bab 6 pengujian kuat desak dan quality control 2

17
BAB 6 PENGUJIAN KUAT DESAK BETON DAN QUALITY CONTROL 6.1 Pengujian Kuat Desak Beton 6.1.1 Tujuan Tujuan dari pengujian kuat desak beton adalah untuk menentukan persentase kekuatan beton. Alat dan Bahan 1) Alat a. Compressor testing machine. b. Timbangan kapasitas 50 kg ketelitian 5 gr. 2) Bahan 3 buah cetakan beton ø 15 cm, tinggi 30 cm. 6.1.3 Langkah Kerja 1. Menyiapkan benda uji. 2. Menimbang benda uji dan memberi tanda.

Upload: arumdwicahyani

Post on 27-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kuat desak bahan bangunan

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 6 Pengujian Kuat Desak Dan Quality Control 2

BAB 6

PENGUJIAN KUAT DESAK BETON

DAN QUALITY CONTROL

6.1 Pengujian Kuat Desak Beton

6.1.1 Tujuan

Tujuan dari pengujian kuat desak beton adalah untuk menentukan persentase

kekuatan beton.

6.1.2 Alat dan Bahan

1) Alat

a. Compressor testing machine.

b. Timbangan kapasitas 50 kg ketelitian 5 gr.

2) Bahan

3 buah cetakan beton ø 15 cm, tinggi 30 cm.

6.1.3 Langkah Kerja

1. Menyiapkan benda uji.

2. Menimbang benda uji dan memberi tanda.

3. Mengukur dimensi benda uji

4. Meletakkan sampel pada alat compressor testing machine.

5. Menghidupkan mesin.

6. Menunggu hingga sampel beton yang diuji retak.

7. Membaca hasil tegangan yang terjadi sampai sampel dalam kondisi retak atau

maksimal.71

Page 2: BAB 6 Pengujian Kuat Desak Dan Quality Control 2

8. Mengamati retakan pada sampel beton.

6.1.4 Alur Kerja

Gambar 6.1 Alur Pengujian Kuat Desak Beton

6.1.5 Data Hasil Pengujian dan Analisis Data

72

mulai

selesai

Menyiapkan benda uji

Menimbang benda uji dan memberi tanda

Meletakkan sampel pada alat compressor testing machine

Menghidupkan Mesin

Menunggu hingga sampel beton yang diuji retak

Membaca hasil tegangan yang terjadi sampai sampel dalam kondisi retak atau maksimal

Mengamati retakan pada sampel beton

Mengukur dimensi benda uji

Page 3: BAB 6 Pengujian Kuat Desak Dan Quality Control 2

Tabel 6.1 Data Pengujian Kuat Desak Beton

Benda Uji Berat (kg) Gaya Tekan (KN)1 12.56 3002 12.37 3503 12.19 3004 12,00 2255 12,24 3106 12,41 2607 12,04 2558 12,23 2859 12,38 32510 12,19 29511 12,22 26512 12,37 26013 12,11 25014 12,07 30515 12,28 26016 12,17 28517 12,09 26518 11,97 23519 12,37 28020 12,02 28021 12,00 22522 12,00 19023 11,81 28024 12,23 30525 12,17 35026 12,21 38027 12,08 33528 11,87 31029 11,89 24530 11,85 29031 11,74 255

6.1.6 Analisis Data

73

Page 4: BAB 6 Pengujian Kuat Desak Dan Quality Control 2

Tabel 6.2 Perbandingan Kekuatan Beton

Umur Beton 3 7 14 21 28 90 365P.C biasa 0,4 0,65 0,88 0,95 1 1,2 1,35

P.C dengan kuat awet tinggi

0,55 0,75 0,90 0,95 1 1,5 1,20

Sumber : Kardiyono (1994)

Rumus yang digunakan untuk kuat tekan beton:

dengan:

s = standard deviasi

σ b’ m = kekuatan tekan beton rata-rata

σ b’ = kekuatan tekan beton masing-masing benda uji

n = jumlah sampel

Perhitungan (dari tabel 6.3 dan tabel 6.4):

- Umur beton = 7 hari

- Faktor pembagi = 0,65

Contoh perhitungan:

Kuat desak umur 7 hari = 300 KN

Kuat desak umur 28 hari N

Luas tampang silinder= 0,25 x π x (150)2 = 0,01767 m2 = 17671,46 mm2

Kuat desak umur 28 hari Mpa

74

Page 5: BAB 6 Pengujian Kuat Desak Dan Quality Control 2

Tabel 6.4 Estiminasi Kuat Tekan Beton Umur 28 hari yang Diuji pada umur 7

hari

No.Sampel

Kuat Desakumur 7

hari (KN)

Kuat Desakumur 28

hari (KN)

Kuat Desakumur 28

hari (MPa)

σ' bm(MPa)

(σ' bm - σb)2

(MPa)

Reratakuat desak

dari 4hasil uji

1 300 461.5385 26.1177 24.5872 2.3426 -

2 350 538.4615 30.4707 24.5872 34.6157 -3 300 461.5385 26.1177 24.5872 2.3426 -4 225 346.1538 19.5883 24.5872 24.9888 25.57365 310 476.9231 26.9883 24.5872 5.7655 25.79136 260 400.0000 22.6354 24.5872 3.8096 23.83247 255 392.3077 22.2001 24.5872 5.6983 22.85308 285 438.4615 24.8118 24.5872 0.0505 24.15899 325 500.0000 28.2942 24.5872 13.7421 24.485410 295 453.8462 25.6824 24.5872 1.1996 25.247111 265 407.6923 23.0707 24.5872 2.2998 25.464812 260 400.0000 22.6354 24.5872 3.8096 24.920713 250 384.6154 21.7648 24.5872 7.9659 23.288314 305 469.2308 26.5530 24.5872 3.8646 23.506015 260 400.0000 22.6354 24.5872 3.8096 23.397116 285 438.4615 24.8118 24.5872 0.0505 23.941317 265 407.6923 23.0707 24.5872 2.2998 24.267718 235 361.5385 20.4589 24.5872 17.0428 22.744219 280 430.7692 24.3766 24.5872 0.0444 23.179520 280 430.7692 24.3766 24.5872 0.0444 23.070721 225 346.1538 19.5883 24.5872 24.9888 22.200122 190 292.3077 16.5412 24.5872 64.7373 21.220723 280 430.7692 24.3766 24.5872 0.0444 21.220724 305 469.2308 26.5530 24.5872 3.8646 21.764825 350 538.4615 30.4707 24.5872 34.6157 24.485426 380 584.6154 33.0825 24.5872 72.1698 28.620727 335 515.3846 29.1648 24.5872 20.9546 29.817728 310 476.9231 26.9883 24.5872 5.7655 29.926629 245 376.9231 21.3295 24.5872 10.6126 27.641330 290 446.1538 25.2471 24.5872 0.4356 25.682431 255 392.3077 22.2001 24.5872 5.6983 23.9413

  Jumlah   762.20249   379.6734 686.2434Tabel 6.5 Faktor Pengali deviasi standarJumlah data 31 25 20 15 <15Faktor pengali 1.0 1.03 1.08 1.16 Tidak

75

Page 6: BAB 6 Pengujian Kuat Desak Dan Quality Control 2

bolehSumber : Kardiyono ( 1994 )

S

σ bk = σ‘ bm – 1,64 S

=24.5872 – 1,64 (3,3575)

= 19,0809 MPa < 20 MPa

Keterangan:

S = standar deviasi

σ bk = kuat desak beton rata-rata yang dihasilkan

Tabel 6.6 Nilai Deviasi Standar Untuk Berbagai Tingkat Pengendalian Mutu PekerjaanTingkat Pengendalian Mutu

PekerjaanStandar Deviasi (S) (MPa)

MemuaskanSangat baik

BaikCukupJelek

Tanpa Kendali

2,83,54,25,67,08,4

Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai standar deviasi = 3,3575 berarti mutu

pengendalian pekerjaan sangat baik.

76

Page 7: BAB 6 Pengujian Kuat Desak Dan Quality Control 2

Solusinya:

1. Dari segi bahan

Menganalisis material yang telah digunakan pada adukan sebelumnya apakah

sesuai dengan persyaratan yang berlaku atau tidak. Apabila dari material

tersebut memang kurang baik, maka untuk adukan berikutnya menggunakan

material yang lebih daripada material yang sebelumnya.

2. Dari segi produksi

Menganalisis peralatan batching plant, cara pengadukan, kondisi mixer, mix

design, dan lain sebagainya.

3. Dari segi penanganan dan perawatan beton

Menganalisis mengenai pembuatan dan perawatan benda uji baik di plant

maupun di lapangan, cara membuat benda uji sudah sesuai standar yang

berlaku atau belum, cara pengambilan sampel beton, dan sebagainya.

4. Dari segi pengujian

Menganalisis mengenai prosedur pengetesan, kalibrasi mesin uji kuat tekan,

kondisi benda uji pada waktu di tes.

Dari pengujian tersebut di atas, maka dapat dilihat bahwa:

a. Tidak ada 1 dari benda uji yang kurang dari 0,85 f’c = 0,85 x 22 = 18,70 MPa

b. Tidak ada 4 nilai rata-rata dari empat hasil uji yang berurutan yang kurang dari

(f’c + 0,82 x s ) = ( 22 + 0,82 x 4,2658) = 25,4979 MPa

Maka menurut Standar Perencanaan Campuran dan Pengendalian Mutu Beton, PU

tahun 1994 dapat dinyatakan bahwa beton yang dibuat memenuhi syarat.

6.1.7 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai standar deviasi = 3,3575 berarti mutu

pengendalian pekerjaan sangat baik. Kuat desak betun rata-rata yang di hasilkan

adalah 19,0809 MPa dan tidak memenuhi kuat tekan yang di syaratkan.

77

Page 8: BAB 6 Pengujian Kuat Desak Dan Quality Control 2

Grafik 6.1 Hasil Uji Kuat Tekan Silinder Beton

Grafik 6.2 Nilai Rata-rata dari 4 Hasil Uji

78

Page 9: BAB 6 Pengujian Kuat Desak Dan Quality Control 2

6.2 Quality Control

1. Pemilihan bahan dasar

a. Agregat halus menggunakan pasir alam.

b. Agregat kasar menggunakan batu pecah.

c. Semen

Untuk semen tidak diadakan pemeriksaan lagi, karena semua ketentuan

yang telah ditetapkan oleh pemerintah telah dipenuhi oleh pabrik. Oleh

karena itu yang terpenting ialah pada waktu penyimpanan. Di tempat

penyimpanan semen, semen disimpan dengan memakai alas yang terbuat

dari papan, sehingga semen tidak berhubungan langsung dengan lantai.

d. Air

Air yang digunakan pada pembuatan beton ialah yang dapat diminum.

Yang dimaksud di sini adalah air yang tidak mengandung minyak, lumpur

dan bahan-bahan kimia yang dapat merusak kekuatan beton. Sebelum

digunakan air terlebih dahulu diperiksa di laboratorium baru kemudian

bisa digunakan.

2. Pembuatan komposisi campuran

Didapat hasil dari mix design, dengan uji silinder dengan r=15cm dan t=30

cm, slump on site 100 mm. Maksimum agregat kasar ± 20 mm.

3. Urutan penuangan ke dalam mixer

Sebelum pencampuran, bahan-bahan pembuat beton ditimbang sesuai dengan

mix design. Kemudian bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam mixer

dengan urutan sebagai berikut :

a. Memasukan air kurang lebih 10 % air campuran.

b. Memasukan semen.

c. Memasukan agregat halus.

d. Memasukan agregat kasar.

e. Memasukan air sisa yang kurang lebih 10 % air campuran, karena pada

waktu memasukan bahan-bahan kering air dimasukkan sedikit demi

sedikit.

79

Page 10: BAB 6 Pengujian Kuat Desak Dan Quality Control 2

4. Tansportasi

Pada saat proses ini, campuran beton perlu ditambah zat addiktif seperti: LN,

ZN, NN dll. Apabila tidak diberi tambahan zat addiktif maka pada saat

transportasi campuran beton akan mulai mengeras dan mengakibatkan nilai

slump berubah.

5. Penuangan

Pada saat penuangan, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

a. Jarak penuangan tidak boleh terlalu tinggi.

b. Campuran beton tidak boleh dituangkan secara tegak lurus/jatuh bebas,

tetapi agak diberi kemiringan saat penuangannya.

Hal ini dilakukan dengan tujuan menjaga komposisi beton agar tetap merata.

Penuangan yang terlalu tinggi atau dengan dijatuhkan secara bebas akan

menyebabkan kerikil jatuh terlebih dahulu dan mengumpul pada bagian

bawah, yang disebabkan karena gaya gravitasi. Apabila hal ini terjadi, maka

kekuatan beton menjadi tidak sama pada tiap-tiap bagiannya dan membuat

kualitas beton menjadi rendah.

6. Pemadatan

Proses pemadatan dilakukan untuk menghilangkan rongga udara dalam

adukan beton. Alat yang digunakan adalah vibrator.

7. Perawatan

Tujuan perawatan beton yaitu:

a. Mencegah kehilangan moisture pada beton (tidak kurang dari 80%).

b. Mempertahankan suhu yang baik selama durasi waktu tertentu (diatas

suhu beku dan dibawah 50 derajat Celcius).

Tips untuk perawatan beton:

a. Gunakan air secukupnya.

b. Jangan dibiarkan kering.

c. Beton kering = semua reaksi berhenti.

d. Beton tidak dapat direvitalisasi setelah kering.

e. Pertahankan suhu yang sedang (20-30 derajat Celcius).

80

Page 11: BAB 6 Pengujian Kuat Desak Dan Quality Control 2

f. Beton yang mengandung abu terbang membutuhkan waktu perawatan

lebih lama.

Pengaruh temperatur terhadap beton:

a. Semakin tinggi suhu, semakin cepat terjadinya reaksi hidrasi.

b. Suhu ideal adalah suhu ruang.

c. Bila beton membeku selama 24 jam pertama, maka beton tersebut tidak

akan pernah mencapai kembali sifat awalnya.

d. Suhu perawatan diatas 50 derajat C dapat merusak beton karena semen

mengeras terlalu cepat.

e. Perawatan yang dipercepat dapat menghasilkan beton yang lebih kuat

namun memiliki durabilitas yang rendah.

Jenis-jenis perawatan beton antara lain:

1. Steam Curing

Menguntungkan bila menginginkan kekuatan awal.

Panas tambahan dibutuhkan untuk menyelesaikan hidrasi (misal pada

musim dingin).

Ada 2 metoda, yaitu Live steam (tekanan atmosferik) & Autoclave

(tekanan tinggi).

2. Penyemprotan/ Fogging

Metoda yang baik untuk kondisi dgn suhu diatas suhu beku dan humiditas

rendah.

Kekurangannya yaitu biaya & dapat menyebabkan erosi pada permukaan

beton yang baru mengeras.

3. Penggenangan/Perendaman

Ideal untuk mencegah hilangnya moisture.

Mempertahankan suhu yang seragam.

Kekurangannya yaitu membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan perlu

pengawasan & tidak praktis untuk proyek yang besar.

81

Page 12: BAB 6 Pengujian Kuat Desak Dan Quality Control 2

4. Lembaran Plastik (Sesuai ASTM C171)

Lapisan Polyethylene dgn ketebalan 4 mm.

Kelebihannya yaitu ringan, efektif sbg penghalang hilangnya moisture, &

mudah diterapkan.

Kekurangannya yaitu dapat menyebabkan discoloration permukaan, lebih

terlihat bila lapisan plastik bergelombang, & diperlukan penambahan air

secara periodik.

5. Penutup Basah (Sesuai ASTM C171)

Menggunakan bahan yang dapat mempertahankan moisture, seperti burlap

(karung goni) yang dibasahi.

Kelebihannya yaitu tidak terjadi discoloration & tahan terhadap api.

Kekurangannya yaitu memerlukan penambahan air secara periodik &

diperlukan lapisan plastik penutup burlap untuk mengurangi kebutuhan

penambahan air.

6. Curing Compound (Sesuai ASTM C 309)

Membentuk lapisan tipis pada permukaan untuk menghalangi penguapan.

Efisiensinya di test dengan ASTM C 156.

82