bab i jadi soraya

Upload: hudania-addina

Post on 08-Jul-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    1/91

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.I LATAR BELAKANG 

    Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

    ditandai dengan jumlah kematian ibu, jumlah kematian bayi dan usia

    harapan hidup. Sampai saat ini kematian bayi masih merupakan salah

    satu masalah prioritas bidang kesehatan ibu dan anak di Indonesia.

    Tingginya Angka Kematian Bayi (AKB)serta lambatnya penurunan

    angka tersebut, menunjukkan bahwa pelayanan Kesehatan Ibu dan

    Anak sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan

    maupun kualitas pelayanannya.

    Tujuan keempat dan kelima illenium !e"elopment #oals$ !#s

    pada tahun %&' bagi indonesia merupakan tantangan yang sangat

    berat walaupun berbagai upaya untuk memperbaiki derajat

    kesehatan ibu dan bayi baru lahir telah diterapkan di Indonesia

    tetapi hasilnya masih belum memuaskan. Sesuai dengan kesepakatan

    global, Indonesia diminta untuk menurunkan Angka Kematian Bayi

    menjadi ' per '&&& kelahiran hidup pada tahun %&'.

    Berdasarkan Sur"ey !emogra*i dan Kesehatan Indonesia tahun

    %&&%+%&&, Indonesia telah berhasil menurunkan Angka Kematian

    Bayi (AKB) dari $'&&& K- (%&&%) menjadi $'&&& K- (%&&).

    /ada kasus kematian bayi sebagian besar ( 0) terjadi pada masa

    neonatal (%&&%+%&&). !ibanding dengan Angka Kematian Bayi ,

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    2/91

    penurunan kematian neonatal terjadi sangat lambat dari %&$'&&&

    K- (%&&%) menjadi '1$'&&& K- (%&&).

    Berdasarkan Target Standar /elayanan inimal Bidang

    Kesehatan dan !#2s tahun %&''+%&', Angka Kematian Bayi per

    '&&& kelahiran hidup di Kota !umai pada tahun %&&1 adalah 3$'&&&

    K-. Target kunjungan neonatal pertama K4+' di Kota !umai tahun

    %&' adalah 1& 0, sedangkan 5akupan kunjungan neonatal pertama

    K4+' selama tahun %&' adalah 1, 0, sehingga dapat dikatakan

    ter5apai. /ada kunjungan neonatal pertama, dapat diidenti*ikasi

    neonatus yang berisiko tinggi, sehingga dapat dirujuk ke pusat

    pelayanan yang lebih lengkap. 4eonatus yang berisiko tinggi antara

    lain, as*iksia neonatorum, BB67, Sindom gangguan pernapasan atau

    7espiratory !istress Syndrome (7!S) , Ikterus, /erdarahan tali

    pusat, Kejang, -ypotermi, -ypoglikemi, Tetanus neonatorum, !iare.

    Kematian bayi merupakan ukuran penting kesehatan 4asional

    karena "ariabel tersebut berkaitan dengan berbagai *aktor antara

    lain kesehatan ibu, kondisi sosial ekonomi, praktik kesehatan

    masyarakat dan mutu pelayanan kesehatan.

    7isiko terbesar kematian bayi baru lahir terjadi pada % jam

    pertama, minggu pertama kehidupannya. 8paya kesehatan yang

    dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan

    melakukan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga

    kesehatan dan pelayanan neonatal. Berdasarkan standar minimal

    pelayanan neonatal dijelaskan bahwa setiap neonatus berhak

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    3/91

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    4/91

    Terpadu Bayi uda (TB) dan konseling perawatan bayi di rumah

    menggunakan buku KIA.

    I.2 RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan uraian ringkas dalam latar belakang masalah diatas,

     yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana peran serta bidan

    dalam penemuan kasus neonatal resti di puskesmas dumai kota.

    I.3 TUJUAN PENELITIAN

    I.3.1 TUJUAN UMUM

    '. enganalisis penyebab masalah penemuan kasus neonatal

    resti di puskesmas dumai kota.%. emberikan salah satu alternati* peme5ahan masalah yang

    ada.. enyusun kegiatan berdasarkan peme5ahan masalah yang ada

    dalam bentuk mini proje5t.

    I.3.1 TUJUAN KHUSUS

    '. !apat menjadi salah satu alternati* peme5ahan masalah untuk

    mengatasi terjadinya kejadian neonatal risiko tinggi.%. !apat membantu meningkatkan derajat kesehatan neonatus di

    wilayah kerja puskesmas pada khususnya.. !apat meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat

    mengenai neonatal risiko tinggi.

    1.4. MANFAAT PENELITIAN

    '. !i bidang penelitian, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan

    sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai peran

    serta bidan dalam penemuan kasus neonatal resti.

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    5/91

    %. Bagi institusi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan

    bagi puskesmas di wilayah penelitian sebagai bahan e"aluasi

    dalam promosi kesehatan tentang kasus neonatal resti.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 NEONATAL RESTI4eonatal resti bayi usia & + %3 hari dengan penyakit dan kelainan

     yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian.Beberapa keadaan neonatal dengan risiko tinggi, antara lain ;

    '. BB67 (Bayi Berat 6ahir 7endah)

    %. As*iksia 4eonatorum

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    6/91

    . Sindom gangguan pernapasan atau 7espiratory !istress Syndrome 

    (7!S) 

    . Ikterus

    . /erdarahan tali pusat

    :. Kejang

    . -ypotermi

    3. -ypoglikemi

    1. Tetanus neonatorum

    '&.!iare

    1. BBLR

    Definisi

    BB67 (Bayi Berat 6ahir 7endah) ialah bayi baru lahir yang berat

    badannya saat lahir kurang dari %&& gram. (/rawirohardjo, %&&:)./embagian kehamilan menurut

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    7/91

    seperti penyakit "askuler, kehamilan kembar$ganda, serta *aktor janin

     juga merupakan penyebab terjadinya BB67.

    (') ?aktor ibu

    o /enyakit seperti malaria, anaemia, sipilis, in*eksi T=79-

    o Komplikasi pada kehamilani yang tejadi pada kehamilan ibu

    seperti perdarahan antepartum, pre+eklamsia berat, eklamsia,dan kelahiran preterm.

    o 8sia Ibu dan paritas. Angka kejadian BB67 tertinggi ditemukan

    pada bayi yang dilahirkan oleh ibu+ibu dengan usia lanjut

    o ?aktor kebiasaan ibu seperti ibu perokok, ibu pe5andu alkohol

    dan ibu pengguna narkotika.

    (%) ?aktor @anin

    o /rematur

    o -idramion

    o Kehamilan kembar$ganda (gemeli)

    o Kelainan kromosom

    () ?aktor 6ingkungan

    Tempat tinggal di daratan tinggi

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    8/91

    o 7adiasi

    o Sosio+ekonomi

    o /aparan at+at ra5un

    Pe#e$i%s&&n Fisi%

    ang dapat dyijumpai saat pemeriksaan *isik pada bayi BB67 antara

    lain

    • Berat badan rendah

    • Tanda+tanda prematuritas

    • Tanda bayi 5ukup bulan atau lebih bulan

    G'&$ 2.1 Be$&t B&(i L&)i$ Ren*&)

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    9/91

     

    K!&sifi%&si

    '. Bayi /rematur Sesuai asa Kehamilan (SK)Bayi lahir dengan usia kehamilan C minggu dan berat badan sesuai

    masa kehamilan. /enggolongannya;a. DEtremely premature (%+& minggu)b. oderately premature ('+: minggu)5. Borderline premature ( +3 minggu)

    %. Bayi /rematur Ke5il untuk asa Kehamilan (KK)Berpotensi menderita gangguan pertumbuhan di dalam uterus

    (intrauterine growth retardation)

    a. /roportinate intrauterine growth@anin menderita distress yang lama, gangguan pertumbuhan

    terjadi berminggu > minggu sampai hitungan bulan sebelum bayi

    lahir sehingga berat, panjang dan lingkaran kepala dalam

    proporsi yang seimbang tetapi keseluruhannya masih di bawah

    masa gestasi yang sebenarnya.b. !isproportinate intrauterine growth

    Terjadi akibat distress sub akut. #angguan terjadi beberapa

    minggu sebelum bayi lahir. /ada keadaan panjang dan lingkar

    kepala normal tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi

    dan bayi kelihatan lebih kurus serta lebih panjang.(Asuhan neonatus, bayi dan balita, %&'&)

    Beberapa *aktor lainnya yang dapat mempengaruhi berat badan

    lahir, antara lain umur ibu, paritas, tinggi badan ibu, jarak kelahiran,

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    10/91

    dan pekerjaan ibu. Kehamilan yang terjadi pada usia dibawah %& tahun

    atau diatas tahun memiliki ke5enderungan tidak terpenuhinya

    kebutuhan gii yang adekuat untuk pertumbuhan janin yang akan

    berdampak terhadap berat badan lahir bayi. 8mur ibu kurang dari %&

    tahun pada saat hamil berisiko terjadinya BB67 ',+% kali lebih besar

    dibandingkan ibu hamil yang berumur %&+ tahun. /ersalinan lebih dari

    tiga kali berisiko terjadinya komplikasi seperti perdarahan dan in*eksi

    sehingga ada ke5enderungan bayi lahir dengan kondisi BB67. @arak

    kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum 5ukup

    waktu untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan

    sebelumnya, sehingga berisiko terganggunya sistem reproduksi yang

    akan berpengaruh terhadap berat badan lahir. Ibu yang bekerja

    5enderung memiliki sedikit waktu istirahat sehingga berisiko

    terjadinya komplikasi kehamilan, seperti terlepasnya plasenta yang

    se5ara langsung berhubungan dengan BB67.

    Angka kematian bayi berat lahir rendah (BB67) men5erminkan

    derajat kesehatan masyarakat. Bayi+bayi ini lebih mudah untuk menjadi

    sakit bahkan meninggal dibanding dengan bayi berat lahir normal.

    6angkah utama untuk menyelamatkan BB67 agar dapat tumbuh dan

    berkembang dengan baik adalah melalui deteksi dini BB67 pada saat

    dilahirkan yang diikuti dengan upaya tindak lanjut tepat sasaran.

    /enimbangan bayi baru lahir merupakan 5ara terbaik untuk deteksi dini

    BB67, namun dilapangan tidak selalu tersedia alat timbang yang akurat.

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    11/91

    K#+!i%&si

    Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah

    antara lain;

    • -ipotermia• -ipoglikemia

    • #angguan 5airan dan elektrolit

    • -iperbilirubinemia

    • Sindroma gawat na*as

    • /aten duktus arteriosus

    • In*eksi /erdarahan intra"entrikuler

    • Apnea o* /rematurity 

    • Anemia

    asalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi+bayi dengan

    berat lahir rendah (BB67) antara lain ;

    #angguan perkembangan• #angguan pertumbuhan

    • #angguan penglihatan (7etinopati)

    • #angguan pendengaran

    • /enyakit paru kronis

    • Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

    • Kenaikan *rekuensi kelainan bawaan

    Pen&t&!&%s&n&&n, te$&+i

    edikamentosa /emberian "itamin K' 

    Di&teti%

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    12/91

    Bayi prematur atau BB67 mempunyai masalah menyusui karena re*leks

    menghisapnya masih lemah. 8ntuk bayi demikian sebaiknya ASI

    dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan

    pipa lambung atau pipet. !engan memegang kepala dan menahan bawah

    dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah

    dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang ke5il yang

    menempel pada puting.

    S-+$tif

    -al utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh

    normal ;

    #unakan salah satu 5ara menghangatkan dan mempertahankan

    suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother

    5are, peman5ar panas, inkubator atau ruangan hangat yang

    tersedia di tempat *asilitas kesehatan setempat sesuai

    petunjuk. @angan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin

    8kur suhu tubuh dengan berkala

    ang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suporti* ini

    adalah

    @aga dan pantau patensi jalan na*as

    /antau ke5ukupan nutrisi, 5airan dan elektrolit

    Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    13/91

    Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga

    lainnya

    Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak

    memungkinkan, biarkan ibu berkunjung setiap saat dan siapkan

    kamar untuk menyusui.

    2. ASFIKSIA NEONATORUM

    Definisi

    As*iksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat

    segera berna*as se5ara spontan dan teratur setelah lahir. (Sarwono

    /rawirohardjo, %&&).

    As*iksia bearti hipoksia yang progresi* karena gangguan

    pertukaran gas serta transport =% dari ibu ke janin sehingga terdapat

    gangguan dalam persediaan =% dan kesulitan mengeluarkan 9=%.

    As*ikia 4eonaiorum dapat dibagi dalam ;

    • FGigorous babyHH skor apgar +'&, bayi dalam keadaan sehat

    •  Fild+moderate asphyEiaF  (as*iksia sedang) skor apgar +:

    pada pemeriksaan *isis akan terlihat *rekuensi jantung lebih

    dari l==E$menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis,

    re*leE iritabilitas tidak ada

    • As*iksia berat   skor apgar &+. /ada pemeriksaan *isis

    ditemukan *rekuensi jantung kurang dari l&&E$menit, tonus

    otot buruk, sianosis berat dan kadang+kadang pu5at, re*lek

    iritabilitas tidak ada

    As*iksia berat dengan henti jantung yaitu keadaan;

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    14/91

    '. Bunyi jantung *etus menghilang tidak lebih dari '& menit

    sebelum lahir lengkap%. Bunyi jantung bayi menghilang post partum

    Eti!"i

    As*iksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan

    perlukaran gas atau pengangkutang =% dari ibu kejanin. #angguan ini

    dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir.

    /engolongan penyebab kegagalan perna*asan pada bayi terdiri dari;

    '. ?aktor Ibu

    a. -ipoksia ibu

    Terjadi karena hipo"entilasi akibat pemberian obat analgetika atau

    anestesia dalam. -al ini akan menimbulkan hipoksia janin.

    b. #angguan aliran darah uterus

      engurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan

    berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. -al ini

    sering ditemukan pada ;

    • #anguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni• -ipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan.• -ipertensi pada penyakit akiomsia dan lain+lain.

    %. ?aktor plasenta/ertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi

    plasenta. As*iksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan pada

    plasenta.

    . ?aktor *etus

    Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah

    dalam p5mbuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    15/91

    antara ibu dan janin. #angguan aliran darah ini dapat ditemukan pada

    keadaan tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali

    pusat antar janin dan jalan lahir dan lain+lain.

    . ?aktor 4eonatus

    !epresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir dapat terjadi karena ;

    '. /emakaian obat anestesia$analgetika yang berlebihan pada ibu

    se5ara langsung dapat menimbulkan depresi pusat perna*asan janin.

    %. Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial.

    Kelainan konginental pada bayi, misalnya hernia dia*rakmatika

    atresia$stenosis saluran perna*asan, hipoplasia paru dan lain+lain.

    M&nifest&si K!inis

    #angguan napas pada bayi muda keadaan yang berbahaya. @ika

    terjadi awal kehidupan menyakibatkan gangguan dan kerusakan otak

    akhirnya mengalami ke5a5atan menetap.

    @ika pada pemeriksaan ditemukan gejala$tanda diatas, maka

    klasi*ikasi bayi muda adalah diklasi*ikasikan menderita gangguan

    na*as.

     

    G'&$ 2.2 Asfi%si& Nen&t$-#

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    16/91

    T&'e! 2.1. T&n*& *&n Ge&!& +&*& Asfi%si& Nen&t$-#

    Tanda dan gejala Klasi*ikasi

    !itemukan satu tanda atau lebih di bawah

    ini;

    -enti napas (apnea J %& detik

    4apas 5epat J :& kali per menit

    4apas lambat C & kali per menit

    Bayi tampak biru

    Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat

    kuat

    /ernapasan 5uping hidung

    Bayi merintih

    #angguan napas

    Pen&t&!&%s&n&&n K!inis

    a. Tindakan 8mum

    Bersihkan jalan na*as ; kepala bayi diletakkan lebih rendah

    agar lendir mudah mengalir, bila perlu digunakan larinyoskop

    untuk membantu penghisapan lendir dari saluran na*as ayang

    lebih dalam.  7angsang re*lek perna*asan dilakukan setelah %& detik bayi

    tidak memperlihatkan berna*as dengan 5ara memukul kedua

    telapak kaki menekan tanda a5hiles. empertahankan suhu tubuh

    b. Tindakan khusus As*iksia berat

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    17/91

    Berikan =% dengan tekanan positi* dan intermiten melalui pipa

    endotrakeal. dapat dilakukan dengan tiupan udara yang telah

    diperkaya dengan =%. Tekanan =% yang diberikan tidak & 5m

    - %&. Bila perna*asan spontan tidak timbul lakukan message

     jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan sternum

    3& >'&& E$menit. As*iksia sedang$ringan

    /asang relkiek perna*asan (hisap lendir, rangsang nyeri)

    selama &+:& detik. Bila gagal lakukan perna*asan kodok (?rog

    breathing) '+% menit yaitu ; kepala bayi ektensi maksimal beri

    = '+% '$mnt melalui kateter dalam hidung, buka tutup mulut

    dan hidung serta gerakkan dagu ke atas+bawah se5ara teratur

    %&E$menit /enghisapan 5airan lambung untuk men5egah regurgitasi

    3. SINDOM GANGGUAN PERNAPASAN ATAU RESPIRATOR/ 

    DISTRESS S/NDROME 0RDS1 

    Definisi

    Sindom gangguan pernapasan atau 7espiratory !istress Syndrome 

    (7!S)   adalah perkembangan yang immature pada sistem perna*asan

    atau tidak adekuatnya jumlah sur*aktan dalam paru. 7!S dikatakan

    sebagai -yaline embrane !isease. (Suryadi dan uliani, %&&').

    Eti!"i

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    18/91

    Sindrom gangguan pernapasan dapat disebabkan karena ;

    • =bstruksi saluran pernapasan bagian atas (atresia eso*agus, atresia

    koana bilateral)• Kelainan parenkim paru

    • Kelainan di luar paru (pneumotoraks, hernia dia*ragmatika)

    K!&sifi%&si

    Sindrom gangguan pernapasan terbagi menjadi tiga yaitu ;

    • #angguan napas berat!ikatakan gangguan napas berat bila   ?rekuensi napas dari :&

    kali$menit dengan sianosis sentral dan tarikan dinding dada atau

    merintih saat ekspirasi• #angguan napas sedang

    • !ikatakan gangguan napas sedang bila   /emeriksaan dengan

    tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi tetapi tanpa

    sianosis sentral• #angguan napas ringan

    !ikatakan gangguan napas ringan bila   ?rekuensi napas :&+1&

    kali$menit tanda tarikan dinding tanpa merintih saat ekspirasi atau

    sianosis sentral

    M&nifest&si K!inis

    Tanda dan gejala sindrom gangguan pernapasan sering disertai

    riwayat as*eksia pada waktu lahir atau gawat janin pada akhir

    kehamilan. Adapun tanda dan gejalanya adalah ;

    • Timbul setelah :+3 jam setelah lahir• /ernapasan 5epat dengan *rekuensi pernapasan lebih dari :&

    kali$menit

    • 7etraksi interkostal, epigastrium atau suprasternal pada inspirasi

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    19/91

    • Sianosis• #runting (terdengar seperti suara rintihan) pada saat ekspirasi

    • Takikardia yaitu nadi '& kali$menit

     G'&$ 2.3 G&n""-&n Pe$n&f&s&n Nen&t-s

    Pen&t&!&%s&n&&n 

    7!S atau Sindrom gangguan napas adalah sebagai berikut ;

    Bersihkan jalan na*as dengan menggunakan penghisap lendir dan

    kasa steril /ertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi dengan kaki

    hangat Atur posisi bayi dengan kepala ekstensi agar bayi dapat berna*as

    dengan leluasa Apabila terjadi apnu lakukan na*as buatan dari mulut ke mulut

    6onggarkan pakaian bayi

    Beri penjelasan pada keluarga bahwa bayi harus dirujuk ke rumah

    sakit Bayi rujuk segera ke rumah sakit

    /enatalaksanaan medik maka tindakan yang perlu dilakukan adalah

    sebagai berikut ;

    emberikan lingkungan yang optimal

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    20/91

    /emberian oksigen, tidak lebih dari &0 sampai gejala sianosis

    menghilang /emberian 5airan dan elektrolit (glukosa 0 atau '&0) disesuaikan

    dengan berat badan (:&+'% ml$kgBB$hari) sangat diperlukan untuk

    mempertahankan homeostatis dan menghindarkan dehidrasi /emberian antibiotik untuk men5egah in*eksi sekunder

    /emberian sur*aktan oksigen

    4. IKTERUS

    Definisi

    Adalah menguningnya s5lera, kulit atau jaringan lain akibat

    pnimbunan bilirubin dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah

    lebih dari mg$d6 dalam % jam yang menandakan terjadinya gangguan

    *ungsional dari hepar, system biliary atau system hematologi.(asuhan

    neonates, bayi dan anak balita, %&'&).

    Eti!"i

    • /roduksi bilirubin berlebihan.• #angguan dan pengangkutan bilirubin dalam hepatosit.

    • #agalnya proses konjugasi dalam mikrosom hepar.• #angguan dalam ekskresi.

    • /eningkatan reabsorbsi dari saluran 5erna.

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    21/91

     

    G'&$ 2.4 I%te$i% Nen&t-s

    K!&sifi%&si

    '. Ikterus ?isiologis

    o Tampak pada hari ke III > IGo Bayi tampak sehat dan normalo Kadar bilirubin kurang dari '% mg 0o enghilang paling lambat '& > ' hari

      %. Ikterus /atologis

    o Timbul pada umur kurang dari : jamo 9epat berkembango Bisa disertai anemiao enghilang lebih lama, lebih dari % minggu

    Pen&t&!&%s&n&&n

    Ikterus *isiologis;

    • engajari ibu 5ara menyinari bayi dengan 5ahaya matahari pagi

    biasanaya sekitar jam pagi sampai jam 3 pagi selama '+&

    menit•

    6akukan asuhan dasar pada bayi

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    22/91

    • Beri minum bayi sesuai kebutuhan dan kalori yang 5ukup

    • /erhatikan *rekwensi BAB

    • 8sahakan agar bayi tidak terlalu kepanasan atau kedinginan

    • emeliahara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya

    • en5egah terjadinya in*eksi

    • @ika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui se5ara

    dini dan ASI eklusi* lebih sering minimal setiap % jam minimal

    ', liter perhari

    • @ika bayi tidak dapat menyusu berikan ASI melalui pipa

    nasogastrik atau dengan gelas dan sendok

    • @aga bayi agar tetap hangat

    • Ikterus *isiologis tidak memerlukan penanganan khusus dan

    dapat dirawat jalan dengan nasehat untuk kunjungan ulang

    setelah tujuh hari .

    • 6akukan penilaian lengkap

    • 6akukan pemeriksaan ulang untuk ikterus tanyakan apakah

    ken5ing sehari semalam atau apakah sering buang air besar

    Ikterus patologis;

    • 9egah agar gula darah tidak turun

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    23/91

    • @ika anak masih bisa menyusu mintalah pada ibu untuk

    menyusukan anaknya• @ika anak tidak bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri

    perasan ASI atau susu pengganti, @ika keduanaya tidak

    memungkinkan beri air gula &+& 55 sebelum dirujuk• 9ara membuat air gula.6arutkan sendok teh gula kedalam gelas

     yang berisi %&& 55 air masak• @ika anak tidak bisa menelan berikan &55 air susu atau air gula

    melalaui pipa nasogastrik ,jika tidak rujuk segera• 4asehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat• Sertakan 5ontoh darah ibu jika kuning terjadi pada % hari

    pertama kehidupan

    • 7ujuk segera.• Setiap ikterik yang mun5ul pada % jam pertama adalah patologis

    dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut

    • /ada bayi dengan ikterus kramer grade atau lebih perlu

    dirujuk• /erhatikan *rekwensi BAK dan BAB• Beri terapi sinar untuk bayi yang dirawat di 7S dan jemur bayi

    dibawah sinar matahari pagi pada jam +3 selaam & menit$.'

    menit telentang dan ' menit telungkup• 9egah kontak dengan keluarga yang sakit dan 5egah terjadinya

    in*eksi

    . PERDARAHAN TALI PUSAT 

    Definisi

    /erdarahan yang terjadi pada tali pusat yang timbul sebagai akibat

    dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan

    proses pembentukkan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    24/91

    pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi. (Asuhan

    4eonatus, bayi dan Balita, %&'&).

    Eti!"i

    '. 7obekan umbilikus normal, biasanya terjadi karena ;

    o /artus pre5ipitates. /ada partus presipitatus selain perdarahan

    dari umbilikus mungkin ditemukan gejala perdarahan intrakranial

    akibat tidak tertangkapnya bayi saat melahirkan dan kemudian

     jatuh ke lantaio Adanya trauma atau lilitan tali pusat atau pendeknya tali pusat

    pada partus normalo 8mbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang

    berlebihan pada saat persalinano Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan

    tersayatnya dinding umbilikus atau pla5enta sewaktu se5tio

    se5area

    %. 7obekan umbilikus abnormal, biasanya terjadi karena;

    o Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian hematom

    tersebut pe5ah, namun perdarahan yang terjadi masuk kembali

    ke dalam pla5enta. -al ini sangat berbahaya bagi bayi dan dapat

    menimbulkan kematian pada bayi.

    o Garises juga dapat menyebabkan perdarahan apabila "arisestersebut pe5ah.

    o Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus dimana terjadi

    pelebaran pembuluh darah setempat saja karena salah dalam

    proses perkembangan atau terjadi kemunduran dinding pembuluh

    darah. /ada aneurisme pembuluh darah menyebabkan pembuluh

    darah rapuh dan mudah pe5ah

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    25/91

    . 7obekan pembuluh darah abnormal/ada kasus dengan robekan pembuluh darah umbilikus tanpa adanya

    trauma, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomik

    pembuluh darah seperti;

    o /embuluh darah aberan yang mudah pe5ah karena dindingnya

    tipis dan tidak ada perlindungan jely

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    26/91

     G'&$ 2. Pe$*&$&)&n T&!i P-s&t

    Pen&t&!&%s&n&&n

    /enanganan disesuaikan dengan penyebab dari perdarahan tali pusat

     yang terjadi

    o 8ntuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pen5egahan

    in*eksi pada tali pusato Segera lakukan in*orm 5onsent dan in*orm 5hoise pada keluarga

    pasien untuk dilakukan

    rujukan.o @aga agar tali pusat tetap kering setiap saat.o Kenakan popok di bawah tali pusat.o Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering

    mungkin.o Bersihkan area di sekitar tali pusat. 6akukan setiap kali Anda

    mengganti popok. #unakan kaApas atau 5otton bud dan 5airan

    alkohol &0 yang dapat dibeli di apotek.o Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya

    pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan

    menyakiti bayi Anda. Alkohol yang digunakan tidak menyengat.

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    27/91

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    28/91

    disebabkan oleh jepitan atau tari*an dari kiem. @ika

    perdarahan tidak berhenti setelah '+%& menit maka tall

    pusatnya harus segera dilakukan beberapa jahitan pada luka

    bekas pernotongan tersebut. /erdarahan umbilikus akibat robekan umbilikus harus segera

    dijahit. Kemudian segera lakukan rujukan untuk mengetahui

    apakah ada kelainan lain seperti kelainan anatomik pembuluh

    darah sehingga dapat segera dilakukan tindakan oleh dokteratau rumah sakit.

    /erdarahan pada abrupsio plasenta, plasenta pre"ia dan

    kelainan lainnya, bidan hams segera merujuk. Bahkan rujukan

    lebih baik segera dilakukan jika kelainan tersebut sudah

    diketahui sebelum bayi lahir sehingga dapat dilakukan tindakan

    sesegera mungkin untuk rnembuat peluang bayi lahir hidup lebih

    besar. /erawatan Tali /usat

    -al yang paling terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah ;

    o /astikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan

    kering.o Selalu 5u5i tangan dengan menggunakan air bersih dan

    sabun sebelum membersihkan tali pusat.o Selama belum tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak

    dimandikan dengan 5ara di5elupkan ke dalam air.

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    29/91

    o Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun,

    karena akan membuatnya menjadi lembab.

    5. KEJANG

      Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa

    neonatus atau dalam %3 hari sesudah lahir (Buku Kesehatan Anak).

    Kejang adalah perubahan se5ara tiba+tiba *ungsi neurology baik *ungsi

    motorik maupun *ungsi otonomik karena kelebihan pan5aran listrik pada

    otak (Buku /elayanan =bstetri5 4eonatal Dmergensi !asar).

    Kejang bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari

    gangguan sara* pusat, lokal atau sistemik. Kejang ini merupakan gejala

    gangguan syara* dan tanda penting akan adanya penyakit lain sebagai

    penyebab kejang tersebut, yang dapat mengakibatkan gejala sisa yang

    menetap di kemudian hari. Bila penyebab tersebut diketahui harus

    segera di obati. -al yang paling penting dari kejang pada bayi baru

    lahir adalah mengenal kejangnya, mendiagnosis penyakit penyebabnya

    dan memberikan pertolongan terarah, bukan hanya men5oba

    menanggulangi kejang tersebut dengan obat antikon"ulsan.

     

    G'&$ 2.5 Ke&n" Nen&t-s

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    30/91

    ani*estasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor,

    hiperakti*, kejang+kejang, tiba+tiba menangis melengking. Tonus otot

    hilang disertai atau tidak dengan kehilangan kesadaran, gerakan yang

    tidak menentu (in"oluntary mo"ements ) nistagmus atau mata mengedip+

    edip proksismal, gerakan seperti mengunyah dan menelan. =leh karena

    itu ani*estasi klinik yang berbeda+beda dan ber"ariasi, sering kali

    kejang pada bayi baru lahir tidak di kenali oleh yang belum

    berpengalaman. !alam prinsip, setiap gerakan yang tidak biasa pada

    bayi baru lahir apabila berangsur berulang+ulang dan periodik, harus

    dipikirkan kemungkinan ani*estasi kejang.

    6. H/POTERMI

    Definisi

    -ypotermia adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal.Adapun suhu normal bayi adalah :, > , &9 (suhu ketiak). (Asuhan

    neonatus, bayi dan anak balita, %&'&).

      !ikatakan bayi mengalami hipotermi bila suhu tubuh turun di

    bawah :,9. Suhu normal pada neonatus adalah :, > ,9 pada

    pengukuran suhu melalui ketiak (!epartemen Kesehatan 7I, %&&&).

    Eti!"i

    @aringan lemak subkutan tipis, perbandingan luas permukaan tubuh

    dengan berat badan besar, 5adangan glikogen dan brown *at seedikit,

    BB6 tidak mempunyai respon menggigil (shi"ering) pada reaksi

    kedinginan, kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi

     yang beresiko tinggi mengalami hipotermi. (Indarso, ? , %&&').

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    31/91

    ekanisme kehilangan panas tubuh bayi yaitu ;

    '. 7adiasi yaitu panas yang hilang dari obyek yang hangat (bayi) ke

    obyek yang dingin.

    %. Konduksi yaitu hilangnya panas langsung dari obyek yang panas ke

    obyek yang dingin.

    . Kon"eksi yaitu hilangnya panas dari bayi ke udara sekelilingnya.

    . D"aporasi yaitu hilangnya panas akibat e"aporasi air dari kulit

    tubuh bayi (misal 5airan amnion pada BB6). (Indarso, ?, %&&').

     

    G'&$ 6.1 Hi+te$#i Nen&t-s

    K!&sifi%&si )i+te$#i

    o -ipotermia sedang; Kaki teraba dingin

    Kemampuan menghisap lemah

    Tangisan lemah Kulit berwarna tidak rata atau disebut kutis marmorata

    o -ipotermia berat /erna*asan lambat tidak teratur

    Bunyi jantung lambat

    ungkin timbul hipoglikemi

    Asidosisi metaboli5

    o Stadium lanjut hipotermia uka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang

    Bagian tubuh lainnya pu5at

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    32/91

    Kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada

    punggung, kaki dan tangan

    Pen&n"&n&n

    o @elaskan pada anggota keluarga bahwa neonatus lebih rentan

    terhadap kehilangan panas.o Ajarkan tanda+tanda awal hipotermia kulit dingin, pu5at,

    menggigil.o @elaskan perlunya minum air 3+'& gelas setiap hario @elaskan perlunya menghindari alkohol pada 5ua5a yang sangat

    dingin.o Ajarkan untuk mengenakan pakaian ekstra.

    @alan na*as harus tetap terjaga juga ketersediaan oksigen yang

    5ukup. /rinsip penanganan hipotermia adalah penstabilan suhu tubuh

    dengan menggunakan selimut hangat (tapi hanya pada bagian dada,

    untuk men5egah turunnya tekanan darah se5ara mendadak) ataumenempatkan pasien di ruangan yang hangat. Berikan juga minuman

    hangat.

    7. H/POGLIKEMI

    -ipoglikemi adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa)

    se5ara abnormal rendah. Keadaan dimana kadar glukosa darah C:&

    mg$d6, atau kadar glukosa darah C3& mg$d6 dengan gejala klinis.

    (Asuhan neonatus, bayi dan anak balita, %&'&).

    -ipoglikemi adalah kondisi ketidaknormalan kadar glukosa serum

     yang rendah (kadar glukosa di bawah & mg$dl setelah kelahiran

    berlaku untuk seluruh bayi baru lahir. (/atri5ia

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    33/91

    -ipoglikemia adalah glukosa darah se5ara signi*ikan lebih rendah

    daripada mayoritas bayi pada usia dan berat badan yang sama (!onna 6.

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    34/91

    . /erjalanan penyakit lebih 5epat

    19. DIARE

    Definisi

     !iare dapat dide*iniskan sebagai perubahan konsistensi tinja yang

    terjadi tiba+tiba akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal

    ('& ml$kg$hari), yang menyebabkan peningkatan *rekuensi de*ekasi

    lebih dari kali sehari.  !e*inisi praktis yang sering dipakai adalah penyakit yang ditandai

    dengan bertambahnya *rekuensi de*ekasi lebih dari biasanya (J

    kali$hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi 5air),

    dengan$tanpa darah dan$atau lendir. !iare akut dide*iniskan sebagai

    diare yang berlangsung L ' hari, terjadi se5ara mendadak pada bayi

    dan anak yang sebelumnya sehat Eti!"i  /enyebab diare akut dapat berupa in*eksi ataupun non in*eksi.

    /ada beberapa kasus, keduanya sama+sama berperan.

    T&'e! 2.2. Pen(e'&' Di&$e A%-t Nn Infe%si

    =bat+obatan Antibiotik

    Alergi makanan Susu sapi, protein kedelai

    Kelainan proses 5erna !e*isiensi enim pen5ernaan

    !e*isiensi "itamin !e*isiensi niasin

    6ogam berat 9o, Mn

    Sumber ; Dbers /apyrus+"ol ' 4o. September %&&./re"alensi diare akut akibat "irus lebih tinggi dibandingkan

    akibat bakteri dan parasit. 9iri khasnya BAB 5air (watery ), berbusa,

    tidak ada darah atau lendir, dan berbau asam.

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    35/91

    M&nifest&si K!inis

      Awalnya anak menjadi 5engeng, gelisah, suhu badan mungkin

    meningkat, na*su makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul

    diare. Tinja makin 5air, mungkin mengandung darah dan$atau lendir,

    warna tinja berubah menjadi kehijau+hijauan karena ter5ampur

    empedu. Anus dan sekitarnya le5et karena tinja menjadi asam.Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit,

    terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun, pada bayi ubun+ubun

    besar 5ekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut

    dan bibir terlihat kering. 

    Annesis

      Kepada penderita atau keluarganya perlu ditanyakan mengenai

    riwayat perjalanan penyakit antara lain ;

    -

    6amanya sakit diare

    - ?rekuensinya

    - Banyaknya$"olumenya

    -

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    36/91

    - 7iwayat perjalanan sebelumnya

    - 7iwayat penggunaan antibiotik dalam % bulan terakhir sebelum

    diare.

    Pe#e$i%s&&n Fisi%

      /ada pemeriksaan *isik perlu dinilai keadaan umum, kesadaran,

    berat badan, temperature, *rekuensi na*as, denyut nadi, tekanan

    darah, turgor kulit, kelopak mata, serta mukosa lidah. Selain itu, perlu

    di5ari tanda+tanda dehidrasi dan kontraksi "olume ekstraseluler,

    seperti denyut nadi J 1& kali$menit dan lemah, hipotensi postural   $

    ortostatik, lidah kering, kelopak mata 5ekung, serta kulit yang dingin

    dan lembab. Tanda+tanda peritonitis juga perlu di5ari karena

    merupakan petunjuk adanya in*eksi oleh patogen enterik in"asi*.  /erhatikan juga apakah ada nyeri tekan perut$tidak, apakah ada

    asidosis metabolik karena gagal ginjal akut akibat syok hipo"olemik

    (na*as Kusmaul dan lain+lain).

    Pen&t&!&%s&n&&n

    '. !iare 5air membutuhkan penggantian 5airan dan elektrolit tanpa

    melihat etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi

    kekurangan 5airan dan elektrolit se5ara 5epat kemudian mengganti

    5airan yang hilang sampai diarenya berhenti (terapi rumatan).

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    37/91

    %. akanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk

    menghindarkan e*ek buruk pada status gii.

    . Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan se5ara rutin, tidak

    ada man*aatnya untuk kebanyakan kasus, termasuk diare dengan

    demam, ke5uali pada ;

    •   !isentri, bila tidak berespon pikirkan kemungkinan amoebiasis 

    •   Suspek kolera dengan dehidrasi berat

    •   !iare persisten

    2.2 Pe$&n Bi*&n Des& D&! Men-$-n%&n A%i D&n A%' 

    Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan, tinggal

    serta bertugas melayani masyarakat dalam pen5apaian target derajat

    kesehatan di wilayah kerjanya yang meliputi satu sampai dua desa.

    Sebagai anggota pro*esi, bidan mempunyai 5iri khas yang khusus. Bidan

    mempunyai tugas sebagai berikut;

    '. Selalu mengedepankan *ungsi ibu sebagai pendidik bagi anak+anaknya.

    %. emiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang

    didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu.

    http://warungsehatdesa.blogspot.com/2010/11/peran-bidan-dalam-menurunkan-aki-dan.htmlhttp://warungsehatdesa.blogspot.com/2010/11/peran-bidan-dalam-menurunkan-aki-dan.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    38/91

    . Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi pro*esi yang

    bertugas meningkatkan mutu pelayanan kepada

    masyarakat.

    . Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan

    dengan tetap memegang teguh kode etik pro*esi.

    -al tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungandengan anggota pro*esi yang harus memberikan pelayanan pro*esional.

    Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan

    lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi akti* dalam pelayanan

    kesehatan.

    /rogram Bidan !esa

    Salah satu program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah

    menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu, dan untuk

    memper5epat penurunan angka Kematian Ibu dan Anak adalah dengan

    meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan

    kesehatan ibu dan perinatal. !alam usaha meningkatkan mutu pelayanan

    kebidanan dan kesehatan anak terutama di desa maka tenaga

    kesehatan (medis) seperti bidan harus menjalin kerjasama yang baik

    dengan tenaga kesehatan lain maupun masyarakat untuk meningkatkan

    kemampuannya dalam menolong persalinan dan mengenal tanda+tanda

    bahaya dalam kehamilan dan persalinan serta mengembangkan /os

    andu.

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    39/91

    Kehadiran bidan di desa diharapkan mampu memperluas

     jangkauan pelayanan yang telah ada sekaligus dapat meningkatkan

    5akupan program pelayanan KIA melalui peningkatan pemeriksaan

    kesehatan ibu hamil yang bermutu pertolongan persalinan deteksi dini

    *aktor kehamilan dan peningkatan pelayanan neonatal.

    Bidan juga melakukan /romosi kesehatan dan pen5egahan

    penyakit pada bayi, serta bekerja sama dengan kader posyandu

    men5ari sasaran ibu hamil dengan melakukan kunjungan rumah

    sosialisasi pentingnya pemeriksaan kesehatan antenatal memoti"asi ibu

    hamil untuk memeriksakan kehamilan se5ara rutin minimal empat kali

    selama kehamilannya.

    Bidan di desa telah melalui tingkat pendidikan kebidanan dan

    telah mampu dan 5akap dalam melaksanakan tugasnya sebagai bidan.

    7asa malu pada pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu *aktor

     yang mempengaruhi 5akupan pelayanan antenatal.asyarakat malu

    untuk memeriksakan dirinya terutama pada kehamilan pertama.

    /emberian bantuan tambahan gii bagi ibu hamil merupakan daya tarik

    tersendiri dalam kunjungan pelayanan antenatal dan dapat

    meningkatkan kunjungan ibu.

    Tugas pokok dan *ungsi, seorang bidan, yakni ;

    1. Me!&%s&n&%&n &s-)&n %e'i*&n&n %e+&*& i'- )i! 0Ante N&t&!

    :&$e

    /emeriksaan Kehamilan (Antenatal 9are)

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    40/91

    Antenatal 9are (A49) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan

    oleh bidan atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk

    mengoptimalisasikan kesehatan mental dan *isik ibu hamil, sehingga

    mampu menghadapi persalinan, ni*as, persiapan memberikan ASI,

    dan kembalinya kesehatan reproduksi se5ara wajar. Salah satu

    *ungsi terpenting dari perawatan antenatal adalah untuk

    memberikan saran dan in*ormasi pada seorang wanita mengenai

    tempat kelahiran yang tepat sesuai dengan kondisi dan status

    kesehatannya. /erawatan antenatal juga merupakan suatu

    kesempatan untuk mengin*ormasikan kepada para wanita mengenai

    tanda > tanda bahaya dan gejala yang memerlukan bantuan segera

    dari petugas kesehatan.

    /emeriksaan antenatal seyogyanya dimulai segera setelah

    diperkirakan terjadi kehamilan. /emeriksaan ini dapat dilakukan

    dalam beberapa hari setelah terlambat menstruasi, terutama bagi

    wanita yang menginginkan terminasi kehamilan, tetapi bagi semua

    wanita se5ara umum sebaiknya jangan lebih dari saat terlambat

    menstruasi kedua kali.

    Standar inimal /elayanan Antenatal

    pelayanan antenatal men5akup banyak hal namun dalam

    penerapan operasional dikenal standar minimal NTO yang terdiri

    dari ;

    '. Timbang berat badan

    Selama kehamilan antara &, > &, kg per minggu. Bila dikaitkan

    dengan umur kehamilan kenaikan berat badan selama hamil muda P '

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    41/91

    kg, selanjutnya pada trimester II dan III masing > masing

    bertambah kg. /ada akhir kehamilan pertambahan berat total

    adalah 1 > '% kg. Bila ada kenaikan berat badan yang berlebihan

    perlu dipikirkan kearah adanya resiko seperti bengkak, kehamilan

    kembar, hidramnion, dan anak besar (!epkes, '11).

    %. 8kur tekanan darah

    Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari '&$1&

    mm-g. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik & mm-g atau

    lebih dan atau diastolik ' mm-g atau lebih. Kelainan ini dapat

    berlanjut menjadi preeklamsia dan eklamsia kalau tidak ditangani

    dengan tepat (!epkes, '11).

      . 8kur tinggi *undus uteri

    8kuran tinggi *undus uteri normal adalah sebagai berikut;

    • '% inggu tinggi *undus uteri ' > % jari diatas symphysis.

    • ': inggu tinggi *undus uteri pertengahan antara symphysis>

    pusat.

    • %& inggu tinggi *undus uteri jari dibawah pusat.

    • % inggu tinggi *undus uteri setinggi pusat.• %3 inggu tinggi *undus uteri jari diatas pusat.

    • % inggu tinggi *undus uteri pertengahan pusat+

    /ro5.Eyphoideus.• : inggu tinggi *undus uteri jari dibawah /ro5.Eyphoideus.

    • & inggu tinggi *undus uteri pertengahan antara

    /ro5.Eyphoideus+pusat

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    42/91

    . /emberian imunisasi TT /emberian TT baru akan menimbulkan e*ek perlindungan apabila

    diberikan sekurang+kurangnya dua kali dengan inter"al minimal

    minggu. Ke5uali jika sebelumnya ibu pernah mendapat TT dua kali

    pada kehamilan yang lalu atau pada masa 5alon pengantin maka

    TT 5ukup diberikan satu kali saja. !osis pemberian imunisasi TT 

     yaitu &, 55 I pada lengan atas.

    . /emberian tablet at besi/ada dasarnya pemberian tablet at besi dimulai dengan

    pemberian satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa

    mual hilang.

    Tiap tablet mengandung ?eS= %& mg (at besi :& mg) danasam *olat && ug, minimal 1& tablet. Tablet besi sebaiknya

    tidak diminum bersama kopi atau teh karena akan mengganggu

    penyerapan. Sebaiknya tablet besi diminum bersama air putih

    ataupun air jeruk. Selain itu perlu diberitahukan juga bahwa ada

    kemungkinan tinja menjadi berwarna hitam setelah ibu minum

    obat ini, hal tersebut adalah normal.:. Tes terhadap penyakit menular seksual.

    Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit

    menular seksual seperti -IG$AI!S, #onorrhoe, Siphilis. -al

    tersebut dikarenakan sangat berpengaruh pada janin yang

    dikandungnya. Apabila ditemukan penyakit > penyakit menular

    seksual harus segera ditangani.

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    43/91

    . Temu wi5ara dalam rangka persiapan rujukan

    /ersiapan rujukan perlu disiapkan karena kematian ibu dan bayi

    disebabkan keterlambatan dalam men5apai *asilitas pelayanan

    kesehatan . /erlu diingat juga bahwa pelayanan antenatal hanya

    dapat diberikan oleh tenaga kesehatan pro*esional dan tidak

    dapat dilakukan oleh dukun bayi.

    Standar /elayanan antenatal men5akup banyak hal yakni terdiri

    dari ;

    a) Identi*ikasi ibu hamil

      engenali dan memoti"asi ibu hamil untuk memeriksakan

    kehamilannya. Bidan melakukan kunjungan rumah dan

    berinteraksi dengan masyarakat se5ara berkala untuk

    memberikan penyuluhan dan memoti"asi ibu, suami dan anggota

    keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan

    kehamilannya sejak dini dan se5ara teratur.

    b) /emeriksaan dan /emantauan Antenatal

     emberikan pelayanan berkualitas dan deteksi dini komplikasi

    kehamilan. Bidan memberikan sedikitnya kali pelayanan

    antenatal.

    5) /alpasi Abdominal

    /alpasi juga disebut periksa raba. /alpasi guna memperkirakan

    usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan

    letak, posisi dan bagian bawah janin palpasi abdomen pada

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    44/91

    wanita hamil dilakukan mulai umur kehamilan : minggu untuk

    kehamilan normal, dan umur kehamilan %3 minggu bila pada

    pemeriksaan 5. !onald ditemukan tinggi *undus uteri lebih

    tinggi dari seharusnya.

    d) /engelolaan Anemia /ada Kehamilan.

     enemukan anemia pada kehamilan se5ara dini, dan melakukan

    tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum

    persalinan berlangsung. Bidan melakukan tindakan penemuan,

    penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada

    kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    e) /engelolaan dini hipertensi pada kehamilan

     engenali dan menemukan se5ara dini hipertensi pada kehamilan

    dan melakukan tindakan yang diperlakukan. Bidan menemukan

    se5ara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan

    mengenai tanda serta gejala preeklamsia lainnya serta

    mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

    *. Kunjungan Ibu -amil

    Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga

    kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai

    standar yang ditetapkan. Kunjungan disini bukan hanya ibu hamil

     yang datang ke tempat pelayanan tetapi juga setiap kontak

    dengan tenaga kesehatan dan diberikan pelayanan antenatal

    sesuai standar baik di /osyandu, /olindes, atau kunjungan rumah

    oleh tenaga kesehatan.

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    45/91

    Kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya adalah

    sebanyak empat kali yang dikenal dengan istilah K', K%, K, dan

    K. Satu kali pada triwulan pertama (sebelum ' minggu), satu

    kali pada triwulan kedua (antara ' > %3 minggu), dan dua kali

    pada triwulan ketiga (antara minggu %3 > : dan sesudah minggu

    ke :)

    Adapun uraianya sebagai berikut ;

    K' adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan

    kehamilannya pada trimester I (sebelum usia kehamilan '%

    minggu) dengan jumlah kunjungan minimal satu kali dan

    mendapatkan pelayanan T yaitu timbang berat badan,

    ukur tekanan darah, imunisasi Tetanus ToEoid, periksa

    *undu uteri, pemberian tablet tambah darah, tes /S,

    dan temu wi5ara. K' ini mempunyai peranan penting dalam

    program kesehatan ibu dan anak yaitu sebagai indikator

    pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui

     jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program

    dalam menggerakkan K% adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan

    kehamilannya pada trimester II (usia kehamilan '% > %3

    minggu) dan mendapatkan pelayanan T setelah melewati

    K'. K adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan

    kehamilannya pada trimester III (usia kehamilan %3 > :

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    46/91

    minggu) dan mendapatkan pelayanan T setelah melewati

    K' dan K%. K adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan

    kehamilannya pada trimester III (usia kehamilan J:

    minggu) dan mendapatkan pelayanan T setelah melewati

    K', K%, dan K.

    2. Me!&%-%&n &s-)&n +e$s&!in&n fisi!"is %e+&*& i'- 'e$s&!in 0Pst

    N&t&! :&$e

    L&n"%&) 1

    !engarkan, lihat dan periksa gejala dan tanda Kala !ua

    • Ibu merasakan dorongan kuat dan meneran

    • Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rektum

    dan "agina

    • /erineum tampak menonjol

    • Gul"a dan s*inger ani membuka.

    L&n"%&) 2

    /astikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat+obatan esensial untuk

    menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru

    lahir. 8ntuk as*iksia; tempat tidur datar dan keras, % kain dan '

    handuk bersih dan kering, lampu sorot :& watt dengan jarak :& 5m

    dari tubuh bayi.

    • #elarlah kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal

    bahu bayi

    http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    47/91

    • Siapkan oksitosin '& unit dan alat suntik steril sekali pakai di

    dalam partus set.

    L&n"%&) 3

    Kenakan atau pakai 5elemek plastik.

    L&n"%&) 4

    6epaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, 5u5i tangan dengan

    sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue

    atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

    L&n"%&)

    /akai sarung tangan !TT untuk melakukan pemeriksaan dalam.

    L&n"%&) 5

    asukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (#unakan tangan yang

    memakai sarung tangan !TT dan steril. /astikan tidak terkontaminasi

    pada alat suntik).

    L&n"%&) 6

    Bersihkan "ul"a dan perineum, seka dengan hati+hati dari depan ke

    belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air !TT 

    http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    48/91

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    49/91

     

    L&n"%&) 11

    Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik

    dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan

    keinginannya

    • Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan

    kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan

    *ase akti*) dan dokumentasikan sesuai temuan yang ada

    • @elaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran

    mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk

    meneran se5ara benar.

    L&n"%&) 12

    inta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (Bila ada rasa

    ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi

    setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa

    nyaman).

    L&n"%&) 13

    6aksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasakan ada dorongan

    kuat untuk meneran;

    • Bimbing ibu agar dapat meneran se5ara benar dan e*ekti*

    • !ukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki 5ara

    meneran apabila 5aranya tidak sesuai

    http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    50/91

    • Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya

    (ke5uali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)

    • Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi

    • Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu

    • Berika 5ukup asupan 5airan per+oral (minum)

    • enilai !@@ setiap kontraksi uterus selesai

    • Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir

    setelah '%& menit (% jam) meneran (primigra"ida) atau :& menit ('

     jam) meneran (multigra"ida).

    L&n"%&) 14

    Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang

    nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam :&

    menit.

    L&n"%&) 1

    6etakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika

    kepala bayi telah membuka "ul"a dengan diameter +: 5m.

    L&n"%&) 15

    6etakkan kain bersih yang dilipat '$ bagian dibawah bokong ibu

    L&n"%&) 16

    Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan

    bahan

    http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    51/91

    L&n"%&) 17

    /akai sarung tangan !TT pada kedua tangan

    L&n"%&) 18

    Setelah tampak kepala bayi dengan diameter +: 5m membuka "ul"a

    maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain

    bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan

    posisi de*leksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk

    meneran perlahan sambil bernapas 5epat dan dangkal.

    L&n"%&) 29

    /eriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang

    sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi

    • @ika tali pusat melilit leher se5ara longgar, lepaskan lewat

    bagian atas kepala bayi

    • @ika tali pusat melilit leher se5ara kuat, klem tali pusat di dua

    tempat dan potong diantara klem tersebut.

    L&n"%&) 21

    Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar se5ara spontan.

    L&n"%&) 22

    http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    52/91

    Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang se5ara biparental.

    Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. !engan lembut gerakkan

    kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan mun5ul di bawah

    arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk

    melahirkan bahu belakang.

    L&n"%&) 23

    Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu

    untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. #unakan

    tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah

    atas.

    L&n"%&) 24

    Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke

    punggung, bokong dan kaki. /egang kedua mata kaki (masukkan telunjukdiantara kaki dan pegang masing+masing mata kaki dengan ibu jari dan

     jari+jari lainnya).

    L&n"%&) 2

    6akukan penilaian (selintas);

    Apakah bayi menangis kuat dan$ atau bernapas tanpa kesulitanQ• Apakah bayi bergerak dengan akti*Q

    @ika bayi tidak bernapas atau megap+megap segera lakukan tindakan

    resusitasi (6angkah % ini berlanjut ke langkah+langkah prosedur

    resusitasi bayi baru lahir dengan as*iksi).

    L&n"%&) 25

    http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/prosedur-resusitasi-bayi-baru-lahir.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/prosedur-resusitasi-bayi-baru-lahir.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/prosedur-resusitasi-bayi-baru-lahir.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/prosedur-resusitasi-bayi-baru-lahir.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    53/91

    Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu

    • Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya

    (tanpa membersihkan "erniks) ke5uali bagian tangan

    • #anti handuk basah dengan handuk kering

    • /astikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu.

    L&n"%&) 26

    /eriksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain dalam

    uterus (hamil tunggal).

    L&n"%&) 27

    Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin

    (agar uterus berkontraksi baik).

    L&n"%&) 28

    !alam waktu ' menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin '& unit

    (intramuskuler) di '$ paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi

    sebelum menyuntikkan oksitosin).

    L&n"%&) 39

    !engan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit setelah bayi

    lahir pada sekitar 5m dari pusar (umbilikus) bayi. !ari sisi luar klem

    penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan

    penjepitan kedua pada % 5m distal dari klem pertama.

    http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    54/91

    L&n"%&) 31

    /emotongan dan pengikatan tali pusat

    • !engan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit

    kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) di

    antara % klem tersebut

    • Ikat tali pusat dengan benang !TT$ steril pada satu sisi

    kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan

    ikatan kedua menggunakan benang dengan simpul kun5i

    • 6epaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.

    L&n"%&) 32

    Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi.

    6etakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. 6uruskan bahu bayi

    sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada+perut ibu.

    8sahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih

    rendah dari puting payudara ibu.

    L&n"%&) 33

    Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala

    bayi.

    http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    55/91

    L&n"%&) 34

    /indahkan klem pada tali pusat hingga berjarak > '& 5m dari "ul"a.

    L&n"%&) 3

    6etakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas sim*isis,

    untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

    L&n"%&) 35

    Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah

    sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang > atas

    (dorso+kranial) se5ara hati+hati (untuk men5egah in"ersio uteri). @ika

    plasenta tidak lahir setelah &+& detik, hentikan penegangan tali

    pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangiprosedur di atas.

    @ika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota

    keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.

    L&n"%&) 36

    6akukan penegangan dan dorongan dorso+kranial hingga plasenta

    terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan

    arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan

    lahir (tetap lakukan tekanan dorso+kranial)

    • @ika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

    berjarak sekitar +'& 5m dari "ul"a dan lahirkan plasenta

    http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    56/91

    • @ika plasenta tidak lepas setelah ' menit menegangkan tali

    pusat;

    '. Beri dosis ulangan oksitosin '& unit I

    %. 6akukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh

    . inta keluarga untuk menyiapkan rujukan

    . 8langi penegangan tali pusat ' menit berikutnya

    . Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam & menit

    setelah bayi lahir

    :. Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual.

    L&n"%&) 37

    Saat plasenta mun5ul di introitus "agina, lahirkan plasenta dengan

    kedua tangan. /egang dan putar plasenta hingga selaput ketuban

    terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang

    telah disediakan.

    • @ika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan !TT atau steril

    untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari+jari

    tangan atau klem !TT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput

     yang tertinggal.

    L&n"%&) 38

    Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

    uterus, letakkan telapak tangan di *undus dan lakukan masase dengan

    http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    57/91

    gerakan melingkar se5ara lembut hingga uterus berkontraksi (*undus

    teraba keras)

    • 6akukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi

    setelah ' detik melakukan rangsangan taktil$ masase.

    L&n"%&) 49

    /eriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan

    selaput ketuban lengkap dan utuh. asukkah plasenta ke dalam kantung

    plastik atau tempat khusus.

    L&n"%&) 41

    D"aluasi kemungkinan laserasi pada "agina dan perineum. 6akukan

    penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.

    L&n"%&) 42

    /astikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan

    per"aginam.

    L&n"%&) 43

    Beri 5ukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu > bayi (di dada ibu

    paling sedikit ' jam)

    • Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu

    dini dalam waktu &+:& menit. enyusu pertama biasanya berlangsung

    sekitar '&+' menit. Bayi 5ukup menyusu dari satu payudara

    http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    58/91

    • Biarkan bayi berada di dada ibu selama ' jam walaupun bayi

    sudah berhasil menyusu.

    L&n"%&) 44

    6akukan penimbangan$ pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik

    pro*ilaksis, dan "itamin K' 'mg intramuskular di paha kiri anterolateral

    setelah satu jam kontak kulit ibu > bayi.

     

    L&n"%&) 4

    Berikan suntikan imunisasi -epatitis B (setelah satu jam pemberian

    Gitamin K') di paha kanan anterolateral.

    • 6etakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu+waktu bisa

    disusukan

    • 6etakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil

    menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil

    menyusu.

    L&n"%&) 45

    6anjutkan permantauan kontraksi dan men5egah perdarahan per

    "aginam

    • %+ kali dalam ' menit pertama pas5a persalinan

    • Setiap ' menit pada ' jam pertama pas5a persalinan

    http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    59/91

    • Setiap %&+& menit pada jam kedua pas5a persalinan

    • @ika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan

     yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.

    L&n"%&) 46

    Ajarkan ibu$ keluarga 5ara melakukan masase uterus dan menilai

    kontraksi.

    L&n"%&) 47

    D"aluasi dan estimasi jumlah kehilangann darah.

    L&n"%&) 48

    /eriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap ' menit selama '

     jam pertama pas5a persalinan dan setiap & menit selama % jam

    pertama persalinan

    • /eriksa temperatur ibu sekali setiap jam selama % jam pertama

    pas5a persalinan

    • elakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.

    L&n"%&) 9

    /eriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas

    dengan baik (&+:& kali$ menit) serta suhu tubuh normal (:, > ,).

    L&n"%&) 1

    http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    60/91

    Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin &,0

    untuk dekontaminasi ('& menit). 9u5i dan bilas peralatan setelah

    didekontaminasi.

    L&n"%&) 2

    Buang bahan+bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang

    sesuai.

    L&n"%&) 3

    Bersihkan badan ibu menggunakan air !TT. Bersihkan sisa 5airan

    ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan

    kering.

    L&n"%&) 4

    /astikan ibu merasa nyaman, Bantu ibu memerikan ASI. Anjurkan

    keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.

    L&n"%&)

    !ekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin &,0.

    L&n"%&) 5

    9elupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin &,0, balikkan

    bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin &,0 selama '&

    menit.

    L&n"%&) 6

    http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    61/91

    9u5i kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian

    keringkan dengan tissue atau handuk yang kering dan bersih.

    L&n"%&) 7

    6engkapi partogra* (halaman depan dan belakang), periksa tanda

    "ital dan asuhan kala IG.

    3. Men(e!en""&$&%&n +e!&(&n&n te$)&*&+ '&(i '&$- !&)i$ 0%-n-n"&n

    ne&n&t&!

    /elayanan terhadap bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan

    pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian

    besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan

    dengan sedikit bantuan atau gangguan. /enanganan dilakukan sejak

    kepala mulai keluar dari jalan lahir, yaitu dengan melakukan

    pembersihan lendir serta 5airan yang berada disekitar mulut dan

    hidung dengan kapas dan kain kasa steril. Bayi sehat akan menangis

    dalam & detik, Tidak perlu dilakukan apa+apa lagi, karena bayi sudah

    berna*as spontan dan warna kulitnya kemerah+merahan.

    /enatalaksanaan Awal Bayi Baru 6ahir

    a. /ersalinan Bersih dan Aman

    aitu dengan menyediakan perlengkapan alat+alat di kamar bersalin

    diantaranya adalah ;

      Alat penghisap lendir (u5us DEtra5tor )

      Tabung oksigen dengan alat pemberi oksigen

    http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    62/91

      Alat pemotong dan pengikat tali pusat

      Tanda pengenal bayi

      Tempat tidur bayi atau inkubator dengan keadaan hangat dan steril

      6ain+lain ; kain, kasa, baju steril serta obat antiseptik

      Termometer dan stopwa5th

      Tempat atau ruang dalam keadaan hangat dan terang

    b. embersihkan @alan 4a*as (Inisiasi /erna*asan Spontan)

    Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila tidak

    langsung menangis penolong segera membersihkan jalan na*as dengan

    5ara ;

      6etakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan

    hangat

      #ulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher

    bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. /osisi kepala diatur lurus

    sedikit tengadah ke belakang.

      Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari

    tengah yang dibungkus kasa steril

      Berikan rangsangan taktil dengan 5ara menepuk kedua telapak kaki

    bayi sebanyak %+ kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan

    kasar (handuk). !engan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.

    5. Klem dan /otong Tali /usat

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    63/91

      Klemlah tali pusat dengan buah klem, pada titik kira+kira % 5m

    dan 5m dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira+kira ' 5m

    diantara klem+klem tersebut).

      /otonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi

    dari gunting dengan tangan kiri anda.

      /ertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat, ganti

    sarung tangan anda bila ternyata sudah kotor. /otonglah tali

    pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril dan !isin*eksi

    Tingkat Tinggi (!TT).

      /eriksa tali pusat setiap ' menit, apabila masih terjadi

    pendarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat

    d. @agalah Bayi Agar Tetap -angat

      /astikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara

    kulit bayi dengan kulit ibunya.

      #antikan handuk $ kain yang basah dan bungkus bayi tersebut

    dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala telah

    terlindungi dengan baik untuk men5egah keluarnya panas tubuh.

      /astikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki bayi

    setiap ' menit

    + Apabila telapak bayi terasa dingin, pastikan suhu aksila

    bayi.

    + Apabila suhu bayi kurang :, &9, segera hangatkan bayi

    tersebut.

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    64/91

    e. Kontak !ini !angan Ibu

      Berikan bayi kepada ibunya se5epat mungkin, kontak dini

    antara ibu dan bayi penting untuk ;

    + Kehangatan ; mempertahankan panas yang benar pada bayi baru

    lahir.

    + Ikatan batin (bonding atta5hment ) dan pemberian ASI.

      !oronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila telah siap

    (dengan menunjukkan re*leE rooting ).

      Bayi normal sudah dapat disusui segera sesudah lahir, lamanya

    disusui hanya untuk '+% menit pada setiap payudara Ibu.

      !engan menghisapnya bayi terjadi perangsangan terhadap

    pembentukan air susu Ibu dan se5ara tidak langsung rangsang isap

    membantu memper5epat penge5ilan uterus.

      /ada hari ketiga bayi sudah harus menyusu selama '& menit

    pada Ibu dengan jarak waktu tiap + jam, namun jika diantara waktu

    tersebut bayi menangis karena lapar, ASI boleh disusukan

    *. /ernapasan

    Sebagian besar bayi akan bernapas se5ara spontan pernapasan bayi

    sebaiknya diperiksa se5ara teratur untuk mengetahui adanya masalah.

      /eriksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap menit

      @ika bayi tidak segera bernapas, lakukan hal+hal berikut

    • Keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat

    • #osoklah punggung bayi dengan lembut

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    65/91

      @ika bayi masih belum mulai berna*as setelah :& detik mulailah

    resusitasi.

      Apabila bayi stanosis (kulit biru) atau sukar bernapas

    (*rekuensi pernapasan kurang & atau lebih dari :& E $ menit),

    berilah oksigen kepada bayi dengan keteter nasal atau nasal 

    *rongs  (Bari Syai*uddin,Abdul ; %&&%)

    g. /erawatan ata

      =bat mata entromisin &, 0 atau tetrasiklin ' 0 dianjurkan

    untuk pen5egahan penyakit mata karena klamidia (penyakit

    menular seksual).

      /erawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan ini dapat

    dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat R

    diberi salep mata sesudah jam bayi lahir

      ang laim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin

    dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi

    lahir.

    4.Men"-+&(&%&n %e$&s& %e#it$&&n *en"&n *-%-n 'e$s&!in *i

    ;i!&(&) %e$& +-s%es#&s.

    . Me#'e$i%&n e*-%&si #e!&!-i +en(-!-)&n %ese)&t&n $e+$*-%si *&n

    %e'i*&n&n.

    5. Me!&%s&n&%&n +e!&(&n&n Ke!-&$"& Be$en&n& 0KB %e+&*& ;&nit&

    -si& s-'-$ 0

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    66/91

    6. Me!&%-%&n +e!&&%&n *&n +e!&(&n&n $--%&n %e+&*& i'- )i! $isi%

    tin""i 0'-#i! $isti

    7. Men"-+&(&%&n *is%-si &-*it #&te$n&! +e$in&t&! 0AMP 'i!& &*&

    %&s-s %e#&ti&n i'- *&n '&(i.

    8. Me!&%s&n&%&n #e%&nis#e +en&t&t&n *&n +e!&+$&n te$+&*-

    +e!&(&n&n +-s%es#&s.

    BAB III

    KERANGKA KONSEP

    /ada kunjungan neonatal bulan @anuari + !esember %&'

    didapatkan data neonatal dengan risiko tinggi, hal ini perlu di upayakan

    peme5ahannya dengan menggunakan kerangka pemikiran pendekatan

    sistem sebagai berikut;

    Lingkungan : Fisik, Kependudukan, Sosial, Budaya,

    Ekonomi dan Kebijakan

    INPUT

     Man

     Money

     Method 

     Material 

     Machine

    PRSE

    S

    P1 P2 P3

    OutcomOutput 

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    67/91

    T&'e! 3.1 D&t& Nen&t&! Risi% Tin""i J&n-&$i=Dese#'e$ 2913

    N

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    68/91

    BAB I>

    METODELOGI PENELITIAN

    4.1. Jenis Pene!iti&n

    /enelitian ini menggunakan metode sur"ei yang bersi*at

    deskripti*. !eskripti* adalah suatu penelitian yang bertujuan

    melakukan eksplorasi gambaran untuk mendapatkan in*ormasi

    tentang peran serta bidan dalam penemuan kasus neonatal resti di

    puskesmas dumai kota.

    4.2. 4o"ember %&' dan

    tempat penelitian dilakukan di /uskesmas !umai Kota.

    4.3. P+-!&si Pene!iti&n

    /opulasi penelitian ini adalah bidan desa di /uskesmas !umai

    Kota yang berjumlah orang

    T&'e! 4.1. J-#!&) Bi*&n Des& Seti&+

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    69/91

    Instrumen yang dipakai adalah berupa kuesioner yang terdiri

    dari '1 pertanyaan berdasarkan tinjauan pustaka sebagai berikut ;

    '. Sepuluh pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan bidan

    mengenai neonatal

    %. Sembilan isian untuk mengetahui tindakan bidan mengenai

    neonatal

    4.5. Te%ni% Pen"-#+-!&n D&t&

    8ntuk mendapatkan data yang menunjang dan melengkapi

    penelitian ini dilakukan dengan % 5ara, yaitu ;

    A. D&t& P$i#e$

    !ata primer diperoleh dari kuesioner penelitian yang telah

    diran5ang dan disiapkan oleh peneliti, kemudian disebarkankepada responden yang terpilih.

    B. D&t& Se%-n*e$

    !ata sekunder yang diperlukan didapat dari /uskesmas !umai

    Kota

    4.7. Pen"!&)&n *&n An&!isis D&t&

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    70/91

    !ata diolah se5ara manual dan selanjutnya disajikan dalam

    bentuk tabel distribusi *rekuensi dengan tahapan ;

    '. Dditing 

    erupakan kegiatan untuk melakukan penge5ekan kuesioner

    apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap, jelas jawaban dari

    responden, rele"an jawaban dengan pertanyaan, dan konsisten.

    %. 9oding 

    erupakan kegiatan merubah data berbentuk huru* menjadi

    data berbentuk angka $ bilangan.

    ,. /ro5essing 

    Setelah data di koding maka langkah selanjutnya melakukan

    entry  data dari kuesioner ke dalam program komputer.

    . Dntry 

    erupakan kegiatan memasukkan data dari hasil kuesioner ke

    dalam komputer setelah kuesioner terisi semua dan benarsetelah melewati tahap koding.

    . 9leaning 

    erupakan kegiatan penge5ekan kembali data yang sudah di

    entry  apakah ada kesalahan atau tidak.

    :. Analysis 

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    71/91

    !ata di analisa dengan analisa deskripti*

    BAB >

    ANALISIS PEME:AHAN MASALAH 

    .1 Ke"i&t&n (&n" 'e$#&s&!&)

    Setelah melakukan analisa data neonatal risiko tinggi di

    /uskesmas !umai Kota bulan @anuari+!esember %&', ditemukan

    beberapa masalah yang kemudian ditentukan prioritas masalahnya.

    Berdasarkan hasil tersebut data yang mendominasi adalah As*iksia

    sebanyak neonatus di tahun %&' sedangkan kelainan kongenital

    sebanyak ' neonatus di tahun %&'. 6angkah selanjutnya adalah

    dilakukan analisis dengan menggunakan metode pendekatan sistem

    (input , proses, lingkungan dan output) untuk menentukan kemungkinan

    penyebab masalahnya.

    .2 Ke$&n"%& Pi%i$ Pe#e&)&n M&s&!&)

    asalah merupakan suatu kesenjangan antara harapan atau

    tujuan yang ingin di5apai dengan kenyataan sesungguhnya sehingga

    menimbulkan rasa ketidakpuasan. 8rutan dalam siklus peme5ahan

    masalah adalah sebagai berikut ;

    An&!isis Pe#e&)&n M&s&!&) 0H&$t(? 2998

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    72/91

    Identifkasi masalah

    Penentuan Prioritas Masalah

    Mentukan Alternati Pemecahan Masalah

    Penetapan Pemecahan Masalah Terpilih Memilih Penyebab yg palimg mung

    Penyusunan Rencana penerapan Penentuan Penyebab Masalah

    Monitoring dan Evaluasi

    .3 An&!isis Pen(e'&' M&s&!&)

    Analisa Kemungkinan /enyebab asalah ;1. In+-t

    INPUT KELEBIHAN KEKURANGANan    Adanya bidan desa di

    setiap desa di

    ke5amatan !umai Kota Selain bidan desa

    terdapat juga bidan

    swasta dibeberapa

    desa Terdapat beberapa

    kader posyandu di

    setiap desa

    /engetahuan mengenai

    neonatal resti belum

    diketahui se5ara merata

    oleh tenaga bidan

    oney    /uskesmas memiliki

    dana yang dapat

    digunakan untuk

     Tidak ada

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    73/91

    keperluan program

    pokok puskesmas

    ethode    Terdapat sistem

    pen5atatan mengenai

    neonatal risiko tinggi

    oleh tenaga kesehatan

    baik dari bidan desa

    atau pun data yg

    didapat dr bidan

    swasta

    Komunikasi antara

    bidan desa dengan

    bidan swasta Komunikasi antara

    kader posyandudengan bidan desa

    atau bidan swasta Kurangnya sistem

    pelaporan neonatal

    risiko tinggi dari

    kader posyandu di

    masing+masing

    kelurahan

    -

    aterial    Tersedianya bidan desa

    di setiap desa wilayah

    puskesmas !umai Kota

    Tidak ada

    a5hine    Tersedianya alat dan

    bahan resusitasi bayi

    baru lahir di bidan

    desa.

    Tidak ada

    1. P$ses

    PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    74/91

    /'

    (/eren5anaan)

    -   Kunjungan rutin

    neonatus dengan risiko

    tinggi dapat memberi

    peren5anaan pada

    keluarga untuk

    menentukan

    penatalaksanaan yang

    lebih lanjut.

    Tidak ada

    /%(/elaksanaan,

    /enggerakkan

    )

    -   Adanya bidan desa

    sebagai penggerak.-   Adanya kader

    /osyandu untuk

    membantu program

    kesehatan.

    Tidak ada

    /(/engawasan,

    /enilaian

    /engendalian)

    +Terdapat sistem

    pen5atatan dan

    pelaporan bulanan yang

    lengkap oleh petugas

    KIA pada setiap

    kejadian neonatus

    dengan risiko tinggi.

    Tidak ada

    2. Lin"%-n"&n

    Lin"%-n"&n Ke!e'i)&n Ke%-$&n"&n

    6okasi bidan desa relati*

    tidak jauh

    - Kurangnya pengetahuan

    mengenai deteksi dini neon

  • 8/19/2019 BAB I Jadi Soraya

    75/91

    dengan risiko tinggi

    .4 R-#-s&n Ke#-n"%in&n Pen(e'&' M&s&