Koli, Pkg)

Sumber data : BKP Kelas I Semarang Tahun 2015

Adapun data rekapitulasi frekuensi dan volume berdasarkan pembagian golongan bibit dan

non bibit dapat dilihat dalam uraian data pada tabel berikut ini,

Tabel 3.5

Rekapitulasi Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan BKP Kelas I Semarang Tahun 2015

A. BIBIT TANAMAN FREKUENSI VOLUME

IMPOR 9 45.904 KGS

5 1.450 GRAM

EKSPOR 7 15.952 KGS

DOMAS 2 190 KGS

DOKEL 85 80.537,00 KGS

9 894 KEMASAN

B. HASIL TANAMAN HIDUP FREKUENSI VOLUME

IMPOR 802 873.918.747,64 KGS

11 574,36 M3

5 94,00 KOLI

EKSPOR 781 28.032.140,92 KGS

1 800,00 GRAM

228 123.869,11 M3

B. HASIL TANAMAN HIDUP FREKUENSI VOLUME

DOMAS 146 14.068,00 KGS

DOKEL 1956 13.015.112,80 KGS

C. HASIL TANAMAN MATI FREKUENSI VOLUME

IMPOR 3088 723.662.850,37 KGS

2 1.000 GRAM

1674 111.794,92 M3

19 792 KEMASAN

43 417 KOLI

-

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

30.000.000

BATANG GRAM KEMASAN KILOGRAM KOLI METERKUBIK

486.024 714

26.791.009

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 52

C. HASIL TANAMAN MATI FREKUENSI VOLUME

EKSPOR 1931 92.333.950,00 KGS

20 10.030,70 GRAM

6647 1.337.440,20 M3

DOMAS 132 15.160,00 KGS

DOKEL 597 14.089.151,30 KGS

1 5,00 M3

Sumber data: BKP Kelas I Semarang, 2015

Dari tindakan karantina tumbuhan yang telah dilaksanakan, Balai Karantina Pertanian Kelas

I Semarang memperoleh penerimaan negara bukan pajak yang perkembangan dari Tahun

2014 hingga Tahun 2015 dapat dilihat pada Grafik 3.11 berikut ini,

Grafik 3.11 Perkembangan Penerimaan Fungsional (PNBP) dari Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Tahun 2014 – 2015 (Rp.)

Adapun Grafik 3.12 rincian PNBP operasional Karantina Tumbuhan pada Tahun 2015 dapat

dilihat pada gambar berikut ini :

1.850.000.000

1.900.000.000

1.950.000.000

2.000.000.000

2.050.000.000

2.100.000.000

2.150.000.000

2.200.000.000

2014 2015

1.965.290.777

2.178.470.078

0

200.000.000

400.000.000

600.000.000

800.000.000

1.000.000.000

1.200.000.000

DOMESTIK EKSPOR IMPOR

31.896.589

963.986.117

1.180.587.372

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 53

1. IMPOR

Pada Tahun 2015 telah dilakukan tindakan karantina tumbuhan terhadap media

pembawa OPTK dari luar negeri yang melalui BKP Kelas I Semarang sebanyak

6908 kali pemeriksaan dengan volume sebanyak 45.904 KGS, 1.450 Gram untuk

kategori bibit tanaman, 873.918.747,64 KGS, 574,36 M3 dan 94 koli untuk

kategori Hasil tanaman hidup, dan 723.662.850,37 KGS, 1000 Gram, 111.794,92

M3, 792 kemasan dan 417 koli untuk kategori hasil tanaman mati.

Tindakan karantina tumbuhan yang dilaksanakan terhadap 358 jenis komoditas

yang berasal dari 64 negara, dengan Amerika Serikat, China dan India sebagai

negara pengimpor dengan frekuensi paling tinggi. Pada Tahun sebelumnya

(2014) komoditas kayu merupakan komoditas impor dengan frekuensi tertinggi,

yaitu sebanyak 2.056 kali. Pada Tahun 2015 komoditas kapas menjadi komoditas

dengan frekuensi tertinggi, yaitu sebanyak 1242 kali, diikuti dengan kedelai

sebanyak 421 kali dan kayu olahan sebanyak 357 kali.

Media pembawa dari kelompok hasil tanaman terdiri dari tanaman pangan,

hortikultura dan perkebunan antara lain berupa : kedele, jagung, gandum, cabe,

tembakau, kapas, dll. Selain tanaman pangan dan hortikultura media pembawa

yang diperiksa juga termasuk hasil hutan berupa kayu seperti white oak, ash,

beech, cherry, iroko, oak, dll. Dari sejumlah media pembawa OPT/OPTK impor,

volume terbanyak adalah Gandum, yaitu sebanyak 406.446.066 KGS, kemudian

Kedelai sebanyak 326.139.878 KGS, Bungkil Kedelai sebanyak 156.936.554

KGS, Jagung sebanyak 154.774.854 KGS dan Kapas Serat sebanyak

139.996.707 KGS. Adapun volume tertinggi untuk komoditas kayu adalah Kayu

Olahan sebanyak 104.485,96 Meter Kubik, kemudian Kayu Oak Putih sebanyak

26.097,42 Meter Kubik dan Kayu Pinus sebanyak 18.946,35 Meter Kubik. Data

jumlah media pembawa OPT Impor Tahun 2015 dari frekuensi dan volume dapat

dilihat pada tabel berikut.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 54

Tabel 3.6 Rincian Jumlah Pemeriksaan Media Pembawa OPT Impor Tahun 2015

NO BULAN FREK VOLUME

KG BTG M3 Pkg/Koli

1 Januari 428 79.341.979,64 90 20.127,46 3.074

2 Pebruari 580 167.647.281,32 3.542,31 19.776,58 1.719

3 Maret 660 140.146.618,90 3.102 7.356,53 0

4 April 704 114.972.902.904 2.083 22.461,12 1.387

5 Mei 584 120.264.972,39 1.669 5.853,11 2.019

6 Juni 725 118.353.280,37 1.480 23.073 2.930

7 Juli 487 128.155.637,92 2.196 6.551,93 1.455

8 Agustus 594 117.526.979,21 2.459,70 23.822,32 513

9 September 538 139.621.818 1.770 6.984,11 70

10 Oktober 389 146.886.878,78 1.482 4.534,33 416

11 Nopember 499 146.464.656,06 3.569 22.388,67 0

12 Desember 598 132.412.215,99 3.693 11.475,18 258

Jumlah 6908 116.409.725.222,58 27.136,01 174.404,34 13.841

Grafik 3.13 Frekuensi Media Pembawa OPT Impor Tahun 2015

428 580

660

704

584 725

487

594

538

389 499 598

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 55

Grafik 3.14 Volume Media Pembawa OPT Impor selama Tahun 2015 (Meter Kubik)

Grafik 3.15 Volume Media Pembawa OPT Impor selama Tahun 2015 (Koli)

20.127,46

19.776,58

7.356,53

22.461,12

5.853,11

23.073

6.551,93

23.822,32

6.984,11

4.534,33

22.388,67 11.475,18

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

3.074

1.719

0

1.387 2.019

2.930

1.455

513 70

416

0 258

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 56

Grafik 3.16 Volume Media Pembawa OPT Impor selama Tahun 2015 (Batang)

Grafik 3.17 Volume Media Pembawa OPT Impor selama Tahun 2015 (Kilogram)

90

3.542,31

3.102

2.083

1.669

1.480

2.196 2.459,70

1.770

1.482

3.569

3.693

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

0,00 50.000.000.000,00 100.000.000.000,00150.000.000.000,00

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

79.341.979,64

167.647.281,32

140.146.618,90

114.972.902.904

120.264.972,39

118.353.280,37

128.155.637,92

117.526.979,21

139.621.818

146.886.878,78

146.464.656,06

132.412.215,99

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 57

2. EKSPOR

Tindakan karantina tumbuhan terhadap media pembawa OPT ekspor sesuai

pengeluaran sertifikat kesehatan tanaman dalam Tahun 2015 adalah sebanyak

9668 kali, dengan total volume sejumlah 119.381.024,63 Kilogram, 1.441.429

Meter Kubik, 3.350 Gram, 96.711 Koli dan 6.482 Batang. Adapun komoditas

ekspor dengan frekuensi tertinggi adalah Kayu Albasia sebanyak 3.165 kali, Kayu

Jati/Furniture sebanyak 396 kali, Kayu Olahan sebanyak 392 kali, Kopi Biji

sebanyak 364 kali dan beberapa komoditas yang lainnya. Adapun volume ekspor

terbesar untuk satuan Kilogram adalah pada komoditas Tetes Tebu sebesar

41.400.000 Kilogram, Minyak kelapa beku sebanyak 14.790.020 Kilogram,

Minyak kelapa cair sebanyak 9.432.371,30 Kilogram, karet lembaran sebanyak

8.565.624 kilogram, Kopi biji sebanyak 6.285.844 Kg dan beberapa komoditas

yang lainnya. Adapun volume ekspor terbesar untuk satuan meter kubik adalah

Kayu albasia sebanyak 1.084.639,95 Meter kubik dan 85.264,98 Meter kubik.

Frekuensi pemeriksaan media pembawa OPT ekspor Tahun 2015 sebanyak 9426

kali kali yang berarti terjadi peningkatan sebesar 15,72% dibanding Tahun 2014

yang mencapai 9379 kali. Berikut data jumlah dan volume MP OPT/OPTK ekspor

selama Tahun 2015.

Tabel 3.7 Volume dan Frekuensi Media Pembawa OPT Ekspor Tahun 2015

NO BULAN FREK VOLUME

KG BTG M3 Pkg/Koli

1 Januari 565 4.354.153,30 - 93.509,32 7.670,00

2 Pebruari 633 3.906.261,88 - 98.672,14 11.875,00

3 Maret 823 5.708.444,38 2.223,00 130.797,72 10.106,00

4 April 831 5.776.008,08 - 152.524,10 7.903,00

5 Mei 768 5.882.281,78 - 119.188,94 9.760,00

6 Juni 909 8.035.854,52 969 129.689,77 11.370,00

7 Juli 731 4.848.279,01 2.196 110.307,39 6.895,00

8 Agustus 885 13.916.206,92 1.907,00 129.337,75 6.528,00

9 September 942 14.058.944,47 - 151.903,60 10.510,00

10 Oktober 899 18.110.988,95 - 113.549,59 2.440,00

11 Nopember 860 20.660.337,10 - 114.894,78 5.644,00

12 Desember 822 14.122.992,40 1.383,00 97.077,59 6.010,00

Jumlah 9426 119.380.752,79 8.678,00 1.441.452,69 96.711,00

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 58

Grafik 3.18 Frekuensi Media Pembawa OPT Ekspor Tahun 2015

Grafik 3.19 Jumlah Volume (KGS) Media Pembawa OPT Ekspor Tahun 2015

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

565 633

823 831 768

909

731

885 942

899 860

822

4.354.153,30

3.906.261,88

5.708.444,38

5.776.008,08

5.882.281,78

8.035.854,52

4.848.279,01

13.916.206,92

14.058.944,47

18.110.988,95

20.660.337,10

14.122.992,40 Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 59

Grafik 3.20 Jumlah Volume (BTG) Media Pembawa OPT Ekspor Tahun 2015

Grafik 3.21

Jumlah Volume (M3) Media Pembawa OPT Ekspor Tahun 2015

0 0

2.223,00

0

0 969

2.196

1.907,00

0

0 0

1.383,00

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

93.509,32 98.672,14

130.797,72

152.524,10

119.188,94

129.689,77 110.307,39

129.337,75

151.903,60

113.549,59

114.894,78 97.077,59

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 60

Grafik 3.22 Jumlah Volume (Pkg/ Koli) Media Pembawa OPT Ekspor Tahun 2015

3. ANTAR AREA MASUK

Kegiatan pemeriksaan media pembawa OPT antar area masuk dalam Tahun 2015

dilakukan terhadap media pembawa OPT yang melalui Pelabuhan Tanjung Emas dan

wilker Bandara Ahmad Yani Semarang sejumlah 311 kegiatan dengan uraian volume

sejumlah 29.118 kgs dan 12.910 batang. Media pembawa yang sering masuk dari area

lain ke pelabuhan tanjung emas semarang adalah Buah Durian sebanyak 127 kali

dengan volume 12.538 kilogram, kemudian sayuran kangkung 68 kali, Buah Naga 10

dan komoditas lainnya.

Tabel 3.8 Volume dan Frekuensi Media Pembawa OPT Domestik Masuk Tahun 2015

NO BULAN FREKUENSI VOLUME

KG BTG M3 Pkg/Koli

1 Januari 10 306 300 - -

2 Pebruari 44 1597 100 - -

3 Maret 40 2.429 300 - -

4 April 42 10.230 153 - -

5 Mei 24 2.789 - - -

6 Juni 27 4.075 400 - -

7 Juli 24 1.3346 700 - -

8 Agustus 28 1.527 8.550 - -

9 September 12 454 400 - -

10 Oktober 19 701 380 - -

11 Nopember 9 747 220 - -

12 Desember 18 2.204 300 - -

Jumlah 311 40.405 10.950 - -

7.670,00

11.875,00

10.106,00

7.903,00

9.760,00 11.370,00

6.895,00

6.528,00

10.510,00

2.440,00

5.644,00 6.010,00

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 61

Grafik 3.23 Frekuensi Media Pembawa OPT Domas Tahun 2015

Grafik 3.24 Jumlah Volume (KGS) Media Pembawa OPT Domas Tahun 2015

10 44

40

42 24

27

24

28

12 19

9

18

januari

februari

maret

april

mei

juni

juli

agustus

september

oktober

nopember

desember

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

306 1597

2.429

10.230

2.789 4.075

13.346

1.527 454 701 747

2.204

KG

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 62

Grafik 3.25 Jumlah Volume (KGS) Media Pembawa OPT Domas Tahun 2015

4. ANTAR AREA KELUAR

Tindakan karantina tumbuhan yang dilakukan terhadap media pembawa yang

dikeluarkan antar areadalam Tahun 2015 sebanyak 3245 kali dengan rincian

komoditas Cabe 755 kali dengan volume 564.824 kgs, kemudian bawang

merah 564 kali dengan volume 5.224.360 kgs, bawang putih 175 kali dengan

volume 3.449.800 dan beberapa komoditas lainnya. Dengan hasil ini terjadi

kenaikan 10,45 % pada frekuensi pemeriksaan dibanding Tahun 2014. Berikut

disajikan tabel kegiatan antar area keluar dalam frekuensi dan volume.

Tabel 3.9 Volume dan Frekuensi Media Pembawa OPT Domestik Keluar Tahun 2015

NO BULAN FREK VOLUME

KG BTG M3 Pkg/Koli

1 Januari 162 2.239.641 - - -

2 Pebruari 142 1.341.290 1 - -

3 Maret 134 1.626.961,80 80 - -

4 April 154 2.991.100 240 - -

5 Mei 184 1.590.386,90 - - -

6 Juni 255 2.753.370 - - -

7 Juli 269 1.511.707,80 - 5 -

8 Agustus 276 2.617.572 6 - -

9 September 253 2.367.578 - - -

10 Oktober 276 2.078.666,40 - - -

11 Nopember 280 3.772.715 - - -

12 Desember 179 85.945,20 2.133.705 - -

Jumlah 3245 24.976.934 2.134.032 5 -

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

300 100 300 153 0 400 700

8.550

400 380 220 300

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 63

Grafik 3.26 Frekuensi Pemeriksaan Media Pembawa OPT Domestik Keluar Tahun 2015

Grafik 3.27 Volume Media Pembawa OPT Antar Area Keluar Tahun 2015 (KGS)

162 142

134

154

184

255

269 276

253

276

280 179

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

0 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

2.239.641

1.341.290

1.626.961,80

2.991.100

1.590.386,90

2.753.370

1.511.707,80

2.617.572

2.367.578

2.078.666,40

3.772.715

85.945,20

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 64

Grafik 3.28 Volume Media Pembawa OPT Antar Area Keluar Tahun 2015 (Btg)

5. Kegiatan Intersepsi

Pada Tahun 2015 kegiatan intersepsi dalam rangka determinasi organisme

pengganggu tumbuhan pada media pembawa yang dilalul-intaskan telah

dilaksanakan dengan hasil sebanyak 1.616 kali kegiatan yang terdiri atas 1.204

kegiatan instersepsi impor, 153 kegiatan intersepsi ekspor dan 259 kegiatan

intersepsi untuk kegiatan domestik keluar. Secara rinci frekuensi jenis OPT yang

ditemukan dari hasil identifikasi ( data terlampir).

6. Penggunaan Formulir

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang pada Tahun 2015 telah

melaksanakan tindakan karantina tumbuhan sebanyak 19.930 kali dengan

menerbitkan Surat Pelepasan Karantina Tumbuhan (KT-9) sebanyak 6.901

eksemplar, Sertifikat Kesehatan Karantina Tumbuhan Antar Area (KT-12)

sebanyak 3.245 eksemplar, Phytosanitary Certificate (KT-10) sebanyak 9.322

eksemplar, PC for Re-Export (KT-11) 3 eksemplar. Sementara itu, untuk

dokumen utama tindakan karantina tumbuhan lainnya, yaitu Fumigation

Certificate (KT-4a), Sertifikat Fumigasi (KT-4b), CoD/D (KT-5a), dan Sertifikat

Perlakuan (KT-5b) tidak diterbitkan dalam Tahun 2015. Hal ini karena kegiatan

yang berkenaan dengan sertifikat dimaksud tidak dilaksanakan dalam Tahun

2015.

0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

0

1

80

240

0

0

0

6

0

0

0

2.133.705

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 65

7. Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan dan

Pemusnahan

1) Pengasingan dan Pengamatan

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang dalam Tahun 2015 tidak

melaksanakan tindakan karantina tumbuhan pengasingan dan pengamatan.

2) Perlakuan

Pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan perlakuan terhadap media

pembawa, khususnya perlakuan fumigasi menggunakan metil bromida,

namun sejak diberlakukannya SKIM Audit Barantan, maka pelaksanaan

fumigasi sepenuhnya dilaksanakan oleh perusahaan fumigasi yang telah

diregistrasi oleh Badan Karantina Pertanian dengan menggunakan metil

bromida sesuai standar yang ditetapkan oleh Badan Karantina Pertanian.

3) Penahanan

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang pada Tahun 2015 telah

melaksanakan 40 kali tindakan penahanan, diantaranya adalah komoditas

Baby Pakcoi, benih kubis,bawang merah, bawangputih, kacang tanah,

kentang, cabe kring, jahe, bibit durian, jamur kering, benih sayuran dan

beberapa kooditas lainnya. Alasan penahanan komoditas bermacam-macam.

Diantaranya adalah ada yang dibawa tidak dilengkapi dengan dokumen

persyaratan dan Phytosanitary Certificate, serta menunggu hasil pengamatan

laboratorium. Pemilik dan/atau kuasanya telah diberikan kesempatan untuk

memenuhi persyaratan dimaksud dalam waktu 14 hari sebagaimana telah

diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku. Data penahanan di Balai

karantina Pertanian kelas I Semarang terlampir.

4) Penolakan

Tindakan karantina tumbuhan selanjutnya, yaitu penolakan, dikenakan

terhadap media pembawa tersebut di atas karena ternyata hingga

berakhirnya batas waktu yang diberikan, pemilik dan/atau kuasanya tidak

dapat menyerahkan Phytosanitary Certificate terkait dari negara asal. Media

pembawa tersebut diminta segera dilakukan re-ekspor ke negara asal dalam

waktu selambat-lambatnya 14 hari. Dan ketentuan ini telah dilaksanakan oleh

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 66

pemilik komoditas tembakau kering, kapas serat, dan furniture. Adapun

ketiga komoditas yang lain tidak memenuhi ketentuan yang telah

dipersyaratkan. Terdapat 37 komoditas yang ditolak (Data Terlampir).

5) Pemusnahan

Mengingat sampai dengan akhir batas waktu yang ditetapkan, terhadap

media pembawa yang dikenai tindakan penahanan dan penolakan belum

juga dikeluarkan dari wilayah Negara Republik Indonesia setelah diterbitkan

surat penolakan, maka Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang segera

melaksanakan pemusnahan atas media pembawa tersebut, diantaranya Bibit

tanaman hias, kayu jati dan beberapa komoditas lain (Data terlampir).

8. Kegiatan Uji Coba

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sampai dengan saat belum pernah

melakukan kegiatan kegiatan uji coba, karena anggaran untuk kegiatan ujicoba

tidak disediakan dalam DIPA Balai Karantina Tumbuhan Kelas I Semarang

Tahun Anggaran 2015.

9. Skim Audit Barantan (SAB)

a. Skim Audit Fumigasi

Berdasarkan data dari Badan Karantina Pertanian bahwa perusahaan

fumigasi di wilayah Balai Karantina Kelas I Semarang sampai dengan Tahun

2015 yang telah diregistrasi sebanyak 10 perusahaan. Selanjutnya

perusahaan fumigasi tersebut sebagai pelaksana perlakuan fumigasi di

wilayah layanan BKP Kelas I Semarang. Personil auditor yang berkompeten

melakukan audit dan penilaian terhadap perusahaan fumigasi sebanyak 1

orang.

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 67

Tabel 3.10 Rekapitulasi Laporan Pelayanan Fumigasi MB Tahun 2015

NO PERUSAHAAN (NO. REG)

JUMLAH FREKUENSI

PENGGUNAAN MB (KG)

KEGIATAN

1. PT. SUCOFINDO (ID-0008-MB) 2.405,07 804

2. CV. JUNITIERRA MUDA TAMA (ID-034-MB) 1.145,30 341

3. CV. JASINDO (ID-055-MB) 7.287,71 1867

4. PT. WARINGIN INTERNUSA JP (ID-061-MB) 3.367,76 895

5. PT. BECKJORINDO PARYAWEKSANA (ID-063-MB)

4.713,10 966

6. CV. MEGA BENAFINDO PROTECTION (ID-0108-MB)

847,5 247

7. KPRI SEJAHTERA BERSAMA (ID-0126-MB) 0 0

8. PT. ASTRI PANCANAKA NARISWARA (ID-0149-MB)

2.242,70 544

9. PT. AGUNG SANGA LESTARI (ID-0144-MB) 1.432,10 431

10. PT.GOORGA AKSARA (ID-0145-MB) 0 0

JUMLAH TOTAL 23.441,24 6.095

Tabel 3.11 Rekapitulasi Laporan Pelayanan Fumigasi PH3 Tahun 2015

NO PERUSAHAAN (NO. REG)

JUMLAH FREKUENSI

PENGGUNAAN MB (KG)

KEGIATAN

1. PT. SUCOFINDO (ID-0008-MB) 164.597 Gr 84x20' + 144.671

m3

2. CV. JUNITIERRA MUDA TAMA (ID-034-MB) - -

3. CV. JASINDO (ID-055-MB) - -

4. PT. WARINGIN INTERNUSA JP (ID-061-MB) - -

5. PT. BECKJORINDO PARYAWEKSANA (ID-063-MB) - -

6. CV. MEGA BENAFINDO PROTECTION (ID-0108-MB) - -

7. KPRI SEJAHTERA BERSAMA (ID-0126-MB) - -

8. PT. ASTRI PANCANAKA NARISWARA (ID-0149-MB) - -

9. PT. AGUNG SANGA LESTARI (ID-0144-MB) - -

10. PT.GOORGA AKSARA (ID-0145-MB) - -

JUMLAH TOTAL 164.597 Gr

84x20' + 144.671 m3

Sumber data : BKP Kelas I Semarang, 2015

b. Pelaksana Perlakuan dan Sertifikasi Kemasan Kayu Sesuai ISPM No.15

Berdasarkan data dari Badan Karantina Pertanian bahwa perusahaan

provider ISPM No 15 di wilayah Balai Karantina Kelas I Semarang sampai

dengan Tahun 2015 yang telah diregistrasi sebanyak 7 perusahaan. Personil

auditor yang berkompeten melakukan audit dan penilaian terhadap

provider ISPM 15 sebayak 2 orang.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 68

Tabel 3.12 Daftar Provider ISPM No.15, Kegiatan dan Status dalam Tahun 2015

NO PERUSAHAAN (NO.REG)

JUMLAH MARKING KEMASAN KAYU

FREKUENSI KET

MB HT KEGIATAN

1. CV. ARJUNA SECURITAS ABADI (ID-008) 11.656 39.115 795

2. PT. SAFEWAY INDONESIA (ID-052) 72 26.138 1.415

3. PT. PACIFIC INDO PACKING (ID-060) 1.500 19.171 253

4. PT. KEMASAN JAYA INDAH (ID-062) 700 74.302 1.514

5. PT. MITRA DUNIA PALLETINDO (ID-063) 1.661 27.186 609

6. CV. INARISTA INSPECTAMA (ID-067) 3.078 52.467 1.142

7. PT. EQUALITY INDONESIA (ID-097) 995 22.614 273

JUMLAH TOTAL 19.662 260.993 6.001

Sumber data Sumber : BKP Kelas I Semarang, 2015

10. Instalasi Karantina Tumbuhan

Pada akhir Tahun 2015 di wilayah layanan Balai Karantina Pertanian Kelas I

Semarang terdapat 5 (lima) perusahaan yang ditunjuk oleh Kepala Badan

Karantina Pertanian sebagai pengelola Instalasi Karantina Tumbuhan. Kelima

perusahaan tersebut terbagi dalam tiga kelompok instalasi yaitu :

1. Instalasi Karantina Tumbuhan Mandiri, dalam hal ini depo perlakuan

(fumigasi) yaitu PT. Malindo Feedmill Tbk dan PT. Taman Delta Indonesia.

2. Instalasi Karantina Tumbuhan(Tempat Perlakuan) yang melayani pihak lain,

yaitu PT. Garbantara Depo, dan PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Tbk.

3. Tempat Pemeriksaan Karantina, yaitu Terminal Peti Kemas Semarang

(TPKS).

Instalasi Karantina Tumbuhan sebagai tempat pelaksanaan perlakuan, sejauh ini

ketiga perusahaan tersebut telah mampu menyediakan fasilitas yang diperlukan

dalam rangka pelaksanaan perlakuan fumigasi sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan. Meskipun, masih terdapat beberapa kondisi yang harus

dilakukan perbaikan dan penyempurnaan untuk dapat memenuhi persyaratan

kelayakan sebagai tempat pelaksanaan fumigasi.

11. Tempat Lain

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang

Karantina Tumbuhan menyatakan bahwa Karantina Tumbuhan adalah Tindakan

sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya Organisme Pengganggu

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 69

Tumbuhan (OPT) dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam atau

keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia.

Setiap media pembawa yang dimasukkan ke dalam wilayah Negara Republik

Indonesia dikenakan tindakan Karantina Tumbuhan, demikian juga untuk

pengeluaran media pembawa dari wilayah Negara Republik Indonesia dikenakan

tindakan Karantina Tumbuhan apabila negara tujuan mempersyaratkan.

Tindakan Karantina Tumbuhan yang dilakukan oleh Petugas Karantina

Tumbuhan meliputi Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan,

Penahanan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan.

Pasal 20 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 menyebutkan bahwa tindakan

karantina dilakukan oleh Petugas Karantina Tumbuhan di tempat pemasukan

dan/atau pengeluaran, baik di dalam maupun di luar instalasi karantina. Akan

tetapi dalam hal-hal tertentu, tindakan karantina dapat dilakukan luar tempat

pemasukan dan/atau pengeluaran, baik di dalam maupun di luar instalasi

karantina. Untuk menjamin kepastian hukum tentang Pelaksanaan Tindakan

Karantina Tumbuhan di Luar Tempat Pemasukan dan Pengeluaran maka

Pemerintah mengeluarkan peraturan perundangan berupa Peraturan Pemerintah

Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan khususnya pada Bagian

Keenam, Pasal 48, 49 dan Pasal 50.

Tindak lanjut amanat pasal 50 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun

2002 tersebut telah ditetapkan Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Di

luar Tempat Pemasukan Dan Pengeluaran dengan Peraturan Pemerintah Nomor

56/Permentan/OT.140/9/2010. Akan tetapi, dengan adanya perubahan

lingkungan strategis dan untuk lebih meningkatkan daya guna serta hasil guna

pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan di luar tempat pemasukan dan

pengeluaran berdasarkan peraturan pemerintah perlu ditinjau kembali. Atas

dasar hal tersebut maka pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor

38/Permentan/OT.140/3/2014 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor

56/Permentan/OT.140/9/2010.

Terdapat 165 perusahaan yang telah dilakukan penilaian terhadap kelayaka

gudang dalam rangka pemeriksaan visual karantina.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 70

12. Kegiatan UPSUS Pajalebu

Pada “Nawa Cita” (sembilan program prioritas yang akan dijalankan lima Tahun

pemerintahan Jokowi), pembangunan pertanian kedepan adalah untuk

mewujudkan kedaulatan pangan, dimana Indonesia akan mengatur masalah

pangan secara mandiri. Perwujudannya adalah (1) Kemampuan mencukupi

pangan dari produksi dalam negeri, (2).Pengaturan kebijakan pangan yang

dirumuskan dan ditentukan oleh bangsa sendiri, serta (3) Kemampuan

melindungi dan mensejahterakan pelaku utama pangan, terutama petani.

UPSUS adalah program Upaya Khusus Kementerian Pertanian dalam mencapai

swasembada Padi, Jagung dan Kedelai.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah

Nomor 14 Tahun 2002, Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Balai Karantina

Pertanian Kelas I Semarang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis adalah

mencegah masuk dan tersebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina (OPTK) dari luar negeri dan dari daerah ke daerah lain di dalam

negeri, atau tersebarnya di dalam wilayah negara Republik Indonesia.

Sehubungan dengan upaya tersebut diatas, salah satu tugas dan fungsi UPT

sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/8/2008 adalah

melaksanakan pemantauan daerah sebar Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina (OPTK), hal ini dilakukan mengingat OPTK dapat menyebar dengan

cepat dari satu daerah ke daerah lain, baik menyebar sendiri maupun terbawa

oleh lalulintas komoditas pertanian. Seiring dengan meningkatnya lalulintas

orang dan komoditas pertanian dalam rangka globalisasi akan membawa

dampak tingginya kemungkinan penyebaran OPT/OPTK. Dengan demikian,

daerah penyebaran, baik secara kualitas dan kuantitas, perlu dipantau setiap

saat, sehingga kebijakan pengendalian yang tepat dapat segera diambil.

Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.

368.a//Kpts/RC.110/L/3/2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan APBN-P

Badan Karantina Pertanian TA 2015 bahwa kegiatan dalam rangka mendukung

peningkatan produksi pangan dengan tahapan-tahapan komponen kegiatan

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 71

meliputi pengamatan, pemantauan dan koordinasi perkarantinaan yang

dilaksanakan oleh 49 UPT Operasional. Balai Karantina Pertanian Kelas I

Semarang sebagai salah satu UPT Operasional Badan Karantina Pertanian

melaksanakan kegiatan ini dan sesuai tupoksinya yaitu melakukan tindakan

karantina dalam mencegah masuk, keluar dan tersebarnya OPT/OPTK dalam

rangka mendukung tercapainya peningkatan produksi pangan termasuk Padi,

jagung, kedelai dan tebu.

a. Lokasi Pemantauan

Pemantauan OPT/OPTK dalam rangka upaya khusus swasembada padi,

jagung, kedelai dan tebu TA. 2015 dilaksanakan di 7 Kabupaten yang berada

di Provinsi Jawa Tengah.

Adapun lokasi pemantauan adalah:

1. Kabupaten Sragen

2. Kabupaten Grobogan

3. Kabupaten Pati

4. Kabupaten Demak

5. Kabupaten Klaten

6. Kabupaten Rembang

7. Kabupaten Wonogiri

b. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pemantauan di 7 kabupaten dan pengujian sampel di

laboratorium Balai Karantina Kelas I Semarang didapatkan hasil data primer

sebagai berikut :

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 72

Tabel 3.13 Data Primer Hasil Pemantauan OPT/OPTK dalam Rangka Upsus swasembada

Pajalebu Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015

No Nama kabupaten

Tanaman Target Metode pengujian

Hasil

1 Rembang Padi Burkholderia glumae Elisa dan pcr Positip

2 Sragen Padi Burkholderia glumae Elisa dan pcr Positip

3 Wonogiri Padi Burkholderia glumae Elisa dan pcr Positip

4 Pati Padi Burkholderia glumae Elisa dan pcr Positip

5 Demak Jagung Peronosclerospora sorghi/ P. Philipinensis

Sporulasi P. Sorghi

6 Klaten Jagung Peronosclerospora sorghi/ P. Philipinensis

Sporulasi P. Sorghi

7 Grobogan Jagung Peronosclerospora sorghi/ P. Philipinensis

Sporulasi P. Sorghi

8 Rembang Jagung Peronosclerospora sorghi/ P. Philipinensis

Sporulasi P. Sorghi

9 Sragen Jagung Peronosclerospora sorghi/ P. Philipinensis

Sporulasi P. Sorghi

10 Wonogiri Jagung Peronosclerospora sorghi/ P. Philipinensis

Sporulasi P. Sorghi

11 Pati Jagung Peronosclerospora sorghi/ P. Philipinensis

Sporulasi P. Sorghi

12 Rembang Tebu Mdmv Elisa * Positip

13 Wonogiri Jagung Mdmv Elisa * Positip

14 Grobogan Kedelai Mdmv Elisa * Positip

13. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK

Karantina Pertanian merupakan NPPO (National Plant Protection Organization)

yang berwenang mengawasi lalu lintas perdagangan komoditas pertanian agar

terbebas dari infestasi OPTK. Dalam melakukan pengawasan tersebut, karantina

perlu melakukan surveil/pemantauan terhadap OPT yang kemungkinan terbawa

oleh komoditas pertanian (sesuai ketentuan ISPM No. 6).

Standar international ketentuan tentang Phytosanitari (International Standards

for Phytosanitary Measures/ISPM) No. 6 yang berisi tentang Pedoman Survei

yang disahkan pada Konfrensi FAO ke-29 pada bulan Nopember 1997

menjelaskan tentang sistem survei dan pemantauan untuk tujuan mendeteksi

OPT dan suplai informasi untuk penggunaan analisis resiko OPT, penetapan

area bebas OPT dan penyiapan daftar OPT.

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 73

Surveilen merupakan suatu proses yang telah disepakati (resmi) untuk

mengumpulkan dan mencatat data tentang ada atau tidak adanya OPT melalui

survei, pemantauan atau prosedur lain. Surveilen terbagi atas survei umum

dan survei spesifik. Sebelum melangkah pada survei spesifik dimana meliputi

kegiatan pengamatan lapangan untuk melihat OPT secara umum di lapangan,

maka terlebih dahulu dilaksanakan survei umum yakni mengumpulkan data

dan informasi tentang suatu spesies OPT tertentu.

Informasi tentang biologi, distribusi, inang dan status ekonomi sangat penting

bagi suatu negara. Data tentang hal tersebut dapat dapat diperoleh dari

pemantauan/surveilens. Perlu diketahui bersama bahwa OPT/OPTK dapat

menyebar cepat dari satu daerah ke daerah yang lain, baik menyebar sendiri

maupun terbawa bahan tanaman atau sarana transportasi. Terlebih jika

mengingat mobilitas manusia dewasa ini makin meningkat serta hubungan

perdagangan antar daerah dan antar negara makin terbuka. Dengan demikian

daerah penyebaran, baik secara kualitas dan kuantitas perlu dipantau sehingga

kebijaksanaan pengendalian yang tepat dapat segera diambil.

Upaya pencegahan masuk dan tersebarnya OPTK dari luar negeri diatur dengan

terbitnya Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2002 tentang Karantina

Tumbuhan; Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 469/Kpts/HK.310/8/2001

mengenai perubahan lampiran III Surat Keputusan Menteri Pertanian No.

38/Kpts/HK.310/1/1990; dan Permentan No. 93/Permentan/OT.140/12/2011

tanggal 29 Desember 2011 yang memuat tentang Jenis Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina.

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 74

C. KEGIATAN PENGAWASAN DAN PENINDAKAN

1. KOORDINASI

Meningkatnya lalu lintas perdagangan, pertukaran, maupun penyebaran

komoditas hewan dan tumbuhan antar negara maupun antar area di dalam

wilayah negara Republik Indonesia, semakin membuka peluang bagi

kemungkinan masuk dan menyebarnya hama dan penyakit hewan karantina

(HPHK) serta organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) yang dapat

merusak sumber daya alam hayati Indonesia.

Mencegah hal tersebut di atas diperlukan koordinasi, konsultasi dan

sinkronisasi dalam rangka tindakan karantina hewan dan tumbuhan dengan

instansi terkait / lembaga / universitas, Dinas Pertanian atau yang membidangi

kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, otoritas pelabuhan,

Perguruan Tinggi maupun dengan UPT lain. Kegiatan koordinasi, konsultasi

dan sinkronisasi maka diperoleh keharmonisan dengan pihak terkait dalam

tindakan karantina sehingga pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan

peraturan perkarantinaan.

Kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan yaitu :

1. Koordinasi Kewasdakan di Medan.

2. Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka persiapan pelaksanaan

TPFT di BKP Kelas I Semarang.

3. Koordinasi dengan Dinas-Dinas di Provinsi Jawa Tengah dalam rangka

persiapan pemantauan (reguler dan Opsus).

4. Koordinasi dengan otoritas Pelabuhan Juwana dan Kendal.

5. Koordinasi dengan UPT terkait (BBKP Makasar; BKP kelas I Balikpapan:

BKP Kelas I Banjarmasin; BKP Kelas I Batam; BKP Kelas I Pekan Baru;

BKP Kelas II Palangkaraya; BKP kelas II Yogyakarta; SKP Kelas I Cilacap)

2. PENGAWASAN DAN PENINDAKAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

22/Permentan/OT.140/4/2008, Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang

melaksanaan fungsi pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan

perundang-undangan perkarantinaan di bidang karantina hewan dan

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 75

tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati. Pelaksanaan fungsi

pengawasan dan penindakan dimaksud meliputi kegiatan/tindakan pre-emptif,

preventif dan represif.

a) Tindakan Pre-emptif

Kegiatan pre-emptif, bertujuan memberikan pembinaan kesadaran

masyarakat, dan meniadakan niat masyarakat untuk melanggar peraturan

perundang-undangan karantina, melalui ;

1) Sosialisasi / Tatap Muka

Sosialisasi karantina pertanian dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan

pemangku kepentingan karantina pertanian (masyarakat pengguna jasa

karantina, instansi terkait, petugas karantina dan masyarakat

umum).Kegiatan sosialisasi karantina pertanian yang telah dilakukan

selama Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

a. Sosialisasi Penerapan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

04/Permentan/PP.340/2/2015 tentang pengawasan keamanan

pangan terhadap pemasukan dan pengeluaran pangan segar asal

tumbuhan (PSAT) (5 Juni 2015).

b. Sosialisasi Karantina Pertanian melalui kegiatan Bulan Bakti

Karantina Pertanian dengan acara donor darah dan game olah raga

(Juni-Juli 2015) di BKP Kelas I Semarang.

c. Sosialisasi Karantina Pertanian Persyaratan Pengeluaran Unggas

Kepada Penumpang Kapal Laut di Terminal Penumpang Tanjung

Emas. (23 Juli 2015).

d. Sosialisasi Karantina Pertanian melalui Pameran Karantina Pertanian

Dalam Rangka “Semarang Dog Show 2015” di PRPP Semarang. (15-

16 Agustus 2015).

e. Sosialisasi Karantina Pertanian melalui Pameran Sumber Daya

Genetik dan Lokakarya “Eksistensi Sumber Daya Genetik Lokal

Mendukung Kemandirian dan Kedaulatan Pangan Jawa Tengah di

Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. (25-28 Agustus).

f. Sosialisai Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) di Balai

Karantina Pertanian Kelas I Semarang

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 76

g. Sosialisasi Karantina Pertanian melalui Pameran Karantina Pertanian

Dalam Rangka KTNA Ekspo 2015 di Donohudan, Boyolali. (5-8

Nopember 2015).

h. Sosialisasi INSW Ekspor (25 Nopember 2015) di BKP Kelas I

Semarang

2) Media cetak (leaflet / brosur)

Membuat leaflet tentang Selayang Pandang Karantina Pertanian, dan

brosur tentang Persyaratan Pengiriman Anjing, Kucing, Kera dan

Sebangsanya (Hewan Penular Rabies), mug dan bolpoint.

3) Media elektronik berupa website Balai Karantina Pertanian Kelas I

Semarang (http://bkp1semarang.karantina.pertanian.go.id)

Menggunakan media elektronik berupa website untuk menyampaikan

kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sehingga bisa

diketahui oleh masyarakat luas.

b) Tindakan Preventif

Tindakan preventif telah dilakukan melalui kegiatan patroli rutin dan operasi

pengawasan terpadu pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang

karantina hewan dan karantina tumbuhan,serta keamanan hayati dengan

pemenuhan persyaratan karantina lalulintas media pembawa hama penyakit

hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina

(OPTK) yang bertujuan meniadakan kesempatan masyarakat melanggar

peraturan perkarantinaan.

Pengawasan keamanan hayati hewani dan hayati nabati telah dilakukan

dengan pemenuhan persyaratan dokumen dan pemeriksaan residu/cemaran

antibiotic atau cemaran kimia. Untuk keamanan hayati hewani berupa

pemenuhan sertifikat halal pada jenis media pembawa produk hewan

pangan (bahan baku susu dll) dan pemeriksaan cemaran mikroba. Untuk

pengawasan keamanan hayati nabati berupa pemenuhan sertifikat PSAT

dan pemeriksaan terhadap residu (tergantung jenis media pembawa)

Patroli rutin dan Operasi Pengawasan Terpadu dilaksanakan bersama

dengan instansi terkait lingkup Pelabuhan Tanjung Emas (Kepolisian Sektor

Page 77: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 77

Kawasan Pelabuhan) setiap kali ada kedatangan kapal antar area di

dermaga dan terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Emas dan juga

pelayaran rakyat (PELRA). Selama Tahun 2015, Balai Karantina Pertanian

Kelas I Semarang telah melakukan 12 (dua belas) kali Operasi Pengawasan

Terpadu Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan Perkarantinaan.

c) Tindakan Represif

Pelanggaran atas peraturan perundang-undangan karantina masih

ditemukan pada penumpang pesawat dan kapal laut, yang membawa

barang tentengan berupa media pembawa HPHK / OPTK. Pelanggaran

karantina yang terjadi sebagian besar belum merupakan tindak pidana

karena ketidaktahuan pengguna jasa karantina dan baru pertama kali

melakukan sehingga tindakan yang dilakukan adalah berupa penahanan,

penolakan dan pemusnahan, yang merupakan bagian dari tindakan

karantina.

Namun terhadap pengguna jasa dimana dengan sengaja melakukan

pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku yaitu membawa media pembawa HPHK tanpa dilengkapi dengan

dokumen yang dipersyaratkan dikenakan tindakan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Pada Tahun 2015 telah terjadi 1 kasus dimana pengguna jasa dengan

sengaja membawa media pembawa HPHK berupa 117 ekor burung murai

batu dan 2 ekor cucak hijau tanpa dilengkapi sertifikat kesehatan dari daerah

asal dan kasusnya sudah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Semarang.

Kasus tersebut sudah mempunyai keputusan tetap sesuai dengan Petikan

Putusan Nomor : 210/Pid.Sus/2015/PN.Smg tanggal 16 September 2015

dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal

23 september 2015.

Page 78: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 78

Tabel 3.14 Data penahanan, penolakan dan pemusnahan terhadap media pembawa HPHK Tahun 2015.

1 Wilker Bandara A Yani Semarang

No Jenis media pembawa Sat Penahanan Penolakan Pemusnahan

Vol Frek Vol Frek Vol Frek

1. Hewan (Burung, Ayam) Ekor 126 8 72 4 3 2

2. BAH / HBAH (Telur, Tanduk Rusa)

Kg 171,9 21 148 5 33,9 17

Jumlah Frekuensi 29 9 19

2 Wilker Pelabuhan Tanjung Emas

No Jenis media pembawa Sat Penahanan Penolakan Pemusnahan

Vol Frek Vol Frek Vol Frek

1. Hewan (burung, ayam) Ekor 384 22 227 20 85 14

2. Bah / hbah (telur, tanduk rusa)

Kg 25 1 25 1 0 0

Jumlah Frekuensi 23 21 14

3 Wilker Kantor Pos Johar

No Jenis media pembawa Sat Penahanan Penolakan Pemusnahan

Vol Frek Vol Frek Vol Frek

1. Hewan (burung, ayam) Ekor 0 0 0 0 0 0

2. Bah / hbah (telur, tanduk rusa)

Kg 8,3 1 0 0 8,3 1

Jumlah Frekuensi 1 0 1

Tabel 3.15 Data penahanan, penolakan dan pemusnahan terhadap media pembawa OPTK Tahun 2015.

No Jenis media pembawa Sat Penahanan Penolakan Pemusnahan

Vol Frek Vol Frek Vol Frek

1. Hasil tanaman hidup

Kg 12,25 12 0 0 12,25 12

Gram 3551 15 0 0 3551 15

Batang 99 19 40 1 59 18

2. Hasil tanaman mati

Kg 1 1 0 0 1 1

Gram 2000 4 0 0 2000 4

Batang 0 0 0 0 0 0

M3 15 16 0 0 15 16

Jumlah Frekuensi 67 1 66

Page 79: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 79

BAB IV

KEGIATAN LAIN LAIN

Kegiatan lain-lain Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang pada Tahun 2015 ini

adalah:

a. Kunjungan Kerja Menteri Pertanian Tanggal 10 – 11 Juni 2015 dalam rangka

mengahadiri apel siaga dan penyerahan kotrak THL – TBPP Tahun 2015 dan

mealkukan kegiatan panen padi di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Demak

Provinsi Jawa Tengah, pada tanggal 24 – 25 Februari 2015.

b. Kegiatan Koasistensi Magang dari Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM)

Fakultas Kedokteran Hewan, Pendidikan Profesi Dokter Hewan, dengan tujuan

pelaksanaan untuk koasistensi kesehatan masyarakat veterinier dan administrasi

dinas di Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, dilaksanakan pada tanggal

27 April – 2 Mei 2015 sebanyak 4 orang

c. Kegiatan Field Trip Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Fakultas

Pertanian, program D-III Agribisnis, dalam rangka praktikum mahasiswa dalam

mata kuliah Karantina Tumbuhan, di Balai Karantina Pertanian Kelas I

Semarang, pada tanggal 27 Mei 2015, sebanyak 94 orang.

d. Kunjungan Kerja Menteri Pertanian Tanggal 10 – 11 Juni 2015 untuk

melaksanakan kunjungan kerja di Kabupaten Demak, Pati, Kudus, dan Kota Solo

Provinsi Jawa Tengah.

e. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dari Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas

Jenderal Soedirman (Unsoed), di Balai Karanitna Pertanian kelas I Semarang.

Pelaksanaan kegiatan Bulan Juli - Agustus 2015, sebanyak 1 orang.

f. Magang Koasistensi Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Fakultas

Kedokteran Hewan, pada pendidikan profesi Dokter Hewan, untuk kegiatan

koasistensi Kesehatan Masyarakat Veterinier dan Administrasi di Balai Karantina

Pertanian Kelas I Semarang, pada tanggal 14 September – 19 September 2015,

sebanyak 5 orang.

g. Magang Koasistensi Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Fakultas

Kedokteran Hewan, pada pendidikan profesi Dokter Hewan, untuk kegiatan

koasistensi Kesehatan Masyarakat Veterinier dan Administrasi di Balai Karantina

Pertanian Kelas I Semarang, pada tanggal 26 Oktober – 31 Oktober 2015,

sebanyak 8 orang.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/Kinerja...Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai

Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Data yang diberikan kepada bagian perencanaan kurang valid sehingga

perlu adanya penyesuaian/revisi untuk menunjang terlaksananya kegiatan,

khususnya di bagian operasional.

2. Masih terbatasnya jumlah dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk

mendukung pelaksanaan kegiatan khususnya untuk pegawai fungsional

teknis POPT.

3. Sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belum

sepenuhnya terpenuhi.

B. Saran

1. Penanggung jawab kegiatan perlu memberikan data yang valid sehingga

perencanaan dapat disesuaikan demi kelancaran pelaksanaan kegiatan.

2. Peningkatan dan pengembangan kapasitas SDM dilakukan lebih intensif

melalui pengadaan PNS, pembinaan, pendidikan dan pelatihan.

3. Pemenuhan terhadap sarana dan prasarana perkantoran perlu diprioritaskan

terutama penambahan daya listrik agar tidak sering mati/anjlok karena

kelebihan beban.