bab i pendahuluan a. latar belakangbkp1semarang.ppid.pertanian.go.id/doc/137/kinerja...laporan...
TRANSCRIPT
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang merupakan Unit Pelayanan Teknis
Badan Karantina Pertanian di Kementerian pertanian, dengan tugas pokok dan
fungsi mencegah masuk, tersebarnya dan keluarnya Hama Penyakit Hewan
Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).
Dalam hal peningkatan daya saing produk pertanian dan pemberdayaan
ekonomi rakyat, Karantina Pertanian juga dituntut harus mampu berperan
membantu para pelaku usaha pertanian dalam memenuhi persyaratan teknis
Sanitary and Phytosanitary dari Negara tujuan ekspor.
Upaya mendukung program pembangunan pertanian di Indonesia, Balai
Karantina Pertanian Kelas I Semarang senantiasa melakukan pembenahan
secara internal maupun eksternal dalam rangka tercapainya tugas dan
fungsinya. Adapun capaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang
adalah sebagai berikut:
1. Capain serapan anggaran Tahun 2015 sebesar 94,49%
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) meningkat sebesar 124,58% yang
meliputi kegiatan, yaitu :
a. Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pelayanan karantina hewan
dengan rincian frekuensi sebagai berikut: Frekuensi tindakan pemeriksaan
karantina hewan impor sebanyak 2.459 kali, ekspor sebanyak 3.523 kali,
domestik masuk sebanyak 16.039 kali, domestik keluar sebanyak 10.110
kali.
b. Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pelayanan karantina tumbuhan
dengan rincian frekuensi sebagai berikut: sertifikasi karantina tumbuhan
terhadap media pembawa OPTK dari luar negeri sebanyak 6.908 kali,
ekspor sebanyak 9.668 kali, antar area masuk sebanyak 311 kali, dan
antar area keluar sebanyak 3.245 kali.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 2
3. Mendapat nilai predikat baik mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
untuk semester pertama, pelaksanaan sejak bulan Januari - Juni sebesar
83,09 (SANGAT BAIK) dan IKM untuk semester kedua, yaitu sebesar 82,39%
(SANGAT BAIK) atau mengalami penurunan sebesar 0,8% dari IKM Semester
II.
4. Mendapat nilai predikat Baik mengenai Indeks Prestasi Nilai Budaya Kerja
(IPNBK) periode Tahun 2015 sebesar 91,43 (SANGAT BAIK), yang berarti
mengalami kenaikan dari Tahun 2014, sebesar 80,04 (BAIK).
B. TUJUAN
Penyusunan Laporan Tahunan, Tahun Anggaran 2015 bertujuan sebagai
laporan pertanggun gjawaban atas kinerja yang telah dicapai dan bahan evaluasi
serta sebagai bahan informasi kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang yang telah dilakukan selama Tahun 2015.
C. KEADAAN UMUM UPT
a. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang adalah
sebagaimana disajikan dalam Gambar 1.1
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang
Kepala Balai
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Pengawasan dan Penindakan
Seksi Karantina Hewan
Kelompok Jabatan Fungsional
Seksi Karantina Tumbuhan
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 3
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan,
serta pengawasan keamanan hayati hewan dan nabati.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1) penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan.
2) pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, pembebasan media pembawa
hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu
tumbuhan karantina (OPTK);
3) pelaksaaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;
4) pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;
5) pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewan dan nabati;
6) pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
tumbuhan;
7) pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan
hayati hewan dan nabati;
8) pengelolaan system informasi, dokumentasi, sarana teknik karantina
hewan dan tumbuhan;
9) pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang karantina hewan karantina tumbuhan
dan keamanan hayati hewan dan nabati;
10) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga kantor.
b. Sumber daya (SDM, Sarana/Prasarana dan Anggaran )
Sampai dengan Tahun Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang mempunyai Gedung Kantor yang terletak di Jl. M. Pardi No.7
Pelabuhan Tanjung Emas seluas 1.080 M2, Gedung Laboratorium yang
terletak di Jl. Benoa No.1 Pelabuhan Tanjung Emas seluas 810 M2, Gedung
Kantor Wilker Tegal seluas 50 M2, Gedung Wilker Bandara Ahmad Yani
Semarang seluas 120 M2, Instalasi Karantina Tumbuhan dan mess/rumah
dinas seluas 930 M2 yang terletak di Kecamatan Ungaran Timur Semarang,
Instalasi Karantina Hewan seluas 2.798 M2 yang terletak di Kecamatan
Genuk Semarang, Mess/rumah dinas 5 (lima) unit dengan rincian 1 (satu)
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 4
unit Type 70, dan 4 (empat) unit Type 36 yang terletak di Kelurahan Gedang
Anak Kecamatan Ungaran Timur Semarang, 2 (dua) unit rumah dinas yang
terletak di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Ungaran Timur Semarang
dengan rincian Type D seluas 36 M2 dan Type E seluas 50 M2, dan 1 (satu)
unit Rumah Jabatan yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Semarang
seluas 120 M2.
Kegiatan mobilitas di Balai maupun di Wilker telah dilengkapi dengan 14
(empat belas) unit kendaraan dinas roda 4 (empat) dan 31 (tiga puluh satu)
unit kendaraan dinas roda 2 (dua). Sumber Daya Manusia BKP Kelas I
Semarang sampai dengan Tahun Anggaran 2015 berjumlah 95 orang, dan
24 (dua puluh Empat) orang Tenaga Harian Lepas (THL).
Perolehan pagu anggaran pada kurun waktu lima Tahun terakhir, secara
umum menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Hal tersebut
merupakan wujud dari semakin bertambahnya jumlah pegawai baik
fungsional teknis maupun non teknis, perubahan dasar perhitungan harga
satuan yang terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya
harga barang dan jasa, bertambahnya sarana dan prasarana sehingga biaya
pemeliharaannya juga mengalami peningkatan, serta meningkatnya kegiatan
pelayanan operasional tindakan karantina pertanian.
c. Peta Wilayah Kerja UPT
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
22/Permentan/OT.140/4/2008 Tanggal 03 April 2008 pada Lampiran VIII
bahwa Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang mempunyai wilayah
kerja meliputi Pelabuhan Laut Tanjung Emas Semarang, Bandara Ahmad
Yani Semarang, Kantor Pos Besar Semarang, Pelabuhan Laut Tegal, dan
Pelabuhan Laut Juwana.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 5
BAB II
KEGIATAN UMUM (3 M)
A. PERENCANAAN DAN KEUANGAN
1. Pengelolaan Anggaran Tahun 2015
Laporan Keuangan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015
merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola
oleh entitas akuntansi Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang. Seluruh
aspek yang saling berkaitan meliputi perencanaan, pelaksanaan monitoring
dan evaluasi dan pelaporan keuangan. Setiap aspek telah didukung oleh
ketersediaan anggaran yang tertuang dalam DIPA 2015.
Dalam perencanaan anggaran kebijakan strategis yang akan dilaksanakan
adalah menjaga setiap kegiatan masing-masing Seksi Karantina Hewan dan
Tumbuhan, Seksi Pengawasan dan Tindakan serta Subbag Tata Usaha dapat
berjalan sebagaimana yang direncanakan sesuai dengan anggaran DIPA TA
2015. Setiap perencanaan kegiatan didahului dengan analisa kegiatan yang
dituangkan dalam Kerangka Acuan Kegiatan (Term of Reference). Dalam
pelaksanaan anggaran setiap kegiatan dalam KAK di breakdown dalam time
table pelaksanaan atau Rencana Operasional Kegiatan (ROK).
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015 memperoleh
anggaran yang berasal dari APBN sebesar Rp20.221.737.000,00 terdiri dari
Rp17.721.737.000,00 (Rupiah Murni) dan sebesar Rp2.500.000.000,00
(PNBP). Jika dibandingkan dengan pagu anggaran TA 2014 maka anggaran
tersebut naik dari Rp17.741.053.000,00 menjadi sebesar
Rp20.221.737.000,00 atau naik 13,98 %. Selama Tahun 2015 DIPA
mengalami 7 ( tujuh ) kali revisi yaitu 3 kali revisi tanpa mengubah pagu
anggaran dan 4 kali revisi dengan mengubah pagu anggaran. Pada revisi I
dikarenakan adanya penghematan anggaran perjalanan pada Badan
Karantina Pertanian, yang mengubah pagu anggaran APBN dari
Rp20.221.737.000,00 menjadi atau terjadi penghematan sebesar
Rp19.781.737.000,00. Pada revisi II dikarenakan adanya optimalisasi
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 6
anggaran biaya rekondisi kendaraan roda 4 dari 1 unit dioptimalisasikan
menjadi 2 unit dengan pagu anggaran tetap.
Pada revisi III dikarenakan adanya penambahan anggaran terkait dukungan
Upaya Khusus dari Kementerian Pertanian sehingga naik menjadi
Rp20.251.737.000,00. Pada revisi IV dikarenakan adanya penarikan kembali
pagu belanja modal tanah sebesar Rp7.299.250.000 sehingga pagu anggaran
menjadi Rp12.952.487.000,00. Pada revisi V adanya optimalisasi anggaran
biaya rekondisi kendaraan roda 4 dari 2 unit dioptimalisasikan menjadi 3 unit
dengan pagu anggaran tetap. Pada revisi VI adanya optimalisasi anggaran
biaya rekondisi kendaraan roda 4 dari 3 unit dioptimalisasikan menjadi 4 unit
dengan pagu anggaran tetap dan pada revisi VII dikarenakan adanya revisi
DIPA Induk oleh Badan Karantina melalui Direktorat Jenderal Anggaran,
Kementerian Keuangan merubah pagu anggaran Balai Karantina Pertanian
Kelas I Semarang, dengan penambahan belanja pegawai sehingga pagu
menjadi Rp13.122.487.000,00.
Realisasi Belanja Tahun 2015 mencapai Rp12.399.638.263,00 (94,49%) dari
Pagu Anggaran terakhir Rp13.122.487.000,00 dengan rincian realisasi
Belanja Pegawai Rp5.788.034.230,00 (96.78%), Belanja Barang
Rp6.593.204.033,00 (92,58%) dan Belanja Modal Rp. 18.400.000,00
(92,00%).
Data selengkapnya tentang realisasi anggaran perkegiatan disajikan pada
Tabel 2.1,Tabel 2.2, Grafik 1.1
Tabel 2.1 Perbandingan Anggaran Belanja DIPA
Balai Karantina Pertanian Kelas I SemarangTA 2014 dan TA 2015
No Uraian Belanja Pegawai
Belanja Barang Belanja Modal Jumlah
1 TA 2014 5.358.757.000 6.086.096.000 383.500.000 11.828.353.000
2 TA 2015 5.980.540.000 7.121.947.000 20.000.000 13.122.487.000
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 7
Tabel 2.2 Realisasi Anggaran Belanja DIPA
Balai Karantina Pertanian Kelas I SemarangTA 2015
No Uraian Pagu Realisasi % Saldo
1 Belanja Pegawai 5.980.540.000 5.788.034.230 96,78 192.505.770
2 Belanja Barang 7.121.947.000 6.593.204.033 92,58 528.742.967
3 Belanja Modal 20.000.000 18.400.000 92,00 1.600.000
Jumlah 13.122.487.000 12.399.638.263 94,49 722.848.737
Grafik 2.1 Komposisi Anggaran Belanja
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015
a. Belanja Pegawai
Anggaran Tahun 2015 untuk Belanja Pegawai Balai Karantina Pertanian
Kelas I Semarang terealisasi sebesar Rp5.788.034.230,00 atau sebesar
96,78% dari pagu anggaran Rp5.980.540.000,00. yang digunakan untuk
membayar Belanja Pegawai 96 (sembilan puluh enam) pegawai. Anggaran
Tahun 2015 untuk belanja pegawai mengalami kenaikan bila dibandingkan
dengan Tahun Anggaran lalu sebesar Rp621.783.000,00 atau 12%.
Kenaikan belanja pegawai dapat dilihat pada Grafik 2.2.
0
1.000.000.000
2.000.000.000
3.000.000.000
4.000.000.000
5.000.000.000
6.000.000.000
7.000.000.000
8.000.000.000
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Blanja Modal
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 8
Grafik 2.2 Komposisi Anggaran Belanja Pegawai
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2014 dan 2015
b. Belanja Barang
Anggaran Tahun 2015 untuk Belanja barang Balai Karantina Pertanian
Kelas I Semarang terealisasi sebesar Rp6.593.204.033,00 atau sebesar
92,58% dari pagu anggaran Rp7.121.947.000,00 dengan rincian sebagai
berikut : Belanja barang operasional dengan pagu anggaran
Rp1.613.136.000,00 terealisasi sebesar Rp1.532.747.411,00 atau sebesar
95,02%, Belanja Barang Non Operasional dengan pagu anggaran
Rp131.600.000,00 terealisasi sebesar Rp80.837.000,00 atau sebesar
61,43%, belanja jasa dengan pagu anggaran Rp955.656.000,00 terealisasi
sebesar Rp792.389.950,00 atau sebesar 82,92%, Belanja Pemeliharaan
dengan pagu anggaran Rp938.825.000,00 terealisasi sebesar
Rp863.054.128,00 atau sebesar 91,93%, Belanja Perjalanan dengan pagu
anggaran Rp2.869.180.000,00 terealisasi sebesar Rp2.744.275.444,00
atau sebesar 95,65% dan Belanja barang Persediaan dengan pagu
Rp613.550.000,00 terealisasi sebesar Rp579.900.100,00.
5.000.000.000
5.200.000.000
5.400.000.000
5.600.000.000
5.800.000.000
6.000.000.000
2014 2015
Belanja Pegawai
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 9
Anggaran Tahun 2015 untuk belanja barang mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2014 yang lalu sebesar
Rp1.035.851.000,00 atau 17,02%. Rincian realisasi Belanja Barang
ditunjukkan dalam Grafik 2.3.
Grafik 2.3
Komposisi Anggaran Belanja Barang Balai Karantina Pertanian Kelas I SemarangTahun 2015
c. Belanja Modal
Anggaran Tahun 2015 ini untuk Belanja Modal Balai Karantina Pertanian
Kelas I Semarang terealisasi sebesar Rp18.400.000,00 atau sebesar
92,00% dari pagu anggaran Rp20.000.000,00. Kegiatan tersebut
seluruhnya merupakan belanja modal rekondisi kendaraan roda 4 sebanyak
4 unit. Anggaran Tahun 2015 untuk belanja modal mengalami penurunan
bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2014 sebesar
Rp363.500.000,00 atau 94,78%. Realisasi belanja modal dapat dilihat
dalam Grafik 4 di bawah ini.
2265,02%
184,78%
1341,85%
4028,65%
861,49% 1318,21%
Barang Opersional
Barang Non Operasional
Belanja Jasa
Belanja PerjalananDalam Negeri
Belanja BarangPersediaan
Belanja Pemeliharaan
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 10
Grafik 2.4 Komposisi Anggaran Belanja Modal
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015
2. Pendapatan Negara Bukan Bajak (PNBP)
Pendapatan adalah semua penerimaan Negara dalam satu periode Tahun
yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas
diterima pada kas umum negara. Akuntansi pendapatan dilaksanakan
berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).
Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis akun pendapatan. Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang merupakan Satuan Kerja yang memungut
Pendapatan Bukan Pajak (PNBP) dan menggunakan kembali sebagian
pendapatan tersebut. Penerimaan PNBP di BKP Kelas I Semarang terdiri dari:
• Penerimaan umum PNBP berasal dari penerimaan jasa karantina
pertanian pemeriksaan dan pengawasan.
• Penerimaan dari pendapatan sewa aset satuan kerja.
• Penerimaan lain lain berasal dari pengembalian belanja.
Rekondisikendaraan roda 4
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 11
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2012 Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang memungut PNBP jasa tindakan karantina hewan
dan karantina tumbuhan dengan kode akun 423215 (Pendapatan karantina,
Pemeriksaan/pengawasan) dan Penerimaan lain-lain berasal dari
pengembalian belanja 423911 (Penerimaan kembali belanja pegawai pusat
TAYL ).
Realisasi pendapatan dari jasa karantina, pemeriksaan/pengawasan (423215)
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015 sebesar
Rp6.229.448.546,00 (124,58%) dari target sebesar Rp5.000.000.000,00.
Dengan demikian dibandingkan dengan Tahun 2014 sebesar
Rp5.525.473.179,00 mengalami penurunan sebesar Rp171.791.771,00 atau
sebesar 2,68%. Penurunan pendapatan ini selain menurunya frekuensi
sertifikasi karantina hewan dan tumbuhan juga disebabkan turunnya volume
beberapa jenis komoditas baik hewan maupun tumbuhan. Data selengkapnya
mengenai Target dan Realisasi Penerimaaan Negara Bukan Pajak di Balai
Karantina Pertanian Kelas I Semarang seperti terlihat dalam Tabel 2.3, Grafik
2.5
Tabel 2.3 Target dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015
No Uraian Pagu Realisasi %
1 TA 2011 3.000.000.000,00 4.702.548.498,00 156,75
2 TA 2012 3.000.000.000,00 5.290.524.858,00 176,35
3 TA 2013 3.500.000.000,00 5.525.473.179,00 157,87
4 TA 2014 4.000.000.000,00 6.401.240.317,00 160,02
5 TA 2015 5.000.000.000,00 6.229.448.546,00 124,58
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 12
Grafik 2.5 Target Penerimaan PNBP
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2011 s.d 2015
3. Anggaran dan Kegiatan 2016
Anggaran kegiatan untuk Tahun 2016 merupakan usulan dari rangkaian
kegiatan dalam jangka waktu 5 Tahun sampai dengan 2019. Program prioritas
masih melanjutkan Program Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian
dan Pengawasan Hayati. Indikator Kerja Utama Program dijabarkan sebagai
berikut :
a. Prosentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan
melalui sertifikasi karantina impor di tempat pemasukan yang telah
ditetapkan
b. Prosentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan
melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pemasukan yang telah
ditetapkan
c. Prosentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan
melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pengeluaran yang telah
ditetapkan
d. Prosentase jumlah sertifikat ekspor yang ditolak oleh negara tujuan
melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan
e. Penurunan prosentase kasus pelanggaran perkarantinaan
f. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
0,00
5.000.000.000,00
TA2011
TA2012
TA2013
TA2014
TA2015
Target PNBP
Target PNBP
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 13
Pada Tahun 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang mengusulkan
anggaran sebesar Rp57.253.867.000,00 yang bersumber dari Rupiah Murni
dan PNBP yang ada pada Tabel 2.4 dan untuk kegiatan Tahun 2016 yang
lebih terperinci dapat dilihat dalam Lampiran 4.
Tabel 2.4 Usulan Kegiatan
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2016
No Uraian Nominal
Sumber Dana dari Rupiah Murni
1 Belanja Pegawai 6.240.360.000
2 Belanja Barang 8.068.757.000
3 Belanja Modal 40.449.250.000
Sumber Dana dari PNBP
1 Belanja Barang 2.495.500.000
Jumlah 57.253.867.000
B. KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA
1. Kepegawaian
a. Kondisi Umum Kepegawaian
Pada Tahun 2015, Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sampai
dengan 1 Desember 2015, memiliki Sumber Daya Manusia 119 (seratus
sembilan belas) orang terdiri dari 95 (sembilan puluh Lima) Pegawai Negeri Sipil
(PNS), ditambah dengan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil berjumlah 2
(dua) orang CPNS dan 24 (duapuluh empat) Tenaga Outsersing.
Pelaksanaan kegiatan untuk dapat memenuhi kebutuhan pelayanan, pegawai
BKP Kelas I Semarang sesuai kompetensinya ditempatkan pada kantor Balai,
wilayah kerja (Wilker) Bandara A Yani, Kantor Pos, Pelabuhan Tegal, dan
Pelabuhan Juwana. Untuk pegawai yang telah menduduki jabatan fungsional
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 14
tertentu dan fungsional umum penempatan pegawai telah sesuai dengan
kompetensinya.
Tabel 2.5 Komposisi Pegawai Negeri (PNS/CPNS) menurut kualifikasi Golongan :
Golongan IV : 07 (tujuh) Orang
Golongan III : 55 (lima puluh lima) Orang
Golongan II : 33 (tiga puluh tiga) Orang
Golongan I : - Orang
THL/TenagaBantu : 24 (duapuluhempat) Orang
Tabel 2.6 Distribusi Pegawai menurut lokasi/ Wilayah Kerja :
Wilker Pelabuhan Tanjung Emas
: 90 (sembilan puluh ) Orang.
Wilker Bandara Ahmad Yani : 02 (dua) Orang.
Wilker Kantor Pos Semarang : 01 (satu) Orang.
Wilker Pelabuhan Laut Tegal : 01 (satu) Orang.
Wilker Pelabuhan Laut Juwana : 01 (satu) Orang.
Tabel 2.7 Komposisi Pegawai menurut kualifikasi Pendidikan :
S-2 Megister Secien : 01 (satu) Joni Hutapea Orang
S-2 Magister Manajemen : 02 (dua) Lilis, Agus P Orang
S-2 Kedokteran Hewan : 13 (tiga belas) Orang
S-1 Pertanian Jurusan HPT : 09 (sembilan) Heru dkk Orang
S-1 Pertanian Jurusan Budi Daya
: 03 (tiga) Heri,ismi, bayu Orang
S-1 Pertanian Jurusan SOSEK : 01 (satu) cipno Orang
S-1 MIPA : 02 (dua) Wilda, Rian Orang
S-1 Peternakan : 01 (satu) Andrian Orang
S-1 H u k u m : 04 (empat) Sabar, Choi, andika, Nug
Orang
S-1 Ekonomi : 08 (delapan) Rivan dkk Orang
S-1 Sosial / Politik : 02 (dua) Yuli, dini Orang
D-3 Pertanian : 02 (dua) Angga, Nia Orang
D-3 Hewan 09 (sembilan) Puji dkk Orang
D-3 Akuntansi : 02 (dua) Dian eko, Wiwin Orang
SLTA Pertanian/SPP-SPMA : 08 (tujuh) Hartoni, dkk Orang
SLTA /SNAKMA : 05 (lima) Kusworo dkk Orang
SLTA IPA : 06 (enam) Orang
SLTA Umum : 15 (lima belas) Orang
SMEA : 02 (dua) Marso, fitri, Orang
SMP : - Orang
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 15
Tabel 2.8 Komposisi Pegawai menurut kualifikasi Jabatan Struktural, Fungsional
dan Non Fungsional adalah sebagai berikut :
Pejabat Struktural :
Kepala Balai : 01 (satu) Orang
Kepala Sub Bagian Tata Usaha : 01 (satu) Orang
Kepala Seksi Karantina Hewan : 01 (satu) Orang
Kepala Seksi Karantina Tumbuhan : 01 (satu) Orang
Kepala Pengawasan dan Penindakan (Wasdak)
: 01 (satu) Orang
Pejabat Fungsional
Medik Veteriner Madya : 01 (satu) Orang
Medik Veteriner Muda : 09 (sembilan) Orang
Medik Veteriner Pertama : 01 (satu) Orang
Calon Medik Veteriner : - Orang
Paramedik Veteriner Penyelia : 02 (dua) Orang
Paramedik Veteriner Lanjutan : 04 (empat) Orang
Paramedik Veteriner Pelaksana : 10 (sepuluh) Orang
Calon Paramedik Veteriner : - Orang
POPT Madya : - Orang
POPT Muda : 07 (lima) Orang
POPT Pertama : 04 (enam) Orang
Calon POPT Ahli : 01 (satu) Orang
POPT Penyelia : 04 (empat) Orang
POPT Pelaksana Lanjutan : 03 (tiga) Orang
POPT Pelaksana : 07 (tujuh) Orang
POPT Pemula : - Orang
Calon POPT Terampil : 03 (tiga) Orang
Fungsional Umum : 33 (tigapuluh tiga) Orang
THL / Tenaga Bantu : 24 (duapuluh) Orang
Jumlah : 119 (seratus sembilan belas)
Orang
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 16
5
26 11
5
21
4
Sruktural POPT
Staf Administrasi Staf Teknis Non Fungsional
Medik Paramedik Tenaga Harian Lepas
7
55 23
6 24
Gol 4 Gol 3 Gol 2 Gol 1 Honorer
Grafik 2.6 Klasifikasi Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang berdasarkan
Jabatan dan Golongan
Tabel 2.9 Proporsi Pegawai Menurut Bidang Tugas & Golongan
a (orang)
b (orang)
c (orang)
d (orang)
Jumlah
PNS Gol IV 05 02 - - 07
Gol III 07 20 14 14 55
Gol II 05 03 05 18 31
Gol I
CPNS Gol III
Gol II 02 02
Gol I - - - -
Jumlah 95
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 17
Tabel 2.10 PEJABAT ESELON :
Eselon II/a/b III a IV a V a/b
- 1 4 -
Jumlah : 05 (lima)
Tabel 2.11 PEJABAT FUNGSIONAL.
Medik / Paramedik Veteriner
Medik Veteriner Madya : 01 (satu)
Medik Veteriner Muda : 09 (sembilan)
Medik Veteriner Pertama : 01 (satu)
Calon Medik Veteriner : -
Paramedik Veteriner Penyelia : 02 (dua)
Paramedik Veteriner Lanjutan : 04 (empat)
Paramedik Veteriner Pelaksana : 10 (sepuluh)
Calon Paramedik Veteriner : -
Jumlah : 27 (duapuluh tujuh)
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)
POPT Madya : -
POPT Muda : 07 (tujuh)
POPT Pertama : 05 (lima)
Calon POPT Ahli : 01 (satu)
POPT Penyelia : 04 (empat)
POPT Pelaksana Lanjutan : 03 (dua)
POPT Pelaksana : 07 (tujuh)
POPT Pemula : -
Calon POPT Terampil : 03 (tiga)
Jumlah : 30 (tiga puluh)
Tabel 2.12 FUNGSIONAL UMUM :
1. Penyusun Perencanaan : 01 (satu)
2. Bendahara Pengeluaran : 01 (satu)
3. Bendahara Penerima : 01 (satu)
4. Bendahara Gaji : 01 (satu)
5. Pengadministrasi Keuangan : 06 (enam)
6 Verifikator Keuangan : 02 (dua)
7 Pengadministrasi dan Penyaji Data : 04 (empat)
8. Petugas SIMAK-SABMN : 01 (satu)
9. Petugas SAK : 01 (satu)
10. Penata Usaha BMN : 03 (tiga)
11. Pengadministrasi Kepegawaian : 01 (satu)
12. Pengadministrasi Umum : 04 (empat)
13. Petugas Perpustakaan : 02 (dua)
14. Penata Usaha Dokumen : 02 (dua)
15. Pramu Protokol : 01 (satu)
16. Caraka : 02 (dua)
Jumlah : 33 (tigapuluh tiga)
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 18
Tabel 2.13 Jumlah Tenaga Honorer/ Kontrak/ THL Pembantu Pejabat Fungsional
1. Satuan Pengamanan BKP : 10 (sepuluh)
2. Satuan Pengamanan IKH Karangroto : 01 (satu)
3. Satuan Pengamanan IKT Polaman : 01 (satu)
4. Satuan Pengamanan Mes Ungaran : 01 (satu)
5. Pengemudi : 03 (tiga)
6. Tenaga Bantu Fungsional Hewan : 02 (dua)
7. Tenaga Bantu Fungsional Tumbuhan : 06 (enam)
:
Jumlah : 23 (duapuluh tiga)
b. Kelayakan Beban Kerja Dengan Jumlah Tenaga Kerja
Pegawai Negeri Sipil di Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang yang
berjumlah 95 (sembilanpuluh lima ) orang masih dirasa kurang apabila
dengan beban kerja yang padat khususnya Operasional baik Medik/Paramedik
maupun Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang hanya berjumlah
57 (limapuluh tujuh) orang sehingga perlu adanya penambahan pegawai,
sehingga kelayakan dan beban kerja pegawai seimbang. Pegawai yang berada
pada posisi fungsional umum yang berjumlah 33 (tigapuluh tiga) masih terdapat
beberapa penempatan yang belum sesuai dengan kompetensi.
c. Mutasi Pegawai
Kegiatan kepegawaian Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang baik Jabatan
Fungsional Medik / Paramedik Veteriner dan Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan (POPT) maupun Non Fungsional telah berjalan dan mengikuti
ketentuan yang berlaku. Sampai akhir Tahun 2015, terdapat mutasi alih tugas
masuk atas permintaan sendiri atas nama Akhmad Buseri, SP dari BKP Kelas I
Mataram ke BKP Kelas I Semarang dan terdapat mutasi alih tugas keluar atas
nama R Evi Sugandi, SP pada kantor Pemerintahan Kota Tegal, Kenaikan
Pangkat Struktural, Fungsional maupun kenaikan Jabatan dan Pangkat Pejabat
Fungsional, serta Kenaikan Gaji berkala.
d. Pendidikan dan Pelatihan
Pada Tahun 2015 terdapat berbagai Pelatihan , Seminar, Workshop dan kegiatan
lainnya yang dilaksanakan oleh Badan Karantina Pertanian dan Unit Pelaksana
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 19
Teknis lainnya yang diikuti oleh pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang sebagaimana diuraikan dalam lampiran 3 dan 4.
e. Pelaksanaan Jabatan Fungsional Medik Veteriner/ Paramedik dan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)
Pada Tahun 2015, pelaksanaan kegiatan teknis operasional dilakukan oleh para
pejabat fungsional sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, disamping itu
terdapat mutasi alih tugas, pengangkatan dalam jabatan fungsional dan kenaikan
jabatan Fungsional, yaitu :
Tabel 2.14
Realisasi Kenaikan Jabatan Medik/Paramedik Veteriner Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan Pemberhentian dari Jabatan
Fungsional.
NO N A M A KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL dan
PEJABAT PENERBIT SK, NO,TANGGAL
LAMA/ TMT BARU/TMT
1 2 3 4 5
1 Juwita Amalia Rohy Calon Paramedik Veteriner
Paramedik Vetetriner Pelaksana 01-04-2015
Keputusan Mentan. No.1100/Kpts/Kp.240/A.2.4/8/ 2015, Tanggal 14 Agustus 2015
2 Pujiwati A.Md Calon Paramedik Veteriner
Paramedik Vetetriner Pelaksana 01-04-2015
Keputusan Mentan. No.1101/Kpts/Kp.240/A.2.4/8/ 2015, Tanggal 14 Agustus 2015
3 Aisyah Kurniawaty, AMd Calon Paramedik Veteriner
Paramedik Vetetriner Pelaksana 01-04-2015
Keputusan Mentan. No.1102/Kpts/Kp.240/A.2.4/8/ 2015, Tanggal 14 Agustus 2015
4 Adilla Susi Wahono, SP POPT Pertama POPT Muda 01-09-2015
Keputusan Mentan. No.1565/Kpts/Kp.240/A.2.4/12/ 2015,Tanggal 11 Desmber 2015
5 Dina Anggraeni Sulistyawati, SP
POPT Pertama POPT Muda 01-09-2015
Keputusan Mentan. No.1658/Kpts/Kp.240/A.2.4/12/ 2015,Tanggal 11 Desmber 2015
6 Aini Sofiatun Rohmatillah, A.Md
POPT Pelaksana POPT Pelaksana Lanjutan 01-09-2015
Keputusan Mentan. No.1657/Kpts/Kp.240/A.2.4/12/ 2015,Tanggal 11 Desmber 2015
7 Tujiharto POPT Pelaksana POPT Pelaksana Lanjutan 01-03-2012
Keputusan Mentan. No.1027/Kpts/Kp.240/A.2.4/8/ 2015, Tanggal 12 Agustus 2015
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 20
2. Ketatausahaan (Surat-Menyurat, Pengagendaandan Pengarsipan)
Kegiatan Surat-menyurat, pengagendaan dan pengarsipan pada BKP Kelas I
Semarang telah dilaksanakan mengacu pada Tata Naskah Dinas yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian Tahun 2010. Pada Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang jumlah surat masuk pada Tahun 2015 selama
bulan Januari s/d Desember sejumlah 2.401 surat dan untuk surat keluar
sebanyak 4.990 surat. Pengarsipan surat dilakukan secara manual
menyesuaikan dengan jenis surat dengan kode surat.
3. Indeks Kepuasan Masyarakat ( IKM)
Pada Tahun 2015 ini penilaian indeks kepuasan masyarakat atas kinerja Balai
Karantina Pertanian Kelas I Semarang pada Semester I, pelaksanaannya pada
bulan Januari s/d Juni sebesar 83,09 (SANGAT Baik) dan untuk IKM pada
semester II adalah 82,39 (SANGAT BAIK) mengalami Penurunan sebanyak
0,8% semester I dimana menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan jasa BKP Kelas I Semarang, karena pada
Tahun 2015 pada semester 2 terdapat penurunan pada unsur pelayanan di
prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kecepatan jadwal pelayanan, dan
kepastian jadwal pelayanan, oleh karena itu perlu adanya perbaikan dan
peningkatan pada unsur pelayanan tersebut pada Tahun berikutnya.
C. SARANA DAN PRASARANA
Di Tahun 2015 permasalahan yang dihadapi Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan permasalahan yang timbul
pada Tahun Anggaran 2014 sebenarnya Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang juga sudah mengalokasikan anggaran pengadaan tanah dalam DIPA
Tahun Anggaran 2015, namun setelah tim dari Badan Karantina Pertanian
melakukan survai terhadap tanah yang sudah direkomendasikan Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang dan dikarenakan adanya ketidaksesuaian lokasi
dan pagu anggaran yang tersedia, anggaran tersebut lagi - lagi gagal
terealisasi.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 21
1. Kondisi Sarana dan Prasarana
Sampai dengan akhir Tahun 2015 Kantor pelayanan dan Laboratorium Balai
Karantina Pertanian Kelas I Semarang masih berdiri diatas tanah milik
Pelabuhan Indonesia III dan PT Persero Angkasa Pura I dengan status tanah
sewa. Untuk itu diharapkan pada Tahun 2016 pengadaan tanah bisa
terealisasi sehingga nantinya gedung kantor Balai Karantina Pertanian Kelas
I Semarang baik pelayanan dan laboratorium bisa berdiri diatas tanah sendiri
sehingga pada akhirnya bisa menghemat biaya anggaran sewa.
Pada Tahun Anggaran 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang
sangat mengharapkan untuk terealisasinya anggaran pengadaan tanah yang
sudah tersedia pada DIPA Tahun 2016, sehingga diharapkan bisa untuk
memenuhi himbauan / pemberitahuan PT Pelabuhan Indonesia III Cabang
Tanjung Emas yang mana berdasarkan Rencana Induk Pelabuhan Tanjung
Emas tanah yang selama ini disewakan kepada Balai Karantina Pertanian
Kelas I Semarang termasuk Zona General Cargo sehimgga nantinya perlu
dilakukan relokasi kantor dan itu yang harus menjadi perhatian kita bersama.
Permasalahan yang lain pada Tahun 2015 yaitu Balai Karantina Pertanian
Kelas I Semarang memiliki 2 ( dua ) unit rumah dinas yang oleh Balai
Karantina Pertanian Kelas I Semarang sendiri sudah tidak digunakan lagi
dan rumah dinas tersebut dalam kondisi rusak berat dan bangunan tersebut
berdiri diatas tanah milik Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
Jawa Tengah yang mana berdasarkan surat dari Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah nomor : 524/05/0579 tanggal 20
pebruari 2015 tentang permohonan hibah dan surat pernyataan bersedian
menerima hibah barang milik negara nomor : 524/1795 tanggal 05 juni 2015
asset gedung dan bangunan yang dikelola oleh Balai Karantina Pertanian
Kelas I Semarang yang berupa 2 ( dua ) Unit Rumah Dinas tersebut diminta
untuk dihibahkan ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa
Tengah.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 22
2. Asset Tetap
Pada Tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang juga sudah
mengakomodir permohonan hibah dari Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Jawa Tengah dengan mengajukan permohonan hibah
Nomor : 973/PL.130/L.12.B/03/2015 tanggal 20 Maret 2015 ke Badan
Karantina Pertanian namun sampai dengan akhir Tahun 2015 surat
rekomendasi hibah tersebut belum terbit.
Tabel 2.15 Daftar BMN BKP Kls I Semarang Yang Akan Dihibahkan
No Kode Barang NUP Luas M2
Perolehan Nilai Buku Niliai Limit Ket.
Thn Harga
1. 2.
4.01.02.01.010 4.01.02.01.013
1 1
36 50
1984 1984
24.087.239 71.876.763
19.570.882 58.399.868
4.786.600 47.555.000
Berdiri diatas tanah milik Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah
Disamping masalah terebut diatas Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang pada tanggal 06 Oktober 2015 juga sudah mengajukan surat
permohonan alih fungsi aset yang berupa gedung dan bangunan yang
dikelola Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang yang tadinya mess
menjadi rumah dinas dengan nomor surat : 3801/PL.310/L.12.B/10/2015 ke
Badan Karantina Pertanian namun sampai dengan akhir Tahun 2015 juga
belum surat rekomendasinya.
Tabel 2.16 Daftar BMN BKP Kls I Semarang Yang Diusulkan Yang Semula Mess
Menjadi Rumah Dinas
No Volume Jumlah Semula Menjadi
Status Gol Type Fungsi
1. 2. 3.
138 M2 70 M2 36 M2
1 Unit 1 Unit 4 Unit
Mess Mess Mess
Rumah Negara Rumah Negara Rumah Negara
I II II
A C E
Rumah Jabatan Rumah Dinas Rumah Dinas
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 23
Pada Tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang tidak banyak
ada perubahan pada segi sarana dan prasarana yang bertambah, bahkan
pada Tahun Anggaran 2015 untuk pengadaan sarana dan prasarana kantor
nihil hanya saja ada perubahan sedikit pada sarana dan prasarana peralatan
dan mesin yang bertambah nilai perolehannya karena pemeliharaannya
menggunakan mata anggaran 53.
Di Tahun 2015 untuk realisasi pemeliharaan yang dialokasikan untuk
pemeliharaan gedung dan bangunan kantor yang berlokasi di Jl.M Pardi No.
7 Pelabuhan Tanjung Emas yang selama ini dipergunakan untuk kantor
pelayanan dan yang di Jl. Benoa No.1 Pelabuhan Tanjung Emas yang
selama ini dipergunakan untuk Laboratorium pada Tahun 2015 sudah tidak
dialokasikan anggaran untuk pemeliharaan berat dikarenakan status tanah
yang digunakan untuk mendirikan banguna tersebut adalah tanah milik PT
Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Emas yang disewakan kepada
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, disamping itu juga sudah ada
surat pemberitahuan dari PT Pelabuhan Indonesia III bahwa tanah yang
disewa oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang termasuk Zona
General Cargo sehingga realisasi anggaran khususnya untuk pemeliharaan
kedua aset bangunan tersebut diatas hanya untuk pemeliharaan yang
sifatnya sangat mendesak sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa
tetap berjalan seperti biasa.
Sampai dengan Tahun Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang masih tetap mengelola 2 ( dua ) unit Gedung Kantor yang
lokasinya terpisah yaitu Gedung Kantor yang terletak di Jl. M.Pardi No.7
Pelabuhan Tanjung Emas sluas 1.080 M2 dan Gedung Kantor yang terletak
di Jl. Benoa No.1 Pelabuhan Tanjung Emas seluas 810 M2, yang masih
berdiri diatas tanah milik Pelabuhan Tanjung Emas dengan status tanah
sewa. Peningkatan jumlah pegawai pada Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang sudah barang tentu akan selalu muncul masalah sarana dan
prasarana untuk menunjang tugas pokok dan fungsi Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 24
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sampai dengan akhir Tahun
2015 mengelola aset tanah untuk Instalasi Karantina Tumbuhan seluas 1.737
M2 yang terletak di Kec.Mijen Semarang, tanah untuk mess/rumah dinas
seluas 502 M2 yang terletak di Kec. Ungaran Timur Semarang, tanah untuk
mess/rumah dinas seluas 322 M2 yang terletak di Kec. Ungaran Barat
Semarang, tanah untuk Instalasi Karantina Hewan seluas 2.798 M2 yang
terletak di Kec. Genuk Semarang, 2 ( dua ) Unit Gedung Kantor Tanjung
Emas 2 ( dua ) Unit Instalasi Laboratorium Tanjung Emas, 1 ( satu ) Unit
Instalasi Rumah Kasa ( Screen House ) seluas 30 M2, yang kondisinya
sudah mulai rusak ringan dikarenakan korusi oleh angin laut 1 ( satu ) Unit
Gedung Kantor Wilker Tegal seluas 50 M2, 1 ( satu ) Unit Gedung Khusus
Bandara Ahmad Yani Semarang seluas 120 M2 yang status tanahnya juga
sewa dari PT Angkasa Pura serta sarana dan prasarana lingkungan Kantor
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang.
Selain itu Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang juga mengelola 1 (
satu ) Unit Instalasi Karantina Tumbuhan yang terletak di Kec. Mijen
Semarang seluas kurang lebih 930 M2 serta sarana dan prasaran lingkungan
gedung Instalasi Karantina Tumbuhan, Instalasi Karantina Hewan yang
terletak di Kelurahan Karangroto Kec. Genuk Semarang, Mess/Rumah Dinas
5 ( lima ) unit dengan rincian 1 (satu ) unit type 70, dan 4 ( empat ) unit type
36 yang terletak di Kelurahan Gedang Anak Kec. Ungaran Timur Semarang,
2 ( dua ) unit rumah dinas yang terletak di Kelurahan Sidomulyo Kec.
Ungaran Timur Semarang dengan rincian type D seluas 36 M2 dan type E
seluas 50 M2, yang berdiri diatas tanah milik Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Tengah dan 1 ( satu ) unit Mess/Rumah Jabatan yang terletak di Kec.
Ungaran Barat Semarang seluas 120 M2
Pada Tahun Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang
tidak merealisasikan pengadaan barang terutama pengadaan tanah namun
demikian pengadaan barang yang sudah terealisasi pada Tahun Anggaran
2014 dirasa masih sangat kurang untuk mengisi kekosongan ruangan yang
ada pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang termasuk untuk
wilayah kerja seiring dengan penambahan jumlah pegawai dan jumlah
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 25
ruangan yang ada serta untuk menggantikan barang-barang yang sudah
rusak berat. Setelah adanya sistem kebutuhan penganggaran pengadaan
barang dialokasikan sepenuhnya pada masing – masing UPT, sehingga
masing – masing UPT dapat merencanakan kebutuhan sarana dan
prasarana UPT dan bisa direalisasikan sesuai kebutuhan dan tepat sasaran.
Pada dasarnya sarana dan prasaran yang sudah direalisasikan Balai
Karantina Pertanian Kelas I Semarang dengan anggaran sudah sesuai
dengan kebutuhan untuk menunjang tugas pokok dan fungsi Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang. Namun dirasa masih sangat kurang seiring
dengan makin meningkatnya volume kegiatan dan dengan adanya kemajuan
tehnologi serta adanya barang – barang inventaris yang sudah rusak namun
belum dihapus, kedepan masih sangat diperlukan pengadaan sarana dan
prasarana Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang baik dari segi
kuantitas maupun kualitas.
3. Penghapusan Asset
Pada Tahun 2015 sarana dan prasarana yang dikelola Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang sudah mulai banyak yang rusak berat dan
ketinggalan jaman, akibat dari faktor usia dan alam lingkungan kantor yang
berada dipinggir pantai dan rob yang pada Tahun 2014 belum bisa dilakukan
proses penghapusan yang dikarenakan terkendala belum ditetapkanya
penetapan status penggunaannya oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Kementerian Keuangan dalam hal ini Kantor Pelayanan Kekayaan Negara
dan Lelang Semarang. Namun Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang
pada Tahun 2015 sudah bisa merealisasikan penghapusan sebagian
barang – barang inventaris yang sudah rusak berat sehingga bisa
mengurangi beban pencatatan.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 26
Tabel 2.17 Daftar Realisasi Penghapusan Barang-Barang Inventaris Pada
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang
No Kode Barang NUP Nama Barang Tahun Perolehan
Jml Kondisi Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
3060101038 3060101048 3060101048 3060101048 3060102038 3060102101 3060201003 3060201010 3070101009 3070101029 3080120017 3080141129 3080141129 3100102001 3100102001 3100102001 3100102001 3100102002 3100102002 3100102002 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100204004 3100204004
7-100 5-11
15-16 20-21
1 1
1-2 1
1-2 1
1-5 1 1 1
7-14 15-17
24 2-5
8-10 16 12
15-17 19 21 23 25
27-28 30-32 35-36 39-42 44-45
2-3 4-6
Mic conector box UPS UPS UPS Power Supplay Photo Tustel Pswt Telephon Facsimile Timbangan Bdn Proyecktor Power Suplay Exhust Fan Incinerator PC Unit PC Unit PC Unit PC Unit Laptop Laptop Laptop Printer Printer Printer Printer Printer Printer Printer Printer Printer Printer Printer Modem Modem
2007 2008 2010 2012 2002 2000 2007 1998 1999 2003 2004 2006 2007 2000 2005 2006 2005 2005 2005 2005 2005 2007 2008 2010 2010 2005 2003 2003 2007 2008 2008 2006 2007
94 7 2 2 1 1 2 1 2 1 5 1 1 1 8 3 1 4 3 1 1 3 1 1 1 1 2 3 2 4 2 2 3
Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat
Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan DihapuskanDihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan DihapuskanDihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan
Jumlah 166
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 27
BAB III
KEGIATAN OPERASIONAL
A. Kegiatan Operasional Karantina Hewan
1. Teknis Operasional Perkarantinaan
Pelaksanaan kegiatan teknis operasional perkarantinaan terhadap media
pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) yang dilalulintaskan
melalui Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang selama Tahun Anggaran
2015 adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan
Tindakan karantina pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kelengkapan,
kebenaran dan keabsahan isi dokumen, mendeteksi hama penyakit hewan
karantina, status kesehatan dan sanitasi media pembawa, dan/atau
kelayakan sarana alat angkut. Selama Tahun Anggaran 2015 frekuensi
pemeriksaan terhadap media pembawa HPHK sebanyak 32.131 kali yang
meliputi impor, ekspor, domestik keluar dan domestik masuk. Data tindakan
pemeriksaan MP HPHK di Tahun 2015 tertuang dalam grafik 3.1
0
5000
10000
15000
20000
Impor Ekspor DomestikKeluar
DomestikMasuk
2459 3523
16039
10110
Frekuensi Tindakan Pemeriksaan MP HPHK Tahun 2015
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 28
Sedangkan media pembawa HPHK yang dikenakan tindakan pemeriksaan
meliputi :
1) Impor
Frekuensi tindakan pemeriksaan sebanyak 2.459 kali yang terdiri atas :
Bahan Asal Hewan bukan pangan sebanyak 6.886 lembar dan
64.952 kg dengan frekuensi 13 kali.
Hasil Bahan Asal Hewan bukan pangan sebanyak 66.736.335,7 kg
dengan frekuensi 708 kali.
Bahan Asal Hewan pangan sebanyak 781.500 kg dengan frekuensi
18 kali.
Benda lain sebanyak 32.157 kemasan dan 22.869 kg dengan
frekuensi 65 kali.
Hasil Bahan Asal Hewan Pangan sebanyak 157.531.000 kg dengan
frekuensi 1.655 kali.
Data secara jelas dapat terlihat pada grafik 3.2 berikut :
2) Ekspor
Frekuensi tindakan pemeriksaan sebanyak 3.523 kali yang terdiri atas :
Bahan Asal Hewan Pangan sebanyak 530.792,6 kg dengan
frekuensi 3.420 kali.
Hasil Bahan Asal Hewan bukan pangan sebanyak 255.253,4 kg
dengan frekuensi 85 kali.
Media Pembawa lain sebanyak 340.011,3 kg dengan frekuensi 18
kali.
-
500
1.000
1.500
2.000
BAH BukanPangan
HBAHPangan
HBAHBukan
Pangan
Benda Lain BAHPangan
13
1.655
708
65 18
Frekunsi Tindakan Pemeriksaan MP HPHK Impor Tahun 2015
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 29
Data secara jelas dapat terlihat pada grafik 3.3 berikut :
3) Domestik Keluar
Frekuensi tindakan pemeriksaan sebanyak 16.039 kali yang terdiri dari :
Hewan sebanyak 85.327 ekor, 422 kg dengan frekuensi 13.117
kali.
Bahan Asal Hewan pangan sebanyak 1.299.254,4 kg dengan
frekuensi 1.993 kali.
Bahan Asal Hewan bukan pangan sebanyak 24,2 kg dan 12.000
butir dengan frekuensi 13 kali.
Hasil Bahan Asal Hewan pangan sebanyak 106.203,9 kg dengan
frekuensi 440 kali.
Benda lain sebanyak 4 botol dan 177 kemasan dengan frekuensi
18 kali.
Media Pembawa lain sebanyak 778.901 kg dan 12.617 koloni
dengan 458 kali.
-
1.000
2.000
3.000
4.000
BAH Pangan HBAH BukanPangan
Media PembawaLain
3.420
85 18
Frekuensi Tindakan Pemeriksaan MP HPHK Ekspor Tahun 2015
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 30
Data secara rinci dapat dilihat dalam grafik 3.4 berikut :
4) Domestik Masuk
Frekuensi tindakan pemeriksaan sebanyak 10.110 kali yang terdiri dari :
Hewan sebanyak 48.413 ekor, 0,5 kg dan 17 koloni dengan
frekuensi 8.623 kali.
Bahan Asal Hewan Pangan sebanyak 82.374,9 kg dengan
frekuensi 1.454 kali.
Bahan Asal Hewan bukan pangan sebanyak 15.200 butir dan 2.312
lembar dengan frekuensi 10 kali.
Benda lain sebanyak 275 botol dengan frekuensi 4 kali.
Media Pembawa Lain sebanyak 125 koloni dengan frekuensi 19
kali.
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
Hewan BAHPangan
BAH BukanPangan
HBAHPangan
Benda Lain MediaPembawa
Lain
13.117
1.993
13 440 18 458
Frekuensi Tindakan Pemeriksaan MP HPHK Domestik Keluar Tahun 2015
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 31
Data secara rinci tertuang dalam grafik 3.5 berikut :
b. Pengasingan
Tindakan karantina pengasingan dilakukan untuk pengamatan,
pemeriksaan dan perlakuan dengan tujuan untuk mencegah
kemungkinan penularan hama penyakit hewan karantina. Pada Tahun
Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Seksi
Karantina Hewan telah melakukan tindakan pengasingan terhadap
sapi, kerbau, kuda dan kambing terhitung sejak bulan Januari sampai
dengan Desember 2015 sebanyak 6.442 ekor dengan frekuensi 160
kali kegiatan.
c. Pengamatan
Tindakan pengamatan dilakukan untuk mendeteksi lebih lanjut
terhadap hama penyakit hewan karantina dengan cara mengamati
timbulnya gejala penyakit hewan karantina selama pengasingan.
Tindakan pengamatan sebagai tindak lanjut tindakan pengasingan
sehingga jumlah media pembawa dan frekuensi kegiatannya sama
dengan tindakan pengasingan yaitu 160 kali kegiatan.
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
Hewan BAH Pangan BAH BukanPangan
Benda Lain MediaPembawa
Lain
8.623
1.454
10 4 19
Frekuensi Tindakan Pemeriksaan MP HPHK Domestik Masuk Tahun 2015
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 32
d. Perlakuan
Tindakan perlakuan dilakukan untuk membebaskan dan atau
mensucihamakan media pembawa HPHK, baik yang yang berupa
hewan maupun produk hewan. Tindakan perlakuan dapat berupa
penyemprotan desinfektan, pengambilan spesimen untuk pemeriksaan
laboratorium, pengobatan, vaksinasi, dan sebagainya. Tindakan
perlakuan dilakukan terhadap MP yang dikenakan tindakan
pengasingan, atau terhadap sarana prasarana yang akan digunakan
untuk tindakan pengasingan.
e. Penahanan
Tindakan penahanan dilakukan terhadap media pembawa HPHK yang
belum memenuhi persyaratan karantina, dan dijamin oleh pemiliknya
bahwa yang bersangkutan dapat memenuhi persyaratan tersebut
dalam jangka waktu yang telah diatur dalam PP No. 82 Tahun 2000.
Penahanan dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
fisik terhadap media pembawa dan diduga tidak berpotensi membawa
dan menyebarkan hama penyakit hewan karantina, tidak dilarang
pemasukkannya serta tidak berasal dari daerah yang dilarang
pemasukannya. Lebih lengkap perihal penahanan ini akan dibahas di
bagian Pengawasan dan Penindakan.
f. Penolakan
Tindakan penolakan dilakukan terhadap media pembawa yang tidak
memenuhi persyaratan karantina, atau dokumen lain yang
dipersyaratkan Menteri lain yang terkait. Lebih lengkap perihal
penolakan ini akan dibahas di bagian Pengawasan dan Penindakan.
g. Pemusnahan
Sesuai dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina
Hewan, Ikan dan Tumbuhan, PP No. 82 Tahun 2000 tentang Karantina
Hewan, dan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor
316.a/Kpts/PD.670.320/L/11/06 tentang Petunjuk Teknis Tindakan
Karantina Hewan Terhadap Media Pembawa Highly Pathogenic Avian
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 33
Influenza (HPAI), maka terhadap media pembawa yang masuk dari
daerah/area lain, yang setelah dilakukan perlakuan tidak dapat
disembuhkan, menunjukkan gejala penyakit hewan karantina Golongan
I, dan tidak dilengkapi dokumen karantina dapat dilakukan tindakan
karantina pemusnahan. Selama Tahun Anggaran 2015 Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang telah melakukan beberapa kali tindakan
pemusnahan. Lebih lengkap perihal pemusnahan ini akan dibahas di
bagian Pengawasan dan Penindakan.
h. Pembebasan / Pelepasan
Tindakan karantina pembebasan / pelepasan dilakukan terhadap
media pembawa yang setelah dilakukan pemeriksaan tidak tertular
HPHK (Hama Penyakit Hewan Karantina), setelah dilakukan
pengamatan dalam pengasingan tidak tertular HPHK, setelah dilakukan
perlakuan dapat disembuhkan dari HPHK, atau setelah dilakukan
penahanan seluruh persyaratan yang diwajibkan dapat disembuhkan.
Frekuensi kegiatan tindakan pembebasan/pelepasan terhadap media
pembawa selama Tahun Anggaran 2015 adalah sebanyak 32.131 kali.
Secara detil media pembawa HPHK yang dilalulintaskan melalui BKP
Kelas I Semarang tersaji dalam lampiran 6.
Grafik 3.6. Grafik lalu lintas komoditi impor, ekspor, domestik keluar dan
domestik masuk :
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
2011 2012 2013 2014 2015
Impor
Ekspor
Domestik Keluar
Domestik Masuk
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 34
2. Penggunaan Formulir
Dalam pelaksanaan kegiatan teknis operasional perkarantinaan,
formulir karantina hewan merupakan perangkat dokumentasi, yang berfungsi
sebagai alat bukti keabsahan suatu proses kegiatan tindakan karantina dalam
bentuk tertulis. Penggunaan formulir karantina hewan berpedoman pada
Keputusan Menteri Pertanian nomor 475 Tahun 2002. Selama Tahun
Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang telah
menggunakan formulir karantina sebanyak 16.913 set.
3. Pemantauan Daerah Sebar – HPHK
Pemantauan Daerah Sebar Penyakit Hewan Karantina di Wilayah
Pemantauan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015
dilaksanakan di 25 Dinas Kota/Kabupaten yang membidangi fungsi
Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu : Kabupaten Kendal, Kabupaten
Jepara, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan,
Kabupaten Batang, Kabupaten Demak, Kota Semarang, Kabupaten
Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kabupaten
Pati, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali,
Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten
Sukoharjo, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten
Karanganyar, Kabupaten Sragen, Balai Besar Veteriner Wates dan Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. Cakupan informasi
yang diamati adalah data temuan gejala klinis, data hasil uji laboratorium, data
suveilans dan data hasil penelitian dengan durasi waktu data sepanjang
Tahun 2014.
Hasil pengumpulan data informasi status dan situasi HPHK yang diperoleh
dari Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta, Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dan 25 Dinas kota/kabupaten yang
membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan, selanjutnya
dikompilasi dan diverifikasi dan didapatkan sebanyak 11 macam penyakit
yaitu : Avian Influenza, Anthrax, Bovine Virus Diarrhoae (BVD), Brucellosis,
Canine Parvovirus Infection, New Castle Disease(ND), ORF/Contagious
Ecthyma, Ringworm / Dermathopytosis, Scabies/Demodecosis, Theileriosis,
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 35
Trypanosomosis/Surra. Penyakit yang ada ini berdasarkan dari Pedoman
pemantauan daerah sebar HPHK Tahun 2015 bahwa kegiatan pengamatan
status dan situasi HPHK Tahun 2015 di fokuskan pada HPHK yang dapat
menimbulkan gangguan reproduksi pada sapi dan seluruh HPHK Golongan II,
sebagaimana diatur dalam Kepmentan Nomor : 3238/Kpts/PD.630/9/2009
tentang Penggolongan Jenis-jenis HPHK, Penggolongan dan Klasifikasi Media
Pembawa.
Tabel 3.1 Status dan situasi HPHK di 25 kota/kabupaten di JawaTengah
NO KOTA/KABUPATEN PENYAKIT HPHK GOLONGAN II
1. Kota Semarang Brucellosis
2. Kabupaten Semarang Avian Influenza,Brucellosis, New Castle Disease
3. Kota Salatiga Dermatophytosis/Ringworm, Scabies
4. Kabupaten Boyolali Anthrax, Avian Influenza, Brucellosis, Theileirosis
5. Kabupaten Klaten Avian Influenza, Brucellosis
6. Kabupaten Sukoharjo Avian Influenza, New Castle Disease
7. Kabupaten Wonogiri Avian Influenza, Bovine Virus Diarrhoae (BVD)
8. Kabupaten Karanganyar Avian Influenza, New Castle Disease
9. Kabupaten Sragen Avian Influenza, New Castle Disease
10. Kota Magelang Scabies, Canine Parvovirus Infection
11. Kabupaten Magelang Avian Influenza, Scabies
12. Kabupaten Demak Avian Influenza, Scabies
13. Kabupaten Kudus Brucellosis, Scabies
14. Kabupaten Jepara Scabies
15. Kabupaten Rembang Dermatophytosis/Ringworm, ORF/Contagious Ecthyma,
Scabies
16. Kabupaten Blora -
17. Kabupaten Pati -
18. Kabupaten Grobogan Avian Influenza, ORF/Contagious Ecthyma, Scabies
19. Kabupaten Kendal New Castle Disease
20. Kabupaten Batang Scabies
21. Kota Pekalongan Scabies
22. Kabupaten Pekalongan Dermatophytosis/Ringworm, ORF/Contagious Ecthyma,
Scabies, Trypanosomosis
23. Kabupaten Pemalang Avian Influenza, Trypanosomosis, ORF/Contagious
Ecthyma, Scabies
24. Kota Tegal ORF/Contagious Ecthyma, Scabies
25. Kabupaten Tegal ORF/Contagious Ecthyma, Scabies
Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa kasus Avian Influenza terdapat
di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, mengingat Provinsi Jawa
Tengah merupakan daerah endemis untuk penyakit Avian influenza. Demikian
juga dengan kejadian penyakit New Castle Disease ada di beberapa
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 36
kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten
Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten
Kendal. Kejadian penyakit yang menyebabkan gangguan reproduksi pada
sapi yaitu Brucellosis dan Bovine Virus Diarrhoea (BVD) juga terdapat di
beberapa kota/kabupaten di Jawa Tengah. Kejadian penyakit Brucellosis
terdapat di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Klaten,
Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Kudus, sedangkan kejadian penyakit
Bovine Virus Diarrhoea (BVD) terdapat di Kabupaten Wonogiri. Dari data
diperoleh kejadian Penyakit Trypanosomosis ada di kabupaten Pemalang dan
penyakit Theileriosis ada di Kabupaten Boyolali. Sepanjang Tahun 2014,
diperoleh data berdasar kejadian penyakit Scabies, ORF, Ringworm, dan
Canine Parvovirus Infection di beberapa Kota/Kabupaten di Jawa Tengah.
Ditemukannya beberapa macam penyakit HPHK Golongan II dan penyakit
HPHK yang menyebabkan gangguan reproduksi pada sapi maka diperlukan
adanya pengawasan dan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran
penyakit. Karantina Hewan memiliki peran yang sangat penting dalam
melakukan pencegahan masuk tersebar dan keluarnya Hama Penyakit
Hewan Karantina (HPHK) sesuai dengan tugas pokok karantina yang tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan
dan Tumbuhan serta dilaksanakan dengan berpegang pada PP Nomor 82
Tahun 2000 tentang Karantina Hewan dengan memperhatikan berbagai faktor
strategis yang dapat mempengaruhinya. Posisi dan peranan karantina dinilai
sangat strategis khususnya dalam menghadapi ancaman masuknya HPHK
dari luar negeri dan mencegah tersebarnya HPHK antar area/pulau di dalam
Wilayah Negara Republik Indonesia. Demikian pula sebaliknya melakukan
pencegahan keluarnya hama penyakit dari Indonesia ke luar negeri.
Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah endemis Avian Influenza, untuk itu
perlu adanya pengawasan terhadap lalu-lintas unggas di pintu pemasukan
maupun pengeluaran untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut.
Penyakit HPHK yang menyebabkan gangguan reproduksi pada sapi seperti
Brucellosis dan Bovine Virus Diarrhoae (BVD) juga terdapat di beberapa
kabupaten di Jawa Tengah sehingga perlu pengawasan yang ketat terhadap
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 37
lalu-lintas sapi di pintu pemasukan maupun pengeluaran. Selain itu, Jawa
Tengah merupakan daerah bebas rabies sehingga perlu pengawasan yang
ketat terhadap pemasukan Hewan Pembawa Rabies (HPR) dari luar
daerah/luar pulau yang akan masuk ke Jawa Tengah. Lalu-lintas HPR hanya
diperbolehkan dari daerah bebas ke daerah bebas, daerah bebas ke daerah
tertular maupun dari daerah tertular ke daerah tertular. HPR dari daerah
tertular tidak diperbolehkan masuk ke daerah bebas (Jawa Tengah), sehingga
perlu pengawasan terhadap lalu-lintas HPR di pintu pemasukan maupun
pengeluaran. Beberapa HPHK yang terdapat beberapa Kota/Kabupaten di
Jawa Tengah seperti Anthrax, Canine Parvovirus Infection, New Castle
Disease(ND), ORF/Contagious Ecthyma, Ringworm/Dermathopytosis,
Scabies/Demodecosis, Theileriosis, Trypanosomosis/Surra juga perlu
diwaspadai penyebarannya.
Setiap media pembawa HPHK yang dimasukkan, dibawa atau dikirim dari
suatu area ke area lain di dalam, dan/atau dikeluarkan dari wilayah negara
Republik Indonesia dikenakan Tindakan Karantina yang meliputi :
Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan,
Pemusnahan dan Pembebasan (8P). Untuk menjamin terselenggaranya
Tindakan Karantina hewan yang mandiri, tangguh dan profesional perlu
dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner dari unit-unit laboratorium
veteriner guna menetapkan dan menegakkan suatu diagnosis HPHK,
sehingga dapat ditempuh langkah-langkah penanganan dan
penanggulangannya yang berdaya guna dan berhasil guna.
Langkah-langkah manajemen resiko untuk meminimalisir kemungkinan
penyebaran penyakit diantaranya adalah :
a) Penguatan sarana prasarana Laboratorium Karantina Hewan BKP Kelas I
Semarang untuk melakukan pengujian terhadap penyakit yang
dilalulintaskan melalui BKP Kelas I Semarang , peningkatan kompetensi
petugas laboratorium serta perlu peningkatan jejaring kerja antara
laboratorium karantina hewan dengan laboratorium veteriner lainnya
melalui suatu sistem yang utuh.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 38
b) Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dalam monitoring dan
surveillans antara dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan
dengan karantina untuk pencegahan dan pemberantasan penyakit.
c) Dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan disarankan agar terus
menerus melakukan pemantauan dan surveillance dan juga penguatan
sarana prasarana laboratorium dalam rangka pengujian penyakit.
d) Perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat dengan sosialisasi
mengenai penyakit hewan dan penyebarannya melalui penyuluhan dan
iklan layanan masyarakat baik itu melalui media cetak maupun media
elektronik.
e) Peningkatan koordinasi dan pengawasan dengan pihak-pihak terkait
terhadap lalu-lintas media pembawa HPHK di tempat pemasukan maupun
di tempat pengeluaran.
f) Membangun kepatuhan terhadap peraturan perundangan karantina.
4. Pemantauan Penyebaran HPHK Dalam Rangka Upaya Khusus Swasembada
Daging Sapi
Kegiatan pemantauan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang dalam
rangka mendukung swaswembada daging sapi dilakukan berdasarkan HPHK
yang dapat menimbulkan gangguan reproduksi pada sapi yang terdapat di
provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor
3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit
Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa, target
pemantauan HPHK tersebut adalah Brucellosis. Tujuan dari Pemantauan
Penyebaran Hama Penyakit Hewan Karantina terhadap brucellosis pada sapi
bibit di kawasan sapi bibit dan pengembangannya di Jawa Tengah adalah
untuk mengetahui tingkat kejadian brucelosis pada sapi bibit di kawasan sapi
bibit dan pengembangannya di Jawa Tengah dan memperoleh data survelains
yang dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka penyempurnaan
kebijakan dalam bidang karantina hewan yang berlaku dan dalam rangka
mendukung tercapainya Jawa Tengah Bebas Brucellosis pada Tahun 2018.
Metode yang digunakan dengan pengambilan sampel secara langsung dan
pengisisn kuisioner.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 39
Pemantauan penyebaran HPHK terhadap brucellosis dilaksanakan di 7
Kabupaten yang merupakan kawasan sapi bibit dan pengembangannya yaitu
Kabupaten Blora, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Grobogan, Kabupaten
Kebumen, Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Wonogiri.
Jumlah total sampel yang diambil adalah 1120 sampel, dengan sebaran
masing-masing kabupaten 160 sampel. Hasil pengujian Rose Bengal Test
(RBT) di Bbvet Wates No. Surat : 10029/PD.650/F.5/1015 dan Laboratorium
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang No.618.1/KH.130/LAB/09.15
seperti tertera dalam tabel 3.2 dibawah ini.
1. Kabupaten Wonogiri
Kecamatan Desa Jumlah Sampel
Jumlah Peternak
Sapi Potong
Sapi Perah
Hasil Positif RBT
Hasil Positif CFT
Pracimantoro Gambir 27 27 27 - - -
Suci 13 12 13 - - -
Sambiroto 1 1 1 - - -
Eromoko Eromoko 4 3 4 - - -
Puluharjo 4 4 4 - - -
Sumberharjo 4 3 4 - - -
Sindukarto 3 3 3 - - -
Panekan 5 4 5 - - -
Purwantoro Sedang 24 22 24 - - -
Bulukerto Bulukerto 16 16 16 - - - Krandegan 12 3 12 - - -
Giriwoyo Sendang Agung 20 14 20 - - -
Tempuran 11 8 11 - - -
Nguntoronadi Pondoksari 16 15 16 - - -
6 kecamatan 14 desa 160 135 160 - - -
2. Kabupaten Kebumen
Kecamatan Desa Jumlah Sampel
Jumlah Peternak
Sapi Potong
Sapi Perah
Hasil Positif RBT
Hasil Positif CFT
Mirit Lembupurwo 37 30 37 - - -
Singoyudan 15 15 15 - - -
Wergonayan 10 1 10 - - -
Buluspesantren Ayam putih 32 31 32 - - -
Mentahan wetan 17 17 17 - - -
Brencong 27 25 27 - - -
Banjurpasar 22 21 22 - - -
2 kecamatan 7 desa 160 140 160 - - -
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 40
3. Kabupaten Rembang
Kecamatan Desa Jumlah Sampel
Jumlah Peternak
Sapi Potong
Sapi Perah
Hasil Positif RBT
Hasil Positif CFT
Rembang Turusgede 30 19 30 - -
Sulang Seren 36 16 36 - 3 -
Kebonagung 10 6 10 - - -
Giriwoyo Tlogotunggal 48 42 48 - - -
Pamotan Pragen 36 23 36 - - -
4 kecamatan 5 desa 160 106 160 - 3 -
4. Kabupaten Grobogan
Kecamatan Desa Jumlah Sampel
Jumlah Peternak
Sapi Potong
Sapi Perah
Hasil Positif RBT
Hasil Positif CFT
Pulokulon Pulokulon 17 16 17 - - -
Panunggalan 12 9 12 - 1 -
Tuko 15 15 15 - 1 -
Jetaksari 9 9 9 - - -
Toroh Sindurejo 8 8 8 - - -
Karangganharjo 6 1 6 - - -
Depok 11 9 11 - - -
Tambirejo 11 11 11 - 1 -
Genengadal 5 2 5 - - -
Purwodadi Kuripan 4 1 4 - - -
Ngembak 7 3 7 - - -
Genuksari 5 5 5 - - -
Dayang 3 2 3 - - -
Karanganyar 2 1 2 - - -
Putat 3 2 3 - - -
Tawangharjo Godan 5 1 5 - - -
Selo 4 4 4 - - -
Tarub 8 5 8 - - -
Grobogan Grobogan 2 1 2 - - -
Karangrejo 4 2 4 - - -
Tanggungharjo 3 1 3 - - -
Lebak 8 7 8 - - -
Brati Karangsari 2 1 2 - - -
Temon 3 2 3 - - -
Njangkungharjo 3 1 3 - - -
6 kecamatan 25 desa 160 119 160 - 3 -
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 41
5. Kabupaten Pati
Kecamatan Desa Jumlah Sampel
Jumlah Peternak
Sapi Potong
Sapi Perah
Hasil Positif RBT
Hasil Positif CFT
Cluwak Mojo 11 2 11 - - -
Wedanjaksa Bumiayu 5 2 5 - - -
Suwaduk 5 2 5 - - -
Winong Kropak 12 10 12 - 1 -
Margoyoso Sidomukti 17 6 17 - - -
Waturoyo 8 2 8 - - -
Soneyan 13 4 13 - - -
Purworejo 10 10 10 - - -
Dukuhseti Bakalan 8 3 8 - - -
Dukuhseti 18 6 18 - - -
Alasdowo 6 2 6 - - -
Gunungwungkal Gadu 5 3 5 - - -
Gajihan 15 8 15 - - -
Tayu Margomulyo 7 4 7 - - -
Kaki Kalong 20 9 20 - - -
7 kecamatan 15 desa 160 73 160 - 1 -
6. Kabupaten Blora
Kabupaten/ Kecamatan
Desa Jumlah Sampel
Jumlah Peternak
Sapi Potong
Sapi Perah
Hasil Positif RBT
Hasil Positif CFT
Banjarejo Bacem 33 27 33 - - -
Japah Beganjing 30 24 30 - - -
Ngawen Semawur 15 13 15 - - -
Bradag 17 14 17 - - -
Kunduran Jetak 39 34 39 - - -
Tunjungan Kalangan 26 26 26 - - -
5 Kecamatan 6 desa 160 138 160 - - -
7. Kabupaten Boyolali
Kecamatan Desa Jumlah Sampel
Jumlah Peternak
Sapi Potong
Sapi Perah
Hasil Positif RBT
Hasil Positif CFT
Mojosongo Karangnongko 18 3 - 18 - -
Madu 18 1 - 18 - -
Kemiri 10 4 3 7 - -
Musuk Sukorame 20 8 - 20 1 1
Sukorejo 20 4 - 20 - -
Ringinlarik 10 4 - 10 - -
Pusporenggo 10 5 - 10 - -
Cepogo Mliwis 17 6 - 17 2 2
Ampel Kembang 18 4 - 18 - -
Sidomulyo 9 5 - 9 - -
Sambi Cermo 5 5 5 - - -
Karanggede Manyaran 5 5 5 - - -
6 Kecamatan 12 desa 160 54 13 147 3 3
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 42
Penentuan jumlah sampel mengacu pada prevalensi dari Balai Besar
Veteriner Wates sebesar 2.01%, dengan hasil pengujian RBT dan CFT
sampel serum sesuai tertera diatas, sehingga diperoleh data tingkat kejadian
brucellosis pada sapi di Kabupaten Wonogiri 0%, Kabupaten Kebumen 0%,
Kabupaten Rembang 0%, Kabupaten Grobogan 0%, Kabupaten Pati 0%,
Kabupaten Blora 0% dan Kabupaten Boyolali 1.875%.
Tindak lanjut dari hasil pengujian tersebut Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang segera melakukan koordinasi secara langsung dengan Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali. Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pertanian No. 828/Kpts/OT.201/10/1998 tentang Pedoman
Pemberantasan Penyakit Hewan Keluron Menular (Brucellosis) pada Ternak,
maka terhadap ternak yang merupakan reaktor Brucelllosis dilaksanakan
potong bersyarat. Dalam pelaksanaan potong bersyarat terhadap ternak yang
merupaka reactor Brucelllosis bukan merupakan hal yang mudah
dilaksanakan karena belum optimalnya keikutsertaan peternak dalam
penanggulangan Brucelllosis serta biaya kompensasi dari pemerintah menurut
peternak tidak sesuai. Oleh karena itu perlu dilakukannya pembinaan dan
pendekatan terhadap peternak. Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang
bersama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali
melakukan pembinaan dan pendekatan secara langsung ke peternak.
Berdasarkan pengecekan di kandang yang terdapat 2 ekor positif Brucelllosis
di Desa Cepogo diperoleh informasi satu bulan yang lalu sapi miliknya juga
ada yang yang mengalami keluron atau keguguran pada umur kebuntingan 8
bulan, yang merupakan salah satu ciri Brucelllosis, hal ini menunjukkan bahwa
kuman brucella sp telah mengkontaminasi kandang tersebut. Terhadap
kandang tersebut akan dilakukan pengawasan lebih lanjut oleh Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali. Sedangkan terhadap 2 ekor
sapi yang merupakan reaktor Brucelllosis, peternak bersedia bersedia
mengikuti aturan pemberantasan dan pengendalian Brucellosis. Untuk
kandang yang terdapat 1 ekor positif Brucelllosis, diperoleh informasi dari
pihak Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali bahwa dikandang
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 43
tersebut punya riwayat positif Brucella SP dan pada saat itu telah dilakukan
potong bersyarat. Namun kali ini terhadap ternak 1 ekor sapi yang merupakan
reaktor Brucelllosis, pemilik tidak bersedia mengikuti aturan yang karena sapi
tersebut dalam kondisi bunting 5 bulan. Pembinaan dan pendekatan
diperlukan waktu yang tidak terbatas oleh karena itu untuk kandang tersebut
akan dilakukan pengawasan dan pendekatan secara berkesinambungan
terhadap pemiliknya oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Boyolali. Pelaksanaan potong bersyarat terhadap 2 ekor sapi positif
Brucelllosis dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2015 pukul 00.00 di RPH
milik Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali yang disaksikan
oleh pihak Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali dan pihak
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang.
Berdasarkan hasil kuisioner dan hasil pengujian secara keseluruhan, dimana
uji RBT dengan hasil 10 positif pada sapi potong dan sapi perah dan uji CFT
dengan hasil 3 positif pada sapi perah, hal ini menunjukkan faktor risiko
brucellosis terjadi pada sapi perah. Permasalahan yang teridentifikasi dalam
pengendalian brucellosis di Jawa Tengah adalah ternak yang terinfeksi kuman
Brucella SP tidak menunjukkan gejala klinis (subklinis), produksi susu tetap
tinggi dan terjadinya abortus biasanya satu kali pada kebuntingan pertama,
atau bahkan bisa berkembangbiak sehingga mengakibatkan peternak enggan
melakukan pemotongan. Penanggulangan brucellosis pada sapi dengan
sistem test and slaugther yang telah dilakukan selama ini belum menunjukkan
hasil yang optimal. Pengendalian Brucellosis dengan sistem test and slaugther
akan dapat dicapai apabila prinsip-prinsip pengendalian dilakukan sesuai
prosedur dimana semua sapi reaktor positif dipotong serta pengawasan
lalulintas yang ketat terutama adanya perpindahan sapi yang terinfeksi.
Pengendalian Brucellosis di Jawa Tengah, dilakukan dengan metode
kombinasi program vaksinasi pada daerah tertular berat (prevalensi >2%) dan
program test and slaugther pada daerah tertular ringan (prevalensi <2%).
Keberhasilan penanggulangan brucellosis sangat diperlukan dukungan
pemerintah dan akan terwujud apabila diikuti dengan seluruh prosedur yang
benar serta komitmen dari seluruh instansi yang terkait dan masyarakat
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 44
peternak melalui sosialisasi program, harus didukung dengan pengawasan
lalu lintas ternak antar pulau, provinsi, Kabupaten/Kota secara ketat.
5. Monitoring Hama Penyakit Hewan Karantina Dan Keamanan Pangan Pada
Bahan Baku Susu
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman
hayati yang sangat kaya sehingga perlu dikelola dalam rangka pembangunan
berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam era
globalisasi/ perdagangan bebas, arus lalu lintas hewan dan produk hewan,
berpotensi terhadap masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina
(HPHK), yang dapat mempengaruhi produksi dan produktivitas komoditi
peternakan serta sumber daya hayati lainnya di Negara Republik Indonesia.
Hal ini menuntut kesiapan Badan Karantina Pertanian untuk melakukan cegah
tangkal terhadap ancaman yang dapat mengganggu kelestarian sumber daya
alam hayati.
Peningkatan frekuensi arus lalu lintas penumpang, barang, muatan dan
produk pangan asal hewan dalam perdagangan internasional (antar negara),
Karantina dituntut lebih proaktif dalam menjalankan tugas dan fungsinya,
sehingga mampu melindungi sumber daya alam hayati hewani dan
masyarakat konsumen dari ancaman masuk dan tersebarnya penyakit hewan
menular, penyakit hewan bersifat zoonosis dan bahan pangan asal hewan
yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Jaminan keamanan pangan atau bahan pangan telah menjadi tuntutan seiring
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Jaminan
keamanan pangan juga telah menjadi tuntutan dalam perdagangan nasional
maupun internasional. Jaminan keamanan pangan dapat diartikan sebagai
jaminan bahwa pangan atau bahan pangan tersebut bila dipersiapkan dan
dikonsumsi secara benar tidak akan membahayakan kesehatan manusia.
Tanpa jaminan keamanan, pangan atau bahan pangan akan sukar
diperdagangkan, bahkan dapat ditolak. Oleh karena itu, untuk menjamin
kesetaraan dalam perdagangan global, diperlukan standar yang dapat
diterima oleh semua negara yang terlibat di dalamnya. Dari aspek ekonomi,
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 45
Badan Karantina Pertanian mempunyai peranan dalam memberikan jaminan
keamanan pangan terhadap produk hewan yang diekspor sehingga dapat
meningkatkan daya saing terhadap produk hewan asal Indonesia di kancah
perdagangan internasional.
Tupoksi dari Badan Karantina Pertanian adalah mencegah masuk dan
tersebarnya HPHK dengan melakukan tindakan karantina terhadap media
pembawa HPHK yang dilalulintaskan. Disamping itu juga berperan dalam
pengawasan bahan pangan asal hewan yang dilalulintaskan dari bahaya yang
berasal dari hewan dan adanya kontaminasi fisik, kimia, maupun biologik.
Di Tahun 2014 tercatat lalu lintas media pembawa Hama Penyakit Hewan
Karantina (HPHK) bahan pangan yang melalui BKP Kelas I Semarang berupa
bahan baku susu. Untuk media pembawa HPHK bahan baku susu (frekuensi
1.647) berasal dari Perancis, Irlandia, New Zealand, Belanda, Jerman, USA,
Belgia, Argentina dan Australia.
Merujuk hal tersebut diatas, dalam rangka menjalankan tugas pokok karantina
mencegah masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan karantina pada
bahan pangan asal hewan maka Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang
pada Tahun 2015 mengadakan monitoring pengawasan keamanan hayati
terhadap bahan baku susu.
6. Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan
Pengelolaan laboratorium sebagai penunjang / pendukung kegiatan teknis
operasional perkarantinaan sudah berjalan dengan baik. Selama Tahun
Anggaran 2015 Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian
Kelas I Semarang telah melakukan pemeriksaan contoh (spesimen) media
pembawa HPHK yaitu pemeriksaan terhadap serum darah, MBM, feather
meal dan poultry by products meal, kulit mentah garaman, daging, sosis,
tepung telur dan bahan baku susu
Metode pemeriksaan yang digunakan berbeda terhadap masing masing jenis
sampel. Metode pemeriksaan yang telah dapat dilaksanakan di Laboratorium
Karantina Hewan adalah pengujian Elisa rabies untuk serum darah anjing,
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 46
kucing dan hewan pembawa rabies, uji cemaran mikroba ( TPC, E. Coli dan
Coliform ) untuk bahan baku susu, sosis, daging dan tepung telur, pengujian
Natif Mikroskopis untuk bahan baku pakan, Rapid Test AI, Feed Check untuk
Poultry Product Meal, pengujian Rose Bengal Test untuk serum darah sapi,
kerbau, kuda, kambing dan domba, Uji PH untuk kulit mentah garaman.
Selain pelaksanaan pengujian laboratorium guna meningkatkan kompetensi
petugas laboratorium maka dilakukan kegitan inhouse training dari Balai Besar
Uji Standar Karantina Pertanian. Selain itu dalam rangka persiapan akreditasi
dilakukan juga kegiatan konsulidasi ke Komite Akreditasi Nasional (KAN)
untuk mendapatkan informasi tahapan apa saja yang diperlukan dalam
proses akreditasi.
7. Sarana dan Prasarana
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang memiliki Instalasi Karantina
Hewan (IKH) sebanyak 1 unit, Instalasi Karantina Produk Hewan (IKPH)
sebanyak 14 unit, Tempat Pemeriksaan Karantina Hewan (TPKH) sebanyak
62 unit.
8. Permasalahan dan Upaya Penyelesaian Masalah
Seksi Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsi menghadapi permasalahan-
permasalahan sebagai berikut :
a. Jumlah tenaga fungsional seksi karantina hewan saat ini sudah cukup
memadai dengan komposisi 11 Medik Veteriner, 16 Paramedik Veteriner
dan selama Tahun 2015 tenaga tersebut sudah diberdayakan namun
dalam pelaksanaan tindakan karantina hewan masih bertumpu pada
pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik/organoleptik, dan jenis uji
laboratorium yang tersedia sehingga masih diperlukan peningkatan
kompetensi Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner dalam hal
pemahaman dan implementasi peraturan perundang-undangan, update
ilmu kesehatan hewan dan kemampuan pengambilan sampel uji serta
peningkatan kapasitas laboratorium uji dalam hal keragaman jenis uji
dengan upaya menyelenggarakan inhouse training dan bimbingan teknis
internal kepada tenaga fungsional seksi karantina hewan.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 47
b. Pengguna jasa karantina antar area belum sepenuhnya patuh terhadap
perundang-undangan di bidang karantina hewan sehingga upaya
sosialisasi kepada segala elemen masyarakat terus menerus dilakukan.
c. Data timpang antara UPT pengeluaran dan UPT Pemasukan telah dapat
dikurangi dengan upaya melaksanakan operasi terpadu berkelanjutan
bersama KPLP dan Polsek Kawasan Pelabuhan dalam rangka
meningkatkan pengawasan MP HPHK yang dilalu-lintaskan antar area
dan dengan mengaktifkan layanan sinkron otomatis pada sistem e-QVet.
d. Sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kualitas layanan dan
memberikan jaminan keamanan pangan kepada konsumen maka pada
Tahun 2015 telah dilakukan monitoring keamanan hayati terhadap bahan
baku susu.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 48
B. Kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan
Salah satu tugas pokok Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang adalah
melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan tumbuhan tanaman pangan,
hortikultura dan tanaman perkebunan yang meliputi penyelenggaraan fungsi-
fungsi pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan (pemeriksaan, penahanan,
pengasingan, pengamatan, perlakuan, penolakan, pemusnahan dan
pembebasan), pemantauan daerah sebar organisme pengganggu tumbuhan
karantina (OPTK), pembuatan koleksi media pembawa OPT/OPTK dan koleksi
OPT/OPTK serta pengelolaan laboratorium. Pelaksanaan tugas tersebut
langsung dilaksanakan oleh tenaga fungsional Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan (POPT).
Pelaksanaan kegiatan operasional perkarantinaan, interaksi dengan komoditas
tanaman pangan, hortikultura dan tanaman perkebunan di Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang tidak bisa dilepaskan. Pelaksanaan tindakan
karantina tumbuhan sebagai salah satu tugas pokok dan fungsi senantiasa
diterapkan. Pelaksanaan tindakan karantina meliputi pemeriksaan, penahanan,
pengasingan, pengamatan, perlakuan, penolakan, pemusnahan dan
pembebasan atau yang lebih dikenal dengan sebutan 8P. Tindakan yang telah
dilakukan yaitu pemeriksaan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan
dan pembebasan telah secara optimal dilakukan dalam upaya mencegah masuk
dan tersebarnya OPTK dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam
wilayah negara Republik Indonesia. Selain itu, beberapa kegiatan yang juga
dilaksanakan adalah pemantauan daerah sebar organisme pengganggu
tumbuhan karantina (OPTK), pembuatan koleksi media pembawa OPT/OPTK
dan koleksi OPT/OPTK serta pengelolaan laboratorium yang langsung
dilaksanakan oleh tenaga fungsional Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan (POPT).
Secara keseluruhan, dalam Tahun 2015 BKP Kelas I Semarang telah
melaksanakan tindakan karantina tumbuhan (Ekspor, Impor, Domestik Masuk
dan Domestik Keluar) dengan frekuensi sebanyak 19.890 kali, yang berarti
terjadi peningkatan sebesar 2,45% dibanding Tahun 2015 yang mencapai
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 49
frekuensi 19.403 kali dan terdapat 3 kali kegiatan Reekspor terhadap komoditas
kayu milik AP Timber dan Ballmoral Furniture. Tabel 3.3 Rincian frekuensi
pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan tersebut adalah sebagai berikut :
WILAYAH KERJA FREKUENSI
UPT Induk 17080
Wilker Bandara Ahmad Yani 2716
Wilker Kantor Pos Semarang 97
Adapun Tabel 3.4 rincian volume kegiatannya terhadap media pembawa OPT impor,
ekspor dan antar area adalah sebagai berikut :
KEGIATAN SATUAN
Batang Gram Kemasan Kilogram Koli M3
IMPOR 30.677 - 1.450 1.593.826.352 12.566 112.324
EKSPOR 6.548 3.030 120.291.225 96.051 1.460.828
DOMAS 2.021 - - 21.913 - -
DOKEL 486.024 - 714 26.791.009 - -
Gambar 3.7 Proporsi Pemeriksaan Media Pembawa OPT/PTK Impor Tahun 2015
(dalam satuan Kg,M3, Btg, Koli, Pkg)
Sumber data : BKP Kelas I Semarang Tahun 2015
-
200.000.000
400.000.000
600.000.000
800.000.000
1.000.000.000
1.200.000.000
1.400.000.000
1.600.000.000
BATANG GRAM KEMASAN KILOGRAM KOLI METERKUBIK
30.677 - 1.450
1.593.826.352
12.566 112.324
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 50
Gambar 3.8 Proporsi Pemeriksaan Media Pembawa OPT/PTK Ekspor Tahun 2015
(dalam satuan Kg,M3, Btg, Koli, Pkg)
Sumber data : BKP Kelas I Semarang Tahun 2015
Gambar 3.9 Proporsi Pemeriksaan Media Pembawa OPT/PTK Domestik Masuk Tahun 2015
(dalam satuan Kg,M3, Btg, Koli, Pkg)
Sumber data : BKP Kelas I Semarang Tahun 2015
-
20.000.000
40.000.000
60.000.000
80.000.000
100.000.000
120.000.000
140.000.000
BATANG GRAM KEMASAN KILOGRAM KOLI METERKUBIK
6.548 3.030
120.291.225
96.051 1.460.828
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
BATANG GRAM KEMASAN KILOGRAM KOLI METERKUBIK
2.021
21.913
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 51
Gambar 3.10 Proporsi Pemeriksaan Media Pembawa OPT/PTK Domestik Keluar Tahun 2015
(dalam satuan Kg,M3, Btg, Koli, Pkg)
Sumber data : BKP Kelas I Semarang Tahun 2015
Adapun data rekapitulasi frekuensi dan volume berdasarkan pembagian golongan bibit dan
non bibit dapat dilihat dalam uraian data pada tabel berikut ini,
Tabel 3.5
Rekapitulasi Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan BKP Kelas I Semarang Tahun 2015
A. BIBIT TANAMAN FREKUENSI VOLUME
IMPOR 9 45.904 KGS
5 1.450 GRAM
EKSPOR 7 15.952 KGS
DOMAS 2 190 KGS
DOKEL 85 80.537,00 KGS
9 894 KEMASAN
B. HASIL TANAMAN HIDUP FREKUENSI VOLUME
IMPOR 802 873.918.747,64 KGS
11 574,36 M3
5 94,00 KOLI
EKSPOR 781 28.032.140,92 KGS
1 800,00 GRAM
228 123.869,11 M3
B. HASIL TANAMAN HIDUP FREKUENSI VOLUME
DOMAS 146 14.068,00 KGS
DOKEL 1956 13.015.112,80 KGS
C. HASIL TANAMAN MATI FREKUENSI VOLUME
IMPOR 3088 723.662.850,37 KGS
2 1.000 GRAM
1674 111.794,92 M3
19 792 KEMASAN
43 417 KOLI
-
5.000.000
10.000.000
15.000.000
20.000.000
25.000.000
30.000.000
BATANG GRAM KEMASAN KILOGRAM KOLI METERKUBIK
486.024 714
26.791.009
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 52
C. HASIL TANAMAN MATI FREKUENSI VOLUME
EKSPOR 1931 92.333.950,00 KGS
20 10.030,70 GRAM
6647 1.337.440,20 M3
DOMAS 132 15.160,00 KGS
DOKEL 597 14.089.151,30 KGS
1 5,00 M3
Sumber data: BKP Kelas I Semarang, 2015
Dari tindakan karantina tumbuhan yang telah dilaksanakan, Balai Karantina Pertanian Kelas
I Semarang memperoleh penerimaan negara bukan pajak yang perkembangan dari Tahun
2014 hingga Tahun 2015 dapat dilihat pada Grafik 3.11 berikut ini,
Grafik 3.11 Perkembangan Penerimaan Fungsional (PNBP) dari Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Tahun 2014 – 2015 (Rp.)
Adapun Grafik 3.12 rincian PNBP operasional Karantina Tumbuhan pada Tahun 2015 dapat
dilihat pada gambar berikut ini :
1.850.000.000
1.900.000.000
1.950.000.000
2.000.000.000
2.050.000.000
2.100.000.000
2.150.000.000
2.200.000.000
2014 2015
1.965.290.777
2.178.470.078
0
200.000.000
400.000.000
600.000.000
800.000.000
1.000.000.000
1.200.000.000
DOMESTIK EKSPOR IMPOR
31.896.589
963.986.117
1.180.587.372
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 53
1. IMPOR
Pada Tahun 2015 telah dilakukan tindakan karantina tumbuhan terhadap media
pembawa OPTK dari luar negeri yang melalui BKP Kelas I Semarang sebanyak
6908 kali pemeriksaan dengan volume sebanyak 45.904 KGS, 1.450 Gram untuk
kategori bibit tanaman, 873.918.747,64 KGS, 574,36 M3 dan 94 koli untuk
kategori Hasil tanaman hidup, dan 723.662.850,37 KGS, 1000 Gram, 111.794,92
M3, 792 kemasan dan 417 koli untuk kategori hasil tanaman mati.
Tindakan karantina tumbuhan yang dilaksanakan terhadap 358 jenis komoditas
yang berasal dari 64 negara, dengan Amerika Serikat, China dan India sebagai
negara pengimpor dengan frekuensi paling tinggi. Pada Tahun sebelumnya
(2014) komoditas kayu merupakan komoditas impor dengan frekuensi tertinggi,
yaitu sebanyak 2.056 kali. Pada Tahun 2015 komoditas kapas menjadi komoditas
dengan frekuensi tertinggi, yaitu sebanyak 1242 kali, diikuti dengan kedelai
sebanyak 421 kali dan kayu olahan sebanyak 357 kali.
Media pembawa dari kelompok hasil tanaman terdiri dari tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan antara lain berupa : kedele, jagung, gandum, cabe,
tembakau, kapas, dll. Selain tanaman pangan dan hortikultura media pembawa
yang diperiksa juga termasuk hasil hutan berupa kayu seperti white oak, ash,
beech, cherry, iroko, oak, dll. Dari sejumlah media pembawa OPT/OPTK impor,
volume terbanyak adalah Gandum, yaitu sebanyak 406.446.066 KGS, kemudian
Kedelai sebanyak 326.139.878 KGS, Bungkil Kedelai sebanyak 156.936.554
KGS, Jagung sebanyak 154.774.854 KGS dan Kapas Serat sebanyak
139.996.707 KGS. Adapun volume tertinggi untuk komoditas kayu adalah Kayu
Olahan sebanyak 104.485,96 Meter Kubik, kemudian Kayu Oak Putih sebanyak
26.097,42 Meter Kubik dan Kayu Pinus sebanyak 18.946,35 Meter Kubik. Data
jumlah media pembawa OPT Impor Tahun 2015 dari frekuensi dan volume dapat
dilihat pada tabel berikut.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 54
Tabel 3.6 Rincian Jumlah Pemeriksaan Media Pembawa OPT Impor Tahun 2015
NO BULAN FREK VOLUME
KG BTG M3 Pkg/Koli
1 Januari 428 79.341.979,64 90 20.127,46 3.074
2 Pebruari 580 167.647.281,32 3.542,31 19.776,58 1.719
3 Maret 660 140.146.618,90 3.102 7.356,53 0
4 April 704 114.972.902.904 2.083 22.461,12 1.387
5 Mei 584 120.264.972,39 1.669 5.853,11 2.019
6 Juni 725 118.353.280,37 1.480 23.073 2.930
7 Juli 487 128.155.637,92 2.196 6.551,93 1.455
8 Agustus 594 117.526.979,21 2.459,70 23.822,32 513
9 September 538 139.621.818 1.770 6.984,11 70
10 Oktober 389 146.886.878,78 1.482 4.534,33 416
11 Nopember 499 146.464.656,06 3.569 22.388,67 0
12 Desember 598 132.412.215,99 3.693 11.475,18 258
Jumlah 6908 116.409.725.222,58 27.136,01 174.404,34 13.841
Grafik 3.13 Frekuensi Media Pembawa OPT Impor Tahun 2015
428 580
660
704
584 725
487
594
538
389 499 598
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 55
Grafik 3.14 Volume Media Pembawa OPT Impor selama Tahun 2015 (Meter Kubik)
Grafik 3.15 Volume Media Pembawa OPT Impor selama Tahun 2015 (Koli)
20.127,46
19.776,58
7.356,53
22.461,12
5.853,11
23.073
6.551,93
23.822,32
6.984,11
4.534,33
22.388,67 11.475,18
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
3.074
1.719
0
1.387 2.019
2.930
1.455
513 70
416
0 258
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 56
Grafik 3.16 Volume Media Pembawa OPT Impor selama Tahun 2015 (Batang)
Grafik 3.17 Volume Media Pembawa OPT Impor selama Tahun 2015 (Kilogram)
90
3.542,31
3.102
2.083
1.669
1.480
2.196 2.459,70
1.770
1.482
3.569
3.693
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
0,00 50.000.000.000,00 100.000.000.000,00150.000.000.000,00
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
79.341.979,64
167.647.281,32
140.146.618,90
114.972.902.904
120.264.972,39
118.353.280,37
128.155.637,92
117.526.979,21
139.621.818
146.886.878,78
146.464.656,06
132.412.215,99
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 57
2. EKSPOR
Tindakan karantina tumbuhan terhadap media pembawa OPT ekspor sesuai
pengeluaran sertifikat kesehatan tanaman dalam Tahun 2015 adalah sebanyak
9668 kali, dengan total volume sejumlah 119.381.024,63 Kilogram, 1.441.429
Meter Kubik, 3.350 Gram, 96.711 Koli dan 6.482 Batang. Adapun komoditas
ekspor dengan frekuensi tertinggi adalah Kayu Albasia sebanyak 3.165 kali, Kayu
Jati/Furniture sebanyak 396 kali, Kayu Olahan sebanyak 392 kali, Kopi Biji
sebanyak 364 kali dan beberapa komoditas yang lainnya. Adapun volume ekspor
terbesar untuk satuan Kilogram adalah pada komoditas Tetes Tebu sebesar
41.400.000 Kilogram, Minyak kelapa beku sebanyak 14.790.020 Kilogram,
Minyak kelapa cair sebanyak 9.432.371,30 Kilogram, karet lembaran sebanyak
8.565.624 kilogram, Kopi biji sebanyak 6.285.844 Kg dan beberapa komoditas
yang lainnya. Adapun volume ekspor terbesar untuk satuan meter kubik adalah
Kayu albasia sebanyak 1.084.639,95 Meter kubik dan 85.264,98 Meter kubik.
Frekuensi pemeriksaan media pembawa OPT ekspor Tahun 2015 sebanyak 9426
kali kali yang berarti terjadi peningkatan sebesar 15,72% dibanding Tahun 2014
yang mencapai 9379 kali. Berikut data jumlah dan volume MP OPT/OPTK ekspor
selama Tahun 2015.
Tabel 3.7 Volume dan Frekuensi Media Pembawa OPT Ekspor Tahun 2015
NO BULAN FREK VOLUME
KG BTG M3 Pkg/Koli
1 Januari 565 4.354.153,30 - 93.509,32 7.670,00
2 Pebruari 633 3.906.261,88 - 98.672,14 11.875,00
3 Maret 823 5.708.444,38 2.223,00 130.797,72 10.106,00
4 April 831 5.776.008,08 - 152.524,10 7.903,00
5 Mei 768 5.882.281,78 - 119.188,94 9.760,00
6 Juni 909 8.035.854,52 969 129.689,77 11.370,00
7 Juli 731 4.848.279,01 2.196 110.307,39 6.895,00
8 Agustus 885 13.916.206,92 1.907,00 129.337,75 6.528,00
9 September 942 14.058.944,47 - 151.903,60 10.510,00
10 Oktober 899 18.110.988,95 - 113.549,59 2.440,00
11 Nopember 860 20.660.337,10 - 114.894,78 5.644,00
12 Desember 822 14.122.992,40 1.383,00 97.077,59 6.010,00
Jumlah 9426 119.380.752,79 8.678,00 1.441.452,69 96.711,00
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 58
Grafik 3.18 Frekuensi Media Pembawa OPT Ekspor Tahun 2015
Grafik 3.19 Jumlah Volume (KGS) Media Pembawa OPT Ekspor Tahun 2015
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
565 633
823 831 768
909
731
885 942
899 860
822
4.354.153,30
3.906.261,88
5.708.444,38
5.776.008,08
5.882.281,78
8.035.854,52
4.848.279,01
13.916.206,92
14.058.944,47
18.110.988,95
20.660.337,10
14.122.992,40 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 59
Grafik 3.20 Jumlah Volume (BTG) Media Pembawa OPT Ekspor Tahun 2015
Grafik 3.21
Jumlah Volume (M3) Media Pembawa OPT Ekspor Tahun 2015
0 0
2.223,00
0
0 969
2.196
1.907,00
0
0 0
1.383,00
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
93.509,32 98.672,14
130.797,72
152.524,10
119.188,94
129.689,77 110.307,39
129.337,75
151.903,60
113.549,59
114.894,78 97.077,59
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 60
Grafik 3.22 Jumlah Volume (Pkg/ Koli) Media Pembawa OPT Ekspor Tahun 2015
3. ANTAR AREA MASUK
Kegiatan pemeriksaan media pembawa OPT antar area masuk dalam Tahun 2015
dilakukan terhadap media pembawa OPT yang melalui Pelabuhan Tanjung Emas dan
wilker Bandara Ahmad Yani Semarang sejumlah 311 kegiatan dengan uraian volume
sejumlah 29.118 kgs dan 12.910 batang. Media pembawa yang sering masuk dari area
lain ke pelabuhan tanjung emas semarang adalah Buah Durian sebanyak 127 kali
dengan volume 12.538 kilogram, kemudian sayuran kangkung 68 kali, Buah Naga 10
dan komoditas lainnya.
Tabel 3.8 Volume dan Frekuensi Media Pembawa OPT Domestik Masuk Tahun 2015
NO BULAN FREKUENSI VOLUME
KG BTG M3 Pkg/Koli
1 Januari 10 306 300 - -
2 Pebruari 44 1597 100 - -
3 Maret 40 2.429 300 - -
4 April 42 10.230 153 - -
5 Mei 24 2.789 - - -
6 Juni 27 4.075 400 - -
7 Juli 24 1.3346 700 - -
8 Agustus 28 1.527 8.550 - -
9 September 12 454 400 - -
10 Oktober 19 701 380 - -
11 Nopember 9 747 220 - -
12 Desember 18 2.204 300 - -
Jumlah 311 40.405 10.950 - -
7.670,00
11.875,00
10.106,00
7.903,00
9.760,00 11.370,00
6.895,00
6.528,00
10.510,00
2.440,00
5.644,00 6.010,00
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 61
Grafik 3.23 Frekuensi Media Pembawa OPT Domas Tahun 2015
Grafik 3.24 Jumlah Volume (KGS) Media Pembawa OPT Domas Tahun 2015
10 44
40
42 24
27
24
28
12 19
9
18
januari
februari
maret
april
mei
juni
juli
agustus
september
oktober
nopember
desember
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
306 1597
2.429
10.230
2.789 4.075
13.346
1.527 454 701 747
2.204
KG
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 62
Grafik 3.25 Jumlah Volume (KGS) Media Pembawa OPT Domas Tahun 2015
4. ANTAR AREA KELUAR
Tindakan karantina tumbuhan yang dilakukan terhadap media pembawa yang
dikeluarkan antar areadalam Tahun 2015 sebanyak 3245 kali dengan rincian
komoditas Cabe 755 kali dengan volume 564.824 kgs, kemudian bawang
merah 564 kali dengan volume 5.224.360 kgs, bawang putih 175 kali dengan
volume 3.449.800 dan beberapa komoditas lainnya. Dengan hasil ini terjadi
kenaikan 10,45 % pada frekuensi pemeriksaan dibanding Tahun 2014. Berikut
disajikan tabel kegiatan antar area keluar dalam frekuensi dan volume.
Tabel 3.9 Volume dan Frekuensi Media Pembawa OPT Domestik Keluar Tahun 2015
NO BULAN FREK VOLUME
KG BTG M3 Pkg/Koli
1 Januari 162 2.239.641 - - -
2 Pebruari 142 1.341.290 1 - -
3 Maret 134 1.626.961,80 80 - -
4 April 154 2.991.100 240 - -
5 Mei 184 1.590.386,90 - - -
6 Juni 255 2.753.370 - - -
7 Juli 269 1.511.707,80 - 5 -
8 Agustus 276 2.617.572 6 - -
9 September 253 2.367.578 - - -
10 Oktober 276 2.078.666,40 - - -
11 Nopember 280 3.772.715 - - -
12 Desember 179 85.945,20 2.133.705 - -
Jumlah 3245 24.976.934 2.134.032 5 -
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
300 100 300 153 0 400 700
8.550
400 380 220 300
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 63
Grafik 3.26 Frekuensi Pemeriksaan Media Pembawa OPT Domestik Keluar Tahun 2015
Grafik 3.27 Volume Media Pembawa OPT Antar Area Keluar Tahun 2015 (KGS)
162 142
134
154
184
255
269 276
253
276
280 179
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
0 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
2.239.641
1.341.290
1.626.961,80
2.991.100
1.590.386,90
2.753.370
1.511.707,80
2.617.572
2.367.578
2.078.666,40
3.772.715
85.945,20
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 64
Grafik 3.28 Volume Media Pembawa OPT Antar Area Keluar Tahun 2015 (Btg)
5. Kegiatan Intersepsi
Pada Tahun 2015 kegiatan intersepsi dalam rangka determinasi organisme
pengganggu tumbuhan pada media pembawa yang dilalul-intaskan telah
dilaksanakan dengan hasil sebanyak 1.616 kali kegiatan yang terdiri atas 1.204
kegiatan instersepsi impor, 153 kegiatan intersepsi ekspor dan 259 kegiatan
intersepsi untuk kegiatan domestik keluar. Secara rinci frekuensi jenis OPT yang
ditemukan dari hasil identifikasi ( data terlampir).
6. Penggunaan Formulir
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang pada Tahun 2015 telah
melaksanakan tindakan karantina tumbuhan sebanyak 19.930 kali dengan
menerbitkan Surat Pelepasan Karantina Tumbuhan (KT-9) sebanyak 6.901
eksemplar, Sertifikat Kesehatan Karantina Tumbuhan Antar Area (KT-12)
sebanyak 3.245 eksemplar, Phytosanitary Certificate (KT-10) sebanyak 9.322
eksemplar, PC for Re-Export (KT-11) 3 eksemplar. Sementara itu, untuk
dokumen utama tindakan karantina tumbuhan lainnya, yaitu Fumigation
Certificate (KT-4a), Sertifikat Fumigasi (KT-4b), CoD/D (KT-5a), dan Sertifikat
Perlakuan (KT-5b) tidak diterbitkan dalam Tahun 2015. Hal ini karena kegiatan
yang berkenaan dengan sertifikat dimaksud tidak dilaksanakan dalam Tahun
2015.
0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
0
1
80
240
0
0
0
6
0
0
0
2.133.705
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 65
7. Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan dan
Pemusnahan
1) Pengasingan dan Pengamatan
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang dalam Tahun 2015 tidak
melaksanakan tindakan karantina tumbuhan pengasingan dan pengamatan.
2) Perlakuan
Pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan perlakuan terhadap media
pembawa, khususnya perlakuan fumigasi menggunakan metil bromida,
namun sejak diberlakukannya SKIM Audit Barantan, maka pelaksanaan
fumigasi sepenuhnya dilaksanakan oleh perusahaan fumigasi yang telah
diregistrasi oleh Badan Karantina Pertanian dengan menggunakan metil
bromida sesuai standar yang ditetapkan oleh Badan Karantina Pertanian.
3) Penahanan
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang pada Tahun 2015 telah
melaksanakan 40 kali tindakan penahanan, diantaranya adalah komoditas
Baby Pakcoi, benih kubis,bawang merah, bawangputih, kacang tanah,
kentang, cabe kring, jahe, bibit durian, jamur kering, benih sayuran dan
beberapa kooditas lainnya. Alasan penahanan komoditas bermacam-macam.
Diantaranya adalah ada yang dibawa tidak dilengkapi dengan dokumen
persyaratan dan Phytosanitary Certificate, serta menunggu hasil pengamatan
laboratorium. Pemilik dan/atau kuasanya telah diberikan kesempatan untuk
memenuhi persyaratan dimaksud dalam waktu 14 hari sebagaimana telah
diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku. Data penahanan di Balai
karantina Pertanian kelas I Semarang terlampir.
4) Penolakan
Tindakan karantina tumbuhan selanjutnya, yaitu penolakan, dikenakan
terhadap media pembawa tersebut di atas karena ternyata hingga
berakhirnya batas waktu yang diberikan, pemilik dan/atau kuasanya tidak
dapat menyerahkan Phytosanitary Certificate terkait dari negara asal. Media
pembawa tersebut diminta segera dilakukan re-ekspor ke negara asal dalam
waktu selambat-lambatnya 14 hari. Dan ketentuan ini telah dilaksanakan oleh
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 66
pemilik komoditas tembakau kering, kapas serat, dan furniture. Adapun
ketiga komoditas yang lain tidak memenuhi ketentuan yang telah
dipersyaratkan. Terdapat 37 komoditas yang ditolak (Data Terlampir).
5) Pemusnahan
Mengingat sampai dengan akhir batas waktu yang ditetapkan, terhadap
media pembawa yang dikenai tindakan penahanan dan penolakan belum
juga dikeluarkan dari wilayah Negara Republik Indonesia setelah diterbitkan
surat penolakan, maka Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang segera
melaksanakan pemusnahan atas media pembawa tersebut, diantaranya Bibit
tanaman hias, kayu jati dan beberapa komoditas lain (Data terlampir).
8. Kegiatan Uji Coba
Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sampai dengan saat belum pernah
melakukan kegiatan kegiatan uji coba, karena anggaran untuk kegiatan ujicoba
tidak disediakan dalam DIPA Balai Karantina Tumbuhan Kelas I Semarang
Tahun Anggaran 2015.
9. Skim Audit Barantan (SAB)
a. Skim Audit Fumigasi
Berdasarkan data dari Badan Karantina Pertanian bahwa perusahaan
fumigasi di wilayah Balai Karantina Kelas I Semarang sampai dengan Tahun
2015 yang telah diregistrasi sebanyak 10 perusahaan. Selanjutnya
perusahaan fumigasi tersebut sebagai pelaksana perlakuan fumigasi di
wilayah layanan BKP Kelas I Semarang. Personil auditor yang berkompeten
melakukan audit dan penilaian terhadap perusahaan fumigasi sebanyak 1
orang.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 67
Tabel 3.10 Rekapitulasi Laporan Pelayanan Fumigasi MB Tahun 2015
NO PERUSAHAAN (NO. REG)
JUMLAH FREKUENSI
PENGGUNAAN MB (KG)
KEGIATAN
1. PT. SUCOFINDO (ID-0008-MB) 2.405,07 804
2. CV. JUNITIERRA MUDA TAMA (ID-034-MB) 1.145,30 341
3. CV. JASINDO (ID-055-MB) 7.287,71 1867
4. PT. WARINGIN INTERNUSA JP (ID-061-MB) 3.367,76 895
5. PT. BECKJORINDO PARYAWEKSANA (ID-063-MB)
4.713,10 966
6. CV. MEGA BENAFINDO PROTECTION (ID-0108-MB)
847,5 247
7. KPRI SEJAHTERA BERSAMA (ID-0126-MB) 0 0
8. PT. ASTRI PANCANAKA NARISWARA (ID-0149-MB)
2.242,70 544
9. PT. AGUNG SANGA LESTARI (ID-0144-MB) 1.432,10 431
10. PT.GOORGA AKSARA (ID-0145-MB) 0 0
JUMLAH TOTAL 23.441,24 6.095
Tabel 3.11 Rekapitulasi Laporan Pelayanan Fumigasi PH3 Tahun 2015
NO PERUSAHAAN (NO. REG)
JUMLAH FREKUENSI
PENGGUNAAN MB (KG)
KEGIATAN
1. PT. SUCOFINDO (ID-0008-MB) 164.597 Gr 84x20' + 144.671
m3
2. CV. JUNITIERRA MUDA TAMA (ID-034-MB) - -
3. CV. JASINDO (ID-055-MB) - -
4. PT. WARINGIN INTERNUSA JP (ID-061-MB) - -
5. PT. BECKJORINDO PARYAWEKSANA (ID-063-MB) - -
6. CV. MEGA BENAFINDO PROTECTION (ID-0108-MB) - -
7. KPRI SEJAHTERA BERSAMA (ID-0126-MB) - -
8. PT. ASTRI PANCANAKA NARISWARA (ID-0149-MB) - -
9. PT. AGUNG SANGA LESTARI (ID-0144-MB) - -
10. PT.GOORGA AKSARA (ID-0145-MB) - -
JUMLAH TOTAL 164.597 Gr
84x20' + 144.671 m3
Sumber data : BKP Kelas I Semarang, 2015
b. Pelaksana Perlakuan dan Sertifikasi Kemasan Kayu Sesuai ISPM No.15
Berdasarkan data dari Badan Karantina Pertanian bahwa perusahaan
provider ISPM No 15 di wilayah Balai Karantina Kelas I Semarang sampai
dengan Tahun 2015 yang telah diregistrasi sebanyak 7 perusahaan. Personil
auditor yang berkompeten melakukan audit dan penilaian terhadap
provider ISPM 15 sebayak 2 orang.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 68
Tabel 3.12 Daftar Provider ISPM No.15, Kegiatan dan Status dalam Tahun 2015
NO PERUSAHAAN (NO.REG)
JUMLAH MARKING KEMASAN KAYU
FREKUENSI KET
MB HT KEGIATAN
1. CV. ARJUNA SECURITAS ABADI (ID-008) 11.656 39.115 795
2. PT. SAFEWAY INDONESIA (ID-052) 72 26.138 1.415
3. PT. PACIFIC INDO PACKING (ID-060) 1.500 19.171 253
4. PT. KEMASAN JAYA INDAH (ID-062) 700 74.302 1.514
5. PT. MITRA DUNIA PALLETINDO (ID-063) 1.661 27.186 609
6. CV. INARISTA INSPECTAMA (ID-067) 3.078 52.467 1.142
7. PT. EQUALITY INDONESIA (ID-097) 995 22.614 273
JUMLAH TOTAL 19.662 260.993 6.001
Sumber data Sumber : BKP Kelas I Semarang, 2015
10. Instalasi Karantina Tumbuhan
Pada akhir Tahun 2015 di wilayah layanan Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang terdapat 5 (lima) perusahaan yang ditunjuk oleh Kepala Badan
Karantina Pertanian sebagai pengelola Instalasi Karantina Tumbuhan. Kelima
perusahaan tersebut terbagi dalam tiga kelompok instalasi yaitu :
1. Instalasi Karantina Tumbuhan Mandiri, dalam hal ini depo perlakuan
(fumigasi) yaitu PT. Malindo Feedmill Tbk dan PT. Taman Delta Indonesia.
2. Instalasi Karantina Tumbuhan(Tempat Perlakuan) yang melayani pihak lain,
yaitu PT. Garbantara Depo, dan PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Tbk.
3. Tempat Pemeriksaan Karantina, yaitu Terminal Peti Kemas Semarang
(TPKS).
Instalasi Karantina Tumbuhan sebagai tempat pelaksanaan perlakuan, sejauh ini
ketiga perusahaan tersebut telah mampu menyediakan fasilitas yang diperlukan
dalam rangka pelaksanaan perlakuan fumigasi sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Meskipun, masih terdapat beberapa kondisi yang harus
dilakukan perbaikan dan penyempurnaan untuk dapat memenuhi persyaratan
kelayakan sebagai tempat pelaksanaan fumigasi.
11. Tempat Lain
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,
Ikan dan Tumbuhan dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Karantina Tumbuhan menyatakan bahwa Karantina Tumbuhan adalah Tindakan
sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya Organisme Pengganggu
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 69
Tumbuhan (OPT) dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam atau
keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Setiap media pembawa yang dimasukkan ke dalam wilayah Negara Republik
Indonesia dikenakan tindakan Karantina Tumbuhan, demikian juga untuk
pengeluaran media pembawa dari wilayah Negara Republik Indonesia dikenakan
tindakan Karantina Tumbuhan apabila negara tujuan mempersyaratkan.
Tindakan Karantina Tumbuhan yang dilakukan oleh Petugas Karantina
Tumbuhan meliputi Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan,
Penahanan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan.
Pasal 20 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 menyebutkan bahwa tindakan
karantina dilakukan oleh Petugas Karantina Tumbuhan di tempat pemasukan
dan/atau pengeluaran, baik di dalam maupun di luar instalasi karantina. Akan
tetapi dalam hal-hal tertentu, tindakan karantina dapat dilakukan luar tempat
pemasukan dan/atau pengeluaran, baik di dalam maupun di luar instalasi
karantina. Untuk menjamin kepastian hukum tentang Pelaksanaan Tindakan
Karantina Tumbuhan di Luar Tempat Pemasukan dan Pengeluaran maka
Pemerintah mengeluarkan peraturan perundangan berupa Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan khususnya pada Bagian
Keenam, Pasal 48, 49 dan Pasal 50.
Tindak lanjut amanat pasal 50 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
2002 tersebut telah ditetapkan Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Di
luar Tempat Pemasukan Dan Pengeluaran dengan Peraturan Pemerintah Nomor
56/Permentan/OT.140/9/2010. Akan tetapi, dengan adanya perubahan
lingkungan strategis dan untuk lebih meningkatkan daya guna serta hasil guna
pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan di luar tempat pemasukan dan
pengeluaran berdasarkan peraturan pemerintah perlu ditinjau kembali. Atas
dasar hal tersebut maka pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor
38/Permentan/OT.140/3/2014 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor
56/Permentan/OT.140/9/2010.
Terdapat 165 perusahaan yang telah dilakukan penilaian terhadap kelayaka
gudang dalam rangka pemeriksaan visual karantina.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 70
12. Kegiatan UPSUS Pajalebu
Pada “Nawa Cita” (sembilan program prioritas yang akan dijalankan lima Tahun
pemerintahan Jokowi), pembangunan pertanian kedepan adalah untuk
mewujudkan kedaulatan pangan, dimana Indonesia akan mengatur masalah
pangan secara mandiri. Perwujudannya adalah (1) Kemampuan mencukupi
pangan dari produksi dalam negeri, (2).Pengaturan kebijakan pangan yang
dirumuskan dan ditentukan oleh bangsa sendiri, serta (3) Kemampuan
melindungi dan mensejahterakan pelaku utama pangan, terutama petani.
UPSUS adalah program Upaya Khusus Kementerian Pertanian dalam mencapai
swasembada Padi, Jagung dan Kedelai.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2002, Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis adalah
mencegah masuk dan tersebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina (OPTK) dari luar negeri dan dari daerah ke daerah lain di dalam
negeri, atau tersebarnya di dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Sehubungan dengan upaya tersebut diatas, salah satu tugas dan fungsi UPT
sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/8/2008 adalah
melaksanakan pemantauan daerah sebar Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina (OPTK), hal ini dilakukan mengingat OPTK dapat menyebar dengan
cepat dari satu daerah ke daerah lain, baik menyebar sendiri maupun terbawa
oleh lalulintas komoditas pertanian. Seiring dengan meningkatnya lalulintas
orang dan komoditas pertanian dalam rangka globalisasi akan membawa
dampak tingginya kemungkinan penyebaran OPT/OPTK. Dengan demikian,
daerah penyebaran, baik secara kualitas dan kuantitas, perlu dipantau setiap
saat, sehingga kebijakan pengendalian yang tepat dapat segera diambil.
Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No.
368.a//Kpts/RC.110/L/3/2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan APBN-P
Badan Karantina Pertanian TA 2015 bahwa kegiatan dalam rangka mendukung
peningkatan produksi pangan dengan tahapan-tahapan komponen kegiatan
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 71
meliputi pengamatan, pemantauan dan koordinasi perkarantinaan yang
dilaksanakan oleh 49 UPT Operasional. Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang sebagai salah satu UPT Operasional Badan Karantina Pertanian
melaksanakan kegiatan ini dan sesuai tupoksinya yaitu melakukan tindakan
karantina dalam mencegah masuk, keluar dan tersebarnya OPT/OPTK dalam
rangka mendukung tercapainya peningkatan produksi pangan termasuk Padi,
jagung, kedelai dan tebu.
a. Lokasi Pemantauan
Pemantauan OPT/OPTK dalam rangka upaya khusus swasembada padi,
jagung, kedelai dan tebu TA. 2015 dilaksanakan di 7 Kabupaten yang berada
di Provinsi Jawa Tengah.
Adapun lokasi pemantauan adalah:
1. Kabupaten Sragen
2. Kabupaten Grobogan
3. Kabupaten Pati
4. Kabupaten Demak
5. Kabupaten Klaten
6. Kabupaten Rembang
7. Kabupaten Wonogiri
b. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pemantauan di 7 kabupaten dan pengujian sampel di
laboratorium Balai Karantina Kelas I Semarang didapatkan hasil data primer
sebagai berikut :
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 72
Tabel 3.13 Data Primer Hasil Pemantauan OPT/OPTK dalam Rangka Upsus swasembada
Pajalebu Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015
No Nama kabupaten
Tanaman Target Metode pengujian
Hasil
1 Rembang Padi Burkholderia glumae Elisa dan pcr Positip
2 Sragen Padi Burkholderia glumae Elisa dan pcr Positip
3 Wonogiri Padi Burkholderia glumae Elisa dan pcr Positip
4 Pati Padi Burkholderia glumae Elisa dan pcr Positip
5 Demak Jagung Peronosclerospora sorghi/ P. Philipinensis
Sporulasi P. Sorghi
6 Klaten Jagung Peronosclerospora sorghi/ P. Philipinensis
Sporulasi P. Sorghi
7 Grobogan Jagung Peronosclerospora sorghi/ P. Philipinensis
Sporulasi P. Sorghi
8 Rembang Jagung Peronosclerospora sorghi/ P. Philipinensis
Sporulasi P. Sorghi
9 Sragen Jagung Peronosclerospora sorghi/ P. Philipinensis
Sporulasi P. Sorghi
10 Wonogiri Jagung Peronosclerospora sorghi/ P. Philipinensis
Sporulasi P. Sorghi
11 Pati Jagung Peronosclerospora sorghi/ P. Philipinensis
Sporulasi P. Sorghi
12 Rembang Tebu Mdmv Elisa * Positip
13 Wonogiri Jagung Mdmv Elisa * Positip
14 Grobogan Kedelai Mdmv Elisa * Positip
13. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK
Karantina Pertanian merupakan NPPO (National Plant Protection Organization)
yang berwenang mengawasi lalu lintas perdagangan komoditas pertanian agar
terbebas dari infestasi OPTK. Dalam melakukan pengawasan tersebut, karantina
perlu melakukan surveil/pemantauan terhadap OPT yang kemungkinan terbawa
oleh komoditas pertanian (sesuai ketentuan ISPM No. 6).
Standar international ketentuan tentang Phytosanitari (International Standards
for Phytosanitary Measures/ISPM) No. 6 yang berisi tentang Pedoman Survei
yang disahkan pada Konfrensi FAO ke-29 pada bulan Nopember 1997
menjelaskan tentang sistem survei dan pemantauan untuk tujuan mendeteksi
OPT dan suplai informasi untuk penggunaan analisis resiko OPT, penetapan
area bebas OPT dan penyiapan daftar OPT.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 73
Surveilen merupakan suatu proses yang telah disepakati (resmi) untuk
mengumpulkan dan mencatat data tentang ada atau tidak adanya OPT melalui
survei, pemantauan atau prosedur lain. Surveilen terbagi atas survei umum
dan survei spesifik. Sebelum melangkah pada survei spesifik dimana meliputi
kegiatan pengamatan lapangan untuk melihat OPT secara umum di lapangan,
maka terlebih dahulu dilaksanakan survei umum yakni mengumpulkan data
dan informasi tentang suatu spesies OPT tertentu.
Informasi tentang biologi, distribusi, inang dan status ekonomi sangat penting
bagi suatu negara. Data tentang hal tersebut dapat dapat diperoleh dari
pemantauan/surveilens. Perlu diketahui bersama bahwa OPT/OPTK dapat
menyebar cepat dari satu daerah ke daerah yang lain, baik menyebar sendiri
maupun terbawa bahan tanaman atau sarana transportasi. Terlebih jika
mengingat mobilitas manusia dewasa ini makin meningkat serta hubungan
perdagangan antar daerah dan antar negara makin terbuka. Dengan demikian
daerah penyebaran, baik secara kualitas dan kuantitas perlu dipantau sehingga
kebijaksanaan pengendalian yang tepat dapat segera diambil.
Upaya pencegahan masuk dan tersebarnya OPTK dari luar negeri diatur dengan
terbitnya Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2002 tentang Karantina
Tumbuhan; Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 469/Kpts/HK.310/8/2001
mengenai perubahan lampiran III Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
38/Kpts/HK.310/1/1990; dan Permentan No. 93/Permentan/OT.140/12/2011
tanggal 29 Desember 2011 yang memuat tentang Jenis Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 74
C. KEGIATAN PENGAWASAN DAN PENINDAKAN
1. KOORDINASI
Meningkatnya lalu lintas perdagangan, pertukaran, maupun penyebaran
komoditas hewan dan tumbuhan antar negara maupun antar area di dalam
wilayah negara Republik Indonesia, semakin membuka peluang bagi
kemungkinan masuk dan menyebarnya hama dan penyakit hewan karantina
(HPHK) serta organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) yang dapat
merusak sumber daya alam hayati Indonesia.
Mencegah hal tersebut di atas diperlukan koordinasi, konsultasi dan
sinkronisasi dalam rangka tindakan karantina hewan dan tumbuhan dengan
instansi terkait / lembaga / universitas, Dinas Pertanian atau yang membidangi
kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, otoritas pelabuhan,
Perguruan Tinggi maupun dengan UPT lain. Kegiatan koordinasi, konsultasi
dan sinkronisasi maka diperoleh keharmonisan dengan pihak terkait dalam
tindakan karantina sehingga pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perkarantinaan.
Kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan yaitu :
1. Koordinasi Kewasdakan di Medan.
2. Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka persiapan pelaksanaan
TPFT di BKP Kelas I Semarang.
3. Koordinasi dengan Dinas-Dinas di Provinsi Jawa Tengah dalam rangka
persiapan pemantauan (reguler dan Opsus).
4. Koordinasi dengan otoritas Pelabuhan Juwana dan Kendal.
5. Koordinasi dengan UPT terkait (BBKP Makasar; BKP kelas I Balikpapan:
BKP Kelas I Banjarmasin; BKP Kelas I Batam; BKP Kelas I Pekan Baru;
BKP Kelas II Palangkaraya; BKP kelas II Yogyakarta; SKP Kelas I Cilacap)
2. PENGAWASAN DAN PENINDAKAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
22/Permentan/OT.140/4/2008, Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang
melaksanaan fungsi pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan perkarantinaan di bidang karantina hewan dan
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 75
tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati. Pelaksanaan fungsi
pengawasan dan penindakan dimaksud meliputi kegiatan/tindakan pre-emptif,
preventif dan represif.
a) Tindakan Pre-emptif
Kegiatan pre-emptif, bertujuan memberikan pembinaan kesadaran
masyarakat, dan meniadakan niat masyarakat untuk melanggar peraturan
perundang-undangan karantina, melalui ;
1) Sosialisasi / Tatap Muka
Sosialisasi karantina pertanian dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan
pemangku kepentingan karantina pertanian (masyarakat pengguna jasa
karantina, instansi terkait, petugas karantina dan masyarakat
umum).Kegiatan sosialisasi karantina pertanian yang telah dilakukan
selama Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
a. Sosialisasi Penerapan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
04/Permentan/PP.340/2/2015 tentang pengawasan keamanan
pangan terhadap pemasukan dan pengeluaran pangan segar asal
tumbuhan (PSAT) (5 Juni 2015).
b. Sosialisasi Karantina Pertanian melalui kegiatan Bulan Bakti
Karantina Pertanian dengan acara donor darah dan game olah raga
(Juni-Juli 2015) di BKP Kelas I Semarang.
c. Sosialisasi Karantina Pertanian Persyaratan Pengeluaran Unggas
Kepada Penumpang Kapal Laut di Terminal Penumpang Tanjung
Emas. (23 Juli 2015).
d. Sosialisasi Karantina Pertanian melalui Pameran Karantina Pertanian
Dalam Rangka “Semarang Dog Show 2015” di PRPP Semarang. (15-
16 Agustus 2015).
e. Sosialisasi Karantina Pertanian melalui Pameran Sumber Daya
Genetik dan Lokakarya “Eksistensi Sumber Daya Genetik Lokal
Mendukung Kemandirian dan Kedaulatan Pangan Jawa Tengah di
Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. (25-28 Agustus).
f. Sosialisai Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) di Balai
Karantina Pertanian Kelas I Semarang
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 76
g. Sosialisasi Karantina Pertanian melalui Pameran Karantina Pertanian
Dalam Rangka KTNA Ekspo 2015 di Donohudan, Boyolali. (5-8
Nopember 2015).
h. Sosialisasi INSW Ekspor (25 Nopember 2015) di BKP Kelas I
Semarang
2) Media cetak (leaflet / brosur)
Membuat leaflet tentang Selayang Pandang Karantina Pertanian, dan
brosur tentang Persyaratan Pengiriman Anjing, Kucing, Kera dan
Sebangsanya (Hewan Penular Rabies), mug dan bolpoint.
3) Media elektronik berupa website Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang (http://bkp1semarang.karantina.pertanian.go.id)
Menggunakan media elektronik berupa website untuk menyampaikan
kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sehingga bisa
diketahui oleh masyarakat luas.
b) Tindakan Preventif
Tindakan preventif telah dilakukan melalui kegiatan patroli rutin dan operasi
pengawasan terpadu pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang
karantina hewan dan karantina tumbuhan,serta keamanan hayati dengan
pemenuhan persyaratan karantina lalulintas media pembawa hama penyakit
hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina
(OPTK) yang bertujuan meniadakan kesempatan masyarakat melanggar
peraturan perkarantinaan.
Pengawasan keamanan hayati hewani dan hayati nabati telah dilakukan
dengan pemenuhan persyaratan dokumen dan pemeriksaan residu/cemaran
antibiotic atau cemaran kimia. Untuk keamanan hayati hewani berupa
pemenuhan sertifikat halal pada jenis media pembawa produk hewan
pangan (bahan baku susu dll) dan pemeriksaan cemaran mikroba. Untuk
pengawasan keamanan hayati nabati berupa pemenuhan sertifikat PSAT
dan pemeriksaan terhadap residu (tergantung jenis media pembawa)
Patroli rutin dan Operasi Pengawasan Terpadu dilaksanakan bersama
dengan instansi terkait lingkup Pelabuhan Tanjung Emas (Kepolisian Sektor
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 77
Kawasan Pelabuhan) setiap kali ada kedatangan kapal antar area di
dermaga dan terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Emas dan juga
pelayaran rakyat (PELRA). Selama Tahun 2015, Balai Karantina Pertanian
Kelas I Semarang telah melakukan 12 (dua belas) kali Operasi Pengawasan
Terpadu Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan Perkarantinaan.
c) Tindakan Represif
Pelanggaran atas peraturan perundang-undangan karantina masih
ditemukan pada penumpang pesawat dan kapal laut, yang membawa
barang tentengan berupa media pembawa HPHK / OPTK. Pelanggaran
karantina yang terjadi sebagian besar belum merupakan tindak pidana
karena ketidaktahuan pengguna jasa karantina dan baru pertama kali
melakukan sehingga tindakan yang dilakukan adalah berupa penahanan,
penolakan dan pemusnahan, yang merupakan bagian dari tindakan
karantina.
Namun terhadap pengguna jasa dimana dengan sengaja melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yaitu membawa media pembawa HPHK tanpa dilengkapi dengan
dokumen yang dipersyaratkan dikenakan tindakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Pada Tahun 2015 telah terjadi 1 kasus dimana pengguna jasa dengan
sengaja membawa media pembawa HPHK berupa 117 ekor burung murai
batu dan 2 ekor cucak hijau tanpa dilengkapi sertifikat kesehatan dari daerah
asal dan kasusnya sudah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Semarang.
Kasus tersebut sudah mempunyai keputusan tetap sesuai dengan Petikan
Putusan Nomor : 210/Pid.Sus/2015/PN.Smg tanggal 16 September 2015
dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal
23 september 2015.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 78
Tabel 3.14 Data penahanan, penolakan dan pemusnahan terhadap media pembawa HPHK Tahun 2015.
1 Wilker Bandara A Yani Semarang
No Jenis media pembawa Sat Penahanan Penolakan Pemusnahan
Vol Frek Vol Frek Vol Frek
1. Hewan (Burung, Ayam) Ekor 126 8 72 4 3 2
2. BAH / HBAH (Telur, Tanduk Rusa)
Kg 171,9 21 148 5 33,9 17
Jumlah Frekuensi 29 9 19
2 Wilker Pelabuhan Tanjung Emas
No Jenis media pembawa Sat Penahanan Penolakan Pemusnahan
Vol Frek Vol Frek Vol Frek
1. Hewan (burung, ayam) Ekor 384 22 227 20 85 14
2. Bah / hbah (telur, tanduk rusa)
Kg 25 1 25 1 0 0
Jumlah Frekuensi 23 21 14
3 Wilker Kantor Pos Johar
No Jenis media pembawa Sat Penahanan Penolakan Pemusnahan
Vol Frek Vol Frek Vol Frek
1. Hewan (burung, ayam) Ekor 0 0 0 0 0 0
2. Bah / hbah (telur, tanduk rusa)
Kg 8,3 1 0 0 8,3 1
Jumlah Frekuensi 1 0 1
Tabel 3.15 Data penahanan, penolakan dan pemusnahan terhadap media pembawa OPTK Tahun 2015.
No Jenis media pembawa Sat Penahanan Penolakan Pemusnahan
Vol Frek Vol Frek Vol Frek
1. Hasil tanaman hidup
Kg 12,25 12 0 0 12,25 12
Gram 3551 15 0 0 3551 15
Batang 99 19 40 1 59 18
2. Hasil tanaman mati
Kg 1 1 0 0 1 1
Gram 2000 4 0 0 2000 4
Batang 0 0 0 0 0 0
M3 15 16 0 0 15 16
Jumlah Frekuensi 67 1 66
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 79
BAB IV
KEGIATAN LAIN LAIN
Kegiatan lain-lain Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang pada Tahun 2015 ini
adalah:
a. Kunjungan Kerja Menteri Pertanian Tanggal 10 – 11 Juni 2015 dalam rangka
mengahadiri apel siaga dan penyerahan kotrak THL – TBPP Tahun 2015 dan
mealkukan kegiatan panen padi di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Demak
Provinsi Jawa Tengah, pada tanggal 24 – 25 Februari 2015.
b. Kegiatan Koasistensi Magang dari Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM)
Fakultas Kedokteran Hewan, Pendidikan Profesi Dokter Hewan, dengan tujuan
pelaksanaan untuk koasistensi kesehatan masyarakat veterinier dan administrasi
dinas di Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, dilaksanakan pada tanggal
27 April – 2 Mei 2015 sebanyak 4 orang
c. Kegiatan Field Trip Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Fakultas
Pertanian, program D-III Agribisnis, dalam rangka praktikum mahasiswa dalam
mata kuliah Karantina Tumbuhan, di Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang, pada tanggal 27 Mei 2015, sebanyak 94 orang.
d. Kunjungan Kerja Menteri Pertanian Tanggal 10 – 11 Juni 2015 untuk
melaksanakan kunjungan kerja di Kabupaten Demak, Pati, Kudus, dan Kota Solo
Provinsi Jawa Tengah.
e. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dari Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Jenderal Soedirman (Unsoed), di Balai Karanitna Pertanian kelas I Semarang.
Pelaksanaan kegiatan Bulan Juli - Agustus 2015, sebanyak 1 orang.
f. Magang Koasistensi Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Fakultas
Kedokteran Hewan, pada pendidikan profesi Dokter Hewan, untuk kegiatan
koasistensi Kesehatan Masyarakat Veterinier dan Administrasi di Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang, pada tanggal 14 September – 19 September 2015,
sebanyak 5 orang.
g. Magang Koasistensi Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Fakultas
Kedokteran Hewan, pada pendidikan profesi Dokter Hewan, untuk kegiatan
koasistensi Kesehatan Masyarakat Veterinier dan Administrasi di Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang, pada tanggal 26 Oktober – 31 Oktober 2015,
sebanyak 8 orang.
Laporan Tahunan BKP Kelas I Semarang TA 2015 Page 80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Data yang diberikan kepada bagian perencanaan kurang valid sehingga
perlu adanya penyesuaian/revisi untuk menunjang terlaksananya kegiatan,
khususnya di bagian operasional.
2. Masih terbatasnya jumlah dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan khususnya untuk pegawai fungsional
teknis POPT.
3. Sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belum
sepenuhnya terpenuhi.
B. Saran
1. Penanggung jawab kegiatan perlu memberikan data yang valid sehingga
perencanaan dapat disesuaikan demi kelancaran pelaksanaan kegiatan.
2. Peningkatan dan pengembangan kapasitas SDM dilakukan lebih intensif
melalui pengadaan PNS, pembinaan, pendidikan dan pelatihan.
3. Pemenuhan terhadap sarana dan prasarana perkantoran perlu diprioritaskan
terutama penambahan daya listrik agar tidak sering mati/anjlok karena
kelebihan beban.