bab i - directory umm : universitas …directory.umm.ac.id/data elmu/doc/revisi_baru.doc · web...

60
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. SEMEN CIBINONG SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI A. Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian di Indonesia mengalami trend yang fluktuatif sejak terjadinya krisis moneter yang melanda negara-negara Asia pada akhir tahun 1997. Akibat kejadian tersebut banyak sekali perusahaan yang mengalami kerugian, dan tidak mampu lagi membiayai kegiatan operasionalnya, untuk itu perusahaan diperlukan langkah strategis. Seperti yang terjadi pada Semen Cibinong, akibat dari krisis moneter yang membuat nilai tukar rupiah melemah PT. Semen Cibinong mengalami kerugian. Salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan yaitu dengan penggabungan usaha. Penggabungan usaha adalah usaha untuk menggabungkan satu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomis (Hadori dan Hernanto, 1999:224). Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dengan merger, akuisisi, dan konsolidasi. Merger merupakan 1

Upload: duongngoc

Post on 07-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. SEMEN CIBINONG SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI

A. Latar Belakang

Pertumbuhan perekonomian di Indonesia mengalami trend yang fluktuatif

sejak terjadinya krisis moneter yang melanda negara-negara Asia pada akhir

tahun 1997. Akibat kejadian tersebut banyak sekali perusahaan yang mengalami

kerugian, dan tidak mampu lagi membiayai kegiatan operasionalnya, untuk itu

perusahaan diperlukan langkah strategis. Seperti yang terjadi pada Semen

Cibinong, akibat dari krisis moneter yang membuat nilai tukar rupiah melemah

PT. Semen Cibinong mengalami kerugian. Salah satu langkah strategis yang

dapat dilakukan yaitu dengan penggabungan usaha. Penggabungan usaha adalah

usaha untuk menggabungkan satu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan

lain ke dalam satu kesatuan ekonomis (Hadori dan Hernanto, 1999:224).

Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dengan merger, akuisisi,

dan konsolidasi. Merger merupakan penggabungan usaha dua atau lebih

perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai

badan hukum, sementara yang lain menghentikan aktivitasnya atau bubar.

Akuisisi merupakan investasi pada perusahaan anak yaitu satu penguasaan

mayoritas saham perusahaan lain sehingga tercipta hubungan perusahaan induk

dan anak. Konsolidasi merupakan bentuk khusus merger dimana dua atau lebih

perusahaan bersama-sama meleburkan diri dan membentuk perusahaan yang baru

(Moin, 2004:10).

1

Page 2: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

Akuisisi merupakan salah satu keputusan strategis dalam upaya

meningkatkan kinerja keuangan dan strategi penciptaan nilai bagi perusahaan.

Kinerja keuangan yang semakin baik akan menjadikan perusahaan mempunyai

daya saing yang tinggi. Laba merupakan indikator kinerja keuangan perusahaan

untuk menciptakan nilai perusahaan. Kondisi finansial perusahaan setelah

melakukan akuisisi menjadi lebih baik, maka keputusan akuisisi adalah tepat.

Namun jika sebaliknya terjadi, maka keputusan melakukan akuisisi kurang tepat.

Salah satu metode untuk mengetahui keberhasilan akuisisi yaitu dengan

melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan pada saat sebelum dan

setelah akuisisi.

Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan semen dan usaha

untuk mengembangkan perusahaan pada tahun 2001 yang lalu perusahaan

melakukan akuisisi dengan Holcim Ltd. Holcim Ltd adalah salah satu perusahaan

semen terbesar di dunia dan saat ini memiliki pasar yang kuat di lebih dari 70

negara di dunia. Perusahaan ini baru masuk secara resmi ke Semen Cibinong pada

13 Desember 2001. Sampai saat ini tercatat menguasai 77,33 persen saham

Cibinong Tbk. Dan sisanya sebesar 11,14 persen dan 11,52 persen dimiliki

publik. (WWW.detikcom.id)

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini penulis mengambil

judul “Analisis Kinerja Keuangan PT. Semen Cibinong Sebelum dan

Sesudah Akuisisi”.

2

Page 3: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apakah kinerja keuangan PT. Semen Cibinong sebelum dan setelah

diakuisisi oleh Holcim Ltd berbeda signifikan?

C. Batasan Penelitian

Masalah yang dibahas agar memberikan pemahaman yang sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan , maka perlu dilakukan pembatasan masalah sebagai

berikut :

Penilaian nilai perusahaan PT. SMCB berdasarkan laporan keuangan yang

dipublikasikan dari tahun 2005 sampai 2006 pada rasio-rasio keuangan yang

meliputi Rasio profitabilitas yaitu return on investment (ROI)., Rasio aktivitas

yaitu asset turn over rasio, Rasio likuiditas yaitu current ratio, Rasio leverage

yaitu debt rasio (rasio hutang)

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan PT. Semen

Cibinong sebelum dan sesudah diakuisisi oleh Holcim Ltd akan lebih baik

atau sebaliknya.

2. Manfaat Penelitian

3

Page 4: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

a. Bagi akademis

sebagai media pemahaman lebih lanjut mengenai akuisisi serta metode

analisis rasio sebagai pengukuran kinerja keuangan.

b. Bagi investor dan calon investor

Memberikan tambahan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan

sehingga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam membeli

saham perusahaan.

E. TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Sri Hartaningsih (2006) dengan judul

“Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

(Studi pada Perusahaan Go public yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”

hasil penelitian yang dilakukannya adalah: bahwa tidak ada perbedaan kinerja

keuangan perusahaan untuk periode sebelum dan sesudah akuisisi. Selain itu

bahwa peristiwa akuisisi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan

perusahaan karena tujuan ekonomis akuisisi seperti memperoleh keuntungan

yang maksimal dari pemanfaatan sumber dayanya tidak tercapai. Kesimpulan

ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

keuangan 2 tahun sebelum dengan 2 tahun sesudah akuisisi dari 4 rasio yang

diuji menunjukkan tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan.

Penelitian ini merupakan hasil replikasi dari penelitian yang telah

dilakukan oleh Latifah (2002) meneliti bagaimana analisis keputusan akuisisi

4

Page 5: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

terhadap perubahan kinerja perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan

Manufaktur dan Perusahaan Keuangan dan Perbankan Yang terdaftar di BEJ).

Penelitian ini dilakukan terhadap 22 perusahaan, diantaranya 20 perusahaan

manufaktur (industri) dan 2 perusahaan perbankan. Selama periode 1990-

1995. Tujuan penelitian untuk memberikan bukti empiris apakah ada

perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi. Kinerja keuangan

diukur dengan rasio-rasio keuangan, yang meliputi rasio aktivitas dan rasio

profitabilitas untuk perusahaan industri dan rasio profitabilitas serta rasio

efisiensi untuk perusahaan keuangan dan perbankan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang melakukan akuisisi tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan, baik sebelum maupun setelah akuisisi.

Artinya kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi tidak

berbeda atau sama, baik sebelum maupun setelah akuisisi. Berarti tujuan-

tujuan ekonomis dilakukannya merger atau akuisisi tidak tercapai. Barangkali

praktek merger dan akuisisi di indonesia lebih banyak mempertimbangkan

faktor non ekonomis, seperti menyelamatkan target company dari ancaman

kebangkrutan.

Ada sejumlah persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu

dengan penelitian sekarang. Adapun persamaannya adalah sama-sama

menganalisis kinerja perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi, sedangkan

perbedaannya adalah:

5

Page 6: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang:

1. obyek yang diteliti sekarang merupakan perusahaan Semen Cibinong

sedangkan pada penelitian terdahulu adalah perusahaan yang bergerak

dalam bidang manufaktur.

2. periode penelitian saat ini mulai tahun 2005 sampai tahun 2006.

2. landasan Teori

1. Pengertian Penggabungan Usaha

Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk

mengembangkan usaha. Definisi penggabungan usaha menurut PSAK

No. 22 (2002) adalah Penggabungan usaha (Business Combination)

adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu

entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain

atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan

lain.

Penggabungan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu

perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan

ekonomis (Hadori dan Harnanto, 1999:224). Penggabungan usaha dari

pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai salah satu strategi untuk

mempertahankan kelangsungan hidup dan pengembangan perusahaan.

Dengan bergabung, dua perusahaan atau lebih menjadi satu akan saling

menunjang kegiatan usaha, sehingga diharapkan keuntungan yang didapat

akan lebih besar dari pada melakukan usaha sendiri-sendiri.

6

Page 7: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

a. Penggolongan Penggabungan Badan Usaha

Berdasarkan hubungan antara perusahaan-perusahaan yang

melakukan penggabungan usaha, penggabungan usaha dapat

digolongkan menjadi tiga macam, yaitu : penggabungan usaha

vertikal, horisontal, dan konglomerasi (Beams, 2004:2).

1. Penggabungan badan usaha horisontal

Penggabungan badan usaha horisontal adalah penggabungan

perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama.

2. Penggabungan badan usaha vertikal

Penggabungan badan usaha verlikal adalah penggabungan dua

atau lebih perusahaan yang beroperasi dalam tahap produksi yang

berbeda, tetapi saling berhubungan, misalnya supplier dengan

langganan.

3. Penggabungan badan usaha konglomerasi

Penggabungan badan usaha konglomerasi adalah penggabungan

dua atau lebih perusahaan dengan produk atau jasa yang tidak

saling berhubungan dan bermacam-macam. Suatu perusahaan

melakukan diversifikasi untuk mengurangi resiko yang ada pada

lini usaha tertentu, atau untuk menstabilkan penghasilan yang

berfluktuasi.

7

Page 8: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

b. Bentuk-Bentuk Penggabungan Usaha

Menurut Beams (2004:2) penggabungan usaha umunya

dilakukan dalam bentuk :

1. Merger

Merupakan penggabungan dua atau lebih perusahaan dimana satu

perusahaan tetap hidup sedangkan perusahaan yang lainnya

dilikuidasi. Harta dan kewajiban perusahaan yang dilikuidasi

diambil alih oleh perusahaan yang masih berdiri dan meneruskan

usahanya.

2. Akuisisi

Akuisisi merupakan penguasan mayoritas saham perusahaan lain

sehingga tercipta hubungan perusahaan induk dan anak. Akuisisi

terjadi ketika salah satu perusahaan yang bergabung masih hidup

dan perusahaan pengakuisisi memperoleh kendali atas aktiva

tertentu, mengakui suatu kewajiban atau mengeluarkan saham.

3. Konsolidasi

Konsolidasi merupakan penggabungan perusahaan yang

bergabung menjadi satu dan membentuk perusahaan baru.

2. Pengertian Akuisisi

Menurut PSAK No. 22 (2002), definisi akuisisi (acquisition)

adalah suatu penggabungan usaha yang salah satu perusahaan, yaitu

pengakuisisi (acquiror) memperoleh kendali atas aktiva netto dan operasi

8

Page 9: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva

tertentu, mengakui suatu kewajiban atau mengeluarkan saham.

Menurut Moin (2005:8) akuisisi adalah “Pengambil alihan

kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan

lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambil alih atau yang

diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. Akuisisi

saham terjadi ketika sebuah perusahaan mengakuisisi saham berhak atas

suara dari perusahaan-perusahaan yang diakuisisi dan kedua perusahaan

tersebut tetap beroperasi sebagai entitas hukum yang terpisah, tetapi

timbul hubungan induk (pengakuisisi) dan anak (yang diakuisisi).

Akuisisi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

akuisisi merupakan penggabungan usaha yang tetap sebagai badan hukum

yang terpisah, tetapi timbul suatu hubungan induk yaitu perusahaan yang

mengakuisisi dan perusahaan anak yaitu perusahaan yang diakuisisi,

Perusahaan induk memperoleh kendali dari aktiva dan segala operasi

perusahaan.

a. Jenis Akuisisi

Menurut Junaedi (2004) dalam Rosana (2005), jenis akuisisi

terbagi atas :

1. Akuisisi vertikal

Akuisisi vertikal merupakan gabungan dua atau lebih perusahaan

yang memiliki tahapan-tahapan produksi yang berbeda dengan

keterkaitan input atau output dalam proses produksi suatu industri.

9

Page 10: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

2. Akuisisi horisontal

Akuisisi horisontal merupakan penggabungan dua perusahaan

atau lebih yang memiliki kegiatan usaha yang sejenis untuk

meningkatkan skala ekonomi.

Menurut Suta (2000:300) akuisisi dibedakan menjadi dua,

yaitu :

1. Akuisisi saham (stock acquisition) merupakan salah satu alternatif

akuisisi yang tersedia dimana acquiring company akan

mengakuisisi sebagian besar atau seluruh saham target company.

2. Akuisisi aset (asset acquisition), melibatkan aset dari target

company dengan saham dari acquiring company atau perusahaan

induk dari acquiring company

b. Motivasi Akuisisi

Suta (2000:304) mengemukakan alasan-alasan melakukan

akuisisi sebagai berikut :

1. Keuntungan dari segi operasi.

Tindakan untuk melakukan akuisisi karena alasan skala ekonomis

yang kemungkinan dapat dicapai. Skala ekonomis adalah situasi

dimana perusahaan dapat melakukan penurunan dalam beban rata-

rata untuk memproduksi dan menjual suatu jenis produk dengan

semakin meningkatnya volume produksi. misalnya melalui

penurunan biaya overhead.

10

Page 11: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

2. Keuntungan dari segi finansial.

Perusahaan yang baru setelah melakukan akuisisi dapat

memperoleh manfaat di pasar modal karena meningkatkan ukuran

(size) maupun efisiensi perusahaan.

3. Kemungkinan untuk meningkatkan pertumbuhan usaha.

Melalui akuisisi perusahaan dapat mempercepat tingkat

pertumbuhan dibandingkan dengan melalui ekspansi internal.

4. Diversifikasi usaha.

Beberapa perusahaan yang melakukan akuisisi dalam rangka

melakukan diversifikasi atas kegiatan usaha perusahaan, sehingga

dapat menjaga agar perolehan tingkat keuntungan tidak

mengalami fluktuasi.

c. Proses dalam Praktik Akuisisi

Dalam melakukan akuisisi Payamta (2001) mengemukakan

tahap-tahap yang harus dilaksanakan, antara lain :

1. Menetapkan tujuan dari akuisisi.

2. Mengidentifikasi perusahaan target yang mempunyai potensi

untuk diakuisisi.

3. Menyeleksi beberapa perusahaan target yang mungkin

mengadakan kontak dengan manajemen dari perusahaan target

dalam rangka mengumpulkan informasi.

11

Page 12: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

4. Menetapkan harga penawaran dan cara pembiayaan termasuk

pembiayaan dengan kas, saham, atau bentuk pembayaran lainnya

dengan mencari alternative sumber pembiayaan.

5. Melaksanakan dan menandatangani kontrak akuisisi.

3. Metode Akuntansi untuk Akuisisi

Dalam PSAK No. 22 penggabungan usaha dari sudut teknik

akuntansi dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu :

1. Metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest method)

Metode ini memandang penggabungan usaha sebagai penyatuan

kepemilikan antara dua atau lebih perusahaan. Dengan menggunakan

metode ini pemilik perusahaan yang bergabung disatukan dengan cara

menambahkan aktiva dan hutang serta laba yang diterima. Dasar

penilaian yang digunakan dalam penggabungan usaha adalah nilai

buku aktiva dan kewajiban perusahaan yang diakuisisi dan tidak akan

menimbulkan goodwill pada saat penggabungan karena transaksi yang

terjadi bukan transaksi pembelian.

2. Metode pembelian (purchase method)

Metode pembelian digunakan untuk penggabungan usaha jenis

akuisisi. Dalam metode ini penggabungan usaha dipandang sebagai

pembelian perusahaan yang sama dengan pembelian aktiva atas

sekelompok aktiva. Dasar penilaian yang digunakan adalah pangsa

pasar yang disepakati oleh kedua belah pihak sehingga aktiva dan

kewajiban perusahaan yang diakuisisi harus dinilai kembali pada

12

Page 13: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

tanggal terjadinya akuisisi. Penilaian kembali menimbulkan adanya

goodwill.

Penggabungan usaha melalui akuisisi, pencatatannya adalah

dengan metode pembelian. Perlakuan akuntansi terhadap akuisisi menurut

PSAK No. 22 adalah sebagai berikut :

1. Transaksi dibukukan seperti halnya pembelian aktiva lainnya karena

dalam akuisisi terjadi pengambilalihan aktiva, timbulnya kewajiban

atau penerbitan saham dalam rangka memperoleh kendali atas aktiva

neto dan operasi perusahaan lain.

2. Metode pembelian menggunakan harga perolehan sebagai dasar untuk

mencatat akuisisi tersebut.

3. Sejak tanggal akuisisi hasil usaha perusahaan yang diakuisisi harus

dilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan yang mengakuisisi.

4. Aktiva dan kewajiban perusahaan yang diakuisisi harus dilaporkan

dalam neraca perusahaan yang mengakuisisi.

5. Goodwill yang timbul akibat akuisisi tersebut harus dilaporkan dalam

neraca perusahaan yang mengakuisisi.

4. Permasalahan dalam Proses Akuisisi

Suta (2000:305) mengungkapkan bahwa permasalahan yang

ditimbulkan oleh akuisisi diantaranya bahwa proses akuisisi sangat mahal

karena membentuk suatu perusahaan yang profitable di pasar yang sangat

competitive adalah tidak mudah. Mahalnya biaya untuk pelaksanaan

akuisisi juga disebabkan oleh banyaknya pihak yang terlibat seperti

13

Page 14: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

brokers investment bankers, law firms, dan accounting firms.

Permasalahan yang timbul adalah kebutuhan untuk mempekerjakan

tenaga kerja baru, kemungkinan adanya budaya usaha (corporate culture)

yang membedakan antar target company dengan acquiring company dan

kemungkinan acquiring company tidak memiliki pengalaman di bidang

usaha yang baru diakuisisi.

Dengan menyadari beberapa permasalahan diatas, maka akuisisi

dapat mengalami kegagalan yang diakibatkan oleh:

1. Akuisisi tidak direncanakan dengan baik.

2. Harga yang dibayar terlalu mahal.

3. Kurangnya pengalaman dalam melaksanakan akuisisi.

4. Kegagalan dalam mempertahankan dan meningkatkan motivasi

pegawai dan target company.

5. Perusahaan yang diambil alih terlalu besar ditinjau dari ukuran

acquiring company.

6. Corporate culture dari target company jauh berbeda dengan acquiring

company.

5. Pengertian Penilaian Perusahaan

Penilaian (valuation) atau penaksiran nilai perusahaan adalah

penentu nilai atau harga perusahaan. Harga perusahaan adalah harga

wajar sesuai dengan kondisi riil perusahaan dengan mempertimbangkan

prospek perusahaan di masa yang akan datang (Moin, 2005:152)

14

Page 15: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

Penilaian perusahaan terdapat dua dimensi :

1. Dimensi obyektif.

Dimensi ini didasarkan pada analisis finansial dan model-model

penilaian secara matematis.

2. Dimensi subyektif.

Dimensi subyektif mencakup prakiraan potensi, seperti solidaritas

manajemen, dan pengembangan perusahaan.

Acuan dalam penilaian perusahaan tidak hanya berasal dari data

historis perusahaan tetapi juga berdasarkan pada “prospek” perusahaan di

masa yang akan datang. Prospek merupakan harapan atau prediksi

keadaan perusahaan di masa yang akan datang yang terkait dengan data

historis yang dimiliki perusahaan.

6. Teknik Penilaian

Teknik penilaian adalah metode atau cara menentukan nilai

perusahaan dengan menggunakan input data yang berasal dari perkiraan

(Moin,2005:156).

Menurut Moin (2005:157) ada beberapa teknik penilaian

perusahaan, yaitu:

1. Model pertumbuhan deviden.

Model ini menggunakan input data berupa jumlah deviden yang

dibayarkan dan men-discounted-kan dengan cost of equity untuk

menentukan nilai ekuitas.

15

Page 16: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

2. Discounted Cash Flow

Penentuan nilai perusahaan dengan pendekatan ini memerlukan input

berupa perkiraan cash flow dimasa yang akan datang dan perkiraan

cash flow tersebut di-discounted-kan dengan biaya modal.

3. Price Earning Ratio

Penentuan nilai ekuitas berdasarkan pendekatan ini hanya

memerlukan satu periode yaitu perkiraan harga saham dan perkiraan

harga per lembar saham.

4. Return On Investment (ROI)

Pendekatan ini memerlukan input data berupa perkiraan tingkat

pengembalian investasi (ROI) dan perkiraan laba sebelum bunga dan

pajak untuk menentukan nilai perusahaan.

7. Penilaian Berdasarkan Discounted Cash Flow

Salah satu penilaian yang paling banyak digunakan dalam merger

dan akuisisi adalah penilaian berdasarkan cash flow yang didiskontokan

(Discounted cash flow/DCF). Teknik penilaian berdasarkan Discounted

Cash Flow ini adalah mendiskontokan seluruh perkiraan cash flow

dengan discounted tertentu. Discount rate yang digunakan adalah biaya

modal. Kelebihan dari DCF adalah perkiraan arus kas dan laba dihitung

secara lebih mendetail (Moin 2005:164).

Langkah-langkah penilaian perusahaan menggunakan DCF model,

sebagai berikut :

16

Page 17: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

1. Menentukan tambahan laba bersih ditambah dengan depresiasi.

2. Menentukan biaya modal sebagai discount rate.

Formula perhitungan biaya modal, sebagai berikut ;

Biaya modal = Rf + (Rm-Rf)

Dimana : Rf = tingkat pengembalian bebas resiko /SBI

= faktor resiko (Beta) pada 13 Desember 2001

Rm = tingkat keuntungan yang diharapkan di pasar

modal.

Rm = IHSG t – IHSG t-1

IHSG t-1

3. Menghitung present value dari seluruh cash flow.

8. Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta

kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Anthony dan

Govindarajan (2000) dalam Deni (2003), membagi aspek kinerja

perusahaan menjadi dua, yaitu aspek finansial dan non finansial. Aspek

finansial dapat berupa rasio keuangan perusahaan, harga dan return

saham. Aspek non finansial berupa penyebaran pasar, indeks kepuasan

konsumen, perputaran pekerja, penghematan waktu dalam siklus

produksi, inovasi dan sebagainya.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan kinerja perusahaan yang

ditinjau dari kondisi keuangan perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan

tercermin dari laporan keuangan, sehingga untuk mengukur kinerja

17

Page 18: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

finansial perusahaan diperlukan analisis terhadap laporan keuangan.

Kinerja keuangan perusahaan dapat diartikan pula sebagai prospek,

pertumbuhan, dan potensi perkembangan yang dapat dibandingkan

dengan horison waktu atau dengan perusahaan lain yang bergerak pada di

bidang yang sama (Mulyadi, 2001:415)

9. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah informasi yang memuat informasi tentang

posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan.

Informasi ini diperlukan untuk melihat kinerja manajemen dalam

melaksanakan kewenangan yang diberikan oleh pemilik. Laporan

keuangan juga berfungsi untuk mengurangi kesenjangan informasi antara

direksi atau manajemen perusahaan dengan pemilik atau kreditor yang

berada di luar perusahaan (Darsono dan Ashari, 2005:13). Laporan

keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan

memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk

membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan (Weston dan

Copeland, 1995:24).

Ada dua macam bentuk-bentuk laporan keuangan utama yang

digunakan untuk melihat kinerja dari suatu perusahaan, yaitu:

1. Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi

keuangan suatu organisasi pada suatu periode tertentu.

2. Laporan laba-rugi adalah laporan keuangan yang menggambarkan

hasil-hasil usaha yang dicapai selama periode tertentu.

18

Page 19: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan pada suatu periode

tertentu, maka manajer keuangan dapat digunakan untuk menyusun

kebijakan perusahaan yang lebih baik di masa yang akan datang.

10. Metode Analisis Laporan Keuangan

Metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan menurut

Munawir (1999:36) yaitu:

Analisis horisontal

Analisis horisontal adalah analisis laporan keuangan dengan

mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode

atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.

Metode horisontal ini disebut pula sebagai metode analisis dinamis.

Analisis vertikal

Analisis vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisis

meliputi satu periode atau satu saat saja. Caranya dengan

membandingkan antar pos yang satu dengan pos yang lain dalam

laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan

keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisis vertikal ini

disebut juga dengan metode analisis statis karena kesimpulan yang

diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui

perkembangannya.

11. Teknik Analisis Laporan Keuangan

19

Page 20: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

Analisis laporan keuangan tidak bisa dilakukan tanpa teknik analisis

yang benar. Menurut Munawir (1999:36), teknik analisis yang biasa

digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Analisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode dan teknik

analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua

atau lebih periode.

b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan

yang dinyatakan dalam prosentase (trend procentage analysis),

yaitu suatu teknik analisis untuk mengetahui tendensi dari

keadaan keuangan perusahaan, apakah menunjukkan tendensi

tetap, naik atau bahkan turun.

c. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size

statement, yaitu suatu metode analisis untuk mengetahui

prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total

aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan

komposisi kerusakan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah

penjualannya.

d. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, yaitu suatu analisis

untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja

atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja

dalam periode tertentu.

e. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement

analysis), yaitu suatu teknik analisis untuk mengetahui sebab-

20

Page 21: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui

sumber-sumber penggunaan uang kas selama periode tertentu.

f. Analisis rasio, yaitu suatu teknik analisis laporan keuangan untuk

mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca dan

laporan rugi laba secara individu atau kombinasi antara keduanya.

g. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis), yaitu suatu

teknik analisis laporan keuangan yang digunakan untuk

mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan

dari suatu periode ke periode yang lain atau perusahaan laba kotor

suatu periode dengan laba yang dianggarkan untuk periode

tersebut.

h. Analisis break even, yaitu suatu teknik analisis untuk menentukan

tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar

perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum

memperoleh keuntungan. Dengan analisis break even ini akan

diketahui tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat

penjualan.

Penelitian ini menggunakan metode analisis laporan keuangan

horisontal, karena dengan menggunakan metode ini dapat diketahui

perkembangan kinerja keuangan perusahaan selama beberapa periode.

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis rasio keuangan,

karena rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisis keuangan

karena dapat menjawab berbagai pertanyaan mengenai kesejahteraan

21

Page 22: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

keuangan perusahaan. Teknik analisis tersebut dianggap lebih baik

dengan teknik-teknik analisis yang lain. Di antara alat-alat analisis

keuangan yang selalu digunakan untuk mengukur kelemahan dan

kekuatan yang dihadapi oleh perusahaan di bidang keuangan, adalah

analisis rasio (Alwi, 1980:370).

12. Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil

perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang

mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2001:297).

Rasio merupakan alat analisis yang paling sering digunakan untuk

mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan dan juga dapat

menggambarkan tentang gejala-gejala yang tampak dari suatu keadaan.

Dengan menggunakan rasio keuangan juga dapat diketahui area-area

mana yang memerlukan penelitian dan penanganan yang lebih mendalam.

Penggunaan teknik analisis rasio keuangan, data pokok yang

digunakan dalam perhitungannya adalah neraca, dan juga laporan laba

rugi perusahaan. Melalui data tersebut akan dapat dilakukan perhitungan

terhadap sejumlah rasio keuangan yang selanjutnya akan digunakan

menilai aspek-aspek tertentu dari operasi perusahaan pada periode

tertentu dari operasi perusahaan atau menilai kinerja perusahaan pada

periode tertentu.

a. Metode Perbandingan Rasio Keuangan Perusahaan

22

Page 23: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

Pada pokoknya ada dua cara yang dapat dilakukan di dalam

membandingkan rasio keuangan perusahaan, yaitu “Cross-sectional

approach” dan “Time series analysis” (Syamsuddin, 2001:39)

- Cross-sectional approach

Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi

dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang

satu dengan perusahaan lain yang sejenis pada saat yang

bersamaan. Melalui pendekatan ini, dimaksudkan untuk

mengetahui seberapa baik atau buruk kondisi perusahaan

dibandingkan perusahaan sejenis yang lain. Perbandingan dengan

cross-sectional approach ini juga dapat dilakukan dengan jalan

membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan rasio rata-rata

industri.

- Time series analysis

Time series analysis dilakukan dengan jalan

membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari satu

periode ke periode lain. Perbandingan antara rasio yang dicapai

saat ini dengan rasio-rasio pada masa lalu akan memperlihatkan

apakah perusahaan mengalami kemajuan ataukah sebaliknya.

Perkembangan perusahaan dapat dilihat pada trend dari tahun ke

tahun, sehingga dengan melihat perkembangan ini perusahaan

dapat membuat rencana-rencana untuk masa yang akan datang.

b. Penggunaan Analisis Rasio Keuangan

23

Page 24: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

Pada umumnya analisis rasio dapat digunakan perusahaan dan

pihak-pihak yang berkepentingan untuk menilai aspek-aspek sebagai

berikut : profitabilitas, likuiditas, aktivitas, efektifitas dalam

penggunaan dana, kemampuan perusahaan dalam mengembalikan

pinjaman. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap rasio-

rasio keuangan ini, menurut Syamsudin (2001:37}, terbagi menjadi

tiga kelompok :

1. Para pemegang saham dan calon pemegang saham.

Para pemegang saham dan calon pemegang saham menaruh

perhatian utama pada tingkat keuntungan yang dihasilkan, baik

yang sekarang maupun yang akan datang, karena dapat

berpengaruh terhadap harga saham yang mereka miliki.

2. Kreditur dan calon kreditur.

Para kreditur dan calon kreditur umumnya berkepentingan

terhadap tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-

hutangnya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Manajemen perusahaan.

Manajemen perusahaan berkepentingan terhadap seluruh keadaan

keuangan perusahaan, karena rasio-rasio keuangan akan dinilai

olah para pemilik perusahaan dan juga para kreditur. Dengan

demikian manajemen perusahaan akan berusaha untuk dapat

mempertahankan kondisi rasio keuangan yang sehat, sehingga

dapat menarik lebih banyak investor untuk menanamkan modal

24

Page 25: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

melalui penjualan saham berharga. Rasio-rasio keuangan juga

digunakan oleh manajemen untuk memonitor keadaan perusahaan

dari satu periode ke periode lain.

c. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil

perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang

mempunyai hubungan relevan dan signifikan (Harahap, 2001:297}.

Bringham dan Houston (2001:70-91) mengelompokkan rasio

keuangan dalam lima macam, yaitu rasio likuiditas, rasio manajemen

aktiva, rasio manajemen utang, rasio profitabilitas, dan rasio nilai

pasar. Rasio keuangan didesain untuk memperlihatkan hubungan

antar item-item pada laporan keuangan (neraca dan laba rugi), ada

lima jenis rasio keuangan, yaitu: Liquidity ratios, Leverage ratios,

Aseet management ratios, Profitability ratios, Market-value ratios

(Admaja, 1999:415).

1) Rasio likuiditas

Menurut Warsono (2002:32) rasio likuiditas adalah suatu

rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi

rasio likuiditas, semakin baik kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dalam penganalisaan

posisi likuiditas perusahaan dapat menggunakan dua macam rasio,

yaitu rasio lancar (Current Ratio) dan rasio cepat (Quick Ratio).

25

Page 26: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

a. Rasio lancar (Current Ratio)

Rasio lancar yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan untuk

memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang

dimiliki (Admaja, 2002:416).

Rasio ini dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat (Quick Ratio) digunakan untuk mengetahui sejauh

mana perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendak

tanpa bergantung pada penjualan persediaan (Admaja,

2002:116).

Rasio ini dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

2) Leverage Ratios atau Rasio Solvabilitas

Rasio Leverage adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini digunakan

untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang,

menurut Warsono (2003:34) leverage ratios terdiri atas:

a. Debt to Total Assets (DAR)

26

Page 27: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

Mengukur sejauh mana kewajiban perusahaan digunakan

untuk mendanai pembelian atau investasi atas aktiva

perusahaan (Warsono, 2003:34).

DAR dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

b. Debt to Equity (DER)

Digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan memenuhi

total kewajibannya dengan menggunakan modal sendiri

(Warsono, 2003:34).

DER dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

3) Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana

perusahaan secara efektif mengelola aktiva perusahaan. Semakin

tinggi rasio aktivitas, semakin efektif perusahaan dalam

memanfaatkan sumber dayanya (Warsono,2003:33).

c. Fixed Assets Turnover

FATO mengindikasikan bagaimana keefektifan manajemen

dalam menggunakan aktiva tetap tiap rupiah penjualan

(Admaja, 2002:416).

Formula perhitungan FATO sebagai berikut:

27

Page 28: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

d. Total Assets Turnover

TATO memberikan indikasi bagaimana kemampuan

perusahaan dalam menggunakan total aktiva yang dimiliki

untuk menghasilkan penjualan (Darsono dan Ashari,

2005:60).

Formula perhitungan TATO sebagai berikut :

4) Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio keuangan yang menunjukkan

seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik

hubungannya dengan assets maupun ekuistas (Warsono, 2003:35).

Rasio ini digunakan untuk mengukur keefektifan manajemen

dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi.

Net Profit Margin (NPM)

NPM menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh

oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan

(Darsono dan Ashari, 2005:56).

NPM dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

Return on Asset (ROA)

28

Page 29: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

ROA menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan

menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang saham

dengan seluruh aktiva yang dimiliki. Rasio ini menunjukkan

efektivitas menejemen dalam menggunakan aktiva untuk

memperoleh pendapatan.(Warsono, 2003:36).

Formula perhitungan ROA sebagai berikut :

Return on Equity (ROE)

ROE digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan

perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para

pemegang saham biasa dengan modal ekuitas yang dimiliki

(Warsono, 2003:36).

Formula perhitungan ROE sebagai berikut :

5) Rasio Pasar atau Market-Value ratios

Rasio nilai pasar menghubungkan harga saham perusahaan

dengan laba dan nilai buku per saham. Rasio ini menunjukkan

bagaimana perusahaan dinilai oleh investor di pasar modal

(Warsono, 2003:36).

6) Earning Per Share

29

Page 30: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

EPS menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap

lembar saham biasa yang dimiliki oleh para pemegang saham

(Darsono dan Ashari, 2005).

EPS dapat dihitung menggunakan formula sebagai berikut :

F. METODE PENELITIAN

1. Objek Penelitian

Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah PT. Semen

Cibinong di Bursa Efek Jakarta.

2. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus dan metode

penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, jenis penelitian

studi kasus menurut Indriantoro dan Supomo (2002:26) yaitu penelitian

dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan

kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksi dengan lingkungan.

Metode analisis deskriptif menurut Nasir (2003:54) adalah suatu metode

dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi,

suatu sistem pemikiran atau suatu peristiwa di masa sekarang. Tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara

sistematis, fluktual, akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antara fenomena yang diselidiki.

3. Teknik Pengumpulan Data

30

Page 31: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan metode

dokumentas yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, buku, surat kabar, majalah atau data-data yang berkaitan dengan

obyek penelitian.Dengan penelitian ini data diperoleh dari pojok BEJ

Universitas Muhammadiyah malang.

4. Sumber Data

Penelitian menggunakan sumber data sekunder, yaitu data

penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media

perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain (Indriantoro dan Supomo,

2002:147). Data yang digunakan dalam penelitian terdiri atas:

- Rasio keuangan dan ringkasan laporan keuangan PT. SMCB TAHUN

1999 sampai 2000 bersumber dari Indonesia Capital Market Directory

yang diterbitkan oleh Bursa Efek Jakarta.

- Laporan keuangan PT. SMCB tahun 2005 sampai 2006.

- Data-data mengenai PT. Semen Cibinong yang diakses melalui internet.

5. Definisi Operasional

Variabel-Variabel yang digunakan dalam penelitan ini adalah:

Kinerja keuangan yang diukur dengan rasio keuangan yang meliputi:

1. Rasio profitabilitas yaitu return on investment (ROI). Rasio ini

menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang

dipergunakan. ROI mengukur tingkat kembalian investasi yang telah

dilakukan oleh perusahaan. Besarnya hasil perhitungan pengembalian atas

investasi menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan

31

Page 32: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dengan

seluruh aktiva yang dimilikinya, diukur dengan % angka rasio.

Return On Investment (ROI)

X 100%

2. Rasio aktivitas yaitu asset turn over rasio ini mengukur perputaran dari

semua aset perusahaan, dan dihitung dengan cara membagi penjualan

dengan total aktiva. Besarnya hasil perhitungan rasio perputaran aktiva

total menunjukkan tingkat kecepatan seluruh aktiva perusahaan menjadi

kas piutang. Semakin tinggi rasio perputaran seluruh aktiva, maka

semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan seluruh aktiva yang

dimilikinya.

=.... kali

3. Rasio likuiditas yaitu current ratio ini dihitung dengan membagi aktiva

lancar dengan hutang lancar. Rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar yang dijamin

dengan menggunakan aktiva lancar, diukur dengan % angka rasio.

Current Ratio X 100%

4. Rasio leverage yaitu debt rasio (rasio hutang) rasio ini dihitung dengan

membagi antara total hutang dengan total aktiva. Rasio ini digunakan

untuk menunjukkan besarnya total hutang yang dapat dijamin dengan

aktiva total, diukur dengan % angka rasio.

32

Page 33: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

Debt ratio (Rasio Hutang) X 100%

6. Analisis Data

Analisis data merupakan bagian terpenting dalam penelitian

dimana data yang telah diperoleh akan dianalisis untuk mendapatkan

kemudahan dalam pemahaman dan interpretasi data. Analisis kualitatif

digunakan dalam tahap penelitian analisis interpretasi atas rasio-rasio

keuangan. Analisis kuantitatif yaitu serangkaian kegiatan analisis data yang

dinyatakan dalam bentuk angka-angka dengan cara mengklarifikasikan,

melakukan perhitungan dan membandingkan data-data tersebut untuk

kemudian disimpulkan.

Dalam peneltian ini menggunakan untuk analisis laporan

keungan menggunakan analisis horizontal dengan teknik analisis rasio time

series dan menentukan nilai perusahaan dengan perhitungan present value

cash flow . Adapun tahap-tahap analisis data pada penelitian ini adalah:

1. Melakukan perhitungan atas rasio-rasio keuangan perusahaan pada

periode sebelum melakukan akuisisi dan sesudah melakukan akuisisi.

Penghitungan dibatasi pada empat tahun sebelum akuisisi yaitu tahun

1999 sampai tahun 2000 dan empat tahun setelah akuisisi yaitu tahun

2005 sampai tahun 2006.

Adapun rasio-rasio keuangan yang dilakukan perhitungan antara lain:

a. Rasio Profitabilitas, yang meliputi ;

33

Page 34: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

- Return on Investement

b. Rasio Aktivitas

- Total Assets Turnover

c. Rasio Likuiditas

- Current Ratio

d. Rasio Leverage atau Solvabilitas.

- Debt Ratio

2. Melakukan perbandingan Kinerja Keuangan Untuk mengetahui

perbedaan. Pada penelitian ini Uji parametrik yang digunakan adalah uji t

untuk berpasangan (Paired t-test). Adapun sebagai langkah-Langkah

dalam pengujian hipotesis yaitu:

1. Menentukan formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis

alternatif (Ha).

Adapun formulasinya adalah sebagai berikut :

Ho : kinerja keungan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi berbeda signifikan.

Ha : kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda signifikan.

2. Karena data yang diuji berdistribusi normal maka uji statistik

yang sesuai yaitu menggunakan paired sample t-test (uji t untuk data

berpasangan). Menentukan nilai t dihitung dengan rumus :

34

Page 35: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

Dimana:

= Mean dari harga-harga d ( perbedaan harga-harga yang

berpasangan).

= Deviasi standar dari harga-harga d

= Banyaknya pasangan

3. Membandingkan angka t hitung dan t tabel

Angka t hitung dibandingkan dengan angka t tabel adalah untuk

mengambil keputusan berdasarkan pada uji paired samples t-test

dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, artinya kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah diakuisisi tidak berbeda signifikan

b. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak artinya kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah diakuisisi berbeda signifikan

sebagai kriteria penilaian adalah dengan menggunakan tingkat

kepercayaan 95%, yaitu untuk menguji hipotesis yang digunakan

dengan membandingkan nilai probabilitas dengan alphanya yaitu

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Nilai probabilitas < α, maka Ho ditolak; Ha diterima

b. Nilai probabilitas >

, maka Ho diterima; Ha ditolak

c.

35

Page 36: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

DAFTAR PUSTAKA

Andrianit, Sri, 2002, Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada PT. Madura Prima Interna Surabaya, Skripsi Pada Universitas Muhammadiyah Malang, Tidak Dipublikasikan.

Agus sartono, 1996, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta.

Beams, Floyd. A dan Jusuf. Amir Abadi. 2004. Akuntansi Keuangan Lanjutan diIndonesia. Buku I. Edisi Revisi.Salemba Empat, Jakarta.

Hitt, Michael A., Harisson, Jeffrey S.,Ireland, R. Duane, 2002, Merger dan Akuisisi Panduan Meraih Laba Bagi Para Pemegang Saham, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Helfert, Erich A., 1996, Teknik Analisis Keuangan, edisi Kedelapan, erlangga,

Jakarta.

Harahap, S.S. 2002. Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Bumi Akasara. Jakarta

Kristianti, Narti, Kwik Kian Gie, Merger dan Akuisisi; Kemungkinan dan Penyalahgunaan dan Efek Sinerginya pada Unit-unit Group Bisnis, Manajemen dan Usahawan, Jakarta, Lembaga Manajemen FE UI, Maret 1992, hal. 11-15.

Marcel Go, 1992, Akuisisi Bisnis Analisis dan Pengelolaannya, Rineke Cipta, Jakarta

Moin, Abdul, 2004 “ Merger Akuisisi dan Divestasi” Edisi Kedua, Penerbit Ekonosia, Yogyakarta.

Munawir, S, 2001. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Empat, Cetakan Kelima,

Liberty, Yogyakarta.

Oktavia, Yani, 2001, Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Akuisisi Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Publik di Bursa Efek Surabaya, Skripsi pada Universitas Muhammadiyah Malang, Tidak Dipublikasikan.

Payamta, 1997, Penilaian Kelayakan Investasi dalam Keputusan Merger dan Akuisisi, Kajian Bisnis, hal. 1-12.

Syamsudin, Lukman,1995, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru, Penerbit atas Kerjasam dengan Pretice Hall Inc, Yogyakarta.

36

Page 37: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

Sudarsanam, 1999, The Essence of Merger dan akuisisi, Edisi Pertama, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Suta, Ari, I.P.G., 1992, Akuisisi dan Implikasinya bagi Perusahaan Publik. Makalah disajikan dalam seminar “ Akuisisi dan Dampak Globalisasi Terhadap Pasar Modal Indonesia”, Jakarta, 25 Agustus, 1-20.

Sutrisno, 1998, Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi dalam Merger dan Akuisisi terhadap Harga Saham, Tesis S-2 UGM.

Weston, J. Fred & Copeland, Thomas E., 1995. Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Jilid I, Binarupa Aksara, Jakarta.

37

Page 38: BAB I - Directory UMM : Universitas …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/revisi_baru.doc · Web viewKesimpulan ini didukung hasil analisis data sebagai berikut ini: Perbandingan rasio-rasio

Usulan Penelitian

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. SEMEN CIBINONG SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI

OlehIka Henni Kusumawati

02610017

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2007

38