bab 2thesis.binus.ac.id/doc/bab2doc/2012-1-00907-si bab2001.doc · web viewbab 2 landasan teori...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Perencanaan Strategi Sistem Teknologi Informasi
2.1.1 Definisi perencanaan
Menurut McLeod dan Schell (2001, p39) perencanaan merupakan
dasar semua aktivitas selanjutnya. Perencanaan adalah pengamatan
terhadap keadaan lingkungan sekitar perusahaan baik eksternal maupun
internal untuk dapat memproses kegiatan yang dapat dilakukan di
kemudian hari sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih
baik dari pada sebelumnya.
Menurut Ward dan Peppard (2002,p69) perencanaan merupakan
sebuah analisis yang menyeluruh dan sistematis dalam mengembangkan
sebuah rencana kegiatan. Perencanaan adalah menyusun bukan
merencanakan.
Berdasarkan definisi perencanaan diatas, maka dapat disimpulkan
merupakan kegiatan atau proses membuat rencana yang dilakukan
pengamatan di lingkungan sekitar perusahaan, baik itu lingkungan
internal maupun external sehingga dapat menentukan sasaran atas tujuan
organisasi dan kelak dipakai perusahaan dalam rangka melaksanakan
pencapaian tujuannya serta mendapatkan keuntungan yang lebih baik
daripada sebelumnya.
8
9
2.1.2 Pengertian strategi
Adapun menurut Chandler (Rangkuti, 2001, p3) strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya
dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas
alokasi sumber daya.
Adapun menurut Ward dan Peppard (2002, p69) strategi juga
dapat didefinisikan sebagai sebuah rangkaian tindakan terpadu yang
diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kekuatan jangka
panjang dari sebuah perusahaan dalam mencapai keunggulan bersaing.
Berdasarkan definisi strategi diatas, dapat disimpulkan alat untuk
mencapai tujuan perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kekuatan jangka panjang dari perusahaan itu sendiri.
2.1.3 Pengertian Sistem
Sistem menurut O’Brien (2005, p29) adalah sekelompok komponen
komponen yang saling berhubungan dan saling bekerja sama untuk
mencapai tujun yang sama dengan menerima input serta menghasilkan
output dalam proses transformasi yang teratur.
Menurut Mathiassen (2000,p3) sistem adalah kumpulan dari
komponen yang mengimplementasikan model dari kebutuhan fungsi dan
antarmuka.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
sekumpulan komponen yang saling berintegrasi untuk mencapai sebuah
tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output.
10
2.1.4 Pengertian Informasi
Informasi menurut Bernard (2005, p124) adalah data yang telah dip
roses atau diatur kembali sehingga menjadi bentuk yang lebih berarti bagi
seseorang. Informasi adalah bentuk dari kombinasi data yang di harapkan
dapat sehingga memiliki arti untuk yang menerima.
Dari definisi diatas , dapat disimpulkan bahwa informasi
merupakan data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang
mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata serta
terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan yang akan datang.
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi menurut O’Brien (2005, p5) adalah kombinasi
teratur dari sumber daya yang terorganisir dari manusia, perangkat keras,
piranti lunak, jaringan komputer dan sumber daya data yang
mengumpulkan, mengubah dan mendistribusikan informasi pada suatu
organisasi.
Sistem Informasi menurut Ward dan Peppard (2002, p3) adalah
cara dari orang-orang dan organisasi-organisasi memanfaatkan
teknologi, mendapatkan, memproses, menyimpan, menggunakan, dan
menyebarkan informasi.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi
adalah sekumpulan orang dan komponenkomponen yang saling
berhubungan dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi untuk
membantu dalam pengambilan keputusan.
11
2.1.6 Perencanaan Strategi Sistem Informasi
Perencanaan strategi sistem informasi adalah kumpulan dari tujuan
jangka panjang yang menggambarkan kebutuhan sistem dan arsitektur
teknologi informasi untuk mencapai tujuan perusahaan (Turban et. Al,
2003, p462).
Perencanaan Strategi Sistem Informasi menurut Ward dan Peppard
(2002, p69) adalah perencanaan strategis menunjukkan analisa yang
komprehensif, sistematis untuk mengembangkan rencana dari suatu aksi
atau kegiatan.
Berdasarkan definisi di atas perencanaan strategi sistem informasi
adalah kumpulan dari rencana dan tujuan dari perusahaan dalam jangka
panjang.
2.1.7 Teknologi Informasi
Teknologi Informasi menurut O’Brien (2005, p9) adalah meliputi
konsep – konsep utama, pengembangan dan berbagai isu manajemen
teknologi informasi yaitu hardware, software, jaringan, manajemen data
dan banyak teknologi berbasis internet
Teknologi informasi menurut Ward dan Peppard (2002, p3) adalah
menunjuk pada spesifikasi mengenai teknologi, khususnya hardware,
software dan jaringan telekomunikasi yang memfasilitasi dan
mendukung proses pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran
dan pertukaran informasi.
12
Jadi berdasarkan definisi di atas teknologi informasi adalah suatu
teknologi yang digunaka untuk mengolah data,termasuk memproses,
mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai
cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.
2.1.8 Strategi Teknologi Informasi
Strategi teknologi informasi menurut Ward dan Peppard (2002,
p44) adalah strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang
bagaimana teknologi dapat memenuhi kebutuhan dari sistem informasi.
Strategi teknologi informasi lebih menekankan pada pemilihan
teknologi, infrastruktur, dan keahlian khusus yang terkait untuk
memenuhi akan kebutuhan informasi.
Jadi dapat di definisikan Strategi Teknologi Informasi adalah
penetapan visi perusahaan yang berfokus kepada teknologi , infrastruktur,
dan keahlian khusus yang terkait akan kebutuhan informasi.
2.1.9 Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen menurut Jogiyanto (2005, p14) adalah
kumpulan dari informasi dan sumber daya modal di dalam suatu
organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data
untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.
Sistem informasi manajemen menurut Rahmat dan Ibrahim (2008,
p1) didefinisikan sebagai sistem yang menyediakan infromasi yang
13
digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, serta pengambilan
keputusan sebuah organisasi.
Jadi berdasarkan definisi di atas sistem infromasi manajemen
menyediakan informasi yang digunakan untuk mendukung pengolahan
informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam
kegiatan perencanaan dan pengendalian.
2.2 Enterprise Architecture
2.2.1 Pengertian Enterprises
Menurut Scott A. Bernard (2005) dalam bukunya yang berjudul An
Introduction Enterprise suatu area tempat segala aktifitas dan tujuan-
tujuannya dalam suatu organisasi atau antar beberapa organisasi dimana
informasi dan sumber daya lainnya saling bertukar dan berinteraksi.
2.2.2 Pengertian Enterprise Architecture
Menurut Scott A. Bernard (2005) dalam bukunya yang berjudul
An Introduction Enterprise suatu profesi dan praktek manajemen yang
didedikasikan untuk meningkatkan kinerja suatu enterprise dengan cara
membuat perusahaan tersebut mampu secara keseluruhan
mengintegrasikan strategi praktek bisnisnya, alur-alur informasinya dan
sumber daya teknologinya.
EA = Strategic + Business + Technology
EA = S+B+T
14
Jadi untuk bisa membuat sebuah EA, sebuah perusahaan di
haruskan sudah mempersiapkan sebuah strategi yang telah tersusun rapih
untuk kedepanya, kemudian memiliki perencanaan bisnis yang sudah
matang, atau bisa di katakan baik, dan tidak lupa teknologi yang bagus
agar bisa mendukung pencapaian EA tersebut.
Sebagai praktek, EA adalah sebuah management program dan
documentation method yang mengkoordinasikan tindakan dalam
pandangan ke arah enterprise's strategic, business service, information
flows dan penggunaan sumber daya. Tujuan dari buku ini akan berfokus
pada penggunaan sumber daya TI, tetapi juga berlaku untuk jenis lain dari
sumber daya di seluruh konsep perusahaan (Bernard, 2005, p33).
2.2.3 Menghubungkan EA dan Strategi
Menurut Bernard (2005, p72) kerangka dan metodologi
enterprise architecture mengatur dokumentasi enterprise architecture
dengan cara mengijinkan strategi yang berpengaruh pada perencanaan
bisnis dan teknologi, serta pengambilan keputusan.ini penting khususnya
didalam dokumentasi dari gambaran dari masa depan enterprise
architecture. Pertama, mengidentifikasi apa yang akan dirubah dan
diantisipasi didalam sasaran dan inisiatif strategi, dokumentasi yang
berikutnya dari aktivitas bisnis dan sumberdaya teknologi dapat
diselesaikan dengan cara mempromosikan keselarasan, efisien dan
efektif.Strategi dokumentasi melibatkan identifikasi dari sasaran (goals),
inisiatif (initiatives), dan ukuran hasil (outcome measures).
15
Strategic goals : tujuan utama dari sebuah enterprise. Strategic goals
biasanya membutuhkan beberapa tahun untuk di capai.
Strategic inititive : bisnis dan aktifitas teknologi, program, dan
proyek yang dapat di selesaikan dari strategic goals.
Strategic measure : hasil identifikasi di mana strategic inisiatif telah
berhasil menjalankan strategic goals.
2.2.4 Menghubungkan EA dan Perencanaan Bisnis
Menurut Bernard(2005, p73) seperti yang tercermin dalam desain
dari enterprise architecture framework dalam membuat strategi,
persyaratan bisnis, dan dukungan solusi untuk memenuhi kebutuhan
teknologi.
Dokumen enterprise architecture terdiri dari 3 masalah utama pada
tingkatan bisnis yaitu :
Supporting strategic goals : poin utama antara strategic inisiatif dan
aktifitas bisnis harus terdokumentasi dengan baik, tidak semua
aktifitas bisnis adalah strategic dan merupakan hal yang penting
untuk membedakannya di dalam dokumentasi EA.
Documentation of business activities : mendokumentasikan hasil dan
pengiriman dari produk bisnis dan pelayanan adalah hal yang
penting di dalam mendukung proyek pengembangan proses bisnis
dan reengineering proses bisnis dan dalam pendokumentasian untuk
16
menampilkan input, output, outcomes, dan elemen lain tentang
pengaruh proses bisnis.
Identifying supporting technologies : menganalisa kebutuhan dan
aktifitas bisnis dapat mengungkapkan teknologi pendukung kritis
(contoh aktifitas marketing yang membutuhkan data analisa trend
penjualan dan proses manufaktur yang membutuhkan beberapa tipe
dari kebutuhan termasuk materi baku, fasilitas, buruh, komputer,
data, dan robot).
2.3 EA Sebagai Program Manajemen
EA adalah program manajemen yang dapat mengembangkan sebuah
strategi, pendekatan yang terintegrasi untuk perencanaan sumber daya. Sebuah
program EA adalah bagian dari sebuah keseluruhan proses tata kelola yang
menentukan resource aligment, mengembagkan standardized policy,
meningkatkan decision support, dan mengawasi kegiatan resource development.
EA dapat membantu mengidentifikasikan kesenjangan dalam kinerja aktifitas
Line of Business dan kemampuan mendukung layanan TI, Sistem, dan Jaringan.
Sebagai program manajemen, EA dapat mengembangkan :
2.3.1 Resource Alignment
Menggambarkan apakah sumber daya yang digunakan suatu
perusahaan sudah efektif dan efesien dalam mendukung strategi
perusahaan.
17
Gambar 2.1 Resource Alignment
2.3.2 Standardized Policy
EA mendukung implementasi dari penstandarisasi kebijakan
manajemen yang bersangkutan ke pengembangan dan pemanfaatan TI
dan sumber daya lainya. Dengan mengembangkan holistik. Tampilan
bertingkat dari sumber daya saat ini dan yang akan datang, EA
mendukung penetapan penetapan kebijakan untuk :
Mengidentifikasi strategi dan kebutuhan operasional.
Menentukan arah strategi dari aktifitas dan sumber daya.
Mengembangkan bisnis enterprise yang luas dan sumber
daya teknologi.
Identifikasi dan menegakkan standar serta susunan dari
manajemen.
Identifikasi metric performa dari program dan proyek
Mengawasi manajemen dari program dan proyek
Memprioritaskan pendanaan dari program dan proyek.
18
2.3.3 Decision Support
EA mengembangkan dukungan untuk sumber daya teknologi
informasi dalam pengambilan keputusan yang diambil oleh eksekutif,
manajemen, dan tingkatan staff dari sebuah enterprise. Pada tingkatan
eksekutif, EA mengembangkan pandangan untuk inisiatif TI dan
mendukung keputusan dalam penetapan pengarahan strategi. Pada
tingkatan manajemen EA mendukung rancangan dan konfigurasi
kuputusan manajemen, sama baiknya dengan pengarahan dari inisiatif TI
dengan santar teknis untuk suara, data, video, dan keamanan. Pada
tingkatan staff EA mendukung mengrnai operasi, pemeliharaan, dan
pengembangan sumber daya dan layanan TI.
2.3.4 Resource Development
EA mendukung pendekatan standarisasi untuk mengembangkan
TI dan sumber daya lainnya berdasarkan ruang lingkup sumber daya yang
terlibat dan ketersediaan kerangka waktu untuk pengembangan,
bermacam jenis metode siklus hidup pengembangan sistem dapat
digunakan untuk mengurangi resiko akan biaya, penjadwalan atau
parameter kinerja mungkin tidak dapat di temukan. Dan pada akhirnya,
EA mendukung penggunaan proses standarisasi untuk memilih dan
mengevaluasi investasi didalam sumber daya TI dari bisnis dan
pandangan finansial.
Menggambarkan seberapa jauh perusahaan mengembangkan atau
meningkatkan sumber daya yang ada di dalam perusahaan.
19
2.4 EA Documentation Method
Gambar 2.2 Element of EA Documentation
Dokumentasi EA adalah pencapaian melalui 6 elemen dasar :
2.4.1 EA Documentation Framework
EA documentation framework mengidentifikasikan ruang lingkup
dari rancangan menjadi terdokumentasi dan menetapkan hubungan antara
area arsitektur. Sebagai contoh dapat di ilustrasikan di dalam gambar
berikut ini :
20
Gambar 2.3 EA Cube Documentation Framework
Menurut gambar tersebut tingkatan dari contoh framework
tersebut adalah hierarki jadi dapat membedakan arsitektur dan sub
arsitektur. Hal ini diselesaikan dengan cara high-level strategic
goals/initiative pada urutan atas, business products/service and data or
information flow ditengahnya.
Mengurangi resiko dan mengefesiensikan promosi, tahap metode
pengimplementasian, EA framework dibagi menjadi beberapa segmen
aktifitas yang berbeda, dimaksudkan kepada Lines of Business(LOB) .
Line of Business adalah perbedaan area dari aktifitas dengan
enterprise. Ini bisa melibatkan perusahaan dalam produk-produk tertentu,
ketentuan service, atau fungsi internal administratif.
Architecture Segment adalah bagian dari keseluruhan EA yang
mendokumentasikan satu atau lebih lines of business pada semua level
21
dan rangkaian. Sebuah segment bisa ada sebagai sebuah bagian dari EA
yang berdiri sendiri.
EA Cube documentation framework memiliki tiga Framework Dimension
yaiitu :
Framework Dimension 1 : Levels adalah yang menjadi
pembeda antara architecture dan sub-architecture.
Framework Dimension 2 : Segment adalah bagian kesulurah
dari EA yang mendukumentasikan Line Of Business pada
semua Level.
Framework Dimension 3 : Artifacts adalah sebuah
dokumentasi dari komponen dalam setiap level architecture.
2.4.2 EA Component
Bernard (2005, p39) berpendapat bahwa EA component adalah
tujuan, proses, standar, serta sumber daya yang masih bisa diubah yang
mancakum seluruh perusahaan ataupun di tampung dalam batasan
tertentu.
Contohnya adalah tujuan strategis, arus informasi, sistem
informasi, software aplikasi, dan sebagainya.
Vertical Component : komponen yang hanya melayani satu
lini dari bisnis.
Horizontal Component : komponent fleksibel yang melayani
lebih dari satu lini dari bisnis.
22
Gambar 2.4 Examples of EA Components
2.4.3 Current Architecture
Mengandung beberapa EA komponen yang saat ini ada dengan
enterprise pada setiap level dari setiap framework. Current architecture
dari sebuah EA disediakan untuk membuat sebuah ‘base line’ persediaan
dari sumber daya saat ini dan aktivitas yang didokumentasikan dalam
sebuah arah yang konsisten dengan future architecture dari sebuah EA
jadi yang dianalisa dapat dilihat perbedaanya dalam kinerja antara
rencana masa depan dan kemampuan yang ada saat ini. current
architecture dari sebuah EA terdiri dari artifacts (document, diagram,
data, spreedsheet, charts, dll) pada salah satu tingkatan dari framework
dimana arsip didalam sebuah online EA repository untuk membuat
mereka lebih mudah digunakan oleh beberapa EA stakeholder.
23
2.4.4 Future architecture
Future architecture dikendalikan oleh dua hal strategy and
tactical level yang dilakukan dalam tiga arah seperti yang ditampilkan
pada gambar 2.4.
Gambar 2.5 Drivers of Change
Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.5, arsitektur masa depan
didorong baik pada tingkat strategis dan taktis dalam tiga cara: arah baru
dan tujuan; prioritas bisnis berubah; dan teknologi. EA tidak dapat
mencerminkan perubahan dalam arsitektur masa depan kecuali tim
kepemimpinan perusahaan itu memberikan perubahan proses bisnis dan
prioritas yang diperlukan untuk mencapai tujuan baru, dan kecuali staf
pendukung / pengiriman mengidentifikasi teknologi yang layak dan
solusi staf untuk memenuhi bisnis baru persyaratan arsitektur masa depan
harus mencakup perubahan yang direncanakan untuk komponen EA
dalam waktu dekat(perubahan taktis dalam 1-3 tahun berikutnya), serta
perubahan pada komponen EA yang merupakan hasil dari pelaksanaan
operasi jangka panjang skenario yang terlihat 4-10 tahun ke depan.
skenario ini menggabungkan driver internal dan eksternal yang berbeda
yang dapat membantu mengidentifikasi perubahan yang diperlukan dalam
24
proses, sumber daya, atau teknologi yang menerjemahkan untuk asumsi
perencanaan masa depan, yang pada gilirannya mendorong perencanaan
untuk komponen baru EA.
2.4.5 EA Management Plan
Sebuah dokumen yang nyata yang penting untuk merealisasikan
keuntungan dari sebuah EA sebagai program manajemen. Bagaimana
sebuah enterprise berjalan secara berkelanjutan pindah dari current
architercture ke future architecture adalah sebuah perencanaan yang
signifikan dan tantangan manajemen, khususnya apabila sumberdaya TI
dapat mendukung fungsi kunci bisnis yang telah diganti atau di
kembangkan.
EA management plan memiliki beberapa bagian :
Part I EA program manajemen
Governance and principles
Menurut (Bernard, 2005, p.177), governance and
principles menggambarkan kebijakan dan pengambilan
keputusan yang akan terjadi di dalam program
enterprise architecture.
Supports strategy and business
Menurut (Bernard, 2005, p.178), support for strategy
and business digunakan untuk mendukung dan
meningkatkan strategi perusahaan dan perencanaan
25
bisnis serta mengidentifikasi kesenjangan kinerja yang
dapat dibantu dengan komponen EA.
EA roles and responsibilities
Menurut (Bernard, 2005, p.178), EA roles and
responsibility menggambarkan peran dari stakeholder
dalam EA program yang akan menggunakan dan
bertanggung jawab sesuai dengan peran mereka
masing-masing.
EA program budget
Menurut (Bernard, 2005, P.179), EA program bugdet
menggambarkan biaya untuk EA program per tahunya
dan total keseluruhan siklusnya, jadi total kepemilikan
biaya teridentifikasi.
EA program performance measure
Menurut (Bernard, 2005, p.180), EA program
performance measures menggambarkan bagaimana
efektifitas dan efisiensi program EA yang akan diukur.
Ada 2 tipe pengukuran yaitu outcome dan output.
Pengukuran outcome mengidentifikasi beberapa
kemajuan yang terjadi pada newend-state. Pengukuran
output, menyediakan data dan hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan.
Part II EA Current Architecture summary
Strategic goals and initiative
26
Menurut (Bernard, 2005, p.181), Strategic Goals and
Initiatives mengidentifikasi bagaimana EA program
dan komponen spesifik EA mendukung pencapaian
tujuan strategis dan inisiatif perusahaan.
Business service and information flow
Menurut (Bernard, 2005, p.182), Business Services
and Information Flows mengidentifikasi dan
menekankan peran pengguna EA dalam mendukung
analisis proses bisnis dan perbaikan, serta
mengidentifikasi dan mengoptimalkan arus informasi
di antara proses-proses.
System and application
Menurut (Bernard, 2005, p.184), System and
Application , mengidentifikasi bagaimana komponen
EA saat ini dan artifak sistem dan aplikasi pada tingkat
EA framework mendukung arus informasi yang
dibutuhkan untuk LOB pada perusahaan.
Technology infrastructure
Menurut (Bernard. 2005, p.184), Technology
Infrastructure membahas tentang suara, data, video
komponen EA, dan artifak yang membentuk teknologi
infrastruktur pada tingkat EA framework.
IT security
27
Menurut (Bernard, 2005. P.184), IT security
membahas tentang pendekatan umum untuk keamanan
TI pada semua tingkat EA framework. Keamanan TI
harus menjadi bagian dari tujuan strategis atau inisiatif
yang bergantung pada akurasi, pengesahan informasi
yang benar.
EA standards
Menurut (Bernard, 2005, p.184), EA Standards
menyediakan standar dokumen EA untuk data, video,
suara, dan keamanan TI yang digunakan selama
pengembangan komponen EA.
Workforce requirements
Menurut (Bernard, 2005, p.185), Workforce
Requirment menjelaskan pendekatan untuk
perencanaan tenaga kerja TI dan pelatihan bahwa
perusahaan menggunakan manajemen modal manusia
(human capital management).
Part III EA future architecture summary
Future operating scenarios
Menurut (Bernard, 2005, p.186), Future Operating
Scenarios ditampilkan bersama dengan deskripsi narasi
tujuan skenario dan lingkungan operasi yang
menanggapi skenario.
Planning assumption
28
Menurut (Bernard, 2005, p.186), Planning Assumption
merupakan asumsi perencanaan dari skenario yang
dibahas lebih lanjut dalam hal yang dimaksud dengan
prioritas perusahaan karean menerapkan EA untuk
kedepanya. Asumsi mengidentifikasi kemampuan yang
baru dan sumber daya yang akan diperlukan jika
perusahaan sukses di masing-masing skenario.
Updating current and future architecture
Menurut (Bernard, 2005, p.186), Updating Current
And Future View merupakan dokumentasi perubahan
perencanaan dalam proses dan sumber daya apa yang
akan menciptakan pandangan EA di masa depan pada
setiap framework.
Sequencing plan
Menurut (Bernard, 2005, p.188), Sequencing Plan
merupakan bagian dari dokumen perencanaan
manajemen EA (EA management plan document) yang
menggambarkan tugas, milestones, dan jangka waktu
untuk mengimplementasikan komponen dan arfifak EA
yang baru.
Configuration management
Menurut (Bernard, 2005, p.189), Configuration
Management merupakan bagian dari perencanaan
manajemen EA (EA management plan) yang berfungsi
29
untuk mendukung sub proses dimana perubahan EA
dikelola dan standar dalam TSRM (Technical
Standards Reference Model) diterapkan.
Part IV gloserry and references
Menurut (Bernard, 2005, p.190), pada bagian ini
menerangkan dimana daftar nama singkatan dan referensi buku
serta artikel yang digunakan untuk memudahkan pembaca dalam
mengerti EA Management Plan.
2.4.6 Planning Threads
Dokumentasi EA termasuk ‘threads’ dari aktifitas umum yang
tersedia pada setiap level dari sebuah framework. Threads ini termasuk
IT-related security, standards, dan workforce consideration.
IT security
Sebuah program IT security yang komprehensif memiliki beberapa focus
area termasuk : informasi, SDM, pengoperasian dan fasilitas. Akan
efektif, IT security harus dapat bekerja pada semua tingkatan dari sebuah
EA framework dan semua EA component.
IT standards
EA seharusnya menggambarkan persetujuan standar internasional,
nasional, dan industri dalam mempromosikan penggunaan dari solusi
non-proprietary dalam komponen EA.
IT workforce
Manusia sangat berguna dalam EA karena dapat memastikan kebutuhan
IT-related staffing skill dan training agar dapat di identifikasikan untuk
30
LOB dan aktifitas pendukung layanan pada salah satu tingkatan EA
framework dan solusi yang sesuai adalah merefleksikan kedalam current
dan future architecture.
31
2.5 Struktur dan Budaya Enterprise
Kebutuhan dari enterprise arsitektur untuk mengetahui model dari
struktur dan budaya organisasi dalam pengembangan EA struktur dan budaya
sangat penting untuk dimasukkan dalam EA dalam rangka mempengaruhi
current dan future architecture dalam sebuah perancangan. Enterprise adalah
sebuah jenis dari organisasi sosisal yang terdiri dari sebuah konsep teori
organisasi yang dapat diaplikasikan ke dalam praktek EA.
2.5.1 Pengertian Budaya
Sebuah kepercayaan adat, nilai, struktur, norma, dan materi dari
beberapa sifat organisasi sosial. Budaya merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia, sehingga banyak orang cenderung
mengganggapnya diwariskan secara genetis.
Selain itu, budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut
menentukan prilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar
dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
2.5.2 Pengaruh pada studi lapangan EA
EA di dukung oleh sebuah evaluasi dan penggambaran orang,
proses, dan sumber daya. Beberapa dari area teori dan praktek yang telah
mempengaruhi munculnya kedisiplinan dari EA yang termasuk
administrasi bisnis, administrasi publik, riset operasi, sosiologi, teori
organisasi, teori manajemen, ilmu pengetahuan tentang informasi, dan
32
ilmu pengetahuan tentang komputer. Pemahaman misi, tujuan dan budaya
dari sebuah Enterprise berarti implementasi dari EA sama pentingnya
dengan pemilihan dari metode analisa dan teknik pendokumentasian.
Gambar 2.6 menunjukan studi lapangan dan area dari teori atau praktek
yg mempengaruhi EA.
Gambar 2.7 Influences On The Fields of Enterprise Architecture
2.5.3 Struktur dari Enterprise
Konsep dari teori organisasi juga di aplikasikan untuk Enterprise
karena mereka merupakan jenis dari organisasi sosial. Organisasi dan
Enterprise merupakan sebuah sistem sosial yang kompleks, dimana
kekurangan perhatian terhadap misi menyumbangkan banyak kesamaan
di dalam dasar struktur dan fungsinya.
33
2.5.4 Model Jaringan Organisasi
Tipe terbaru dari organisasi dan enterprise muncul apabila
jaringan kooperatif dari lokal dan pengendalian individu pekerja dan tim
yang semi proaktif yang memegang fungsi utama. Di dalam enterprise
ini, pengefesiensian pengeluaran yang baik dan misi yang lebih fleksibel
dapat di capai dengan membuang lapisan dari manajemen yang tidak di
butuhkan di dalam sebuah model operasi desentralisasi. Perbedaan yang
di tampilkan disini adalah struktur organisasi /enterprise berdasar pada
tim tersebut dan pengendalian pekerja, dimana tujuan dan fungsi dapat
berubah tergantung pada pengaruh internal dan eksternal.
Gambar 2.8 Organizational Network Model
Dalam gambar tersebut tim eksekutif mengatur kebijakan dan
tujuan, persetujuan, dan hasil evaluasi, di mana fungsi tim semi proaktif
dan pekerja yang independen mengelola program/LOB yang sedang
berlangsung, proyek pengembangan yang baru, dan sumber daya tim
yang spesifik. Tim yang fungsional dan pekerja yang independen
menerima kebijakan, tujuan, dan arahan umum dari tim eksekutif yang
34
telah di waspadai oleh fungsi organisasi di dalam sebuah independen dan
cara yang kooperatif.
Tipe dari organisasi dan enteprise ONM dapat juga di
adakan sebagai rantai supply tambahan dan jaringan tim
dari dalam dan luar lingkaran organisasi tradisional. Ini
termasuk dalam partner bisnis yang terpercaya dan
konsultan yang independen yang dapat mengizinkan untuk
membagikan informasi yang sensitif dan sumber daya
utama dengan cara enterprise sebagai bagian dari aktifitas
tim yang fungsional dan pekerja yang independen.
Gambar 2.8 menunjukkan bagaimana tim yang fungsional
di dalam organisasi ONM dapat berhubungan ke dalam
sebuah garis LOB enterprise di dalam EA documentation
framework.
Gambar 2.9 Relating Functional Teams to EA Line of Business
35
2.5.5 Pemahaman Budaya Organisasi / Enterprise
Pemahaman budaya bertujuan untuk mengembangkan pandangan
nyata dari bagaimana tujuan strategis dapat di dirikan, bagaimana fungsi
proses, bagaimana penggunaaan sumber daya. Setiap enterprise memiliki
sudut pandang yang berbeda, ada yang vertical, horizontal, dan sub-
enterprise yang di tambahkan. Hal tersebut di karenakan budaya
enterprise menjadi sebuah penggabungan dari beberapa nilai,
kepercayaan kebiasaan dan preferensi dari semua orang adalah
keseluruhan dari enterprise atau sub-enterprise.
2.6 Enterprise Architecture Artifacts
Menurut ( Bernard, 2005, p.112), Enterprise architecture artifact
adalah tipe dari dokumentasi yang menggambarkan komponen -
komponen, termasuk laporan - laporan, diagram, grafik, lembar kerja
(Spreadsheet), file video, dan jenis - jenis informasi yang dicatat.
2.6.1 Strategic Goals & Initiative
Menurut ( Bernard, 2005, p.106), Goals & Initiatives berada pada
level atas dari EA Framework yang memperkenalkan perusahaan dalam
menentukan arah strategi (Strategic Direction), tujuan (Goals),
Initiatives, serta memberikan penjelesan yang jelas mengenai kontribusi
bahwa TI akan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan itu.
Perencanaan strategis dimulai dengan suatu pernyataan yang jelas dari
36
tujuan dan/atau misi perusahaan, pernyataan singkat dan jelas dari
keberhasilan visi.
2.6.1.1 Strategic Plan
Strategic Plan adalah sebuah dokumen kebijakan dan
perencanaan jajaran direksi yang di gunakan oleh sebuah enterprise untuk
mendokumentasikan perintah, strategi kompetitif, tujuan yang paling
penting, memungkinkan bebrapa program dan proyek (inisiatif strategi).
Mengembangkan sebuah visi dan misi yang menyimpulkan tujuan
dan perintah dari sebuah enterprise.
Mengembangkan sebuah perintah direksi yang dapat di sesuaikan
dengan tujuan, memastikan daya tahan, memungkinkan fleksibilitas,
dan mempromosikan kesuksesan bersaing. Pernyataan tersebut adalah
deskripsi rincian tentang tujuan yang di inginkan sebuah enterprise.
Mengidetifikasikan strategic goals untuk mencapai strategi bersaing,
dan menkhususkan dukungan eksekutif yang bertanggung jawab
untuk mencapai setiap tujuan.
Mengidentifikasi strategic initiative dan dukungan sumber daya untuk
inisiatif, dimana program yang sedang berjalan dan pengembangan
proyek yang akan di capai setiap strategic goal.
Membuat kesimpulan measure outcome untuk setiap strategic goals
dan initiative, dengan menggunakan Balanced Scorecard atau
pendekatan yang sejenis.
2.6.1.2 SWOT Analysis
37
Menurut Rangkuti (2006, p18-19) analisis SWOT adalah suatu
identifikasi dari bermacam faktor secara sistematis yang digunakan untuk
merumuskan strategi suatu perusahaan. Analisis ini dilakukan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang dan secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jadi, analisis SWOT
membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan
faktor internal kekuatan dan kelemahan.
Analisis SWOT adalah suatu identifikasi dari bermacam faktor
secara sistematis yang digunakan untuk merumuskan strategi,
berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), dan secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Jadi, analisis SWOT
membandingkan antara faktor eksternal Peluang dan Ancaman dengan
faktor internal Kekuatan dan Kelemahan.
Matriks SWOT menampilkan delapan kotak, yaitu dua kotak
sebelah kiri menampilkan faktor eksternal (peluang dan ancaman), dua
kotak paling atas menampilkan faktor internal (kekuatan dan kelemahan)
dan empat kotak lainnya merupakan isu-isu strategis yang timbul sebagai
hasil pertemuan antara faktor eksternal dan internal.
Analisis ini terbagi atas 4 komponen dasar yaitu:
S: Strength, merupakan kekuatan dari organisasi, contoh: memi-
liki produk yang berkualitas.
38
W: Weakness, merupakan kelemahan dari organisasi, contoh:
pelayanan terhadap pelanggan yang kurang baik atau memuaskan
pelanggan.
O: Opportunity, merupakan peluang dari luar organisasi dan
memberikan peluang kepada organisasi untuk berkembang dimasa
mendatang.
T: Threat, merupakan ancaman dari luar bagi organisasi dan dapat
mengancam eksistensi organisasi dimasa mendatang, contoh:
banyaknya pendatang baru.
Matrik SWOT
Matrik SWOT adalah suatu alat yang biasa digunakan dalam
menyusun faktor-faktor yang strategis dari perusahaan. Matrik
SWOT menggambarkan bagaimana suatu peluang dan ancaman
dari eksternal (EFAS) yang akan dihadapi oleh perusahaan dapat
disesuaikan dengan dari kekuatan dan kelemahan (IFAS) yang
dipunyai perusahaan. Matrik ini bisa menghasilkan empat set cara
alternatif strategis (Rangkuti, 2006, p31).
Cara untuk membuat suatu matrik SWOT adalah
menggunakan faktor-faktor yang strategis dari eksternal maupun
internal sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam tabel EFAS
dan IFAS, yaitu melakukannya dengan mentransfer peluang dan
ancaman yang didapat dari tabel EFAS dan juga mentransfer dari
kekuatan dan kelemahan yang didapat di tabel IFAS kedalam suatu
sel yang sesuai di dalam matrik SWOT. Kemudian membandingkan
39
faktor-faktor yang strategis tersebut dan di buatkan 4 set dari
kemungkinan alternatif strategi (SO, ST, WO, WT) (Rangkuti,
2006, p35).
Strategi SO: strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran
perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
Strategi ST: strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
Strategi WO: strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
Strategi WT: strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat
defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
Tabel 2.1 Matrik SWOT
40
Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS)
Menurut Rangkuti (2006, p24), setelah faktor-faktor
strategi internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS
(Internal Strategic Factor Analysis Summary) disusun untuk
merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam
kerangka Strength and Weakness perusahaan.
Tabel 2.2 Contoh IFAS
Tahapnya adalah:
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta
kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai
dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting),
berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi
41
strategis perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak
boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (Outstanding) sampai
dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut
terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel
yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori
kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4
(sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata
industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang
bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan
perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata
industri, nilainya adalah -4, sedangkan jika kelemahan
perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah -1.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing
faktor yang nilai nya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)
sampai dengan 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor
pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk
memperoleh total skor bagi perusahaan yang bersangkutan.
42
Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan tertentu
bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total
skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan
ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang
sama.
Penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Menurut Rangkuti (2006, p22), sebelum membuat matrik
faktor strategi eksternal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui
faktor strategi eksternal (EFAS).
Tabel 2.3 Contoh EFAS
Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi
Eksternal (EFAS):
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan
ancaman).
43
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari
1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).
Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan
dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom tiga) untuk masing-masing
faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding)
sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika
peluang nya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating
ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai
ancamannya sangat besar, rating adalah -4. Sebaliknya, jika
nilai ancamannya sedikit rating nya -1.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasil
nya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor
yang nilai nya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai
dengan 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor
pembobotannya dihitung.
a. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk
memperoleh total skor bagi perusahaan yang bersangkutan.
44
Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan tertentu
bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total
skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan
ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri
yang sama.
2.6.1.3 Concept of Operation Scenario
Menurut (Bernard, 2005, p.294), CONOPS Scenarios merupakan
sebuah konsep operasi skenario yang berbentuk dokumen naratif yang
menjelaskan bagaimana Enterprise beroperasi sekarang ini atau yang
akan beroperasi untuk beberapa tahun kedepan dengan memberikan
penjelasan tentang keadaan internal dan eksternal yang diidentifikasi
didalam analisis SWOT. Contoh CONOPS :
Bagian PPIC membuatkan SPK yang nantinya akan di terima
oleh bagian produksi.
Perbedaanya CONOPS dan LOB adalah
Conops : sebuah konsep operasi skenario yang berbentuk
naratif, penggunaanya lebih di tekankan untuk melihat sebuah
aliran proses bisnis dalam sebuah perusahaan.
LOB : Line Of Business itu adalah sebuah fungsi bisnis
tertentu dari sebuah perusahaan, atau bisa di katakan line of
business adalah bagian – bagian yang ada di dalam sebuah
perusahaan, kami mengambil contoh adalah : Bagian PPIC,
Bagian Produksi, Bagian Quality Control.
46
2.6.1.4 Concept of Operation Diagram
Menurut (Bernard, 2005, p.295), Concept of Operations
(CONOPS) Diagram adalah sebuah penggambaran grafis tingkat tinggi
dari bagaimana fungsi perusahaan,baik secara keseluruhan,atau di
wilayah tertentu. Grafik CONOPS sangat penting bagi Enterprise karena
menjelaskan didalam suatu gambar mencakup semua proses bisnis
didalam CONOPS saat ini serta hubungan setiap akfititas. Grafik
CONOPS menjad batu ujian untuk membantu perusahaan mengerti apa
yang akan dilakukan pada tingkat dasar. Contoh CONOD :
Gambar 2.10 Contoh Concept of Operation Diagram
47
2.6.2 Business Products & Services
2.6.2.1 Business Plan
Menurut (Bernard, 2005, p297), Business plan adalah
perencanaan yang menghasilkan fungsi bisnis dan strategi financial yang
sejalan dengan tujuan perusahaan.
Business plan merupakan sebuah perencanaan yang disusun sedemikian
lengkap dan informatif sebagai dasar dalam membangun suatu bisnis
yang dapat dibangun sesuai dengan peluang yang ada. Hal terpenting
dalam membuat business plan adalah bukan rencana itu sendiri,
melainkan seluruh pemahaman yang ada selagi seseorang melakukan
identifikasi dan penelitian terhadap konsep. Rencana yang sudah ditulis
dengan baik tidak menjamin akan menghasilkan usaha baru yang sukses.
2.6.2.2 Business Process Diagram
Menurut (Bernard, 2005, p.300) Business Process Diagram
memperlihatkan detail dari rincian suatu kegiatan, termasuk bagaimana
setiap langkah dalam aktivitas berhubungan dengan yang lain. Diagram
digambarkan dengan model IDEF-0 untuk melihat input, kontrol, output,
dan mekanisme dari mas ing-masing langkah di dalam proses. Model
aktivitas IDEF-0 cocok untuk dokumentasi proses bisnis karena
menyediakan dua pandangan konteks tingkat tinggi dan pandangan yang
lebih rinci dari setiap langkah dalam format kegiatan yang dapat lebih
diurai dan saling terkait dengan proses lain untuk menunjukan
keterkaitan. Diagram jenis ini berguna dalam menunjukan hubungan
48
antara langkah-langkah dan pengaruh internal atau eksternal, tapi
mungkin tidak berdasarkan urutan waktu.
2.6.2.3 Use Case Narrative & Diagram
Menurut (Bernard, 2005, p.302), Use Case Narative &
Diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara
actor (Stakeholder), peraturan bisnis, sistem dan layanan aplikasi.
Use Case Narative & Diagram digunakan untuk mengidentifikasi
solusi teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan.
Sebuah use case narrative & diagram mengikuti the
unifiedmodeling languange (UML) format untuk mengidentifikasi
bisnis reqiurments, konteks mereka, stakeholder (actor), dan aturan
bisnis untuk berinteraksi dengan sistem, layanan, dan aplikasi yang
diidentifikasi sebagai solusi teknologi yang membutuhkan
pembangunan.
49
2.6.3 Data & Information
2.6.3.1 Object State - Transition Diagram
Menurut (Bernard, 2005, p.306), Object State Transition
Diagram adalah diagram yang menggambarkan daur hidup dari setiap
aktifitas, mulai dari awal sampai aktivitas tersebut berakhir.
Diagram ini memperlihatkan perubahan atribut, link, atau
behavior dari “on-line order” object yang hasilnya dari sistem internal
atau eksternal yang memicu perubahan keadaan.
2.6.3.2 Logical Data Model
Menurut (Bernard, 2005, p.308), merupakan model data semantik
yang dapat dikembangkan dengan menggunakan metode terstruktur
tradisional dan menggunakan simbol (Entity Relationship Diagram),
atau dapat juga menggunakan metode object-oriented dan penggunaan
simbol dari Unified Modeling Language (UML), yang menghasilkan
diagram kelas atau diagram objek.
Model data fisik yang digunakan untuk menggambarkan
bagaimana informasi yang diwakili dalam model data logis adalah
benar-benar diterapkan dalam sistem informasi.
50
Gambar 2.11 Logical Data Model
2.6.3.3 Activity/Entity (CRUD) Matrix
Menurut (Bernard, 2005, p.310), Activity/Entity Matrix di
kembangkan dengan memetakan entitas data yang yang terpengaruh
oleh hubungan aktifitas line of business. Disebut sebuah ‘CRUD’ Matrix
karena dapat mengidentifikasikan tipe dasar dari perubahan yang di
tampilkan pada data (Create, Read, Update, Delete) melalui sebuah
proses bisnis.
Activity/Entity Matrix di kembangkan dengan memetakan entitas
data yang terpengaruh oleh hubungan aktifitas line of business. Disebut
sebuah ‘CRUD’ Matrix karena dapat mengidentifikasikan tipe dasar dari
perusahaan yang di tampilkan pada data (Create, Read, Update, Delete)
melalui sebuah proses bisnis.
51
2.6.4 System and Application
2.6.4.1 System communication description
Menurut (Bernard, 2005, p.313), System communication
description menggambarkan bagaimana data di hubungkan antar sistem
melalui enterprise dan mangandung link, paths, network, dan media.
System communication description menggambarkan bagaimana
data di hubungkan antar sistem melalui enterprise dan mengandung link,
paths, network, dan media.
2.6.4.2 System data flow diagram
Menurut (Bernard, 2005, p.315), sebuah sistem data flow
diagram yang dikenal baik sebagai “Data Flow Diagram” dan
dimaksudkan untuk menunjukan sebuah proses dengan sistem perukaran
data bagaimana pertukaran data dan bagaimana pertukaran mereka dapat
terjadi. Sebuah SA-4 artifak compliments dengan diagram proses bisnis,
dan akan bisa didekomposisi untuk menunjukan perincian tambahan.
System data flow diagram juga dikenal sebagai sebuah data flow
diagram dan ini diakui untuk menunjukan proses sebuah sistem yang
menukar data, dan bagaimana pertukaran itu terjadi.
52
2.6.5 Network and Infrastructure
2.6.5.1 Network connectivity diagram
Menurut (Bernard, 2005, p.312), Network connectivity diagram
menunjukkan hubungan fisik antara suara, data, dan jaringan video
perusahaan termasuk external Wide Area Network (WANs) dan Local
Area Network (LANs) juga disebut extranet dan intranet.
Network connectivity diagram menunjukan hubungan fisik antara
suara, data, dan jaringan video perusahaan termasuk external wide area
network (WAN) dan Local Area Network (LAN) juga disebut ekstranet
dan intranet.
2.6.6 Security
2.6.6.1 Security and Privacy plan
Menurut (Bernard, 2005, p312), Security mengembangkan high-
level dan deskripsi rinci dari sebuah security program yang memiliki
efek terhadap keseluruhan perusahaan. Termasuk fisik, data, personil,
dan element & prosedur operasi keamanan.
Security mengembangkan high-level dan deskripsi rinci dari
sebuah security program yang memiliki efek terhadap keseluruhan
perusahaan. Termasuk fisik, data, personil, dan element & prosedur
operasi keamanan.
53
2.6.7 Standards
2.6.7.1 Technology forecast
Menurut (Bernard, 2005, p.334), perkiraan dukungan teknologi
dan berhubungan dengan profile ST-1 teknologi standar. Teknologi
dokumen perkiraan yang diharapkan perubahan dalam salah satu standar
yang tercantum dalam artefak ST-1. Dimana perubahan masa depan
tampak yang terjadi atau akan terjadi.
Technology Forecast merupakan sebuah pendokumentasian
perubahan yang diharapkan dalam setiap daftar standarisasi dalam
technology standard profile, dimana perubahan di masa yang akan
datang tercapai atau sedang terjadi.
2.6.8 Workforce
2.6.8.1 Workforce plan
Menurut (Bernard, 2005, p.335), Workforce plan
mengembangkan sebuah deskripsi high-level dari bagaimana SDM
mengatur keseluruhan sebuah perusahaan. Workforce plan termasuk
strategi untuk perekrutan, penyimpanan, dan pengembangan profesional
pada eksekutif, manajemen, dan tingkatan staf dari sebuah perusahaan.
Workforce Plan mengembangkan sebuah deskripsi high-level dari
bagaimana SDM mengatur keseluruhan sebuah perusahaan. Workforce
Plan termasuk strategi untuk perekrutan, penyimpanan, dan
pengembangan profesional pada eksekutif, manajemen, dan tingkatan
staf dari sebuah perusahaan.
54
2.6.8.2 Organization chart
Menurut (Bernard, 2005, p.336), Organization chart
menunjukkan bagaimana posisi dan personil yang terorganisir dalam
sebuah diagram hierarchical atau format matrix. Organization chart
berguna untuk menunjukkan batasan – batasan otoritas, hubungan para
pekerja, sama baiknya seperti kepemilikan sumber daya, produk, dan
proses.
Organization chart menunjukkan bagaiman posisi dan personil
yang terorganisir dalam sebuah diagram hierarchical atau format
matrix. Organization chart berguna untuk menunjukkan batasan –
batasan otoritas, hubungan para pekerja, sama baiknya seperti
kepimilikan sumber daya, produk, dan proses.
2.7 Analisis Lima Persaingan Porter
Setiap perusahaan yang ingin sukses untuk mempertahankan
eksistensinya ditengah-tengah persaingan industri harus menaruh
perhatian pada kekuatan kompetitif yang mampu mempengaruhi
persaingan pada industri tersebut. Michael Porter, seorang pemerhati
bidang strategi kompetitif, sejak tahun 1980 mengembangkan teori
tentang lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri.
Menurut Porter (1998, p3), persaingan dalam suatu industri
tergantung pada 5 kekuatan bersaing. Lima kekuatan persaingan yang
meliputi masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan
tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok serta
55
persaingan konvensional di antara para pesaing yang ada, merefleksikan
kenyataan bahwa persaingan dalam suatu industri tidak hanya terbatas
pada pemain konvensional yang ada. Pelanggan, pemasok, produk
pengganti serta pendatang baru potensial semuanya merupakan “pesaing”
bagi perusahaan-perusahaan dalam industri.
Kelima kekuatan persaingan tersebut secara bersama-sama
menentukan intensitas persaingan dalam industri, dan kekuatan yang
paling besar akan sangat menentukan serta menjadi sesuatu yang sangat
penting dari sudut pandang perumusan strategi.
Gambar 2.12 Lima Daya Persaingan Porter
(Sumber: Porter, 1998, p4)
Kekuatan penawaran pemasok Kekuatan penawaran pembeli
Ancaman produk atau jasa pengganti
Pesaing Industri
Pesaing diantara perusahaan yang ada
Pemasok Pembeli
Pendatang Baru
Ancaman pendatang baru
Produk Pengganti
56
Lima faktor daya persaingan menurut Porter dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Ancaman pesaing sejenis
Persaingan tersebut bertingkat dari industri yang kuat sampai
industri yang lemah. Ketika tingkat persaingan tinggi, keuntungan
akan menjadi cenderung rendah dan sebaliknya. Menurut Porter
tingkat dari persaingan dapat dipengaruhi dari beberapa faktor,
yaitu: jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri,
karakteristik produk, biaya tetap yang besar, kapasitas dan
hambatan keluar.
Ancaman masuknya pendatang baru
Dengan masuknya pendatang baru dapat menimbulkan
sejumlah implikasi untuk perusahaan yang ada, seperti kapasitas
menjadi bertambah, akan terjadinya suatu perebutan pangsa pasar,
dan persaingan sumber daya produksi bagi perusahaan yang
terbatas. Kondisi yang seperti ini akan menimbulkan suatu ancaman
bagi perusahaan yang sudah ada. Ada beberapa faktor-faktor yang
bisa menghambat pendatang baru untuk masuk kedalam suatu
industri, yaitu: skala ekonomi, diferensiasi produk, kecukupan
modal, biaya peralihan, akses kesaluran distribusi dan peraturan
pemerintah.
Ancaman dari produk atau jasa pengganti
57
Ketika tingkat ancaman ini menjadi lebih tinggi maka
keuntungan organisasi menjadi rendah dan pelanggan akan berubah
ketika harga produk kita menjadi tinggi. Pelanggan akan lebih
memilih untuk menggunakan produk substitusi apabila harga
produk kita tinggi. Ancaman produk substitusi menjadi lebih kuat
bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost (biaya
peralihan) yang sedikit jika suatu produk substitusi tersebut
mempunyai harga lebih murah atau kualitasnya yang sama,
mungkin lebih baik dari produk-produk akan suatu industri.
Kekuatan tawar-menawar pembeli
Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu
mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk,
meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan
dengan kompetitornya. Hal ini tergantung sensitivitas harga pembeli
dan kemampuan mempengaruhi tawar-menawar pembeli.
Kekuatan tawar-menawar pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan
mereka menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk atau jasa
yang ditawarkan.
2.8 Analisis PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi)
58
Menurut Ward and Peppard (2002, p70-72) analisis PEST adalah
analisis yang dilakukan pada faktor lingkungan eksternal bisnis seperti
pada bidang politik, ekonomi, sosial dan teknologi. PEST digunakan agar
dapat menilai pasar dari suatu bisnis atau suatu organisasi. Analisis PEST
diarahkan pada kerangka untuk menilai suatu situasi, dan untuk menilai
suatu strategi atau posisi, tujuan perusahaan, rencana dari pemasaran atau
ide. Di mana analisis dapat digunakan untuk diambil suatu peluang atau
ancaman yang baru bagi perusahaan.
Faktor Politik
Faktor politik meliputi suatu kebijakan pemerintah,
masalah-masalah pada hukum, dan juga mencakup aturan-
aturan baik formal maupun informal dari suatu lingkungan di
mana sebuah perusahaan melakukan kegiatan bisnisnya,
keamanan negara. Contoh: kebijakan tentang pajak, peraturan
ketenagakerjaan, peraturan perdagangan, stabilitas politik dan
peraturan daerah, keadaan negara yang aman dan kondusif.
Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi meliputi semua faktor-faktor yang akan
mempengaruhi daya pembeli dari pelanggan dan
mempengaruhi iklim dari bisnis suatu perusahaan. Contoh:
pertumbuhan ekonomi, suatu tingkat suku bunga, nilai tukar,
tingkat dari inflasi, juga harga-harga dari produk dan jasa.
59
Faktor Sosial
Faktor sosial meliputi semua faktor yang bisa
mempengaruhi kebutuhan dari customer juga mempengaruhi
ukuran akan besarnya suatu pangsa pasar bisnis yang ada.
Contoh: tingkat dari pendidikan masyarakat, tingkat dari
pertumbuhan penduduk, pengaruh kondisi lingkungan sosial,
pengaruh kondisi lingkungan kerja, adanya keselamatan dan
kesejahteraan sosial.
Faktor Teknologi
Faktor teknologi meliputi semua hal terkait yang bisa
membantu perusahaan dalam menghadapi suatu tantangan
bisnis serta mendukung efisiensi dari proses bisnis. Contoh:
aktivitas penelitian dan pengembangan teknologi,
automatisasi, kecepatan transfer teknologi, tingkat kadaluarsa
teknologi.
60
Politik Sosial
- Pajak / tarif
- Perundang-undangan
- Tekanan atau adanya Lobby
- Grup tertentu
- Situasi politik dan keamanan
- Tren gaya hidup
- Demografi
- Tingkah laku konsumen
- Tingkat pendidikan
- Angka kelahiran dan kematian
- Tingkat penghasilan
- Pengelompokan umur
Ekonomi Teknologi
- Situasi ekonomi dalam negeri
- Bunga pinjaman
- Tingkat inflasi
- Upah regional
- Nilai tukar mata uang
- Industri yang menggunakan R&D
- Penemuan teknologi baru
- Teknologi Informasi
- Hak paten teknologi
- Transfer teknologi
Tabel 2.4 Analisis PEST
61
2.9 Analisis CSF (Critical Success Factor)
Menurut Ward and Peppard (2002, p205), analisis critical sucsess factor
(CSF) merupakan area terbatas dalam suatu bisnis yang apabila terpenuhi maka
akan menjamin kesuksesan kinerja kompetitif bagi perusahaan.
Rockart (Ward and Peppard, 2002, p209) mendefinisikan CSF adalah
sebagai area tertentu di dalam perusahaan, yang di mana jika dari area tersebut
hasilnya memuaskan, maka dapat menjamin keberhasilan dari perusahaan dalam
bersaing. Di area tersebut adalah suatu area kunci yang di mana sesuatu haruslah
berjalan secara baik dan juga benar, sehingga suatu keberhasilan dari bisnis dapat
dicapai dan akan terus berkembang.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa CSF
adalah kumpulan faktor-faktor yang membuat sebuah perusahaan dapat bertahan
dan berhasil.
2.10 Analisis KPI (Key Performance Indicator)
Key performance indicator merupakan hal-hal yang mungkin dipilih
untuk menilai, memberitahu bagaimana kinerja seseorang dalam mencapai
sebuah tujuan maupun mengatur CSF (Ward and Peppard, 2002, p212).
Dapat disimpulkan perbedaan CSF dan KPI adalah :
Critical Succes factor (CSF) adalah salah satu atau bisa
dibilang factor pendukung suatu perusahaan untuk sukses,
satu analisa yang dapat menciptakan berbagai macam solusi
yang membantu terbentuknya suatu kesuksesan.Setiap
perusahaan diberbagai bidang dibutuhkan untuk membuat
62
critical succes factor untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan suatu perusahaan tersebut, untuk meningkatkan
produktivitas dan kinerja perusahaan tersebut.
Untuk Key Perfomance Indicator (KPI) dibutuhkan bagan
sistem pemonitoringan agar setiap aktifitas untuk pencapaian
kesuksesan tersebut terinci dan terkelola dengan baik.