bab i 1

3
FORMULASI NANOPARTIKEL MADU MENGGUNAKAN MATRIKS KITOSAN RANTAI PENDEK DENGAN METODE GELASI IONIK SEBAGAI TERAPI LUKA KRONIK BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Luka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena adanya suatu faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh. Faktor tersebut seperti trauma, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. Bentuk dari luka berbeda tergantung penyebabnya, ada yang terbuka dan tertutup. Salah satu contoh luka terbuka adalah insisi dimana terdapat robekan linier pada kulit dan jaringan di bawahnya. Salah satu contoh luka tertutup adalah hematoma dimana pembuluh darah yang pecah menyebabkan berkumpulnya darah di bawah kulit. 1 Luka memberikan angka morbiditas yang cukup besar di seluruh dunia terutama luka kronis karena mengganggu fungsional jaringan dan dilihat dari nilai estetikanya. Luka akut yang mengalami penyulit dalam proses penyembuhannya dapat berprogresi menjadi luka kronis. Pada diabetes melitus dapat terjadi luka kronis, sulit proses penyembuhannya, sering berulang dan berakhir dengan amputasi. Penyebab kejadian tersebut tergolong multifaktor yaitu kombinasi dari gangguan vaskular, peripheral neuropathy dan peningkatan faktor resiko infeksi pada penderita. Menurut Gordois et al (2003), sekitar 75% penderita diabetes memiliki masalah pada kaki dan 76% dari kasus tersebut disebabkan oleh gangguan neurophaty. Komplikasi DM dapat berkembang menjadi gangren. Gangren adalah suatu proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan mati atau nekrosis (Waspadji, 2006). Gangren diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. Luka gangren merupakan salah satu kornplikasi kronik DM yang paling ditakuti oleh setiap penderita DM (Tjokroprawiro, 2007)

Upload: lowis-yanmaniar

Post on 08-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

...

TRANSCRIPT

FORMULASI NANOPARTIKEL MADU MENGGUNAKAN MATRIKS KITOSAN RANTAI PENDEK DENGAN METODE GELASI IONIK SEBAGAI TERAPI LUKA KRONIKBAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangLuka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena adanya suatu faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh. Faktor tersebut seperti trauma, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. Bentuk dari luka berbeda tergantung penyebabnya, ada yang terbuka dan tertutup. Salah satu contoh luka terbuka adalah insisi dimana terdapat robekan linier pada kulit dan jaringan di bawahnya. Salah satu contoh luka tertutup adalah hematoma dimana pembuluh darah yang pecah menyebabkan berkumpulnya darah di bawah kulit.1 Luka memberikan angka morbiditas yang cukup besar di seluruh dunia terutama luka kronis karena mengganggu fungsional jaringan dan dilihat dari nilai estetikanya. Luka akut yang mengalami penyulit dalam proses penyembuhannya dapat berprogresi menjadi luka kronis.Pada diabetes melitus dapat terjadi luka kronis, sulit proses penyembuhannya, sering berulang dan berakhir dengan amputasi. Penyebab kejadian tersebut tergolong multifaktor yaitu kombinasi dari gangguan vaskular, peripheral neuropathy dan peningkatan faktor resiko infeksi pada penderita. Menurut Gordois et al (2003), sekitar 75% penderita diabetes memiliki masalah pada kaki dan 76% dari kasus tersebut disebabkan oleh gangguan neurophaty. Komplikasi DM dapat berkembang menjadi gangren. Gangren adalah suatu proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan mati atau nekrosis (Waspadji, 2006). Gangren diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. Luka gangren merupakan salah satu kornplikasi kronik DM yang paling ditakuti oleh setiap penderita DM (Tjokroprawiro, 2007)Madu merupakan cairan kental manis yang diproduksi oleh lebah madu yang berasal dari nektar bunga. Madu mengandung fruktosa (38,5%), glukosa (31,0%), maltosa, sukrosa, asam amino, vitamin (vitamin B6, vitamin C, thiamin, niasin, riboflavin, asam pantotenat), mineral, enzim, air dan anti-oksidan (Anonim 1, 2007). Madu memiliki sifat antibakteri yang membantu mengatasi infeksi pada luka dan aksi antiinflamasinya dapat mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi yang berpengaruh pada proses penyembuhan. Madu juga merangsang tumbuhnya jaringan baru, sehingga selain mempercepat penyembuhan juga mengurangi timbulnya parut atau bekas luka pada kulit (Said Hamad, 2007).Bahan nanopartikel banyak digunakan pada sistem penghantaran obat terbaru pada berbagai bentuk sediaan kosmetik dan dermatologikal. Sifat pembawa bahan nanopartikel mempunyai berbagai keuntungan seperti mencegah hidrasi kulit, meningkatkan efek absorpsi, meningkatkan penetrasi zat aktif dan bersifat lepas terkendali. Kitosan merupakan polisakarida alam [(14) glukosamin (2-amino-2-deoksi-d-glukosa) Nasetil-d-glukosamin (2-asetamido-2-deoksi-dglukosa)] yang mulai banyak diaplikasikan dalam industri farmasi, pangan dan kesehatan. Kitosan mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan yaitu bersifat anti mikroba, wound healing, tidak beracun, murah, biokompatibel, biodegradabel, serta larut air.Kitosan, suatu polisakarida yang diisolasi dari kulit udang, diketahui mempunyai sifat anti mikroba dan wound healing, sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan eksipien, pembawa sekaligus bahan aktif dalam formulasi sediaan topikal anti jerawat. Dalam bentuk mikro/nanopartikel kitosan mempunyai banyak keunggulan yakni tidak toksik, stabil selama penggunaan, luas permukaan yang tinggi, serta dapat dijadikan matriks untuk berbagai jenis obat dan ekstrak tanaman (Agnihotri dkk., 2004). Oleh karena itu kitosan berpotensi untuk digunakan sebagai bahan eksipien atau pembawa sekaligus bahan aktif dalam suatu sediaan topikal.Metode ionik gelasi merupakan metode yang umum digunakan untuk formulasi nanopartikel menggunakan polimer polisakarida. Pada metode ini, polisakarida (alginat, gelatin dan pektin ) dilarutkan dalam air atau medium asam lemah (untuk kitosan). Larutan ini kemudian ditambahkan dengan cara diteteskan pada larutan lain yang mengandung counterion dalam pengadukan konstan, menyebabkan terjadinya kompleksasi akibat muatan yang berbeda antara polisakarida dan counterion sehingga mengalami gelasi ionik dan presipitasi membentuk partikel sferis.1.2. Rumusan Masalah1. Apakah madu dapat diformulasikan dalam bentuk nanopartikel menggunakan kitosan rantai pendek dengan metode gelasi ionik ?