standarisasi digitasi rbi

20
STANDARISASI DIGITASI RBI KKL 2 Session 1 PRESENT BY KABINET KKL 2 JO-ARDI MERDEKA SIG & PW ANGKATAN 2007 2009 Johari Production

Upload: lullabyandromeda

Post on 30-Dec-2015

266 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Standarisasi Digitasi RBI sederhana

TRANSCRIPT

Page 1: Standarisasi Digitasi Rbi

STANDARISASI DIGITASI RBI

KKL 2

Session 1

PRESENT BY

KABINET KKL 2 JO-ARDI MERDEKA

SIG & PW ANGKATAN 2007

2009 Johari Production

Page 2: Standarisasi Digitasi Rbi

PENDAHULUAN

Menurut PP 10 Tahun 2000 disebutkan bahwa peta adalah suatu gambaran dari unsur-

unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang

digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu. Peta Rupa Bumi Indonesia atau peta

RBI tentu sudah sering kita dengar, peta RBI adalah salah satu jenis peta yang dihasilkan oleh

Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), peta RBI menyajikan data

geospasial yang dijadikan standar nasional atau peta induk di negara Indodesia. Peta RBI yang

diperoleh dari data foto udara secara fotogrametri dan juga data hasil survey lapangan sehingga peta

RBI memiliki tingkat akurasi yang cukup baik dan dijadikan sebagai acuan standar dalam

pembuatan peta analisis maupun peta sintesis lain. Informasi yang terdapat dalam peta RBI,

diantaranya adalah unsur-unsur topografi yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Peta RBI tersedia

dalam skala 1:1.000.000, 1:250.000, 1:100.000, 1:50.000, 1:25.000 dan 1:10.000 dimana seluruh

wilayah Indonesia dibagi ke dalam grid-grid ukuran peta yang sistematis.

Data yang dipakai sebagai dasar dalam pembuatan peta RBI yang kita pakai sekarang ini

pada umumnya diperoleh pada tahun 1993/1994 dari data foto udara dan data hasil pengukuran

lapangan, peta RBI yang kita pakai diterbitkan pada tahun 1998. Sehingga dengan rentan waktu dari

waktu terbitnya peta RBI sampai sekarang tentu sudah banyak dinamika wilayah yang terjadi.

Tujuan dari kegiatan pembuatan peta RBI kita akan melakukan revisi peta sehingga akan diperoleh

peta RBI baru.

Page 3: Standarisasi Digitasi Rbi

KATA PENGANTAR

Modul ini hanyalah berisi sedikit panduan bagaimana melakukan digitasi peta RBI, modul ini

dibuat dengan mengambil sumber referensi dari beberapa Tutorial ArdGis dan buku Dasar SIG

Basis data serta gabungan pengetahuan dari beberapa teman paniatia KKL 2 SIG&PW 2009. Kami

selaku panitia hanya ingin berusaha agar KKL 2 SIG&PW kita ini dapat berjalan dengan lancar dan

sukses, sehingga semua pihak merasa puas dan memperoleh ilmu secara maksimal.

Kami selaku panitia KKL2 SIG&PW sejatinya meminta maaf apabila dalam penulisan Modul

sederhana ini terdapat banyak sekali kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf, jika ada

kebaikan atau kelebihan pada modul ini semoga bermanfaat bagi teman – teman sekalian.

Panitia KKL2 SIG&PW

2009

Page 4: Standarisasi Digitasi Rbi

DAFTAR ISI

Membangun Skema Geodatabase .....................................................................................................

Geoprosesing .....................................................................................................................................

Standarisasi Pendigitan .....................................................................................................................

Page 5: Standarisasi Digitasi Rbi

MEMBANGUN SKEMA GEODATABASE

Dalam SIG geodatabase merupakan wadah tempat meyimpan data spasial dan data non-

spasial (data atribut) serta dapat pula digunakan untuk mengolah data yang berbasis raster maupun

data vector. Dalam ArcGis geodatabase dapat kita dibangun dengan cara membuat personal

geodatabase, dengan cara sebagai berikut:

1. Membuka ArcCatalog dengan mengklik icon ArcCatalog pada desktop

2. Membuat folder baru dengan nama RBI+spasi+nama sheet peta yang akan dikerjakan

(contoh: RBI PURBALINGGA, RBI ANJALIPAN, RBI PURWOKERTO, dll) pada Drive D

pada My Computer di PC anda.

3. Membuat Personal Geodatabase pada Folder RBI PURBALINGGA, dengan cara mengklik

kanan didalam Folder RBI PURBALINGGA yang sedang aktif kemudian menyelect Personal

Geodatabase, Personal Geodatabase di beri nama: RBI+spasi+nama sheet peta yang akan

dikerjakan, contoh: RBI PURBALINGGA.mdb

4. Mengatur direktori penyimpanan data olahan (data environment), dengan mengklik kanan pada

ArcToolbox kemudian mengklik Environtments

Page 6: Standarisasi Digitasi Rbi

Dilanjutkan dengan melakukan pengaturan pada Environment Settings.

Current Workspace diisi dengan posisi dimana Personal Geodatabase yang telah kita buat

tadi, contoh: Pilih folder RBI PURBALINGGA Pilih RBI PURBALINGGA.mdb

mengklik Add.

Scratch Workspace diabaikan saja, dan pada Default Output Z Value dipilih Same as

input.

Pada Output Coordinat System diisi As Specified Below, kemudian untuk system

proyeksi dan zona diisi: WGS_1984_UTM_Zona_49S, dengan cara mengklik icon

Kemudian mengklik Select menyelect Projected Coordinate Systems kemudian klik

Add menyelect UTM kemudian klik Add memilih coordinate system WGS

Page 7: Standarisasi Digitasi Rbi

1984 UTM Zona 49S.prj. pada pengaturan system proyeksi ini diakiri dengan mengklik

OK

Page 8: Standarisasi Digitasi Rbi

Untuk pilihan selanjutnya yang berada dibawah diabaikan saja dan untuk mengakiri

pengaturan data environtment ini diakiri dengan mengklik OK.

5. Membangun Domain pada geodatabase, untuk memudahkan saat pengisian attribute, dengan

cara mengklik kanan pada Personal Geodatabase kemudian pilih Properties

Mengisi kolom Domain Name dengan:

• Jalan

• Batas Adsministrasi

• Sungai

*Note : untuk pengisian Field Type adalah Text

Mengisi Coded Values dengan:

Jalan

Code Description

1 Layang

2 Arteri satu jalur, dua jalur atau Lebih

3 Kolektor dan Tonggak Kilometer

4 Lokal

5 Lain

6 Setapak

Page 9: Standarisasi Digitasi Rbi

Batas Atministrasi

Code Description

1 Batas Propinsi

2 Batas Kodya/Kabupaten/Kotip

3 Batas Kecamatan

4 Batas Desa/Kelurahan

Sungai

Code Description

1 Sungai Musiman

2 Sungai Perkiraan

Setelah selesai mengisi semua Domain Name dan Coded Values klik OK.

Page 10: Standarisasi Digitasi Rbi

6. Membuat Features Dataset

Features Dataset digunakan sebagai tempat menyimpan beberapa Feature Class. Apabila dibuat

perumpamaan Personal Geodatabase sama saja dengan lemari buku, Feature dataset sama saja

dengan laci/ rak, dan Feature class sama saja dengan Buku untuk kita menulis. Cara membuat

Feature Dataset: Klik kanan di dalam Personal Geodatabase pilih New Klik Feature

Dataset

Melakukan beberapa pengaturan, berupa:

Lakukan pengisian pada Name, pengisian Name Feature Dataset berdasarkan nama Sheet

Peta RBI yang diperoleh, contoh: PURBALINGGA, PURWOKERTO, BANYUMAS, dll.

Mengatur Coordinate System dari Features Dataset, dengan cara pilih Projected Coordinate

Systems UTM WGS 1984 (klik 2x) Pilih Zona 49S klik Next Untuk

Vertical Coordinate System biarkan None Untuk XY Tolerance, Z Tolerance & M

Tolerance tetap 0,001 Klik Finish

Page 11: Standarisasi Digitasi Rbi

7. Membuat Feature Class

Feature Class digunakan sebagai layer tempat penyimpanan data spasial yang akan didigitasi.

Data spasial yang disimpan dalam Feature Class berbentuk data Vektor. Cara membuatnya

dengan klik kanan didalam Personal Geodatabase kemudian pilih New klik Feature Class

Lakukan pengisian pada Name dengan nama Feature Class yang akan kita buat, dalam

pengisian Nama tidak boleh memakai spasi untuk memisahkan kalimat digunakan ( _ ) agar

penulisan Nama dapat berhasil. Contoh: Batas_Atministrasi, Jalan, Sungai_Kecil,

Sungai_Besar.

Untuk pengisian Alias diisikan nama seperti pada Name New Feature Class yang telas diisi

tadi, untuk pengisian Alias dapat menggunakan spasi untuk memisahkan kalimat. Contoh:

untuk Name Batas_Atministrasi pada Alias diisi Batas Atministrasi.

Untuk Type Feature dipilih sesuai dengan kebutuhan yang semestinya,

• Polygon Features dipilih bila kita ingin membuat tempat penyimpanan data vector yang

berbentuk Poligon/ area yang memiliki 2 dimensi (panjang dan lebar). Contoh: Batas

Atministrasi, Penggunaan Lahan, dll

• Line Features dipilih jika kita ingin membuat tempat penyimpanan data vector yang

berbentuk garis/ kenampakan linier yang memiliki 1 dimensi saja (panjang). Contoh:

Sungai, Jalan, Kontur, Dll.

• Point dipilih jika kita ingin membuat tempat penyimpanan data vector yang berbentuk titik

yang memiliki 0 dimensi. Titik ini biasanya hanya digunakan untuk menyatakan lokasi

Page 12: Standarisasi Digitasi Rbi

atau posisi. Point digunakan untuk data yang memiliki ID yang berbeda-beda. Contoh

Obyek Wisata, Titik Ketinggian, dll.

• Multipoint dipilih jika kita ingin membuat tempat penyimpanan data vector yang

berbentuk titik yang memiliki 0 dimensi. Titik ini biasanya hanya digunakan untuk

menyatakan lokasi atau posisi. Point digunakan untuk data yang memiliki ID yang

Seragam satu sama lain. Contoh Bangunan yang sama, misalnya bangunan Kantor Kepala

Desa. Bangunan Rumah Makan, dll.

Mengklik Next

Membuat Link antara Features Class dengan Domain Personal Geodatabase, dengan cara :

mengisi Field Name sesuai nama Features Class (contoh : Sungai_Besar, Sungai_Kecil,

Batas_Adsminitrasi, Jalan) Isi Data Type pilih Text Mengisi kolom Domain pada

Field Properties sesuai dengan Name Domainya Klik Finish.

Page 13: Standarisasi Digitasi Rbi

Features Class yang harus dibuat

Name Alias Type Field Name Data

Type

Domain

Jalan Jalan Line Jalan Text Jalan

Batas_Atministrasi Batas Atministrasi Polygon Batas_Atministrasi Text Batas Atministrasi

Sungai_Besar Sungai Besar Polygon Sungai_Besar Text Sungai Besar

Sungai_Kecil Sungai Kecil Line Sungai_Kecil Text Sungai Kecil

*Note : Sungai Besar adalah sungai yang ukurannya besar sehingga dipilih Type Polygon

8. Membuat Annotasi

Pembuatan annotasi dilakukan dengan tujuan untuk menyesuaikan posisi label dengan pola garis

atau polygon. Agar penulisan nama sungai dapat mengikuti pola sungai, penulisan nama

kecamatan dapat benar-benar dalam posisi horizontal dan tepat ditengah-tengah, dll. Caranya

dengan mengklik kanan didalam Feature Dataset kita pilih Features Class Isi pada

Name dengan Anno_nama Feature yang akan dibuat Annotasinya Isi pada Alias dengan

Annotasi Nama Feature yang akan dibuat Annotasinya Pilih Type Annotation Fetures

Mencentang pada Link the annotation to the following feature class, pemilihan disesuaikan

dengan Feature Class yang akan dibuat Annotasinya Klik Next Memilih Coordinate

System yang sesuai (isi dengan Projected Coordinate Systems : WGS_1984_UTM_Zona_49S)

Biarkan saja XY Tolerance 0,001 Meter Reference Scale : 1:25.000 & Map Units: Meter

Klik Next melakukan pengaturan Position (dalam pemilihihan posisi harus diperhatikan

disesuakan dengan penulisan di RBI) Klik Next Klik Finish

Page 14: Standarisasi Digitasi Rbi

Annotasi yang harus dibuat

Name Alias Type

Link the annotation

to the following

feature class

Coordinate System Reference

Scale Position

Anno_Batas_Atministrasi Annotasi Batas Atministrasi Annotation Features Batas_Atministrasi WGS_1984_UTM_

Zona_49S

1:25.000 Horizontal

Anno_Sungai_Besar Annotasi Sungai Besar Annotation Features Sungai_Besar WGS_1984_UTM_

Zona_49S

1:25.000 Boundary

Anno_Sungai_Kecil Annotasi Sungai Kecil Annotation Features Sungai_Kecil WGS_1984_UTM_

Zona_49S

1:25.000 Offset

Curved

9. Membuat Topology

Topology yaitu suatu set aturan/ ketetapan (dalam hal ini disebut sebgai RULE) yang diterapkan

pada Feature Class yang secara eksplisit mendefinisikan hubungan spasial yang harus ada antara

data feature di dalam feature Dataset dari sebuah Geodatabase. Rule atau aturan-aturan yang

berlaku terhadap jenis-jenis feature class tertentu tergantung kepada jenis/ tipe data, apakah titik,

garis, ataukah area/ polygon. Cara Pembuatan Topology: Klik Kanan didalam Feature Dataset

pilih Topology, selanjutnya ikuti langkah dibawah ini

1  2

Page 15: Standarisasi Digitasi Rbi

Mencentang semua Feature Class yang akan dibuatkan Topology

Memasukan Rule Topology dengan cara mengklik Add Rule, Pengisian Rule disesuaikan

kebutuhan,: Name Feature Class Rule

Batas_Atministrasi Must Not Overlap

Sungai_Besar Must Not Overlap

Sungai_Kecil Must Not Have Dangles

Jalan Must Not Have Dangles

Setelah selesai mengisi semua Rule klik Next dan untuk mengakiri pembuatan Topology klik

Finish.

*Note : Untuk penjelasan yang lebih lengkap dapat dilihat dalam bukupetunjuk praktikum SIG 1

atau pada Tutorial ArdGis

Page 16: Standarisasi Digitasi Rbi

GEOPROSESING

Georeferencing adalah pemberian proyeksi atau sistem koordinat pada peta, citra atau data spasial

lainya sehingga memiliki posisi nyata di muka bumi. Dalam hal ini adalah yang di georeferencing adalah

peta RBI daerah purwokerto dan 8 sin disekitarnya.

Kesalahan pemahaman dalam georeferencing , kita biasanya terlalu mengejar RMS Error yang

sekecil mungkin. RMS error adalah tingkat kesalahan atau error yang mungkin terdapat pada sebuah peta

atau data spasial lainya berdasarkan satuan yang digunakan pada data spasial tersebut dalam koordinat UTM

RMS error 4,003 brarti error atau kesalahannya 4,003 meter.Padahal kenyataanya banyak hal lain yang

perlu diperhatikan contohnya, kualitas Scanner peta, skala peta, sistem proyeksi dll. Kesimpulannya adalah

georeferencing yang baik belum tentu memiliki RMS error yang kecil.

Pemberian atau pencantuman koordinat sebisa mungkin tepat di tengah – tengah piksel

perpotongan antara 2 garis meridian atau pararel atau titik yang diketahui posisi atau koordinatnya.

Biasanya kita tidak terlalu memperhatikan hal ini dan terlalu mengejar RMS error yang sekecil

mungkin.

MOSAIK RBI

Mosaik RBI adalah menyusun beberapa scene peta RBI menjadi 1 peta besar dengan cara

memberi koordinat yang sama pada titik atau obyek yang memiliki posisi yang sama yang terdapat

pada 2 atau lebih scene peta yang berbeda dengan tujuan tertentu. Pada KKL 2 ini mosaik peta ini

bertujuan jika setiap scene peta didigit oleh kelompok yang berbeda akan mempermudah editor

dalam menyatukan beberapa scene peta tersebut menjadi 1 peta RBI besar yang utuh.

Page 17: Standarisasi Digitasi Rbi

Add control point add sebuah titik atau obyek pada scene peta Hidupkan

layer scene peta yang lain cari titik yang sama pada scene peta tersebut dengan scene

peta yang pertama add titik tersebut (secara otomatis 2 titik tersebut memiliki koordinat

,posisi, dan proyeksi yang sama)

NB : Georeferencing sudah dilakukan oleh tim editor KKL 2

jadi tidak perlu dilakukan lagi

WoooKey Coy

Peta scene 1  Peta scene 2 

Mozaik Peta

Page 18: Standarisasi Digitasi Rbi

STANDARISASI DALAM DIGITASI

Skala digitasi 1 : 2000

Klik View Data Frame properties Data frame fixed scale 1 : 2000 Klik OK

1. Unit Map dan Display harus meter Klik View Data Frame properties General Ganti Unit Map dan Display jadi

meter klik ok

Page 19: Standarisasi Digitasi Rbi

2. Hidupkan Snaping ketika digitasi dan pemberian vertex pada perpotongan jalan

Klik Start editor Snapping Centang Vertetx, Edge, dan End

Pemberian vertex dilakukan dengan mendigit vertek pada setiap perpotongan jalan atau

perpotongan pada layer apapun yang bertype line atau polyline. Hal itu bertujuan supaya jika ada

digitan yang melewati atau berakhir di vertex tersebut akan jatuh tepat di vertex karena snapping

sudah dihidupkan.

Page 20: Standarisasi Digitasi Rbi

DAFTAR PUSTAKA

Tim peyusun. Petunjuk Praktikum SIG : Basis Data, 2007

WANGSIT