bab i pendahuluan a. latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No.
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adalah tempat penyelenggaraan
upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran
atau kedokteran gigi.
Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada adalah rumah sakit.
Menurut Widayat (2002), rumah sakit adalah suatu organisasi pelayanan
kesehatan yang mempunyai misi sosial dalam melayani orang sakit tanpa
membedakan status sosial dan ekonomi.
Rumah sakit adalah tempat di mana orang sakit mencari dan menerima
pelayanan kedokteran serta tempat di mana pendidikan klinik untuk mahasiswa
kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesional kesehatan lainnya
diselenggarakan. Sejalan dengan tujuan sistem kesehatan nasional yaitu
tercapainya kemampuan hidup sehat. Rumah sakit merupakan suatu instansi
kesehatan yang berperan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Untuk mewujudkan peningkatan mutu pelayanan kesehatan harus
didukung dengan adanya sarana penunjang kesehatan yang memadai antara
lain melalui penyelenggaraan rekam medis di setiap instansi pelayanan
kesehatan (Azwar, 2000).
Mutu pelayanan merupakan faktor penting yang dapat membentuk
kepercayaan pasien kepada rumah sakit sehingga tercipta loyalitas mereka
2
sebagai konsumen jasa pelayanan kesehatan. Tuntutan terhadap mutu (quality)
dari hari-kehari semakin tinggi. Mutu tersebut tidak hanya terhadap produk atau
barang saja tapi juga terhadap jasa yang dihasilkan atau ditawarkan oleh suatu
industri/organisasi. Mutu pelayanan menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan setiap pasien. Dengan
demikian, yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah yang
menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam
menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien (Rahardjo, 2005).
Kepuasan pasien didefinisikan sebagai respon pelanggan terhadap
ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang
dirasakannya setelah pemakaian. Kepuasan pasien/pelanggan adalah inti dari
pemasaran yang berorientasi kepada pasien/pelanggan. Pelayanan yang
memuaskan dan berkualitas akan membentuk loyalitas pasien/pelanggan, dan
kepuasan sangat erat hubungannya dengan ”word of mouth”, maka pelayanan
yang memuaskan tersebut juga akan mendatangkan pelanggan baru. Efek
selanjutnya akan berlanjut pada proses terbentuknya citra rumah sakit yang
meningkat. Hal ini dikarenakan kondisi persaingan yang sangat ketat. Maka
setiap rumah sakit akan berusaha untuk menempatkan dirinya sebaik mungkin
dimata pasien/pelanggannya agar dapat dipercaya untuk memenuhi
kebutuhannya dalam bidang kesehatan (Rangkuti, 2006).
Salah satu unsur penting yang berperan dalam meningkatkan mutu
pelayanan di rumah sakit adalah melalui penyelenggaraan rekam medis dalam
upaya mencapai tertib administrasi, di mana tertib administrasi merupakan salah
3
satu faktor yang menentukan baik atau buruknya pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, rekam medis adalah berkas
yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Dalam Hatta (2010) disebutkan bahwa kegunaan rekam medis meliputi
administrasi, legal, riset, pendidikan, dokumentasi dan juga sebagai dasar
dalam penghitungan biaya pembayaran pasien (finansial). Dalam pelayanan
administrasi, pembayaran ada dua alternatif yaitu melalui jaminan perusahaan
peserta asuransi atau pembayaran secara tunai.
Cara pembayaran tunai cukup memberatkan beban keuangan perorangan,
karena pasien harus menyediakan dana setiap kali membutuhkan pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu, sistem jaminan merupakan alternatif yang baik,
karena dana tunai tidak perlu disediakan setiap saat oleh masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan sehingga dapat membebaskan pasien dari
kesulitan pembiayaan. Semua usaha untuk mewujudkan jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat perlu dikembangkan dengan upaya memasyarakatkan
pembiayaan kesehatan berdasarkan prinsip asuransi.
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten merupakan
rumah sakit yang menjadi rujukan di daerah Klaten dan sekitarnya. Rumah sakit
ini menerima kunjungan rawat jalan ±500 pasien setiap harinya, sehingga tidak
heran jika rumah sakit pusat seperti ini mengedepankan pelayanannya terhadap
pasien yang berkunjung. Tempat pendaftaran pasien rawat jalan merupakan
4
tempat yang pertama kali dituju oleh pasien rawat jalan sebelum mendapatkan
pelayanan kesehatan rawat jalan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Tempat pendaftaran pasien rawat jalan inilah pasien pertama kali mendapatkan
pelayanan, yaitu berupa pelayanan administratif. RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten juga bekerjasama dengan beberapa asuransi di tempat pendaftaran
rawat jalan.
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 28H dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, mengisyaratkan bahwa setiap individu, keluarga dan
masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan
negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi
penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Upaya
mewujudkan hak tersebut pemerintah harus menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang merata, adil dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Untuk itu pemerintah perlu melakukan upaya-upaya untuk menjamin akses
penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan. Salah satunya yaitu
Jamkesmas.
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah program bantuan
sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.
Program ini diselenggarakan secara nasional agar subsidi silang dalam rangka
mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.
Pada awal tahun 2013, pemerintah Klaten melakukan pendataan ulang terkait
siapa saja masyarakat yang berhak mendapatkan kartu Jamkesmas. Hal ini
disebabkan karena banyak masyarakat pemegang kartu Jamkesmas yang telah
5
meninggal dunia, pindah domisili, sudah menjadi orang yang mampu secara
ekonomi bahkan sudah diangkat menjadi PNS, serta adanya salah sasaran
yang telah dilakukan pemerintah dalam pembagian kartu Jamkesmas ini.
Dengan pemberlakuan kartu Jamkesmas yang dibagikan oleh pemerintah
kepada penduduk Klaten, yang semakin hari semakin bertambah dan
kebutuhan akan kesehatan semakin meningkat, maka tidak heran bahwa
penduduk yang menggunakan kartu Jamkesmas banyak yang memutuskan
untuk berobat di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Dengan banyaknya
pasien Jamkesmas yang memutuskan untuk berobat di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten yang merupakan masyarakat miskin dan kurang mampu, dan
meskipun biaya kesehatannya dibiayai oleh pemerintah dan tidak membayar
secara tunai, tetapi pasien Jamkesmas juga berhak mendapatkan pelayanan
yang sama dengan pasien asuransi lainnya bahkan pasien umum. Bahkan
ketika mendapatkan pelayanan administratif di Tempat Pendaftaran Pasien
Rawat Jalan. Pada tanggal 25 Februari 2013, peneliti melakukan studi
pendahuluan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Dalam studi
pendahuluan ini, peneliti melakukan wawancara dengan salah satu petugas
rekam medis, menurutnya dengan adanya pendataan kepesertaan Jamkesmas
yang baru, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak pasien baru yang
menggunakan Jamkesmas untuk berobat di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten dan persyaratan yang meliputi fotokopi Kartu Keluarga (KK), fotokopi
Kartu Jamkesmas, fotokopi Surat Rujukan dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk
(KTP) masing-masing sebanyak 4 (empat) lembar untuk pasien lengkapi ketika
6
melakukan pendaftaran di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Dari beberapa penelitian yang membahas tema tentang kualitas
pelayanan dan kepuasan pasien Jamkesmas, salah satunya penelitian Indrati
(2011) yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, hasilnya menunjukkan
bahwa kepuasan yang pasien Jamkesmas rasakan ada pada skala cukup puas
sebanyak 61% dari responden yang diambil. Dan pada penelitian Parsono
(2011) yang dilakukan di RSUD Kabupaten Ponorogo, hasilnya juga
menunjukkan bahwa kepuasan yang pasien Jamkesmas rasakan ada pada
skala cukup puas sebanyak 68% dari jumlah responden seluruhnya. Tetapi
berbeda rumah sakit, tentu berbeda pula pelayanan yang diberikan. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang “Kepuasan Pasien
Jamkesmas Terhadap Pelayanan Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien
Rawat Jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji lebih
lanjut dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat kepuasan yang dirasakan
pasien Jamkesmas terhadap pelayanan petugas di tempat pendaftaran pasien
rawat jalan?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat kepuasan pasien Jamkesmas di tempat pendaftaran
pasien rawat jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
7
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat kepuasan pasien Jamkesmas berdasarkan lima
dimensi kualitas jasa pelayanan, yaitu bukti fisik/penampilan
(tangibles), keandalan (reliability), keresponsifan (responsiveness),
keyakinan (assurance) serta empati (empathy)
b. Mengetahui perbedaan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas
berdasarkan karakteristik pasien terhadap pelayanan di tempat
pendaftaran pasien rawat jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
D. Manfaat
1. Manfaat Praktis
1. Bagi rumah sakit
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan ataupun
evaluasi, terutama untuk meningkatkan pelayanan pendaftaran pasien
rawat jalan.
2. Bagi peneliti
Menambah wawasan serta pengalaman belajar menganalis dan
mengidentifikasi suatu masalah sehingga akan berguna apabila nanti
sudah memasuki dunia kerja.
2. Manfaat Teoritis
1. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan kajian yang berguna untuk pengembangan pendidikan
dan sebagai bahan referensi dalam pengembangan ilmu rekam medis.
8
2. Bagi peneliti lain
Sebagai dasar ataupun acuan dalam pendalaman materi serta referensi
dalam kelanjutan penelitian yang relevan.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang “Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan
Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten” sepengetahuan penulis belum pernah dilaksanakan di
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, namun penelitian yang serupa pernah
dilakukan antara lain:
1. Penelitian Suprapto (2008) yang berjudul “Kepuasan Pasien Terhadap
Pelayanan Di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Mata
Dr. “YAP” Yogyakarta”. Hasil : persentase tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan di tempat pendaftaran pasien rawat jalan cukup baik.
Namun, persentase tingkat kepuasan pasien terendah terdapat pada
dimensi assurance yaitu sebesar 38,33%. Sebagian besar, pasien
berharap agar rumah sakit mempertahankan pelayanan yang diberikan.
Persamaan : sama-sama meneliti tentang tingkat kepuasan pasien di
tempat pendaftaran pasien rawat jalan. Persamaan yang lain terdapat
pada rancangan penelitian yaitu menggunakan rancangan cross sectional.
Perbedaan : pada jenis dan tujuan khusus penelitian. Penelitian Suprapto
(2008) merupakan penelitian kualitatif dan bertujuan untuk mengetahui
tingkat kepuasan dan harapan pasien terhadap pelayanan di tempat
pendaftaran pasien rawat jalan sedangkan penelitian ini merupakan
9
penelitian kuantitatif dan bertujuan selain untuk mengetahui tingkat
kepuasan pasien juga untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan
pasien Jamkesmas menurut karakteristiknya. Responden yang diambil
juga berbeda, penelitian Suprapto (2008) mengambil pasien umum
sebagai responden, sedangkan penelitian ini mengambil pasien
Jamkesmas sebagai responden.
2. Penelitian Noviyani (2009) yang berjudul “Kepuasan Pasien Askes
Terhadap Pelayanan Petugas Tempat Penerimaan Pasien (TPP) Rawat
Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”. Hasil : menunjukkan bahwa tingkat
kepuasan pasien terhadap pelayanan petugas di RSUP Dr. Sardjito
adalah cukup baik. Sebagian besar pasien merasa cukup puas dengan
pelayanan yang diberikan petugas. Pada dimensi reliability dengan
prosentase 40%, responsiveness dengan prosentase 40%, assurance
60%, emphaty 36,67% dan tangible 66,7%. Persamaan : sama-sama
meneliti tentang tingkat kepuasan pasien di tempat pendaftaran pasien
rawat jalan. Persamaan yang lain terdapat pada rancangan penelitian
yaitu menggunakan rancangan cross sectional. Perbedaan : pada jenis
dan tujuan khusus penelitian. Penelitian Noviyani (2009) merupakan
penelitian kualitatif dan bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan
pasien askes terhadap pelayanan di tempat pendaftaran pasien rawat
jalan sedangkan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan
bertujuan selain untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien juga untuk
mengetahui perbedaan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas menurut
10
karakteristiknya. Responden yang diambil juga berbeda, penelitian
Noviyani (2009) mengambil pasien askes sebagai responden dengan
jumlah 15 responden, sedangkan penelitian ini mengambil pasien
Jamkesmas sebagai responden dengan jumlah 100 responden.
3. Penelitian Prasetyo (2011) yang berjudul “Tingkat Kepuasan Pasien
Rawat Jalan Di Klinik Penyakit Dalam Terhadap Kualitas Pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga”.
Hasil : dari 100 responden pasien rawat jalan di klinik penyakit dalam
yaitu, 22% sangat puas; 45,0% puas; 30,0% cukup puas; dan 3,0% tidak
puas; serta tidak ada responden yang sangat tidak puas. Tingkat
kepuasan tertinggi terletak pada aspek biaya yaitu dengan pencapaian
rata-rata skor sebesar 3,59 (dari skala 1-5) dan tingkat kepuasan terendah
terletak pada aspek kenyamanan yaitu dengan pencapaian rata-rata skor
sebesar 3,43 (dari skala 1-5). Persamaan : sama-sama meneliti tentang
tingkat kepuasan pasien, dengan metode penelitian yang sama yaitu
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan rancangan penelitian cross
sectional. Perbedaan : pada tujuan penelitian. Penelitian Prasetyo (2011)
bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien di klinik penyakit
dalam, serta penilaian dari aspek-aspek kepuasan pasien rawat jalan di
klinik penyakit dalam. Sedangkan penelitian ini selain untuk mengetahui
tingkat kepuasan pasien Jamkesmas, juga bertujuan untuk mengetahui
perbedaan tingkat kepuasan menurut karakteristiknya.
11
F. Gambaran Umum Rumah Sakit
1. Sejarah Rumah Sakit
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten didirikan pada tanggal 20
Desember 1927 oleh pemerintah Belanda yang pada saat itu dinamakan
Dr. Scheurer Hospital. Rumah sakit tersebut dikelola oleh Zending Kristen
yang antara lain bergerak di sub bagian kesejahtereraan umat, pada waktu
itu rumah sakit tersebut dipimpin oleh Dr. Bakker. Pemerintah Belanda
sendiri mendirikan rumah sakit tersebut secara bersama sama oleh
perkebunan yang terdiri dari perkebunan tembakau, tebu dan rami.
Pada tahun 1942, wilayah Indonesia dikuasai oleh Jepang, secara
otomatis Rumah Sakit Dr. Scheurer Hospital juga dikuasai oleh Jepang.
Selama dikuasai oleh Jepang rumah sakit ini dipimpin oleh Dr. Maeda dan
Dr. Suruta. Tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan, sehingga Rumah
sakit ini kembali berada di bawah kekuasaan indonesia. Oleh sebab itu
nama rumah sakit tersebut diganti menjadi Rumah Sakit Umum Tegalyoso
Klaten sesuai dengan nama desa tempat rumah sakit itu berada yaitu di
desa Tegalyoso. Dan pada saat itu ditunjuklah Dr. Soenoesmo sebagai
pimpinan rumah sakit tersebut.
Dalam masa peralihan dari rumah sakit dibawah pengelolaaan
Zending Kristen menjadi rumah sakit pemerintah Republik Indonesia, masih
ada tenaga dokter asing antara lain Dr. Horner dan Dr. Bakker Yunior.
Selama masa itu karyawan RSU Tegalyoso diberi kesempatan untuk
memilih tetap bekerja di RSU Tegalyoso untuk kemudian diangkat menjadi
12
pegawai negeri atau pindah ke Rumah Sakit Zending yang lain yaitu RS.
Bethesda Yogyakarta atau RS. Jebres Surakarta.
Pada tahun 1952, Dr. Soenosmo meninggal dunia setelah menjalani
operasi appendicsitis. Sebagai gantinya ditunjuklah Dr. Horner yang
didampingi oleh Dr. Bakker Yunior sebagai pimpinan rumah sakit.
Mulai tahun 1953, RSU Tegalyoso dipimpin oleh Dr. Soepat
Soemosodirdjo dan sejak tahun 1954 RSU Tegalyoso secara penuh
dikelola oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan disebut
sebagai Rumah Sakit Umum Pusat Tegalyoso Klaten. Dalam kurun waktu
yang panjang dan setelah mengalami perubahan manajemen rumah sakit
yang sesuai dengan perkembangan jaman, maka berdasar pada SK
Menteri Kesehatan RI No. 1442A/menkes/SK/XII/1997 tanggal 20
desember 1997 nama RSUP Tegalyoso kemudian diubah menjadi RSUP
Dr. Soeradji Tirtonegoro. Pergantian nama tersebut diambil dari salah satu
nama tokoh pergerakan pada perkumpulan BOEDI UTOMO dan mengabdi
sebagai dokter di wilayah Klaten, Jawa Tengah. RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro merupakan rumah sakit umum tipe B Pendidikan. Adapun
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro terletak di Jl. KRT Dr. Soeradji Tirtonegoro
No. 1 Klaten, Jawa Tengah, telepon (0272) 326060 dan nomor fax. (0272)
321104, dengan alamat web www.soeradjitirtonegoro.co.id dan E-mail:
13
2. Performance Rumah Sakit
Tabel 1. Performance RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tahun 2010 sampai 2012
No. Performance 2010 2011 2012
1. BOR (%) 73,28 73,86 70,71
2. LOS (hari) 4 3 4
3. TOI (hari) 2 1 2
4. BTO (kali) 61 90 59
5. Jumlah Tempat Tidur 379 410 366
Sumber: Performance RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
3. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi rumah sakit yang berkualitas dan mandiri dalam pelayanan,
pendidikan, dan penelitian dibidang kesehatan tingkat nasional.
b. Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna berkualitas dan
terjangkau.
2. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan ilmu di bidang kesehatan dengan standar mutu yang
tinggi.
3. Mewujudkan kepuasan pelanggan untuk mencapai kemandirian
rumah sakit.
4. Meningkatkan kinerja karyawan
14
c. Motto
“Bersih, Nyaman, Akurat.” Dalam hal ini dimaksudkan tidak hanya
kondisi lingkungan yang bersih dan nyaman bagi pasien, tetapi juga
diharapkan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
selalu menekankan pada kebersihan, kenyamanan, dan keakuratan
dalm berkerja sehingga memberikan rasa aman dan puas bagi pasien
dan keluarganya
4. Fasilitas Rumah Sakit
a. Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan
a) Waktu Pelayanan
1) Poliklinik Regular Pagi (Khusus Hari Minggu dan Hari Besar
Tutup)
a. Senin s/d Kamis pukul 07.30 - 12.00 WIB
b. Jum'at pukul 07.30 – 10.00 WIB
c. Sabtu pukul 07.30 - 11.00 WIB
2) Poliklinik Cendana / VIP Pagi
Buka setiap hari pada jam kerja
3) Poliklinik Cendana / VIP Sore
Senin s/d Jum'at pukul 14.00 - 16.00 WIB
4) Poliklinik Rosela
Buka setiap hari pukul 07.30 - 20.00 WIB
15
b) Jenis Pelayanan
a. Poliklinik Spesialis:
1) Klinik bedah umum
2) Klinik orthopedi
3) Klinik bedah urologi
4) Klinik bedah syaraf
5) Klinik anak
6) Klinik bayi/tumbuh kembang
7) Klinik penyakit dalam
8) Klinik psikosomatis
9) Klinik kebidanan dan kandungan
10) Klinik jantung dan pembuluh darah
11) Klinik paru
12) Klinik syaraf
13) Klinik mata
14) Klinik THT
15) Klinik kulit dan kelamin
16) Klinik rehabilitasi medik
17) Klinik kesehatan jiwa
18) Klinik gigi mulut spesialis
a) Bedah mulut
b) Kesehatan gigi anak
16
b. Poliklinik Umum
1) Klinik triase
2) Klinik gigi dan mulut
3) Klinik konsultasi gizi
4) Klinik konsultasi psikologi
5) Klinik pemeriksaan kesehatan
c. Pelayanan Poliklinik VIP (Cendana)
1) Pasien bisa memilih dokter yang diinginkan.
2) Keluarga dapat mendaftarkan per telepon melalui nomor
(0272) 326060 (Hunting System) ext. 142
d. Pelayanan Poliklinik Rosella
1) Poli psikomatis
2) Griya jamu
3) ITP (Interfensi Tubuh dan Pikiran)
4) Saintifikasi jamu
5) Poli gigi mulut
b. Fasilitas Pelayanan Rawat Inap
a) Waktu Berkunjung
1. Pagi - Siang
Jam : 11.00 - 13.00 WIB
2. Sore
Jam : 16.30 - 18.30 WIB
17
b) Jenis Ruang Rawat Inap
1. Kelas VIP
a) Ruang Paviliun Cendana : 1 kamar, 1 tempat tidur, sofa,
kursi penunggu, kulkas, bel pasien, AC, air panas, TV,
kamar mandi dalam, ruang tunggu, surat kabar, area Hot
Spot.
b) Ruang Paviliun Cempaka : 1 kamar, 1 tempat tidur, sofa,
kursi penunggu, kulkas, bel pasien, AC, TV, kamar mandi
dalam, ruang tunggu Area Hot Spot.
c) Ruang Mawar :1 kamar, 1 tempat tidur, sofa, kursi
penunggu, kulkas, bel pasien, AC, TV, kamar mandi
dalam, ruang tunggu.
2. Kelas I
a) Ruang Anggrek : 1 kamar, 1 tempat tidur, 1 box bayi, 1
meja bayi, 2 meja pot, kursi penunggu, ruang tunggu
dengan meja dan kursi, bel pasien, kipas angin, almari
pasien,meja makan, kamar mandi dalam.
b) Ruang Aster : 1 kamar, 1 tempat tidur, almari, kamar
mandi dalam, bel pasien, ruang tunggu, kipas angin.
c) Ruang Mawar : 1 kamar, 1 tempat tidur, almari, kamar
mandi dalam, bel pasien, ruang tunggu, kipas angin,
18
d) Ruang Kenanga : 1 kamar, 1 tempat tidur anak, almari,
meja, kamar mandi dalam, bel pasien, ruang tunggu, kipas
angin.
3. Kelas II
a) Ruang Anggrek : tempat tidur, box bayi, almari, bel
pasien, kursi, kamar mandi/WC.
b) Ruang Dahlia : tempat tidur, almari, bel pasien, kursi,
kamar mandi/WC.
c) Ruang Menur : tempat tidur, almari, kursi, kipas angin,
kamar mandi/WC.
d) Ruang Kenanga : tempat tidur, almari, kursi, kipas angin,
kamar mandi/WC.
4. Kelas III
a) Ruang Anggrek : tempat tidur, almari, kursi penunggu,
meja, box bayi (untuk ruang obsgyn), bel pasien.
b) Ruang Melati Lantai 1 : tempat tidur, almari, kursi
penunggu, meja, box bayi (untuk ruang obsgyn), bel
pasien.
c) Ruang Melati lantai 2 : tempat tidur, almari, kursi
penunggu, meja, box bayi (untuk ruang obsgyn), bel
pasien.
19
d) Ruang Melati lantai 3 : tempat tidur, almari, kursi
penunggu, meja, box bayi (untuk ruang obsgyn), bel
pasien.
e) Ruang Melati Lantai 4 : tempat tidur, almari, kursi
penunggu, meja, box bayi (untuk ruang obsgyn), bel
pasien.
5. IRI / ICU / ICCU ( Rawat Intensif )
a) Fasilitas : tempat tidur, ruangan ber-AC, almari pasien,
kursi tunggu pasien, dll.
b) Fasilitas Medis : ventilator, alat pemeriksaan jantung, alat
bantu nafas, oximetri, syringe pump dan infusin pump,
defibrilator, vaccum saction, dll.
6. NICU / PICU ( Rawat Intensif untuk bayi )
a) Fasilitas : tempat tidur, ruangan ber-AC, almari pasien,
kursi tunggu pasien, dll.
b) Fasilitas Medik : ventilator, incubator, alat pemeriksaan
jantung, alat bantu nafas untuk neonatus, syringe pump
dan infusin pump, dll.
7. Ruang Bakung (Perinatologi)
Fasilitas : potho terapi, incubator
8. Ruang HCU (High Care Unit)
20
c) Fasilitas Pelayanan Rawat Darurat
Fasilitas yang terdapat dalam pelayanan rawat darurat adalah :
1) Pelayanan Pasien Gawat Darurat
2) Intermediate Care (IMC)
3) Kamar Bersalin
4) Dua Kamar Operasi
5) Farmasi
6) Radiologi
7) Ruang Isolasi Flu Burung-Flu Babi
8) Bedah Minor
9) Ambulans
10) Laboratorium
d) Pelayanan 24 Jam
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Radiologi
3) Instalasi Laboratorium
4) Instalasi Farmasi
5) Ambulance
6) Informasi (Telepon, 4 Saluran Hunting)
21
e) Pelayanan Penunjang
1. Instalasi Bedah Sentral
a) Melayani Bedah dalam jam kerja dan bedah sore (diluar jam
kerja).
b) Non Emergency (Bedah Save)
2. Instalasi Radiologi
a) Melayani Pemeriksaan Radiodiagnostik: foto rontgen, foto gigi,
dll
b) Pelayanan CT-Scan
3. Pelayanan Diagnostik Elektromedik
Melayani Pemeriksaan : Treadmill, EKG, EEG, USG, Spirometri,
Broncoscopy
4. Pelayanan Hemodialisis
Cuci darah dengan 18 mesin hemodialisis
5. Instalasi Rehabilitasi Medik
Menyediakan fasilitas pelayanan rehabilitasi medik, yang dimulai
dengan pemeriksaan dokter, dengan program meliputi: Fisioterapi,
Psikologi, Orthotik, Prosthetik, dll
6. Instalasi Farmasi
Dibuka 24 jam. Melayani kebutuhan obat obatan dan alat - alat
penunjang kesehatan
22
7. Laboratorium Patologi Klinik
a) Pemeriksaan rutin dan khusus
b) Analisa Gas Darah
c) Tes Narkoba & HIV
d) Kultur & Sentifikan
8. Instalasi Patologi Anatomi
Pemeriksaan Jaringan & Diagnostik Kanker
9. Instalasi Sterilisasi
Mensterilkan alat medis
10. Instalasi Gizi
Pelayanan Konsultasi Gizi dan penyelenggaraan serta produksi
makanan untuk pasien
11. Laboratorium Mikrobiologi
Menangani penyakit infeksi karena kuman
12. Peralatan Medik Canggih
a) CT Scan
b) USG 4 Dimensi
c) OAE (Otto Acoustic Emissions)
d) ECT (Elektro Convultion Therapy)
e) TUR (Trans Uretra Resection)
f) URS (Uretra Resection)
g) Arthroscopy
h) Endoscopy
23
i) Laparoskopi
j) Audiometri
k) Facial Elektrocosmetik Equipment
l) dan lain lain
f) Pelayanan umum
1) Tersedia Pelayanan Fasilitas Umum
2) Kantin / Rumah Makan
3) TPA (Tempat Penitipan Anak)
4) Pojok Laktasi
5) Fotocopy
6) Bank / ATM center
7) Transportasi Pasien
8) Perawatan Jenazah
9) Mini Market
10) Taman Parkir
11) Ruang tunggu yang representatif
12) Masjid
13) Area pedestrian