bab i anafilaksis
DESCRIPTION
Bab I AnafilaksisTRANSCRIPT
TINGKAT PENEGTAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK BEDAH MULUT rsp ub TERHADAP SHOCK ANAFILAKTIK AKIBAT ANESTESI LOKAL
PROPOSAL
Nailus Dyah Tamara Putri
NIM. 135070400111001
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anastesi merupakan tindakan menghilangkan rasa nyeri ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa nyeri pada tubuh.
Anestesi terbagi dalam dua jenis yaitu anestesi lokal dan general. Dalam bidang Kedokteran
Gigi, anestesi yang biasa digunakan adalah anestesi lokal. Anestesi lokal adalah tindakan
menghambat rasa sakit pada bagian tubuh tertentu. Sebelum dilakukan tindakan anestesi
lokal, seorang dokter gigi wajib melakukan ananesa untuk mendapatkan informasi lengkap
pasien. Anamnesa terdiri dari tanya jawab antara dokter gigi dengan pasien mengenai hal
yang berhubungan dan hal yang sehubungan. Salah satu komponen yang harus ditanyakan
adalah riwayat penyakit sistemik, dapat berupa diabetes melitus, hipertensi, kelainan darah,
penyakit menular, riwayat alergi, dan lainnya. Salah satu penyakit sistemik yang harus
diperhatikan adalah riwayat alergi pasien (Chandra, Setiarini, & Rengganis, 2011).
Alergi adalah suatu perubahan reaksi atau respon pertahanan tubuh yang menolak
terhadap zat-zat yang sebenarnya tidak berbahaya yang disebut dengan alergen. Alergen
masuk kedalam tubuh melalui inhalatif, kontak, suntikan, atau sengatan (Chandra, Setiarini,
& Rengganis, 2011). Alergi atau biasa disebut hipersensitifitas dibagi kedalam empat tipe,
yaitu Hipersensitif tipe I, II, III, dan IV. Salah satu tiper hipersensitif yang paling berbahaya
adalah Hipersensitifitas tipe I yang disebut juga tipe anafilaktik (Uyamadu, 2012).
Anafilaksis merupakan reaksi alergi yang mengancam jiwa, bersifat umum dan akut,
yang terjadi pada 1 dari 10.000 jiwa/tahun dan merupakan penyebab 1 dari 2700 kasus yang
masuk dalam rumah sakit. Gejala yang terlihat pada penderita anafilaktik shock adalah
turunnya tekanan darah atau hipotensi, takikardia, pembengkakan, dan bronkospasme
(Uyamadu, 2012). Reaksi anafilaktik terjadi ketika materi yang dapat menyebabkan alergi
secara tidak langsung mengaktifkan mast cell sehingga mengalami degranulasi dan
melepaskan mediator infalamasi yang dapat menyebabkan gejala-gejala yang terjadi pada
anafilaktik shock (Marx, 2010).
Salah satu penanggulangan anafilaktik shock adalah dengan menggunakan epinefrin.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 72,9% dokter gigi mengetahui bahwa
epinefrin sebagai penanggulangan shock anafilaktik tetapi hanya 20% dokter gigi yang
menyimpannya di tempat praktik dan hanya 10% dokter gigi yang mengetahui dosis tepat
untuk diberikan kepada penderita anafilaktik shock (Eskandari, Nekourad, & Bastan, 2014).
Dari data diatas dapat ditentukan bahwa pengetahuan dokter gigi terhadap shock anafilaktik
masih kurang. Hal tersebutlah yang mendasari peneliti merasa perlu untuk melakukan
penelitian bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik di Klinik Bedah
Mulut RSP UB terhadap anafilaktik shock akibat anestesi lokal dan penanggulangannya.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimakah tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik di Klinik
Bedah Mulut RSP UB terhadap shock anafilaktik akibat anestesi lokal dan
penanganannya?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik di Klinik
Bedah Mulut RSP UB terhadap shock anafilaktik akibat anestesi lokal dan
penanganannya.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Departemen Bedah Mulut, dapat menjadi referensi atau informasi sebagai
data.
1.4.2. Bagi Mahasiswa Klinik, dapat dijadikan motivasi untuk menambah
pengetahuan.
Works Cited
Chandra, Setiarini, & Rengganis. (2011). Gambaran sensitivitas terhadap alergen makanan. Makara Kesehatan , 151.
Eskandari, N., Nekourad, M., & Bastan, R. (2014). The awwareness of anaphylaxis reaction to local anesthesia in Dentistry. J Allergy Asthma , 1-4.
Marx, J. (2010). Rosen's emergency Medicine: Concept and Clinical Practice 7th edition. Philadelphia: Mosby Elsevier.
Uyamadu. (2012). A review of medical emergencies in dental practice. Orient J of Medicine , 234.