Download - BAB I Jadi Soraya
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
1/91
BAB I
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
ditandai dengan jumlah kematian ibu, jumlah kematian bayi dan usia
harapan hidup. Sampai saat ini kematian bayi masih merupakan salah
satu masalah prioritas bidang kesehatan ibu dan anak di Indonesia.
Tingginya Angka Kematian Bayi (AKB)serta lambatnya penurunan
angka tersebut, menunjukkan bahwa pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan
maupun kualitas pelayanannya.
Tujuan keempat dan kelima illenium !e"elopment #oals$ !#s
pada tahun %&' bagi indonesia merupakan tantangan yang sangat
berat walaupun berbagai upaya untuk memperbaiki derajat
kesehatan ibu dan bayi baru lahir telah diterapkan di Indonesia
tetapi hasilnya masih belum memuaskan. Sesuai dengan kesepakatan
global, Indonesia diminta untuk menurunkan Angka Kematian Bayi
menjadi ' per '&&& kelahiran hidup pada tahun %&'.
Berdasarkan Sur"ey !emogra*i dan Kesehatan Indonesia tahun
%&&%+%&&, Indonesia telah berhasil menurunkan Angka Kematian
Bayi (AKB) dari $'&&& K- (%&&%) menjadi $'&&& K- (%&&).
/ada kasus kematian bayi sebagian besar ( 0) terjadi pada masa
neonatal (%&&%+%&&). !ibanding dengan Angka Kematian Bayi ,
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
2/91
penurunan kematian neonatal terjadi sangat lambat dari %&$'&&&
K- (%&&%) menjadi '1$'&&& K- (%&&).
Berdasarkan Target Standar /elayanan inimal Bidang
Kesehatan dan !#2s tahun %&''+%&', Angka Kematian Bayi per
'&&& kelahiran hidup di Kota !umai pada tahun %&&1 adalah 3$'&&&
K-. Target kunjungan neonatal pertama K4+' di Kota !umai tahun
%&' adalah 1& 0, sedangkan 5akupan kunjungan neonatal pertama
K4+' selama tahun %&' adalah 1, 0, sehingga dapat dikatakan
ter5apai. /ada kunjungan neonatal pertama, dapat diidenti*ikasi
neonatus yang berisiko tinggi, sehingga dapat dirujuk ke pusat
pelayanan yang lebih lengkap. 4eonatus yang berisiko tinggi antara
lain, as*iksia neonatorum, BB67, Sindom gangguan pernapasan atau
7espiratory !istress Syndrome (7!S) , Ikterus, /erdarahan tali
pusat, Kejang, -ypotermi, -ypoglikemi, Tetanus neonatorum, !iare.
Kematian bayi merupakan ukuran penting kesehatan 4asional
karena "ariabel tersebut berkaitan dengan berbagai *aktor antara
lain kesehatan ibu, kondisi sosial ekonomi, praktik kesehatan
masyarakat dan mutu pelayanan kesehatan.
7isiko terbesar kematian bayi baru lahir terjadi pada % jam
pertama, minggu pertama kehidupannya. 8paya kesehatan yang
dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan
melakukan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan dan pelayanan neonatal. Berdasarkan standar minimal
pelayanan neonatal dijelaskan bahwa setiap neonatus berhak
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
3/91
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
4/91
Terpadu Bayi uda (TB) dan konseling perawatan bayi di rumah
menggunakan buku KIA.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian ringkas dalam latar belakang masalah diatas,
yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana peran serta bidan
dalam penemuan kasus neonatal resti di puskesmas dumai kota.
I.3 TUJUAN PENELITIAN
I.3.1 TUJUAN UMUM
'. enganalisis penyebab masalah penemuan kasus neonatal
resti di puskesmas dumai kota.%. emberikan salah satu alternati* peme5ahan masalah yang
ada.. enyusun kegiatan berdasarkan peme5ahan masalah yang ada
dalam bentuk mini proje5t.
I.3.1 TUJUAN KHUSUS
'. !apat menjadi salah satu alternati* peme5ahan masalah untuk
mengatasi terjadinya kejadian neonatal risiko tinggi.%. !apat membantu meningkatkan derajat kesehatan neonatus di
wilayah kerja puskesmas pada khususnya.. !apat meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat
mengenai neonatal risiko tinggi.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
'. !i bidang penelitian, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan
sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai peran
serta bidan dalam penemuan kasus neonatal resti.
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
5/91
%. Bagi institusi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan
bagi puskesmas di wilayah penelitian sebagai bahan e"aluasi
dalam promosi kesehatan tentang kasus neonatal resti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 NEONATAL RESTI4eonatal resti bayi usia & + %3 hari dengan penyakit dan kelainan
yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian.Beberapa keadaan neonatal dengan risiko tinggi, antara lain ;
'. BB67 (Bayi Berat 6ahir 7endah)
%. As*iksia 4eonatorum
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
6/91
. Sindom gangguan pernapasan atau 7espiratory !istress Syndrome
(7!S)
. Ikterus
. /erdarahan tali pusat
:. Kejang
. -ypotermi
3. -ypoglikemi
1. Tetanus neonatorum
'&.!iare
1. BBLR
Definisi
BB67 (Bayi Berat 6ahir 7endah) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari %&& gram. (/rawirohardjo, %&&:)./embagian kehamilan menurut
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
7/91
seperti penyakit "askuler, kehamilan kembar$ganda, serta *aktor janin
juga merupakan penyebab terjadinya BB67.
(') ?aktor ibu
o /enyakit seperti malaria, anaemia, sipilis, in*eksi T=79-
o Komplikasi pada kehamilani yang tejadi pada kehamilan ibu
seperti perdarahan antepartum, pre+eklamsia berat, eklamsia,dan kelahiran preterm.
o 8sia Ibu dan paritas. Angka kejadian BB67 tertinggi ditemukan
pada bayi yang dilahirkan oleh ibu+ibu dengan usia lanjut
o ?aktor kebiasaan ibu seperti ibu perokok, ibu pe5andu alkohol
dan ibu pengguna narkotika.
(%) ?aktor @anin
o /rematur
o -idramion
o Kehamilan kembar$ganda (gemeli)
o Kelainan kromosom
() ?aktor 6ingkungan
Tempat tinggal di daratan tinggi
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
8/91
o 7adiasi
o Sosio+ekonomi
o /aparan at+at ra5un
Pe#e$i%s&&n Fisi%
ang dapat dyijumpai saat pemeriksaan *isik pada bayi BB67 antara
lain
• Berat badan rendah
• Tanda+tanda prematuritas
• Tanda bayi 5ukup bulan atau lebih bulan
G'&$ 2.1 Be$&t B&(i L&)i$ Ren*&)
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
9/91
K!&sifi%&si
'. Bayi /rematur Sesuai asa Kehamilan (SK)Bayi lahir dengan usia kehamilan C minggu dan berat badan sesuai
masa kehamilan. /enggolongannya;a. DEtremely premature (%+& minggu)b. oderately premature ('+: minggu)5. Borderline premature ( +3 minggu)
%. Bayi /rematur Ke5il untuk asa Kehamilan (KK)Berpotensi menderita gangguan pertumbuhan di dalam uterus
(intrauterine growth retardation)
a. /roportinate intrauterine growth@anin menderita distress yang lama, gangguan pertumbuhan
terjadi berminggu > minggu sampai hitungan bulan sebelum bayi
lahir sehingga berat, panjang dan lingkaran kepala dalam
proporsi yang seimbang tetapi keseluruhannya masih di bawah
masa gestasi yang sebenarnya.b. !isproportinate intrauterine growth
Terjadi akibat distress sub akut. #angguan terjadi beberapa
minggu sebelum bayi lahir. /ada keadaan panjang dan lingkar
kepala normal tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi
dan bayi kelihatan lebih kurus serta lebih panjang.(Asuhan neonatus, bayi dan balita, %&'&)
Beberapa *aktor lainnya yang dapat mempengaruhi berat badan
lahir, antara lain umur ibu, paritas, tinggi badan ibu, jarak kelahiran,
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
10/91
dan pekerjaan ibu. Kehamilan yang terjadi pada usia dibawah %& tahun
atau diatas tahun memiliki ke5enderungan tidak terpenuhinya
kebutuhan gii yang adekuat untuk pertumbuhan janin yang akan
berdampak terhadap berat badan lahir bayi. 8mur ibu kurang dari %&
tahun pada saat hamil berisiko terjadinya BB67 ',+% kali lebih besar
dibandingkan ibu hamil yang berumur %&+ tahun. /ersalinan lebih dari
tiga kali berisiko terjadinya komplikasi seperti perdarahan dan in*eksi
sehingga ada ke5enderungan bayi lahir dengan kondisi BB67. @arak
kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum 5ukup
waktu untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan
sebelumnya, sehingga berisiko terganggunya sistem reproduksi yang
akan berpengaruh terhadap berat badan lahir. Ibu yang bekerja
5enderung memiliki sedikit waktu istirahat sehingga berisiko
terjadinya komplikasi kehamilan, seperti terlepasnya plasenta yang
se5ara langsung berhubungan dengan BB67.
Angka kematian bayi berat lahir rendah (BB67) men5erminkan
derajat kesehatan masyarakat. Bayi+bayi ini lebih mudah untuk menjadi
sakit bahkan meninggal dibanding dengan bayi berat lahir normal.
6angkah utama untuk menyelamatkan BB67 agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik adalah melalui deteksi dini BB67 pada saat
dilahirkan yang diikuti dengan upaya tindak lanjut tepat sasaran.
/enimbangan bayi baru lahir merupakan 5ara terbaik untuk deteksi dini
BB67, namun dilapangan tidak selalu tersedia alat timbang yang akurat.
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
11/91
K#+!i%&si
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah
antara lain;
• -ipotermia• -ipoglikemia
• #angguan 5airan dan elektrolit
• -iperbilirubinemia
• Sindroma gawat na*as
• /aten duktus arteriosus
• In*eksi /erdarahan intra"entrikuler
• Apnea o* /rematurity
• Anemia
asalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi+bayi dengan
berat lahir rendah (BB67) antara lain ;
•
#angguan perkembangan• #angguan pertumbuhan
• #angguan penglihatan (7etinopati)
• #angguan pendengaran
• /enyakit paru kronis
• Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
• Kenaikan *rekuensi kelainan bawaan
Pen&t&!&%s&n&&n, te$&+i
edikamentosa /emberian "itamin K'
Di&teti%
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
12/91
Bayi prematur atau BB67 mempunyai masalah menyusui karena re*leks
menghisapnya masih lemah. 8ntuk bayi demikian sebaiknya ASI
dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan
pipa lambung atau pipet. !engan memegang kepala dan menahan bawah
dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah
dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang ke5il yang
menempel pada puting.
S-+$tif
-al utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh
normal ;
#unakan salah satu 5ara menghangatkan dan mempertahankan
suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother
5are, peman5ar panas, inkubator atau ruangan hangat yang
tersedia di tempat *asilitas kesehatan setempat sesuai
petunjuk. @angan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
8kur suhu tubuh dengan berkala
ang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suporti* ini
adalah
@aga dan pantau patensi jalan na*as
/antau ke5ukupan nutrisi, 5airan dan elektrolit
Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
13/91
Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga
lainnya
Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak
memungkinkan, biarkan ibu berkunjung setiap saat dan siapkan
kamar untuk menyusui.
2. ASFIKSIA NEONATORUM
Definisi
As*iksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat
segera berna*as se5ara spontan dan teratur setelah lahir. (Sarwono
/rawirohardjo, %&&).
As*iksia bearti hipoksia yang progresi* karena gangguan
pertukaran gas serta transport =% dari ibu ke janin sehingga terdapat
gangguan dalam persediaan =% dan kesulitan mengeluarkan 9=%.
As*ikia 4eonaiorum dapat dibagi dalam ;
• FGigorous babyHH skor apgar +'&, bayi dalam keadaan sehat
• Fild+moderate asphyEiaF (as*iksia sedang) skor apgar +:
pada pemeriksaan *isis akan terlihat *rekuensi jantung lebih
dari l==E$menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis,
re*leE iritabilitas tidak ada
• As*iksia berat skor apgar &+. /ada pemeriksaan *isis
ditemukan *rekuensi jantung kurang dari l&&E$menit, tonus
otot buruk, sianosis berat dan kadang+kadang pu5at, re*lek
iritabilitas tidak ada
As*iksia berat dengan henti jantung yaitu keadaan;
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
14/91
'. Bunyi jantung *etus menghilang tidak lebih dari '& menit
sebelum lahir lengkap%. Bunyi jantung bayi menghilang post partum
Eti!"i
As*iksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan
perlukaran gas atau pengangkutang =% dari ibu kejanin. #angguan ini
dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir.
/engolongan penyebab kegagalan perna*asan pada bayi terdiri dari;
'. ?aktor Ibu
a. -ipoksia ibu
Terjadi karena hipo"entilasi akibat pemberian obat analgetika atau
anestesia dalam. -al ini akan menimbulkan hipoksia janin.
b. #angguan aliran darah uterus
engurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan
berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. -al ini
sering ditemukan pada ;
• #anguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni• -ipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan.• -ipertensi pada penyakit akiomsia dan lain+lain.
%. ?aktor plasenta/ertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
plasenta. As*iksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan pada
plasenta.
. ?aktor *etus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah
dalam p5mbuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
15/91
antara ibu dan janin. #angguan aliran darah ini dapat ditemukan pada
keadaan tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali
pusat antar janin dan jalan lahir dan lain+lain.
. ?aktor 4eonatus
!epresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir dapat terjadi karena ;
'. /emakaian obat anestesia$analgetika yang berlebihan pada ibu
se5ara langsung dapat menimbulkan depresi pusat perna*asan janin.
%. Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial.
Kelainan konginental pada bayi, misalnya hernia dia*rakmatika
atresia$stenosis saluran perna*asan, hipoplasia paru dan lain+lain.
M&nifest&si K!inis
#angguan napas pada bayi muda keadaan yang berbahaya. @ika
terjadi awal kehidupan menyakibatkan gangguan dan kerusakan otak
akhirnya mengalami ke5a5atan menetap.
@ika pada pemeriksaan ditemukan gejala$tanda diatas, maka
klasi*ikasi bayi muda adalah diklasi*ikasikan menderita gangguan
na*as.
G'&$ 2.2 Asfi%si& Nen&t$-#
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
16/91
T&'e! 2.1. T&n*& *&n Ge&!& +&*& Asfi%si& Nen&t$-#
Tanda dan gejala Klasi*ikasi
!itemukan satu tanda atau lebih di bawah
ini;
-enti napas (apnea J %& detik
4apas 5epat J :& kali per menit
4apas lambat C & kali per menit
Bayi tampak biru
Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat
kuat
/ernapasan 5uping hidung
Bayi merintih
#angguan napas
Pen&t&!&%s&n&&n K!inis
a. Tindakan 8mum
Bersihkan jalan na*as ; kepala bayi diletakkan lebih rendah
agar lendir mudah mengalir, bila perlu digunakan larinyoskop
untuk membantu penghisapan lendir dari saluran na*as ayang
lebih dalam. 7angsang re*lek perna*asan dilakukan setelah %& detik bayi
tidak memperlihatkan berna*as dengan 5ara memukul kedua
telapak kaki menekan tanda a5hiles. empertahankan suhu tubuh
b. Tindakan khusus As*iksia berat
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
17/91
Berikan =% dengan tekanan positi* dan intermiten melalui pipa
endotrakeal. dapat dilakukan dengan tiupan udara yang telah
diperkaya dengan =%. Tekanan =% yang diberikan tidak & 5m
- %&. Bila perna*asan spontan tidak timbul lakukan message
jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan sternum
3& >'&& E$menit. As*iksia sedang$ringan
/asang relkiek perna*asan (hisap lendir, rangsang nyeri)
selama &+:& detik. Bila gagal lakukan perna*asan kodok (?rog
breathing) '+% menit yaitu ; kepala bayi ektensi maksimal beri
= '+% '$mnt melalui kateter dalam hidung, buka tutup mulut
dan hidung serta gerakkan dagu ke atas+bawah se5ara teratur
%&E$menit /enghisapan 5airan lambung untuk men5egah regurgitasi
3. SINDOM GANGGUAN PERNAPASAN ATAU RESPIRATOR/
DISTRESS S/NDROME 0RDS1
Definisi
Sindom gangguan pernapasan atau 7espiratory !istress Syndrome
(7!S) adalah perkembangan yang immature pada sistem perna*asan
atau tidak adekuatnya jumlah sur*aktan dalam paru. 7!S dikatakan
sebagai -yaline embrane !isease. (Suryadi dan uliani, %&&').
Eti!"i
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
18/91
Sindrom gangguan pernapasan dapat disebabkan karena ;
• =bstruksi saluran pernapasan bagian atas (atresia eso*agus, atresia
koana bilateral)• Kelainan parenkim paru
• Kelainan di luar paru (pneumotoraks, hernia dia*ragmatika)
K!&sifi%&si
Sindrom gangguan pernapasan terbagi menjadi tiga yaitu ;
• #angguan napas berat!ikatakan gangguan napas berat bila ?rekuensi napas dari :&
kali$menit dengan sianosis sentral dan tarikan dinding dada atau
merintih saat ekspirasi• #angguan napas sedang
• !ikatakan gangguan napas sedang bila /emeriksaan dengan
tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi tetapi tanpa
sianosis sentral• #angguan napas ringan
!ikatakan gangguan napas ringan bila ?rekuensi napas :&+1&
kali$menit tanda tarikan dinding tanpa merintih saat ekspirasi atau
sianosis sentral
M&nifest&si K!inis
Tanda dan gejala sindrom gangguan pernapasan sering disertai
riwayat as*eksia pada waktu lahir atau gawat janin pada akhir
kehamilan. Adapun tanda dan gejalanya adalah ;
• Timbul setelah :+3 jam setelah lahir• /ernapasan 5epat dengan *rekuensi pernapasan lebih dari :&
kali$menit
• 7etraksi interkostal, epigastrium atau suprasternal pada inspirasi
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
19/91
• Sianosis• #runting (terdengar seperti suara rintihan) pada saat ekspirasi
• Takikardia yaitu nadi '& kali$menit
G'&$ 2.3 G&n""-&n Pe$n&f&s&n Nen&t-s
Pen&t&!&%s&n&&n
7!S atau Sindrom gangguan napas adalah sebagai berikut ;
Bersihkan jalan na*as dengan menggunakan penghisap lendir dan
kasa steril /ertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi dengan kaki
hangat Atur posisi bayi dengan kepala ekstensi agar bayi dapat berna*as
dengan leluasa Apabila terjadi apnu lakukan na*as buatan dari mulut ke mulut
6onggarkan pakaian bayi
Beri penjelasan pada keluarga bahwa bayi harus dirujuk ke rumah
sakit Bayi rujuk segera ke rumah sakit
/enatalaksanaan medik maka tindakan yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut ;
emberikan lingkungan yang optimal
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
20/91
/emberian oksigen, tidak lebih dari &0 sampai gejala sianosis
menghilang /emberian 5airan dan elektrolit (glukosa 0 atau '&0) disesuaikan
dengan berat badan (:&+'% ml$kgBB$hari) sangat diperlukan untuk
mempertahankan homeostatis dan menghindarkan dehidrasi /emberian antibiotik untuk men5egah in*eksi sekunder
/emberian sur*aktan oksigen
4. IKTERUS
Definisi
Adalah menguningnya s5lera, kulit atau jaringan lain akibat
pnimbunan bilirubin dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah
lebih dari mg$d6 dalam % jam yang menandakan terjadinya gangguan
*ungsional dari hepar, system biliary atau system hematologi.(asuhan
neonates, bayi dan anak balita, %&'&).
Eti!"i
• /roduksi bilirubin berlebihan.• #angguan dan pengangkutan bilirubin dalam hepatosit.
• #agalnya proses konjugasi dalam mikrosom hepar.• #angguan dalam ekskresi.
• /eningkatan reabsorbsi dari saluran 5erna.
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
21/91
G'&$ 2.4 I%te$i% Nen&t-s
K!&sifi%&si
'. Ikterus ?isiologis
o Tampak pada hari ke III > IGo Bayi tampak sehat dan normalo Kadar bilirubin kurang dari '% mg 0o enghilang paling lambat '& > ' hari
%. Ikterus /atologis
o Timbul pada umur kurang dari : jamo 9epat berkembango Bisa disertai anemiao enghilang lebih lama, lebih dari % minggu
Pen&t&!&%s&n&&n
Ikterus *isiologis;
• engajari ibu 5ara menyinari bayi dengan 5ahaya matahari pagi
biasanaya sekitar jam pagi sampai jam 3 pagi selama '+&
menit•
6akukan asuhan dasar pada bayi
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
22/91
• Beri minum bayi sesuai kebutuhan dan kalori yang 5ukup
• /erhatikan *rekwensi BAB
• 8sahakan agar bayi tidak terlalu kepanasan atau kedinginan
• emeliahara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya
• en5egah terjadinya in*eksi
• @ika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui se5ara
dini dan ASI eklusi* lebih sering minimal setiap % jam minimal
', liter perhari
• @ika bayi tidak dapat menyusu berikan ASI melalui pipa
nasogastrik atau dengan gelas dan sendok
• @aga bayi agar tetap hangat
• Ikterus *isiologis tidak memerlukan penanganan khusus dan
dapat dirawat jalan dengan nasehat untuk kunjungan ulang
setelah tujuh hari .
• 6akukan penilaian lengkap
• 6akukan pemeriksaan ulang untuk ikterus tanyakan apakah
ken5ing sehari semalam atau apakah sering buang air besar
Ikterus patologis;
• 9egah agar gula darah tidak turun
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
23/91
• @ika anak masih bisa menyusu mintalah pada ibu untuk
menyusukan anaknya• @ika anak tidak bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri
perasan ASI atau susu pengganti, @ika keduanaya tidak
memungkinkan beri air gula &+& 55 sebelum dirujuk• 9ara membuat air gula.6arutkan sendok teh gula kedalam gelas
yang berisi %&& 55 air masak• @ika anak tidak bisa menelan berikan &55 air susu atau air gula
melalaui pipa nasogastrik ,jika tidak rujuk segera• 4asehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat• Sertakan 5ontoh darah ibu jika kuning terjadi pada % hari
pertama kehidupan
• 7ujuk segera.• Setiap ikterik yang mun5ul pada % jam pertama adalah patologis
dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut
• /ada bayi dengan ikterus kramer grade atau lebih perlu
dirujuk• /erhatikan *rekwensi BAK dan BAB• Beri terapi sinar untuk bayi yang dirawat di 7S dan jemur bayi
dibawah sinar matahari pagi pada jam +3 selaam & menit$.'
menit telentang dan ' menit telungkup• 9egah kontak dengan keluarga yang sakit dan 5egah terjadinya
in*eksi
. PERDARAHAN TALI PUSAT
Definisi
/erdarahan yang terjadi pada tali pusat yang timbul sebagai akibat
dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan
proses pembentukkan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
24/91
pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi. (Asuhan
4eonatus, bayi dan Balita, %&'&).
Eti!"i
'. 7obekan umbilikus normal, biasanya terjadi karena ;
o /artus pre5ipitates. /ada partus presipitatus selain perdarahan
dari umbilikus mungkin ditemukan gejala perdarahan intrakranial
akibat tidak tertangkapnya bayi saat melahirkan dan kemudian
jatuh ke lantaio Adanya trauma atau lilitan tali pusat atau pendeknya tali pusat
pada partus normalo 8mbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang
berlebihan pada saat persalinano Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan
tersayatnya dinding umbilikus atau pla5enta sewaktu se5tio
se5area
%. 7obekan umbilikus abnormal, biasanya terjadi karena;
o Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian hematom
tersebut pe5ah, namun perdarahan yang terjadi masuk kembali
ke dalam pla5enta. -al ini sangat berbahaya bagi bayi dan dapat
menimbulkan kematian pada bayi.
o Garises juga dapat menyebabkan perdarahan apabila "arisestersebut pe5ah.
o Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus dimana terjadi
pelebaran pembuluh darah setempat saja karena salah dalam
proses perkembangan atau terjadi kemunduran dinding pembuluh
darah. /ada aneurisme pembuluh darah menyebabkan pembuluh
darah rapuh dan mudah pe5ah
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
25/91
. 7obekan pembuluh darah abnormal/ada kasus dengan robekan pembuluh darah umbilikus tanpa adanya
trauma, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomik
pembuluh darah seperti;
o /embuluh darah aberan yang mudah pe5ah karena dindingnya
tipis dan tidak ada perlindungan jely
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
26/91
G'&$ 2. Pe$*&$&)&n T&!i P-s&t
Pen&t&!&%s&n&&n
/enanganan disesuaikan dengan penyebab dari perdarahan tali pusat
yang terjadi
o 8ntuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pen5egahan
in*eksi pada tali pusato Segera lakukan in*orm 5onsent dan in*orm 5hoise pada keluarga
pasien untuk dilakukan
rujukan.o @aga agar tali pusat tetap kering setiap saat.o Kenakan popok di bawah tali pusat.o Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering
mungkin.o Bersihkan area di sekitar tali pusat. 6akukan setiap kali Anda
mengganti popok. #unakan kaApas atau 5otton bud dan 5airan
alkohol &0 yang dapat dibeli di apotek.o Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya
pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan
menyakiti bayi Anda. Alkohol yang digunakan tidak menyengat.
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
27/91
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
28/91
disebabkan oleh jepitan atau tari*an dari kiem. @ika
perdarahan tidak berhenti setelah '+%& menit maka tall
pusatnya harus segera dilakukan beberapa jahitan pada luka
bekas pernotongan tersebut. /erdarahan umbilikus akibat robekan umbilikus harus segera
dijahit. Kemudian segera lakukan rujukan untuk mengetahui
apakah ada kelainan lain seperti kelainan anatomik pembuluh
darah sehingga dapat segera dilakukan tindakan oleh dokteratau rumah sakit.
/erdarahan pada abrupsio plasenta, plasenta pre"ia dan
kelainan lainnya, bidan hams segera merujuk. Bahkan rujukan
lebih baik segera dilakukan jika kelainan tersebut sudah
diketahui sebelum bayi lahir sehingga dapat dilakukan tindakan
sesegera mungkin untuk rnembuat peluang bayi lahir hidup lebih
besar. /erawatan Tali /usat
-al yang paling terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah ;
o /astikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan
kering.o Selalu 5u5i tangan dengan menggunakan air bersih dan
sabun sebelum membersihkan tali pusat.o Selama belum tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak
dimandikan dengan 5ara di5elupkan ke dalam air.
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
29/91
o Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun,
karena akan membuatnya menjadi lembab.
5. KEJANG
Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa
neonatus atau dalam %3 hari sesudah lahir (Buku Kesehatan Anak).
Kejang adalah perubahan se5ara tiba+tiba *ungsi neurology baik *ungsi
motorik maupun *ungsi otonomik karena kelebihan pan5aran listrik pada
otak (Buku /elayanan =bstetri5 4eonatal Dmergensi !asar).
Kejang bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari
gangguan sara* pusat, lokal atau sistemik. Kejang ini merupakan gejala
gangguan syara* dan tanda penting akan adanya penyakit lain sebagai
penyebab kejang tersebut, yang dapat mengakibatkan gejala sisa yang
menetap di kemudian hari. Bila penyebab tersebut diketahui harus
segera di obati. -al yang paling penting dari kejang pada bayi baru
lahir adalah mengenal kejangnya, mendiagnosis penyakit penyebabnya
dan memberikan pertolongan terarah, bukan hanya men5oba
menanggulangi kejang tersebut dengan obat antikon"ulsan.
G'&$ 2.5 Ke&n" Nen&t-s
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
30/91
ani*estasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor,
hiperakti*, kejang+kejang, tiba+tiba menangis melengking. Tonus otot
hilang disertai atau tidak dengan kehilangan kesadaran, gerakan yang
tidak menentu (in"oluntary mo"ements ) nistagmus atau mata mengedip+
edip proksismal, gerakan seperti mengunyah dan menelan. =leh karena
itu ani*estasi klinik yang berbeda+beda dan ber"ariasi, sering kali
kejang pada bayi baru lahir tidak di kenali oleh yang belum
berpengalaman. !alam prinsip, setiap gerakan yang tidak biasa pada
bayi baru lahir apabila berangsur berulang+ulang dan periodik, harus
dipikirkan kemungkinan ani*estasi kejang.
6. H/POTERMI
Definisi
-ypotermia adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal.Adapun suhu normal bayi adalah :, > , &9 (suhu ketiak). (Asuhan
neonatus, bayi dan anak balita, %&'&).
!ikatakan bayi mengalami hipotermi bila suhu tubuh turun di
bawah :,9. Suhu normal pada neonatus adalah :, > ,9 pada
pengukuran suhu melalui ketiak (!epartemen Kesehatan 7I, %&&&).
Eti!"i
@aringan lemak subkutan tipis, perbandingan luas permukaan tubuh
dengan berat badan besar, 5adangan glikogen dan brown *at seedikit,
BB6 tidak mempunyai respon menggigil (shi"ering) pada reaksi
kedinginan, kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi
yang beresiko tinggi mengalami hipotermi. (Indarso, ? , %&&').
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
31/91
ekanisme kehilangan panas tubuh bayi yaitu ;
'. 7adiasi yaitu panas yang hilang dari obyek yang hangat (bayi) ke
obyek yang dingin.
%. Konduksi yaitu hilangnya panas langsung dari obyek yang panas ke
obyek yang dingin.
. Kon"eksi yaitu hilangnya panas dari bayi ke udara sekelilingnya.
. D"aporasi yaitu hilangnya panas akibat e"aporasi air dari kulit
tubuh bayi (misal 5airan amnion pada BB6). (Indarso, ?, %&&').
G'&$ 6.1 Hi+te$#i Nen&t-s
K!&sifi%&si )i+te$#i
o -ipotermia sedang; Kaki teraba dingin
Kemampuan menghisap lemah
Tangisan lemah Kulit berwarna tidak rata atau disebut kutis marmorata
o -ipotermia berat /erna*asan lambat tidak teratur
Bunyi jantung lambat
ungkin timbul hipoglikemi
Asidosisi metaboli5
o Stadium lanjut hipotermia uka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang
Bagian tubuh lainnya pu5at
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
32/91
Kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada
punggung, kaki dan tangan
Pen&n"&n&n
o @elaskan pada anggota keluarga bahwa neonatus lebih rentan
terhadap kehilangan panas.o Ajarkan tanda+tanda awal hipotermia kulit dingin, pu5at,
menggigil.o @elaskan perlunya minum air 3+'& gelas setiap hario @elaskan perlunya menghindari alkohol pada 5ua5a yang sangat
dingin.o Ajarkan untuk mengenakan pakaian ekstra.
@alan na*as harus tetap terjaga juga ketersediaan oksigen yang
5ukup. /rinsip penanganan hipotermia adalah penstabilan suhu tubuh
dengan menggunakan selimut hangat (tapi hanya pada bagian dada,
untuk men5egah turunnya tekanan darah se5ara mendadak) ataumenempatkan pasien di ruangan yang hangat. Berikan juga minuman
hangat.
7. H/POGLIKEMI
-ipoglikemi adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa)
se5ara abnormal rendah. Keadaan dimana kadar glukosa darah C:&
mg$d6, atau kadar glukosa darah C3& mg$d6 dengan gejala klinis.
(Asuhan neonatus, bayi dan anak balita, %&'&).
-ipoglikemi adalah kondisi ketidaknormalan kadar glukosa serum
yang rendah (kadar glukosa di bawah & mg$dl setelah kelahiran
berlaku untuk seluruh bayi baru lahir. (/atri5ia
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
33/91
-ipoglikemia adalah glukosa darah se5ara signi*ikan lebih rendah
daripada mayoritas bayi pada usia dan berat badan yang sama (!onna 6.
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
34/91
. /erjalanan penyakit lebih 5epat
19. DIARE
Definisi
!iare dapat dide*iniskan sebagai perubahan konsistensi tinja yang
terjadi tiba+tiba akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal
('& ml$kg$hari), yang menyebabkan peningkatan *rekuensi de*ekasi
lebih dari kali sehari. !e*inisi praktis yang sering dipakai adalah penyakit yang ditandai
dengan bertambahnya *rekuensi de*ekasi lebih dari biasanya (J
kali$hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi 5air),
dengan$tanpa darah dan$atau lendir. !iare akut dide*iniskan sebagai
diare yang berlangsung L ' hari, terjadi se5ara mendadak pada bayi
dan anak yang sebelumnya sehat Eti!"i /enyebab diare akut dapat berupa in*eksi ataupun non in*eksi.
/ada beberapa kasus, keduanya sama+sama berperan.
T&'e! 2.2. Pen(e'&' Di&$e A%-t Nn Infe%si
=bat+obatan Antibiotik
Alergi makanan Susu sapi, protein kedelai
Kelainan proses 5erna !e*isiensi enim pen5ernaan
!e*isiensi "itamin !e*isiensi niasin
6ogam berat 9o, Mn
Sumber ; Dbers /apyrus+"ol ' 4o. September %&&./re"alensi diare akut akibat "irus lebih tinggi dibandingkan
akibat bakteri dan parasit. 9iri khasnya BAB 5air (watery ), berbusa,
tidak ada darah atau lendir, dan berbau asam.
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
35/91
M&nifest&si K!inis
Awalnya anak menjadi 5engeng, gelisah, suhu badan mungkin
meningkat, na*su makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul
diare. Tinja makin 5air, mungkin mengandung darah dan$atau lendir,
warna tinja berubah menjadi kehijau+hijauan karena ter5ampur
empedu. Anus dan sekitarnya le5et karena tinja menjadi asam.Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit,
terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun, pada bayi ubun+ubun
besar 5ekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut
dan bibir terlihat kering.
Annesis
Kepada penderita atau keluarganya perlu ditanyakan mengenai
riwayat perjalanan penyakit antara lain ;
-
6amanya sakit diare
- ?rekuensinya
- Banyaknya$"olumenya
-
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
36/91
- 7iwayat perjalanan sebelumnya
- 7iwayat penggunaan antibiotik dalam % bulan terakhir sebelum
diare.
Pe#e$i%s&&n Fisi%
/ada pemeriksaan *isik perlu dinilai keadaan umum, kesadaran,
berat badan, temperature, *rekuensi na*as, denyut nadi, tekanan
darah, turgor kulit, kelopak mata, serta mukosa lidah. Selain itu, perlu
di5ari tanda+tanda dehidrasi dan kontraksi "olume ekstraseluler,
seperti denyut nadi J 1& kali$menit dan lemah, hipotensi postural $
ortostatik, lidah kering, kelopak mata 5ekung, serta kulit yang dingin
dan lembab. Tanda+tanda peritonitis juga perlu di5ari karena
merupakan petunjuk adanya in*eksi oleh patogen enterik in"asi*. /erhatikan juga apakah ada nyeri tekan perut$tidak, apakah ada
asidosis metabolik karena gagal ginjal akut akibat syok hipo"olemik
(na*as Kusmaul dan lain+lain).
Pen&t&!&%s&n&&n
'. !iare 5air membutuhkan penggantian 5airan dan elektrolit tanpa
melihat etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi
kekurangan 5airan dan elektrolit se5ara 5epat kemudian mengganti
5airan yang hilang sampai diarenya berhenti (terapi rumatan).
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
37/91
%. akanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk
menghindarkan e*ek buruk pada status gii.
. Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan se5ara rutin, tidak
ada man*aatnya untuk kebanyakan kasus, termasuk diare dengan
demam, ke5uali pada ;
• !isentri, bila tidak berespon pikirkan kemungkinan amoebiasis
• Suspek kolera dengan dehidrasi berat
• !iare persisten
2.2 Pe$&n Bi*&n Des& D&! Men-$-n%&n A%i D&n A%'
Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan, tinggal
serta bertugas melayani masyarakat dalam pen5apaian target derajat
kesehatan di wilayah kerjanya yang meliputi satu sampai dua desa.
Sebagai anggota pro*esi, bidan mempunyai 5iri khas yang khusus. Bidan
mempunyai tugas sebagai berikut;
'. Selalu mengedepankan *ungsi ibu sebagai pendidik bagi anak+anaknya.
%. emiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang
didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu.
http://warungsehatdesa.blogspot.com/2010/11/peran-bidan-dalam-menurunkan-aki-dan.htmlhttp://warungsehatdesa.blogspot.com/2010/11/peran-bidan-dalam-menurunkan-aki-dan.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
38/91
. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi pro*esi yang
bertugas meningkatkan mutu pelayanan kepada
masyarakat.
. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan
dengan tetap memegang teguh kode etik pro*esi.
-al tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungandengan anggota pro*esi yang harus memberikan pelayanan pro*esional.
Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan
lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi akti* dalam pelayanan
kesehatan.
/rogram Bidan !esa
Salah satu program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah
menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu, dan untuk
memper5epat penurunan angka Kematian Ibu dan Anak adalah dengan
meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan
kesehatan ibu dan perinatal. !alam usaha meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan dan kesehatan anak terutama di desa maka tenaga
kesehatan (medis) seperti bidan harus menjalin kerjasama yang baik
dengan tenaga kesehatan lain maupun masyarakat untuk meningkatkan
kemampuannya dalam menolong persalinan dan mengenal tanda+tanda
bahaya dalam kehamilan dan persalinan serta mengembangkan /os
andu.
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
39/91
Kehadiran bidan di desa diharapkan mampu memperluas
jangkauan pelayanan yang telah ada sekaligus dapat meningkatkan
5akupan program pelayanan KIA melalui peningkatan pemeriksaan
kesehatan ibu hamil yang bermutu pertolongan persalinan deteksi dini
*aktor kehamilan dan peningkatan pelayanan neonatal.
Bidan juga melakukan /romosi kesehatan dan pen5egahan
penyakit pada bayi, serta bekerja sama dengan kader posyandu
men5ari sasaran ibu hamil dengan melakukan kunjungan rumah
sosialisasi pentingnya pemeriksaan kesehatan antenatal memoti"asi ibu
hamil untuk memeriksakan kehamilan se5ara rutin minimal empat kali
selama kehamilannya.
Bidan di desa telah melalui tingkat pendidikan kebidanan dan
telah mampu dan 5akap dalam melaksanakan tugasnya sebagai bidan.
7asa malu pada pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu *aktor
yang mempengaruhi 5akupan pelayanan antenatal.asyarakat malu
untuk memeriksakan dirinya terutama pada kehamilan pertama.
/emberian bantuan tambahan gii bagi ibu hamil merupakan daya tarik
tersendiri dalam kunjungan pelayanan antenatal dan dapat
meningkatkan kunjungan ibu.
Tugas pokok dan *ungsi, seorang bidan, yakni ;
1. Me!&%s&n&%&n &s-)&n %e'i*&n&n %e+&*& i'- )i! 0Ante N&t&!
:&$e
/emeriksaan Kehamilan (Antenatal 9are)
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
40/91
Antenatal 9are (A49) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan
oleh bidan atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk
mengoptimalisasikan kesehatan mental dan *isik ibu hamil, sehingga
mampu menghadapi persalinan, ni*as, persiapan memberikan ASI,
dan kembalinya kesehatan reproduksi se5ara wajar. Salah satu
*ungsi terpenting dari perawatan antenatal adalah untuk
memberikan saran dan in*ormasi pada seorang wanita mengenai
tempat kelahiran yang tepat sesuai dengan kondisi dan status
kesehatannya. /erawatan antenatal juga merupakan suatu
kesempatan untuk mengin*ormasikan kepada para wanita mengenai
tanda > tanda bahaya dan gejala yang memerlukan bantuan segera
dari petugas kesehatan.
/emeriksaan antenatal seyogyanya dimulai segera setelah
diperkirakan terjadi kehamilan. /emeriksaan ini dapat dilakukan
dalam beberapa hari setelah terlambat menstruasi, terutama bagi
wanita yang menginginkan terminasi kehamilan, tetapi bagi semua
wanita se5ara umum sebaiknya jangan lebih dari saat terlambat
menstruasi kedua kali.
Standar inimal /elayanan Antenatal
pelayanan antenatal men5akup banyak hal namun dalam
penerapan operasional dikenal standar minimal NTO yang terdiri
dari ;
'. Timbang berat badan
Selama kehamilan antara &, > &, kg per minggu. Bila dikaitkan
dengan umur kehamilan kenaikan berat badan selama hamil muda P '
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
41/91
kg, selanjutnya pada trimester II dan III masing > masing
bertambah kg. /ada akhir kehamilan pertambahan berat total
adalah 1 > '% kg. Bila ada kenaikan berat badan yang berlebihan
perlu dipikirkan kearah adanya resiko seperti bengkak, kehamilan
kembar, hidramnion, dan anak besar (!epkes, '11).
%. 8kur tekanan darah
Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari '&$1&
mm-g. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik & mm-g atau
lebih dan atau diastolik ' mm-g atau lebih. Kelainan ini dapat
berlanjut menjadi preeklamsia dan eklamsia kalau tidak ditangani
dengan tepat (!epkes, '11).
. 8kur tinggi *undus uteri
8kuran tinggi *undus uteri normal adalah sebagai berikut;
• '% inggu tinggi *undus uteri ' > % jari diatas symphysis.
• ': inggu tinggi *undus uteri pertengahan antara symphysis>
pusat.
• %& inggu tinggi *undus uteri jari dibawah pusat.
• % inggu tinggi *undus uteri setinggi pusat.• %3 inggu tinggi *undus uteri jari diatas pusat.
• % inggu tinggi *undus uteri pertengahan pusat+
/ro5.Eyphoideus.• : inggu tinggi *undus uteri jari dibawah /ro5.Eyphoideus.
• & inggu tinggi *undus uteri pertengahan antara
/ro5.Eyphoideus+pusat
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
42/91
. /emberian imunisasi TT /emberian TT baru akan menimbulkan e*ek perlindungan apabila
diberikan sekurang+kurangnya dua kali dengan inter"al minimal
minggu. Ke5uali jika sebelumnya ibu pernah mendapat TT dua kali
pada kehamilan yang lalu atau pada masa 5alon pengantin maka
TT 5ukup diberikan satu kali saja. !osis pemberian imunisasi TT
yaitu &, 55 I pada lengan atas.
. /emberian tablet at besi/ada dasarnya pemberian tablet at besi dimulai dengan
pemberian satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa
mual hilang.
Tiap tablet mengandung ?eS= %& mg (at besi :& mg) danasam *olat && ug, minimal 1& tablet. Tablet besi sebaiknya
tidak diminum bersama kopi atau teh karena akan mengganggu
penyerapan. Sebaiknya tablet besi diminum bersama air putih
ataupun air jeruk. Selain itu perlu diberitahukan juga bahwa ada
kemungkinan tinja menjadi berwarna hitam setelah ibu minum
obat ini, hal tersebut adalah normal.:. Tes terhadap penyakit menular seksual.
Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit
menular seksual seperti -IG$AI!S, #onorrhoe, Siphilis. -al
tersebut dikarenakan sangat berpengaruh pada janin yang
dikandungnya. Apabila ditemukan penyakit > penyakit menular
seksual harus segera ditangani.
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
43/91
. Temu wi5ara dalam rangka persiapan rujukan
/ersiapan rujukan perlu disiapkan karena kematian ibu dan bayi
disebabkan keterlambatan dalam men5apai *asilitas pelayanan
kesehatan . /erlu diingat juga bahwa pelayanan antenatal hanya
dapat diberikan oleh tenaga kesehatan pro*esional dan tidak
dapat dilakukan oleh dukun bayi.
Standar /elayanan antenatal men5akup banyak hal yakni terdiri
dari ;
a) Identi*ikasi ibu hamil
engenali dan memoti"asi ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilannya. Bidan melakukan kunjungan rumah dan
berinteraksi dengan masyarakat se5ara berkala untuk
memberikan penyuluhan dan memoti"asi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini dan se5ara teratur.
b) /emeriksaan dan /emantauan Antenatal
emberikan pelayanan berkualitas dan deteksi dini komplikasi
kehamilan. Bidan memberikan sedikitnya kali pelayanan
antenatal.
5) /alpasi Abdominal
/alpasi juga disebut periksa raba. /alpasi guna memperkirakan
usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan
letak, posisi dan bagian bawah janin palpasi abdomen pada
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
44/91
wanita hamil dilakukan mulai umur kehamilan : minggu untuk
kehamilan normal, dan umur kehamilan %3 minggu bila pada
pemeriksaan 5. !onald ditemukan tinggi *undus uteri lebih
tinggi dari seharusnya.
d) /engelolaan Anemia /ada Kehamilan.
enemukan anemia pada kehamilan se5ara dini, dan melakukan
tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum
persalinan berlangsung. Bidan melakukan tindakan penemuan,
penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada
kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e) /engelolaan dini hipertensi pada kehamilan
engenali dan menemukan se5ara dini hipertensi pada kehamilan
dan melakukan tindakan yang diperlakukan. Bidan menemukan
se5ara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenai tanda serta gejala preeklamsia lainnya serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
*. Kunjungan Ibu -amil
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar yang ditetapkan. Kunjungan disini bukan hanya ibu hamil
yang datang ke tempat pelayanan tetapi juga setiap kontak
dengan tenaga kesehatan dan diberikan pelayanan antenatal
sesuai standar baik di /osyandu, /olindes, atau kunjungan rumah
oleh tenaga kesehatan.
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
45/91
Kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya adalah
sebanyak empat kali yang dikenal dengan istilah K', K%, K, dan
K. Satu kali pada triwulan pertama (sebelum ' minggu), satu
kali pada triwulan kedua (antara ' > %3 minggu), dan dua kali
pada triwulan ketiga (antara minggu %3 > : dan sesudah minggu
ke :)
Adapun uraianya sebagai berikut ;
K' adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya pada trimester I (sebelum usia kehamilan '%
minggu) dengan jumlah kunjungan minimal satu kali dan
mendapatkan pelayanan T yaitu timbang berat badan,
ukur tekanan darah, imunisasi Tetanus ToEoid, periksa
*undu uteri, pemberian tablet tambah darah, tes /S,
dan temu wi5ara. K' ini mempunyai peranan penting dalam
program kesehatan ibu dan anak yaitu sebagai indikator
pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui
jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program
dalam menggerakkan K% adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya pada trimester II (usia kehamilan '% > %3
minggu) dan mendapatkan pelayanan T setelah melewati
K'. K adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya pada trimester III (usia kehamilan %3 > :
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
46/91
minggu) dan mendapatkan pelayanan T setelah melewati
K' dan K%. K adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya pada trimester III (usia kehamilan J:
minggu) dan mendapatkan pelayanan T setelah melewati
K', K%, dan K.
2. Me!&%-%&n &s-)&n +e$s&!in&n fisi!"is %e+&*& i'- 'e$s&!in 0Pst
N&t&! :&$e
L&n"%&) 1
!engarkan, lihat dan periksa gejala dan tanda Kala !ua
• Ibu merasakan dorongan kuat dan meneran
• Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rektum
dan "agina
• /erineum tampak menonjol
• Gul"a dan s*inger ani membuka.
L&n"%&) 2
/astikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat+obatan esensial untuk
menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru
lahir. 8ntuk as*iksia; tempat tidur datar dan keras, % kain dan '
handuk bersih dan kering, lampu sorot :& watt dengan jarak :& 5m
dari tubuh bayi.
• #elarlah kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal
bahu bayi
http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
47/91
• Siapkan oksitosin '& unit dan alat suntik steril sekali pakai di
dalam partus set.
L&n"%&) 3
Kenakan atau pakai 5elemek plastik.
L&n"%&) 4
6epaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, 5u5i tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
L&n"%&)
/akai sarung tangan !TT untuk melakukan pemeriksaan dalam.
L&n"%&) 5
asukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (#unakan tangan yang
memakai sarung tangan !TT dan steril. /astikan tidak terkontaminasi
pada alat suntik).
L&n"%&) 6
Bersihkan "ul"a dan perineum, seka dengan hati+hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air !TT
http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
48/91
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
49/91
L&n"%&) 11
Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya
• Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan
kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan
*ase akti*) dan dokumentasikan sesuai temuan yang ada
• @elaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran
mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk
meneran se5ara benar.
L&n"%&) 12
inta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (Bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa
nyaman).
L&n"%&) 13
6aksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasakan ada dorongan
kuat untuk meneran;
• Bimbing ibu agar dapat meneran se5ara benar dan e*ekti*
• !ukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki 5ara
meneran apabila 5aranya tidak sesuai
http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
50/91
• Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(ke5uali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
• Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
• Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
• Berika 5ukup asupan 5airan per+oral (minum)
• enilai !@@ setiap kontraksi uterus selesai
• Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
setelah '%& menit (% jam) meneran (primigra"ida) atau :& menit ('
jam) meneran (multigra"ida).
L&n"%&) 14
Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam :&
menit.
L&n"%&) 1
6etakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka "ul"a dengan diameter +: 5m.
L&n"%&) 15
6etakkan kain bersih yang dilipat '$ bagian dibawah bokong ibu
L&n"%&) 16
Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
51/91
L&n"%&) 17
/akai sarung tangan !TT pada kedua tangan
L&n"%&) 18
Setelah tampak kepala bayi dengan diameter +: 5m membuka "ul"a
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
posisi de*leksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk
meneran perlahan sambil bernapas 5epat dan dangkal.
L&n"%&) 29
/eriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
• @ika tali pusat melilit leher se5ara longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi
• @ika tali pusat melilit leher se5ara kuat, klem tali pusat di dua
tempat dan potong diantara klem tersebut.
L&n"%&) 21
Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar se5ara spontan.
L&n"%&) 22
http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
52/91
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang se5ara biparental.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. !engan lembut gerakkan
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan mun5ul di bawah
arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
L&n"%&) 23
Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. #unakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas.
L&n"%&) 24
Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong dan kaki. /egang kedua mata kaki (masukkan telunjukdiantara kaki dan pegang masing+masing mata kaki dengan ibu jari dan
jari+jari lainnya).
L&n"%&) 2
6akukan penilaian (selintas);
•
Apakah bayi menangis kuat dan$ atau bernapas tanpa kesulitanQ• Apakah bayi bergerak dengan akti*Q
@ika bayi tidak bernapas atau megap+megap segera lakukan tindakan
resusitasi (6angkah % ini berlanjut ke langkah+langkah prosedur
resusitasi bayi baru lahir dengan as*iksi).
L&n"%&) 25
http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/prosedur-resusitasi-bayi-baru-lahir.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/prosedur-resusitasi-bayi-baru-lahir.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/prosedur-resusitasi-bayi-baru-lahir.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/prosedur-resusitasi-bayi-baru-lahir.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
53/91
Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu
• Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
(tanpa membersihkan "erniks) ke5uali bagian tangan
• #anti handuk basah dengan handuk kering
• /astikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu.
L&n"%&) 26
/eriksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain dalam
uterus (hamil tunggal).
L&n"%&) 27
Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin
(agar uterus berkontraksi baik).
L&n"%&) 28
!alam waktu ' menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin '& unit
(intramuskuler) di '$ paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin).
L&n"%&) 39
!engan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit setelah bayi
lahir pada sekitar 5m dari pusar (umbilikus) bayi. !ari sisi luar klem
penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan
penjepitan kedua pada % 5m distal dari klem pertama.
http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
54/91
L&n"%&) 31
/emotongan dan pengikatan tali pusat
• !engan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit
kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) di
antara % klem tersebut
• Ikat tali pusat dengan benang !TT$ steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan
ikatan kedua menggunakan benang dengan simpul kun5i
• 6epaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
L&n"%&) 32
Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi.
6etakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. 6uruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada+perut ibu.
8sahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari puting payudara ibu.
L&n"%&) 33
Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.
http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
55/91
L&n"%&) 34
/indahkan klem pada tali pusat hingga berjarak > '& 5m dari "ul"a.
L&n"%&) 3
6etakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas sim*isis,
untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
L&n"%&) 35
Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang > atas
(dorso+kranial) se5ara hati+hati (untuk men5egah in"ersio uteri). @ika
plasenta tidak lahir setelah &+& detik, hentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangiprosedur di atas.
@ika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
L&n"%&) 36
6akukan penegangan dan dorongan dorso+kranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan
lahir (tetap lakukan tekanan dorso+kranial)
• @ika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar +'& 5m dari "ul"a dan lahirkan plasenta
http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
56/91
• @ika plasenta tidak lepas setelah ' menit menegangkan tali
pusat;
'. Beri dosis ulangan oksitosin '& unit I
%. 6akukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
. inta keluarga untuk menyiapkan rujukan
. 8langi penegangan tali pusat ' menit berikutnya
. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam & menit
setelah bayi lahir
:. Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual.
L&n"%&) 37
Saat plasenta mun5ul di introitus "agina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. /egang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang
telah disediakan.
• @ika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan !TT atau steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari+jari
tangan atau klem !TT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput
yang tertinggal.
L&n"%&) 38
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan di *undus dan lakukan masase dengan
http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
57/91
gerakan melingkar se5ara lembut hingga uterus berkontraksi (*undus
teraba keras)
• 6akukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi
setelah ' detik melakukan rangsangan taktil$ masase.
L&n"%&) 49
/eriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh. asukkah plasenta ke dalam kantung
plastik atau tempat khusus.
L&n"%&) 41
D"aluasi kemungkinan laserasi pada "agina dan perineum. 6akukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
L&n"%&) 42
/astikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
per"aginam.
L&n"%&) 43
Beri 5ukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu > bayi (di dada ibu
paling sedikit ' jam)
• Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu
dini dalam waktu &+:& menit. enyusu pertama biasanya berlangsung
sekitar '&+' menit. Bayi 5ukup menyusu dari satu payudara
http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
58/91
• Biarkan bayi berada di dada ibu selama ' jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu.
L&n"%&) 44
6akukan penimbangan$ pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik
pro*ilaksis, dan "itamin K' 'mg intramuskular di paha kiri anterolateral
setelah satu jam kontak kulit ibu > bayi.
L&n"%&) 4
Berikan suntikan imunisasi -epatitis B (setelah satu jam pemberian
Gitamin K') di paha kanan anterolateral.
• 6etakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu+waktu bisa
disusukan
• 6etakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil
menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil
menyusu.
L&n"%&) 45
6anjutkan permantauan kontraksi dan men5egah perdarahan per
"aginam
• %+ kali dalam ' menit pertama pas5a persalinan
• Setiap ' menit pada ' jam pertama pas5a persalinan
http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
59/91
• Setiap %&+& menit pada jam kedua pas5a persalinan
• @ika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan
yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
L&n"%&) 46
Ajarkan ibu$ keluarga 5ara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
L&n"%&) 47
D"aluasi dan estimasi jumlah kehilangann darah.
L&n"%&) 48
/eriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap ' menit selama '
jam pertama pas5a persalinan dan setiap & menit selama % jam
pertama persalinan
• /eriksa temperatur ibu sekali setiap jam selama % jam pertama
pas5a persalinan
• elakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
L&n"%&) 9
/eriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas
dengan baik (&+:& kali$ menit) serta suhu tubuh normal (:, > ,).
L&n"%&) 1
http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
60/91
Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin &,0
untuk dekontaminasi ('& menit). 9u5i dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
L&n"%&) 2
Buang bahan+bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
L&n"%&) 3
Bersihkan badan ibu menggunakan air !TT. Bersihkan sisa 5airan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
L&n"%&) 4
/astikan ibu merasa nyaman, Bantu ibu memerikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.
L&n"%&)
!ekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin &,0.
L&n"%&) 5
9elupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin &,0, balikkan
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin &,0 selama '&
menit.
L&n"%&) 6
http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
61/91
9u5i kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk yang kering dan bersih.
L&n"%&) 7
6engkapi partogra* (halaman depan dan belakang), periksa tanda
"ital dan asuhan kala IG.
3. Men(e!en""&$&%&n +e!&(&n&n te$)&*&+ '&(i '&$- !&)i$ 0%-n-n"&n
ne&n&t&!
/elayanan terhadap bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan
pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian
besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan
dengan sedikit bantuan atau gangguan. /enanganan dilakukan sejak
kepala mulai keluar dari jalan lahir, yaitu dengan melakukan
pembersihan lendir serta 5airan yang berada disekitar mulut dan
hidung dengan kapas dan kain kasa steril. Bayi sehat akan menangis
dalam & detik, Tidak perlu dilakukan apa+apa lagi, karena bayi sudah
berna*as spontan dan warna kulitnya kemerah+merahan.
/enatalaksanaan Awal Bayi Baru 6ahir
a. /ersalinan Bersih dan Aman
aitu dengan menyediakan perlengkapan alat+alat di kamar bersalin
diantaranya adalah ;
Alat penghisap lendir (u5us DEtra5tor )
Tabung oksigen dengan alat pemberi oksigen
http://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.htmlhttp://www.nengbidan.com/2012/04/58-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
62/91
Alat pemotong dan pengikat tali pusat
Tanda pengenal bayi
Tempat tidur bayi atau inkubator dengan keadaan hangat dan steril
6ain+lain ; kain, kasa, baju steril serta obat antiseptik
Termometer dan stopwa5th
Tempat atau ruang dalam keadaan hangat dan terang
b. embersihkan @alan 4a*as (Inisiasi /erna*asan Spontan)
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila tidak
langsung menangis penolong segera membersihkan jalan na*as dengan
5ara ;
6etakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat
#ulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher
bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. /osisi kepala diatur lurus
sedikit tengadah ke belakang.
Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari
tengah yang dibungkus kasa steril
Berikan rangsangan taktil dengan 5ara menepuk kedua telapak kaki
bayi sebanyak %+ kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan
kasar (handuk). !engan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.
5. Klem dan /otong Tali /usat
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
63/91
Klemlah tali pusat dengan buah klem, pada titik kira+kira % 5m
dan 5m dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira+kira ' 5m
diantara klem+klem tersebut).
/otonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi
dari gunting dengan tangan kiri anda.
/ertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat, ganti
sarung tangan anda bila ternyata sudah kotor. /otonglah tali
pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril dan !isin*eksi
Tingkat Tinggi (!TT).
/eriksa tali pusat setiap ' menit, apabila masih terjadi
pendarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat
d. @agalah Bayi Agar Tetap -angat
/astikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara
kulit bayi dengan kulit ibunya.
#antikan handuk $ kain yang basah dan bungkus bayi tersebut
dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala telah
terlindungi dengan baik untuk men5egah keluarnya panas tubuh.
/astikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki bayi
setiap ' menit
+ Apabila telapak bayi terasa dingin, pastikan suhu aksila
bayi.
+ Apabila suhu bayi kurang :, &9, segera hangatkan bayi
tersebut.
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
64/91
e. Kontak !ini !angan Ibu
Berikan bayi kepada ibunya se5epat mungkin, kontak dini
antara ibu dan bayi penting untuk ;
+ Kehangatan ; mempertahankan panas yang benar pada bayi baru
lahir.
+ Ikatan batin (bonding atta5hment ) dan pemberian ASI.
!oronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila telah siap
(dengan menunjukkan re*leE rooting ).
Bayi normal sudah dapat disusui segera sesudah lahir, lamanya
disusui hanya untuk '+% menit pada setiap payudara Ibu.
!engan menghisapnya bayi terjadi perangsangan terhadap
pembentukan air susu Ibu dan se5ara tidak langsung rangsang isap
membantu memper5epat penge5ilan uterus.
/ada hari ketiga bayi sudah harus menyusu selama '& menit
pada Ibu dengan jarak waktu tiap + jam, namun jika diantara waktu
tersebut bayi menangis karena lapar, ASI boleh disusukan
*. /ernapasan
Sebagian besar bayi akan bernapas se5ara spontan pernapasan bayi
sebaiknya diperiksa se5ara teratur untuk mengetahui adanya masalah.
/eriksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap menit
@ika bayi tidak segera bernapas, lakukan hal+hal berikut
• Keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat
• #osoklah punggung bayi dengan lembut
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
65/91
@ika bayi masih belum mulai berna*as setelah :& detik mulailah
resusitasi.
Apabila bayi stanosis (kulit biru) atau sukar bernapas
(*rekuensi pernapasan kurang & atau lebih dari :& E $ menit),
berilah oksigen kepada bayi dengan keteter nasal atau nasal
*rongs (Bari Syai*uddin,Abdul ; %&&%)
g. /erawatan ata
=bat mata entromisin &, 0 atau tetrasiklin ' 0 dianjurkan
untuk pen5egahan penyakit mata karena klamidia (penyakit
menular seksual).
/erawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan ini dapat
dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat R
diberi salep mata sesudah jam bayi lahir
ang laim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin
dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi
lahir.
4.Men"-+&(&%&n %e$&s& %e#it$&&n *en"&n *-%-n 'e$s&!in *i
;i!&(&) %e$& +-s%es#&s.
. Me#'e$i%&n e*-%&si #e!&!-i +en(-!-)&n %ese)&t&n $e+$*-%si *&n
%e'i*&n&n.
5. Me!&%s&n&%&n +e!&(&n&n Ke!-&$"& Be$en&n& 0KB %e+&*& ;&nit&
-si& s-'-$ 0
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
66/91
6. Me!&%-%&n +e!&&%&n *&n +e!&(&n&n $--%&n %e+&*& i'- )i! $isi%
tin""i 0'-#i! $isti
7. Men"-+&(&%&n *is%-si &-*it #&te$n&! +e$in&t&! 0AMP 'i!& &*&
%&s-s %e#&ti&n i'- *&n '&(i.
8. Me!&%s&n&%&n #e%&nis#e +en&t&t&n *&n +e!&+$&n te$+&*-
+e!&(&n&n +-s%es#&s.
BAB III
KERANGKA KONSEP
/ada kunjungan neonatal bulan @anuari + !esember %&'
didapatkan data neonatal dengan risiko tinggi, hal ini perlu di upayakan
peme5ahannya dengan menggunakan kerangka pemikiran pendekatan
sistem sebagai berikut;
Lingkungan : Fisik, Kependudukan, Sosial, Budaya,
Ekonomi dan Kebijakan
INPUT
Man
Money
Method
Material
Machine
PRSE
S
P1 P2 P3
OutcomOutput
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
67/91
T&'e! 3.1 D&t& Nen&t&! Risi% Tin""i J&n-&$i=Dese#'e$ 2913
N
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
68/91
BAB I>
METODELOGI PENELITIAN
4.1. Jenis Pene!iti&n
/enelitian ini menggunakan metode sur"ei yang bersi*at
deskripti*. !eskripti* adalah suatu penelitian yang bertujuan
melakukan eksplorasi gambaran untuk mendapatkan in*ormasi
tentang peran serta bidan dalam penemuan kasus neonatal resti di
puskesmas dumai kota.
4.2. 4o"ember %&' dan
tempat penelitian dilakukan di /uskesmas !umai Kota.
4.3. P+-!&si Pene!iti&n
/opulasi penelitian ini adalah bidan desa di /uskesmas !umai
Kota yang berjumlah orang
T&'e! 4.1. J-#!&) Bi*&n Des& Seti&+
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
69/91
Instrumen yang dipakai adalah berupa kuesioner yang terdiri
dari '1 pertanyaan berdasarkan tinjauan pustaka sebagai berikut ;
'. Sepuluh pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan bidan
mengenai neonatal
%. Sembilan isian untuk mengetahui tindakan bidan mengenai
neonatal
4.5. Te%ni% Pen"-#+-!&n D&t&
8ntuk mendapatkan data yang menunjang dan melengkapi
penelitian ini dilakukan dengan % 5ara, yaitu ;
A. D&t& P$i#e$
!ata primer diperoleh dari kuesioner penelitian yang telah
diran5ang dan disiapkan oleh peneliti, kemudian disebarkankepada responden yang terpilih.
B. D&t& Se%-n*e$
!ata sekunder yang diperlukan didapat dari /uskesmas !umai
Kota
4.7. Pen"!&)&n *&n An&!isis D&t&
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
70/91
!ata diolah se5ara manual dan selanjutnya disajikan dalam
bentuk tabel distribusi *rekuensi dengan tahapan ;
'. Dditing
erupakan kegiatan untuk melakukan penge5ekan kuesioner
apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap, jelas jawaban dari
responden, rele"an jawaban dengan pertanyaan, dan konsisten.
%. 9oding
erupakan kegiatan merubah data berbentuk huru* menjadi
data berbentuk angka $ bilangan.
,. /ro5essing
Setelah data di koding maka langkah selanjutnya melakukan
entry data dari kuesioner ke dalam program komputer.
. Dntry
erupakan kegiatan memasukkan data dari hasil kuesioner ke
dalam komputer setelah kuesioner terisi semua dan benarsetelah melewati tahap koding.
. 9leaning
erupakan kegiatan penge5ekan kembali data yang sudah di
entry apakah ada kesalahan atau tidak.
:. Analysis
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
71/91
!ata di analisa dengan analisa deskripti*
BAB >
ANALISIS PEME:AHAN MASALAH
.1 Ke"i&t&n (&n" 'e$#&s&!&)
Setelah melakukan analisa data neonatal risiko tinggi di
/uskesmas !umai Kota bulan @anuari+!esember %&', ditemukan
beberapa masalah yang kemudian ditentukan prioritas masalahnya.
Berdasarkan hasil tersebut data yang mendominasi adalah As*iksia
sebanyak neonatus di tahun %&' sedangkan kelainan kongenital
sebanyak ' neonatus di tahun %&'. 6angkah selanjutnya adalah
dilakukan analisis dengan menggunakan metode pendekatan sistem
(input , proses, lingkungan dan output) untuk menentukan kemungkinan
penyebab masalahnya.
.2 Ke$&n"%& Pi%i$ Pe#e&)&n M&s&!&)
asalah merupakan suatu kesenjangan antara harapan atau
tujuan yang ingin di5apai dengan kenyataan sesungguhnya sehingga
menimbulkan rasa ketidakpuasan. 8rutan dalam siklus peme5ahan
masalah adalah sebagai berikut ;
An&!isis Pe#e&)&n M&s&!&) 0H&$t(? 2998
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
72/91
Identifkasi masalah
Penentuan Prioritas Masalah
Mentukan Alternati Pemecahan Masalah
Penetapan Pemecahan Masalah Terpilih Memilih Penyebab yg palimg mung
Penyusunan Rencana penerapan Penentuan Penyebab Masalah
Monitoring dan Evaluasi
.3 An&!isis Pen(e'&' M&s&!&)
Analisa Kemungkinan /enyebab asalah ;1. In+-t
INPUT KELEBIHAN KEKURANGANan Adanya bidan desa di
setiap desa di
ke5amatan !umai Kota Selain bidan desa
terdapat juga bidan
swasta dibeberapa
desa Terdapat beberapa
kader posyandu di
setiap desa
/engetahuan mengenai
neonatal resti belum
diketahui se5ara merata
oleh tenaga bidan
oney /uskesmas memiliki
dana yang dapat
digunakan untuk
Tidak ada
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
73/91
keperluan program
pokok puskesmas
ethode Terdapat sistem
pen5atatan mengenai
neonatal risiko tinggi
oleh tenaga kesehatan
baik dari bidan desa
atau pun data yg
didapat dr bidan
swasta
Komunikasi antara
bidan desa dengan
bidan swasta Komunikasi antara
kader posyandudengan bidan desa
atau bidan swasta Kurangnya sistem
pelaporan neonatal
risiko tinggi dari
kader posyandu di
masing+masing
kelurahan
-
aterial Tersedianya bidan desa
di setiap desa wilayah
puskesmas !umai Kota
Tidak ada
a5hine Tersedianya alat dan
bahan resusitasi bayi
baru lahir di bidan
desa.
Tidak ada
1. P$ses
PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
74/91
/'
(/eren5anaan)
- Kunjungan rutin
neonatus dengan risiko
tinggi dapat memberi
peren5anaan pada
keluarga untuk
menentukan
penatalaksanaan yang
lebih lanjut.
Tidak ada
/%(/elaksanaan,
/enggerakkan
)
- Adanya bidan desa
sebagai penggerak.- Adanya kader
/osyandu untuk
membantu program
kesehatan.
Tidak ada
/(/engawasan,
/enilaian
/engendalian)
+Terdapat sistem
pen5atatan dan
pelaporan bulanan yang
lengkap oleh petugas
KIA pada setiap
kejadian neonatus
dengan risiko tinggi.
Tidak ada
2. Lin"%-n"&n
Lin"%-n"&n Ke!e'i)&n Ke%-$&n"&n
6okasi bidan desa relati*
tidak jauh
- Kurangnya pengetahuan
mengenai deteksi dini neon
-
8/19/2019 BAB I Jadi Soraya
75/91
dengan risiko tinggi
.4 R-#-s&n Ke#-n"%in&n Pen(e'&' M&s&