bab i-iii

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam lini produksi pasti terjadi sebuah gejala (perubahan) tingkat produktivitas. Gejala tersebut bisa terjadi jika suatu pekerjaan dilakukan secara berulang-ulang maka waktu pekerjaannya bisa menjadi lebih pendek dari pada saat waktu kerja untuk yang pertama kalinya dan akan terjadi penurunan pada tingkatan tertentu sesuai dengan keahlian, pengalaman, adaptasi dan lingkungan operator yang sedang bekerja. Gejala tersebut sesuai dengan kondisi operator dan tingkat pekerjaan yang sedang dihadapinya. Pada praktikum modul 2 ini yang berjudul tentang Learning Curve dan Analisa Produktivitas” akan mempelajari tentang bagaimana perbandingan output yang dihasilkan dari pekerjaan awal dan pekerjaan selanjutnya. Perbandingan tersebut berdasarkan dari waktu pekerjaan awal dengan waktu pekerjaan selanjutnya dan jumlan output yang dihasilkan dari tiap-tiap operasi pekerjaan tersebut. Learning curve disini merupakan sebuah kurva pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui perbandingan hasil output pekerjaan. Learning curve sendiri dalam pengolahannya terdapat dua metode yaitu dengan metode wright dan metode Crawford.

Upload: imam-al-farisyi

Post on 28-Dec-2015

149 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

bab untuk modul

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I-III

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam lini produksi pasti terjadi sebuah gejala (perubahan) tingkat

produktivitas. Gejala tersebut bisa terjadi jika suatu pekerjaan dilakukan secara berulang-

ulang maka waktu pekerjaannya bisa menjadi lebih pendek dari pada saat waktu kerja

untuk yang pertama kalinya dan akan terjadi penurunan pada tingkatan tertentu sesuai

dengan keahlian, pengalaman, adaptasi dan lingkungan operator yang sedang bekerja.

Gejala tersebut sesuai dengan kondisi operator dan tingkat pekerjaan yang sedang

dihadapinya.

Pada praktikum modul 2 ini yang berjudul tentang “Learning Curve dan Analisa

Produktivitas” akan mempelajari tentang bagaimana perbandingan output yang dihasilkan

dari pekerjaan awal dan pekerjaan selanjutnya. Perbandingan tersebut berdasarkan dari

waktu pekerjaan awal dengan waktu pekerjaan selanjutnya dan jumlan output yang

dihasilkan dari tiap-tiap operasi pekerjaan tersebut.

Learning curve disini merupakan sebuah kurva pembelajaran yang digunakan

untuk mengetahui perbandingan hasil output pekerjaan. Learning curve sendiri dalam

pengolahannya terdapat dua metode yaitu dengan metode wright dan metode Crawford.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum modul 4 ini yaitu:

1. Menerapkan metode kerja usulan yang dibuat oleh praktikan dan membuktikan

bahwa metode kerja usulan layak untuk diterapkan

2. Mengetahui waktu standard dan output standard berdasarkan metode kerja usulan

yang diterapkan

3. Mengetahui harga pokok penjualan dari produk yang dihasilkan

4. Mengetahui perbandingan dari metode learning curve yang diterapkan selama

praktikum dan mengetahui metode yang terbaik

Page 2: BAB I-III

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Learning Curve

Menurut Beny M (2009), learning curve (kurva pembelajaran) merupakan

tingkatan ketiga dari proses perakitan dimana disini kita akan melihat siklus dan waktu

siklus yang tergambar pada kurva. Disini kita dapat melihat apakah seorang pegawai dapat

bekerja dengan normal, lambat, atau cepat. Tindak lanjut dari kurva tersebut ialah membuat

keputusan apakah pegawai tersebut dapat dipertahankan atau diberhentikan dengan melihat

faktor-faktor yang ada. Dengan kata lain, kita harus dapat melihat faktor yang datangnya

dari luar dan dalam. Dari luar, bisa berupa kondisi lapangan kerja seperti pencahayaan,

tingkat kelembapan, tingkat kebisingan, kondisi tempat kerja, keadaan dalam keluarga

pekerja. Sedangkan dari dalam ialah dilihat dari kemampuan cepat, normal, atau lambat

seseorang pekerja untuk melakukan pekerjaannya. Sehingga pada akhirnya kita dapat

menentukan jenis pekerjaan yang cocok dengan seorang pegawai dilihat dari cepat atau

tidaknya suatu pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.

2.2 Persamaan Learning Curve

2.2.1 Teori Wright

Menurut Siswanto (2011), gejala Learning Curve yang telah dilaporkan

pertama kali oleh T.P. Wright tersebut terjadi pula pada mereka. Gejala Learning

Curve, seperti pada awal penemuan ini, menunjukkan perilaku jam kerja langsung

rata-rata untuk pekerjaan yang berulang yang semakin menurun dengan tingkat

tertentu bila jumlah yang dikerjakan bertambah. Di dalam gambar, pola hubungan

tersebut dijelaskan oleh Peraga 1A dan 1B, dan secara matematik gejala Learning

Curve tersebut mengikuti suatu fungsi pangkat yaitu,

Y = a.x-b 2.1…………………………………………………(1)

Dimana :

Y: waktu rata-rata atau jam kerja langsung rata-rata untuk x unit pekerjaan

Page 3: BAB I-III

x : banyaknya unit yang dikerjakan

a : waktu untuk mengerjakan unit yang pertama

b : nilai eksponen yang berkaitan dengan Learning Rate

2.2.2 Teori Crawford

Menurut Siswanto (2011), Crawford adalah seorang penyumbang bahan-bahan

yang perlu dicatat. Sayang sekali banyak bahan yang telah dikembangkan olehnya

dalam bentuk manual-manual perusahan yang tidak tersedia lagi saat ini. Sumbangan

utamanya terhadap teori Learning Curve adalah sebuah penelitian terhadap dua ratus

pekerjaan di dalam proses produksi kerangka pesawat udara, di mana penelitia ini

menghasilkan sebuah formulasi baru Learning Curve. Crawford menunjukkan bahwa

hubungan antara jam kerja langsung per-unit dan jumlah unit kumulatif dapat

dijelaskan oleh fungsi:

Y = a.xh ……………………………………………………….(2)

2.2.3 Perbandingan Teori Wright dan Teori Crawford

Teori Wright merupakan teori yang menunjukan tingkat percepatan waktu rata-

rata untuk membuat setiap unit barang pada learning rate tertentu bila unit yang

diproduksi bertambah. Sedangkan pada teori crawford merupakan teori yang

menunjukan jumlah waktu yang harus dikeluarkan untuk memproduksi sejumlah

barang pada learning tertentu.

2.3 Menentukan Learning Rate

Menurut Imam budiraharjo (2011). Karena jangka waktu prediksi meliputi rentang

yang sangat panjang yaitu sampai tahun 2050, maka hal yang penting disini adalah

bagaimana memilih metode prediksi yang sesuai. Salah satu metode yang tersedia adalah

model engineering, yaitu dengan mem-break down dan mengevaluasi secara detil terhadap

desain peralatan (equipment) pada masing – masing sistem untuk jangka waktu tertentu ke

depan. Metode ini sangat sesuai untuk menilai sistem yang sudah ada, tapi sulit diterapkan

untuk melakukan pemodelan perkembangan teknologi dalam rentang waktu yang sangat

panjang seperti evaluasi sampai tahun 2050, karena banyaknya faktor ketidakpastian dalam

jangka waktu itu. Sedangkan metode “learning curve” yang berkembang di Amerika,

pertama kali dimanfaatkan pada tahun 1936 di industri manufaktur pesawat untuk

menganalisis hubungan antara jumlah produksi dengan pengurangan biaya (cost down).

Page 4: BAB I-III

Metode ini sekarang telah berkembang luas dengan penggunaannya di berbagai bidang,

terutama pada penelitian tentang prediksi teknologi energi yang dikatakan memiliki

faktor learning-by-doing yang besar. Belakangan ini, tema penelitian yang menggunakan

metode ini adalah prediksi masa mendatang terhadap biaya teknologi pemisahan CO2, yang

dilakukan oleh IEA-GHG. Dengan memperhatikan riwayat penggunaan “learning curve”,

maka evaluasi kali ini juga akan memanfaatkan metode tersebut.

Bila  a adalah nilai numerik awal / initial numerical value (biaya, efisiensi, dll),  x adalah

jumlah yang diproduksi, dan Y adalah nilai numerik dari  yang kesekian (biaya, efisiensi,

dll), maka learning curve yang memiliki hubungan di bawah ini yaitu

/……………………………………..………………………..(3)

dapat diketahui dengan jelas berdasarkan banyak pengalaman yang sudah - sudah.

Parameter b disini adalah konstanta yang didapat dari hasil analisis

masing – masing kasus. Persentase penurunan biaya (cost down) adalah

/………………………………………………………………….(4)

yang disebut dengan Learning Rate (LR). Untuk kebanyakan peralatan, nilai LR ini sudah

sudah tercatat dengan baik (silakan merujuk ke referensi).

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Learning Curve

Gejala Learning Curve terjadi pada setiap macam organisasi usaha manusia

Learning Curve adalah sebuah gejala yang universal. Selagi di situ ada manusia yang

terlibat dalam kegiatan, maka di situ pasti ada proses belajar betapa pun kecil kadarnya.

Belajar adalah produk pengalaman. Belajar hanya dapat terjadi melalui usaha untuk

menyelesaikan suatu persoalan dan oleh karena itu hanya terjadi selama kegiatan.

Bagaimanapun juga, pengalaman sebelumnya adalah ‘asignificant role’ yang mengubah

persepsi seseorang.

Page 5: BAB I-III

Kurva Pembelajaran atau kurva pengalaman (learning curve) adalah sebuah kurva

garis yang menunjukkan hubungan antara waktu yang diperlukan untuk produksi dan

jumlah komulatif unit yang diproduksi. Teori pembelajaran atau pengalaman telah

diaplikasikan secara luas di dunia bisnis. Di dunia manufaktur, kurva pengalaman dapat

digunakan untuk mengestimasi waktu untuk mendisain produk dan produksi, serta biayanya.

Kurva pengalaman  penting dan menjadi bagian yang integral dalam perencanaan strategi

perusahaan. Keputusan harga, investasi dan biaya operasi didasarkan pada kurva

pengalaman. Kurva pengalaman juga diaplikasikan selain pada level individu, juga pada

level organisasi. Pengalaman/pembelajaran individual akan berdampak pada perbaikan hasil

ketika orang mengulang suatu proses dan memperoleh ketrampilan atau efisiensi dari

pengalaman mereka. Dengan demikian “practice makes perfect”. Sementara pengalaman

atau pembelajaran organisasional merupakan hasil dari latihan sebagaimana dalam

pengalaman atau pembelajaran individual, tetapi juga datang dari perubahan administrasi,

peralatan, dan disain produk.

2.5 Aplikasi Learning Curve

Kurva Pengalaman untuk Mengestimasi Waktu Penyelesaian Pekerjaan        

Untuk membuat satuan pertama produk H diperlukan waktu 100 JTKL dan

manajemen menerapkan LC 80%. Tentukan waktu yang di[perlukan untuk membuat

produk yang ke-8!

Pembahasan

Bila tidak menggunakan Table  of LC Unit Improvement Factor/ Tabel

Faktor Perbaikan Learning Curve/ Kurva Belajar/ Kurva Pengalaman, maka digunakan

rumus:

Yx=K , x−n .………………………………………………………(5)

, Y−8.=(100. 000) ,(8)−n .=¿

, Y−8.=100.000 ,(8)− , log−0.8 / log2 . .

¿100.000 ,(8)−−0.322 .=, 100.000− ,(8)−0.322 . .

¿51.192

Jadi untuk membuat produk yang ke-8 diperlukan waktu 51,192 JTKL

Page 6: BAB I-III

2. Aplikasi Learning Curve/ Kurva Belajar/ Kurva Pengalaman pada Seleksi Karyawan

        Seorang pelamar sedang diuji untuk menempati posisi operator pengetikan buku.

Manajemen merasa bahwa posisi siap kerja bila telah mengetik 1.000 lembar. Diharapkan

waktu yang diperlukan untuk mengetik lembar yang ke 1.000  adalah 4 menit. Jika pelamar

tersebut saat di test mengetik untuk lembar pertama, dia memerlukan waktu 10 menit, dan

untuk menyelesaikan pengetikan lembar kedua memerlukan waktu 9 menit. Apakah sebaiknya

pelamar tersebut diterima? Mengapa?

Pembahasan:

Learnig Rate = (9 menit/ 10 menit) x 100% = 90%

Dengan menggunakan daftar koefisien pada   HYPERLINK

"https://sites.google.com/site/operasiproduksi/learning-curve-kurva-pembelajaran-kurva-

pengalaman-pengertian-konsep-asumsi-individu-organisasi-contoh-aplikasi-learning-curve-

kurva-belajar-kurva-pengalaman/table--of-lc-unit-improvement-factor-tabel-faktor-perbaikan-

learning-curve-kurva-belajar-kurva-pengalaman" \t "_blank" Table  of LC Unit Improvement

Factor/ Tabel Faktor  HYPERLINK "https://sites.google.com/site/operasiproduksi/learning-

curve-kurva-pembelajaran-kurva-pengalaman-pengertian-konsep-asumsi-individu-organisasi-

contoh-aplikasi-learning-curve-kurva-belajar-kurva-pengalaman/table--of-lc-unit-

improvement-factor-tabel-faktor-perbaikan-learning-curve-kurva-belajar-kurva-pengalaman"

Perbaikan Learning Curve/ Kurva Belajar/ Kurva Pengalaman untuk LC 90% pada unit ke-

1.000 diperoleh koefisien sebesar 0,3499. Dengan demikian waktu yang diperlukan oleh

pelamar tersebut untuk menyelesaikan pengetikan lembar ke 1.000 adalah

0,3499 x 10 menit = 3,499 menit

Jadi pelamar tersebut dapat diterima karena ia diperkirakan dapat menyelesaikan

pengetikan lembar yang ke-1.000 dalam waktu 3,499 menit lebih cepat dari waktu yang

diharapkan oleh perusahaan yaitu 4 menit.

2.6 Produktivitas

Menurut HYPERLINK "https://plus.google.com/100115562596774892129" \o

"author profile" Muchlisin Riadi (2012), Salah satu aspek penting di dalam meningkatkan

kemampuan serta pemanfaatan kemampuan serta pemanfaatan sumber-sumber yang relatif

terbatas adalah mempergunakan sumber-sumber tersebut seefisien mungkin. Penggunaaan

Page 7: BAB I-III

sumber seefisien mugkin akan cenderung dearah peningkatan Produktivitas tenaga kerja.

Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara hasil kerja yang di capai dengan

peran serta tenaga kerja persatuan waktu.

Page 8: BAB I-III

BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Tahap Identifikasi

Pada praktikum ini, praktikan diberi penjelasan tentang bagaimana

pekerjaan yang akan dikerjakan. Praktikum kali ini, praktikan ditugaskan untuk

membuat 4 produk yaitu lampu hias dengan spesifikasi (bentuk, ukuran, bahan, dan

peralatan) dan metode kerja yang telah dirancang pada modul 3.

Di dalam proses pengerjaan lampu hias ini terdapat 3 departemen kerja.

Setiap departemen melakukan pekerjaannya sesuai dengan fungsinya (tugas) dan

dibagian meja kerja yang telah ditetapkan. Praktikum ini merupakan contoh dari

bentuk kondisi produksi di lapangan kerja yang sesungguhnya, namun dibentuk

dalam simulasi yang sangat sederhana.

3.2 Tahap Pengumpulan Data dan Peralatan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Fiberglass

2. Kabel (1 meter)

3. Colokan

4. Fitting

5. Lampu

6. Kayu

7. Pita

8. Lem tembak

9. Paku

10. Rantai silver

Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Meteran

2. Gunting

3. Spidol

4. Palu

5. Obeng

Page 9: BAB I-III

6. Cutter

3.3 Prosedur Pelaksanaan Praktikum (flowchart)

Pada praktikum kali ini, proses pengerjaannya dibagi tiap shift. Seperti

yang telah dijelaskan di atas, proses pengerjaannya dibagi 3 departemen.

EMBED Visio.Drawing.15

Gambar 4.3.1 Flowchart pelaksanaan praktikum modul 4