bab i - indagkop.kaltimprov.go.idindagkop.kaltimprov.go.id/download/file/lkj-ip_2016_fiks.pdf · 5)...
TRANSCRIPT
1 LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR PEMBENTUKAN
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan
Timur merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur.
Dasar pembentukan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM
Provinsi Kalimantan Timur adalah Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2001 dan
Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 03 Tahun 2001 yang kemudian
ditetapkan kembali melalui Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 08 Tahun
2004 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Provinsi
Kalimantan Timur.
B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI
Agar dapat memprioritaskan kegiatan dalam berorganisasi, maka perlu
diperhatikan beberapa aspek strategis dalam menjalankan suatu organisasi,
diantaranya :
1. Adaptasi atas perubahan lingkungan strategik
Reformasi membawa konsekuensi logis adanya perubahan paradigma
pemerintahan dalam rangka memenuhi tuntutan dari masyarakat. Untuk merespon
tuntutan tersebut diperlukan adanya penyesuaian terhadap lingkungan strategik,
sehingga instansi akan mudah untuk menjawab apa yang diinginkan oleh
masyarakat.
2. Pengelolaan keberhasilan
Untuk mewujudkan keberhasilan organisasi diperlukan indikator keberhasilan
disertai dengan target terukur yang harus dicapai, hal ini dalam rangka untuk
membimbing organisasi agar tidak salah arah dan tepat sasaran.
3. Orientasi ke masa depan
2
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
Dalam berorganisasi, perlu adanya orientasi ke depan guna menambah
pengetahuan / masukan agar dapat memperhitungkan apa yang perlu
dilakukan kedepan dalam rangka mewujudkan visi yang telah ditetapkan.
4. Menentukan rencana program utama yang akan dicapai sesuai target yang
telah ditetapkan selama kurun waktu tertentu.
Berdasarkan target yang telah ditetapkan, maka ditetapkan tujuan, sasaran
Dan program utama beserta indikator-indikator kinerja yang akan dicapai
selama kurun waktu yang telah ditetapkan.
5. Pelayanan prima
Salah satu indikator keberhasilan suatu instansi ditentukan seberapa besar
instansi tersebut mampu mewujudkan pelayanan primanya kepada
masyarakat.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Adapun yang menjadi tugas pokok dari pejabat struktural pada bagan struktur
organisasi, antara lain sebagai berikut :
A. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan wewenang untuk memimpin,
merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengawasi semua kegiatan Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Kepala Dinas mempunyai
fungsi :
a. Membantu Gubernur sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Memimpin, merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengawasi semua kegiatan Dinas Perindustrian
Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim;
c. Mengadakan hubungan kerjasama dengan instansi-instansi lainnya untuk
memperlancar pelaksanaan tugasnya.
3
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Kepala Dinas mempunyai
fungsi :
a. Membantu Gubernur sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Memimpin, merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengawasi semua kegiatan Dinas Perindustrian
Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim.
c. Mengadakan hubungan kerjasama dengan instansi-instansi lainnya untuk
memperlancar pelaksanaan tugasnya.
B. Sekretaris Dinas
Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan perumusan
kebijaksanaan koordinasi perencanaan program dan pelaporan, urusan umum dan
kehumasan, kepegawaian, ketata laksanaan, perlengkapan dan administrasi
keuangan.
Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Sekretaris mempunyai fungsi :
a. Melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana program dan
pelaporan;
b. Melakukan penyiapan bahan urusan umum dan kehumasan, administrasi
kepegawaian dan ketatalaksanaan ;
c. Melakukan penyiapan bahan pengadaan dan pemeliharaan barang
perlengkapan.
d. Melakukan penyiapan bahan administrasi keuangan.
1. Sub Bagian Perencanaan Program
a. Tugas Pokok :
Sub Bagian Perencanaan Program mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan program dan penyusunan
informasi serta evaluasi.
4
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
b. Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Sub Bagian Perencanaan
Program mempunyai fungsi :
1. Penyiapan koordinasi, pembinaan dan pelaksanaan penyusunan rencana
dan program di bidang Industri, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro
dan Kecil Menengah;
2. Monitoring dan evaluasi program dan kegiatan di bidang Industri,
Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah;
3. Menyusun pelaporan kegiatan Industri, Perdagangan, Koperasi dan
Usaha Mikro dan Kecil Menengah.
2. Sub Bagian Umum
a. Tugas Pokok :
Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan urusan
surat menyurat, kearsipan, urusan rumah tangga, perpustakaan, kehumasan
dan pengelolaan administrasi kepegawaian.
b. Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Sub Bagian Umum
mempunyai fungsi :
1. Melakukan penyiapan bahan urusan surat-menyurat, kearsipan, urusan
rumah tangga dan perlengkapan.
2. Melakukan penyiapan bahan kehumasan.
3. Melakukan penyiapan bahan pengelolaan administrasi kepegawaian.
3. Sub Bagian Keuangan
a. Tugas Pokok :
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pengelolaan administrasi keuangan, yang meliputi anggaran, pembukuan
dan pertanggung jawaban serta laporan keuangan.
b. Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Sub Bagian Keuangan
mempunyai fungsi :
5
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
1. Melakukan penyiapan bahan pengelolaan administrasi keuangan.
2. Melakukan penyiapan penyusunan anggaran, pembukuan dan
pertanggung jawaban serta laporan keuangan.
3. Verifikasi administrasi keuangan.
a. Bidang Industri
Bidang Industri mempunyai tugas pokok melaksanakan dan penyiapan kebijakan,
pembinaan dan pengembangan industri kecil dan menengah, industri kimia dan agro
Hulu dan Hilir, industri logam mesin, elektronika, matematika, tranportasi dan aneka
(ILMETA), mengkoordinasikan, kerjasama kemitraan bidang industri, memberikan
masukan /saran dalam rangka penerbitan izin usaha industri skala investasi diatas
10 milyar, dan izin kawasan industri lintas kabupaten / kota.
Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, bidang Industri mempunyai
fungsi:
1) Menyusun, merumuskan dan Mengkoordinasikan kebijakan pembinaan dan
pengembangan sarana prasarana usaha, produksi, evaluasi dan pelaporan serta
meningkatkan kerjasama antara industri kecil menengah, industri besar serta
sektor ekonomi lainya.
2) Melaksanakan kebijakan, pembinaan, pengembangan dan mengkoordinasikan
iklim usaha, promosi, informasi industri kecil dan menengah, industri kimia dan
agro, industri logam mesin, elektronika telematika, transportasi dan aneka
(ILMETA) .
3) Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi terhadap industri kecil dan menengah,
industri kimia dan agro, industri logam mesin, elektronika, telematika, transportasi
dan aneka (ILMETA) serta standarisasi dibidang industri.
4) Koordinasi dan fasilitasi kerjasama pengembangan industri melalui pola kemitraan
usaha lintas kab/kota di bidang industri kecil dan menengah, industri kimia dan
agro industri logam mesin, elektronika, telematika, transportasi dan aneka
(ILMETA)
6
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
5) Mengkoordinasikan dan menyusun standarisasi, norma, pedoman dan kriteria
dibidang industri kecil dan menengah, industri kimia dan agro, industri logam
mesin, elektronika, telematika, transportasi dan aneka (ILMETA)
6) Mengkoordinasikan, memberikan masukan/saran tehnis dalam rangka penerbit
dan izin usaha industri skala investasi diatas 10 milyar, dan izin kawasan industri
lintas kabupaten/kota.
7) Monitoring dan evaluasi dan bantuan teknis pelaksanaan pembinaan industri
bersih yanng dilakukan kab/kota dalam rangka pencegahan pencemaran
lingkungan.
8) Membantu dan memfasilitasi standarisasi dan HaKI.
1. Seksi Industri Kecil dan Menengah
a. Tugas Pokok
Seksi Industri Kecil dan Menengah mempunyai tugas pokok melaksanakan
dan penyiapan kebijakan, pembinaan dan pengembangan industri kecil dan
menengah (IKM) sandang,pangan kimia bahan bangunan, elektronika, aneka
dan kerajinan.
b. Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Seksi Industri Kecil dan
Menengah mempunyai fungsi :
1. Menyusun, merumuskan dan mengkordinasi kebijakan pembinaan dan
pengembangan industri kecil menengah .
2. Melaksanakan kebijakan, pembinaan, pengembangan dan
Mengkoordinasikan iklim usaha, promosi, pengembangan informasi
industri kecil dan menengah.
3. Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi terhadap industri kecil dan
menengah.
4. Koordinasi dan fasilitasi kerjasama pengembangan industri melalui pola
kemitraaan usaha lintas Kab/Kota bidang Industri Kecil dan Menegah.
5. Mengkoordinasikan dan menyusun standarisasi, norma, pedoman dan
kriteria di bidang Industri Kecil dan Menengah.
6. Melakukan pendataan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
7
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
industri kecil dan menengah.
7. Membantu dan memfasilitasi pengembangan usaha IKM, standarisasi
dari HaKi IKM.
8. Monitoring dan evaluasi dan bantuan teknis pelaksanaan pembinaan
industri bersih yang dilakukan kab /kota dalam rangka pencegahan
pencemaran lingkungan kegiatan IKM.
2. Seksi Industri Agro dan Kimia
a. Tugas Pokok
Seksi Industri Agro dan Kimia mempunyai tugas pokok melaksanakan dan
penyiapan kebijakan, pembinaan / bimbingan tehnis dan Bidang industri Agro
dan Kimia hulu dan hilir, peningkatan kerjasama, evaluasi dan pemantauan
pelaksanaan kegiatan industri Agro dan Kimia hulu dan hilir.
b. Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Seksi Industri Agro dan
Kimia mempunyai fungsi :
1) Menyusun, merumuskan dan Mengkoordinasikan kebijakan pembinaan
dan pengembangan Industri Agro dan Kimia .
2) Melaksanakan kebijakan, pembinaan pengembangan dan
Mengkoordinasikan sarana dan prasarana, iklim usaha, promosi
pengembangan informasi Industri Agro dan Kimia hulu dan hilir.
3) Mengkoordinasikan dan memberikan masukan, saran tehnis dalam
rangka rekomendasi dan pemberian izin Industri Usaha skala 10 milyar
keatas dan izin kawasan industri yang lokasinya lintas kab/kota bagi
industri Agro dan Kimia hulu dan hilir.
4) Melakukan koordinasi kerjasama dan meningkatkan kemitraan antara
industri kecil menengah, besar dan sektor ekonomi lainnya pada industri
Agro dan Kimia hulu dan hilir, koordinasi dan fasilitasi kerjasama
pengembangan industri melalui pola kemitraan usaha lintas kab/kota,
Industri Agro dan Kimia.
5) Memberikan bimbingan tehnis dan evaluasi terhadap Industri Agro dan
Kimia hulu dan hilir.
8
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
6) Mengkoordinasikan dan menyusun standarisasi, norma, pedoman dan
kriteria dibidang industri Agro dan Kimia hulu dan hilir.
7) Melakukan pendataan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
Industri Agro dan Kimia hulu dan hilir.
8) Monitoring dan evaluasi dan bantuan tehnis pelaksanaan pembinaan
industri bersih yang dilakukan kab/kota dalam rangka pencegahan
pencemaran lingkungan .
9) Membantu dan memfasilitasi standarisasi dan HAKI.
3. Seksi ILMETA
a. Tugas Pokok
Seksi ILMETA mempunyai tugas pokok melaksanakan dan penyiapan
kebijakan,pembinaan /bimbingan tehnis dan Bidang industri Logam Mesin
Elektronik, telematika dan aneka (ILMETA), peningkatan kerjasama, evaluasi
pelaksanaan kegiatan industri Logam Mesin Elektonika, telematika dan aneka
(ILMETA).
b. Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Seksi ILMETA mempunyai
fungsi :
1. Menyusun, merumuskan dan Mengkoordinasikan kebijakan pembinaan dan
pengembangan industri logam mesin elektonika, Telematika dan Aneka
(ILMETA).
2. Melaksanakan kebijakan, pembinaan, pengembangan dan
Mengkoordinasikan sarana dan prasarana, iklim usaha, promosi,
pengembangan informasi industri logam mesin Elektronika, Telematika dan
Aneka (ILMETA).
3. Mengkoordinasikan dan memberikan masukan, saran tehnis dalam rangka
rekomendasi dan pemberian izin industri usaha skala 10 Milyar keatas dan
izin kawasan industri yang lokasinya lintas kab/kota bagi industri logam
mesin Elektronika, Telematika dan Aneka (ILMETA).
4. Melakukan koordinasi kerjasama dan meningkatkan kemitraan antara
industri kecil menengah, besar dan sktor ekonomi lainya pada Industri
Logam Mesin Elektronika, Telematika dan Aneka (ILMETA).
9
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
5. Koordinasi dan fasilitasi kerjasama pengembangan industri melalui pola
kemitraan usaha lintas kab/kota, industri logam mesin, elektronika,
telematika, transportasi dan aneka (ILMETA).
6. Memberikan bimbingan tehnis dan evaluasi terhadap industri logam mesin
Elektronika, Telematika dan Aneka (ILMETA).
7. Mengkoordinasikan dan menyusun standarisasi, norma, pedoman dan
kriteria dibidang industri logam mesin Elektronika, Telematika dan Aneka
(ILMETA).
8. Melakukan pendataan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
industri logam mesin Elektonika, Telematika dan Aneka (ILMETA).
9. Monitoring dan evaluasi dan bantuan tehnis pelaksanaan pembinaan industri
bersih yang dilakukan kab/kota dalam rangka pencegahan pencemaran
lingkungan.
10. Membantu dan memfasilitasi standarisasi dan HAKI.
b. Bidang Perdagangan Dalam Negeri
Bidang Perdagangan Dalam Negeri mempunyai tugas melaksanakan perumusan
kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi di bidang pembinaan pasar
dan distribusi, melakukan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis,
serta evaluasi di bidang perlindungan konsumen dan pengawasan barang jasa,
perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, serta evaluasi di bidang
pembinaan usaha perdagangan dan pendaftaran perusahaan.
Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Bidang Perdagangan Dalam
Negeri mempunyai fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan pasar, informasi
pasar, peningkatan penggunaan produksi dalam negeri dan distribusi.
2. Penyiapan perumusan pedoman, standar, norma, kriteria, dan prosedur di
bidang pengembangan pasar, informasi pasar, penggunaan produksi dalam
negeri, dan distribusi.
3. Bimbingan teknis di bidang pengembangan pasar, informasi pasar,
peningkatan penggunaan produksi dalam negeri, dan distribusi.
10
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
4. Evaluasi pelaksanaan pengembangan pasar, informasi pasar, peningkatan
penggunaan produksi dalam negeri, dan distribusi.
5. Pelaksanaan koordinasi penyusunan kebijakan, rencana dan program, evaluasi
serta pelaporan.
6. Penyiapan dan penelaahan, pembinaan, evaluasi, penyusunan laporan, serta
penyajian informasi.
7. Koordinasi Pengendalian Inflasi.
8. Pengembangan pasar dalam negeri melalui pasar lelang, misi dagang dan
promosi.
9. Penyiapan perumusan standar, norma, kriteria dan prosedur bimbingan
lembaga, konsumen dan pelaku usaha serta pelayanan pengaduan dan
kerjasama perlindungan konsumen.
10. Bimbingan teknis di bidang bimbingan lembaga konsumen dan pelaku usaha,
serta pelayanan pengaduan dan kerjasama perlindungan konsumen.
11. Evaluasi pelaksanaan di bidang bimbingan lembaga konsumen dan pelaku
usaha, serta pelayanan pengaduan dan kerjasama perlindungan konsumen.
1. Seksi Bina Pasar dan Distribusi
a. Tugas Pokok
Seksi Bina Pasar dan Distribusi mempunyai tugas melaksanakan perumusan
kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi di bidang pembinaan
pasar dan distribusi.
b. Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Seksi Bina Pasar dan
Distribusi mempunyai fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijakan teknis pengembangan pasar, informasi
pasar, peningkatan penggunaan produksi dalam negeri dan distribusi.
2. Penyiapan perumusan pedoman, standar, norma, kriteria, dan prosedur
dalam pengembangan pasar, informasi pasar, penggunaan produksi
dalam negeri, dan distribusi.
3. Bimbingan teknis untuk pengembangan pasar, informasi pasar,
peningkatan penggunaan produksi dalam negeri , dan distribusi.
11
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
4. Evaluasi pelaksanaan pengembangan pasar, informasi pasar, peningkatan
penggunaan produksi dalam negeri, dan distribusi.
5. Pelaksanaan koordinasi penyusunan kebijakan, rencana dan program,
evaluasi serta pelaporan .
6. Penyiapan dan penelahan, pembinaan, evaluasi, penyusunan laporan,
serta penyajian informasi .
7. Koordinasi Pengendalian Inflasi .
8. Pengembangan pasar dalam negeri melalui pasar lelang, misi dagang dan
promosi.
2. Seksi Perlindungan Konsumen dan Pengawasan Barang
a. Tugas Pokok
Seksi Perlindungan Konsumen dan Pengawasan Barang mempunyai tugas
melakukan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, serta
evaluasi di bidang perlindungan konsumen dan pengawasan barang beredar
dan jasa.
b. Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Seksi Perlindungan
Konsumen dan Pengawasan Barang mempunyai fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang bimbingan konsumen dan
pelaku usaha, serta Pelayanan pengaduan kerja sama perlindungan
konsumen ;
2. Penyiapan perumusan standar, norma, kriteria dan prosedur bimbingan
lembagan, konsumen dan pelaku usaha serta pelayanan pengaduan dan
kerjasama perlindungan konsumen ;
3. Bimbingan teknis kepada lembaga, konsumen dan pelaku usaha, serta
pelayan pengaduan dan kerjasama perlindungan konsumen.
4. Evaluasi pelaksanaan bimbingan lembaga, konsumen dan pelaku usaha,
serta pelayanan pengaduan dan kerjasama perlindungan konsumen dan
Pengawasan barang beredar dan jasa ;
5. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan, pengawasan
barang dan hasil industri logam, mesin, elektronika, aneka kimia, agro,
12
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
hasil hutan, serta penyidikan kerjasama pembinaan pengawasan barang
beredar dan jasa.
6. Penyiapan perumusan standar, norma, kriteria, dan prosedur di bidang
pembinaan pengawasan dan kejasama pembinaan pengawasan barang
beredar dan jasa .
7. Bimbingan teknis di bidang pembinaan dan pengawasan barang hasil
induk logam, mesin, elektronika, aneka kimia, agro, hasil hutan, serta
penyidikan dan kerjasama pembinaanpengawasan barang beredar dan
jasa.
8. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan di bidang pembinaan dan
pengawasan barang hasil industri logam, mesin, elektronika, aneka kimia,
agro, hasil hutan serta penyidikan dan kerjasama pembinaan
pengawasan barang beredar dan jasa.
3. Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan
a. Tugas Pokok
Seksi Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan mempunyai tugas
melaksanakan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis,
serta evaluasi di bidang pembinaan usaha perdagangan dan pendaftaran
perusahaan.
b. Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Seksi Bina Usaha dan
Pendaftaran Perusahaan mempunyai fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kelembagaan, usaha
perdagangan, perdagangan jasa, usaha dagang asing, keagenan,
pendaftaran perusahaan, dan laporan keuangan tahunan perusahaan
2. Penyiapan perumusan standar, norma, kriteria, dan prosedur di bidang
kelembagaan, usaha perdagangan, perdagangan jasa, usaha dagang
asing, keagenan, pendaftaran perusahaan, dan laporan keuangan tahunan
perusahaan ;
3. Bimbingan teknis di bidang kelembagaan usaha perdagangan
perdagangan jasa, usaha dagang asing, keagenan, pendaftaran
perusahaan, dan laporan keuangan tahunan perusahaan
13
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
4. Evaluasi pelaksanaan di bidang kelembagaan, usaha perdagangan,
perdagangan jasa, usaha dagang asing, keagenan, pendaftaran
perusahaan, dan laporan keuangan tahunan perusahaan.
c. Bidang Perdagangan Luar Negeri
Bidang Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas memberikan bimbingan teknis
pembinaan ekspor, pemantauan dan evaluasi kegiatan impor, penyebaran informasi
perdagangan luar negeri, promosi dan misi dagang, kerjasama luar negeri dan
penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA), serta penerbitan Angka Pengenal Importir
(API).
Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Bidang Perdagangan Luar Negeri
mempunyai fungsi :
1. Merencanakan kegiatan Bidang Perdagangan Luar Negeri sebagai acuan
pelaksanaan tugas.
2. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Bidang Perdagangan luar negeri guna
pemecahan masalah dan tindak lanjutnya.
3. Menyiapkan dan menyusun bahan bimbingan teknis perdagangan luar negeri
dalam rangka pembinaan iklim usaha, pemanfaatan keterkaitan antar dunia
usaha dan antar sektor, dan peningkatan kerjasama dunia usaha.
4. Menyusun petunjuk teknis dalam rangka pembinaan dan pengembangan
ekspor.
5. Menyusun bahan informasi, promosi dan misi dagang, dalam rangka perintisan
dan pengembangang pasar luar negeri.
6. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis
perdagangan luar negeri.
7. Meningkatkan kemampuan pengusaha dalam melakukan transaksi dan
pemasaran di luar negeri.
8. Melaksanakan penerbitaaan Surat Keterangan Asal (SKA).
9. Melaksanakan penerbiatan Angka Pengenal Importir (API).
10. Menyebarluaskan informasi perdagangan luar negeri baik melalui assosiasi/
Perindag / Dunia Usaha / Media.
14
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
11. Menyiapkan bahan pemantauan dan evaluasi kegiatan impor termasuk
pengawasan mutu barang impor.
12. Mengkoordinasikan persiapan pemantauan dan evaluasi pemberian API.
13. Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengembangan promosi dan misi dagang
luar negeri.
14. Mengikuti pelaksanaan kegiatan kerjasama luar negeri regional, bilateral
maupun multilateral .
15. Menyiapkan bahan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kerjasama
luar negeri.
16. Memahami peraturan perundang – undangan dan ketentuan lainnya yang
diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas.
17. Menyelesaikan pelaksanaan tugas dilingkungan Bidang Perdagangan Luar
Negeri sesuai rencana.
18. Membuat laporan pelaksanaan tugas Bidang Perdagangan Luar Negeri sebagai
pertanggungjawaban.
1. Seksi Ekspor
a. Tugas Pokok
Seksi Ekspor mempunyai tugas menyiapkan bahan bimbingan teknis,
pembinaan dan pengembangan ekspor, serta penerbitan Surat Keterangan
Asal Barang (SKA).
b. Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Seksi Ekspor mempunyai
fungsi:
1. Penyediaan bahan masukan sebagai bahan pertimbangan perumusan
kebijakan di bidang ekspor
2. Koordinasi dan sosialisasi kebijakan bidang ekspor skala provinsi
3. Monitoring dan pelaporan pelaksanaan kebijakan bidang ekspor
4. Penyediaan bahan masukan untuk perumusan kebijakan penerbitan SKA
dan penelusuran asal barang.
5. Sosialisasi, penerbitan dan pelaporan penerbitan SKA, penelusuran asal
barang di tingkat provinsi
15
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
6. Penyediaan bahan masukan, sosialisasi, fasilitas, koordinasi
pelaksanaan, moni toring dan pelaporan, penyediaan informasi ekspor
daerah sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan.
7. Penyediaan bahan kebijakan pengembangan ekspor skala provinsi.
8. Pelaksanaan kegiatan pengembangan ekspor skala provinsi.
9. Rekomendasi penerbitan Eksportir Terdaftar Produsen Industri
Kehutanan (ETPIK).
2. Seksi Impor
a. Tugas Pokok
Seksi Impor mempunyai tugas menyiapkan dan pembinaan pengawasan
barang impor, serta penerbitan Angka Pengenal Importir (API).
b. Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Seksi Impor mempunyai
fungsi:
1. Penyediaan bahan masukan untuk perumusan kebijakan bidang impor.
2. Penyediaan bahan masukan sebagai bahan pertimbangan perumusan
kebijakan bidang impor.
3. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan bidang impor skala provinsi.
4. Penerbitan Angka Pengenal Impor (API).
5. Sosialisasi kebijakan dan pelaporan penerbitan API.
6. Pengambilan contoh dan monitoring barang- barang impor .
7. Rekomendasi pelaksanaan importasi barang, rekomendasi penerbitan /
penggantian APIT.
3. Seksi Kerjasama Perdagangan Luar Negeri
1. Tugas Pokok
Seksi Kerjasama Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas menyiapkan
bahan petunjuk teknis pembinaan kepada dunia usaha berkaitan dengan
urusan (kegiatan pameran, promosi dagang, dan misi dagang, baik didalam
negeri maupun luar negeri) kerjasama perdagangan luar negeri.
16
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
2. Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Seksi Kerjasama
Perdagangan Luar Negeri mempunyai fungsi :
1. Monitoring dan sosialisasi hasil-hasil kesepakatan kerjasama
perdagangan internasioanal.
2. Monitoring dan sosialisasi hasil-hasil kesepakatan kerjasama
perdagangan internasional dan koordinasi kerjasama ekonomi sub
regional
3. Monitoring dan sosialisasi hasil-hasil kesepakatan kerjasama
perdagangan bilateral dan sosialisasi kerjasama perdagangan lintas
batas.
4. Merencanakan, menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan pameran,
promosi dan misi dagang baik dalam negeri maupun luar negeri.
5. Monitoring dan sosialisasi dumping, subsidi dan safeguard
6. Penyediaan bahan masukan dalam rangka penetapan kesepakatan
dalam bidang komoditi internasional
7. Sosialisasi, monitoring dan evaluasi, pelaporan pelaksanaan kesepakatan
skala provinsi
8. Fasilitas pemberian bimbingan teknis dan evaluasi bidang perdagangan
luar negeri.
d. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Bidang Koperasi dan UMKM mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
pemberian bimbingan tehnis, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan
kelembagaan dan sumber daya manusia, fasilitasi pembiayaan permodalan dan
pengembangan produksi usaha dan pemasaran koperasi dan usaha mikro kecil dan
menengah, menengah serta pemantauan dan evaluasi pelaksanan kebijakan tehnis
di bidang koperasi dan UMKM.
Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Bidang Koperasi dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah menyelenggarakan fungsi :
1. Menyusun petunjuk teknis pembinaan dan pengembangan kelembagaan,
permodalan dan perkreditan Pengembangan sumber daya manusia serta
17
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
pengembangan produksi, usaha dan pemasaran koperasi dan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah sebagai dasar pelaksanaan tugas;
a. Menyusun pola, pengembangan sumber daya manusia serta pengembangan
produksi, usaha dan pemasaran pembinaan dan pengembangan
kelembagaan, permodalan, dan perkreditan koperasi dan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah;
b. Melakukan konsultasi dan kerjasama dengan unit kerja di dalam dan diluar
lingkungan dinas dalam rangka koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
tugas;
c. Menganalisa pelaksanaan rencana kerja dan program pembinaan
kelembagaan, permodalan dan perkreditan, pengembangan sumber daya
manusia serta pengembangan produksi, usaha dan pemasaran koperasi dan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah;
d. Memberikan petunjuk pembinaan kelembagaan, permodalan dan perkreditan,
pengembangan sumber daya manusia serta pengembangan produksi, usaha
dan pemasaran koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah;
e. Menyusun laporan dan evaluasi pelaksanaan pembinaan kelembagaan,
permodalan dan perkreditan, pengembangan sumber daya manusia serta
pengembangan produksi, usaha dan pemasaran koperasi dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah.
1. Seksi Bina Lembaga Koperasi dan UMKM
a. Tugas Pokok
Seksi Bina Lembaga Koperasi dan UMKM mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan bimbingan dan pembinaan kelembagaan serta peningkatan
kemampuan sumber daya manusia koperasi dan usaha, kecil, peningkatan
kerja sama dengan dunia usaha di bidang lembaga UMKM dan melaksanakan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis.
b. Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Seksi Lembaga Koperasi dan
UMKM mempunyai fungsi :
1. Pelaksanaan kebijakan pembentukan, penggabungan, dan peleburan serta
pembubaran koperasi
18
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
2. Pengesahan pembentukan, penggabungan, dan peleburan serta
penetapan pembubaran koperasi lintas kabupaten /kota.
3. Fasilitas pelaksanaan pengesahan dan pengumuman akta pendirian
koperasi lintas kabupaten /kota.
4. Pengesahan dan perubahan anggaran Dasar yang menyangkut
penggabungan, pembagian dan perubahan bidang usaha koperasi lintas
kabupaten /kota.
5. Pengawasan, monitoring dan evaluasi upaya pemberdayaan KUMKM.
2. Seksi Fasilitasi Pembiayaan & Permodalan Koperasi dan UMKM
a. Tugas Pokok
Seksi Fasilitasi Pembiayaan & Permodalan Koperasi dan UMKM mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan, pembinaan, Penciptaan,
Pengawasan dan Evaluasi pembiayaan dan permodalan Koperasi & Usaha
Mikro Kecil dan Menengah.
b. Fungsi :
Dalam menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Seksi Fasilitasi
Pembiayaan dan Permodalan Koperasi dan UMKM mempunyai fungsi :
1. Pembinaan dan pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan unit simpan
pinjam Koperasi tingkat provinsi.
2. Penciptaan usahan simpan pinjam yang sehat ditingkat provinsi sesuai
dengan kebijakan pemerintah.
3. Bimbingan dan penyuluhan koperasi dalam pembuatan laporan tahunan
KSP/USP- Kop lintas Kabupaten / Kota.
4. Bimbingan Pembinaan KSP/USP-kop lintas kabupaten /kota
5. Bimbingan Pemberian sanksi administratif kepada KSP/USP-kop lintas
Kabupaten / Kota yang tidak melaksanakan kawajiban
6. Fasilitas akses pembiayaan bagi KUMKM lintas Kabupaten / Kota
3. Seksi Produksi, Usaha, Pemasaran Koperasi dan UMKM
a. Tugas Pokok
Seksi Produksi, Usaha, Pemasaran Koperasi dan UMKM Mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan
19
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
produksi, usaha dan pemasaran produk koperasi dan usaha kecil serta
melakukan analisis iklim usaha, pemantauan dan evaluasi serta peningkatan
kerjasama dengan pihak terkait di bidang pengembangan usaha koperasi.
b. Fungsi :
Dalam menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Seksi Produksi, Usaha,
Pemasaran Koperasi dan UMKM mempunyai fungsi :
1. Pengembangan iklim serta kondisi yang mendorong pertumbuhan dan
pemasyarakatan koperasi dalam wilayah Provinsi.
2. Pemberian bimbingan dan kemudahan koperasi lintas Kabupaten / Kota.
3. Perlindungan kepada koperasi dalam wilayah provinsi.
4. Penetapan dan pelaksanaan kebijakan pemberdayaan UMKM lintas
Kabupaten / Kota.
5. Penetapan dan pengembangan UMKM lintas Kabupaten / Kota.
D. STRUKTUR ORGANISASI
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan
Timur terdiri atas 1 (satu) Kepala Dinas, 1 (satu) Sekretariat Dinas, 4 (empat) Kepala
Bidang dan 3 (tiga) Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) seperti digambarkan
pada bagan struktur organisasi di bawah ini :
20
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
Bagan 1. Struktur Organisasi Dinas
Susunan Organisasi Disperindagkop dan UMKM
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KEPALA DINAS Dasar : 1. PP Nomor 41 Tahun 2007 2. Pergub. Kaltim Nomor 45 Tahun
2008
Kelompok Jabatan
Fungsional
Penyuluh, Statistisi
SEKRETARIAT
SUBBAG PERENCANAAN
PROGRAM
SUBBAG UMUM
SUBBAG KEUANGAN
U P T D
BIDANG PERDAGANGAN DALAM NEGERI
SEKSI BINA PASAR DALAM NEGERI
SEKSI PERLINDUNGAN
KONSUMEN PENGAWASAN
BARANG
SEKSI BINA USAHA DAN PENDAFTARAN
PERUSAHAAN
BIDANG PERDAGANGAN
LUAR NEGERI
SEKSI EKSPOR
SEKSI IMPOR
SEKSI KERJASAMA PERDAGANGAN
LUAR NEGERI
BIDANG KOPERASI & UMKM
SEKSI LEMBAGA KOPERASI DAN
UKM
SEKSI FASILITAS PEMBIAYAAN DAN
PERMODALAN
SEKSI PRODUKSI USAHA DAN PEMASARAN
SEKSI INDUSTRI KECIL DAN
MENENGAH
SEKSI INDUSTRI AGRO DAN KIMIA
SEKSI ILMETA
BIDANG INDUSTRI
21
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
Bagan 2. Struktur Organisasi UPTD
E. SUMBER DAYA MANUSIA
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM yang ada di Provinsi
Kalimantan Timur sampai dengan akhir Desember tahun 2016 memiliki jumlah
pegawai 152 orang dengan rinciaan sebagaimana dalam tabel 1.
SDM aparat Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi
Kaltim dilihat dari tingkat pendidikan serta pelatihan teknis maka kualitas SDM tersebut
telah sesuai dengan kebutuhan dan berkualitas, hal ini terlihat bahwa 7,64%
berpendidikan S2 dan 36,81% SDM aparat Indagkop berpendidikan S1, sedangkan
yang berpendidikan D3 (Sarjana Muda) 8,33% dan 43,75% berpendidikan SLTA,
Susunan Organisasi UPTD Disperindagkop dan UMKM
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Dasar : 1. PP Nomor 41 Tahun 2007 2. Pergub. Kaltim Nomor 21 Tahun
2009
KEPALA UPTD METROLOGI
SUBBAG TATA USAHA
SEKSI MASSA DAN TIMBANGAN
SEKSI UKURAN ARUS, PANJANG
DAN VOLUME
KELOMPOK FUNGSIONAL
PENERA
KEPALA UPTD P3K
SUBBAG TATA USAHA
SEKSI PENGEMBANGAN TEKNIS & DESAIN
SEKSI PROMOSI KERAJINAN
KELOMPOK FUNGSIONAL
PENYULUH INDUSTRI
KEPALA DINAS
KEPALA UPTD BPSMB
SUBBAG TATA USAHA
SEKSI PENGUJIAN
SEKSI KALIBRASI
KELOMPOK FUNGSIONAL
PENGUJI MUTU BARANG
22
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
dengan golongan ruang/pangkat 82,64% adalah Penata dan 16,67% adalah Pembina
sedangkan sisanya 0,69% Pelaksana.
Tabel 1. Keadaan Pegawai per Desember 2016
Pangkat/Gol. Ruang Jenis
Kelamin
Pendidikan Jumlah
Pegawai
IV III II I L P S2 S1 SM/D3 SLTA SLTP SD
24 119 1 0 97 47 11 53 12 63 2 3 144
Sumber data: Disperindagkop & UMKM Prov. Kaltim.
Tabel 2.
Keadaan Aparatur Menurut Pendidikan Dan Jenis Kelamin
Disperindagkop & UMKM Prov. Kaltim Per Desember 2016
NO. BAGIAN /
BIDANG
P E N D I D I K A N JUMLAH
SD SLTP SLTA D3 S1 S2
L P L P L P L P L P L P L P
1.
Sekretariat 1 0 2 0 6 3 0 1 4 8 2 0 15 12
2.
Bidang
Industri 0 0 0 0 4 2 0 0 5 4 2 0 11 6
3.
Bidang PDN 0 0 0 0 3 1 2 0 3 3 0 0 8 4
4.
Bidang PLN 0 0 0 0 4 2 0 0 3 1 1 1 8 4
5.
Bidang
Koperasi &
UMKM
1 0 0 0 9 2 1 0 4 2 1 0 16 4
6.
UPTD
Metrologi 0 0 0 0 11 2 3 3 4 0 3 0 21 5
7.
UPTD
BPSMB 1 0 0 0 3 5 0 2 5 2 1 0 10 9
8.
UPTD P3UKM 1 0 0 0 4 2 0 0 4 1 0 0 8 3
J U M L A H 3 0 0 0 46 20 7 6 36 22 9 1 97 47
Sumber data: Disperindagkop & UMKM Prov. Kaltim
23
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
F. SARANA DAN PRASARANA KANTOR
Untuk menunjang kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Provinsi Kaltim dilengkapi dengan sarana
dan prasarana sebagaimana pada tabel sebagai berikut
Tabel 3. Peningkatan Sarana Prasarana Dinas Perindagkop Provinsi Kaltim Tahun 2016
NO
URAIAN
KEGIATAN
VOLUME
SUMBER
DANA
1 Tanah Pemeliharaan 29.767 m2 APBD
2 Bangunan Gedung Pemeliharaan 7.617 m2 APBD
3 Peralatan Kantor Pemeliharaan 1.061 unit APBD
4 Mobilitas Pemeliharaan 49 unit APBD
5 Peralatan Mesin Pemeliharaan 93 unit APBD
TOTAL
1.199 unit
Sumber data : Disperindagkop & UMKM Prov. Kaltim
24
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS
A. RENCANA STRATEGIS
1. Visi
Dalam mengantisipasi tantangan ke depan, Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim sebagai organisasi yang berada dalam jajaran
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur secara terus menerus mengembangkan
peluang dan inovasi baru.
Visi dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi
Kalimantan Timur mendukung visi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang
tertuang dalam RPJMD Kaltim Tahun 2013–2018, yaitu sebagai berikut:
2. Misi
Misi merupakan suatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi (Instansi
Pemerintah) agar tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik.
Dengan pernyataan Misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang
berkepentingan dapat mengenal instansinya dan mengetahui balasan keberadaan
dan perannya.
Untuk mewujudkan visi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UMKM Provinsi Kaltim sebagaimana yang telah digariskan di atas, maka dipandang
perlu untuk menggariskan beberapa misi yang harus dilaksanakan oleh seluruh
jajaran Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim
yaitu sebagai berikut :
VISI :
TERWUJUDNYA SEKTOR INDUSTRI BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL
YANG BERDAYA SAING GLOBAL DIDUKUNG OLEH PERDAGANGAN
YANG EFISIEN SERTA KOPERASI DAN UMKM YANG MANDIRI
25
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
3. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan
meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah semua program dan
kegiatan dalam melaksanakan misi. Tujuan strategik dicanangkan untuk jangka
waktu 5 ( lima) tahun, antara lain :
1. Meningkatkan daya tahan dan daya saing sektor industri, perdagangan, koperasi
dan UMKM.
2. Meningkatkan daya saing perdagangan secara efisien.
3. Meningkatkan perlindungan konsumen dan pengamanan pasar dalam negeri.
4. Meningkatkan peran koperasi dan UMKM dalam pertumbuhan perekonomian
daerah.
5. Meningkatkan kinerja Dinas Perindagkop dan UMKM Provinsi Kaltim.
Berpedoman pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang telah ditetapkan di
atas serta melihat keterkaitan dan implementasi dengan misi yang ada, maka Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim menetapkan
tujuan sebagai berikut:
MISI :
1. Mengembangkan industri yang berdaya saing global
bertumpu pada potensi sumber daya lokal terbarukan yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan.
2. Mengembangkan sentra dan produk unggulan lokal
berbasis agroindustri.
3. Mengembangkan sistem perdagangan yang efisien, efektif
dan pro rakyat.
4. Mewujudkan kemandirian koperasi dan UMKM berbasis
ekonomi kerakyatan.
5. Meningkatkan kualitas SDM aparatur dan sarana prasarana
pelayanan publik.
26
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
No Misi Tujuan Strategik
1 Mengembangkan industri yang berdaya saing global bertumpu pada potensi sumber daya lokal terbarukan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan
Meningkatkan daya tahan dan daya saing sektor industri, perdagangan, koperasi dan UMKM
2 Mengembangkan sentra dan
produk unggulan lokal berbasis
agro industri
3 Mengembangkan sistem perdagangan yang efisien, efektif dan pro rakyat
Meningkatkan daya saing perdagangan secara efisien
Meningkatkan perlindungan konsumen dan pengamanan pasar dalam negeri
4 Mewujudkan kemandirian koperasi
dan UMKM berbasis ekonomi
kerakyatan
Meningkatkan peran koperasi dan UMKM dalam pertumbuhan perekonomian daerah
5 Meningkatkan kualitas SDM
aparatur dan sarana prasarana
pelayanan publik
Meningkatkan kinerja Dinas Perindagkop dan UMKM Provinsi Kaltim
4. Sasaran
Sasaran merupakan tujuan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Timur
dalam jangka waktu tertentu, bagian integral dalam proses perencanaan strategik
yang fokus pada tindakan dan alokasi sumber daya dalam kegiatan atau aktivitas.
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, sasaran Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim adalah sebagai berikut :
27
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
No Tujuan Strategik Sasaran Strategik
1
Meningkatkan daya tahan dan
daya saing sektor industri,
perdagangan, koperasi dan
UMKM di Provinsi Kalimantan
Timur.
1. Meningkatnya kontribusi sektor industry
terhadap perekonomian daerah.
2. Meningkatnya Daya Saing produk unggulan
daerah.
2 Meningkatkan daya saing
perdagangan secara efisien di
Provinsi Kalimantan Timur. 3. Terwujudnya sistem distribusi yang efisien.
3 Meningkatkan perlindungan
konsumen dan pengamanan
pasar dalam negeri.
4. Menurunnya peredaran barang dan jasa
yang tidak sesuai standar.
4
Meningkatkan peran koperasi dan UMKM dalam pertumbuhan perekonomian daerah.
5. Meningkatnya Kinerja Kelembagaan dan
Usaha Koperasi dan UMKM.
5 Meningkatnya Jumlah Wira
Usaha Baru. 6. Meningkatnya Jumlah Wira Usaha Baru
6 Meningkatkan kinerja Dinas
Perindagkop dan UMKM Provinsi
Kaltim.
7. Meningkatnya kualitas SDM aparatur
pemerintahan.
8. Meningkatnya sarana prasarana pelayanan
publik.
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim
menetapkan kebijakan, program operasional, dan kegiatan disesuaikan dengan
Renstra Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi
Kalimantan Timur sebagai berikut :
I. Kebijakan
Strategi memerlukan persepsi dan tekanan khusus yang terjabar dalam bentuk
kebijakan sehingga merupakan pedoman pelaksanaan tindakan-tindakan
tertentu. Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim melaksanakan 5 (lima)
strategi beserta arah kebijakannya, yaitu :
A. Urusan Wajib Koperasi
1. Pemberdayaan koperasi sebagai sokoguru perekonomian.
28
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
B. Urusan Pilihan Perindustrian
1. Mengembangkan agro industri berbasis SDA lokal.
2. Pengembangan kompetensi Inti Industri Daerah.
3. Peningkatan daya saing produk industri.
C. Urusan Pilihan Perdagangan
1. Peningkatan Aktivitas Perdagangan Luar Negeri dan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negeri.
Dalam pelaksanaan rencana program dan kegiatan pada Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim maka ditetapkan arah
kebijakannya, antara lain :
A. Urusan Wajib Koperasi
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas koperasi.
2. Peningkatan investasi dan perdagangan dibidang usaha mikro, kecil dan
menengah serta koperasi.
3. Peningkatan jumlah anggota koperasi.
4. Peningkatan UMKM dalam mendukung penerimaan devisa melalui ekspor
non migas.
5. Peningkatan program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
6. Peningkatan kualitas SDM aparat maupun pengurus koperasi.
B. Urusan Pilihan Perindustrian
Kebijakan untuk Strategi I :
1. Peningkatan daya saing industri daerah melalui komoditi utama, kompetensi
inti industri daerah dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
2. Mengembangkan agro industri yang bertumpu pada potensi daerah yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan.
3. Mengembangkan komoditas pada tiap kecamatan berbasis komoditi
unggulan dan prospektif.
4. Memperkuat hubungan kerjasama antara Pemda, Swasta dan Petani.
5. Meningkatkan nilai tambah hasil pertanian.
6. Meningkatkan pengawasan produk industri dalam rangka pengawasan SNI.
7. Peningkatan industri kecil dan menengah berbasis hasil pertanian lokal.
8. Peningkatan sarana dan prasarana industri kecil dan menengah di
kecamatan.
29
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
9. Membudidayakan tanaman komoditi yang digunakan sebagai bahan baku
industri.
Kebijakan untuk Strategi II :
1. Pengembangan OVOP (One Village One Product)
2. Penguatan penataan struktur industri yang mendorong keterkaitan usaha
industri hulu dan hilir serta keterkaitan antara IKM dan industri besar.
3. Pembangunan dan mengembangkan kawasan industri di beberapa
Kabupaten/Kota.
Kebijakan untuk Strategi III :
1. Peningkatan keterampilan SDM, melalui standar kompetensi kerja dan
sistem sertifikasi kompetensi tenaga kerja industri.
2. Penguatan kapasitas kelembagaan penyedia tenaga kerja industri.
3. Peningkatan promosi dan kerjasama investasi dalam negeri dan luar negeri.
4. Pengembangan dan peningkatan kemampuan industri dalam adapsi
teknologi dan pengembangan teknologi dalam proses produksi.
C. Urusan Pilihan Perdagangan
1. Pengembangan jaringan distribusi dan sistem informasi produk unggulan
daerah.
2. Penguatan kapasitas kelembagaan pasar dalam menjamin keadilan
berusaha dari praktek monopoli perdagangan.
3. Diversifikasi pasar ekspor.
4. Peningkatan standar dan mutu produk ekspor.
5. Peningkatan promosi pasar luar negeri.
6. Peningkatan efisiensi dengan mengurangi biaya tinggi dalam kegiatan
perdagangan.
7. Peningkatan ekspor migas dan non migas.
8. Pengembangan sentra pemasaran produk unggulan daerah dalam skala
provinsi maupun Kabupaten/kota.
9. Penguatan usaha dan lembaga perdagangan.
10. Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan.
30
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
11. Meningkatkan tertib usaha niaga, peningkatan daya saing, perluasan pasar
ekspor dan promosi.
12. Peningkatan neraca perdagangan melalui kerjasama regional dan
internasional.
13. Peningkatan kualitas SDM pelaku usaha industri dan aparatur pembina
untuk melakukan perdagangan dalam negeri maupun luar negeri.
14. Peningkatan iklim usaha di pasar dalam negeri.
15. Perluasan akses pasar luar negeri untuk memasarkan luar negeri.
II. Program Operasional
Kebijakan terjabar rinci dalam program kerja operasional yang
merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan
dalam rangka pelaksanaan suatu rencana Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim, yaitu:
Sumber Dana Desentralisasi
A. Urusan Wajib Koperasi & UMKM
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
5. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif.
6. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif
Usaha Kecil Menengah.
7. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha
Kecil Menengah.
8. Program Peningkatan Kuantitas Kelembagaan Koperasi.
9. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah.
B. Urusan Pilihan Perindustrian
1. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi.
2. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah.
3. Program Penataan Struktur Industri.
4. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri.
31
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
5. Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial.
C. Urusan Pilihan Perdagangan
1. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan
Perdagangan.
2. Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional.
3. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor.
4. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri.
Sumber Dana Dekonsentrasi
A. Koperasi & UMKM
1. Program Pemberdayaan Usaha Skala Mikro.
B. Industri
1. Program Revitalisasi dan Pertumbuhan Industri Kecil dan
Menengah.
2. Program Klaster Industri berbasis Pertanian Oleochemical.
A. Perdagangan
1. Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Daerah
Kaltim
3. Program Peningkatan Perlindungan Konsumen Daerah.
4. Program Peningkatan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri.
5. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Daerah.
5. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan unsur penting dalam akuntabilitas kinerja dalam
mencapai sasaran yang telah ditentukan. Adapun indikator kinerja yang digunakan
dalam rencana strategik, adalah sebagai berikut :
32
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
NO
SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
1.
Meningkatnya kontribusi sektor industri terhadap perekonomian daerah.
Persentase pertumbuhan industri terhadap PDRB
2. Meningkatnya Daya Saing produk unggulan daerah
1. Peningkatan jumlah produk unggulan daerah yang berkualitas.
2. Nilai Ekspor Non Migas.
3. Terwujudnya sistem distribusi yang efisien Disparitas harga antar wilayah.
4. Menurunnya peredaran barang yang tidak sesuai standar
Jumlah barang yang tidak sesuai standar per tahun.
5. Meningkatnya kinerja kelembagaan dan usaha koperasi dan UMKM
1. Jumlah koperasi unggulan. 2. Persentase penyerapan tenaga kerja
dan investasi sektor koperasi dan UMKM.
3. Persentase Sumbangan PDRB sektor koperasi dan UMKM.
4. Jumlah koperasi yang melaksanakan kontak dagang.
5. Jumlah koperasi yang melakukan kemitraan.
6. Meningkatnya jumlah wirausaha baru 1. Penumbuhan jumlah WUB. 2. Penumbuhan jumlah inkubasi
UKM/WUB.
7. Meningkatnya kapasitas SDM aparatur pemerintahan
1. Jumlah aparat yang mengikuti diklat yang berkualifikasi.
8 Meningkatnya sarana prasarana pelayanan publik
1. Jumlah sarana prasarana pelayanan publik
2. Jumlah dokumen perencanaan sebagai pendukung kinerja organisasi
B. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016
Program dan kegiatan tahun 2016 dituangkan pada Penetapan Kinerja Tahun
2016 yang dananya bersumber dari APBD Provinsi dan APBN. APBD Provinsi terdapat
14 (empat belas) program, yang terdiri dari 4 (empat) program pada Urusan Wajib
Koperasi & UMKM, 5 (lima) program pada Urusan Pilihan Perindustrian dan 4 (empat)
program pada Urusan Pilihan Perdagangan, sedangkan APBN terdapat 5 (lima)
program. Adapun kegiatan yang dananya bersumber dari APBD dan APBN secara
garis besar adalah sebagai berikut :
Program Pembangunan Sektor Industri, Perdagangan, Koperasi dan UMKM berasal
dari APBD yang meliputi :
33
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
Urusan Wajib Koperasi & UMKM
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan dana sebesar
Rp. 2.560.373.400,-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :Kegiatan
Penyediaan Jasa Surat Menyurat.
b. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik.
c. Kegiatan Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor.
d. Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan
Dinas/Operasional.
e. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor.
f. Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor.
g. Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan.
h. Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan
Kantor.
i. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan.
j. Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman.
k. Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi, Pembinaan dan Pengawasan ke Luar
Daerah.
l. Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi, Pembinaan dan Pengawasan ke Dalam
Daerah.
m. Kegiatan Pengamanan Aset, Kantor dan Rumah Jabatan.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan dana sebesar
Rp. 2.2.048.070.140,-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pengadaan Peralatan Gedung Kantor.
b. Kegiatan Pengadaan Meubeleur.
c. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor.
d. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional.
e. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor.
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan dana sebesar
Rp 162.600.000,-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal.
b. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan.
34
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
4. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif dengan dana
sebesar Rp. 36.189.100,-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut
a. Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Usaha Kecil Menengah.
5. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UKM
dengan dana sebesar Rp. 174.250.000-, yang meliputi kegiatan sebagai
berikut :
a. Kegiatan Fasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi UMKM.
6. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM dengan dana
sebesar Rp. 647.900.000,- yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Penyelenggaraan Promosi Produk Usaha Mikro kecil Menengah.
7. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi dengan dana sebesar Rp.
3.333.335.000 - , yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Program Pembangunan
Koperasi.
Urusan Pilihan Perindustrian
1. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi dengan dana sebesar Rp.
2.071.297.000-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pengembangan Sistem Inovasi Teknologi Industri.
2. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dengan dana sebesar Rp.
704.550.500-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Fasilitasi bagi Industri Kecil dan Menengah terhadap Pemanfaatan
Sumber Daya.
3. Program peningkatan dan pengembangan industri olahan non migas, dengan
dana sebesar Rp. 806.400.025- , yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan koordinasi peningkatan dan pengembangan industri olahan non
migas.
35
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
4. Program penataan struktur industri hulu – hilir, dengan dana sebesar Rp.
1.176.223.150. yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan kebijakan keterkaitan industri hulu – hilir.
5. Program Peningkatan kemampuan teknologi industri, dengan dana sebesar Rp.
704.550.500 yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan pembinaan kemampuan teknologi industri.
UPTD P3UKM
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan dana sebesar Rp.
995.700.000-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat.
b. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik.
c. Kegiatan Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor.
d. Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan
Dinas/Operasional.
e. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor.
f. Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor.
g. Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan.
h. Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan
Kantor.
i. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan.
j. Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman.
k. Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi, Pembinaan dan Pengawasan ke Luar
Daerah
l. Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi, Pembinaan dan Pengawasan ke Dalam
Daerah.
m. Kegiatan Penyediaan Jasa Tenaga Tertentu.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan dana sebesar
Rp.100.400.000-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
i. a. Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor.
ii. b. Kegiatan Pengadaan Peralatan Gedung Kantor.
36
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
c. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor.
d. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas Operasional.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan dana sebesar
Rp. 90.000.000-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal.
5. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi dengan dana sebesar
Rp. 1.738.047.000-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pengembangan Sistem Inovasi Teknologi Industri.
6. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
dengan dana sebesar Rp. 194.400.000-, yang meliputi kegiatan sebagai
berikut :
a. Kegiatan Peningkatan Manajemen Pengelolaan Keuangan Daerah.
7. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri dengan dana sebesar Rp.
854.500.000-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri.
Urusan Pilihan Perdagangan
1. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan dengan dana
sebesar Rp. 493.992.500-,- yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang.
2. Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional dengan dana
sebesar Rp. 1.073.934.000, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Koordinasi pengelolaan isu-isu perdagangan internasional
Kab/Kota dan luar daerah (Jakarta dan lain-lain).
3. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor dengan dana sebesar Rp.
713.859.300 -, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pengembangan Informasi Peluang Pasar Perdagangan Luar Negeri
di Malaysia dan Eropa.
b. Kegiatan Membangun Jejaring dengan Eksportir.
37
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
c. Kegiatan Koordinasi Program Pengembangan Ekspor dengan instansi
terkait/asosiasi/pengusaha / kab/kota.
4. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri dengan dana
sebesar Rp. 2.218.722.609-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk.
b. Kegiatan Pengembangan Pasar Lelang Daerah.
c. Kegiatan Peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan.
d. Kegiatan Peningkatan Kontiunitas Pelaporan dan Pengolahan Data Statistik
SIUP dan TDP Kabupaten/Kota.
e. Kegiatan Kontak Dagang.
UPTD METROLOGI
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan dana sebesar Rp.
1.109.076.326,-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat.
b. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik.
c. Kegiatan Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor.
d. Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan
Dinas/Operasional.
e. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor.
f. Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor.
g. Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan.
h. Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan
Kantor.
i. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan.
j. Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman.
k. Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah.
l. Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi, Pembinaan dan Pengawasan ke Dalam
Daerah.
m. Kegiatan Pengamanan Aset, Kantor dan Rumah Jabatan.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan dana sebesar
Rp. 271.266.000,-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
38
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
a. Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor.
b. Kegiatan Pengadaan Peralatan Gedung Kantor.
c. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor.
d. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas operasional.
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan dana sebesar
Rp. 57.000.000,-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal.
4. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan dengan
dana sebesar Rp. 964.522.300-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Operasionalisasi dan Pengembangan UPT Kemetrologian.
5. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
dengan dana sebesar Rp 240.733.000,- yang meliputi kegiatan sebagai
berikut :
a. Kegiatan Peningkatan Manajemen Pengelolaan Keuangan Daerah.
UPTD BPSMB
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan dana sebesar Rp.
1.594.525.000,-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat.
b. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik.
c. Kegiatan Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor.
d. Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan
Dinas/Operasional.
e. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor.
f. Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor.
g. Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan.
h. Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan
Kantor.
i. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan.
j. Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman.
k. Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah.
39
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
l. Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi, Pembinaan dan Pengawasan ke Dalam
Daerah.
m. Kegiatan Penyediaan Jasa Pegawai Non PNS.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan dana sebesar
Rp. 325.120.000-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor.
b. Kegiatan Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional.
c. Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor.
d. Kegiatan Pengadaan Peralatan Gedung Kantor.
e. Kegiatan Pengadaan Mebeleur.
f. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor.
g. Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas Operasional.
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan dana sebesar
Rp 126.900.000,-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal.
5. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan dengan
dana sebesar Rp 574.533.000,-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Koordinasi Peningkatan Hubungan Kerja Dengan Lembaga
Perlindungan Konsumen.
6. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor dengan dana sebesar Rp
1.100.075.000-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Lab Penguji mutu barang ekspor dan impor.
6. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
dengan dana sebesar Rp 211.900.000,-, yang meliputi kegiatan sebagai
berikut :
a. Kegiatan Peningkatan Manajemen Pengelolaan Keuangan Daerah.
40
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
Program Pembangunan Sektor Industri, Perdagangan, Koperasi dan UMKM berasal
dari APBN yang meliputi :
1. Kementerian Negara Koperasi & UKM RI
Program Dukungan Pemberdayaan KUKM di Daerah dengan dana sebesar
Rp 2.602.257.000,-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Kegiatan Dokumen Perencanaan Program Dekonsentrasi.
2) Kegiatan Promosi dan Misi Dagang.
3) Kegiatan Monitoring dan Evaluasi.
4) Kegiatan Sosialisasi.
5) Pendampingan UMKM.
2. Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian RI
Program Penyebaran dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Tahun
2013 dengan dana sebesar Rp. 2.191.000.000,- yang meliputi kegiatan sebagai
berikut :
1) Kegiatan Administrasi Kegiatan.
2) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan produk IKM.
3) Kegiatan Peningkatan Kemampuan Renstra.
4) Kegiatan Fasilitasi Pembangunan Wira Usaha Industri.
5) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kemampuan UPT.
6) Kegiatan Fasilitasi Bantuan Informsi Pasar, Promosi dan Pameran IKM.
7) Kegiatan Pendukung.
4. Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan
Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Daerah Kaltim dengan dana
sebesar Rp. 1.256.450.000-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Kegiatan Pasar Murah.
2) Kegiatan Pameran dan Misi Dagang.
3) Kegiatan Penyampaian Data dan Infomasi Perdagangan.
4) Kegiatan Pemberdayaan Konsumen.
5) Kegiatan Pengawasan Kemetrologian.
6) Kegiatan Pengawasan Barang dan Jasa.
7) Kegiatan Layanan Manajemen P2DND Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi.
8) Kegiatan Efisiensi.
41
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
5. Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI
Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri dengan dana sebesar Rp
1.192.000.000-, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Kegiatan Laporan Pemantauan dan Evaluasi Kebijakan PLN.
2) Kegiatan Laporan Koordinasi Peningkatan Investasi dan Peningkatan Ekspor
Daerah (PEPIDA).
3) Kegiatan Peserta Pelatihan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri.
4) Kegiatan Layanan Penerbitan API Online.
5) Kegiatan Layanan Penerbitan dan Pengelola SKA.
6) Kegiatan UKM Daerah yang mendapat Fasilitasi Promosi Ekspor.
7) Kegiatan UKM Daerah yang mendapat Fasilitasi Diklat Ekspor.
8) Kegiatan Identifikasi Potensi Ekspor.
42
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2016
Capaian indikator pembangunan industri, perdagangan, koperasi dan UMKM
tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1. Persentase pertumbuhan industri terhadap PDRB di Kalimantan Timur adalah 5
persen pada tahun 2016 ini. Sementara pencapaian terhadap target yang ditetapkan
sebesar 100%.
Peran penting industri manufaktur termasuk industri kecil menengah sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan industri, hal ini disebabkan intensitas tenaga
kerja yang relatif lebih tinggi dan dan jumlah investasi yang relatif kecil. Selain itu
dikarenakan sektor industri pengolahan menempati posisi kedua dalam
menyumbang kenaikan PDRB, dimana base produk dihasilkan dari sector
perkebunan dan pertanian, dimana hanya produksi hasil perkebunan seperti kelapa
sawit menjadi salah satu contoh bagi kontribusi sektor industri.
2. Selanjutnya untuk indikator sasaran peningkatan jumlah produk unggulan daerah
yang berkualitas sebanyak 6 produk dari target yang ditetapkan sebanyak 8 produk,
sehingga capaian terhadap target yang ditetapkan sebesar 75%. Tingkat kesadaran
IKM untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi mealui diversifikasi produk
untuk terciptanya produk unggulan dengan salah satunya memanfaatkan teknologi
tepat guna masih belum maksimal. Untuk itu pemerintah terus mendorong pelaku
usaha mengenai pentingnya upaya untuk meningkatkan teknologi yang dipakai
mampu meningkatkan klasifikasi produknya.
3. Sasaran ketiga ; terwujudnya sistem distribusi yang efisien dengan indikator
disparitas harga antar wilayah adalah 7 persen, sedangkan target yang ditetapkan
untuk indikator ini adalah 8 persen sehingga capainnya sebesar 87,5%. Hal ini
disebabkan antara lain secara nasional pemerintah telah cukup baik dalam
mengendalikan nilai tukar rupiah, disamping pembinaan terkait yang dilaksanakan
secara rutin dan tercapainya permintaan dibanding dengan ketersediaan barang.
43
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
4. Menurunnya jumlah barang yang tidak sesuai standar per tahun berjumlah 24 buah,
sedangkan target yang ditetapkan sebanyak 30 buah sehingga pencapainnya
sebesar 80%. Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat yang semakin tinggi
dalam mengkonsumsi/membeli barang dengan kualitas bagus dan tumbuhnya itikad
baik para pelaku usaha dalam menyediakan/memperdagangkan barang yang sesuai
dengan ketentuan standar, label maupun Manual Kartu Garansi (thn 2015).
5. Jumlah koperasi unggulan mengalami di Kalimantan Timur untuk tahun 2016 adalah
15 buah koperasi. Adapun target yang ditetapkan sebanyak 30 buah koperasi,
sehingga pencapaiannya sebesar 50 persen. Koperasi unggulan adalah koperasi
berkualitas dengan omzet lebih dari 2 miyar, anggota lebih dari 500 orang, asset
diatas 1 milyar, telah diaudit oleh auditor independen (opini WTP). Likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas sehat, SHU per anggota minimal 1X UMR.
6. Persentase penyerapan tenaga kerja dan investasi sektor Koperasi dan UMKM pada
tahun 2016 mencapai 68,8%, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 65%,
dengan demikian pencapaian terhadap target yang ditetapkan sebesar 105,9%. Hal
ini sejalan dengan meningkatnya jumlah pelaku UMKM dan peningkatan jumlah
koperasi kaltim, maka akan diikuti dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja dan
investasi di sektor koperasi dan UMKM. Hanya saja diperlukan peningkatan
kompetensi dan sertifikasi bagi pelaku UMKM dan SDM koperasi dalam rangka
menghadapi persaingan dalam era MEA yang dimulai tahun 2015.
7. Persentase sumbangan PDRB sektor Koperasi dan UMKM pada tahun 2016 mencapai
15%. Adapun pencapaian terhadap target yang ditetapkan sebesar 65% adalah 20%
sehingga pencapaiaannya terhadap target yang ditetapkan sebesar 75%. Hal ini
menunjukkan bahwa keberadaan pelaku UMKM dan koperasi di tengah kondisi
perekonomian yang lesu masih tetap eksis. Hal ini disebabkan UMKM dan koperasi
menjadi sektor yang sebagian besar masih mengandalkan sumber daya lokal serta
semakin banyaknya kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah untuk
mendorong kinerja sektor UMKM dan koperasi. Misalnya kemudahan dan
penyederhanaan perijinan usaha mikro dan kecil melalui IUMK, penurunan suku
bunga KUR dari 12% menjadi 9%, revitalisasi pasar tradisional, kemitraan usaha
antara UMKM dengan BUMN/swasta yang semakin optimal dan lain – lain.
44
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
8. Jumlah koperasi dan UMKM yang melakukan kontak dagang pada tahun 2016
ditargetkan sebanyak 100 UMKM, sedangkan realisasinya adalah sebanyak 75
UMKM maka pencapaiannya terhadap target yang ditetapkan sebesar 75%. Kondisi
yang bagus ini perlu untuk terus dikembangkan.
9. Jumlah koperasi/UMKM yang melakukan kemitraan pada tahun 2016 sebanyak 20
unit usaha sedangkan target yang ditetapkan sebanyak 25 unit usaha. Dengan
demikian, pencapaian targetnya sebesar 80 %. Kondisi yang sudah cukup bagus
bagus dan perlu untuk terus dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan melakukan
berbagai upaya antara lain :
a. Bekerjasama dengan bidang industri untuk meningkatkan standar produk
koperasi dan UMKM dari sisi kualitas, kemasan dan kuantitas untuk
memenuhi standar kemitraan.
b. Mendorong pemerintah daerah untuk mengeluarkan sanksi tegas bagi
perusahaan ataupun BUMN yang tidak memberikan kontribusi pada
pengembangan sektor koperasi dan UMKM.
c. Perlu dibuat peraturan dan kebijakan yang tegas mengenai kebijakan dan
program yang terintegrasi dengan semua stake holder mengenai kemitraan
koperasi dan UMKM.
d. Pembentukan forum-forum kemitraan dengan beberapa stake holder akan
terus ditingkatkan. (thn 2015)
10. Penumbuhan jumlah Wira Usaha Baru (WUB), pada tahun 2016 sebanyak 760 WUB.
Adapun target yang ditetapkan sebanyak 1.000 WUB. Dengan demikian
pencapaiannya sebesar 76%. Supaya objek UKM/WUB yang dituju tepat sasaran
maka dilakukan penetapan sasaran (pelaku usaha/calon WUB) yang teridentifikasi
dengan baik sesuai dengan kriteria dan syarat yang ditetapkan.
a. Dinas Perindagkop dan UMKM Provinsi Kalimantan Timur terus berkoordinasi
secara intensif dengan gubernur dalam rangka mendapatkan keterbukaan
informasi penerima data KUR dari Bank Indonesia, sehingga data penerima
pembiayaan dapat diperoleh secara aktual.
45
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
b. Lembaga Jamkrida (Penjaminan Kredit Daerah) pada tahun 2015 sudah mulai
beroperasi sehingga dapat membantu koperasi dan UMKM dalam
mendapatkan bantuan pembiayaan kredit dari bank.
11. Jumlah aparat yang mengikuti diklat yang berkualifikasi pada tahun 2016 sebanyak
20 orang sedangkan target yang ditetapkan adalah 25 aparat. Dengan demikian
maka capaiannya adalah 80%. Pencapaian kinerja tersebut juga terkendala dengan
adanya rasionalisasi anggaran, materi diklat yang sama setiap tahun disamping juga
karena aparat yang diikutkan dalam diklat tersebut harus mendukung tugas pokok
dan fungsi yang menjadi tanggungjawabnya.
12. Jumlah sarana pelayanan publik pada tahun 2016 sebanyak 10 sarana dan pada,
sedangkan target yang ditetapkan juga 10 sasaran, sehingga pencapaian terhadap
target sebesar 100%. Terdapat penambahan sarana untuk pelayanan publik namun
demikian tetap harus terus diupayakan agar kedepan ada penambahan sarana
pelayanan publik sehingga dapat meningkatkan ataupun memperbaiki sarana yang
ada.
13. Jumlah dokumen perencanaan sebagai pendukung kinerja organisasi pada tahun
2016 sebanyak 6 dokumen dengan target juga 6 dokumen, sehingga pencapaian
terhadap targetnya mencapai 100%. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
penambahan jenis dokumen baru yang dibutuhkan.
Secara umum pencapaian kinerja kegiatan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi
dan UMKM Provinsi Kalimantan Timur pada tahun anggaran 2016 dapat dikatakan
sangat berhasil, baik dari sumber dana APBD untuk pembangunan sebanyak 20 (tiga
puluh sembilan) program, maupun dari sumber dana APBN/dana dekonsentrasi
sebanyak 5 (lima) program. Secara rinci pengukuran kinerja tahun 2016 terdapat pada
lampiran 2.
B. EVALUASI DAN ANALISA CAPAIAN KINERJA
Evaluasi pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan membandingkan antara
target pencapaian sasaran dengan pencapaian (realisasi) kinerja, maka didapatkan
hasil :
46
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
No Sasaran Indikator Pencapaian Sasaran Satuan Target Realisasi
Pen-
capaian Target
Ket
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
Meningkatnya kontribusi
sector industry terhadap
perekonomian daerah
Persentase Pertumbuhan
Industri terhadap PDRB
persen
5
5
100
2. Meningkatnya Daya
Saing Produk Unggulan
Daerah
Peningkatan Jumlah Produk
Unggulan Daerah yang
Berkualitas
produk
8
6
75
3.
Terwujudnya Sistem
Distribusi yang Efisien
Disparitas harga Antar
Wilayah
persen
8
7
87,5
4. Menurunnya peredaran
barang yang Tidak
Sesuai Standar
Jumlah Barang yang Tidak
Sesuai Standar
buah
30
24
80
5
Meningkatnya Kinerja
Kelembagaan dan
Usaha Koperasi dan
UMKM
Jumlah Koperasi Unggulan. Koperasi 30 30 100
Presentase Penyerapan
Tenaga kerja dan Investasi
Sektor Koperasi dan UMKM.
persen
65
68,85
105,9
Persentase Sumbangan
PDRB Sektor Koperasi dan
UMKM.
persen
20
15
75
Jumlah Koperasi/UMKM yang
Melaksanakan Kontak
Dagang.
Kop/UMK
M
100
75
75
Jumlah Koperasi/UMKM yang
Melakukan Kemitraan.
Kop/UMK
M
25
20
80
6.
Meningkatnya Jumlah
Wira Usaha baru
Penumbuhan Jumlah WUB WUB 1000 760 70,82
Penumbuhan Jumlah
Inkubasi UKM/WUB
WUB
300
200
76
7. Meningkatnya kapasitas
SDM aparatur
pemerintahan
1. Jumlah aparat yang
mengikuti diklat yang
berkualifikasi
orang
25
20
80
8. Meningkatnya sarana
prasarana pelayanan
publik
1. Jumlah sarana
pelayanan publik
layanan
publik
10
10
100
2. Jumlah dokumen
perencanaan
sebagai pendukung
kinerja organisasi
dokumen
6
6
100
TOTAL
86,08
Sesuai dengan Rencana Kinerja tahun 2016 implementasinya mencakup
pelaksanaan 104 (seratus empat ) kegiatan dalam 20 (dua puluh) program yang
47
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
merupakan bagian dari 6 ( enam ) sasaran selama tahun 2016, maka dapat
diuraikan analisa capaian kinerja sebagai berikut :
Sasaran I : Meningkatnya kontribusi sektor industri
terhadap perekonomian daerah.
Dengan Indikator : Persentase pertumbuhan industry terhadap
PDRB.
Rencana tingkat capaian (target) terhadap indikator sasaran I ini adalah 5 pada
tahun 2016. Dan realisasi tingkat capaian dari hasil pengukuran terhadap indikator
tersebut diperoleh angka 5 ; sehingga persentasenya mencapai 100 persen.
Sasaran II : Meningkatnya daya saing produk unggulan
daerah.
Dengan Indikator : Peningkatan jumlah produk unggulan daerah
yang berkualitas.
Rencana tingkat capaian (target) terhadap indikator sasaran II ini adalah 8 pada
tahun 2016. Dan realisasi tingkat capaian dari hasil pengukuran terhadap indikator
tersebut diperoleh angka 6 sehingga persentasenya mencapai 75 persen.
Sasaran III : Terwujudnya sistem distribusi yang efisien
Dengan Indikator : Disparitas harga antar wilayah
Rencana tingkat capaian (target) terhadap indikator sasaran III ini adalah 8 pada
tahun 2016. Dan realisasi tingkat capaian dari hasil pengukuran terhadap indikator
tersebut diperoleh angka 7, sehingga pencapaian sasaran III ini sebesar 87,5
persen.
Sasaran IV : Menurunnya peredaran barang yang tidak
sesuai standar
48
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
Dengan Indikator : Jumlah barang yang tidak sesuai standar per
tahun
Rencana tingkat capaian (target) terhadap indikator sasaran IV ini adalah 30 pada
tahun 2016. Dan realisasi tingkat capaian dari hasil pengukuran terhadap indikator
tersebut diperoleh angka 24, sehingga pencapaian sasarannya sebesar 80 persen.
Sasaran V : Meningkatnya kinerja kelembagaan dan
usaha koperasi dan UMKM
Dengan Indikator : 1. Jumlah koperasi unggulan.
2. Persentase sumbangan PDRB sektor
Koperasi dan UMKM
3. Persentase penyerapan tenaga kerja dan
investasi sektor Koperasi dan UMKM
4. Jumlah koperasi/UMKM yang
melaksanakan kontak dagang.
5. Jumlah koperasi/UMKM yang melakukan
kemitraan.
Rencana tingkat capaian (target) terhadap indikator sasaran V ini masing – masing
sebesar 30, 20, 65, 100, dan 25 pada tahun 2016. Dan realisasi tingkat capaian dari
hasil pengukuran terhadap indikator tersebut diperoleh angka 30, 15, 68, 75, 20
sehingga pencapaian sasarannya sebesar 100 persen, 75 persen, 105,9 persen, 75
persen dan 80 persen atau rata – rata sebesar 76 persen.
Sasaran VI : Meningkatnya jumlah wira usaha baru.
Dengan Indikator : 1. Pertumbuhan jumlah WUB
2. Penumbuhan jumlah inkubasi UKM/WUB.
Rencana tingkat capaian (target) terhadap indikator sasaran VI ini masing – masing
sebesar 1000 dan 300 pada tahun 2016. Dan realisasi tingkat capaian dari hasil
49
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
pengukuran terhadap indikator tersebut diperoleh angka 70,82 persen dan 76
persen sehingga rata-rata pencapaian sasaran ini sebesar 73,41 persen.
Sasaran VII/VIII : Meningkatnya kapasitas SDM aparatur
pemerintahan.
Dengan Indikator : 1. Jumlah aparat yang mengikuti diklat yang
berkualitas.
2. Jumlah sarana pelayanan publik.
3. Jumlah dokumen perencanaan sebagai
pendukung kinerja organisasi.
Rencana tingkat capaian (target) terhadap indikator sasaran VII/VIII ini masing –
masing sebesar 25, 10 dan 6 pada tahun 2016. Dan realisasi tingkat capaian dari
hasil pengukuran terhadap indikator tersebut diperoleh angka 20, 10, 6 , sehingga
pencapaian sasarannya sebesar 80 persen, 100 persen dan 100 persen sehingga
rata – rata sebesar 93,3.
Adapun sasaran dan indikator kinerja tahun 2015 dan 2016 pembangunan
sektor industri, perdagangan, koperasi dan UMKM adalah sebagai berikut :
No Sasaran Indikator Pencapaian
Sasaran Satuan
Target Realisasi
Capaian (%)
2015
2016 2015 2016 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.
Meningkatnya kontribusi sector industry terhadap perekonomian daerah
Persentase Pertumbuhan Industri terhadap PDRB
persen 4,2 5 6,2 5 147,61 100
2. Meningkatnya Daya Saing Produk Unggulan Daerah
Peningkatan Jumlah Produk Unggulan Daerah yang Berkualitas
produk 0 8 0 6 0 75
3.
Terwujudnya Sistem Distribusi yang Efisien
Disparitas harga Antar Wilayah persen 8 8 7,5 7 93,75 87,50
4. Menurunnya peredaran barang yang Tidak Sesuai Standar
Jumlah Barang yang Tidak Sesuai Standar buah 25 30 21 24 84,00 80
5
Meningkatnya Kinerja Kelembagaan dan Usaha Koperasi dan UMKM
Jumlah Koperasi Unggulan. Koperasi 0 300 0 220 0 73,33
Presentase Penyerapan Tenaga kerja dan Investasi Sektor Koperasi dan UMKM.
persen 60 65 56,77 68,85 94,61 105,9
50
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
Persentase Sumbangan PDRB Sektor Koperasi dan UMKM.
persen 18 20 14,82 15 82,30 75
Jumlah Koperasi/UMKM yang Melaksanakan Kontak Dagang.
Kop/UMKM
50 100 60 75 120,00 75
Jumlah Koperasi/UMKM yang Melakukan Kemitraan.
Kop/ UMKM
150 250 344 20 229,30 80
6. Meningkatnya Jumlah Wira Usaha baru
Penumbuhan Jumlah WUB WUB
1.000
1.000 1.040 760 104,00 76
Penumbuhan Jumlah Inkubasi UKM/WUB
WUB 150 300 155 200 103,30 66,67
7. Meningkatnya kapasitas SDM aparatur pemerintahan
1. Jumlah aparat yang mengikuti diklat yang berkualifikasi
orang 60 25 46 20 76,67 80
8 Meningkatnya sarana prasarana pelayanan publik
2. Jumlah sarana pelayanan publik
layanan publik
10 10 10 10 100,00 100
3. Jumlah dokumen perencanaan sebagai pendukung
kinerja organisasi
dokumen 6 6 6 6 100,00 100
Dari tabel tersebut di atas, secara umum indikator kinerja pada tahun 2016
tergolong berhasil meskipun ada beberapa kinerja yang pencapaiannya rendah, hanya
50%, namun demikian kondisi tersebut akan terus dilakukan peningkatan sehingga
diharapkan akan memperbaiki kondisi perekonomian Kalimantan Timur yang bahkan
pertumbuhannya mengalami kontraksi negatif. Disamping itu sangat penting pula
untuk terus membina pelaku usaha di wilayah Kalimantan Timur agar mengalami
peningkatan baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.
Beberapa indikator yang capaian kinerjanya terbilang rendah yaitu sektor
koperasi yaitu penyerapan tenaga kerja sektor koperasi dan UMKM. Hal ini dapat
dipahami karena sektor koperasi dan UMKM saat ini menjadi tumpuan bagi pergerakan
ekonomi di Kalimantan Timur, dimana sektor tambang yang selama ini menjadi
tumpuan ekonomi daerah telah mengalami penurunan yang signifikan.
Selain itu capaian indikator pada tahun 2016 yang menurun, masih sama dengan
tahun – tahun sebelumnya yaitu diakibatkan oleh kondisi pasar global, khususnya
pasar ekspor bahan bakar mineral (batubara) yang mengalami gejolak persaingan
harga dengan negara pengekspor lainnya, seperti China dan Afrika dimana kondisi ini
sudah berlangsung sejak tahun 2012 dan terus mengalami penurunan hingga tahun
2015 ini. Kondisi ini berpengaruh tidak saja terhadap turunnya jumlah permintaan
ekspor batubara tetapi juga terjadinya penutupan beberapa perusahaan yang tidak
mampu bertahan karena biaya produksi tidak imbang dengan pendapatan. Selain itu
nilai ekspor non migas lainnya seperti agro industri seperti CPO dan udang beku dan
51
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
lain-lain masih stabil seperti tahun-tahun sebelumnya, sehingga belum bisa
mendongkrak kenaikan nilai ekspor non migas. Hal ini terjadi karena realisasi ekspor
Kalimantan Timur masih bertumpu pada produk batu bara, sehingga kelesuan sektor
ini akan membawa dampak yang sangat besar terhadap perekonomian Kalimantan
Timur secara umum. Perlu perhatian bersama di berbagai sektor agar memikirkan
kembali alternatif-alternatif baru untuk meningkatkan nilai ekspor non migas,
khususnya produk agro industri dan lain-lain. Akan tetapi pada hakekatnya, sasaran
dan indikator kinerja pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM
Provinsi Kaltim telah memiliki target kinerja setiap tahunnya, sehingga diharapkan
sasaran dan indikator kinerja di tahun berikutnya dapat tercapai sesuai target yang
telah ditentukan hingga tahun 2018, seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini :
No Sasaran Indikator Pencapaian Sasaran Satuan
Realisasi Tahun 2016
Target s/d Tahun 2018
1 2 3 4 5 6
1.
Meningkatnya kontribusi sector industry terhadap perekonomian daerah
Persentase Pertumbuhan Industri terhadap PDRB
persen
5 6,4
2. Meningkatnya Daya Saing Produk Unggulan Daerah
Peningkatan Jumlah Produk Unggulan Daerah yang Berkualitas
produk 6 4 )*
3. Terwujudnya Sistem Distribusi yang Efisien
Disparitas harga Antar Wilayah
persen 7 4
4. Menurunnya peredaran barang yang Tidak Sesuai Standar
Jumlah Barang yang Tidak Sesuai Standar
buah 24 10
5. Meningkatnya Kinerja
Kelembagaan dan Usaha Koperasi dan UMKM
Jumlah Koperasi Unggulan. Koperasi
30 35
Presentase Penyerapan Tenaga kerja dan Investasi Sektor Koperasi dan UMKM.
persen 68,8 70
Persentase Sumbangan PDRB Sektor Koperasi dan UMKM.
persen 15 40
Jumlah Koperasi/UMKM yang Melaksanakan Kontak Dagang.
Kop/UMKM 75 150
Jumlah Koperasi/UMKM yang Melakukan Kemitraan.
Kop/UMKM
20 350
6.
Meningkatnya Jumlah Wira Usaha baru
Penumbuhan Jumlah WUB WUB 760 5.000
Penumbuhan Jumlah Inkubasi UKM/WUB
WUB 200 300
7. Meningkatnya kapasitas SDM aparatur pemerintahan
1. Jumlah aparat yang mengikuti diklat yang berkualifikasi
orang 20 80
8 Meningkatnya sarana prasarana pelayanan publik
2. Jumlah sarana pelayanan publik
layanan publik
10 11
3. Jumlah dokumen perencanaan sebagai pendukung kinerja
organisasi
dokumen
6 6
)* Adanya perubahan kewenangan sektor industri.
52
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
C. Isu dan Masalah Mendesak
1) Isu dan Masalah Mendesak Serta Solusi dan Harapan di Bidang Industri
a) Isu dan Masalah Mendesak
Pembangunan Industri terutama industri kecil dan menengah dalam
pengembangan struktur ekonomi di negara-negara sedang berkembang
sangat penting dan hal ini telah dibuktikan bahwa peranan industri kecil
menengah mampu menjadi tiang penggerak perekonomian akibat badai Krisis
yang menimpa negeri ini. Barangkali yang perlu menjadi catatan dan perlu
menjadi perhatian semua pihak adalah daya tahan beberapa industri
unggulan yang menjadi tiang penyangga ekonomi mengalami kemunduran
akibat ketidak mampuan menghadapi persaingan yang semakin tinggi dalam
pasar global. Oleh karenanya upaya pembinaan dan pengembangan
terhadap industri terus dilakukan. Pemberdayaan Industri di Propinsi
Kalimantan Timur juga mengemban misi bagi pembinaan dan pengembangan
industri yang dari tahun ke tahun telah mampu memberikan nilai tambah
positif terhadap pertumbuhan, penyerapan tenaga kerja dan pengentasan
kemiskinanan melalui upaya-upaya peningkatan usaha industri, sehingga
dampaknya tentu berujung pada efek pengganda yang cukup signifikan
terhadap kesejahteraan pengusaha/perajin khususnya dan masyarakat
Kalimantan Timur umumnya.
Upaya-upaya yang telah dilakukan dengan berbagai kegiatan yang
didukung oleh berbagai program telah dioptimalkan, namun dengan adanya
berbagai faktor pembatas maka dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengembangan industri masih terdapat beberapa permasalahan, sehingga
pembinaan dan pengembangan industri tersebut belum bisa mencapai
sasaran yang optimal , antara lain disebabkan oleh:
1. Daya dukung infrastruktur belum seluruhnya mendukung (jalan,
pelabuhan, bandara, Air bersih, telekomunikasi listrik dan sistem keamanan)
dan belum direkomendasikannya pembangunan “Center Of Excellent”,
sebagai salah satu usaha mendapatkan nilai tambah dan daya saing
industri.
2. Masih diprosesnya beberapa status lahan dan sistem manajemen pengelola
Kawasan Industri di Kabupaten/Kota untuk pengembangan industri.
53
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
3. Kurangnya peran tenaga pendamping atau konsultan lapangan yang
memiliki kompetensi tinggi dalam teknologi dan mengerti kebutuhan industri
kecil menengah.
4. Belum direalisasikannya hasil dari tenaga desainer di bidang produksi
dalam membuat design baru yang inovatif dan mampu membantu
meningkatkan kemampuan pengusaha membuat design sendiri.
5. Sebagian besar industri kecil belum beralih menggunakan teknologi maju,
sehingga menyebabkan usaha yang dilaksanakan tidak efisien.
6. Semakin selektifnya konsumen dalam memilih produk, terutama mutu dan
keamanan produk, sementara industri kecil dan menengah belum
semuanya melaksanakan pengendalian mutu, sanitasi dan higenis
perusahaan.
7. Perlu peningkatan skill yang dimiliki oleh sumber daya industri kecil rendah
sehingga tidak mampu untuk bersaing.
8. Program OVOP (One Village One Product) belum maksimal berjalan
menyebabkan nilai tambah industri belum optimal.
9. Klaster industri belum maksimal dijalankan.
10. Mengoptimalkan penggunaan produksi dalam negeri dalam semua
pengadaan barang pemerintah.
b) Upaya Yang Dilakukan ( Solusi )
Maka dalam rangka pengembangan industri di Kalimantan Timur, terutama
Pemberdayaan Industri Kecil Menengah (PIKM) di Kalimantan Timur, telah
memberikan solusi yang terkait berbagai kegiatan yang ditunjang dari dana
APBN (Dekonsentrasi) dan APBD (Desentralisasi), diantaranya adalah :
Agar pembina dan pengembangan industri kecil menengah dapat berjalan
secara optimal maka diperlukan sarana dan prasarana yang memadai,
terutama di Kab/Kota.
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan industri kecil menengah perlu
terus dibarengi dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusia bagi
aparat pembinaan terutama untuk tenaga instruktur/Pembina di lapangan.
Agar pembinaan dan pengembangan industri kecil menengah dapat tersebar
keseluruh wilayah Kalimantan Timur terutama untuk daerah pedalaman dan
54
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
perbatasan, maka diperlukan upaya-upaya dari Pemerintah Provinsi maupun
pemerintah Kab/Kota untuk membuka isolasi daerah dengan pembangunan
infra struktur berupa jalan darat yang memadai yang dapat menghubungkan
antara daerah kota dengan Kecamatan dan desa, sehingga pemasukan bahan
baku serta pemasaran hasil produksi industri kecil menengah dari pedesaan
lebih efisien dengan harga yang bersaing ke daerah perkotaan.
Guna pengembangan usaha, industri kecil menengah memerlukan
permodalan dengan suku bunga rendah, oleh karena itu agar lembaga
keuangan (baik Bank maupun Non Bank) terus memberikan kemudahan
dalam penyaluran kredit dengan suku bunga rendah.
Agar dalam pembinaan dan pengembangan industri kecil menengah, lebih
menitik beratkan pada pendekatan sektor komoditi unggulan daerah yang
berpeluang untuk ekspor sehingga mampu bersaing dipasar bebas secara
kompetitif.
Penyebaran informasi peluang usaha dan pemasaran produk industri kecil
memang untuk lebih ditingkatkan baik melalui peran serta media, pameran dan
pembuatan leaflet/brosur.
Dalam hal ini upaya pembinaan dan pengembangan terhadap industri telah
dilakukan, khususnya pemberdayaan dan pembinaan industri di Provinsi
Kalimantan Timur, dimana berdasarkan kondisi nyata di lapangan dari tahun ke
tahun telah mampu memberikan nilai tambah positif terhadap pertumbuhan
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, yang pada akhirnya diharapkan mampu
melakukan pengentasan kemiskinan, salah satunya melalui peningkatan usaha
industri, sehingga dampaknya diharapkan dapat berujung pada efek pengganda
yang cukup signifikan terhadap kesejahteraan pengusaha/perajin pada
khususnya dan masyarakat Kalimantan Timur pada umumnya.
c) Harapan yang diiinginkan dengan Pusat (Kementerian Perindustrian)
a. Perlunya dukungan dengan Kementerian Perindustrian dalam peningkatan
utilisasi produksi: Penguasaan pasar domestik, ekspor, dan informasi
pasar; Peningkatan efisiensi bahan baku dan energi.
b. Perlunya juga penguatan struktur pada semua tingkat dalam rantai nilai
(value chain): Peningkatan nilai tambah dengan peningkatan TKDN;
55
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
Penciptaan Iklim investasi dan usaha yang kondusif melalui pemberian
insentif dibidang fiskal, moneter dan administrasi termasuk jaminan hukum
dan kestabilan keamanan; dan Pengembangan industri yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan.
c. Perlunya kerjasama dalam dengan pusat dalam pengembangan teknologi
kedepan : Peningkatan kemampuan alih teknologi.
d. Pengembangan berdasarkan inovasi teknologi dalam negeri; Aplikasi
lisensi teknologi proses yang dikembangkan secara bersama sama dengan
pemilik lisensor; Sinergi dalam penelitian teknologi proses industri
petrokimia; dan Pengembangan kemampuan SDM.
e. Perlunya dukungan pusat dalam pengembangan lokasi klaster: Perbaikan
kualitas dan kuantitas infrastruktur; Koordinasi dengan Pemerintah Daerah
setempat; dan Fasilitasi kolaborasi antar stakeholder.
f. Perlunya bantuan dalam mendukung peningkatkan kualitas & kuantitas
prasarana yang memadai untuk kelancaran produksi & pemasaran.
g. Dukungan pusat untuk mempromosikan daerah dalam mendorong investasi
baru untuk kawasan industri yang kompetitif;
h. Dan memberikan harmonisasi tarif produk petrokimia hulu, antara & hilir.
i. Membantu mempercepat koordinasi pembangunan, peningkatan dan
rehabilitasi infrastruktur pendukung pengembangan industri di Kaltim.
j. (KEK)/Kawasan Industri.
k. Mendukung upaya perluasan pengembangan kualitas SDM pelaku IKM
dan aparatur pembina.
2) Isu dan Masalah Mendesak beserta Solusi dan Harapan di Bidang
Perdagangan.
1. Isu dan Masalah Mendesak beserta Solusi dan Harapan di Bidang
Perdagangan Dalam Negeri
a) Isu dan Masalah Mendesak :
1. Distribusi barang kebutuhan pokok dan barang penting terutama di
pedalaman/perbatasan kurang lancar.
2. Kebutuhan pokok dan barang penting sebagian besar masih dipasok dari
luar daerah.
56
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
3. Tidak semua Kabupaten/Kota memiliki pasar dan gudang barang
kebutuhan pokok yang layak.
4. Penataan PKL masih belum tersentuh secara optimal.
5. Belum seluruh Kabupaten/Kota memiliki BPSK (Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen).
6. Kurang lancarnya informasi harga dari Kabupaten/Kota.
7. Lambatnya penerimaan Laporan SIUP dan TDP dari Kabupaten/Kota.
8. Belum optimalnya perlindungan konsumen di Kabupaten/Kota.
9. Masih ditemukan barang-barang yang beredar yang tidak layak jual dan
tidak sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku, seperti SNI dan
kadaluarsa.
10. Tidak semua Kabupaten/Kota siap/memiliki SDM, sarana dan prasarana
Kemetrologian sesuai UU No. 23 Tahun 2014.
11. Masih adanya disparitas harga menjelang Hari-hari Besar Keagamaan.
b) Upaya yang Dilakukan (Solusi)
1. Melakukan prognosa kebutuhan bahan pokok dan barang penting.
2. Melakukan operasi pasar dan pasar murah.
3. Melakukan pemantauan harga.
4. Mengadakan rapat koordinasi terkait ketersediaan barang kebutuhan
pokok dan barang penting dengan distributor dan Instansi teknis terkait.
5. Menyediakan Sistem Informasi Perdagangan Dalam Negeri.
6. Melakukan misi dagang dan pameran.
7. Meningkatkan upaya perlindungan konsumen melalui sosialisasi dan
pengawasan barang beredar/jasa.
57
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
c) Harapan yang diinginkan dengan pusat (Kementerian Perdagangan)
Dalam upaya membantu dan mengembangkan UMKM (PKL) agar tertata
rapi maka diharapkan partisipasi dari Kementerian Perdagangan RI untuk
membantu para PKL dalam memberi bantuan fasilitas, seperti gerobak,
tenda, dan cool box.
Dalam upaya untuk meningkatkan kelancaran arus barang kebutuhan pokok
dan penting serta untuk meningkatkan sarana dan prasarana perdagangan
di Kabupaten/Kota diharapkan adanya pembangunan/revitalisasi pasar, dan
pembangunan sarana dan prasarana Kemetrologian melalui DAK atau TP
secara berkelanjutan.
Dalam upaya untuk memingkatkan kelancaran dan ketersediaan distribusi
arus barang kebutuhan pokok dan barang penting khususnya di daerah
perbatasan diharapkan adanya pembangunan pasar dan gudang logistik
serta subsidi ongkos angkut.
2. Isu dan Masalah mendesak beserta Solusi dan Harapan di Bidang
Perdagangan Luar Negeri
a) Isu dan masalah mendesak.
Dalam upaya pengembangan dan peningkatan ekspor non migas
Kalimantan Timur, ditemui berbagai permasalahan yang cukup mendasar,
diantaranya adalah :
1. Belum maksimalnya networking pasar luar negeri.
2. Masih rendahnya pemanfaatan informasi /akses pasar luar negeri.
3. Terbatasnya kemampuan SDM UKM ekspor.
4. Rendahnya daya saing produk ekspor yang terbaharui.
5. Rendahnya daya saing pelaku usaha kaltim dengan daerah lain baik dari
aspek kualitas komoditi maupun kuantitas.
6. Tidak stabilnya permintaan negera tujuan ekspor.
7. Tidak stabilnya harga pasar internasional.
b) Upaya yang dilakukan ( Solusi)
58
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
1. Melakukan upaya melalui penyusunan program dan kegiatan yang
mengarah kepada perubahan struktur ekspor non migas, yang berbasis
primer.
2. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi terhadap upaya penggalian potensi
ekspor di Kabupaten/Kota.
3. Memasarkan produk ekspor non migas Kalimantan Timur melalui program
misi dagang dan promosi/pameran di dalam dan luar negeri.
4. Pembinaan eksportir harus terus dilakukan setiap tahunnya.
5. Sosialisasi Kebijakan Ekspor dan Impor.
6. Melakukan kajian ilmiah terhadap produk potensial ekspor kabupaten/kota
se Kalimantan Timur.
7. Mendorong ekspor produk kreatif dan jasa yang terutama dihasilkan oleh
UKM.
8. Pasar masih perlu dikembangkan dan diperkuat dengan pasar non
tradisional dan pasar alternatif.
c) Harapan yang diinginkan dengan pusat (Kementerian Perdagangan)
1. Memperbaiki formulasi dan koordinasi kebijakan perdagangan.
2. Menghilangkan kendala (bottle neck) infrastruktur dan hambatan internal
lainnya, baik perdagangan dalam negeri maupun perdagangan luar negeri.
3. Kebijakan Memberi peluang untuk pengembangan nilai tambah komoditi.
4. Pengembangan fasilitas ekspor impor online melalui inatrade.
5. Meningkatkan koordinasi kebijakan perdagangan, industri, pertanian,
perikana, perkebunan dan kehutanan agar percepatan industri-industri
berdaya saing segera terwujud.
6. Mendorong pemanfaatan pelabuhan internasional Kariangau sebagai
pelabuhan ekspor impor.
1. Isu dan Masalah Mendesak beserta Solusi dan Harapan di UPTD Metrologi
a) Isu dan Masalah Mendesak :
a) Internal :
1. Kurangnya tenaga penera, baik kualitas maupun kuantitas
2. Kurangnya daya dukung laboraturium dan instalasi Pengujian Alat ukur
takar dan Timbang
59
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
3. Rendahnya kesadaran masyarakat pemilik alat UTTP tentang pentingnya
tera/tera ulang
4. Kurangnya alat pengujian UTTP yang memenuhi standar
5. Luasnya cakupan wilayah pelayanan UPTD Metrologi sehingga belum
dapat terjangkau seluruhnya
b) Eksternal :
Masih rendahnya kesadaran pemilik alat UTTP melakukan tera/tera ulang
alat UTTP
b) Upaya yang dilakukan ( solusi)
Segera menambah jumlah penera dengan mendidik pegawai baru menjadi
penera.
Memperbaiki manajemen pelayanan tera/tera ulang alat UTTP.
Memperbanyak sosialisasi tentang kewajiban tera/tera ulang kepada
masyarakat.
c) Harapan yang diinginkan dengan Pusat ( Kementerian Perdagangan )
Perlunya bantuan peralatan standar tera ulang UTTP yang disesuaikan
dengan kebutuhan.
Perlunya pemberian formasi yang cukup untuk Diklat Penera Terampil dan
Ahli.
6. Isu dan Masalah Mendesak beserta Solusi dan Harapan di UPTD BPSMB
a). 1. Isu dan Masalah Mendesak pada laboratorium kalibrasi :
1. Terbatasnya tenaga teknis laboratoris untuk melakukan kalibrasi alat.
2. Terbatasnya kompetensi personal.
3. Terbatasnya kapasitas peralatan standar yang dimiliki jika dibandingkan
dengan kebutuhan pelanggan.
2. Isu dan Masalah Mendesak pada laboratorium pengujian :
1. Terbatasnya tenaga teknis laboratoris untuk melakukan kalibrasi alat.
2. Terbatasnya kompetensi personal.
60
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
3. Terbatasnya kapasitas peralatan standar yang dimiliki jika dibandingkan
dengan kebutuhan pelanggan.
4. Belum ada tenaga analis bidang standardisasi dan akreditasi.
b) Upaya yang dilakukan ( Solusi)
1. Diadakannya penerimaan tenaga non PNS sesuai dengan latar belakang
pendidikan yang dibutuhkan (SMK Analis, SMA IPA, D3 Kimia, S1 Kimia/
Biologi/ Fisika / Teknik).
2. Diadakan pelatihan / diklat teknis untuk meningkatkan kompetensi personal.
3. Diadakan pemenuhan kebutuhan peralatan laboratorium pengujian sehingga
pelayanan kepadadunia usaha, pemerintah, perguruan tinggi dan
masyarakat dapat terpenuhi.
4. Diadakannya penerimaan tenaga non PNS sesuai dengan latar belakang
pendidikan yangdibutuhkan (SMK Mesin / Elektronika, D3 Instrumen / Teknik
Elektro, S1 Fisika / Teknik Elektro).
5. Diadakan pelatihan / diklat teknis untuk meningkatkan kompetensi personal.
6. Diadakan pemenuhan kebutuhan peralatan standar laboratorium kalibrasi
sehingga pelayanan kepada dunia usaha, pemerintah, perguruan tinggi dan
masyarakat dapat terpenuhi.
7. Diadakannya penerimaan tenaga PNS yang bergerak di bidang
standardisasi dan akreditasi sesuai dengan latar belakang pendidikan yang
dibutuhkan Sarjana S1.
c) Harapan yang diinginkan dengan Pusat (Kementrian Perdagangan)
1. Pemberian bantuan peralatan laboratorium pengujian dan kalibrasi.
2. Pemberian bantuan pelatihan / diklat sistem manajemen lembaga sertifikasi.
3) Isu dan Masalah Mendesak beserta Solusi dan Harapan di Bidang Koperasi dan
UMKM.
a) Isu dan Masalah Mendesak :
Isu mendasar adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah berkaitan dengan pembagian urusan dimana salah satunya pembagian
urusan koperasi dan UMKM yang mengatur kewenangan antara pemerintah pusat,
provinsi dan kabupaten/kota. Selain itu lainnya seperti aspek kelembagaan, aspek
61
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
produksi, aspek pembiayaan, aspek pemasaran dan aspek kapasitas sumber daya
manusia (SDM). Permasalahan yang dihadapi di koperasi dan UMKM Provinsi
Kalimantan Timur antara lain :
a. Pembagian kewenangan urusan koperasi antara pemerintah pusat, provinsi
dan kabupaten/kota sesuai Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dirasakan membatasi program/kegiatan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi karena cakupan pembinaan koperasi
dan UMKM hanya mencakup koperasi yang anggotanya lintas kabupaten/kota
dan pembinaan bagi usaha kecil saja.
b. Terbatasnya akses koperasi dan UMKM terhadap sumber-sumber
pembiayaan.
c. Masih rendahnya daya saing produk koperasi dan UMKM baik dari segi
kemasan, perijinan, kontinuitas atau kualitas produk yang mengakibatkan
terbatasnya akses pasar.
d. Kurangnya kemampuan SDM koperasi dan UMKM dalam penguasaan
teknologi informasi mengakibatkan terlambatnya UMKM dalam mengakses
informasi terkait dengan pengembangan usaha.q
e. Pelaksanaan diklat koperasi dan UMKM dari Dana Alokasi Khusus (DAK) masih
terkendala dalam kegiatan pendampingannya. Hal ini disebabkan lokasi
koperasi Peserta diklat terpencar dan terpencil sehingga agak menyulitkan
untuk dilakukan pendampingan karena selain jaraknya yan jauh, sara
transportasi dan informasi juga masih sulit.
f. Kompetensi tenaga pendamping masih sangat terbatas mengingat salah satu
persyaratan untuk tenaga pendamping adalah sarjana atau D3. Sedangkan di
Kaltim, kebanyakan sarjana/D3 masih berorientasi menjadi PNS atau karyawan
perusahaan. Apalagi untuk pelaksanaan pendampingan di daerah terpencil dan
perbatasan masih kurang dukungan ketersediaan SDM pendamping yang
berkompeten.
g. Dalam rangka revitalisasi koperasi, dilaksanakan beberapa upaya untuk
mewujudkan koperasi yang aktif dan berkualitas yang meliputi : Rehabilitasi,
Reorganisasi dan pengembangan. Khusus Pelaksanaan rencana pembubaran
koperasi tidak aktif berdasarkan Online Data System Kementerian Koperasi
62
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
mengalami kendala karena beberapa koperasi tidak aktif tersebut masih
mempunyai pinjaman program pembiayaan dari lembaga keuangan perbankan
maupun non perbankan.
h. Pelaksanaan Program Penumbuhan Wirausaha Baru yang meliputi
pelaksanaan diklat, bantuan peralatan produksi dan pendampingan usaha
masih mengalami beberapa kendala antara lain terbatasnya waktu diklat
sehingga materi yang disampakan belum dapat dikuasai dan dipraktekkan oleh
peserta secara maksimal. Selain itu SDM UMKM yang belum menguasai
managemen usaha dengan baik, menyebabkan usaha tidak dapat berkembang
secara optimal.
i. Terbatasnya kemampuan para pendamping dalam melakukan pendampingan
koperasi dan UMKM dalam beberapa aspek tertama dalam aspek teknis
sehingga pengembangan usaha UMKM belum berjalan optimal.
j. Belum optimalnya pelaksanaan program kemitraan dan CSR bagi UMKM dan
koperasi sesuai amanat Peraturan Gubernur Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Pemberdayaan Koperasi dan UMKM.
k. Masih banyak koperasi yang belum aktif melakukan RAT padahal kegiatan
usaha koperasi berjalan aktif.
UPAYA YANG DILAKUKAN (SOLUSI)
a. Melakukan koordinasi dan sosialisasi kepada semua stake holder baik di level
provinsi maupun kabupaten/kota tentang pembagian kewenangan pembinaan
koperasi dan UMKM. Selain itu dilakukan penyesuaian-penyesuaian program
pembinaan bagi UMKM dan koperasi yang dikerjasamakan atau dimitrakan dengan
beberapa pihak antara lain Perbankan, Retail Modern, dinas kabupaten/kota dan
SKPD di lingkungan pemerintah Provinsi maupun kabupaten/kota.
b. Pembentukan Klinik Bisnis koperasi dan UMKM yang didukung oleh para
pendamping untuk melakukan pendampingan dan fasilitasi pemasaran produk baik
secara online maupun offline.
c. Melakukan beberapa kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kapasitas
SDM pelaku usaha dan koperasi baik dari aspek kelembagaan, usaha, produksi,
pemasaran dan pembiayaannya. Selain itu Klinik Bisnis juga menyelenggarakan
classbusines yang diikuti oleh para pelaku UMKM untuk pemahaman UMKM dalam
63
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
kemampuan yang lebih teknis antara lain aspek kemasan, pembukuan usaha,
perijinan usaha dll.
d. Memfasilitasi dan mendorong UMKM untuk meningkatkan kualitas produknya dan
mengurus perijinan usaha untuk mendukung daya saing produk. Berbagai upaya
dilakukan misalnya memfasilitasi UMKM ikut pameran, fasilitasi pemasaran ke retail
modern serta pengurusan ijin usaha (IUMK, PIRT, Halal dll)
e. Meningkatkan kapasitas SDM para pendamping melalui diklat/bimtek pendamping,
mengikutsertakan beberapa pendamping dalam program/kegiatan yang
diselenggarakan oleh instansi lain.
f. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi data koperasi tidak aktif dengan dinas
kabupaten/kota untuk menghindari adanya kesalahan dalam upaya pembubaran
koperasi tidak aktif. Selain itu data keragaan koperasi dan data per jenis koperasi
yang dientry dalam ODS agar dilakukan updating secara berkala oleh Tim Data
Kabupaten/Kota.
g. Dilakukan upaya pembinaan kepada koperasi aktif yang belum melakukan RAT
dalam bentuk pendampingan untuk segera melakukan RAT dan mengurus Sertifikat
Nomor Induk Koperasi sebagai bukti bahwa koperasi yang bersangkutan adalah
koperasi yang aktif melakukan RAT.
h. Pembentukan Satgas Pengawasan Koperasi yang bertugas untuk melakukan
pengawasan dan pembinaan terhadap koperasi ditinjau dari aspek kelembagaan,
usaha, permodalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
i. Melakukan pertemuan dan sosialisasi dengan beberapa stake holder dalam
mengoptimalkan program kemitraan antara pengusaha besar dengan UMKM dan
koperasi. Antara lain dengan PT. Total dalam pendampingan UMKM, PT. Lottemart
dalam akses pasar produk UMKM, Bank Kaltim dalam pembinaan dan akses
pembiayaan, PT. Telkomsel dalam pembentukan kampung digital dan lain-lain.
HARAPAN YANG DIINGINKAN DENGAN PUSAT
a. Optimalisasi dan perluasan program kemitraan dengan lebih banyak pihak dan
melibatkan lebih banyak UMKM dan koperasi.
b. Program insentif bagi UMKM dalam rangka memperoleh HKI, Halal, SNI dll.
c. Adanya aturan yang lebih kuat dan konkrit dalam pelaksanaan kemitraan antara
usaha besar dengan koperasi dan UMKM.
64
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
d. Adanya peninjauan kembali atau sosialisasi teknis tentang UU Nomor 23 Tahun
2014 mengingat pelaksanaan beberapa program masih menimbulkan kerancuan
dalam implementasi di lapangan contohnya pelaksanaan program KUR oleh
Pemerintah Provinsi sedangkan lingkup pembinaan provinsi adalah usaha kecil dan
sebagaian besar sasaran KUR adalah usaha mikro yang merupakan binaan
kanupaten/kota, pembinaan wirausaha baru yang merupakan program nasional
sedangkan wirausaha baru identik dengan usaha mikro yang merupakan tugas
kabupaten/kota untuk pembinaannya, dll.
e. Dukungan optimalisasi fungsi dan peran UPTD Pusat Promosi dan Pengembangan
UKM (P3UKM) sebagai Balai Latihan Koperasi (Balatkop) dan Pusat Layanan Usaha
Terpadu (PLUT) untuk mengakomodir kegiatan pelatihan dan pendampingan bagi
koperasi dan UMKM.
D. AKUNTABILITAS KEUANGAN
1. Tahun 2016 Rutin
Anggaran rutin di lingkungan Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan
UMKM Provinsi Kalimantan Timur tahun 2016 berjumlah Rp.
13.838.954.310 dengan realisasi Rp. 12.485.558.195 atau sebesar 90,22 %.
Tabel 7.
Rincian Anggaran dan Realisasi Dana Rutin
Tahun 2016
No Unit Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) %
1. Disperindagkop*) 6.186.343.540 5.733.570.309 92,68
2. UPTD BPSMB 2.485.299.000 2.176.937.604 88,17
3. UPTD Metrologi 3.211.025.368 3.040.358.702 94,87
4. UPTD P3UKM 1.956.286.402 1.534.691.580 78,96
Jumlah
13.838.954.310
12.485.558.195
90,22
Sumber Data : Disperindagkop. Prov. Kaltim
Sisa anggaran tahun 2016 yang disetor sebesar Rp. 1.353.396.115 (satu milyar
tiga ratus lima puluh tiga juta tiga ratus sembilan puluh enam ribu seratus lima belas
rupiah ) atau sebesar 9,78 %. Dana tersebut merupakan uraian rincian obyek dari
65
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
Biaya Listrik, Telepon, Biaya Makan dan Minuman Harian, Biaya Bantuan Pelatihan
dan Kursus Keterampilan, dan lain-lain yang telah disetor ke Kas Daerah.
2. Pembangunan APBD
Urusan Pilihan Perindustrian
- Alokasi anggaran Rp. 4.191.623.425 ,-, realisasi fisik mencapai 94,95 persen dengan realisasi keuangan 90,98
persen dan sisa yang disetor ke kas daerah sebesar Rp. 377.342.468,-.
UPTD P3UKM
Alokasi anggaran Rp. 3.118.547.000,-, realisasi fisik mencapai 86,29 persen
dengan realisasi keuangan 86.29 persen dan sisa yang disetor ke kas
daerah sebesar Rp. 427.465.722,-.
Urusan Pilihan Perdagangan
Alokasi anggaran Rp. 5.116.401.359-, realisasi fisik mencapai 95,30 persen
dengan realisasi keuangan 91,08 persen dan sisa yang disetor ke kas daerah
sebesar Rp. 456.166.509,-.
UPTD Metrologi
Alokasi anggaran Rp. 2.642.598.476,-, realisasi fisik mencapai 97,78 persen
dengan realisasi keuangan 94,46 persen dan sisa yang disetor ke kas daerah
sebesar Rp. 146.514.869,-.
UPTD BPSMB
Alokasi anggaran Rp. 3.933.053.850.-, realisasi fisik mencapai 95,84 persen
dengan realisasi keuangan 95,59 persen dan sisa yang disetor ke kas daerah
sebesar Rp. 169.557.778,-.
Urusan Wajib Koperasi
Alokasi anggaran Rp. 16.357.833.240,-, realisasi fisik mencapai 152.16 persen
dengan realisasi keuangan 145,10 persen dan sisa yang disetor ke kas daerah
sebesar Rp. 41.087.879.474,-
66
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
Tabel 8.
Rincian Anggaran dan Realisasi Dana
Yang Bersumber dari APBD Kalimantan Timur
Tahun 2016
No. Urusan
Alokasi
(Rp)
Realisasi (%) Realisasi Anggaran
Sisa Anggaran (Disetor ke
Kas Negara/Rp)
Fisik Keu
1. Urusan Pilihan Perindustrian
4.181.623.425 94,95 0,98 3.804.280.957 377.342.468
UPTD P3UKM
3.118.547.000 78,00 78,96 2.691.081.278 427.465.722
2. Urusan Pilihan Perdagangan
5.116.401.359 95,30 91,08 4.660.234.850 456.166.509
UPTD Metrologi
2.642.598.476 97,78 94,46 2.496.083.607 146.514.869
UPTD BPSMB
3.933.053.850 95,84 95,69 3.763.496.072 169.557.778
3. Urusan Wajib Koperasi
4.181.623.425 94,95 90,98 3.804.280.957 377.342.468
TOTAL 35.350.057.350 95,99 92,46 32.685.130.530 2.664.926.820
c. Pembangunan APBN
Penyebaran dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Alokasi anggaran Rp. 2.191.000.000,- realisasi fisik 34,49 persen, realisasi
keuangan 34,49 persen dengan sisa kas yang disetor ke kas negara sebesar
Rp. 850.590.850,-
Klaster Industri Berbasis Pertanian Agro di Kaltim
Alokasi anggaran Rp. 500.000.000,-, realisasi fisik 72,34 persen dan keuangan
72,34 persen dengan sisa kas yang disetor ke kas negara sebesar Rp.
399.904.000,-
Peningkatan Perdagangan Luar Negeri Daerah Kaltim
Alokasi anggaran Rp. 1.105.186.000,-, realisasi fisik 100,00 persen dan
keuangan 82,88 persen dengan sisa kas yang disetor ke kas negara sebesar Rp
189.181.654,-.
67
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Daerah Kaltim
Alokasi anggaran Rp. 1.105.124.994,-, realisasi fisik 100,00 persen dan realisasi
keuangan 99,08 persen dengan sisa kas yang disetor ke kas negara sebesar
Rp 10.147.683,-.
Dukungan Pemberdayaan KUKM di Daerah
Alokasi anggaran Rp. 2.602.257.000,- realisasi fisik 98,42 persen, realisasi
keuangan 98,42 persen dengan sisa kas yang disetor ke kas negara sebesar Rp.
40.988.000,-
Tabel 9.
Rincian Anggaran dan Realisasi Dana
Yang Bersumber dari APBN
Tahun 2015
No. Urusan
Alokasi
(Rp)
Realisasi (%) Realisasi Anggaran
Sisa Anggaran (Disetor ke Kas
Negara/Rp) Fisik Keu
1.
Penyebaran dan Pengembangan IKM di Kaltim
2.191.000.000 34,49 34,49 755.592.350 850.590.850
2.
Klaster Industri Berbasis Pertanian Agro di Kaltim
500.000.000 20,02 20,02 100.096.000 193.600.400
3.
Peningkatan Perdagangan Luar Negeri Daerah Kaltim
1.105.186.000 100,00 82,88 916.004.348 189.181.654
4.
Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Daerah Kaltim
1.105.124.994 100,00 99,08 1.094.977.311 161.472.689
5.
Dukungan Pemberdayaan KUKM di Daerah
2.602.257.000 98,42 98,42 2.561.289.000 1.418.286.000
TOTAL
7.503.567.994 72,34 72,34 5.427.939.007 2.075.628.987
Tahun 2015
1. Rutin
Anggaran rutin di lingkungan Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan
UMKM Provinsi Kalimantan Timur tahun 2015 berjumlah Rp.
68
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
43.709.787.850,- dengan realisasi Rp. 38.167.268.720,- atau sebesar
87,32%.
Tabel 7.
Rincian Anggaran dan Realisasi Dana Rutin
Tahun 2015
No Unit Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) %
1. Disperindagkop*) 7.778.770.000 7.086.541.350 91,10
2. UPTD BPSMB 3.113.380.000 3.065.143.600 98,45
3. UPTD Metrologi 30.385.741.850 25.733.319.350 84,69
4. UPTD P3UKM 2.431.896.000 2.282.264.420 93,85
Jumlah 43.709.787.850 38.167.268.720 87,32
Sumber Data : Disperindagkop. Prov. Kaltim
Sisa anggaran tahun 2015 yang disetor sebesar Rp. 5.542.519.130,- (lima
milyar lima ratus empat puluh dua juta lima ratus Sembilan belas ribu seratus tiga
puluh rupiah) atau sebesar 13, 68 %, dana tersebut merupakan efisiensi lelang
pembangunan kantor di UPTD Metrologi, disamping itu juga merupakan uraian
rincian obyek dari Biaya Listrik, Telepon, Biaya Makan dan Minuman Harian, Biaya
Bantuan Pelatihan dan Kursus Keterampilan, dan lain-lain yang telah disetor ke
Kas Daerah.
2. Pembangunan APBD
Urusan Pilihan Perindustrian
Alokasi anggaran Rp. 9.740.300.000,-, realisasi fisik mencapai 84,47 persen
dengan realisasi keuangan 81,75 persen dan sisa yang disetor ke kas daerah
sebesar Rp. 1.777.349.194,-.
UPTD P3UKM
Alokasi anggaran Rp. 3.470.730.000,-, realisasi fisik mencapai 96,93 persen
dengan realisasi keuangan 96,93 persen dan sisa yang disetor ke kas
daerah sebesar Rp. 167.786.622,-.
69
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
Urusan Pilihan Perdagangan
Alokasi anggaran Rp. 6.474.767.600-, realisasi fisik mencapai 92,32 persen
dengan realisasi keuangan 91,74 persen dan sisa yang disetor ke kas daerah
sebesar Rp. 534.645.304,-.
UPTD Metrologi
Alokasi anggaran Rp. 36.700.474.120,-, realisasi fisik mencapai 84,86 persen
dengan realisasi keuangan 82,62 persen dan sisa yang disetor ke kas daerah
sebesar Rp. 5.497.258.387,-.
UPTD BPSMB
Alokasi anggaran Rp. 10.523.969.421.-, realisasi fisik mencapai 95,62 persen
dengan realisasi keuangan 92,12 persen dan sisa yang disetor ke kas daerah
sebesar Rp. 749.889.350,-.
Urusan Wajib Koperasi
Alokasi anggaran Rp. 38.035.321.461,-, realisasi fisik mencapai 89,27 persen
dengan realisasi keuangan 87,49 persen dan sisa yang disetor ke kas daerah
sebesar Rp. 4.759.033.231,-
Tabel 8.
Rincian Anggaran dan Realisasi Dana
Yang Bersumber dari APBD Kalimantan Timur
Tahun 2015
No. Urusan
Alokasi
(Rp)
Realisasi (%) Realisasi Anggaran
Sisa Anggaran (Disetor ke Kas
Negara/Rp) Fisik Keu
1. Urusan Pilihan Perindustrian
9.740.300.000 84,47 81,75 7.962.900.806 1.777.349.194
UPTD P3UKM 3.470.730.000 96,93 96,93 3.302.963.378 167.786.622
2. Urusan Pilihan Perdagangan
6.474.767.600 92,32 91,74 5.940.116.096 534.645.304
UPTD Metrologi 36.700.474.120 84,86 82,62 30.703.215.733 5.497.258.387
UPTD BPSMB 10.525.969.421 95,62 92,12 9.779.089.071 749.889.330
3. Urusan Wajib Koperasi
38.035.321.461 89,27 87,49 33.276.288.280 4.759.033.231
TOTAL 106.947.376.602 88,32 86,93 92.964.564.314 13.983.012.288
70
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
d. Pembangunan APBN
Penyebaran dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Alokasi anggaran Rp. 2.100.000.000,- realisasi fisik 84,88 persen, realisasi
keuangan 84,88 persen dengan sisa kas yang disetor ke kas negara sebesar
Rp. 317.487.800,-
Klaster Industri Berbasis Pertanian Oleochemical di Kaltim
Alokasi anggaran Rp. 500.000.000,-, realisasi fisik 98,05 persen dan keuangan
98,05 persen dengan sisa kas yang disetor ke kas negara sebesar Rp.
9.747.450,-
Peningkatan Perdagangan Luar Negeri Daerah Kaltim
Alokasi anggaran Rp. 931.939.000,-, realisasi fisik 84,60 persen dan keuangan
84,60 persen dengan sisa kas yang disetor ke kas negara sebesar Rp
143.502.781,-.
Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Daerah Kaltim
Alokasi anggaran Rp. 1.224.088.000,-, realisasi fisik 95,85 persen dan realisasi
keuangan 95,85 persen dengan sisa kas yang disetor ke kas negara sebesar
Rp 50.744.300,-.
Dukungan Pemberdayaan KUKM di Daerah
Alokasi anggaran Rp. 7.860.724.000,- realisasi fisik 94,92 persen, realisasi
keuangan 94,92 persen dengan sisa kas yang disetor ke kas negara sebesar Rp.
399.179.000,-
71
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
Tabel 9.
Rincian Anggaran dan Realisasi Dana
Yang Bersumber dari APBN
Tahun 2015
No. Urusan
Alokasi
(Rp)
Realisasi (%) Realisasi Anggaran
Sisa Anggaran (Disetor ke Kas
Negara/Rp) Fisik Keu
1.
Penyebaran dan Pengembangan IKM di Kaltim
2.100.000.000
84,88
84,88
1.782.512.200
317.487.800
2.
Klaster Industri Berbasis Pertanian Oleochemical di Kaltim
500.000.000
98,05
98,05
490.252.550
9.747.450
3.
Peningkatan Perdagangan Luar Negeri Daerah Kaltim
931.939.000
84,60
84,60
788.436.219
143.502.781
4.
Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Daerah Kaltim
1.224.088.000
95,85
95,85
1.173.343.700
50.744.300
5.
Dukungan Pemberdayaan KUKM di Daerah
7.860.724.000
94,92
94,92
7.461.545.000
399.179.000
TOTAL
12.616.751.000
92,70
92,70
11.696.089.669
920.661.331
72
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
BAB IV
P E N U T U P
Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan (LKj-IP) Dinas Perindustrian Perdagangan
Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2013. LKj-IP ini disusun
sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden RI Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, dan
diperbarui melalui Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2010 tanggal 23 November 2010 tentang
Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja dan Dokumen Penetapan Kinerja dan
disempurnakan lagi dengan peruran Gubernur nomor 42 tahun 2016 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Adapun dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2016 ini dibuat sebagai Perjanjian
Kinerja Pimpinan SKPD kepada Kepala Daerah berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5
Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi pada Diktum Ketiga tentang
Penetapan Kinerja. Lakip Tahun 2015 dan Penetapan Kinerja Tahun 2016 telah menyajikan
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditetapkan dan disepakati oleh masing-masing Kepala
Bidang beserta struktural dibawahnya dan disetujui oleh Kepala Dinas, sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Negara PAN Nomor PER/09/M.PAN/05/2007 tanggal 31 Mei 2007
tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan instansi
pemerintah.
LKj-IP Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2016 ini memberikan gambaran antara lain :
73
LKj-IP 2016 Dinas Perindagkop & UKM Prov. Kaltim
Secara umum kinerja Dinas Perindagkop ditinjau dari pencapaian indikator kinerja dapat
dikategorikan berhasil, walaupun terdapat beberapa indikator kinerja yang target
pencapaiannya masih perlu ditingkatkan. Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras
seluruh aparat Disperindagkop & UMKM Provinsi maupun Kab/Kota, Dinas/Instansi
terkait, Dunia Usaha dan Sekretariat Daerah Provinsi yang dengan kerjasama dan
sinkronisasi programnya turut memberikan konstribusi.
Ditinjau dari dari pencapaian sasaran strategik, juga dapat dikategorikan berhasil,
dimana dari 8 (delapan) sasaran dengan 14 indikator yang telah ditetapkan, 8 (delapan)
diantaranya mencapai 70 (tujuh puluh) sampai 80 (delapan puluh) persen dan 6 (lima)
lainnya diatas 80 (delapan puluh) persen dengan katagori memuaskan. Keadaan ini
semakin memicu kita untuk bekerja lebih keras dan pemahaman yang lebih mendalam
atas segala permasalahan dan tantangan yang ke depan semakin komplek.
Dengan laporan LKj-IP ini diharapkan dapat memacu pelaksanaan
kepemerintahan yang melibatkan stakeholders, sehingga nantinya akan tercipta
sasaran dan hasil kerja yang dapat dipertanggungjawabkan.