quality control adalah suatu kegiatan meneliti
DESCRIPTION
12TRANSCRIPT
Quality Control adalah suatu kegiatan meneliti, mengembangkan, merancang dan
memenuhi kepuasan konsumen, memberi pelayanan yang baik dimana pelaksananya melibatkan
seluruh kegiatan dalam perusahaan mulai dari pimpinan teratas sampai karyawan pelaksana.
Quality control (QC) of raw material meliputi :
1. Menyediakan input yang baik, misalnya bibit yang baik
2. Teknik pengawasan dan program pelatihan kualitas raw material
3. Fasilitas yang lengkap dan terpenuhi
4. Supplier yang mengerti tentang raw material
5. Perlu dilakukan kepastian dari produksi raw material untuk menambah kualitas
kontrolnya
Dari hasil observasi lapang dapat dilakukan pembahasan mengenai quality control pada industry
pengolahan singkong menjadi produk yaitu : tape, suwar-suwir, kripik, dan berbagai olahann
lainnya.
1. Bahan Baku
Pada industri pengolahan tape, singkong merupakan bahan baku utama dalam
pembuatannya. Singkong tersebut merupakan singkong local yang didapatkan dari
petani-petani di daerah Kecamatan Arjasa dan Kecamatan Silo. Saat mendatangkan
bahan baku yang berupa singkong dalam sekali datang untuk proses industri tape dan
suwar-suwir sebesar 2-3 kuintal. Pemilihan singkong pada daerah tersebut karena di
daerah Arjasa dan Silo produksi untuk pertanian singkong cukup tinggi sehingga supplai
untuk bahan baku lancer. Karakteristik singkong yang dipilih oleh agroindustri tape dan
suwar-suwir Sumber Madu yaitu singkong yang memiliki ukuran besar dan panjang,
buah singkong utuh (tidak pecah), serta singkong lebih awet saat menunggu sebelum
proses.
1
Gambar 1 singkong belum dikupas Gambar 2 singkong setelah dikupas
2. Personal guard
Pada agroindustri Tape dan Suwar-Suwir Sumber Madu dalam kaitannya dengan
personal guardnya tergolong rendah, hal tersebut dikarenakan para pekerja kurang
ergonomis yaitu seperti pada Gambar 3 mereka tidak memakai pakaian standart
pengolahan agroindustri. Saat di lapang para pekerja tidak ada yang memakai penutup
kepala, sarung tangan, masker, dan lainnya dari awal proses pembuatan sampai
pengemasan bahkan dari hasil pengamatan diketahui terdapat pekerja yang tidak
mengenakan baju atasan dengan alasan suhunya tinggi. Dengan kurangnya perhatian
terhadap pengamanan manusia dapat meningkatkan resiko kecelakaan bagi pekerja.
Gambar 3 pekerja tanpa pakaian pengaman Gambar 4. Pekerja tanpa sarung tangan
2
3. Ruangan kerja (terutama dinding)
Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa dinding ditempat produksi tape dan suwar-
suwir jauh dari standart kriteria untuk unit industri pengolahan. Hal tersebut dikarenakan
karena dinding untuk proses pengolahannya tidak dilapisi semen sehingga nampak batu
bata yang dibuat untuk menyusun tembok tersebut. Tembok yang tidak dilapisi semen
atau lebih aman lagi dengan keramik akan sangat mudah untuk ditumbuhi jamur dan
lumut. Sehingga dalam pengolahannya dimungkinkan produknya dapat terkontaminasi
dengan jamur dan lumut tersebut.
Gambar 5. Dinding batu bata Gambar 6. Dinding ditumbuhi lumut
4. Lantai produksi
Pada agroindustri lantai produksi untuk tempat bahan baku dan processing masih terbuat
dari semen. Lantai produksi banyak terdapat debu yang tebal karena tidak dibersihkan,
sehingga pada lantai seperti ada lapisan tanah. Pada ruang pengemasan lantainya lebih
baik karena sudah terbuat dari keramik yang berwarna cerah. Dengan kondisi seperti itu
akan membuat lantai sulit dibersihkan dan saat terdapat air yang menggenang akan sulit
mengalir. Seharusnya lantai yang baik adalah lantai yang berwarna cerah, bersih dan
terbuat dari keramik sehingga mengurangi tingkat kelembaban lantai. Selain itu lantai
yang terbuat dari keramik akan cepat hilang saat air mengalir.
3
Gambar 7. Lantai tanah
5. Processing Tool dan Machineries
Pengolahan tape, suwar-suwir, dan kripik di Agroindustri Sumber Madu masih
menggunakan alat-alat yang tradisional yaitu : pisau, dandang, tungku kayu, rak
pengering. Dari hasil pengamatan juga diketahui bahwa untuk processing tidak terdapat
unit mesin yang mendukung pengolahan. Dengan alat pengolahan yang masih tradisional
menurut pemilik akan mengirit investasi namun dari sisi kebersihan alat masih kurang
salah satunya pada penggorengan dan dandangnya sampai dasarnya hitam. Dari semua
processing tool diletakkan saling berdekatan dan tanpa sekat sehingga saat perebusan
singkong dan penggorengan kripik akan menimbulkan asap yang cukup mengganggu.
Gambar 8. Rak pengering Gambar 9. Tungku Kayu
6. Sistem pengaturan air
Sistem pengaturannya menggunakan air sumur yang dipompa dengan pompa air yang
ditampung di bak semen untuk proses pencucian singkong. Selain itu air juga ditampung
4
di ember merah besar yang digunakan untuk merendam singkong yang telah mengalami
proses slicing. Perendaman dilakukan selama 2 hari untuk kemudian diletakkan di rak
pengering untuk dijemur. Sistem airnya termasuk cukup baik karena airnya dapat
mengalir lancar dan tidak ada genangan air yang dapat menimbulkan sarang penyakit.
Namun yang membuat industri tersebut terkesan kotor karena ternyata tempat pencucian
singkong juga digunakan untuk mencuci bahan makanan lain.
Gambar 10. Tempat pencucian
7. Sanitasi
Pada industri tape dan suwar-suwir Sunber Madu sanitasinya masih jauh dari kriteria
higienis. Karena dari tata letak ruangan yang kurang tertata dengan rapi dan tanpa sekat
sehingga debu dapat sewaktu-waktu menempel pada bahan makanan. Dari sudut lain
terdapat bekas kolam ikan dan kurungan ayam yang diletakkan di dekat proses
penggorengan. Sedangkan pada proses pengemasan berada disamping proses pengolahan,
keadaan ruangan yang demikian membuat debu dapat saja terbang ke ruang pengemasan.
Selain itu pekerja yang tidak menggunakan sarung tangan, baju dapur, dan penutup
kepala juga dapat mengotori hasil produksi yang tentunya higienisnya rendah.
5
Gambar 11. Gambaran sanitasi
8. Saluran Pembuangan
Dari hasil pengamatan yang ada di Kecamatan Pakusari saluran pembuangannya sudah
cukup baik karena selokannya sudah berada langsung didekat proses pencucian dan
perendaman.
6