elaborasi doc

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dituntut untuk senantiasa melakukan inovasi dalam pembelajaran, pada berbagai aspeknya, mulai dari visi, misi, tujuan, program, layanan, metode, teknologi, proses, sampai evaluasi. Bagi seorang dosen atau seorang pendidik pemilihan model pembelajaran hendaknya dilakukan secara cermat, agar pilihan itu tepat atau relevan dengan berbagai aspek pembelajaran yang lain, efisien dan menarik. Lebih dari itu, banyak pakar yang menyatakan bahwa sebaik apa pun materi pelajaran yang dipersiapkan tanpa diiringi dengan model pembelajaran yang tepat pembelajaran tidak akan mendatangkan hasil yang maksimal. Strategi pembelajar elaborasi adalah strategi belajar yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang seseorang sudah ketahui sebelumnya Elaborasi adalah mengasosiasikan item agar dapat diingat dengan sesuatu yang lain, seperti frase, adegan , pemandangan, tempat, atau cerita . Srategi belajar ini efektif digunakan apabila ide yang ditambahkan sesuai dengan penyimpulan. Implikasi dari strategi belajar ini adalah mendorong siswa untuk menyelami informasi itu sendiri, misalnya untuk menarik kesimpulan dan berspekulasi tentang implikasi yang mungkin terjadi dalam proses transfer ilmu ( transfer of knowledge) dan juga transfer nilai (transfer of value) dalam meyerap dalam proses belajar. 1

Upload: rian-afhara

Post on 04-Aug-2015

126 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Elaborasi Doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan  dituntut untuk senantiasa melakukan inovasi dalam pembelajaran, pada

berbagai aspeknya, mulai dari visi, misi, tujuan, program, layanan, metode, teknologi, proses,

sampai evaluasi. Bagi seorang dosen atau seorang pendidik pemilihan model pembelajaran

hendaknya dilakukan secara cermat, agar pilihan itu tepat atau relevan dengan berbagai aspek

pembelajaran yang lain, efisien dan menarik.

Lebih dari itu, banyak pakar yang menyatakan bahwa sebaik apa pun materi pelajaran

yang dipersiapkan tanpa diiringi dengan model pembelajaran yang tepat pembelajaran tidak akan

mendatangkan hasil yang maksimal. Strategi pembelajar elaborasi adalah strategi belajar yang

menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang seseorang sudah ketahui sebelumnya

Elaborasi adalah mengasosiasikan item agar dapat diingat dengan sesuatu yang lain, seperti frase,

adegan , pemandangan, tempat, atau cerita . Srategi belajar ini efektif digunakan apabila ide yang

ditambahkan sesuai dengan penyimpulan. Implikasi dari strategi belajar ini adalah mendorong

siswa untuk menyelami informasi itu sendiri, misalnya untuk menarik kesimpulan dan

berspekulasi tentang implikasi yang mungkin terjadi dalam proses transfer ilmu ( transfer of

knowledge) dan juga transfer nilai (transfer of value) dalam meyerap dalam proses belajar.

Belajar menurut ahli pendidikan adalah suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan,

keterampilan serta sikap yang dikondisikan terhadap peserta didik dengan tujuan adanya

perubahan tingkah laku. Tingkah laku yang diharapkan dan dapat diukur adalah yang tadinya

tidak tahu menjadi tahu.  Perubahan tingkah laku yang tadinya tidak tahu menjadi tahu  adalah

merupakan salah satu aspek dalam belajar yang dinamakan keterampilan kognitif, menurut

taksonomi Bloom yang yang merupakan tanggung jawab pendidikan, aspek ini memilik

ibeberapa tingkatan. Dalam pembelajaran selain teori kognitifisme ada juga teori behaviorisme

dimana dalam pembelajaran saat ini harus sudah mulai ditinggalkan karena menurut para ahli

sudah tidak sesuai dengan paradigma baru dalam belajar. Paradigma baru dalam belajar sekarang

menggunakan Elaborasi yang merupakan bagian dari kognitifisme. Adapun elaborasi paradigma

baru dalam belajar lebih menuntut kepada keaktifan peserta didik atau pembelajar sebagai peran

1

Page 2: Elaborasi Doc

utama dalam belajar. Untuk itulah penulis merasa perlu untuk membahas teori elaborasi terhadap

peningkatan dorongan dan keaktifan peserta didik dalam kegiatan proses belajar mengajar dan

implikasinya dalam kemajuan peserta didik

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Teori Elaborasi ?

2. Bagaimana Strategi Komponen Teori Elaborasi ?

3. Bagaimana Langkah-Langkah Pengembangan Desain Teori Elaborasi?

4. Bagaimana Kelebihan dari Teori Elaborasi Dalam Pembelajaran?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Teori Elaborasi

2. Untuk mengetahui Strategi Komponen Teori Elaborasi

3. Untuk mengetahui Langkah-Langkah Pengembangan Desain Teori Elaborasi

4. Untuk mengetahui Kelebihan dari Teori Elaborasi Dalam Pembelajaran

D. Manfaat Pembahasan

Setelah menulis makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengetahui peran

Pendidik dan Peserta didik dalam mengembangkan belajar bermakna berdasarkan Teori

Elaborasi membentuk karakter siswa ( SDM ) yang baik sehingga dapat bersaing di era

globalisasi dari segi kognitif, afektif, dan Psikomotorik, khususnya bagi peserta didik.

2

Page 3: Elaborasi Doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Teori Elaborasi

Pembelajaran Elaborasi adalah pembelajaran yang menambahkan ide tambahan

berdasarkan apa yang seseorang sudah ketahui sebelumnya . Elaborasi adalah mengasosiasikan

item agar dapat diingat dengan sesuatu yang lain, seperti frase, adegan , pemandangan, tempat,

atau cerita . Pembelajaran ini efektif digunakan apabila ide yang ditambahkan sesuai dengan

penyimpulan. 1

Implikasi dari strategi belajar ini adalah mendorong siswa untuk menyelami informasi itu

sendiri, misalnya untuk menarik kesimpulan dan berspekulasi tentang implikasi yang mungkin.

Anak-anak menggunakan prior knowledge-nya sehingga ide baru dapat meluas, dengan

demikian dapat menyimpan informasi lebih banyak daripada yang disajikan sebenarnya.

Elaborasi jelas membantu siswa belajar dan mengingat materi dalam kelas lebih efektif daripada

jika tidak. Anak-anak mulai mengelaborasi pengalamannya sejak awal . Contoh dari penggunaan

elaborasi adalah ketika seorang anak berusia 11 tahun mengingat barisan staff musical (E, G, B,

D,F) dengan cara mengasosiasikan mereka dengan frase “Every Good Boy Does Fine”.

Teori Elaborasi secara exclusive membicarakan mengenai macro level yang

menggambarkan metode yang berkaitan dengan hubungan beberapa ide, seperti bagaimana

merangkaikan ide-ide tersebut. Pada halaman ini akan digambarkan tiga macam metode

pembelajaran: organisasional, delivery, dan management. Teori Elaborasi tidak berhubungan

dengan strategic delivery dan management, walaupun itu merupakan variabel penting yang

dibutuhkan untuk digabungkan kedalam beberapa teori dan model pembelajaran. Jika akan

digunakan secara optimal dan menyeluruh untuk pengembangan pembelajaran dan perencanaan.

Teori elaborasi hanya berkaitan dengan strategi organisasional pada macro level. Teori ini

memulai pengajaran dengan memberikan penjelasan yang bersifat umum, sederhana, mendasar

tetapi tidak abstrak. Teori ini juga menggambarkan penggunaan rangkaian prerequisit dari bagian

1 Agoes,Yaumil, Peranan Keluarga Dalam Pembinaan SDM, Jakarta : Pustaka Antara,1993.h.23

3

Page 4: Elaborasi Doc

yang sederhana menuju rangkaian yang lebih kompleks, dan memberikan tinjauan serta

kesimpulan dengan cara sistimatis.

Bagian penting yang berhubungan dengan materi subyek adalah learning prerequisit.

Konsep dari learning prerequisit meliputi fakta pengetahuan yang harus diperoleh sebelum

pengetahuan lain diperoleh. Sekumpulan learning prerequisit dinamakan learning hierarchy.Teori

elaborasi adalah teori mengenai desain pembelajaran dengan dasar argumen bahwa pelajaran

harus diorganisasikan dari materi yang sederhana menuju pada harapan yang kompleks dengan

mengembangkan pemahaman pada konteks yang lebih bermakna sehingga berkembang menjadi

ide-ide yang terintegrasi. Pengertian ini dirumuskan Charles Reigeluth dari Indiana University

dan koleganya pada tahun 1970-an. Konsep ini memiliki tiga kata kunci yang fokus pada urutan

elaborasi konsep, elaborasi teori, dan penyederhanaan kondisi. 

Menurut teori ini pembelajaran dimulai dari proses yang sederhana dan mudah,

bagaimana mengajarkan konsep secara menyeluruh dan mendalam serta menerapkan prinsip agar

menjadi lebih detail maka sejumlah konsep dan pendekatan belajar harus dibagi dalam sejumlah

episode belajar layaknya sebuah cerita atau sinetron dalam hal ini guru dimisalkan sebagai  

sutradara  yang mengatur jalannya pembelajaran sesuai dengan skenario yaitu Rencana program

pembelajaran. Selanjutnya siswa sebagai aktor memilih konsep, prinsip, atau versi pekerjaan

yang di-elaborasi atau dipelajari.

Pendekatan elaborasi berkembang sejalan dengan perubahan paradigma belajar yang

asalnya berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa, sebagai kebutuhan baru dalam

menerapkan langkah-langkah pembelajaran. 

Maka dalam tiap pelatihan atau diklat baik materi pembelajaran maupun administrasi

pembelajaran harus disertakan pendekatan elaborasi. Ini memperlihatkan bahwa belajar sekarang

bukan berpusat kepada guru tapi kepada siswa. Motivasi untuk belajar yang paling utama adalah

motivasi dari dalam diri peserta didik. Sedangkan motivasi dari guru hanyalah sebagai motivasi

tambahan.2

2 U.S.Winataputra Prof. Dr. Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit UT Jakarta,2003,h.32.

4

Page 5: Elaborasi Doc

Baik  atau buruk dari Nilai kognitif pada raport yang ditulis oleh wali kelas  sebagian

besar akibat dari usaha-usaha internal  sedangkan usaha dari guru sebagai eksternal adalah hanya

sebagian kecil saja. Jadi  hasil yang di dapat sesuai dengan usaha siswa sendiri.

Teori elaborasi adalah: Teori tentang struktur representasi kognitif, dan Proses ingatan

(memory): yaitu mekanisme penyandian, penyimpanan, dan pengungkapan kembali apa yang

telah disimpan dalam ingatan. Struktur kognitif Struktur kognitif didefmisikan sebagai struktur

organisasional yang ada dalam ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur

pengetahuan yang terpisah-pisah ke dalam suatu unit kon-septual. 3

Kajian-kajian yang dilakukan dalam bidang psikologi kognitif, banyak yang memusatkan

perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi

dari struktur kognitif yang sudah dimiliki si-belajar (Ausubel, 1968; Anderson, Reynolds,

Schallert, dan Goatz, 1977; Norman dan Bobrow, 1979). Yang paling awal mengetengahkan

konsepsi ini adalah Ausubel (1963). Ausubel (1963) dan juga Dansereau (1985) berpendapat

bahwa pengetahuan diorganisasi dalam ingatan seseorang dalam struktur hirarkhis. Ini berarti

bahwa pengetahuan yang lebih umum, inklusif, dan abstrak membawahi pengetahuan yang lebih

spesifik dan konkret.

B. Komponen Strategi Teori Elaborasi

Teori Elaborasi pengajaran dikemukakan Reigeluth dan Stein (1983) mengunakan tujuh

komponen strategi, yaitu:

1) urutan elaboratif untuk struktur utama pengajaran ,

2) urutan prasyarat pembelajaran (di dalam masing-masing subjek pelajaran),

3) summarizer (rangkuman).

4) syintherizer, (sintesa)

5) analogi,

6) cognitive strategy activator (pengaktif strategi kognitif),

3 AM, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada ,

1996.h.32.

5

Page 6: Elaborasi Doc

7) kontrol belajar

1. Rangkaian Elaborative

Rangkaian Elaborative merupakan sesuatu yang khas dari sederhana ke rangkaian

kompleks. dimana,Ide umum yang digambarkan tidak hanya meringkas ide yang ada,

Penggambaran (epitomize) dilakukan berdasarkan pada tipe materi tunggal yaitu :Epitomizing

dan Summarizing, Penggambaran (epitomize) dan meringkas dibedakan dalam dua hal penting

antara lain :4

Menyajikan bagian kecil ide yang telah dipelajari kelas

Menyajikannya secara konkrit, penuh arti, pada tingkat aplikasi.

Sedangkan meringkas penyajiannya mempertimbangkan hal-hal yang lebih luas, tetapi

lebih dangkal, abstrak, pada tingkatan mengingat. Tipe materi tunggal, dengan memperhatikan

tipe materi tunggal, proses epitomizing dilakukan dengan salah satu dari tiga tipe materi :

konsep, prosedur, prinsip. Konsep adalah sekumpulan objek, peristiwa, simbol yang mempunyai

karakter pasti. Mengetahui konsep berarti dapat mengidentifikasi, mengenal, mengklasifikasikan,

menggambarkan sesuatu. Prosedur adalah kumpulan tindakan yang berpengaruh pada sesuaatu

yang dicapai.Prinsip adalah mengenal hubungan antara perubahan pada sesuatu dan perubahan

pada yang lain. Hal ini juga dinamakan hipotesa, proposisi, aturan, hukum tergantung jumlah

bukti kebenarannya. Dari tiga tipe materi ini dipilih yang paling penting untuk mencapai tujuan

umum dalam kelas. Untuk selanjutnya rangkaian elaborasi mempunyai karakterisasi : konseptual

organisasi, prosedur organisasi, teori organisasi.Esensi proses epitomizing memerlukan :

- Menyeleksi salah satu tipe materi sebagai materi organisasi ( konsep, prinsip, prosedur )

- Menyeleksi salah satu tipe materi sebagai materi organisasi ( konsep, prinsip, prosedur )

- Membuat daftar pada materi organisasi yang telah dipelajari dalam kelas.- Menyeleksi beberapa materi organisasi yang lebih mendasar, sederhana, dan

fundamental.- Menyajikan ide pada tingkatan aplikasi

4 Anni,Catarina Tri, Psikologi Belajar , Semarang:UPT UNNES Press,2004.h.54.

6

Page 7: Elaborasi Doc

- Teori elaborasi mengusulkan tiga cara elaborasi berbeda berdasarkan pada tiga tipe materi.

2. Urutan prasyarat belajar

Rangkaian learning prerequisit berdasarkan pada learning structure, atau hierarchy

pembelajaran. Struktur belajar adalah struktur yang menunjukkan fakta atau ide yang harus

dipelajari sebelum mendapatkan ide yang baru. Hal itu menunjukkan adanya prerequisit pada

suatu ide. Learning prerequisit dapat dianggap sebagai komponen kritis pada suatu masalah/ide.

Komponen kritis pada prinsip tersebut adalah:

· Konsep· Perubahan hubungan

Komponen kritis pada konsep adalah:mengenal atribut dan hubungan diantaranya.

Sedangkan komponen kritis pada prosedur adalah langkah yang digunakan dalam kasus antara :

a) deskripsi yang lebih detil pada tindakan

b) konsep yang berhubungan dengan tindakan .

c) Membuat ringkasan

3. Summarizer (rangkuman).

Didalam pembelajaran sangat penting untuk meninjau secara sistimatik apa yang telah

dipelajari. Meringkas adalah komponen strategi yang memberikan :5

a. Pernyataan singkat pada tiap masalah/ide dan fakta yang telah dipelajari

b. Contoh referensi untuk setiap masalah/ide

c. Beberapa diagnose, tes praktek untuk diri sendiri untuk tiap masalah/ide.

Ada dua macam ringkasan dalam teori elaborasi :a). Ringkasan dari dalam, yang datang

pada setiap akhir pelajaran dan ringkasan hanya dari ide dan fakta yang telah dipelajari . b).

Kumpulan ringkasan, ringkasan dari semua fakta dan ide yang telah dipelajari sepanjang dalam

5 Hamid, Abdul K, Teori Belajar dan Pembelajaran, edisi ke-2 ,Medan,2009.h.92

7

Page 8: Elaborasi Doc

kumpulan materi pelajaran yang dipelajari siswa. Sekumpulan pelajaran adalah beberapa

pelajaran, ditambah pelajaran yang dielaborasi, ditambah pelajaran lain yang juga dielaborasi.

4. Sintesa.

Dalam pembelajaran sangat penting menggabungkan dan menghubungkan materi/ide yang

yang telah dipelajari seperti :

a) Memberikan macam-macam pengetahuan yang bernilai kepada pelajar .

b) memberikan fasilitas pengertian yang mendalam pada individu melalui perbandingan

dan perbedaan.

c) Menambah efek motivasi dan keberartian pada pengetahuan baru .

d) Menambah ingatan dengan menambah kreasi yang berhubungan pengetahuan baru

dan diantara pengetahuan baru dengan siswa yang relevan dengan pengetahuan

sebelumnya.

Dalam teori elaborasi, sintesa adalah strategi untuk menghubungkan dan menggabungkan

kumpulan konsep, kumpulan prosedur, kumpulan prinsip. menurut teori elaborasi, jenis

pensintesis yang dapat dipakai untuk mencapai maksud diatas tergantung pada jenis stuktur isi

bidang studi.6

5. Analogi

Analogi adalah komponen strategi yang penting dalam pembelajaran karena ini akan

membuat lebih mudah untuk mengerti masalah/ide baru dengan menghubungkannya dengan

masalah/ide yang sudah dikenal. Analagi menggambarkan kesamaan antara beberapa

masalah/ide baru dengan yang sudah dikenal diluar materi yang diajarkan. Analogi menolong

ketika ada masalah/ide yang sukar untuk dimengerti, dengan menghubungkan materi yang sukar

dan belum kita kenal ke pengetahuan yang sudah dikenal tetapi diluar materi yang diajarkan.

6 Hamid, Abdul K, Teori Belajar dan Pembelajaran, edisi ke-2 ,Medan,2009.h.92

8

Page 9: Elaborasi Doc

6. Activator Strategi Kognitif

Pembelajaran akan lebih efektif untuk memperluas kebutuhan siswa yang sadar atau tidak

sadar menggunakan strategi kognitif yang relevan, karena bagaimana proses pemberian input

pada siswa merupakan rangkaian yang penting dalam proses belajar. Strategi kognitif kadang-

kadang dinamakan kecakapan umum yang meliputi kecakapan belajar dan kecakapan berfikir

yang dapat digunakan secara menyeluruh pada materi, seperti mengkreasikan mental image dan

mengenal analogi. Strategi kognitif dapat dan harus diaktifkan selama bepbelajaran. Dua arti

pada penyelesaian telah digambarkan Rigney (1978)sebagai berikut :7

a. Pertama, pembelajaran dapat didesain dalam setiap cara untuk mendorong siswa

menggunakan strategi kognitif khusus, seringkali tanpa disadari siswa dalam

kenyataannya menggunakan strategi ini.Strategi ini meliputi pembelajaran dengan

menggunakan gambar, diagram, mnemonic,analogy, dan peralatan yang

mendorong siswa untuk berinteraksi dengan materi tertentu.

b. Bentuk kedua pada aktivator adalah strategi dimana secara langsung

mempekerjakan strategi kognitif yang telah diperoleh sebelumnya.

7. Kontrol Siswa yaitu :Siswa diberi kebebasan dalam hal seleksi dan mengurutkan :

a) Materi yang telah dipelajari

b) Peringkat yang akan dipelajari

c) Komponen strategi pembelajaran yang diseleksi dan urutan yang digunakan

d) Strategi kognitif khusus siswa yang mengerjakan ketika berhubungan dengan

pembelajaran.

Pembelajaran elaborasi adalah pembelajaran yang menambahkan ide tambahan

berdasarkan apa yang seseorang sudah ketahui sebelumnya. Pembelajaran ini efektif digunakan

apabila ide yang ditambahkan sesuai dengan penyimpulan. Implikasi dari strategi belajar ini

7 Dahar, Ratna Wilis , Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga,1989.h.32.

9

Page 10: Elaborasi Doc

adalah mendorong siswa untuk menyelami informasi itu sendiri, misalnya untuk menarik

kesimpulan dan berspekulasi tentang implikasi yang mungkin Teori elaborasi hanya berkaitan

dengan strategi organisasional pada macro level. Teori ini memulai pengajaran dengan

memberikan penjelasan yang bersifat umum, sederhana, mendasar tetapi tidak abstrak. Teori ini

juga menggambarkan penggunaan rangkaian prerequisit dari bagian yang sederhana menuju

rangkaian yang lebih compleks, dan memberikan tinjauan serta kesimpulan dengan cara

sistimatis.

Sebagaimana diungkapkan Degeng (1989) pengembang-pengembang teori pengajaran

sesudah Gagne, seperti Reigeluth, Merrill, dan Bunderson memperkenalkan karakteristik lain

dari struktur mata kuliah yang didasarkan pada hubungan-hubungan yang ada antarbagian isi

mata kuliah. Secara umum, struktur mata kuliah dapat dideskripsikan atas struktur konseptual,

struktur prosedural. struktur teoritik.8

Struktur konseptual adalah suatu struktur yang menunjukkan hubungan lebih tinggi /lebih

rendah di antara konsep-konsep. Struktur konsep memuat konsep-konsep mata kuliah untuk

mencapai kompetensi orientasi konseptual. Tiga tipe penting dari struktur konseptual adalah

taksonomi bagian, taksonomi jenis, matrik atau tabel. Berdasarkan uraian di atas, mata kuliah

Teori Sastra tergolong mata kuliah bertipe konseptual taksonomi bagaian. Taksonomi bagian

adalah struktur konseptual yang menunjukkan bahwa konsep-konsep merupakan bagian dari

suatu konsep yang lebih umum.

Prasyarat pembelajaran didefinisikan sebagai struktur yang menunjukkan konsep-konsep

yang harus dipelajari sebelum konsep lain bisa dipelajari. Oleh sebab itu, ia menampilkan

hubungan prasyarat belajar untuk suatu konsep. Rangkuman merupakan tinjauan kembali

(review) terhadap materi yang telah dipelajari untuk mempertahankan retensi. Fungsi rangkuman

untuk memberikan pernyataan singkat mengenai materi yang telah dipelajari dan contoh-contoh

acuan yang mudah diingat untuk setiap konsep. Rangkuman yang diberikan di akhir suatu

perkuliahan dan hanya merangkum materi yang baru dipelajari disebut rangkuman internal

8 Daradjad,Zakiah, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,1995.h.21.

10

Page 11: Elaborasi Doc

(internal summarizer), sedangkan rangkuman semua materi beberapa kali perkuliahan disebut

rangkuman eksternal (within set summarizer).

Pensintesis (synthesizer) adalah komponen teori elaborasi yang berfungsi untuk

menunjukkan kaitan-kaitan di antara konsep-konsep . Pensintesis penting karena akan

memberikan sejumlah pengetahuan tentang keterkaiatan antarkonsep, memudahkan

pemahaman,meningkatkan kebermaknaan dengan menunjukkan konteks suatu konsep,

memberikan pengaruh motivasional, serta meningkatkan retensi (Degeng, 1989).

Analogi adalah komponen penting dalam pembelajaran karena mempermudah

pemahaman dengan cara membandingkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang

sudah dikenal mahasiswa (Reigeluth dan Stein, 1983b). Pemakaiannya lebih efektif apabila

disampaikan di awal pembelajaran (Degeng,1989).

Pengaktif strategi kognitif adalah keterampilan-keterampilan belajar yang diperlukan

mahasiswa untuk mengatur proses-proses internalnya ketika ia belajar, mengingat, dan berpikir

yang terdiri atas dua cara: pengadaan melalui perancangan pengajaran dan menyuruh mahasiswa

menggunakannya. Penggunaan gambar, diagram., mnemonik, analogi, dan parafrase, serta

pertanyaan-pertanyaan penuntun dapat memenuhi maksud ini.

Menurut Merrill (dalam Degeng,1989) konsepsi kontrol belajar mengacu pada kebebasan

mahasiswa dalam melakukan pilihan dan pengurutan terhadap isi mata kuliah yang dipelajari

(content control), komponen strategi pengajaran yang digunakan (display control),dan strategi

kognitif yang ingin digunakannya (conscious cognition control). Berbagai komponen teori

elaborasi di atas, seperti: rangkuman, pensitesis, analogi, memberikan kesempatan kepada

mahasiswa untuk melakukan kontrol belajar.9

9 Dedeng, Nyoman Sudana, Ilmu Pengajaran Toksonomi Variable, Jakarta :DEPDIKBUD

DIRJEN PTPLTK,1989.h.34.

11

Page 12: Elaborasi Doc

Pembelajaran yang dirancang berdasarkan Teori Elaborasi dijalankan dengan tujuh

prinsip, yaitu:

8) Menyajikan kerangka mata kuliah pada fase atau pertemuan pertama;

9) Bagian-bagian yang tercakup kedalam kerangka isi hendaknya dielaborasi secara

bertahap;

10) Bagian yang terpenting hendaknya dielaborasi pertama kali;

11) Kedalaman dan keluasan elaborasi hendaknya dilakukan secara optimal;

12) Pensintesis hendaknya diberikan setelah setiap kali melakukan elaborasi,

13) Jenis pensintesis hendaknya disesuaikan dengan tipe isi mata kuliah;

14) Rangkuman hendaknya diberikan sebelum setiap kali menyajikan pensintesis

( Degeng, 1989).10

Merril (1983) mengemukakan empat bentuk presentasi, yakni presentasi primer,

presentasi sekunder, presentasi tampilan proses, dan presentasi tampilan prosedur. Adapun

bentuk-bentuk presentasi primer ditinjau berdasarkan spesifitas (kekhususan) materi dan dimensi

harapan responsif mahasiswa terdiri atas: presentasi jeneralitas, contoh, ekspositif dan inkuisitif

Dikatakan lebih lanjut, bahwa keempat jenis presentasi primer tersebut dapat dielaborasi dengan

sejumlah presentasi sekunder.

Adapun jenis-jenis presentasi sekunder tersebut adalah: Elaborasi prasyarat, informasi

tambahan mengenai konsep-konsep komponen yang membentuk jeneralitas; Elaborasi

kontekstual, informasi tambahan berupa latar belakang kontekstual atau historis. Elaborasi

mnemonik, alat bantu memori untuk membantu mahasiswa mengingat. Menurut Meier (2002)

diantaranya akronim, akrostik sanjak, gerakan fisik; Elaborasi matemagenik, alat penarik

perhatian, seperti panah, warna, huruf tebal, grafik; Elaborasi representasi, atau presentasi

10 Dedeng, Nyoman Sudana, Ilmu Pengajaran Toksonomi Variable, Jakarta :DEPDIKBUD DIRJEN PTPLTK,1989.h.12

12

Page 13: Elaborasi Doc

alternatif, yakni penggambaran dengan suatu bentuk/cara lain; dan Umpan balik atau

pengetahuan mengenai hasil yang dicapai.11

C. Langkah-Langkah Pengembangan Desain Teori Elaborasi

Dalam teori elaborasi, terdapat langkah-langkah pengembangan teori pembelajaran.

Disebutkan dalam Riyanto (2005:20) dalam Degeng (1997:13) bahwa langkah-langkah

pengembangan yang didasarkan pada teori elaborasi adalah sebagai berikut:

1. Analisis tujuan dan karakteristik bidang studi. Pada tahap ini, seorang perancang

pembelajaran akan menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada

hakekatnya, tujuan pembelajaran adalah menginformasikan apa yang harus dicapai

oleh siswa pada akhir pembelajaran (Hartley dan Davis dalam Degeng, 1997:75).

Penyampaian tujuan belajar pada awal pertemuan menjadi sangat penting karena tujuan

belajar ini akan menjadi perhatian utama siswa, dan dengan diberikannya tujuan belajar

ini, siswa diharapkan akan dapat mengaitkan prestasi atau perilaku yang diharapkan.

Penelitian Degeng menyatakan bahwa, siswa yang diberitahu tujuan belejarnya sebelum

belajar dimulai, memperlihatkan hasil belajar yang lebih tinggi dari siswa yang tidak

diberitahu tujuan belajarnya.

2. Analisis sumber belajar. Pada tahap ini, seorang perancang akan mencoba untuk

menentukan sumber-sumber belajar yang dapat dipergunakan serta menentukan kendala-

kendala yang mungkin akan muncul. Dalam hal ini, perancang mengadakan estimasi

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan sumber belajar. Dari proses ini maka seorang

perancang akan dapat membuat suatu daftar yang memuat sumber belajar yang dapat

dimanfaatkan oleh siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.

3. Analisis karakteristik si belajar (siswa, pen). Pada tahap ini, seorang perancang

pembelajaran akan mencoba untuk mempelajari dan memahami siswa yang akan

diberikan bahan ajar. Pada tahap ini perlu bagi perancang untuk mengadakan pengamatan

terhadap karakteristik siswa. Dengan memahami karakteristik masing-masing siswa,

maka perancang akan dapat membantu dalam menentukan strategi belajar apa yang dapat

11 Hasan, Chalijah, Dimesi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Surabaya : Al-Ikhlas,1994.

13

Page 14: Elaborasi Doc

diberikan untuk masing-masing sisw. Dengan demikian, seorang perancang akan

memperhatikan adanya perbedaan masing-masing siswa (individual differences). Pada

tahap ini, perancang akan dapat membuat daftar karakteristik si belajar.

4. Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran. Tahap ini sebenarnya dapat segera

diselesaikan pada saat perancang menetapkan tujuan belajar dan menentukan

karakteristik bidang studi (mata pelajaran, pen). Pada tahan ini, perancang akan membuat

tujuan belajar seperti yang kita kenal selama ini yaitu tujuan pembelajaran khusus (TPK)

atau sering juga disebut dengan tujuan instruksional khusus (TIK). Dengan demikian,

pada tahap ini, perancang mulai menentukan spesifikasi atau hasil apa yang akan

diperoleh oleh siswa pada akhir tiap-tiap bab pada proses pembelajaran.

5. Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran. Pada tahap ini, perancang

pembelajaran akan menentukan bagaimana isi pembelajaran ini akan diorganisasikan.

Pengorganisasian ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik bahan ajar serta tujuan

pembelajaran tersebut. Dengan demikian, untuk karakteristik bidang studi yang satu akan

berbeda dengan karakteristik bidang studi yang lain dalam upaya menentukan

pengorganisasian isi pembelajaran.

6. Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran. Penetapan strategi penyampaian

sisa pembelajaran akan sangat bergantung pada usaha perancang dalam menentukan

sumber belajar yang akan dipergunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Sebab,

penyampaian strategi pembelajaran tertentu akan mempergunakan sumber belajar yang

ada, sehingga dapat dihindari penggunaan strategi penyampaian isi belajar yang tidak

mempunyai sumber belajar.

7. Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran. Tahap pengelolaan pembelajaran ini

sangat bergantung pada upaya perancang pembelajaran dalam menetukan karakteristik

siswa. Sebab dalam tahap ini, diperlukan masukan tentang karakteristik siswa dalam

upaya untuk menentukan penjadwalan penggunaan komponen strategi pengorganisasian

dan penyampaian pembelajaran, pengelolaan motivasional, pembuatan catatan kemajuan

belajar siswa dan kontrol belajar (Degeng, 1997:16).

8. Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Pada tahap akhir ini,

perancang pembelajaran akan melakukan pengukuran terhadap hasil pembelajaran yang

mencakup tingkat keefektifan, efisiensi dan daya tarik pembelajaran. Kegiatan ini

14

Page 15: Elaborasi Doc

dilakukan dengan mengadakan penghematan terhadap proses pembelajaran dan tes hasil

belajar (Degeng, 1997:16).12

D. Kelebihan dari Teori Elaborasi Dalam Pembelajaran

Menurut Reigeluth (1999), Keunggulan elaborasi  dalam pembelajaran adalah :

Terdapat urutan instruksi yang mencakup keseluruhan sehingga memungkinkan untuk

meningkatkan motivasi dan kebermaknaan.

Memberi kemungkinan kepada peserta didik untuk mengarungi berbagai hal dan

memutuskan urutan proses belajar sesuai dengan keinginannya.

Memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan proses pembelajaran dengan cepat.

Mengintegrasikan berbagai variabel pendekatan sesuai dengan desain teori.

Desain Teori elaborasi mengajukan tujuh komponen strategi yang utama,

1. urutan elaborasi 2. urutan prasyarat belajar 3. ringkasan 4. sintesis 5. analogi 6. strategi kognitif, dan 7. kontrol terhadap peserta didik.

Komponen terpenting yang melandasi semua itu adalah perhatian, baik perhatian dari

guru sebagai motivator maupun perhatian siswa terhadap materi pembelajaran yang di elaborasi.

Semua stratregi itu harus berdasar pada materi dalam bentuk konsep, prosedur, dan

prinsip. Hal itu terkait erat dengan proses elaborasi yang berkelanjutan, melibatkan siswa dalam

pengembangan ide atau keterampilan dalam aplikasi praktis. Strategi ini memungkinkan siswa

untuk menambahkan sendiri ide dalam menguatkan pengetahuannya. Contoh yang tepat untuk

ini adalah peserta didik yang memiliki daftar contoh konsep atau sifat yang dapat bermanfaat. 13

12 Devis , Ivor K, Pengelolaan Belajar, Jakarta:Rajawali Press,1991.h.34.

13 Hasan, Chalijah, Dimesi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Surabaya : Al-Ikhlas,1994.h.35.

15

Page 16: Elaborasi Doc

Daftar konsep serta contoh yang bermanfaat bisa didapat oleh siswa sebagai

pengembangan karakter dari rasa ingin tahu. Sumber daftar konsep bisa asalnya dari guru atau

siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi mereka akan menyusun sendiri daftar konsep

tersebut dengan mengelaborasi pustaka baik ofline serta dengan teknologi IT sekarang bisa juga

secara online. Semua itu diharapkan untuk menambah kualitas pembelajaran yang tidak hanya

berorientasi kepada hasil misalnya yang di ukur dalam sebuah Ujian Nasional yang terus

menerus jadi bahan kontroversi. Tapi juga kualitas` belajar yang berorientasi pada proses, karena

kalau belajar atau pendidikan pada umumnya sudah berorientasi pada hasil akan membenarkan

segala cara misalnya mencontek yang jelas-jelas dilarang.

Beberapa keuntungan aplikasi teori elaborasi menurut Merril dan Twitchell (1994:80)

dalam Riyanto (2005:22) antara lain:14

Siswa akan mempunyai retensi yang lama terhadap bahan ajar. Retensi atau ketahanan

terhadap bahan ajar ini dapat berlangsung lama disebabkan karena materi atau bahan ajar

yang diberikan kepada siswa diusahakan bermakna dan siswa mengalami sendiri apa-apa

yang disajikan. Selain itu, bahan yang disajikan saling terkait antara satu dengan yang

lainnya.

Siswa akan memperoleh pengetahuan secara utuh. Cara penyajian bahan ajar dilakukan

secara berurutan yang pada akhirnya akan membuat siswa memahami materi yang

diberikan  secara utuh. Hal ini memungkinkan karena dalam proses pembelajaran tidak

terjadi pengulangan-pengulangan bahan ajar yang dirasa tidak perlu. bahan ajar disajikan

dalam urutan yang jelas dan diberikan sedetail mungkin. Jika perlu, siswa dapat

menggalinya sendiri di luar sumber-sumber belajar yang telah disediakan.

Siswa akan lebih menikmati belajar. Penyajian bahan ajar di kelas pada prinsipnya tetap

memperhatikan kebutuhan siswa dalam belajar. Didasarkan pada prinsip individual

differences, maka penyajian bahan ajar ini tetap mengacu pada tingkat kemampuan

masing-masing siswa yang berbeda. hal ini dilakukan dengan melakukan pengamatan

14 Devis , Ivor K, Pengelolaan Belajar, Jakarta:Rajawali Press,1991.h.43.

16

Page 17: Elaborasi Doc

terhadap kemampuan siswa pada awal pertemuan. Dengan data pengamatan ini,

selanjutnya dapat didesain metode pembelajaran yang sesuai dengan ciri masing-masing

siswa. Harapannya, siswa dapat lebih menikmati belajar.

Siswa akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk mempelajari bahan ajar.

Penyampaian bahan ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-

masing siswa pada akhirnya diharapkan dapat memacu motivasi siswa untuk lebih

mendalami bahan ajar yang disajikan.15

Di bawah ini model RPP hasil adaptasi dari model di atas :

Tujuan : Siswa menuliskan sebuah paragraf yang secara jelas menggambarkan suatu karakter.

Bahan :

Kartu indeks Referensi visual, LCD, atau papan tulis atau handout 4 jenis kartu dengan masing-masing 20 kartu per jenis

1. Kartu sifat manusia2. Kartu karakter seseorang3. Kartu masalah4. Kartu latar seperti tempat, waktu, zaman

Contoh paragraf yang pernah ditulis oleh siswa

Persiapan Kartu

Kartu indeks (daftar kata) Kartu sifat manusia yang menampilkan sifat yang akan didiskusikan dan mencantumkan

definisi sederhana dari sifat tersebut Pada kartu karakter harus mencantumkan satu gambar tokoh fiksi seperti superman atau

scooby-doo, doraemon dll. Kartu masalah harus mencantumkan suatu gambar yang bisa menjadi sumber konflik

eksternal seperti Giant pada Doraemon, Joker pada Batman, Tom pada Jerry. Kartu latar/setting harus dapat menggambarkan suatu lokasi, waktu, kondisi,atau suasana

yang menyenangkan, menggembirakan, menyedihkan, serta dapat dibayangkan.

Prosedur

15 Purwanto,Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2002. H.23.

17

Page 18: Elaborasi Doc

Baca dua hingga tiga contoh paragraf yang siswa hasilkan sebelumnya, jabarkan

kandungannya dan elaborasi secara memadai sehingga siswa memahami kekuatan dan

kelemahannya.

Lakukan dialog dengan siswa mengenai detil-detil mana saja yang bisa membuat paragraf

menjadi lebih lengkap dan baik.

Mintalah siswa untuk mengeksplorasi paragraf dari sumber lain sebagai pembanding.

Buatlah daftar kata tanya : “siapa”, “apa”, “kapan”, “dimana”, “mengapa” dan

“bagaimana” pada papan tulis atau pada layar monitor sebagai referensi visual.

Perintahkan siswa untuk menggunakan kata-kata tersebut sebagai sebagai penanda

analisis paragraf, mereka harus menjamin bahwa kandungan paragraf tersebut

memberikan informasi yang cukup untuk para pembaca

Bagilah siswa menjadi 3 sampai 4 kelompok. Setiap kelompok mengambil setiap jenis

kartu yang telah tersedia. Sebagai kelompok, mereka harus merancang, menuliskan, dan

menyempurnakan paragraf secara detil pada suatu kartu indeks yang menggambarkan

suatu sifat serta sifat yang bertentangan sebagai sumber konflik.

Saat siswa telah menyelesaikan tulisannya, kumpulkan kartu dan bacakan setiap

tulisannya sebagai suatu cerita di depan kelas. Minta siswa untuk melihat mengelaborasi

kelemahan seperti informasi yang kurang atau hilang, dukungan yang kurang memadai

terhadap sifat yang mereka ingin gambarkan, konflik yang kurang kuat, serta seting yang

kurang jelas.

Lakukan hal ini terus hingga siswa mampu untuk menulis suatu sifat dengan dukungan

yang baik dengan dukungan konflik atau masalah dan seting yang menarik.

Saran untuk penilaian

Minta siswa untuk kembali ke bangkunya semula Tuliskan kata-kata berikut di papan tulis. Di bawah setiap kata, tulis lima pilihan “ sifat”, “karakter”, “masalah”, “setting” Perintahkan siswa untuk bekerja secara individual untuk menulis paragraf yang baik pada

kartu indeks yang secara jelas mendukung sifat yang ingin mereka gambarkan. Mereka dapat memilih sifat, karakter, masalah dan seting dari setiap kata pada papan tulis.

18

Page 19: Elaborasi Doc

BAB III

KESIMPULAN

Menurut Reigeluth (1999), teori elaborasi mengandung beberapa nilai lebih, seperti di bawah ini.

Terdapat urutan instruksi yang mencakup keseluruhan sehingga memungkinkan untuk

meningkatkan motivasi dan kebermaknaan.

Memberi kemungkinan kepada pelajar untuk mengarungi berbagai hal dan memutuskan

urutan proses belajar sesuai dengan keinginannya.

Memfasilitasi pelajar dalam mengembangkan proses pembelajaran dengan cepat.

Mengintegrasikan berbagai variabel pendekatan sesuai dengan desain teori.

Teori elaborasi mengajukan tujuh komponen strategi yang utama, (1) urutan elaborasi (2)

urutan prasyarat belajar (3) ringkasan (4) sintesis (5) analogi (6) strategi kognitif, dan (7) kontrol

terhadap siswa. Komponen terpenting yang melandasi semua itu adalah perhatian.

Semua stratregi itu harus berlandaskan pada materi dalam bentuk konsep, prosedur, dan

prinsip. Hal itu terkait erat dengan proses elaborasi yang berkelanjutan, melibatkan siswa dalam

pengembangan ide atau keterampilan dalam aplikasi praktis. Strategi ini memungkinkan siswa

untuk menambahkan sendiri ide dalam menguatkan pengetahuannya. Contoh yang tepat untuk

ini adalah peserta didik yang memiliki daftar contoh konsep atau sifat yang dapat bermanfaat.

Kognitivisme memiliki beberapa cabang ilmu, di antaranya teori asimilasi, atribusi,

pertunjukkan komponen, elaborasi, mental model, dan pengembangan kognitif. Teori elaborasi

adalah teori mengenai desain pembelajaran dengan dasar argumen bahwa pelajaran harus

diorganisasikan dari materi yang sederhana menuju pada harapan yang kompleks dengan

mengembangkan pemahaman pada konteks yang lebih bermakna sehingga berkembang menjadi

ide-ide yang terintegrasi. Pengertian ini dirumuskan Charles Reigeluth dari Indiana University

dan koleganya pada tahun 1970-an. Konsep ini memiliki tiga kata kunci yang fokus pada urutan

elaborasi konsep, elaborasi teori, dan penyederhanaan kondisi.

Pembelajaran dimulai dari konsep sederhana dan pekerjaan yang mudah. Bagaimana

mengajarkan secara menyeluruh dan mendalam, serta menerapkan prinsip agar menjadi lebih

19

Page 20: Elaborasi Doc

detil. Prinsipnya harus menggunakan topik dengan pendekatan spiral. Sejumlah konsep dan

tahapan belajar harus dibagi dalam “episode belajar”. Selanjutnya siswa memilih konsep, prinsip,

atau versi pekerjaan yang dielaborasi atau dipelajari.

Pendekatan elaborasi berkembang sejalan dengan tumbuhnya perubahan paradigma

pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa sebagai kebutuhan baru

dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran. Dari pikiran Reigeluth lahirlah desain yang

bertujuan membantu penyeleksian dan pengurutan materi yang dapat meningkatkan pecapaian

tujuan. Para pendukung teori ini juga menekankan pentingnya fungsi-fungsi motivator, analogi,

ringkasan, dan sintesis yang membantu meningkatkan efektivitas belajar. Teori ini pun

memberikan perhatian pada aspek kognitif yang kompleks dan pembelajaran psikomotor. Ide

dasarnya adalah siswa perlu mengembangkan makna kontekstual dalam urutan pengetahuan dan

keterampilan yang berasimilasi.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes,Yaumil, Peranan Keluarga Dalam Pembinaan SDM, Jakarta : Pustaka Antara,1993

AM, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada ,

1996.

20

Page 21: Elaborasi Doc

Anni,Catarina Tri, Psikologi Belajar , Semarang:UPT UNNES Press,2004.

Dahar, Ratna Wilis , Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga,1989.

Daradjad,Zakiah, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,1995.

Dedeng, Nyoman Sudana, Ilmu Pengajaran Toksonomi Variable, Jakarta :DEPDIKBUD

DIRJEN PTPLTK,1989.

Devis , Ivor K, Pengelolaan Belajar, Jakarta:Rajawali Press,1991.

Hasan, Chalijah, Dimesi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Surabaya : Al-Ikhlas,1994.

Nasution, S, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara ,2000.

Purwanto,Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2002.

21